Upload
dinhkhue
View
272
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
1
A. METODE PROGRAM LINIER
Terdapat hubungan yang erat antara teori permainan dan program linier
karena setiap bentuk permainan berjumlah nol dari dua orang (yang berhingga)
dapat dinyatakan sebagai suatu bentuk program linier dan sebaliknya, setiap
permasalahan program linier dapat disajikan sebagai suatu permainan. Dalam
penyelesaian suatu permainan dengan metode program linier ini, sering
dihadapkan kepada masalah metode simpleks dualitas. Untuk suatu permainan
dengan matriks pembayaran yang berukuran besar (m x n) dan tidak mempunyai
titik pelana serta metode dominasi tidak dapat digunakan untuk mereduksi ukuran
matriks pembayaran menjadi lebih kecil, maka program linier menawarkan suatu
metode penyelesaian yang efisien. Perhatikan matriks pembayaran di bawah ini.
Pemain P2
y1 y2 …….. yn
Pemain P1
x1 a11 a12 …….. a1n
x2 a21 a22 a2n
x3 a31 a32 a3n
. . .
. . .
. . .
xm am1 am2 …….. amn
dengan
xi = probabilitas pemain P1 memilih stategi ke- i
yi = probabilitas pemain P2 memilih stategi ke- j
aij = nilai pembayaran yang bersesuaian dengan strategi ke-i pemain P1 dan ke-j
pemain P2,
i = 1, 2,...,m dan j = 1, 2, ..., n.
• Untuk pemain P1 (pemain baris).
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
2
Pemain P1 memilih xi,
=≥ ∑=
m
iii xx
1
1,0 yang akan menghasilkan
∑∑∑
===
m
iiin
m
iii
m
iii
xxaxaxa
112
11 ,...,,minmax .
Hal ini menunjukkan bahwa strategi campuran optimum pemain P1 memenuhi
∑∑∑
===
m
iiin
m
iii
m
iii
xxaxaxa
112
11 ,...,,minmax berdasar pembatas :
11
=∑=
m
iix dan xi ≥ 0, i = 1, 2, …, m.
Persoalan ini dapat disajikan ke bentuk program linier sebagai berikut ;
jika
= ∑∑∑===
m
iiin
m
iii
m
iii xaxaxav
112
11 ,...,,min maka persoalan ini menjadi :
Memaksimumkan Z = v berdasarkan pembatas :
∑=
≥m
iiij vxa
1
, j = 1, 2, …, n
∑=
=m
iix
1
1, xi ≥ 0 untuk semua i
v = nilai permainan
Perumusan program linier di atas dapat disederhanakan dengan
membagi (n+1) pembatas dengan v. Pembagian ini berlaku untuk v > 0. Jika v
= 0 maka pembagian tidak berlaku. Sebaliknya, jika v < 0 maka pembagian ini
juga tidak berlaku namun dapat diubah menjadi v > 0 dengan menambahkan
suatu konstanta positif k pada semua elemen dalam matriks pembayaran yang
akan menjamin nilai permainan untuk matriks yang dimodifikasi ini lebih besar
dari nol. Sebagai pedoman, diambil k ≥ harga mutlak dari elemen yang terkecil
sehingga sebelum merumuskan ke bentuk program linier perlu diperiksa nilai
maximin barisnya karena jika nilai maximin tersebut negatif maka ada
kemungkinan nilai permainannya negatif atau nol.
Dengan demikian matriks pembayarannya perlu dimodifikasi dahulu
dan sebagai konsekuensinya adalah jika solusi optimum telah diperoleh maka
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
3
nilai permainan yang sebenarnya ditentukan dengan mengurangi sebesar k tadi
dari nilai permainan yang dimodifikasi itu. Pada umumnya jika nilai
maximinnya positif maka nilai permainannya lebih besar daripada nol
(terutama permainan yang mempunyai titik pelana). Oleh karena itu di dalam
pembentukan rumusan program linier diasumsikan bahwa v > 0.
Pembatas-pembatas (constraints) dalam rumusan program linier di atas
menjadi :
∑=
≥m
i
iij v
xa
1
1, j = 1, 2, 3, ..., n
dan ∑=
=m
i
i
vv
x
1
1 , xi ≥0 untuk semua i.
Atau ditulis secara lengkap :
1... 13
312
211
11 ≥++++v
xa
v
xa
v
xa
v
xa m
m
1... 23
322
221
12 ≥++++v
xa
v
xa
v
xa
v
xa m
m
1... 33
332
231
13 ≥++++v
xa
v
xa
v
xa
v
xa m
m
.
.
.
1...33
22
11 ≥++++
v
xa
v
xa
v
xa
v
xa m
mnnnn
dan vv
x
v
x
v
x
v
x m 1...321 =++++
Jika dinotasikan v
xX i
i = dengan i = 1, 2, ..., m maka
vXXXX m
1...321 =++++ . Karena
vV
1minmax =
= min [X1+X2+X3+...+Xm]
Maka persoalan di atas menjadi :
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
4
Meminimumkan z = v
XXXX m
1...321 =++++
berdasarkan pembatas :
1... 1331221111 ≥++++ mm XaXaXaXa
1... 2332222112 ≥++++ mm XaXaXaXa
1... 3333223113 ≥++++ mm XaXaXaXa
.
.
.
1...332211 ≥++++ mmnnnn XaXaXaXa
0...,,, 321 ≥mXXXX
Dari sini kemudian diselesaikan dengan metode simpleks. Penyelesaian bagi
pemain P2 merupakan dual dari penyelesaian pemain P1. Jadi penyelesaian
optimum bagi salah satu pemain dapat memberikan penyelesaian optimum bagi
pemain lainnya meskipun penyelesaian bagi pemain P2 merupakan dual dari
penyelesaian pemain P1. Perhitungan penyelesaian optimum pemain P2 dapat
dilakukan dengan menggunakan metode simpleks dan penyelesaian pemain P1
merupakan dualnya. Pada kenyataannya bahwa lebih mudah untuk menghitung
penyelesaian pemain P2 dengan metode simpleks terlebih dahulu.
• Untuk pemain P2 (pemain kolom)
Pemain P2 memilih yj,
=≥ ∑
=1,0
1
n
jjj yy yang akan menghasilkan
∑∑∑
===
n
jjmj
n
jjj
n
jjj
yyayaya
j 112
11 ,...,,maxmin .
