Upload
ike-arizha
View
27
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
competing in global market
Citation preview
1
Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan dapat :
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan bisnis internasional.
Memahami sifat perusahaan multinasional.
Memahami kekuatan utama yang mendorong terjadinya globalisasi dan kondisi ekonomi
global saat ini.
Mengetahui tipe dasar perekonomian yang membentuk persaingan di dunia.
Menghargai peran negara-negara dengan biaya rendah dan negara-negara berkembang
dengan cepatnya ikut bermain di tingkat dunia saat ini.
Menghargai pentingnya kesinambungan dalam lingkungan global yang baru.
2
Bisnis Internasional
Seperti yang ditunjukkan pada gambaran pengertian strategi bisnis internasional, manajer
yang cerdas di seluruh dunia tetap membuka mata bagi peluang bisnis internasional. Seringkali,
pada dunia yang kompetitif saat ini, satu-satunya peluang untuk membesarkan usaha dan
profitabilitasnya adalah ketika suatu perusahaan meninggalkan negara asalnya (home country).
Namun, dengan adanya peluang ini timbullah hambatan yang terjadi pada kegiatan operasi
multinasional. Untuk kasus Sophrite kita dapat melihat tantangan yang dihadapi oleh manajemen
ketika para pekerja berasal dari budaya yang berbeda, ketika institusi hukum dan politik setempat
memiliki beberapa persyaratan yang berbeda untuk perusahaan, dan ketika valuta asing harus
dikelola dalam lingkungan ekonomi yang berbeda. Hal ini merupakan hal kecil dari sekian banyak
topik untuk dipertimbangkan dalam bisnis internasional. Untuk membantu kita memahami dan
menghadapi tantangan dalam bisnis internasional, tujuan teks ini adalah untuk menunjukkan
kepada kita bagaimana perusahaan seperti Sophrite berhasil dalam pasar global dan bagaimana
mereka mengatasi banyak kompleksitas dalam menjalankan operasi internasional.
GAMBARAN WAWASAN BISNIS INTERNASIONAL
Sophrite Afrika Selatan: The Next Walmart ?
Telah beroperasi dengan lebih dari 700 toko di 16 negara seperti Mauritius dan Madagaskar,
Shoprite (www.shoprite.co.za), Walmart wannabe Afrika Selatan, baru-baru ini memasuki India
dengan supermarket terbesar di negeri yang luas ini. Hanya diberi kesempatan untuk go
international pada tahun 1994 setelah jatuhnya apartheid, Shoprite sekarang mendapatkan lebih
dari setengah pendapatannya di luar Afrika Selatan. Shoprite saat ini merupakan retailer terbesar
di Afrika.
Karena Shoprite beroperasi terutama di negara-negara berkembang yang lebih miskin, target
pelanggannya merupakan pelanggan yang berpenghasilan menengah ke bawah. Kebanyakan
retailer multinasional mengabaikan relung ini. Namun, dengan keuntungan meningkat lebih dari
16 persen tahun lalu dan kapitalisasi pasar sebesar $ 1,2 miliar, model ini tampaknya berhasil.
3
Terlepas dari keberhasilannya, Shoprite juga menghadapi banyak tantangan dalam
menjalankan operasi multinasional. Mata uang Afrika berfluktuasi, sehingga biaya persediaan dan
nilai penjualan tidak terduga. Ketika rand Afrika Selatan melonjak lebih dari 100 persen terhadap
dolar hanya dalam waktu tiga tahun, biaya persediaan yang berasal dari rumah di Afrika Selatan
juga melonjak. Sekarang 60 persen pemasok di Madagaskar merupakan penduduk setempat.
Selain itu, undang-undang lokal yang ketat seperti yang terjadi di Mesir juga dapat memaksa
sumber setempat.
Dengan lebih dari 63.000 karyawan yang berbicara dengan berbagai macam bahasa dan
perbedaan kompleks dalam hukum setempat mengenai kesehatan, pekerjaan, pajak, dan lain-lain,
tantangan organisasi tetap. Seperti kebanyakan perusahaan multinasional, Shoprite menggunakan
teknologi untuk membantu mengelola kegaitan-kegiatan operasional yang kompleks. Sebuah
sistem satelit melacak pengiriman dan penjualan, dan pemasok dan toko-toko lokal yang terkait
dengan sistem e-commerce (http://www.shoprite.co.za/pages/127416071/Careers/Support--
Operations.asp).
Sumber: Berdasarkan The Economist, 2005, “Africa’s Walmart head east,” www.economist.com,
January 13; www. Shoprite.za/
4
Apakah bisnis tersebut besar atau kecil atau berlokasi di benua manapun, tekanan untuk berpikir
secara global berkembang. Simak saja beberapa contoh: jika kita melihat pakaian yang kita pakai,
mobil yang kita kendarai, atau komputer yang ada di meja kerja kita, atau melacak uang kita di
bank, semuanya memiliki komponen yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam bidang bisnis internasional. Mengapa ? Alasan utamanya adalah tekanan
globalisasi yang tak henti-hentinya.
Globalisasi merupakan tren di seluruh dunia mengenai perekonomian dunia yang menjadi
tanpa batas dan perusahaan yang saling terkait tidak lagi dibatasi oleh batas-batas negeri mereka
dan dapat melakukan kegiatan bisnis di mana saja di dunia. Globalisasi berarti bahwa perusahaan
lebih cenderung untuk bersaing dimanapun. Banyak perusahaan saat ini menjual produk mereka
dimanapun, memperoleh bahan baku mereka atau mengadakan penelitian dan pengembangan
(R&D), dan melakukan produksi dimanapun.
Hambatan perdagangan runtuh, dan perdagangan dunia di beberapa negara dalam bentuk
produk maupun jasa tumbuh lebih cepat daripada produksi lokal. Uang mengalir dengan lebih
bebas melintasi batas negara sebagaimana perusahaan mencari tarif terbaik untuk pembiayaan
dimanapun di seluruh dunia, dan investor mencari return terbaik dimanapun di dunia ini. Internet
melintasi batas negara dengan sekali meng-klik mouse, memungkinkan hingga bisnis terkecil
sekalipun untuk go international. Akibatnya, perusahaan tidak dapat lagi memberikan kemewahan
dengan asumsi bahwa keberhasilan di home market-nya setara dengan keuntungan jangka
panjang atau bahkan untuk bertahan dari globalisasi.
Globalisasi mungkin merupakan alasan utama mengapa kita harus mempelajari bisnis
internasional. Dalam dunia yang terkoneksi dengan internet saat ini, kita mungkin memiliki sedikit
pilihan. Jika perusahaan semakin melihat pasar global daripada pasar domestik, manajer juga
harus menjadi internasional dalam hal pandangan dan strategi. Pemasok kita, penelitian dan
pengembangan yang kita lakukan, fasilitas pabrik kita, mitra aliansi strategis kita, dan juga
pelanggan kita semakin berdatangan dari luar negera kita. Kompetisi asing dan melakukan bisnis di
pasar asing merupakan fakta kehidupan sehari-hari bagi manajer saat ini. Seorang manajer harus
memiliki pandangan secara internasional. Mereka adalah para eksekutif yang memiliki
kemampuan dan motivasi untuk menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada dalam
bisnis internasional. Studi mengenai bisnis internasional membantu mempersiapkan kita untuk
5
menghadapi perubahan ekonomi global ini dan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan
untuk keberhasilan bisnis di dunia global.
Untuk memberikan kita latar belakang mengenai bisnis internasional, buku ini
memperkenalkan kita kepada informasi terkini mengenai bagaimana manajer menganggapi
tantangan globalisasi dan menyelenggarakan operasi internasional yang kompetitif. Kita akan
melihat bagaimana bisnis baik yang berukuran besar maupun kecil mengahadapi masalah
kompleksitas perbedaan nasional dalam sistem budaya, ekonomi, etika, agama, hokum, dan
politik. Kita akan mempelajari bagaimana seorang manajer multinasional menggunakan
pemahaman mereka tentang perbedaan nasional ini untuk memformulasikan strategi yang dapat
memaksimalkan keberhasilan perusahaan dalam industri global. Kita juga akan mempelajari
bagaimana seorang manajer multinasional menerapkan strategi internasional dengan sistem
pemasaran, keuangan, organisasi, dan sumber daya manusia yang mendukung.
