218
KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN FASILITATOR KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2014 STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di indonesia 363. 72 Ind k

KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBMi

KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN FASILITATOR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2014

STBMSanitasi Total Berbasis Masyarakat

di indonesia

363. 72Indk

Page 2: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBMii

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Indonesia._

Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014

ISBN 978-602-235-525-0

1.Judul I. SANITATION – EDUCATION

II. SANITARY ENGINEERING III. WASTE MANAGEMENT

IV. ENVIRONMENT AND PUBLIC HEALTH

363. 72Indk

Page 3: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Pemerintah Indonesia melakukan upaya percepatan peningkatan akses terhadap sanitasi yang layak. Tahun 2005, pendekatan

Community-Led Total Sanitation (CLTS) diujicobakan di 6 kabupaten dan selanjutnya direplikasi pada tahun

2006 dan 2007. Hasilnya, pada tahun 2007 ada 680 desa yang telah mendeklarasikan kondisi terbatas dari praktek buang air besar sembarangan (BABS) atau biasa disebut Open Defecation Free (ODF). Ini memperlihatkan bahwa pendekatan subsidi dan penyediaan sarana fisik (hardware), yang sebelumnya dilakukan pemerintah, ternyata tidak mampu menjamin perubahan perilaku masyarakat maupun meningkatkan akses sanitasi.

Tahun 2009, pemerintah menekankan perhatian kepada aspek sanitasi dan higiene dengan memasukkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010 – 2014) prioritas 3 bidang kesehatan memprioritaskan upaya preventif dan promotif terpadu melalui peningkatan akses air minum 67% dan sanitasi 75% pada tahun 2014. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pencapaian target MDG’s 2015.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan yang cukup efektif untuk mempercepat akses terhadap sanitasi yang layak melalui perubahan perilaku secara kolektif dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini STBM dilaksanakan melalui berbagai program pembangunan sanitasi, diantaranya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS), PAM STBM, program Urban Sanitation and Rural Infrasructure (USRI), program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), dan program-program yang dilakukan oleh mitra seperti Water Sanitation Program-Bank Dunia, Wes UNICEF, IUWASH, High Five-USAID, Plan Internasional Indonesia, WVI, Simavi, USDP, YPCII, CD Bethesda, Yayasan Dian Desa dan lain-lain.

Kata Pengantar Direktur Jenderal PP & PL Kemenkes

Page 4: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

STBM yang mengutamakan pendekatan perubahan perilaku membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik sebagai fasilitator STBM, wirausaha sanitasi maupun tenaga pelatih yang akan menghasilkan SDM STBM baru di masa depan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan berupaya untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum dan modul pelatihan sebagai berikut :

1. Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator STBM2. Kurikulum dan Modul TOT Fasilitator STBM3. Kurikulum Pelatihan Wirausaha Sanitasi4. Kurikulum Pelatihan TOT Wirausaha Sanitasi

Diharapkan peserta latih nantinya akan memiliki keterampilan di bidang pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan perubahan perilaku dan mampu berkontribusi dalam percepatan pencapaian target MDG 7c dan pembangunan kesehatan nasional khususnya untuk memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri dan berkeadilan.

Terimakasih kami sampaikan kepada WSP-Bank Dunia, yang telah memfasilitasi penyusunan kurikulum dan modul STBM, serta tim penyusun yang telah berbagi pembelajaran dan pengalaman berharga hingga modul STBM terakreditasi.

Semoga modul ini bermanfaat.

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama

Jakarta, 21 November 2013

Direktur Jenderal PP dan PL

Page 5: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator STBMv

DAFTAR ISI

Bagian 1 ..................................................................................1KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Bagian 2 ..................................................................................22MODUL PELATIHAN FASILITATORSANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Modul MD.1 ........................................................................... 23KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL STBM

Modul MI.1 ............................................................................ 35KONSEP DASAR PENDEKATAN STBM

Modul MI.2 ............................................................................ 59PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM STBM

Modul MI.3 ............................................................................ 69KOMUNIKASI, ADVOKASI DAN FASILITASI STBM

Modul MI.4 ............................................................................ 107PEMICUAN STBM DI KOMUNITAS

Modul MP.1 ............................................................................ 185MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC)

Modul MP.2 ............................................................................ 197RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

TIM PENYUSUN KURMOD WIRAUSAHA STBM ............................ 207

Page 6: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator STBMvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Strategi STBM .................................................................................................. 31

Gambar 2 : Tupoksi STBM .................................................................................................. 33

Gambar 3 : Tiga Pilar Utama PRA ...................................................................................... 45

Gambar 4 : Tangga Perubahan Perilaku Visi STBM ........................................................... 51

Gambar 5 : Pendekatan Penilaian Partisipatif..................................................................... 91

Gambar 6 : Alur Penularan Penyakit (Diagram F)............................................................... 115

Gambar 7 : Jamban Individual ............................................................................................ 146

Gambar 8 : Jamban Komunal ............................................................................................ 146

Gambar 9 : Contoh Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun yang Layak ................................... 151

Gambar 10 : Pengamanan Air Baku...................................................................................... 152

Gambar 11 : Pengolahan Air Minum di Rumah Tangga ........................................................ 153

Gambar 12 : Pengolahan Air Minum di Rumah Tangga ....................................................... 153

Gambar 13 : Pengomposan Takakura, Sumber ICWMRIP ................................................... 156

Gambar 14 : Contoh Pengamanan Sampah Berbasis Komunitas ........................................ 158

Gambar 15 : Bak Penangkap Lemak .................................................................................. 159

Gambar 16 : Bio Filter, Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ........................................... 159

Page 7: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator STBMvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tujuan MDG ..................................................................................................... 29

Tabel 2 : Tahapan Pelaksanaan STBM ........................................................................... 32

Tabel 3 : Kecenderungan Pelaksanaan Program Air dan Sanitasi di Indonesia ............. 44

Tabel 4 : Perbedaan Pendekatan Proyek dan Pendekatan STBM ................................. 50

Tabel 5 : Inventarisasi Pemangku Kepentingan dan Kegiatan Advokasi ....................... 83

Tabel 6 : Pemilihan Isu Advokasi ................................................................................... 83

Tabel 7 : Elemen Pemicuan ............................................................................................ 118

Tabel 8 : Faktor Penghambat Pemicuan ......................................................................... 118

Tabel 9 : Lembar Proses Pemicuan STBM ..................................................................... 141

Tabel 10 : Indikator Sanitasi Total ..................................................................................... 145

Tabel 11 : Alur dan Proses Pendampingan Masyarakat ................................................... 161

Tabel 12 : Tahapan Pendampingan Pilar 1 dan Pilar 2 ..................................................... 161

Tabel 13 : Alur pikir tata laksana monitoring dan pelaporan dari masyarakat

hingga tingkat pusat ......................................................................................... 163

Tabel 14 : Peran dan Fungsi Pelaku dalam pelaksanaan Monitoring Program STBM ..... 165

Table 15 : Model Pelaksanaan Monitoring di Masyarakat................................................. 166

Tabel 16 : Model Pelaksanaan Monitoring di Tingkat Puskesmas .................................... 172

Page 8: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator STBMviii

Page 9: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM1

Bagian 1KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

KU

RIK

ULU

M

PELATIHAN

FASILITATO

R STBM

Page 10: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM2

Bagian 1 - Kurikulum Pelatihan Fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ...............................................1

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3A. Latar Belakang............................................................................................................ 3B. Filosofi Pelatihan ........................................................................................................ 5

BAB II. PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI .................................................................. 6A. Peran .......................................................................................................................... 6B. Fungsi ......................................................................................................................... 6C. Kompetensi ................................................................................................................. 6

BAB III. TUJUAN PELATIHAN .............................................................................................. 6A. Tujuan Umum ............................................................................................................. 6B. Tujuan Khusus ............................................................................................................ 6

BAB IV. STRUKTUR PROGRAM .......................................................................................... 7BAB V. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN ......................................... 8BAB VI. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN................................................................. 17BAB VII. PESERTA, PELATIH DAN PENGENDALI PELATIHAN ...................................... 19

A. Peserta ....................................................................................................................... 19B. Pelatih/Fasilitator/Instruktur ........................................................................................ 19C. Pengendali Pelatihan (Master of Training) .................................................................. 19

BAB VIII. PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN .............................. 20A. Penyelenggara............................................................................................................ 20B. Tempat Penyelenggaraan ........................................................................................... 20

BAB IX. EVALUASI ................................................................................................................ 20A. Evaluasi terhadap peserta melalui : ......................................................................... 20B. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator/narasumber ....................................................... 20C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan ............................................................. 21

BAB X. SERTIFIKAT .............................................................................................................. 21

Page 11: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM3

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut STBM merupakan pendekatan

dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan

pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. STBM ditetapkan sebagai kebijakan

nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/

SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian MDGs tujuan 7C, yaitu mengurangi hingga setengah

penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015. Tahun 2014,

Kepmenkes ini diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2014 tentang STBM.

Adapun tujuan penyelenggaraan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang

higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya. Diharapkan pada tahun 2025, Indonesia bisa mencapai sanitasi total

untuk seluruh masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, STBM membutuhkan sumber daya manusia terampil yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia. Salah satu komponen terpenting dalam penerapan STBM adalah

adanya fasilitator-fasilitator yang berkualitas dan tersebar diseluruh pelosok nusantara. Hasil studi

kerjasama antara Bappenas dan Bank Dunia (2012) menunjukkan bahwa dalam jangka pendek,

dibutuhkan 12.000 tenaga sanitasi profesional dan dalam jangka menengah diperlukan tambahan

18.000 tenaga sanitasi profesional. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan

berupaya untuk meningkatkan kompetensi pelaksana STBM melalui pelatihan-pelatihan

terakreditasi. Diharapkan dengan pelatihan-pelatihan tersebut, tenaga STBM, khususnya fasilitator

STBM, memiliki keahlian dan kompetensi yang terstandar dan mumpuni.

Pendekatan STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation (CTS) yang telah

sukses dilakukan di beberapa lokasi proyek air minum dan sanitasi di Indonesia, khususnya dalam

mendorong kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS)

menjadi buang air besar di jamban yang higienis dan layak. Perubahan perilaku BAB merupakan

pintu masuk perubahan perilaku santasi secara menyeluruh. Atas dasar pengalaman keberhasilan

CLTS, pemerintah menyempurnakan pendekatan CLTS dengan aspek sanitasi lain yang saling

berkaitan yang ditetapkan sebagai 5 pilar STBM, yaitu (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan

(SBS), (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah

Tangga (PAMM-RT), (4) Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT), dan (5) Pengamanan

Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).

Page 12: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM4

Pendekatan STBM terdiri dari tiga strategi yang harus dilaksanakan secara seimbang dan

komprehensif, yaitu: 1) peningkatan kebutuhan sanitasi, 2) peningkatan penyediaan akses sanitasi,

dan 3) penciptaan lingkungan yang kondusif.

Dalam upaya penguatan kapasitas pelaksana program STBM, perlu disusun Buku Kurikulum

dan Modul Pelatihan Fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Diharapkan

pelatihan tersebut mampu mencetak lebih banyak fasilitator STBM yang handal, yang mampu

merencanakan dan melaksanakan program STBM untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat

untuk mempraktikkan hidup bersih dan sehat, termasuk melakukan monitoring dan evaluasi

program STBM secara partisipatif dengan masyarakat.

Kurikulum ini didesain dengan pendekatan “learner centered” yakni pendekatan yang

menempatkan pembelajar sebagai pusat perhatian, sedangkan pelatih/fasilitator lebih berperan

sebagai katalisator (catalyst), pembantu proses (process helper), dan penghubung sumber daya

(resource linker). Mengingat adanya perbedaan gaya pengajaran dan budaya setempat, maka

tujuan pembelajarannyapun diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan sendiri (self-discovery),

sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas.

Untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut, maka perlu disusun Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator STBM di Indonesia. Sehingga kurikulum dan modul ini selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan dalam melakukan pelatihan fasilitator STBM bagi pelaksana STBM di seluruh Indonesia.

Page 13: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM5

B. Filosofi PelatihanPelatihan Fasilitator STBM ini diselenggarakan dengan memperhatikan: 1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), dimana selama pelatihan peserta berhak

untuk:a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai pemberdayaan masyarakat,

perubahan perilaku, dan STBM. b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan. c. Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran.d. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.

2. Berorientasi kepada peserta, di mana peserta berhak untuk: a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar tentang STBM. b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat menfasilitasi dengan berbagai metode,

melakukan umpan balik, dan menguasai materi STBM. c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial maupun

kinestetik (gerak). d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-masing tentang STBM, saling

berbagi antar peserta maupun fasilitator.e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka. f. Melakukan evaluasi dan dievaluasi tingkat kemampuannya.

3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuka. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi

yang diharapkan dalam mengelola program STBM.b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan

pada akhir pelatihan. 4. Melakukan experimentasi dengan menggunakan metode Experimental Learning Cycle (ELC)

yang memberikan petunjuk praktis tentang desain pembelajaran, dengan karakteristik: a. terkait dengan kehidupan nyata, b. mendorong peserta untuk dapat mengekspresikan perasaan dan opini berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan mereka, dan c. menerapkan evaluasi terintegrasi dengan memberikan umpan balik kepada peserta latih

tentang kemajuan yang telah dicapai.

Page 14: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM6

BAB II. PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSIPeserta yang telah menyelesaikan pelatihan ini mempunyai peran dan fungsi serta kompetensi sebagai berikut:

A. PeranSetelah selesai mengikuti pelatihan ini, maka peserta berperan sebagai fasilitator STBM di wilayah kerjanya masing-masing, yang mampu mengintegrasikan pendekatan STBM ke dalam pekerjaannya masing-masing.

B. FungsiDalam melakukan perannya tersebut, maka peserta mempunyai fungsi sebagai fasilitator pengelola program STBM di wilayah kerjanya masing-masing.

C. KompetensiUntuk melaksanakan peran dan fungsi tersebut, maka peserta memiliki kompetensi sebagai berikut : 1. Menjelaskan Arah Kebijakan dan Strategi Nasional STBM.2. Menjelaskan Konsep Dasar STBM.3. Menjelaskan Pemberdayaan Masyarakat dalam STBM.4. Melakukan Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi.5. Melakukan Pemicuan STBM di Komunitas.

BAB III. TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan UmumSetelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melatih dalam pelatihan fasilitator STBM di wilayah kerjanya masing-masing sesuai dengan peran dan fungsinya.

B. Tujuan KhususSetelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:1. Menjelaskan Arah Kebijakan dan Strategi Nasional STBM.2. Menjelaskan Konsep Dasar STBM.3. Menjelaskan Pemberdayaan Masyarakat dalam STBM.4. Melakukan Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi.5. Melakukan Pemicuan STBM di Komunitas.

Page 15: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM7

BAB IV. STRUKTUR PROGRAMUntuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan tersebut, maka disusun materi pelatihan dengan struktur program yang terdiri dari materi dasar, materi inti dan materi penunjang dengan jumlah keseluruhan jam pelajaran (JP) sebanyak 47 JP seperti yang tertera pada struktur program sebagai berikut :

No MATERIWAKTU

JMLT P PL

A

1

MATERI DASAR

Kebijakan dan Strategi Nasional STBM 2 0 0 2

Subtotal “A” : 2 0 0 2

B

1

2

3

4

MATERI INTI

Konsep Dasar STBM

Pemberdayaan Masyarakat dalam STBM

Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi.

Pemicuan STBM di komunitas

2

1

2

6

2

2

6

8

0

0

0

10

4

3

8

24

Subtotal “B” : 11 18 10 39

C

1

2

MATERI PENUNJANG

Membangun Komitmen Belajar (BLC)

Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Evaluasi

1

1

2

2

0

0

3

3

Subtotal “C” : 2 4 0 6

Total 15 22 10 47

Keterangan: T: Teori; P: Penugasan; PL: Praktik Lapangan1 JP @45 menit

Page 16: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM8

BA

B V

. GA

RIS

-GA

RIS

BES

AR

PR

OG

RA

M P

EMB

ELA

JAR

AN

Nom

or

: M

D.1

Judu

l Mat

eri

: Keb

ijaka

n da

n St

rate

gi N

asio

nal S

TBM

Wak

tu

: 2

JP

(T=

2jp;

P=

0 jp

; PL=

0 jp

)Tu

juan

Pem

bela

jara

n U

mum

: S

etel

ah m

engi

kuti

mat

eri i

ni, p

eser

ta m

ampu

mem

aham

i keb

ijaka

n da

n st

rate

gi n

asio

nal S

TBM

.

Tuj

ua

n P

em

be

laj

ar

an

K

hu

su

s (T

PK)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n

Su

b P

ok

ok

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n

Ala

t B

an

tuR

efe

re

ns

i

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i ini

pe

serta

mam

pu:

1.

Men

jela

skan

ara

h ke

bija

kan

dan

stra

tegi

pem

bang

unan

sa

nita

si In

done

sia,

1.

Arah

keb

ijaka

n da

n st

rate

gi p

emba

ngun

an

sani

tasi

di I

ndon

esia

a.

Arah

keb

ijaka

n da

n st

rate

gi n

asio

nal

pem

bang

unan

sa

nita

si,

b.

Arah

keb

ijaka

n da

n st

rate

gi S

TBM

.

•C

TJ,

•C

urah

Pe

ndap

at

•Ba

han

taya

ng

(slid

e pp

t),•

LCD

pro

ject

or,

•Ko

mpu

ter /

lapt

op,

•M

odul

.

•Ba

ppen

as, K

ebija

kan

Nas

iona

l Pem

bang

unan

Air

Min

um d

an

Sani

tasi

, 200

3.•

Setn

eg R

I, U

ndan

g-U

ndan

g N

o.17

Tah

un 2

007

tent

ang

RPJ

PN 2

005-

2025

, Jak

arta

:200

5.•

Dep

kes

RI,

Kepm

enke

s N

o. 8

52/2

008,

tent

ang

Stra

tegi

N

asio

nal S

TBM

, Jak

arta

: 200

8.

•D

epke

s R

I, St

rate

gi N

asio

nal S

TBM

, Jak

arta

: 200

8.•

Setn

eg R

I, U

ndan

g-U

ndan

g N

o. 3

6 Ta

hun

2009

tent

ang

Kese

hata

n, J

akar

ta: 2

009.

•Ke

men

kes

RI,

Ren

stra

201

0-20

14, J

akar

ta: 2

010.

•Ke

pmen

kes

RI,

Buku

Pro

fi Pr

ogra

m P

enye

hata

n Li

ngku

ngan

D

itjen

P2P

L, J

akar

ta: 2

013.

•Ke

men

kes

RI,

Perm

enke

s N

o. 3

/201

4 te

ntan

g ST

BM.

•U

pdat

e ST

BM, w

ww.

stbm

-indo

nesi

a.or

g.

2.

Men

jela

skan

per

an d

an

stra

tegi

STB

M.

2. P

eran

dan

stra

tegi

STB

Ma.

Pe

ran

STBM

dal

am

penc

apai

an R

PJPN

, R

PJM

N d

an M

DG

s tu

juan

7C

, b.

St

rate

gi S

TBM

,c.

Pe

met

aan

pera

n da

n ta

nggu

ng ja

wab

pe

man

gku

kebi

jaka

n di

mas

ing-

mas

ing

tingk

atan

.

•C

TJ,

•C

urah

Pe

ndap

at.

Page 17: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM9

Nom

or

: MI.1

Judu

l Mat

eri

: Kon

sep

Das

ar P

ende

kata

n ST

BMW

aktu

: 4

JP (T

=2 jp

; P=2

jp; P

L=0

jp)

Tuju

an P

embe

laja

ran

Um

um

: Set

elah

men

giku

ti m

ater

i ini

, pes

erta

mam

pu m

emah

ami k

onse

p da

sar p

ende

kata

n ST

BM.

Tuj

ua

n

Pe

mb

ela

ja

ra

n

Kh

us

us

(TPK

)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n S

ub

Po

ko

k

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n

Ala

t B

an

tuR

efe

re

ns

i

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i in

i pes

erta

mam

pu:

1.

Men

jela

skan

pe

nger

tian

STBM

,1.

Pen

gerti

an S

TBM

a. P

enge

rtian

STB

M,

b. T

ujua

n ST

BM,

c. S

ejar

ah p

rogr

am p

emba

ngun

an

sani

tasi

,d.

Kon

sep

STBM

.

•C

TJ,

•Pu

tar fi

lm,

•Ta

nya

jaw

ab,

•C

urah

Pen

dapa

t,•

Sim

ulas

i.

•Ba

han

taya

ng

(slid

e pp

t, fil

m),

•LC

D,

•Ko

mpu

ter/l

apto

p,•

Flip

char

t,•

Spid

ol,

•M

eta

plan

,•

Kain

tem

pel,

•M

odul

,•

Pand

uan

Dis

kusi

, •

Pand

uan

Sim

ulas

i.

•Ka

r, Ka

mar

, Wor

king

Pap

er 1

84, S

ubsi

dy o

r S

elf-R

espe

ct?

Tota

l Com

mun

ity S

anita

tion

in

Ban

glad

esh,

Inst

itute

for D

evel

opm

ent S

tudi

es,

Sept

embe

r 200

3.

•Ke

lom

pok

Kerja

Ant

ar D

epar

tem

en, P

roje

ct

WAS

POLA

, Film

Aw

aken

ing

Cha

nge,

Com

mun

ity

Led

Tota

l San

itatio

n in

Indo

nesi

a, J

akar

ta: 2

006.

Kem

enke

s R

I, Fi

lm S

TBM

, Jak

arta

: 200

9.•

Kem

enke

s R

I, M

odul

Hig

ieni

s Sa

nita

si M

akan

an

dan

Min

uman

, Dit.

PL,

Jak

arta

: 201

2.•

Kem

enke

s R

I, M

ater

i Adv

okas

i STB

M, S

ekre

taria

t ST

BM N

asio

nal,

Jaka

rta: 2

012.

•Ke

men

kes

RI,

Buku

Sis

ipan

STB

M: K

urik

ulum

da

n M

odul

Pel

atih

an F

asilit

ator

Pem

berd

ayaa

n M

asya

raka

t di B

idan

g Ke

seha

tan,

Jak

arta

: 201

3.

•U

pdat

e ST

BM,

ww

w.st

bm-in

done

sia.

org.

•Se

jara

h Sa

nita

si, S

eri A

MPL

23,

w

ww.

ampl

.or.i

d.

2.

Men

jela

skan

st

rate

gi S

TBM

,2.

Tig

a St

rate

gi S

TBM

a. P

enin

gkat

an k

ebut

uhan

san

itasi

,b.

Pen

ingk

atan

pen

yedi

aan

akse

s sa

nita

si, d

anc.

Pen

cipt

aan

lingk

unga

n ya

ng k

ondu

sif.

•C

TJ,

•C

urah

Pen

dapa

t.

3.

Men

jela

skan

lim

a pi

lar

STBM

,3.

Lim

a Pi

lar S

TBM

a.

Pen

gerti

an,

b. P

enye

leng

gara

n pe

laks

anaa

n 5

pila

r ST

BM,

c. M

anfa

at p

elak

sana

an 5

pila

r STB

M,

d. T

ujua

n pe

laks

anaa

n 5

pila

r STB

M.

•C

TJ,

•C

urah

Pen

dapa

t.

Page 18: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM10

Tuj

ua

n

Pe

mb

ela

ja

ra

n

Kh

us

us

(TPK

)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n S

ub

Po

ko

k

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n

Ala

t B

an

tuR

efe

re

ns

i

4.

Men

jela

skan

pr

insi

p-pr

insi

p ST

BM,

4. P

rinsi

p-Pr

insi

p ST

BMa.

Tan

pa s

ubsi

di,

b. M

asya

raka

t seb

agai

pem

impi

n,c.

Tid

ak m

engg

urui

/ mem

aksa

, d.

Tot

alita

s se

luru

h ko

mpo

nen

mas

yara

kat.

•C

TJ,

•C

urah

Pen

dapa

t,•

Dis

kusi

.

5.

Men

jela

skan

ta

ngga

per

ubah

an

peril

aku.

5. T

angg

a Pe

ruba

han

Peril

aku

a. P

erila

ku B

ABS,

b. P

erila

ku S

BS,

c. P

erila

ku H

igie

nies

dan

San

iter,

d. P

erila

ku S

anita

si T

otal

.

•C

TJ,

•C

urah

Pen

dapa

t,•

Dis

kusi

.

Page 19: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM11

Nom

or

: MI.2

Judu

l Mat

eri

: Pem

berd

ayaa

n M

asya

raka

t da

lam

STB

MW

aktu

: 3

JP

(T=1

jp; P

=2 jp

; PL=

0 jp

)Tu

juan

Pem

bela

jara

n U

mum

: S

etel

ah m

engi

kuti

mat

eri i

ni, p

eser

ta m

ampu

men

erap

kan

pem

berd

ayaa

n m

asya

raka

t dal

am

STBM

.

Tuj

ua

n

Pe

mb

ela

ja

ra

n

Kh

us

us

(TPK

)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n S

ub

Po

ko

k

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n A

lat

Ba

ntu

Re

fer

en

si

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i in

i pes

erta

mam

pu:

1.

Men

jela

skan

pe

mbe

rday

aan

mas

yara

kat,

1. P

embe

rday

aan

Mas

yara

kat

a.

Peng

ertia

n pe

mbe

rday

aan

mas

yara

kat,

b.

Taha

pan

kegi

atan

pem

berd

ayaa

n m

asya

raka

t,c.

Pr

insi

p da

sar p

embe

rday

aan

mas

yara

kat.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k.

•Ba

han

taya

ng (s

lide

ppt),

•LC

D,

•Ko

mpu

ter/

lapt

op,

•Fl

ipch

art,

•Sp

idol

•M

eta

plan

,•

Kain

tem

pel,

•Pa

ndua

n D

isku

si

Kelo

mpo

k,•

Pand

uan

Sim

ulas

i.

•D

epKe

s R

I, Pu

sat P

rom

kes,

Ke

bija

kan

Nas

iona

l Pro

mos

i Ke

seha

tan,

Jak

arta

: 200

4.•

Dep

Kes

RI,

Pusa

t Pro

mke

s,

Pedo

man

Pel

aksa

naan

Pro

mos

i Ke

seha

tan

di D

aera

h, J

akar

ta: 2

005.

•To

tok

Mar

dika

nto,

Kon

sep-

Kons

ep

Pem

berd

ayaa

n M

asya

raka

t, Su

raka

rta, 2

010

•Ke

men

kes

RI,

Buku

Sis

ipan

STB

M:

Kurik

ulum

dan

Mod

ul P

elat

ihan

Fa

silit

ator

Pem

berd

ayaa

n M

asya

raka

t di

Bid

ang

Kese

hata

n, J

akar

ta: 2

013.

2.

M

ener

apka

n pa

rtisi

pasi

m

asya

raka

t dal

am

STBM

.

2. P

artis

ipas

i Mas

yara

kat D

alam

STB

Ma.

Pe

nger

tian

parti

sipa

si m

asya

raka

t da

lam

STB

M,

b.

Ting

kata

n pa

rtisi

pasi

mas

yara

kat d

i ST

BM.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k,•

Sim

ulas

i.

Page 20: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM12

Nom

or

: MI.3

Judu

l Mat

eri

: Kom

unik

asi,

Advo

kasi

, dan

Fas

ilitas

i STB

MW

aktu

: 8

JP

(T=2

jp; P

=6 jp

; PL=

0 jp

)Tu

juan

Pem

bela

jara

n U

mum

: S

etel

ah m

engi

kuti

mat

eri i

ni, p

eser

ta m

ampu

mel

akuk

an k

omun

ikas

i, ad

voka

si d

an fa

silit

asi S

TBM

.

Tuj

ua

n

Pe

mb

ela

ja

ra

n

Kh

us

us

(TPK

)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n S

ub

Po

ko

k

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n A

lat

Ba

ntu

Re

fer

en

si

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i in

i pes

erta

mam

pu:

1.

Mel

akuk

an

kom

unik

asi y

ang

efek

tif,

1. K

omun

ikas

ia.

Pe

nger

tian

kom

unik

asi,

b.

Bent

uk-b

entu

k ko

mun

ikas

i,c.

M

emba

ngun

kom

unik

asi y

ang

efek

tif.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k,•

Sim

ulas

i,

•Ba

han

taya

ng (s

lide

ppt,)

•LC

D,

•Ko

mpu

ter/

lapt

op,

•Fl

ipch

art,

•Sp

idol

,•

Met

a pl

an,

•Sk

enar

io,

•Ka

in te

mpe

l,•

Lem

bar d

isku

si

kelo

mpo

k,•

Pand

uan

Sim

ulas

i.

•D

inke

s R

I, Pu

sat P

rom

osi K

eseh

atan

, M

odul

Tek

nolo

gi A

dvok

asi K

eseh

atan

, Ja

karta

: 200

2.•

Kem

enke

s R

I, Bu

ku S

isip

an S

TBM

: Ku

rikul

um d

an M

odul

Pel

atih

an

Fasi

litat

or P

embe

rday

aan

Mas

yara

kat

di B

idan

g Ke

seha

tan,

Jak

arta

: 201

3.2.

M

elak

ukan

ad

voka

si,

2. A

dvok

asi

a.

Peng

ertia

n ad

voka

si,

b.

Lang

kah-

lang

kah

advo

kasi

STB

M,

c.

Car

a m

elak

ukan

adv

okas

i yan

g ef

ektif

.

•C

TJ,

•Si

mul

asi.

3.

Men

erap

kan

prin

sip-

prin

sip

dasa

r fas

ilitas

i,

3. P

rinsi

p-Pr

insi

p D

asar

Fas

ilitas

ia.

Pr

insi

p da

sar f

asilit

asi,

b.

Pera

n da

n fu

ngsi

fasi

litat

or,

c.

Peril

aku

fasi

litat

or d

alam

STB

M,

d.

Fasi

litas

i yan

g ha

rus

dila

kuka

n da

n di

hind

ari

dala

m S

TBM

.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k.

4.

Men

erap

kan

te

knik

-tekn

ik

fasi

litas

i.

4. T

ekni

k Fa

silit

asi

a.

Tekn

ik m

ende

ngar

,b.

Te

knik

ber

tany

a,c.

Te

knik

men

ghad

api s

ituas

i sul

it,d.

D

inam

ika

berta

nya,

e.

Cur

ah p

enda

pat.

•C

TJ,

•C

urah

Pen

dapa

t,•

Sim

ulas

i.

Page 21: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM13

Nom

or

: MI.4

Judu

l Mat

eri

: Pem

icua

n ST

BM d

i Kom

unita

sW

aktu

: 2

4 JP

(T=6

jp; P

=8 jp

; PL=

10 jp

)Tu

juan

Pem

bela

jara

n U

mum

: S

etel

ah m

engi

kuti

mat

eri i

ni, p

eser

ta m

ampu

mel

aksa

naka

n pe

mic

uan

STBM

di k

omun

itas.

Tuj

ua

n P

em

be

laj

ar

an

K

hu

su

s (T

PK)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n S

ub

Po

ko

k

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n A

lat

Ba

ntu

Re

fer

en

si

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i ini

pes

erta

m

ampu

: 1.

M

emah

ami p

ra-p

emic

uan,

1. K

egia

tan

Pra-

Pem

icua

na.

Obs

erva

si k

ebia

saan

PH

BS m

asya

raka

t,b.

Per

siap

an p

emic

uan

dan

men

cipt

akan

su

asan

a ya

ng k

ondu

sif s

ebel

um p

emic

uan

c. P

ersi

apan

tekn

is d

an lo

gist

ik.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k,•

Sim

ulas

i.

•Ba

han

taya

ng (s

lide

ppt,

Film

),•

LCD

,•

Kom

pute

r/ la

ptop

,•

Flip

char

t,•

Spid

ol,

•M

eta

plan

,•

Lem

bar d

isku

si

kelo

mpo

k,•

Tali,

•Ka

in te

mpe

l,•

Alat

-ala

t dan

bah

an

untu

k pe

mic

uan,

•Le

mba

r obs

erva

si,

•Pa

ndua

n Pr

aktik

Ker

ja

Lapa

ng,

•Pe

dom

an s

imul

asi.

•W

SP, F

ilm M

emic

u Pe

ruba

han

Men

uju

Sani

tasi

Tot

al d

i M

ahar

asht

a, In

dia,

New

D

elhi

: 200

4.•

Dep

kes

RI,

Sekr

etar

iat

STBM

, Film

Pro

ses

Pem

icua

n di

Ken

ongo

, 20

05.

•D

epke

s R

I, Se

kret

aria

t ST

BM, F

ilm P

emic

uan

di

Mua

ra E

nim

, 200

6.

•Ke

men

kes

RI,

Pedo

man

Te

knis

Lap

anga

n ST

BM,

Ditj

en P

P&PL

, Jak

arta

: 20

13.

2.

Mem

aham

i pem

icua

n,2.

Pem

icua

na.

Ala

t-ala

t uta

ma

parti

sipa

si u

ntuk

pem

icua

n,b.

Ele

men

pem

icua

n da

n fa

ktor

pen

gham

bat

pem

icua

n,c.

Lan

gkah

-lang

kah

pem

icua

n,d.

Pro

ses

pem

icua

n lim

a pi

lar S

TBM

e. K

ompo

sisi

tim

pem

icu.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k,•

Sim

ulas

i, •

Puta

r film

.

