42
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. T dengan Dyspepsia di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga “ telah di terima dan di setujui : Hari / tanggal : Kamis , 4 April 2008 Tempat : Kampus II Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 4 April 2008. Pembimbing Kampus Setya Budi Utama, S.Kep Pembimbing Lahan Achmad Subago, Amk

ASKEP DISPEPSIA.doc

Embed Size (px)

Citation preview

PENGKAJIAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny. T dengan Dyspepsia di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga telah di terima dan di setujui :

Hari / tanggal : Kamis , 4 April 2008

Tempat

: Kampus II Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Purwokerto, 4 April 2008.

Pembimbing KampusSetya Budi Utama, S.Kep

Pembimbing LahanAchmad Subago, Amk

LAPORAN PENDAHULUAN

DYSPEPSIA

KONSEP PENYAKIT

A. DEFINISIDispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran makanan bagian atas berupa nyeri perut, lekas kenyang, anorexia, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut ( Hadi, 1995 ).

Dispepsia adalah kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Mansjoer, 2000)

Dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri diperut bagian atas ( Ulu hati ), Mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang ( suyono, 2001 ).

Dispepsia adalah gangguan pada pencernaan makanan (Ramali, 1997 )

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Esofagus

Fundus

SerosaLapisan longitudinal

Korpus Lapisan sirkularLapisan oblik

Kurfatura Mayor Pilorus

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling banyak terletak terutama didaerah epigastrik dan sebagian sebelah kiri daerah hipokondriak dan umbilikal lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus, batang utama dan bagian baawah yang horisontal yaitu atrium pilonik. Lambung terletak atau berhubungan dengan esofagus melalaui olifisium atau kardia dan dengan duo denum melalui orisium pilonik. Lambung terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limfa menempel pada sebelah kiri fundus. Fungsi lambung menerima makanan dari esofagus melalaui olifisium kordiak dan bekerja sebagai penimbun sementara sedangkan kontraksi otot mencampur makanan dengan getah lambung gelombang peristaltik dimulai tinggi di fundus berjalan berulang ulang setiap menit 3 kali dan menyerap perlahan lahan kepilorus. Perangsangan sekresi getah lambung sebagian dirangsangkan serat dan sebagian dari kimiawi. Sekresi mulai pada awal orang makan bila melihat dan mencium makanan akan merangsang sekresi karena kerja saraf.

Fungsi lambung :

1. Penampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah bening

2. Getah cerna lambung yang dihasilkan :

a. Pepsin fungsinya memecahkan putih telur menjadi asam amino

b. Asam garam fungsinya mengasamkan makanan, sebagai anti septik dan disinfektan

c. Renin fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari karsinogen

d. Lapisan lambung, jumlah sedikit asam lemak yang merasang sekresi getah lambung ( pearce 2000 ) ( syaifudin 1995 ) C. ETIOLOGI

1. Dispepsia Organik

Banyak ditemukan pada usia kurang lebih 40 thn (Hadi 1995 )

Faktor penyebab :

a) Dispepsia tukak ( Nikuslike Dispepsia )

Gejala : nyari ulu hati pada waktu tidak makan

b) Dispepsia tidak tukak

Gejala : sama dengan dispepsia tukak biasa pada pasien gastritis tetapi tidak ditemukan tanda-tanda tukak pada saat pemeriksaan.

c) Reflek gastroerotegal

Gejala : rasa panas di dada dan regurgitasi terutama setelah makan.

d) Penyakit saluran empedu

Terutama mulai perut kanan panas atau ulu hati yang menjalar ke bahu kanan sampai punggung.

e) Karsinoma

Keluhan berupa nyeri diperut, keluhan berkaitan dengan anorexia dan berat badan menurun.

f) Pankreatitis

keluhan berupa nyeri mendadak ke punggung, perut terasa kenyang dan tegang.

g) Sindrom mal absorpsi

Nyeri perut, neusea, anorexia, sering flatus dan kembung, diare berlendir.

