Askep Chusing Syndro1n

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Hampir semua orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya

    sangat penting, tetapi kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan

    kecil yang beratnya masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting,

    yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal, masing-masing adalah sebuah laboratorium

    yang terpisah. Yang pertama adalah bagian luar kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang

    menghasilkan tiga hormon; yang kedua adalah bagian dalam kelenjar adrenal (medulla

    adrenal), yang menghasilkan dua hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kedua

    kelenjar ini sangat penting sehingga pelepasan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon-

    hormon itu akan menyebabkan kematian. Kelenjar adrenal terdiri dari medula dan

    korteks. Korteks terdiri atas zona glomerulosa, fasikulata, dan retikularis. Zona

    glomerulosa mensekresikan aldosteron dan dikendalikan oleh mekanisme renin-

    angiotensin dan tidak bergantung pada hipofisis. Zona fasikulata dan retikularis

    mensekresikan kortisol dan hormon androgenik dan dikendalikan oleh hipofisis melalui

    ACTH. Sekresi ACTH oleh hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas kortikotropin

    hipotalamus, dan (2) efek umpan balik kortisol. Ketika terjadi suatu gangguan pada

    pembentukan hormon-hormon tersebut baik berlebih maupun kekurangan, akan

    mempengaruhi tubuh dan menimbulkan keabnormalan. Sindrom cushing adalah terjadi

    akibat kortisol berlebih. Harvey cushing pada tahun 1932 menggambarkan suatu keadaan

    yang disebabkan oleh adenoma sel-sel basofil hipofisis. Keadaan ini disebut penyakit

    cushing.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan sindrom cushing?

    2. Apa yang menyebabkan terjadinya sindrom cushing?

    3. Bagaiman manifstasi klinis dari sindrom cushing?

    4. Bagaiman patofisiologi terjadinya sindrom cushing?

    5. Bagaimana evaluasi diagnostic dan pengobatan sindrom cushing?

    1

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    2/24

    6. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan sindrom cushing?

    C. Tujuan

    a. Tujuan Umum

    Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan

    pembelajaran keperawatan, khususnya mata kuliah endokrin serta melatih mahasiswa

    untuk berpikir kritis.

    b. Tujuan Khusus

    - untuk mengetahui dan memahami tentang sindrom cuhsing

    - untuk mengetahui dan memahami tentang sindrom cuhsing

    - untuk mengetahui dan memahami tentang proses terjadinya sindrom cuhsing

    - untuk mengetahui dan memahami tentang manifestasi klinis sindrom cuhsing

    - untuk mengetahui dan memahami tentang evaluasi diagnostic dan pengobatan

    sindrom cuhsing

    - untuk mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

    sindrom cuhsing

    D. Manfaat

    Mendapatkan pengetahuan tentang endokrin khususnya tentang sirosis hepatissehingga nantinya dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik

    keperawatan.

    2

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    3/24

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian

    Syndrome cushing gambaran klinis yang timbul akibat peningkatan glukokortikoid

    plasma jangka panjang dalam dosis farmakologik (latrogen). (Wiliam F. Ganang ,

    Fisiologi Kedokteran, Hal 364).

    Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik

    gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang

    tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik

    senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, hal. 1088).

    Syndrome cushing disebabkan oleh sekret berlebihan steroid adrenokortial terutama

    kortisol. (IDI). Edisi III Jilid I, hal 826).

    Syndrome cuhsing akibat rumatan dari kadar kortisol darah yang tinggi secara

    abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal. (Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15 Hal 1979).

    Sindrom cusin g dapat dI akibatkan oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam

    dosis farmakologi {iatrogen} atau oleh sekresi kortisol yng baerlebibahan pada gangguan

    aksis hipotalamus hipofisis adrenal {spontan} .

    Sindrom cushing iatrogenik di jumpai pada penderita arttritisreumatoid,asma,limfoma

    danpenyakit-penyakit umumy yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen anti-

    inflamasi. Pada sindrom cushing spontan, hiper fungsi korteks adrenal terjadi sebagai

    rangsanganberlebihan oleh ACTH atau sebagai akibat patologi adrenal yang

    mengakibatkan produksi kortisol abnormal.

