40
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang bersifat autotrof. Tumbuhan berperan penting dalam rantai makanan sebagai produsen. Tumbuhan memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan hewan karena tumbuhan mampu melakukan fotosintesis. Fotosintesis dilakukan disalah satu bagian tumbuhan itu sendiri yaitu daun. Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dari akar. setiap tumbuhan memiliki daun. daun dikenal dengan nama ilmiah Folium . secara umum daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna

BAB I-DAPUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dapus :v

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang bersifat autotrof.

Tumbuhan berperan penting dalam rantai makanan sebagai produsen. Tumbuhan

memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan hewan karena tumbuhan mampu

melakukan fotosintesis. Fotosintesis dilakukan disalah satu bagian tumbuhan itu

sendiri yaitu daun.

Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dari

akar. setiap tumbuhan memiliki daun. daun dikenal dengan nama ilmiah Folium.

secara umum daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong

dan berwarna hijau.

Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.

Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang

gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun

juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga),xantofil (berwarna

kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat

keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi

kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Sifat dan Fungsi Daun?

2. Bagaimanakah Bentuk Bangun Daun?

3. Bagaimanakah Bentuk Pangkal Daun?

4. Bagaimanakah Bentuk Ujung Daun?

5. Bagaimanakah Bentuk Tepi Daun?

6. Bagaimanakah Bentuk Bangun Daun Tunggal dan Majemuk?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sifat dan fungsi daun .

2. Mengetahui bentuk bangun daun.

3. Mengetahui bentuk pangkal daun.

4. Mengetahui bentuk ujung daun.

5. Mengetahui bentuk tepi daun.

6. Mengetahui bentuk bangun daun tunggal dan majemuk.

I.4 Metode Penulisan

I.4.1 Jenis Penulisan

Pembahasan masalah pada makalah ini tergolong deskriptif yang dirancang untuk

mengumpulkan informasi tentang masalah yang dibahas dan mengetahui

penyebab dari sebuah gejala yang dibahas.Pembahsan ini didesain secara

kualitatif.

I.4.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari referensi berupa buku dan

internet.

I.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

studi pustaka. Data ini didapatkan dari buku-buku, browsing internet dan sumber-

sumber lainnya relevant dengan masalah yang akan dibahas.

I.4.4 Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan langkah

identifikasi data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan sementara, verifikasi,

dan kesimpulan akhir

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat Daun

Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan

hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok

kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau

tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-

bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau

menjadi elips dan memanjang. Selain itu, daun juga memiliki sifat-sifat yang

umum yang lainnya seperti tumbuh diatas tanah, berbentuk lembaran-lembaran

tipis, berpermukaan luas yang dilapisi oleh kutikula, lilin, kersik dan tumbuh

searah dengan datangnya sinar matahri.

Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari

yang berbentuk duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm.

Sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri

dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina),

tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga

bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun

hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan

helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun yang

demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap.

Beberpa jenis tumbuhan kadang-kadang hanya memiliki dua dari tiga

struktur kelengkapan daun, misalnya hanya ada helaian dan tangkai, helaian dan

pelepah dan helaian atau pelepah saja. Bahkan didaerah kering seperti gurun pasir,

tumbuhan hanya memiliki tangkai daun saja. Tumbuhan yang hanya memiliki

tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), sering disebut sebagai daun

bertangkai. Struktur ini umumnya sering kita jumpai dilingkungan sekitar kita

seperti kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis dan daun yang hanya memiliki

pelepah (vagina) dan hlaian (lamina) disebut daun berpelepah.

Struktur jaringan dalam daun umumnya tersusun atas jaringan epidermis,

parenkim, pengangkut dan jaringan tambahan, yang akan diuraikan sebagai

berikut;

1. Epidermis

Merupakan lapisan terluar yang menutup permukaan atas dan bawah daun.