2.Dispepsia non organik/ dispepsia fungsional

a) Faktor asam lambung

b) Kelainan psikis, stres dan faktor lingkungan

c) Gangguan mobilitas

d) Peran kompilo bakteri plyorus

D. PATHOFISIOLOGI

1. Dispepsia Organik

Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispensia organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak ( luka ) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas radang empedu dan lain.

Dispepsia tukak dan dispensia bukan tukak dengan gejala nyeri ulu hati waktu makan, reflek gastro esofagal berupa rasa panas di dada dan mengiritasi makan, penyakit saluran empedu karsinoma dengan gejala nyeri perut dan bertambah jika makan, anoreksia dan menyebabkan berat badan turun. Pankreatitis nyeri dirasakan di epigasterium setelah makan banyak / minum alkohol. Nyeri disebabkan pembengkakan dan peregangan duktus pankreatikus sindrom malabsorbsi dengan gejala diare dan berlendir, steatore, penurunan berat badan dan gangguan tumbuh kembang pada anak.

2. Dispepsia Non Organik

Faktor dispensia non organik atau dispensia fungsional atau dispensia non ulkus ( DNU ), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, Laboratorium, Radiologi, dan Endoskop ( teropong saluran pencernaan )

Asam lambung yang meningkat, keadaan psikis, stress, dan faktor lingkungan , gangguan motilitas, pengosongan lambung / iritasi karena berkurangnya sekresi lambung sehingga menyebabkan nyeri karena iritasi pada lambung.

E. MANIFESTASI KLINIK

Klasifikasi klinik praktek didasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan membagi dispepsia menjadi 3 tipe :

1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus ( ulkus like dyspensia )

dengan gejala

a. Nyeri apigastrium terlokalisasi

b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida

c. Nyeri saat lapar

2. Dispepsia dengan gejalam seperti dismotilitas (dysmotility like dispepsia)

dengan gejala :

a. Mudah kenyang

b. Perut terasa cepat penuh saat makan

c. Mual

d. Muntah

e. Rasa tidak nyaman bertambah saat makan

3. Dispepsia Non Spesifik ( tidak ada gejala seperti diatas )

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Laboratorium

hemoglobin, leukosit, hitung jenis, ureum creatinin, gula darah, tes fungsi hati dan urine.

2. Radiologi

Foto kontrol abdomen

3. Endoscopy

Untuk mengetahui ada tidaknya luka diotofaring, warnamukosa, tes tumor jinak atau ganas

4. USG

Kalainan reflek klien, pankreas, kelaianan anterid tumor.

Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat yaitu,

1.Antasid

2. Antikolinergik

3. Anatgonis reseptor H2

4. Sitoprotektif

5. Golongan prokinetik

G. PATHWAYS Peningkatanfaktorgangguankompilo

Asam lambungpsikis lingkungan

mobilitasbakteri pilorus

Faktor makanan ( asam, padas )

Gangguan saluran cerna

Nyeri iritasi lambung

rangsangan muntah Muntah

Medula oblonata Pengeluaran cairan

berlebih

Saraf otak V, VI, IX, X, XII

Saraf spinal

Kontraksi diafragma dan otot abdomen

Tekanan intragastrik meningkat

Sfringter esofageal Relaksasi

Muntah Anorexia

Defisit volume Perubahan nutrisi kurang

Cairan

dari kebutuhan tubuh

( Hadi, 1995 ) , ( Mansjoer 1999 )KONSEP KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN

a. Pada data subjektif sering ditemukan

- Pasien sering mual

- Anoreksia

- Nyeri perut pada bagian atas atau pada daerah tertentu dengan frekuensi

lama

- Tidak nyaman perut pada tingkat tertentu

b. Sedangkan pada data objektif meliputi :

- Muntah dalam jumlah banyak

- Frekuensi muntah sering dan banyak

- Adanya rasa haus

- Penurunan turgor kulit

- Selaput mukosa kering

- Oliguira, otot lemah

- Nyeri pada perut bagian atas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual muntah

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah

d. Gangguan pola istirahat & tidur berhubungan dengan adanya nyeri

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada kasus dispepsia menurut

Dongoes ( 1999 ).

