Upload
dilla-girlz
View
21
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BASIS HIDROKARBON
Citation preview
1. BASIS HIDROKARBON (OLEAGINOUS)
Basis salep hidrokarbon diklasifikasikan sebagai basis oleagenous (basis berminyak),
bersama dengan minyak tumbuhan dan lemak hewan. Basis hidrokarbon bersifat
melunakkan lapisan kulit (emollient) karena occlusive (meninggalkan lapisan
dipermukaan kulit) sehingga akan meningkatkan hidratasi kulit dengan menghambat
penguapan air pada lapisan kulit. Akibat hidratasi lapisan kulit, mungkin juga akan
meningkatkan aktivitas obat. Dan hasil penelitian memperlihatkan bahwa aktivitas steroid
meningkat akibat hidratasi lapisan kulit. Basis hidrokarbon juga dapat digunakan untuk
skin-moisturizing effect.
Vaselin
Vaselin adalah campuran hidrokarbon setengah padat, yang diperoleh dan minyak
mineral. Vaselin dibuat pertama sekali tahun 1871 dan telah digunakan sebagai dasar
salep sampai saat ini. Vaselin terdapat dalam dua macam warna yaitu putih dan kuning.
Petrolatum/parafin:
Parafin adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral, tidak berasa,
tidak berbau, berwarna putih bila telah diputihkan. Terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk
padat dan bentuk cair. Parafin padat digunakan untuk mengeraskan salep sebab titik
lebur campuran akan naik. Parafin cair terdiri dari 2 macam yaitu yang viskositasnya
encer dan viskositas kental. Viskositas encer digunakan untukpembuatan Vanishing
cream, viskositas kental digunakan untu kpembuatan cold cream.
Contoh: White ointment USP
White petrolatum 95% (W/V)
White wax 5 %
Minyak tumbuhan
Minyak tumbuhan ditambahkan ke dalam dasar salep sebagai pelumas, untuk
melunakkan dasar salep, untuk mengurangi efek pengeringan dan untuk menurunkan
titik lebur. Minyak tumbuhan banyak dipakai dalam sediaan kosmetik seperti krim
pembersih dan pendingin, krim untuk kulit kering dan lotion. Contoh minyak tumbuhan
oleum sesami, oleum olivamm.
2. BASIS ABSORBSI (ANHYDROUS)
Basis absorbsi bersifat hidrofilik, dapat berupa bahan yang anhidrous ataubasis hidrous
yang mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi air yang ditambahkan. Basis anhidrous
yang telah rnenyerap air dapat membentuk emulsi tipe W/O. Kata absorbsi hanya
menunjukkan pada kemampuan basis dalam menyerap air, bukan pada kemampuan obat
menembus kulit atau diabsorpsi oleh kulit. Contoh basis absorbsi adalah anhidorus
lanolin/adeps lanae.
Adeps Ianae
Adeps Ianae merupakan lemak bulu domba, mengandung kholesterol kadar tinggi
dalam bentuk ester dan alkohol, sehingga dapat mengabsorbsi air. Bila digunakan pada
kulit dapat merupakan lapisan penutup dan melunakkan kulit. Tetapi banyak yang
alergi terhadap adeps Ianae. Disamping itu adeps Ianae bertendensi menjadi tengik dan
baunya kurang menyenangkan.
3. BASIS ABSORBSI (W/O tipe)
Basis absorbsi w/o tipe, sama dengan basis absorpsi anhidrous. Pada basis absorbsi w/o
tipe sudah menyerap air yang ditambahkan. Contoh basis absorbsi w/o tipe adalah Lanolin
dan Hidrophilic petrolatum
Lanolin
Lanolin adalah Adeps lanae yang telah menyerap air/mengadung air yang
ditambahkan. Lanolin mampu menyerap air sarnpai 30 %.
Hidrophilic petrolatum
Hidrophilic petrolatum digunakan sebagai pengganti adeps lanae, karena adeps lanae
cenderung berbau. Basis Hidrophilic petrolatum dapat mengabsorbsi air karena
mengandung kholesterol.
Contoh : Hidrophilic petrolatum USP
Cholesterol 30 g
Stearyl alkohol 30 g
White wax 80 g
White petrolatum 860 g
total 1000g
Adanya kholesterol memungkinkan dasar salep dapat menyerap air atau cairan obat dalam
air, hingga terbentuk suatu emulsi tipe W/O dan sukar dihilangkan dan kulit. Cold Cream
(W/O) tipe, merupakan basis salep yang dibuat dengan menggunakan emulgator lipofil.
Basis salep yang dibuat dengan emulgator lipofil mempunyai kemampuan menarik air,
sehingga membentuk sistem emuls tipe W/O. Emulgator yang biasa digunakan dalam cold
cream (W/O) adalah adeps lanae, ester asam lemak sorbitat, dan alkohol lemak teroksidasi
rendah.