3.

Mem

aham

i fas

ilitas

i pas

ka

pem

icua

n,

3. F

asilit

asi P

aska

Pem

icua

na.

Car

a m

emba

ngun

ula

ng k

omitm

en,

b. P

ilihan

tekn

olog

i san

itasi

unt

uk 5

pila

r STB

M,

c. C

ara

mem

bang

un je

jarin

g la

yana

n pe

nyed

iaan

sa

nita

si,

d. P

enda

mpi

ngan

dan

mon

itorin

g,e.

Med

ia p

rom

osi u

ntuk

per

ubah

an p

erila

ku

yang

ber

kela

njut

an.

•C

TJ,

•D

isku

si

kelo

mpo

k,•

Sim

ulas

i.

Page 22: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM14

Tuj

ua

n P

em

be

laj

ar

an

K

hu

su

s (T

PK)

Po

ko

k B

ah

as

an

da

n S

ub

Po

ko

k

Ba

ha

sa

nM

eto

de

Me

dia

da

n A

lat

Ba

ntu

Re

fer

en

si

4.

Mel

akuk

an s

imul

asi p

emic

uan

STBM

di k

omun

itas,

4. S

imul

asi P

emic

uan

STBM

di K

omun

itas

a. P

embe

ntuk

an k

elom

pok

dan

tim p

emic

u,

b. P

enyi

apan

ala

t dan

bah

an,

c. P

emba

gian

per

an p

ada

kelo

mpo

k Si

mul

asi

Pem

icua

n Ke

lom

pok.

•Pe

milih

an

kelo

mpo

k se

cara

pa

rtisi

patif

,•

Penu

gasa

n.

5.

Mam

pu m

empr

aktik

kan

pem

icua

n di

lapa

ngan

.5.

Pra

ktik

Pem

icua

n di

Lap

anga

n•

Prak

tik K

erja

La

pang

.

Page 23: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM15

Nom

or

: MP.

1Ju

dul M

ater

i : M

emba

ngun

Kom

itmen

Bel

ajar

(BLC

)W

aktu

: 3

JP

(T=1

jp; P

=2 jp

; PL=

0 jp

)Tu

juan

Pem

bela

jara

n U

mum

: S

etel

ah m

engi

kuti

mat

eri i

ni, p

eser

ta m

ampu

mem

bang

un k

omitm

en b

elaj

ar d

alam

rang

ka

men

cipt

akan

iklim

pem

bela

jara

n ya

ng k

ondu

sif s

elam

a pr

oses

pel

atih

an b

erla

ngsu

ng.

Tuj

ua

n P

em

be

laj

ar

an

Kh

us

us

(TPK

)P

ok

ok

Ba

ha

sa

n d

an

S

ub

Po

ko

k B

ah

as

an

Me

tod

eM

ed

ia d

an

Ala

t B

an

tuR

efe

re

ns

i

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i ini

pes

erta

mam

pu:

1.

Men

gena

l ses

ama

war

ga p

embe

laja

r pad

a pr

oses

pel

atih

an

1.

Perk

enal

an•

CTJ

Cur

ah p

enda

pat

•Ba

han

taya

ng (s

lide

ppt),

•Fl

ipch

art/

papa

n tu

lis,

•Sp

idol

,•

Met

a pl

an,

•Ka

in te

mpe

l,•

Jadw

al d

an a

lur

pela

tihan

,•

Nor

ma/

tata

terti

b st

anda

r pel

atih

an,

•Pa

ndua

n pe

rmai

nan.

•Pe

tunj

uk g

ames

•M

unir,

Bad

eral

, Din

amik

a Ke

lom

pok,

Pen

erap

anny

a D

alam

Lab

orat

oriu

m Il

mu

Peril

aku,

Jak

arta

: 200

1.

•D

epke

s R

I, Pu

sdik

lat

Kese

hata

n, K

umpu

lan

Gam

es d

an E

nerg

izer

, Ja

karta

: 200

4.•

LAN

dan

Pus

dikl

at

Apar

atur

Kem

enke

s R

I, Bu

ku P

andu

an D

inam

ika

Kelo

mpo

k, J

akar

ta: 2

010.

2.

Men

yiap

kan

diri

untu

k be

laja

r ber

sam

a se

cara

ak

tif d

alam

sua

sana

yan

g ko

ndus

if 2.

P

enca

iran

(ice

brea

king

)•

Perm

aina

n

3.

Mer

umus

kan

hara

pan-

har

apan

yan

g in

gin

dica

pai b

ersa

ma

baik

dal

am p

rose

s pe

mbe

laja

ran

mau

pun

hasi

l yan

g in

gin

dica

pai d

i ak

hir p

elat

ihan

.

3.

Har

apan

-har

apan

dal

am

pros

es p

embe

laja

ran

dan

hasi

l yan

g in

gin

dica

pai

•C

TJ

•C

urah

pen

dapa

t•

Dis

kusi

kel

ompo

k

4.

Mer

umus

kan

kese

paka

tan

norm

a ke

las

yang

ha

rus

dian

ut o

leh

selu

ruh

war

ga p

embe

laja

r se

lam

a pe

latih

an b

erla

ngsu

ng

4.

Nor

ma

kela

s da

lam

pe

mbe

laja

ran

•C

TJ

•C

urah

pen

dapa

t•

Dis

kusi

kel

ompo

k

5.

Mer

umus

kan

kese

paka

tan

bers

ama

tent

ang

kont

rol k

olek

tif d

alam

pel

aksa

naan

nor

ma

kela

s5.

Ko

ntro

l kol

ektif

dal

am

pela

ksan

aan

norm

a ke

las

•C

TJ

•C

urah

pen

dapa

t•

Dis

kusi

kel

ompo

k

6.

Mem

bent

uk o

rgan

isas

i kel

as6.

O

rgan

isas

i kel

as•

Dis

kusi

kel

ompo

k

Page 24: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM16

Nom

or

: MP.

2Ju

dul M

ater

i : R

enca

na T

inda

k La

njut

(RTL

) W

aktu

: 3

JP

T=1

jp; P

=2 jp

; PL=

0 jp

)Tu

juan

Pem

bela

jara

n U

mum

: S

etel

ah m

engi

kuti

mat

eri i

ni, p

eser

ta m

ampu

men

yusu

n re

ncan

a tin

dak

lanj

ut d

an

men

geva

luas

i pe

laks

anaa

n ke

giat

an S

TBM

.

Tuj

ua

n P

em

be

laj

ar

an

Kh

us

us

(TPK

)P

ok

ok

Ba

ha

sa

n d

an

S

ub

Po

ko

k B

ah

as

an

Me

tod

eM

ed

ia d

an

Ala

t B

an

tuR

efe

re

ns

i

Sete

lah

men

giku

ti m

ater

i ini

pes

erta

mam

pu:

1.

Men

jela

skan

pen

gerti

an d

an ru

ang

lingk

up R

TL.

2.

Men

jela

skan

lang

kah-

lang

kah

peny

usun

an R

TL

3.

Mel

akuk

an e

valu

asi d

an m

enyu

sun

RTL

.

1. R

TL:

a.

Peng

ertia

n R

TL

b.

Rua

ng li

ngku

p R

TL.

2. L

angk

ah-la

ngka

h pe

nyus

unan

R

TL.

3. E

valu

asi d

an R

TLa.

Ev

alua

si P

elak

sana

an

STBM

b.

Peny

usun

an R

TL d

an

gant

t cha

rt

•C

eram

ah T

anya

Ja

wab

•La

tihan

•D

isku

si k

elom

pok

•Fl

ipch

art,

•Sp

idol

,•

Met

a pl

an,

•Ka

in te

mpe

l,•

LCD

,•

Pres

enta

si,

•Le

mba

r/For

mat

RTL

.

•Ke

men

kes

RI,

Pusd

ikla

t Ap

arat

ur, R

enca

na

Tind

ak L

anju

t, Ku

rmod

S

urve

illan

ce, J

akar

ta:

2008

. •

BPPS

DM

Kes

ehat

an,

Ren

cana

Tin

dak

Lanj

ut,

Mod

ul T

OT

NAP

ZA,

Jaka

rta: 2

009.

Kem

enke

s R

I, Pe

dom

an

Um

um P

enge

mba

ngan

D

esa

dan

Kelu

raha

n Si

aga

Aktif

, Ja

karta

: 201

0.•

Kem

enke

s R

I, S

econ

d D

ecen

traliz

ed H

ealth

S

ervi

ces

Pro

ject

, Mod

el

Pela

tihan

Pem

berd

ayaa

n M

asya

raka

t Bag

i Pet

ugas

Pu

skes

mas

, Jak

arta

: 20

10.

Page 25: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM17

BAB VI. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN

Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut :

1. Pembukaan

Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut: a. Pembacaan susunan acara pembukaan oleh pembawa acara.b. Laporan ketua penyelenggara pelatihan dan penjelasan program pelatihan.c. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya pelatihan TOT

fasilitator STBM dan dukungannya terhadap program STBM, sekaligus membuka pelatihan dengan resmi serta penyematan tanda peserta pelatihan sebagai tanda pelatihan dimulai.

d. Pembacaan doa agar pelatihan berjalan dengan lancar dan berhasil tanpa ada hambatan yang berarti.

Page 26: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM18

2. Pelaksanaan Pre-Test

Pelaksanaan pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.

3. Membangun Komitmen Belajar

Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya dan menciptakan komitmen terhadap norma-norma kelas yang disepakati bersama oleh seluruh peserta serta membentuk struktur kelas sebagai penghubung antara peserta, MOT, dan panitia penyelenggara.

Kegiatannya antara lain:

a. Penjelasan oleh pelatih tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar.

b. Perkenalan antara peserta dan para fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.

c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan.

d. Kesepakatan antara para fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas (pemilihan ketua kelas dan sekretaris), kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.

4. Pengisian wawasan

Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui oleh peserta dalam pelatihan ini, sebagai berikut adalah: Kebijakan dan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

5. Pemberian pengetahuan dan keterampilan

Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode ceramah tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok, simulasi, tugas baca, simulasi, presentasi, pemutaran film dan latihan-latihan tentang konsep dasar dan fasilitasi dengan menggunakan kurikulum dan modul pelatihan fasilitator sanitasi total berbasis masyarakat.

6. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang

Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini adalah agar peserta mampu menerapkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator STBM di Indonesia.

Page 27: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM19

7. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap hari dengan cara melakukan review terhadap kegiatan proses pembelajaran yang sudah berlangsung sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Proses umpan balik juga dilakukan dari pelatih ke peserta berdasarkan penjajagan awal melalui pre-test, pemetaan kemampuan dan kapasitas peserta, penilaian penampilan peserta, baik di kelas maupun di lapangan.

8. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut hasil pelatihan berupa rencana mengintegrasikan pendekatan STBM ke dalam pekerjaannya masing-masing.

9. Post-Test

Post-test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta dapat menyerap materi selama pelatihan. Selain post-test, dilakukan evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang telah didapat peserta melalui penugasan-penugasan dan praktik lapang.

10. Penutupan

Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta ke penyelenggara dan pelatih untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.

BAB VII. PESERTA, PELATIH DAN PENGENDALI PELATIHANA. Peserta

1. Kriteria peserta :

Peserta adalah para pihak yang bersedia menjadi Fasilitator dalam pelaksanaan program sanitasi dan penyehatan lingkungan melalui pendekatan STBM

2. Jumlah PesertaJumlah peserta dalam satu kelas maksimal 30 orang.

B. Pelatih/Fasilitator/InstrukturPelatih adalah tim pelatih/ fasilitator STBM dari Kementerian Kesehatan dan praktisi STBM dari berbagai instansi dan proyek pendukung STBM, dengan memenuhi salah satu kriteria berikut ini:

a. Memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman serta terlibat dalam kegiatan STBM, b. Memiliki pengalaman menjadi pelatih untuk STBM, c. Widyaiswara sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki, d. Pejabat struktural yang membidangi sanitasi dan penyehatan lingkungan.

C. Pengendali Pelatihan (Master of Training)Pengendali pelatihan adalah orang yang mengatur proses kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir pelaksanaan pelatihan. Persyaratan:a. Mengetahui program STBM,b. Merancang kerangka acuan,

Page 28: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM20

c. Menguasai materi secara garis besar,d. Pernah mengikuti pelatihan MOT, ataue. Pernah mengikuti Training of Trainer (TOT).

BAB VIII. PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAANA. PenyelenggaraPenyelenggara pelatihan fasilitator STBM di Indonesia adalah: 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Badan PPSDM Kesehatan,2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, BPPSDM Kesehatan,3. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDM Kesehatan, 4. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDM Kesehatan,5. Balai Pelatihan Kesehatan di tingkat Provinsi, atau6. Institusi atau lembaga yang sudah bekerja sama dengan Balai Pelatihan Kesehatan.

B. Tempat PenyelenggaraanPelatihan akan dilakukan di lokasi program yang menggunakan pendekatan STBM

BAB IX. EVALUASIEvaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi :

A. Evaluasi terhadap peserta melalui : a. Penjagaan awal melalui pre-test, b. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post-test),c. Evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang telah didapat peserta

melalui penugasan-penugasan dan praktik lapang.

B. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator/narasumber Evaluasi terhadap pelatih/ fasilitator/ narasumber ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan pelatih dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta, yang meliputi:

a. Penguasaan materi,b. Ketepatan waktu memulai dan mengakhiri pembelajaran,c. Sistematika penyajian materi,d. Penggunaan metode dan alat bantu pembelajaran,e. Empati, gaya dan sikap terhadap peserta,f. Penggunaan bahasa dan volume suara,g. Pemberian motivasi belajar kepada peserta,h. Pencapaian Tujuan Pembelajaran (TPU/TPK),i. Kesempatan tanya jawab,j. Kemampuan menyajikan,

Page 29: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM21

k. Kerapihan berpakaian,l. Kerjasama antar Tim Pengajar.

C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi :

a. Tujuan pelatihan, b. Relevansi program pelatihan dengan tugas, c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja, d. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi, e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan, f. Pelayanan sekretariat terhadap peserta, g. Pelayanan akomodasi dan lainnya, h. Pelayanan konsumsi, i. Pelayanan komunikasi dan informasi.

BAB X. SERTIFIKAT

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 01/PER/M.PAN/2008 tanggal 28 Januari 2008 tentang Pedoman Penyusunan dan Pengangkatan Tenaga Fungsional dan Angka Kreditnya, maka bagi peserta yang telah menyelesaikan proses pelatihan selama 30 jpl dengan kehadiran minimal 95 persen dan dinyatakan lulus berdasarkan hasil evaluasi pelatihan akan diberikan sertifikat dengan angka kredit 1 (satu).

Sertifikat akan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atas nama Menteri Kesehatan dan oleh panitia penyelenggara. Sertifikat juga bisa diberikan oleh Lembaga yang berwenang menerbitkan sertifikat untuk pelatihan Fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Page 30: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM22

Bagian 2 MODUL PELATIHAN FASILITATOR

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Page 31: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM23

Bagian 2 MODUL PELATIHAN FASILITATOR

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Modul MD.1KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL STBM

MO

DU

L PELATIH

AN

FASILITATOR

STBM

MD

.1 K

EB

IJAK

AN

DA

N

STR

ATEG

I NA

SIO

NA

L S

TBM

Page 32: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM24

Bagian 2 - Modul Pelatihan Fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) .........................22

Modul MD.1 - Kebijakan dan Strategi Nasional STBM ...............23

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 25II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 25

A. Tujuan Pembelajaran Umum ...................................................................................... 25B. Tujuan Pembelajaran Khusus ..................................................................................... 25

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 26A. Pokok Bahasan 1: Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi di Indonesia ....... 26B. Pokok Bahasan 2 : Peran dan Strategi STBM............................................................ 26

IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 26V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 26VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 26

A. Langkah 1: Pengkondisian (20 menit) ........................................................................ 26B. Langkah 2: Pengkajian Pokok Bahasan (60 menit) .................................................... 26C. Langkah 3: Rangkuman (10 menit): ........................................................................... 27

VII. URAIAN MATERI ............................................................................................................ 27A. POKOK BAHASAN 1 : KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI DI INDONESIA ........................................................................................ 27

a. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi .......................... 27b. Arah Kebijakan dan Strategi STBM ..................................................................... 28

B. POKOK BAHASAN 2 : PERAN DAN STRATEGI STBM ............................................ 28a. Peran STBM Dalam Pencapaian RPJPN, RPJMN dan MDGs Tujuan 7C .......... 28b. Strategi STBM ..................................................................................................... 29c. Pemetaan Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kebijakan di Masing-Masing Tingkatan.................................................................................... 31

VIII. REFERENSI ................................................................................................................... 33

Page 33: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM25

MODUL MD.1KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL STBM

I. DESKRIPSI SINGKATModul Kebijakan dan Strategi Nasional STBM ini disusun untuk membekali peserta agar dapat memahami kebijakan dan stategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dalam kaitannya dengan keberhasilan pembangunan kesehatan manusia Indonesia.

STBM merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation (CTS) yang telah sukses dilakukan di beberapa lokasi proyek air minum dan sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) menjadi buang air besar di jamban yang saniter dan layak.

STBM ditetapkan sebagai kebijakan nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian MDGs tujuan 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015. Pada tahun 2014, Kepmenkes tersebut diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2014 tentang STBM. Adapun tujuan penyelenggaraan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, pada tahun 2025, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia telah memiliki akses sanitasi dasar yang layak dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehariannya, sebagaimana amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia 2005-2025.

Pendekatan STBM terdiri dari tiga strategi yang harus dilaksanakan secara seimbang dan komprehensif, yaitu: 1) peningkatan kebutuhan sanitasi, 2) peningkatan penyediaan akses sanitasi, dan 3) penciptaan lingkungan yang kondusif. Penerapan STBM dilakukan dalam naungan 5 pilar STBM, yaitu (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT), (4) Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT), dan (5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan dan strategi nasional STBM.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Menjelaskan arah kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi Indonesia.2. Menjelaskan peran dan strategi STBM.

Page 34: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM26

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANA. POKOK BAHASAN 1: KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI DI

INDONESIAa. Arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan sanitasi.b. Arah kebijakan dan strategi STBM.

B. POKOK BAHASAN 2 : PERAN DAN STRATEGI STBMa. Peran STBM dalam pencapaian RPJPN, RPJMN dan MDGs tujuan 7C,

b. Strategi STBM,

c. Pemetaan peran dan tanggung jawab pemangku kebijakan di masing-masing tingkatan.

IV. BAHAN BELAJARBahan tayang (slide ppt), LCD projector, komputer / laptop, modul.

V. METODE PEMBELAJARANCeramah tanya jawab dan curah pendapat.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 2 jam pelajaran (T=2 jp, P=0jp, PL=0jp) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

A. LANGKAH 1: PENGKONDISIAN (20 MENIT)a. Fasilitator memperkenalkan diri,b. Perkenalan dan pencairan suasana,c. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan metode yang digunakan,d. Menggali pendapat peserta tentang kebijakan STBM dan mendiskusikannya. Proses

pembelajaran menggunakan metode dimana semua peserta terlibat secara aktif, e. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan tentang kebijakan STBM.

B. LANGKAH 2: PENGKAJIAN POKOK BAHASAN (60 MENIT)1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:

• Arah kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi di Indonesia,• Peran dan Strategi STBM.

2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan memberikan jawaban dan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta.

3. Fasilitator memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya sehingga antar peserta juga terjadi diskusi dan interaksi yang baik.

Page 35: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM27

C. LANGKAH 3: RANGKUMAN (10 MENIT):1. Peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan fasilitator memfasilitasi

pemberian jawaban, baik dari fasilitator maupun dari peserta lain.

2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas evaluasi yang telah disediakan.

3. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memastikan tercapainya TPU dan TPK sesi ini.

VII. URAIAN MATERIA. POKOK BAHASAN 1 : KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI DI

INDONESIA a. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiUndang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 menetapkan bahwa Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Selanjutnya dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia No. HK.03.01/160/1/2010 ditetapkan bahwa Visi Kemenkes adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Adapun Misi Kemenkes adalah 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang air minum, higienis dan sanitasi masih sangat besar. Berdasarkan hasil studi Indonesian Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, sebanyak 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar sembarangan. Lebih lanjut berdasarkan studi Basic Human Services di Indonesia, kurang dari 15% penduduk Indonesia yang mengetahui dan melakukan cuci tangan pakai sabun pada waktu-waktu kritis. Kondisi ini berkontribusi terhadap tingginya angka diare yaitu 423 per seribu penduduk pada tahun 2006 dengan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52.

Untuk memperbaiki capaian ini, perlu dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Untuk itu, pemerintah merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak memberi daya ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi, menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higienis.

Pada tahun 2005, pemerintah melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sanitation (CLTS) atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 6 kabupaten. Pada tahun 2006, ujicoba ini telah

Page 36: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM28

berhasil menciptakan 160 desa bebas buang air besar sembarangan (open defecation free-ODF), sehingga pada tahun 2006, pemerintah mencanangkan gerakan sanitasi total dan kampanye cuci tangan pakai sabun nasional. Pada tahun 2007, sebanyak 500 desa sudah ODF dan pada tahun 2008 pemerintah menetapkan kebijakan nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 852/MENKES/SK/IX/2008. Pada tahun 2014, Kepmenkes tersebut disesuaikan dan diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2014 tentang STBM.

b. Arah Kebijakan dan Strategi STBMSanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Pendekatan STBM memiliki indikator outcome dan indikator output.

Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut:

1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (SBS).

2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.

4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

B. POKOK BAHASAN 2 : PERAN DAN STRATEGI STBM

a. Peran STBM Dalam Pencapaian RPJPN, RPJMN dan MDGs Tujuan 7CSTBM adalah pendekatan yang digunakan dalam program nasional pembangunan sanitasi di Indonesia yang dipilih untuk: memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi dasar yang layak dan berkesinambungan. Komitmen pemerintah tersebut tercantum dalam pencapaian target pembangunan milennium (Millenium Development Goal), khususnya target 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada ahun 2015. Komitmen pemerintah terkait sanitasi lainnya tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah sanitasi total untuk seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2025.

Page 37: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM29

Kontribusi STBM dalam MDGs, terlihat pada tabel di bawah:

INDIKATOR Baseline1993

Capaian2010*)

Target MDGs2015

Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak (Kota & Desa)

Kota 50,58% 42,51% 75,29%

Desa 31,61% 45,85% 65,81%

Total 37,73% 44,19% 68,87%

Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak (Kota & Desa)

Kota 53,64% 72,78% 76,82%

Desa 11,10% 38,50% 55,55%

Total 24,81 55,54% 62,41%

*) BPS; Susenas

Goal 7Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup

Target

10Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015

Tabel 1: Tujuan MDG

b. Strategi STBMUntuk mencapai kondisi sanitasi total, STBM memiliki 3 strategi, yaitu :

1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment)

Prinsip :• Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnnya

dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter. Pokok Kegiatan :

• Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang,

• Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah, • Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, organisasi

masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan swasta.

Page 38: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM30

2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation)Prinsip :

• Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total.

Pokok Kegiatan :• Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan

pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan• Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan

buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas,

• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat.

• Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat.

• Mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total.

3. Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement)Prinsip :

• Meningkatkan kertersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pokok Kegiatan :• Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana

sanitasi• Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, lembaga

keuangan dan pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi• Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggi untuk

pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna.

Page 39: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM31

Institusionalisasi

Peningkatanlingkungan

yang kondusif

Peningkatankebutuhan sanitasi

Peningkatanpenyediaan sanitasi

Gambar 1: Strategi STBM

Ketiga komponen sanitasi total tersebut menjadi landasan strategi pelaksanaan untuk pencapaian 5 (lima) pilar STBM, yaitu:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS);2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT);4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT);5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).

c. Pemetaan Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kebijakan di Masing-Masing Tingkatan

STBM dilakukan di semua tingkatan dengan memperhatikan koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan, termasuk lintas program pembangunan air minum dan sanitasi, sehingga keterpaduan dalam persiapan dan pelaksanaan STBM dapat tercapai.

Page 40: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM32

Tahapan pelaksanaan STBM terlihat pada bagan dibawah :

Tabe

l 2: T

ahap

an P

elak

sana

an S

TBM

Page 41: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM33

Tugas dan fungsi pemangku kebijakan (stakeholder) dalam menfasilitasi penyelenggaraan STBM di setiap tingkatan, digambarkan pada bagan dibawah:

Tugas danFungsi Pusat

Tugas dan FungsiPropinsi

Tugas dan FungsiKabupaten

Tugas dan FungsiKecamatan

Tugas dan FungsiPuskesmas/Mitra di tingkat masyarakat

Gambar 2: Tupoksi STBM

VIII. REFERENSI1. Bappenas, Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Sanitasi, Jakarta: 2003.

2. Setneg RI, Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025, Jakarta: 2005.

3. Depkes RI, Kepmenkes No. 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Jakarta: 2008.

4. Depkes RI, Strategi Nasional STBM, Jakarta: 2008.

5. Setneg RI, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta: 2009.

6. Kemenkes RI, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014, Jakarta: 2010.

7. Kemenkes RI, Buku Profil Program Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL, Jakarta: 2013.

8. Kemenkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2014 tentang STBM. Jakarta: 2014.

9. Update terkait STBM, www.stbm-indonesia.org

a. Advokasi kebijakan program, koordinasi dan penyediaan bantuan teknis

b. Penyiapan NSPK, modul pelatihan, sistem monitoring dan evaluasi

a. Advokasi program, pendanaan dan koordinasib. Menyapkan panel pelatih master STBM propinsic. Pemantauan dan fasilitasi pembelajarand. Bekerjasama dengan lembaga riset pasar untuk

mengembangkan strategi pemasaran & komunikasi perubahan perilaku

a. Mengelola dan memantau programb. Advokasi dan komunikasi kepada Bupati/DPRD

untk pendanaan dan dukungan program. c. Mengorganisir pelatihan fasilitator CLTS

Memfasilitasi wirausaha sanitasi melayani konsumen warga ekonomi rendah.

d. Memfasilitasi wirausaha sanitasi

a. Memicu masyarakat & melakukan pendampingan tindak lanjut pasca pemicuan.

b. Memantauan , melaporkan data secara regular ke kabupaten, verifikasi ODF.

c. Melakukan fasilitasi kepada masyarakat dalam memilih teknologi sanitasi.

d. Melakukan fasilitasi di antara masyarakat yang dipicu dan wirausaha sanitasi

Page 42: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM34

Page 43: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM35

Modul MI.1KONSEP DASAR PENDEKATAN STBM

MI.1

K

ON

SE

P DA

SA

R

PE

ND

EK

ATAN

STB

M

Page 44: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM36

Modul MI.1- Konsep Dasar Pendekatan STBM ..........................35

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 38II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 38

A. Tujuan Pembelajaran Umum ...................................................................................... 38B. Tujuan Pembelajaran Khusus ..................................................................................... 38

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 38A. Pokok Bahasan 1: Pengertian STBM ......................................................................... 38B. Pokok Bahasan 2: Tiga Strategi STBM ..................................................................... 38C. Pokok Bahasan 3: Lima Pilar STBM .......................................................................... 39D. Pokok Bahasan 4: Prinsip-prinsip STBM ................................................................... 39E. Pokok Bahasan 5: Tangga Perubahan Perilaku ......................................................... 39

IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 39V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 39VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 39

A. Langkah 1: Pengkondisian (30 menit) ........................................................................ 39B. Langkah 2: Pengkajian Pokok Bahasan (135 menit) .................................................. 39C. Langkah 3: Rangkuman (15 menit) ............................................................................ 40

VII. URAIAN MATERI ........................................................................................................... 40A. POKOK BAHASAN 1: PENGERTIAN STBM ............................................................. 40

a. Pengertian STBM ................................................................................................ 40b. Tujuan STBM ....................................................................................................... 42c. Sejarah Program Pembangunan Sanitasi ........................................................... 43d. Konsep STBM ..................................................................................................... 44

B. POKOK BAHASAN 2: TIGA Strategi STBM ............................................................... 46a. Peningkatan Kebutuhan Sanitasi ........................................................................ 46b. Peningkatan Penyediaan Akses Sanitasi ............................................................ 46c. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif. .............................................................. 46

C. POKOK BAHASAN 3: LIMA PILAR STBM ................................................................. 48a. Pengertian pilar – pilar dalam STBM ................................................................... 48b. Penyelenggara pelaksanaan 5 pilar STBM ......................................................... 48c. Manfaat pelaksanaan 5 pilar STBM .................................................................... 48d. Tujuan pelaksanaan 5 pilar STBM ...................................................................... 48

Page 45: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM37

D. POKOK BAHASAN 4: PRINSIP-PRINSIP STBM ....................................................... 49a. Tanpa subsidi. ..................................................................................................... 49b. Masyarakat sebagai pemimpin ............................................................................ 49c. Tidak menggurui/memaksa ................................................................................. 49d. Totalitas seluruh komponen masyarakat ............................................................. 49

E. POKOK BAHASAN 5: TANGGA PERUBAHAN PERILAKU ....................................... 50a. Perilaku BABS ..................................................................................................... 51b. Perilaku SBS ....................................................................................................... 52c. Perilaku Higienis dan Saniter .............................................................................. 52d. Perilaku Sanitasi Total ......................................................................................... 53

VIII. REFERENSI ................................................................................................................... 53IX. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 53

a. Pembelajaran Penerapan STBM ......................................................................... 53b. Strategi STBM ..................................................................................................... 55c. Kaitan Tiga Strategi STBM .................................................................................. 56

Page 46: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM38

MODUL MI.1.KONSEP DASAR PENDEKATAN STBM

I. DESKRIPSI SINGKATModul Konsep Dasar Pendekatan STBM ini disusun untuk membekali peserta agar memahami pengertian, komponen-komponen pokok, pilar-pilar, prinsip-prinsip dasar, dan tangga perubahan perilaku pada STBM secara lebih rinci dan mendalam.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, baru 55,60% penduduk Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang layak, yang terbagi antara 72,54% di perkotaan dan 38,97% di perdesaan. Angka ini masih jauh dari target MDG yaitu 62,40% atau 76,82% di perkotaan dan 55.55% di perdesaan. Dari target RPJMN bidang kesehatan untuk mencapai 20.000 desa SBS pada tahun 2014, usaha keras masih sangat diperlukan. Berdasarkan data Kemenkes, hingga hingga November 2013, baru 14.189 desa yang sudah Stop Buang Air Besar Sembarangan.

Oleh karena itu, pemahaman terkait konsep dasar pendekatan STBM menjadi sangat penting agar peserta pelatihan bisa memahami secara utuh, untuk selanjutnya dapat memfasilitasi penerapan STBM di masyarakat.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami konsep dasar pendekatan STBM.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah mengikuti materi ini peserta mampu :1. Menjelaskan pengertian STBM, 2. Menjelaskan strategi STBM, 3. Menjelaskan lima pilar STBM, 4. Menjelaskan prinsip-prinsip STBM, dan5. Menjelaskan tangga perubahan perilaku.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANA. POKOK BAHASAN 1: PENGERTIAN STBM

1. Pengertian STBM,2. Tujuan STBM,3. Sejarah program pembangunan sanitasi,4. Konsep STBM.

B. POKOK BAHASAN 2: TIGA STRATEGI STBM 1. Peningkatan kebutuhan sanitasi,2. Peningkatan penyediaan akses sanitasi, dan3. Penciptaan lingkungan yang kondusif.

Page 47: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM39

C. POKOK BAHASAN 3: LIMA PILAR STBM 1. Pengertian,2. Penyelenggaraan pelaksanaan 5 pilar STBM,3. Manfaat pelaksanaan 5 pilar STBM,4. Tujuan pelaksanaan 5 pilar STBM.

D. POKOK BAHASAN 4: PRINSIP-PRINSIP STBM 1. Tanpa subsidi,2. Masyarakat sebagai pemimpin,3. Tidak menggurui/memaksa,4. Totalitas seluruh komponen masyarakat.

E. POKOK BAHASAN 5: TANGGA PERUBAHAN PERILAKU1. Perilaku BABS,2. Perilaku SBS,3. Perilaku Higienis dan Saniter,4. Perilaku Sanitasi Total.

IV. BAHAN BELAJARBahan tayang (slide ppt, Film CLTS dan STBM), LCD, komputer / laptop, flipchart (lembar balik), spidol papan tulis, meta plan, kain tempel, panduan diskusi dan panduan simulasi serta modul.

V. METODE PEMBELAJARANCeramah tanya jawab, putar film, curah pendapat, diskusi dan simulasi.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 4 jam pelajaran (T=2 jp, P=2 jp, PL=0 jp) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

A. LANGKAH 1: PENGKONDISIAN (30 MENIT)1. Penyegaran dan pencairan suasana,2. Fasilitator menggali harapan peserta tentang materi dan keterampilan yang ingin dicapai

melalui sesi ini,3. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan metode yang digunakan,4. Fasilitator mengajak peserta untuk curah pendapat mengenai sejarah program sanitasi di

Indonesia dan lahirnya STBM,5. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan tentang konsep dasar STBM.

B. LANGKAH 2: PENGKAJIAN POKOK BAHASAN (135 MENIT)1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:

• Pengertian STBM,

Page 48: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM40

• Tiga Strategi STBM,• Lima Pilar STBM,• Prinsip-prinsip STBM,• Tangga Perubahan Perilaku.