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang .

Kriteria Hasil :

Skala nyeri menurun

Melaporkan nyeri secara verbal atau non verbal

Intervensi :1. Kaji skala nyeri

2. Berikan posisi yang nyaman

3. Ajarkan teknik penanggulangan nyeri, distraksi, relaksasi

4. kolaborasi pemberian analgetik dengan medis

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual muntah

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi

dapat terpenuhi

Kriteria hasil :

Berat badan stabil

Klien tidak mual dan muntah nafsu makan baik

Intervensi :

1. Kaji ulang status nutrisi pasien ( BB, Intake & Out put )

2. Anjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering.

3. Intruksikan klien dan keluarga untuk menghindari makan dan minum yang dapat mengiritasi lambung

4. Kolaborasi pemberian cairan parenteral dan pemberian obat anti mual dan muntah.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tanda tanda tidak seimbang cairan dan elektrolit tidak terjadi

Kriteria hasil

Cairan & elektrolit seimbang

Tanda dehidrasi tidak muncul

Intervensi :

1. Monitor input & output cairan

2. Monitor TTV secara rutin

3. Pertahankan terapi intravena untuk pergantian cairan dan tidak terjadi dehidrasi

4. Beri cairan peroral sampai 2600 mili/hari

5. Awasi keadaan kulit, warna, kelembaban, dan tugor kulit.

d. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan adanya nyeri

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola tidur klien dapat

terpenuhi.

Kriteria hasil :

Klien dapat beristirahat dengan cukup

Pola tidur klien dapat terpenuhi

Intervensi :

1. Kaji ulang setatus istirahat tidur pasien

2. Konsisikan ruangan senyaman mungkin untuk istirahat klien

3. Atur posisi pasien senyaman mungkin

4. Beri kesempatan kepada klien untuk beristirahat

DAFTAR PUSTAKA

Bruner and Suddarth, 2000 Keperawatan Medikal Bedah, edisi 9

Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Media Aesaula

Pius. FKUI : Jakarta

Pamoentjak, dkk. 2003. Kamus Kedokteran. Djambatan : Jakarta

Dongoes, Marylin E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3

EGC : Jakarta

PENGKAJIANA. BIODATA

Nama : Ny T

Umur

: 34 th

Pendidikan

: Tamat SMPStatus

: Kawin.

Alamat

: Karang Banjar, RT 25 RW 10, Bojongsari Purbalingga.

Identitas Penanggung Jawab

Nama

: Ny. Y.

Umur

: 68 Tahun.

Pendidikan

: Tamat SR.

Status

: Kawin.

Alamat

: Karang Banjar, RT 25 RW 10, Bojongsari Purbalingga.

Identitas Masuk Rumah Sakit

Tanggal masuk: 8 Maret 2008

Tanggal Pengkajian: 10 Maret 2008

Ruang

: Kenanga

NO RM

: 328129

Diagnosa Medis

: Dyspepsia

B. Riwayat Kesehatan Pasien

1. Alasan masuk

Pasien masuk lewat IGD tanggal 8 Maret 2008 jam 15.40 WIB dengan keluhan perut sakit, mual mual, muntah, beserta muntah daah sedikit.2. Keluhan utama

Perut sakit, mual mual, muntah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri perut bagian atas kuadran II ( aorta ) +/- 5 hari yang lalu, disertai mual mual, panas dingin, nafsu makan menurun, dan kepala pusing.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Kurang lebih 2 bulan yang lalu, klien pernah dirawat di RSUD Purbalingga dengan Gastritis

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluaga klien tidak ada yang mengalami dan bukan merupakan penyakit menular serta bukan penyakit keturunan.Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Meninggal Dunia

: Laki laki

: Klien

: Garis Keturunan

: Garis Perkawinan

: Tinggal 1 RumahC. Pengkajian Divisi Doengoes

1. Aktivitas dan Istirahat

Ds : Klien mengatakan

Aktivitas saya disini hanya berbaring di tempat tidur

Aktivitas mandi, BAB, BAK di bantu oleh keluarga

Tidur dirumah sakit hanya 5 jam dari jam 12 malam sampai jam 6 pagi

Sering terganggu dengan kondisi klien di ruangan lain

Do :

Respon terhadap aktivitas yang teramati pasien dapat meespon apa yang diperintahkan.

