31
Artritis Rematoid Ada lebih dari 100 penyakit rematik, salah satunya, Artritis Rematoid (AR). AR diawali dengan persendian yang terasa kaku dan bisa berujung pada kelumpuhan permanen. Deteksi dini penyakit ini agar AR tidak menjadi kian tak terkontrol. Kenali Artritis Reumatoid Artritis Rematoid (AR) adalah penyakit autoimun (tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian dan anggota gerak. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, otot dan jaringan ikat). AR dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering adalah sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam. Gejala Artritis Reumatoid (AR)

Artritis rematoid

Embed Size (px)

Citation preview

Artritis Rematoid

Ada lebih dari 100 penyakit rematik, salah satunya, Artritis Rematoid (AR).

AR diawali dengan persendian yang terasa kaku dan bisa berujung pada kelumpuhan permanen. Deteksi dini penyakit ini agar AR tidak menjadi kian tak terkontrol.

Kenali Artritis Reumatoid

Artritis Rematoid (AR) adalah penyakit autoimun (tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.

Penyakit ini menyerang persendian dan anggota gerak. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, otot dan jaringan ikat).

AR dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering adalah sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam.

Gejala Artritis Reumatoid (AR)

Gejala utama Artritis Reumatoid (AR) adalah peradangan pada sendi-sendi (poliartritis) yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya.

Kerusakan ini terutama mengenai sendi-sendi pada tangan dan kaki yang umumnya sama pada kanan dan kiri (simetris). Target sendi yang paling sering terkena adalah sendi-sendi kecil pada tangan (buku-buku jari dan pergelangan tangan).

Kekakuan sendi di pagi hari yang berlangsung cukup lama dapat mencapai 1-2 jam.

Kelelahan mendadak di pagi hari

Semua gejala diatas berlangsung terus-menerus selama lebih dari 6 minggu

Apa Itu Artritis Reumatoid (AR)?

Pengertian

Artritis Reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian dan anggota gerak. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal yang terdiri dari sendi, tulang, otot, dan jaringan ikat. AR dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering adalah sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut, dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang, dan bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam.

Meskipun sangat jarang terjadi, namun pada kasus tertentu AR juga dapat menimbulkan kematian jika tidak ada upaya dalam mengobati terutama jika penderita telah mengidap rematik hingga berbulan-bulan atau sampai bertahun-tahun. Satu hal yang perlu diwaspadai yaitu jika rematik tidak segera diobati dengan baik dan benar, maka akan berisiko menimbulkan kecacatan seperti kerusakan sendi dan yang lebih parah dapat menimbulkan kelumpuhan.

Penyebab

Penyebab dari penyakit ini hingga sekarang belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang diperkirakan berperan dalam timbulnya penyakit ini yaitu sistem kekebalan tubuh dan infeksi virus Epstein Barr (EBV).

Gejala Awal

Gejala awal tersering yang dialami penderita AR adalah kelelahan mendadak, kaku sendi di pagi hari, nyeri dan pembengkakan pada sendi kecil pada buku-buku jari dan pergelangan pada kedua tangan.

Fakta Singkat

AR merupakan penyakit sendi autoimun yang paling sering dijumpai.

Prevalensi penyakit AR relatif menetap pada banyak populasi masyarakat, yaitu sebesar 0,5-1% dengan angka kejadian tertinggi bervariasi tergantung dari jenis kelamin dan suku bangsa (sekitar 12-1200 per 100.000 penduduk).

Penyakit ini dapat terjadi pada semua golongan usia namun, seringkali muncul pada usia 20-40 tahun.

Sedikitnya terdapat 1,3 juta orang dewasa di Amerika Serikat yang menderita AR, dan 75% di antaranya adalah wanita.

Perkembangan ilmu pada terapi yang ditujukan untuk penyakit AR ini telah berkembang pesat dan hasil perkembangan ini telah banyak membantu para penderita AR.

Pemeriksaan Sendiri

Memperhatikan Sendi-Sendi kecil

Perhatikan sendi-sendi pada pergelangan tangan, buku-buku jari Anda. Apakah ada tanda-tanda peradangan seperti merah, bengkak, ataupun terasa hangat. Biasanya bengkak pada AR terjadi pada kedua tangan.

Squeeze Test

Pemeriksaan ini bertujuan untuk membedakan Artritis Reumatoid (AR) dengan osteoartritis.

Caranya sangat mudah, yaitu remas (squeeze) sendi pergelangan tangan atau kaki dan rasakan adanya nyeri pada penekanan.

Bila terdapat nyeri pada penekanan, maka hasil pemeriksaan dikatakan positif. Hal ini menandakan adanya artritis inflamasi

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting dalam evaluasi penderita dengan Artritis Reumatoid (AR). Pemeriksaan ini berguna untuk skrining, menegakkan diagnosis, menentukan derajat keparahan penyakit, dan prognosis, sekaligus mengikuti perkembangan aktivitas penyakit dan respon terhadap terapi yang diberikan.

Laju Endap Darah (LED)

Pemeriksaan LED sangat sensitif bagi sebagian besar tipe peradangan (inflamasi), akan tetapi tidak dapat membedakan apakah penyebab radang tersebut berasal dari infeksi, peradangan, atau tumor ganas. Peningkatan LED menunjukkan adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh.

C-Reactive Protein (CRP)

Peningkatan kadar CRP dalam darah juga menunjukkan adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Peningkatan ini berhubungan dengan infeksi dan penyakit kronis pada umumnya, dan lebih sensitif dibandingkan dengan LED.

Rheumatoid Factor

Faktor reumatoid merupakan suatu autoantibodi yang dimiliki oleh penderita AR. Apabila hasil pemeriksaan darah Anda positif dengan adanya antibodi Anti-RA33, maka kemungkinan besar Anda mengidap Artritis Reumatoid (AR).