Hal ini menunjukkan bahwa strategi campuran optimum pemain P2 memenuhi
∑∑∑
===
n
jjmj
n
jjj
n
jjj
yyayaya
j 112
11 ,...,,maxmin
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
5
berdasarkan pembatas 11
=∑=
n
jjy dan yj > 0 , j = 0,1,2,…,n.
Persoalan ini dapat dirumuskan ke dalam bentuk program linear sebagai
berikut.
Jika
= ∑∑∑
===
n
jjmj
n
jjj
n
jjj yayayav
112
11 ,...,,max
Maka persoalan di atas menjadi, meminimumkan Z = v berdasarkan pembatas
vyan
jjij ≤∑
=1
, i = 1, 2,…, m
11
=∑=
n
jjy , yj > 0 untuk semua j
v = nilai permainan
Asumsikan bahwa v > 0 maka pembatas-pembatas dalam rumusan program
linear di atas menjadi
11
≤∑=
n
j
jij v
ya , i = 1, 2,…, m
dan
vv
yn
j
j 1
1
=∑=
, yj > 0 untuk semua j
Atau ditulis secara lengkap
1...
1...
1...
33
22
11
23
232
221
21
13
132
121
11
≤++++
≤++++
≤++++
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
v
ya
nmnmmm
nn
nn
M
dan vv
y
v
y
v
y n 1...21 =+++
Jika dinotasikan v
yY j
j = ; j = 0,1,2,…,n maka
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
6
vYYYY n
1...321 =++++ .
Karena min v = v
1max
= [ ]nYYYY ++++ ...max 321 , maka persoalan di atas menjadi
Memaksimumkan
=++++=v
YYYYw n
1...321 berdasarkan pembatas-
pembatas
1...
1...
1...
332211
2323222121
1313212111
≤++++
≤++++≤++++
nmnmmm
nn
nn
YaYaYaYa
YaYaYaYa
YaYaYaYa
M
Y1, Y2, Y3,…, Yn > 0
Kemudian diselesaikan dengan metode simpleks dan penyelesaian pemain P1
merupakan dual dari penyelesaian pemain P2 dan simpleksnya lebih sederhana.
Contoh 1 :
Diberikan matriks pembayaran (3 x 3) sebagai berikut :
Pemain P2
y1 y2 y3
Pemain P1
x1 2 -1 -3
x2 -2 0 1
x3 0 -3 2
dengan xi = probabilitas pemain P1 memilih stategi ke- i
yi = probabilitas pemain P2 memilih stategi ke- j
Ternyata bahwa permainan ini tidak mempunyai titik pelana dan aturan dominasi
tidak digunakan. Karena nilai maximin = -2, maka ada kemungkinan nilai
permainannya negatif atau nol. Oleh karena itu, matriks pembayaran di atas perlu
dimodifikasi dengan menambahkan konstanta positif k = 4 sedemikian rupa
sehingga matriks pembayaran modifikasinya adalah
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
7
Pemain P2
y1 y2 y3
Pemain P1
x1 6 3 1
x2 2 4 5
x3 4 1 6
Penyelesaian dengan metode simpleks untuk pemain P2. Formulasi program linear
berdasarkan matriks pembayaran modifikasi untuk pemain P2 adalah :
Memaksimumkan z = Y1 + Y2 + Y3 (=v
1) berdasarkan pembatas
6Y1 + 3Y2 + Y3 ≤ 1
2Y1 + 4Y2 + 5Y3 ≤ 1
4Y1 + Y2 + 6Y3 ≤ 1
Y1, Y2, Y3 ≥ 0
Bentuk di atas dibawa ke bentuk kanonik dengan memasukkan pengubah-
pengubah kelonggaran (slack), misalnya P, Q, R. Kemudian mencari Y1, Y2, Y3,
P, Q, R ≥ 0 yang memenuhi
6Y1 + 3Y2 + Y3 + P = 1
2Y1 + 4Y2 + 5Y3 + Q = 1
4Y1 + Y2 + 6Y3 + R = 1
Memaksimumkan z = Y1 + Y2 + Y3 + OP + OQ + OR. Maka,
Y = [Y j] = [Y1, Y2, Y3, P, Q, R]
v = [vi] = [v1, v2, v3] = [1, 1, 1]
c = [cj] = [1, 1, 1, 0, 0, 0]
A = (aij) =
100614
010542
001136
METODE SIMPLEKS
Metode Simpleks mulai diperkenalkan oleh George B. Dantzig pada tahun 1949
Metode penyelesaian masalah:
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
8
- iterasi dengan langkah-langkah perhitungan yang sama
- perhitungan yang sama diulang beberapa kali sebelum solusi optimum
dicapai
Langkah-langkah penyelesaian metode Simpleks:
1. Tentukan model formulasi
2. Tambahkan slack variable pada setiap constraint
3. Buat tabel simpleks
Persamaan constraint khusus untuk slack variable harus membentuk matriks
identitas
4. Hitung zj dan zj - cj
Bila zj - cj < 0 belum optimal,
harus dibuat tabel baru
5. Tentukan kolom pivot = kolom di mana zj - cj paling kecil
6. Tentukan baris pivot = baris di mana Harga bagi paling kecil
Harga bagi = Harga jawab
Elemen pada kolom pivot
7. Tentukan unsur pivot = unsur (elemen) yang menjadi anggota dari kolom
pivot dan baris pivot
8. Menentukan variabel yamg masuk = variabel pada kolom pivot
Menentukan variabel yang keluar = variabel pada baris pivot
9. Membuat tabel baru
Bagi elemen-elemen pada baris pivot dengan unsur pivot
10. Hitung elemen-elemen untuk baris lain dengan ketentuan
nij = nij - nip. npj
nij = elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j yang baru
nij = elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j (tabel lama)
nip = elemen pada baris ke i kolom pivot lama
npj = elemen pada baris pivot kolom ke-j (tabel baru)
11. Ulangi langkah nomor 4 sampai mendapatkan tabel optimal
12. Bila telah mendapatkan tabel optimal, tentukan hasil solusi optimal
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
9
Karena A telah tereduksi lengkap (memuat matriks identitas I3) maka bentuk
matriks itu dikatakan siap simpleks.
