19
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Sebagai Tanaman Penghasil Minyak Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak. Selain kelapa, kacang kacangan dan jagung. Dimana dalam perkembangannya melalui salah satu produknya yaitu minyak sawit, kelapa sawit memiliki peranan penting antara lain : 1. Mampu mengganti kelapa sebagai sumber bahan baku mentah bagi industri pangan maupun non-pangan dalam negeri. 2. Ditetapkan sebagai pedoman ekspor non-migas Indonesia yang sangat besar bagi pemasukan devisa. Ada beberapa tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas varietas itu dapat dibedakan atas warna kulit buahnya, berdasarkan ketebalan tempurung, penampung irisan buah, kandungan minyak dalam buah kelapa sawit dapat dibedakan atas tiga varietas yaitu : 1. Dura, dengan tempurung yang tebal yaitu antara 2 8 mm, daging buah berlapis tipis dan kandungan minyaknya rendah. 2. Pisifera, dengan biji yang kecil dan mempunyai tempurung yang sangat tipis tetapi daging buahnya tebal sehingga kandungan minyaknya tinggi. 3. Tennera, verientas mempunyai sifat sifat yang berasal dari kedua induknya yaitu Dura dan Pisifera dengan tempurung tipis dengan ketebalan 0,5 4 mm, Universitas Sumatera Utara

Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit Sebagai Tanaman Penghasil Minyak Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak. Selain kelapa,

kacang – kacangan dan jagung. Dimana dalam perkembangannya melalui salah satu

produknya yaitu minyak sawit, kelapa sawit memiliki peranan penting antara lain :

1. Mampu mengganti kelapa sebagai sumber bahan baku mentah bagi industri

pangan maupun non-pangan dalam negeri.

2. Ditetapkan sebagai pedoman ekspor non-migas Indonesia yang sangat besar

bagi pemasukan devisa.

Ada beberapa tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas – varietas itu

dapat dibedakan atas warna kulit buahnya, berdasarkan ketebalan tempurung,

penampung irisan buah, kandungan minyak dalam buah kelapa sawit dapat dibedakan

atas tiga varietas yaitu :

1. Dura, dengan tempurung yang tebal yaitu antara 2 – 8 mm, daging buah

berlapis tipis dan kandungan minyaknya rendah.

2. Pisifera, dengan biji yang kecil dan mempunyai tempurung yang sangat tipis

tetapi daging buahnya tebal sehingga kandungan minyaknya tinggi.

3. Tennera, verientas mempunyai sifat – sifat yang berasal dari kedua induknya

yaitu Dura dan Pisifera dengan tempurung tipis dengan ketebalan 0,5 – 4 mm,

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

persentase daging buah terhadap buah tinggi sehingga kandungan minyak yang

dihasilkan lebih banyak.

Berdasarkan warna kulitnya ada tiga varietas kelapa sawit yang dikenal yaitu :

1. Nigrescens, buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan

berubah menjadi kehitam – hitaman sewaktu telah masak.

2. Virescens, buah berwarna hijau pada waktu muda dan ketika masak menjadi

jingga kemerahan tetapi ujungnya tetap kehijauan.

3. Albescens, pada waktu muda buah berwarna keputih – putihan sedangkan

setelah masak menjadi kekuning – kuningan dan ujungnya berwarna ungu

kehitaman.

Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun dan buahnya

menjadi masak 5 – 6 buah setelah penyerbuakan. Proses pemasakan buah kelapa sawit

dapat dilihat perubahan warna kulitnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah

jingga waktu buah telah masak. Pada saat itu kandungan minyak pada buah telah

maksimal jika terlalu matang buah kelapa sawit akan terlepas dari tangkai

tandannya.(Tim Penulis,1997)

2.1.1. Pembentukan Minyak Dalam Buah

Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang

terdapat pada daging buah (mesokrap) dan minyak inti sawit yang terdapat pada

kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan fisika –

kima. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah

jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang

terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah

memberondol normal.

Minyak yang mula – mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang

mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah

terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh.

Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk

emulsi pada kantong – kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah

dilapisi dengan kulit yang tebal dan berkilat.

Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang maka tanaman

tesebut membentuk senyawa kimia pelindung yaitu karotein. Setelah penyerbukan

kelihatan buah berwarna hitam kehijau-hijauan. Pada saat pembentukan minyak

terjadi yaitu trigliserida dengan asam lemak tidak jenuh, tanaman membentuk karotein

dan phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan klorofil tidak mampu

melakukannya sebagai antioksidasi.

2.2 Kriteria Matang Panen

Suatu areal tanaman belum menghasilkan baru dapat dialihkan menjadi tanaman

menghasilkan apabila :

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

1. Tanaman 60% atau lebih telah matang panen

2. Berat janjangan rata – rata 4 kg atau lebih

Buah yang telah matang akan lepas dari bulirnya yang disebut dengan

memberondol. Keadaan ini digunakan sebagai tolak ukur kematangan buah. Semakin

banyak buah yang memberondol maka buah dinyatakan semakin matang. Untuk

mempermudah pengolahan kualitas tandan, maka ditetapkan kriteria matang panen

yang berdasarkan pada kandungan minyak dalam tandan semaksimal mungkin,

sehinga dihasilkan kandungan asam lemak bebas yang rendah.

2.2.1 Cara Memotong Tandan Buah Yang Matang Panen

Melalui jalan buah, pemanen melihat tanda-tanda buah yang matang panen. Untuk

mempermudah pemotongan tandan buah, pelepah dibawah tandan buah yang

menyangga dapat dipotong terlebih dahulu.

Memotong pelepah harus merapat ke batang sehingga tidak ada sisa pelepah,

hanya pangkal yang masih menempel ke batang. (Naibaho,1996)

2.2.2 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikrap dan 20 persen buah yang

dilapisi kulit yang tipis ; kadar minyak dalam perikrap sekitar 34-40 persen. Minyak

kelapa sawit adalah lemak semi padat yang memiliki komposisi yang tetap.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada

tabel berikut ini. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.

Tabel 2.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit

Asam lemak Minyak Kelapa Sawit

(%)

Minyak Inti Sawit (%)

Asam kaplirat - 3 - 4

Asam kaproat - 3 - 7

Asam laurat - 46 - 52

Asam miristat 1,1 - 2,5 14 - 17

Asam palmitat 40 – 46 6,5 - 9

Asam stearat 3,6 - 4,7 1 - 2,5

Asam oleat 39 – 45 13 - 19

Asam linoleat 7 - 11 0,5 - 2

Kandungan karotein dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam

minyak dari jenis tenera lebih kurang 500 – 700 ppm; kandungan tokoferol bervariasi

dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi. (Ketaren, S. 2005)

2.3 Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak merupakan hal yang kita kenal setiap hari. Lemak yang lazim

meliputi mentega, lemak hewan, dan bagian berlemak dari daging. Minyak terutama

berasal dari tumbuhan. Meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair,

keduanya memiliki struktur organik dasar yang sama. Lemak (fat) dan minyak (oil)

ialah triester dari gliserol dan disebut trigliserida. Bila kita mendidihkan lemak atau

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

minyak dengan alkali, lalu mengasamkan larutan yang dihasilkan, kita akan

memperoleh gliserol dan campuran asam lemak (fatty acid).(Harold,H. 2003)

Asam lemak jenuh mempunyai rumus umum CnH2n + 1COOH yang dimulai

dari asam lemak beratom C2 (asam asetat) seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Asam – asam lemak jenuh

Rumus molekul

(CnH2nO2)

Rumus struktur

(CnH2n+1)COOH

Nama umum Nama sistematik

C2H4O2 CH3COOH Asam asetat Asam etanoat

C3H6O2 C2H5COOH Asam propionat Asam propanoat

C4H8O2 C3H7COOH Asam butirat Asam butanoat

C6H12O2 C5H11COOH Asam kaproat Asam hexanoat

C8H16O2 C7H15COOH Asam kaprilat Asam oktanoat

C10H20O2 C9H19COOH Asam kaprat Asam dekanoat

C12H24O2 C11H23COOH Asam laurat Asam dedekanoat

C14H28O2 C13H27COOH Asam miristat Asam

tatradekanoat

C16H32O2 C15H31COOH Asam palmitat Asam

hexadekanoat

C18H36O2 C17H33COOH Asam stearat Asam

oktadekanoat

C20H40O2 C19H33COOH Asam arachidat Asam eikosenoat

C22H44O2 C21H43COOH Asam behenat Asam dokosanoat

C24H48O2 C23H47COOH Asam lignoserat Asam

tetrakosanoat

Jumlah atom C asam lemak berhubungan erat dengan titik didih dan titik cair

suatu lemak. Semakin banyak jumlah atom C atau semakin panjang rantai atom asam

lemak, titik didih dan titik cair lemak semakin tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

