29
INFEKSI SALURAN KEMIH A. KONSEP MEDIS 1. Pengertian Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001) Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998) Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998) Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) 2. Etiologi 1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: - Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated - Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated - Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll. 2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain: - Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif - Mobilitas menurun - Nutrisi yang kurang baik - Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral - Adanya hambatan pada aliran urin - Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat 3. Patofisiologi Proses Penyakit Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk

Askep Infeksi Saluran Kemih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

f

Citation preview

Page 1: Askep Infeksi Saluran Kemih

INFEKSI SALURAN KEMIH

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian

Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998)

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)

2. Etiologi

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:- Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated- Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated- Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:- Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif- Mobilitas menurun- Nutrisi yang kurang baik- Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral- Adanya hambatan pada aliran urin- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

3. Patofisiologi

Proses Penyakit

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus

urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat infeksi

terdekat, hematogen, limfogen.

Ada 2 jalur utama terjadi ISK yaitu asending dan hematogen

1. Secara Asending yaitu :

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi

dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki

sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi,

kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan

sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi

2. Secara Hematogen, yaitu :

Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah

penyebaran infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi

struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu

Page 2: Askep Infeksi Saluran Kemih

adanya bendungan total urin yang yang mengakibatkan distensi kandung kemih,

bendungan intrarenal akibat jaringan.

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya :

- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung

kemih yang tidak lengkap

- Mobilitas menurun

- Nutrisi yang sering kurang baik

- Sistem imunitas yang menurun

- Adanya hambatan pada saluran urin

- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi

yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan

resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan

bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi gunjal sendiri,

kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain

itu beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran

kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis

ginjal dan ureter yang disebt sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah

jaringan perut ginjal, batu neoplasma dan hipertropi prostat yang sering ditemukan

pada laki-laki diatas 60 tahun.

Klasifikasi

Klasifiksi infeksi saluran kemih sebagai berikut :

1. Kandung kemih (sistitis)

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh

menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik irin

dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal,

pemakaian kateter atau sistoskop.

2. Uretra (uretritis)

Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai

gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria

gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah

uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya

disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum

3. Ginjal (pielonefritis)

Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal,

tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal

Page 3: Askep Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut dibedakan menjadi :

1. ISK Uncomplicated (simple)

ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik,

anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama

mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial

kandung kemih.

2. ISK Complicated

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab

sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam

antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan shock.

ISK ini terjadi bila terdapat keadaan- keadaan sebagai berikut :

Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral

obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing

menetap dan prostatitis.

Kelainan faal ginjal :GGA maupun GGK

Gangguan daya tahan tubuh

Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp

yang memproduksi urease.

4. Manifestasi klinis

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

1. Mukosa memerah dan edema

2. Terdapat cairan eksudat yang purulent

3. Ada Ulserasi pada uretra

4. Adanya rasa gatal yang menggelitik

5. Good morning sign

6. Adanya nanah awal miksi

7. Nyeri pada awal miksi

8. Kesulitan untuk memulai miksi

9. Nyeri pada bagian abdomen

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

1. Disuria (nyeri waktu berkemih)

2. Peningkatan frekuensi berkemih

3. Perasaan ingin berkemih

4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin

5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic

6. Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.

Page 4: Askep Infeksi Saluran Kemih

Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :

1. Demam

2. Menggigil

3. Nyeri pinggang

4. Disuria

5. Komplikasi :

1. Prostatitis

2. Epididimis

3. Striktura uretra

4. Sumbatan pada vasoepididinal

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Urinalisis

Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria

positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP) sediment

air kemih.

Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih.

Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan

glomerolus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologis

Mikroskopis

Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin

tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria

utama adanya infeksi.

5. Metode tes

Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes Griess

untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka pasien mengalami

piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang

mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime menular

secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonnorrhoeae, herpes

simplek) .

Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP), msistografi, dan

ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan apakah infeksi akibat dari

abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis

Page 5: Askep Infeksi Saluran Kemih

atau hiperplasie prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan

prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab

kambuhnya infeksi yang resisten.

7. Penatalaksaan Medis

Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang

secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap

flora fekal dan vagina.