2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan memberikan jawaban dan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta.

3. Fasilitator memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya sehingga antar peserta juga terjadi diskusi dan interaksi yang baik.

4. Fasilitator menugaskan peserta untuk melakukan diskusi kelompok tentang: a. Pembelajaran Penerapan STBM (30 menit), b. Strategi STBM (30 menit), c. Kaitan Tiga Strategi STBM (15 menit).

C. LANGKAH 3: RANGKUMAN (15 MENIT)1. Peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan fasilitator memfasilitasi

pemberian jawaban, baik dari fasilitator maupun dari peserta lain.2. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas evaluasi yang telah

disediakan. 3. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memastikan bahwa TPU dan TPK sesi telah

tercapai.

VII. URAIAN MATERI A. POKOK BAHASAN 1: PENGERTIAN STBMa. Pengertian STBMSTBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

Penyelenggara pelaksanaan pendekatan STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri dari individu, rumah tangga maupun kelompok-kelompok masyarakat.

Definisi Operasional STBM• Kondisi Sanitasi Total adalah kondisi ketika suatu komunitas (i) tidak buang air besar

sembarangan; (ii) mencuci tangan pakai sabun; (iii) mengelola air minum dan makanan yang aman; (iv) mengelola sampah dengan aman; dan (v) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

• Sanitasi dalam dokumen ini meliputi kondisi sanitasi total di atas.

• Berbasis masyarakat adalah kondisi yang menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan dan penanggungjawab dalam rangka menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat untuk memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, kesejahteraan, serta menjamin keberlanjutannya.

Page 49: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM41

• ODF (Open Defecation Free) atau SBS (Stop Buang air besar Sembarangan) adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit.

• Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.

• Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

• Sarana CTPS adalah sarana untuk melakukan perilaku cuci tangan pakai sabun yang dilengkapi dengan sarana air mengalir, sabun dan saluran pembuangan air limbah.

• Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT) ) adalah melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

• Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT) adalah melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang, dan mendaur ulang.

• Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT) adalah melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memnuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutus mata rantai penularan penyakit.

• Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

• Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

• Peningkatan kebutuhan sanitasi adalah upaya sistematis untuk meningkatkan kebutuhan menuju perubahan perilaku yang higienis dan saniter.

• Peningkatan penyediaan sanitasi adalah meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses terhadap produk dan layanan sanitasi yang layak dan terjangkau dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar sanitasi.

• Penciptaan lingkungan yang kondusif adalah menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya sanitasi total, yang tercipta melalui dukungan kelembagaan, regulasi, dan kemitraan antar pelaku STBM, termasuk didalamnya pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan, institusi keagamaan dan swasta.

• Sanitasi komunal adalah sarana sanitasi yang melayani lebih dari satu keluarga, biasanya sarana ini dibangun di daerah yang memiliki kepadatan tinggi dan keterbatasan lahan.

Page 50: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM42

• Verifikasi adalah proses penilaian dan konfirmasi untuk mengukur pencapaian seperangkat indikator yang dijadikan standar.

• LSM/NGO adalah organisasi yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.

• Natural leader merupakan anggota masyarakat baik individu maupun kelompok masyarakat, yang memotori gerakan STBM di masyarakat tersebut.

• Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan rencana yang disusun dan disepakati oleh masyarakat dengan didampingi oleh fasilitator.

• Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaraan sendiri dengan menyentuh perasaan, pola piker, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat.

• Desa/kelurahan yang melaksanakan STBM adalah desa/kelurahan intervensi pendekatan STBM dan dijadikan target antara karena untuk mencapai kondisi sanitasi total dibutuhkan pencapaian kelima pilar STBM. Ada 3 indikator desa/kelurahan yang melaksanakan STBM: (i) minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun dalam desa/kelurahan tersebut; (ii) ada masyarakat yang bertanggung jawab untuk melanjutkan aksi intervensi STBM seperti disebutkan pada poin pertama, baik individu (natural leader) ataupun bentuk komite; (iii) sebagai respon dari aksi intervensi STBM, masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM, yang telah disepakati bersama; misal: mencapai status SBS.

• Desa/Kelurahan ODF(Open Defecation Free) / SBS (Stop Buang air besar Sembarangan) adalah desa/kelurahan yang 100% masyarakatnya telah buang air besar di jamban sehat,yaitu, mencapai perubahan perilaku kolektif terkait Pilar 1 dari 5 pilar STBM

• Desa STBM, selain menyandang status ODF,100% rumah tangga memiliki dan menggunakan sarana jamban yang ditingkatkan dan telah terjadi perubahan perilaku untuk pilar lainnya seperti memiliki dan menggunakan sarana cuci tangan pakai sabun dan 100% rumah tangga mempraktikan penanganan yang aman untuk makanan dan air minum rumah tangga.

• Desa/kelurahan Sanitasi Total selain menyandang status Desa STBM/ ODF++, 100% rumah tangga melaksanakan praktik pembuangan sampah dan limbah cair domestik yang aman, yaitu desa/kelurahan yang telah mencapai perubahan perilaku kolektif terkait seluruh Pilar 1-5 STBM, artinya Kondisi Sanitasi Total.

b. Tujuan STBMTujuan pendekatan STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat yang meliputi 3 strategi yaitu penciptaan lingkungan yang mendukung, peningkatan kebutuhan sanitasi, serta peningkatan penyediaan akses sanitasi.

Page 51: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM43

c. Sejarah Program Pembangunan SanitasiJauh sebelum Indonesia merdeka, program sanitasi sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan catatan pejabat VOC Dampier, pada tahun 1699 masyarakat Indonesia sudah terbiasa mandi ke sungai dan buang air besar di sungai dan di pinggir pantai, sedangkan pada masa itu, masyarakat di Eropa dan India masih menggunakan jalan-jalan kota atau air tergenang untuk BAB. Di tahun 1892, HCC Clockener Brouson mencatat bahwa orang Indonesia terbiasa mandi 3 kali sehari, menggunakan bak, menyabun, membilas dan mengeringkan badannya. Pada akhir tahun 1800an, pemerintah Belanda sudah membuat sambungan air ke rumah-rumah di kawasan komersial di Jakarta dan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bandung pada tahun 1916. Selanjutnya di tahun 1930, mantri hygiene Belanda, Dr. Heydrick melakukan kampanye untuk BAB di kakus. Dr. Heydrick sendiri dikenal sebagai mantri kakus. Di tahun 1936, didirikanlah sekolah mantri higienis di Banyumas. Siswa mendapatkan pendidikan 18 bulan sebelum mereka diterjunkan ke kampung-kampung untuk mempromosikan hidup sehat dan melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit.

Setelah merdeka, pemerintah mencanangkan program Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga (SAMIJAGA) melalui Inpres No. 5/1974. Untuk mendapatkan sumber daya manusia dalam melaksanakan program-program tersebut, Kementerian Kesehatan mendirikan sekolah-sekolah kesehatan lingkungan, yang sekarang dikenal dengan nama Politeknik Kesehatan (Poltekes). Periode 1970-1997, pemerintah melakukan beragam program pembangunan sanitasi. Program-program tersebut umumnya dilakukan dengan pendekatan keproyekan, sehingga faktor keberlanjutannya sangat rendah. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan rendahnya peningkatan akses sanitasi masyarakat. Hasil studi ISSDP mencatat hanya 53% dari masyarakat Indonesia yang BAB di jamban yang layak pada tahun 2007, sedangkan sisanya BAB di sembarang tempat. Lebih jauh hal ini berkorelasi dengan tingginya angka diare dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih.

Dengan mempertimbangkan kebutuhan keberlanjutan program dan tingkat keberhasilan yang ingin dicapai, pemerintah melakukan perubahan pendekatan pembangunan sanitasi, dari keproyekan menjadi keprograman. Pada tahun 2008, pemerintah mencanangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Secara ringkas, perbedaan pendekatan pembangunan sanitasi sebelum dan saat ini terlihat pada tabel di bawah ini:

Program-Program Terdahulu(biasanya Target Oriented)

Kecenderungan Saat Ini

Perkembangan jumlah sarana Perubahan perilaku dan kesehatan

Subsidi Solidaritas sosial

Model-model sarana disarankan oleh pihak luar

Model-model sarana digagas dan dikembangkan oleh masyarakat

Page 52: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM44

Sasaran utama adalah kepala keluarga Sasaran utama adalah masyarakat desa secara utuh

Top down (dari atas ke bawah) Bottom up (dari bawah ke atas)

Fokus pada: jumlah jamban Fokus pada: berhentinya BAB di sembarang tempat

Pendekatannya bersifat ‘blue print’ Pendekatannya lebih fleksibel.

Tabel 3: Kecenderungan Pelaksanaan Program Air dan Sanitasi di Indonesia

d. Konsep STBMKonsep STBM diadopsi dari konsep Community Led Total Sanitation (CLTS) yang telah disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan di Indonesia. Sebelum memahami konsep dan prinsip STBM, berikut dijelaskan secara singkat konsep CLTS.

CLTS adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan sanitasi pedesaan dan mulai berkembang pada tahun 2001. Pendekatan ini awalnya diujicobakan di beberapa komunitas di Bangladesh dan saat ini sudah diadopsi secara massal di negara tersebut. Salah satu negara bagian di India yaitu Provinsi Maharasthra telah mengadopsi pendekatan CLTS ke dalam program pemerintah secara massal yang disebut dengan program Total Sanitation Campaign (TSC). Beberapa negara lain seperti Cambodia, Afrika, Nepal, dan Mongolia juga telah menerapkan CLTS.

Pendekatan ini berawal dari sebuah penilaian dampak partisipatif air bersih dan sanitasi yang telah dijalankan selama 10 tahun oleh Water Aid. Salah satu rekomendasi dari penilaian tersebut adalah perlunya mengembangkan sebuah strategi untuk secara perlahan-lahan mencabut subsidi pembangunan toilet. Ciri utama pendekatan ini adalah tidak adanya subsidi terhadap infrastruktur (jamban keluarga), dan tidak menetapkan model standar jamban yang nantinya akan dibangun oleh masyarakat.

Pada dasarnya CLTS adalah “pemberdayaan” dan “tidak membicarakan masalah subsidi”. Artinya, masyarakat yang dijadikan “guru” dengan tidak memberikan subsidi sama sekali. Gambaran tentang CLTS dapat diperoleh melalui VCD tentang implementasi CLTS di Propinsi Maharashtra di India dan pengembangan CLTS di Indonesia (Awakening).

Community lead (dipimpin oleh masyarakat) tidak hanya dalam sanitasi, tetapi dapat dalam hal lain seperti dalam pendidikan, pertanian, dan lain – lain, prinsip yang terpenting adalah:

• Inisiatif masyarakat,• Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah kunci

utama,• Solidaritas masyarakat (laki perempuan, kaya miskin) sangat terlihat dalam pendekatan ini,• Semua dibuat oleh masyarakat, tidak ada ikut campur pihak luar, dan biasanya akan muncul

Page 53: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM45

“natural leader”.

Dasar dari CLTS adalah tiga pilar utama PRA, yaitu:1. Attitude and Behaviour Change (perubahan perilaku dan kebiasaan)2. Sharing (berbagi)3. Method (metode)

Perilaku dan kebiasaan

Proses Berbagi

Penerapan Metode

Profesional

Personal

Gambar 3: Tiga Pilar Utama PRA

Ketiganya merupakan pilar utama yang harus diperhatikan dalam pendekatan CLTS, namun dari ketiganya yang paling penting adalah “perubahan perilaku dan kebiasaan” (Attitude and Behavior Change)”, karena jika perilaku dan kebiasaan tidak berubah maka kita tidak akan pernah mencapai tahap “berbagi (sharing)” dan sangat sulit untuk menerapkan “metode” yang tepat.

Perubahan perilaku dan kebiasaan tersebut harus total, dimana didalamnya meliputi perilaku personal atau individual, perilaku institusional atau kelembagaan dan perilaku profesional atau yang berkaitan dengan profesi.

Salah satu perilaku dan kebiasaan yang harus berubah adalah perilaku fasilitator, diantaranya:

• Pandangan bahwa ada kelompok yang berada di tingkat atas (upper) dan kelompok yang berada di tingkat bawah (lower). Cara pandang “upper-lower” harus dirubah menjadi “pembelajaran bersama”, bahkan menempatkan masyarakat sebagai “guru” karena masyarakat sendiri yang paling tahu apa yang terjadi dalam masyarakat itu.

• Cara pikir bahwa kita datang bukan untuk “memberi” sesuatu tetapi “menolong” masyarakat untuk menemukan sesuatu.

• Bahasa tubuh (gesture); sangat berkaitan dengan pandangan upper lower. Bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa seorang fasilitator mempunyai pengetahuan atau keterampilan yang lebih dibandingkan masyarakat, harus dihindari.

Ketika perilaku dan kebiasaan (termasuk cara berpikir dan bahasa tubuh) dari fasilitator telah berubah maka “sharing” akan segera dimulai. Masyarakat akan merasa bebas untuk mengatakan

Page 54: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM46

tentang apa yang terjadi di komunitasnya dan mereka mulai merencanakan untuk melakukan sesuatu. Setelah masyarakat dapat berbagi, maka metode mulai dapat diterapkan. Masyarakat secara bersama-sama melakukan analisa terhadap kondisi dan masalah masyarakat tersebut.

Dalam CLTS fasilitator tidak memberikan solusi. Namun ketika metode telah diterapkan (proses pemicuan telah dilakukan) dan masyarakat sudah terpicu sehingga diantara mereka sudah ada keinginan untuk berubah tetapi masih ada kendala yang mereka rasakan misalnya kendala teknis, ekonomi, budaya, dan lain-lain maka fasilitator mulai memotivasi mereka untuk mecapai perubahan ke arah yang lebih baik, misalnya dengan cara memberikan alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. Tentang usaha atau alternatif mana yang akan digunakan, semuanya harus dikembalikan kepada masyarakat tersebut.

Konsep-konsep inilah yang kemudian diadopsi oleh STBM dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di Indonesia. Konsep STBM menekankan pada upaya perubahan perilaku yang berkelanjutan untuk mencapai kondisi sanitasi total melalui pemberdayaan masyarakat.

B. POKOK BAHASAN 2: TIGA STRATEGI STBMPendekatan STBM merupakan interaksi yang saling terkait antara ketiga komponen pokok sanitasi, yang dilaksanakan secara terpadu, sebagai berikut:

a. Peningkatan Kebutuhan SanitasiKomponen peningkatan kebutuhan sanitasi merupakan upaya sistematis untuk mendapatkan perubahan perilaku yang higienis dan saniter, berupa:

• Pemicuan perubahan perilaku;• Promosi dan kampanye perubahan perilaku higienis dan sanitasi secara langsung;• Penyampaian pesan melalui media massa dan media komunikasi lainnya;• Mengembangkan komitmen masyarakat dalam perubahan perilaku;• Memfasilitasi terbentuknya komite/ tim kerja masyarakat;• Mengembangkan mekanisme penghargaan terhadap masyarakat/institusi.

b. Peningkatan Penyediaan Akses SanitasiPeningkatan penyediaan akses sanitasi yang secara khusus diprioritaskan untuk meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses dan layanan sanitasi yang layak dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar sanitasi, yaitu:

• Mengembangkan opsi teknologi sarana sanitasi yang sesuai kebutuhan dan terjangkau;• Menciptakan dan memperkuat jejaring pasar sanitasi pedesaan;• Mengembangkan mekanisme peningkatan kapasitas pelaku pasar sanitasi;

c. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif.Strategi ini mencakup advokasi kepada para pemimpin pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam membangun komitmen bersama untuk melembagakan kegiatan pendekatan STBM yang diharapkan akan menghasilkan:

Page 55: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM47

• Komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan sumber daya untuk melaksanakan program STBM yang dinyatakan dalam surat kepemintaan;

• Kebijakan daerah dan peraturan daerah mengenai program sanitasi seperti SK Bupati, Perda, RPJMP, Renstra, dan lain-lain;

• Terbentuknya lembaga koordinasi yang mengarusutamakan sektor sanitasi, menghasilkan peningkatan anggaran sanitasi daerah, koordinasi sumber daya dari pemerintah maupun non-pemerintah;

• Adanya tenaga fasilitator, pelatih STBM dan program peningkatan kapasitas;• Adanya sistem pemantauan hasil kinerja program serta proses pengelolaan pembelajaran.

Strategi peningkatan kebutuhan sanitasi dapat dilaksanakan terlebih dulu untuk memberikan gambaran kepada masyarakat sasaran tentang resiko hidup di lingkungan yang kumuh, seperti mudah tertular penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang tidak higienis, lingkungan yang kotor dan bau, pencemaran sumber air terutama air tanah dan sungai, daya belajar anak menurun, dan kemiskinan. Salah satu metode yang dikembangkan untuk peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi adalah Community Led Total Sanitation (CLTS) yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan.

Peningkatan penyediaan akses sanitasi dilakukan untuk mendekatkan pelayanan jasa pembangunan sarana sanitasi dan memudahkan akses oleh masyarakat, menyediakan bebagai tipe sarana yang terjangkau oleh masyarakat dan opsi keuangan khususnya skema pembayaran sehingga masyarakat yang kurang mampu memiliki akses terhadap sarana sanitasi yang sehat. Pendekatan ini dapat dilakukan tidak hanya dengan melatih dan menciptakan para wirausaha sanitasi, namun juga memperkuat layanan melalui penyediaan berbagai variasi/opsi jenis sarana yang dibangun, sehingga dapat memenuhi harapan dan kemampuan segmen pasar. Infomasi yang rinci, akurat dan mudah dipahami oleh masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung promosi sarana sanitasi yang sehat yang dapat disediakan oleh wirausaha sanitasi dan hal ini dapat disebarluaskan melalui jejaring pemasaran untuk menjaring konsumen.

Kedua komponen tersebut dapat berinteraksi melalui mekanisme pasar bila mendapatkan dukungan dari pemerintah yang dituangkan dalam bentuk regulasi, kebijakan, penganggaran dan pendekatan yang dikembangan. Bentuk upaya tersebut adalah penciptaan lingkungan yang kondusif untuk mendukung kedua komponen berinteraksi. Ada beberapa indikator yang dapat menggambarkan lingkungan yang kondusif antara lain:• Kebijakan, •Produk dan perangkat,• Kelembagaan, •Keuangan,• Metodologi pelaksanaan program, •Pelaksanaan dengan biaya yang efektif,• Kapasitas pelaksaan, •Monitoring dan evaluasi

Page 56: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM48

C. POKOK BAHASAN 3: LIMA PILAR STBM

a. Pengertian pilar – pilar dalam STBMLima Pilar STBM terdiri dari:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) Suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku

buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT) melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki

dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip

mengurangi, memakai ulang, dan mendaur ulang5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan

mencuci, kamar mandi dan dapur yang memnuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutusa mata rantai penularan penyakit.

b. Penyelenggara pelaksanaan 5 pilar STBMPenyelenggara pelaksanaan 5 pilar STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri dari individu, rumah tangga maupun kelompok-kelompok masyarakat.

c. Manfaat pelaksanaan 5 pilar STBMAdanya lima pilar STBM akan membantu masyarakat untuk mencapai tingkat higiniene yang paripurna, sehingga akan menghindarkan mereka dari kesakitan dan kematian akibat sanitasi yang tidak sehat.

d. Tujuan pelaksanaan 5 pilar STBMDibaginya pelaksanaan STBM di bawah naungan lima pilar akan mempermudah upaya mencapai tujuan akhir STBM, tidak hanya untuk meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik tetapi juga merubah dan mempertahankan keberlanjutan praktik-praktik budaya hidup bersih dan sehat. Sehingga dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Page 57: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM49

D. POKOK BAHASAN 4: PRINSIP-PRINSIP STBMPrinsip-prinsip STBM adalah:

a. Tanpa subsidi. Masyarakat tidak menerima bantuan dari pemerintah atau pihak lain untuk menyediakan sarana sanitasi dasarnya.

Penyediaan sarana sanitasi dasar adalah tanggung jawab masyarakat. Sekiranya individu masyarakat belum mampu menyediakan sanitasi dasar, maka diharapkan adanya kepedulian dan kerjasama dengan anggota masyarakat lain untuk membantu mencarikan solusi.

b. Masyarakat sebagai pemimpinInisiatif pembangunan sarana sanitasi hendaknya berasal dari masyarakat. Fasilitator maupun wirausaha sanitasi hanya membantu memberikan masukan dan pilihan-pilihan solusi kepada masyarakat untuk meningkatkan akses dan kualitas higienis dan sanitasinya. Semua kegiatan maupun pembangunan sarana sanitasi dibuat oleh masyarakat. Sehingga ikut campur pihak luar tidak diharapkan dan tidak diperbolehkan. Dalam praktiknya, biasanya akan tercipta natural-natural leader di masyarakat.

c. Tidak menggurui/memaksaSTBM tidak boleh disampaikan kepada masyarakat dengan cara menggurui dan memaksa mereka untuk mempraktikkan budaya higienis dan sanitasi, apalagi dengan memaksa mereka membuat/ membeli jamban atau produk-produk STBM.

d. Totalitas seluruh komponen masyarakatSeluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan-perencanaan-pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan. Keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah kunci keberhasilan STBM.

Secara lebih rinci, keempat prinsip diatas bisa dipahami dari perbedaan antara sistem kejar target/ protek dengan STBM yang dapat dilihat pada table di bawah:

Kriteria Sistem Kejar Target (Proyek)

STBM

Input dari luar masyarakat

Subsidi benda-benda untuk jamban

Pemberdayaan masyarakat

Model Model ditentukan Muncul inovasi lain dari masyarakat.

Cakupan Sebagian Menyeluruh

Indikator keberhasilan Menghitung jamban Tidak ada lagi kebiasaan BAB di sembarang tempat

Page 58: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM50

Kriteria Sistem Kejar Target (Proyek)

STBM

Bahan yang digunakan Semen, porselen, batu bata, dan lain-lain

Bisa dimulai dengan bambu, kayu, dan lain-lain

Biaya Berkisar antara Rp. 500.000-1.000.000 per model

Relatif lebih murah

Pemanfaat Yang punya uang Masyarakat yang sangat miskin

Waktu yang dibutuhkan Seperti yang ditargetkan oleh proyek

Ditentukan oleh masyarakat

Motivasi utama Subsidi / bantuan Harga diri

Model penyebaran Oleh organisasi luar / formal Oleh masyarakat melalui hubungan persaudaraan, perkawanan dan lain-lain

Keberlanjutan Sulit untuk dipastikan Dipastikan oleh masyarakat

Sanksi bila melakukan BAB sembarangan

Tidak ada Disepakati oleh masyarakat. Contoh denda Rp. 1.000.000 di desa Jombe, kecamatan Turatea, kab. Jeneponto

Tipe monitoring Oleh proyek Oleh masyarakat (bisa harian, bulanan, mingguan)

Tabel 4: Perbedaan Pendekatan Proyek dan Pendekatan STBM

E. POKOK BAHASAN 5: TANGGA PERUBAHAN PERILAKUTangga perubahan perilaku higienis dan sanitasi masyarakat adalah tahap perkembangan perubahan perilaku dari kebiasaan awal yang masih buang air besar sembarangan, tidak berperilaku cuci tangan dengan benar, tidak mengelola sampah dan limbah cair rumah tangga berubah mempraktikkan perilaku higienis dan saniter dengan budaya sehari-hari hidup bersih dan sehat.

Bila budaya masyarakat sudah mempraktikkan perilaku hieginies dan saniter secara permanen maka sarana sanitasi menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan sehingga akan terjadi kondisi sanitasi total sesuai dengan tujuan dari pendekatan STBM ini.

Tangga perubahan perilaku (terlihat dalam gambar dibawah), belajar dari pengalaman global, diketahui perilaku higienis tidak dapat dipromosikan untuk seluruh rumah tangga secara bersamaan. Promosi perubahan perilaku kolektif harus berfokus pada satu atau dua perilaku yang berkaitan pada saat bersamaan.

Page 59: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM51

• Adanya proses pemicuan• Adanya Komite/”Natural

leaders”• Adanya Rencana Aksi• Adanya pemantauan terus

menerus• Tersedianya supply

Tangga Perubahan Perilaku

Visi STBM

Diterbitkan oleh: Sekretariat STBM

OD

ODF

Improved +

PerilakuHygieneslainnya

SANITASI TOTAL

• 100 % masyarakat sudahberubah perilakunyadengan status ODF (terverifikasi).

• Adanya rencana untukmerubah perilakuHygienes lainnya.

• Adanya aturan darimasyarakat untukmenjaga status ODF

• Adanya pemantauan danverifikasi secara berkala

• Terjadinya peningkatankualitas sarana sanitasi.

• Terjadinya perubahanperilaku hygienes lainnyadi masyarakat.

• Adanya upaya pamasarandan promosi sanitasi.

• Adanya pemantauan danevaluasi

Masyarakatsudah

mempraktekkan perilakuHygienes

sanitasi secarapermanen

Gambar 4: Tangga Perubahan Perilaku Visi STBM

a. Perilaku BABSPerilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan) adalah kebiasaan/praktik budaya sehari-hari masyarakat yang masih membuang kotoran/tinjanya di tempat terbuka dan tanpa ada pengamanan tinja yang higienis.

Tempat terbuka untuk BABS biasanya dilakukan di kebun, semak-semak, hutan, sawah, sungai maupun di tempat-tempat masyarakat secara kolektif membuat jamban helikopter/ jamban plung lap (jamban yang dibuat tanpa ada lubang septik langsung dibuang ke tempat terbuka seperti sungai, rawa dll).

Kebiasaan BABS ini terjadi karena tidak adanya pengamanan tinja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, sehingga menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan baik untuk individu yang melakukan praktik BABS maupun komunitas lingkungan tempat hidupnya.

Kondisi masyarakat seperti ini perlu diubah melalui sebuah kegiatan perubahan perilaku secara kolektif dengan pendekatan STBM, yang bisa dilakukan dengan cara: 1. Diadakan pemicuan ke masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan atau masyarakat

yang sudah terlatih menjadi fasilitator STBM.2. Dari pemicuan tersebut diharapkan munculnya natural leader atau komite yang dibentuk oleh

komunitas masyarakat tersebut.

Page 60: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM52

3. Komite yang terbentuk mempunyai rencana aksi yang sistematis dalam rangka menuju status SBS.

4. Adanya kegiatan pemantauan secara terus menerus yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dari masyarakat tersebut.

5. Tersedianya supply atau layanan pemenuhan akses sanitasi untuk masyarakat dengan kualitas sesuai dengan standar kesehatan dengan harga yang terjangkau.

b. Perilaku SBSPerilaku SBS (Stop Buang air besar Sembarangan) adalah kebiasaan/praktik budaya sehari-hari masyarakat yang tidak lagi membuang kotoran/tinjanya di tempat yang terbuka dan sudah dilakukan pengamanan tinjanya yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit.

Perilaku SBS ini biasanya diikuti dengan kemauan masyarakatnya yang mempunyai kemampuan untuk mendapatkan sarana akses sanitasi yang dimulai dari sarana jamban sehat paling sederhana sampai dengan tingkat sarana jamban yang sudah bagus sistem pengelolaannya seperti IPAL komunal maupun IPAL terpusat. Kemauan serta komitmen dari masyarakat ini dilakukan secara kolektif dan partisipatif dalam mengambil keputusannya.

Ketika masyarakat secara keseluruhan sudah berperilaku SBS maka dikatakan komunitas tersebut mencapai kondisi Desa/Kelurahan SBS/ODF dimana kondisi komunitas tersebut dengan kondisi sebagai berikut:

1. 100% masyarakat sudah berubah perilakunya dengan status SBS (sudah terverifikasi oleh tim verifikasi dari puskesmas setempat),

2. Adanya rencana untuk merubah perilaku higienis lainnya,3. Adanya aturan dari masyarakat untuk menjaga status SBS, dan4. Adanya pemantauan dan verifikasi secara berkala.

c. Perilaku Higienis dan SaniterPerilaku Higienis dan Saniter dalam dokumen ini diartikan sebagai kebiasaan/praktik budaya sehari-hari masyarakat yang sudah tidak lagi BAB sembarangan dengan akses sarana sanitasi jamban yang sehat dan berperilaku higienis saniter lainnya yang merupakan bagian dari salah satu 4 pilar yang lainnya seperti berperilaku cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dan mengelola limbah cair rumah tangga.

Ketika masyakat secara keseluruhan sudah berperilaku higienis dan saniter maka dikatakan komunitas tersebut mencapai kondisi Desa/Kelurahan STBM dimana kondisi komunitas tersebut dengan kondisi sebagai berikut:1. 100% masyarakat sudah berubah perilakunya dengan status Desa/Kelurahan SBS (sudah

terverifikasi oleh tim verifikasi dari puskesmas setempat),2. Terjadi peningkatan kualitas sarana sanitasi yang ada,3. Terjadi perubahan perilaku higienis saniter lainnya di masyarakat,4. Adanya upaya pemasaran dan promosi sanitasi untuk pilar-pilar STBM yang lainnya, dan

Page 61: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM53

5. Adanya pemantauan dan evaluasi secara berkala.

d. Perilaku Sanitasi TotalPerilaku Sanitasi Total adalah kebiasaan/praktik budaya sehari-hari masyarakat yang sudah mempraktikkan perilaku higienis sanitasi secara permanen dimana kebiasaan ini meliputi (i) tidak buang air besar sembarangan; (ii) mencuci tangan pakai sabun; (iii) mengelola air minum dan makanan yang aman; (iv) mengelola sampah dengan aman; dan (v) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Ketika masyarakat secara keseluruhan sudah berperilaku sanitasi total maka dikatakan komunitas tersebut mencapai kondisi Desa/Kelurahan STBM dengan Kondisi Sanitasi Total.

VIII. REFERENSI1. Kar, Kamar, Working Paper184, Subsidy or Self-Respect Total Community Sanitation in

Bangladesh, Institute for Development Studies, September 2003.

2. Kelompok Kerja Antar Departemen, Project WASPOLA, Film Awakening Change Community Led Total Sanitation in Indonesia, Jakarta: 2006.

3. Kemenkes RI, Film STBM, Jakarta, 2009.

4. Kemenkes RI, Modul Higienis Sanitasi Makanan dan Minuman, Dit. PL, Jakarta: 2012.

5. Kemenkes RI, Materi Advokasi STBM, Sekretariat STBM Nasional, Jakarta: 2012.

6. Kemenkes RI, Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta:enkes RI, Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta:2013.

7. Update STBM, www.stbm-indonesia.org

8. Sejarah Sanitasi, Seri AMPL 23,www.ampl.or.id

IX. LAMPIRANLembar Penugasan a. Pembelajaran Penerapan STBMDilakukan melalui Diskusi Kelompok. Maksimal waktu 30 menit. Langkah-langkah melakukan diskusi kelompok:

1. Pembelajaran/Refleksi• Ajukan pertanyaan kepada peserta program/proyek apa saja yang memfasilitasi

penerapan STBM yang sedang atau pernah dilaksanakan di kabupaten/wilayah kerja peserta.

• Sepakatilah dengan peserta 3-4 program/proyek pelaksana STBM yang akan diambil pembelajarannya, dan juga 1-2 nara sumber yang memahami program /proyek tersebut.

• Minta peserta berbagi dalam 3-4 kelompok sesuai program/proyek yang akan didiskusikan. Aturlah agar jumlah peserta setiap kelompok seimbang.

Page 62: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM54

• Minta setiap kelompok untuk menganalisa/mendiskusikan program/proyek yang menjadi pilihannya (selama 10 menit) dengan pokok-pokok kajian, sebagai berikut:

• Capaian ODF/SBS dibandingkan dengan target? dan kenapa capaiannya seperti itu?

• Kesinambungan program (replikasi atau penyebarluasan ke wilayah lain)? Dan kenapa kondisinya seperti itu?

• Minta kelompok menuliskan hasil diskusi pada kertas plano, dan jika sudah selesai menempelkannya di dinding atau kain rekat.

• Setelah seluruh kelompok menyelesaikan diskusinya, minta masing-masing kelompok mempresentasikan secara singkat hasil diskusinya selama 3 menit. Berikan kesempatan kepada peserta lain untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi bukan pertanyaan diskusi.

• Dari hasil diskusi pleno, Pemandu memfasilitasi penyimpulan diskusi refleksi pelaksanaan STBM. Penyimpulan jangan terlalu difokuskan pada hasil diskusi yang membahas mengenai “kenapa”, karena akan dibahas pada diskusi selanjutnya.

Poin kunci untuk pemandu:Ada 2 kemungkinan hasil diskusi peserta tentang pembelajaran penerapan STBM:

1. Jawaban Pesimis, yaitu target ODF/SBS sulit tercapai dan penerapan STBM tidak berkesinambungan atau tidak di replikasi,

2. Jawaban Optimis, yaitu target ODF/SBS akan tercapai dan penerapan STBM berkesinambungan atau akan menyebar ke wilayah lain.

2. Diskusi Faktor Pendukung dan Penghambat

• Sebagai pengantar diskusi, pemandu mengangkat kembali hasil diskusi sebelumnya bahwa ada 2 kondisi berbeda yaitu a) optimis, target tercapai dan penerapan STBM berkesinambungan, dan b) pesimis, target sulit tercapai dan penerapan STBM tidak berkesinambungan.