Tabel 2.3 Asam lemak tidak jenuh

Rumus molekul Rumus struktur Nama umum Nama sistematik

C16H30O2 C15H29COOH Palmitoleat 9-heksadesenoat

C18H34O2 C17H33COOH Oleat Cis-9-

oktadesenoat

C18H34O2 C17H33COOH Elaidat Trans-9-

oktadesenoat

C18H34O2 C17H33COOH Vasenat 11-oktadesenoat

C18H32O2 C17H31COOH Linoleat Cis-9-12-

oktadekadienoat

C18H30O2 C17H29COOH Linolenat 9,12,15

oktadekatrienoat

C18H30O2 C17H29COOH Linolenat 6,9,12

oktatrienoat

C18H30C2 C17H29COOH Eleostearat 9,11,13

oktadekatrienoat

C18H32O2 C19H31COOH Arakidonat 5,8,11,14

eikosatetraenoat

C18H46O2 C23H45COOH Nervonat Cis 15-

tetrakosenoat

Asam lemak tidak jenuh dengan rumus molekul yang sama seperti oleat

dengan elaidat adalah merupakan isomer cis dan trans dari 9 oktadesenoat.

Asam-asam lemak yang mengandung lebih dari 1 ikatan rangkap dan ikatan

rangkap tersebut terletak pada dua atom C yang berdekatan (- CH = CH – CH = CH-)

disebut berkonjugasi (in conyugation), banyak terdapat pada tanaman, sedangkan

ikatan rangkap tersebut tidak berkonjugasi, asam lemak tersebut dinamakan tipe

divinylmetane (=CH-CH2-CH=CH-).(Naibaho,1996)

Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim

selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pagan, asam lemak dengan kadar

lebih besar dari 0,2% dari berat lemak akan mengakibatkan flavor yang tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Dengan proses netralisasi

minyak sebelum digunakan dalam bahan, maka jumlah asam lemak bebas dapat

dikurangi sampai kadar maksimum 0,2 persen. (Winarno,F.G. 1997)

2.4. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu,

syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu sawit

dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu : Pertama; benar-benar

murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut

dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisknya, yaitu dengan mengukur nilai titik

lebur angka penyabunan dan bilangan iodium. Kedua: pengertian mutu sawit

berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu yang diukur berdasarkan spesifikasi

standart mutu Internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam tembaga,

peroksida dan ukuran pemucatan.

Kebutuhan minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan

dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian,

kesegaran, maupun higienisnya yang harus diperhatikan. Rendahnya mutu minyak

sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari

sifat pohon induknya, penanganannya pasca panen, atau kesalahan selama

pemprosesan. Selain ada beberapa faktor yang secara langsung berkaitan dengan mutu

minyak sawit.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

Tabel 2.4 Standart Mutu Minyak Sawit

Karakteristik Minyak Sawit

Asam Lemak Bebas 5%

Kadar Kotoran 0,5%

Kadar Zat Menguap 0,5%

Bilangan Peroksida 6 maq

Bilangan Iodin 44-58 mg/l

Kadar Logam (Fe,Cu) 10 ppm

(Fauzi,1992)

2.5. Pengaruh Asam Lemak Bebas (ALB) Terhadap Minyak Kelapa Sawit

Asam lemak bebas yang terdapat di dalam minyak kelapa sawit sangat berpengaruh

terhadap proses produksi. Kadar asam lemak bebas yang sangat tinggi selama proses

pemurnian menunjukkan kehilangan kadar minyak yang besar serta penggunaan

bahan pemucat yang besar pula. Dengan kata lain, bila kadar ALB di dalam minyak

kelapa sawit tinggi, biaya produksi akan tinggi dan hasil (rendemen) akhir dan

produksi rendah, sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pabrik perusahaan.

