Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
98
BAB VII
KONSEP PERENCANAAN
A. Konsep Perencanaan dalam Proses Perancangan Arsitektur
Permasalahan dari perencanaan dan perancangan bangunan ini adalah
bagaimana merancang Taman Rekreasi Edukasi Anak pada aspek
ruang dalam dan ruang luar yang representatif serta menciptakan
sirkulasi pada ruang-ruang yang aman dan nyaman dalam kegiatan
edukasi yang menyenangkan dengan menggunakan konsep metafora
yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat khususnya
anak-anak. Dengan perwujudan bangunan tersebut yang
mengaplikasikan bentuk permainan ke dalam bentuk bangunan serta
tata massa guna mewujudkan bangunan yang sesuai dengan rencana
perancangan Taman Rekreasi Edukasi Anak konsep arsitektur
metafora.
Konsep dasar dari perancangan Taman Rekreasi Edukasi Anak ini
adalah merancang bangunan pendidikan yang interaktif, dengan hal
tersebut anak-anak dapat belajar sekaligus rekreasi untuk dapat
memperoleh pembelajaran yang menyenangkan. Dan dengan tujuan
memperkaya ilmu dan menambah wawasan kepada anak-anak
ataupun para pengunjung. Dalam bentuk dan perancangan konsep
metafora memberikan suatu taman edukasi dengan suasana baru serta
fun untuk anak dengan bentuk bangunan yang inovatif dan menjadi ikon
kota wisata. Dalam hal ini ada beberapa penerapan konsep pada
perancangan arsitektur:
1. Visulisasi bangunan yang inovatif
Dalam perancangan bangunan sebagai tempat rekreasi, fasad
bangunan berperan penting untuk mencerminkan ciri dari bangunan
rekreasi yang menyenangkan.
99
2. Tempat rekreasi sebagai wadah pendidikan
Bangunan rekreasi sekaligus tempat untuk memperoleh wawasan
yang interaktif dengan susasa baru yang menyenangkan disikapi
oleh bentuk-bentuk yang menarik dan nyaman bagi pengunjung.
3. Ruang luar yang sinergi
Ruang luar sebagai pendukung dalam rekreasi yang mengedukatif
disikapi dengan penataan ruang luar yang rekreatif serta efisien
sehingga memudahkan pengunjung kususnya pada anak untuk
menikmati taman edukasi yang menyenangkan.
B. Konsep Ruang dan Tata Ruang
1. Bentuk Pola Ruang
Pola ruang menentukan alur sirkulasi pada perancangan Taman
Rekreasi Edukasi Anak, bentuk pola yang akan digunakan pada
fungsi utama bangunan yaitu pola radial dan linier yang dapat
mendukung pada kegiatan edukasi inovatif, penerapan pola ini juga
ditujukan pada konsep ruang edukasi yang menggambarkan seperti
alur cerita. Pola ruang yang akan direncanakan juga akan dibantu
pada sistem transportasi vertikal yaitu travelator dan tangga publik.
Gambar 7. 1 Pola Radial Sumber : arsitektur bentuk, ruang, dan
tatanan, Francis. D.K. Ching, hal.265
Gambar 7. 2 Pola Linier Sumber : arsitektur bentuk, ruang, dan tatanan,
Francis. D.K. Ching, hal.265
100
2. Bentuk Ruang
Ruang display edukasi dan wahana petualang sebagai fungsi utama
bangunan berbentuk ruang-ruang yang nantinya akan dibagi
menjadi beberapa zona sesuai dengan jenis edukasi sains yang
direncanakan. Bentuk pembagi ruang pada perancangan tidak
menggunakan pembatas dengan material bersifat permanen.
Sebagai batas antar zona dapat berupa materi dipsplay itu sendiri
atau panel-panel dengan bentuk yang inovatif untuk menampilkan
suasana ruang yang menyenangkan, menarik, dan membangkitkan
keinginan dalam eksplorasi. Bentuk ruang inovatif diterapkan pada
tiap zona dan disesuaikan dengan jenis edukasi sains itu sendiri
sehingga pengunjung juga merasakan keadaan lingkungan secara
nyata serta dapat mendukung dalam kegiatan edukasi yang
rekreatif, fun, dan imajinatif.