Untuk membantu kita agar lebih memahami dunia bisnis internasional yang
sesungguhnya, kita akan menemukan beberapa jenis contoh bisnis nyata dalam bab ini dan bab-
bab berikutnya. Preview IB Strategic Insights menunjukkan bagaimana perusahaan multinasional
sesungguhnya dalam menghadapi masalah-masalah yang akan didiskusikan pada bab ini. IB
Strategic Insights memberikan informasi pada implikasi strategis bagi bisnis internasional yang
berhubungan dengan diskusi dalam buku ini. IB Small Business Insights menyoroti materi bab
relevansi khusus untuk bisnis kecil. Country/Regional Focuses merupakan diskusi yang
menunjukkan karakteristik unik suatu wilayah atau negara yang relevan dengan pembahasan topic
bab berikut. IB Ethical Challenges merupakan contoh situasi yang dihadapi oleh manajer
multinasional dalam mengatasi masalah-masalah yang akan dibahas dalam bab ini. Terkahir,
karena kita akan belajar mengenai bab ini, sebagian besar perusahaan multinasional juga
menerapkan langkah-langkah untuk membuat kegiatan mereka lebih bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Buku ini juga berisi tentang IB Sustainability Practices, yang menunjukkan apa yang
dilakukan perusahaan multinasional untuk menerapkan praktek-praktek berkelanjutan tersebut.
The Nature of International Business
Suatu perusahaan dikatakan bergerak dalam bidang bisnis internasional ketika perusahaan
tersebut menyelenggarakan fungsi bisnis di luar batas wilayahnya. Jenis kegiatan bisnis apa yang
6
menyebabkan perusahaan menjadi internasional ? Kegiatan yang paling mudah dilihat, tentunya,
penjualan internasional. Ketika suatu perusahaan memproduksi di negaranya sendiri dan
menjualnya di luar negeri, perusahaan telah terlibat pada tingkat kegiatan internasional yang
paling sederhana. Namun, melintasi batas negara membuka lebih banyak pilihan daripada hanya
menjual dalam skala internasional.
Dalam buku ini, kami merujuk pada perusahaan manapun yang bergerak dalam bidang
bisnis internasional sebagai perusahaan multinasional atau MNC. Hal ini merupakan definisi yang
luas, yang mencakup semua jenis perusahaan, baik yang besar dan kecil, yang bergerak dalam
bidang bisnis internasional. Sebagian besar perusahaan multinasional, selain itu, juga
multinational corporation – perusahaan-perusahaan tersebut dimiliki publik berdasarkan
kepemilikan saham. Seringkali, ketika kita melihat referensi mengenai MNC di berbagai surat kabar
bisnis ternama, referensi tersebut mengacu pada perusahaan multinasional. Perusahaan-
perusahaan terbesar semuanya merupakan perusahaan publik. Exhibit 1.1 menunjukkan daftar
perusahaan multinasional teratas di dunia. Perusahaan multinasional yang lebih kecil seringkali
dimiliki oleh pihak swasta, tetapi banyak kegiatan bisnis mereka diselenggarakan di luar negeri.
Perusahaan multinasioanl non-publik yang lebih kecil juga menjadi semakin penting karena
menjadi lebih umum bagi organisasi yang lebih kecil untuk bersaing secara global. Beberapa
pengusaha lebih memilih menciptakan bisnis yang go international dari awal.
Untuk memperkenalkan beberapa pilihan internasional, perhatikan hipotetis perusahaan
berikut yang memproduksi PC. Sebagai perusahaan domestik, perusahaan tersebut dapat
memproduksi chip dan komponen elektronik lainnya, membuat casing, merakit semua
komponennya dan menjual komputer tersebut, semuanya dilakukan di negara asal (home
country). Namun, perusahaan tidak dapat bersaing dengan baik menggunakan pendekatan ini.
Pasar lokal mungkin stagnan, dengan harga yang kompetitif dan margin keuntungan yang lebih
rendah. Bahkan di pasar yang berkembang, pesaing seperti Dell Computer mungkin memperoleh
sumber daya berkualitas tinggi, komponen murah dari mana saja di dunia. Kompetitor juga
mungkin menemukan biaya produksi yang lebih rendah di negara-negara dengan biaya rendah
(low-cost countries), memungkinkan mereka menawarkan harga yang lebih murah. Apa yang dapat
dilakukan perusahaan ini ?
Sebagai perusahaan multinasional, perusahaan dapat menjual PC kepada pembeli di luar
negeri di negara yang masih sedikit pesaingnya dan harga yang tinggi. Beberapa aktivitas
7
internasional lainnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Misalnya, perusahaan ini
mungkin menemukan salah satu langkah dalam memperoleh komponen atau menyelesaikan
produksi di negara lain. Perusahaan mungkin saja membeli chip dengan kualitas terbaik di Taiwan,
menggunakan biaya perakitan yang murah di Vietnam, dan utamanya menjual PC tersebut di
Eropa dan Amerika Serikat. Untuk setiap langkah ini, perusahaan mungkin membagi kegiatan
dengan perusahaan lokal atau membangun pabriknya sendiri di negara lain. Seperti yang akan kita
lihat dalam bab-bab selanjutnya, perusahaan multinasional harus mengembangkan strategi dan
sistem untuk menyelesaikan semua atau sebagian dari tugas-tugas bisnis internasional.
Selanjutnya, kita akan mempertimbangkan kekuatan yang mendorong realitas ekonomi
baru yang dihadapi generasi berikutnya dari manajer internasional dan perusahaan multinasional.
Globalisasi: Kontek Dinamis Bagi Bisnis Internasional
Globalisasi bukanlah proses evolusi seragam yang sederhana. Tidak semua perekonomian dunia
memberikan manfaat yang sama atau berpartisipasi dengan sama. Di masa lalu, krisis keuangan,
terorisme, perang, SARS, meningkatkan keamanan perbatasan, dan stagnasi ekonomi di seluruh
8
dunia telah terbatas, atau dalam beberapa kasus bahkan terbalik, beberapa lainnya merupakan
aspek globalisasi. Kita akan melihat di bawah ini, dalam konteks diskusi mengenai pendorong
utama globalisasi, beberapa aspek dihasilkan oleh gejolak politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
Perhatikan Exhibit 1.2, yang menunjukkan sejarah peristiwa besar globalisasi.
Krisis keuangan 2008 menunjukkan betapa saling berhubungannya perekonomian global
dalam beberapa decade terakhir. Ketika kegagalan dan hutang yang buruk dalam industri KPR
memaksa beberapa bank-bank AS dan lembaga keuangan lainnya keluar dari bisnis, pasar saham
AS menurun dengan cepat dan drastis. Hampir segera, lembaga keuangan di seluruh dunia
mengikuti pasar AS. Lihatlah video berikut sebagai gambaran mengenai krisis:
www.pbs.org/newshour/video/module.html?mod=0&pkg=8102008&seg=1, dan Country/Regional
Focus di bawah, yang menunjukkan dampak krisis keuangan di India.
Sebelum membahas kunci utama globalisasi yang mempengaruhi bisnis internasional, hal
ini berguna untuk melihat beberapa klasifikasi umum yang digunakan negara-negara di dunia.
Klasifikasi kira-kira menunjukkan produk domestik bruto suatu negara (PDB) dan pertumbuhan
PDB. Klasifikasi tidak akurat tetapi dapat menyederhanakan diskusi perdagangan dunia dan
investasi.
9
10
Di India, setelah segera setelah penurunan drastis nilai pasar saham AS pada tahun 2008,
Bursa Efek Bombay Index, atau Sensex, anjlok 6 persen, mencapai terendah dalam dua tahun. Ada
sedikit keraguan bahwa krisis keuangan global telah tiba di India. Ketika krisis keuangan
berlangsung, investor asing menarik hampir $ 10 miliar dari India. Hal ini mengakibatkan pinjaman
uang yang diberikan bank-bank India kepada perusahaan dan konsumen menjadi lebih sedikit. N.R.
Narayanan, dari ICICI Bank, bank sektor swasta terbesar di India mencatat,” Kami memperketat
norma pemberian pinjaman untuk segmen pelanggan tertentu." ICICI mengharapkan penurunan
35 persen dalam bentuk pinjaman. Hasil praktek tersebut adalah perusahaan harus menunda
11
rencana ekspansi dan konsumen sekarang menghadapi kesulitan lebih dalam mendapatkan rumah
dan kredit mobil.