Anti-citrullinated protein antibody (ACPA)

Hasil yang positif menunjukkan bahwa kemungkinan besar Anda mengidap Arthritis Rheumatoid (AR).

Antinuclear antibody (ANA)

Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk menyingkirkan adanya penyakit autoimun lainnya.

Pemeriksaan cairan sendi (sinovial)

1. Warna kuning sampai putih dengan derajat kekeruhan yang menggambarkan peningkatan jumlah sel darah putih.

2. Leukosit 5.000 – 50.000/mm3, menggambarkan adanya proses inflamasi yang didominasi oleh sel neutrophil (65%).

3. Rheumatoid factor positif, kadarnya lebih tinggi dari serum dan berbanding terbalik dengan cairan sinovium.

Pemeriksaan Radiologis

1. Foto Rontgen sederhana, MRI, ultrasonografi, maupun pencitraan nuklir dapat menjadi pilihan.

2. Gambaran radiologis pada penderita Artritis Reumatoid (AR) menunjukkan adanya erosi dari sendi tulang rawan dan/atau tulang, dan menyempitnya ruang antar sendi.

3. Adanya nodul reumatoid, meskipun jarang sekali ditemukan pada stadium awal, akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Dengan kemajuan terapi seperti saat ini, nodul semakin jarang ditemukan.

Pengobatan AR

Fakta

Penyakit artritis rematoid tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol.

Terapi yang tersedia saat ini sudah mengalami kemajuan dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu.

Terapi yang tersedia saat ini dapat meredakan bahkan menghilangkan keluhan dan dapat membuat penderita melakukan aktivitas harian seperti orang normal lainnya.

Dengan obat yang tepat, penderita dapat mencapai fase remisi yaitu suatu keadaan dimana tidak ada gejala aktif dari penyakit artritis reumatoid.

Tidak ada terapi yang cocok untuk digunakan seumur hidup. Setidaknya satu kali dalam hidupnya, penderita artritis rematoid harus mengganti terapi yang telah dipakai dengan terapi lainnya.

Prinsip Terapi

Tujuan terapi adalah untuk meredakan gejala dan mencegah perburukan penyakit.

Untuk mencegah kerusakan sendi yang bersifat permanen, pada umumnya Dokter akan memulai terapi dengan obat.

Pilihan Terapi Yang Tersedia Saat Ini

Obat: DMARD (disease modifying anti rheumatoid disease), agen biologis, glukokortikoid, OAINS (obat anti inflamasi non-steroid)

Terapi bedah

Terapi Obat

DMARD (disease modifying anti rheumatoid disease) konvensional: methotrexate (MTX), hidroksiklorokuin atau klorokuin fosfat, sulfasalazin, leflunomid, azatioprin, siklosporin – terapi ini dapat diberikan tunggal atau dengan kombinasi. MTX merupakan DMARD yang paling sering digunakan.

Agen biologis: infliksimab, etenersep, agen anti-TNF, anakinra, abatasep, rituksimab, tosilizumab

OAINS (penghambat COX-1 dan penghambat COX-2) – obat ini diberikan untuk meredakan gejala karena DMARD umumnya baru menunjukkan hasil setelah konsumsi selama sedikitnya 6 minggu.

Artis & Arthritis Reumatoid (AR): Anda Tidak Sendiri!

Ditulis oleh : dr. Catherine Maname Uli

Apakah Anda merasa sangat sedih dengan kondisi yang Anda alami saat ini? Apakah Anda merasa bahwa diri Anda seakan tidak berguna lagi karena tidak mampu melakukan aktivitas-aktivitas seperti sediakala? Jangan sedih dan khawatir karena bukan hanya Anda saja yang mengalami hal itu! Arthritis Rheumatoid (AR) bisa diderita oleh siapa saja termasuk artis-artis dan orang-orang terkenal lainnya di seluruh dunia.

Berikut nama-nama artis dan orang terkenal dunia yang diketahui penderita AR:

Kathleen Turner

Aktris Holywood seksi yang telah menderita artritis reumatoid sejak tahun 1990an. Obat-obatan yang dikonsumsinya adalah Celebrex dengan Minocycline yang membuat dirinya merasa lebih baik. Disertai dengan semangat yang tinggi dirinya mampu mempertahankan kemampuannya dalam seni peran dan kecantikannya.

Lucille Ball

Seorang komedian terkenal dengan mimpi besar yang mampu menghantarkannya menjadi household name dalam sejarah dunia televisi di Amerika Serikat walaupun sejak remaja dirinya menderita artritis reumatik.

James Coburn

Pemenang Academy Award ini menderita RA selama 15 tahun. Beliau sudah berperan pada lebih dari 70 film selama 45 tahun karirnya.

Kristy McPherson

Seorang pemain golf wanita handal ini sudah menderita Stills Disease (sekarang dikenal dengan systemic-onset juvenile rheumatoid arthritis) sejak usia 11 tahun. Dokter menganjurkan dirinya untuk menghindari olahraga. Namun karena kemauannya yang keras ternyata dirinya mampu menjadi pemain golf wanita yang hebat.

David Prowse

Adalah seorang aktor yang bermain di Darth Vadar, Star Wars. Gejala artritis yang dirasakannya muncul pada usianya yang ke-13. Penyakit yang dideritanya ini sampai menyebabkan kedua panggulnya harus mengalami hip replacement surgery.

Jauh berbeda dengan beberapa dekade yang lalu, pengobatan untuk penyakit AR sudah mengalami kemajuan pesat. Beberapa agen biologis terbaru telah terbukti efektif bagi penderita AR derajat sedang sampai berat.

Dukungan Sosial bagi Kualitas Hidup Penderita Artritis Reumatoid

Ditulis oleh : dr. Catherine Maname Uli

Depresi adalah gejala psikologis utama yang biasa terjadi pada penderita Artritis Reumatoid. Mengapa mereka bisa mengalami depresi? Karena mereka harus mengalami nyeri yang semakin lama semakin meningkat jika tidak diobati, mereka juga mau tidak mau harus mengurangi aktivitas-aktivitas sehari-hari, dan juga harus hidup bertahun-tahun dengan penyakit kronis.