Terapi Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat dibedakan atas :

• Terapi antibodika dosis tunggal

• Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari

• Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu

• Terapi dosis rendah untuk supresi

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan

infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole

(gastrisin),trimethoprim / sulfamethoxazole ( tpm / smz,bactrim,septra),kadang

ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri

ini.pyridium,suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak

nyamanan akibat infeksi.Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan

untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus

membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh

bakteri feces.

Page 6: Askep Infeksi Saluran Kemih

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Data Demografi

a) Biodata

- Nama : Ny. Wd. Suharti

- Usia : 48 Thn

- Jenis kelamin : Perempuan

- Alamat : Jln. Pendidikan

- Suku / bangsa : Muna/INA

- Pendidikan : -

- Status pernikahan : Menikah

- Agama / keyakinan : Islam

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Diagnosa medik : Infeksi Saluran Kemih ( I S K )

- No. medical record : -

- Tanggal masuk : 30-11-2011

- Tanggal pengkajian : 30-11-2011

- Ruangan : Ruang Melati, RSUD Kab. Muna

b) Penanggung jawab

- Nama : Tn. Ld. Sahaba

- Usia : 57 Thn

- Jenis kelamin : Laki – Laki

- Status Perkawinan : Kawin

- Agama : Islam

- Suku Bangsa : Muna/INA

- Pendidikan : SMA

- Pekerjaan : -

- Pendapatan : -

- Nomor Askes : 00001344544532

- Hubungan dengan klien : Istri

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

- Keluhan Utama

Nyeri pada perut bagian bawah.

- Riwayat Keluhan Utama

Nyeri dialami sejak 5 hari yang lalu dan terus menerus. Karena nyeri tidak

pernah hilang akhirnya keluarga klien membawa ke RSUD Raha, nyeri

Page 7: Askep Infeksi Saluran Kemih

dirasakan terus menerus, hal-hal yang memberatkan yaitu pada saat

duduk, nyeri di rasakan klien bertambah jika digerakkan dan berkurang

jika istrahat, nyeri seperti di tusuk-tusuk dengan skala nyeri 4 (0-5)

dengan durasi kurang lebih 5 menit.

b) Riwayat kesehatan masa lalu.

- Klien tidak pernah menderita penyakit yang sama dan belum pernah di

rawat di RSUD.

- Klien tidak pernah menderita alergi obat.

- Klien tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obat

terlarang.

c) Riwayat kesehatan keluarga

- Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang

sama dengan klien.

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum klien : Lemas

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :

Suhu : 370 c

Nadi : 80 X/Menit

Pernafasan : 28 X/Menit

Tekanan darah : 130/80 mmHg

b) Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering, tidak

ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk

leher simetris, tidak ada benjolan atau massa, bentuk dada simetris,

pernapasan 28 X/Menit, tidak terdengar suara napas tambahan, tidak ada

retraksi otot - otot dada.

c) Sistem kardiovaskuler

Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar

atau teraba jelas 80 X/Menit, tekanan darah 130/80 mmHg CRT<2 detik,

tidak ada pembesaran area jantung.

d) Sistem perncernaan

Bibir lembap, tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas

bergerak, refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit, nyeri

tekan pada abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi

timpani.

Page 8: Askep Infeksi Saluran Kemih

e) Sistem Reproduksi

Tidak dilakukan pemeriksaan

f) Sistem Perkemihan

Tidak ada pembesaran ginjal, terdapat nyeri tekan pada daerah supra pubis,

tidak terpasang kateter, nyeri pada pinggul pada saat BAK,

g) Sistem endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, tidak terdapat

pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada riwayat diabetes melitus.

h) Sistem Mosculosceletal

Bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, terpasang impus pada tangan

kanan klien yaitu RL 28 tetes/menit, kaki dapat digerakkan secara maksimal,

tidak terdapat udema, distraminitas atas kekuatan otot 5 5, maupun

ekstremitas bawah dengan kekuatan 5 5, tidak terdapat farises di kaki.

i) Sistem integumen

Tidak terdapat luka pada kulit, bibir terlihat kering, kulit teraba lembab, suhu

aksila 37o c .

j) Sistem saraf

- Nervus I (olvactorius) : Fungsi penciuman baik.