Tidak hanya masalah tingginya biaya pinjaman lokal, tapi gejolak keuangan di pasar ekspor
utama India di AS dan Eropa telah mengakibatkan permintaan berkurang. Misalnya, di sektor
Teknologi Informasi, AS menyediakan lebih dari setengah untuk Teknologi Informasi terbesar di
India, Tata Consultancy, Infosys Technologies, dan Wipro. Krisis keuangan AS dan perlambatan
ekonomi akan menghasilkan pesanan lebih sedikit dan keterlambatan dalam investasi jangka
panjang dengan pelanggan AS. Selain itu, banyak pelanggan dari perusahaan-perusahaan IT ini
adalah bank-bank AS, pihak yang paling sangat terpukul akibat krisis ini.
Sumber: Diadaptasi dari Nandini Lakshman, 2008, “World financial crisis: India’s hurting, too,”
BusinessWeek Online, www.businessweek.com, October 8.
Jenis Perekonomian Dalam Pasar Global: The Arrived, The Coming, dan The Struggling
Exhibit 1.3 menunjukkan beberapa divisi ekonomi dunia berdasarkan pada klasifikasi yang
digunakan oleh PBB dan Boston Consulting Group. Negara maju memiliki ekonomi yang matang
dengan PDB per kapita yang cukup besar dan perdagangan internasional dan investasi. Negara
berkembang, seperti Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan, memiliki ekonomi yang
telah berkembang secara ekstensif selama dua dekade terakhir namun kadang-kadang jatuh-
bangun baru-baru ini, terutama selama kemunduran dari krisis Asia pada akhir tahun 1990-an.
Negara berkembang lainnya yang perlu diperhatikan adalah apa yang disebut PBB sebagai transisi
ekonomi seperti Republik Ceko, Hungaria, Polandia, dan Rusia, dan negara-negara berkembang
seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.
Ekonomi transisi merupakan negara-negara yang telah berubah dari kontrol pemerintah,
sebagian besar negara dengan sistem ekonomi komunis, menjadi sistem pasar atau sistem
kapitalis. Sistem sebelumnya mengandalkan organisasi milik negara dan kontrol pemerintah
terpusat untuk menjalankan perekonomian. Dalam transisi menuju pasar bebas dan sistem
kapitalis, banyak perusahaan milik pemerintah dirubah menjadi kepemilikan swasta. Pasarlah dan
bukan pemerintah yang selanjutnya menentukan keberhasilan perusahaan. Beberapa ekonomi
transisi ini, seperti Hungaria, Polandia, Slovakia, dan Republik Ceko, yang mengembangkan
12
ekonomi pasar memungkinkan mereka untuk bergabung dengan Uni Eropa. Selain itu, banyak
perusahaan multinasional yang memutuskan untuk beroperasi di negara-negara ekonomi transisi
karena berbagai alasan. Seperti yang dapat kita lihat dari IB Strategic Insight, ekonomi transisi
akan tetap menjadi elemen kunci bisnis internasional. Aspek penting lain dari lingkungan bisnis
internasional adalah negara-negara terpencil, yang belum menunjukkan banyak kemajuan dalam
perubahan ekonomi global. Mereka adalah negara-negara termiskin dan sering diganggu dengan
rezim politik yang tidak stabil, pengangguran yang tinggi, dan pekerja yang tidak terampil.
Sebagian besar negara-negara ini terletak di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, dan Timur
Tengah.
13
Nokia akan segera menutup pabriknya di Bochum, Belgia, karena biaya telah meningkat
terus-menerus dan pabrik menjadi sangat mahal. Nokia telah memilih Cluj di Rumania untuk
menggantikan pabrik Belgia. Cluj dipilih karena berbagai alasan. Kota ini memiliki populasi
sebanyak 400.000 jiwa dan kebanyakan orang menikmati prospek bekerja untuk sebuah
perusahaan multinasional dan mendapat gaji yang cukup besar. Bahkan, pada job fair yang
diselenggarakan pada bulan Juni 2007, Nokia menerima dua kali lebih banyak pelamar karena
diperlukan untuk mengisi pekerjaan yang tersedia. Namun, Nokia telah memilih Cluj untuk alasan
lain selain tenaga kerja yang murah dan berlimpah. Nokia berharap dapat menarik banyak lulusan
teknik dari universitas teknis lokal yang dianggap baik. Lulusan universitas yang terlatih dan
bersedia bekerja untuk seperempat gaji insinyur seperti di negara-negara Barat lainnya. Cluj dipilih
juga karena kedekatannya dengan pelanggan Nokia. Tidak seperti pesaing handset lain yang
memproduksi produk-produk mereka di Asia, Nokia dapat lebih responsif terhadap kebutuhan
pelanggan lokal dan dapat bereaksi sangat cepat terhadap perubahan tersebut.
Namun, membangun kegiatan operasi di Cluj bukan tanpa tantangan. Nokia harus
berhadapan dengan infrastruktur yang buruk. Bandara lokal sangat kecil dan jalan raya di wilayah
ini tidak dikembangkan dengan baik. Mengirim pasokan ke Cluj dan mendistribusikannya ke luar
Cluj merupakan tantangan. Selain itu, banyak perusahaan multinasional menemukan bahwa upah
meningkat pesat dalam ekonomi transisi dan pekerja tidak ragu untuk bekerja kepada perusahaan
pesaing yang memberikan upah lebih tinggi. Oleh karena itu, Nokia menyediakan fasilitas yang
diharapkan akan mempertahankan pekerja yang terampil. Fasilitas pabrik Cluj diharapkan akan
memiliki kantin dengan makanan gratis, gym, dan area bermain.
Sumber: Diadaptasi dari Jack Ewing, 2008, “Nokia’s new home in Romania,” BusinessWeek,
January 28, pp. 40–2.
14
Mungkin hal yang paling penting secara strategis adalah negara-negara yang disebut
Boston Consulting Group (BCG) sebagai negara-negara berbiaya rendah (the low-cost countries).
Negara-negara ini merupakan negara-negara dengan tenaga kerja murah yang menjadi
manufaktur dan penyedia layanan untuk perusahaan multinasional yang berkantor pusat di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Dipimpin oleh China dan India, negara-negara ini
berkembang pesat sebagai sumber daya dengan biaya murah untuk menambah jumlah fungsi-
fungsi bisnis, dan dalam skala besar sebagai penerima banyak pekerjaan yang meninggalkan
ekonomi yang lebih maju seperti AS. Dengan adanya gambaran mengenai perekonomian utama
dunia, kita dapat melihat lebih dekat saat ini pada kekuatan yang mendorong ekonomi dunia baru.
Pendorong Globalisasi
Beberapa tren utama yang mendorong globalisasi ekonomi dunia dan, pada gilirannya, memaksa
perusahaan untuk mempertimbangkan operasi internasional untuk bertahan hidup dan
berkembang. Beberapa tren yang paling penting meliputi batas penurunan, pertumbuhan
perdagangan dan investasi lintas batas, munculnya produk global dan pelanggan global,
meningkatnya penggunaan internet dan teknologi informasi (TI) yang canggih, peran low-cost
countries di pasar dunia, dan munculnya standar kualitas dan produksi global. Exhibit 1.4
menggambarkan kekuatan-kekuatan penting. Masing-masing kekuatan pendorong dibahas di
bawah ini.
15
Mengurangi Hambatan Batasan Negara: Menjadikan Perdagangan dan Investasi Lintas
Negara Lebih Mudah
Pada pertengahan tahun 1990an, tarif dunia rata-rata sekitar 45 persen. Pada awal tahun 2000an,
tariff pada produk industrial turun menjadi 3.8 persen. Tarif pajak paling sering dibebankan pada
barang-barang impor ke dalam negeri. Tarif tersebut memiliki efek menaikkan harga barang-
barang impor. Seperti yang akan kita lihat secara lebih rinci dalam Bab 4 dan 9, tarif cenderung
menjadikan barang-barang luar menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif dengan barang-barang
lokal. Perdagangan berkurang karena perusahaan tidak dapat bersaing dengan produsen dalam
negeri. Setelah beberapa rentetan perundingan tarif, yang dikenal sebagai General Agreement on
Tariffs and Trade (GATT), tarif di seluruh dunia pada barang-barang manufaktur menurun dari 45
persen menjadi kurang dari 7 persen.
