31
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Anamnesa Adapun pengkajian yang dilakukan pada penyakit Alzheimer a. Aktifitas istirahat Gejala: Merasa lelah Tanda: Siang/malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur Letargi: penurunan minat atau perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi, ketidakmampuan untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca/ mengikuti acara program televisi. Gangguan keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan hal yang telah biasa yang dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat. b. Sirkulasi Gejala: Riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik. hipertensi, episode emboli (merupakan factor predisposisi). c. Pengkajian psikososial 1) Sosialisasi lansia pada saat sekarang 2) Sikap pada orang lain 3) Harapan dalam melakukan sosialisasi d. Masalah emosional/ Integritas ego dengan Deppresion Scale Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi terhadap lingkungan,

Askep alzhaimer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep alzhaimer

Citation preview

Page 1: Askep alzhaimer

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Anamnesa

Adapun pengkajian yang dilakukan pada penyakit Alzheimer

a. Aktifitas istirahat

Gejala: Merasa lelah

Tanda: Siang/malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur

Letargi: penurunan minat atau perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi,

ketidakmampuan untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca/ mengikuti acara

program televisi.

Gangguan keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan hal yang

telah biasa yang dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat.

b. Sirkulasi

Gejala: Riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik. hipertensi, episode emboli

(merupakan factor predisposisi).

c. Pengkajian psikososial

1) Sosialisasi lansia pada saat sekarang

2) Sikap pada orang lain

3) Harapan dalam melakukan sosialisasi

d. Masalah emosional/ Integritas ego dengan Deppresion Scale

Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi

terhadap lingkungan, kesalahan identifikasi terhadap objek dan orang,

penimbunan objek : meyakini bahwa objek yang salah penempatannya telah

dicuri. kehilangan multiple, perubahan citra tubuh dan harga diri yang dirasakan.

Tanda : Menyembunyikan ketidakmampuan ( banyak alasan tidak mampu untuk

melakukan kewajiban, mungkin juga tangan membuka buku namun tanpa

membacanya) , sering khawatir, menunjukakan kegelisahan, kecendrungan

mengurung diri, menyatakan banyak pikiran atau ada masalah keluarga.

e. Pengkajian spiritual

1) Kegiatan keagamaan, mungkin akan terlihat berubah pada lansia. Lansia akan

cenderung mendalami spiritual keagamaannya, namun terkadang berlebihan

karena terjadinya disorientasi waktu.

2) Konsep/keyakinan klien tentang kematiann.

Page 2: Askep alzhaimer

Lansia umumnya cenderung pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan

tentang kematiannya.

3) Harapan klien

f. Pengkajian Fungsional lansia dengan Indeks Katz atau Modifikasi Dari Barthel

Indeks.penhgkajian uini berfungsi menilai kemampuan lansia dalam melakukan

ADL

1) Eliminasi

Gejala: Dorongan berkemih

Tanda: Inkontinensia urine/feaces, cenderung konstipasi/ imfaksi dengan diare.

2) Makanan/cairan

Gejala: Riwayat episode hipoglikemia (merupakan factor predisposisi)

perubahan dalam pengecapan, nafsu makan, kehilangan berat badan,

mengingkari terhadap rasa lapar/ kebutuhan untuk makan.

Tanda: Kehilangan kemampuan untuk mengunyah, menghindari/menolak

makan (mungkin mencoba untuk menyembunyikan keterampilan). dan tampak

semakin kurus (tahap lanjut).

3) Hiygene

Gejala : Perlu bantuan /tergantung orang lain

Tanda : tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal yang

kurang, kebiasaan pembersihan buruk, lupa untuk pergi kekamar mandi, lupa

langkah-langkah untuk buang air, tidak dapat menemukan kamar mandi dan

kurang berminat pada atau lupa pada waktu makan: tergantung pada orang lain

untuk memasak makanan dan menyiapkannya dimeja, makan, menggunakan

alat makan.

g. Status mental dengan SPSMQ dan MMSE

Gejala : Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif,

dan atau gambaran yang kabur, keluhan hipokondria tentang kelelahan, pusing

atau kadang-kadang sakit kepala. adanya keluhan dalam kemampuan kognitif,

mengambil keputusan, mengingat yang berlalu, penurunan tingkah laku

( diobservasi oleh orang terdekat). Kehilangan sensasi propriosepsi ( posisi

tubuh atau bagian tubuh dalam ruang tertentu ). dan adanya riwayat penyakit

serebral vaskuler/sistemik, emboli atau hipoksia yang berlangsung secara

periodic ( sebagai factor predisposisi ) serta aktifitas kejang ( merupakan akibat

sekunder pada kerusakan otak ).