- Nervus II ( Optikus ) : Fungsi penglihatan baik.

- Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen )

: fungsi kontraksi terhadap

cahaya baik.

- Nervus V (Trigeminus) : dapat merasakan usapan

- Nervus VII (fasialis) : mampu merasakan rasa asin,

manis dan pahit.

- Nervus VIII (Auditorius) : klien dapat mendengarkan bunyi

dengan baik

- Nervus IX (Glasofaringeus) : Mampu menelan

- Nervus X (Vagus) : Mampu bersuara

- Nervus XI (Assesorius) : Mampu menoleh dan

mengangkat bahu.

- Nervus XII (Hipoglosus) : Mampu menggerakan lidah.

Page 9: Askep Infeksi Saluran Kemih

4) Aktivitas Sehari-Hari

No Pola aktifitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS

1. Nutrisi

a. Makanan

Frekuensi

Porsi

Jenis

b. minum

Jenis

Jumlah

3 x sehari

1 piring makan

Nasi, lauk pauk, sayur

Air putih, teh

7-8 gelas

(± 1400 cc – 1600 cc / hari

3 x sehari, nafsu makan kurang

½ porsi makan bubur tim

Tempe, tahu, sayur.

Air putih

6-7 gelas

(± 1200 cc -1400 cc / hari

2. Personal higiene

a. mandi

b. keramas

c. gosok gigi

2 x 1 hari dengan air dingin

diguyur

2 x 1 minggu dengan sampo

2 x 1 hari dengan pasta gigi

Belum pernah

Belum pernah

Belum pernah

3. Pola eleminasi

a. BAK

Frekuensi

warna

b. BAB

Frekuensi

Warna

konsistensi

± 3-5 x 1 hari

Kuning kemih

2 x 1 hari

Kuning

lembek

2 x 1 hari

Keabu-abuan, bau menyengat

1 x 1 hari

Kuning

keras

4. Istrahat tidur

a. Tidur siang

b. Tidur malam

Klien jarang tidur siang

6-7 jam yaitu jam 22.00-05.00

wib

Klien tidur siang jam 14.00-

15.00 wib

Klien mengatakan kadang-

kadang terbangun karena nyeri

5 Aktifitas gerak Klien dapat beraktifitas secara

mandiri tanpa bantuan orang lain

Klien mengatakan bergerak di

tempat tidur secara terbatas,

ADL klien di bantu oleh

keluarga dan perawat

Page 10: Askep Infeksi Saluran Kemih

5) Data psikososial

- Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di lingkunganya dan

saling membutuhkan satu sama yang lain.

6) Data psikologis

Klien tampak cemas, gelisah dan ekspresi wajah meringis. Klien sering

menanyakan tentang penyakitnya.

7) Data spritual

Klien beragama Islam dan taat beribadah.

b. Pengelompokan data

Data subyektif :

- Klien mengeluh nyeri saat berkemih

- Klien mengeluh sakit pinggang saat berkemih

- Klien mengeluh tidak ada nafsu makan, rasa mual dan muntah

- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

Data Obyektif :

- Wajah tampak meringis

- Skala nyeri 4 (0-5)

- Klien berkemih kurang dari normal (< 1-2 liter / hari )

- Warna keabu-abuan dengan bau menyengat

- Adanya leukosit, eritrosit, dan bakteri dalam urine

- Suhu aksila 37oc

- Nafsu makan berkurang ½ porsi bubur tim

- Porsi makan tidak di habiskan

- Klien tampak cemas

- Klien tampak gelisah

Page 11: Askep Infeksi Saluran Kemih

c. Analisa data

No Problem Etiologi Simpton

1 Nyeri Kelainan kongenital

Kelainan anatomi

Ureter sempit

Penimbunan cairan

dan kuman

Perkembangan kuman

I S K

Respon peradangan

Rasa sakit dan panas

pada simpisis disuria

Nyeri

Ds :

- Klien mengeluh nyeri

saat berkemih

- Klien mengeluh sakit

pinggang saat berkemih

Do :

- Ekspresi wajah

meringis.

