36
BAB II EKPLORASI ISU BISNIS 15 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Kerangka Konseptual Dasar pemikiran awal adalah membuat Sistem Manajemen Kinerja yang tepat untuk PT. Dynaplast, Tbk, khususnya untuk Plant VICikarang. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajemen dan studi banding pustaka maka diperoleh faktorfaktor yang mempengaruhi pembuatan SMK sehingga terbentuklah peta pemikiran konseptual untuk pemecahan masalah sebagai berikut: Strengths & Weaknesses Organisasi Opprotunities & Threats Organisasi Pasar & Pesaing Critical Success Factor Organisasi Produk & Jasa Budaya Organisasi Informasi Lingkungan Usaha Misi Organisasi Visi Organisasi Strategi Organisasi Variabel Kinerja Kaji Banding (Benchmark) Keterkaitan Keluaran Organisasi Proses Internal Kemempuan Sumber Daya Analisa Korelasi Internal Eksternal Sistem Manajemen Kerja Usulan Perbandingan Sistem Manajemen Kinerja Usulan dan Aktual Rencana Implementasi Kebutuhan Sumber Daya Gambar 2.1. Kerangka Konseptual penyusunan Sistem Manajemen Kinerja

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS - · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

15 

BAB II  EKSPLORASI ISU BISNIS 

 

 

2.1 Kerangka Konseptual 

Dasar pemikiran  awal  adalah membuat  Sistem Manajemen Kinerja yang  tepat 

untuk  PT.  Dynaplast,  Tbk,  khususnya  untuk  Plant  VI‐Cikarang.  Berdasarkan 

hasil wawancara dengan manajemen dan studi banding pustaka maka diperoleh 

faktor‐faktor yang mempengaruhi pembuatan SMK sehingga  terbentuklah peta 

pemikiran konseptual untuk pemecahan masalah sebagai berikut: 

Strengths & Weaknesses Organisasi

Opprotunities & Threats

OrganisasiPasar & Pesaing

Critical Success Factor

OrganisasiProduk & Jasa Budaya

Organisasi

Informasi Lingkungan Usaha

Misi Organisasi

Visi Organisasi

Strategi Organisasi

Variabel Kinerja Kaji Banding (Benchmark)Keterkaitan

Kelu

aran

Org

anis

asi

Pros

es In

tern

al

Kem

empu

an S

umbe

r D

aya

Anal

isa

Kore

lasi

Inte

rnal

Ekst

erna

l

Sistem Manajemen Kerja Usulan

Perbandingan Sistem Manajemen Kinerja Usulan dan Aktual

Rencana Implementasi Kebutuhan Sumber Daya

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual penyusunan Sistem Manajemen Kinerja 

 

Page 2: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

16 

2.2 Analisis Situasi 

Dalam  sub  bab  ini  akan  dikaji  faktor  yang  diduga  dapat  menjadi  akar 

permasalahan  dari  isu  bisnis  yang  ditemui  sebagai  dasar  pembuatan  Sistem 

Manajemen Kinerja  sesuai kerangka konseptual yang  sudah disebutkan di  sub 

bab sebelumnya.  Faktor yang dikaji dan dievaluasi meliputi: 

‐ Faktor  internal  perusahaan  untuk mengetahui  kekuatan  (strengths)  dan 

kelemahan (weaknesses) yang dimiliki PT. Dynaplast, Tbk 

‐ Faktor eksternal perusahan untuk mengetahui peluang (opportunities) dan 

hambatan (threats) yang dihadapi PT. Dynaplast, Tbk 

‐ Posisi persaingan PT. Dynaplast, Tbk dengan menggunakan Porter’s Five 

Forces 

‐ Analisis Critical Success Factor 

‐ Analisis Produk dan jasa  

‐ Budaya organisasi 

Semua faktor tersebut diatas ditambah dengan visi, misi dan strategi perusahaan 

akan  dijadikan  dasar  perancangan  Sistem Manajemen  Kinerja  PT.  Dynaplast, 

Tbk yang akan dibahas di Bab III projek akhir ini. 

2.2.1 Faktor Internal Analisa faktor internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan 

Value Chain Analysis  (Porter,1985). Metode Value Chain digunakan karena pada 

kondisi  persaingan  yang  ketat,  value  adalah  jumlah  yang  mau  dibayar  oleh 

pembeli atas manfaat yang diperoleh. Value diukur sebagai total revenue, refleksi 

dari  harga  produk  dengan  total  produk  yang  dapat  dijual,  sedangkan 

keuntungan  (profit)  baru  diperoleh  jika  value  yang  diperoleh  melebihi  biaya 

pembuatan  produk. Oleh    karena  itu  value  harus  dianalisa  untuk mengetahui 

Page 3: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

17 

posisi  bersaing  (competitive  position)  perusahaan  ditengah  kondisi  persaingan 

yang semakin ketat. 

 

Value  Chain  Analysis  seperti  yang  dapat  dilihat  pada  Gambar  2.2. 

menggambarkan  total  value,  yang  terdiri dari  value  activities dan margin. Value 

activities adalah semua aktifitas dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk 

menghasilkan kinerja, digambarkan berupa kotak yang menunjukkan aktivitas 

untuk menghasilkan  produk  bernilai  (valuable  product)  bagi  pembeli.   Margin 

adalah selisih antara total value dengan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan 

value activities.  

 

Value activities terbagi menjadi dua jenis yaitu aktivitas utama (primary activities) 

dan  aktivitas  pendukung  (support  activities),  seperti  yang  dapat  dilihat  pada 

Gambar 2.2. 

FIRM INFRASTRUSTURE

SUPPORT HUMAN RESOURCES MANAGEMENT

ACTIVITIES TECHNOLOGY DEVELOPMENT

PROCUREMENT

INBOUND LOGISTIC OPERATIONS OUTBOUND

LOGISTICMARKETING &

SALES SERVICE

PRIMARYACTIVITIES

MARGIN

 

Gambar 2.2 The Generic Value Chain 

 

 

 

Page 4: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

18 

2.2.1.1 Aktivitas Utama (Primary Activities) 

Aktivitas  utama  adalah  semua  kegiatan  untuk  menghasilkan  produk  yang 

bernilai mulai dari pengadaan bahan, proses produksi hingga produk  tersebut 

diterima  oleh  pembeli. Aktivitas  utama  terbagi menjadi  lima macam  aktivitas 

seperti yang tertera pada Gambar 2.2 

 

2.2.1.1.1 Kegiatan Logistik (Inbound Logistic) 

Kegiatan  logistik  adalah    aktivitas  yang  berhubungan  dengan  penerimaan, 

penyimpanan dan distribusi  semua bahan dan bahan pembantu yang menjadi 

input proses. Untuk kegiatan logistik di Dynaplast saat ini sudah menggunakan 

sistem SAP sehingga asministarsi logistik sudah teritegrasi antara pabrik dengan 

pusat.  

 

Sistem logistik yang dimiliki Dyanplast saat ini juga sudah menggunakan sistem 

warehouse management  yaitu  semua  produk  ditempatkan  di  satu  lokasi  khusus 

dengan  identifikasi  lokasi  yang  jelas  sehingga  lebih mempermudah  pencarian 

barang. Sedangkan untuk penyimpanan material sudah menggunakan silo yaitu 

satu tabung berisi 50 ton material yang terhubung langsung dengan piping system 

ke  masing‐masing  mesin  sehingga  tidak  memakan  watu  dan  tempat  untuk 

pengadaan material ke mesin. Untuk bahan yang  sensitif  terhadap  temperatur 

tinggi juga sudah disediakan gudang khusus ber‐AC (Air Conditioner). Tata letak 

penyimpanan  juga  sudah  cukup  baik  dengan  adanya  pemisahan  area  antara 

bahan mentah, bahan pembantu dan barang jadi. 

 

Semua bahan dan  bahan pembatu  yang  akan digunakan  oleh produksi  sudah 

melalui  pemeriksaan  incoming  sehingga  sudah  dipastikan  sesuai  dengan 

spesifikasi. 