Perundingan selanjutnya di Uruguay berakhir dengan kesepakatan untuk mengurangi tarif
lebih jauh, liberalisasi perdagangan di bidang pertanian dan jasa, dan menghilangkan beberapa
hambatan nontarif untuk perdagangan internasional, seperti penggunaan peraturan kesehatan
yang berlebihan untuk mencegah impor. Perundingan Uruguay berakhir pada tahun 1993 dan
mendirikan World Trade Organization (WTO). WTO saat ini menyediakan organisasi formal yang
menganjurkan perundingan lanjutan dan menyelesaikan sengketa perdagangan antara negara-
negara. Saat ini ada 148 negara yang tergabung dalam WTO, meningkat yang semula hanya 92
negara di tahun 1986. Lebih dari 90 persen perdagangan dunia berlangsung antara negara-negara
yang menjadi anggota WTO. Setidaknya 30 negara lebih, termasuk Rusia, mencari keanggotaan
WTO.
WTO bukanlah satu-satunya organisasi yang berusaha untuk menghilangkan hambatan
perdagangan. Organisasi-organisasi lain berdasarkan perjanjian perdagangan regional, seperti Uni
Eropa (UE) dan North American Free Trade Agreement (NAFTA), juga berusaha untuk mengurangi
tarif dan mengembangkan standar teknis dan ekonomi serupa. Organisasi-organisasi regional
menyebabkan lebih banyak perdagangan di antara negara-negara anggota, dan beberapa sarjana
berpendapat bahwa perjanjian regional adalah langkah pertama menuju globalisasi yang
menyeluruh. Namun, yang lain berpendapat bahwa perjanjian regional hanya menguntungkan
anggotanya saja dan sering merugikan negara-negara miskin yang tidak mengikuti perjanjian
tersebut (seperti negara-negara Karibia yang bukan anggota NAFTA).
16
Dari sudut pandang praktis, meskipun perjanjian tersebut hanya menguntungkan negara-
negara anggotanya saja perjanjian regional berkontribusi terhadap perdagangan dunia lebih dari
perdagangan yang mereka batasi. Selain itu, perjanjian regional, dengan negara yang lebih sedikit,
lebih mudah dicapai secara politik daripada perjanjian perdagangan dunia yang meliputi banyak
negara. Dalam Bab 3, kita akan mengetahui lebih banyak tentang perjanjian ini.
Apakah perdagangan bebas sukses? WTO menyatakan bahwa jawabannya adalah ya, dan
data tampaknya mendukung posisi mereka. Setelah perjanjian GATT awal, perdagangan dunia
melebihi output GDP dunia empat kali lipat.
Namun, kebijakan-kebijakan WTO juga mendapatkan kritik. Beberapa berpendapat bahwa
WTO hanya mementingkan negara-negara maju, karena karena negara-negara maju memiliki
sumber daya untuk menekan negara-negara miskin yang tidak diatur dunia. Pemerhati lingkungan
juga mengkritik perdagangan bebas karena memungkinkan perusahaan multinasional tidak
terkena peraturan di banyak negara-negara maju dengan memindahkan produksi yang rusak ke
negara-negara miskin yang memiliki undang-undang perlindungan yang lemah. Ahli etika
berpendapat bahwa tindakan tersebut memberikan prioritas kepentingan komersial terhadap
lingkungan, kesehatan, dan keselamatan. Buruh yang terorganisir melihat perdagangan bebas
sebagai sumber hilangnya pekerjaan dan tekanan untuk mengurangi upah sebagai sisa pekerjaan
karena perusahaan multinasional memindahkan atau mengancam untuk memindahkan produksi
dari negara-negara dengan upah tinggi ke negara-negara dengan upah rendah. Kita dapat melihat
tanggapan WTO terhadap kritik-kritik tersebut pada website mereka di www.wto.org/.
Cari dan Jual Kemanapun Untuk Siapapun: Tidak Lagi Hanya Untuk Manufaktur Namun
Juga Jasa
11 September 2001, serangan terhadap Amerika Serikat dan stagnasi ekonomi yang dihasilkan di
seluruh dunia menyebabkan kemunduran besar bagi perdagangan dunia. Misalnya, pertumbuhan
dua digit dalam ekspor barang dagangan di seluruh dunia pada tahun 2000 diikuti oleh penurunan
lebih dari 4 persen dalam dua tahun berikutnya. Namun, sebagian besar perdagangan dunia
kembali pulih pada tahun 2003 dan 2004 dan pertumbuhan perdagangan mendekati dua digit lagi
pada tahun 2007. China kini menempati urutan ketiga dalam hal impor dan ekspor dan lebih cepat
daripada Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Exhibit 1.5 menunjukkan negara terkemuka saat
17
ini dalam hal jumlah volume impor dan ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian dunia
saling terkait dan saling menstimulasi.
Tidak hanya melakukan perdagangan lintas batas melalui ekspor dan impor, perusahaan
multinasional juga membangun jaringan global yang menghubungkan lokasi yang berbeda di
seluruh dunia untuk penelitian dan pengembangan (R&D), pasokan, layanan pendukung seperti
18
call center, produksi, dan penjualan. Mendirikan dan memiliki operasi kita sendiri di negara lain
dikenal sebagai investasi langsung asing (FDI). Artinya, FDI terjadi ketika perusahaan multinasional
dari satu negara memiliki unit organisasi yang berlokasi di negara lain. Perusahaan multinasional
sering membangun unit mereka sendiri di negara lain, tetapi mereka juga menggunakan merger
lintas batas dan akuisisi, seperti akuisisi perusahaan Eropa Arcelor sebesar $ 32 miliar oleh
perusahaan India Mittal Steel. Hal ini juga merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan oleh
perusahaan dari negara berkembang.
Negara mana yang memberikan dan mendapatkan investasi lintas batas ini dalam
ekonomi global ? Peta persaingan berubah, dengan negara-negara berkembang mengambil peran
yang lebih aktif.
FDI melonjak ke tingkat rekor, meningkat lebih dari 36 persen antara tahun 1996 dan
tahun 2000 dan akhirnya mencapai $ 1,5 triliun pada 2000. Namun, mengikuti pola yang sama
dengan perdagangan internasional, FDI turun menjadi $ 735 miliar di tahun 2001, kurang dari
setengah, dari tahun sebelumnya, dan menurun 25 persen lagi dalam dua tahun berikutnya. Sejak
saat itu, dan seperti halnya perdagangan dunia, FDI telah mendapatkan kembali energinya.
tumbuh hampir 40 persen per tahun.
Meskipun FDI menurun sementara, masih tersisa sejumlah besar selama decade terakhir,
karena sebagian besar digunakan untuk keberadaan sekitar 61.000 perusahaan multinasional!
Terdapat lebih dari 900.000 investasi asing dengan lebih dari 55 juta karyawan, dan nilai saham
sebesar $ 7 triliun. Penting untuk dicatat meskipun penurunan dramatis dalam pertumbuhan FDI
dimulai pada tahun 2001, nilai FDI yang baru ada dan tetap menjadi generator pendapatan utama
bagi perusahaan multinasional. Exhibit 1.6 menunjukkan daftar 25 perusahaan teratas dalam
peringkat dunia berdasarkan ukuran kepemilikan aset asing mereka.
Statistik terbaru menunjukkan Uni Eropa, yang dipimpin oleh Inggris dan Perancis, di
bagian atas daftar FDI yang masuk: yaitu, FDI dari negara lain yang masuk ke Uni Eropa. AS berada
di urutan kedua, diikuti oleh China. Meskipun negara-negara maju masih memimpin dunia dalam
FDI yang masuk pangsa FDI untuk negara-negara berkembang terus meningkat menjadi hampir 40
persen dari seluruh dunia terhadap FDI yang masuk. FDI yang keluar mengikuti pola yang sama
dengan Uni Eropa yang memimpin AS, membuat hampir setengah investasi dunia di luar negara
mereka sendiri. AS berada di urutan kedua kurang dari 20 persen dari FDI di seluruh dunia, dan
Jepang merupakan ketiga. Pada saat penulisan bab ini, tidak jelas apa dampak krisis keuangan tahu
19
2008 pada perdagangan dunia dan investasi. Namun, indikator langsung menunjukkan tanda-
tanda resesi dan penurunan dalam perdagangan dan investasi di seluruh dunia.