Kardiovaskuler = tampak lemas,pucat

Nafas (R) = 20 X/menit N : 88x/menit

Status mental klien tempat kurang tenang,ingin cepat pulang

Tremor tidak ada

Pola aktifitas dan istirahat

Kemampuan perawatan diri01234

Makan dan minumMandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

BerpindahV

VV

V

V

V

Keterrangan :

0 : Mandiri

1 : Alat bantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total.Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas 2. Sirkulasi Ds : Pasien mengatakan tidak punya riwayat

Hipertensi : (-)

Masalah jantung : (-) denyut

Edema extremitas : (-) Turgorflebitis : (-)

Kesemutan : ( )

boal kebas: (-)

Penyembuhan luka lambat (-)

Do : - TD 130 /70 mmhg, S =37 C - N : 88x/menit

- MAP = Sistole > 50 mmhg

Diastole

= 130 = 60

70

- Membran mukosa : tampak kering

-Konjungtiva : an anemis

- Pengisian kapiler : kurang dari 3detik

- Sklera : an ikterik

3. Integritas Ego

Ds: Pasien mengatakan

Saya tidak mengalami strees

Agama saya Islam

Aktifitas beribadah : Sebelum sakit melaksanakan sholat 5 waktu, tetapi pada saat di Rumah Sakit jarang melaksanakan.

Do:

Pasien tampak tidak terlalu tenang

Tidak tampak pemarah

Tampak cemas

Tidak menarik diri

Tidak mudah tersinggung

Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan4. Eliminasi

Pola BAB : 1 X / Hari (+/- 100ml ) Karakter Feses : Encer.

Pola BAK: 4 5 X / Hari ( +/- 2500 ml ) Karakter Urin : Warna kuning pekat

Tidak terpasang DC

5. Hygiene

Ds : Pasien mengatakan

Ke kamar mandi hanya untuk BAK dan BAB dan Saya dibantu oleh keluarga

Ganti baju 1 X / hari

Do :

Penampilan klien tampak kusut Rambut tampak kusut dan acak acakan

Bau badan tampak kurang segar

Masalah keperawatan : Kurang kebersihan diri

6. Makanan dan Cairan

Ds : Pasien mengatakan :

Saya tidak nafsu makan karena mual. Makan hanya 6 sendok. ( masukan +/- 800 ml ) Minum air putih 4 gelas / hari ( per gelas 230ml ) = 920 ml. BB sebelum sakit = 50 Kg

Do :

Tampak diit dari RS tidak habis dimakan

BB setelah sakit 48 kg.

Turgor kulit tidak elastis / tampak kering

Balance Cairan : Intake ( Out put + IWL )

IWL :Nilai Konstata x BB x jam ( 12 /atau24 jam)100Masalah Keperawatan : Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Bagan nilai normal Keseimbangan Cairan

MasukanJumlahKeluaranJumlah

Cairan

Makanan padat

Air dan oksidasi1200 ml

1000 ml

300 mlKehilangan tak kasat mata ( kulit dan paru paru )

Feses

Urine

900 ml

100 ml

2500 ml

Sumber data : ( Buku OTSUKA , 1995 )7. Neurosensori

Ds : Pasien mengatakan

Lemes

Pusing

Mata berkunang kunang

Do :

Tampak gelisah menahan pusing

Tidak alat bantu apapun

Reflek patela : sensitif

Masalah keperawatan : Ketidakberdayaan

8. Nyeri / Ketidaknyamanan

Ds : Pasien mengatakan

Saya nyeri di perut skala 7 ( rentang nyeri skala 1 10 )

Jika nyeri pada saat mau tidur

Do :

Tampak meringis menahan sakit.