Page 5: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

19 

2.2.1.1.2 Kegiatan Operasi (Operations) 

Kegiatan  operasi  adalah  semua  aktivitas yang berhubungan proses perubahan 

semua bahan dan bahan pembantu menjadi produk  jadi,  termasuk didalamnya 

proses produksi,  inspeksi, pengepakan, perawatan mesin, dekorasi dan fasilitas 

operasi  lainnya.  Di  dalam  melakukan  operasinya  Dynaplast  menggunakan 

mesin  multi  cavity  baik  pada  Injection  molding  dan  Blow  Molding    untuk 

meningkatkan  efisiensi  produksi  karena  pada  satu  siklus  produksi  sekitar 

sepuluh sampai lima belas detik akan dapat dihasilkan delapan botol. Tetapi jika 

terjadi masalah pada mesin multi cavity dapat mengakibatkan  loss opportunity of 

sales  yang  cukup  besar.  Untuk  efsisiensi,  dengan  batasan  prosentase  tertentu 

(biasanya  10‐30%  untuk  material  HDPE)  produksi  plastic  packaging  dapat 

menggunakan material regrind. 

 

Untuk melakukan proses operasi dengan lebih fokus maka dilakukan pembagian 

Plant menjadi business unit yang spesifik sesuai dengan  jenis produk (component 

dan packaging) serta klasifikasi pelanggan  (cosmetic, pharmacy,  lubricant oil, home 

appliance). Karakter setiap Plant dapat dibuat sesuai customer requirement, seperti 

customer pharmacy dan  cosmetic yang mensyaratkan    tingkat higienis pada  level 

yang lebih tinggi dibandingkan pelanggan lainnya. 

 

Untuk melakukan  inspeksi dengan  tepat waktu dan  akurat  saat  ini Dynaplast 

sudah menggunakan SPC  (Statistical Process Control) yang dijalankan  secara  on 

line  terkomputerisasi  sehingga diharapkan akan mampu mendeteksi  terjadinya 

penyimpangan  secara  dini. Dynaplast  juga memiliki Departemen QA  (Quality 

Assurance)  untuk  memastikan  semua  produk  jadi  sudah  sesuai  dengan 

spesifikasi yang disyaratkan oleh pelanggan. 

 

Page 6: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

20 

Di Dynaplast tidak ada tim khusus untuk menangani permasalahan yang terjadi, 

evaluasi  dan  tindak  lanjut  masalah  lebih  difokuskan  pada  departemen  yang 

bersangkutan.  Hal  ini  mengakibatkan  sering  kali  masalah  yang  terjadi  tidak 

tuntas dan membutuhkan waktu yang cukup  lama, melebihi waktu 2 x 24    jam 

untuk memberikan umpan balik ke pelanggan. 

 

Jumlah  karyawan  terbesar  di  Dynaplast  adalah  pada  bagian  mesin  dekorasi 

dibandingkan  jenis mesin  lainnya,  karena  proses  yang  dilakukan masih  semi‐

automatic. Sedangkan untuk mesin injection dan blow molding hanya memerlukan 

satu sampai dua orang per mesin. 

 

Di Dynaplast  tingkat  peduli  karyawan  terhadap  kualitas  relatif masih  rendah 

karena  pengawasan  kualitas masih  tergantung  pada QA  Inspector,  sedangkan 

perbaikan  hanya  dilakukan  setelah  mendapat  teguran  dari  QA.  Hal  ini 

disebabkan kinerja kualitas masih menjadi target Departemen QA saja. 

 

2.2.1.1.3 Kegiatan Delivery (Outbound Logistic) 

Kegiatan  delivery  adalah  semua  aktivitas  yang  berhubungan  dengan 

pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk  jadi  ke pembeli,  termasuk 

didalamnya kegiatan penyimpanan produk  jadi, kendaraan pengiriman, proses 

order dan penjadwalan. 

 

Di Dynaplast pengiriman ke pelanggan belum dapat menjalankan FIFO (First In 

First Out) karena racking system yang digunakan masih double dip, sehingga  jika 

akan melakukan pengiriman produk  jadi yang kebetulan  tersimpan di  sebelah 

dalam maka operator pengiriman harus menggeser produk  jadi yang berada di 

sebelah luar, akibatnya sering kali operator hanya mengambil produk  jadi yang 

Page 7: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

21 

sebelah  luar  untuk  dikirim  ke  pelanggan.  Khusus  untuk  Plant  VI‐Cikarang 

pengiriman dilakukan dengan  ekpedisi  luar  (bukan milik Dynaplast) di mana 

setiap  ekspedisi yang digunakan harus  sudah  lulus uji  emisi dengan  surat  ijin 

mengemudi yang lengkap. 

 

Di  gudang  produk  jadi,  semua  produk  sebelum masuk  gudang  harus  sudah 

melalui Released oleh QA agar siap dikirim ke pelanggan. Setiap pengiriman juga 

disertai  dengan  Certificate  of  Conformity  sebagai  jaminan  bahwa  barang  yang 

dikirim sesuai spesifikasi. 

 

2.2.1.1.4 Kegiatan Penjualan (Marketing and Sales) 

Kegiatan  penjualan  adalah  semua  aktivitas  yang  berhubungan  dengan 

pengenalan produk ke pembeli hingga proses pembelian, termasuk didalamnya 

kegiatan  periklanan,  promosi,  tenaga  penjualan,  penawaran  dan  penentuan 

harga. 

 

Di  Dynaplast  kegiatan  sales  dan  marketing  dibagi  dalam  beberapa  customer 

account,  di  mana  seorang  AE  (Account  Exceutive)  dapat  menangani  beberapa 

produk yang diproduksi di Plant berbeda. Akibat kondisi tersebut seringkali AE 

kurang fokus untuk mengisi mesin yang kosong karena bertanggung jawab atas 

utilisasi mesin beberapa pabrik.  

 

Struktur  organisasi  marketing  dibagi  berdasarkan  segmentasi  pasar  sehingga 

dapat lebih memenuhi kebutuhan pelanggan. Segmentasi pasar terbagi menjadi 

kemasan  plastik  untuk  kosmetik,  farmasi,  oli,  bahan  kimia,  makanan  dan 

minuman. 

 

Page 8: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

22 

Kekuatan  penjualan  dari  Dynaplast  adalah  selalu  menawarkan  disain  dan 

teknologi  terdepan  seperti  teknologi  double  inject  yaitu  produk  dapat  langsung 

keluar dengan dua warna dan botol PET hot  fill yaitu botol dapat diisi dengan 

larutan bertemperatur tinggi tanpa mengalami deformasi. 

 

Dynaplast  telah  mempunyai  standarisasi  metode  costing  untuk  menentukan 

penawaran  ke  pelanggan.  Dengan  demikian  setiap  AE  akan  dengan  cepat 

membuat penawaran harga ke calon pembeli.  

 

Untuk  mempercepat  pencapaian  penjualan  Dynapast  memberlakukan  sistem 

insentif dan fasilitas kendaraan  untuk account excecutive. 

 

2.2.1.1.5 Pelayanan (services) 

Pelayanan adalah semua kegiatan untuk mempertahankan atau menambah value 

bagi pembeli seperti instalasi, pelatihan dan  perbaikan. 

 

Mengingat Dynaplast adalah produsen produk kemasan plastik maka pelayanan 

yang diberikan  cenderung untuk memberikan  feedback  atas keluhan pelanggan 

serta memberikan pelatihan mengenai produk, proses dan material plastik.  

 

2.2.1.2 Kegiatan Pendukung (Support Activities) 

Kegiatan pendukung adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mendukung 

pelaksanaan  kegiatan  utama.  Kegiatan  pendukung  terbagi  menjadi  empat 

kategori seperti yang dapat dilihat di Gambar 2.2 

 

 

 

Page 9: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

23 

2.2.1.2.1 Firm Infrastructure 

Firm  Infrastructure  atau  infrastruktur  perusahaan  adalah  sejumlah  kegiatan 

meliputi  manajemen  umum,  keuangan,  pembukuan,  hukum,  hubungan 

pemerintahan  dan  manajemen  kualitas,  biasanya  aktivitas  tersebut  saling 

berhubungan dan tidak berdiri sendiri. Kegiatan infrastruktur biasanya ada yang 

dipisahkan di lakukan di level   business unit atau corporate, tetapi ada  juga yang 

dilakukan di level keduanya. 