C. Konsep Bentuk
Bentuk dasar bangunan diambil dari kombinasi-kombinasi bentuk
geometris pada permainan rubik. Dengan konsep metafora diharapkan
menjadi sebuah inovasi baru dalam bentuk taman edukasi yang fun.
Secara makna bentuk geometris sendiri merupakan sesuatu yang
nyaman, kesatuan, pergerakan, kestabilan, keamanan, pengenalan diri.
Gambar 7. 3 Bentuk Ruang Inovatif Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
101
Perwujudan dari bentuk geometris rubik yang dapat diubah-ubah
menjadi bentuk yang unik akan diterapkan dalam perancangan Taman
Rekreasi Edukasi Anak sehingga memunculkan bentuk baru yang
inovatif, tidak hanya dari bentuk yang diubah nantinya juga ada
Gambar 7. 4 Konsep Bentuk Rubik Persegi Sumber : http://rubikus.blogspot.com/2012/07/macam-
macam-rubiks-cube.html
Gambar 7. 5 Konsep Bentuk Rubik Segitiga Sumber : https://www.ebay.com/
Gambar 7. 6 Konsep Bentuk Rubik Segienam Sumber : https://cubezz.com/
102
kombinasi antara bentuk-bentuk yang diterapkan sesuai dengan
kebutuhan.
D. Konsep Pelingkup
Pelingkup bangunan meliputi dinding, lantai, sun shading, atap. Konsep
pelingkup bangunan dilakukan untuk mendapatkan jenis pelingkup yang
dibutuhkan, sesuai dan efektif dalam perancangan Taman Rekreasi
Edukasi Anak.
1. Dinding
Penerapan material dinding sebagai pelingkup bangunan yang
efektif serta dapat dibentuk sesuai kebutuhan merupakan sebuah
pertimbangan dalam perancangan bangunan, penggunaan batu
bata sebagai alternatif pelingkup luar maupun dalam dan penerapan
dinding partisi pada ruang dalam.
2. Lantai
Pelingkup perkerasan tanah untuk kenyamanan pada ruang dan
sirkulasi merupakan dasar dalam pemilihan material yang akan
digunakan. Lantai keramik, parket, dan karpet adalah pilihan dalam
bidang pelingkup yang direncanakan.
Gambar 7. 8 Dinding Batu Bata Sumber : https://phandroid.com/2015/01/17/android-
wallpaper-another-brick-in-the-wall/
Gambar 7. 7 Dinding Partisi Sumber : https://spesialiskaca.com/
Gambar 7. 9 Lantai Keramik Sumber : http://media.roang.com/
Gambar 7. 11 Lantai Parket Sumber : http://surabayaparket.blogspot.com/
Gambar 7. 10 Karpet Rumput Sumber : http://goodloh.co.id/
103
3. Plafon
Konsep plafon dengan bentuk inovatif akan mendukung dalam
perencangan bangunan sebagai tempat rekreasi edukasi yang
menyenangkan, gypsum board merupakan alternatif dalam
penerapan plafon yang inovatif yang dapat dibentuk sesuai
kebutuhan.
4. Sun shading
Konsep pelingkup kulit bangunan yang inovatif sebagai pendukung
citra bangunan serta berfungsi meminimalisir cahaya matahari,
penggunaan material dengan jangka panjang merupakan pilihan
dalam perancangan pelingkup kulit bangunan berupa material besi
hollow atau aluminium.
Gambar 7. 12 Plafon Gypsum Inovatif Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Gambar 7. 13 Sun Shading Inovatif Sumber :
https://www.gettyimages.co.uk/photos/fawood
104
5. Penutup atap
Material penutup atap merupakan pertimbangan dari bentang
bangunan atau struktur atap itu sendiri. Penerapan material atap
kalzip pada bangunan utama karena bentang bangunan yang cukup
lebar dan lebih plastis.