Jika Anda memiliki rekan atau keluarga yang menderita Artritis Reumatoid, mari beri dukungan kepada mereka mulai dari sekarang. Apa yang bisa Anda lakukan untuk mereka?

Jika Anda memiliki anak dengan Artritis Reumatoid

Sebagai orangtua, Anda pasti sangat sayang kepada mereka sehingga kadangkala yang terjadi adalah Anda menjadi overprotective terhadap mereka. Tidak perlu menjadi terlalu ketakutan dalam menjaga mereka. Tetap berikan mereka kebebasan untuk beraktivitas seperti anak-anak lain pada umumnya. Biarkan mereka bermain dengan teman-teman seusia mereka. Tumbuhkan rasa percaya diri pada mereka bahwa mereka juga memiliki kemampuan yang sama seperti teman-teman.

Namun di saat yang sama perhatikan mereka! Jika memang mereka sudah merasa sangat lelah berikan waktu istirahat!

Jika Anda memiliki orangtua dengan Artritis Reumatoid

Orangtua dengan Artritis Reumatoid biasanya menjadi depresi karena mereka merasa diri mereka tidak mampu bekerja dan berbuat apa-apa lagi padahal mereka harus mencukupi kebutuhan keluarga. Oleh sebab itu, sebagai anak yang memiliki orangtua dengan Artritis Reumatoid harus menyadari

keterbatasan yang dimiliki oleh orangtuanya sekarang. Jangan memaksakan orangtua melakukan hal-hal yang melebihi kemampuannya! Mereka juga membutuhkan waktu untuk bersama-sama dengan keluarganya.

Jika Anda memiliki pasangan hidup dengan Artritis Reumatoid

Hal yang biasa terjadi jika salah satu dari suatu pasangan menderita Artritis Reumatoid adalah hubungan intim

seksual menjadi berkurang. Mengapa? Karena penderita ini sering merasakan nyeri dan lelah. Yang harus dilakukan adalah tetap menjaga keintiman. Beristirahat yang cukup sebelum Anda ingin berhubungan seksual supaya pasangan Anda memiliki energy yang cukup saat nanti berhubungan. Untuk Anda yang masih sehat carilah teman yang bisa diajak curhat untuk mendapatkan dukungan emosional dan jika Anda memerlukan relaksasi, berliburlah sehingga pikiran Anda tidak terus-menerus hanya dibebani pada keadaan pasangan Anda yang mengalami penyakit kronis ini.

Tips Memasuki Masa Menopause pada Penderita AR

Ditulis oleh : dr. Catherine Maname Uli

Arthritis Rheumatoid (AR) terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sendi-sendi tubuh penderita. Namun ternyata selain sistem imun yang berperan, ada satu sistem lagi yang berperan, yaitu sistem endokrin. Sistem endokrin inilah yang mengatur hormon-hormon. Dari sinilah akhirnya tercetus suatu teori bahwa menopause berkaitan dengan AR.

Teori ini dibangun atas dasar bahwa ketika terjadi menopause hormon estrogen menurun, tetapi suatu molekul yang bernama CD16 meningkat. Molekul ini berperan dalam proses inflamasi (peradangan). Walaupun begitu, hubungan antara masa menopause dan AR tetap masih belum bisa dipastikan. Pada suatu penelitian yang dimuat dalam jurnal Arthritis Research and Therapy menyatakan bahwa ada hubungan antara dampak usia menopause dini terhadap derajat keparahan AR. Usia menopause dini dinyatakan berhubungan dengan tipe ringan AR setelah usia 45 tahun. Jadi usia menopause berdampak pada tingkat keparahan AR. Namun penelitian ini masih terus ditindaklanjuti.

Apa saja Gejala yang Dapat Terjadi pada Penderita AR Menjelang Menopause?

1. Nyeri sendi. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, tetapi peningkatan molekul CD16 yang berperan pada proses peradangan.

2. Osteoporosis (Tulang Keropos). Hal ini juga disebabkan oleh penurunan hormon estrogen.

3. Hilangnya massa otot

4. Letih

Apa yang Bisa Anda Lakukan untuk Mengurangi Gejala-Gejala di Atas?

1. Olahraga

Olahraga dapat mengurangi nyeri sendi dan memperkuat otot-otot.

Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan yaitu:

Aerobic

Ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi berat badan sehingga suplai darah ke otot baik dan nyeri sendi pun dapat berkurang.

Strength training (latihan kekuatan)

Tujuannya untuk membentuk otot-otot. Latihan ini bisa dilakukan dengan latihan angkat beban.

Stretching (peregangan)

Untuk meningkatkan fleksibilitas gerak dan mengurangi nyeri setelah bekerja atau beraktivitas.

2. Diet

Fokuskan makanan yang Anda makan mengandung zat-zat dibawah ini:

Omega III

Bisa didapatkan dari ikan-ikan laut seperti ikan tuna dan salmon.

Serat

Bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayur-sayuran.

Minyak Olive

Bawang

Stroberi

Tips Berolahraga Bagi Penderita Artritis Reumatoid

Ditulis oleh : dr. Jesslyn Valentina Jonathan

Arthritis Rheumatoid (AR) adalah suatu penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal yang terdiri dari sendi, tulang, otot, dan jaringan ikat.

Jika anda menderita nyeri sendi, rasanya seakan-akan anda hanya ingin berbaring dan beristirahat seharian, sayangnya hal itu akan memperburuk kondisi nyeri anda. Hasil riset membuktikan, penderita gangguan sendi yang melakukan aktivitas fisik lebih banyak, lebih berhasil mengurangi nyeri tersebut.

Olahraga secara teratur dapat membantu para penderita AR. Dengan berolahraga, nyeri akan berkurang dan otot tidak akan kaku lagi. Bila tidak aktif melakukan olahraga, otot dan sendi akan semakin lemah.

