24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal yang diakibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih cfu/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 cfu/ml atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan: a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis karena infeksi hematogen. b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi. c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika. Infeksi saluran kemih sering terjadi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih 1

infeksi saluran kemih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bakteri

Citation preview

Page 1: infeksi saluran kemih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan

saluran kemih, termasuk ginjal yang diakibat proliferasi suatu mikroorganisme.

Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di

dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih cfu/ml

urin, namun jika hanya terdapat 10.000 cfu/ml atau kurang bakteri/ml urin, hal itu

menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang

disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang

tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.

Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:

a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis

karena infeksi hematogen.

b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.

c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.

Infeksi saluran kemih sering terjadi pada wanita. Salah satu penyebabnya

adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah

melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah

kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu

berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan

mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin

memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot

polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,

sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada

kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah

pembentukan selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus

ini mempunyai fungsi sebagai antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen

menurun dan sistem perlindungan ini lenyap sehingga pada wanita yang sudah

mengalami menopause rentan terkena infeksi saluran kemih. Proteksi terhadap

1

Page 2: infeksi saluran kemih

infeksi saluran kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin yang

asam dan berfungsi sebagai antibakteri.

Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang

sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia

prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di

bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan

obstruksi aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam

keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.

Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang

karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan

peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami

cedera korda spinalis atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga

mengalami peningkatan risiko infeksi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas maka ada beberapa permasalahan yang akan

dibahas diantaranya:

1. Bagaimana karakteristik bakteri Pseudomonas aeruginosa sebagai

penyebab infeksi saluran kemih ?

2. Bagaimana cara mendiagnosis bakteri Pseudomonas aeruginosa?

3. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan infeksi saluran kemih yang

disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik bakteri Pseudomonas aeruginosa sebagai

penyebab infeksi saluran kemih.

2. Mengetahui cara mendiagnosis infeksi saluran kemih yang disebabkan

Pseudomonas aeruginosa.

3. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan infeksi saluran kemih

yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.

2

Page 3: infeksi saluran kemih

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami karakteristik bakteri Pseudomonas aeruginosa sebagai

penyebab infeksi saluran kemih.

2. Memahami cara mendiagnosis infeksi saluran kemih yang disebabkan

Pseudomonas aeruginosa.

3. Memahami cara pencegahan dan pengobatan infeksi saluran kemih yang

disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.

3

Page 4: infeksi saluran kemih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif batang, dengan

ukuran 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi

kadang-kadang 2-3 flagel. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak

dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini

menghasilkan hasil negatif pada uji indol, Merah Metil, dan Voges-Proskauer.

Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir

polisakarida ekstraseluler Struktur dinding sel sama dengan famili

Enterobacteriaceae. Strain yang diisolasi dari bahan klinik sering mempunyai

phili untuk perlekatan pada permukaan sel dan memegang peranan penting

dalam resistensi terhadap fagositosis. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan

di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. Pseudomonas

aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-

kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi

pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosa disebut patogen

oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan

inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada

manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada

kulit manusia. Tetapi, infeksi P.aeruginosa menjadi problema serius pada

pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar.

Angka fatalitas pasien-pasien tersebut mencapai 50 %.

Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini

akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin.

Beberapa strain Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluoresen

berwarna hijau, yaitu pioverdin. Pseudomonas aeruginosa memproduksi

katalase, oksidase, dan amonia dari arginin. Bakteri ini dapat menggunakan

sitrat sebagai sumber karbonnya.

4

Page 5: infeksi saluran kemih

Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : GammaProteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonas aeruginosa

P.aeroginosa tumbuh baik pada suhu 3-42°C. Tumbuh pada suhu 42°C

membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain. Bakteri ini

oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain yang

mengoksidasi glukosa. Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang

sangat mudah beradabtasi dan dapat memakai 80 gugus organik yang berbeda

untuk pertumbuhannya dan amonia sebagai sumber nitrogen. Dapat tumbuh

pada perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman Enterobacteriaceae dan

mempunyai kemampuan untuk mentolerir keadaan alkalis, juga dapat tumbuh

pada perbenihan untuk kuman vibrio. Meskipun pseudomonas merupakan

organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan nitrat dan arginin sebagai

aseptor elektron dan tumbuh secara anaerob. Pseudomonas aeruginosa adalah

satu-satunya spesies yang menghasilkan piosianin yang berguna sebagai

5

Page 6: infeksi saluran kemih

suatau pigmen yang larut dalam kloroform dan fluoresen yang merupakan

pigmen yang larut dalam air.