Berikut merupakan penggunaan material pada perancangan Taman
Rekreasi Edukasi Anak dihitung dengan standar EDGE, sesuai dengan
kriteria green building:
Gambar 7. 14 Atap Kalzip Sumber : https://www.tatasteelconstruction.com/en_GB/About-us/news
Grafik 7. 1 Persentase Penggunaan Material dengan EDGE Sumber : https://app.edgebuildings.com/#/
105
Gambar 7. 16 Pondasi Minipile Sumber :
http://meykawidy.blogspot.com/2011/01/p
ondasi-tiang-pancang.html
Gambar 7. 15 Pondasi Footplate Sumber : http://bangun-rumah.com/
E. Konsep Struktur
Konsep struktur dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan sistem
struktur yang sesuai dengan kebutuhan dalam penerapan bangunan
yang direncanakan.
1. Sub Struktur
Dengan ketinggian bangunan utama yang relatif menengah, dan
topografi tapak yang datar dan stabil alternatif pondasi yang akan
digunakan dalam perancangan Taman Rekreasi Edukasi Anak yaitu
pondasi minipile. Sedangkan untuk bangunan dengan ketinggian
rendah akan digunakan pondasi footplate.
2. Super Struktur
a) Struktur Ruang
Pola ruang dengan fleksibilitas yang tinggi membutuhkan sistem
struktur yang ringan sebagai pemikul beban. Dalam
perancangan struktur ruang yang akan digunakan yaitu
gabungan struktur rangka dengan kolom dan balok sebagai
pemikul beban merupakan alternatif struktur bagi bangunan yang
direncanakan.
106
b) Plat Lantai
Struktur lantai bertingkat pada bangunan membutuhkan sistem
struktur yang rigid dan kuat karena adanya pola aktifitas
pengunjung dan ruang untuk menampung kebutuhan besar yaitu
plat beton bertulang konvensional.
3. Upper struktur
Struktur atap pada bangunan merupakan pertimbangan dari
bentang bangunan. Pada massa bangunan yang menghendaki
konsep metafora dan iklim yang tropis, maka alternatif struktur yang
digunakan adalah atap miring dengan rangka pipa baja. Tidak lepas
dari ruang hijau akan diterapkan dak beton guna meminimalisir
panas matahari serta memberikan kesejukan pada bangunan.
Gambar 7. 17 Struktur Rangka Sumber : https://madoraarumkahani.wordpress.com/
Gambar 7. 18 PLat Beton Bertulang Konvensional Sumber : https://proyeksipil.blogspot.com/
107
F. Konsep Utilitas dan ME
1. Konsep Pencahayaan Ruang
Pencahayaan ruang dalam perancangan bangunan menggunakan
kombinasi antara pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Untuk pencahayaan alami akan digunakan sistem skylight dan
bukaan karena intensitas cahaya yang didapat lebih banyak dan
penghematan energi. Pencahayaan buatan bangunan diterapkan
penerangan umum dan setempat, penerangan umum yang
menyinari ruangan secara menyeluruh akan menggunakan lampu
LED, sedangkan penerangan setempat yang menfokuskan pada
satu titik area saja akan menggunakan lampu sorot LED, lampu
halogen dan downlight.
Gambar 7. 19 Rangka Pipa Baja
Sumber : https://www.konstruksibesibaja.com/struktur-space-frame/
Gambar 7. 20 Dak Beton Sumber : roofasured.co.uk
Gambar 7. 21 lampu LED Sumber : http://pusatexplosionproof.blogspot.com/
Gambar 7. 22 Lampu Downlight Sumber : http://www.alibaba.com/product-
detail/ce-rohs-approval-30w-katalog-
lampu_60339417154.html
108
2. Konsep Penghawaan Ruang
Penghawaan dalam ruang akan diterapkan penghawaan alami dan
buatan. Penghawan buatan akan lebih dominan pada bangunan
utama dan kantor pengelola, sistem penghawaan pada ruangan ini
menggunakan sistem penghawaan aktif berupa AC (Air
Conditioning) dengan sistem terpusat dan split. Untuk ruang
foodcourt menggunakan penghawaan alami seperti dinding
bernafas. Sedangkan untuk ruang dapur, pantry, dan kamar mandi
yang menhasilkan bau dan asap akan menerapkan sistem Exhaust
Fan.
