Upload
dianangrianylalimbat
View
46
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dekommpensasi kordis
Citation preview
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
“ DEKOMPENSASI KORDIS “
Di Susun oleh
Kelompok 9
DIAN ANGRIANI LALIMBAT
SUSANTI TONE
MADE RADIYASE
FRANGKI USMAN
D IV keperawatan II. A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
T.A 2014/2015
DECOMPENSASI CORDIS
1. Definisi
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung untuk mempertahankan peredaran
darah sesuai kebutuhan tubuh.
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimana
fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya akan oksigen ke tubuh
tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (J. Charles Reeves dkk, 2001)
2. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala penyakit jantung congenital
maupun yang didapat.
Secara umum, gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokan
menjadi :
1. Disfungsi miokard
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
jantung yaitu :
Iskemia miokard
Infark miokard
Miokarditis
Kardiomiopati
2. Beban tekanan berlebihan pada sistolik (sistolik overload)
Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah
ventrikel atau isi sekuncup, misalnya pada pasien :
Stenosis aorta
Hipertensi
3. Beban volume berlebihan pada diastolic (diastolic Overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan
menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank
Starling ; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung,
tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru
akan menurun kembali. Misalnya pada :
Insufisiensi katub mitral dan trikuspidalis
Transfusi berlebihan
4. Peningkatan kebutuhan metabolic (demand overload)
Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung di mana
jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah
jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh.
Anemia
Regurgitasi katup
Beri-beri
Penyakit paget
5. Gangguan pengisian ventrikel
Primer (gagal distensi sistolik)
Perikarditis restriktif
Temponade jantung
Sekunder
Stenosis mitral
Stenosis trikuspidalis
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanan
sirkulasi yang mendadak dapat berupa :
1. Aritmia
Aitmia akan mengganggu fungsi mekanisme jantung dengan mengubah rangsangan
listrik yang memulai respon mekanis
2. Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru
Respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa jantung untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan metabolisme yang meningkat
3. Emboli paru
Emboli paru secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap reaksi ventrikel
kanan, pemicu terjadinya gagal jantung kanan.
3. Manifestasi klinik
a. Gagal jantung kiri
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguann pada mekanisme control
pernapasan.
Gejala ;
Dispnea
Orthopnea
Paroximal nocturnal dispnea
Batuk
Mudah lelah
Ronchi
Gelisah
cemas
b. Gagal jantung kanan
Menyebabkan peningkatan vena sistemik, gejala :
Edema perifer
Peningkatan BB
Distensi vena juglaris
Hepatomegali
Anorexia
mual
c. Secara luas peningkatan COP dapat menyebabkan perfusi ke jaringan rendah,, sehingga
menimbulkan gejala ;
Pusing
Kelelahan
Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas
Ekstermitas dingin
d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta aldosteron dan retensi cairan
dan natrium yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler
4. Patofisiologi
a. Mekanisme dasar
Kelainan kkontraktilitas pada jantung akan mengganggu kemampuan pengosongan
ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi cardiac output dan
meningkatkan volume ventrikel.
Dengan meningkatnya EVD (volume akhir diastolic ventrikel) maka terjadi pula
peningkatan tekanan akhir diastolic kiri (LEVD). Dengan meningkatnya LEVD, maka
terjaddi pula peningkatan tekanan atrium (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan
langsung kedalam anyaman vaskuler paru-paru meningkatkan tekanan kapiler dan vena
paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan
osmotic vaskuler maka akan terjadi transudasi cairan melebihi kecepatan drrainnase
limfatik, maka akan terjadi edema interstitial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat
mengakibatkan cairan merembes ke alveoli dan terjadilah edema paru.
b. Respon kompensatorik
1). Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik
Menurunnya cardiac output akan meningkatkan aktivitas adrenergic simpatik yang dengan
merangsang pengeluaran katekolamin dan saraf-saraf adrenergic jantung dan medulla
adrenal.