Tabel simpleks untuk pemain P2
ci
cj 1 1 1 0 0 0
vi
Ri Y j
Y i
Y1 Y2 Y3 P Q R
0 P 6 3 1 1 0 0 1 6
1
0 Q 2 4 5 0 1 0 1 2
1
0 R 4 1 6 0 0 1 1 4
1
zj 0 0 0 0 0 0
zj-cj -1 -1 -1 0 0 0
1 Y1 1 2
1 61 6
1 0 0 6
1 1
0 Q 0 3 3
14 31− 1 0
32 7
1
0 R 0 -1 3
16 32− 0 1
31 16
1
zj 1 2
1 61 6
1 0 0
zj-cj 0 2
1− 65− 6
1 0 0
1 Y1 1 32
17 0 16
3 0 32
1− 325 17
5
0 Q 0 8
31 0 4
1 1 8
7− 83 31
3
1 Y3 0 16
3− 1 8
1− 0 16
3 161 -1/3
zj 1 32
11 1 16
1 0 32
5
zj-cj 0 32
21− 0 16
1 0 32
5
1 Y1 1 0 0 124
19 12411− 124
11 12413
1 Y2 0 1 0 31
2 318 31
7− 313
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
10
1 Y3 0 0 1 62
7− 623 62
9 625
zj 1 1 1 124
13 12421 124
1 12435
zj-cj 0 0 0 124
13 12421 124
1
Karena semua zj-cj > 0 maka telah tercapai optimum. Didapatkan bahwa
12435=z
Y = [ Y1, Y2, Y3, P, Q, R ] = [ ]0,0,0,625,31
3,12413
Karena v
yY i
i = dan z
v1= maka
z
Yy i
i = untuk i = 1, 2, 3.
Diperoleh bahwa
*1
11 35
13
35
124
124
13yx
z
Yy ====
*2
22 35
12
35
124
31
3yx
z
Yy ====
*3
33 35
10
35
124
62
5yx
z
Yy ====
dan nilai permainan sebenarnya adalah 35
164
35
1241* −=−=−= kz
v
Jadi strategi campuran optimum pemain P1 adalah
=35
10,
35
12,
35
13*Y dan nilai
permainan 35
16* −=v .
Selanjutnya akan dicari solusi optimum untuk pemian P1 melalui dualitas
(berdasarkan solusi optimum matriks modifikasi). Bagi pemain P1
Y1 = 12413 > 0 Y2 = 31
3 > 0 Y3 = 625 > 0
X1> 0 6 3 1 =1
X2> 0 2 4 5 =1
X3> 0 4 1 6 =1
=1 =1 =1
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
11
Masalah dual :
6X1 + 2X2 + 4X3 = 1
3X1 + 4X2 + X3 = 1
X1 + 5X2 + 6X3 = 1
Merupakan sistem persamaan linier non homogen dengan 3 variabel, yaitu X1, X2,
X3 dan 3 persamaan. Sistem ini diselesaikan dengan aturan Cramer.
124
651
143
426
==∆
124
13651
141
421
1 =∆
=X
124
21611
113
416
2 =∆
=X
124
1151
143
126
3 =∆
=X
Diperoleh bahwa 124
351321 =++== XXX
vz
Karena v
xX i
i = dan v
z1= maka
z
Xx i
i = untuk i = 1, 2, 3.
Diperoleh bahwa
*1
11 35
13
35
124
124
13xx
z
Xx ====
*2
22 35
21
35
124
124
21xx
z
Xx ====
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
12
*3
33 35
1
35
124
124
1xx
z
Xx ====
=35
1,
35
21,
35
13*x
Jadi solusi optimum permainan ini adalah
Strategi campuran pemain P1 adalah
=35
1,
35
21,
35
13*X
Strategi campuran pemain P2 adalah
=35
10,
35
12,
35
13*Y
Nilai permainan 35
16* −=v
Contoh 2
Matriks pembayaran yang telah dimodifikasi.
Pemain P2
y1 y2 y3
Pemain P1
x1 6 3 1
x2 2 4 5
x3 4 1 6
Formulasi dalam program linier untuk pemain P1 adalah
Meminimumkan z = X1 + X2 + X3 (=v
1)
berdasarkan pembatas
6X1 + 2X2 + 4X3 ≥ 1
3X1 + 4X2 + X3 ≥ 1
X1 + 5X2 + 6X3 ≥ 1
X1, X2, X3 ≥ 0
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
13
Bentuk di atas dibawa ke bentuk kanonik dengan menambahkan pengubah
kelonggaran (slack), misalnya P, Q, R. Dicari X1, X2, X3, P, Q, R ≥ 0 yang
memenuhi :
6X1 + 2X2 + 4X3 – P = 1
3X1 + 4X2 + X3 – Q = 1
X1 + 5X2 + 6X3 – R = 1
Memaksimumkan z = X1 + X2 + X3 + 0P + 0Q + 0R
Ternyata bahwa
A=
−−
−
100651
010143
001426
belum siap simpleks.