Tampak memegang area yang nyeri

Masalah keperawatan : Nyeri berhubungan dengan Iritasi Lambung

9. Pernafasan

Ds : Pasien mengatakan

Saya tidak mengalami sesak nafasDo :

R : 20 X/menit

Pneumonia ( - )

Asma ( - )

Kebiasaan Merokok : tidak

Tidak ada alat bantu pernafasan

Bronkhitis ( - )

TBC ( - )

10. Keamanan

Ds : Pasien mengatakan

Tidak punya alergi apa apa

Tidak punya penyakit hubungan sexual

Transfusi darah ( - )

Riwayat kecelakaan ( - )

Do :

S : 37C

Cara berjalan : pelan

11. Seksualitas

Ds : Pasien mengatakan

Saya mempunyai 1 suami dan 1 anak Tidak menggunakan alat kontrasepsi Masalah seksualitas : tidak adaDo :

Klien berumur 34 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

12. Interaksi Sosial

Ds : Pasien mengatakan

Status perkawinan : suami masih hidup

Hidup dengan : Suami, 1 anak dan ibunya.

Orang pendukung lain : Ibu

Peran dalam keluarga : Ibu Rumah tangga

Do :

Tampak ibu dan anak slalu setia menunggu pasien

13. Penyuluhan / Pembelajaran

Ds : Pasien mengatakan

Bahasa yang di pakai sehari hari adalah bahasa jawa.

Tingkat pendidikan tamat SLTP

Keyakinan tentang kesehatan : akin cepat sembuh

Faktor resiko kesehatan

DM ( - ) HT ( - )

Kanker ( - )

TBC ( - )

Stroke ( - )

Epilepsi, Jantung, Ginjal ( - )

Hidup dengan : Suami, 1 anak dan ibunya.

Orang pendukung lain : Ibu

Peran dalam keluarga : Ibu Rumah tangga

Do :

Tampak ibu dan anak slalu setia menunggu pasien

MedikasiNama ObatDosisWaktuSediaanCara Pemberian

AntasidaCimetidine

Ciprofloxacin

Infus RL200 mg

500 mg

3 x 12 x 1

2 x 1

TabletTablet

Tablet

Cairan OralOral

Oral

IV

Obat yang biasa di konsumsi tanpa resep dokter : promagh

Penyakit sebelumnya : Gastritis Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaaan DarahNilai NormalHasil

Lekosit

Eritrosit

Gula Darah Sewaktu

SGOT

SGPT100 150 mg/dl

L S/d 37 : P S/d 31L S/d 42 : P S/d 325 LPB

2,4 LPB

78 m / dl

36 U /L

31 U / L

ANALISA DATATanggalDataProblem

10 / 3 /08

12.30 WIB

10 / 3 /08

12.30 WIB

10 / 3 /08

12.30 WIB

Ds : pasien mengatakan pusing lemas, mata berkunang kunang

Do : - tampak lemas

wajah tampak leseu, pucat

TD 130/70 ; N 88 X/menit ; S 37 C

Ds : Pasien mengatakan nyeri lambung, mual, skala nyeri 7.

Do : - Tampak menahan / meringis kesakitan menahan nyeri

Ds : pasien mengatakan kurang nafsu makan, mual tidak doyan dengan diit RS.

Do : - Diit RS tidak habis dimakan ( 800

ml ) BB : 48 Kg

- Minum air putih 4 gelas / hari ( per

gelas 230ml ) = 920 ml.

Balance cairan : Intake ( Out put

+ IWL )

IWL :

Nilai Konstata x BB x ( 12 /atau24 jam)100

= 45 x 48 kg x 24 jam

100

= 518 Intake : Cairan + makanan

920 + 800 = 1720 ml

Out Put : BAK + BAB

2500 + 100 = 2600 ml

Balance : 1720 ( 2600 + 518 )

: - 1398 Hasil : Belum seimbang.Intoleransi aktifitas Etiologi gangguan pola istirahat dan tidurNyeri Etiologi Iritasi mukosa lambung

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Etiologi anoreksia, mual, muntah.

