capita selecta II - · PDF file3 PE N D A H U L U AN Seperti djilid I, Capita Selecta djilid II ini, djuga memuat kumpulan buah pikiran sdr. M. Natsir. Kalau djilid I, memuat tulisan2

  • Upload
    voduong

  • View
    219

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • M. NATSIR

    CAPITA SELECTA

    2 Sumbangan

    Dr Joke Moeliono

  • P U S T A K A P E N D I S

    D J A K A R T A

  • 3

    P E N D A H U L U A N Seperti djilid I, Capita Selecta djilid II ini, djuga memuat kumpulan

    buah pikiran sdr. M. Natsir. Kalau djilid I, memuat tulisan2-nja antara tahun 1936 1941, maka

    djilid II ini, ialah kumpulan tulisan, pidato dan interpiu-persnja antara tahun 1950 1955, jakni semendjak terbentuknja Negara Kesatuan sampai dengan terbentuknja Kabinet Burhanuddin Harahap. Dengan demikian dapat dianggap merupakan sebagian dokumentasi dari per- kembangan Negara selama 5 tahun itu.

    Berkenaan dengan Pasal I dapat kami djelaskan bahwa pidato jang

    pertama, ialah pidato tentang pembentukan Negara Kesatuan, jakni pi- dato jang terkenal dengan sebutan mosi integral Natsir". Pidato jang keempat, ialah pidato menghadapi Kabinet Sukiman-Suwirjo, sedang pidato jang kelima dan keenam, adalah pidato menghadapi Kabinet Mr. Ali Sastroamidjojo I.

    Mengenai Pidato di Karachi dapat diterangkan, bahwa pidato tsb.

    telah disiarkan lagi jang bahasa Inggerisnja (aslinja) oleh Cornell University, Ithaka New York, Department of Far Eastern Studies, sebagai penerbitannja jang ke 16, September 1954, dengan nama Some Observations Concerning the Role of Islam in National and Interna- tional Affairs.

    Bagian Interpiu dan Guntingan Pers, Pasal IV, rapat hubungannja terutama dengan Pasal III.

    Dibawah tiap2 interpiu kami bubuhkan nama harian (siaran) tem- pat kami mengutip. Hal itu tentu tidak berarti bahwa hanja ha- rian tsb. sadja jang memuat interpiu itu. Interpiu sdr. M. Natsir, umumnja dimuat oleh segala harian.

    Pasal V, Dari Hati ke Hati ialah kumpulan tulisan2 jang berbentuk kedjiwaan, umumnja kami kumpulkan dari madjalah sdr. M. Natsir sendiri, jaitu mingguan Hikmah.

  • Selandjutnja kami njatakan, karena kekurangan tanda2 jang diper- lukan, maka salinan Ajat2 Quran kehuruf Latin, tidak dapat dilakukan tepat sebagaimana mestinja.

    Achirnja, dengan ini kami njatakan terima kasih kami terhadap

    bantuan jang kami terima, baik dari perseorangan maupun dari pers dan lain2-nja, sampai kumpulan ini dapat terwudjud. Kepada N.V. Mij Vorkink di Bandung jang telah menjelenggarakan pertjetakan dan pen- djilidannja, kami aturkan banjak2 terima kasih. Petundjuk dari para pembatja untuk perbaikan pada tjetakan2 selandjutnja, selalu kami har- gakan tinggi. Terima kasih.

    Djakarta, 8 Djuli 1957. Penghimpun

    D. P. SATI ALIMIN

    ' l

  • 5

    I S I

    I. PIDATO DIPARLEMEN DAN PIDATO RADIO ( 6 ) . . . 1

    II. PIDATO DAN CHOTBAH ( 1 3 ) ........................................................ 51

    III. BUNGA RAMPAI ( 26 ) ........................................................................ 155

    IV. INTERPIU DAN GUNTINGAN PERS ( 29 ) ................................ 267

    V. DARI HATI KEHATI ( 1 6 ) ................................................................... 311

  • I. PIDATO DI PARLEMEN DAN PIDATO RADIO.