Page 3: Askep alzhaimer

Tanda : Kerusakan komunikasi : afasia dan disfasia; kesulitan dalam

menemukan kata- kata yang benar ( terutama kata benda ); bertanya berulang-

ulang atau percakapan dengan substansi kata yang tidak memiliki arti;

terpenggal-penggal, atau bicaranya tidak terdengar. Kehilangan kemampuan

untuk membaca dan menulis bertahap ( kehilangan keterampilan motorik

halus).

h. Kenyamanan

Gejala : Adanya riwayat trauma kepala yang serius ( mungkin menjadi factor

predisposisi atau factor akselerasinya), trauma kecelakaan ( jatuh, luka bakar dan

sebagainya).

Tanda : Ekimosis, laserasi dan rasa bermusuhan/menyerang orang lain

i. Interaksi social

Gejala : Merasa kehilangan kekuatan. factor psikososial sebelumnya; pengaruh

personal dan individu yang muncul mengubah pola tingkah laku yang muncul.

Tanda : Kehilangan control social,perilaku tidak tepat.

Page 4: Askep alzhaimer

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:

Klien dengan penyakit Alzheimer umumnya mengalami penurunan kesadaran sesuai

dengan degenerasi neuron kolinergik dan proses senilisme. Adanya perubahan pada

tanda-tanda vital, meliputi bradikardi, hipotensi, dan penurunan frekuensi pernafasan

a. B1 (Breathing)

Gangguan fungsi pernafasan :Berkaitan dengan hipoventilasi inaktifitas, aspirasi

makanan atau saliva dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.

1) Inspeksi: di dapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk

efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot Bantu

nafas.

2) Palpasi : Traktil premitus seimbang kanan dan kiri

3) Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru

4) Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronkhi, pada

klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang

menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.

b. B2 (Blood)

Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga

gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan otonom.

c. B3 (Brain)

Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan

dengan pengkajian pada sistem lainnya.

1) Inspeksi umum, didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah

laku.

2) Pengkajian Tingkat Kesadaran:Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan

juga bergantung pada perubahan status kognitif klien.

3) Pengkajian fungsi serebral

a) Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang

berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan

penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b) Pengkajian Saraf kranial. Pengkajian saraf ini meliputi pengkajian saraf

kranial I-XII :

Saraf I. Biasanya pada klien penyakit alzherimer tidak ada kelaianan

fungsi penciuman

Page 5: Askep alzhaimer

Saraf II. Tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan, yaitu sesuai

dengan keadaan usia lanjut biasanya klien dengan alzheimer mengalami

keturunan ketajaman penglihatan

Saraf III, IV dan VI. Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan pada

saraf ini

Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini.

Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal

Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses

senilis serta penurunan aliran darah regional

Saraf IX dan X. Kesulitan dalam menelan makanan yang berhubungan

dengan perubahan status kognitif

Saraf XI. Tidak atrofi otot strenokleidomastoideus dan trapezius.

Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada

vasikulasi dan indera pengecapan normal

c) Pengkajian sistem Motorik

Inspeksi umum pada tahap lanjut klien akan mengalami perubahan dan

penurunan pada fungsi motorik secara umum.

Tonus Otot. Didapatkan meningkat. Keseimbangan dan Koordinasi.

Didapatkan mengalami gangguan karena adanya perubahan status kognitif

dan ketidakkooperatifan klien dengan metode pemeriksaan.

d) Pengkajian Refleks

Pada tahap lanjut penyakit alzheimer sering mengalami kehilangan refleks

postural, apabila klien mencoba untuk berdiri dengan kepala cenderung ke

depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam

berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke

belakang) dapat menyebabkan klien sering jatuh.

e) Pengkajian Sistem sensorik

Sesuai barlanjutnya usia, klien dengan penyakit alzheimer mengalami

penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensori

yang ada merupakan hasil dari neuropati perifer yang dihubungkan dengan

disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum.