Apa artinya ini bagi masing-masing perusahaan ? Mungkin implikasi yang paling penting
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis internasional saat ini lebih mudah mencari
dan menjual produknya dimanapun yang menjadikan hal ini logis bagi bisnis mereka. Meskipun
Uni Eropa dan Amerika Serikat berkontribusi dalam sebagian besar investasi asing langusng dunia,
dan cenderung tetap melakukannya di masa depan, manajer multinasional yang cerdik harus
terus-menerus mengamati dunia untuk investasi yang mungkin menguntungkan. IB Strategic
Insight berikut menunjukkan bagaimana beberapa perusahaan multinasional besar bergerak cepat
untuk memanfaatkan peluang dalam ekonomi transisi.
Louis Schweitzer, CEO Renault, baru-baru ini mengatakan bahwa pabrik perakitan Toyota di utara
Perancis, selesai pada tahun 2001, merupakan yang terakhir dari generasi, mungkin pabrik
perakitan mobil baru yang terakhir akan dibangun di Eropa Barat. Baru-baru ini melewati Italia,
Rusia kini merupakan negara tempat perakitan mobil terbesar kelima. Mengapa ? Biaya tenaga
kerja yang murah pada negara-negara ekonomi transisi dapat menghemat pengeluaran Renault
sekitar $2.500 per kendaraan. Hal ini memungkinkan perusahaan yang membuat mobil seperti
Hungaria untuk menjual di bawah perusahaan pesaingnya di Eropa Barat dan masih menghasilkan
keuntungan yang sehat.
Produksi mobil Eropa Timur tumbuh 27 persen selama lima tahun terkahir sementara
produksi mobil Eropa Barat tetap. Typical merupakan pabrik baru di Kolin, Republik Ceko, yang
dapat menghasilkan 300.000 kendaraan per tahun. Peugeot dan Citroen Perancis serta Toyota
Jepang roll off the line. Perusahaan Jepang Suzuki memiliki 24 pabrik perakitan di Eropa Tengah
dan Timur. Tidak hanya perusahaan-perusahaan otomotif yang melakukan perakitan akhir tetapi
mereka juga memproduksi banyak komponen dalam bentuk yang lebih kecil.
Sumber: The Economist, 2005, “Driving out of the east,” www.economist.com, March 3.
20
21
Biasanya, sebagian besar FDI ditujukan untuk bidang manufaktur karena perusahaan
multinasional mencari lokasi produksi yang murah atau lokasi yang dengan pelanggan. Namun,
dalam ekonomi global saat ini, FDI juga tumbuh di sektor jasa. Exhibit 1.7 menunjukkan distribusi
perubahan jenis FDI.
Munculnya Low-Cost Countries: Pentingnya Faktor Pendorong Globalisasi
Negara dengan biaya rendah memiliki dua peran sebagai pendorong globalisasi. Pertama, mereka
memicu perdagangan dan investasi oleh perusahaan multinasional yang mencari platform murah
untuk memproduksi barang atau jasa seperti teknologi informasi dan call center. Kedua, beberapa
negara-negara berbiaya rendah menjadi apa yang disebut Boston Consulting Group sebagai negara
yang berkembang pesat secara ekonomi (RDEs). Perkembangan ekonomi yang cepat pada negara-
negara dengan biaya rendah seperti Cina, India, Meksiko, dan Brasil tidak hanya menyediakan
tempat produksi murah tetapi juga memiliki pasar yang berkembang bagi penjualan multinasional.
Negara-negara ini secara keseluruhan diharapkan melihat pertumbuhan $ 2.3 triliun dalam GDP
22
dekade berikutnya dibandingkan dengan $ 3.15 triliun yang diharapkan untuk Triad selama
periode yang sama. Namun, pertumbuhan ini merupakan jalan dua arah seperti negara-negara
dengan pertumbuhan ekonomi cepat yang menggunakan keuntungan dari investasi asing untuk
mengembangkan perusahaan lokal dengan cepat menjadi pesaing dunia. Perusahaan alat rumah
tangga Haier Group China adalah contoh utama. Dengan $ 10 miliar pendapatan perusahaan dan
nomor satu di Cina untuk peralatan rumah tangga full line, Haier Group telah menghasilkan 10
persen dari penjualan dari luar China.
Penghematan biaya penempatan dalam low-cost countries untuk organisasi manufaktur
tertentu ditunjukkan pada Exhibit 1.8. Perbedaan biaya yang signifikan antara low-cost countries
(LCC) dan negara maju mendorong perusahaan-perusahaan seperti Motorola untuk mendirikan
pabriknya di LCC seperti China, atau perusahaan seperti Walmart untuk memasok barang atau jasa
dari perusahaan LCC setempat. Seperti yang akan kita lihat di bab berikutnya, meskipun teori
perdagangan tradisional menunjukkan bahwa kita semua mendapatkan keuntungan dari
pekerjaan yang berpindah-pindah dimana pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan
semurah-murahnya, ada beberapa pihak yang dirugikan oleh pergeseran pekerjaan dari negara
maju ke LCC.
Untuk menunjukkan dampak LCC pada peta persaingan kompetitif di dunia, BCG
menggunakan pemetaan matriks yang menunjukkan produksi negara-negara industri yang sedang
beralih ke LCC baik melalui outsourcing atau offshoring. Internasional outsourcing dilakukan ketika
sebuah perusahaan di satu negara melakukan kontrak dengan sebuah perusahaan di negara lain
untuk melakukan beberapa fungsi bisnis. Offshoring dilakukan ketika sebuah perusahaan di satu
negara memindahkan fungsi bisnis seperti manufaktur ke negara lain, biasanya untuk mengambil
keuntungan dari biaya yang lebih rendah. Exhibit 1.9 menunjukkan beberapa contoh dari
outsourcing dan offshoring, dan Exhibit 1.10 menunjukkan matriks BCG untuk berbagai industri di
Amerika Serikat.
23
24
Perusahaan obat di seluruh dunia telah menggeser beberapa manufaktur dan pengembangan
farmasi ke LCC yang didorong oleh penghematan biaya yang sama di industri lain. Baru-baru ini
perusahaan seperti Pfizer dan Eli Lilly dari Amerika Serikat dan Roche Holding Swiss sudah mulai
melakukan offshoring dan outsourcing untuk uji klinis pengembangan obat-obatan baru di negara-
negara seperti India, Brazil, China, dan Meksiko. Dokter India seperti Dr Arvind Sosale Rumah Sakit
Diacon di Bangalore melaporkan tidak kesulitan mendapatkan relawan, tidak seperti kasus untuk
pasien dari negara-negara maju, di mana para peserta sering lebih waspada dan tidak bersedia
untuk mencoba obat baru.
Di negara miskin seperti India, orang lebih cenderung tertarik pada obat bebas dan
perhatian khusus untuk berpartisipasi. Meskipun pemerintah India baru-baru ini melembagakan
kontrol yang lebih ketat dari uji klinis obat, beberapa masih berpikir penggunaan subjek orang
miskin dan buta huruf sering merupakan bentuk eksploitasi. Mengingat pertumbuhan empat kali
lipat 2001-2003, perkiraan adalah bahwa industri pengujian obat akan tumbuh lebih cepat.
Meskipun pemerintah India baru-baru ini menerapkan kontrol yang lebih ketat terhadap uji klinis
obat, beberapa masih berpikir untuk melakukan uji klinis seringkali terhadap masyarakat miskin
dan buta huruf yang merupakan bentuk eksploitasi. Mengingat pertumbuhan empat kali lipat dari
tahun 2001-2003, diperkirakan bahwa industri pengujian obat akan tumbuh lebih cepat. Sebagai
manajer multinasional untuk sebuah perusahaan obat, bagaimana Anda akan menanggapi hal ini?
Sumber: Berdasarkan Sarith Rai, 2005, “Drug companies cut costs with foreign clinical trails,”New
York Times, February 24, p. C5; Andrew Pollack, 2005, “Medical companies joining offshore trend,
too,”New York Times, February 24, pp. A1, C4.
Satu sisi pada matriks dalam Exhibit 1.10 menunjukkan penetrasi pasar produk murah di AS dan
sisi lain matriks menunjukkan persentase pertumbuhan. Hal ini akan memberikan kita gambaran
tentang jenis produk yang banyak berasal dari LCC melalui outsourcing dan offshoring dan mereka
25
cenderung melakukannya lagi. Sebuah matriks yang sama dapat diterapkan pada area layanan
seperti call center, semakin banyak diserahkan atau di-offshore ke India.