Beberapa olahraga ringan yang dapat dilakukan adalah:

1. Lakukan aerobik ringan seperti naik tangga, berjalan dan menari. Aerobik ringan ini dapat membantu tubuh tetap bugar serta memengurangi resiko penyakit jantung dan nyeri sendi. Mulailah melakukan aerobik ringan untuk beberapa menit setiap hari.Tingkatkan waktunya secara bertahap dari 5 menit ke 10 menit hingga 60 menit (1 jam).

2. Tambahkan olahraga beban 2-3 kali seminggu. Olahraga yang menggunakanbeban dapat meningkatkan kekuatan otot serta mobilitasnya sehingga bisamengurangi nyeri sendi. Gunakan band elastis atau beban. Mulai menggunakan beban paling ringan yang kemudian ditingkatkan sedikit demi sedikit.

3. Berenang merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan. Berenang akan membantu memperkuat sendi di seluruh tubuh terutama sendi di pungung, tangan dan kaki. Untuk permulaannya, berenanglah beberapa menit dengan bantuan papan pengapung. Tingkatkan waktunya dari beberapa menit menjadi10 hingga 30 menit (1/2 jam). Ketika sudah terbiasa dengan air, papan pengapung bisa dilepas.

4. Isometric merupakan salah satu olahraga peregangan yang ringan namun bagus untuk penderita nyeri sendi. Biasanya peregangan ini sering dilakukan sebelum melakukan olahraga yang berat. Peregangan banyak jenis jadi lebih baik mencari orang yang sudah menguasai isometrik seperti pelatih GYM.

5. Thai Chi dapat meningkatkan kelenturan tubuh, otot dan sendi. Thai chi merupakan serangkaian gerakan yang penuh kelembutan sehingga dapat menciptakan ketenangan batin dan

keseimbangan antara kelenturan serta otot. Ini merupakan salah satu olahraga yang tidak akan memberatkan penderita nyeri sendi.

Perlu diingat bahwa 5 olahraga di atas harus dilakukan secara teratur baru hasilnya kelihatan. Waktu yang dibutuhkan ± 3 bulan untuk terlihat hasilnya. Berikut adalah panduan dari University of Maryland Medical Center untuk melakukan olahraga bagi penderita

Arthritis Reumatoid:

1. Mulailah dengan olahraga ringan dan mudah, seperti peregangan dan

2. menegangkan otot tanpa disertai dengan gerakan lainnya.

3. Coba lakukan latihan kekuatan ringan ketika badan anda merasa telah siap. Tambahkan latihan aerobik low-impact pada rutinitas anda. Coba latihan tai chi, karena latihan ini dapat memacu relaksasi dan meningkatkan kelenturan pada persendian.

4. Jangan lakukan jenis olahraga apapun yang dapat menyebabkan sakit atau nyeri.

Diet Bagi Penderita Artritis Reumatoid

Ditulis oleh : dr. Sylvie Sakasmita

Artritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian dan anggota gerak. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal yang terdiri dari sendi, tulang, otot, dan jaringan ikat. Perbaikan maupun perburukan dari penyakit ini ternyata juga berkaitan dengan faktor makanan.

Diet pada penderita Artritis Reumatoid (AR) memang perlu dikhususnya terkait dengan adanya beberapa kondisi khusus pada penderita AR. Berikut adalah tips diet bagi penderita AR:

1.Konsumsi makanan bervariasi sesuai kebutuhan kalori tubuh.

Penderita AR diharapkan untuk mengkonsumsi makanan bervariasi terdiri dari kombinasi daging ternak,

ikan, banyak buah dan sayuran segar

(5 porsi per hari), kacang-kacangan dan sedapat mungkin menggunakan minyak zaitun. Namun, sungguh penting disertai adanya usaha untuk menjaga berat badan ideal, sebab adanya kelebihan berat badan dapat memperberat beban sendi sehingga nyeri dapat bertambah hebat.

Sudah idealkah berat badan anda? Dapat dihitung dengan rumus:

Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat badan (kg)

Tinggi badan (m2)

BB kurang < 18,5

BB normal = 18,5- 22,9

BB lebih = ³ 23

2. Konsumsi makanan kaya akan omega 3

Omega 3 baik bagi kesehatan jantung dan diketahui membantu mengurangi peradangan dan dapat mengurangi nyeri dan kekakuan pada sendi. Sumber omega 3 seperti ikan sarden, salmon dan tuna. Makan ikan ini setidaknya dua porsi (1 porsi =140 gr) ikan setiap minggu.

3.Konsumsi kaya akan zat besi

Kelelahan yang dirasakan penderita AR seringkali diperberat dengan keadaan anemia (kurangnya hemoglobin darah untuk mentransportasikan oksigen ke seluruh tubuh). Anemia pada penderita AR dapat disebabkan oleh adanya peradangan kronis yang terjadi atau efek samping dari penggunaan obat anti inflamasi non-steroid (OAINs) jangka panjang seperti perdarahan internal atau tukak lambung. Untuk mengatasi hal ini, konsumsilah makanan kaya akan zat besi secara berkala seperti: daging merah, telur, sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, buncis. Konsumsi vitamin C juga diperlukan untuk memudahkan penyerapan zat besi. Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan.

4. Makan makanan kaya akan kalsium

Penderita AR memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis, untuk itu penting untuk menkonsumsi kalsium. Sumber kalsium seperti susu, keju, yogurt dan produk susu lainnya, sayur-sayuran hijau, almond, ikan seperti sarden dan teri. Sebaiknya dipilih jenis susu yang memiliki kandungan lemak yang lebih rendah seperti skimmed milk atau semi skimmed milk, karena jumlah kandungan kalsiumnya sama saja. Untuk penyerapannya kalsium membutuhkan vitamin D. Vitamin D bisa didapatkan dari sinar matahari. ikan, telur , margarin. dan sereal terfortifikasi.