    Jenis-Jenis Sindrom Cushing

    3

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    4/24

    Sindrom cushing dapat dibagi dalam 2 jenis:

    1. Tergantung ACTH

    Heperfungsi korteks adrenal mungkin dapat disebabkan oleh sekresi ACTH kelenjar

    hipofise yang abnormal berlebihan. Tipe ini mula-mula dijelaskan oleh oleh Hervey

    Cushing pada tahun 1932, maka keadaan ini disebut juga sebagai penyakit cushing.

    2. Tak tergantung ACTH

    Adanya adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH, selain itu terdapat bukti-bukti

    histologi hiperplasia hipofisis kortikotrop, masih tidak jelas apakah kikroadenoma

    maupum hiperplasia timbal balik akibat gangguan pelepasan CRH (Cortikotropin

    Realising hormone) oleh neurohipotalamus. (Sylvia A. Price; Patofisiologi. hal 1091)

    B. Etiologi

    Sindroma cushing dapat disebabkan oleh :

    1. Iatrogenik

    Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik. Dijumpai

    pada penderita artitis rheumatoid, asma, limpoma dan gangguan kulit umum yangmenerima glukokortikoid sintetik sebagai agen antiinflamasi.

    2. Spontan

    Sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-

    adrenal. Adenoma pituitary (70%kasus), tumor adrenokortikal (20% kasus) dan

    tumor ekstrapituitari (10% kasus) seperti karsinoma sel kecil-kecil paru.

    3. Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil hipofisis).

    4. Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis, misalnya tumor

    paru, pankreas yang mengeluarkan ACTH like substance.

    5. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.

    C. Patofisiologi

    Telah dibahas diatas bahwa penyebab sindrom cishing adalah peninggian kadar

    glukokortikoid dalam darah yang menetap. Untuk lebih memahami manifestasi klinik

    4

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    5/24

    sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat metabolik dari kelebihan

    glikokorikoid. Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:

    Glukokortikoid. Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenal manusia

    adalah kortisol.

    Mineralokortikoid. Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksi adalah

    aldosteron.

    Androgen.

    Estrogen

    Kelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan keadan-keadaan seperti dibawah ini:

    1. Metabolisme protein dan karbohidrat.

    Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein,

    menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel pembentk protein untuk mensistesis

    protein, sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit, otot,

    pembuluh darah, dan tulang.

    Secara klinis dapat ditemukan:

    Kulit mengalami atropi dan mudah rusak, luka-luka sembuh dengan lambat.

    Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan tanda regang pada kulit

    berwarna ungu (striae).

    Otot-otot mengalami atropi dan menjadi lemah.

    Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong vaskule

    menyebabkan mudah tibul luka memar.

    Matriks protein tulang menjadi rapuh dan menyebabkan osteoporosis, sehingga

    dapat dengan mudah terjadi fraktur patologis.

    Metabolisme karbohidrat dipengaruhi dengan meransang glukoneogenesis dan

    menganggu kerja insulin pada sel-sel perifer, sebagai akibatnya penderita dapat

    mengalami hiperglikemia.

    5

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    6/24

    Pada seseorang yang mempunyai kapasitas produksi insulin yang normal, maka

    efek dari glukokortikoid akan dilawan dengan meningkatkan sekresi insulin untuk

    meningkatkan toleransi glukosa.

    Sebaliknya penderita dengan kemampuan sekresi insulin yang menurun tidak

    mampu untuk mengkompensasi keadaan tersebut, dan menimbulkan manifestasi

    klinik DM.

    2. Distribusi jaringan adiposa.

    Distribusi jaringan adiposa terakumulasi didaerah sentral tubuh

    Obesitas

    Wajah bulan (moon face)

    Memadatnya fossa supraklavikulare dan tonjolan servikodorsal (punguk bison)

    Obesitas trunkus dengan ekstremitas atas dan bawag yang kurus akibat atropi otot

    memberikan penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid.

    3. Elektrolit

    Efek minimal pada elektrolit serum.

    Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu besar dapat menyebabkan retensi

    natrium dan pembuangan kalium. Menyebabkan edema, hipokalemia dan alkalosis

    metabolik.

    4. Sistem kekebalan

    ada dua respon utama sistem kekebalan; yang pertama adalah pembentukan antibody

    humoral oleh sel-sel plasma dan limfosit B akibat ransangan antigen yang lainnya

    tergantung pada reaksi-reaksi yang diperantarai oleh limfosit T yang tersensitasi.