- Skala nyeri 4 (0-5)

- Suhu aksila 37oc

2 Perubahan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Adanya

mikroorganisme

I S K

Uretra

Infeksi

Obstruksi

Jaringan parut

Distensi nyeri

pinggang

Refleks renointestin

Mual, muantah,

Ds :

- Klien mengeluh tidak

ada nafsu makan

- Klien mengeluah Rasa

mual dan muntah

Do :

- Nafsu makan berkurang

- Porsi makan tidak di

habiskan

- Makan ½ porsi bubur

tim

Page 12: Askep Infeksi Saluran Kemih

anoreksia

Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

3 Kerusakan

eleminasi

urine

I S K

Respon peradangan

Terjadi peradangan

pada mukosa

Kandung kemih tidak

kuat menampung

urine

Polakisuria urgensi

Kerusakan eleminasi

urine

Ds :

- Klien mengeluh nyeri

saat berkemih

- Klien mengeluh sakit

pinggang saat berkemih

Do :

- Klien berkemih kurang

dari normal (< 1-2 liter /

hari )

- Warna keabu-abuan

dengan bau menyengat

- Adanya leukosit,

eritrosit, dan bakteri

dalam urine

d. Prioritas Keperawatan

1) Nyeri

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

3) Kerusakan eleminasi urine

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan spasme otot polos sekunder terhadap

infeksi di tandai dengan :

Ds :

- Klien mengeluh nyeri saat berkemih

- Klien mengeluh sakit pinggang saat berkemih

Do :

- Ekspresi wajah meringis.

- Skala nyeri 4 (0-5)

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan anoreksia yang di tandai

dengan :

Ds :

- Klien mengeluh tidak ada nafsu makan

- Klien mengeluah Rasa mual dan muntah

Do :

Page 13: Askep Infeksi Saluran Kemih

- Nafsu makan berkurang

- Porsi makan tidak di habiskan

- Makan ½ porsi bubur tim

c. Kerusakan eleminasi urine berhubungan dengan infeksi traktus urinaria yang di

tandai dengan :

Ds :

- Klien mengeluh nyeri saat berkemih

- Klien mengeluh sakit pinggang saat berkemih

Do :

- Klien berkemih kurang dari normal (< 1-2 liter / hari )

- Warna keabu-abuan dengan bau menyengat

- Adanya leukosit, eritrosit, dan bakteri dalam urine

Page 14: Askep Infeksi Saluran Kemih

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Page 15: Askep Infeksi Saluran Kemih

3. Perencanaan

No. DX Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri berhubungan dengan

inflamasi dan spasme otot

polos sekunder terhadap

infeksi di tandai dengan :

Ds :

- Klien mengeluh nyeri

saat berkemih

- Klien mengeluh sakit

pinggang saat berkemih

Do :

- Ekspresi wajah

meringis.

- Skala nyeri 4 (0-5)

Tupan :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan ± 3 hari,

diharapkan rasa nyeri hilang

dengan kriteria tidak

melaporkan adanya nyeri dan

tidak meringis.

Tupen :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 hari,

nyeri berangsur-angsur

berkurang dengan criteria :

- Klien mengatakan nyeri

berkurang

- Ekspresi wajah tenang

- Nyeri skala 2 (0-5)

1. Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi,

intensitas dan penyebaran

2. Ajarkan teknih relaksasi perubahan

posisi

3. Berikan kompres hangat pada daerah

yang nyeri

4. Pantau tanda-tanda vital

5. Kolaborasi dalam pemberian obat

analgetik sesuai indikasi

1. Petunjuk untuk menentukan intervensi

yang cocok dan mengevaluasi

keefektifan dari terapi yang diberikan

2. Untuk menghilangkan ketegangan dan

meningkatkan relaksasi otot.

3. Akan meningkatkan sirkulasi pada otot

dan mengurangi ketegangan.

4. Karena respon otonomi pada nyeri yaitu

tekanan darah meningkat, nadi

meningkat.

5. Untuk menurunkan atau mengontrol rasa

nyeri.