 

Di Dynaplast kegiatan  infrastruktur yang dilakukan di  level  corporate meliputi 

kegiatan  finance, pembukuan dan hukum.   Untuk melakukan kegiatan  ini ada 

Departemen  Accounting  dan  Finance  serta  Departemen  Legal  yang  berada  di 

kantor  pusat.  Dan  untuk  level  business  unit  dilakukan  kegiatan  manajemen 

kualitas  dan  hubungan  pemerintahan.    Untuk  melakukan  kegiatan  ini  ada 

Departemen QA dan General Affair yang melakukannya dimasing‐masing pabrik 

(Plant). Sedangkan kegiatan  infrastruktur yang dilakukan di kedua level adalah 

manajemen umum. 

 

2.2.1.2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resoruces Management) 

Manajamen  Sumber  Daya  Manusia  meliputi  kegiatan  penerimaan,  seleksi, 

pelatihan,  pengembangan  dan  kompensasi  bagi  karyawan.  Kegiatan  ini 

mendukung  semua  kegiatan  utama maupun  kegiatan  pendukung  dan  terlibat 

dalam rantai nilai (value chain).  

Untuk melaksanakan aktifitas manajemen  sumber daya manusia, di Dynaplast 

ada  Departemen  Human  Resources  Development  (HRD)  di  level  corporate 

sedangkan  untuk  di  level  business  unit  ada  Deparatemen  Personalia  yang 

menangani. HRD Dynaplast membawahi kegiatan seleksi, penerimaan, pelatihan 

dan pengembangan karyawan. Sedangkan Departamen Personalia bertanggung 

Page 10: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

24 

jawab menangani urusan ketenagakerjaan menyangkut hubungan atasan dengan 

bawahan,  hubungan  antar  karyawan  serta  hubungan  dengan  instansi 

ketenagakerjaan setempat. 

 

Dynaplast memberikan kompensasi ke karyawan berupa gaji, THR dan bonus 

jika  perusahaan  mendapatkan  keuntungan.  Untuk  level  manager  atau  kepala 

Departemen ke atas, sudah ada sistem penghargaan yang jelas dalam hubungan 

prestasi dengan bonus. Tetapi besarnya bonus yang diberikan  tergantung pada 

keuntungan  perusahaan  saja  sedangkan  prestasi  atas  kinerja  tidak  termasuk 

dalam  perhitungan  bonus  jika  perusahaan  mengalami  kerugian.  Untuk  level 

karyawan  dibawah  manager  tidak  ada  sistem  penghargaan    atau  bonus  yang 

dikaitkan dengan prestasi, hanya tergantung pada kebijakan manajemen pusat. 

 

Saat  ini di Dynaplast belum ada  standar kompetensi untuk  setiap  jabatan dan 

belum  ada  pelatihan  yang  didasarkan  pada  kebutuhan  kompetensi,  sehingga 

carreer path di Dynaplast belum cukup  jelas dan pelatihan yang ada tidak dapat 

langung mempengaruhi  kinerja  karyawan  sesuai  jabatannya.  Sementara  target 

kinerja untuk Departemen HRD di Dynaplast  juga belum ada sampai saat ini.  

 

2.2.1.2.3 Manajemen Teknologi (Technology Management) 

Setiap aktivitas baik yang utama maupun pendukung membutuhkan teknologi, 

baik  berupa  pengetahuan  know‐how,  prosedur  dan  teknologi  yang  digunakan 

selama proses. Definisi teknologi disini mencakup pengertian yang cukup lebar, 

mulai  dari  persiapan  dokumen,  bagaimana  men‐transfer  teknologi  menjadi 

produk yang diinginkan, hingga bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan 

untuk memperbaiki kinerja mesin dan proses. 

Page 11: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

25 

Pengembangan  teknologi  biasanya  berhubungan  dengan  aktivitas  di 

Departemen  Engineering  dan  Research  Development.    Pengembangan  teknologi 

dilakukan mulai dari penelitian, rancangan disain produk, rancangan proses dan 

peralatan untuk membuat produk hingga penyediaan prosedur.  

 

Di    Dynaplast  kegiatan  perancangan  dan  pengembangan  produk  berada 

dibawah koordinasi Mold Center yang bertanggung jawab untuk membuat disain 

produk,  menyiapkan  cetakan,  memperbaiki  cetakan  serta  menyedikan 

spesifikasi  produk  sebagai  acuan  produksi  dan  kualitas.  Sedangkan  kegiatan 

yang  berkaitan  dengan  penyediaan,  perawatan  dan  perbaikan  mesin  dan 

peralatan berada di bawah Departemen Engineering.  

 

2.2.1.2.4 Kegiatan Pembelian (Procurement) 

Kegiatan  pembelian meliputi  pembelian  bahan mentah,  spare  part  dan  barang 

kebutuhan  operasional  lainnya,  termasuk  pembalian  asset  seperti  pembelian 

mesin, alat ukur, peralatan kantor dan bangunan. Untuk pembelian barang yang 

merupakan input dari proses akan menjadi bagian dari kegiatan utama. Kegiatan 

pembelian  juga melibatkan  teknologi, seperti prosedur untuk negosiasi dengan 

vendor,  standar  kualifikasi  dan  sistem  informasi.  Dalam  kegiatan  pembelian 

diperlukan  suatu  proses  perbaikan  agar  dapat  terjadi  penurunan  biaya  dan 

peningkatan kualitas input. 

 

Di Dynaplast kegiatan pembelian dikoordinasi oleh Supply Chain yang berada di 

kantor pusat. Semua pembelian baik untuk bahan mentah, spare part, kebutuhan 

banguan hingga  asset dikoordinasi oleh Supply Chain. Setiap Departemen  atau 

bagian  yang membutuhkan  harus membuat  permintaan  pembelian  ke  Supply 

Chain  untuk  kemudian  diproses.  Sayangnya  sampai  saat  ini  juga  belum  ada 

Page 12: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

26 

pengukuran  kinerja  untuk  Supply  Chain  sehingga  seringkali  terjadi 

keterlambatan kedatangan bahan baku atau spare part atau kesalahan pembelian 

spare part karena kurangnya kemampuan teknis staf Supply Chain. 

 

Kondisi saat ini tidak semua supplier yang memasok ke Dynaplast sudah melalui 

proses  seleksi  atau  audit,  sehingga kinerja  supplier dilihat dari  segi kualitas di 

Plant VI‐Cikarang hanya berkisar 70% sampai 80% saja. 

 

2.2.2 Faktor Eksternal 

Analisis  faktor  eksternal  dilakukan  dengan  menggunakan  pendekatan  PEST 

(Poltitic, Economi, Social and Technology) Analysis, yaitu mengkaji kondisi politik, 

ekonomi,  sosial  dan  teknologi  yang  dapat mempengaruhi  kekuatan  bersaing 

Dynaplast. 

 

2.2.2.1 Politik 

Pada  dasarnya  kondisi  politik  di  Indonesia  tidak  terlalu  mempengaruhi 

kekuatan  bersaing  Dynaplast.  Karena  sebagai  perusahaan  terbuka,  Dynaplast 

wajib  untuk mengikuti  semua  peraturan  pemerintah  yang  berlaku,  siapapun 

yang memimpin pemerintahan saat itu. 

 

Dari  sisi  politik,  hanya  peraturan  ketenaga  kerjaan,  perubahan  harga  BBM 

(Bahan  Bakar  Minyak)  dan  perubahan  TDL  (Tarif  Dasar  Listrik)  yang 

mempengaruhi  operasional  Dynaplast.  Perubahan  ketentuan  mengenai  UMR 

(Upah Minimum Regional)  tidak  berepengaruh  banyak  kecuali pada  besarnya 

pemberian  upah  yang  harus  disesuaikan  dengan UMR  yang  berlaku  di mana 

business  unit  tersebut  beroperasi.  Perubahan  harga  BBM  dan  TDL  akan 

berpengaruh  cukup  besar  terutama  untuk  pembiayaan  energi  dan  utilitas. 