5.Suplemen mineral dan multivitamin

Sampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan vitamin antioksidan atau suplemen mineral pada pengobatan gejala AR.Diet yang sehat harus mengandung semua jenis nutrien yang dibutuhkan tubuh. Jadi bila, nafsu makan berkurang, jumlah makanan yang dikonsumsi sedikit, ada baiknya menambahkan multivitamin/suplemen mineral.

6.Suplemen minyak ikan

Penelitian yang ada menunjukkan bahwa suplemen minyak ikan dosis tinggi dapat mengurangi gejala AR, seperti durasi kekakuan pagi hari,jumlah sendi yang mengalami pembengkaka dan nyeri sendi. Suplemen minyak ikan mengandung omega-3, EPA dan DHA. Gejala AR dapat mereda setelah konsumsi dilakukan sampai tiga bulan. Namun konsumsi minyak ikan harus dilakukan secara hati-hati karena terdapat interaksi dengan beberapa obat.

7.Kenali makanan yang membuat serangan bertambah

Beberapa ahli berpendapat alergi makanan dapat mencetuskan peradangan pada penderita AR. Makanan yang dapat mencetuskan peradangan dapat berbeda bagi setiap penderita AR. Untuk itu, perlu diidentifikasi makanan pencetus peradangan dengan melakukan program eksklusi makanan satu persatu.

Pentingnya konsultasi ke dokter secara teratur pada pasien artritis rematoid

Pengobatan artritis rematoid (AR) tidak serupa dengan penyakit infeksi lain yang umumnya singkat dan dapat disembuhkan. AR bisa hilang, timbul dan kambuh, seperti yang dikutip dari National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease,

http://www.niams.nih.gov/Health_Info/Rheumatic_Disease/rheumatoid_arthritis_ff.asp#c.

“Some people have this disease for only a few months or a year or two. Then it goes away without causing damage.” Hal ini bisa terjadi berulang kali pada sang pasien. Ini bisa terjadi bertahun tahun dan ada yang seumur hidup. Oleh karena itu pengobatan AR membutuhkan waktu, tenaga dan kerjasama yang baik antara dokter dan pasien.

Konsultasi teratur sangat penting untuk kebaikan pasien, karena:untuk melihat perkembangan penyakit AR. Dokter dapat memonitor dengan berkala apakah kondisi pasien membaik atau memburuk.untuk melihat apakah obat yang diberikan efektif. Terdapat berbagai macam obat untuk AR dan tidak semua obat cocok untuk semua orang. Ada pasien memberikan respon yang lebih baik terhadap satu obat tertentu. Jadi dokter dapat menentukan apakah obat tersebut efektif untuk Anda atau tidak.untuk melihat efek samping dari obat-obatan. Kita mengetahui bahwa pasien pasti meminum obat setiap hari dan kadang kala jumlahnya tidak sedikit. Semua obat pasti memiliki efek samping. Dengan datang konsultasi secara teratur, dokter bisa melihat tanda-tanda awal dari efek samping obat sehingga dokter dapat mengganti obat tersebut dan menangani efek samping yang timbul.memberikan pengobatan yang lain jika dibutuhkan. Dokter dapat memberitahukan kepada pasien apa apa saja pengobatan yang terbaru terhadap AR. Perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran selalu berubah setiap saat. Pastikan Anda mendapat informasi yang terbaru.

Selain hal-hal di atas, konsultasi ke dokter secara teratur dapat membangun komunikasi dan hubungan yang lebih dekat antara pasien dan dokter. Dokter dapat lebih mengerti kondisi sebenarnya dari pasien tersebut sehingga dokter dapat memberikan pengobatan dan perawatan yang spesifik dan baik.

Polusi udara dapat menjadi pemicu artritis rematoid

Setiap hari, ketika kita pergi kerja menggunakan kendaraan pribadi atau umum, kita terpapar oleh polusi udara. Kendaraan bermotor mengeluarkan emisi asap, yang walau tidak kita inginkan terhirup setiap harinya. Bagi mereka yang menggunakan kendaraan beroda dua, mereka akan terpapar lebih banyak asap, misalnya asap yang mengepul hitam dari knalpot, apalagi di saat lalu lintas yang sedang macet.

Asap dari kendaran bermotor tersebut tentunya adalah sumber penyakit, terutama pada organ paru. Tetapi tahukah Anda bahwa asap dari polusi udara juga dapat mengakibatkan artritis rematoid (AR)?

Sebuah studi yang dilakukan atas lebih dari 90.000 wanita di Amerika Serikat menemukan bahwa mereka yang setiap harinya melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan kendaraan umum dan terpapar dengan polusi udara, didapati memiliki persentase risiko terkena AR lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Suatu penemuan yang sangat mengejutkan. Para peneliti mengatakan bahwa polusi udara dari asap kendaraan umum dapat menjadi faktor lingkungan atas penyakit AR.

Dijelaskan lebih dalam, asap yang dihirup paru-paru dapat menyebabkan reaksi inflamasi atau peradangan, yang jika terpapar dalam jangka waktu lama dapat mendorong dan mencetus reaksi AR.

Untuk kita yang hidup di kota besar seperti di Jakarta, dimana polusi udara dan kemacetan adalah bagian dari rutinitas kita sehari-hari, patut melakukan langkah-langkah pencegahan. Hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah gunakan masker atau penutup hidung dan mulut ketika berkendaraan dan jauhi asap kendaraan, apalagi yang mengepul hitam. Kita jauhi semua faktor pencetus AR semampu kita.

Edukasi sangat penting dalam pengobatan artritis rematoid

Pengobatan artritis rematoid membutuhkan kerja sama dari berbagai bidang disipliner kesehatan. Selain dari pihak medis, pihak keluarga dan karabat pasien juga mesti turut serta dalam pengobatan si pasien. Hal ini membutuhkan tenaga dan energi yang pastinya tidak sedikit dan sebentar.