• Pemandu meminta peserta kembali ke kelompok diskusi semula untuk mendiskusikan hal berikut selama 10 menit:

a. Apa yang menjadi faktor pendukung untuk kondisi yang optimis?b. Apa yang menjadi faktor penghambat bagi kondisi yang pesimis?

• Minta kelompok menuliskan hasil diskusi pada kertas metaplan dengan warna yang berbeda untuk jawaban faktor pendukung dan faktor penghambat.

• Sementara peserta berdiskusi, pemandu menyiapkan kain rekat dengan 2 kolom terpisah dengan judul ”faktor pendukung” dan ”faktor penghambat” dalam kertas metaplan panjang.

• Mintalah salah satu kelompok untuk menempelkan terlebih dahulu jawaban faktor pendukung. Kemudian kelompok lain menambahkan jika ada jawaban yang berbeda. Lakukan hal yang sama untuk jawaban faktor penghambat.

Page 63: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM55

• Lakukan proses klarifikasi dan penyepakatan dengan peserta jika ada beberapa jawaban yang kurang pas atau tidak jelas.

3. Penutup

Dari hasil diskusi pleno, pemandu memfasilitasi penegasan (bukan penyimpulan) tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat.

b. Strategi STBMDilakukan melalui Diskusi Kelompok. Maksimal waktu 30 menit.

Langkah-langkah melakukan diskusi kelompok:

1. Pemandu menanyakan apakah peserta pernah mendengar mengenai strategi STBM. Mintalah 2-3 peserta untuk menjelaskan mengenai strategi STBM.

2. Tuliskan poin-poin kunci jawaban peserta ke dalam kertas plano.

Poin kunci untuk pemandu:

• Pilih peserta yang sudah mengenal 3 strategi STBM• Giring diskusi untuk menyepakati 3 strategi STBM berikut: peningkatan

kebutuhan, penyediaan layanan, dan lingkungan yang kondusif.• Jika muncul komponen lain tanyakan pada peserta apakah komponen tersebut

berdiri sendiri atau bagian dari dari salah komponen tersebut.

3. Peserta diminta untuk kembali dalam kelompoknya untuk mendiskusikan hal berikut dengan menggunakan hasil diskusi tentang faktor pendukung dan penghambat:

• Kegiatan apa saja yang diperlukan untuk memunculkan faktor pendukung dan mengatasi faktor penghambat dalam pelaksanaan STBM?

4. Mintalah kelompok menulis kegiatan-kegiatan tersebut pada kertas metaplan.

5. Sementara peserta berdiskusi, pemandu menuliskan 3 strategi STBM (demand, supply, enabling) dalam kertas metaplan dan menempelkan pada kain rekat di 3 tempat berbeda yang berbentuk segitiga.

Ilustrasi:

6. Pemandu meminta kelompok untuk menempelkan kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi per komponen. Mulailah dengan komponen peningkatan kebutuhan, mintalah

Page 64: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM56

peserta untuk mengidentifikasi kegiatan mana yang masuk komponen peningkatan kebutuhan, ingatkan peserta mengenai pengertian peningkatan kebutuhan dari diskusi sebelumnya.

7. Lanjutkan proses diatas untuk komponen penyediaan dan lingkungan yang mendukung.

8. Lakukan klarifikasi agar tidak terjadi pengelompokan yang kurang tepat.

Poin kunci untuk pemandu:• Kegiatan peningkatan kebutuhan adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

penumbuhan kebutuhan terhadap sanitasi (perubahan perilaku), misalnya: pemicuan, promosi kesehatan dan sanitasi, pendampingan tindak lanjut, dll.

• Kegiatan penyediaan layanan adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan peningkatan penyediaan layanan sanitasi (wirausaha sanitasi), misalnya: memfasilitasi pemilihan opsi teknologi jamban sehat, menciptakan wirausaha sanitasi, menghubungkan masyarakat dengan wirausaha sanitasi, dll.

• Kegiatan penciptaan lingkungan yang mendukung adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penciptaan dan penguatan lingkungan pendukung (dukungan dan keterlibatan para pelaku), misalnya: advokasi kebijakan dan pendanaan, peningkatan kapasitas (pelatihan, fasilitasi pembelajaran), pemantauan, dll.

9. Jika sebagian komponen memiliki kegiatan yang terbatas, pemandu dapat meminta peserta untuk menambahkan kegiatan dalam komponen tersebut, atau pemandu dapat juga menambahkan dengan terlebih dahulu meminta tanggapan dan konfirmasi peserta.

10. Dari hasil diskusi pleno, pemandu memfasilitasi penegasan (bukan penyimpulan) tentang kegiatan-kegiatan untuk 3 strategi STBM

c. Kaitan Tiga Strategi STBMDilakukan melalui Diskusi Kelompok. Maksimal waktu 15 menit.

Langkah-langkah melakukan diskusi kelompok:

1. Pemandu memulai sesi belajar dengan menanyakan apakah kegiatan-kegiatan di masing-masing strategi dapat berdiri sendiri? Kenapa?

2. Mintalah 4-5 peserta untuk menanggapi dengan singkat (catatan untuk pemandu: jika ada peserta yang menjawab bisa, biarkan jangan ditanggapi dulu).

3. Ajaklah peserta untuk mengetes jawaban mereka dengan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Jika tim fasilitator melakukan pemicuan dengan baik dan masyarakat terpicu,

namun pada saat bersamaan Bupati meluncurkan program bantuan jamban. Apakah upaya pemicuan akan berhasil?

Page 65: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM57

• Jika masyarakat sudah terpicu untuk berubah dan ingin segera membuat jamban sendiri, namun material untuk jamban sulit diperolah atau harganya sangat mahal. Apakah upaya perubahan perilaku tidak terhambat?

• Jika pemerintah daerah sudah termotivasi untuk untuk mendukung percepatan program STBM, namun kondisi wilayahnya sulit dan belum tersedia opsi teknologi jamban yang terjangkau. Apakah tujuan programnya akan berhasil?

4. Dari hasil curah pendapat dengan 3 pertanyaan diatas, pemandu menanyakan kembali, apakah peserta masih ragu bahwa 3 strategi STBM saling terkait dan tidak dapat dipisahkan?

5. Tegaskan kembali keterkaitan strategi STBM dengan membuat tulisan dalam kartu ke 3 strategi STBM dan menempelkan di kain tempel dalam bentuk segitiga besar.

6. Dari visualisasi ke 3 komponen tersebut, ajak peserta melakukan análisis bersama:1. Strategi mana saja sudah dan belum dilaksanakan?2. Mengapa itu terjadi?3. Bagaimana seharusnya?

7. Minta 2-3 peserta untuk memberikan tanggapannya.

8. Pemandu memfasilitasi penyimpulan dengan menegaskan kembali bahwa dalam penerapan STBM ketiga strategi harus diterapkan secara terintegrasi. Pemandu dapat memotivasi peserta untuk mulai dari sekarang menerapkan ke 3 strategi STBM secara lengkap.

9. Penutup. Pemandu memberikan salam penutup.

Page 66: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM58

Page 67: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM59

Modul MI.2PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM STBM

MI.2

P

EM

BE

RD

AYAA

N

MA

SYA

RA

KAT D

ALA

M

STB

M

Page 68: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM60

Modul MI.2 - Pemberdayaan Masyarakat Dalam STBM ............59

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 61II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 61III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 61

A. Pokok Bahasan 1: Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 61IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 62V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 62VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 62VII. URAIAN MATERI ........................................................................................................... 63

A. POKOK BAHASAN 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......................................... 63a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat .............................................................. 63b. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat................................................... 63c. Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat. ........................................................ 64

B. POKOK BAHASAN 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM STBM ......................... 64a. Pengertian Partisipasi Masyarakat Dalam STBM................................................ 64b. Tingkatan Partisipasi Masyarakat di STBM ......................................................... 65

VIII. REFERENSI ................................................................................................................... 65IX. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 66

A. Pokok Bahasan 1: Prinsip Pemberdayaan Masyarakat.............................................. 66B. Pokok Bahasan 2: Tingkat Partisipasi ........................................................................ 66

Page 69: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM61

MODUL: MI 2PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM STBM

I. DESKRIPSI SINGKATMasyarakat merupakan pondasi paling utama dari pendekatan STBM. Suksesnya STBM hanya akan terjadi apabila masyarakat terpicu untuk mau, berdaya dan melakukan praktik-praktik hidup bersih dan sehat. Kegiatan STBM dimulai dari adanya pemahaman masyarakat atas permasalahan yang mereka hadapi, adanya inisiatif dan keputusan masyarakat untuk berubah, dan diikuti dengan pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama menggunakan sumber daya yang mereka miliki.

Untuk memberdayakan masyakat, dibutuhkan fasilitator-fasilitator handal yang mampu membantu masyarakat menyadari permasalahan yang mereka hadapi, mencari solusi dan mewujudkan solusi yang mereka sepakati. Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, fasilitator hendaknya memiliki pemahaman dan kompetensi untuk melakukan promosi kesehatan, yaitu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Modul pemberdayaan masyarakat dalam STBM disusun untuk memberikan pemahaman kepada para pihak yang menfasilitasi peyelenggaraan STBM untuk memahami secara utuh perannya sebagai fasilitator STBM.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. Tujuan Pembelajaran UmumSetelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan pemberdayaan masyarakat dalam STBM.

B. Tujuan Pembelajaran KhususSetelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1. Menjelaskan pemberdayaan masyarakat, 2. Menerapkan partisipasi masyarakat dalam STBM.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANA. POKOK BAHASAN 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

a. Pengertian pemberdayaan masyarakat,b. Tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat,c. Prinsip dasar pemberdayaan masyarakat.

Page 70: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM62

B. POKOK BAHASAN 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM STBMa. Pengertian partisipasi masyarakat dalam STBM,b. Tingkatan partisipasi masyarakat di STBM.

IV. BAHAN BELAJARBahan tayang (slide ppt), LCD, komputer/laptop, flipchart (lembar balik), spidol, metaplan, kain tempel, panduan diskusi kelompok, panduan simulasi.

V. METODE PEMBELAJARANCeramah tanya jawab, diskusi kelompok, dan simulasi.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 3 jam pelajaran (T=1 jp, P=2jp, PL=0jp) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: A. Langkah 1: Pengkondisian (15 menit)1. Penyegaran dan pencairan suasana,2. Fasilitator menggali harapan peserta tentang materi dan keterampilan yang ingin dicapai

melalui sesi ini,3. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan metode yang digunakan,4. Menggali pendapat peserta tentang pemberdayaan masyarakat dan mendiskusikannya.

Proses pembelajaran menggunakan metode dimana semua peserta terlibat secara aktif, 5. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan tentang pemberdayaan masyarakat

dalam STBM.

B. Langkah 2; Pengkajian Pokok Bahasan (105 menit)1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:

• Pemberdayaan masyarakat, • Partisipasi masyarakat dalam STBM.

2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan memberikan jawaban dan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta,

3. Fasilitator mengajak peserta untuk terlibat aktif dalam pembelajaran melalui diskusi kelompok dan simulasi,

4. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapi hasil diskusi kelompok dan simulasi yang dilakukan.

C. Langkah 3: Rangkuman (15 menit):1. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran,2. Peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan fasilitator memfasilitasi

pemberian jawaban, baik dari fasilitator maupun dari peserta lain,

Page 71: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM63

3. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas evaluasi yang telah disediakan,

4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memastikan TPU dan TPK sesi telah tercapai.

VII. URAIAN MATERI A. POKOK BAHASAN 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKATa. Pengertian Pemberdayaan MasyarakatIstilah “pemberdayaan masyarakat” sebagai terjemahan dari kata “empowerment” mulai ramai digunakan dalam bahasa sehari-hari di Indonesia bersama-sama dengan istilah “pengentasan kemiskinan” (poverty alleviation) sejak digulirkannya Program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Sejak itu, istilah pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan merupakan “saudara kembar” yang selalu menjadi topik dan kata kunci dari upaya pembangunan.

Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya.

Dalam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat baik dalam arti :1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan,2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan),3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan,4. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan kekhawatiran, dan lain-lain.

Beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam upaya pemberdayaan masyarakat yaitu (1) Enabling ; menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang (enabling). Artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian maka dapat dikatakan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. (2) Empowering ; memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Pengkuatan ini meliputi langkah lebih nyata dan menyangkut penyediaaan potensi berbagai masukan serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat berdaya upaya berupa peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan, sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi dan informasi, serta peningkatan pranata, kerja keras, hemat, keterbukaan dan kebertanggungjawaban.

b. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan MasyarakatAdapun tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu penyadaran, menunjukkan adanya masalah, membantu pemecahan masalah, memproduksi dan mempublikasi informasi, melakukan pengujian dan demonstrasi, menunjukkan pentingnya perubahan dan akhirnya melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas. Untuk dapat memaksimalkan pemberdayaan masyarakat, diperlukan pendekatan-pendekatan berupa:

Page 72: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM64

1. Pendekatan Mikro: berpusat pada tugas, pemberdayaan dilakukan terhadap penerima manfaat secara langsung berupa bimbingan, konseling, stress management dan crisis intervention.

2. Pendekatan Meso: dilakukan terhadap sekelompok penerima manfaat, pemberdayaan dengan menggunakan kelompok, berupa pelatihan dan pendidikan

3. Pendekatan Makro: berupa perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobi-lobi, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, dan lain-lain.

Selain pendekatan-pendekatan tersebut diatas, diperlukan juga strategi pemberdayaan masyarakat berupa pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kelembagaan kelompok, pemupukan modal masyarakat (swasta), pengembangan usaha produktif dan penyedia tepat guna.

c. Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat. Ada beberapa prinsip dasar pemberdayaan masyarakat yang perlu dipahami. Dalam pemberdayaan masyarakat dikenal istilah pengorganisasian masyarakat (community organization) dan pengembangan masyarakat (community development). Keduanya berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat menuju tercapainya kemandirian melalui keterlibatan dan peran serta aktif dari keseluruhan anggota masyarakat. Lima prinsip dasar pemberdayaan masyarakat adalah:1. Menumbuhkembangkan kemampuan, peran serta masyarakat dan semangat

gotong royong.2. Melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan,

serta dalam operasi dan pemeliharaan. Berbasis masyarakat (community based), memberikan kesempatan mengemukakan pendapat, memilih dan menetapkan keputusan bagi dirinya (voice and choice), keterbukaan (openness), kemitraan (partnership), kemandirian (self reliance).

3. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak untuk memaksimalkan sumber daya, khususnya dalam dana, baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber lainnya seperti penyandang dana dan sponsor pembangunan sosial.

4. Fasilitator berperan sebagai pendorong dan pendamping masyarakat dalam mencari solusi permasalahan yang mereka hadapi.

B. POKOK BAHASAN 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM STBMa. Pengertian Partisipasi Masyarakat Dalam STBMDalam pendekatan STBM dan pendekatan partisipatif lainnya, partisipasi atau keterlibatan masyarakat merupakan hal yang mutlak diperlukan.Beberapa hal terpenting dalam STBM adalah:• STBM adalah inisiatif masyarakat, • Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan bersama (kolektif) adalah

kunci utama, • Solidaritas masyarakat (laki-laki, perempuan, kaya, miskin, tua, muda) sangat penting dan

Page 73: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM65

terlibat dalam pendekatan STBM, • Semua dibuat oleh masyarakat, tidak ada campur tangan pihak luar, dan biasanya akan

muncul “natural leader” di masyarakat.

b. Tingkatan Partisipasi Masyarakat di STBMTingkatan partisipasi masyarakat, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut:

• Masyarakat hanya menerima informasi; keterlibatan masyarakat hanya sampai diberi informasi (misalnya melalui pengumuman) dan bagaimana informasi itu diberikan ditentukan oleh si pemberi informasi (pihak tertentu).

• Masyarakat mulai diajak untuk berunding; Pada level ini sudah ada komunikasi dua arah, dimana masyarakat mulai diajak untuk diskusi atau berunding. Dalam tahap ini meskipun sudah dilibatkan dalam suatu perundingan, pembuat keputusan adalah orang luar atau orang-orang tertentu.

• Membuat keputusan secara bersama-sama antara masyarakat dan pihak luar; Pada tahapan ini masyarakat dilibatkan dalam memutuskan sebuah kegiatan/program, namaun dalam pelaksanaan, evaluasi, monitoring dan pengembangan masih dilakukan oleh pihak luar

• Masyarakat mendapatkan wewenang untuk mengatur sumber daya dan membuat keputusan; Pada tahapan ini masyarakat dilibatkan secara keseluruhan, yaitu mulai dari melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sampai pada tahap replikasi/pengembangan.

Dari keempat tingkatan partisipasi tersebut, yang diperlukan dalam STBM adalah tingkat partisipasi tertinggi dimana masyarakat tidak hanya diberi informasi, tidak hanya diajak berunding tetapi sudah terlibat dalam proses pembuatan keputusan dan bahkan sudah mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya masyarakat itu sendiri serta terhadap keputusan yang mereka buat.

Dalam prinsip community-led (dipimpin masyarakat) disebutkan bahwa “keputusan bersama dan aksi bersama” dari masyarakat itu merupakan kunci utama.

VIII. REFERENSI1. DepKes RI, Pusat Promkes, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Jakarta: 2004.

2. DepKes RI, Pusat Promkes, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Jakarta: 2005.

3. Totok Mardikanto, Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta: 2010.

4. Kemenkes RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan: Buku Sisipan STBM, Jakarta: 2013.

Page 74: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM66

IX. LAMPIRANPanduan Diskusi KelompokA. POKOK BAHASAN 1: PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1. Peserta di bagi ke dalam 3 kelompok.2. Setiap kelompok diminta berdiskusi mengenai:

a. Kelompok 1 : Pengertian Pemberdayaan Masyarakatb. Kelompok 2 : Tahapan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakatc. Kelompok 3 : Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat

3. Setelah 10 menit, tuliskan hasil diskusi ke dalam kertas flipchart. Beri kesempatan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.

4. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, bahas dan sepakati rumusan masing-masing sub pokok bahasan.

B. POKOK BAHASAN 2: TINGKAT PARTISIPASI1. Minta masing-masing peserta menggambarkan contoh partisipasi masyarakat dari

pengalaman sendiri yang mereka pahami dalam bentuk gambar (masing-masing mengambil selembar kertas dan alat tulis/gambar).

2. Sementara mereka membuat gambar, fasilitator menyiapkan kartu-kartu yang bertuliskan tingkatan partisipasi yang terdiri dari 4 kriteria (tingkat terendah sampai dengan tertinggi):

3.

Membuat keputusan secara bersama-sama antara masyarakat dan

pihak luar

Mendapatkan wewenang untuk mengatur sumber

daya dan membuat keputusan

Diajak Berunding

Menerima Informasi

Tempelkan keempat tingkatan kelompok tersebut pada dinding atau kain tempel. Tanpa memberikan tingkatan partisipasi

4. Saat peserta telah selesai menggambar, tempelkan gambar-gambar tersebut di kain tempel. Setelah itu minta mereka menjelaskan maksud dari gambar-gambar tersebut, lalu mereka diminta untuk mengelompokkan gambar mereka kedalam kelompok-kelompok tingkat partisipasi mana yang ada dalam keempat kelompok tersebut.

5. Minta peserta untuk membuat peringkat tingkat partisipasi dari yang terendah sampai tertinggi (dimulai dengan tingkat terendah dan tertinggi, baru kemudian yang ada diantaranya).

6. Tanyakan pada tingkat partisipasi mana yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan STBM. Fasilitasikan beberapa diskusi tentang hal tersebut sekitar 5-10 menit, kemudian minta peserta untuk memilih (voting) tentang tingkatan yang seharusnya ada. Akhiri dengan kesepatan dari hasil pilihan tersebut.

Page 75: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM67

Panduan Simulasi1. Fasilitator membagi kelompok menjadi 3 kelompok.2. Setiap kelompok akan simulasi dengan skenario yang sudah disiapkan.3. Setiap kelompok mempunyai waktu 10 menit untuk persiapan dan 10 menit untuk simulasi

sementara peserta lain yang tidak sedang simulasi memperhatikan kelompok yang sedang simulasi.

4. Setelah semua kelompok simulasi, tanyakan bagaimana perasaan peserta? Apakah kegiatan tersebut dapat membantu pemahaman peserta tentang pemberdayaan masyarakat dan juga tingkatan partisipasi masyarakat?

Skenario pertama:

Desa Suka Damai, terletak di kecamatan Pantang Mundur merupakan salah satu desa yang cukup jauh dari perkotaan. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani, sebagian mempunyai ladang yang cukup jauh dari rumahnya. Di desa tersebut mengalir sungai yang setiap hari dipergunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas mencuci pakaian, mandi dan juga BAB. Selain di sungai mereka juga terbiasa BAB di kebun/ladang. Setelah dilakukan pemicuan oleh fasilitator STBM, masyarakat desa Suka Damai berkeinginan untuk membangun jamban. Pak kepala desa mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, kader dan anggota masyarakat untuk melakukan pertemuan dengan agenda menyusun rencana kegiatan siapa saja yang sudah berminat untuk membangun jamban, kapan akan dilaksanakan, jenis jamban yang akan dibangun dan besarnya dana yang diperlukan serta bagaimana melaksanakan rencana tersebut.

Tugas: Sepakati bentuk partisipasi yang bisa diberikan oleh warga.

Skenario kedua:

Kelurahan Riuh Rendah terletak di Kecamatan Suka Senang. RW 10 merupakan RW terpadat dengan gang-gang sempit dan juga kumuh. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh pabrik, pedagang dan penarik becak. Sebagian besar tidak mempunyai jamban, kalaupun ada rumah yang mempunyai jamban pembuangannya disalurkan ke sungai yang mengalir di dekat permukiman RW 10. Hanya 15 rumah yang mempunyai jamban dengan tangki septik. Karena layanan pembuangan sampah dari pemerintah tidak sampai ke RW mereka dan belum ada petugas yang mengumpulkan sampah sehingga masyarakat membuang sampah di sungai bahkan ada yang membuang sampah begitu saja di pinggir jalan, sehingga lingkungan mereka terlihat sangat kotor. Setelah dilakukan pemicuan oleh fasilitator STBM, masyarakat tergerak untuk memperbaiki lingkungan mereka. Masyarakat berkeinginan untuk mempunyai jamban tetapi karena lahan terbatas mereka memutuskan untuk membangun jamban umum, hanya saja belum mendapatkan lahan. Masyarakat juga berkeinginan untuk membersihkan lingkungan dari sampah. Disepakati akan dibuat pertemuan untuk membahas rencana tersebut dipimpin oleh Pak RW. Pada pertemuan tersebut hadir juga Ketua RT 01 dan RT 02, tokoh agama, Ibu kader kesling, kader PKK dan masyarakat.

Page 76: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM68

Tugas: Sepakati bentuk partisipasi yang bisa diberikan oleh warga.

Skenario ketiga:

Kelurahan Nyiur Melambai terletak di Kecamatan Pantai Indah. Sebagian besar masyarakatnya adalah Nelayan. Ada beberapa masyarakat mempunyai kapal ikan. Di Kelurahan Nyiur Melambai juga sudah ada Koperasi nelayan. Rumah mereka terletak di pinggir pantai bahkan ada sebagian yang rumahnya terletak diatas laut. Masyarakat mempunyai kebiasaan untuk BAB di pinggir pantai, sementara rumah di atas laut tinggal membuat lubang di lantai rumah yang dipergunakan untuk BAB dan juga untuk membuang sampah ke laut. Akibat pasang surut, sampah-sampah yang berasal dari rumah-rumah penduduk menumpuk di perumahan dekat laut dan kolong-kolong rumah di atas laut. Sehingga lingkungan menjadi kotor. Setelah dilakukan pemicuan oleh fasilitator STBM, masyarakat tergerak untuk melakukan perubahan dan berkeinginan untuk memperbaiki lingkungan mereka. Pak Lurah mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus koperasi, tokoh pemuda, kader dan masyarakat untuk membahas rencana tersebut.

Tugas: Sepakati bentuk partisipasi yang bisa diberikan oleh warga.

Page 77: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM69

Modul MI.3KOMUNIKASI, ADVOKASI DAN FASILITASI STBM

MI.3

KO

MU

NIK

AS

I, A

DV

OK

AS

I DA

N

FAS

ILITAS

I STB

M

Page 78: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM70

Modul MI.3 - Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi STBM ...........69

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 71II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 71

A. Tujuan Pembelajaran Umum ...................................................................................... 71B. Tujuan Pembelajaran Khusus ..................................................................................... 71

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 71A. Pokok Bahasan 1: Komunikasi .................................................................................. 71B. Pokok Bahasan 2: Advokasi ....................................................................................... 72C. Pokok Bahasan 3: Prinsip-Prinsip Dasar Fasilitasi ..................................................... 72D. Pokok Bahasan 4: Teknik Fasilitasi ............................................................................ 72

IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 72V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 72VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 72

A. Langkah 1: Pengkondisian (15 menit) ........................................................................ 72B. Langkah 2: Pembahasan Pokok Bahasan (330 menit) .............................................. 73

VII. URAIAN MATERI ........................................................................................................... 73A. POKOK BAHASAN 1: KOMUNIKASI ........................................................................ 73

a. Pengertian Komunikasi........................................................................................ 73b. Bentuk-Bentuk Komunikasi ................................................................................. 73c. Membangun Komunikasi yang Efektif ................................................................. 74

B. POKOK BAHASAN 2: ADVOKASI.............................................................................. 80a. Pengertian Advokasi ............................................................................................ 80b. Langkah-Langkah Advokasi STBM ..................................................................... 81c. Cara Melakukan Advokasi yang Efektif ............................................................... 85

C. POKOK BAHASAN 3: PRINSIP-PRINSIP DASAR FASILITASI ................................. 88a. Prinsip Dasar Fasilitasi ........................................................................................ 88b. Peran dan Fungsi Fasilitator................................................................................ 88c. Perilaku Fasilitator dalam STBM ......................................................................... 88d. Fasilitasi yang Harus Dilakukan dan Dihindari dalam STBM .............................. 90

Page 79: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM71

D. POKOK BAHASAN 4: TEKNIK FASILITASI ............................................................... 92a. Teknik Mendengar ............................................................................................... 92b. Teknik Bertanya ................................................................................................... 97c. Teknik Menghadapi Situasi Sulit .......................................................................... 98d. Dinamika Bertanya .............................................................................................. 99e. Curah Pendapat .................................................................................................. 100

VIII. REFERENSI ................................................................................................................... 100IX. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 100

a. Simulasi (Games) Perubahan Perilaku: ............................................................. 100b. Panduan Role-play Guru .................................................................................... 101c. Panduan Role-Play Fasilitator ........................................................................... 101d. Diskusi “Strategi/Cara dan Materi Advokasi” ....................................................... 102e. Mempraktikkan Kemampuan Menyimak ............................................................. 102f. Mengembangkan dan Menggunakan Pertanyaan Berenergi .............................. 103g. Diskusi kelompok ”Bentuk Intervensi Dalam Menghadapi Situasi Sulit” ............. 105

Page 80: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM72

MODUL MI-3KOMUNIKASI, ADVOKASI, DAN FASILITASI STBM

I. DESKRIPSI SINGKATKeberhasilan STBM ditentukan oleh perubahan perilaku masyarakat untuk menerapkan perilaku sanitasi yang sehat dan berkelanjutan, yang didukung oleh tiga strategi STBM, yaitu peningkatan kebutuhan, penyediaan layanan, dan lingkungan yang kondusif. Untuk itu diperlukan fasilitator-fasilitator yang terampil, khususnya dalam berkomunikasi, melakukan advokasi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan masyarakat.

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi, melalui ucapan, tulisan, maupun tanda-tanda yang dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain. Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Fasilitasi adalah proses sadar untuk membantu sebuah kelompok sehingga dapat berhasil melaksanakan tugas mereka sambil tetap berhasil menjaga eksistensi kelompok tersebut.

Modul komunikasi, advokasi dan fasilitasi ini disusun untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada para pelaksana STBM untuk memahami secara utuh perannya sebagai fasilitator STBM.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan komunikasi, advokasi dan fasilitasi STBM.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1. Melakukan komunikasi yang efektif,2. Melakukan advokasi, 3. Menerapkan prinsip-prinsip dasar fasilitasi,4. Menerapkan teknik-teknik fasilitasi.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANA. POKOK BAHASAN 1: KOMUNIKASI

a. Pengertian komunikasi,b. Bentuk-bentuk komunikasi,c. Membangun komunikasi yang efektif.

Page 81: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM73

B. POKOK BAHASAN 2: ADVOKASIa. Pengertian advokasi, b. Langkah-langkah advokasi STBM,c. Cara melakukan advokasi yang efektif.

C. POKOK BAHASAN 3: PRINSIP-PRINSIP DASAR FASILITASIa. Prinsip dasar fasilitasi, b. Peran dan fungsi fasilitator, c. Perilaku fasilitator dalam STBM,d. Fasilitasi yang harus dilakukan dan dihindari dalam STBM.

D. POKOK BAHASAN 4: TEKNIK FASILITASIa. Teknik mendengar, b. Teknik bertanya, c. Teknik menghadapi situasi sulit,d. Dinamika bertanya,e. Curah pendapat.

IV. BAHAN BELAJARBahan tayang (slide ppt), LCD, komputer / laptop, flipchart (lembar balik), spidol, metaplan, kain tempel, skenario, lembar diskusi kelompok dan panduan simulasi.

V. METODE PEMBELAJARANCeramah tanya jawab, diskusi kelompok, curah pendapat dan simulasi.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 8 jam pelajaran (T=2 jp, P=6 jp, PL=0 jp) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

A. LANGKAH 1: PENGKONDISIAN (15 MENIT)1. Penyegaran dan pencairan suasana,2. Fasilitator menggali harapan peserta tentang materi dan keterampilan yang ingin dicapai

melalui sesi ini,3. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan metode yang digunakan,4. Menggali pendapat peserta tentang komunikasi, advokasi, dan fasilitasi, dan mendiskusikannya.

Proses pembelajaran menggunakan metode dimana semua peserta terlibat secara aktif, 5. Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan tentang komunikasi, advokasi, dan

fasilitasi.

Page 82: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM74

B. LANGKAH 2: PEMBAHASAN POKOK BAHASAN (330 MENIT)1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:

• Komunikasi,• Advokasi,• Prinsip-prinsip dasar fasilitasi, dan • Teknik fasilitasi.

2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan memberikan jawaban dan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta.

3. Fasilitator membagi peserta ke dalam 4 kelompok dan meminta mereka untuk simulasi komunikasi, advokasi dan fasilitasi yang efektif.

4. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapi hasil diskusi kelompok dan simulasi yang dilakukan.

C. Langkah 3: Rangkuman (15 menit):1. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran.2. Peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan fasilitator memfasilitasi

pemberian jawaban, baik dari fasilitator maupun dari peserta lain.3. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas evaluasi yang telah

disediakan. 4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memastikan TPU dan TPK sesi telah tercapai.

VII. URAIAN MATERI A. POKOK BAHASAN 1: KOMUNIKASI a. Pengertian KomunikasiKomunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pendapat, perasaan, atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda.

Dengan demikian maka komunikasi dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain.

b. Bentuk-Bentuk Komunikasi1. Komunikasi Verbal

Yang dimaksud dengan verbal adalah lisan, dengan demikian komunikasi verbal adalah penyampaian suatu informasi secara lisan, yang biasa kita kenal dengan berbicara. Namun dalam praktik sehari-hari, informasi juga disampaikan melalui tulisan. Meskipun dalam bentuk tulisan tetapi bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan, sehingga digolongkan ke dalam komunikasi verbal. Pengiriman SMS (Short Message Service) merupakan salah satu contoh. Bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan, yang menunjukkan hubungan personal yang tinggi. Penerima pesan juga dapat langsung memberikan umpan balik. Bahkan orang dapat bertransaksi melalui SMS, seolah-oleh berbicara satu sama lain. Contoh lainnya adalah media tulisan, seperti buletin, pamflet, leaflet, dan sebagainya yang juga bertutur menyampaikan maksud dan tujuannya.

Page 83: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM75

2. Komunikasi Non Verbal Selain melalui lisan atau tulisan, pesan dapat disampaikan melalui cara berpakaian,

waktu, tempat, isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasanan hati perasaan pada saat tertentu.