Page 13: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

27 

Masalahnya adalah rentang waktu antara keluarnya peraturan dan pelaksanaan 

biasanya  cukup  dekat,  akibatnya  Dynaplast  belum  sempat  melakukan 

penyesuaian  harga  ke  pelanggan  tetapi  kenaikan  biaya  akibat  perubahan 

tersebut  sudah  harus  ditanggung.  Kondisi  seperti  ini  juga  akan  dialami  oleh 

perusahaan pesaing  karena  karakter pelanggan  (pembeli) di  industri  kemasan 

plastik umumnya sistem kontrak harga dalam jangka waktu tertentu. 

  

2.2.2.2 Ekonomi 

Kebijkan makro  ekonomi  pemerintah  Indonesia  saat  ini  cukup  baik  sehingga 

dapat menahan nilai  tukar US Dollar di kisaran  sembilan  ribu Rupiah dengan 

tingkat suku bunga SBI sekitar sepuluh persen, memberikan dampak positif bagi 

Dynaplast. Karena dengan bahan mentah (resin plastik) kebanyakan impor tentu 

kestabilan nilai tukar rupiah akan sangat membantu kestabilan biaya COGS (Cost 

of  Good  Sold)  mengingat  sekitar  60%  dari  biaya  produksi  merupakan  biaya 

material.  

 

2.2.2.3. Sosial 

Evaluasi akan meliputi  faktor populasi, kebiasaan konsumen  (habit), keamanan 

bagi konsumen (safety), budaya konsumen (culture) 

- Populasi: Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta orang, saat 

ini  Dynaplast  merupakan  produsen  kemasan  dan  komponen  plastik 

dengan sales turn over terbesar di Indonesia (mencapai sekitar Rp. 1 Triliun 

di  tahun  2006)  tentunya  jumlah  penduduk  Indonesia   menjadi  potensi 

pasar yang sangat besar juga buat Dynaplast. 

- Habit:  Kecenderungan wanita  untuk menggemari  keindahan membuka 

peluang  bagi  Dynaplast  untuk  menciptakan  kemasan  yang 

Page 14: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

28 

mementingkan estetika seperti penggunaan botol PET sebagai pengganti 

botol gelas untuk parfum dan cologne 

- Safety: Kemasan dari kaca yang kurang aman karena mudah pecah dan 

tidak  ramah  lingkungan,  merupakan  peluang  bagi  Dynaplast  untuk 

membuat kemasan plastik sebagai pengganti kemasan dari kaca. Kemasan 

plastic memiliki kelebihan  lebih  ringan,  tidak mudah pecah,  lebih  tahan 

lama dengan disain produk dapat lebih variatif 

- Culture: masyarakat    Indonesia yang  sangat men”dewa”kan buatan  luar 

negri merupakan peluang  bagi Dynaplast dengan menjadi  satu‐satunya 

industri  plastik  yang mendapat  lisensi  untuk memproduksi  Tupperware 

yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai produk impor. 

 

2.2.2.4. Teknologi 

Teknologi  kemasan  plastik  saat  ini  sudah  tidak  banyak  mengalami 

perkembangan. Teknologi terbaru di tahun 2002‐2004 mengenai  multi layer blow 

molding  dan  double  injection  molding  menarik  Dynaplast  untuk  investasi  di 

teknologi    tersebut  dan  menjadi  perusahaan  kemasan  plastik  pertama  di 

Indonesia yang memilikinya. Teknologi multi layer blow molding memungkinkan 

botol plastik memiliki lebih dari satu layer (lapisan) dinding botol untuk efisiensi 

biaya material.  Teknologi  double  injection  molding memungkinkan  tutup  botol 

keluar langsung dalam dua warna sehingga dapat menghemat waktu dan biaya 

assembling dengan estetikan yang jauh lebih menarik. 

 

2.2.3. Analisis Pasar dan Persaingan 

Analisis  pasar  dan  persaingan  dilakukan  untuk  mengetahui  kekuatan  PT. 

Dynaplast, Tbk ditengah persaingan yang cukup ketat, dan salah satu cara untuk 

mengetahuinya adalah dengan menggunakan  Porter Five Forces Analysis . 

Page 15: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

29 

Menurut Porter ada lima hal yang menentukan posisi bersaing perusahaan yaitu 

ancaman  dari  pendatang  baru,  ancaman  adanya  produk  pengganti,  kekuatan 

tawar perusahaan  terhadap  supplier, posisi bersaing perusahaan dan kekuatan 

tawar  pembeli  terhadap  perusahaan.  Secara  ringkas  kelima  hal  yang 

memperngaruhi posisi bersaing perusahaan dalam Porter Five Forces dapat  lihat 

pada Gambar 2.3. 

POTENSIAL

ENTRANTS

INDUSTRYCOMPETITORS

SUPPLIERS BUYERS

Rivalry AmongExisting Firms

SUBTITUTES

Bargaining powerof supplier

Threat ofSubtitute productsor services

Bargaining powerof buyers

Threat ofNew Entrants

 

Gambar 2.3. Forces Driving Industry Competition 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

30 

2.2.3.1 Persaingan (Industry Competitors) 

Tingkat persaingan di industri kemasan plastik relatif tinggi terutama dalam hal 

persaingan harga  jual. Kondisi  saat  ini Dynaplast  termasuk produsen kemasan 

plastik dengan harga paling  tinggi dibandingkan pesaingnya karena Dynaplast 

banyak menggunakan mesin dan teknologi terbaru. Akibatnya beban biaya tetap 

yaitu depresiasi cukup tinggi sehingga harga jual juga menjadi tinggi. 

 

Kondisi pasar saat ini teknologi plastic molding  sudah tidak banyak berkembang, 

kemampuan daya beli masyarakat Indonesia juga cenderung menurun sehingga 

julah  pesanan  juga  cenderung  stagnan,  maka  dapat  dikatakan  kondisi  pasar 

sudah  cenderung mature.  Banyak  pelanggan  yang melakukan  e‐bidding  untuk 

mendapatkan harga beli yang termurah. 

 

Pesaing Dynaplast di industri plastic packaging antara lain:  

• PT Bumi Mulia Indah Lestari 

• PT Berlina Tbk 

• PT Cypress 

• PT Kemasindo 

• PT Prima Kalplas 

• PT Der Kwei 

Pesaing  terdekat  yang  dapat  dijadikan  benchmarking  adalah  PT  Bumi  Mulia 

Indah  Lestari  (BIL),  karena memiliki  karakteristik  yang  hampir  sama  dengan 

Dynaplast  yaitu  memiliki  target  customer  yang  sama,  bermodal  besar  dan 

menyukai teknologi terbaru. 

 

 

 

Page 17: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

31 

2.2.3.2 Ancaman Pendatang Baru (Threat to Entry) 

Pendatang baru di industri yang sama biasanya akan membawa kapasitas baru, 

berusaha  untuk merebut  pangsa  pasar  yang  ada  dengan  potensi  yang  besar. 

Oleh  karena  itu  seberapa  besar  ancaman  pendatang  baru  tergantung  pada 

besarnya hambatan untuk masuk (barrier to entry) yang ada di industri tersebut.  

 

Hambatan untuk masuk biasanya ditentukan oleh enam macam hal: 

1. Economies of scale 

Economies  of  scale adalah  seberapa besar biaya dapat diturunkan dengan 

semakin banyaknya order yang diperoleh. Oleh karena itu biasanya untuk 

mengejar  biaya  serendah  mungkin  dilakukan  joint  venture  untuk 

memaksimalkan kapasitas yang sudah ada sehingga tidak perlu investasi, 

fixed cost sudah dapat dibayar dengan order yang ada dan tambahan order 

cukup dibebankan dengan variable cost saja, atau harga dapat diturunkan 

jika  order  mencapai  jumlah  tertentu  karena  beban  fixed  cost‐nya  lebih 

terbagi. 

 

Dengan  kondisi pasar  yang  ada  saat  ini maka Dynaplast  juga mencoba 

memenuhi  economies  of  scale  dengan  cara memaksimalkan  utilisasi  dari 

kapasitas yang  sudah ada yaitu dengan melakukan diversifikasi produk 

di setiap pabrik. Sebelumnya satu pabrik hanya fokus di industri kemasan 

plastik  atau  komponen  plastik  saja  tetapi  sekarang  sudah  mulai 

melakukan  diversifikasi  di  mana  pabrik  kemasan  plastik  juga  dapat 

menerima subcont untuk memproduksi komponen plastik. Cara yang lain 

Dynaplast  juga  melakukan  joint  venture  seperti  Rexplast  sehingga 

Dynaplast dapat memaksimalkan kapasitas dengan saling membagi order 

untuk memanfaatkan mesin yang sudah tersedia. 

Page 18: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

32 

2. Product Differentiation 

Dengan  membuat  produk  yang  unik  maka  perusahaan  dapat 

mendapatkan kesetiaan pembeli, karena tidak adanya pesaing yang dapat 

membuat produk yang  sama. Hal  ini  juga dilakukan Dynaplast dengan 

menjadi  yang  pertama menggunakan mesin  double  inject  yaitu  produk 

tutup  botol  dapat  langsung  keluar  dalam  dua  warna.  Strategi  ini 

membuat  pelanggan menjadi  tertarik  untuk membeli  karena  itu  berarti 

produknya menjadi  yang  pertama menggunakan  teknologi  tersebut  di 

pasar.  Untuk  Dynaplast  strategi  ini menjadi  kekuatan  bersaing  karena 

akan  sulit  buat  pelanggan memindahkan  pesanannya mengingat  tidak 

ada  pabrik  plastik  lain  yang  memiliki  mesin  dan  cetakan  dengan 

teknologi tersebut. 

 

Startegi  diferensiasi  lain  untuk mempersulit masuknya  pendatang  baru 

yang dilakukan Dynaplast adalah dengan mengambil lisensi khusus dari 

produk Tupperware, Cubic dan Wavin untuk pembuatan krat botol. 

 

3. Capital Requirement 

Besarnya modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri juga menjadi 

hambatan  masuknya  pendatang  baru.    Akan  tetapi  untuk  industri 

kemasan  plastik,  kebutuhan  modal  tidak  terlalu  besar  karena  tersdia 

banyak  alternatif  mesin  buatan  Cina,  pembuatan  cetakan  juga  dapat 

dilakukan  di mana  saja  dengan  harga mulai  dari  paling murah  hingga 

yang  paling  mahal.  Pembeli  produk  kemasan  plastik  terutama 

perusahaan  lokal umumnya  tidak  terlalu mempermasalahkan mesin dan 

cetakan  buatan mana,  buat mereka  yang  penting  harag  beli  kompetitif 

dan kualitas masih dapat diterima. 

Page 19: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

33 

4.     Switching cost 

Hambatan masuknya  pendatang  baru  juga  dapat  datang  dari  besarnya 

biaya  berpindahnya  pelanggan  ke  pesaing.  Hal  ini  disiasati  Dynaplast 

dengan melakukan  sistem  pembiayaan  cetakan  secara  amortisasi,  yaitu 

biaya  cetakan  dibebankan  ke  harga  per  unit  dan  akan  habis  setelah 

mencapai  jumlah  tertentu.  Dengan  demikian  jika  pelanggan  akan 

berpindah  ke pesaing maka mereka  harus membayar dulu  seluruh  sisa 

pembiayaan cetakan. 

 

Berdasar  evaluasi ke‐empat  faktor diatas maka dapat disimpulkan hambatan 

masuknya pendatang baru di industri kemasan plastik relatif tidak besar, dan 

Dynaplast  sudah  memiliki  strategi  untuk  mengantisipasi  ke‐empat  faktor 

tersebut. 

 

2.2.3.3 Kekuatan Tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier) 

Kekuatan  tawar pemasok  akan  tinggi  jika  ketergantungan perusahaan  sebegai 

pembeli  sangat  besar.  Akibatnya  ketika  pemasok  menaikkan  harga  atau 

menurunkan kualitas, perusahaan  terpaksa  tetap melakukan pembelian karena 

tidak adanya alternatif pemasok lain. 

 

Di Dynaplast kekuatan  tawar pemasok  cukup  tinggi  terutama untuk pemasok 

bahan baku. Karena Dynaplast  tidak dapat melakukan perubahan bahan baku 

tanpa seijin pelanggan sehingga ketika harga bahan baku naik maka Dynaplast 

tetap harus membeli  bahan  baku  tersebut. Kondisi  ini  akan  semakin  sulit  jika 

pemasok  tersebut  ditunjuk  oleh  pelanggan  sehingga  Dynaplast  tidak  dapat 

membeli dari pemasok lain apapun yang terjadi. 

 

Page 20: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

34 

2.2.3.4 Kekuatan Tawar Pelanggan (Bargaining Power of Buyer) 

Kekuatan tawar pelanggan akan menjadi sangat kuat jika proporsi pelanggan di 

pabrik tidak terdistribusi secara merata dan ada satu pelanggan yang menguasai 

lebih dari 50% kapasitas yang ada. 

 

Hal ini juga terjadi di Dynaplast PLANT VI‐Cikarang di mana Unilever menjadi 

pelanggan  utama  dan  menguasai  60%  kapasitas  yang  ada.  Akibatnya 

ketergantungan pabrik  ini ke Unilever  sangat  tinggi,  sehingga kekuatan  tawar 

Dynaplast  terhadap Unilever sangat kecil. Apalagi sejak Unilever melakukan e‐

bidding,  Dynaplast  semakin  sulit  melakukan  usulan  kenaikan  harga  ataupun 

perubahan term of payment. 

 

Kekuatan  tawar  pelanggan  juga  cukup  besar  dalam  hal  persyaratan,  di mana 

setiap pemasok  seperti Dynaplast harus  juga menerapkan  sistem  seperti GMP, 

HACCP  dan  sistem  keamanan  keselamatan  kerja.  Pemasok  yang  tidak 

memenuhi  syarat  tersebut  dan  tidak  lulus  saat  diaudit  tidak  berhak  untuk 

mendapatkan order berikutnya. 

 

2.2.3.5 Produk Pengganti (Subtitutes) 

Suatu  produk  yang  memiliki  produk  pengganti  akan  mengalami  kesulitan 

penjualan juga, karena pembeli akan dengan mudah mengalihkan produknya ke 

produk  pengganti.  Produk  pengganti  biasanya  memiliki  fungsi  yang  sama 

dengan  harga  yang  lebih murah  sehingga  dapat merebut  pangsa  pasar  yang 

sudah ada. 

 

Produk  pengganti  yang  merupakan  ancaman  untuk  “rigid  plastic  packaging” 

seperti Dynaplast antara lain :  

Page 21: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

35 

• Standing pouch (flexible plastic packaging) 

Produk  ini biasanya  terbuat dari plastik yang  lebih  tipis sehingga 

harga  dapat  lebih  murah  dengan  fungsi  yang  sama  untuk 

menyimpan produk pelanggan,  seperti  sabun  cair,  sabun pencuci 

piring, pembersih lantai dan lain‐lain. Produk ini juga sangat cocok 

untuk  produk  refill  sehingga  konsumen  cukup  pertama  kali 

pembelian  saja  membeli  dalam  kemasan  rigid  plastic  packaging 

selanjutnya  frekuensi  pembelian  lebih  banyak  menggunakan 

flexible palastic packaging karena lebih ringan dan lebih murah. 

• Kotak karton (TetraPak) 

Produk  ini dapatnya untuk mengemas minuman  susu  atau  juice, 

menggantikan kemasan botol plastik. Kelebihan kemasan  ini  lebih 

ramah lingkungan karena dapat didaur ulang. 

• Sachet 

Produk ini biasanya untuk produk yang dijual dengan harga yang 

lebih murah  dan  ukuran  kecil,  karena  ditujuan  untuk  konsumen 

dengan ekonomi rendah. 

 

2.2.4. SWOT (Strengths‐Weaknesses‐Opprotunities‐Threads) Analysis 

Setelah dilakukan evaluasi faktor internal, faktor eksternal dan posisi persaingan 

PT.  Dynaplast,  Tbk maka  selanjutnya  dapat  dilakukan  SWOT  Analysis  untuk 

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Dynaplast serta peluang dan 

tantangan yang ada bagi Dynaplast. 

 

2.2.4.1 Kekuatan (Strengths) PT. DYNAPLAST, Tbk 

Berdasarkan  Value  Chain  Analysis  yang    dilakukan  di  atas  maka  Dynaplast 

memiliki kekuatan dalam hal: 

Page 22: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

36 

1. Logistik  sudah  menggunakan  sistem  komputerisasi  yang  terintegrasi 

(SAP) sehingga Warehouse manajement dapat berjalan dengan baik 

2. Dengan  Warehouse  Management,  stok  dikontol  per  lokasi  sehingga 

memudahkan pencarian barang 

3. Penyimpanan  material  menggunakan  Silo  sehingga  tidak  memakan 

tempat 

4. Semua material yang digunakan telah melalui pemeriksaan incoming 

5. Memiliki  gudang  AC  untuk  penyimpanan  material  yang  sensititf 

terhadap temperature tinggi 

6. Memproduksi sesuai spesifikasi dan permintaan pelanggan karena : 

o setiap Plant dibuat/dikelompokkan sesuai karakteristik pelanggan 

o memiliki Departemen QA 

o setiap material yang digunakan saat produksi harus sudah Released 

oleh QA 

o setiap produk yang dikirim ke customer harus sudah Released oleh 

QA  

o setiap pengiriman disertai Certificate of Conformity 

7. Penanganan  order dan  komunikasi  ke  customer  lebih  fokus  karena  ada 

segmentasi  yang  jelas  dan  setiap  customer  dipegang  oleh  satu  account 

executive 

8. Dengan modal yang kuat, Dynaplast selalu menjadi yang terdepan dalam 

teknologi molding di Indonesia sehingga selalu dapat menawarkan disain 

yang inovatif dibandingkan pesaing  

9. Pengembangan SDM  (Sumber Daya Manusia) dengan  sistem  recruitment 

dan training dibawah HRD 

 

 

Page 23: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

37 

2.2.4.2 Kelemahan (weaknesses) PT. DYNAPLAST, Tbk 

Berdasarkan  Value  Chain  Analysis  dan  hasil  kuesioner  yang  dilakukan  oleh 

Dynaplast bekerja sama dengan  Institusi PPM  (Pendidikan dan Pengembangan 

Manajemen) maka Dynaplast memiliki kelemahan: 

1. Budaya organisasi belum menjadi jiwa karyawan dalam bekerja 

2. Terjadi kesenjangan budaya organisasi dan gaya manajemen  antara Top 

Management dan Middle‐low  

3. Visi dan misi organisasi cenderung hanya menjadi cameo, sebagian besar 

karyawan  terutama  middle‐low  belum  mengathui  dan  paham  akan  hal 

tersebut. 

4. Efisiensi tinggi yang seharusnya dapat diperoleh karena : 

o penggunaan mesin multi cavity dan semi automatic 

o memungkinkan untuk digunakannya kembali material regrind 

o telah dijalankan SPC On‐line 

            kesemuanya belum dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal 

5. FIFO  belum  berjalan  dengan  baik  karena  sistem  racking  double  dip  dan 

keterbatasan tempat 

6. Tidak semua material, spare part dan bahan pembantu dibeli dari Approved 

Vendor List  dan dari pemasok yang telah lulus proses audit. 

7. Ketergantungan  yang  tinggi  pada  perusahan  ekspedisi  karena  semua 

pengiriman  menggunakan ekspedisi dari luar 

8. Ketergantungan yang tinggi pada supplier bahan baku 

9. Untuk level supervisor ke bawah belum ada sistem reward yang obyektif 

sehingga belum cukup untuk memotivasi karyawan 

10. Dept.  HRD  belum  melakukan  fungsi  pengembangan  sumber  daya 

manusia dengan optimal 

Page 24: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

38 

11. Keterbatasan  kemampuan  teknis  staf  supply  chain  terkadang 

mengakibatkan keterlambatan atau kesalahan penyediaan barang 

12. Belum  adanya  pengembangan  karyawan  berdasarkan  kebutuhan 

kompetensi jabatan 

13. Sistem ISO yang ada belum dijalankan dengan konsisten 

 

2.2.4.3 Peluang bagi PT Dynaplast, Tbk 

Berdasarkan analisis eksternal dengan Porter Five Forces maka dapat 

diindetifikasi beberapa peluang bagi Dynaplast diantaranya: 

- Memenuhi requirement customer pharmacy company untuk memenuhi GMP 

standard dan food company untuk HACCP standard 

- Menjalankan sistem keamanan dan kesehatan kerja 

- Pemegang lisensi tunggal dari beberapa produk plastik terkenal di dunia  

- Penggunaan teknologi terdepan dalam industri kemasan plastik 

2.2.4.4 Ancaman bagi PT Dynaplast, Tbk 

Dari analisis Porter Five Forces diatas  juga didapatkan beberapa hal yang dapat 

menjadi ancaman bagi Dynaplast yaitu: 

- Rendahnya entry barrier ke industri kemasan plastik 

- Single  supplier  untuk  bahan  baku  dan  banyaknya  pemasok  rujukan 

pelanggan 

- Tender harga (e‐bidding) dan penentuan Terms of Payment oleh pelanggan 

- Produk  substitusi  standing  pouch  yang  lebih  murah,  TetraPak  packaging 

yang  lebih  ramah  lingkungan  dan  sachet  yang  lebih  cocok  untuk 

masyarakat dengan daya beli rendah 

 

 

Page 25: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

39 

Secara  singkat  SWOT  Analysis  dari  PT.  Dynaplast,  Tbk  dapat  dilihat  pada 

gambar berikut: 

          

Strengths Weaknesses- Sistem logistik dan supply chain yang terintegrasi - Budaya organisasi belum menjadi jiwa karyawan

dengan SAP - Kesenjangan Top management dan Middle-low

- Sertifikasi ISO management

- Segmentasi pasar jelas - Delivery belum FIFO

- Capital yang kuat - Ketergantungan ke supplier tinggi

- Menggunakan teknologi terdepan dan inovatif - Penilaian kinerja dan reward belum sampai ke middle-

low

- Technical skill yang rendah dari supply chain

- Efisiensi produksi belum dikelola dengan baik

- Dept. HRD belum melakukan fungsi development dengan baik

Opprotunities Threads- Pasar cosmetic packaging - Kondisi poleksosbud Indonesia- Plastik lebih safe daripada kaca - Low entry barrier- Sole licensor - Kebanyakan adalah single supplier- Memenuhi requirement customer untuk GMP dan HACCP - Harga competitor yang lebih murah- Menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja

 

                             Gambar 2.4. SWOT Analysis PT. Dynaplast, Tbk 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

40 

2.2.5. Analisis Critical Success Factor (CSF) 

Hal ini perlu dilakukkan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi 

kesuksesan organisasi di pasar serta bagaimana posisi PT. Dynaplast, Tbk (DP) 

dibandingkan pesaing terdekatnya yaituPT. Bumi Mulia Indah Lestari (BIL). 

 

Menurut buku yang ditulis Wibisono PhD (2006) pada buku Manajemen Kinerja 

halaman 34  ada tujuh aspek CSF yang perlu dikaji, yaitu: 

1. Infastruktur perencanaan (Managerial Infrastructure) 

2. Keuangan (Finanace) 

3. Manajemen sumber daya manusia (Human Resouces Management) 

4. Teknologi (Technology) 

5. Pengadaan (Procurement) 

6. Operasi (Manufacturing) 

7. Pemasaran dan penjualan (Sales and marketing) 

 

Sehingga peta CSF DP dibandingkan BIL adalah sebagai berikut:     Aspek

Sangat lemah

Agak lemah Seimbang Agak kuat Sangat

kuatInfrastruktur perencanaan

Sistem perencanaanManajemen pengendalianSistem informasi dan komunikasiStruktur OrganisasiBudaya perusahaanKemampuan kepemimpinanCitra perusahaan

KeuanganKemampuan modalMerger, akuisisi dan investasiManajemen modal kerjaManajemen pajak

Posisi PT DP dibandingkan dengan PT BIL

   

 

Gambar 2.5. Analisis Critical Success Factor 

 

 

Page 27: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

41 

Lanjutan    Aspek

Sangat lemah

Agak lemah Seimbang Agak kuat Sangat

kuatSumber daya manusia

Seleksi, promosi dan penempatanSistem penghargaanHubungan perburuhanOrganisasi sumber daya manusia

TeknologiPemilihan teknologiKetepatan waktu pemilihan teknologi baruPemilihan proyek, evaluasi, alokasi dan pengendalian sumberPengelolaan teknologi dan infrastruktur

PengadaanPemilihan, evaluasi dan pengembangan pemasokManajemen pembelian barangManajemen bahan bakuAnalisis nilai, harga/biaya dan stdanrisasiOrganisasi pengadaan dan pengelolaan infrastruktur pengadaan

OperasiFasilitasKapasitasTenaga kerjaManajemen kualitasHubungan dengan pemasokLokasi dan jumlah perusahaanUkuran perusahaanUsia perusahaanOtomasiIntegrasiProduktivitas

Pemasaran dan penjualanStrategi distribusiStrategi hargaOrganisasi pemasaranLokasi dan jumlah gedungTenaga kerjaTingkat harga yang diberikanCitra produk

Posisi PT DP dibandingkan dengan PT BIL

 

Gambar 2.5. Analisis Critical Success Factor 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

42 

2.2.6. Produk dan Jasa 

Seperti  yang  sudah  diuraikan  sebelumnya  bahwa  main  business  dari  PT. 

Dynaplas,  Tbk    adalah  plastic molding manufacturer  yang  terbagi menjadi  dua 

business unit manufacturing yaitu: 

1. Plastic packaging manufacturing 

Yang memproduksi botol dan  tutup untuk kemasan kosmetika,  farmasi, 

makanan  dan  minuman,  baik  yang  terbuat  dari  PET  (Poly  Ethilene 

Therapthalate),  PVC  (Poly  Vinyl  Chloride),  HDPE  (High  Density  Poly 

Ethilene) maupun PP (Poly Propilene) 

2. Plastic Component manufacturing 

Yang memproduksi  komponen  engineering  untuk  perusahaan  otomotif, 

elektronika dan juga crate untuk perusahaan minuman. 

 

Untuk  jasa sendiri  lebih pada customer service untuk menjaga hubungan  jangka 

panjang dengan pelanggan  seperti  sharing  knowledge melalui  training mengenai 

material  plastik  dan  proses  plastic  molding,  technical  support  untuk  product 

development, penanganan customer complaint dan entertaint customer. 

 

2.2.7.  Budaya Organisasi 

Berdasarkan  culture  statement  yang  ada,  maka  budaya  yang  dianut  oleh  PT. 

Dynaplast, Tbk adalah 

1. Orientasi pada kebutuhan pelanggan 

- Berusaha memenuhi kebutuhan customer dengan baik 

- Pengiriman tepat waktu 

2. Good Corporate Governance 

- Bekerja dengan integritas, kejujuran dan etika yang tinggi 

 

Page 29: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

43 

3. Saling percaya dan saling menghargai 

- Saling menghormati  dan  saling  percaya  untuk memberikan  umpan 

balik yang membangun 

- Bekerja di lingkungan persaingan yang sehat 

4. Kepemimpinan 

- Mengembangkan kepemipinan yang terbuka 

- Mengembangkan budaya professional dengan pendelegasian di dalam 

organisasi  

- Pemberian training dan sistem penghargaan 

5. Kerjasama tim 

- Menghargai kerjasama tim untuk mencapai tujuan 

- Melakukan perbaikan yang berkesinambungan di smeua aspek 

- Menggunakan teknologi dan sumber daya yang sesuai

Sementara ditinjau dari teori Organization behaviour ada empat macam Leadership 

dan Mangement Skill yang membentuk budaya organisasi , yaitu: 

- Clan  Skills,  dengan  ciri‐ciri  mendahulukan  budaya  kerja  yang 

kekeluargaan  seperti:  komunikasi  yang  baik,  kerja  sama  tim, 

lingkungan kerja yang kondusif (tidak agresif) 

- Adhocracy  Skills  dengan  ciri‐ciri  mendahulukan  budaya  kerja  yang 

penuh  inovatif  dan  kreatif  seperti  pemecahan masalah  yang  kreatif, 

selalu menjadi yang pertama dalam inovasi dan penggunaan teknologi 

terkini  

- Market  skills  dengan  ciri‐ciri  budaya  kerja mendahulukan  pelanggan 

seperti  membangun  hubungan  baik  dengan  pelanggan,  berusaha 

mendapatkan order dengan harga yang kompetitif 

Page 30: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

44 

- Hierarchy Skills dengan ciri‐ciri budaya kerja mendahulukan birokrasi  

dan  logis  yaitu  pemacahan  masalah  yang  sistematis  dan  rasional, 

pengambilan  keputusan  yang  hirarkis  dan manajemen  waktu  yang 

baik 

Berdasarkan  analisis  dan  evaluasi  di  lapangan,  budaya  organisasi  ini 

kelihatannya masih  berupa  cameo  saja,  karena  belum menjadi  satu  jiwa  bagi 

seluruh  karyawan.  Hal  ini  disebabkan  budaya  organisasi  tsb  bukan  dibuat 

berdasarkan  apa  yang menjadi  jiwa  perusahaan  selama  ini  tetapi  dibuat  dulu 

baru  kemudian  disosialisasikan,  akibatnya  diperlukan waktu  dan  energi  yang 

cukup banyak agar budaya tersebut betul‐betul menjadi jiwa organisasi. 

 

Hal yang menonjol  juga terlihat dari segi leadership dan manajement skill di mana 

terdapat perbedaan “gaya” antara Top management dengan Middle management ke 

bawah.  Di  mana  dari  hasil  survei  dan  Focused  Group  Discussion  (FGD)  yang 

dilakukan Dynaplast  bersama dengan  konsultan dari PPM  seperti  yang dapat 

dilihat pada Tabel   2.1. dan Tabel 2.2. menunjukkan bahwa 38.18%  responden 

merasa  budaya  Dynaplast  saat  ini  adalah  Clan  (kekeluargaan  dan  penuh 

kebersamaan).  27,27%  responden  merasa  Adhocracy  (kreatif,  inovatif,  berani 

mengambil resiko) dan 26.36% responden merasa Hierarchy (penuh pengedalian 

yang ketat). Untuk dua sampai tiga tahun mendatang 70% responden berharap 

Dynaplast  mempunyai  budaya  Clan  70%,  15.45%,  Hierarchy  dan  11.82% 

Adhocradhy.  

 

Akan tetapi berdasarkan hasil FGD para manager Dynaplast disimpulkan bahwa 

strategi  yang dipilih  oleh Board  of Director  (BOD)  adalah  strategi  yang  agresif, 

terus  mengembangkan  perusahaan  (ekspansi),  dan  berani  mengambil  resiko. 

Strategi  sperti  ini  umumnya  didukung  oleh  budaya  organisasi  Adhocrachy. 

Page 31: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

45 

Namun  kenyataannya,  responden  lebih memilih  bekerja pada  organisasi  yang 

mempunyai  budaya  Clan  di  mana  kebersamaan,  kesetiaan,  keterbukaan  dan 

tradisi menjadi cirri utamanya. 

 

Melihat kondisi ini tentu saja terjadi gap budaya antara Top Management dengan 

Middle‐low  manajement  yang  pada  akhirnya  dapat  mengganggu  kinerja 

organisasi. 

