Upload
vivi-kristiani-rumapea
View
106
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Definisi Skizofrenia suatu deskripsi dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Etiologi1. Model Diatesis-stres
2. Faktor Neurobiologi
Hipotesa Dopamin
3. Faktor Genetika
4. Faktor Psikososial Teori Tentang Individu Pasien : Teori Psikoanalitik, Teori Psikodinamik, Teori Belajar Teori Tentang Keluarga : Double Bind, Schims and Skewed Families, Pseudomutual and Pseudohostile Families, Ekspresi Emosi Teori Sosial
Gejala KlinisGejala-gejala primer : 1. Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah, isi pikiran). Yang terganggu terutama ialah asosiasi. juga digunakan arti simbolik atau clang association
kecenderungan untuk menyamakan hal-hal blocking tekanan pikiran atau pressure of thoughts. Bila suatu
ide berulang-ulang timbul dan diutarakan dinamakan preseverasi/stereotipi pikiran. Pikiran melayang (flight of ideas)
2. Gangguan afek dan emosi Kedangkalan afek dan emosi (emotional blunting) Parathimi Paramimi Parathimi dan paramimi incongruity of affect, bahasa Belanda inadequat.
Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak
mempunyai kesatuan. Gangguan afek dan emosi lain adalah : Emosi yang berlebihan sandiwara hilangnya kemampuan untuk melakukan hubungan
emosi yang baik (emotional rapport) ambivalensi pada afek.
3. Gangguan kemauan kelemahan kemauan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan. melamun berhari-hari lamanya bahkan berbulanbulan, otisme dan stupor katatonik. Negativisme Ambivalensi kemauan Otomatisme
4. Gejala psikomotor gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Mungkin penderita mutistik hiperkinesa, ia terus bergerak saja logorea. Menggunakan atau membuat kata-kata yang baru neologisme. stereotipi Gejala katalepsi Fleksibilitas cerea
Negativisme : menentang atau justru melakukan yang
berlawanan dengan apa yang disuruh. Otomatisme komando, lawan dari negativisme : semua perintah dituruti secara otomatis echolalia dan ekophraksia
Gejala-gejala Sekunder1. Waham waham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizarre Waham primer Waham sekunder
2. Halusinasi halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran Paling sering ialah halusinasi oditif atau akustik. Kadang-kadang terdapat halusinasi olfaktorik, halusinasi gustatorik atau halusinasi taktil. Halusinasi penglihatan jarang Kadang-kadang didapati depersonalisasi atau double personality sering otisme Oleh Bleuler depersonalisasi, double personality dan otisme gejala primer.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menilai simptom dan gejala klinis skizofrenia adalah:
(1). Tidak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untuk skizofrenia. Karena itu diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dari pemeriksaan status mental dan riwayat penyakit pasien (2). Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari waktu ke waktu. (3). Harus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang sosial budaya pasien.
Diagnosa Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat
jelas dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejalagejala itu kurang jelas : (a) - Thought echo - Thought insertion or withdrawal dan - Thought broadcasting
(b) - delusion of control - delusion of influence - delusion of passivity - delusional perception (c) Halusinasi auditorik (d) Waham-waham menetap jenis lainnya
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas : (e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja (f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (g) Perilaku katatonik, posisi tubuh tertentu atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; (h) Gejala-gejala negative
Klasifikasi1. Skizofrenia Paranoid Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia Sebagai tambahan : Halusinasi dan atau waham harus menonjol : (a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah (b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual (c) waham dikendalikan, dipengaruhi, atau Passivity, dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol. Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua, kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar, menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respon emosional, dan perilakunya Tipikal : tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah, bersifat bermusuhan atau agresif.
2. Skizofrenia Hebefrenik Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun). Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas Untuk diagnosis hebefrenia , pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat
diramalkan Afek pasien dangkal dan tidak wajar, sering disertai oleh cekikikan atau perasaan puas diri Proses pikir disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta
gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol. Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.
3. Skizofrenia Katatonik Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : (a) stupor atau mutisme: (b) Gaduh gelisah (c) Menampilkan posisi tubuh tertentu; (d) Negativisme; (e) Rigiditas; (f) Fleksibilitas cerea / waxy flexibility dan (g) Gejala-gejala lain seperti command automatism, dan pengulangan kata serta kalimat.