2.1.1 Patogenesi

Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi pertahanan

tubuh normal dan menimbulkan penyakit ialah pili, yang melekat dan

merusak membran basalis sel yang meningkatkan perlekatan pada jaringan

tetapi tidak menekan fagositosis. Suatu hemolisin yang memiliki aktivitas

fosfolipasa, kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk membantu

pergerakan. Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah LPS

mirip dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu

transferasa ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan

sintesis protein dan menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S

yang juga merupakan transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat

sintesis protein eukariota.

Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang merusak barrier

tubuh dan sel-sel inang menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa

menyerang jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan

bakteri gram negatif lain menyebabkan gejala sepsis dan syok septik.

Eksotoksin A menghambat sintesis protein eukariotik dengan cara kerja

yang sama dengan cara kerja toksin difteria (walaupun struktur kedua

toksin ini tidak sama) yaitu katalisis pemindahan sebagian ADP-ribosil

dari NAD kepada EF-2.

Hasil dari kompleks ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis

protein sehingga mengacaukan fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim

ekstraseluler, seperti elastase dan protease mempunyai efek hidrotoksik

dan mempermudah invasi organisme ini ke dalam pembuluh darah.

Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam beberapa

serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi

yang berat. Psiosianin merusak silia dan sel mukosa pada saluran

pernafasan. Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai

6

Page 7: infeksi saluran kemih

penyebab timbulnya demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia,

koagulasi intravaskular diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada

orang dewasa.

Strain Pseudomonas aeruginosa yang punya sistem sekresi tipe III.

Secara signifikan lebih virulen dibandingkan dengan yang tidak punya

sistem sekresi tersebut. Sistem sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai

pada bakteri gram negatif, terdiri dari sekitar 30 protein yang terbentang

dari bagian dalam hingga luar membran sel bakteri, berfungsi seperti

jarum suntik yang menginjeksi toksin-toksin secara langsung ke dalam sel

inang sehingga memungkinkan toksin mencegah netralisasi antibodi.

2.1.2 Antigen Pseudomonas aeruginosa

Pili (fimbriane) menjulur dari permukaan sel dan membantu

pelekatan pada sel epitel inang. Simpai polisakarida membentuk koloni

mukoid yang terlihat pada biakan dari penderita penyakit fibrosis kistik.

Lipopolisakarida,yang terdapat daam berbagai imunotipe,bertanggung

jawab untuk kebanyakan sifat endotoksik organisme itu.

P. aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan imunotipe

lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin).

Kebanyakan solat P. aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim

ekstrasel,termasuk elastase, protease, dan dua hemolisin: suatu fosfolipase

C yang tidak tahan panas dan suatu glikolipid yang tahan panas.

Banyak strain P. aeruginosa menghasilkan eksotoksin A,yang

menyebabkan nekrosis jaringan dan dapat mematikan hewan bila

disuntikkan dalam bentuk murni.Toksin ini menghambat sintesis protein

dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria, meskipun

struktur kedua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap eksotoksin A

ditemukan dalam serum beberapa manusia, termasuk serum penderita yang

telah sembuh dari infeksi P. aeruginosa yang berat.

7

Page 8: infeksi saluran kemih

2.1.3 Infeksi yang Ditimbulkan Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa dapat dijumpai di banyak tempat di

rumah sakit; desinfektan, alat bantu pernafasan, makanan, saluran

pembuangan air dan kain pel. Penyebaran Pseudomonas aeruginosa

melalui aliran udara, air, tangan tercemar, penanganan dan alat-alat yang

tidak steril di rumah sakit. Selain itu, dapat juga lewat hewan (lalat,

nyamuk, dsb) yang telah tercemar. P. aeruginosa menyebabkan

kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan terapi pernafasan, cairan

intravena, bahkan air hasil proses penyulingan.