Page 16: Askep Infeksi Saluran Kemih

2 Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan

anoreksia yang di tandai

dengan :

Ds :

- Klien mengeluh tidak

ada nafsu makan

- Klien mengeluah

Rasa mual dan

muntah

Do :

- Nafsu makan

berkurang

- Porsi makan tidak di

habiskan

- Makan ½ porsi bubur

tim

Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan kriteria mual, muntah (-), nafsu makan baik, berat badan stabil(naik), makan 3 x 1 perhari porsi dihabiskan

Tupen :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari, sedikit demi sedikit mampu kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria :- Pasien menghabiskan

porsi makannya

1. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik

2. Kaji adanya mual dan muntah

3. Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas

4. Berikan makanan sedikit dan sering

5. Timbang BB setelah 2 hari

1. Karena dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi

2. Untuk mengurangi rangsangan pada pusat muntah

3. Untuk mengidentifikasi kekurangan nutrisi kebutuhan

4. Makan sedikit tapi sering dapat menghindari terjadinya muntah

5. Mengetahui perkembangan BB klien

Page 17: Askep Infeksi Saluran Kemih

3 Kerusakan eleminasi urine

berhubungan dengan infeksi

traktus urinaria yang di tandai

dengan :

Ds :

- Klien mengeluh nyeri

saat berkemih

- Klien mengeluh sakit

pinggang saat berkemih

Do :

- Klien berkemih kurang

dari normal (< 1-2

liter / hari )

- Warna keabu-abuan

dengan bau menyengat

- Adanya leukosit,

eritrosit, dan bakteri

dalam urine

Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 3 hari pasien dapat berkemih dengan normal, dengan kriteria : - Urine tidak berwarna

keabu-abuan dengan bau yang khas

- Tidak terdapat adanya leukosit, eritrosit, dan bakteri

Tupen :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 1 hari, kerusakan eleminasi urine berangsur-angsur berkurang dengan criteria :- Klien tidak mengeluh

nyeri saat berkemih- Klien tidak mengeluh

sakit pinggang saat berkemih

1. Klien minum dengan bebas

2. Klien di anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam

1. Dengan minum air mendukung aliran darah renal dan untuk membilas bakteri dari traktus urinaria.

2. Untuk mengosongkan kandung kemih, karena hal ini secara signifikan menurunkan jumlah bakteri dalam urine, mengurangi statis urine, dan mencegah kekambuhan infeksi.

Page 18: Askep Infeksi Saluran Kemih

No. Hari/Tgl

No. Dx

Jam Implementasi Paraf Hari/Tgl

Evaluasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1 1. Mengkaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi,

intensitas dan penyebaran

- (skala nyeri 3 (0-5)

2. Mengajarkan teknih relaksasi perubahan posisi

- Klien dalam posisi yang nyaman

3. Berikan kompres hangat pada daerah yang nyeri

- Klien di kompres

4. Pantau tanda-tanda vital

Suhu : 370 c

Nadi : 80 X/Menit

Pernafasan : 28 X/Menit

Tekanan darah : 130/80 mmHg

5. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik sesuai

indikasi

- Antrain 1 amp / 8 jam

S :- Klien mengatakan nyeri agak

berkurangO : - Ekspresi wajah tenang- Nyeri skala 3 (0-5)A :- Masalah belum teratasi tetapi

ada kemajuanP : - Lanjutkan semua intervensi

1,2,3,4,5

Page 19: Askep Infeksi Saluran Kemih

2 2 1. Mengkolaborasikan dalam pemberian antipiretik- Metoclorpropamid 1 amp / 8 jam

2. Mengkaji adanya mual dan muntah- Mual (+)- Muntah (-)

3. Melibatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas- Keluarga klien di libatkan

4. Memberikan makanan sedikit dan sering- Porsi makan di sesuaikan

5. Menimbang BB setelah 2 hari-

S :- Klien mengatakan nafsu

makan meningkat, mual (+), muntah (-)

O : - Berat badan stabil, porsi

makan 3 x 1 hari porsi di habiskan

A :- Masalah sedikit teratasiP : - Pertahankan intervensi

3 3 1. Klien minum dengan bebas- Klien banyak minum

2. Menganjurkan klien untuk berkemih setiap 2 – 3 jam- Klien berkemih setia 2-3 jam

S :- Klien mengatakan berkemih

dengan normal.O : - Urine berwarna normal

dengan bau yang khas, tidak ada eritrosit, leukosit, dan bakteri.

A :- Masalah teratasi

Page 20: Askep Infeksi Saluran Kemih
Page 21: Askep Infeksi Saluran Kemih