Page 6: Askep alzhaimer

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan degeneration neuron iriversibel

b. Risiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi memori.

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan deficit kognitif.

d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia lobus temporal

atau frontal sekunder akibat penyakit Alzheimer.

e. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan hambatan komunikasi

sekunder akibat penyakit mental kronis.

f. Perubahan pola tidur berhubungan dengan Perubahan lingkungan, tekanan

psikologis, kerusakan neurologis, perubahan aktivitas

g. Inkontinensia berhubungan dengan kehilangan fungsi neurologis / tonus otot.

h. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Perubahan diet/pemasukan makanan.

Page 7: Askep alzhaimer

4. Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional

1.1 Perubahan proses pikir

berhubungan dengan

degeneration neuron

iriversibel.

Setelah diberikan askep

selama …x24 jam diharapkan

gangguan proses pikir tidak

bertambah buruk, dengan out

come :

Klien mampu

menginterpretasikan

stimulus sedikit demi

sedikit

Klien mampu

mengakomodasikan sedikit

demi sedikit suatu

ide/perintah

Klien mampu mengenali

orang-orang terdekatnya,

seperti nama keluarganya.

Klien mampu mengenali

Mandiri

i. Kaji derajat gangguan

kognitif, seperti perubahan

orientasi terhadap orang,

tempat waktu, rentang

perhatian dan kemampuan

berpikir

ii. Pertahankan lingkungan

yang menyenangkan dan

tenang.

iii. Lakukan pendekatan

dengan cara perlahan dan

tenang.

iv. Tatap wajah ketika

bercakap-cakap dengan

pasien

v. Ajarkan klien dalam

Mandiri

1. Memberikan dasar untuk

evaluasi/perbandingan yang akan

datang dan mempengaruhi pilihan

terhadap intervensi.

2. Keramaian biasanya merupakan

sensori yang berlebihan yang

meningkatkan gangguan neuron

3. Pendekatan yang terburu-buru dapat

mengancam pasien bingung yang

mengalami kesalahan persepsi.

4. Menimbulkan perhatian, terutama

pada orang-orang dengan gangguan

perceptual

5. Sesuai dengan berkembangnya

Page 8: Askep alzhaimer

tempat-tempat disekitarnya,

seperti alamat rumah.

Klien mampu mengenali

waktu seperti pagi, siang,

dan malam.

mengingat tempat, dan

bendan. Gunakan kata-kata

yang pendek dan kalimat

yang sederhana dan

berikan instruksi

sederhana. Ulangi instruksi

tersebut sesuai dengan

kebutuhan.

Kolaborasi

1. Antisiklotik, seperti

halopiridol (Haldol) ;

tioridazin (Mallril)

2. Vasodilator, seperti

siklandelat (Cyclospasmol)

3. Agen ansiolitik, seperti

diazepam, lorazepam,

oksazepam

penyakit, pusat komunikasi dalam

otak mungkin saja terganggu.

Kolaborasi

i. Dapat digunakan untuk mengontrol

agitasi, halusinasi.

ii. Dapat meningkatkan kesadaran

mental tetapi memerlukan penelitian

lebih lanjut.

3. Lebih bermanfaat pada fase awal

dan/atau fase sedang untuk

menghilangkan kecemasan

2.2 Risiko cedera

berhubungan dengan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama ....x 24

Mandiri

1. Awasi klien

Mandiri

1. Untuk mengkaji

Page 9: Askep alzhaimer

kerusakan fungsi

memori.

jam, diharapkan klien tidak

mengalami cedera dengan

kriteria hasil:

Klien dapat meningkatkan

tingkat aktivitas

Klien dapat beradaptasi

dengan lingkungan

secara ketat selama

beberapa malam pertama.

2. Anjurkan

individu untuk meminta

bantuan selama malam

hari.

3. Singkirkan

benda-benda berbahaya

dari klien.

4. Pasang

pegangan tangan di kamar

mandi.

5. Pertimbangkan

penggunaan sistem alarm.

keamanan klien.

2. Untuk menghindarkan

risiko cedera akbat suasana gelap.

3. Untuk menghindari

risiko cedera/terpapar benda-benda

berbahaya.