Denyut jantung dan kekuatan kontraktil akan meningkat untuk menambah cardiac output
(CO), juga terjadi vasokntriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan retrbusi
volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ-organ yang rendah
metabolismenya, seperti kulit dan ginjal perifer agar perfusi kejantung dan ke otak dapat
dipertahankan. Vasokontriksi akan meningkatkan aliran balik vena kesisi kanan jantung
yang selanjutnya akan menambah kekuatan kontriksi.
2). Meningkatnya beban awal akibat aktivitas system rennin angiotensin aldosteron (RAA)
Aktifitas RAA menyebabkan retensi Na dan air olehh ginjal, meningkatkan volume
ventrikel-ventrikel tegangan tersebut. Peningkatan beban awal ini akan menambah
kontrakbilitas miokardium.
3). Atropi ventrikel
Respon kompesantorik terakhir pada gagal jantung adalah hidrotropik miokardium akan
bertambah tebalnya dinding miokardium.
4). Efek negative dari respon kompensantorik
Pada awalnya respon koompensatorik menguntungkan namun pada akhiirnya dapat
menimbulkan berbagai gejala , meningkatkan laju jantung dan memperburuk tingkat gagal
jantung .
Resistensi jantung yang yang dimaksud untuk meningkatkan kekuatan kontraktilitas dini
mengakibatkan bendungan paru-paru dan ven sistemik dan edema,, fase kontruksi arteri
dan redistribusi aliran darah mengganggu perfusi jaringan pada anyaman vaskler yang
terkena menimbulkan tanda serta gejala, misalnya berkurangnya jumlah air kemih yang
dikeluarkan dan kelemahan tubuh. Vasokontriksi arteri juga menyebabkan beban akhir
dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi ventrikel, beban akhir juga meningkat
kalau dilatasi ruang jantung.
Akibatnya kerja jantung dan kebutuhan miokard akan oksigen juga meningkat, juga
ditambah lagi adanya hipertensi miokard dan perangsangan simpatik lebih lanjut. Jika
kebutuhan mikard akan oksigen tidak terpenuhhi maka akan terjadi iskemia miokard,
akhirnya dapat timbul beban miokard yang tinnggi dan serangan gagal jantung yang
berulang.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Anamnesis .Pada anamnesis, bagian yang dikaji adalah keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat penyakit dahulu.
Keluhan Utama
Keluhan yang paling sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan, meliputi dispnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik.
Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dengan melakukan
serangkaian pertanyaan tentang kronologiis keluhan utama. Pengkajian yang
didapat dengan adanya gejala-gejala kogesti vascular pulmonal adalah
dispnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksimal, batuk dan edema pullmonal
akut. Pada pengkajian dispnea (dikarakteristikan oleh pernapasan cepat ,
dangkal, dan sensasi kulit dalam mendapatkan udara yang cukup untuk
menekan klien) apakah menggangu aktivitas lainnya seperti keluhan tentang
insomnia, geliah, atau kelemahan yang disebabkan oleh dispnea.
Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji apakah sebelumnya klien
pernah menderita nyeri dada khas infark miokardium, hipertensi, DM, dan
iperlipidemia. Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa dimnum oleh kien
pada masa lalu yang masih relevan. Obat-obatan ini meliputi obat diuretic,
nitrat, penghambat beta, serta obat-obat anti hipertensi. Catat adanya efek
samping yang terjadi dimasa lalu. Juga harus tanyakan adanya alergi obat, dan
tanyakan reaksi apa yang timbul, seringkali klien mengacaukan suatu alergi
dengan efek samping obat.