Pengaruh kadar ALB yang tinggi terhadap mutu minyak produksi yaitu :

1. Timbulnya ketengikan dalam minyak

Ketengikan diartikan sebagai kerusakan atau perubahan bau flavor dalam

minyak, akibat aktivitas enzim – enzim oksidasi, enzim lipase dan enzim peroksidase

yang dapat menghidrolisa molekul lemak. Ketengikan juga dapat terjadi jika minyak

disimpan dalam jangka yang panjang sehingga akan terjadi proses oksidasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

2. Meningkatnya kadar kolesterol dalam minyak

Pada dasarnya minyak kelapa sawit terdiri dari sejumlah besar asam lemak

tidak jenuh yang mengandung fitosterol. ALB di dalam minyak kelapa sawit dihitung

sebagai asam palmitat yang merupakan asam lemak jenuh yang mengandung

kolesterol. Semakin besar ALB yang terdapat di dalam minyak maka semakin besar

pula kadar kolesterol di dalamnya.

3. Menentukan suhu dari titik asap (smoke point), titik nyala (flash point), dan titik api

( fire point).

Bila minyak dipanaskan pada suhu tertentu timbul asap tipis kebiruan atau titik

asap. Bila pemanasan diteruskan akan tercapai titik nyala bila minyak sudah terbakar

secara tetap akan terbentuk titik api. Ketiga sifat ini sangat penting dalam penentuan

mutu minyak dan mempunyai suhu yang bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah ALB

yang terdapat di dalam minyak. (Ketaren,1986)

2.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Minyak Kelapa Sawit

Kerusakan yang terjadi pada minyak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti

absorbsi dan kontaminasi, aksi enzim, aksi mikroba, dan berbagai reaksi kimia.

a. Absorbsi dan kontaminasi

Salah satu kesulitan dalam penanganan dan penyimpanan bahan yang

mengandung minyak (lemak) yaitu usaha mencegah pencemaran bau dan kontaminasi

dari alat penampung. Hal ini karena minyak dapat mengabsobsi zat menguap atau

bereaksi dengan bahan lain. Adanya absorbsi dan kontaminasi dari wadah ini akan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

menyebabkan perubahan pada minyak, dimana akan menghasilkan bau tengik

sehingga menurunkan kualitas minyak.

b. Aksi Enzim

Biasanya, bahan yang mengandung minyak mengandung enzim yang dapat

menghidrolisis. Jika organisme dalam keadaan hidup, enzim dalam keadaan tidak

aktif. Sementara, jika organisme telah mati maka koordinasi antar sel akan rusak

sehingga enzim dapat diketahui dengan mengukur kenaikan bilangan asam.

Adanya aktivitas enzim akan menghidrolisis minyak sehingga menghasilkan

asam lemak bebas dan gliserol. Kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan

menghasilkan bau tengik dan rasa yang tidak enak. Asam lemak bebas juga dapat

menyebabkan warna gelap dan proses pengkaratan logam. Untuk mengurangi aktivitas

enzim ini, bisa diusahakan dengan penyimpanan minyak pada kondisi panas, minimal

500C.

c. Aksi Mikroba

Kerusakan minyak oleh mikroba (jamur, ragi dan bakteri) biasanya terjadi jika

masih terdapat dalam jaringan. Namun, minyak yang telah dimurnikan pun masih

mengandung mikroba yang berjumlah maksimum 10 organisme setiap gramnya.

Dalam hal ini, minyak dapat dikatakan steril. Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh

mikroba antara lain produksi asam lemak bebas, bau sabun, bau tengik, perubahan

warna minyak.

d. Reaksi Kimia

Kerusakan minyak kelapa sawit terutama disebabkan karena faktor absobsi

dan kontaminasi, sedangkan aksi enzim dan aksi mikroba selama ini kurang

diperhatikan dan dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena faktor penyebab tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

pengaruhnya memang kecil terhadap produksi minyak kelapa sawit. Faktor penyebab

kerusakan minyak kelapa sawit yang perlu mendapat perhatian dan besar pengaruhnya

yaitu kerusakan karena reaksi kimia, yaitu hidrolisis dan oksidasi.