    1. Pidato tentang pembentukan Negara Kesatuan ..................................... 3 2. Pidato radio tanggal 14 Nopember 1950 ................................................ S 3. Keterangan tentang Irian-Barat ............................................................ 11 4. Pidato tanggal 31 Mei 1951 .................................................................. 19 5. Pidato tanggal 28 Agustus 1953 ........................................................... 28

    Pemandangan umum babak ke-I. 6. Pidato tanggal 6 September 1953 ........................................................... 39

    Pemandangan umum babak ke-II.

  • 7

    1. PIDATO DI PARLEMEN TANGGAL 3 APRIL 1950 TENTANG PEMBENTUKAN NEGARA

    KESATUAN. Saudara Ketua, Dalam menentukan sikap fraksi saja terhadap mosi ini, fraksi

    adalah terlepas dari soal apakah kami dapat menerima oper semua keterangan2 jang tertjantum dalam mosi ini atau tidak !". Djuga mendjauhkan diri dari pada pembitjaraan soal unitarisme dan fe- deralisme dalam hubungan mosi ini, sebab pusat persoalannja tidak ada hubungannja dengan hal2 itu, akan tetapi djauh dilapangan lain.

    Pembitjara2 jang mendahului saja, sudah dengan pandjang lebar mengemukakan hal2 ini.

    Orang jang setudju dengan mosi ini tidak usah berarti, bahwa orang itu unitaris ; orang federalispun mungkin djuga dapat menje- tudjuinja. Sebab soal ini sebagaimana saja katakan, bukan soal teori struktur negara unitarisme atau federalisme, akan tetapi soal menjele- saikan hasil dari perdjuangan kita masa jang lampau jang tetap masih mendjadi duri didalam daging. Tiap2 orang jang meneliti djalan per- sengketaan Indonesia - Belanda, tentu akan mengetahui bagaimana riwajat timbulnja N.S.T. dan bagaimana funksinja N.S.T. itu. Walaupun bagaimana djuga ditimbang, ditindjau dan dikupas, tetapi rakjat dalam perdjuangannja melihat struktur itu sebagai bekas alat lawan untuk meruntuhkan perdjuangan Republik Indonesia. Maka inilah jang menimbulkan reaksi dari pihak rakjat, bukan soal teori unitarisme atau federalisme. t

    Kedjadian2 jang bergolak di N.S.T. sekarang bukan satu hal jang kunstmatig atau di-bikin2 akan tetapi adalah satu akibat jang tidak dapat dielakkan dan jang harus kita selesaikan sekarang, karena belum kita selesaikan dengan K.M.B. sebagai hasil perundingan dengan Belanda dahulu.

    Orang bisa berkata, bahwa semua mosi atau resolusi dari rakjat dan demonstrasi2 jang telah berlaku di N.S.T. itu menurut juridische vormnja belum dapat dianggap sebagai suatu manifestasi dari kehendak rakjat. Tapi tjoba, apakah akibatnja djikalau mosi ini ditolak lantaran dianggap prestisenja belum tjukup ? Ia akan berarti pantjingan bagi rakjat untuk menghebat dalam demonstrasi !

    Saja teringat kepada pidato Presiden pada pembukaan sidang Par- lemen ini. Beliau berkata, bahwa dalam satu tahun ini kita tetap kons-

  • 8

    titusionil. Kita akan menuruti apa jang disebut dalam Konstitusi dan tidak akan menjimpang dari Konstitusi. Akan tetapi kita dapat menjim-

  • 9

    pang dari padanja, djikalau keadaan memaksa. Hal ini diperhatikan oleh rakjat dan diartikannja bahwa djika keadaan biasa, tidak memaksa, tidak memberikan djalan baginja untuk mentjapai tjita2nja, maka ditjiptakannja keadaan jang memaksa dengan segala akibatnja jang dipikul oleh rakjat itu sendiri.

