23
 CHAPTER   5 BANJIR DAN SISTEM DRAINASE

Kuliah PAB 5th

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 1/23

Page 2: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 2/23

PENYEBAB UMUM BANJIR

Banjir atau genangan di suatu kawasan terjadi apabila sistem

yang berfungsi untuk menampung genangan itu tidak mampu

menampung debit yang mengalir.

Hal ini akibat dari tiga kemungkinan yang terjadi yaitu :

• kapasitas sistem yang menurun

• debit aliran air yang meningkat

• kombinasi dari kedua-duanya.

Page 3: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 3/23

KLASIFIKASI BANJIR

1. Banjir kiriman : aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu diluar

kawasan yang tergenang, hal ini terjadi jika hujan didaerah hulu

menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas kanal yang ada,

sehingga terjadi limpasan ( run off ).

2. Banjir lokal : genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di

daerah itu sendiri, hal ini dapat terjadi kalau hujan yang terjadi

melebihi kapasitas sistem drainase. Ketinggian genangan air antara

0,2-0,7 m dan lama genangan antara 1-8 jam.

3. Banjir rob : banjir yang terjadi baik akibat aliran langsung air pasang

dan / atau air balik dari saluran drainase akibat terhambat oleh air

pasang.

Page 4: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 4/23

Page 5: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 5/23

PROSES TERJADINYA BANJIR DI PERKOTAAN

1. KONDISI ALAM (STATIS)a. Geografi

 Apabila Kota dibangun di Daerah Pegunungan akan

menyebabkan lahan resapan air akan tertutup oleh bangunan

dan infrastruktur kota dan akan meningkatan debit banjir yang

akan mengancam kota yang ada di bagian hilir.

Apabila kota dibangun di tepi pantai pengaruh pasang laut akan

menyebabkan sebagian aliran tidak dapat mengalir secara

gravitasi, dan akan dapat menyebabkan genangan. Aliran air

dalam sungai akan mengalami kenaikan akibat back water curve

yang dapat menyebabkan over toping dan dapat menyebabkan

banjir didalam kota.

Page 6: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 6/23

PROSES TERJADINYA BANJIR DI PERKOTAAN

b. TopographiKondisi topographi yang bergelombang, maka untuk kota yang berada

pada bagian yang rendah akan rawan terkena bajir dan genangan.

c. Geometri Alur Sungai

 Kemiringan dasar sungai yang terlalu besar akan menimbulkangerusan dasar sungai. Hal semacam ini akan menyebab

konsentrasi sedimentasi pada bagian hilir yang datar dapat

menyebabkan saluran / sungai cepat menjadi dangkal.

umumnya terjadi pada alur sungai yang disebut dalam

morphologi sungai sebagai sungai tua, dimana kemiringan alur

sungai sudah berkurang. Sedimentasi akan mengendap pada

bagian yang kecepatan alirannya menurun. Endapan sedimentasi

tersebut dapat membelokkan arah aliran ke kanan atau kekiri

sehingga sungai menjadi berkelok – kelok

Page 7: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 7/23

PROSES TERJADINYA BANJIR DI PERKOTAAN

2. KONDISI ALAM (DINAMIS)

a. Curah Hujan dengan intensitasnya yang tinggi merupakan

faktor penyebab terjadinya banjir dan genangan.

b. Tingginya pasang surut laut merupakan faktor penyebabbanjir untuk kota di pantai

Page 8: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 8/23

PROSES TERJADINYA BANJIR DI PERKOTAAN

3. KEGIATAN MANUSIA (DINAMIS)

a. Penyimpangan RUTR pada bantaran banjir yang tidak sesuai

dengan peruntukan dan di Daerah Aliran Sungai

b. Permukiman di bantaran sungai dan di atas saluran drainasec. Pengambilan air tanah yang berlebihan yang menyebabkan

terjadinya penurunan lahan.

d. Pembuangan sampah oleh masyarakat kedalam saluran drainase

e. Bangunan persilangan yang tidak terencana dengan baik seperti

adanya pipa PDAM, pipa jaringan telepon dan Listrik yangmelintang di penampang basah saluran

f. Pemeliharaan rutin yang terabaikan menyebabkan saluran cepat

menjadi dangkal.

Page 9: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 9/23

BANJIRPERKOTAAN

DIBUTUHKAN SISTEM

DRAINASE PERKOTAAN

YANG BAIK

SARANA DAN

PRASARANA

PENGENDALI

BANJIR

Page 10: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 10/23

UPAYA PENANGANAN MASALAH

1. MENERAPKAN TEKNIS HIDRAULIK YANG BENAR

Penerapan aspek hidraulik ini merupakan upaya untuk menangani

masalah drainase yang diakibatkan karena keadaan alam yang ada.

Penerapan teknik hidraulik dimaksud antara lain meliputi :1) Kegiatan perencanaan agar selalu berpedoman pada kriteria

hidrologi, kriteria hidraulika dan kriteria struktur yang ada.