Reaksi hidrolisa trigliserida

O O

// //

H2C – O – C – R1 H2C – OH R1 – C - OH

O O

// //

HC – O – C – R2 + 3H2O HC – OH + R2 - C – OH

O O

// //

H2C – O – C – R3 H2C – OH R3 – C – OH

Trigliserida Gliserol Asam Lemak

Dalam reaksi hidrolisis, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan

gliserol. Hal ini akan merusak minyak dengan timbulnya bau tengik. Untuk mencegah

terjadinya hidrolisis, kandungan air dalam minyak harus diusahakan seminimal

mungkin.

Reaksi oksidasi minyak sawit akan menghasilkan senyawa aldehida dan keton.

Adanya senyawa ini tidak disukai karena menyebabkan ketengikan. Pengaruh lain

akibat oksidasi yaitu perubahan warna karena kerusakan pigmen warna, penurunan

kandungan vitamin, dan keracunan. Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk

menghambat oksdasi yaitu dengan pemanasan (50-550C) yang mematikan aktivitas

mikroorganisme. (Pahan, 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

2.7 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dimulai dari

pengangkutan TBS ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil-hasil

sampingnya. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan TBS di

pabrik, yaitu:

1. Minyak sawit merupakan hasil pengolahan daging buah

2. Minyak inti sawit dihasilkan dari ekstraksi inti sawit

Secara ringkas akan diuraikan tahap-tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan

minyak.(Naibaho,1996)

2.7.1 Pengangkutan TBS ke Pabrik

Tandan buah segar (TBS) hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk

diolah. Jika buah tidak segera diolah maka kandungan ALB nya semakin meningkat,

dan asam lemak yang terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung

di dalam buah dan berfungsi memecah lemak/minyak menjadi asam lemak dan

gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif bila struktur sel buah matang mengalami

kerusakan.

2.7.2 Perebusan Tandan Buah Segar (TBS)

Buah beserta lorinya kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan (Sterilizer).

Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama satu jam atau tergantung

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

pada besarnya tekanan uap. Besarnya tekanan uap yang digunkan adalah 2,5 atm

dengan suhu uap 1250C. Adapun tujuan dari perebusan adalah

1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB

2. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang

3. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan

4. Untuk mendapatkan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak

2.7.3 Stasiun Pemipilan (Stripper)

TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke

alat pemipil atau thresher dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Proses

pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS

ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan menyebabkan

brondolan lepas dari tandannya.

Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah

conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara, tandan (janjang)

kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator. Kemudian,

hasil tersebut dikirim ke hopper untuk dijadikan pupuk janjang kosong dan jika masih

berlebih diteruskan incinerator untuk dibakar dan dijadikan pupuk abu janjang.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

2.7.4 Stasiun Pencacahan (digester) dan Pengepaan (presser)

Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan

atau pencacahan (digester). Alat yang digunakan untuk pengadukan atau pencacahan

berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan pencach di bagian

dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang

dibagian atas alat pencacahan (digester). Tujuan utama dari proses digesting yaitu

mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (Pressing) sehingga minyak dengan

mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya.

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah

digester sudah berupa bubur. Hasil pencacahan tersebut langsung masuk ke alat

pengempaan yang berada persis dibagian bawah digester. Proses pemisahan minyak

terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang

berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam

sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang

diseluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang tersedak ini

akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui

celah antara sliding cone dan press cage. Selama peruses pengepaan berlangsung, air

panas ditambahkan kedalam screw press bertujuan untuk mengencerkan

(dillution),sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jumlah

penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dari temperatur air

sekitar 900C. Proses pengepaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%

minyak, 42% air dan 8% zat padat.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

2.7.5 Stasiun Pemurnian (Clarifier)

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran,

baik yang berupa padatan (solid), lumpur (Sludge),maupun air. Tujuan dari

pembersihan atau pemurnian minyak kasar yaitu gar diperoleh minyak dengan kualita

sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Minyak kasar yang

diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan getar (vibrating screen)

untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki

penampung minyak kasar (Crude Oil Tank). Minyak kasar yang terkumpul di crude

oil tank dipanaskan hingga mencapai temperatur 95-1000C. Menaikkan temperatur

minyak kasar sangat penting, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis antara

minyak, air dan sludge sehingga sangat membantu dalam prose pengendapan.