Selain pengobatan farmakologis melalui obat obatan, edukasi atau pendidikan yang informatif juga sangat penting bagi pasien. Suatu program di Amerika Serikat dan Kanada yang disebut ‘The Arthritis Self Management Program’ terbukti mempunyai manfaat yang luar biasa dalam pengobatan artritis rematoid.

Di program ini setiap pasien artritis rematoid akan mempelajari:- Olahraga dengan artritis– Menghadapi nyeri sendi– Diet sehat– Mencegah lelah yang berlebihan– Melindungi sendi– Bagaimana minum obat yang benar– Menghadapi stress– Bekerjasama dengan dokter

– Mempelajari pengobatan lain– Menyelesaikan masalah sehari hari

Semuanya diatas dilakukan selama 6 minggu, dimana tiap pertemuan dilakukan seminggu sekali selama 2 jam. Biasanya yang menjadi pemimpin group adalah sang pasien penderita artritis rematoid yang telah berhasil mengalahkan artritis rematoid dalam kehidupannya sehari hari.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Lorig et al, terhadap 120.000 pasien menemukan bahwa sebagian besar pasien mengalami perubahan yang drastis dalam perbaikan fungsi sehari hari, pasien di dapati menjadi lebih sehat dan nyeri dapat di atasi dengan lebih sedikit mengkonsumsi obat obatan.

Yang penting disini adalah, ketika sang pasien mengetahui benar apa sebenarnya penyakitnya, maka akan lebih mudah dalam menghadapi masalah masalah yang timbul. Selain itu, motivasi yang positif juga akan membantu pasien untuk tidak menyerah dalam pengobatan yang panjang atau mungkin seumur hidup.

Gejala artritis rematoid bisa sulit untuk dideteksi

Ketika nyeri menyerang pada sendi, banyak orang berpikir ke artritis rematoid. Hal ini bisa benar bisa juga tidak. Pada kenyataannya adalah banyak penyakit yang dapat menyebabkan nyeri pada sendi, seperti: osteoporosis, osteoartritis, asam urat, infeksi, dll. Penyakit-penyakit tersebut bisa hampir serupa dengan artiritis reumatoid pada awal jalannya penyakit.

Sebelumnya artritis rematoid di bagi sebagai: ‘classic’, ‘definite’, ‘probable’, dan ‘possible’. Ini menunjukkan bahwa dulunya adalah sulit untuk menentukan artritis rematoid. Dan sering pula pasien yang di sebut dengan ‘probable’ artritis rematoid ternyata menderita penyakit yang lain. Tentunya klasifikasi diatas tidak digunakan lagi saat ini.

Dr. Rizasya Daud menuliskan bahwa: “…Dokter tidak perlu terlalu cepat untuk menegakkan diagnosis yang pasti. Adalah lebih baik untuk menunda diagnosis artritis rematoid selama beberapa bulan dari pada gagal mendiagnosis terdapatnya diagnosis yang lain yang seringkali memberikan gejala yang serupa”.

Selain itu, untuk menegakkan diagnosis artritis rematoid membutuhkan pengalaman klinis yang banyak karena:– Tidak ada satu tes pasti untuk artritis rematoid– Gejala klinis dapat menyerupai penyakit yang lain– Gejala pasti artritis rematoid membutuhkan waktu lama untuk muncul

Salah satu alasan untuk berhati hati dalam menegakkan diagnosis artritis rematoid adalah karena penyakit ini tidak bisa diobati atau disembuhkan secara total. Sehingga pengobatan nya adalah sepanjang umur sang pasien. Sangat disarankan untuk memeriksakan diri anda ke rheumoatologist, sehingga diagnosa pasti dapat ditegakkan dan pengobatan dapat diberikan secara tepat dan cepat.

Buah-buahan untuk meredakan rematik.

Jus dapat menjadi cara yang ampuh untuk memerangi peradangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh kondisi rematik. Berbagai resep jus lezat yang tersedia untuk membantu Anda mengelola nyeri rematik Anda. Arthritis atau rematik adalah suatu kondisi menyakitkan, peradangan sendi yang menimpa pria dan wanita dari segala usia.

Ini melibatkan kerusakan tulang rawan, yang biasanya bertindak sebagai bantal untuk sendi Anda. Banyak tanaman yang mengandung senyawa anti peradangan yang dapat membantu secara dramatis mengurangi nyeri pada sendi anda. Pola makan sehat dengan buah-buahan dan sayuran dapat membantu mencegah penyakit kronis, termasuk kondisi rematik.

Buah-buahan dan sayuran yang diyakini efektif untuk mereka yang menderita nyeri arthritis meliputi:

Jahe, nanas, papaya, bluberi, jeruk bali, bayam, anggur, plum, collard hijau, kubis, pir, bok, choy, asam ceri, delima, bloemkol, raspberi, stroberi, bawang, apel, wortel, bit, bawang putih, selada

Berikut resep untuk membuat jus yang dapat membantu anda mengurangi nyeri rematik:

Nanas, wortel & seledri Juice :5 wortel2 batang seledri4 potong nanas1 sdt air jeruk lemon

Pepaya Orange Juice :¼ pepaya, kupas1 jeruk besar, kupas

Pepaya Blueberry Juice :2 cangkir blueberry¼ pepaya, kupas

Brokoli Wortel Juice :1/2 cangkir brokoli segar, potong-potong3 wortel1 apel1/2 lemon, kupas

Sinar matahari dan Rematoid Artritis

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang lebih sering terpapar sinar matahari memiliki risiko lebih kecil mendapatkan artritis rematoid.

Efek menguntungkan ini – yang diyakini disebabkan oleh ultraviolet B (UV – B) di bawah sinar matahari – hanya terlihat pada wanita yang lebih tua. Hal ini mungkin karena perempuan yang lebih muda lebih sadar akan bahaya penyakit kulit yang berhubungan dengan sinar matahari dan mengambil langkah-langkah antisipasi untuk membatasi eksposur mereka , kata para peneliti.