    Glukokortikoid mengganggu pembentukan antibody humoral dan menghabat pusat-

    pusat germinal limpa dan jaringan limpoid pada respon primer terhadap anti gen.

    Gangguan respon imunologik dapat terjadi pada setiap tingkatan berikut ini:

    Proses pengenalan antigen awal oleh sel-sel sistem monosit makrofag

    6

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    7/24

    Induksi dan proleferasi limfosit imunokompeten

    Produksi anti bodi

    Reaksi peradangan

    Menekan reaksi hipersensitifitas lambat.

    5. Sekresi lambung

    sekeresi asam lambubung dapat ditingkatkan .

    sekresi asam hidroklorida dan pepsin dapat meningkat.

    Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh steroid dan faktor-faktor ini dapat

    mempermudah terjadinya tukak.

    6. Fungsi otak

    perubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini ditandai dengan

    oleh ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan episode depresi singkat.

    7. Eritropoesis

    Involusi jaringan limfosit, ransangan pelepasan neutrofil dan peningkatan

    eritropoiesis. Namun secara klinis efek farmakologis yang bermanfaat dari

    glukokortikoid adalah kemampuannya untuk menekan reaksi peradangan. Dalam hal

    ini glukokortikoid:

    Dapat menghambat hiperemia, ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas

    kapiler.

    Menghambat pelapasan kiniin yang bersifat pasoaktif dan menkan fagositosis.

    Efeknya pada sel mast; menghambat sintesis histamin dan menekan reaksi

    anafilaktik akut yang berlandaskan hipersensitivitas yang dperantarai anti bodi.

    Penekanan peradangan sangat deperlukan, akan tetapi terdapat efek anti inflamasi

    yang merugikan penderita. Pada infeksi akut tubuh mungkin tidak mampu

    7

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    8/24

    melindungi diri sebagai layaknya sementara menerima dosis farmakologik.

    (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1090-1091)

    8

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    9/24

    Pathway

    9

    Ganggu

    an citra

    Adonema hipofisis (memprodoksi CRF terus) dan pemberian

    glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik

    ACTH

    Korteks adrenal terus memproduksi glukokortikoid

    Perlukaan

    mukosa

    Asam lambung,

    pepsin

    GlukokortikoiKemampuan

    sintesis

    protein

    Nye

    Osteoporos

    is, lemah

    Defisit

    perawatan

    diri

    Glukokortikoid

    Resiko

    Protein

    jaringan

    menurun

    Gangguan

    integritas

    kulit

    Kelemah

    an,

    keletihan

    Matriks

    tulang

    menuru

    Kulit tipis,

    rapuh,

    tampak

    merah timbul

    strie, mudah

    memar,

    lambat dalam

    Katabolis

    me

    protein

    Resti

    fraktur

    Pembentuk

    an antibody

    melambatLemak tubuh

    jaringan

    Sentral

    tubuh(moon

    face,

    punguk

    bison,

    Penampila

    n

    Perubaha

    n

    psikologi

    Resti

    Ketidakstabilan

    emosional euphoria,

    insomnia, episode

    Gangguan

    proses

    Sistem

    kekebalan

    tubuh

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    10/24

    D. Manifestasi klinis

    Dapat digolongkan menurut faal hormon korteks adrenal yaitu : cortisol, 17

    ketosteroid, aldosteron dan estrogen.

    1. Gejala hipersekresi kortisol (hiperkortisisme) yaitu :

    a. Obesitas yang sentrifetal dan moon face.

    b. Kulit tipis sehingga muka tampak merah, timbul strie dan ekimosis.

    c. Otot-otot mengecil karena efek katabolisme protein.

    d. Osteoporosis yang dapat menimbulkan fraktur kompresi dan kifosis.

    e. Aterosklerosis yang menimbulkan hipertensi.

    f. Diabetes melitus.

    g. Alkalosis, hipokalemia dan hipokloremia.

    2. Gejala hipersekresi 17 ketosteroid :

    a. Hirsutisme ( wanita menyerupai laki-laki ).

    b. Suara dalam.

    c. Timbul akne.

    d. Amenore atau impotensi.

    e. Pembesaran klitoris.

    f. Otot-otot bertambah (maskulinisasi)

    3. Gejala hipersekresi aldosteron.

    a. Hipertensi.b. Hipokalemia.

    c. Hipernatremia.

    d. Diabetes insipidus nefrogenik.

    e. Edema (jarang)

    f. Volume plasma bertambah

    10

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    11/24

    Bila gejala ini yang menyolok, terutama 2 gejala pertama, disebut penyakit Conn

    atau hiperaldosteronisme primer.