Suatu penelitian di unit perawatan intensif neonatus menyatakan

bahwa    P. aerugonisa  paling sering membentuk koloni di saluran

pernapasan dan saluran cerna. Hal ini terutama dijumpai pada bayi

prematur oleh karena pH lambung sering tinggi sehingga mendukung

pertumbuhan bakteri. Penyebaran terjadi dari pasien ke pasien lewat

tangan karyawan rumah sakit, melalui kontak langsung dengan reservoir,

atau lewat pencernaan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

P. aerugonisa  menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan

anestesi dan terapi pernapasan , cairan intravena, bahkan air hasil proses

penyulingan. Endoskopi, termasuk bronkoskopi adalah alat-alat medik

yang paling sering dihubungkan dengan berjangkitnya infeksi nosokomial.

Suatu penelitian di AS membuktikan bawa dari 414 pasien yang menjalani

prosedur bronkoskopi didapati 9,4% infeksi saluran napas atas dan bawah

serta infeksi lewat aliran darah, dan pada 66,7% dari infeksi tersebut

didapati P. aerugonisa sesudah dilakukan kultur.

Karena merupakan patogen nosokomial maka metode untuk

mengendalikan infeksi ini mirip dengan metode untuk patogen nosokomial

lainnya. Kemampuannya untuk tumbuh subur dalam lingkungan yang

basah menuntut perhatian khusus pada bak cuci, bak air, pancuran, bak air

panas, dan daerah basah yang lain. Untuk mencegah terkontaminasinya

8

Page 9: infeksi saluran kemih

kolam renang umum, dilakukan klorinasi terhadap air kolam renang,

menghindari lantai kolam renang yang kasar untuk mengurangi gesekan

pada kulit, dan membersihkan lantai kolam renang beserta saluran air

menggunakan senyawa ammonium quaternium diikuti penggunaan ozone

untuk memecah biofilm.

Untuk tujuan epidemiologi, strain dapat ditentukan tipenya

berdasarkan kepekaan terhadap piosin dan imunotipe lipopolisakaridanya.

Vaksin dari jenis yang tepat yang diberikan pada penderita dengan risiko

tinggi akan memberikan perlindungan sebagian terhadap spesies

Pseudomonas. Terapi semacam itu telah digunakan secara ekperimental

pada penderita leukimia, luka bakar, fibrosis kistik, dan imunosupresi.

2.2 Diagnosis Laboratorium untuk Pseudomonas aeruginosa

Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, bahan pemeriksaan diambil

dari urin, pus, apus luka, darah, liquor, jaringan yang rusak, sputum atau

dengan perbenihan biakan.

Bahan pemeriksaan kultur urin dapat berupa urin tengah atau urin

punksi. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktu

maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus disimpan

dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format. Jika cara

pengambilan atau pengiriman bahan urin tidak memenuhi persyaratan urin

sebaiknya di ambil pada waktu pagi hari.

Perbenihan yang dipakai untuk pemeriksaan bahan urin yaitu lempeng

agar darah, lempeng agar endo, gulu-gula dan reaksi biokimia lainnya. Untuk

menanam di lempeng agar darah dan lempeng agar endo dengan sengkelit

berdiameter 9mm secara aseptik urin diambil kemudian ditanam pada media

tersebut masing-masing 1 sengkelit. Lempeng agar darah untuk melihat

pertumbuhan staphylococcus Sp dan streptococcus Sp. Sedangkan lempeng

agar endo untuk melihat pertumbuhan kuman enterik yaitu Escherichia coli,

Enterobacter, Klebsiella, Proteus, dan Pseudomonas aeruginosa. Media

9

Page 10: infeksi saluran kemih

lempeng agar darah dengan lempeng agar endo di inkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam.

Hasil dari kedua media tersebut tumbuh beberapa koloni sehingga

koloni yang tumbuh harus di perhatikan dan di teliti. Sifat dari koloni tersebut

di antaranya

a. Besar, kecil atau halus

b. Kering, basah atau mukoid

c. Berpigmen atau tidak

d. Hemolisa atau tidak

Ditemukan kuman pada urin punksi berarti menunjukan adanya

infeksi. Pada urin tengah, penentuan jumlah kuman per milimeter urin sangat

penting karena selain dapat dipakai untuk menilai hasil terapi juga sangat

berperan dalam menentukan ada tidaknya infeksi.ketentuan tersebut adalah

sebagai berikut ;

a. Jumlah kuman < 20.000/mL urin di anggap sebagai akibat kontaminasi

bukan karena infeksi

b. Jumlah kuman antara 20.000 – 100.000/mL urin dianggap meragukan

c. Jumlah kuman 100.000 atau lebih/mL urin merupakan petunjuk adanya

infeksi.