Outsourcing dan Offshoring bukanlah ancaman bagi pemberi dan penerimanya. Seringkali
kita mendengar orang yang kehilangan pekerjaannya di suatu negara ketika mereka harus
dipindahkan ke negara lain. Namun, hal tersebut bukanlah salah satu masalah etika yang
potensial. Sistem etika dan kelembagaan mungkin berbeda di negara-negara tuan rumah dengan
cara yang memungkinkan perilaku perusahaan multinasional perlu dipertanyakan. Di atas
merupakan contoh salah satu tantangan etis.
Outsourcing dan Offshoring tidak terbatas bagi perusahaan-perusahaan multinasional
besar. Usaha kecil juga melakukan tindakan. IB Small Business Insight pada halaman selanjutnya
memberikan contoh upaya sebuah perusahaan Swedia untuk mengambil keuntungan dari manfaat
yang sama dicari oleh perusahaan besar.
Pergeseran produksi dan jasa ke LCC juga menciptakan potensi kelompok pesaing baru di
pasar dunia. Seperti disebutkan di atas, hal ini merupakan negara-negara perekonomian yang
berkembang cepat seperti China, India, Meksiko, Brasil, dan beberapa negara di Asia Tenggara dan
Eropa Timur.
Apa yang harus dilihat oleh perusahaan-perusahaan ini? Lihatlah pada papan skor tahunan
Fortune Global 500 baru-baru ini mengenai 500 perusahaan global terbesar yang menunjukkan
peningkatan kehadiran perusahaan dari pasar negara berkembang dan RDE. Pada titik ini,
perusahaan Korea, Rusia, dan Cina mendominasi peringkat atas untuk pasar negara berkembang.
Meskipun AS memimpin daftar Global 500, China kini memiliki 29 anggota dan Korea memiliki 15
anggota.
Sebagian besar offshoring jasa sejauh ini telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar –
tetapi perusahaan yang lebih kecil juga mulai memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh
peningkatan daya jual layanan. Global Refund – pemasok terkemuka jasa keuangan yang
26
memungkinkan wisatawan untuk mengumpulkan pajak pengembalian – merupakan contoh yang
baik.
Global Refund mempekerjakan 800 orang di seluruh dunia, di sekitar 35 negara. Tetapi
Global Refund berasal dari Swedia, namun secara hukum terdaftar di Belanda (terutama untuk
tujuan pajak). Teknologi informasi memungkinkan kita untuk menemukan berbagai fungsi kantor
pusat ke lokasi yang berbeda: chief executive officer (CEO) yang berasal dari Swiss, fungsi
pemasaran dan keuangan berada di Swedia, IT dan fungsi pemrosesan transaksi dijalankan dari
Austria, dan segmen usaha tertentu dikelola dari Singapura.
Pada awal tahun 2004, Global Refund sedang dalam proses konsolidasi back-office dibagi
menjadi dua "pusat keunggulan" di Eropa. Setelah konsolidasi, dicoba dan diuji, sebagai langkah
kedua, perusahaan dapat melakukan offshore pada pada fungsi-fungsi ini dan membangun afiliasi
asing di lokasi dengan biaya rendah baik dalam CEE atau Asia.
Perusahaan juga telah memilih untuk melakukan offshore beberapa layanan melalui
outsourcing. Dalam satu segmen usaha, semua pekerjaan pemrosesan transaksi telah diserahkan
kepada penyedia layanan lokal di Singapura, pengembangan perangkat lunak untuk pasar Eropa
telah diserahkan kepada sebuah perusahaan lokal di Bulgaria, dan pengembangan perangkat lunak
untuk mendukung kawasan Asia-Pasifik dilakukan oleh perusahaan lokal di India. Ada juga rencana
untuk membangun captive call center di lokasi yang murah (captive call center merupakan salah
satu yang dimiliki oleh perusahaan, bahkan jika di lokasi yang asing).
Perusahaan memandang layanan offshoring sebagai proses yang diperlukan untuk
meningkatkan daya saing. Dengan mengkonsolidasikan fungsi-fungsi tertentu di pusat-pusat
keunggulan, perusahaan telah mampu meraup skala ekonomi, menghindari duplikasi pekerjaan,
meningkatkan keterampilan pekerja, dan dengan demikian mengurangi biaya serta meningkatkan
kualitas layanan yang dilakukan.
Sumber: UNCTAD, 2004, World Investment Report, Geneva and New York: United Nations.
Naiknya harga minyak membantu perusahaan Rusia Gazprom berada di urutan 50 teratas
dan perusahaan China Sinopec berada di urutan 20 teratas. Perusahaan Korea Samsung, yang
dikenal karena chip memory-nya, LCD panel display, dan ponsel, juga masuk dalam urutan 50
teratas. Menurut studi yang dilakukan Boston Consulting Group baru-baru ini, 100 teratas
27
penantang global yang perlu diperhatikan dari RDE, sebagian besar perusahaan berasal dari China,
diikuti oleh India dan Brazil. Perusahaan Cina termasuk Chery Automotive, produsen mobil Cina
yang terkemuka saat ini membangun pabrik di Eropa Timur dan Amerika Selatan, dan Changhong
Electric, menanamkan sebesar $ 2.6 miliar untuk kegiatan operasinya di Australia, Eropa, dan
Amerika Serikat. Perusahaan Brasil termasuk JBS-Friboi, pengolah daging sapi dan daging babi
terbesar di Amerika Latin baru-baru ini mengakuisisi perusahaan AS Swift & Co. Dari India, ada
Suzlon Energy, perusahaan terbesar kelima untuk kapasitas energi angin. Ada sedikit keraguan
bahwa dalam waktu dekat banyak perusahaan-perusahaan dari RDE akan menjadi buah bibir di
seluruh dunia.
Perdagangan global memiliki dua efek penting dalam mengembangkan pesaing baru.
Pertama, ketika perusahaan multinasional besar menggunakan negara-negara berkembang
sebagai platform dengan upah rendah untuk perakitan teknologi tinggi, mereka juga memfasilitasi
transfer teknologi. Hal ini berarti bahwa para pekerja dan perusahaan di negara-negara
berkembang harus mempelaajari keterampilan baru ketika perusahaan multinasional besar
Perusahaan jasa teknologi informasi (TI) India seperti Wipro dan Infosys menginginkan lebih dari
sekedar sumber daya outsourcing TI berbiaya rendah bagi perusahaan-perusahaan AS dan Eropa.
Mereka ingin mengalahkan IBM dan Accentures dengan menjadi Walmart-nya teknologi informasi,
mengubah rekayasa perangkat lunak dan proses bisnis seperti menjalankan call center menjadi
komoditas yang bisa diproduksi dengan murah dan dijual dalam volume besar di seluruh dunia. Di
India, dimana gaji insinyur terbaik kurang dari $10.000 per tahun dan perusahaan terbaik
memenuhi atau melampaui standar global, hal ini bisa menjadi masa depan yang baik bagi India.
“Hampir semua yang dapat dilakukan, dapat kami lakukan dengan lebih cepat, lebih murah, dan
lebih baik,” kata Nadan Nilekani, CEO Infosys. Pendapatan India dari proses bisnis outsourcing
telah berkembang sekitar $ 4 miliar per tahun selama beberapa tahun terakhir.
Strategi perusahaan India adalah untuk menjaga 80 persen nilai tambah dari biaya rendah
India saat menggunakan konsultan lokal di negara-negara lain untuk berhubungan langsung
28
dengan pelanggan. Wipro, misalnya, baru-baru ini mengakuisisi NerveWire, sebuah perusahaan
Massachusetts, dan Infosys mendirikan sendiri anak perusahaannya, Progeon di Australia.
Perusahaan multinasional seperti IBM dan GE Capital menghadapi tantangan biaya rendah dengan
memiliki captive unit mereka sendiri di India. Manajer India, bagaimanapun, berpikir bahwa
mereka memiliki keunggulan kompetitif karena mereka tahu negara mereka sendiri dengan lebih
baik.
Sumber: Berdasarkan The Economist, 2004, “The latest in remote control,” www.economist.com,
September 9; The Economist, 2004, “Faster, cheaper, better,” www.economist.com, November 11.
menggunakannya sebagai tempat perakitan dan biaya produksi murah. Di negara-negara dimana
para pekerjanya terlatih dengan baik dan termotivasi, perakit sebelumnya sering bertindak
menjadi pencipta daripada pembuat teknologi maju. Kedua, perusahaan multinasional yang
agresif dari negara-negara berkembang uga memperluas usaha mereka di luar negeri. Perhatikan
IB Strategic Insight di atas bagi perusahaan jasa teknologi informasi India yang akan datang. Hal ini
menunjukkan tidak hanya bagaimana pesaing yang lebih kecil dapat tumbuh untuk menantang
setiap perusahaan, tetapi juga bagaimana informasi dan teknologi web dapat digunakan dengan
sukses.