    4. Gejala hipersekresi estrogen (jarang)

    Pada sindrom cushing yang paling karakteristik adalah gejala hipersekresi kortisol,

    kadang-kadang bercampur gejala-gejala lain. Umumnya mulainya penyakit ini tidak

    jelas diketahui, gejala pertama ialah penambahan berat badan. Sering disertai gejala

    psikis sampai psikosis. Penyakit ini hilang timbul, kemudian terjadi kelemahan, mudah

    infeksi, timbul ulkus peptikum dan mungkin fraktur vertebra. Kematian disebabkan oleh

    kelemahan umum, penyakit serebrovaskuler (CVD) dan jarang-jarang oleh koma

    diabetikum.

    E. Pemeriksaan Penunjang

    1. Pada pemeriksaan laboratorium sederhana, didapati limfositofeni, jumlah netrofil

    antara 10.000 25.000/mm3. eosinofil 50/ mm3 hiperglekemi (Dm terjadi pada 10 %

    kasus) dan hipokalemia.

    2. Pemeriksaan laboratorik diagnostik.

    Pemeriksaan kadar kortisol dan overnight dexamethasone suppression test yaitu

    memberikan 1 mg dexametason pada jam 11 malam, esok harinya diperiksa lagi kadar

    kortisol plasma. Pada keadaan normal kadar ini menurun. Pemerikaan 17 hidroksi

    kortikosteroid dalam urin 24 jam (hasil metabolisme kortisol), 17 ketosteroid dalam

    urin 24 jam.

    3. Tes-tes khusus untuk membedakan hiperplasi-adenoma atau karsinoma :

    a. Urinary deksametasone suppression test. Ukur kadar 17 hidroxi kostikosteroid

    dalam urin 24 jam, kemudian diberikan dexametasone 4 X 0,5 mg selama 2

    hari, periksa lagi kadar 17 hidroxi kortikosteroid bila tidak ada atau hanya

    sedikit menurun, mungkin ada kelainan. Berikan dexametasone 4 x 2 mg

    selama 2 hari, bila kadar 17 hidroxi kortikosteroid menurun berarti ada

    supresi-kelainan adrenal itu berupa hiperplasi, bila tidak ada supresi

    kemungkinan adenoma atau karsinoma.

    b. Short oral metyrapone test. Metirapone menghambat pembentukan kortisol

    sampai pada 17 hidroxikortikosteroid. Pada hiperplasi, kadar 17 hidroxi

    11

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    12/24

    kortikosteroid akan naik sampai 2 kali, pada adenoma dan karsinoma tidak

    terjadi kenaikan kadar 17 hidroxikortikosteroid dalam urine.

    c. Pengukuran kadar ACTH plasma.

    d. Test stimulasi ACTH, pada adenoma didapati kenaikan kadar sampai 2 3

    kali, pada kasinoma tidak ada kenaikan.

    F. Pengobatan/penatalaksanaan

    1. Pengobatan

    Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam, bergantung apakah

    sumber ACTH adalah hipofisis / ektopik.

    a. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor tranfenoida.

    b. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan

    maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.

    c. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenolektomi total dan

    diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.

    d. Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul kemoterapi pada

    penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahan.

    e. Digunakan obat dengan jenis metyropone (pada orang normal dapat

    menimbulkan peningkatan sekresi ACTH), amino gluthemide o, p-ooo yang

    bisa mensekresikan kortisol (Silvia A. Price ; Patofisiologi Edisi 4 hal 10 )

    2. Terapi

    Penyakit cushing dapat diobati dengan rediasi kelenjar pituiter, tetapi respon baru

    terlihat setelah 18 bulan terapi, dan sering terjadi rekurensi. Kini, cara yang

    dianjurkan untuk perusakan hipofise adalah dengan Hipofisektomi transfenoidal

    (Tindakan pembedahan untuk mengangkat kelenjar hipofisa pada seorang penderita

    tumor kelenjar hipofisa) (Theodore R. Schrock, MD ; Ilmu Bedah Edisi 7 hal 158).