Contoh komunikasi non verbal:

a. Cara berpakaian

Orang yang sedang berkabung karena kematian seseorang, biasanya akan berpakaian hitam-hitam atau memasang tanda dengan kain hitam di lengan bajunya, dengan demikian kita menjadi tahu bahwa orang tersebut dalam suasana berkabung. Seseorang yang biasanya berpakaian biasa-biasa saja tiba-tiba berpakaian lengkap dengan jas atau dasi, ini tentu juga suatu informasi bahwa yang bersangkutan mungkin sedang dalam suasana yang lain misalnya akan dilantik menjadi pejabat, akan menghadiri pesta atau pertemuan yang penting dan sebagainya.

b. Waktu

Bunyi beduk atau lantunan suara azan di mesjid atau mushola, memberikan informasi bahwa waktu shalat telah tiba. Contoh lain adalah bunyi bel di sekolah yang menunjukkan bahwa waktu masuk kelas, istirahat atau pulang telah tiba.

c. Tempat

Pemimpin suatu pertemuan atau rapat biasanya duduk di depan atau di kepala meja. Ini menginformasikan bahwa yang bersangkutan adalah pemimpin rapat yang biasanya orang penting atau memiliki jabatan tertentu. Ruang kerja kepala Puskesmas tentunya akan berbeda dengan ruang kerja juru imunisasi demikian juga ruang kerja dan peralatannya.

d. Isyarat

Peserta di suatu seminar secara spontan bertepuk tangan dengan riuh setelah mendengarkan paparan seorang penyaji yang mempresentasikan materinya dengan baik dan menarik. Tepuk tangan tersebut merupakan isyarat bahwa peserta puas terhadap paparan penyaji tersebut. Sebaliknya, jika peserta mulai menguap, atau keluar masuk kelas, atau ada yang berbisik-bisik ketika fasilitator memberikan materi/kuliah, ini suatu isyarat bahwa materi, atau cara membawakan materi tersebut kurang berkenan di hati peserta. Contoh lain misalnya mengacungkan dua jari tanda victory (kemenangan), menggeleng tanda tidak tahu, raut wajah yang asam tanda tidak senang, murung tanda bersedih, tangan mengepal tanda marah, tatapan mata bisa bermacam arti dan sebagainya.

c. Membangun Komunikasi yang Efektif1. Strategi Membangun Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator

Page 84: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM76

(sender) dapat diterima dengan baik dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh si penerima (komunikan), kemudian penerima menyampaikan kembali bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Agar terjadi komunikasi yang efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengetahui siapa mitra bicara

Dalam berkomunikasi kita harus menyadari benar dengan siapa kita berbicara, apakah dengan camat, lurah, bidan desa, tokoh masyarakat, atau kader. Kenapa kita harus mengetahui dengan siapa kita bicara? Karena dengan mengetahui audience, kita harus cerdas dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi buah pikiran kita. Kita harus memakai bahasa yang sesuai dan mudah dipahami oleh audience kita.

Selain itu pengetahuan mitra bicara kita juga harus diperhatikan. Informasi yang ingin kita sampaikan mungkin bukan merupakan hal yang baru bagi mitra kita, tetapi kalau penyampaiannya menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh mitra kita, informasi atau gagasan yang kita sampaikan bisa saja tidak dipahami oleh mitra. Dengan memperhatikan mitra bicara kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengannya.

b. Mengetahui apa tujuan komunikasi

Cara kita menyampaikan informasi sangat tergantung kepada tujuan kita berkomunikasi, misalnya:

- Fasilitator STBM ingin menyampaikan informasi mengenai pelatihan pembuatan jamban di wilayah kecamatan A. Jika tujuannya hanya menyampaikan informasi maka komunikasi dapat dilakukan dengan membuat pengumuman atau surat edaran.

- Sebagian besar masyarakat di desa A masih BAB sembarangan, sehingga angka diare di desa A tinggi. Untuk itu, fasilitator mengusulkan dilakukan pemicuan di masyarakat. Bila tujuannya seperti ini tentu pendekatannya bukan dengan surat tapi melalui advokasi.

- Masyarakat desa A yang sudah terpicu, ingin membuat jamban sehat, namun, mereka tidak memiliki cukup biaya untuk membayar biaya pembuatan jamban secara kontan. Mereka mampu membayar secara mencicil selama beberapa waktu. Untuk kasus seperti ini tentunya yang paling cocok adalah melalui negosiasi dengan penyedia jasa (wirausaha STBM).

- Mengetahui dalam konteks apa komunikasi dilakukan.

Dalam berkomunikasi maka kita perlu mempertimbangkan keadaan atau lingkungan saat kita berkomunikasi. Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana

Page 85: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM77

komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Misalnya penggunaan kata mendukung :

Kita harus mendukung pelaksanaan STBM di desa/kelurahan kita.

Pemuda itu mendukung nenek tua yang sakit itu.

Penggunaan kata mendukung pada kedua kalimat tersebut konteksnya berbeda satu sama lain.

c. Mengetahui kultur

Dalam berkomunikasi harus diingat peribahasa “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” artinya dalam berkomunikasi kita harus memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan budaya atau kebiasaan orang atau masyarakat setempat. Misalnya berbicara sambil menunjuk sesuatu dengan telunjuk kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya di daerah Jawa Barat atau Jawa Tengah bisa dianggap kurang sopan atau kurang ajar walaupun mungkin di daerah lain itu biasa-biasa saja. Atau kalau di daerah Sumatera Utara orang bisa berbicara dengan intonasi dan suara yang keras, maka apakah orang non Sumatera Utara harus mengimbangi pula dengan nada yang keras? Dalam hal ini, misalnya orang Sunda kalau berbicara dengan orang Batak tidak perlu bertutur seperti orang Batak, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian maka tidak terjadi salah tafsir yang mengakibatkan kegagalan komunikasi.

d. Mengetahui bahasa

Dalam berkomunikasi seyogyanya kita memahami bahasa mitra kita. Hal ini tidak berarti kita harus memahami semua bahasa dari mitra bicara. Oleh karena ada kata-kata yang menurut etnis tertentu merupakan hal yang lumrah tapi menurut etnis lain merupakan hal yang tabu untuk dikatakan atau mempunyai arti yang berbeda. Misalnya ucapan ‘nangka tok’ menurut bahasa Sunda berarti ‘nangka saja’, tetapi untuk orang Jawa ini lain artinya. Begitu juga ‘gedang’ menurut orang Sunda artinya ‘pepaya’ tapi menurut orang Jawa artinya ‘pisang’. Bahasa asing juga perlu kita pahami manakala kita berkomunikasi dengan orang asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia, misalnya ada turis asing yang tersasar ke kampung kita, kita ingin menolongnya tapi tidak mengerti bahasa asing misalnya bahasa Inggris, padahal si turis tidak menguasai Bahasa Indonesia, maka jelas komunikasi akan terhambat sebab komunikasi verbal tidak jalan. Selain itu untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan arti dan makna pesan yang akan disampaikan. Misalnya kepala puskesmas, berbicara kepada para sanitarian dalam suatu rapat “Bapak Ibu Sanitarian sekalian dalam

Page 86: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM78

rangka mensukseskan STBM, maka semua sanitarian harus menyadari akan arti pentingnya pembangunan kesehatan dengan memberdayakan semua potensi yang ada dalam masyarakat, untuk itu maka Bapak Ibu Sanitarian harus berusaha sekuat tenaga untuk membuat masyarakat berdaya dan mendukung STBM”. Kalimat tersebut terlalu panjang dan kompleks. Padahal informasi yang perlu disampaikan adalah bahwa agar program sanitasi yang menggunakan pendekatan STBM dapat dilaksanakan dengan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat.

2. Komunikasi Verbal yang Efektif

Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi pesan diterima oleh penerima pesan sesuai dengan maksud penyampai pesan dan menimbulkan saling pengertian. Dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara yang diucapkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut. Suara-suara itu harus mempunyai makna sehingga maksud dari berbicara itu dapat dimengerti. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila:

- Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh si pengirim.

- Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang dikehendaki oleh pengirim.

- Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

a. Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif- Langsung (to the point, tidak ragu menyampaikan pesan).- Asertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan mengapa).- Ramah dan bersahabat (congenial).- Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti).- Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi).- Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk menyampaikan gagasan

dengan jelas).- Dua arah (seimbang antara berbicara dan mendengarkan).- Responsif (memperhatikan keperluan dan pandangan orang lain).- Nyambung (menginterpretasi pesan dan kebutuhan orang lain dengan

tepat).- Jujur (mengungkapkan gagasan, perasaan, dan kebutuhan yang

sesungguhnya).

b. Ciri-ciri komunikasi verbal yang tidak efektif- Tidak langsung (bertele-tele).- Tidak mengatakan.- Pasif (malu-malu, tertutup).- Antagonistis (marah-marah, agresif, atau bernada kebencian).

Page 87: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM79

- Kriptis (pesan atau maksud yang sesungguhnya tidak pernah diungkapkan secara terbuka).

- Satu arah (lebih banyak berbicara daripada mendengarkan).- Tidak responsif (sedikit/ tidak ada minat terhadap pandangan atau

kebutuhan orang lain).- Tidak nyambung (respon dan kebutuhan orang lain disalahartikan dan

disalah interpretasikan).- Tidak terus terang (perasaan, gagasan dan keputusan diungkapkan

secara tidak jujur).

c. Keterampilan berbicara

Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan berlatih, agar mampu berbicara secara efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal maupun formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut:

- Percaya diri.

- Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan.

- Bicara dengan wajar, seperi biasanya jangan terkesan sebagai penyair atau sedang deklamasi.

- Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton. Gunakan tekanan dan irama tertentu, untuk menampilkan poin-poin tertentu, tapi hindarkan kesan sebagai pemain drama.

- Tarik nafas dalam-dalam 2 atau 3 kali untuk mengurangi ketegangan. Mengatur nafas secara normal dan jangan terkesan seperti orang yang dikejar-kejar. Bila perlu menghentikan pembicaraan sejenak, selain untuk mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian.

- Hindari sindrom: ehm, ah, au, barangkali, mungkin, anu, apa, dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan bicara atau lupa cukup berhenti sejenak, cara ini menunjukkan bahwa seakan-akan kita sedang berpikir dan akan berdampak positif dibanding mengatakan mengatakan ’apa’, ’ya, eh ...’, ’apa ya, saya pikir...’, ’barangkali’, dan seterusnya.

- Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan. Jangan merasa malu melakukan hal ini, karena pendengar akan berpikir bahwa kita hanya menekankan poin pembicaraan tertentu agar lebih lengkap.

- Siapkan air minum. Ini sangat membantu pembicara berhenti sejenak juga untuk membasahi kerongkongan.

Page 88: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM80

3. Komunikasi Non-Verbal yang Efektif

Komunikasi non verbal adalah proses pertukaran pesan/makna melalui berbagai cara selain kata-kata, yaitu melalui bahasa tubuh, ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal suara (volume, intonasi, irama, dsb.), baju yang dipakai, penggunaan ruangan, dll. Wajah mengekspresikan bagaimana perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas emosi. Misal kalau sedih wajah terlihat murung atau dengan tangan mengepal kalau sedang marah.

Dalam komunikasi pertukaran makna verbal dan non verbal saling melengkapi, saling mempengaruhi dan tidak terpisahkan satu sama lain. Komunikasi interpersonal selalu menyangkut pesan verbal dan non verbal. Suatu kata yang sama diekspresikan dengan berbeda emosi yang berbeda akan bermakna berbeda. Misal: ”sebaiknya Bapak tidak buang air besar di sungai lagi, tapi di rumah”, bila disampaikan dengan kata-kata yang lembut akan diterima berbeda jika disampaikan dengan dengan kata-kata yang sama tapi dengan volume suara yang keras dan tegas. Kualitas komunikasi verbal seringkali ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: intonasi suara, ekspresi raut wajah, gerakan tubuh (body language).

Sebuah hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjukkan bahwa dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi keberhasilan penyampaian informasi adalah sebagai berikut :

- 55 % ditentukan oleh bahasa tubuh (body language),- 38 % ditentukan oleh isyarat dan kontak mata,- 7 % ditentukan oleh kata-kata.

Beberapa contoh yang dapat dikembangkan, agar komunikasi non verbal dapat lebih efektif :

a. Cara berpakaian

Cara berpakaian mengkomunikasikan siapa dan apa status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam waktu tertentu. Dalam STBM, fasilitator yang bertugas untuk membantu masyarakat, hendaknya berpakaian seperti masyarakat. Fasilitator janganlah berpakaian yang berbeda, misalnya datang ke masyarakat dengan menggunakan jas atau pakaian dokter, karena masyarakat akan merasa sungkan untuk berdiskusi dengan fasilitator ataupun dengan anggota masyarakat lainnya di dekat fasilitator. Jangan pula fasilitator datang dengan pakaian compang-camping seperti pengemis, karena masyarakat akan merasa fasilitator sebagai orang yang lebih rendah dari mereka dan tidak bisa menghargai fasilitator secara setara dengan mereka.

b. Waktu

Di dalam berkomunikasi manfaatkan waktu secara tepat, artinya manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Karena waktu adalah sesuatu yang sangat berarti.

Page 89: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM81

Misalnya, kalau fasilitator akan berdiskusi dengan masyarakat, maka pilihlah waktu ketika masyarakat sedang santai, misalnya di sore atau malam hari.

c. Tempat

Tempat sangat menentukan efektivitas komunikasi, misalnya kantor adalah tempat kerja, restoran adalah tempat makan, lapangan tenis adalah tempat olahraga. Namun demikian seringkali urusan kantor bisa diselesaikan di lapangan tenis atau bahkan di hotel atau restoran. Dalam dunia bisnis dikenal istilah entertain yaitu untuk melobi rekan bisnis, pertemuan diadakan di restoran atau di hotel sambil menjamu rekan bisnis. Dan hal ini ternyata banyak membawa hasil ketimbang pertemuan dilakukan secara formal di kantor. Demikian pula misalnya tim fasilitator STBM bertemu dengan masyarakat di sawah, di sela-sela waktu istirahat dapat berkomunikasi secara informal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi masyarakat. Selanjutnya hasil pembicaraan tersebut ditindaklanjuti di puskesmas bersama sanitarian dan tim fasilitator kecamatan lainnya.

Selain hal-hal tersebut diatas, perlu juga dipahami fungsi-fungsi yang menunjukkan ke-non-verbal-an komunikasi, antara lain :• Pengulangan (repetition) yaitu pengulangan pesan dari individu dilakukan

dengan verbal.• Penyangkalan (contradiction) yaitu penyangkalan pesan yang dilakukan

terhadap seseorang. Misalnya mengangkat bahu menyatakan ”tidak tahu”, menggeleng kepala sama dengan ”tidak”, dan sebagainya. Namun penggunaannya juga harus memperhatikan budaya atau kebiasaan, misal, untuk orang India menggelengkan kepala bukan berarti tidak.

• Pengganti pesan (substitution) misal mendelik berarti marah.• Melengkapi pesan verbal, misalnya mengatakan ”bagus” sambil

mengacungkan ibu jari, dan sebagainya.• Penekanan (accenting) menggarisbawahi pesan verbal misalnya berbicara

dengan sangat pelan atau menekan kaki.

B. POKOK BAHASAN 2: ADVOKASIa. Pengertian AdvokasiAdvokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui macam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU, 1999).

Advocacy is a combination on individual and action to design to gain political commitment, policy support, social acceptance and system support for particular health goal programs (WHO, 1989).

Advokasi kesehatan dapat diartikan juga suatu rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh individu maupun kelompok agar pembuat keputusan membuat suatu kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat.

Page 90: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM82

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dll. Stakeholders yang dimaksud bisa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) di bidangnya. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan dapat berperan sebagai penyandang dana non-pemerintah.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:1. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi,2. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah,3. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah,4. Berdasarkan kepada fakta (evidence-based),5. Dikemas secara menarik dan jelas,6. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama.

b. Langkah-Langkah Advokasi STBMMendefinisikan isu strategis

Untuk melakukan advokasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan atau mendefinisikan isu-isu strategis di suatu wilayah. Penetapan isu ini sangat penting sebagai dasar untuk melakukan kebijakan.

Sebagai contoh, isu strategis di bidang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut - Enam puluh persen penduduk Indonesia yang tinggal di perdesaan tidak mempunyai akses

terhadap sanitasi yang layak dan menghadapi resiko kesehatan yang lebih tinggi, setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare yang memakan korban lebih dari 50.000 jiwa akibat kondisi sanitasi yang buruk, biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi yang buruk mencapai 31 triliun rupiah. Indonesia kehilangan 5 triliun per tahun akibat buruknya sanitasi dan kebersihan, dan air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang dibuang langsung ke badan air, sehingga biaya pengolahan air bersih menjadi semakin mahal.

Page 91: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM83

- Setelah diterapkan isu-isu strategis, kemudian dilakukan inventarisasi pemangku kepentingan, dan kemudian ditetapkan kegiatan-kegiatan advokasi yang perlu dilakukan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

NO. ISU PEMANGKU KEPENTINGAN KEGIATAN ADVOKASI

1 Kurangnya pengetahuan dan kepedulian pada kondisi PHBS

Pemda, dinas kesehatan, dinas pendidikan dan kebudayaan, TP PKK, LSM, orsosmas, toga / toma, media massa.

• Peningkatan kebijakan dan pendanaan untuk mendukung kegiatan PHBS.

• Penelitian formatif mengenai perilaku masyarakat dan strategi perubahan perilaku masyarakat yang berkelanjutan.

• Peningkatan ekspos media massa tentang PHBS.

•Pengkajian peraturan-perundang-undangan terkait dengan penerapan PHBS.

2 Masyarakat tidak mampu dalam penyediaan jamban sehat

Pemda,dinas kesehatan, dinas pendidikan dan kebudayaan, TP PKK, LSM, orsosmas, toga/toma, media massa.

• Kajian mengenai jamban sehat (cost benefit analysis).

• Peningkatan ekspos media massa tentang cost benefit dan benchmarking penyediaan jamban sehat.

Tabel 5: Inventarisasi Pemangku Kepentingan dan Kegiatan Advokasi

Kerangka Isu Pilihan

NO KRITERIA UNTUK MEMILIH ISUNILAI (P)

1 2 3

1 Isu yang mempengaruhi banyak orang

2 Isu yang mempengaruhi terhadap program kesehatan

3 Isu dengan misi/mandat organisasi

4 Isu dengan tujuan pembangunan berwawasan kesehatan

5 Isu dapat dipertanggung jawabkan dengan intervensi advokasi

6 Isu dapat memobilisasi para mitra/pemangku kepentingan

TOTAL NILAI

Tabel 6: Pemilihan Isu Advokasi

Page 92: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM84

Menentukan Tujuan Advokasi

Tujuan adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan yang akan dicapai pada masa tertentu. Dalam menetapkan tujuan advokasi lebih diarahkan pada perubahan perilaku untuk meyakinkan para penentu kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam menetapkan harus didahulukan dengan pertanyaan, ”Siapa yang diharapkan mencapai seberapa banyak dalam kondisi apa, berapa lama, dan dimana?”.

Jadi secara umum dapat dikatakan tujuan advokasi adalah :- Realistis, bukan angan-angan.- Jelas dan dapat diukur.- Isu yang akan disampaikan.- Siapa sasaran yang akan diadvokasi.- Seberapa banyak perubahan yang diharapkan.

Penetapan tujuan advokasi sebagai dasar untuk merancang pesan dan media advokasi dalam merancang evaluasi. Jika tujuan advokasi yang ditetapkan tidak jelas dan tidak operasional maka pelaksanaan advokasi menjadi tidak fokus. Berikut adalah salah satu contoh menetapkan tujuan mengenai pentingnya sanitasi yang layak untuk masyarakat.

Tujuan Umum:Meningkatnya akses masyarakat perdesaan di Kabupaten Bojonegoro atas jamban yang layak dari 37% menjadi 100% pada tahun 2014.

Mengembangkan Pesan Advokasi

Pesan adalah terjemahan tujuan advokasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk khalayak sasaran.

Mengembangkan pesan advokasi diperlukan kemampuan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Pesan advokasi mengajukan fakta dan data akurat, juga diharuskan mampu untuk membangkitkan emosi dan kemampuan seni untuk mempengaruhi para penentu kebijakan.

Efektivitas pesan (Seven C’s for Effective Communication)

Suatu pesan advokasi dapat dikatakan efektif dan kreatif jika memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut :

- Command Attention

Kembangkan suatu isu atau ide yang merefleksikan desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide akan membingungkan penentu kebijakan, sehingga mudah dilupakan.

- Clarify the Message

Buatlah pesan advokasi yang mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi penentu kebijakan. Sebab bila diremehkan oleh mereka secara otomatis pesan tersebut sudah gagal.

Page 93: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM85

- Create Trust

Pesan advokasi dapat dipercaya dengan menyajikan data dan fakta yang akurat.

- Communicate the Benefit

Tindakan yang dilakukan harus memberi keuntungan sehingga penentu kebijakan merasa termotivasi untuk menerapkan kebijakan yang baru.

- Consistency Pesan advokasi harus konsisten. Artinya sampaikan suatu pesan utama di media apa saja

secara terus-menerus, baik melalui pertemuan, tatap muka, atau pun melalui media. - Cather to the Heart and Head Pesan advokasi harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak hanya

memberikan alasan teknis, tetapi harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan yang nyata.

- Call to Action Pesan advokasi harus dapat mendorong penentu kebijakan untuk bertindak atau berbuat

sesuatu. Kebijakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dicanangkan oleh pemerintah, merupakan suatu tindakan nyata untuk meningkatkan akses masyarakat perdesaan terhadap jamban yang layak.

Pesan Advokasi- Merupakan pernyataan yang singkat, padat dan bersifat membujuk.- Berhubungan dengan tujuan Anda dan menyimpulkan apa yang ingin Anda capai.- Bertujuan untuk menciptakan aksi yang Anda inginkan untuk dilakukan oleh pendengar pesan

Anda.

Gaya Pesan Advokasi- Seruan : Emosional vs Rasional- Seruan : Positif vs Negatif- Seruan : Masa vs Individu- Kesimpulan Tertutup vs Kesimpulan Terbuka

Pengemasan Pesan- Presentasi adalah kunci untuk menyampaikan pesan.- Sebuah presentasi yang berhasil adalah presentasi yang menarik, didukung oleh fakta yang

sahih dan tampilan yang menarik.- Pengemasan mencakup cetakan, materi audiovisual.- Dukungan kemasan dengan ilustrasi sederhana, grafik dan foto.

Page 94: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM86

a. Pengemasan materi bagi kelompok sasaran berbeda.

b. Penggalangan sumberdaya termasuk dana.

Kenali dan coba dapatkan sumber daya (uang, tenaga, keahlian, jejaring dan perlengkapan lainnya) untuk melaksanakan kampanye advokasi.

c. Mengembangkan rencana kerja

Pelaksanaan rencana kegiatan advokasi sesuai dengan identifikasi kegiatan, tugas pokok, dan fungsi dari para pelaksana, jangka waktu, serta sumber daya, POA yang dibutuhkan.

c. Cara Melakukan Advokasi yang Efektif1. Analisa Pemangku Kepentingan

Analisis pemangku kepentingan diperlukan karena sangat penting peranannya dalam pengembangan rencana advokasi selanjutnya. Dalam analisis tersebut, setiap pemangku kepentingan potensial dijajagi siapa dan seberapa besar peranannya dalam isu yang akan diadvokasi.

Contoh Analisis Pemangku Kepentingan:

Pengambil KeputusanHal yang perlu diidentifikasi adalah:

- Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin.- Pengetahuan tentang masalah atau isu advokasi.- Saluran untuk mencapai pengambil keputusan.- Seberapa jauh pengaruhnya terhadap isi advokasi.- Apakah mendukung atau menentang masalah/isu advokasi dan alasannya.

Sekutu/mitra/temanHal yang perlu diidentifikasi adalah :• Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin.• Pengetahuan tentang isu advokasi.• Jejaring kerja dan besarnya kelompok.• Kekuatan spesial seperti hubungan dengan media, kemampuan mobilisasi massa.• Pengalaman masa lalu di bidang advokasi.

Page 95: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM87

• Keinginan untuk membagi pengalaman keahlian dan sumber daya.• Harapan bergabung sebagai anggota sekutu.

Kelompok bertahan/menolak lawanHal yang perlu diidentifikasi adalah :• Siapa, jumlah, lokasi dan jenis kelamin.• Pengetahuan tentang masalah atau isu advokasi.• Alasan bertahan/menentang.• Bagaimana menjangkau kelompok oposisi.• Kepada siapa kelompok tersebut berkonsultasi dan melihat kelemahan dan

kekuatannya.

2. Strategi Advokasi

Adalah sebuah kombinasi dari pendekatan, teknik dan pesan-pesan yang diinginkan oleh para perencana untuk mencapai maksud dan tujuan advokasi.

Langkah-langkah kunci dalam merumuskan strategi advokasi:- Mengidentifikasi dan menganalisa isu advokasi.- Mengidentifikasi dan menganalisa pemangku kepentingan utama.- Merumuskan tujuan yang terukur.- Mengembangkan pesan-pesan utama advokasi.- Mengembangkan strategi (pendekatan, teknik-teknik, pesan-pesan, dll).- Mengembangkan rencana aksi advokasi.- Merencanakan pengawasan, pemantauan, dan penilaian.

Page 96: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM88

Rangkaian Perubahan Perilaku :Strategi Advokasi yang memungkinkan perubahan

3. PendekatanPendekatan merupakan kunci advokasi

- Melibatkan para pemimpin/pengambil keputusan,- Menjalin kemitraan,- Memobilisasi kelompok peduli.

a. Lobi PolitikMerupakan suatu teknik advokasi yang bertujuan untuk menyampaikan kebijakan publik melalui pertemuan, telepon resmi, surat, intervensi media, dll. Lobi politik seringkali diarahkan kepada sekelompok pemimpin politik.

Hal-hal yang harus diingat:- Akan efektif bila terdapat kebutuhan bersama yang spesifik dari sistem legislatif.- Identifikasi anggota DPRD kunci yang anda ingin raih, jadikan mereka sebagai

individu atau komite yang berhubungan dengan pokok persoalan.- Bertindaklah secara terfokus, tetapkan hanya pada satu pokok persoalan untuk

tiap-tiap komunikasi.- Cari tahu posisi anggota DPRD dan latar belakangnya.- Buatlah hubungan pribadi, jika Anda memiliki teman atau kolega yang akrab

Page 97: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM89

dengan anggota parlemen tersebut, beritahu dia mengenai hal ini.- Sampaikan kebenaran, memberikan informasi yang salah akan berakibat

sebaliknya.- Melobi membutuhkan kesinambungan, kadang-kadang melebihi waktu yang

telah ditentukan.b. Petisi

• Merupakan pernyataan tertulis dan resmi untuk menyampaikan isu masalah yang sedang hangat diperbincangkan.

• Mewakili suatu pandangan kolektif dan tidak hanya individu dan kelompok tertentu.

• Merupakan pernyataan yang singkat dan jelas atas isu permasalahan dan tindakan apa yang perlu dilakukan diikuti dengan nama dan alamat dari sejumlah besar inividu yang mendukung petisi tersebut.

C. POKOK BAHASAN 3: PRINSIP-PRINSIP DASAR FASILITASIa. Prinsip Dasar FasilitasiFasilitasi adalah proses sadar untuk membantu sebuah kelompok sehingga dapat berhasil melaksanakan tugas mereka sambil tetap berhasil menjaga eksistensi kelompok tersebut.

b. Peran dan Fungsi FasilitatorSesuai dengan semangat partisipatif, fasilitator mempunyai peran: 1. Sebagai Katalisator (Catalyst),2. Sebagai Pemberi Bantuan dalam Proses (Process helper),3. Sebagai Pengubung dengan Sumber Daya (Resource Linker),4. Sebagai Pemandu Masyarakat untuk Menemukan Solusi,5. Sebagai Pendamping dalam Proses Pemantauan dan Evaluasi.

c. Perilaku Fasilitator dalam STBMTugas seorang fasilitator dalam pendekatan STBM adalah memfasilitasi suatu proses pemicuan agar terjadi perubahan perilaku masyarakat atas inisiatif masyarakat sendiri. Atas dasar prinsip-prinsip dalam metode pemicuan STBM yaitu: 1. Tanpa subsidi kepada masyarakat,2. Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban,3. Masyarakat sebagai pemimpin,4. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan – perencanaan

– pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan.5. Hindari formalitas (berpakaian seragam dinas dan membawa nama instansi atau lembaga).

Maka perilaku seorang fasilitator pemicu kepada masyarakat berdasarkan prinsip kesetaraan, tidak ada yang dianggap lebih tinggi (upper) atau dianggap lebih rendah (lower). Bahkan masyarakat sasaran adalah pihak yang lebih tahu tentang perilaku dan kebiasaan yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun.

Page 98: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM90

Untuk menggali dan mengidentifikasi bagaimana seharusnya sikap dan perilaku seorang fasilitator pemicu pada saaat proses pemicuan, lakukan curah pendapat dan diskusi secara partisipatif kepada semua peserta pelatihan. Tanyakan bagaimana sikap kita saat berhadapan dengan orang yang lebih banyak tahu dibanding diri kita. Hubungan antara seorang fasilitator dan masyarakat sasaran dapat diumpamakan seperti sikap antara seorang murid (diri fasilitator) terhadap guru (masyarakat sasaran). Jawaban peserta yang diharapkan muncul adalah bahwa perilaku seorang fasilitator haruslah:• Penuh sopan santun dan hormat,• Banyak bertanya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan,• Selalu mendengarkan apapun informasi yang disampaikan masyarakat,• Bersikap kritis dan ingin menggali lebih dalam (misalnya tentang kenapa masyarakat

berperilaku buruk, dan apa sebenarnya pendapat masyarakat terhadap perilaku buruknya),

• Sabar dan tidak terburu-buru dalam memfasilitasi proses,• Tidak mengajari/tidak menggurui/tidak menyuruh ataupun manganjurkan sasaran harus

berbuat ini dan itu,• Tidak langsung menjawab terhadap pertanyaan masyarakat sasaran, tetapi

mengembalikan mereka untuk mencoba menjawabnya (tidak memberikan solusi. Solusi ada pada masyarakat sendiri).

Dari berbagai informasi dan pendapat masyarakat, fasilitator kemudian meramu suatu pertanyaan tentang apa yang akan diperbuat masyarakat ke depan untuk keluar dari kondisi buruk/tidak nyaman seperti sekarang ini. Jawaban masyarakat akan menjadi komitmen mereka tentang apa yang akan mereka lakukan (berubah perilaku), kapan memulai dan bagaimana caranya.

Jika seorang calon fasilitator belum bersikap dan perilaku seperti diatas maka sangat penting untuk memulai perubahan sikap dan perilaku dari sisi diri sendiri (sebagai individu), juga dari sisi profesi dan dari sisi institusi. Jika perubahan sikap dan perilaku seorang fasilitator sudah terjadi maka dia akan bisa berbagi (sharing) informasi dengan masyarakat sasaran dan dapat berupaya untuk merubah perilaku masyarakat menggunakan metode pemicuan yang ada. Hal diatas menjadi 3 pilar utama dalam pendekatan penilaian secara partisipatif seperti tergambar dalam segitiga berikut:

Page 99: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM91

Gambar 5: Pendekatan Penilaian Partisipatif

d. Fasilitasi yang Harus Dilakukan dan Dihindari dalam STBMDalam STBM, faktor penentu keberhasilan dan kegagalan (dapat diterapkan dan tidaknya) pendekatan ini sangat tergantung dari masyarakat.

Meskipun bukan merupakan kesalahan fasilitator jika masyarakat “menolak” untuk mengimplementasikan pendekatan STBM dalam komunitas mereka, namun peran fasilitator sangat berpengaruh. Sehingga, ada beberapa hal yang harus dihindari oleh fasilitator dan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan saat memfasilitasi masyarakat. misalnya:

Page 100: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM92

JANGAN LAKUKAN LAKUKAN

Menawarkan subsidi Memicu kegiatan setempat.

Dari awal katakan bahwa tidak akan pernah ada subsidi dalam kegiatan ini. Jika masyarakat bersedia maka kegiatan bisa dilanjutkan tetapi jika mereka tidak bisa menerimanya, hentikan proses.

Mengajari Memfasilitasi

Menyuruh membuat jamban, sarana dan prasarana sanitasi, atau memperlihatkan contoh-contoh tipe jamban selama proses pemicuan

Memfasilitasi masyarakat untuk menganalisa kondisi mereka, yang memicu rasa jijik dan malu dan mendorong orang dari BAB di sembarang tempat menjadi BAB di tempat yang tetap dan tertutup.

Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada orang perorangan

Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat untuk proses fasilitasi.

Menjadi pemimpin, mendominasi proses diskusi. (selalu menunjukkan dan menyuruh masyarakat melakukan ini dan itu pada saat fasilitasi)

Fasilitator hanya menyampaikan “ pertanyaan sebagai pancingan” dan biarkan masyarakat yang berbicara/diskusi lebih banyak.

(masyarakat yang memimpin).

Memberitahukan apa yang baik dan apa yang buruk

Membiarkan mereka menyadarinya sendiri

Langsung memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan masyarakat

Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat kepada masyarakat itu sendiri, misalnya: “jadi bagaimana sebaiknya menurut bapak/ibu?”

APA YANG DILAKUKAN (DO) DAN TIDAK DILAKUKAN (DON’T) UNTUK PELATIHAN DAN PERLUASAN KEGIATAN

Dilakukan• Identifikasi orang yang sudah dilatih dengan kinerja yang baik selama melakukan pemicuan.• Pilih, latih dan dukung fasilitator yang baik kinerjanya.• Menegaskan bahwa semua pelatihan memanfaatkan pengalaman pembelajaran pemicuan

dan tindak lanjut yang segera dapat dilaksanakan.• Komitmen untuk bekerja penuh waktu (full time) bagi tenaga pelatih dan fasilitator.• Arahkan fasilitator untuk berkerja secara tim.• Mulai dengan situasi yang menyenangkan.• Cari dan bentuk jejaring dengan duta (champion).• Penyuluhan/kampanye.• Mendorong kompetisi dan rayakan bila ada yang sukses.• Perkuat inovasi dan pembelajaran.• Identifikasi dan dukung fasilitator masyarakat.