Dari tiap macam koloni kuman yang tumbuh yang memenuhi syarat

seperti tersebut diatas ditanamkan bila dari lempeng agar darah ke dalam

tabung agar darah. Sedangkan koloni dari lempeng agar endo pada agar TSA.

perbenihan ini kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

Keesokkan harinya di amati pertumbuhannya kemudian dibuat pewarnaan

Gram. Dengan pewarnaan Gram dan dengan melihat sifat-sifat koloninya

dalam lempeng agar darah maka dapat ditentukan jenisnya. Sedangkan dari

TSA kemudian ditanam pada deretan biokimia (deret gula-gula lengkap).

Setelah dilakukan pewarnaan Gram dan deretan biokimia maka dari

tabung agar darah dan dari TSA dilakukan tes kepekaan terhadap antibiotik

sesuai dengan cara yang telah ditentukan kirby Bauer. Hasil dari tes kepekaan

yaitu resisten.

10

Page 11: infeksi saluran kemih

Bahan pemeriksaan lainnya seperti LCS dilakukan pewarnaan Gram

dahulu, dengan hasil gram negatif batang. Kemudian diisolasi pada agar

darah, Mc Conkey, dan pseudomonas agar kemudian diinkubasi pada suhu

370C selama 24 jam. Dengan hasil koloni pada agar darah bulat, putih abu,

cembung, hemolisis. Pada Mc Conkey tidak swarming karena dihambat oleh

garam empedu. Sedangkan pada pseudomonas agar bulat, putih, cembung,

pigmen hijau. Kemudian dilakukan uji biokimia atau deret gula-gula lengkap.

Hasil deret gula-gula lengkap untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa

Gula-gula Hasil

Semi solid Positif

Glukosa +/-

Laktosa Negatif

Manit Negatif

Maltosa Negatif

Sukrosa Negatif

Urea Negatif

TSIA Merah/kuning H2S negatif

Indol Negatif

Metil red Negatif

Voges proskuer Negatif

Simon sitrat Positif

11

Page 12: infeksi saluran kemih

koloni Pseudomonas aeruginosa pada agar

2.3 Pencegahan dan Pengobatan Infeksi saluran kemih Pseudomonas

aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang

melekat pada tubuh kita dan tidak akan menimbulkan penyakit selama

pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya pencegahan yang paling baik

adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi.

Upaya pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di

rumah sakit dilakukan dengan cara kerja steril/ aseptis yang dilakukan oleh

setiap personil rumah sakit (medis dan paramedis) dengan penuh rasa

tanggung jawab.

Pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika yang telah

diseleksi terutama didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi,

serta timbulnya komplikasi. Pertimbangan pemilihan antibiotika yang lain

termasuk efek samping, harga, serta perbandingan dengan terapi lain. Tetapi,

idealnya pemilihan antibiotika berdasarkan toleransi dan terabsorbsi dengan

baik, perolehan konsentrasi yang tinggi dalam urin, serta spectrum yang

spesifik terhadap mikroba pathogen.

Antibiotika yang digunakan untuk pengobatan infeksi

saluran kemih terbagi dua, yaitu antibiotika oral dan parenteral.

12

Page 13: infeksi saluran kemih

1. Antibiotika Oral

a. Sulfonamida

Antibiotika ini digunakan untuk mengobati infeksi pertama

kali. Sulfonamida umumnya diganti dengan antibiotika yang lebih

aktif karena sifat resistensinya. Keuntungan dari sulfonamide adalah

obat ini harganya murah.

b. Cephaloporin

Cephalosporin tidak memiliki keuntungan utama dibanding

dengan antibiotika lain yang digunakan untuk mengobati infeksi

saluran kemih, selain itu obat ini juga lebih mahal. Cephalosporin

umumnya digunakan pada kasus resisten terhadap amoxsicillin dan

trimetoprim-sulfametoksazol.

c. Tetrasiklin

Antibiotika ini efektif untuk mengobati infeksi saluran kemih

tahap awal. Sifat resistensi tetap ada dan penggunannya perlu

dipantau dengan tes sensitivitas. Antibotika ini umumnya digunakan

untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydial.

d. Nitrofurantoin

Antibiotika ini efektif sebagai agen terapi dan profilaksis

pada pasien infeksi saluran kemih berulang. Keuntungan utamanya

adalah hilangnya resistensi walaupun dalam terapi jangka panjang.

e. Azithromycin

Berguna pada terapi dosis tunggal yang disebabkan oleh

infeksi chlamydial.

