Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN
DIAGNOSA
MEDIS “POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN
INDIKASI LETAK SUNGSANG” DI RUANG MAWAR
MERAH RSUD BANGIL PASURUAN
Oleh :
SEKAR MEGA OKTAVINO
NIM. 1601067
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO
2020
ii
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN
DIAGNOSA
MEDIS “POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN
INDIKASI LETAK SUNGSANG” DI RUANG MAWAR
MERAH RSUD BANGIL PASURUAN
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)
Di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Oleh :
SEKAR MEGA OKTAVINO
NIM. 1601067
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2020
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Sekar Mega Oktavino
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diagnosa Medis Post Op
Sectio Caesarea Dengan Indikasi Letak Sungsang Di Ruang Mawar Merah
RSUD Bangil
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
pada tanggal : 02 Juni 2020
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
(Agus Sulistyowati, S.Kep. M.Kes) (Kusuma Wijaya R. P, S. Kep, NS, MNS)
NIDN. 0703087801 NIDN. 0731108603
Mengetahui,
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sekar Mega Oktavino
NIM : 1601067
Tempat, Tanggal lahir : Madiun, 17 Oktober 1997
Institusi : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia
Sidoarjo
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini Berjudul : “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS
POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI LETAK
SUNGSANG DI RUANG MAWAR MERAH RSUD BANGIL”
ADALAH BUKAN Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat
sanksi.
Sidoarjo, 02 Juni 2020
Sekar Mega Oktavino
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Agus Sulistyowati, S. kep, M. kes Ns. Kusuma Wijaya R. P, S.kep, MNS
NIDN. 0703087801 NIDN. 0731108603
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada sidang Karya Tulis Ilmiah di
Program D3 Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
TIM PENGUJI
TandaTangan Ketua : Ns. Meli Diana, S. Kep., M. Kes …………………
Anggota : 1. Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S. Kep, MNS …………………
2. Agus Sulistyowati, S. Kep, M. Kes .…………………
Mengetahui,
Direktur
vi
KATA PENGENTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Post SC
Indikasi Letak Sungsang Di Ruang Nifas RSUD Bangil” ini
dengan tepat waktu sebagai persyaratan akademik dalam
menyelesaikan Program D3 Keperawatan di Akademi Keperawatan
Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-Nya
sehingga proposal selesai dengan baik.
2. Ayah dan Ibu yang senantiasa mendukung dan mendoakan selama ini
sehingga semua berjalan dengan lancar.
3. Kedua kakak saya yang senantiasa mendukung dan mendoakan,
sehingga semua berjalan dengan lancer.
4. Teman-teman yang saya sayangi, yang selalu menemani saya dalam
suka maupun duka.
5. Ibu Agus Sulistyowati, S.Kep, M.Kes selaku Direktur Akademi
Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo dan pembimbing 1 yang telah
membantu saya dalam menyusun proposal ini.
vii
6. Bapak Kusuma Wijaya Ridi Putra, S. Kep, NS, MNS selaku
pembimbing 2 yang telak membantu saya dalam menyusun proposal ini.
7. Ibu Hj. Muniroh Mursan, Lc selaku petugas perpustakaan yang telah
membantu dalam kelengkapan literatur yang dibutuhkan.
8. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai
kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih
apabila para pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam
bentuk kritikan maupun saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca
dan bagi keperawatan.
Sidoarjo. 10 September 2019
(Sekar Mega Oktavino)
viii
MOTTO
Kecerdasa emosi adalah kemampuan merasakan,
memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, konesi,
dan pengaruh yang manusiawi
(Robert K. Cooper)
Jadilah dirimu sendiri dan wujudkan hal yang ingin kamu
lakukan, karena dirimu yang sesungguhnya adalah apa
yang kamu lakukan ketika orang lain tidak melihatnya
(Ali bin Abi Tholib)
ix
Lembar Persembahan
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini
dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya haturkan rasa
syukur dan terimakasih saya kepada:
Allah SWT, karena hanya dengan izin dan karuniaNyalah maka
skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang
tak terhingga pada Allah penguasa alam yang meridhoi dan
mengabulkan segala do’a.
Kakak dan Ibu saya yang telah memberikan dukungan moral maupun
materi serta do’a, dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang
terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja tak kan pernah cukup
untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah
persembahan bakti dan cintaku untuk kalian Kakak dan Ibu saya.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang
selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk
menuntun dan mengarahkan saya menjadi lebih baik. Terimakasih
banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.
Teman-teman saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di
sini, yang sudah mau menemani saya di saat suka maupun duka.
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan .............................................................................................. i
Lembar Persetujian ....................................................................................... iii
Halaman Pengesahan ................................................................................... iv
Kata Pengantar ............................................................................................. vi
Motto ............................................................................................................ viii
Lembar Persembahan ................................................................................... ix
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Tabel ................................................................................................. xii
Daftar Gambar .............................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 1.4 Metode Penelitian ......................................................................................... 7 1.5 Metode Penulisan ......................................................................................... 8
1.5.1 Metode ............................................................................................... 8 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 8 1.5.3 Sumber Data ...................................................................................... 8 1.5.4 Studi Kepustakaan ............................................................................. 8
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10
2.1 Konsep Dasar Sectio Caesar ........................................................................ 10 2.1.1 Definisi ............................................................................................ 10 2.1.2 Tipe-tipe sectio caesarea ................................................................ 10 2.1.3 Etiologi ............................................................................................ 11 2.1.4 Manifestasi Klinis ........................................................................... 15 2.1.5 Komplikasi ......................................................................................15 2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................16 2.1.7 Pencegahan ......................................................................................17 2.1.8 Penatalaksanaan ..............................................................................17 2.1.9 Dampak Masalah .............................................................................18
2.2 Konsep Dasar Letak Sunsang .......................................................................18 2.2.1 Definisi ............................................................................................18 2.2.2 Klasifikasi Letak Sunsang ...............................................................18 2.2.3 Etiologi ............................................................................................19 2.2.4 Manifestasi Klinis ...........................................................................20 2.2.5 Diagnosa Banding ...........................................................................21 2.2.6 Komplikasi ......................................................................................21 2.2.7 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................21 2.2.8 Pencegahan ......................................................................................23 2.2.9 Penatalaksanaan ..............................................................................23 2.2.10 Dampak Masalah ..............................................................................24
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................................25
2.3.1 Pengkajian ..........................................................................................25
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................31
xi
2.3.3 Perencanaan .......................................................................................32 2.3.4 Pelaksanaan .......................................................................................36
2.3.5 Evaluasi .............................................................................................36
2.4 Pathway ........................................................................................................37
BAB 3 Tinjauan Kasus ....................................................................................39
3.1 Pengkajian ....................................................................................................39
3.1.1 Identitas ..............................................................................................49
3.1.2 Identitas Penanggung Jawab ..............................................................40
3.1.3 Riwayat Keperawatan ........................................................................40
3.1.3.1 Keluhan Utama ......................................................................40
3.1.3.2 Riwayat Masuk Rumah Sakit ................................................40
3.1.4 Riwayat Obstetri .................................................................................41
3.1.4.1 Riwayat Menstruasi ...............................................................41
3.1.4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu ..................41
3.1.4.3 Genogram ..............................................................................42
3.1.4.4 Persalinan Sekarang ...............................................................42
3.1.5 Riwayat Keluarga Berencana .............................................................44
3.1.6 Riwayat Kesehatan .............................................................................45
3.1.7 Riwayat Lingkungan ..........................................................................45
3.1.8 Aspek Sosial .......................................................................................45
3.1.9 Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan ..............................46
3.1.10 Pemeriksaan Fisik ............................................................................46
3.1.10.1 Keadaan Umum ...................................................................46
3.1.11 Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................51
3.1.12 Terapi ...............................................................................................52
BAB 4 Pembahasan ..........................................................................................74
4.1 Pengertian .....................................................................................................74
4.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................79
4.2.1 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.2.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.2.4 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.2.5 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.2.6 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.2.7 Diagnosa Keperawatan .......................................................................79
4.3 Intervensi ......................................................................................................82
4.3 Implementasi ................................................................................................86
4.4 Evaluasi ........................................................................................................88
BAB 5 Penutup .................................................................................................95
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................95
5.2 Saran .............................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................98
LAMPIRAN .................................................................................................101
Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Studi Kasus ......................................... 102
Lampiran 2 Surat Balasan Pengambilan Studi Kasus .................................. 103
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pasca Proposal ........................................... 104
xii
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Hal
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Perencanaan Post SC Indikasi letak sungsang
…………………………………………………………..
Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang
lalu.....................................................................................
Genogram 3 generasi .......................................................
Pemeriksaan Diagnostik ………………………………...
Analisa Data …………………………………………….
Rencana Tindakan Keperawatan ………………………..
Implementasi Keperawatan ……………………………..
Catatan Perkembangan ………………………………….
Evaluasi Keperawatan …………………………………..
32
41
42
51
53
56
59
65
69
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Gambar Hal
Gambar
2.6
Pathway pada diagnosa medis post SC
indikasi letak
sungsang..........................................................
37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Lampiran Hal
Lampiran
1
Lampiran
2
Lampiran
3
Lampiran
4
Lampiran
5
Surat Ijin Pengambilan Studi
Kasus............................................................
.
Surat Balasan Pengambilan Studi
Kasus.........................
Informed Consent
.................................................
Lembar Konsultasi
.................................................
Format Pengkajian Pada Ibu Hamil Post
Operasi .......
95
96
96
97
99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan dan persalinan merupakan pengalaman yang sangat
berharga bagi setiap perempuan. Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari
serangkaian proses kehamilan. Melahirkan tentu merupakan hal yang sangat luar
biasa yang dapat terjadi pada setiap perempuan, akan tetapi banyak wanita yang
merasa bingung, bimbang dan khawatir akan rasa sakit yang timbul saat proses
melahirkan. Pada masa lalu melahirkan dengan cara sectio caesarea merupakan
hal yang menakutkan karena dapat menyebabkan kematian. Namun dewasa ini
sectio caesarea jauh lebih aman daripada dulu berkat dalam kemajuan antibiotika,
anastesi dan teknik yang lebih sempurna. Ditambah lagi dengan perkembangan,
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran makin berkembang terutama bidang
kandungan. Banyak penanganan yang dapat dilakukan pada ibu yang mengalami
kelainan letak anak salah satunya yaitu melakukan sectio caesarea. Sectio
caesarea adalah satu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 500 gram (Mitayani, 2009). Dalam istilah medis,
dokter menyebut istilah “presentasi” untuk menggambarkan posisi terbawah janin
di dalam rahim. Bagian tubuh janin yang berada tepat diatas mulut rahim adalah
nantinya akan muncul ketika pertama kali lahir. Biasanya, bagian terbawah adalah
kepala bayi, disebut presentasi sebalik. Posisi inilah yang terbaik karena bagian
terbesar bayi, yaitu kepala keluar pertama kali. Ketika bagian bagian terbawah
1
2
adalah bokong, maka disebut presentasi bokong, posisi yang beresiko jika
persalinan secara pervaginam (persalinan normal). Istilah sungsang yang
dimaksud oleh masyarakat umumnya adalah sama dengan janin dengan presentasi
bokong. Mal presentasi atau letak sungsang adalah janin yang letaknya
memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong
dibawah (Marmi, 2012). Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan
janin yang membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah
dimana bokong atau kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan
lainnya (Marmi, 2012). Persalinan sungsang tidak menyebabkan bahaya bagi ibu
tetapi menimbulkan hal yang serius pada bayinya. Beberapa masyarakat awam
percaya dengan melakukan pemijatan tetapi di dunia medis tidak diperbolehkan
melakukan pemijatan. Sebaiknya,jika ada bayi yang letak sungsang lebih baik
jangan dipijat takutnya terjadi sesuatu yang membahayakan, lebih baik membawa
kerumah sakit supaya mendapatkan pertolongan dari dokter atau tenaga medis
yang lain supaya tidak berlanjut hal yang membahayakan, lebih baik bagi ibu
maupun janinnya. Bisa juga dengan memposisikan ibu bayi dengan posisi
menungging / genu pectoral, dan menyarankan pada ibu hamil untuk rajin senam
hamil, berenang supaya pinggangnya longgar (Rukiyah, 2015).
Menurut data WHO angka persalinan Sectio Caesarea di dunia terus
meningkat. Berdasarkan hasil survey WHO di tiga benua yaitu Amerika latin,
Afrika dan Asia diketahui angka kejadian sectio caesarea terendah di Angola
yaitu 2,3% dan tertinggi di Cina sebesar 46,2% demikian juga angka persainan di
Asia menigkat tajam, di Cina angka persalinan Sectio Caesarea pada tahun 2013
meningkat sangat tajam terutama dikota besar. Berdasarkan data Riskesda tahun
3
2015 menunjukkan angka kejadian Sectio Caesarea sebesar 15,3%. Terendah
Sulawesi Tenggara 5,5% dan tertinggi DKI Jakarta 27,2%. Persalinan Caesarea
yang dilakukan berdasarkan indikasi bayi diketahui lebih dari separuh (52,3%)
persalinan Caesarea efektif dilakukan karena karena letak sunsang / malposisi.
(Riskesda, 2014). Angka kejadian sectio caesarea di Provinsi Jawa Timur pada
tahun 2011 berjumlah 3.401 operasi dari 170.000 persalinan atau sekitar 20% dari
seluruh persalinan (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2012). Berdasarkan penelitian di
Rumah Sakit RSUD Bangil pada tahun 2018, kejadian Sectio Caesarea indikasi
letak sungsang dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Desember didapat
total 2238 kasus.
Penyebab terjadinya presentasi bokong dari faktor ibu yaitu presentasi
bokong disebabkan oleh multiparitas, plasenta previa dan panggul sempit,
sedangkan faktor janin yaitu hidrosefalus atau anensefalus, gameli, hidramnion
atau oligohidramnion dan prematuritas. Dampak masalah yang terjadi pada letak
sungsang adalah akan ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan
perut lahir karena talipusat terjepit, dapat terjadi infeksi pada ibu (Rukiyah dan
Yulianti, 2010). Penyebab terjadinya sectio caesarea yang berasal dari ibu yaitu
pada primigravida dengan letak, primi para tua disertai, kelainan letak, disproposi
sevalo pelvic (disproposi janin / panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan
yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada
primigravida, solusio plasenta. Letak sungsang ini akan memerlukan teknik
persalinan yang berbeda dengan persalinan letak kepala baik dalam persalinan
yang berbeda dengan persalinan letak kepala baik dalam persalinan pervaginam
maupun sectio cesarea. Persalinan pervaginam sunsang terdiri dari tiga jenis
4
yakni spontan, manual aid dan total ekstraksi dimana semuanya memiliki resiko
terutama pada lainnya, sedangkan indikasi untuk melakukan sectio caesarea pada
letak sungsang sama dengan indikasi umum sectio caesarea secara umum. Ada
beberapa komplikasi yang mungin timbul dalam persalinan sungsang yang dapat
mempengaruhi prognosis ibu dan bayi yang dilahirkan sedapat mungkin dihindari
dengan cara menguasai teknik persalinan sungsang dengan baik. Bahaya letak
sungsang bagi ibu, kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena
dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama,
jadi mudah terkena infeksi. Dan bahaya bagi janin prognosa tidak begitu baik,
karena dapat terjadi hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak akibat terjepitnya
tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul
serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum
kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit setelah
umbilikus dilahirkan akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin
bernapas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mukus
yang terhisap dapat menyumbat jalan napas. Bahaya asfiksia janin juga terjadi
akibat tali pusat yang menumbung, hal ini sering dijumpai pada presentasi bokong
kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi jarang dijumpai pada
presentasi bokong. Perlakuan kepala janin terjadi karena kepala harus melewati
panggul dalam waktu yang lebih singkat sehingga tidak ada waktu bagi kepala
menyesuaikan diri dengan besar dan bentuk panggul. Kompresi dan dekompresi
kepala terjadi dengan cepat, sehingga mudah menimbulkan luka pada kepala dan
perdarahan dalam tengkorak. Tetapi tindakan SC ini mempunyai akibat buruk
5
pada ibu, antara lain : infeksi, perdarahan, luka pada kandung kemih (Mitayani,
2009).
Penatalaksanaan kehamilan dengan letak sungsang yaitu yang pertama,
sikap dengan posisi tubuh tengkurap dengan bertumpu pada lutut dan lengan,
rebahkan dada sampai menyentuh lantai, kepala dimiringankan di atas lantai.