Gambar 7. 25 AC Central Sumber :
http://baihaqies.blogspot.com/2012/05/ty
pes-of-air-conditioner-units-m
Gambar 7. 24 AC Split Sumber : https://id.midea.com/
Gambar 7. 26 Exhaust Fan Sumber :
https://www.ebay.com/itm/Ventline-
V2262-50-7-50-CFM-Ceiling-Exhaust-
Fan-New-Free-Shipping-/271830782468
Gambar 7. 23 Skylight Sumber : http://unitedskys.com/products/glass-
systems/electrochromic/
Gambar 7. 27 Dinding Bernafas Sumber : http://www.popeti.com/berita/artikel/interior-
2/roster-pemanis-fasad-rumah-yang-menyejukkan/
109
Bagan 7. 2 Konsep Sistem Air Kotor Sumber : Analisis pribadi, 2018
3. Konsep Sistem Air Bersih
Sistem air bersih (down-feed) pada bangunan yang direncanakan
akan diterapkan melalui bagan berikut:
4. Konsep Sistem Air Kotor
Sistem Air kotor pada bangunan yang direncanakan akan dibedakan
menjadi 2 yaitu sistem limbah cair dan padat, sistem yang
direncanakan akan diterapkan melalui bagan berikut:
Bagan 7. 1 Konsep Sistem Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2018
110
Berikut merupakan penggunaan energi air pada perancangan Taman
Rekreasi Edukasi Anak dihitung dengan standar EDGE, sesuai dengan
kriteria green building:
5. Konsep Pemanfaatan Air Hujan
Pemanfaatan air hujan akan digunakan sebagai penunjang kegiatan
servis non konsumsi, sistem pemanfaatan air hujan akan diterapkan
melalui bagan berikut:
Grafik 7. 2 Persentase Penggunaan Air dengan EDGE Sumber : https://app.edgebuildings.com/#/
111
6. Konsep Sistem Elektrikal
Perencanaan instalasi listrik harus memberikan rasa aman bagi para
pengguna bangunan. Hal tersebut diwujudkan dengan perletakan
kabel-kabel listrik pada bangunan menggunakan sistem talang pada
langit-langit. Selain memberikan rasa aman, perletakan kabel di
lanngit-langit berfungsi untuk menghindari kerusakan. Sistem
elektrikal akan diterapkan melalui bagan berikut:
Berrikut merupakan penggunaan energi listrik pada perancangan
Taman Rekreasi Edukasi Anak dihitung dengan standar EDGE, sesuai
dengan kriteria green building:
Bagan 7. 3 Konsep Sistem Pemanfaatan Air Hujan Sumber : Analisis pribadi, 2018
Bagan 7. 4 Konsep Sistem Elektrikal Sumber : Analisis pribadi, 2018
112
Gambar 7. 28 Metal Detector Sumber : https://www.qmuniforms.com/garrett-super-scanner-hand-held-metal-detector
Gambar 7. 29 CCTV Sumber : http://rohinishops.com/details.php?id=49
7. Konsep Sistem Keamanan
Penerapan sistem keamanan pada bangunan akan ditrapkan
pengamanan aktif dan pasif. Pengamanan aktif menggunakan
security yaitu berupa jasa manusia untuk menjaga keamanan
bangunan maupun area luar bangunan, metal detector akan
diterapkan pada area entrance. Sedangkan pengamanan pasif pada
bangunan menggunakan CCTV.