2. Antibiotika Parenteral

a. Penicillin

13

Page 14: infeksi saluran kemih

Penicillin memilki spectrum luas dan lebih efektif untuk

menobati infeksi akibat Pseudomonas aeruginosa dan enterococci.

Penicillin sering digunakan pada pasien yang ginjalnya tidak

sepasang atau ketika penggunaan amynoglycosida harus dihindari.

b. Cephalosporin

Cephalosporin generasi kedua dan ketiga memiliki aktivitas

melawan bakteri gram negative, tetapi tidak efektif melawan

Pseudomonas aeruginosa. Cephalosporin digunakan untuk

mengobati infeksi nosokomial dan uropsesis karena infeksi

pathogen.

c. Imipenem/silastatin

Obat ini memiliki spectrum yang sangat luas terhadap

bakteri gram positif, negative, dan bakteri anaerob. Obat ini aktif

melawan infeksi yang disebabkan enterococci dan Pseudomonas

aeruginosa, tetapi banyak dihubungkan dengan infeksi lanjutan

kandida. Dosis obat ini sebesar 250-500 mg ddengan interval

pemberian tiap 6-8 jam.

d. Aztreonam

Obat ini aktif melawan bakteri gram negative, termasuk

Pseudomonas aeruginosa. Umumnya digunakan pada infeksi

nosokomial, ketika aminoglikosida dihindari, serta pada pasien

yang sensitive terhadap penicillin. Dosis aztreonam sebesar 1000

mg dengan interval pemberian tiap 8-12 jam.

14

Page 15: infeksi saluran kemih

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN

1. Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri gram negatif batang, dengan

ukuran 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi

kadang-kadang 2-3 flagel. Pseudomonas aeruginosa dapat dijumpai di

banyak tempat di rumah sakit; desinfektan, alat bantu pernafasan, makanan,

saluran pembuangan air dan kain pel. faktor yang menentukan daya patogen

adalah LPS mirip dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A,

suatu transferasa ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan

sintesis protein dan menyebabkan nekrosis di dalam hati.

2. Diagnosis ditegakkan dengan menggunakan bahan pemeriksaan urin, pus,

apus luka, darah, liquor, jaringan yang rusak, sputum atau dengan perbenihan

biakan.

3. Pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika yang telah

diseleksi terutama didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi,

serta timbulnya komplikasi. Upaya pencegahan yang paling baik adalah

dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi.

1.2 SARAN

Semoga untuk ke depan dapat ditingkatkan kesehatan dan kebersihan

pribadi tiap – tiap individu sehingga dapat terhindar dari infeksi saluran

kemih.

15

Page 16: infeksi saluran kemih

DAFTAR PUSTAKA

ringga. 2008. Identifikasi bakteri pseudomonas aeruginosa. [Jurnal Online

PDF].http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/lia-natalia078114123.

pdf. Diunduh pada 29 maret 2013.

Natalia, lia. 2008. Identifikasi bakteri pseudomonas aeruginosa. [Jurnal Online

PDF]. http://repository.unand.ac.id/17374/1/skripsi_ringga.pdf.Diunduh

pada 29 maret 2013.

Anonim.2008.pseudomonas_aeruginosa.http://repository.usu.ac.id/bitstream/

123456789/3507/3/05010683.pdf. Diunduh pada, 29 Maret 2013.

Kurniati, Iis. Dan Asep Dermawan. 2012. Penuntun dan Jurnal Praktikum Media

dan Reagensia. Bandung: Poltekkes Bandung Jurusan Analis Kesehatan.

Staff pengajar fakultas kedokteran universitas indonesia. 1994.mikrobiologi

kedokteran.Jakarta:bunarupa aksara.

16