Page 101: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM93

• Monitor progress setelah pemicuan.• Kembangkan metode yang menjadikan STBM sebuah gerakan yang luas dan mandiri.• Pertimbangkan penggunaan STBM bagai pintu masuk untuk pengembangan strategi

program lain.

Mungkin yang Paling Penting dari Semua adalah

Pastikan bahwa semua pelatihan dilaksanakan sesuai prinsip STBM termasuk pemicuan masyarakat

Tidak Dilakukan• Jangan mengorbankan kualitas untuk mempercepat perluasan kegiatan.• Jangan mengijinkan atau mendukung pelatihan bagi pelatih atau fasilitator dalam

kelas tanpa proses pemicuan dan tidak lanjut.• Jangan merekrut lembaga pelatihan atau lembaga lainnya yang tidak pernah

melakukan proses STBM di lapangan.• Jangan merekrut atau mendukung lembaga atau LSM yang menyalah-gunakan

metode STBM.

D. POKOK BAHASAN 4: TEKNIK FASILITASI

a. Teknik MendengarApakah bedanya mendengar dan ”mendengarkan”? Apakah bedanya menggambar dan ”menggambarkan”? Mendengar yang pertama adalah memasukkan suara ke telinga, sedangkan mendengar yang kedua (mendengarkan) adalah mengolah suara yang masuk ke telinga menjadi lebih bermakna. Menggambar yang pertama adalah kerja teknis tangan kita dengan pensil atau alat tulis di atas kertas, sedangkan menggambar yang kedua adalah menggambarkan bentuk yang bermakna.

Untuk mendengar secara lebih bermakna, kita dibantu sejumlah pertanyaan. Pertanyaan itu membuat kita lebih mengerti makna dari pernyataan atau ucapan dari si pembicara. Ketika si pembicara mengatakan ” Saya setuju bahwa”. Maka kita ajukan pertanyaan: ”Apa yang anda setuju tadi?”. Sehingga kita menjadi pendengar yang lebih baik, atau mendorong orang lain untuk mendengar secara lebih baik.

Apabila terdapat peserta yang berbicara berputar- putar dan nampak tidak yakin apakah penjelasannya ditangkap oleh pendengar sehingga mengulang-ulang dan menjadi bingung sendiri, triks paraphrasing diperlukan untuk membantu si pembicara memperjelas GAGASAN POKOK yang ingin disampaikannya. Itu juga berarti kita mendengarkan si pembicara secara lebih baik dan membantu pendengar untuk mendengarkan secara lebih baik.

Untuk peserta atau pembicara yang ’pelit’ bicara, atau peserta yang kesulitan menyampaikan gagasannya secara lengkap, triks ”drawing people out” diperlukan. Triksi ini dimaksudkan untuk meminta pembicara menjelaskan lagi pernyataannya dan atau mengklarifikasi, serta

Page 102: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM94

merumuskan kembali gagasan pokoknya. Triks ”mirroring” serupa tapi tidak sama dengan paraphrasing, karena menyampaikan kembali pembicaraan peserta tetapi dengan mengutip kembali kalimatnya secara lengkap. Jadi, fasilitator tidak menggunakan kalimatnya sendiri melainkan kalimat si peserta (si pembicara) seperti apa adanya.

Trik - Trik Mendengarkan

Berikut adalah 11 macam teknik mendengarkan yang sebaiknya dimiliki fasilitator:

Triks 1: Membahasakan Kembali (Paraphrasing) • Membahasakan kembali merupakan teknik yang paling penting untuk dipelajari. Teknik ini

merupakan dasar dari teknik lainnya. • Teknik ini bersifat menenangkan, membuat peserta paham bahwa ucapannya dimengerti

orang lain. • Terutama digunakan untuk menanggapi jawaban yang berbelit dan membingungkan.

Bagaimana Caranya?• Gunakan kalimat sendiri untuk membahasakan kembali jawaban warga. • Kalau jawabannya pendek, bahasakan kembali secara pendek pula, jika panjang, bahasakan

kembali dengan meringkasnya. • Awali dengan kalimat seperti, ”Tadi ibu mengatakan ............................................................. ” • Sesudahnya perhatikan reaksi orang itu. Sertai dengan kata, misalnya : ”Apa itu yang ibu

maksud?”

Trik 2 : Menarik Keluar (Drawing People Out) • Karena jawaban warga kurang lengkap, fasilitator perlu menarik keluar gagasan yang

belum dikatakan. • Gunakan teknik ini bila warga mengalami kesulitan menjelaskan gagasan.

Bagaimana Caranya?• Dahului dengan teknik membahasakan kembali, ”tadi Bapak mengatakan .........” • Lanjutkan dengan pertanyaan terbuka, seperti, ”bisa lebih diperjelas?.” • Ada juga cara lain. Setelah peserta selesai bicara sambut dengan kata sambung seperti,

”karena” atau ”jadi”.

Trik 3: Memantulkan (Mirroring) • Fasilitator berfungsi sebagai dinding, yang memantulkan kata-kata warga. Tujuannya,

meyakinkan warga bahwa fasilitator mendengarkan ucapannya. • Biasanya digunakan mempercepat diskusi yang lamban. Sesuai untuk memfasilitasi proses

curah pendapat.

Bagaimana Caranya?• Kalau warga mengatakan satu kalimat, pantulkan kata demi kata setepat-tepatnya. Tidak

kurang tidak lebih. Jika lebih dari satu kalimat, pantulkan kata-kata yang penting.

Page 103: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM95

• Gunakan kata-kata warga, bukan kata-kata fasilitator. • Kalau dia berkata-kata dengan menggebu-gebu, pantulkan dengan nada bicara tenang. • Tujuan utamanya adalah membangun kepercayaan peserta.

Trik- 4 : Mengumpulkan Gagasan (Gathering Ideas) • Adalah teknik mendata gagasan secara cepat. Hanya untuk mengumpulkan dan bukan hendak

mendiskusikannya. • Kumpulkan gagasan dengan memadukan teknik membahasakan kembali. Agar lebih cepat,

gunakan teknik memantulkan. Dengan memantulkan ucapan, warga merasa didengarkan dan mereka akan ikut menyampaikan gagasan secara singkat. Biasanya dalam 3 sampai 5 kata. Jadi, kita lebih mudah menuliskannya di papan tulis.

Bagaimana Caranya?• Awali dengan penjelasan tugas secara singkat. Lakukan curah pendapat. Kumpulkan

gagasan sebanyak-banyaknya. • Tuliskan gagsaan para peserta, apapun yang mereka katakan, dengan memakai teknik

memantulkan atau teknik membahasakan kembali. • Jika peserta telah merasa cukup, sudahi proses ini. Berikan penghargaan terhadap semua

pandangan peserta

Triks- 5 : Mengurutkan (stacking) • Adalah semacam teknik menyusun antrian bicara, ketika beberapa orang bermaksud

berbicara pada waktu bersamaan. • Dengan teknik ini, setiap orang akan mendengarkan tanpa gangguan dari orang yang berebut

kesempatan bicara. • Karena setiap orang tahu gilirannya, tugas fasilitator menjadi lebih ringan.

Bagaimana Caranya?• Fasilitator meminta mereka yang hendak bicara untuk mengacungkan tangan. • Fasilitator mengurutkan giliran yang akan bicara. • Fasilitator mempersilahkan peserta untuk bicara ketika tiba gilirannya. • Sesudah peserta terakhir selesai bicara, fasilitator memeriksa jika ada peserta lain yang

hendak bicara. Jika ada, fasilitator kembali melakukan teknik mengurutkan.

Triks-6 : Mengembalikan ke Jalurnya (Tracking) • Bayangkan bila ada lima orang yang ingin membicarakan berbagai akibat dari penumpukan

sampah. Empat orang ingin menghitung biaya pengadaan kereta pengangkut sampah. Tiga orang tertarik membahas pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik.

• Biasanya orang menganggap bahwa apa yang ia anggap penting seharusnya terpilih menjadi topik diskusi. Pada keadaan ini, fasilitator bertugas mengembalikan diskusi ke jalurnya

• Teknik ini akan menenangkan orang yang bingung karena gagasannya tidak mendapatkan sambutan dari orang lain.

Page 104: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM96

• Biasanya teknik ini membuat orang lebih memahami situasi diskusi. Jika ada yang mencoba menjelaskan bahwa saran dia penting, tunjukkan perhatian. Namun, jangan bersikap pilih kasih. Tanyakan juga pendapat orang yang lain.

Triks-7 : Menguatkan (Encouraging) • Adalah teknik mengajak orang ikut terlibat dalam diskusi, tanpa membuat mereka tersiksa

karena terpaksa menjadi pusat perhatian. • Dalam diskusi biasanya ada peserta yang hanya duduk dan diam. Diam bukan berarti malas

atau tidak mau tahu. Mereka merasa kurang terlibat. Dengan sedikit dorongan, temukan sesuatu yang menarik perhatian mereka.

• Teknik menguatkan terutama membantu selama tahap awal diskusi, pada saat para peserta masih menyesuaikan diri. Bagi peserta yang lebih terlibat, mereka tidak membutuhkan begitu banyak penguatan untuk berpartisipasi.

Bagaimana caranya?• ”Siapa lagi yang ingin menyumbangkan gagasan?”,• ”Sudah ada beberapa pendapat dari perempuan, sekarang mari kita dengar pendapat dari

laki-laki”.• ”Kita sudah mendengar pendapat ibu Tini tentang prinsip-prinsip umum memilih kepala desa.

Adakah yang ingin memberikan contoh tentang pelaksanaan prinsip tersebut?”.• ”Apakah masalah ini dirasakan oleh semua yang hadir di sini?”.• ”Mari kita dengar pendapat dari teman-teman yang sementara ini belum berbicara”.

Triks 8 : Menyeimbangkan (Balancing) • Pendapat paling kuat dalam suatu diskusi seringkali datang dari orang yang mengusulkan topik

diskusi. Mungkin ada sebagian peserta yang mempunyai pendapat lain, tapi belum mau bicara. • Teknik menyeimbangkan membantah anggapan umum bahwa ”diam berarti setuju”.Teknik

menyeimbangkan gunanya untuk membantu orang yang tidak bicara karena merasa pendapatnya pasti tidak disetujui banyak orang.

• Dengan teknik menyeimbangkan, fasilitator sebenarnya menunjukkan bahwa dalam diskusi orang boleh menyatakan pendapat apapun.

Bagaimana Caranya?• ”Baiklah, sekarang kita mengetahui pendirian dari tiga orang. Adakah yang lain atau memiliki

pendirian yang berbeda”?• ”Ada yang mempunyai pendangan lain?”• ”Apakah klita semua setuju dengan ini?”.

Triks 9 : Membuka Ruang (Making Space) • Teknik membuka ruang adalah teknik membuka kesempatan kepada peserta yang pendiam

untuk terlibat dalam diskusi.

Page 105: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM97

• Dalam setiap diskusi selalu ada yang bicara terus, ada yang jarang bicara. Pada saat diskusi berlangsung cepat, orang pendiam dan yang berpikir lambat mungkin mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri.

• Ada orang yang tidak mau berperan banyak, karena tidak ingin dianggap ingin menang sendiri. Ada pula yang ikut dalam diskusi sambil meraba-raba apakah ia dapat diterima atau tidak. Banyak juga yang enggan bicara karena menganggap dirinya bodoh. Maka, fasilitator perlu membuka ruang partisipasi.

Bagaimana Caranya?• Amati peserta diskusi yang pendiam. Perhatikan gerak tubuh atau mimik mukanya, apakah

menunjukkan bahwa mereka ada hasrat untuk bicara? • Persilakan mereka untuk bicara.”Apakah ada yang hendak Ibu kemukakan?”. ”Apakah Bapak

ingin menambahkan sesuatu?”. ”Kelihatannya Anda mau mengatakan sesuatu?”. • Jika mereka mundur, perlakukan mereka dengan ramah dan segeralah beralih. Tak

seorangpun suka dipermainkan. Setiap orang berhak memilih kapan ia berpartisipasi. • Jika si pendiam tampaknya ingin bicara, jika perlu tahan orang lain, untuk bicara.

Triks - 10 : Diam Sejenak (Intentional Silence) • Adalah berhenti bicara selama beberapa detik. Menunggu sejenak agar si pembicara

menemukan apa yang ingin ia katakan. • Banyak orang membutuhkan keadaan tenang untuk untuk mengenali pemikiran atau

perasaannya. Kadang - kadang berhenti bicara beberapa detik sebelum mengatakan sesuatu yang mungkin berisiko. Ada pula yang diam sejenak untuk menyusun pikirannya.

• Gunakan teknik ini jika peserta diskusi terlalu mudah berbicara. Teknik ini akan mengajak mereka untuk berpikir lebih mendalam.

Bagaimana Caranya?• Hening selama lima detik tampaknya begitu lama, Banyak orang tak sabar dengan

”keheningan” tersebut. Jika fasilitator mampu melakukannya, orang lain pun akan mampu. • Tetaplah tenang. Pelihara kontak mata pada pembicara. • Jangan berkata apapun. Bahkan tidak juga berdehem atau batuk-batuk kecil atau menggaruk

dan menggeleng-gelengkan kepala. Tetaplah tenang dan berikan perhatian. • Jika perlu, angkat tangan untuk memberi isyarat kepada orang-orang agar tidak memecahkan

keheningan.

Triks-11: Menemukan Kesamaan Pemikiran Dasar • Teknik menemukan kesamaan pemikiran dasar terutama berguna ketika peserta diskusi terbelah

oleh perbedaan pendapat. Teknik ini dapat memperjelas letak persamaan dan pertentangan pendapat yang terjadi dalam diskusi.

• Teknik ini dapat membangkitkan harapan. Membuat warga tersadar bahwa mereka saling bertentangan, mereka memiliki kesamaan tujuan. Untuk hal yang dasar mereka memiliki banyak kesamaan.

Page 106: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM98

Bagaimana Caranya?• Katakan bahwa kita akan merangkum hal-hal yang menjadi perbedaan dan persamaan di

dalam kelompok diskusi. • Ringkaskan perbedaan-perbedaan. • Catat aspek-aspek dasar yang sama. • Periksa catatan tersebut bersama peserta.

b. Teknik BertanyaAgar proses fasilitasi berhasil, fasilitator harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Sebagai acuan dalam diskusi penting dilakukan untuk membuat daftar pertanyaan kunci supaya proses diskusi tidak melebar kemana-mana. Dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan karakteristik peserta supaya kita dapat mengatasi peserta-peserta yang ‘sulit’ (dominan, diam saja, ngobrol sendiri dan sebagainya).

Anggapan banyak pihak, keterampilan yang paling dibutuhkan untuk memfasilitasi adalah “pandai berbicara” padahal keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh seorang fasilitator adalah mendengarkan dan bertanya. Bertanya adalah keterampilan yang mutlak harus dikuasai oleh fasilitator, karena hakekat dari fasilitasi dan komunikasi partisipatif adalah menggali dengan pertanyaan-pengalaman peserta dan membantu proses agar peserta bisa menganalisa sendiri masalah-masalah yang dihadapi dan menemukan jalan pemecahannya. Tidak jarang ditemui, biasanya terjadi pada fasilitator pemula, fasilitator panik dan bukannya menggali pemahaman peserta akan tetapi malah menyimpulkan dan berceramah berdasarkan pengetahuannya dengan mengatasnamakan pengalaman belajar para peserta. Di lain pihak fasilitator juga seiringkali tidak sabar untuk “menunggu” peserta berpikir dan mendengarkan peserta dalam mengungkapkan isi pikirannya.

Agar peserta bisa mengungkapkan isi pikirannya, dan fasilitator konsentrasi mendengarkan yang diungkapkan peserta maka kita perlu dibantu oleh beberapa pertanyaan. Pertanyaan itu akan membuat peserta lain dan kita lebih mengerti makna yang ingin diungkapkan oleh si pembicara.

Teknik bertanya dalam proses fasilitasi sebenarnya sederhana, yang paling penting harus tetap mencerminkan komunikasi yang dialogis dan multi arah sehingga proses diskusi bukan hanya milik fasilitator akan tetapi milik para peserta diskusi. Artinya fasilitator harus memberikan ruang kepada peserta untuk mengungkapkan pendapat dan pengalamannya.

Secara teknis sebaiknya diperhatikan agar:

1) Setiap pertanyaan yang diajukan tidak panjang lebar–singkat dan jelas, jika perlu ulangi sampai peserta merasa jelas, terutama jika pertanyaan tersebut hanya ditujukan pada peserta tertentu.

2) Usahakan jangan sampai peserta “gelagapan” atau malah gugup menjawabnya, maka hindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tendensius apalagi dengan gaya bertanya yang menghakimi.

Page 107: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM99

3) Tidak terjadi debat kusir apabila ada pertanyaan dari peserta dilempar kepada peserta lainnya.

Contoh jenis-jenis pertanyaan yang paling sering digunakan :Pertanyaan Ingatan

• Dimana Anda mengalami?• Kapan hal itu terjadi?• Apakah kejadian seperti itu pernah terjadi pada diri Anda?• Dengan pengalaman ini, apakah bisa dikatikan dengan pengalaman Anda sebelumnya?

Pertanyaan Pengamatan• Apa yang sedang terjadi?• Apakah Anda melihatnya?

Pertanyaan Analitis• Mengapa perbedaan itu terjadi?• Bagaimana akibat kegiatan ini terhadap perilaku kelompok?

Pertanyaan Hipotetik (Memancing Praduga)• Apa yang akan terjadi jika….?• Kemungkinan apa akibat seandainya….?

Pertanyaan Pembanding• Siapakah yang dalam hal ini yang benar?• Mana yang Anda anggap paling tepat antara…. dan ….?

Pertanyaan Proyektif (Mengungkap ke Depan)• Coba bayangkan seandainya Anda menghadapi situasi seperti itu, apa yang akan Anda

lakukan?

Apapun bentuk dan jenis pertanyaannya, semuanya mengacu pada pertanyaan pokok, APA, SIAPA, DIMANA, MENGAPA, KAPAN dan BAGAIMANA. Bila dihubungkan dengan tahapan dalam alur belajar pengalaman berstruktur, maka kunci–kunci pertanyaan yang biasa dipakai adalah: Mengungkapkan; 1) Mengungkapkan fakta biasanya memakai kata tanya : APA, SIAPA, DIMANA dan KAPAN ; 2) Mengungkapkan fakta atau pendapat (opini) bisanya memakai kata kunci BAGAIMANA ; 3) Mengungkapkan apa yang nyata-nyata terjadi dan dialami peserta memakai kata kunci APA,

SIAPA, DIMANA dan KAPAN selain itu juga jenis-jenis ’pertanyaan ingatan’ dan ’pengamatan’ banyak digunakan dalam tahap ini.

Menganalisa dan kesimpulan menggunakan kata kunci BAGAIMANA dan MENGAPA. Jenis pertanyaan ’analitik’, hipotetik’ dan ’pembanding’ juga lebih banyak digunakan. Jenis pertanyaan ’proyektif lebih tepat digunakan pada tahap kesimpulan.

c. Teknik Menghadapi Situasi Sulit• Cek perasaan semua peserta/seluruh kelompok: lemparkan pertanyaan kepada seluruh

kelompok untuk memperoleh pendapat kelompok tentang masalah yang muncul: “Bagaimana menurut yang lain?”

Page 108: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM100

• Pusatkan kembali perhatian “Ok Lin, saya rasa itu masalah yang berbeda dengan apa yang sedang kita bahas–boleh disimpan dulu untuk kemudian kita diskusikan?

• Gunakan bahasa tubuh. Berdirilah dan berjalan menuju tengah-tengah ruangan, ajak peserta untuk terlibat dengan kontak mata dan mencondongkan badan ke depan.

• Gunakan humor yang sepantasnya; kalau digunakan dengan pantas, humor akan mengurangi ketegangan. Tetapi, kalau bercanda jangan membuat orang lain ditertawakan.

• Ingatkan akan norma kelompok, ”Satu hal yang kita sepakati pada awal pertemuan adalah jangan ada diskusi swasta. Bisakah kita mentaati norma ini?”

• Alihkan perhatian, “Bisa minta waktu 2 menit lagi sebelum kita lanjutkan ke kesimpulan?”

• Jangan mengabaikan atau menghindar. Memang sulit untuk menghadapi resistensi ketika kita mendeteksinya. Tetapi, mengabaikan atau menghindar dari resistensi yang ada akan mengacaukan proses-proses selanjutnya. Bukan tidak mungkin akan menghentikan (membubarkan) proses itu sama sekali.

d. Dinamika BertanyaMetode ini kita terapkan untuk melakukan pendalaman materi. Sesuai dengan prinsip, bahwa orang dewasa adalah orang yang telah memiliki berbagai pengalaman, proses tanya jawab tidak berarti pertanyaan dari peserta harus kita jawab. Kita bisa memberikan kesempatan kepada peserta yang bersangkutan untuk menggali pengalamannya sendiri, atau memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk memberikan jawaban.

Biasanya metode ini digunakan setelah kita menyampaikan materi (seperti ceramah, demonstrasi, atau penugasan).

Langkah Umum Penggunaan MetodeJika proses diawali dengan pertanyaan dari peserta belajar:

• Persilakan peserta untuk bertanya tentang topik yang disampaikan. • Ketika sebuah pertanyaan diajukan, persilakan peserta yang lain untuk memberikan

jawaban terhadap pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman mereka. • Pada saat tanya jawab berlangsung, jaga proses agar tetap mengarah pada persoalan

yang sedang dipertanyakan, tidak melebar ke mana-mana. • Simpulkan jawaban-jawaban tersebut, jika perlu kita bisa memberikan masukan.

Jika proses diawali dengan pertanyaan dari fasilitator: • Persiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk memperdalam pemahaman materi yang

akan disampaikan. • Ajukan pertanyaan kunci tersebut dan minta peserta untuk menanggapinya. • Pada saat tanya jawab berlangsung, jaga proses agar tetap mengarah pada persoalan

yang sedang dipertanyakan, tidak melebar kemana-mana. • Simpulkan jawaban- jawaban tersebut, jika perlu kita bisa memberikan masukkan.

Page 109: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM101

e. Curah PendapatMetode curah pendapat (asah otak/brainstorming) adalah suatu cara yang cocok untuk menghasilkan ide-ide baru. Asah otak memungkinkan warga belajar saling bekerjasama mengumpulkan ide-ide untuk memecahkan masalah mereka.

Metode ini umumnya kita gunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemecahan masalah tertentu, atau kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan munculnya gagasan-gagasan baru.

Ada dua tahap pengorganisasian dan peraturan dari kegiatan asah otak : • Tahap pertama adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide. Ide tersebut bisa ditulis

di atas lembaran kertas dan memperkenalkannya di atas papan atau menuliskannya secara langsung dalam sebuah bagan-bagan. Warga dilarang berkomentar selama tahap ini.

• Tahap kedua adalah mengevaluasi ide-ide yang dihasilkan selama tahap pertama. Kemudian, warga belajar diminta mengelompokan ide-ide yang sama, lalu memberikan tanda pada setiap kelompok dalam sebuah prioritas (ada kelompok ide dengan prioritas paling penting, kedua terpenting, dan seterusnya)

Langkah Umum Penggunaan Metode

• Identifikasi dan tulis masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta di papan tulis atau lembaran kertas,

• Mintalah peserta untuk memikirkan masalah-masalah tersebut selama beberapa menit,• Mintalah ide-ide/gagasan seketika peserta

(tanpa perlu dipikirkan terlebih dahulu) terhadap pemecahan masalah tersebut, • Mintalah warga belajar untuk memberi tanggapan atau mendebat ide-ide yang

dilontarkan tersebut, • Tunjuklah seseorang untuk menulis ide-ide tersebut di papan tulis,• Hentikan kegiatan brainstorming pada beberapa titik permasalahan dan mintalah

warga belajar untuk menjelaskan setiap ide tersebut, • Kelompokkan ide-ide tersebut, lalu tentukan tingkat prioritasnya, dan• Diskusikan dan garisbawahi ide-ide yang telah disetujui bersama.

VIII. REFERENSI1. Depkes RI, Pusat Promosi Kesehatan, Modul Teknologi Advokasi Kesehatan, Jakarta: 2002.

2. Kemenkes RI, Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta: 2013.

IX. LAMPIRANLEMBAR KERJA

a. Simulasi (Games) Perubahan Perilaku: 1. Minta peserta untuk membagi dalam 3 kelompok kecil, dan masing-masing kelompok

membahas sekurang-kurangnya 5 point siapa yang dianggap upper dan lower (1 kelompok

Page 110: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM102

membahas personal, 1 kelompok membahas institusional dan yang lainnya membahas dari segi profesional).

2. Setelah diskusi dalam kelompok kecil, minta masing-masing mempresentasikan dan kelompok lain memanggapi atau memberi masukan.

3. Kembangkanlah diskusi tentang mengapa seseorang atau sesuatu dianggap “upper” dan yang lainnya dianggap “lower”.

4. Di akhir diskusi sepakati bahwa dalam pendekatan STBM cara pandang tersebut harus diubah sehingga tidak ada pendapat siapa upper dan siapa lower (tidak ada yang memposisikan dirinya sebagai upper dan tidak ada pula pihak lain yang dipandang sebagai lower).

5. Setelah diskusi pleno 1 selesai, minta kelompok yang sama untuk membuat skenario melalui bahasa tubuh (gesture), masing-masing kelompok menggambarkan kegiatan yang top – down, partisipatif dan bersahabat.

6. Minta masing-masing kelompok untuk menampilkan skenarionya (hanya melalui bahasa tubuh) dan kelompok lain menjadi pengamat.

7. Di setiap akhir penampilan kelompok, tanyakan kepada kelompok pengamat apa yang menjadi karakteristik dari bahasa tubuh yang ditampilkan.

8. Pada diskusi pleno, tanyakan kepada peserta bahasa tubuh yang bagaimana yang sesuai untuk pendekatan STBM (didasarkan pada pemahaman bahwa tidak ada yang dianggap upper dan lower).

b. Panduan Role-play GuruAnda mempunyai 10 menit untuk mempersiapkan role-play sepanjang 7 menit. Salah satu anggota kelompok akan memainkan peran seorang guru, sementara yang lainnya menjadi peserta. Sebagai persiapan, perhatikan beberapa ciri seorang guru sebagai berikut.

Seorang guru adalah seseorang yang:1. Memberitahu peserta apa yang perlu mereka ketahui,2. Harus menjadi (atau pura-pura menjadi) seorang ahli yang bisa menjawab apa saja,3. Datang dengan kuliah yang disiapkan sebelumnya, dan menyampaikan fakta serta gagasan,4. Mempunyai fokus pada materi teoritis dan teori-teori,5. Tidak tertarik akan pengetahuan atau latar belakang peserta, 6. Mendominasi materi dan proses,7. Hanya mengijinkan pertanyaan sesekali saja,8. Menguji pengetahuan dan keterampilan.

Selamat berpentas!

c. Panduan Role-Play Fasilitator Kelompok anda mempunyai 10 menit untuk mempersiapkan role-play sepanjang 7 menit. Salah satu anggota kelompok akan memainkan peran seorang fasilitator, sementara yang lainnya menjadi peserta. Sebagai persiapan, perhatikan beberapa ciri seorang fasilitator sebagai berikut.

Page 111: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM103

Seorang fasilitator adalah seorang yang:1. Mendukung peserta dalam berbagi dan belajar sendiri,2. Memobilisasi pengetahuan yang sudah dimiliki peserta,3. Tertarik akan pengalaman dan masalah peserta,4. Tidak mendominasi materi atau proses, tetapi menjamin partisipasi yang setara,5. Hanya melakukan intervensi kalau peserta mengalami kesulitan,6. Membantu peserta untuk merangkum, menyimpulkan dan mengambil keputusan, 7. Tidak menguasai hasilnya.

Selamat berpentasi!

d. Diskusi “Strategi/Cara dan Materi Advokasi”• Peserta berbagi ke dalam beberapa kelompok beranggota 5-7 orang setiap kelompok.• Setiap kelompok berdiskusi selama 10 menit menjawab tugas berikut ini:

Siapkanlah suatu konsep advokasi yang memuat materi dan strategi/cara advokasinya untuk suatu kabupaten yang memiliki banyak permasalahan sanitasi dan belum ada dukungan kebijakan yang memadai dari pemerintah dan DPRD setempat serta juga masyarakatnya.

e. Mempraktikkan Kemampuan MenyimakPengantar Menyimak adalah ketrampilan fasilitasi yang paling mendasar untuk setiap fasilitator karena semua keterampilan fasilitasi lain tidak bisa dilakukan tanpa menyimak.

Tujuan :Pada akhir praktik, peserta: Dapat menjelaskan perbedaan antara mendengar dan menyimak,Dapat menjelaskan kenapa menyimak itu sulit dengan mendaftar beberapa hambatan

dalam menyimak,Dapat mendaftar apa yang dilakukan dan tidak dilakukan selama menyimak sebagai

seorang fasilitator.

Langkah-langkah :1. Bentuk kelompok menjadi 5.2. Minta peserta dalam setiap kelompok jangan menulis apa pun selama menyelesaikan

teka-teki yang Anda akan bacakan berikut. Bacakan keras-keras (jangan dibagikan):

Anda seorang sopir bis. Pada pemberhentian berikutnya 12 orang naik. Pada pemberhentian berikutnya 3 orang turun dan 5 naik. Pada pemberhentian ketiga 1 turun dan 6 naik. Pada pemberhentian keempat 5 naik 8 turun. Pada pemberhentian kelima 9 turun dan 3 naik. Pada pemberhentian keenam 3 turun dan 7 naik. Siapa kah sopir bisnya?Jawab: nama Anda!

Page 112: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM104

3. Minta setiap kelompok (5 kelompok) untuk mendiskusikan apa yang terjadi. Gunakan pertanyaan panduan berikut:• Kenapa kebanyakan orang tidak tahu jawabannya (melewatkan bagian awal, asumsi

mengenai masalahnya)?• Apakah perbedaan antara mendengar dan menyimak?• Bagaimana kaitannya dengan menyimak sebagai seorang pelatih? (menyimak

masukan dan opini peserta tanpa mengadili, membandingkan, mengambil poin-poin utama, elemen-elemen umum, merumuskan dll.)

4. Minta setiap kelompok menuliskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menyimak sebagai fasilitator pada flipchart seperti berikut ini;seorang fasilitator yang baik akan.... Seorang fasilitator yang baik tidak akan.....

5. Bantu kelompok untuk melakukan sharing dengan meminta menempel hasilnya (kertas flipcharts) dan minta semua orang berkeliling untuk membaca

Komentar :

Aktifitas ini bisa digunakan sebagai ilustrasi pendek yang menyegarkan mengenai fakta bahwa menyimak secara aktif tidak segampang seperti yang dibayangkan. Hal ini menunjukkan betapa gampangnya untuk tenggelam dalam detail dan melewatkan poin-poin kritis.

f. Mengembangkan dan Menggunakan Pertanyaan BerenergiPengantar

Ada keterampilan yang bisa diuji dan bisa membantu seorang fasilitator untuk melakukan sesi pelatihan atau pemicuan yang lebih efektif. Jadilah seorang pendengar yang baik kemudian menjadi ahli dalam seni menggunakan pertanyaan yang tepat dengan cara yang tepat pada waktu yang tepat. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan, Anda bisa mendorong partisipasi peserta dan memberi mereka kesempatan untuk merefleksikan, berpikir, menemukan dan belajar sendiri. Mengajukan pertanyaan adalah alat fasilitasi yang sangat berguna dalam lingkungan pelatihan partisipatif dan pemicuan STBM. Fasilitator harus bisa mengajukan pertanyaan yang tepat dengan cara yang tepat pula.

Diskusikan dalam kelompok selama 20 menit:1. Mengapa kita sebagai fasilitator perlu mengajukan pertanyaan. 2. Apa perbedaan antara pertanyaan tertutup dan terbuka, berikan contoh keduanya.

Page 113: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM105

3. Buat 1 contoh pertanyaan yang mampu menjawab alasan seperti tabel berikut:

Alasan untuk: Buatkan 1 contoh kalimat pertanyaan yang tepat

1) Meraih keterlibatan peserta

2) Merasakan pikiran, ide-ide atau opini peserta

3) Melibatkan orang yang non-partisipatif

4) Mengenali kontributor penting

5) Mengelola waktu kelas

6) Meraih pemahaman dengan menggali pertanyaan dari kedua belah pihak tentang suatu hal.

4. Diskusikan pertanyaan yang tepat untuk memicu berbagai elemen pemicuan

Elemen Pemicuan Daftar minimal 3 contoh pertanyaan dari setiap elemen pemicuan

1. Memicu Rasa Malu

2. Memicu Rasa Jijik

3. Memicu Rasa Takut Berdosa (aspek Agama)

4. Memicu Takut Sakit

5. Privacy (terutama dengan kelompok perempuan)

5. Jawaban kelompok ditulis di kertas plano untuk dipresentasikan setelah diskusi selesai.

Page 114: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM106

g. Diskusi kelompok ”Bentuk Intervensi Dalam Menghadapi Situasi Sulit”Selama 10 menit diskusikan dalam kelompok apa bentuk intervensi yang memungkinkan untuk menghadapi berbagai tipe dan kesulitan orang yang difasilitasi.