    Barangkali didalam menindjau mosi ini, Pemerintah merasa cha- watir, kalau2 mosi ini akan mengakibatkan suatu bentrokan. Akan tetapi menolak dan mematikan mosi ini berarti memperhebat apa jang telah terdjadi. Oleh karena itu letakkanlah titik berat dari mosi ini pada apa jang disebut dalam keputusan, jaitu supaja Pemerintah R.I.S. menempuh djalan biasa dengan kebidjaksanaannja untuk menjelesaikan soal ini. Djikalau Pemerintah menganggap bahwa djika pekerdjaan itu dengan sekali gus dan serentak didjalankan, akan menimbulkan ber-matjam2 kekatjauan, maka bagi Pemerintah tjukup terbuka djalan mengadakan undang2 darurat untuk mengadakan masa peralihan, sehingga R.I.S. dapat bertindak tidak membiarkan rakjat di N.S.T. bergolak, dan diberikan kepada mereka kesempatan untuk menjelesaikan soalnja sendiri. Maka dalam fasal2 jang ada dalam undang2 darurat itu terbuka djalan bagi Pemerintah untuk mendjalankan kebidjaksanaan dengan se-baik2-nja.

    Saudara Ketua, idjinkanlah saja sekarang berbitjara terlepas atau tidak terlepas dari pada soal unitarisme atau federalisme, akan tetapi dalam hubungan jang lebih besar mengenai mosi ini. Sebagai hendak mengemukakan sedikit pemandangan mengenai dasar dari pada kedja- dian2 jang kita hadapi sekarang, dari mulai kedaulatan diserahkan ke- pada kita, baik kiranja kalau kita terlebih dahulu melihat posisinja mosi ini didalam hubungan jang lebih beiar.

    Tatkala Konstitusi Sementara ditanda-tangani dan diratif isir, umum- nja orang, baik Pemerintah ataupun Parlemen menganggap bahwa Konstitusi itu dan struktur-tata-negara dengan segala sipat2 jang baik dan tjatjat2 jang ada dalamnja, dapat dipakai sebagai dasar pemerintahan sementara sampai Konstituante jang akan datang.

    Akan tetapi rupanja djalan sedjarah menghendaki lain. Segera se- sudah penjerahan kedaulatan, didaerah timbul pergolakan. Apa jang terpendam dan tertekan selama beberapa tahun jl. dalam hati rakjat, sekarang meluap dan meletus dengan berupa demonstrasi dan resolusi untuk merombak segala apa jang dirasakan oleh rakjat sebagai restan2 dari struktur kolonial didaerahnja, terutama di-daerah2 Republik dipu-

  • 10

    lau Djawa, Sumatera dan Madura. Ini semua tidak mengherankan, akan tetapi adalah memang pembawaan riwajat perdjuangan dan in-

  • 11

    haerent dengan tjara penjelesaian persengketaan Indonesia - Belanda jang diachiri dengan K.M.B.

    Soal2 jang harus dihadapi oleh Negara kita jang muda ini sekali gus ber-timbun2 dihadapan kita. Soal kesedjahteraan dan kemakmuran rakjat, jang sudah begitu lama menderita, soal demokratisering peme- rintahan, soal pembangunan ekonomi, soal keamanan, ketentaraan dan 1001 matjam soal lain2 lagi, semuanja sama urgent, dan harus dipe- tjahkan dengan segera. Kita bisa menjusun prioritetnja menurut pen- dapat kita masing2, akan tetapi jang sudah terang ialah, pemetjahan soal jang satu bersangkut-paut dengan jang lain, tidak dapat di-pisah2.

    Usaha kemakmuran rakjat, pendjaminan keamanan, tidak dapat berdjalan selama belum ada ketentuan politik dalam negeri. Politieke rust ini tidak dapat ditjiptakan selama masih ada duri2-dalam-daging" jang dirasakan oleh rakjat, jang walaupun kedaulatan sudah ditangan kita, tapi kita masih berhadapan dengan struktur2 kolonial serta alat2 politik pengepungan jang ditjiptakan oleh Van Mo