Kedua, anjuran pada kehamilan sekitar 7-8 bulan, lakukan 3-4 kali sehari selama
10 menit, seminggu kemudian periksa ulang, bila letak janin tidak berubah, maka
posisi knee chest diulangi, bila berhasil perut difiksasi (diikat) degan gurita atau
stagen agar posisi janin tak berubah kembali (Mufdlilah, 2009). Konsep solusi
yang dapat dilakukan untuk mengalami masalah ini adalah harus diberikan
perawatan dan pengawasan yang intensive. Dari sinilah peran perawat sangat
diperlukan. Perawat harus mampu memberikan perawatan yang komperhensif,
berkesinambungan, teliti dan penuh kesabaran. Perawat juga dapat memberikan
penyuluhan pada ibu post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang yaitu
dengan memberikan health education tentang perawatan luka post sectio caesarea
dengan cara menggunakan plester anti air untuk mandi agar tidak basah,
memperbanyak mengkonsumsi yang mengandung protein tinggi seperti
mengkonsumsi ikan kutuk, mengkonsumsi putih telur. Hal ini bertujuan untuk
memproses penyembuhan luka post sectio caesarea (Wiknjosastro, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari prawatan penyakit ini mka penulis akan
akan melakukan pengkajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan
post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang dengan membuat rumusan
masalah sebagai berikut “Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan
6
diagnosa post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang di ruang Nifas
RSUD Bangil?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa post
sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang di ruang Nifas RSUD
Bangil.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengkaji dengan diagnosa keperawatan dengan klien diagnosa post sectio
caesarea dengan indikasi letak sungsang diruang Nifas RSUD Bangil.
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan dengan klien diagnosa post sectio
caesarea dengan indikasi letak sungsang di ruang Nifas RSUD Bangil.
1.3.2.3 Merencanakan asuhan keperawatan dengan klien diagosa post sectio
caesarea dengan indikasi letak sungsang diruang Nifas RSUD Bangil.
1.3.2.4 Melaksanakan asuhan keperawatan dengan klien diagnosa post sectio
caesarea dengan indikasi letak sungsang di ruang Nifas RSUD Bangil.
1.3.2.5 Mengevaluasi klien dengan diagnosa post sectio caesarea dengan indikasi
letak sungsang di ruang Nifas RSUD Bangil.
1.3.2.6 Mendokumentasi asuhan keperawatan dengan klien diagnosa post sectio
caesarean dengan indikasi letak sungsang di ruang Nifas RSUD Bangil.
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka akhir tugas ini diharapkan dapat bermanfaat.
7
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal asuhak keperawatan pada klien post
sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang dengan baik.
1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini dapt bermanfaat bagi :
1.4.2.1 Bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS dapat
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa post sectio
caesarea dengan indikasi letak sungsang.
1.4.2.2 Bagi penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya. Yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan
pada klien post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang.
1.4.2.3 Bagi proses kesehatan
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan menberikan
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan post sectio caesarea dengan indikasi letak sungang.
1.5 Manfaat penulisan
1.5.1 Metode
Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa
atau gejala yang terjadi pada waktu searang yang meliputi studi
kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan
studi pendekatan proses keperwatan dengan langkah-langkah pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
7
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
ai
ka
n
se
ca
ra
te
or
iti
s
m
en
7
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
ai
ka
n
se
ca
ra
te
or
iti
s
m
en
8
1.5.2 Teknik pengumpulan data
1.5.2.1 Wawancara
Data diambil atau diperoleh melalui percakapan baik dengan klien,
keluarga maupun tim ksehatan lain.
1.5.2.2 Obsevasi
Data yang diambil melalui pengamatan.
1.5.2.3 Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang
menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.
1.5.3 Sumber data
1.5.3.1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari klien.
1.5.3.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat klien, catatan medis perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim
kesehatan lainnya.
1.5.4 Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.
1.6 Sistematika penulisan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tga bagian yaitu:
1.6.1 Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, kata
pengantar dan daftar isi.
9
1.6.2 Bagian ini terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub
berikut ini:
Bab 1 : Pendahuluan berisi tentang latar belakang, masalah, tujuan,
manfaat penelitian, sistematika peulisan kasus.
Bab 2 : Tinjuan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis
dan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa post sectio caesarea
dengan indikasi letak sungsang serta kerangka masalah.
Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang hasil pengkajia, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Bab 4 : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan
kenyataanyang ada di lapangan.
Bab 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lama.
9
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
ai
ka
n
se
ca
ra
te
or
iti
s
m
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep dan
asuhan keperawatan post sectio caesarea dengan indikasi letak sunsang. Konsep
ini akan diuraikan definisi, klasifikasi, etiologi dan cara penanganan secara medis.
Asuhan keperawatan pada ibu dengan diagnosa medis post sectio caesarea
dengan indikasi letak sunsang akan diuraikan masalah-masalah yang muncul
dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
2.1 Konsep Dasar Sectio Caesarea
2.1.1 Definisi
2.1.1.1 Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(wiknjosastro, 2013)
2.1.1.2 Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amrusofian,
2012)
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
ai
ka
n
se
ca
ra
te
or
iti
s
m
en
ge
na
i
10
11
2.1.2 Tipe-tipe sectio caesarea menurut Manuaba (2012) yaitu:
2.1.2.1 Segmen bawah : insisi melintang
Pada bagian segmen bawah uterus di buat insisi melintang yang kecil, luka
ini dilebarkan kesamping dengan jari-jari tangan dan berhenti didekat
daerah pembuluh-pembuluh darah uterus. Kepala janin yang pada sebagian
besar kasus terletak dibalik insisi diekstraksikan atau didorong, diikuti oleh
bagian tubuh lainnya dan kemudian plasenta serta selaput ketuban.
2.1.2.2 Segmen bawah : insisi membujur
Cara membuka abdomen dan menyingkapi uterus sama seperti pada insisi
melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapel dan dilebarkan dengan
gunting tumpul untuk menghindari cidera pada bayi.
2.1.2.3 Sectio caesarea klasik
Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan skapel ke dalam dinding
uterus anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan
gunting berujung tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi
dilahirkan dengan persentasi bokong dahulu, janin atau plasenta
dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis.
2.1.2.4 Sectio caesarea ekstra peritonial
Pembedahan ekstra peritonial dikerjakan untuk menghindari perlunya
histerektomi pada kasus-kasus yang mengalami infeksi luas dengan
mencegah peritonitis generalisasi yang sering bersifat fatal.
12
2.1.3 Etiologi
Adapun etiologi menurut (Manuaba, 2012) indikasi ibu dilakukan
adalah ruptur uteri iminen, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari
janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari
beberapa faktor Sectio Caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab
Sectio Caesarea sebagai berikut :
2.1.3.1 CPD ( Chepalo Pelvik Disproportio )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul
ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-
tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang
membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui
oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang
menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat
menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga
harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut
menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi simetris dan ukuran-
ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
2.1.3.2 PEB ( Pre-Eklamsi Berat )
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang
langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum
jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi
merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting
13
dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting,
yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi
eklamsi.
2.1.3.3 KPD ( Ketuban Pecah Dini )
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi impartu. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu,
sedangkan di bawah 36 minggu.
2.1.3.4 Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara sesar. Hal ini karena
kelairan kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pundapat
mengalami sunsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal.
2.1.3.5 Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
14
2.1.3.6 Kelainan Letak Janin
Menurut ( Saifuddin, 2012) kelainan pada letak janin dibagi 2 :
1) Kelainan pada letak kepala
(1) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan
dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan
panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,
kerusakan dasar panggul.
(2) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala
yang terletak paling rendah adalah muka. Hal ini jarang
terjadi, kira-kira 0,27-0,5%.
(3) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan
dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi
letak muka atau letak belakang kepala.
2) Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sunsang,
yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna,
presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki.
(Sukarni & Sukarti, 2014).