Oleh karena itu perlu ditambah lagi dengan pengubah-pengubah semu (artificial
variables), misalnya S, T, W sehingga
Akan dicari X1, X2, X3, P, Q, R, S, T, W ≥ 0 yang memenuhi
6X1 + 2X2 + 4X3 – P + S = 1
3X1 + 4X2 + X3 – Q + T = 1
X1 + 5X2 + 6X3 – R + W = 1
Meminimumkan z = X1 + X2 + X3 + 0P + 0Q + 0R + MS + MT + MW dengan M
= bilangan positif besar. Maka,
X = [X1, X2, X3, P, Q, R, S, T, W]
v = [vi] = [v1, v2, v3] = [1, 1, 1]
C = [cj] = [1, 1, 1, 0, 0, 0, M, M, M]
A = (aij) =
−−
−
100100651
010010143
001001426
Karena matriks A telah tereduksi lengkap maka matriks A dinamakan telah siap
simpleks. Tabel simpleks untuk pemain P1 adalah sebagai berikut:
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
14
P1
cj 1 1 1 0 0 0 M M M
vi
Ri Y j
Y i
X1 X2 X3 P Q R S T W
M S 6 2 4 -1 0 0 1 0 0 1 2
1
M T 3 4 1 0 -1 0 0 1 0 1 4
1
M W 1 5 6 0 0 -1 0 0 1 1 5
1
zj 10M 11M 11M -M -M -M M M M
zj-cj 10M-1 11M-1 11M-1 -M -M -M 0 0 0
M S 5
28 0
58
-1 0 5
2 1 1
52− 5
3 283
M T 5
11 0
519−
0 -1 5
4 0 1
54− 5
1 111
1 X2 5
1 1
56
0 0 5
1− 0 0
51 5
1 1
zj
51
539 +M
1 5
65
11 +− M -M -M
51
56 −M
M M 5
15
6 +− M
zj-cj 5
45
39 −M 0
51
511 +− M
-M -M 5
15
6 −M 0 0
51
56 −− M
M S 0 0 11
124 -1
1128− 11
18− 1
1128 11
28 111 124
1
1 X1 1 0 11
19− 0
115− 11
4 0
115 11
4− 111
1 X2 0 1 11
17 0
111 11
3− 0
111− 11
3 112 17
2
zj 1 1 11
211
124 −M -M
114
1128 −− M 11
111
18 −− M M
114
1128 +M 11
111
18 −M
zj-cj 0 0 11
1311
124 −M -M
114
1128 −− M 11
111
18 −− M 0
114
1117 +M 11
111
7 −M
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
15
1 X3 0 0 1 124
11− 12438− 124
18− 12411 124
28 12418 124
1
1 X1 1 0 0 124
19− 341239− 62
7 12419 341
239 627− 124
13
1 X2 0 1 0 124
17 341150 62
3− 12417− 341
150− 623 124
21
zj 1 1 1 124
13− 341166− 62
5− 12413 341
166 625 124
35
zj-cj 0 0 0 124
13− 341166− 62
5− M−12413 M−341
166 M−625
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
16
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semua zj-cj ≤ 0. Karena semua zj-cj ≤ 0 maka optimum
telah tercapai. Nilai optimumnya adalah
z = X1 + X2 + X3 (=v
1) =
124
35
Solusi optimum X = [X1, X2, X3, P, Q, R, S, T, W]
= 0,0,0,0,0,0,124
1,
124
21,
124
13
Karena v
xX i
i = dan v
z1= maka
z
Xx i
i = untuk i = 1, 2, 3.
Diperoleh bahwa
*1
11 35
13
35
124
124
13xx
z
Xx ====
*2
22 35
21
35
124
124
21xx
z
Xx ====
*3
33 35
1
35
124
124
1xx
z
Xx ====
Dan nilai permainan sebenarnya adalah 35
164
35
1241* −=−=−= kz
v
Jadi strategi campuran optimum pemain P1 adalah
=35
1,
35
21,
35
13*X dan nilai permainan
35
16* −=v . Selanjutnya akan dicari solusi optimum untuk pemian P2 melalui dualitas
(berdasarkan solusi optimum matriks modifikasi).
Bagi pemain P2
Y1 > 0 Y2 > 0 Y3 > 0
X1= 12413 6 3 1 =1
X2 = 12421 2 4 5 =1
X3 = 1241 4 1 6 =1
=1 =1 =1
Masalah dual
6Y1 + 3Y2 + Y3 = 1
2Y1 + 4Y2 + 5Y3 = 1
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
17
4Y1 + Y2 + 6Y3 = 1
Sistem persamaan linier non homogen dengan tiga anu yaitu Y1, Y2, Y3 dan tiga persamaan
ini diselesaikan dengan aturan Cramer.
124
614
542
136
==∆
124
13611
541
131
1 =∆
=Y
124
12614
512
116
2 =∆
=Y
124
10114
142
136
3 =∆
=Y
Diperoleh bahwa 124
351321 =++== YYY
vz
Karena v
yY i
i = dan v
z1= maka
z
Yy i
i = untuk i = 1, 2, 3.
Diperoleh bahwa
*1
11 35
13
35
124
124
13yx
z
Yy ====
*2
22 35
12
35
124
124
12yx
z
Yy ====
*3
33 35
10
35
124
124
10yx
z
Yy ====
=35
10,
35
12,
35
13*Y
Jadi solusi optimum permainan ini adalah
o Strategi campuran optimum pemain P1 adalah
=35
1,
35
21,
35
13*X
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
18
o Strategi campuran optimum pemain P2 adalah
=35
10,
35
12,
35
13*Y
o Nilai permainan 35
16* −=v
Dengan demikian terlihat bahwa penyelesaian simpleks untuk pemain P1 (pemain baris ) lebih
rumit daripada penyelesaian simpleks untuk pemain P2. Oleh karena itu disarankan untuk
menyelesaikan dengan metode simpleks bagi pemain P2 (pemain kolom) dahulu dan baru
penyelesaian pemain P1 sebagai dualnya.
KESIMPULAN PENYELESAIAN BERJUMLAH NOL DARI DUA ORANG
1. Dalam studi kasus buatlah matriks pembayaran atau matriz permainannya terlebih dahulu.
2. Perhatikan baik-baik matriks pembayaran yang diberikan atau matriks pembayaran yang
baru disajikan bila studi kasus.
3. Selidi apakah mempunyai titik pelana.
4. Kalau ditemukan titik pelana, maka permainan tersebut dapat diselesaikan dengan strategi
murni. Kalau titik pelana tidak ditemukan maka permainan tersebut diselesaikan dengan
strategi campuran.
5. Memeriksa apakah mtriks pembayaran dapat direduksi dengan aturan dominasi.
6. Selesaikan permainan ini dengan salah satu metode penyelesaian yang cocok.
• Metode aljabar untuk ukuran 2 x 2
• Metode grafik untuk ukuran 2 x 2, 2 x n, m x 2
• Metode aljabar matriks dan metode program linier untuk usuran m x n
B. PERMAINAN BERJUMLAH NOL DARI n ORANG
1. Pendahuluan
Pada bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang permainan berjumlah nol dari 2 orang,
yaitu suatu permainan yang hanya memuat dua pertentangan kepentingan (oppositing
interest). Dalam bab ini akan sedikit dibahas tentang permainan berjumlah nol dari n
orang. Perbedaannya dengan bab-bab sebelumnya adalah bahwa permainan pada bab-
bab sebelumnya dimainkan hanya oleh dua orang (pihak) saja tetapi dalam bab ini
jumlah pemainnya lebih dari dua orang (pemain).