Pada pasien
yang tidak komunikatif, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat.
4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated). Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu: Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.
5. Depresi Pasca-Skizofrenia Diagnosis harus ditegakkan hanya: (a) Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini; (b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada; dan (c) Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif.
6. Skizofrenia Residual persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua : (a) Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol (b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau; (c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata; (d) Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain
7. Skizofrenia Simpleks tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari : gejala negative yang khas dari skizofrenia residual
tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna
Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada
masa pubertas.
8. Skizofrenia lainnya 9. Skizofrenia YTT Bouffe delirante (psikosis delusional akut).
Skizofrenia laten. Oneiroid. Parafrenia. Pseudoneurotik. Skizofrenia Tipe I. Skizofrenia tipe II.
Diagnosa Banding Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat Berpura-pura dan Gangguan buatan Gangguan Pasikotik Lain Gangguan Mood Gangguan Kepribadian
Perjalanan Penyakit Perjalanan penyakit skizofrenia yang umum adalah
memburuk dan remisi. Setelah sakit yang pertama kali, pasien mungkin dapat berfungsi normal untuk waktu lama (remisi) Namun, bisa juga terjadi kekambuhan. Tiap kekambuhan yang terjadi membuat pasien mengalami deteriorasi sehingga ia tidak dapat kembali ke fungsi sebelum ia kambuh.
Seiring dengan berjalannya waktu, simptom positif
hilang, berkurang, atau tetap ada, simptom negative relative sulit hilang, bertambah parah.
Penatalaksanaan Perawatan rumah sakit Terapi somatik Terapi psikososial
Perawatan di Rumah SakitIndikasi utama perawatan di rumah sakit adalah : 1. Untuk tujuan diagnostik. 2. Menstabilkan medikasi. 3. Keamanan pasien 4. Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai. 5. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan utama perawatan di rumah sakit adalah ikatan
efektif antara masyarakat.
pasien
dan
system
pendukung
Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki
orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri sendiri, kualitas hidup, pekerjaan dan hubungan sosial. Pusat perawatan di siang hari dan kunjungan rumah
kadang-kadang dapat membantu pasien tetap di luar rumah sakit untuk periode waktu yang lama dan dapat memperbaiki kualitas kahidupan sehari-hari pasien.
Terapi SomatikAntipsikotik Penggolongan : Phenothiazine : Chlorpromazine (Largatil) Butyrophenone : haloperidol (Haldol, Serenace) Diphenylbutyl-piperidine : pimozide (Orap) Benzamide : sulpiride (Dogmatil) Dibenzodiazepine : clozapine (Clozaril) Benzisoxazole : risperidone (Risperdal)
Prinsip-prinsip Terapeutik1. Klinis harus secara cermat menentukan gejala sasaran yang akan diobati 2. Suatu antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu pada pasien harus digunakan lagi. 3. Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 minggu pada dosis yang adekuat. 4. Penggunaan pada lebih dari satu medikasi antipsikotik pada satu waktu adalah jarang diindikasikan. 5. Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin
Mekanisme AntipsikotikAntipsikotik tipikal : Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak (Dopamine antagonis) Hanya dapat menghilangkan gejala-gejala positif seperti : waham, halusinasi Antipsikotik atipikal : Memblokade dopamine juga memblokade serotonin (serotonin dopamin antagonis) Dapat mengatasi gejala positif dan negatif (afek mendatar, anhedonia, abulia)
ANTI PSIKOTIK TIPIKAL CHLORPROMAZIN HALOPERIDOL FLUPHENAZINE DECANOATE
ANTIPSIKOSIS ATIPIKAL CLOZAPINE RISPERIDONE OLANZAPINE QUETIAPINE ZIFRASIDONE ARIFIFRAZOL
No Nama Generik 1 Chlorpromazine
2
Haloperidol
3
Perphenazine