15
2.1.4 Manifestasi klinis
2.1.4.1 Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
2.1.4.2 Panggul sempit
2.1.4.3 Disporsi sefalopelvik : yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan
ukuran panggul
2.1.4.4 Rupture uteri mengancam
2.1.4.5 Partus lama
2.1.4.6 Partus tak maju
2.1.4.7 Distosia serviks
2.1.4.8 Pre-eklamsia dan hipertensi
2.1.4.9 Malpresentasi janin (Nanda, 2015)
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi menurut Sukowati (2010) adalah :
2.1.5.1 Infeksi purperal (nifas)
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu tubuh beberapa
hari dalam masa nifas, atau bersifat berat, seperti peritonitis, sepsis
dan sebagainya. Infeksi postoperatif terjadi apabila sebelum
pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi intrapartum, atau ada
faktr-faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu
(partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal
15
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
ai
ka
n
se
ca
ra
te
or
iti
s
m
en
ge
na
i
16
sebelumnya), bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian
antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali terutama
seksio sesarea klasik dalam hal ini lebih berbahaya daripada seksio
sesarea transperitonealis profunda.
2.1.5.2 Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika
cabang-cabang arteria uterine ikut terbuka, atau karena atonia uterin.
2.1.5.3 Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih, embolisme
paru-paru dan sebagainya sangat jarang terjadi.
2.1.5.4 Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya
parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya
bisa terjadi rupture uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak
ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Nanda (2015)
2.1.6.1 Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
2.1.6.2 Pemantauan EKG
2.1.6.3 Elektrolit
2.1.6.4 Ekstensi
2.1.6.5 Hemoglobin / hematokrit
17
Untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi
efek kehilangan darah pada pembedahan.
2.1.6.6 Golongan darah
2.1.6.7 Urinalisis
2.1.7 Pencegahan
Cara pencegahan yang dilakukan adalah untuk mengatasinya agar tidak
mengalami sectio caesarea adalah dengan latihan senam hamil yang teratur dapat
dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme
persalinan (Sarwono, 2010).
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.8.1 Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat
2.1.8.2 Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap
berkontraksi dengan kuat.
2.1.8.3 Pemberian analgesik dan antibiotik
2.1.8.4 Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam
2.1.8.5 Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24
jam pertama setelah pembedahan
2.1.8.6 Ambulasi satuhari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari
tempat tidur dengan bantuanorang lain (Prawirohardjo, 2010)
17
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
ai
ka
n
se
ca
ra
te
or
iti
s
m
en
ge
na
i
18
2.1.9 Dampak Masalah
Dampak masalah yang terjadi pada operasi sesar adalah dapat
mengakibatkan perdarahan, infeksi puerperal (nifas), luka kandung kemih,
emboli paru dan sebagainya sangat jarang terjadi (Sarwono, 2010).
2.2 Konsep Dasar Letak Sunsang
2.2.1 Definisi
2.2.1.1 Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri
(Mitiani, 2009).
2.2.1.2 Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang
(membujur) dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah kavum
uteri (Amru, 2011).
2.2.1.3 Letak sungsang adalah letak membujur atau memanjang dari janin dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri,
sebelum atau sesudah masuk kedalam pintu atas panggul (Amru, 2011).
2.2.2 Klasifikasi letak sungsang
Klasifikasi presentasi bokong menurut (Liu, 2013) adalah :
2.2.2.1 Ekstensi
Posisi ini paling sering ditemukan yang terjadi sebesar 75%
kejadiaan presentasi bokong pada primigravida dan 50% pada
multigravida. Penempelan yang baik terhadap serviks mungkin
dilakukan tetapi tungkai yang ekstensi dapat membebat janin yang
19
menghambat fleksi lateral tubuh. Kelahiran tungkai memerlukan
bantuan.
2.2.2.2 Presentasi bokong sempurna
Terjadi terutama pada ibu multigravida dengan diameter pelviks baik
atau pada gestasi multipel terdapat resiko prolaps tali pusat. Proses
persalinan secara spontan atau mealui ekstermitas bawah yang
mudah mungkin dapat dilakukan.
2.2.2.3 Presentasi bokong tidak sempurna
Presentasi ini jarang terjadi, terdapat penempelan yang buruk pada
serviks sehingga memiliki resiko yang lebih tinggi terjadinya prolaps
taki pusat. Presentasi ini dapat mengindikasikan kesulitan dalam
penurunan sehingga direkomendasikan kelahiran dengan sectio
caesarea.
2.2.3 Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2013), penyebab terjadinya presentasi
bokong adalah:
2.2.3.1 Dari faktor ibu
Presentasi bokong disebabkan oleh multiparasitas, plasenta previa dan
panggul sempit.
20
2.2.3.2 Dari faktor janin
1) Hidrosefalus atau anensefalus
2) Gameli
3) Hidramnion atau oligohidramnion
4) Prematuritas
2.2.4 Manifestasi klinis
2.2.4.1 Pergerakan anak terasa oleh ibu di bagian perut bawah, dibawah pusat dan
ibu sering mengeluh merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2.2.4.2 Merasa kesakitan di area serviks atau rectal
2.2.4.3 Pada primigravida tidak merasakan janin turun sebelum permulaan
kelahiran.
2.2.4.4 Pada palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus
uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan bagian-
bagian kecil pada pihak berlawanan. Di atas simpisis teraba bagian yang
kurang bundar dan lunak.
2.2.4.5 Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat
2.2.4.6 Pemeriksaan vagina biasanya akan menggambarkan bagian terendah tidak
mengalami engaged dan terasa lembut tanpa garis sutura atau formal (DS
Baratakoesma, 2015).
21
2.2.5 Diagnosa banding
Kehamilan dengan letak sunsang dapat didiagnosis dengan
kehamilan dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi
leopold masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam
yakni pada letak sunsang akan di dapatkan jari yang dimasukkan kedalam
anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis
lurus. Pada letak muka jari masuk mulut dan tulang pipi membentuk
segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan.
2.2.6 Komplikasi
Menurut Rukiyah dan Yuliani (2010), komplikasi presentasi bokong
meliputi :
2.2.6.1 Bagi ibu
1) Robekan perineum lebih besar
2) Jika ketuban pecah dini dapat terjadi partus lama
3) Infeksi
2.2.6.2 Bagi janin
Ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut
lahir karena tali pusat terjepit.
22
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang
2.2.7.1 Anamnesa
Pergerakan anak terasa oleh ibu bagian perut bawah, ibu sering merasa ada
benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang iga
karena kepala janin.
2.2.7.2 Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus, punggung dapat
teraba pada salah satu sisi perut bagian kecil pada sisi yang berlawanan di
atas sympisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
2.2.7.3 Auskultasi
Denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau ditemukan paling jelas pada
tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
2.2.7.4 Vagina toucher
Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu tubera os ischii dan tulang os sacrum, anus
genetalia anak jika odema tidak terlalu besar dan dapat diraba.
2.2.7.5 Perbedaan antara letak sunsang dan kepala pada pemeriksaan
Jika anus posisi terendah maka akan teraba lubang kelic, tidak ada tulang,
tidak menghisap. Jika presentasei kaki maka akan teraba patella dan
politeal. Pada presentasi mulut maka akan teraba hisapan dijari, teraba
rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku : terasa jari panjang, tidak
rata, patella (+) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
23
2.2.8 Pencegahan
Pencegahan agar bayi tidak sunsang dengan cara melakukan posisi
knee chest yaitu dengan cara melakukan sujud atau secara tidak sengaja
melakukan sujud ketika sholat, dilakukan pada kehamilan sekitar 7-8
bulan kemudian dilakukan 3-4 kali sehari selama 10 menit (Mufdililah,
2009).
2.2.9 Penatalaksanaan
Mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak
sunsang harus dihindarkan. Untuk ibu bila pada waktu pemeriksaan
antenatal dijumpai letak sunsang menjadi letak kepala. Upaya-upaya
tersebut adalah :
2.2.9.1 Posisi knee chest
1) Tujuan
Membenarkan posisi sungsang janin ke arah posisi presentase
kepala secara alamiah, dengan pertimbangan kepala lebih berat dari
bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah kepintu atas
panggul.
2.2.9.2 Persiapan alat
1) Lantai beralas
2) Satu bantal tipis
24
2.2.9.3 Pelaksanaan
1) Sikap
Posisikan tubuh tengkurap dengan bertumpu pada lutut dan lengan,
rebahkan dada sampai menyentuh lantai, kepala dimiringkan di atas lantai.
2) Anjuran
(1) Pada kehamilan sekitar 7-8 bulan
(2) Dilakukan 3-4 kali sehari selama 10 menit, seminggu kemudian
periksa ulang
(3) Bila letak janin berubah, posisi knee chest diulangi, bila berhasil
perlu difiksasi (diikat) dengan gurita atau stagen agar posisi
janin tak berubah kembali (Mufdililah, 2009).