Data dasar pengkajian fisik :1). Aktivitas / istirahat Gejala :
Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari Insomnia Nyeri dada dengan aktivitas Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga
Tanda Gelisah , perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada aktivitas
2). Sirkulasi Gejala : Riwayat hipertensi, MCI, episode gagal jantung kanan sebelumnya Penyakit katub jantung, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok
septic, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen, sabuk terlalu kuat (pada gagal jantung kanan)
Tanda : TD mungkin menurun (gagal pemompaan), normal GJK ringan / kronis atau
tinggi Tekanan nadi menunjukn peningkatan volume sekuncup Frekuensi jantung takikardi (gagal jntung kiri) Irama jantung : sistemik, misalnya ; fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel
premature/takikardi blok jantung Nadi apical distrimia Warna kulit ; kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian kapiller lambat Hepar ; pembesaran / dapat teraba, reflek hepato jugularis Bunyi napas ; krekels, ronchi
3). Integritas egoGejala : Ansietas, khwatir, takut Stress yang berhubungan dengan penyakit/financialTanda Berbagai manifestasi perilaku , misalnya ; ansietas, marah, ketakutan
4) eliminasiGejala ;
Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari (nokturia), diare/konstipasi
5). Makanan / cairan Gejala ; Kehilangan nafsu makan Mual/ muntah Penambahan BB signifikan Pembengkakan pada ekstremitas bawah Pakaian/ sepatu terasa sesakTanda ; penambahan BB cepat distensi abdomen, edema
6). HygieneGejala : keletihan, kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
tanda:
penampilan menandakan kelalaian perawatan personal 7). Neurosensori
Gejala : kelemahan, peningkatan episode pingsantanda : letargi, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung
8). Nyeri/ kenyamananGejala : nyeri dada, angina akut atau kronis nyeri abdomen kanan atastanda : tidak tenang, gelisah focus menyempit (menarik diri) perilaku melindungi diri
9). PernapasanGejala ;
dispnue saat aktivitas, tidur sambil duduk dengan beberapa bantal batuk dengan / tanpa sputum riwayat penyakit paru ronis penggunaan bantuan alat pernapasan
tanda pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan laboral, penggunaan otot
aksesoris pernapasan nasal faring batuk kering / nyaring / non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/ tanpa sputum
sputum : mungkin bercampur darah, merah muda/ berbuih, edema pulmonal bunyi nafas : mungkin tidak terdengar dengan krakels banner dan mengi fungsi mental : mungkin menurun, letargi, kegelisahan, warna kulit pucat./
sianosis10 ). Pemeriksaan penunjang
a. radiogram dada kongesti vena paru redistribusi vaskuler pada lobus-lobus atas paru kardiomegalib. kimia darah hiponatremia hiperkalemmia pada tahap lanjut dari gagal jantung BUN dan kreatinin meningkatc. urine lebih pekat BJ meningkat Na meniningkatd. fungsi hati pemanjangan masa protombin peningkatan bilirubin dan enzyme hati (SGOT dan SGOT meningkat)
2. Diagnosa Keperawatan1. Penurunan curah jantung B.d perbuhan kontraktilitas miocard,perubahan struktual
perubahan frekuensi,irama dan konduksilistrik.2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas B.d perubahan membrane kapiler alveolus3. Kelebihan volume cairan b.d menurunnya laju filtrasi glomelurus /meningkatnya
produksi ADH dan retensi natrium dan air.4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplei oksigen
dengan kebutuhan 5. Resiko kurang pengetahuan mengenai program perawatan b.d tidak bisa menerima
perubahan gaya hidup baru yang di anjurkan
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC
NIC
1 Penurunan curah jantung(00029)
Domain 4: aktivitas/istirahat
Kelas 4 : respon kardiovaskuler/pumonal
Defenisi : ketidak adekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh
Factor yang berhubungan : perubahan kontraktilitas miocard,perubahan struktual perubahan frekuensi,irama dan konduksilistrik.