Untuk penelitian ini, para peneliti mengamati sekitar 235.000 peserta penelitian yang ikut dalam dua tahap program dari Nurses AS ‘Health Study. Tahap pertama dimulai pada tahun 1976 dengan perawat berusia 30 sampai 55 dan berlanjut sampai 2008. Tahap kedua dimulai pada tahun 1989 dengan perawat berusia 25 sampai 42 dan berlanjut sampai 2009.

Pada akhir dari dua tahap tersebut, 1.314 wanita telah menderita artritis rematoid, menurut penelitian yang diterbitkan dalam edisi online oleh jurnal Annals of Rheumatic Diseases. Paparan sinar UV – B pada perawat diperkirakan berdasarkan data dari Negara bagian di mana mereka tinggal saat turut mengambil bagian dalam studi ini. Perkiraan kemungkinan paparan sinar UV – B mereka saat lahir dan pada usia 15 juga diikut sertakan.

“Studi kami menambah bukti yang berkembang bahwa paparan sinar UV-B dikaitkan dengan penurunan risiko rematoid artritis, “kata Dr Elizabeth Arkema, dari departemen epidemiologi di Harvard School of Public Health, dan rekan.

Tapi meskipun para peneliti menemukan hubungan antara paparan diperkirakan lebih besar untuk UV – B cahaya dan risiko yang lebih rendah dari artritis rematoid pada wanita dalam tahap pertama dari Nurses ‘ Health Study, temuan tidak membuktikan bahwa ada hubungan. Ini tidak diketahui bagaimana paparan UV – B dapat mengurangi risiko artritis rematoid, tetapi bisa disebabkan oleh produksi kulit dari vitamin D sebagai respon terhadap sinar matahari, para penulis penelitian menyarankan dalam sebuah rilis berita jurnal .

Mencegah agar rematik tak kambuh

Orang yang punya sakit rematik harus pintar-pintar menjaga kesehatannya. Penyakit kambuhan ini gampang sekali muncul jika si penderita teledor terhadap makanan atau kegiatannya. Tapi ada caranya agar rematik tidak kambuh. Rematik merupakan penyakit sendi yang begitu menyiksa dengan rasa nyeri yang luar biasa dan membuat penderitanya tidak leluasa bergerak.

Penyebab rematik salah satunya adalah masalah kekebalan tubuh yang harusnya kekebalan tubuh melindungi diri tapi malah berbalik menyerang jaringan persendian. Hal ini mengakibatkan tulang rawan di sekitar sendi menipis dan membentuk tulang baru. Pada saat tubuh digerakkan, tulang-tulang di persendian bersinggungan sehingga memicu rasa nyeri.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh.

1. Lakukan Aktivitas Fisik

Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa olahraga dapat memperburuk sendi, tetapi sangat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rematik membantu mengurangi rasa sakit, kelelahan, meningkatkan fleksibilitas gerak dan kekuatan, serta membuat rematik lebih baik secara keseluruhan.

Tiga jenis latihan yang baik untuk rematik adalah latihan gerak, latihan penguatan dan latihan daya tahan (kardio atau aerobik). Aerobik air adalah pilihan yang sangat baik karena dapat meningkatkan jangkauan gerak dan daya tahan sambil menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah. Berjalan kaki, berenang, bersepeda dan berkebun juga merupakan aktivitas yang menyenangkan dan dapat membantu meringankan nyeri di sendi.

2. Lindungi Sendi

Pelajari mekanika tubuh yang tepat, ini berguna untuk mengurangi stres pada sendi. Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat membahayakan sendi, karena sendi akan lebih renta terhadap kerusakan ketika bengkak dan sakit. Hindari pula meletakkan sendi pada posisi yang sama dalam jangka waktu lama. Bangun dan bergeraklah agar sendi tidak kaku. Istirahatlah sebelum kita merasa lelah atau sakit.

3. Menjaga Berat Badan

Jagalah berat badan agar tidak melebihi batas ideal. Berat badan tidak hanya membantu membuat penampilan kita lebih baik, tetapi juga membantu sendi merasa lebih baik. Mengurangi berat badan dapat membantu mengurangi stres sendi dan rasa sakit. Selain itu, menjaga berat badan juga menghindarkan dari penyakit serius seperti penyakit jantung dan diabetes.

4. Atur Pola Makan

Makan makanan yang bervariasi dengan perbanyak buah-buahan dan sayuran, protein tanpa lemak, juga susu tanpa lemak. Pastikan kita mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D dan kalsium. Lemak ikan yang banyak mengandung asam lemak omega 3 juga dapat mengurangi peradangan di sendi.

5. Berhenti Merokok

Tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, berhenti merokok juga akan mengurangi risiko komplikasi rematik. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, emphysema, dan masalah pernapasan lainnya serta penyakit jantung.

6. Mandi Air Hangat

Jika kita merasa lelah dan pegal, mandi air hangat sebelum tidur dapat membantu membuat rileks dan merasa lebih baik. Pijat ringan juga dapat membantu meningkatkan energi dan fleksibilitas.

Selain melakukan hal-hal tersebut, kita juga bisa mencoba beberapa jenis makanan dan minuman yang efektif untuk membantu penyembuhan sakit akibat radang sendi.

- Alpukat. Kita tidak akan menderita rematik atau arthritis selama rajin mengonsumsi alpukat matang secara teratur. Lemak yang dikandungnya mampu memberikan lubrikasi secara alami persendian tulang seperti leher, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut, pergelangan kaki.

- Jus apel. Minum jus apel yang diragikan (fermentasi) setengah cangkir, dua kali sehari akan membantu penyembuhan sakit radang sendi.

- Asparagus. Bisa untuk mengobati rematik.

- Stroberi atau buah beri lain. Buah beri baik untuk penyembuhan rematik. Bisa dikonsumsi sebagai buah atau jus.