4. Untuk menghindari

terpleset di kamar mandi.

5. Untuk memudahkan

klien menginstruksikan keadaan

bahaya pada dirinya.

3.3 Defisit perawatan diri

berhubungan dengan

deficit kognitif.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama ...x 24

jam, diharapkan terdapat

perilaku peningkatan dalam

pemenuhan perawatan diri

Mandiri

1. Identifikasi kesulitan

berpakaian/perawatan diri,

seperti keterbatasan fisik;

apatis/depresi atau

Mandiri

1. Memahami penyebab yang

mempengaruhi pilihan intervensi/

strategi

Page 10: Askep alzhaimer

dengan kriteria hasil :

klien tampak bersih dan

segar

temperatur ruangan.

2. Identifikasi kebutuhan akan

kebersihan diri dan berikan

bantuan sesuai kebutuhan

dengan perawatan

rambut/kuku/kulit,

bersihkan kacamata dan

gosok gigi.

3. Gabungkan kegiatan

sehari-hari kedalam jadwal

aktivitas jika mungkin.

4. Kaji kemampuan dan

tingkat itaspenurunan

kemampuan ADL dalam

skala 0 – 4.

5. Rencanakan tindakan untuk

defisit motorik seperti

tempatkan makanan dan

peralatan di dekat klien

agar mampu sendiri

2. Sesuai dengan perkembangan

penyakit, kebutuhan akan

kebersihan dasar mungkin

dilupakan.

3. Mempertahankan kebutuhan rutin

dapat mencegah kebingungan yang

semakin memburuk dan

meningkatkan partisipasi pasien.

4. Membantu dalam mengantisipasi

dan merencanakan pertemuan

kebutuhan individual.

5. Klien akan mampu melakukan

aktivitas sendiri untuk memenuhi

perawatan dirinya.

Page 11: Askep alzhaimer

mengambilnya.

6. Kaji kemampuan

komnikasi untuk BAK.

Kemampuan menggunakan

urinal pispot. Antarkan ke

kamar mandi bila kondisi

memungkinkan .

7. Identifikasi kebiasaan BAB

. anjurkan minum dan

meningkatkan aktivitas.

8. Berikan informasi kepada

klien dan keluarga

mengenai pentingnya

kebutuhan akan kebersihan

diri

Kolaborasi :

1. Pemberian suppositoria dan

pelumas faeces / pencahar.

2. Konsul ke dokter terapi

okupasi.

6. Ketidakmampuan berkomunikasi

dengan perawat dapat menimbulkan

masalah pengososngan kandung

kemih oleh karena masalah

neurogenik.

7. Meningkatkan latihan dan

mencegah terjadinya konstipasi

8. Pengetahuan untuk meminimalkan

risiko infeksi.

6. Meningkatkan latihan

dan menolong mencegah

konstip

Kolaborasi :

1. Pertolongan utama terhadap fungsi

bowell atau BAB

2. Untuk mengembangkan terapi dan

melengkapi kebutuhan khusus.

Page 12: Askep alzhaimer

4.4 Kerusakan komunikasi

verbal berhubungan

dengan iskemia lobus

temporal atau frontal

sekunder akibat penyakit

Alzheimer.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama ... x 24

jam, diharapkan klien tidak

mengalami hambatan

komunikasi verbal dengan

kriteria hasil :

Membuat teknik/metode

komunikasi yang dapat

dimengerti sesuai

kebutuhan dan

meningkatkan kemampuan

berkomunikasi

Mandiri

1. Kaji kemampuan klien

untuk berkomunikasi.

2. Menentukan cara-cara

berkomunikasi seperti

mempertahankan kontak

mata, pertanyaan dengan

jawaban ya atau tidak,

menggunakan kertas dan

pensil/bolpoint, gambar,

atau papan tulis; bahasa

isyarat, penjelas arti dari

komunikasi yang

disampaikan.

3. Letakkan bel/lampu

panggilan di tempat mudah

dijangkau dan berikan

penjelasan cara

menggunakannya. Jawab

panggilan tersebut dengan

Mandiri

1. Untuk menentukan tingkat

kemampuan klien dalam

berkomunikasi.

2. Untuk membantu proses

berkomunikasi dengan klien, dan

agar tidak terjadi miskomunikasi.