2) Kegiatan pelaksanaan pembangunan, agar selalu berpedoman

pada peraturan-peraturan pelaksanaan, spesifikasi administrasi,

spesifikasi teknik dan gambar-gambar perencanaan yang ada3) Kegiatan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan agar selalu

berpedoman pada kriteria sistim drainase perkotaan dan

peraturan-peraturan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan yang

ada.

Page 11: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 11/23

Page 12: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 12/23

FAKTOR PENTING PERANCANGAN SISTEM

Sistem Pengumpul Air Hujan

 Kuantitas air yang akan dialirkan tergantung luas daerah dan

curah hujan

Air hujan tergantung intensitas hujan, jenis daerah yang akandilayani

Pembagian daerah pelayanan berdasarkan jenis penggunaannya

Prinsip alam dalam infiltrasi air hujan masih diharapkan terjadi

sehingga ukuran saluran tidak terlalu besar Jenis bahan penutup permukaan tanah menentukan banyaknya air

yang mengalir dan masuk ke dalam tanah

Kualitas air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah dan jalan

sudah mengandung bahan pencemar

Page 13: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 13/23

LANGKAH PERANCANGAN

SISTEM PENGUMPUL AIR HUJAN

Daerah pelayanan diidentifikasi sebagai sebagai langkah awal

Pola jaringan ditentukan

Menggunakan rumus rasional :

Q = C. A. I

dimana :Q : besarnya air hujan yang dikumpulkan (m³/jam)

C : koefisien limpasan berdasarkan jenis permukaan (tanpa

dimensi)

A : luas permukaan wilayah yang akan dikeringkan(m²)I : intensitas hujan (cm/jam)

  Harga C untuk atap rumah =1,0 ; lapangan rumput = 0,3 dan

tempat parkir = 0,9

Kriteria perencanaan : kecepatan air minimum di dalam saluran

adalah 1,5 m/s agar pasir dan sampah dapat terbawa.

Page 14: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 14/23

CONTOH PERHITUNGAN

SISTEM PENGUMPUL AIR HUJAN

Hitung debit air hujan pada lahan parkir dengan luas 20 m², besarnya

intensitas hujan 400 cm/jam!

Jawab :

Q = C x A x I= 0,9 x 20 m² x 4 m/jam

= 72 m³/jam

Jadi, besarnya debit air hujan adalah 72 m³/jam

Page 15: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 15/23

KIAT DRAINASE

Kiat drainase tradisional, yaitu membuang limpasan air hujansecepatnya dengan jalur sependek-pendeknya, yang akan mempercepat

datangnya debit puncak aliran dimana banjir akan melanda daerah hilir

alirannya.

Kiat drainase, seperti halnya kiat penataan lingkungan digolongkanmenjadi 2 yaitu (Hardjosuprapto 1998) :digolongkan menjadi 2, yaitu

(Hardjosuprapto,1998) :

 Tindakan yang sifatnya biologis-ekologis, diantaranya adalah

melestarikan atau menyediakan daerah hijau sebagai daerah retensi

dan peresapan air yang optimal. Tindakan yang sifatnya teknologis-higienis, diantaranya dengan

prinsip “semua daerah hulu, arus limpasan air hujan yang belum

membahayakan atau belum mengganggu lingkungan sebisa mungkin

dihambat, diresapkan, atau ditampung dalam kolam retensi sebagai

sumber daya imbuhan air tanah dan air permukaan”.

Page 16: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 16/23

EKO SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH)

Sustainable Wastewater Management Practices (Lange and Otterpohl, 1997)

Page 17: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 17/23

GREEN INFR STRUCTURE

Merupakan konsep/strategi perencanaan yang tetap

mempertahankan proses alamiah ekologi kawasan,

konservasi udara, dan sumber air tanpamenimbulkan

degradasi sumber-sumber alam dalam jangka panjangdan memberikan kontribusi pada kesehatan dan

tingkat kesejahteraan masyarakat/pemukim.

Page 18: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 18/23

GREEN INFR STRUCTURE

PENGELOLAAN AIR HUJAN

 

Konsep Green Infrastruktur dapat diaplikasikan melalui

beberapa infrastruktur drainase yang berbeda dengan

infrastruktur konvensional, antara lain :

1. Saluran drainase standar & swales2. Kolam retensi

3. Sistem bioretensi

4. Parit infiltrasi

Page 19: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 19/23

R IN W TER H RVESTING

Page 20: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 20/23

SALURAN DRAINASE STANDAR 1)

Page 21: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 21/23

SALURAN DRAINASE STANDAR 2)

Page 22: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 22/23

KOLAM RETENSI

Page 23: Kuliah PAB 5th

8/16/2019 Kuliah PAB 5th

http://slidepdf.com/reader/full/kuliah-pab-5th 23/23

KOLAM BIORETENSI

Sistem Bioretensi : struktur berupa cekungan pada suatu area

seperti tempat parkir, perumahan, dan lain-lain yang

menerima limpasan air hujan dari