Teknologi Informasi Dan Internet: Perangkat Penting Bagi Perusahaan Yang Tersebar Di
Dunia
Ledakan pertumbuhan pada kemampuan teknologi informasi dan internet meningkatkan
kemampuan perusahaan multinasional untuk menjangkau pelanggan dalam ekonomi global dan
untuk mengelola operasi di seluruh dunia. Karena situs web apapun dapat diakses oleh siapa saja
yang memiliki akses ke komputer, Internet memudahkan perusahaan untuk go international.
Artinya, dengan populasi online global melebihi 600 juta, orang bisa berbelanja di mana saja dan
perusahaan dapat menjual dimana saja.
Komunikasi elektronik (e-mail, World Wide Web, dan lain-lain) memungkinkan perusahaan
multinasional untuk berkomunikasi dengan anak perusahaannya di seluruh dunia. Teknologi
informasi memperluas jangkauan organisasi global. Perusahaan multinasional saat ini dapat
memantau kegiatan operasinya di seluruh dunia ke tingkat yang mungkin belum pernah terjadi.
29
Teks dan informasi grafis dapat mengalir ke setiap bagian dunia hampir seketika. Kantor pusat,
penelitian dan pengembangan, manufaktur, atau penjualan dapat ditempatkan dimana saja
asalkan ada komputer. Karena karyawan, pemasok, dan pelanggan tersebar secara geografis,
organisasi menjadi virtual – yang dihubungkan oleh oleh jaringan komputer. Teknologi informasi
memungkinkan semuanya terjadi.
Teknologi informasi juga memacu pasar keuangan tanpa batas. Investor sudah mulai go
international, dan perusahaan di masa depan akan mendapatkan pembiayaan tidak hanya di pasar
saham atau obligasi setempat tetapi di pasar global yang mencari perusahaan terbaik di seluruh
dunia.
Penurunan harga dan peningkatan kecanggihan sistem komputer juga mempengaruhi
globalisasi. Perusahaan kecil sekarang dapat memiliki komputer yang dimiliki perusahaan
multinasional beberapa tahun lalu. Demikian pula, komputer murah dan siap pakai memungkinkan
perusahaan di negara-negara miskin untuk menghasilkan keuntungan teknologi yang sebelumnya
diperuntukkan bagi orang kaya. Penggunaan teknologi informasi dan internet juga mempercepat
faktor pendorong globalisasi lainnya. Karena banyak perusahaan sekarang menggunakan Web
untuk mencari pemasok, sehingga lebih mudah untuk menjadi pelanggan global.
Peningkatan Produk, Jasa, dan Pelanggan Global
Meskipun negara-negara memiliki sistem budaya, politik, dan ekonomi yang berbeda, pelanggan di
berbagai negara semakin menginginkan produk dan layanan serupa. Misalnya, produsen pesawat
seperti Boeing dan Airbus dan makanan cepat saji seperti Kentucky Fried Chicken menawarkan
produk yang sama atau serupa pada pasar yang berbeda. Ketika perusahaan dapat menjual
produk yang sama atau memberikan layanan yang sama tanpa melihat kewarganegaraan
pelanggan, industri tersebut memiliki produk global. Ketika suatu perusahaan memiliki banyak
produk global, perusahaan akan cenderung bersaing secara global.
Mungkin karena didorong oleh munculnya pelanggan serupa di seluruh dunia, pelanggan
juga melintasi batas negara dan menjadi pelanggan global. Pelanggan global mencari produk dan
jasa yang mengabaikan batas-batas nasional, bukan mencari harga dan kualitas terbaik daripada di
negara mereka sendiri. Perusahaan cenderung melakukan pembelian industri daripada bergerak
secara individu untuk menjadi pelanggan global. 70 persen global e-commerce berasal dari
transaksi business-to-business. Namun, dengan meningkatnya penggunaan web store Namun,
30
dengan meningkatnya penggunaan, beragam situs tersedia bagi pelanggan di seluruh dunia
sehingga siapapun dapat menjadi pelanggan global dengan sebuah komputer. Banyak dari kita
mencari harga yang lebih baik dan sudah menjadi pelanggan global dengan membeli buku atau
peralatan komputer dari luar negara asal kita. Lawan dari IB Strategis Insight menunjukkan
bagaimana beberapa individu menjadi pelanggan global untuk memenuhi kebutuhan perawatan
kesehatan mereka.
Meningkatnya kebutuhan pelanggan yang sama dan kesediaan pelanggan untuk
berbelanja secara global mendorong kecepatan globalisasi karena perusahaan lebih cenderung
menawarkan satu produk untuk semua orang, yang memungkinkan setiap pelanggan sesuatu dari
mana saja. Kecenderungan ini akan terus berlangsung karena negara berkembang tidak hanya
bergerak sebagai tempat produksi murah, dan sebaliknya, menjadi pusat pertumbuhan konsumen.
India menarik sekitar 150.000 wisatawan medis per tahun. Mereka adalah orang-orang yang
mencari prosedur medis dengan biaya murah di luar negeri, yang disebut pelanggan global untuk
perawatan kesehatan. Sebuah studi oleh McKinsey dan lobi bisnis India memperkirakan bahwa
pelanggan asing untuk pelayanan medis bisa memberikan India pendapatan sebesar $ 2,2 miliar
pada tahun 2012.
Mengapa pergi ke India hanya untuk operasi? India memiliki sejumlah besar dokter
berkualitas baik dan rumah sakit modern seperti Rumah Sakit Apollo. Didirikan oleh seorang
spesialis jantung yang juga pengusaha Prathap Reddy, cabang Apollo memiliki lima rumah sakit di
India, semua dilengkapi dengan peralatan medis kontemporer. Rumah sakit Apollo dapat
melakukan penggantian sendi, transplantasi jantung, operasi katarak, dan perawatan elektif
seperti in vitro fertilizations untuk sepertiga dari biaya prosedur yang sama di Eropa Barat.
Saat ini target pasar India adalah warga asingg yang mungkin mengambil bagian dari
prosedur medis elektif saat mengunjungi keluarga mereka, dan orang-orang yang merasa
terbebani dengan sistem kesehatan mereka di Inggris dan Kanada, dimana mereka membutuhkan
waktu yang lama untuk pembayaran perawatan medis oleh asuransi negara dan pembiayaan
31
sendiri sangat mahal. Dalam jangka panjang, namun, Dr. Reddy berharap untuk membujuk
perusahaan asuransi kesehatan di negara-negara maju untuk mencari biaya yang lebih rendah
dengan bekerja sama dengan India.
Di negara berkembang yang hanya memiliki seperlima banyaknya dokter per kapita AS,
tidak semua orang di India melihat alokasi perawatan medis terbaik bagi warga asing sebagai hal
yang baik.
Sumber: The Economist, 2004, “Get well away,” www.economist.com, October 7.
Dapatkah Saya Membelinya Di Jerman Dan Menggunakannya Di Jepang ? Kebutuhan
Bagi Standar Global
Semakin banyak, terutama untuk produk-produk teknis, standar desain global menjadi umum.
Misalnya, kita dapat membeli pin drive untuk komputer kita di Paris dan menggunakannya di
Nebraska. Mengapa demikian? Mungkin alasan yang paling penting adalah sekalinya standar
produk diterima secara global maupun regional, produsen hanya perlu menghasilkan satu atau
beberapa versi produk dan masih bisa menjual di seluruh dunia. Karena standar menjadikan biaya
lebih murah daripada membuat puluhan versi yang berbeda, satu untuk masing-masing negara,
setiap orang diuntungkan dengan biaya produk yang lebih rendah dan perusahaan menghadapi
sedikit hambatan untuk menjual di luar negeri. Pembuat komponen juga lebih efisien dengan
desain produk yang lebih sedikit. Tekanan kompetitif untuk menghemat uang dengan
mengembangkan satu produk untuk semua orang kemungkinan akan meningkat sebagai produk
yang diperkenalkan ke pasar dunia. Keuntungan strategis yang luar biasa ada bagi perusahaan-
perusahaan yang dapat menetapkan standar mereka yang dominan baik secara regional maupun
di seluruh dunia. Sebagai contoh, perusahaan yang mengembangkan dan mengerahkan standar
generasi berikutnya untuk mendownload video di ponsel akan memiliki posisi dominan di pasar.