3. Untuk memudahkan klien dalam

memanggil perawat saat

membutuhkan bantuan.

Page 13: Askep alzhaimer

segera. Penuhi kebutuhan

klien. Katakan kepada

klien bahwa perawat siap

membantu jika dibutuhkan.

4. Kolaborasi dengan ahli

wicara bahasa.

4. Memberikan terapi bicara pada

klien.

5.5 Kerusakan interaksi

sosial berhubungan

dengan hambatan

komunikasi sekunder

akibat penyakit mental

kronis.

Setelah diberikan Asuhan

Keperawatan selama ….x24

jam, diharapkan kliem mampu

melakukan interaksi social,

dengan criteria hasil :

klien mampu berinteraksi

dengan orang disekitarnya

dengan baik.

klien tidak memiliki rasa

bermusuhan/menyerang

orang.

Mandiri

1. Beri individu hubungan

suportif.

2. Bantu mengidentifikasi

alternative tindakan.

3. Bantu menganalisis

pendekatan yang

berfungsi paling baik.

4. Gunakan pertanyaan dan

observasi untuk

mendorong individu

dengan keterbatasan

keterampilan interaksi

5. Bantu anggota keluarga

dalam memahami dan

Mandiri

1. Agar individu terstimulasi untuk

melakukan interaksi social.

2. Agar klien mampu mengidentifikasi

tindakan yang baik.

3. Agar klien mampu melakukan

interaksi dengan orang lain dengan

baik.

4. Untuk merangsang klien untuk

menjawab pertanyaan perawat

secara tidak langsung menstimulasi

klien untuk berinteraksi.

5. Dukungan keluarga sangat

membantu dalam melakukan

Page 14: Askep alzhaimer

memberi dukungan. interaksi social.

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

6 Perubahan pola tidur b.d

perubahan lingkungan,

tekanan

psikologis,kerusakan

neurologis, perubahan

pola aktivitas

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

perubahan pola tidur klien

dapat teratasi dengan

kriteria hasil :

- Tidak terjadi perubahan

tingkah laku dan penampilan

(gelisah)

- Mampu menciptakan pola

tidur yang adekuat dengan

penurunan terhadap pikiran

yang melayang-layang

(melamun)

- Mampu menentukan penyebab

tidur inadekuat

Mandiri :

1. Berikan lingkungan yang

nyaman untuk meningkatkan

tidur (mematikan lampu,

ventilasi ruang adekuat, suhu

yang sesuai. Menghindari

kebisingan)

2. Anjurkan latihan saat siang

hari dan turunkan aktivitas

mental/fisik pada sore hari

Rasional :

1. Hambatan kortikal pada

informasi reticular akan

berkurang selama tidur,

meningkatkan respons

otomatik, karenanya respons

kardiovaskular terhadap suara

meningkat selama tidur

2. Aktivitas fisik dan mental

yang lama mengakibatkan

kelelahan yang dapat

meningkatkan kebingungan ,

aktivitas yang terprogram

tanpa stimulasi berlebihan

meningkatkan waktu tidur.

Page 15: Askep alzhaimer

3. Berikan makanan kecil sore

hari, susu hangat, mandi, dan

masase punggung

4. Turunkan jumlah minuman

sore hari. Lakukan berkemih

sebelum tidur

5. Anjurkan klien untuk

mendengarkan musik yang

lembut

Kolaborasi :

1. Berikan obat sesuai indikasi :

- Antidepresi,

seperti ;amitriptilin (elavil),

doksepin (senequan),

trasolon (desyrel)

3. Meningkatkan relaksasi

dengan perasaan mengantuk

4. Menurunkan kebutuhan akan

bangun untuk berkemih

selama malam hari

5. Menurunkan stimulasi

sensori dengan menghambat

suara lain dari lingkungan

sekitar yang akan

menghambat tidur.

1. Efektif menangani

pseudodemensia atau depresi,

meningkatkan kemampuan

untuk tidur, tetapi

antikolinergik dapat

mencetuskan bingung,

memperburuk kognitif dan

Page 16: Askep alzhaimer

- Oksazepam (serax),

triazolam (halcion)

2. Hindari penggunaan

difenhidramin (benadryl)

efek samping hipotensi

ortostatik

Gunakan dengan hemat,

hipnotik dosis rendah efektif

mengatasi insomnia

2. Kontraindikasi karena

mempengaruhi produksi

assetilkolin yang sudah

dihambat dalam otak.