2.2.10 Dampak Masalah
Dampak masalah yang terjadi pada letak sunsang adalah akan ada
gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir karena
tali pusat terjepit, dapat terjadi infeksi pada ibu (Rukiyah dan Yulianti,
2010).
25
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
2.3.1.1 Anamnese
1) Identitas Ibu
Didalam identitas yang beresiko tinggi meliputi umur yaitu ibu
yang mengalami kehamilan pertama dengan indikasi letak (primigravida),
kehamilan dengan indikasi letak yaitu umur diatas 30 tahun
(primigravida), nama, tanggal lahir, alamat, no RM , MRS, tanggal
pengkajian.
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan
singkat menggunakan bahasa yang dipakai pemberi keterangan. Keluhan
utama ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang. biasanya pada
kasus post caesarea dengan indikasi letak sunsang klien merasakan
beberapa keluhan seperti nyeri bekas luka post sectio caesarea.
3) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini , PQRST
(Sujiyatini, 2009).
26
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah klien menderita penyakit seperti jantung,
ginjal, asma, hepatitis, DM, hipertensi dan epilepsi atau penyakit
lainnya (Sujiyatini, 2009).
(3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti
jantung dan DM (Sujiyatini, 2009)
(4) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama, banyaknya, haid teratur
atau tidak, sifat darah, disminorhoe atau tidak (Wheeler, 2010).
(5) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga
(Sujiyatini, 2009).
(6) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani (Sujiyatini,
2009).
(7) Riwayat perkawinan
Untuk menetahui status perkawinan kien dan lamanya perkawinan
(Wheeler, 2004).
(8) Riwayat kehamilan, peralinan dan nifas yang lalu.
((1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan
hasil pemeriksaan kehamilan (Wiknjosastro, 2007).
27
((2) Persalinan : Spontan atau buatan lahir aterm atau prematur ada
perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana
tempat melahirkan (Wiknjosastro, 2007).
((3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir
hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat
komplikasi atau intervensi pada masa nifas dan apakah ibu tersebut
mengetahui penyebabnya (Sujiyatini, 2009).
((4) Payudara : Pada pemeriksaan payudara terdapat pembesaran
payudara, puting susu tidak masuk, tidak ada benjolan, adanya
hiperpigmentasi pada aerola mame dan papilla mamae.
(9) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah
ibu resti atau tidak, meliputi:
((1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
(Winkjosastro, 2007).
((2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Hari untuk mengetahui perkiraan lahir (Winkjosastro,
2007).
((3) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada
trimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007).
28
((4) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur/ tidak, tempat ANC, dan
saat kehamilan berapa (Suyanti, 2009).
(10) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah sebelum kehamilannya ini pernah
menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama
penggunaannya (Nursalam, 2009).
4) Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang,
jelek (Prihardjo, 2007). Pada kasus letak sunsang keadaan umum
klien baik (Nugroho, 2010).
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran klien apakah
composmetis, apatis, somnolen, delirium, semi koma dan koma.
Pada kasus ibu bersalin dengan letak sunsang kesadarannya
composmentis (Varney, 2009).
(3) Tanda vital
((1) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan
hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg (Saifuddin, 2010).
((2) Nadi : Untuk mengetahui nadi klien yang dihitung dalam
menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya 69-100 x/ menit
(Perry, 2005).
29
((3) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan klien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya
12-22 x/ menit (Perry, 2005).
((4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan
febris/ infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius.
Suhu wanita saat bersalin tidak lebih dari 38º C
(Wiknjosastro, 2010).
(4) Pemeriksaan fisik B1-B6
(1) Breath (B1)
((1) Inspeksi : tidak terjadi peningkatan RR, tidak ada retraksi
otot bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, pola nafas
teratur, tidak menggunakan alat bantu nafas.
((2) Palpasi : pergerakan dinding dada sama, vocal premitus
sama.
((3) Perkusi : suara perkusi resonan atau tidak.
((4) Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara
tambahan seperti whezzing atau ronchi.
(2) Blood (B2)
((1) Inspeksi : Anemis (pucat), tidak ada nyeri dada.
((2) Palpasi : CRT < 3 detik, tidak cianosis, akral dingin,
takikardia.
((3) Perkusi : Batas jantung normal, tidak ada pembesaran
jantung.
30
((4) Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 tunggal, suara jantung
regular, tidak ada bunyi jantung abnormal seperti murmur
dan gallop.
(3) Brain (B3)
((1) Inspeksi : Kesadaran composmentis (GCS 4-5-6)
((2) Palpasi : Ada luka di area kepala atau tidak, ada ketombe
atau tidak.
(4) Bladder (B4)
((1) Inspeksi : Biasanya terpasang kateter, urine jernih, bau khas
amoniak, pemeriksaan penungeluaran lochea, warna, bau dan
jumlah.
((2) Palpasi : Nyeri tekan uterus yang mungkin ada, penggunaan
alat bantu kateter untuk membatasi aktifitas klien ke toilet
berhubung untuk mengurangi rasa nyeri Post Op sc
(5) Bowel (B5)
((1) Inspeksi : Mukosa bibir lembab atau kering, bentuk
simetris, ada luka Post Op sc pada abdomen bagian bawah,
bentuk luka vertikal panjang luka sekitar 15 cm ditutup
dengan kasa steril
((2) Palpasi : Ada nyeri tekan pada luka Post Op sc yaitu pada
perut bagian bawah.
((3) Perkusi : Normal, didapat timpani apabila terdapat cairan
abdomen
31
((3) Auskultasi : Bising usus menurun 1-5x/menit akibat efek
anastesi sehingga terjadi konstipasi
(6) Bone (B6)
((1) Inspeksi : Ada fraktur atau tidak, warna kulit kemerahan
atau tidak. Pergerakan klien bebas atau terbatas
((2) Palpasi : Ada nyeri tekan pada luka Post Op sc
Skala kekuatan otot : Ada penurunan kekuatan otot ekstremitas
bawah
2.3.1.2 Analisa Data
Langkah awal dari perumusan keperawatan adalah pengelolahan data dan
analisa data dengan menggabungkan data satu dengan data lainnya
sehingga tergambar fakta (Sulistyowati, 2009).
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
2.3.2.1 Nyeri akut b/d terputusnya inkontunitas jaringan
2.3.2.2 Gangguan mobilitas fisik b/d keletihan dan luka dan nyeri pasca operasi.
2.3.2.2 Resiko infeksi b/d faktor resiko : pembedahan (luka bekas operasi)
32
2.3.3 Perencanaan
Tabel 2.1 Perencanaan, Tujuan dan Kriteria hasil pada klien dengan diagnosa
medis post sectio caesarea dengan indikasi letak sungsang
No.
Dx
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2×24 jam
diharapkan nyeri
dapat berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien dan keluarga
klien dapat
menjelaskan
kembali tentang
nyeri dan
penyebab nyeri
2. Klien mau
melakukan teknik
relaksasi dan
distraksi saat nyeri
3. Klien merasa
nyaman dengan
posisi semi fowler
4. Klien dapat
1. Jelaskan pada KLien dan
keluarga klien tentang
nyeri dan penyebab nyeri
2. Anjurkan klien untuk
melakukan teknik
relaksasi dan distraksi
saat nyeri
3. Bantu klien menemukan
posisi yang nyaman
4. Ajarkan teknik relaksasi
dan distraksi
5. Observasi adanya nyeri
tekan pada luka Post
Operasi
6. Observasi adanya
peningkatan skala nyeri
7. Observasi tanda-tanda
vital
8. Observasi nadi
1. Untuk menambah
pengetahuan klien dan
keluarga tentang nyeri
2. Membantu mengurangi
nyeri klien
3. Bisa mengurangi
ketegangan otot
4. Bisa mengurangi rasa
nyeri klien
5. Untuk mengetahui
keadaan klien
6. Untuk mengetahui
keadaan klien
7. Untuk mengetahui
keadaan klien
8. Untuk memantau
keadaan klien
34
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
35
D
al
a
m
ba
b
2
in
i
ak
an
di
ur
33
mepraktekkan
kembali teknik
relaksasi dan
distraksi
5. Tidak terdapat
nyeri tekan pada
luka bekas operasi
6. Skala nyeri
berkurang 1-3
7. Tanda-tanda vital
dalam batas
normal
8. Nadi normal (80-
90 x/menit)
9. RR normal (16-20
x/menit)
9. Observasi RR
10. Kolaborasi dengan
dokter dan tim medis
dalam pemberian
analgetik
9. Untuk memantau
keadaan klien
10. Analgesik dapat
membantu menurunkan
rasa nyeri
2. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam di
harapkan mobilisasi
klien meningkat
dengan :
Kriteria Hasil :
1. Klien mengerti
1. jelaskan tentang tujuan
dilakukan mobilisasi
2. Ajarkan teknik mobilisasi
3. Anjurkan klien untuk
melakukan mobilisasisecara
bertahap
1. Untuk menambah
wawasan klien dan member
support
2. Untuk melatih mobilisasi
klien
3. Untuk meningkatkan
mobilisasi
34
tentang tujuan
dilakukan mobilisasi
2. aktivitas fisik klien
meningkat
3. mandiri dalam
melakukan mobilisasi
4. pergerakan bebas
4. monitor tingkat mobilisasi 4. Untuk mengetahui tingkat
mobilisasi klien
35
No.