Ada dua asumsi yang dipakai di dalam pembahasan permainan berjumlah nol dari n
orang ini, yaitu:
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
19
1. Setiap pemain dalam permainan ini dapat berkomunikasi dan berunding dengan
pemain yang lain untuk membuat suatu perjanjian yang mengikat. Hal ini berarti
ada kerjasama di antara pemain. Barangkali perjanjian itu meliputi dua jenis, yaitu
koordinasi strategi dan pembagian pembayaran. Jika suatu kelompok pemain
menyatakan untuk bekerja sama maka mereka membentuk koalisi. Suatu koalisi
adalah persetujuan di antara beberapa pemain untuk mengkoordinasikan strategi
mereka yang ada dalam suatu cara (jalan) sedemikian sehingga seluruh anggota
koalisi itu akan beruntung. Analisis mengenai bentuk koalisi inimerupakan bagian
yang terpenting di dalam mempelajari permainan berjumlah nol dari n orang ini.
2. Para pemain dapat membuat pembayaran sampingan (side payment), yaitu suatu
transfer (pemindahan) pembayaran di antara pemain. Oleh karena itu mereka akan
membentuk suatu koalisi jika pembayaran-pembayaran itu sedemikian rupa
sehingga anggota-anggota koalisi (melalui kerjasama) dapat mencapai total
pembayaran untuk koalisi itu lebih besar daripada mereka bermain secara individu.
Setelah koalisi memaksimumkan total pembayarannya, penbayaran untuk para
anggota koalisi itu diatur dengan pembuatan pembayaran sampingan (side
payment) itu.
Sesuai dengan definisi permainan di sini maka diasumsikan bahwa pemain-pemain
di dalam permainan n orang ini dapat dibagi menjadi dua kelompok (koalisi) yang
saling berhadapan (besaing). Setelah terbentuk dua koalisi (kelompok), permainan
n orang ini dapat diberlakukan sebagai permainan dua orang, yaitu koalisi I
melawan koalisi II.
Nilai permainan, yang mana terdaftar di dalam fungsi karakteristik untuk
permainan ini adalah nilai maximin untuk koalisi I yang berarti bahwa minimum
total pembayaran anggota-anggota koalisi I dapat diperoleh tanpa memperhatikan
tindakan yang diberikan oleh anggota koalisi II. Oleh karena itu total pembayaran
dari koalisi I sama dengan negatif dari total pembayaran koalisi II di dalam setiap
vektor pembayaran dalam matriks pembayaran.
2. Bentuk Koalisi
Secara umum di dalam permainan berjumlah nol n orang terdapat 2n-1 cara yang
mungkin untuk mengelompokkan n orang (pemain) itu ke dalam dua kelompok yang
saling berhadapan. Misalnya, permainan yang berjumlah nol 4 orang (A, B, C, D).
Para pemain dalam permainan ini dapat membentuk 24-1=8 koalisi yang berbeda yaitu:
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
20
Grup I melawan Grup II
1. ABCD Ø
2. ABC D
3. ABD C
4. ACD B
5. BCD A
6. AB CD
7. AC BD
8. AD BC
Kalau dilihat pada bentuk koalisi yang kesatu, yaitu ABCD VS Ø maka jelas ini tidak
dipakai di sini. Karena koalisi kosong (Ø) tidak mempunyai langkah, tidak
mempunyai pengaruh, tidak ada keuntungan ataupun kerugian.
Demikian juga komplemen dari koalisi kosong (Ø) ini, yaitu ABCD, walaupun
mempunyai banyak anggota dan langkah juga tidak mempunyai pengaruh dan tidak
ada kerugian atau keuntungan karena jelas bahwa koalisi ABCD ini tidak mempunyai
lawan bersaingnya.
Dengan membagi n orang (pemain) menjadi dua grup tersebut maka permainan
berjumlah nol dari n orang ini dapat diberlakukan sebagai suatu permainan berjumlah
nol dari dua orang (grup).
Dengan demikian di dalam menghitung solusi optimumnya dapat menggunakan
metode-metode untuk permainan berjumlah nol dari dua orang. Hanya ada sedikit
perbedaan yaitu mengenai pembagian pembayaran untuk masing-masing anggota
koalisi yang bersangkutan.
Contoh 3
Diberikan permainan berjumlah nol dari 3 orang (A, B, C) dengan masing-masing
pemain mempunyai 2 pilihan strategi. Misalnya:
- Pemain A mempunyai 2 strategi : X1, X2.
- Pemain B mempunyai 2 strategi : Y1, Y2.
- Pemain C mempunyai 2 strategi : Z1, Z2.
Dengan matriks pembayaran di bawah ini.
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
21
Strategi Pembayaran
A B C A B C
X1 Y1 Z1 -1 1 0
X1 Y1 Z2 -3 2 1
X1 Y2 Z1 0 2 -2
X1 Y2 Z2 3 -2 -1
X2 Y1 Z1 -2 0 2
X2 Y1 Z2 0 -1 1
X2 Y2 Z1 -1 -2 3
X2 Y2 Z2 2 1 -3
Dari sini ada 3 koalisi yang mungkin, yaitu:
Grup I melawan Grup II
1. A BC
2. B AC
3. C AB
Diselidiki untuk A melawan B, C; dengan matriks pembayarn sebagai berikut:
BC
A
Dalam matriks pembayaran tabel ini tidak mempunyai titik pelana. Diselesaikan
metode grafik. Misalnya x1 = probabilitas pemain A memainkan strategi kesatu.
Pembayaran harapan pemain A yang berkaitan dengan strategi murni pemain (BC)
adalah:
Strategi murni pemain BC Pembayaran harapan pemain A
1
2
3
4
x1 - 2
-3x1
x1-1
x1 + 2
Y1 Z1 Y 1Z2 Y2 Z1 Y2 Z2
X1 X2
-1 -3 0 3 -2 0 -1 2
Didownload dari ririez.blog
Keempat garis lurus tersebut digambarkan sebagai fungsi dari x
ini. Dan kolom ke 3 dan ke 4 pada tabel
didominasi oleh kolom ke 1 atau garis lurus (1). D
bawah ini.
Titik maximin dilalui oleh garis lurus (1) dan (2) maka:
x1 – 2 = -3x1
4x1 = 2 < = > x
Sehingga berarti bahwa x
v* = - 2
3
Sekarang strategi optimum pemain (BC) dengan dualitas. Misalnya Y
pemain (BC) memilih kolom ke j; j = 1, 2, 3, 4.
y1 > 0
21 = x1 -1
21 = x2 -2
ǁ
�3
2
Dual:
-y1 – 3y2 = -3/2
-2y1 = -3/2 < = > y1
< = > y2
g.uns.ac.id
22
Keempat garis lurus tersebut digambarkan sebagai fungsi dari x
olom ke 3 dan ke 4 pada tabel atau persamaan garis lurus (3) dan (4)
didominasi oleh kolom ke 1 atau garis lurus (1). Dapat diperlihatkan pada grafik 1
Grafik 1
Titik maximin dilalui oleh garis lurus (1) dan (2) maka:
< = > x1 = ½ = x1
a berarti bahwa x2 = ½ dan nilai permainan
Sekarang strategi optimum pemain (BC) dengan dualitas. Misalnya Y
pemain (BC) memilih kolom ke j; j = 1, 2, 3, 4.
y2 > 0 y3 > 0 y4 > 0
-3 0 3
0 -1 2
ǁ
�3
2
V
�3
2
v
�3
2
1 = 4
3 = y1
*
= 4
1 = y2
*
Keempat garis lurus tersebut digambarkan sebagai fungsi dari x1 pada grafik dibawah
atau persamaan garis lurus (3) dan (4)
apat diperlihatkan pada grafik 1 di
Sekarang strategi optimum pemain (BC) dengan dualitas. Misalnya Yj = probabilitas
3 =��
�
2 =��
�
v
3
2
Didownload dari ririez.blog
Jadi strategi optimum pemain A adalah X
Strategi optimum pemain BC adalah Y
dan v* = -2
3
Diselidiki untuk B melawan AC dengan matriks pembayaran sebagai berikut:
B
Ternyata tidak mempunyai titik pelana dan
misalnya x1 = probabilitas pemain B memilih strategi ke 1. Pembayaran harapan
pemain B yang berkaitan dengan strategi murni pemain (AC) adalah:
Strategi murni pemain
Ketiga garis lurus ini digambarkan sebagai fungsi dari
Ternyata titik maximum dilalui oleh garis lurus (3) dan (4) maka
X1 Z
Y1 Y2
1 2
g.uns.ac.id
23
strategi optimum pemain A adalah X* =
2
1,
2
1
Strategi optimum pemain BC adalah Y* =
0,0,
4
1,
4
3
Diselidiki untuk B melawan AC dengan matriks pembayaran sebagai berikut:
AC
Ternyata tidak mempunyai titik pelana dan ke 1 dan 2 didominasi oleh kolom ke 3.
= probabilitas pemain B memilih strategi ke 1. Pembayaran harapan
pemain B yang berkaitan dengan strategi murni pemain (AC) adalah:
Strategi murni pemain AC Pembayaran harapan pemain
3
4
2x1-2
1 - 2x1
Ketiga garis lurus ini digambarkan sebagai fungsi dari x1 pada grafik 2
Grafik 2
Ternyata titik maximum dilalui oleh garis lurus (3) dan (4) maka
2�� � 2 � 1 � 2��
4�� � 3 ⇔ �� �3
4� ��
∗
Z1 X 1Z2 X2 Z1 X2 Z2
2 0 -1 -2 -2 1
Diselidiki untuk B melawan AC dengan matriks pembayaran sebagai berikut:
ke 1 dan 2 didominasi oleh kolom ke 3.
= probabilitas pemain B memilih strategi ke 1. Pembayaran harapan
pemain B yang berkaitan dengan strategi murni pemain (AC) adalah:
Pembayaran harapan pemain B
pada grafik 2 di bawah ini.
Ternyata titik maximum dilalui oleh garis lurus (3) dan (4) maka
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
24
⇔�� = � = ��
∗
dan 2
1* −=v
Strategi optimum bagi pemain AC dengan dualitasnya. Misalnya ��= probabilitas
pemain AC memilih strategi ke j; j = 3,4
y3 y4
x1 = � 0 -1 =− �
�
x2 = � -2 1 =− �
�
ǁ
− 12
ǁ
− 12
Dual
−4� = − 12 ⇔ � = 1
2 = � ∗
−2�� + � = − 12 ⇔ �� = 1
2 = ��∗
Jadi strategi optimum pemain B adalah �∗ = �� , �
�
Strategi optimum pemain AC adalah �∗ = �0,0, �� , �
��
dan 2
1* −=v
3. Untuk C melawan AB dengan matriks pembayaran :
AB
C
Ternyata tidak mempunyai titik pelana dan kolom ke 1 dan 3 didomonasi oleh kolom
ke 2. Misalnya = probabilitas pemain C memilih langkah ke 1. Pembayaran harapan
pemain C yang berkaitan dengan strategi murni AB.
X1,Y1 X1,Y2 X2,Y1 X2,Y2
Z1 Z2
0 -2 2 3 1 -1 1 -3
Didownload dari ririez.blog
Strategi murni pemain AB
Kedua garis lurus ini digambarkan sebagai fungsi
Karena titik maximum dilalui oleh dua garis lurus, yaitu (1) dan (4) maka
⇔ �� ��
�� ��
∗
dan �∗ ��
�
Strategi optimum pemain AB melalui dualitas.
memilih strategi kej;j=2,4
x1 = �
�
x2 = �
�
Dual : �2�� � 3� � ��
�
��� � 3� � ��
�
�3�� � ���
�
g.uns.ac.id
25
Strategi murni pemain AB Pembayaran harapan pemain C
2
4
-x1-1
6x1-3
Kedua garis lurus ini digambarkan sebagai fungsi dari x1 pada grafik
Grafik 3
Karena titik maximum dilalui oleh dua garis lurus, yaitu (1) dan (4) maka
��� � 1 � 6�� � 3
�7�� � �2 ⇔ �� �2
7� ��
∗
Strategi optimum pemain AB melalui dualitas. Misalnya Yj = probabilitas pemain AB
memilih strategi kej;j=2,4
y2 > 0 y4 > 0
-2 3 =��
�
-1 -3 =��
�
ǁ
�9
7
ǁ
�9
7
⇔ �� ��
�� ��
∗
⇔ � ��
�� ��
∗
Pembayaran harapan pemain C
da grafik 3 dibawah ini.