    G. Komplikasi

    Krisis Addisonia

    Efek yang merugikan pada aktivitas koreksi adrenal

    Patah tulang akibat osteoporosis

    12

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    13/24

    ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    1. Identitas Klien

    Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, tempat/tgl lahir , umur, pendidikan, agama,

    alamat, tanggal masuk RS. Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan

    mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.

    2. Keluhan Utama

    Adanya memar pada kulit, pasien mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.

    3. Riwayat penyakit dahulu

    Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka

    waktu yang lama.

    4. Riwayat penyakit keluarga

    Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom.

    5. Pemeriksaan Fisik

    B1 (Breath)

    Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan dada simetris

    Palpasi : Vocal premitus teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan

    Perkusi : Suara sonor

    Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan.

    B2 (Blood)

    Perkusi pekak , S1 S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD meningkat.

    B3 (Brain)

    Composmentis (456), kelabilan alam perasaan depresi sampai mania

    B4 (Bladder)

    Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.

    B5 (Bowel)

    Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung, terdapat striae di daerah

    abdomen, mukosa bibir kering, suara redup.

    B6 (muskuloskeletal dan integumen)

    13

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    14/24

    Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot, ekimosis, penyembuhan

    luka lambat, kelemahan otot, osteoporosis, moon face, punguk bison, obesitas tunkus.

    B. Diagnosa Keperawatan

    1. Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan dan menurunnya matriks tulang.

    2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya kekebalan tubuh.

    3. Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan kulit tipis daan rapuh.

    4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, keletihan, pengurusan masa

    otot.

    5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

    6. Nyeri berhubungan dengan perlukaan pada mukosa lambung.

    7. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan fluktuasi emosi dan depresi

    C. Intervensi

    1. Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan dan menurunnya matriks tulang.

    Tujuan Kriteria hasil intervensi Rasional

    Menurunkan resiko

    cidera

    Klien bebas dari

    cedera jaringan

    lunak atau fraktur

    1. Ciptakan

    lingkungan yang

    protektif.

    2. Bantu klien

    ambulasi.

    3. Kolaborasi dengan

    tim gizi dengan

    pemberian diet

    tinggi protein,

    kalsium, danvitamin D

    1. Mencegah jatuh,

    fraktur dan cedera

    lainnya pada tulang

    dan jaringan lunak.

    2. Mencegah terjatuh

    atau terbentur pada

    sudut furniture yang

    tajam.

    3. Meminimalkan

    penipisan massa otot

    dan osteoporosis.

    14

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    15/24

    2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya kekebalan tubuh.

    Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional

    Menurunkan

    resiko infeksi

    Klien tidak

    mengalami kenaikan

    suhu tubuh,

    kemerahan, nyeri,

    atau tanda-tanda

    infeksi dan inflamasi

    lainnya.

    1. Periksa TTV ( TD,

    Nadi, suhu tubuh

    dan tanda gejala

    infeksi lainnya

    setiap 4 jam).

    2. Menjelaskan pada

    pasien penyebab

    terjadinya infeksi .

    3. Tempatkan pada

    ruang khusus dan

    batasi pengunjung

    1. Untuk

    mengetahui tanda

    infeksi sedini

    mungkin .

    2. Pasien mengerti

    dan kooperatif

    tentang penyebab

    infeksi

    3. menghindari atau

    mengurangi

    kontak sumber

    infeksi, untuk

    menjaga klien

    15

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    16/24

    3. Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan kulit tipis daan rapuh.

    Tujuan Kriteria hasil intervensi Rasional

    16

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    17/24

    Menurunkan

    resiko

    terjadinya lesi/

    penurunan

    integritas pada

    kulit

    Klien mampu

    mempertahankan

    keutuhan kulit,

    menunjukkan

    perilaku/teknik

    untuk mencegah

    kerusakan/cedera

    kulit.

    1. Inspeks

    i kulit terhadap

    perubahan warna,

    turgor, vaskular.

    2. Pantau

    masukan cairan

    dan hidrasi kulit

    dan membran

    mukosa.

    3. Inspeks

    i area tergantung

    edema.

    4. Berikan perawatan

    kulit. Berikan

    salep atau krim.

    5. Anjurk

    an menggunakan

    pakaian katun

    longgar.