7 Inkontinensia b.d

kehilangan fungsi

neurologis/ tonus otot

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

inkontinensia dapat

teratasi dengan kriteria

hasil :

- Mampu menciptakan pola

eliminasi yang adekuat/

sesuai

Mandiri :

1. Letakkan tempat tidur dekat

dengan kamar mandi jika

memungkinkan, buatkan

tanda/pintu khusus. Berikan

cahaya yang cukup

2. Buat program latihan kandung

kemih, tingkatkan partisipasi

klien sesuai tingkat

kemampuannya

3. Anjurkan minum adekuat

Rasional :

1. Meningkatkan

orientasi/penemuan kamar

mandi dan mencegah cedera

2. Menstimulasi kesadaran

klien, meningkatkan

pengaturan fungsi tubuh dan

membantu menghindari

kecelakaan

3. Menurunkan risiko dehidrasi.

Page 17: Askep alzhaimer

selama siang hari (minimal 2

liter sesuai toleransi), batasi

minum saat menjelang malam

dan waktu tidur

4. Pantau warna urine,

konsistensi

5. Ajarkan dan dukung klien

melakukan senam otot system

urinari secara berkala

Pembatasan minum pada sore

menjelang malam hari

menurunkan seringnya

berkemih/inkontinensia

selama malam hari

4. Pendeteksian suatu

perubahan memberikan

kesempatan untuk mengubah

intervensi, mencegah

komplikasi/ penanganan

sesuai dengan kebutuhan

5. Meminimalkan

inkontinensia.

8 Risiko perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh b.d perubahan diet/

pemasukan makanan

menurun

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

tidak terjadi perubahan

nutrisi kurang dari

kebutuhan dengan kriteria

hasil :

- Klien mendapat diet nutrisi

Mandiri :

1. Kaji pengetahuan

klien/keluarga mengenai

kebutuhan makan

2. Usahakan/ berikan bantuan

dalam memilih menu

Rasional :

1. Identifikasi kebutuhan untuk

membantu perencanaan

pendidikan

2. Klien tidak mampu

menentukan pilihan

kebutuhan nutrisi

Page 18: Askep alzhaimer

yang seimbang

- Mempertahankan/ mendapat

kembali BB yang sesuai

- Klien dapat mengubah pola

asupan yang benar

3. Berikan makanan kecil setiap

jam sesuai kebutuhan

4. Hindari makanan yang terlalu

panas

Kolaborasi :

1. Rujuk atau konsultasikan

dengan ahli gizi

3. Makan makanan kecil

meningkatkan masukan yang

sesuai

4. Makan panas mengakibatkan

mulut terbakar atau menolak

untuk makan

Rasional :

1. Bantuan diperlukan untuk

mengembangkan

keseimbangan diet dan

menemukan kebutuhan /

makan yang disukai

Page 19: Askep alzhaimer

5. EVALUASI

No.

DxDiagnosa Keperawatan Evaluasi

1. Perubahan proses pikir berhubungan

dengan degeneration neuron

iriversibel.

Proses pikir klien tidak bertambah buruk

2. Risiko cedera berhubungan dengan

kerusakan fungsi memori.

Tidak terjadi cedera.

3. Defisit perawatan diri berhubungan

dengan deficit kognitif.

Defisit perawatan diri teratasi

4. Kerusakan komunikasi verbal

berhubungan dengan iskemia lobus

temporal atau frontal sekunder akibat

penyakit Alzheimer.

klien tidak mengalami hambatan komunikasi

verbal

5. Kerusakan interaksi social

berhubungan dengan hambatan

komunikasi sekunder akibat penyakit

mental kronis.

Kerusakan interaksi social teratasi

Page 20: Askep alzhaimer

6 Perubahan pola tidur b.d perubahan

lingkungan, tekanan

psikologis,kerusakan neurologis,

perubahan pola aktivitas

perubahan pola tidur klien dapat teratasi

7 Inkontinensia b.d kehilangan fungsi

neurologis/ tonus otot

inkontinensia dapat teratasi

8 Risiko perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d perubahan diet/

pemasukan makanan menurun

Nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat.