Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bantir Kecamatan Candiroto
Kabupaten Temanggung. Letak sekolah berada di daerah pedesaan tepatnya di
Desa Bantir. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun 2012.
Penelitian ini mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan dalam
mencari data sudah pernah melakukan observasi di SD tersebut, peluang waktu
yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan pendidikan yang
sedang ditempuh oleh peneliti. Alasan lain karena SD Negeri Bantir merupakan
salah satu SD imbas yang perlu perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 25 siswa terdiri dari
laki-laki 10 siswa dan perempuan 15 siswa. Kondisi sosial ekonomi orang
tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi
tidak sedikit yang ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang
tua/wali siswa sebagian besar adalah pedagang, dan tani. Tidak semua wali siswa
peduli terhadap pendidikan. Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa SD N
Bantir Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung terutama di tingkat
kecamatan baik di bidang akademik maupun non akademik. Jumlah kepala
sekolah, guru, karyawan ada 12 orang. Guru yang sarjana 2 orang, yang sedang
menempuh S1 sebanyak 3 orang.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang menjadi objek penelitian,yaitu:
1. Hasil belajar sebagai variabel penelitian. Hasil belajar adalah besarnya
skor siswa yang diperoleh dari skor tes formatif dan ditambahkan
dengan skor klarifikasi individu, skor diskusi kelompok, dan skor
laporan LKS.
27
2. Model Pembelajaran TAI sebagai tindakan. Model pembelajaran TAI
merupakan model pembelajaran yang dipergunakan sebagai tindakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siswa menyimak penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran.
b. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa
berdasarkan nilai ulangan harian.
c. Setiap anggota kelompok mengerjakan LKS yang diberikan
oleh guru secara individu.
d. Setiap anggota yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih
dahulu menjelaskan hasil pekerjaannya kepada anggota yang
belum selesai.
e. Masing-masing anggota kelompok saling menjelaskan hasil
penyelesaian LKS yang telah mereka kerjakan.
f. Setiap kelompok melaporkan keberhasilan penyelesaian LKS
dalam pembahasan dikelas.
g. Siswa bersama guru melakukan penegasan hasil LKS.
h. Siswa mengerjakan post test.
3.3. Rencana Tindakan
Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R melalui
siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi,
dan refleksi. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui (gambar 3.1.)
berikut.
28
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis S. dan Mc.Taggart, R.
3.3.1 Pelaksanaan Siklus I
Prosedur penelitian tindakan kelas Model Spiral dari C. Kemmis Dan Mc.
Taggart, R:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tentang sifat-sifat bangun datar, media yang digunakan dalam
pembelajaran ini antara lain LKS, dan alat peraga yaitu berbagai bentuk
bangun datar, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan
butir-butir soal (terlampir) serta lembar observasi pelaksanaan RPP
(terlampir) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini
dibuat untuk tiga kali pertemuan dalam 3,5 jam.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran
di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data
yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti
dilakukan oleh guru kelas sebagai asisten peneliti yang
mengimplementasikan model pembelajaran TAI dan kegiatan observasi
29
dilakukan oleh rekan sejawat asisten peneliti (observer) untuk
mengetahui pelaksanaan model pembelajaran TAI sudah terlaksana
dengan baik atau belum yang waktunya bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Selain itu observer juga mengamati aktifitas siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil
tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini
berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah
dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana
kegiatan pada Siklus 2. Siklus 2 akan dilaksanakan jika Siklus I belum
tuntas.
3.3 2 Pelaksanaan Siklus 2
Dalam pelaksanaan siklus 2 sama seperti pada siklus I, yakni terdapat tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan yang terakhir adalah
refleksi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I
yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP tentang sifat-
sifat bangun ruang. Menyiapkan media dan alat peraga serta lembar
observasi. RPP dalam siklus ini dibuat untuk tiga kali pertemuan dalam
3,5 jam.
Namun dalam Siklus 2 ini perencanaan dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I. Tindakan pada Siklus 2
ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan
dapat mengatasi masalah pada Siklus I atau dapat meningkatkan
ketrampilan yang d2nginkan.
30
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran
di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data
yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti
dilakukan oleh guru kelas sebagai asisten peneliti yang
mengimplementasikan model pembelajaran TAI dan kegiatan observasi
dilakukan oleh rekan sejawat asisten peneliti (observer) untuk
mengetahui pelaksanaan model pembelajaran TAI sudah terlaksana
dengan baik atau belum yang waktunya bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Selain itu observer juga mengamati aktifitas siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi
Refleksi dalam Siklus 2 ini dilakukan sama seperti refleksi pada Siklus I.
Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta
hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu
data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru; dan data
kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes
formatif dan rubrik penilaian unjuk kerja.
3.4.2 Teknik pengumpulan data
T eknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah
teknik tes dan non tes yang terdiri dari:
31
a. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif. Tes
formatif berbentuk pilihan ganda, dan uraian digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa setelah diberi model pembelajaran TAI.
b. Non Tes
Non tes dalam penelitian ini berupa Observasi
Observasi digunakan untuk mendapat data tentang pengajaran guru
didalam kelas serta keaktifan siswa, sehingga bisa dilihat di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan
proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI.
3.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah butir-butir soal, dan lembar
observasi implementasi RPP. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian disajikan
dalam tabel 3.1 berikut ini.
32
Tabel 3.1
Kisi-kisi butir Soal Matematika Kelas V pada Siklus 1
Standar
Kompetensi
Dan
Kompetensi
Dasar
Indikator
Proses Berfikir Tingkat
Kesukaran Soal Teknik
Penilaian C1 C2 C3 C4 C5 C6 Rendah
(C1)
Sedang
(C2-C3)
Tinggi
(C4-C6)
6. Memahami
sifat-sifat bangun
dan hubungan
antar bangun.
6.1.
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar.
1. Mengidentifika
si sifat-sifat
bangun datar.
2. Menyebutkan
sifat-sifat
bangun datar
3. Mencari
persamaan sifat
antar bangun
datar.
4. Mencari
perbedaan sifat
antar bangun
datar.
5. Menggambar
bangun-bangun
datar.
1,3,
11
16,
5,6
7,8,
9,10
,12,
13,1
(2)
17,1
8,19
,20
14,15
2(2),
3,4(2)
5(2)
3
(2)
3 21 2 Teknik Tes
- Pilihan
Ganda
- Uraian
Teknik Non
Tes:
-Klarifikasi
Individu
-Diskusi
Kelompok
33
Adapun dibawah ini, terdapat kisi-kisi butir soal untuk digunakan pada siklus 2. Kisi-kisi yang terdapat dalam siklus 2
berbeda dengan siklus I. Kisi-kisi butir soal dapat dibaca pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Kisi-kisi Butir Soal Matematika Kelas V pada Siklus 2
Standar
Kompetensi
Dan
Kompetensi
Dasar
Indikator
Proses Berfikir Tingkat
Kesukaran Soal Teknik
Penilaian C1 C2 C3 C4 C5 C6 Rendah
(C1)
Sedang
(C2-C3)
Tinggi
(C4-C6)
6. Memahami
sifat-sifat bangun
dan hubungan
antar bangun.
6.1.
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang.
1. 1.
Mengidentifika
si sifat-sifat
bangun ruang.
2. Menyebutkan
sifat-sifat
bangun ruang
3. Mencari
persamaan sifat
antar bangun
ruang.
4. Mencari
perbedaan sifat
antar bangun
ruang.
5. Menggambar
bangun-bangun
1,3,
11
15,
5,8
7,6,
9,10
,12,
13,1
(2)
17,1
8,19
,20
14,16
2(2),
3,4(2)
5(2)
3
(2)
3 21 2 Teknik Tes
- Pilihan
Ganda
- Uraian
Teknik Non
tes:
-Klarifikasi
Individu
-Diskusi
Kelompok
34
ruang
35
3.5 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar
yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target KKM
Matematika ≥90 dan dicapai oleh 90% dari seluruh siswa yang ada, dengan skor
rata-rata 90.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Deskriptif
Komparatif yaitu teknik statistik dengan membandingkan hasil dari siklus 1 dan
siklus 2 dengan menggunakan skor rata-rata, skor minimal, skor maksimal,
persentase, dan standar deviasi.
3.7 Uji Prasyarat Instrumen Penelitian
3.7.1 Uji Validitas Tes
Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat
sesuatu yang d2nginkan diukur. Indeks korelasi X dan Y dapat dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi product Moment (Purwanto, 2010 :118). Pada cara
ini, indeks korelasi dihitung dengan rumus :
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah data
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19,0. Tentang kriteria tinggi
rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria
intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010)
menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien
corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk
36
menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk
menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa.
3.7.2 Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator
sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-
masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum.
Menurut Purwanto (2010: 175), perhitungan koefisien reabilitas dapat dilakukan
menggunakan metode alpha Cronbach dengan rumus berikut :
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach adalah:
Keterangan:
r : koefisien realibilitas alpha Cronbach
n : jumlah butir
i2 : jumlah varians item
2
: jumlah varians total
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Soal yang akan diujikan pada siswa kelas V SD N Bantir, dilakukan uji coba
terlebih dahulu pada SD N Candiroto 02 untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas. Item soal yang diuji validitasnya ada 30 soal pilihan ganda dan 5 soal
uraian untuk siklus I dan Siklus 2. Hasil uji soal menunjukkan bahwa ada 17 butir
soal tes pilihan ganda pada siklus I dan Siklus 2, yang Koefisien corrected item to
37
total correlation kurang dari 0,2 pada siklus I dan 2 sehingga butir-butir tersebut
tidak valid dan dibuang. Sedangkan butir-butir yang lainnya memiliki koefisien
corrected item to total correlation lebih dari 0,2 maka butir-butir tersebut
dinyatakan valid dan dipergunakan untuk penelitian. Untuk soal uraian dari
jumlah 10 soal pada siklus I dan 2 dinyatakan valid karena memiliki koefisien
corrected item to total correlation lebih dari 0,2 dan dipergunakan untuk
penelitian. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap soal pilihan ganda soal pada siklus
1 memiliki nilai 0,782 dan pada siklus 2 memiliki nilai 0,764 sehingga dinyatakan
reliabilitas soal dapat diterima.
3.7.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin
sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14).
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha, 2008:15) :
TK =
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi puspendik dalam Rahmah
Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:
TK =
Keterangan
TK = Tingkat kesukaran soal uraian
Mean = Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran
38
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang,
dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Rahmah
Zulaiha, 2008:14).
TK < 0, 3 = Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang
TK > 0,7 = Mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian pada
siklus I serta pada siklus 2 diambil 20 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal
uraian. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus I didapat
hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 18
butir dan pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 2 butir. Pada butir soal uraian 5
butir soal berada pada tingkat kesukaran sedang. Pada siklus 2 didapat hasil pada
butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 18 butir dan
pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 2 butir, dan pada butir soal uraian 5 butir
soal berada pada tingkat kesukaran sedang.