    6. Kolabo

    rasi dalam

    pemberian matras

    busa.

    1. menandakan area sirkulasi

    buruk/kerusakan yang

    dapat menimbulkan

    pembentukan infeksi.

    2. mendeteksi adanya

    dehidrasi/hidrasi

    berlebihan yang

    mempengaruhi sirkulasi

    dan integritas jaringan

    pada tingkat seluler.

    3. Rasional jaringan edema

    lebih cenderung

    rusak/robek.

    4. lotion dan salep mungkin

    diinginkan untuk

    menghilangkan kering,

    robekan kulit.

    5. mencegah iritasi dermal

    langsung dan

    meningkatkan evaporasi

    lembab pada kulit.

    6. menurunkan tekanan yang

    lama pada jaringan.

    17

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    18/24

    4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, keletihan, pengurusan masa

    otot.

    Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional

    Salam waktu 2 x 24

    jam keperawatan

    diri klien terpenuhi.

    Klien mampu

    melakukan aktivitas

    perawatan diri

    sesuai dengan

    tingkat kemampuan

    1. Hindari apa yang

    tidak dapat

    dilakukan klien

    dan bantu bila

    perlu.

    2. Ajarkan dan

    dukung klien

    selama aktivitas

    3. Ganti pakaian

    yang kotor

    dengan yang

    bersih.

    1. Klien dalam

    keadaan cemas

    dan tergantung,

    hal ini dilakukan

    untuk mencegah

    frustrasi dan

    harga diri klien.

    2. Dukungan pada

    klien selama

    aktivitas

    kehidupan

    sehari-hari dapat

    meningkatkan

    perawatan diri.

    3. Untuk

    melindungi klien

    dari kuman dan

    meningkatkan rasa

    nyaman.

    18

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    19/24

    5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

    Tujuan Kriteria hasil intervensi Rasional

    klien dapat

    menerima

    situasi dirinya.

    Klien

    mengungkapkan

    perasaan dan

    metode koping

    untuk persepsi

    negatif tentang

    perubahan

    penampilan, dan

    tingkat aktivitas.

    Menyatakan

    penerimaan

    terhadap situasi

    diri.

    1. Kaji ulang tingkat

    pengetahuan pasien

    tentang kondisi dan

    pengobatan.

    2. Diskusikan arti

    perubahan pada

    pasien.

    3. Anjurkan orang

    terdekat

    memperlakukan

    pasien secara

    normal dan bukan

    1. Mengidentifikasi luas

    masalah dan perlunya

    intervensi.

    2. Beberapa pasien

    memandang situasi

    sebagai tantangan,

    beberapa sulit menerima

    perubahan

    hidup/penampilan peran

    dan kehilangan

    kemampuan control

    tubuh sendiri.

    3. Menyampaikan harapan

    bahwa pasien mampu

    untuk mangatur situasi

    dan membantu untuk

    mempertahankan

    perasaan harga diri dan

    tujuan hidup.

    6. Nyeri berhubungan dengan perlukaan pada mukosa lambung.

    19

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    20/24

    Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional

    Nyeri pasien

    berkurang

    Klien mengatakan

    nyeri

    hilang/berkurang,

    menunjukkan

    postur tubuh rileks

    dan mampu tidur

    dengan tepat

    1. Catat keluhan nyeri,

    lokasi, lamanya,

    intensitas (skala 0-10).

    2. Kaji ulang faktor yang

    meningkatkan dan

    menurunkan nyeri.

    3. Berikan makan

    sedikit tapi sering

    sesuai indikasi untuk

    pasien.

    4. Berikan obat sesuai

    indikasi. Mis,

    antasida.

    1. Nyeri tidak selalu ada

    tetapi bila ada harus

    dibandingkan dengan

    gejala nyeri pasien.

    2. membantudalam

    membuat diagnosa dan

    kebutuhan terapi.

    3. makanan mempunyai

    efek penetralisir asam,

    juga menghancurkan

    kandungan gaster.

    Makanan sedikit

    mencegah distensi dan

    haluaran gaster.

    4. menurunkan keasaman

    gaster dengan absorbsi

    atau dengan

    menetralisir kimia.