Tipe pada umumnya Kemungkinan Intervensi yang tepat

1. Pendiam atau pemalu

2. Marah terhadap tugas atau mengecewakan orang

3. Agresif

4. Terlalu dominan

5. Motivasi rendah atau malas

6. Pelawak

7. Penyendiri

Setelah selesai diskusi pleno, bagikan tulisan “Tips untuk menyeimbangkan dinamika dan mengelola anggota kelompok yang sulit” terlampir.

Page 115: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM107

Modul MI.4PEMICUAN STBM DI KOMUNITAS

MI.4

PE

MIC

UA

N S

TBM

DI

KO

MU

NITA

S

Page 116: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM108

Modul MI.4 - Pemicuan STBM di Komunitas .............................107

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 110II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 110

A. Tujuan Pembelajaran Umum ...................................................................................... 110B. Tujuan Pembelajaran Khusus ..................................................................................... 110

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 110A. Pokok Bahasan 1: Kegiatan Pra Pemicuan ................................................................ 110B. Pokok Bahasan 2: Pemicuan...................................................................................... 110C. Pokok Bahasan 3: Paska Pemicuan........................................................................... 110D. Pokok Bahasan 4: Simulasi Pemicuan STBM di Komunitas ...................................... 111E. Pokok Bahasan 5: Praktik Pemicuan di Lapangan. .................................................... 111

IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 111V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 111VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 111

A. Langkah 1: Pengkondisian (15 menit) ........................................................................ 111B. Langkah 2: Pengkajian Pokok Bahasan (1050 menit) ................................................ 111C. Langkah 3 : Rangkuman (15 menit) ........................................................................... 112

VII. URAIAN MATERI ........................................................................................................... 112A. POKOK BAHASAN 1: Kegiatan PRA PEMICUAN ..................................................... 113

a. Observasi PHBS Masyarakat ............................................................................. 113b. Persiapan Pemicuan dan Menciptakan Suasana yang Kondusif Sebelum Pemicuan ............................................................................................. 113c. Persiapan Teknis dan Logistik ............................................................................. 113

B. POKOK BAHASAN 2: PEMICUAN ............................................................................. 114a. Alat-Alat Utama Partisipasi Untuk Pemicuan ...................................................... 114b. Elemen Pemicuan dan Faktor Penghambat Pemicuan. ...................................... 117c. Langkah-langkah pemicuan ................................................................................ 118d. Proses Pemicuan Lima Pilar STBM ................................................................... 125e. Komposisi tim pemicu .......................................................................................... 142

C. POKOK BAHASAN 3: fasilitasi PASKA PEMICUAN .................................................. 142a. Cara Membangun Ulang Komitmen .................................................................... 142b. Pilihan Teknologi Sanitasi Untuk 5 Pilar STBM ................................................... 143c. Tangga Sanitasi Untuk 5 Pilar STBM .................................................................. 143d. Tangga Perubahan Perilaku Pilar-Pilar STBM..................................................... 144e. Desa/Kelurahan mencapai status ODF/Stop BABS ............................................ 144f. Desa/kelurahan Mencapai Status Sanitasi Total ................................................. 145

Page 117: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM109

D. Opsi Teknologi untuk 5 Pilar STBM ............................................................................ 146a. Jamban Sehat ..................................................................................................... 146b. Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun ....................................................................... 148c. Sarana Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga ....................... 152d. Cara membangun jejaring layanan penyediaan sanitasi ..................................... 160e. Pendampingan dan Monitoring............................................................................ 160f. Media promosi untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan ............................ 172

E. POKOK BAHASAN 4: SIMULASI PEMICUAN STBM DI KOMUNITAS ..................... 172a. Pembentukan Kelompok dan Tim Pemicu........................................................... 172b. Penyiapan Alat dan Bahan. ................................................................................. 173c. Pembagian Peran Pada Kelompok Simulasi Pemicuan Kelompok ..................... 173

F. POKOK BAHASAN 5: PRAKTIK PEMICUAN DI LAPANGAN ................................... 174a. Praktik pemicuan di lapangan ............................................................................. 174

VIII. REFERENSI ................................................................................................................... 174IX. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 174X. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 174

a. Panduan Persiapan Lapang ................................................................................ 174b. Panduan Pembentukan Kelompok ..................................................................... 174c. Panduan Praktik Lapang Dan Simulasi Kelompok .............................................. 175d. Panduan Pemicuan Di Masyarakat ..................................................................... 176e. Panduan Kompilasi Temuan Dan Pelaporan ....................................................... 178g. Pleno Dengan Masyarakat .................................................................................. 179

Page 118: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM110

MODUL MI-4PEMICUAN STBM DI KOMUNITAS

I. DESKRIPSI SINGKATModul ini bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menerapkan pendekatan STBM ketika memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam melakukan pemicuan STBM di komunitas.

Dalam materi ini dibahas bagaimana melakukan prapemicuan, pemicuan, fasilitasi paska pemicuan, simulasi pemicuan STBM di komunitas dan mempraktikkan pemicuan di lapangan untuk pilar 1 (Stop Buang Air Besar Sembarangan/SBS).

Metode ini dapat digunakan untuk melakukan pemicuan pada pilar-pilar lainnya.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan pemicuan STBM di komunitas.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Memahami kegiatan pra pemicuan,2. Memahami pemicuan, 3. Memahami fasilitasi paska pemicuan4. Melakukan simulasi pemicuan STBM di komunitas5. Mampu mempraktikkan pemicuan di lapangan.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANA. POKOK BAHASAN 1: KEGIATAN PRA PEMICUAN

a. Observasi kebiasaan PHBS masyarakat,b. Persiapan pemicuan dan menciptakan suasana yang kondusif sebelum pemicuan.c. Persiapan teknis dan logistic.

B. POKOK BAHASAN 2: PEMICUANa. Alat-alat utama partisipasi untuk pemicuan,b. Memahami elemen pemicuan dan faktor penghambat pemicuan,c. Langkah-langkah pemicuan,d. Proses pemicuan lima pilar STBM,e. Komposisi tim pemicu.

C. POKOK BAHASAN 3: PASKA PEMICUANa. Cara membangun ulang komitmen,b. Pilihan teknologi sanitasi untuk 5 pilar STBM,c. Cara membangun jejaring layanan penyediaan sanitasi,

Page 119: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM111

d. Pendampingan dan monitoring,e. Media promosi untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan.

D. POKOK BAHASAN 4: SIMULASI PEMICUAN STBM DI KOMUNITASa. Pembentukan kelompok dan tim pemicu,b. Penyiapan alat dan bahan,c. Pembagian peran pada kelompok Simulasi Pemicuan Kelompok.

E. POKOK BAHASAN 5: PRAKTIK PEMICUAN DI LAPANGAN.

IV. BAHAN BELAJARBahan tayang (slide ppt, film), LCD, komputer/laptop, flipchart (lembar balik), spidol, metaplan, lembar diskusi kelompok, tali, kain tempel, Alat-alat dan bahan untuk pemicuan, lembar observasi, pedoman simulasi, dan panduan praktik kerja lapang.

V. METODE PEMBELAJARANCeramah tanya jawab, diskusi kelompok, simulasi, simulasi, putar film, pemilihan kelompok secara partisipatif, penugasan, dan praktik kerja lapang.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 24 jam pelajaran (T=6 jp, P=8 jp, PL=10 jp) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

A. LANGKAH 1: PENGKONDISIAN (15 MENIT)1. Energizer penyegaran dan pencairan suasana,2. Fasilitator menggali harapan peserta tentang materi dan keterampilan yang ingin dicapai

melalui sesi ini,3. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan metode yang digunakan,4. Menggali pendapat peserta tentang pemicuan STBM di komunitas, dan mendiskusikannya.

Proses pembelajaran menggunakan metode dimana semua peserta terlibat secara aktif,

B. LANGKAH 2: PENGKAJIAN POKOK BAHASAN (1050 MENIT)1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:

• Kegiatan pra pemicuan,• Pemicuan, • Kegiatan paska pemicuan,• Simulasi pemicuan STBM di komunitas,• Praktik pemicuan di lapangan.

2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan memberikan jawaban dan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta.

3. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan diskusi kelompok, simulasi, dan curah pendapat.

Page 120: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM112

4. Membagi peserta ke dalam 4 kelompok dan meminta mereka untuk simulasi terkait pemicuan STBM di masyarakat.

5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapi hasil diskusi kelompok dan simulasi yang dilakukan.

C. LANGKAH 3 : RANGKUMAN (15 MENIT)1. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran.2. Peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, dan fasilitator memfasilitasi

pemberian jawaban, baik dari fasilitator maupun dari peserta lain.3. Meminta komentar, penilaian, saran bahkan kritik dari peserta pada kertas evaluasi yang telah

disediakan. 4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memastikan tercapainya TPU dan TPK sesi.

VII. URAIAN MATERI PengantarPemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola piker, perilaku dan kebiasaan individu atas masyarakat. Di dalam modul ini, kita akan mengambil contoh pemicuan di pilar 1 yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Metode ini dapat disesuaikan untuk melakukan pemicuan di pilar-pilar lainnya.

Maksud pemicuan adalah masyarakat secara bersama-sama bisa menyadari bahaya kebiasaan buang air besar sembarangan dan merasa jijik melakukan kebiasaan BABS, meskipun mereka hanya melakukan BABS satu hari saja, dan sudah tiap hari.

Tujuannya adalah agar masyarakat mau berubah perilakunya dari buang air besar sembarangan menjadi buang air besar di jamban yang higienis dan layak.

Sering kali dalam pemicuan, masyarakat berkomentar mengenai sulitnya mengubah kebiasaan BABS karena beberapa alasan klise seperti: kita ini orang miskin dan tidak mampu untuk membangun jamban. Apakah Anda bisa membantu untuk membangun jamban? kami akan berhenti melakukan BABS secepatnya dan kami akan segera membangun lubang dll. Oleh karena itu pemicuan dilakukan bersama-sama sekelompok masyarakat agar masyarakat yang sudah terpicu dapat dengan cepat mengambil keputusan secara kolektif untuk menghentikan kebiasaan BABS.

Kegiatan pemicuan dilakukan secara bertahap, yang terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pra-pemicuan, saat pemicuan dan pasca pemicuan. Penjelasan lebih detail akan dijabarkan pada pokok bahasan berikut.

Page 121: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM113

A. POKOK BAHASAN 1: KEGIATAN PRA PEMICUAN

a. Observasi PHBS Masyarakat Sebelum melakukan pemicuan di masyarakat, peserta hendaklah sudah memiliki informasi dan data-data dasar terkait perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Untuk itu peserta pelatihan sebaiknya sudah melakukan observasi (peninjauan) maupun diskusi dengan masyarakat di lokasi pemicuan untuk mendapatkan informasi. Beberapa informasi yang perlu dicari adalah:• Jumlah KK / kependudukan dibedakan atas kaya, sedang, miskin.• Pendidikan dan pekerjaan masyarakat setempat.• Kondisi geografis. • Kepemilikan jamban: cemplung terbuka, cemplung tertutup, leher angsa.• Ada tidaknya aliran sungai, kolam, rawa.• Tradisi/budaya : karakter, tokoh masyarakat.• Sarana dan prasarana yang ada di masyarkat seperti sekolah, madrasah, masjid, gereja dll.• Ada tidaknya program sanitasi 3 tahun terakhir (proyek/pemberian subsidi jamban).

b. Persiapan Pemicuan dan Menciptakan Suasana yang Kondusif Sebelum PemicuanPersiapan pemicuan dan menciptakan suasana yang kondusif sebelum pemicuan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pemicuan. Persiapan ini dilakukan dengan kunjungan kepada pemerintah setempat yang akan digunakan sebagai lokasi pemicuan dan dijelaskan secara rinci kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pemicuan STBM termasuk proses pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan di lapangan.

Kordinasi yang perlu dilakukan dengan pemerintah setempat lokasi pemicuan:• Penting dan perlunya kegiatan pemicuan STBM ini dilakukan berdasarkan hasil data dan fakta

observasi PHBS yang dilakukan sebelumnya.• Pemilihan prioritas lokasi pemicuan berdasarkan data dan masukan dari pemerintah setempat.• Dukungan dari tokoh-tokoh utama yang ada di masyarakat, misalkan tokoh agama dan tokoh

adat.• Penyusunan rencana jadwal dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Komponen yang perlu diketahui oleh pemerintah setempat antara lain:• Tanggal kunjungan lapangan dan jumlah peserta.• Kegiatan di lapangan yang meliputi pemberdayaan masyarakat melalui perubahan perilaku

secara kolektif, keluaran yang diharapkan setelah praktik, produk yang akan diserah kepada pemerintah daerah untuk ditindak lanjuti.

• Peran dan tanggung jawab pemerintah daerah pada waktu kegiatan dan tindak lanjutnya.• Logistik yang disediakan.

c. Persiapan Teknis dan LogistikSebelum kita melakukan kegiatan pemicuan STBM di komunitas/masyarakat kita memerlukan beberapa peralatan dan logistik yang akan digunakan untuk mendukung proses partisipatif

Page 122: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM114

masyarakat. Persiapan teknis dan logistik ini menjadi bagian penting yang akan mendukung proses analisa partisipatif yang membantu masyarakat untuk mengenal kondisi wilayahnya beserta dengan permasalahan dan potensi yang ada sehingga diharapkan bisa membantu masyarakat untuk menemukan solusi secara kolektif dari mereka sendiri.

Persiapan teknis dan logistik ini rinciannya tergantung dari lokasi dan rencana proses pemicuan yang dilakukan oleh tim fasilitator sehingga tidak ada standar baku yang harus disiapkan, misalnya bagaimana teknis pemberangkatan tim pemicu, teknis masuk sebelum pemicuannya dan proses pemicuannya. Bisa jadi proses pemicuan dilakukan pada saat ada kegiatan posyandu, PKK, temu warga dll.

Dalam pemicuan di masyarakat langkah-langkah pemicuan sebenarnya tidak dibakukan, namun pemetaan sosial mesti dilakukan pertama sekali. Lokasi pemetaan sosial sebaiknya dilakukan di lahan (halaman) terbuka. Hasilnya kemudian harus dipindahkan ke kertas plano.

Pemicuan bisa dilakukan di ruang terbuka maupun tertutup, asal bisa mengoptimalkan rasa jijik, takut penyakit, berdosa, dll., yang bisa memicu masyarakat untuk berubah. Beberapa kegiatan bisa dilakukan pada proses pemicuan. Untuk pemicuan pilar 1 STBM, Stop Buang Air Besar Sembarangan, tim pemicu bisa mengajak masyarakat melakukan kegiatan mencari tinja, menghitung tinja, dan demonstrasi air yang terkena tinja. Untuk pilar 2 STBM, Cuci Tangan Pakai Sabun, tim pemicu bisa mengajak masyarakat bermain alur penularan penyakit (diagram F) dan simulasi cuci tangan pakai sabun. Tim pemicu bisa menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan pemicuan yang akan dilakukan, baik untuk pilar 1,2,3,4, ataupun 5.

Sebelum melakukan pemicuan, tim pemicu perlu mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, seperti tepung, dedak, botol air mineral, puzzle simulasi diagram F, sabun, ember, kertas metaplan, spidol, kertas potong, lem, dll.

Peserta perlu mendiskusikan lebih detail dengan anggota kelompok mengenai alat yang diperlukan sesuai dengan kondisi dan rencana proses melakukan pemicuan di masyarakat.

B. POKOK BAHASAN 2: PEMICUANa. Alat-Alat Utama Partisipasi Untuk PemicuanDasar utama pemicuan adalah bagaimana masyarakat memahami alur penularan penyakit yang disebabkan kondisi lingkungan yang tidak sehat, sehingga masyarakat menjadi tahu dengan sendirinya, terkait perilaku dan kondisi lingkungannya selama ini. Dengan mengetahui kondisi tersebut, masyarakat diharapkan mempunyai komitmen secara kolektif untuk berubah perilakunya dan mempunyai kemauan untuk membangun akses sanitasi secara mandiri dan bersama-sama.

Alat-alat utama partisipasi untuk pemicuan digunakan sebagai sarana untuk memfasilitasi masyarakat dalam menganalisa kondisinya. Ada beberapa alat yang diperlukan, seperti:

Pemetaan, yang bertujuan untuk mengetahui/melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring (paska pemicuan, setelah ada mobilisasi masyarakat),

Page 123: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM115

Transect Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui lokasi yang paling sering dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke lokasi BAB sembarangan dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik. Lebih jauh, diharapkan orang yang biasa BAB di tempat tersebut akan terpicu rasa malunya,

Alur Kontaminasi (Oral Fecal); mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

Gambar 6 : Alur Penularan Penyakit (Diagram F)

Gambar 6: Alur Penularan Penyakit (Diagram F)

Penjelasan Tanda: Alur Penularan Penyakit--- (garis merah): penghambat

Laporan WHO tahun 2009 menyebutkan bahwa sekitar 1,1 juta anak usia di bawah lima tahun meninggal karena diare. Sementara UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal karena diare. Kematian diare pada balita di negara-negara berkembang mencapai 1,5 juta jiwa. Data di Indonesia menunjukkan diare adalah pembunuh balita kedua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Di Indonesia setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare.Penyebab utama diare adalah bakteri Eschericia coli selanjutnya disingkat menjadi E.coli. E. coli adalah tipe bakteri fecal coliform yang biasanya terdapat pada alat pencernaan binatang dan manusia. Adanya E.coli di dalam air adalah indikasi kuat adanya kontaminasi adanya kotoran manusia dan hewan.

Page 124: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM116

Diagram penyebaran kuman diare biasa di sebut Diagram F. Diagram ini pertama ditemukan oleh E.G. Wagner dan J.N. Lanoix pada tahun 1958. Diagram F menggambarkan bagaimana bakteri E.coli yang ada di dalam kotoran manusia dan hewan bisa masuk ke perut melalui beberapa cara, antara lain melalui tangan (fingers), air (fluid), dan lalat (flies).

Lalat sering hinggap di kotoran manusia dan hewan. Pada saat hinggap di makanan, lalat menempelkan kotoran manusia dan hewan ke makanan dan minuman yang tidak ditutup dengan baik, yang bisa menyebabkan diare. Makanan dan minuman yang tidak ditutup rapat, juga bisa terkena udara yang mengandung kuman penyakin dan bisa menyebabkan diare.

Kotoran manusia yang berserakan ataupun tidak dibuang ke saluran yang benar, dapat mencemari air. Jika langsung diminum, air tersebut bisa berbahaya.

Sehabis buang air besar/ buang air kecil, tangan kita juga bisa mengandung kuman penyakit diare, yang bisa masuk ke tubuh kita jika kita tidak membersihkan tangan. Perilaku buang air besar sembarangan merupakan perilaku yang dapat membantu penyebaran bakteri E. Coli. Saat turun hujan, E. Coli dapat terbawa ke sumber-sumber air misalnya ke sungai, danau, dan air bawah tanah. Jika sumber-sumber air ini tidak diolah dengan baik, maka E. Coli akan masuk ke dalam makanan dan minuman kita. Kuman penyakit yang terdapat dalam tinja, tidak sengaja masuk ke dalam mulut.

Bagaimana kita bisa mencegah penyakit diare tersebut?

1. Pembuatan jamban sehat, sehingga lalat tidak dapat menyentuh kotoran manusia.2. Pengelolaan air minum mulai dari sumber sampai siap untuk diminum.3. Mengolah makanan dengan benar serta menutup makanan. 4. Mencuci tangan menggunakan sabun pada waktu-waktu penting.

Simulasi air yang telah terkontaminasi; mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

Diskusi Kelompok (FGD); bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya meliputi:1. FGD untuk menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang BAB di sembarang

tempat selama 1 hari, 1 bulan, dan dalam 1 tahunnya.2. FGD tentang privacy, agama, kemiskinan, dan lain-lain

Adapun alat yang digunakan dalam proses monitoring, diantaranya:Pemetaan dan skoring pemetaan, untuk melihat akses masyarakat terhadap tempat-tempat

BAB (dengan cara membandingkan antara akses sebelum pemicuan dan akses yang terlihat paska pemicuan dan tindak lanjut masyarakat).

Page 125: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM117

Rating Scale atau Convinient, yang bertujuan untuk: melihat dan mengetahui apa yang dirasakan masyarakat (bandingkan antara yang

dirasakan dulu ketika BAB di sembarang tempat dengan yang dirasakan sekarang ketika sudah BAB di tempat yang tetap dan tertutup).

mengetahui apa yang masyarakat rasakan dengan sarana sanitasi yang dipunyai sekarang, dan hal lain yang ingin mereka lakukan Hal ini berkaitan dengan tangga sanitasi di masyarakat.

Langkah kerja dari masing-masing alat tersebut dapat dilihat (untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lapangan) dalam lampiran “PANDUAN FASILITASI DI TINGKAT KOMUNITAS”

b. Elemen Pemicuan dan Faktor Penghambat Pemicuan.Dalam pemicuan di masyarakat terdapat beberapa faktor yang harus dipicu sehingga target utama yang diharapkan dari pendekatan STBM, salah satunya, yaitu: merubah perilaku sanitasi dari masyarakat yang masih melakukan kebiasaan BAB di sembarang tempat dapat tercapai.

Secara umum faktor-faktor yang harus dipicu untuk menumbuhkan perubahan perilaku sanitasi dalam suatu komunitas, diantaranya:o Perasaan jijik,o Perasaan malu dan kaitannya dengan privacy seseorang,o Perasaan takut sakit,o Perasaan takut berdosa,o Perasaan tidak mampu dan kaitannya dengan kemiskinan.

Berikut ini adalah elemen-elemen yang harus dipicu, dan alat – alat PRA yang digunakan untuk pemicuan faktor-faktor tersebut.

Hal – hal yang harus dipicu Alat yang digunakan

Rasa jijik • Transect walk• Demo air yang mengandung tinja, untuk digunakan cuci muka,

kumur-kumur, sikat gigi, cuci piring, cuci pakaian, cuci makanan / beras, wudlu, dll

Rasa malu • Transect walk (mengelaborasi pelaku BAB sembarangan)• FGD (terutama untuk perempuan)

Takut sakit FGD:• Perhitungan jumlah tinja• Pemetaan rumah warga yang terkena diare dengan didukung data

puskesmas• Alur kontaminasi

Aspek agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agama yang relevan dengan perilaku manusia yang dilarang karena merugikan manusia itu sendiri.

Page 126: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM118

Privacy FGD (terutama dengan perempuan)

Kemiskinan Membandingkan kondisi di desa/dusun yang bersangkutan dengan masyarakat “termiskin” seperti di Bangladesh atau India.

Tabel 7: Elemen Pemicuan

Dalam memicu elemen-elemen di atas, dalam suatu komunitas biasanya ada juga faktor-faktor penghambat pemicuan. Salah satunya adalah bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan subsidi, sementara dalam pendekatan STBM tidak ada unsur subsidi sama sekali. Berikut adalah beberapa hal yang biasanya menjadi penghambat pemicuan di masyarakat, dengan alternatif solusi untuk mengurangi atau mengatasi faktor penghambat tersebut.

Hal-hal yang Menjadi Penghambat Pemicuan di Masyarakat Solusi

Kebiasaan dengan subsidi / bantuan Jelaskan dari awal bahwa kita tidak punya apa-apa, kita tidak membawa bantuan

Faktor gengsi; malu untuk membangun jamban yang sangat sederhana (ingin jamban permanen)

Gali model-model jamban menurut masyarakat dan jangan memberikan 1 pilihan model jamban

Tidak ada tokoh panutan Munculkan natural leader, jangan mengajari dan biarkan masyarakat mengerjakannya sendiri.

Tabel 8: Faktor Penghambat Pemicuan

c. Langkah-langkah pemicuan1. Perkenalan dan penyampaian tujuan

Perkenalkan terlebih dahulu anggota tim fasilitator dan sampaikan tujuan bahwa tim ingin “melihat” kondisi sanitasi dari kampung tersebut. Jelaskan dari awal bahwa kedatangan tim bukan untuk memberikan penyuluhan apalagi memberikan bantuan. Tim hanya ingin melihat dan mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat, bagaimana masyarakat mendapat air bersih, bagaimana masyarakat melakukan kebiasaan buang air besar, dan lain-lain. Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka mau menerima tim dengan maksud dan tujuan yang telah disampaikan

2. Bina suasana

Untuk menghilangkan “jarak” antara fasilitator dan masyarakat sehingga proses fasilitasi berjalan lancar, sebaiknya lakukan pencairan suasana. Pada saat itu temukan istilah setempat untuk “tinja” (misalnya tai, dll) dan BAB (ngising, naeng, dll)

3. Analisa partisipatif dan pemicuan

Memulai proses pemicuan di masyarakat, yang diawali dengan analisa partisipatif misalnya melalui pembuatan peta desa/dusun/kampung yang akan menggambarkan wilayah BAB masyarakatnya.

Page 127: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM119

PemetaanTujuan: Mengetahui/ melihat peta wilayah BAB masyarakat, Sebagai alat monitoring (pasca pemicuan, setelah ada mobilisasi masyarakat).

Alat yang diperlukan: Tanah lapang atau halaman, Bubuk putih untuk membuat batas desa, Potongan-potongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk, Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran, Spidol, Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasi, Bahan tersebut bisa digantikan dengan bahan lokal seperti daun, batu, ranting, kayu.

Proses: Ajak masyarakat untuk membuat outline desa/ dusun/ kampong, seperti batas desa/

dusun/kampong, jalan, sungai, dll. Siapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat untuk mengambilnya,

menuliskan nama kepala keluarga masing-masing dan menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas rumah masing-masing.

Minta mereka untuk menyebutkan tempat BAB di luar rumahnya, baik itu di tempat terbuka maupun “numpang di tetangga”, tunjukkan tempatnya dan tandai dengan bubuk kuning. Beri tanda (garis akses) dari masing-masing KK ke tempat BABnya.

Tanyakan pula dimana tempat melakukan BAB dalam kondisi darurat seperti malam hari, saat hujan atau saat terserang penyakit perut.

Pendalaman/Analisa Partisipatif dari Kegiatan PemetaanTanyakan berapa kira-kira jumlah “tinja” yang dihasilkan oleh setiap orang setiap

harinya. Sepakati jumlah rata-ratanya. Minta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga di atas kertas yang berisi

nama KK dan berapa jumlah total “tinja” yang dihasilkan oleh 1 keluarga/rumah setiap harinya.

Ajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang masih BAB di sembarang tempat) yang paling banyak menghasilkan tinja. (Beri tepuk tangan).

Pada penduduk yang BAB di sungai, tanyakan ke mana arah aliran airnya. Pada penduduk yang berada di daerah hilir, tanyakan dimana mereka mandi. Picu

masyarakat bahwa bapak/ibu telah mandi dengan air yang ada tinjanya. Ajak masyarakat menghitung jumlah “tinja” dari masyarakat yang masih BAB di

sembarang tempat per hari, dan kemudian per bulan. Berapa banyak “tinja” yang ada di desa/ dusun tersebut dalam 1 tahun? Berapa lama kebiasaan BAB sembarangan tempat berlangsung?

Page 128: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM120

Tanyakan kemana kira-kira “perginya” tinja-tinja tersebut. Di akhir kegiatan, tanyakan: kira-kira kemana besok mereka akan BAB? Apakah

mereka akan melakukan hal yang sama?

Catatan: Untuk kepentingan masyarakat dalam memonitor kondisi wilayahnya sendiri, peta di

atas lahan “harus” disalin ke dalam kertas flipchart, Jika tempat tidak memungkinkan, pemetaan bisa dilakukan dengan menggunakan

kertas yang cukup besar.

Transect Walk

TujuanMelihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan tempat BAB, dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa BAB di tempat tersebut, diharapkan akan terpicu rasa malunya.

Proses :Ajak masyarakat untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang sering dijadikan tempat

BAB (didasarkan pada hasil pemetaan), Lakukan analisa partisipatf di tempat tersebut, Tanya siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut atau siapa yang hari ini telah BAB

di tempat tersebut.Jika diantara masyarakat ada yang ikut transect walk ada yang biasa melakukan BAB

di tempat tersebut, tanyakan: o Bagaimana perasaannya, o Berapa lama kebiasaan itu berlangsung, o Apakah besok akan melakukan hal yang sama?

Jika diatara masyarakat yang ikut transect tidak ada satupun yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut, tanyakan pula bagaimana perasaannya melihat wilayah tersebut. Tanyakan hal yang sama pada warga yang rumahnya berdekatan dengan tempat yang sering dipakai BAB tersebut.

Jika ada anak kecil yang ikut dalam transect atau berada tidak jauh dengan tempat BAB itu, tanyakan apakah mereka senang dengan keadaan itu? Jika anak-anak kecil menyatakan tidak suka, ajak anak-anak itu untuk menghentikan kebiasaan itu, yang bisa dituangkan dalam nyanyian, slogan, puisi, dan bentuk-bentuk kesenian (lokal) lainnya.

Catatan: Jika masyarakat sudah terpicu tetapi belum total (yang mau berubah baru sebagian), natural leader dan anggota masyarakat lainnya dapat melakukan kembali transect walk dengan membawa “peta”. Transect walk ini dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah

Page 129: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM121

dan menanyakan kepada mereka kapan mereka mau berubah seperti masyarakat lainnya yang sudah mulai berubah? Minta waktu yang detil, misalnya tanggal berapa. Tandai rumah masing-masing dengan tanggal sesuai kesiapan mereka.

Alur Kontaminasi (Oral Fecal)

TujuanMengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

Alat yang digunakan: Gambar tinja dan gambar mulut, Potongan-potongan kertas, Spidol.

ProsesTanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja bisa masuk ke dalam

mulut?Tanyakan bagaimana tinja bisa “dimakan oleh kita”? melalui apa saja? Minta masyarakat

untuk menggambarkan atau menuliskan hal-hal yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut.

Analisa hasilnya bersama-sama dengan masyarakat dan kembangkan diskusi (misalnya FGD untuk memicu rasa takut sakit).

Simulasi Air yang Telah TerkontaminasiSimulasi dengan menggunakan air ini dapat dilakukan pada saat transect, saat pemertaan atau pada saat diskusi kelompok lainnya/

TujuanMengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air yang biasa mereka gunakan sehari-hari.

Alat yang digunakanEmber yang diisi air (air mentah/sungai atau air masak/minum), Polutan air (tinja).

ProsesDengan disaksikan oleh seluruh peserta, ambil 1 ember air sungai dan minta salah

seorang untuk menggunakan air tersebut untuk cuci muka, kumur-kumur, cuci pakaian dan lain-lain yang biasa dilakukan warga disungai,

Bubuhkan sedikit tinja ke dalam ember yang sama, dan minta salah seorang peserta untuk melakukan hal yang dilakukan sebelumnya.

Tunggu reaksinya. Jika ia menolak melakukannya, tanyakan apa alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masyarakat yang sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu? Apa yang akan dilakukan masyarakat di kemudian hari?

Page 130: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM122

Peragaam ini bisa ditambhakan dengan hal-hal lain seperti mencampur sedikit kotoran ke dalam gelas dan minta mereka untuk meminumnya, meminta masyarakat untuk mencuci beras, sikat gigi atau berwudlu dengan air sungai yang telah dicampur dengan kotoran, dll. Bila peragaan ini dilakukan pada saat transect ke wilayah sungai, untuk menunjukkan bahwa air telah terkontaminasi tidak perlu memasukkan kotoran ke dalam air dalam ember, melainkan bisa langsung mengambil air yang di sekitar air tersebut terdapat tinja.

Kegiatan-kegiatan pemicuan tersebut dilakukan dengan cara simulasi dan dilanjutkan dengan:

Diskusi Kelompok (FGD) TujuanBersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan.

Banyak hal yang harus dipicu yang dapat dilakukan melalui diskusi dengan masyarakat, diantaranya:

FGD untuk memicu rasa “malu” dan hal-hal yang bersifat “pibadi”Tanyakan seberapa banyak perempuan yang biasa melakukan BAB di tempat terbuka

dan alasan mengapa mereka melakukannya Bagaimana perasaan kaum perempuan ketika BAB di tempat terbuka yang tidak

terlindung dan kegiatan uang dilakukan dapat dilihat oleh setiap orang? Bagaimana perasaan laki-laki ketika istrinya, anaknya atau ibunya melakukan BAB di

tempat terbuka dan dapat dilihat oleh siapapun juga yang kebetulan melihatnya secara sengaja atau tidak sengaja?

Apa yang dilakukan perempuan ketika harus BAB (di tempat terbuka) padahal ia sedang mendapatkan rutinitas bulanan. Apa yang dirasakan?

Apa yang akan dilakukan besok hari? Apakah tetap akan melakukan kebiasaan yang sama?

CatatanDalam kebiasaan BAB di sembarang tempat, perempuan adalah pihak yang paling terbebani (kehilangan privacy0, jadi perempuan termasuk kelompok yang paling kompeten untuk dipicu.

FGD untuk memicu rasa “jijik” dan “takut sakit” Ajak masyarakat untuk menghitung kembali jumlah “tinja di kampungnya”, dan kemana

perginya sejumlah tinja tersebut, Jika dalam diagram alur terdapat pendapat masyarakat bahwa lalat adalah salah satu

media penghantar kotoran ke mulut, lakukan probing tentang lalat. Misalnya: jumlah dan anatomi kaki lalat, bagaimana lalat hinggap di kotoran dan terbang kemana saja

Page 131: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM123

dengan membawa kotoran di kaki-kakinya, bagaimana memastikan bahwa rumah-rumah dan makanan-makan di dalam kampong itu dijamin bebas dari lalat, dsb.