Karena titik maximum dilalui oleh dua garis lurus, yaitu (1) dan (4) maka
Misalnya Yj = probabilitas pemain AB
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
26
Jadi Strategi optimum pemain C adalah �∗ = ��� , �
��
Strategi optimum pemain C adalah �∗ = �0, �� , 0, �
��
dan �∗ = ��
Dengan demikian didapatkan bahwa :
Nilai permainan untuk A yaitu !"# = − �� , !$%# = �
�
Nilai permainan untuk B yaitu !$# = − �� , !"%# = �
�
Nilai permainan untuk C yaitu !%# = − �� , !"$# = �
�
Sekarang timbul permasalahan mengenai bagaimana pembagian (pendistribusian)
pembayaran setiap pemain/anggotanya. Aturan pendistribusian (pembagian)
pembayaran setiap pemain (anggota) dikenal dengan imputasi (imputations)
C. IMPUTASI
Imputasi adalah suatu distribusi (pembagian) yang mungkin dari pembayaran yang
tersedia yang dinyatakan sebagai vektor pembayaran untuk suatu permainan yang
memenuhi kriteria.
1. Jumlah dari pembayaran-pembayaran tiap individu (pemain ) harus sama dengan nol
(karena permainan berjumlah nol). Dalam permainan berjumlah nol dari n oramg yang
bekerja sama (membentuk koalisi) dapat disajikan suatu imputasi sebagai vektor
pembayaran P = [p1, p2, p3, ..., pn] dengan Pi I menyatakan suatu besaran pembayaran
yang diterima oleh pemain ke i ∈ I = {1, 2, ..., n}.
Ini dapat disajikan sebagai 0=∑∈Ii
ip
2. Pembayaran untuk setiap pemain harus lebih besar atau sama dengan pembayaran yang
dapat diperolehnya secara individu. Dapat disajikan sebagai
pi ≥ v ({i}), untuk semua i ∈ I, dengan v ({i}) adalah nilai permainan untuk pemain ke – i.
Contoh 4
Pada contoh 3 didapatkan bahwa
V(A) = -1,5 V(AC) = 1,5
V(B) = -0,5 V(AC) = 0,5
V(C) = - 1.286 V(AB) = 1,286
Sebagai imputansi – imputansi yang berbentuk vector [PA, PB, PC] adalah
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
27
1,5
[-15, 0,5, 1]
[0,5, -0,25, 0,25]
[0,75, 0,25, -1] dan sebagainya .
Contoh yang bukan imputansi :
[0,2, -0,7, 0,5] karena -0,7 < 0,5
[-2, 1,5, 0,5] karena -2 < 1,5
Dari contoh 4 di atas ternyata bahwa terdapat banyak (bahkan tak berhingga jumlahnya)
imputansi dari permainan n orang itu sehingga yang menjadi masalah adalah untuk
mendapatkan kriteria yang memungkinkan kita untuk menentukan salah satu imputansi
terpilih dari imputansi-imputansi yang lain. Kriteria ini dinamakan criteria dominasi.
Misalnya diberikan dua imputansi yang berbeda P1 dan P2. Imputansi P1 dikatakan
mendominasi imputan P2 untuk suatu koalisi jika pembayaran-pembayaran untuk semua
anggota koalisi itu lebih besar untuk P1 daripada untuk P2 dan jika total pembayaran untuk
koalisi itu adalah cukup besar untuk menyediakan pembayaran secara individu yang diberikan
P1.
Contoh 5
Perhatikan contoh 4.
Misalkan P1= [-1,5 , 0,5 , 1] dan P2= [ 0,5 , -0,25 , -0,25]
Maka P1 mendominasi P2 untuk menjadi koalisi (BC)
Karena [-1,5 , 0,5 , 1] > [ 0,5 , -0,25 , -0,25]
>
>
Tetapi P2 tidak mendominasi P1 untuk koalisi BC karena
[ 0,5 , -0,25 , -0,25] ≯ [-1,5 , 0,5 , 1]
<
<
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
28
D. DOMINANSI DARI IMPUTASI
Untuk mengetahui apakah suatu imputasi lebih baik dibandingkan imputasi lainnya,
yaitu dengan melihat pada dua imputasi x dan y.
Karena
( ) ∑∑∈∈
==Ni
iNi
i yNvx
jika untuk suatu i berlaku ii yx > maka pasti terdapat j sedemikian sehingga jj xy > .
Sebab suatu imputasi tidak lebih baik dari imputasi yang lain untuk suatu pemain, tetapi
terdapat kemungkinan untuk suatu koalisi istimewa, x lebih baik daripada y untuk setiap
anggota. Jadi bisa dikehendaki suatu koalisi yang kuat untuk mendapatkan imputasi yang
lebih baik.
Berikut ini definisi mengenai dominasi dari imputasi.
Definisi 1. (Parthasarathy dan Raghavan, 1971: 220-221) Misalkan x = ( )nxxx ,,, 21 K
dan y = ( )nyyy ,,, 21 K imputasi untuk permainan kooperatif n-pihak dimana v adalah
fungsi karakteristik, dan S adalah himpunan bagian dari himpunan pemain. Imputasi
( )nxxx ,,, 21 K mendominasi imputasi ( )nyyy ,,, 21 K , yang dinotasikan xf y, pada S jika
memenuhi:
1) S≠ Ø
2) ( )SvxSi
i ≤∑∈
3) ii yx > , Si ∈∀
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa xf y jika terdapat suatu himpunan
yang tidak kosong NS ⊆ sedemikian sehingga ( )∑∈
≤Si
i Svx dan ii yx > , Si ∈∀ . Jika x
f y pada S (dinotasikan x Sf y), maka S harus memuat paling sedikit dua dan paling
banyak ( )1−n anggota. Sebab jika { }iS = dan x Sf y maka { }( )ivxy ii ≤< . Kondisi (2)
pada Definisi 1 dilanggar.
Jika NS = dan x Nf y maka ii yx > untuk setiap Ni ∈ sehingga
( )NvyxNi
iNi
i =>∑∑∈∈
Maka x bukan imputasi karena tidak memenuhi kondisi (1) pada Definisi 1.
Jika x Sf y, maka kedua kondisi berikut harus benar yaitu (Winston, 1994: 856):
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
29
1. Tiap anggota dari S lebih memilih x daripada y
2. Karena ( )SvxSi
i ≤∑∈
, anggota S mendapat perolehan yang diberikan x
Kondisi (1) sesuai dengan kondisi (3) pada Definisi 2, sedangkan kondisi (2)
menghendaki bahwa perolehan yang diberikan x cukup menjamin anggota S.
Definisi 2 (Thomas, 1984: 91) x dikatakan mendominasi y (xf y) jika x mendominasi y
untuk suatu koalisi S.