Fungsinya adalah melindungi jaringan yang ada dibawahnya. Epidermis juga dilapisi

lapisan lilin atau kutikula yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan

yang lebih besar, bagaian tertentu beberapa sel epidermis berupa menjadi stomata

atau mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas. Untuk daun yang tumbuh

mendatar stomata biasanya terdapat banyak di bagian bawah permukaan daun,

sedangkan untuk daun yang posisinya tegak stomata terdapat pada bagian kedua

sisi daun dan untuk tumbuhan air stomata banyak ditemukan pada bagian atas

permukaan daun.

2. Jaringan parenkim

Jaringan ini terdiri dari jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan

bunga karang atau spon. Kedua jaringan tadi merupakan jaringan mesofil atau

daging daun. Pada jaringan ini pula terdapat klorofil yang sangat penting

untuk proses fotosintesis.

3. Jaringan Pengangkut

Jaringan ini terdapat pada tulang daun, jaringanpengangkut ini berupa

jaringan floem dan xylem yang merupakan kelanjutan dari jaringan pengangkut

pada akar, batang kemudian berakhir pada ujung atau tepi daun, yang berfungsi

sebagai alat transport dan sebagai penguat daun.

4. Jaringan Tambahan Daun

  Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yangumumnya terdapat pada

mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis

atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-

bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau

menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun

juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun

kehilangan fungsinya sebagai organ  fotosintetik. Daun tumbuhan xerofit juga

dapat berfungsi sebagai penyimpan air.

B. Fungsi Daun

Daun juga memiliki fungsi lain selain sebagai tempat terjadinya

fotosintesis, daun juga berfungsi sebagai responsi dimana helaian daun berfungsi

menyerap zat-zat makanan dan gas. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat

transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh

tumbuhan dan yang tak kalah penting lagi daun berfungsi sebagai alat transpirasi

(penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas). Selain itu, daun

juga memiliki fungsi sebagai alat perkembang biakan, baik secara vegetatif maun

secara peleburan antara sel

kelamin jantan dan sel kelamin

betina, sebagai fungsi alat

perkembangbiakan. akhir-akhir

ini sering digunakan metode

kultur jaringan maupun stek

daun, yang terbukti dapat

menghasilkan anakkan yang

banyak dalam waktu yang lebih

cepat.

Selain itu, daun juga berfungsi sebagai tempat gutasi dimana, jika pada

malam hari ada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun.

sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap

air.

C. Bangun Daun (Circumscriptio)

Bangun daun merupakan bentuk helaian daun secara keseleuruhan. untuk

melihat bangun daun hanya perlu dilihat dari satu helai (lamina) saja. Jika daun

tersebut merupakan daun majemuk, untuk melihat bangun daunnya dapat diamati

dari satu helaian anak daunnya.

Bila helaian daun memiliki tepi yang tidak rata, dalam visualisasi ini

digambarkan seolah-olah daun tersebut tidak memiliki torehan-torehan, tulang

daun, warna dan segala apapun yang dimilikinya. walaupun daun yang diamati

memiliki lekukan atau torehan secara visual atau lekukan tersebut dihilangkan,

shingga bangun daun dapat digambarkan hanya sebagai kerangka helaian daun.

Untuk menentukan bangun daun, visualisasi, dilakukan berdasarkan posisi

bagian terlebar dari helaian daun, yaitu ditengah helaian daun, dibagian bawah

helaian daun dan tidak ada bagaian yang terlebar. Hasil visualisasi yang tergambar

dari langkah-langkah tersebut merupakan bangun dari daun yang bersangkutan,

misalnya bulat, segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat, dan sebagainya.

Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat

dibedakan atas 4 golongan yaitu :

a) Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

1. Jika panjang : lebar  = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis).

Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas).

2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus)

seperti pada nangka (Arthrocarpus communis).