Contoh basis Cream W/O tipe (rose water ointment, NF 14)
Oleaginous phase
Spermaceti 12,5%
White wax 12,0 %
Almondoil 55,58%
Aguecus Phase
Sodium borate 0,5 %
Stronger rose water 2,5 %
Purifiedwater 16,5%
Aromatic
Rose oil 0,02 %
4. BASIS TERLARUT
Basis terlarut adalah suatu basis yang dapat larut dalarn air atau dapat membentuk gel.
Contoh basis terlarut adalah basis salep yang dibuat dan polietilenglikol.
Polietilenglikol/Makrogol/poliglikol adalah produk polimerisasi dan etilenoksida atau
produk kondensasi dan etilenglikol. Tergantung pada pemilihan persyaratan reaksinya,
akan diperoleh produk dengan tingkat polimerisasi yang berbeda, yang dinyatakan melalui
keterangan molekul rata-rata. Rumus molekulnya H(O-CH2-CH2)OH. Dengan naiknya
ukuran molekul, konsistensinya makin meningkat. PEG sampai massa molekul 600
menggambarkan cairan kental. Produk yang sampai massa molekul 20000 bersifat sejenis
malam. Salep PEG dibuat dengan pencampuran dan peleburan bersama 2 jenis PEG
(cair dan padat/semi padat) dengan perbandingan tertentu sehingga akan diperoleh suatu
konsistensi yang dikehendaki.
Contoh basis terlarut (Poliethylene glycol ointment, USP)
PEG 4000 50 %
PEG 400 50%
Sifat-sifat dan salep basis PEG
PEG tidak merangsang
Memiliki kemampuan lekat dan distribusi yang baik pada kulit
Tidak mencegah pertukaran gas dan produksi keringat
Dapat dicuci dengan air dan dapat digunakan pada kulit yang berambut
PEG tidak dapat digunakan pada mata, karena aktivitas osmotik memungkinkan
kemampuan hisap yang tinggi
PEG memiliki bersifat bakterisida sehingga pada penyimpanan beberapa bulan tidak
perlu dikhawatirkan serangan bakteri
Karena PEG mempunyai daya hisap osmotik yang tinggi, maka salep basis PEG dapat
menyerap kelembaban dari udara dan dapat menyebabkan penguraian otooksidasi dan
PEG dan akan terbentuk hidroperoksida dari senyawa karbonil sebagai produk sekunder
(aldehida, asam). Sehingga dibutuhkan pengemasan yang kedap udara dan terlindung
cahaya. Dari berbagai macam basis yang telah diuraikan diatas, tidak ada satu macam
basis pun yang cocok untuk semua obat/zat aktif, penyakit dan jenis kulit. Seleksi
pembawa yang optimum dan klasifikasi tersebut diatas memerlukan kompromi dalam
formulasi obat. Misalkan suatu obat, stabilitas dan aktivitas obat tersebut sangat tinggi
dalam basis hidrokarbon, tetapi basis hidrokarbon kurang nyaman/menyenangkan karena
berlemak dan kotor. Basis PEG yang larut air sangat menyenangkan, akan tetapi glikol
dapat menyebabkan iritasi pada jaringan yang trauma.
5. PRESERVATIF DASAR SALEP
Preservatif/Pengawet ditambahkan pada salep untuk mencegah kontaminasi,
pengrusakan dan pembusukan oleh bakteri atau fungi, karena banyak basis salep yang
merupakan substrat mikroorganisme. Pemilihan bahan pengawet Harus memperhatikan
stabilitasnya terhadap komponen bahan yang ada dan terhadap wadah, serta pengaruhnya
terhadap kulit/tempat aplikasi. Beberapa bahan pengawet dapat mengiritasi jaringan
mukosa mata dan hidung.
Idealnya suatu pengawet mempunyai sifat-sifat seperti efektif pada konseritrasi yang
rendah, larut pada konsentrasi yang diperlukan, tidak toksik dan tidak mengiritasi pada
konsentrasi yang digunakan, kompatibel dengan dengan komponen dalam formulasi dan
dengan wadah, tidak berbau dan berwarna, stabil pada spektrum yang Iuas, serta tidak
mahal. Salah satu pengawet yang banyak digunakan adalah golongan paraben yaitu
kombinasi metil dan propil paraben yang telah dgunakan sejak berabad-abad silam, selain
itu terda[at beberapa bahan preservativ dasar salep lainnya yang dapat digunakan untuk
sediaan topikal, seperti bahan pengawet yang berasal dari senyawa amonium kuartener,
komponen senyawa merkuri organik seperti p.chloro-m-xylenol (PCMX) dichloro-rn-
xylenol (DCMX), senyawa fenol halogen, asam sorbat, potasium sorbat, natrium benzoat,
asam benzoat, dan formaldehida.