Dx
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
3. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2×24 jam
diharapkan tidak
terjadi infeksi selama
perawatan.
Kriteria hasil :
1. Klien dan keluarga
klien dapat
menjelaskan kembali
tentang infeksi dan
penyebab infeksi
2. Klien dan keluarga
klien terlihat mau
untuk mencuci tangan
sebelum dan setelah
melakukan kegiatan
apapun
3. Klien dan keluarga
klien dapat
menyebutkan tanda-
tanda infeksi
1. Jelaskan pada klien
dan keluarga klien
tentang infeksi dan
penyebab klien
2. Anjurkan klien dan
keluarga untuk mencuci
tangan sebelum dan
sesudah melakukan
kegiatan apapun
3. Ajarkan pada klien dan
keluarga klien tentang
tanda-tanda infeksi
4. Observasi tanda ruam
pada luka
5. Observasi pus pada luka
klien
6. Observasi luka jahitan.
7. Kolaborasi dalam
pemberian antibiotic
1. Untuk menambah
pengetahuan klien dan
keluarga
2. Untuk mencegah
terjadinya infeksi pada luka
klien
3. Untuk memantau tingkat
pengetahuan klien dan
keluarga
4. Untuk mengetahui
keadaan luka klien
5. Untuk mengetahui agar
tidak terjadi infeksi Post
Operasi
6. Untuk mengetahui
perkembangan luka jahitan
7. Untuk mengobati infeksi
36
4. Tidak ada ruam
pada luka klien
5. Tidak ada pus pada
luka klien
6. Luka jahitan telihat
baik
2.3.4 Pelaksanaan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan yang mandiri
adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh
hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain. (Mitayani,
2009)
2.3.5 Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai (Mitayani, 2009)
37
2.4 Pathway
Faktor dari janin :
1. Hidrosefalus
2. Gameli
3. Hidramnion
4. Prematuritas
Faktor dari ibu :
1. Multiparitas
2. Plasenta
3. Panggul sempit
LETAK SUNSANG
Keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong berada di cavum uteri
Tali pusat terjepit
Infeksi
Gangguan peredaran
darah plasenta
Pre operasi Post Operasi Post Partum Nifas
Rencana dilakukan pembedahan
(SC)
38
39
BAB III
TINJAUAN KASUS
Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan maternitas dengan diagnose medis Post Op section caesarea atas
indikasi letak sungsang, maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati
mulai tanggal 25 November 2019 sampai 27 November 2019 dengan data
pengkajian pada tanggal 25 November 2019 jam 19.00 WIB. Anamnesa diperoleh
dari klien dan file register sebagai berikut
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 25-11-2019 Jam : 21.00
Ruang/Kelas : Nifas/ kelas III No. Rekam Medis : 0041xxxx
Pengkajian tanggal : 25-11-2019 Dx. Medik : P3.3, post sc 4 jam Letsu
3.1.1 IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Umur : 38 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
39
40
Alamat : Ngabar Sukodani Utara
Status perkawinan : Menikah
3.1.2 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. W
Umur : 45 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngabar Sukodani Utara
Status perkawinan : Menikah
3.1.3 RIWAYAT KEPERAWATAN
3.1.3.1 Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri perut pada luka operasi
3.1.3.2 Riwayat Masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan hari senin tanggal 25 November 2019 saat dirumah
perut sudah terasa kenceng-kenceng, sekitar jam 15.00 sore di bawa ke IGD
RSUD Bangil di periksa di ruang MNE, letak janin sungsang dan akan segera
dilakukan operasi sesar jam 16.00. sekitar pukul 16.30 ibu melahirkan bayi
perempuan dengan berat 2500 gram dengan sehat. Ibu dan bayi di pindahkan ke
41
ruang nifas sekitar jam 19.00 WIB. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri akibat
luka operasi, nyeri yang dirasakan seperti disayat-sayat pisau dan nyeri pada
abdomen bagian bawah dengan skala 7 dan nyeri hilang timbul dan lebih terasa
jika dipakai bergerak, POST SC 4 jam.
3.1.4 RIWAYAT OBSTETRI
3.1.4.1 Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 tahun 5) Usia Kehamilan : 9 Bulan
2) Banyaknya : 1 hari ganti pembalut 3 kali 6) Siklus : Teratur
3) HPHT : 27-02-2019 7) Lamanya : 7 hari
4) TP : 04-12-2019 8) Keluhan : Tidak ada
42
3.1.4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :
Daftar Tabel 3.1 Riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu pada Ny. R dengan
diagnose medis post section caesarea atau indikasi letak sungsang
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
No Usia Umur
kehamil
an
Penyak
it
Jenis Penolo
ng
Penyuli
t
Lasera
si
Infeks
i
Perdara
han
Jenis BB PJ
1 18 9 bulan - Normal Dokter - Jahita
n
- - L 1800 49
2 9 9 bulan - Normal Bidan - Jahita
n
- - L 2200 48
3 Hamil
ini
9 bulan Sungsa
ng
SC Dokter Letak
sungsa
ng
Opera
si
- P 2500 49
43
3.1.4.3 Genogram
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Klien :
Tinggal saturumah :
Garis keluarga :
Meninggal : x
Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ny. R dengan diagnose medis Post Sectio
Caesarea dengan Indikasi Letak Sungsang Di Ruang Nifas RSUD
Bangil Pasuruan
3.1.4.4 Persalinan Sekarang
1) Kala Persalinan
(1) Kala I : tidak di lakukan pengkajian, klien ada di ruang operasi
(2) Kala II : tidak dilakukan pengkajian, klien ada diruang operasi
(3) Kala III : tidak dilakukan pengkajian, klien ada di ruang operasi
(4) Kala IV :
(1)) Keadaan umum : Lemah
44
(2)) Tanda-tanda vital:
TD : 120/70 mmHg S : 36°C
N : 80x/menit RR : 19x/menit
(3)) TFU : 2 jari dibawah pusat
(4)) Kontraksi uterus : ( ) Baik ( ) Tidak
(5)) Perdarahan : ( ) Ya ( ) Tidak
Jumlah :………
(6)) Perineum : ( ) rupture spontan ( ) episiotomy
Lain-lain : Perineum tidak ada bekas episiotomy
(5) Keadaan Bayi
(1)) BB : 2500 gram
(2)) TB : 49 cm
(3)) Pusat : ( ) Normal ( ) Abnormal
(4)) Perawatan tali pusat
( ) Alkohol 70%
( ) Betadine
( ) Lainnya : Klem tali pusat dan kassa steril
(5)) Anus : Berlubang
45
(6)) Suhu : 36,7°C
(7)) Lingkar Kepala :
Lingkar Sub Occipito Bregnatica : 32 cm
Lingkar Fronto Occipitalis : 33 cm
Lingkar Mentro Occipitalis : 34 cm
(8)) Kelainan Kepala:
Caput succrdanum
Hydrocephalus
Cephal Hematoma
Microcephalus
Lain-lain : Tidak ada kelainan bentuk kepala
(6) Rencana Perawatan Bayi : ( ) Sendiri ( ) Orang tua ( )
Lain-lain
(1) Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi
(1)) Breast care : Klien mengatakan dapat melakukannya sendiri
(2)) Perineal Care : Klien sudah memahami tentang cara
membersihkan daerah perineum (kemaluan)
(3)) Nutrisi : Klien mengerti tentang cara pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada bayi
46
(4)) Senam Nifas : Klien mengatakan tidak melakukan senam nifas
(5)) KB : Klien mengatakan pernah menggunakan KB jenis suntik
(6)) Menyusui : Klien mengatakan ASInya belum keluar, karena
klien belum menyusui bayinya
3.1.5 Riwayat Keluarga Berencana
3.1.5.1 Melaksanakan KB : ( ) Ya ( ) Tidak
3.1.5.2 Bila ya jenis kontrasepsinya apa yang digunakan : KB Suntik
3.1.5.3 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Klien mengatakan pernah
menggunakan KB suntik sejak anak pertama lahir
3.1.5.4 Masalah yang terjadi : Tidak ada
3.1.6 Riwayat Kesehatan
3.1.6.1 Penyakit yang pernah dialami ibu : Tidak ada
3.1.6.2 Pengobatan yang didapat : Tidak ada
3.1.6.3 Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya
47
3.1.7 Riwayat Lingkungan
3.1.7.1 Kebersihan : Klien mengatakan lingkungan rumahnya bersih
3.1.7.2 Bahaya : Klien mengatakan lingkungan rumahnya tidak berbahaya
3.1.7.3 Lainnya : Klien berada dilingkungan bersih dan tidak tercemar
3.1.8 Aspek Sosial
3.1.8.1 Persepsi setelah melahirkan : Klien mengatakan bahagia dengan
kelahiran anak ketiganya
3.1.8.2 Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan
sehari-hari : iya, klien akan sibuk mengurus ketiga anaknya
3.1.8.3 Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : Klien mengatakan ingin
cepat pulih sehingga bisa merawat bayinya dan segera pulang ke rumah
3.1.8.4 Ibu tinggal bersama siapa : Suami dan anaknya
3.1.8.5 Siapa anak yang terpenting bagi ibu : Klien mengatakan ketiga
anaknya sangat penting
3.1.8.6 Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Klien mengatakan
keluarganya sangat mendukung dengan keadaan klien saat ini
3.1.8.7 Keadaan mental menjadi ibu : Klien mengatakan senang karena anak
ketiganya adalah perempuan
48
3.1.9 Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
3.1.9.1 Merokok : Klien tidak merokok
3.1.9.2 Minuman Keras : Klien tidak mengkonsumsi minuman keras
3.1.9.3 Keterangan obat : Klien tidak ketergantungan obat seperti napza, dll
3.1.10 Pemeriksaan fisik
3.1.10.1 Keadaan umum : Lemah
3.1.10.2 Tekanan darah : 120/70 mmHg
3.1.10.3 Respirasi : 19x/menit
3.1.10.4 Berat Badan : 70 kg
3.1.10.5 Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36°C
Tinggi badan : 159 cm
3.1.10.6 B1 (Breath)
Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri, susunan ruas tulang
belakang normal, pola nafas teratur, tidak ada retraksi otot bantu nafas,
tidak ada alat bantu nafas, payudara menonjol, aerola hitam, putting
menonjol
Perkusi : Perkusi thoraks sonor
49
Palpasi : Vocal fremitus normal, susunan ruas tulang belakang normal
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada secret, tidak ada suara nafas
tambahan
Lain-lain: Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.10.7 B2 (Blood)
Inspeksi : Tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger,
Perkusi : Pekak
Palpasi : Tidak terdapat nyeri dada, irama jantung teratur, tekanan darah
bisa meningkat atau menurun, CRT < 2 detik, Pulsasi kuat, JVP normal 3
cm, kecepatan denyut jantung 80x/menit
Auskultasi : Bunyi jantung normal S1 (Lup) S2 (Dup), irama jantung
reguler
Lain-lain : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.1.10.8 B3 (Brain)
1) Inspeksi : Kesadaran composmentis, orientasi baik, konjungtiva merah
muda, pupil isokor, tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang, tidak ada
brudinsky
2) Palpasi : Tidak ada nyeri kepala, bentuk kepala normal
50
3) Istirahat / tidur:
Di Rumah Sakit : Siang 2 jam, Malam 6 jam
Di Rumah : Siang 3 jam, Malam 7 jam
Lain-lain : Raut muka tampak menyeringai
Masalah keperawatan : Nyeri akut
3.1.10.9 B4 (Bladder)
1) Inspeksi : Bentuk alat kelamin normal, menggunakan kateter, warna
urine kuning jernih, berbau khas, terdapat lochea rubra berwarna merah
segar, sedikit kotor, frekuensi berkemih 1200cc/24 jam
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada perkemihan
3) Libido : Tidak terkaji
Kemauan : Normal ( ) Turun ( ) Meningkat ( )
Kemampuan : Normal ( ) Turun ( ) Meningkat ( )
Lain-lain : Perineum tidak terdapat luka bekas episiotomy, lochea
rubra yang keluar berwarna merah segar, klien berada dalam masa
nifas, jumlah pengeluaran darah sekitar 1500cc/hari, ganti pembalut
3x/hari.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
51
3.1.10.10 B5 (Bowel)
1) Inspeksi : Mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal tidak ada caries,
gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 1x sehari di rumah sakit, perasa normal
2) Palpasi : Kontraksi uterus baik, terdapat nyeri tekan pada abdomen
Post Operasi, TFU 2 jari dibawah pusat, tidak ada nyeri telan pada
tenggorokan, peraba normal
3) Perkusi : Abdomen tympani
4) Auskultasi : Peristaltik 8x/menit
Lain-lain : Klien mengatakan sebelum dilakukan operasi klien
mengkosongkan isi rectum dan puasa. Setelah operasi klien masih belum
kentut sehingga klien tidak diperbolehkan makan dan minum, setelah di
operasi klien belum ke kamar mandi dan belum buang air besar
Masalah keperawatan : Nyeri akut
3.1.10.11 B6 (Bone)
1) Inspeksi : Turgor kulit elastic, warna kulit sawo matang, tidak ada
oedema, tampak sulit bergerak, kemampuan pergerakan sendi dan tungkai
terbatas, kebutuhan klien masih dibantu keluarga, adanya luka Post
Operasi masih terbalut kassa kering, terdapat striae, mammae membesar,
Areolla mammae hiperpigmentasi, papilla mammae menonjol, bersih, dan
tidak lecet, colostrums tampak keluar sedikit namum belum menyusui ke
bayinya
52
Kekuatan Otot :
5 5
4 4
2) Palpasi : Akral hangat, tidak ada fraktur
Lain-lain : Klien hanya berbaring di tempat tidur, tampak sulit bergerak,
aktivitas klien masih di bantu keluarga dan perawat, mika/miki hanya
sedikit, terdapat jahitan luka bekas operasi sekitar 15 cm, keadaan luka
masih berbalut kassa steril dan kering, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, klien merasakan nyeri tekan pada luka operasi.