Jika terdapat dua imputasi dengan perolehan bagi beberapa pihak pada imputasi yang satu
lebih besar daripada perolehan dari imputasi yang lain, maka pihak tersebut cenderung
memilih imputasi yang paling menguntungkan baginya.
Berikut ini akan diberikan contoh mengenai dominasi dari imputasi.
Contoh 5:
Jika x = ( )21
21 ,,0 dan y =( )4
141
21 ,,
Maka x mendominasi y untuk koalisi { }3,2 karena
1 ( )2
121 ,,0 f ( )4
141
21 ,,
> >
Gambar 1. x mendominasi y untuk koalisi {2,3}
Tetapi y tidak mendominasi x untuk koalisi { }3,2 karena
( )41
41
21 ,, f ( )2
121 ,,0
<
<
Gambar 2. y tidak mendominasi x untuk koalisi {2,3}
E. PUSAT IMPUTASI (CORE)
Pusat imputasi merupakan salah satu konsep solusi yang penting untuk permainan
kooperatif n-pihak, dan didefinisikan secara eksplisit oleh Gillies (1959). Konsep solusi
ini didasarkan pada penggunaan ide dominasi dari imputasi.
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
30
Sebelum membuktikan bagaimana menentukan pusat imputasi dari permainan
kooperatif n-pihak, terlebih dahulu akan diberikan pengertian pusat imputasi. Pusat
imputasi didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 3. (Jones, 1980: 200) Himpunan semua imputasi yang tidak terdominasi pada
permainan kooperatif n-pihak disebut pusat imputasi.
Pusat imputasi suatu permainan dengan fungsi karakteristik v dinotasikan dengan
( )vC .
Kerugian yang mungkin timbul dalam mencari solusi permainan kooperatif n-pihak
dengan menggunakan konsep ini adalah pusat imputasi kosong.
Untuk lebih memahami konsep solusi di atas, akan diberikan sebuah contoh sebagai
berikut.
Contoh 6:
Diketahui fungsi karakteristik dari permainan sebagai berikut:
( ) =Øv { }( ) =1v { }( ) =2v { }( ) 03 =v
{ }( ) =2,1v { }( ) =3,1v { }( ) 13,2 =v
{ }( ) 13,2,1 =v
Tentukan pusat imputasi dari permainan tersebut.
Jawab:
Misalkan x = ),,( 321 xxx merupakan pusat imputasi
Perolehan terbesar yang didapat jika semua pemain yaitu pemain 1, 2 dan 3 bekerjasama
dalam satu koalisi adalah 1 yaitu
1321 =++ xxx
Jika pemain 1 dan 2 bekerjasama dalam satu koalisi, maka perolehan yang didapat paling
sedikit sebanyak 1 yaitu
121 ≥+ xx
Jika pemain 1 dan 3 bekerjasama dalam satu koalisi, maka perolehan yang didapat paling
sedikit sebanyak 1 yaitu
131 ≥+ xx
Jika pemain 2 dan 3 bekerjasama dalam satu koalisi, maka perolehan yang didapat paling
sedikit sebanyak 1 yaitu
132 ≥+ xx
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
31
Jika 1321 =++ xxx
121 ≥+ xx mengakibatkan 03 ≤x
131 ≥+ xx mengakibatkan 02 ≤x
132 ≥+ xx mengakibatkan 01 ≤x
Kontradiksi dengan pengandaian bahwa 1321 =++ xxx .
Jadi tidak terdapat x = ),,( 321 xxx ( )vC∈ dengan kata lain ( ) =vC Ø.
F. NILAI SHAPLEY (SHAPLEY VALUE)
Terdapat konsep solusi alternatif lain untuk permainan kooperatif n-pihak, yaitu
Nilai Shapley, yang dikemukakan oleh Lloyd Shapley (1953). Konsep ini memberikan
solusi yang lebih adil dibandingkan pusat imputasi. Shapley melihat bahwa tiap pemain
dapat membayangkan harapan perolehannya sebelum permainan dimulai. Menurut
Shapley, ada tiga aksioma yang harus dipenuhi oleh suatu ( )viΦ , dengan ( )viΦ
merupakan harapan perolehan pemain ke-i dalam permainan dengan fungsi karakteristik
v. Ketiga aksioma tersebut adalah:
S1 ( )viΦ haruslah independen dari penomoran pemain. Jika π adalah permutasi
n,,2,1 K dan vπ adalah fungsi karakteristik dari permainan dengan nomor pemain
telah dipermutasi oleh π , maka
( ) ( ) ( )vv ii Φ=Φ ππ (1)
S2 Jumlah seluruh harapan perolehan pemain sama dengan harapan
perolehan maksimum dalam permainan, jadi
( ) ( )∑∈
=ΦNi
i Nvv (2)
S3 Jika u,v adalah fungsi karakteristik dari dua permainan, vu + adalah fungsi
karakteristik dari permainan yang dimainkan bersama-sama, maka Φ memenuhi:
( ) ( ) ( )vuvu iii Φ+Φ=+Φ (3)
Selanjutnya Shapley membuktikan bahwa terdapat satu fungsi yang memenuhi
ketiga aksioma di atas, yang dituangkan dalam teorema berikut.
Teorema 1. (Thomas, 1984: 102) Hanya terdapat satu fungsi yang memenuhi S1, S2 dan
S3 yaitu:
( ) ( ) ( ) ( ) { }( )( )∑∈
−−−=ΦSiS
i iSvSvn
SnSv
:
\!
!#!1# (4)
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id
32
dengan penjumlahan atas semua koalisi S yang memuat pemain i dan #S adalah jumlah
pemain dalam koalisi S.
( )viΦ merupakan nilai Shapley.
Contoh 7:
Diketahui fungsi karakteristik dari permainan sebagai berikut:
( ) =Øv { }( ) =1v { }( ) =2v { }( ) 03 =v
{ }( ) =2,1v { }( ) =3,1v { }( ) 13,2 =v
{ }( ) 13,2,1 =v
Tentukan nilai Shapley dari permainan tersebut.
Jawab:
( ) ( ) ( ) ( )3
111
!3
!0!21
!3
!1!11
!3
!1!10
!3
!2!01 =−+++=Φ
Dengan sifat simetri, 31
321 =Φ=Φ=Φ .
Sehingga x= ( )31
31
31 ,, .