3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti

pada srikaya (Annona squamosa)

4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset (lanceolatus)

5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai

(peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor).

b) Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun

1.    Pangkal daun tidak bertoreh

a.   Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis)

b. Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga

pukul empat ( Mirabilis jalapa)

c. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin

(Antigonon leptopus).

d.   Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidak sama

panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang

(Pachyrrhizus erosus)

2.    Pangkal daun bertoreh atau berlekuk

a.    Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk,    seperti

pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).

b.   Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).

c.    Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)

d.   Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)

e.    Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)

c) Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun

1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)

2.  Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)

3.  Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)

4.  Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)

d) Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama

lebar.

1.  Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa).

2.  Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh

pada jagung (Zea mays).

3.  Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian

tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana)

agave (Agave sp.) lidah mertua (Sanseviera trifasciata).

4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing,

seluruh bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii).

5.  Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada

Pinus merkusii.

panjang daun

Gambar Jathropa curcas, Daun Berbangun Bulat dengan Perbandingan Lebar 1:1

(Sumber: Anonim, 2013).

Berbagai contoh bangun daun dengan bagian terlebar dibawah helaian

daun adalah sebagai berikut;

a). bulat telur b). segitiga

(Sumber: Anonim, 2013).

D. Pangkal Daun (Basis Folii)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan langsung

dengan tangkai daun. pangkal yang terdapat di kir-kanan tangkai daun, baik

lebar daun

berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi sedikitnya enam macam yang

dapat dilihat.

Berdasarkan ini maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai

berikut :

1.      Pangkal daun yang tidak menyatu

Runcing (acutus), biasanya terdapat pada bangun memanjang, lanset

dan belah ketupat.

Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.

Tumpul (obtusus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.

Membulatr (rotundatus), terdapat pada bangun bulat telur dan jorong.

Rompang atau rata (truncatus), terdapat pada bangun segitiga, delta

dan tombak.

Berlekuk (emarginatus), terdapat pada bangun jantung, ginjal dan

anak panah.

Bentuk daun tombak (hastatus). Contohnya pada daun wewehan

(Monochoria hastata Solms).

Bentuk daun bertelinga (auriculatus). Contohnya pada daun

tempuyung (Sonchus asper Vill).

2.      Kedua tepi daun menyatu (connatus)

3.      Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada

dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun

menyatu dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.

E. Ujung Daun (Apex Folii)

Ujung daun merupakan puncak daun, dimana letaknya paling jauh dari

tangkai daun. Ujung daun memiliki bentuk yang beraneka ragam. Dalam

morfologi tumbuhan dikenal sedikitnya 7 bentuk ujung daun.

(Sumber: Warsito, 2013).

Keterangan :

A. Meruncing B. Runcing

C. Tumpul runcing D. Dompang runcing

E. Tumpul F. Membulat

G. Tumpul Terbelah H. Tumpul Terbelah

F. Tepi Daun (Margo Folii)

Tepi daun hanya dibedakan dua macam yaitu tepi yang rata (integer) dan

tidak rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus)

atau berlekuk. Contoh daun bertepi rata adalah, sirih, keladi, kamboja, nangka,

lidah mertua dan sebagainya.

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam. Torehan daun

bersifat dua macam. Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli daun, hanya

sedikiti bergelombang tepinya. Torehan lainnya dapat menyebabkan hilangnya

bentuk asli daun, karena daun mengalami lekukan yang banyak akibat torehan-

torehannya. Lekukan daun disebut sinus, sedangkan tepi daun yang menonjol

keluar akibat torehan tersebut disebut angulus.

a. Daun Sirih b. Daun Eceng Gondok

(Sumber: Anonim, 2013)

Bila torean yang terjadi hanya sedikit, kurang dari setengah panjang tulang

cabang daun yang di dekatnya, maka torehan daun disebut berlekuk (lobatus).

Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang cabang daun, maka

disebut sebagai daun yang bercanggap (fissus). Dan jika dalamnya torehan

melebihi setengah panjang tulang cabang daun, maka tepi daun dikatakan sebagai

(partitus).