Prioritas Masalah

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.2. Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung.3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan pola istirahatRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama

: Ny. T

Dx Medis : Dspepsia

Umur

: 34 tahun

Ruang

: Kenanga

Alamat

: Bojong Sari25 / 10 Purbalingga.

No RM: 328129

NoTglDx keperawatanTujuan & KHIntervensi

12

310/310/3

10/3Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntahDs : Ps mengatakan kurang nafsu makan dan mual minum Air putih 4 gelasDo : - Diit RS tidak habis dimakan

BB : 48 Kg

Balance cairan : Intake ( Out put + IWL )

Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung IWL :

Nilai Konstata x BB x ( 12 /atau24 jam)100

= 45 x 48 kg x 24 jam

100

= 518 Intake : Cairan + makanan

920 + 800 = 1720

ml

Out Put : BAK +

BAB

2500 + 100 = 2600

ml

Balance : 1720 (

2600 + 518 )=

- 1398 ml.Hasil : Belum seimbangNyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambungDs : Pasien mengatakan nyeri lambung, mual, skala nyeri 7.

Do : - Tampak menahan / meringis

kesakitan menahan nyeri

Intoleransi aktifitas Etiologi gangguan pola istirahat dan tidur

Ds : pasien mengatakan pusing lemas, mata berkunang kunang

Do : - tampak lemas

wajah tampak

leseu, pucat

TD 130/70

N : 88 X/menit

- S 37 C

SDTK selama 2 x 24 jam masalah ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi dengan KH

- Klien tampak bertenaga

- mual, muntah berkurang.

- Nafsu makan baik.

- BB naik.

- Diit RS habis di makan

- Balance cairan seimbang.

SDTK selama 2 x 24 jam masalah nyeri dapat teratasi dengan KH :- Skala nyeri dapat berkurang.

- Klien dapat mengantisipasi saat nyeri muncul.

SDTK selama 2 x 24 jam masalah Intoleransi aktifitas dapat teratasi dengan KH :

- Rasa pusing berkurang.

- rasa lemas berkurang.

- Klien dapat melakukan aktifitas tanpa bantuan.

- dapat istirahat dengan maksimal.1. Anjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering2. anjurkan untuk menyajikan makan dengan kondisi hangat.3.anjurkan klien dan keluarga untuk menghindari makanan yang pedas / asam.

4. Kolaborasi dengan team gizi dalam pemenuhan diit.5. Anjurkan ntuk minum air putih 7 8 gelas / hari.

1. Pantau tanda tanda vital.

2. Kaji skala nyeri.

3. Ajarkan tehnik relaksasi dan nafas dalam saat nyeri datang.

4. Kolaborasi untuk pemberian antasida.

5. berikan posisi yang nyaman.

1. Berikan lingkungan yang nyaman .

2. Kaji ulang status istirahat pasien.3. Atur posisi senyaman mungkin.

4. Berikan kesempatan istirahat untuk klien

5. Batasi aktifitas klien.

IMPLEMENTASI KEPERAWATANTgl / jamNo dxImplementasiResponParaf

11/3/08

08.00 WIB

11/3/08

08.10 WIB

11/3/08

08.00 WIB

1

2- Memberikan makan dengan porsi sedikit tapi sering.

- Menyajikan makanan dengan keadaan hangat.

- Meminta klien dan keluarga untuk menghindari makanan yang pedas / asam.

- Berkolaborasi dengan team gizi - Meminta klien untuk minum air putih 7 8 gelas / hari.

- Mengukur tanda tanda Vital.

- Mengukur skala nyeri.

- Menganjurkan tehnik relaksasi & nafas dalam saat nyeri.

- Mengkolaborasi / memberikan antasid

- Memberikan posisi yang nyaman.

- Memberikan lingkungan yang nyaman

- Mengukur status istirahat pasien

- Memberikan kesempatan istirahat untuk klien.