Meskipun standardisasi global telah berkembang secara substansial, hal tersebut belum
lengkap. Misalnya, Eropa dan Amerika Utara memiliki format yang berbeda untuk TV dan VCR, dan
salah satunya masih membutuhkan ponsel tri-band untuk mengakses sistem di banyak negara.
Dan jangan lupa bahwa ketika kita mengalirkan arus listrik, plug-in sering berbeda antara satu
negara dengan negara yang lain. Namun, setidaknya kebanyakan laptop sekarang cukup “pintar”
dalam menyesuaikan perbedaan tegangan secara otomatis.
32
Memenuhi standar resmi bagi konsistensi dalam hal kualitas saat ini merupakan
persyaratan untuk melakukan bisnis di banyak negara. International Organization for
Standardization (ISO), di Jenewa, Swiss, mengembangkan seperangkat standar teknis dikenal
sebagai ISO 9001 untuk kualitas di bidang manufaktur dan ISO 14000 untuk manajemen
lingkungan. Menurut ISO, "Standar ISO 9000 dan ISO 14000 diterapkan oleh sekitar 634.000
organisasi di 152 negara.” Memenuhi standar ini berarti bahwa perusahaan memproduksi produk
yang persis seperti yang ditentukan secara teknis dan lingkungan.
Kepatuhan ISO merupakan bagian dari kebijakan keamanan produk di banyak negara
Eropa. Banyak perusahaan multinasional besar Eropa seperti Siemens Jerman saat ini memerlukan
pemasok yang bersertifikat ISO. Akibatnya, dalam rangka melakukan bisnis di Uni Eropa, tekanan
meningkat bagi AS dan negara-negara lain untuk memenuhi persyaratan mutu dan standarisasi
ISO.
Penjelasan di atas memberikan pemahaman akan banyaknya faktor yang menyebabkan
lingkungan bisnis global. Namun, karena lebih banyak perusahaan multinasional yang memasuki
dunia investasi dan perdagangan internasional, mereka dipaksa untuk menerapkan praktek-
praktek yang lebih ramah lingkungan. Selanjutnya kita membahas isu-isu yang berkaitan dengan
tanggung jawab lingkungan.
Kelestarian Dan Tanggung Jawab Lingkungan
Sebagian besar perusahaan, baik lokal maupun internasional, sedang ditekan untuk melaksanakan
praktek-praktek berkelanjutan. Praktek-praktek berkelanjutan mengacu pada praktek-praktek
bisnis yang meminimalkan dampak kegiatan operasi bisnis pada lingkungan bumi sehingga
meningkatkan kemampuan ekosistem bumi agar tetap sehat dan terus berfungsi tanpa batas.
Misalnya saja, Walmart telah bekerja sama dengan pemasoknya untuk mengurangi limbah
kemasan, sementara Nike telah menghilangkan bahan kimia beracun dari sepatunya. Selain itu,
PepsiCo baru-baru ini memberikan hibah yang cukup besar kepada Earth Institute di Columbia
University untuk membantu organisasi non-profit mengembangkan kegiatan setempat yang
memberikan dampak besar bagi lingkungan untuk membantu penduduk di negara-negara kurang
berkembang agar memiliki akses air.
33
Sebuah studi baru-baru ini oleh kelompok eksekutif McKinsey menunjukkan bahwa
lingkungan telah menjadi salah satu prioritas utama bagi sebagian besar eksekutif di seluruh dunia.
Bahkan, sebagian besar eksekutif menganggap perubahan iklim sebagai salah satu isu utama yang
perlu dipertimbangkan ketika menyusun strategi mereka secara keseluruhan. Exhibit 1.11
menunjukkan persentase eksekutif yang merasa bahwa perubahan iklim merupakan pertimbangan
penting ketika menyusun strategi perusahaan secara keseluruhan.
Mengapa isu kelestarian dan lingkungan menjadi begitu penting? Karena sebagian
masyarakat peduli tentang dampak pemanasan global dan emisi gas rumah kaca, manajer menjadi
semakin khawatir akan dampak dari tindakan mereka pada pemegang saham, serta bagaimana
tindakan tersebut akan muncul di media. Namun, studi baru-baru ini yang dilakukan oleh
PricewaterhouseCoopers juga menunjukkan bahwa banyak eksekutif merasa bahwa kebutuhan
untuk “go green” juga dapat menghadirkan peluang pasar yang signifikan bagi perusahaan. Banyak
perusahaan yang melihat peningkatan permintaan pelanggan untuk produk ramah lingkungan.
Namun, di luar faktor pendorong ekonomi, banyak perusahaan multinasional yang terlibat dalam
praktek-praktek berkelanjutan untuk alasan lain. Beberapa perusahaan multinasional yang proaktif
dan menerapkan praktek-praktek berkelanjutan untuk menghindari undang-undang pemerintah di
masa depan. Perusahaan lain menerapkan praktek-praktek berkelanjutan untuk mengurangi biaya.
Pendahuluan ini hanya memberikan kita sedikit gambaran singkat betapa menariknya
dunia bisnis internasional. Sebelum kita melanjutkan ke bab lain, sesi berikutnya memberikan kita
gambaran singkat dari apa yang diharapkan dalam buku ini.
34
Bisnis Internasional: Sebuah Pendekatan Strategis
Buku ini mengambil pendekatan strategis terhadap bisnis internasional. Mengapa ? Karena
strategi terpusat pada bagaimana cara bersaing dengan sukses dalam ekonomi global.
Strategi didefinisikan di sini sebagai aktivitas yang dilakukan manajer untuk mengalahkan
perusahaan lain dengan meningkatkan dan mempertahankan kinerja organisasi yang unggul.
Formulasi strategi merupakan proses yang manajer gunakan untuk menyusun strategi.
Implementasi strategi mencakup segala aktivitas yang harus dijalankan manajer dan organisasi
untuk mencapai tujuan strategi.
Dari sudut pandang perusahaan multinasional dan para manajernya, strategi harus
mencakup manuver dan taktik yang digunakan untuk menghadapi operasi dan persaingan di lebih
dari satu negara, dengan masing-masing keunikan sistem budaya dan politiknya, sistem hukum,
kepercayaan, dan keuangannya. Sebaliknya, strategi yang lebih kompleks membutuhkan
implementasi strategi multinasional untuk menghadapi tantangan tambahan, meliputi kebutuhan
untuk memahami kondisi sistem ekonomi, budaya, hukum, keuangan, dan norma yang berbeda.
Dengan demikian, tidak hanya kita perlu memahami sistem yang kompleks di negara tempat kita
melakukan bisnis internasional, tetapi juga, sebagai manajer internasional yang potensial, kita
harus mengembangkan sistem manajemen untuk melaksanakan strategi yang melampaui batas-
batas domestik.
Kesimpulan Bab
Karena kita berada di era global, perhatian khusus telah ditujukan untuk kekuatan yang
mendorong terjadinya globalisasi. Hal ini merupakan masalah-masalah lingkungan utama yang
mempengaruhi perusahaan multinasional dan para manajernya. Perdagangan dan investasi dunia
tumbuh dengan pesat tetapi tidak selalu konsisten, menjadikan perekonomian lebih terhubung
dan menciptakan baik peluang maupun ancaman bagi perusahaan lokal dan perusahaan
multinasional. Pesaing baru yang kuat dan lebih termotivasi berdatangan dari negara-negara
dengan biaya rendah di Asia, Amerika, dan Eropa Timur. Pelanggan, produk, dan standar lebih
mendunia. Meningkatnya penerapan teknologi dan biaya teknologi informasi yang lebih rendah
35
memicu pengembangan perusahaan global agar lebih mudah melakukan kegiatan operasional di
seluruh dunia.
Manajer-manajer multinasional generasi berikutnya akan membutuhkan kemampuan
yang tidak selalu diperlukan bagi manajer lokal saja. Mungkin karakteristik yang paling menyeluruh
adalah pola pikir global (global mindset). Manajer dengan pola pikir global mengerti perubahan
pesat yang terjadi pada lingkungan bisnis dan ekonomi. Mereka dapat melihat dunia sebagai
integrated market, namun menghargai dan memahami beragam perbedaan budaya dunia dan
lembaga-lembaga sosial.
36
REFERENSI
Cullen, John. B dan K. Praveen Parboteeah. 2010. International Business: Strategy And
Multinational Company. New York: Routledge.