- Jus semangka. Untuk arthritis karena kelebihan asam urat. Segelas jus semangka (tanpa biji) pagi dan malam akan membantu mendorong keluar kelebihan akumulasi asam urat. (pusdat/berbagai sumber)

Merokok Tingkatkan Risiko Artritis Pada Wanita

Merokok beberapa batang per hari mempunyai peluang untuk menaikkan dua kali lipat risiko wanita mengalami artritis rematoid, demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan. Studi yang dikutip oleh situs Daily Mail 22 April 2013 ini menemukan bahwa wanita yang merokok antara satu hingga tujuh batang setiap hari berisiko dua kali lipat mengalami penyakit ini dibandingkan mereka yang tidak merokok. Diketahui juga bahwa risiko ini tetap melekat meskipun wanita tersebut sudah berhenti merokok selama 15 tahun.

Penyakit artritis rematoid (AR) adalah kondisi autoimun yang menyebabkan sendi nyeri dan bengkak. Gejala penyakit ini mungkin terjadi untuk beberapa bulan bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya kambuh yang bisa menyebabkan sulit bergerak dan sangat nyeri.

Di Inggris, penyakit ini dialami oleh sekitar 600 ribu orang dan sangat umum terjadi pada wanita berusia 40 hingga 70 tahun meskipun bisa terjadi pada usia berapapun.Tidak ada obat untuk kondisi tersebut dan umumnya pengobatan dilakukan dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit dan peradangan atau steroid saat penyakit ini kambuh.Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Arthritis Research and Therapy dan dilakukan oleh ilmuwan di Karolinska Institute di Stockholm ini menganalisis 34.101 wanita berusia 54 hingga 89 tahun. Dari jumlah tersebut, 219 orang mengalami penyakit RA ini. Data juga menunjukkan bahwa risiko RA meningkat dengan semakin panjangnya masa merokok pada wanita. Dikatakan bahwa merokok selama 25 tahun bisa menaikkan risiko 1,6 kali dibandingkan mereka yang merokok hanya setahun.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol bisa menurunkan risiko seseorang mengalami RA. Para peneliti dari Karolinska Institute menemukan bahwa mengkonsumsi lima gelas atau lebih wine atau bir bisa menurunkan peluang seseorang mengalami RA. Diketahui bahwa orang yang

mengkonsumsi lima unit atau lebih per minggu bisa turun risikonya hingga 50 persen atas penyakit tersebut. Manfaat terbesar terlihat di antara para perokok yang mempunyai risiko genetis atas terjadinya arthritis.Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan hubungan ini, tetapi diperkirakan bahwa alkohol menekan sistem autoimun dan menurunkan proses peradangan atas penyakit ini. Hasil riset terbaru lainnya menunjukkan bahwa wanita yang secara terus-menerus terpapar sinar matahari berkurang risikonya terkena RA.Karena itu disarankan untuk berjemur di bawah sinar matahari secara rutin untuk menurunkan risiko hingga 20 persen.

Cara terbaik meringankan stress

Stres? Merasa sedih? Ini bisa menjadi tantangan untuk menjaga pandangan positif ketika arthritis menegangkan leher Anda, buku-buku jari tangan atau lutut. Dan stres – singkat atau lama, ringan atau berat – dapat meningkatkan rasa sakit dan merusak suasana hati. Jadi penting untuk menemukan cara untuk meringankan stres. Untungnya, penelitian baru menunjukkan cara mengolah stres yang sederhana yang patut untuk dicoba:

Hindari Kebisingan. Para peneliti di Charite University Medical Centre Jerman di Berlin menemukan bahwa orang yang terpapar dengan kebisingan berkelanjutan oleh deru mesin pemotong rumput, dering telepon, bisingnya lalu lintas, musik keras – cenderung lebih memicu stres dan memiliki risiko lebih besar untuk terkena serangan jantung. Solusi: Matikan musik keras, televisi yang terlalu kencang suaranya dan notifikasi yang berbunyi tiba-tiba di komputer karena e–mail yang masuk. Carilah tempat yang tenang dan nikmati keheningan.

Berpikir positif. Studi yang dilakukan di University of Michigan di Ann Arbor, Emory University di Atlanta dan University of Torino Medical School di Italia menyarankan, ketika kita mengantisipasi untuk mengurangi rasa nyeri, otak melepaskan pembunuh rasa nyeri alami dan merubah aktivitas neuron untuk membantu kita merasa lebih baik. Solusi: Luangkan waktu setiap hari untuk mengingat hal-hal yang menyenangkan, baik dan santai. Terapkan perasaan yang baik untuk tantangan yang kita hadapi sekarang dan mengharapkan terjadinya hal-hal yang baik.

Go green. Pandangan dari luar dapat membuat anda lebih sehat secara fisik dan mental, menurut beberapa peneliti di Amerika Serikat dan Eropa. Lingkungan alam, termasuk kesuburan, hijaunya pemandangan – atau bahkan gambar dari hal yang nyata – telah terbukti mengurangi tekanan darah, stres, kemarahan, frustrasi, dan mempromosikan emosi yang lebih positif. Solusi: Piknik di taman. Pergi dengan kendaraan ke luar kota atau berjalan-jalan di alam setempat. Nikmati pemandangan. Atau mengatur ulang furnitur anda untuk memberikan pemandangan yang indah dari halaman rumah anda.

Meninggalkan pekerjaan di tempat kerja. Membawa pulang pekerjaan kantor merupakan suatu kesalahan, menyebabkan stres dan kelelahan, menurut sebuah studi dalam Journal of Occupational Health Psychology. Solusi: daripada membawa pekerjaan kantor ke rumah, buatlah daftar rencana kerja

di akhir hari. Prioritaskan hal penting yang harus dilakukan di pagi hari berikutnya. Letakkan daftar tersebut, beserta file yang diperlukan di tengah meja anda sebelum pulang sore harinya.