(Sumber: Warsito, 2013).

Keterangan:

1. Rata 9. Bergerigi

2. Rata 10. Berlekuk

3. Berombak 11. Bergerigi Halus

4. Bergerigi ganda 12. Bergerigi Kasar

5. Bergerigi Kasar 13. Bergerigi Halus

6. Bergerigi halus 14. Bergerigi Ganda

7. Berombak 15. Bergerigi Runcing

8. Berombak 16. Bergerigi Tumpul

G. Struktur Daun Tunggal

Daun tunggal adalah daun yang setiap tangkai daun hanya mendukung

satu helaian daun. Bagian dari batang tempat duduknya daun yang di sebut nodus,

dan sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun. Daun tunggal

memnpunyai bagian-bagian  daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu

dengan yang lain.

Daun Tunggal(Sumber: Ramdhan, 2013).

Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara

golongan tumbuhan satu dengan yang lain. daun yang mempunyai bagian upih

daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut daun

lengkap. Sedangkan daun yang tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai

sebagian dari daun lengkap. Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:

1. Daun bertingkai

Daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.

2. Daun duduk

Daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.

3. Daun berupih

Daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun. contohnya :

daun rumput-rumputan

4. Daun yang terdiri dari tangkai saja

Biasanya daun yang seperti ini melebar menyerupai helaian daun dan

disebut Phyllodia. contohnya: daun Oxalis bupleurifolis

Daun tunggal  mempunyai karakteristik yaitu didalam daun terdapat

bagian penting yang terdapat pada batang daun selalu mempunyai bentuk

tipis ,melebar dan berwarna hijau karena mengandung klorofil yang melalui

proses fotosintesis dan daunpun mempunyai umur yang terbatas

1.      Merupakan bagian penting

2.      Terdapat pada batang

3.      Bentuk tipis melebar, mengandung klorofil

4.      Mempunyai umur terbatas

H. Struktur Daun Majemuk (Folium Compositum).

Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, dimana dalam

setiap datu tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak-anak daun.

Bila ditinjau dari jumlah dan posisi anak daunnya, daun majemuk daun majemuk

dapat dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu daun majemuk menyirip, daun

majemuk menjari, daun majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran

dengan karakteristik khusus.

Beberapa daun majemuk juga memiliki pelepah, seperti yang terdapat

pada jenis tumbuhan dari family Palmae seperti kelapa (Cocos nucifera), pinang

(Arecha catechu) dan sebagainya. Ada juga yang memiliki daun penum[u seperti

pada daun mawar (Rosa sp.)

a. Daun yang memiliki pelepah b. Daun penumpu (Sumber: Anonim, 2013).

Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkai daun (petiolus

communis), anak daun (foliolium) dan tangkai anak daun (petiololus). Ibu tangkai

daun merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk

pada batang. Anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi

helaian yang kecil. Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkai-tangkai kecil

yang disebut tangkai anak daun. Ibu tangkai daun (petiolus communis),

merupakan tempat melekatnya anak daun dan tangkainya. Anak daun (foliolium)

yang terdiri lebih dari satu helai, yang didukung oleh tangkai anak daun. Kadang-

kadang anak daun tidak memiliki tangkai. Tangkai anak daun (petiololus)

merupakan tempat melekatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir

tidak terlihat.

A. Daun Majemuk Menyirip

Daun majemuk menyirip (pinnatus) ialah daun majemuk yang daunnya

terdapat di kanan kiri ibu sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat di

bedakan dalam beberapa macam :

Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Daun ini

disebut sebagai daun tunggal, tetapi di sini tangkai daun memperlihatkan

sutu persendian (articulation), jadi helaian daun tidak langsung terdapat

pada ibu tangkai. Daun yang demikian ini basanya kita dapati pada

berbagai jenis pohon jeruk, a.l. jeruk besar (Citrus maxima Merr.), jeruk

nipis (Citrus aurantilofio Sw.).

Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Biasa terdapat

sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang,

oleh sebab itu anak daunnya biasanya lalu menjadi genap. Daun menyirip

anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan, cara untuk menentukan

daun majemuk menyirip genap yaitu melihat kepada ujung ibu tangkainya.

Jika ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak 

terdapat suatu anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas, atau kadang-

kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka daun

yang menyirip genap. Bahwa daun majemuk menyirip genap mungkin

mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemuk menyirip genap

a.l. terdapat pada daun asam (Tamarindus indica L.), pada pohon leci

(Litchi chinensis Sonn.) dan kepulasan (Nepphelium mutabile B.).

Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Ditinjau dari jumlah

anak daunnya akan kita dapati bilangan yang gasal jika anak daunnya

berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang

tersendiri. Misalnya pada daun pacar cina (Aglaia odorata Lour.) dan

mawar (Rosa sp.).

Daun majemuk menyirip genap dapat menurut duduknya anak-anak daun

pada ibu tangkai, dan menurut besar kecilnya anak-anak daun terdapat pada satu

ibu tangkai, yaitu :

Menyirip dengan anak daun yang berpasangan-pasangan. Yaitu jika

duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.

Menyirip berseling. Yaitu jika anak daun pada ibu tangkai duduknya

berseling.

Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus). Yaitu jika anak-anak daun

pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan

pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat

(Solanum lycopersicum L.).

Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun

pada cabang tingkat berapa dari ibu tangkainya. Daun majemuk menyirip ganda

dapat di bedakan :

Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus). jika anak daun duduk pada

cabang tingkat satu dari ibu tangkai.

Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus). jika anak-anak daun duduk

pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai.

Majemuk menyirip ganda empat. umumnya jarang ditemukan daun yang

menyirip ganda lebih dari tiga.

Keterangan: Daun majemuk menyirip pada meniran (kiri) dan asam (kanan)

(Sumber: Warsito, 2013).

B. Daun Majemuk Bangun Kaki

Daun majemuk bangun kaki adalah daun majemuk dengan anak tangkai

daun yang berbentuk seperti kaki. Daun majemuk bangun kaki memiliki daun

pinggir yang bertumpu pada tangkai daun di sampingnya. Contoh daun majemuk

dengan struktur tulang anak daun berbentuk daun kaki adalah Arisema Arisaema

filiforma dan Rasberi Rubus sp.

(Sumber: Anna, 2012)

C. Daun Majemuk Campuran

Daun majemuk campuran merupakan daun majemuk yang ganda. Pada

daun majemuk campuran memiliki bagian seperti;

Ibu tulang daun (petiolus communis atau rachis)

Tangkai anak daun (petiolus)

Anak daun primer (pinnae)

anak daun sekunder (pinnulae).

Contoh daun majemuk campuran adalah pada tanaman Mimosa pudica.

Sebenarnya daun si kejut tidak merupakan daun campuran sejati tetapi adalah

daun menyirip genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada kedua daun ini

letak kedua pasang cabang ibu tangkainya sedemikian dekat satu sama lain,

hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai

daunnya.

Daun majemuk campuran pada Mimosa pudica(Sumber; Anonim, 2013).

D. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digtatus)

Pada daun majemuk menjari, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

susunan anak-anak daun yang terpencar dari ujung ibu tangkai daun, seperti pada

jari-jari tangan.

Berdasarkan anak daunnya daun majemuk dapat dibedakan menjadi:

Beranak daun 2 (Bifoliolatus) Pada ujung ibu tangkai terdapat 2 anak

daun,missal daun Namnam (Cynometra cauliflora L.)

Beranak daun 3 (Trifoliolatus) Pada ujung ibu tangkai terdapat tiga

anak daun, misalnya daun Gadung (Dtoscorea daemona Roxb)

Beranak daun 5 (Quinquefoliolatus) Pada ujung ibu tangkai terdapat 5

anak daun misalnya daun Maman (Gynandropsis pentaphylla).