Selanjutnya, minyak dari COT dikirim ke tangki pengendap.

Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena

proses pengendapan. Minyak dari clarifier tank selanjutnya dikirim ke oil tank,

sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fasa campuran yang

masih mengandung minyak. Pengolahan sludge umumnya menggunakan alat yang

disebut decanter yang menghasilkan tiga fase yaitu light phase, heavy phase, dan

solid. Light phase merupakan fase cairan dengan kandungan minyak yang cukup

tinggi. Oleh Karen itu fase ini harus segera dikembalikan ke COT dan siap untuk

diproses kembali. Heavy phase merupakan fase cairan dengan sedikit kandungan

minyak sehingga fase ini dikirim ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan ke kolam

limbah. Akumulasi dari heavy phase yang tertampung pada fat pit juga masih

menghasilkan minyak. Minyak ini pun dikirim ke COT untuk diproses kembali. Solid

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

merupakan padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5% dari berat sampel. Solid

yang dihasilkan ini selanjutnya diaplikasikan ke kebun.

2.8 Penyimpanan Dan Penimbunan Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit sebelum dikirim ke pasar harus disimpan terlebih dahulu dalam tangki

timbun. Temperatur penyimpanan yang tidak terkontrol dan melebihi 550C

menyebabkan terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Akibatnya, kualitas minyak akan

menurun. Pembersihan tangki dilakukan secara teratur agar air atau kotoran tidak

terikut saat pengiriman.

CPO (Crude Palm Oil) yang ditimbun ditempat yang tidak sesuai dengan

persyaratan perdagangan dapat menimbulkan pertumbuhan mikroba yang

menyebabkan terjadinya proses fermentsi sehingga dapat menurunkan kualitas minyak

yang terkandung dalam CPO. (Pahan, 2006)

Penyimpanan dan penanganan minyak sawit yang kurang baik dapat

mengakibatkan terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga

menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit selama

penyimpanan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan

mutu minyak sawit.

Untuk mencegah terjadinya kristalisasi minyak sawit serta untuk

menyeragamkan minyak pada waktu pengiriman, tangki penyimpanan perlu

dilengkapi dengan tangki pemanas, pemanasan dapat dilakukan dengan berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

metode dengan berpedoman pada minimalisasi penurunan mutu minyak yang

diakibatkan oleh pemanasan tersebut.

Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat standart

prosedur penyimpanan, baik dalam transportasi dan penimbunan minyak sawit. Hal ini

untuk mencegah sengketa baik antara produsen, transporter, pembeli maupun

konsumen sendiri.

Minyak yang terdapat dalam tangki angkut akan dipompakan kedalam tangki

timbun, sebelumnya dituang kedalam bak pindah agar pemompaan dapat berlangsung

dengan baik. Bak pindah terbuat dari plat besi yang dilapisi dengan epoksi dan berada

di bawah permukaan tanah, yang dilengkapi oleh pipa pemanas. Bak tersebut harus

terlindung dari sinar matahri dan hujan sehingga pengoperasiannya dapat dilakukan

setiap saat. Pada stasiun pembongkaran disediakan pipa penghibung sumber uap

dengan tangki angkut yang muda dioperasikan.

Suhu minyak pada waktu pemuatan atau pembongkaran adalah 50-550C.

Untuk menjaga suhu, disarankan tangki memiliki sistem pengatur suhu (thermostat)

yang dapat menjaga fluktuasi suhu sebesar 10C serta pencatatan suhu (recorder).

Suhu adalah salah satu faktor menjaga kualitas minyak sawit. Pemanasan yang

berlebihan akan merusak mutu minyak sawit. Suhu yang dianjurkan untuk minyak

sawit dan produk-produk minyak sawit pada waktu dimuat adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Kandungan Kimia Dari Kelapa Sawit

Tabel 2.5 Suhu Minyak Kelapa Sawit

Produk Minimal 0C Maksimal

0C

Minyak sawit (CPO) 50 55

Stearin 55 70

Olein 30 35

(Naibaho.1996)

Universitas Sumatera Utara