Tabel 2.1. Persepsi mengenai Budaya Organisasi Dynaplast Saat Ini 

CLAN ADHOCRACY MARKET HIERARCHYSenior Manager 4 2 1Manager 4 4 1 1Assistant Manager 6 8 3Section Head 15 7 15Supervisor 13 9 4 13

42 (38.18%) 30 (27.27%) 9(8.18%) 29 (26.36%)  

 

Tabel 2.2. Persepsi mengenai Budaya Organisasi Dynaplast yang Akan Datang 

CLAN ADHOCRACY MARKET HIERARCHY

Senior Manager 5 1 1

Manager 7 1 1 1

Assistant Manager 20 3 2 2

Section Head 26 4 8

Supervisor 29 4 6

77 (70%) 13 (11.82%) 4 (3.64%) 17 (15.45%)  

 

Page 32: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

46 

2.2.8. Visi Organisasi 

Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan, PT. Dynaplast, Tbk  telah mengalami 

perubahan visi  sejak  tahun 2003 “Menjadi Perusahaan Kemasan Terkemuka di 

Asia  Pasifik”  dari  sebelumnya  di  tahun  1995  “Menjadi  Perusahaan  Plastik 

Terkemuka di Indonesia”.   

 

2.2.9. Misi Organisasi

Sesuai  dengan mission  statement  yang  ada maka  visi  dari  PT, Dynaplast,  Tbk 

tersebut akan diwujudkan melalui misi: 

1. Menjadi  yang  pertama  dalam  mengantisipasi  kebutuhan  pelanggan 

dengan memberikan respon yang kreatif dan kompetitif melalui: 

- pemecahan masalah yang menyeluruh 

- pelayanan 

- produk yang berkualitas 

- terus melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan teknologi 

2. Merekrut  karyawan  yang  bermotivasi  tinggi, memberikan  training  dan 

pengembangan  karyawan  serta  pemberian  penghargaan  dan  promosi 

berdasarkan: 

- prestasi 

- inisiatif 

- profesionalisme 

3. Menjamin kesuksesan melalui: 

- komitmen penuh untuk mencapai kinerja yang baik 

- kerja sama yang efektif 

- menghindari birokrasi yang berlebihan 

 

 

Page 33: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

47 

- kemauan untuk menghasilkan ide baru 

- belajar terus menerus 

4. Mencapai  pertumbuhan  keuntungan  yang  berkesinambungan  dan 

memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan  

5. Peduli pada lingkungan dan masyarakat  

 

2.2.10. Strategi Organisasi 

Menurut Porter ada tiga generic strategy yang dapat digunakan oleh perusahaan, 

yaitu  cost leadership, differention dan focus; seperti yang tertera pada Gambar 2.6. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.6. Porter’s Generic Strategy 

 

Cost Leadership dilakukan  jika target pasarnya cukup besar dengan tujuan biaya 

serendah  mungkin  untuk  meraih  pasar.  Untuk  menjalankan  strategi  ini 

diperlukan  efisiensi  yang  tinggi  pada  proses  produksi,  usaha  terus  menerus 

FocusStrategy

(differentiation)

FocusStrategy(low cost)

Narrow(Market

Segment)

DifferentiationStrategy

Cost LeadershipStrategy

Broad(Industry Wide)

Product UniquenessLow Cost

AdvantageTarget Scope

FocusStrategy

(differentiation)

FocusStrategy(low cost)

Narrow(Market

Segment)

DifferentiationStrategy

Cost LeadershipStrategy

Broad(Industry Wide)

Product UniquenessLow Cost

AdvantageTarget Scope

Page 34: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

48 

untuk menurunkan biaya, pembiayaan yang ketat dan selektif serta melakukan 

minimasi biaya di bagian development, sales force dan advertising. 

 

Differentiation  dilakukan  jika  target  pasarnya  cukup  besar  dengan  tujuan 

keunikan  produk  untuk meraih  pasar.  Starategi  yang  dapat  dilakukan  adalah 

dengan  melakukan  design  of  brand  image,  penggunaan  teknologi  terdepan, 

pemberian features baru serta bentuk pelayanan khusus bagi pelanggan. 

 

Focus dilakukan jika target pasarnya hanya segmen tertentu dengan tujuan dapat 

untuk biaya  serendah mungkin ataupun keunikan produk. Dengan  strategi  ini 

perusahaan  dapat  membidik  pasar  dengan  lebih  tajam  sehingga  dapat  lebih 

efektif dan efisien dibandingkan pesaing. 

 

Kondisi  industri  rigid plastic pacakaging dapat dikatakan  saat  ini dalam kondisi 

yang growth dan hampir mature. Hal ini disebabkan kebutuhan akan produk ini 

cenderung  tidak mengalami  peningkatan  yang  significant  dan  jumlah  pemain 

yang  cukup  banyak  mulai  dari  industri  yang  hanya  beroperasi  di  ruko  saja 

sampai dengan  indutsri sebesar Dynaplast yang memiliki banyak pabrik untuk 

beroperasi. Di mana kondisi persaingan saat ini lebih menuntut: 

- harga  yang  termurah,  karena  banyak  customer  besar  yang  sudah 

beralih ke sistem tender (e‐bidding) 

- kualitas, delivery dan pelayanan sebagai persyaratan mutlak, sehingga 

tidak dapat lagi sebagai nilai tambah 

- pemenuhan standard seperti ISO, GMP dan HACCP 

 

Sementara  dengan  kondisi  persaingan  dan  industri  saat  ini,  dapat  dikatakan 

Dynaplast  tidak memiliki  satu  strategi  yang  jitu, walaupun  sebelumnya  lebih 

Page 35: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

49 

pada diferensiasi  tetapi dengan berjalannya waktu karena  teknologi dari plastic 

molding sendiri tidak terlalu banyak berubah maka harga lebih menjadi prioritas 

bagi  customer;  tetapi  kondisi  yang  ada  saat  ini Dynaplast  cenderung menjadi 

supplier  plastic  molding  dengan  harga  tertinggi.  Untuk  menghadapi  kondisi 

tersebut  Dynaplast  sedang  mencoba  melakukan  beberapa  strategi  cost  saving 

agar menjadi  cost  leadership dengan melakukan program Six Sigma mulai akhir 

tahun  2006  yang  lalu  dan mencoba melakukan  startegi  diversifikasi  produk, 

sehingga  pembagian  produksi  yang  tadinya  terkelompokkan  khusus  plastic 

packaging dan  plastic  component  saat  ini memungkinkan pabrik  plastic  packaging 

menjadi subcont untuk memproduksi plastic component. 

 

2.3. Akar Masalah 

Setelah  dilakukan  analisis  terhadap  faktor‐faktor  yang  menjadi  dasar 

perancangan SMK maka dapat disimpulkan yang menjadi pokok masalah Sistem 

Manajemen Kinerja di PT. Dynaplast, Tbk adalah: 

Sistem  Manajemen  Kinerja  yang  ada  saat  ini  belum  komprehensif,  belum 

terpadu mulai dari kinerja corporate, business unit hingga level operasi dan belum 

dapat  mendorong  seluruh  karyawan  untuk  melakukan  perbaikan  secara 

berkesinambungan yang disebabkan karena akar masalahnya: 

- Budaya,  visi,  misi  organisasi  belum  tersosialisasi  dengan  baik  dan 

belum menjadi jiwa setiap karyawan dalam bekerja 

- SMK yang ada hanya merupakan formalitas dan pelaporan data masa 

lampau karena lebih hanya untuk pemenuhan standard ISO 

- SMK  yang  ada  tidak  pernah  ditinjau  secara  periodik  untuk 

disesuaikan dengan kondisi persaingan dan tuntutan stakeholder 

- SMK  yang  ada  belum  memenuhi  siklus  PDCA  sehingga  tidak 

mendorong perbaikan secara berkesinambungan 

Page 36: BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS -  · PDF file2.1 Kerangka Konseptual ... Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding ... spesifikasi produk sebagai acuan produksi dan kualitas

BAB II EKPLORASI ISU BISNIS     

50