Nama Dagang Largactil (Rh-poulenc) Promactil (Combiphar) Meprosetil (Meprofam) Ethibernal (Ethica) Serenace (Searle) Haldol (Janssen) Govotil (Guardian Ph) Haldol Decanoas (Janssen) Trilafon (Schering)
Sediaan Tab. 25 mg 100 mg Amp. 25 mg / ml
Dosis Anjuran 150600 mg / h
Tab. 0,5 mg, 1,5 & 5 mg Liq. 2 mg / ml Amp. 5 mg / ml Tab.0,5 mg,2 mg Tab.2 mg, 5 mg Amp. 50 mg / ml
5 5 mg / h 50 mg/2-4 mgg
Tab.2 mg, 4 & 8 mg 12 24 mg / h
4
Fluphenazine Fluphenazinedecanoate LevomepromazineTrifluoperazine
56
78
ThioridazineSulpiride
9
Pimozide
10 11
Risperidone Clozapine
12 13
Olanzapin Quetiapin
Anatensol (B-M Squibb) Modecate (B-M Squibb) Nozinan (Rh-poulenc ) Stelazine (SmithKline) Melleril (Novartis) Dogmatil Forte (Delagrange) Orap Orap Forte (Janssen) Risperdal (Janssen) Clozaril (Novartis) Zyprexa (Eli Lilly) Zeroquel (Astra-Zeneca)
Tab. 2,5 mg 5 mg Vial. 25 mg / ml Tab. 25 mg Amp. 25 mg / ml Tab.1mg , 5 mg Tab.50mg, 100mg Amp. 50 mg / ml Tab. 200 mg Tab. 1 mg Tab. 4 mgTab. 1,2,3 mg
10 15 mg / h 25 mg/2-4 mgg
25 50 mg / h10 15 mg / h
150600 mg / h300600 mg / h
14 mg / h
2 6 mg / h
Tab. 25 mg, 25100mg/ h 100 mg Tab. 5mg 10mg 10-20 mg/hr Tab. 25 mg, 100 mg, 200 50-400 mg/hr mg
PENGATURAN DOSISDalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan : Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu Waktu paruh : 12-24 jam (pemberian 1-2 x perhari) Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien.
Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari sampai mencapai dosis efektif dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 minggu diturunkan setiap 2 minggu dosis maintenance dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun tapering off stop.2
Kontraindikasi Utama Antipsikotik: 1. Riwayat respon alergi yang serius 2. Kemungkinan bahwa pasien telah mengingesti zat yang akan berinteraksi dengan antipsikotik 3. Resiko tinggi untuk kejang 4. Adanya glukoma sudut sempit
Kegagalan Pengobatan1. Ketidakpatuhan dengan antipsikotik 2. Waktu percobaan yang tidak mencukupi.
Obat Lain Lithium Antikonvulsan Benzodiazepin
Terapi Somatik lainnya Elektrokonvulsif ( ECT )
Terapi Psikososial Terapi Perilaku Terapi Berorientasi Keluarga
Prognosis
Kesimpulan Skizofrenia adalah suatu deskripsi dengan variasi
penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Psikopatologi skizofrenia: Faktor Ditesis-stress Neurobiologi Genetika Faktor Psikososial
Klasifikasi skizofrenia: Skizofrenia paranoid Skizofrenia hebefrenik Skizofrenia katatonik Skizofrenia tak terinci (undifferentiated) Depresi pasca skizofrenia Skizofrenia residual Skizofrenia simpleks Skizofrenia lainnya Skizofrenia YTT
Diagnosis Skizofrenia: Gejala karakteristik : dua (atau lebih) berikut, masingmasing ditemukan untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil) Sosial / Pekerjaan Durasi Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood. Penyingkiran zat/ kondisi medis umum Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive
Gejala klinik skizofrenia: Isi pikiran Bentuk pikiran Persepsi Afek Rasa kesadaran diri Dorongan kehendak Hubungan dengan dunia luar Tingkah laku psikomotor Gambaran penyerta
Diagnosis banding skizofrenia: Gangguan mood Gangguan kepribadian Gangguan psikotik lainnya Gangguan psikotik sekunder dan akibat obat Penatalaksanaan skizofrenia: Perawatan rumah sakit Terapi somatik Terapi psikososial Prognosis : tergantung dari berbagai factor
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan & Sadock: Skizofrenia dalam Sinopsis Psikiatri Jilid 1, edisi 7, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997, halaman 685-729. Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi 3,Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002, hal 46-51. W.F. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Airlangga,1980, hal:215-35 Maslim. R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi 3, Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2001, hal 14-23. Hawari, Dadang:Skizofrenia dalam Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa, Penerbit FKUI, Jakarta, 2003. http://www.schizophrenia.com http://www.e-psikologi.com http://www.medicastore.com/cybermed
SEKIAN. TERIMA KASIH