Beranak daun 7 (Septemfoliolatus) Pada ujung ibu tangkai terdapat

tujuh atau lebih anak daun, misalnya daun kapuk randu (Ceiba

pentandra Gaertn).

Beranak daun 3 ganda 2. Pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak

daun berganda dua misalnya pada Aegopodium.

Beranak daun 9 (Novemfoliolatus) Pada ujung ibu tangkai terdapat

sembilan anak daun. Misalnya pada daun Walisongo (Schefflera

grandiflora).

Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (Ceiba petandra Gaertn).(Sumber; Anonim, 2013).

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Daun merupakan salah satu organ penting dalam tumbuhan karena proses

fotosintesis berlangsung di daun. Daun berbentuk seperti helaian dan terdiri

dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah

(vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).

2. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis, respirasi, gutasi

dan alat perkembangbiakkan dengan cara stek ataupun dengan cara kultur

jaringan.

3. Bentuk bangun daun sangat bervariasi seperti daun berbangun bulat, jorong,

perisai, memanjang, lanset ataupun bangun daun dengan bagian terlebar di

bawah helaian daun dan tidak ada bagian terlebar dari helaian daun.

4. Pangkal daun terdiri atas pangkal daun yang tidak menyatu yaitu runcing

(acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus),

rompang atau rata (truncatus), berlekuk (emarginatus), bentuk daun tombak

(hastatus) dan bentuk daun bertelinga (auriculatus). Kedua tepi daun menyatu

(connatus) dan ditembus batang.

5. Ujung daun merupakan puncak daun, dimana letaknya paling jauh dari tangkai

daun. Ujung daun memiliki bentuk yang beraneka ragam yakni, meruncing,

runcing, tumpul runcing, dompang runcing, tumpul, membulat dan tumpul

terbelah.

6. Tepi daun hanya dibedakan dua macam yaitu tepi yang rata (integer) dan tidak

rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus)

atau berlekuk.

7. Daun tunggal adalah daun yang setiap tangkai daun hanaya mendukung satu

helaian daun. Bagian dari batang tempat duduk nya daunyang di sebut nodus,

dan sudut atas antara daun dan batang di sebut ketiak daun. Daun tunggal

memnpunyai bagian-bagian  daun yang berbeda antara golongan tumbuhan

satu dengan yang lain.

8. Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, dimana dalam setiap

datu tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak-anak daun.

Bila ditinjau dari jumlah dan posisi anak daunnya, daun majemuk daun

majemuk dapat dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu daun majemuk

menyirip, daun majemuk menjari, daun majemuk bangun kaki dan daun

majemuk campuran dengan karakteristik khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Daun. http://connecticutvalteybiological.com. diakses pada tanggal 20 September 2013, pukul 17.18 WITA, di Takalar.

Anna, Jumiatul. 2013. Praktikum I. http://jumiatulwandah.wordpress.com. diakses pada tanggal 20 September 2013, pukul 19.21 WITA, di Takalar.

Lebah, Madu, Firda. 2012. Laporan Praktikum II Morfologi Daun Majemuk. http://firdalebahmadu.blogspot.com. diakses pada tanggal 19 September 2013, pukul 11.27 WITA, di Makassar.

Ramdhan. 2013. Morfologi Tumbuhan. http://ramdhan18’s.blogspot.com. di akses pada tanggal 20 September 2013, pukul 19.17 WITA, di Takalar.

Rianawati. 2012. Morfologi Daun. http://www.idarianawati.file.wordpress.com. diakses pada tanggal 18 September 2013, pukul 15.45 WITA, di Makassar.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. UGM Press.

Warsito, Sugianto. 2013. Bentuk Daun. http://www.pustakasekolah.com. diakses pada tanggal 18 September 2013, pukul 15.35 WITA, di Makassar.