Batasan karakteristik :
Perubahan frekuensi/irama jantung
Perubahan preload
Perubahan afterload
Perubbahan kontraktilitas
Perilaku
NOC :• Cardiac Pumpeffectiveness• Circulation Status• Vital Sign Status• Tissue perfusion: periferSetelah dilakukan asuhanSelama 3x 24 jam penurunan kardiak output klien teratasi dengan kriteriahasil:
Tanda Vital dalamrentang normal(Tekanan darah, Nadi,respirasi)
Dapat mentoleransiaktivitas, tidak adakelelahan
Tidak ada edema paru,perifer, dan tidak adaasites
Tidak ada penurunankesadaran
AGD dalam batasnormal
Tidak ada distensi venaleher
Warna kulit normal
Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
Catat adanya disritmia jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan
cardiac putput Monitor status kardiovaskuler Monitor status pernafasan yang menandakan
gagal jantung Monitor abdomen sebagai indicator
penurunan perfusi Monitor adanya perubahan tekanan darah Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan Monitor toleransi aktivitas pasien Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu
dan ortopneu Anjurkan untuk menurunkan stress
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas Monitor jumlah dan irama jantung Monitor bunyi jantung Monitor suara paru
3 Gngguan pertukaran gas (00030)
Domain 3 : eliminasi dan
NOC: Respiratory Status : Gas
exchange Keseimbangan asam
NIC : Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
lift atau jaw thrust bila perlu
2. Kelebihan volume cairan (00026)
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 5 : Hidrasi
Factor yang berhubungan : menurunnya laju filtrasi glomelurus /meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
Definisi : peningkatan Retensi cairan isotomik
Batasan karakteristik :
Berat badan meningkat pada waktu yang singkat
Asupan berlebihan dibanding output
Tekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan CVP
Distensi vena jugularis
Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural effusio
NOC : Electrolitand acid basebalance Fluidbalance HydrationSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jam Kelebihan volume cairan teratasi dengan kriteria:
Terbebas dari edema, efusi, anaskara
Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan
Menjelaskan indikatorkelebihan cairan
NIC :
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
Monitor vital sign Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
Kaji lokasi dan luas edema Monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori harian
Monitor status nutrisi Batasi masukan cairan pada Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul memburuk
pertukaran
Kelas 4: fungsi pernapasan
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli
Factor yang berhubungan : perubahan membrane alveolar-kapiler, ventilasi-perfusi
Batasan karakteristik : Gangguan penglihatan Penurunan CO2 Takikardi Hiperkapnia Keletihan somnolen Iritabilitas Hypoxia kebingungan Dyspnoe nasal faring AGD Normal sianosis warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) Hipoksemia hiperkarbia sakit kepala ketika bangunfrekuensi dan kedalaman nafas abnormal
Basa, Elektrolit Respiratory Status :
ventilation Vital Sign Status
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jamGangguan pertukaran pasien teratasi dengan Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan Berikan pelembab udara Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2 Monitor rata – rata, kedalaman, irama
dan usaha respirasi Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas : bradipena,
takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
4 Intoleransi aktivitas (1982)
Definisi : ketidakcukupan energe fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
Batasan karakteristik : DS:
Melaporkan secaraverbal adanya kelelahanatau kelemahan.
Adanya dyspneuatau ketidaknyamanansaat beraktivitas.
Faktor yang berhubungan : Tirah Baring atau
imobilisasi Kelemahan
menyeluruh Ketidakseimbangan
antara suplei oksigen dengan kebutuhan
Gaya hidup yang Dipertahankan Respon
abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia, iskemia
NOC : Self Care :ADLs Toleransiaktivitas Konservasi energiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan KriteriaHasil : Berpartisipa si dalam aktivitas fisiktanpa disertaipeningkatan tekanandarah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri Keseimbangan aktivitas dan istirahat
NIC :
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi,disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yangtepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitaskonsisten yang sesuai dengankemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk mengidentifikasi danmendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alatbantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasiaktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuatjadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untukmengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagiyang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri danpenguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosialdan spiritual
5 Resiko kurang pengetahuan mengenai program perawatan b.d tidak bisa menerima perubahan gaya hidup baru yang di anjurkan
Definisi :
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
NOC : Knowledge :
diseaseProcess
Knowledge : healthBehavior
Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jam pasien menunjukkanpengetahuan tentang proses penyakit dengankriteria hasil:
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
NIC :
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan peny
Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andra Saferi.2013.keperawatan medical bedah (keperawatan dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika
Muttaqin, Arif. 2009. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardiovaskular dan hematologi. Jakarta : salemba medika
Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Edisi.Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.