Masalah keperawatan : Hambatan Mobilitas Fisik
3.1.10.12 B7 (Pengindraan)
1) Inspeksi : (1) Mata : pupil isokor, tidak ada alat bantu penglihatan,
ketajaman penglihatan kanan dan kiri, reflek cahaya normal, konjungtiva
merah muda, sclera berwarna putih, palpebra normal, strabismus tidak
ada
(2) Hidung : Normal, mukosa hidung lembab, secret tidak ada, ketajaman
penciuman normal
(3) Telinga : Bentuk telinga normal simetris kanan dan kiri, keluhan tidak
ada, ketajaman pendengaran baik, alat bantu pendengaran tidak ada
Lain-lain : tidak ada
53
Masalah Keperawatan Tidak ada masalah keperawatan
3.1.10.13 B8 (Endokrin)
1) Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar parotis, tidak ada luka gangren
Lain-lain :
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
54
3.1.11 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tabel 3.2 Data penunjang pada klien dengan diagnose medis post section
caesarea dengan indikasi letak sungsang pada tanggal 25 November
2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP Cell Counter Terlampir
WBC (Leukosit) H 20,42 x 10³/μ˪ 4,5 – 11
RBC (Eritrosit) 4,027 4-5,2
HGB (Hemoglobin) L 9,58 ɡ/dL 12-16
Nilai kritis : 21
HCT (Hematokrit) L 29,2 % 33-51
Nilai kritis : 65
PLT (Trombosit) 289 289 x 10³/μ˪
MCV L 72,51 fL 150-450
Nilai kritis 65
MCH L 23,79 pɡ 26-34
MCHC 32,81 % 32-36
RDW-SD 12,99 % 11,5-13,1
MPV 6,537 fL 80-100
EO% 0,1 % 0-3
BASO% 0,3 % 0-1
NEUT% H 90,7 % 35-66
LYMPH% L 6,1 % 24-44
MONO% 3,0 % 3-6
EO# .0123 x 10³/μ˪ 0-0,33
BASO# 0,06 x 10³/μ˪ 0-0,11
MONO# 0,6 x 10³/μ˪ 0,14-0,66
NEUT# H 18,5 x 10³/μ˪ 1,5-8,5
LYMPH# 1,24 x 10³/μ˪ 1,1-5,0
55
3.1.12 TERAPI
Terapi tanggal 25 Novvember 2019
3.1.12.1 Inf. RL 500/24 jam untuk menambah elektrolit tubuh dan
mengembalikan keseimbangan tubuh
3.1.12.2 Inj. Metronidazole 3x1 mg untuk mengobati infeksi
3.1.12.3 Inj. Omeprazole 2x1 mg untuk mengurangi kadar asam lambung
3.1.12.4 Inj. Ambacim 2x1 g untuk mengobati infeksi saluran napas bawah,
infeksi saluran kemih, infeksi jaringan lunak, tulang dan sendi, infeksi obstetric
dan genikologis, gonorea, septicemia dan meningitis. Profilikasis pada infeksi
abdomen, pelvis, ortopedik, jantung, paru, operasi,esophageal dan vaskuler
3.1.12.5 Inj. Ketorolac 3x1 mg untuk menangani rasa sakit jangka pendek, dengan
tingkat keparahan dari nyeri sedang sampai berat.
3.1.12.6 Inj. Tranexamat 3x1 mg untuk membantu mengatasi masalah perdarahan
abnormal pasca operasi
3.1.12.7 Po. Asamefenamat 3x1 mg untuk mengobati rasa sakit ringan hingga
sedang
3.1.12.8 Cefadroxil 3x1 mg untuk mengatasi infeksi
56
3.2 ANALISA DATA
Tanggal : 25-11-2019
Nama Klien : Ny. R
Umur : 38 Tahun
No. RM : 0041xxxx
Tabel 3.3 Analisa Data Pada Ny. R dengan Diagnosa Medias Pos Opt Sectio
Caesarea Indikasi Letak Sungsang Di Ruang Nifas RSUD Bangil
Pasuruan
No Analisa Data Etiologi Problem
1. Ds: Klien Mengatakan Nyeri
pada luka operasi, nyeri
seperti disayat-sayat, nyeri
pada perut bagian bawah,
dengan skala nyeri 6, dan
nyeri hilang timbul dan lebih
terasa jika digunakan
bergerak
Do:
- K/U Lemah
- Tanda-tanda vital
TD : 120/70mmHg
N : 80x/menit
S : 36°C
Post section caesare
Luka operasi
Jaringan terputus
Nyeri
Nyeri Akut
57
RR : 19x/menit
- Terdapat jahitan luka
bekas operasi sekitar
15cm
- Keadaan luka basih
berbalut kassa kering
- Terdapat nyeri tekan
pada luka bekas
operasi
- Klien tampak
menyeringai
2. Ds : Klien mengatakan nyeri
jika dipakai bergerak, nyeri
seperti disayat-sayat, nyeri
pada perut bagian bawah,
dengan skala nyeri 6, dan
nyeri hilang timbul dan lebih
terasa jika digunakan
bergerak
Do :
- K/U Lemah
- Tanda-tanda vital
TD : 120/70mmHg
Post section caesarea
Jaringan terputus
Nyeri
Imobilisasi/aktivitas
Fisik
Hambatan
Mobilitas Fisik
58
N : 80x/menit
S : 36°C
RR : 19x/menit
- Pergerakan otot
5,5,5,5
- Klien hanya
berbaring di tempat
tidur
- Tampak sulit
bergerak
- Mika-miki hanya
sedikit
- Aktivitas klien masih
dibantu keluarga dan
perawat
Hambatan Mobilitas
Fisik
59
3.3 DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
3.3.1 Daftar Masalah Keperawatan
3.3.1.1 Nyeri Akut
3.3.1.2 Hambatan Mobilitas Fisik
3.3.2 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
3.3.2.1 Nyeri Akut b/d Terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat
pembedahan
3.3.2.2 Hambatan Mobilitas Fisik b/d Nyeri akibat insisi pembedahan
60
3.4 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal : 25-11-2019
Nama Klien : Ny. R
Dx. Medis : P3.3 SC 4 jam
No. RM : 0041xxxx
Tabel 3.4 Rencana Tindakan Keperawatan Pada Ny. R dengan Diagnosa Medis
Post Op Section Caesarea Indikasi Letak Sungsang Di Ruang Nifas
RSUD Bangil Pasuruan
No.
Dx
Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan nyeri
berkurang dengan
Kriteria Hasil :
1. Mampu Mengontrol
nyerinya
2. Mampu mengenali
nyeri
3. TTV dalam batas
normal
4. Rasa nyeri berkurang
dengan skala 0-3
5. Klien tampak relaks
1. Bina hubungan
saling percaya
2. Obsevasi nyeri
secara komperhensif
3. Beri penjelasan
tentang nyeri dan
penyebab nyeri
4. Obsevasi TTV
1. dengan rasa saling
percaya, klien dapat
mengungkapkan
perasaannya,
sehingga akan
mempermudah
melakukan tindakan
keperawatan.
2. Untuk mengetahui
secara jelas nyeri
yang dialami klien.
3. Untuk member
pemahaman pada
klien
4. Untuk mengetahui
61
5. Ajarkan teknik
relaksasi dan distraksi
6. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian analgesic
keadaan umum klien
5. Dapat mengurangi
rasa nyeri jika
sewaktu-waktu akan
muncul.
6. Pemberian obat
analgesic dapat
mengurangi nyeri
2. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam di
harapkan mobilisasi klien
meningkat dengan :
Kriteria Hasil :
1. Klien mengerti tentang
tujuan dilakukan
mobilisasi
2. aktivitas fisik klien
meningkat
3. mandiri dalam
melakukan mobilisasi
4. pergerakan bebas
1. Jelaskan tentang
tujuan dilakukan
mobilisasi
2. Ajarkan teknik
mobilisasi
3. Anjurkan klien
untuk melakukan
mobilisasisecara
bertahap
4. Monitor tingkat
kekuatan otot
1. Untuk menambah
wawasan klien dan
member support
2. Untuk melatih
mobilisasi klien
3. Untuk
meningkatkan
mobilisasi
4. Untuk mengetahui
tingkat kekuatan otot
klien
62
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. R No. RM : 00410xx Umur : 38 tahun
Tabel 3.5 Implementasi Keperawatan pada Ny. R dengan Diagnose Medis Post
Op Sectio Caesarea Indikasi Letak Sungsang di Ruang Nifas RSDU
Bangil Pasuruan
No.
Dx
Tanggal Jam Implementasi Nama /
Tanda
tangan
1. 25
Nov’19
22.00
22.10
22.15
1. Membina hubungan saling percaya
- Memperkenalkan nama dan tujuan
tindakan
Respon : Klien Kooperatif
2. Melakukan obsevasi nyeri secara
komperhensif
Respon :
- Klien mengatakan nyeri
- Nyeri skala 6
- Nyeri dibagian abdomen bawah
- Nyeri seperti disayat-sayat
- Nyeri jika dibuat bergerak
3. Memberikan penjelasan tentang
nyeri
Respon :
- Bahwa nyeri yang dialami
berasal dari luka jahitan bekas
operasi
63
22.20
22.30
22.35
4. Obsevasi TTV:
- TD : 110/80mmHg
- N : 83x/menit
- S : 36°C
RR : 20x/menit
5. Mengajarkan Klien untuk melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
Respon : Klien mampu melakukannya
- Dengan cara melakukan teknik
nafas dalam melalui hidung dan
kemudian dikeluarkan melalui
mulut
- Mengalihkan perhatian dengan
cara bermain handphone,
berbincang-bincang dengan
psaien lainnya dan perawat