- Membatasi aktifitas klien Pasien kooperatif

Pasien kooperatif

Pasien & keluarga kooperatif

Makanan / diit diberikan tidak habis dimakan.Pasien kooperatifTD = 120/70 : N=85x

S = 37 C

Nyeri berkurang skala 5

Pasien kooperatif

Obat masuk

Klien kooperatif nyaman dengan terlentang.Klien merasa nyaman

Klien mengatakan bisa tidur semalam -/+ 6 jam.

Klien menggunakan waktu dengan baik

Klien kooperatif

EVALUASI KEPERAWATAN 1

TglNo dxCatatan Perkembanganparaf

11/03/0808.00 WIB

11/03/08

08.10 WIB

11/03/08

08.10 WIB

1S : - Klien mengatakan makanan diit RS tinggal sedikit sisanya.- Pasien mengatakan sudah habis 5 gelas/ hari ( per gelas = 230 ml ) = 230 x 5 = 1150 ml.- BAB 1 kali : BAK 4 kali.

O : - Diit RS tampak masih ada sisa ( 800 ml) - Keluaran BAB = 100 ml

- Keluaran urine 4 - 5 kali/ hari = 2500

ml

- Wajah tampak lesu.

- BB = 48 Kg.

- Balance cairan :

IWL :

Nilai Konstata x BB x ( 12 /atau24 jam)100

= 45 x 48 kg x 24 jam

100

= 518 Intake : Cairan + makanan

1150 + 800 = 1950 ml

Out Put : BAK + BAB

2500 + 100 = 2600 ml

Balance : 1950 ( 2600+ 518 )

: - 1168 mlHasil : Belum seimbang.

A : Masalah belum teratasi

P : Pertahankan intervensi

S : - Klien mengatakan nyeri perut berkurang jadi skala 5, nyeri bila ditekan.

O : - Wajah klien masih tampak sering meringis menahan nyeri.

- Tampak selalu memegangi perutnya.

A : Masalah Nyeri teratasi sebagian.

P : Lanjutkan Intervensi.

S : - Klien mengatakan masih merasa pusing, lemas.

O : - Wajah klien tampak terlihat pucat,

- Tampak lesu.

- TD 100 / 70 mmhg : N = 72 X/ mnt

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan Intervensi

EVALUASI KEPERAWATAN 1I

TglNo dxCatatan

Perkembanganparaf

12/03/08

08.30 WIB

12/03/08

08.45 WIB

12/03/08

09.00 WIB

1S : - Klien mengatakan makanan diit RS habis dimakan.- Pasien mengatakan sudah habis 7 gelas/ hari ( per gelas = 230 ml ) = 230 x 7 = 1610 ml.

- BAB 1 kali & BAK 4 5 kali/ hari.

O : - Diit RS tampak habis dimakan( 1000

ml)

- Tampak klien sedang makan snack

- Keluaran BAB = 100 ml

- Keluaran urine 4 - 5 kali / hari = 2500

ml

- BB = 48 Kg.

- Balance cairan :

IWL :

Nilai Konstata x BB x ( 12 /atau24 jam)100

= 45 x 48 kg x 24 jam

100

= 518

Intake : Cairan + makanan

1610 + 1000 = 2610 ml

Out Put : BAK + BAB

2500+ 100 = 2600 ml

Balance : 2610 ( 2600 + 518 )

: - 508 ml

Hasil : Belum seimbang.

A : Masalah belum teratasi sebagianP : Pertahankan intervensi

S : - Klien mengatakan nyeri perut berkurang jadi skala 3.O : - Tampak lebih rileks dan santai - Tidak tampak lagi selalu memegangi

perutnya.

A : Masalah Nyeri teratasi

P : Pertahankan Intervensi.

S : - Klien mengatakan pusing sudah berkurang, tapi mata masih berkunag kunang. - Klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak.

O : - Wajah klien sudah tidak tampak terlihat pucat,

- Badan tampak lebih segar.

- TD 120 / 90 mmhg : N = 84 X/ mnt

A : Masalah teratasi sebagianP : Pertahankan Intervensi