    7. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan fluktuasi emosi dan depresi

    Tujuan Kriteria hasil Intervensi RasionalKlien Klien mampu 1. Evaluasi tingkat stress 1. tingkat stress

    20

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    21/24

    mengendalikan

    dan

    menurunkan

    emosinya

    mempertahankan

    tingkat orientasi

    realita sehari-hari,

    mengenali

    perubahan pada

    pemikiran dan

    tingkah laku

    individu dan hadapi

    dengan tepat.

    2. Panggil pasien

    dengan namanya.

    3. Catat perubahan

    siklik dalam

    mental/tingkah laku.

    Ikutsertakan dalam

    latihan rutin dan

    program aktivitas

    4. Dukung keikutsertaan

    pasien dalam

    perawatan diri sendiri.

    mungkin dapat

    meningkat

    dnegan pesat

    karena perubahan

    yang baru,

    sedang atau telah

    terjadi.

    2. Untuk menolong

    mempertahankan

    orientasi.

    3. Penelitian

    menunjukkan

    bahwa penarikan

    diri dan pasien

    yang tidak aktif

    memiliki resiko

    yang lebih besar

    untuk mengalami

    kebingungan.

    4. Pilihan

    merupakan

    komponen yang

    diperlukan dalam

    kehidupan sehari-

    hari.

    D. Evaluasi

    Evaluasi dilaksanakan setiap saat setelah rencana keperawatan dilakukan

    sedangkan cara melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria keberhasilan pada tujuan

    rencana keparawatan. Dengan demikian evaluasi dapat dilakukan sesuai dengan kriteria /

    susunan rinci ditulis pada lembar catatan perkembangan yang berisikan S-O-A-P-I-E-R

    (Data subyek, Obyek, Asesment, Implementasi, Evaluasi, Revisi).

    21

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    22/24

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Syndrome cuhsing akibat rumatan dari kadar kortisol darah yang tinggi secara

    abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal. Sindrom cusing dapat dI akibatkan oleh

    pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologi {iatrogen} atau22

  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    23/24

    oleh sekresi kortisol yng baerlebibahan pada gangguan aksis hipotalamus hipofisis

    adrenal {spontan}. Pada sindrom cushing spontan, hiper fungsi korteks adrenal terjadi

    sebagai rangsanganberlebihan oleh ACTH atau sebagai akibat patologi adrenal yang

    mengakibatkan produksi kortisol abnormal

    B. Saran

    Diharapakan bagi mahasiswa calon perawat agar meningkatkan penegetahuan

    tentang sistem endokrin khususnya tentang cindrom cushing agar nantinya dapat

    mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ben gray. 2010. http://askep-askeb-kita.blogspot.com/. diakses pada tanggal 2 maret 2010

    pukul 13.15 WIB

    Budiyanto, Carko . 2009 . Cushing Syndrom.

    http://medicastore.com/penyakit_kategori/1/index.html. diakses pada tanggal 9 maret

    2010 pukul 16. 30 WIB

    23

    http://askep-askeb-kita.blogspot.com/http://medicastore.com/penyakit_kategori/1/index.htmlhttp://medicastore.com/penyakit_kategori/1/index.htmlhttp://askep-askeb-kita.blogspot.com/
  • 7/29/2019 Askep Chusing Syndro1n

    24/24

    De belto, Dasto. 2010. Askep Cushing Sindrom. http

    ://dastodebelto.blogspot.com/2010/02/judul-skripsi.html . diakses pada tanggal 4

    maret 2010 pukul 20.30 WIB

    Ganong, William F. 1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC.

    Guyton, AC. 1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.

    Hadley, Mac E. 2000.Endocrinology. 5th . New Jersey: Prentice Hall, inc.

    Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media

    Aesculapius FKUI.

    Phatoelisme. 2010. Askep Sindrom Cushing. http://baioe.wordpress.com/about. html. diakses

    pada tanggal 4 maret pukul 20.30 WIB

    Sylvia A. Price. 1994. Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

    Susanne C. Smeltzer. 1999 .Buku Ajar Medikal Bedah Brunner-Suddart. Jakarta: EGC

    24

    http://dastodebelto.blogspot.com/2010/02/judul-skripsi.htmlhttp://dastodebelto.blogspot.com/2010/02/judul-skripsi.htmlhttp://baioe.wordpress.com/abouthttp://baioe.wordpress.com/abouthttp://dastodebelto.blogspot.com/2010/02/judul-skripsi.htmlhttp://baioe.wordpress.com/about