Grafik 7. 3 Persentase Penggunaan Listrik dengan EDGE Sumber : https://app.edgebuildings.com/#/
113
Gambar 7. 31 Sprinkler Sumber :
https://www.cgtrader.com/3d-
models/sprinkler
Gambar 7. 30 Hydrant Sumber :
http://planningnews.blogspot.co
m/
Gambar 7. 32 APAR Sumber :
http://radio.acpcstore.com/Roquemore-
craigslist-markham-apartments/
Gambar 7. 34 Lift
Sumber :
http://www.eternalelevators.in/etern
al_elevators.html
Gambar 7. 33 Lift Barang Sumber :
https://elsalvadorla.org/elevator/ele
vator-doors-diagram
8. Konsep Sistem Kebakaran
Untuk penanggulangan kebakaran maka dalam perancangan
Taman Rekreasi Edukasi Anak menyediakan pintu keluar darurat
jika terjadinya kebakaran. Selain itu juga menerapkan sistem
perlindungan kebakaran yang mencakup Preventif dengan detector
suhu dan asap, Represif menggunakan air dan bahan kimia berupa
sprinkler, hidran, dan apar. konsep sistem kebakaran akan
diterapkan pada dalam bangunan dan diluar bangunan.
9. Konsep Transportasi
Penerapan transportasi bangunan akan diutamakan pada
transportasi vertikal, penggunaan mesin lift untuk pengelola dan
area servis atau barang, untuk pengunjung menggunakan
transportasi travelator. Sedangkan untuk transportasi darurat akan
menggunakan tangga.
114
10. Konsep Telekomunikasi
Penerapan telekomunikasi pada perancangan dibedakan menjadi 2
yaitu sistem internal dan eksternal. Sistem internal ini melakukan
penyampaian informasi dengan jangkauan pada satu bangunan,
biasanya digunakan oleh pengelola (kantor pengelola) maupun
pengunjung (foodcourt) berupa jaringan telepon, fax, walky talky,
dan sistem alamat public (public address system). Sedangkan
sistem eksternal, melakukan penyampaian informasi antar
bangunan dengan pihak luar maupun dalam menggunakan jaringan
telepon dan jaringan internet dengan fiber optic.
Gambar 7. 35 Travelator Sumber :
https://www.3dlabz.com/product/travelator-
Gambar 7. 37 Sistem Telekomunikasi Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/public-address-system-15886498897.html
Gambar 7. 36 Tangga Darurat Sumber :
http://bestananda.blogspot.com/2015/02/t
angga-darurattangga-kebakaran.html
115
Gambar 7. 39 Penangkal Petir Franklin Sumber : https://antipetir.com/tag/penangkal-petir-modern
11. Konsep Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang diterapkan pada bangunan
menggunakan sistem franklin (konvensional) karena sistem
penangkal petir tergolong ramah lingkungan dan sistemnya tidak
menggunakan radioaktif.
12. Konsep Teknologi
Sistem teknologi pada Taman Rekreasi Edukasi Anak merupakan
hal yang akan diterapkan pada perancangan bangunan guna
Gambar 7. 38 Sistem Fiber Optic Sumber : https://www.huihongfiber.com/fiber-optic-box.html
116
Gambar 7. 42 Automatic Door
Sumber : http://www.liveyachting.com/latest-from-
besenzoni-automatic-sliding-door
mendukung dalam kegiatan edukasi bagi anak yang inovatif dan
interaktif. Penggunaan teknologi edukasi Touchscreen Information
Service dalam penerapan edukasi 2D, penerapan augmented reality
juga diterapkan guna mendukung kegiatan edukasi sehingga
pengguna merasakan seperti di lingkungan tersebut. Penggunaan
Train Ride untuk wahana petualang dalam edukasi yang interaktif.
Sedangkan penerapan bangunan menggunakan Automatic Door
pada entrance bangunan utama, peralatan MCK pada lavatory, dan
sistem transportasi bangunan otomatis dalam penggunaan mesin lift
dan travelator.
Gambar 7. 41 Touchscreen
Information Service Sumber : http://lcddigital-
signage.com/case/multi-functional-
information-kiosk/
Gambar 7. 40 Train Ride Sumber : http://keywordsuggest.org/
Gambar 7. 43 Augmented Reallity Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018