Ajak untuk melihat kembali peta, dan kemudian tanyakan rumah mana saja yang pernah terkena diare (2-3 tahun yang lalu), berapa biaya yang dikeluarkan untuk berobat, adakah anggota keluarga (terutama anak kecil) yang meninggal karena diare, bagaimana perasaan bapak/ibu atau anggota keluarga lainnya.

Apa yang dilakukan kemudian?

FGD untuk memicu hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan (Contohnya dalam komunitas yang beragama Islam)

Bisa dengan mengutip hadist atau pendapat para alim ulama yang relevan dengan larangan atau dampak buruk dari melakukan BAB sembarangan, seperti yang dilakukan oleh salah seorang fasilitator di Sumbawa, yang intinya kurang lebih: “bahwa ada 3 kelompok yang karena perbuatannya termasuk orang-orang yang terkutuk, yaitu orang yang biasa membuang air (besar) di air yang mengalir (sungai/kolam), di jalan dan di bawah pohon (tempat berteduh)”,

Bisa dengan mengajak untuk mengingat hokum berwudlu, yaitu untuk menghilangkan “najis”. Tanyakan air apa yang selama ini digunakan masyarakat untuk wudlu? Apakah benar-benar bebas dari najis?

Apa yang akan dilakukan kemudian?

FGD Menyangkut KemiskinanFGD ini biasanya berlangsung ketika masyarakt sudah terpicu dan ingin berubah, namun terhambat dengan tidak adana uang untuk membangun jamban.

Apabila masyarakat mengatakan bahwa membangun jamban itu perlu dana besar, fasilitator bisa menanyakan apakah benar jamban itu mahal? Bagaimana dengan bentuk ini (berikan alternatif yang paling sederhana).

Apabila masyarakat tetap beralasan mereka cukup miskin untuk bisa membangun jamban (meskipun dengan bentuk yang paling sederhana), fasilitator bisa mengambil perbandingan dengan masyarakat yang “jauh lebih miskin” daripada masyarakat Indonesia, misalnya Bangladesh. Bagaimana masyarakat miskin di Bangladesh berupaya untuk merubah kebiasaan BAB di sembarang tempat.

Apabila masyarakat masih mengharapkan bantuan, tanyakan kepada mereka: tanggung jawab siapa masalah BAB ini? Apakah untuk BAB saja kita harus menunggu diurus oleh pemerintah dan pihak luar lainnya?

CATATAN PENTING SAAT PEMICUANDi setiap akhir fasilitasi (FGD) tanyakan kepada mereka

“Bagaimana perasaan Ibu/Bapak terhadap kondisi ini?” “Apakah Bapak/Ibu ingin terus berapa dalam kondisi seperti ini?”

Page 132: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM124

Fasilitator menyampaikan kesimpulan atas analisa yang telah dilakukan oleh masyarakat. Jika masyarakat masih senang dengan kondisi sanitasi mereka, artinya tidak mau berubah dengan berbagai macam alasan, fasilitator bisa menyampaikan:

Terima kasih telah memberikan kesempatan melakukan analisa tentang sanitasi di desa bapak/ibu, silahkan bapak/ibu meneruskan kebiasaan ini, dan ibu/bapak adalah satu-satunya kelompok masyarakat yang masih senang untuk membiarkan masyarakatnya saling mengkonsumsi kotoran.

Dengan senang hati kami akan menyampaikan hasil analisa Bapak/Ibu ini kepada bapak Camat/Bupati, dst. Bahwa di wilayah kerja mereka masih terdapat masyarakat yang mau bertahan dengan kondisi seperti ini.

4. Tindak lanjut oleh masyarakat

Jika masyarakat sudah terpicu dan kelihatan ingin berubah, maka saat itu juga susun rencana tindak lanjut oleh masyarakat. Semangati masyarakat bahwa mereka dapat 100% terbebas dari kebiasaan BAB di sembarang tempat.

5. Monitoring

Lebih kepada “memberikan energi” bagi masyarakat yang sedang dalam masa perubahan di bidang sanitasinya.

Page 133: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM125

d. Proses Pemicuan Lima Pilar STBM Pemicuan bisa dilakukan untuk semua pilar STBM. Proses pemicuan akan dijelaskan pada tabel di bawah ini.

ALA

T/EL

EMEN

STO

P B

AB

SC

TPS

PAM

-RT

SAM

PAH

LIM

BA

H

Pem

etaa

n++

++++

Tran

sect

Wal

k++

++++

Ora

l fec

al (

diag

ram

F)

++++

++++

++

Hitu

ng v

olum

e Ti

nja

++--

----

--

Hitu

ng v

olum

e sa

mpa

h--

----

++--

Hitu

ng V

olum

e Li

mba

h--

----

--++

Focu

s G

roup

Dis

cutio

n++

++++

++++

Sim

ulas

i/dem

o a

ir +

tinja

++--

----

--

Sim

ulas

i /cu

ci ta

ngan

++

Sim

ulas

i

ELEM

EN P

EMIC

UAN

Ras

a Ji

jik, R

asa

Mal

u, T

akut

Dos

a/ra

sa b

ersa

lah/

taku

t m

asuk

ner

aka,

Tak

ut

saki

t, H

arga

diri

, Pr

ivas

i, R

asa

aman

, R

asa

geng

si, F

akto

r ek

onom

i, R

asa

taku

t/m

istis

, Per

umpa

maa

n sp

t hew

an (k

ucin

g,

anjin

g, b

abi d

ll)

Taku

t Sak

it, J

ijik,

Agam

a, G

aya

hidu

p,

Ras

a m

alu.

Taku

t sak

it, J

ijik,

Gen

gsi,

Ekon

omis

, H

emat

, Dos

a te

rhad

ap k

elua

rga,

Air

Hid

up

Taku

t sak

it, J

ijik,

Naj

is,B

au, B

anjir

, Ke

cela

kaan

, Pe

ncem

aran

, Per

da

Nila

i eko

nom

iKe

inda

han

Taku

t sak

it, J

ijik,

Koto

r, N

ajis

, Bau

, Ag

ama,

Dos

a,To

koh

mas

yara

kat/

kete

lada

nan

Pece

mar

an

lingk

unga

n, k

umuh

, ny

aman

, Per

selis

ihan

.

Has

il ya

ng d

ihar

apka

nO

DF

= 10

0 %

m

asya

raka

t aks

es

ke w

c

100

% m

asya

raka

t C

TPS,

den

gan

bena

r da

n pa

da s

aat y

ang

tepa

t

100

% m

asya

raka

t m

enge

lola

air

(...)

dan

mel

akuk

an 5

ku

nci k

eam

anan

pa

ngan

100

% m

asya

raka

t m

enge

lola

sam

pah

ditin

gkat

kel

uarg

a/

lingk

unga

nKa

was

an B

ebas

Sa

mpa

h.

100

% K

K m

enge

lola

lim

bah

seca

ra a

man

.Ad

a re

sapa

n at

au

dial

irkan

.

FECAL ORAL YANG DIGUNAKAN SATU UNTUK SEMUA PADA TAHAP AWAL KEMUDIAN UNTUK SELANJUTNYA PENEKANAN PADA BLOKING YANG DIKEHENDAKI.

Page 134: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM126

LEM

BA

R P

RO

SES

UN

TUK

FA

SILI

TATO

R S

TBM

PIL

AR

1 (S

TOP

BA

BS)

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

dan

pe

nyam

paia

n tu

juan

.

Agar

mas

yara

kat d

enga

n fa

silit

ator

sal

ing

men

gena

l,

Agar

mas

yara

kat m

enge

tahu

i mak

sud

keda

tang

an fa

silit

ator

.

Agar

mas

yara

kat m

enge

tahu

i bah

wa

fasi

litat

or

tidak

mem

baw

a ba

ntua

n ap

apun

.

1.

Fasi

litat

or m

enya

mpa

ikan

mak

sud

dan

tuju

an.

2.

Fasi

lato

r mel

akuk

an b

ina

suas

ana/

ice

brea

king

yan

g se

suai

den

gan

situ

asi k

ondi

si.

15 m

enit

-

2.Pe

ncai

ran

suas

ana

Agar

mas

yara

kat m

eras

a se

nang

men

giku

ti ac

ara

perte

mua

n

Agar

mas

yara

kat t

idak

mer

asa

rend

ah d

iri

terh

adap

fasi

litat

or

Agar

tida

k ad

a ke

kaku

an s

uasa

na a

cara

pe

rtem

uan

1.

Ajak

mas

yara

kat m

elak

ukan

per

ma-

inan

/gam

e ya

ng

men

imbu

lkan

rasa

lucu

dan

mem

buat

gem

bira

.2.

At

au a

jak

mas

yara

kat b

erny

anyi

ata

u m

embu

at jo

ke/

lelu

con.

15 m

enit

Sesu

ai

kebu

tuha

n

3.K

esep

akat

an

istil

ah ti

nja,

B

AB

& J

amba

n

Agar

ada

kes

epak

atn

istil

ah ti

nja,

BAB

& J

amba

n an

tara

mas

yara

kat d

enga

n fa

silit

ator

.

Agar

istil

ah ti

nja,

BAB

& J

amba

n ya

ng d

igun

akan

be

tul-b

etul

istil

ah s

ehar

i-har

i dan

cen

deru

ng

baha

sa k

asar

seh

ingg

a ef

ektif

dip

akai

seb

agai

ba

hasa

pem

icu.

1.

Tany

akan

keb

iasa

an m

asya

raka

t set

iap

bang

un p

agi.

2.

Gal

i int

ilah

tinja

, BAB

& ja

mba

n ya

ng d

ipak

ai s

ehar

i-ha

ri m

asya

raka

t set

empa

t.3.

Se

paka

ti is

tilah

istil

ah te

rseb

ut y

ang

akan

dip

akai

se

lam

a pe

rtem

uan

berla

ngsu

ng.

1.

Min

ta b

eber

apa

suka

rela

wan

unt

uk m

eng-

gam

bark

an

bata

s de

sa/d

usun

/RW

.2.

M

inta

suk

arel

awan

men

ggam

bark

an te

mpa

t-tem

pat

yang

mun

gkin

dip

akai

seb

agai

BAB

S.3.

M

inta

suk

arel

awan

men

anda

i pos

isi m

elak

ukan

pe

rtem

uan.

4.

Min

ta k

epad

a se

mua

pes

erta

/mas

ya-ra

kat y

ang

hadi

r m

enan

dai r

umah

-nya

mas

ing-

mas

ing

deng

an b

enda

se

suai

kes

epak

atan

.

10 m

enit

-

4.Pe

met

aan

Dig

unak

an u

ntuk

ala

t P.R

.A.

Dig

unak

an u

ntuk

men

geta

hui t

empa

t-tem

pat

mas

yara

kat b

iasa

BAB

S.

Dig

unak

an s

ebag

ai a

lat b

antu

pem

icua

n

Dig

unak

an s

ebag

ai a

lat m

onito

ring

25 m

enit

Baha

n se

tem

pat

5.Pe

mic

uan

deng

an F

GD

:

a.El

emen

Ras

a M

alu

Men

imbu

lkan

rasa

mal

u m

elak

ukan

BAB

S.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n S

top

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Buat

pos

isi m

asya

raka

t mel

ingk

ar s

atu

lapi

s.

Tany

a ke

pada

pes

erta

per

tem

uan

: sia

pa y

ang

pagi

in

i tad

i BAB

di s

unga

i/saw

ah/k

ebun

dll

? (J

anga

n se

but :

tida

k di

jam

ban

). M

inta

unt

uk tu

njuk

tang

an.

15 m

enit

-

Page 135: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM127

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

Yang

tunj

uk ta

ngan

pis

ahka

n/m

inta

maj

u sa

tu

lang

kah

dari

lingk

aran

(dip

isah

kan

dari

lingk

aran

di

hara

pkan

sud

ah m

uncu

l ras

a m

alu)

Gal

i Ras

a M

alu

mer

eka

deng

an p

er-ta

nyaa

n-pe

rtany

aan

yang

ada

kai

tann

ya d

enga

n ra

sa m

alu.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n m

alu,

tany

akan

: Ap

akah

m

au s

eper

ti in

i ter

us ?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an

rew

ard/

pujia

n.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t ya

ng te

rpic

u.

b.El

emen

Ras

a Jij

ik

Men

imbu

lkan

rasa

jijik

terh

adap

tinj

a ya

ng d

ibua

ng

sem

bara

ngan

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

rasa

m

alu,

lanj

utka

n de

ngan

ele

men

rasa

jijik

.

Tany

akan

ber

apa

angg

ota

kelu

arga

dan

ber

apa

kali

setia

p ha

ri BA

B.

Min

ta m

erek

a m

embu

at tu

mpu

kan

baha

n m

enye

rupa

i tin

ja (y

ang

suda

h di

siap

kan)

sej

umla

h an

ggot

a ke

luar

gany

a.

Min

ta m

erek

a un

tuk

mel

ihat

vis

ualis

asi t

umpu

kan

tinja

dan

tany

akan

per

asaa

n m

erek

a

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n jiji

k, ta

nyak

an :

Apak

ah

mau

sep

erti

ini t

erus

?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an

rew

ard/

pujia

n.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t ya

ng te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, k

ita a

jak

men

ghitu

ng ju

mla

h tin

ja y

ang

diha

silk

an p

erha

ri/bu

lan

dan

tahu

n.

15 m

enit

Visu

alis

asi

tinja

c.El

emen

Ras

a Ta

kut S

akit

Men

imbu

lkan

rasa

taku

t sak

it ka

rena

tahu

bah

wa

tinja

yan

g di

buan

g se

mba

rang

an b

isa

term

akan

da

n m

enga

kiba

tkan

sak

it.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

rasa

m

alu

dan

jijik

lanj

utka

n de

ngan

ele

men

rasa

taku

t sa

kit.

Sim

ulas

ikan

air

min

um y

ang

terc

emar

tinj

a at

au g

ali

peng

etah

uan

mas

yara

kat b

agai

man

a tin

ja s

eseo

rang

bi

sa m

asuk

kem

ulut

.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a se

tela

h m

elih

at

pera

gaan

tinj

a bi

sa m

asuk

mul

ut.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n jiji

k at

au ta

kut s

akit

ta

nyak

an :

Apak

ah m

au s

eper

ti in

i ter

us ?

15 m

enit

Dia

gram

F,

Met

a pl

an &

ala

t tu

lis,

Flip

Cha

rt

Page 136: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM128

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an

rew

ard/

pujia

n.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t ya

ng te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, g

unak

an e

lem

en s

elan

jutn

ya.

d.El

emen

Ras

a Ta

kut D

osa

Men

imbu

lkan

rasa

taku

t dos

a ka

rena

tahu

bah

wa

tinja

yan

g di

buan

g se

m-b

aran

gan

bisa

mem

buat

na

jis a

lat i

bada

h at

au o

rang

lain

yan

g m

au

berib

adah

.

Men

imbu

lkan

rasa

taku

t dos

a ka

rena

tahu

bah

wa

tinja

yan

g di

buan

g se

m-b

aran

gan

bisa

mem

buat

or

ang

lain

jatu

h sa

kit.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

rasa

m

alu,

jijik

dan

ras

a ta

kut s

akit

lanj

utka

n de

ngan

el

emen

rasa

taku

t dos

a.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a tin

ja m

erek

a b

isa

mas

uk m

ulut

ora

ng la

in d

an

men

imbu

lkan

sak

it at

au

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a tin

ja

mer

eka

bis

a m

embu

at ib

adah

ora

ng la

in ti

dak

dite

rima

Tuha

n ka

rena

ala

t iba

dah

atau

bad

anny

a tid

ak s

uci k

aren

a te

rken

an n

ajis

nya

? at

au

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a tin

ja m

erek

a b

isa

mas

uk m

ulut

ora

ng la

in d

an

men

imbu

lkan

sak

it.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n ta

kut d

osa

tany

akan

: Ap

akah

mau

sep

erti

ini t

erus

?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an

rew

ard/

pujia

n.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t ya

ng te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, g

unak

an e

lem

en s

elan

jutn

ya

atau

gun

akan

had

ist a

tau

ayat

dar

i Kita

b Su

ci.

15 m

enit

-

e.El

emen

Ras

a Ha

rga

Diri

Men

imbu

lkan

rasa

jatu

h ha

rga

diri

kare

na m

asih

be

rper

ilaku

BAB

S.

Men

umbu

hkan

keb

angg

aan

kare

na te

lah

mem

puny

ai ja

mba

n da

n te

lah

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

-el

emen

dia

tas

lanj

ut-k

an d

enga

n el

emen

rasa

har

ga

diri.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

ada

tam

u ya

ng

sang

at d

ihor

mat

inya

mau

num

pang

BAB

dan

te

rnya

ta n

ggak

pun

ya ja

mba

n at

au

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a ba

nyak

or

ang

yang

lebi

h m

iski

n da

rinya

sud

ah m

au b

erub

ah

atau

sud

ah p

unya

jam

ban

? at

au

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a di

rinya

tid

ak le

bih

baik

dar

i kuc

ing

dala

m h

al B

AB.

15 m

enit

-

Page 137: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM129

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n ja

tuh

harg

a di

ri/ge

ngsi

ta

nyak

an :

Apak

ah m

au s

eper

ti in

i ter

us ?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an

rew

ard/

pujia

n.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t ya

ng te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, g

unak

an e

lem

en s

elan

jutn

ya

atau

gun

akan

had

ist a

tau

ayat

dar

i Kita

b Su

ci.

f.El

emen

lain

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a de

ngan

men

ggun

akan

el

emen

-ele

men

pem

icu

lain

yan

g se

suai

den

gan

situ

asi d

an k

ondi

si s

etem

pat.

5.Tr

anse

ct W

alk

Men

imbu

lkan

rasa

mal

u/jiji

k/ta

kut s

akit/

taku

t dos

a/ja

tuh

harg

a di

ri

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mer

ubah

ke

bias

aan

BABS

-nya

den

gan

mel

aksa

naka

n St

op

BABS

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

mem

bang

un &

m

engg

unak

an ja

mba

n se

baga

i tem

pat B

AB.

Tran

sect

Wal

k ad

alah

keg

iata

n m

enga

jak

pese

rta

perte

mua

n un

tuk

men

elus

uri d

esa/

dusu

n/ka

mpu

ng

untu

k m

elih

at d

iman

a m

asya

raka

t bia

sa m

elak

ukan

BA

B.

Tran

sect

bis

a di

laku

kan

sebe

lum

pem

etaa

n, a

tau

sesu

dah

pem

etaa

n da

n tid

ak a

da y

ang

terp

icu

(set

elah

ada

pem

icua

n) a

tau

tidak

usa

h di

la-k

ukan

bi

la d

enga

n pe

met

aan

dan

elem

en p

emic

unya

sud

ah

berh

asil

ada

yang

terp

icu.

Dite

mpa

t yan

g ad

a tu

mpu

kan

tinja

laku

kan

FGD

de

ngan

ele

men

-ele

-men

pem

icua

n.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n m

au b

erub

ah, b

erik

an

rew

ard/

pujia

n.

30 m

enit

-

6.Ke

sepa

kata

n

Mem

bang

un k

omitm

en d

ari m

asya

ra-k

at y

ang

mau

ber

ubah

: kap

an a

kan

mer

ealis

asik

an

kein

gina

nnya

unt

uk b

erub

ah.

Mem

buat

kes

epak

atan

keb

erad

aan

Kom

ite

Mas

yara

kat y

ang

akan

mem

pelo

pori

pem

bang

unan

jam

ban

di k

omun

itasn

ya.

Min

ta k

epad

a m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u un

tuk

men

ulis

kan

kom

itmen

/ kes

angg

upan

mer

eka

untu

k m

ulai

mem

bang

un ja

mba

n

Min

ta k

epad

a m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u : k

apan

has

il ka

rya

mer

eka

bisa

dilih

at o

leh

......

.... ?

Fasi

litas

i mas

yara

kat y

ang

terp

icu

dala

m m

enyu

sun

Stru

ktur

Org

anis

asi K

omite

Mas

yara

kat.

30 m

enit

Flip

Cha

rt &

alat

tulis

7.RT

L

Mem

fasi

litas

i mas

yara

kat y

ang

terp

icu

untu

k m

embu

at R

enca

na T

inda

k La

njut

unt

uk

mer

ealis

asik

an K

omitm

en m

erek

a

Min

ta k

epad

a Ko

mite

unt

uk m

embu

-at R

enca

na

Tind

ak L

anju

t dal

am ra

ngka

unt

uk m

erea

lisas

ikan

ko

mit-

men

mer

eka

untu

k m

ewuj

udka

n O

DF.

30 m

enit

Flip

Cha

rt &

alat

tulis

Page 138: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM130

LEM

BAR

PR

OSE

S U

NTU

K FA

SILI

TATO

R S

TBM

(CTP

S)

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

Salin

g m

enge

nal (

anta

r mas

yara

kat d

enga

n fa

silit

ator

), M

asya

raka

t/ Pe

serta

per

tem

uan

mer

asa

sena

ng, t

anpa

be

ban

men

giku

ti or

ient

asi.M

aksu

d da

n tu

juan

dik

etah

ui

oleh

mas

yara

kat.

1.

Fasi

litat

or m

enya

mpa

ikan

mak

sud

dan

tuju

an.

2.

Fasi

lato

r mel

akuk

an b

ina

suas

ana/

ice

brea

king

ya

ng s

esua

i den

gan

situ

asi k

ondi

si.

15 m

enit

2Al

ur P

enya

kit

Unt

uk m

enge

tahu

i pen

yeba

b pe

nyak

it, c

ara

penu

lara

n,

penc

egah

an.

1.

Fasi

litat

or m

enan

yaka

n be

bera

pa p

enya

kit

yang

ser

ing

mun

cul.

2.

Mas

yara

kat d

imin

ta m

enul

iska

n di

ker

tas

met

a pl

an.

3.

Pilih

sal

ah s

atu

peny

akit

yang

ber

kaita

n de

ngan

san

itasi

(con

toh

diar

e)4.

Bu

at a

lur p

enya

kit t

erse

but

5.

Fasi

litat

or m

enan

yaka

n ba

gaim

ana

cara

pen

cega

hann

ya d

an m

asya

raka

t m

enul

iska

nnya

.

oKe

rtas

met

a pl

anSp

idol

Stik

y cl

oth

3D

emo

cuci

ta

ngan

pak

ai

sabu

n

Mem

beri

penj

elas

an p

entin

gnya

cuc

i tan

gan

paka

i sa

bun

1.

Min

ta k

esed

iaan

dua

ora

ng (

si A

dan

B) d

ari

mas

yara

kat

2.

Si A

pra

ktik

ctp

s ya

ng b

enar

3.

Si B

pra

ktik

ctp

s ya

ng ti

dak

bena

r4.

Fs

ilitat

or m

emin

ta m

asya

raka

t unt

uk m

enila

i da

n m

embe

rikan

tang

gapa

n5.

Fa

silit

ator

men

yim

pulk

an p

erila

ku C

TPS

yang

be

nar

Aqua

bot

olLe

m d

ari

tepu

ng

kanj

iBe

tadi

nEm

ber

Sabu

nTi

su

Page 139: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM131

LEM

BAR

PR

OSE

S U

NTU

K FA

SILI

TATO

R S

TBM

(PAM

RT/

AIR

)

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

Salin

g m

enge

nal

(ant

ar m

asya

raka

t de

ngan

fasi

litat

or),

Mas

yara

kat/

Pese

rta

perte

mua

n m

eras

a se

nang

, tan

pa b

eban

m

engi

kuti

orie

ntas

i.M

aksu

d da

n tu

juan

di

keta

hui o

leh

mas

yara

kat.

1.

Fasi

litat

or m

enya

mpa

ikan

mak

sud

dan

tuju

an

Not

e: S

ampa

ikan

aka

n be

laja

r men

gena

i upa

ya w

arga

dis

ini d

alam

men

yedi

akan

air

min

um

di ru

mah

tang

ga K

aren

a m

au b

elaj

ar m

aka

kam

i sek

elom

pok

tidak

mem

baw

a ba

ntua

n 2.

Pe

rken

alan

dim

ulai

dar

i lea

d fa

silit

ator

dila

njut

kan

angg

ota

kelo

mpo

k. C

ukup

seb

utka

n na

ma

dan

kota

asa

l (ja

ngan

seb

utka

n as

al i

nsta

nsi k

aren

a ak

an m

emba

ngun

gap

ana

tar

fasi

litat

or d

enga

n m

asya

raka

t)3.

Fa

sila

tor m

elak

ukan

bin

a su

asan

a/ic

e br

eaki

ng y

ang

sesu

ai d

enga

n si

tuas

i kon

disi

.

15 m

enit

Pem

etaa

nFo

kus

disa

mpi

ng w

c/su

mbe

r air:

Pem

etaa

n ru

mah

, tem

pat b

uang

air

besa

r, m

etod

e m

enda

patk

an a

ir m

inum

di R

T (g

ali m

ulai

da

ri pe

ngol

ahan

, wad

ah p

enyi

mpa

nann

ya d

an p

erila

ku p

enng

anan

nya)

Lanj

utka

n de

ngan

sim

ulas

i air

min

um y

ang

terk

onta

min

asi

15 m

enit

Tran

sect

Dia

gram

5 F

dim

aink

an o

leh

mas

yara

kat

Mas

yara

kat d

iaja

k un

tuk

men

yusu

ri lo

kasi

tem

pat B

AB (u

paya

kan

cari

yang

mas

ih d

item

pat

terb

uka/

sem

bara

ngan

)La

kuka

n si

mul

asi m

inum

air,

lala

t, tin

ja.

15 m

enit

Alur

kon

tam

inas

iPe

serta

men

yusu

n al

ur k

onta

min

asi

Pese

rta m

embu

at b

lock

ing

kont

amin

asi

Pese

rta m

enya

jikan

dan

men

yim

pulk

an

20 m

enit

FGD

Gal

i inf

orm

asi m

enge

nai u

paya

pen

yedi

aaan

air

min

um d

i rum

ah m

asin

g-m

asin

g pe

serta

(p

engo

laha

n, p

enyi

mpa

nan

dan

peril

aku

pena

ngan

anny

a) --

- gr

and

tour

Tand

ai/in

gat b

eber

apa

pese

rta y

ang

belu

m m

elak

ukan

upa

ya p

enge

lola

an a

ir m

inum

dan

gal

i m

enuj

u 3

kom

pone

n PA

M R

T --

min

i tou

rLe

mpa

rkan

kep

ada

pese

rta y

ang

tela

h m

elak

ukan

upa

ya 3

kom

pone

n PA

M R

T La

kuka

n si

mul

asi m

inum

air

yang

terk

onta

min

asi

Taku

t Sak

it

30 m

enit

Kese

paka

tan

Dila

kuka

n pe

nyed

iaan

air

min

um d

i rum

ah ta

ngga

mas

ing-

mas

ing

Page 140: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM132

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

RTL

Mem

perb

aiki

car

a pe

ngel

olaa

n ai

r min

um d

i rum

ah ta

ngga

mas

ing-

mas

ing

HAS

ILPe

ruba

han

sika

p pe

nget

ahua

n pe

rilak

u da

lam

pen

gelo

laan

air

min

um R

T.

100

% m

asya

raka

t men

gelo

la a

ir m

inum

dan

mel

akuk

an 5

kun

ci k

eam

anan

pan

gan

.

Tota

l saf

e dr

inki

ng w

ater

.

Page 141: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM133

LEM

BAR

PR

OSE

S U

NTU

K FA

SILI

TATO

RST

BM (P

AMR

T/Pe

ngam

anan

MAK

ANAN

DI R

UM

AH T

ANG

GA)

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

Salin

g m

enge

nal (

anta

r mas

yara

kat

deng

an fa

silit

ator

), M

asya

raka

t/ Pe

serta

per

tem

uan

mer

asa

sena

ng,

tanp

a be

ban

men

giku

ti or

ient

asi.

Mak

sud

dan

tuju

an d

iket

ahui

ole

h m

asya

raka

t.

1.

Fasi

litat

or m

enya

mpa

ikan

mak

sud

dan

tuju

an.

2.

Fasi

lato

r mel

akuk

an b

ina

suas

ana/

ice

brea

king

yan

g se

suai

den

gan

situ

asi

kond

isi.

15 m

enit

Pem

etaa

n.

Dim

ana

Sum

ber a

irnya

Dim

ana

kelu

arga

BAB

Dim

ana

kelu

arga

mem

buan

g sa

mpa

h

Dim

ana

kelu

arga

mem

buan

g lim

bahn

ya?

Dim

ana

kelu

arga

mem

asak

mak

anan

Siap

a ya

ng m

emilik

i tud

ung

saji?

30 m

enit

Pem

utar

anFi

lmFa

silit

ator

Mem

utar

film

tent

ang

”mak

anan

yan

g di

hing

gapi

lala

t”5

men

it M

edia

au

diov

isua

l

Dia

garm

a F

Pese

rta d

imin

ta u

ntuk

mem

buat

alu

r kon

tam

inas

i mak

anan

den

gan

gam

bar-

gam

bar d

iaga

ram

lim

a F.

5

men

it G

amba

r Al

ur

FGD

Taku

t Sak

it, R

osa

Jijik

•Fa

silit

ator

mel

akuk

an s

imul

asi d

enga

n m

enaw

arka

n m

akan

an y

ang

diw

adah

i pa

da te

mpa

t yan

g ko

tor

•Fa

silit

ator

mel

akuk

an s

imul

asi m

encu

ci b

uah

yang

lang

sung

dim

akan

m

engg

unak

an a

ir ya

ng k

otor

•Fa

silit

ator

men

anya

kan

Baga

iman

a ke

luar

ga m

elak

ukan

Car

a Pe

ngam

anan

M

akan

an Y

ang

Baik

di R

umah

nya

al :

Men

jaga

Keb

ersi

han

- CTP

S se

belu

mm

engo

lah

pang

an d

an s

eser

ing

mun

gkin

- C

TPS

dari

toile

t - M

encu

ci p

eral

atan

mas

ak d

an m

akan

- M

enja

ga d

apur

teta

p be

rsih

(dar

i ser

angg

a, h

ama

dan

bina

tang

)

Pisa

hkan

mak

anan

men

tah

deng

an y

ang

mat

ang

- Mem

isah

kan

dagi

ng, i

kan

, pan

gan

dari

laut

den

gan

pang

an la

in

- Men

ggun

akan

per

alat

an (p

isau

, tal

enan

) ter

pisa

h un

tuk

pang

an

men

tah

- Sim

pan

pang

an p

ada

wad

ah u

ntuk

men

ghin

dari

kont

ak p

anga

n m

enta

h da

n m

atan

g.

20 m

enit

Post

er

Page 142: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM134

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

Mas

akla

h de

ngan

ben

ar

- M

asak

a pa

ngan

(dag

ing,

telu

r, ik

an, u

ngga

s, d

an p

anga

n ha

sil l

aut)

- R

ebus

pan

gan

sepe

rti s

up s

ampa

i men

didi

h, k

alau

dag

ing

usah

akan

ai

rnya

ben

ing

tidak

mer

ah m

uda)

- M

emas

akan

kem

bali

pang

an (

sisa

) den

gan

bena

r.

Jaga

lah

Pang

an P

ada

Suhu

Yan

g Am

an

- Ja

ngan

mem

biar

kan

pang

an m

atan

g pa

da s

uhu

kam

ar le

bih

dari

dua

jam

-

Sim

pan

sem

ua p

anga

n ya

ng c

epat

rusa

k da

lam

lem

ari e

s -

Sajik

an m

akan

an d

enga

n su

hu y

ang

hang

at-

Jang

an m

enyi

mpa

n m

akan

an d

i lem

ari e

s te

rlalu

lam

a -

Mak

anan

yan

g su

dah

beku

har

us d

ipan

aska

n ke

mba

li.

Gun

akan

air

dan

baha

n ba

ku y

ang

aman

-

Gun

akan

air

yang

am

an a

tau

beri

perla

kuan

aga

r air

aman

-

Pilih

pan

gan

yang

seg

ar d

an b

erm

utu

- Pi

lih p

anga

n ya

ng a

man

-

Cuc

i bua

h da

n sa

yur y

ang

dim

akan

men

tah

- Ja

ngan

men

gkon

sum

si p

anga

n ka

dalu

war

sa

Kese

paka

tan

- Fa

silit

ator

mem

fasi

litas

i pes

erta

unt

uk m

embu

at k

esep

akat

an b

ahw

a se

luru

h ko

mun

itas

di d

esa

tsb

akan

men

erap

kan

CPM

B (C

ara

Peng

aman

an M

akan

an Y

ang

Baik

) de

ngan

men

erap

kan

5 k

unci

ke

man

an p

anga

n

10 m

enit

Kerta

s fla

nosp

idol

RTL

- Bu

at R

TL d

enga

n m

asya

raka

t sbb

: -

kapa

n ko

mun

itas

akan

mei

mul

ai m

enge

lola

mak

anan

mak

anan

den

gan

CPM

B ya

itu m

ener

apka

n 5

kunc

i ke

man

an p

anga

n (C

PMB)

Car

a Pe

ngam

anan

Mak

anan

yan

g Ba

ik

- Si

apa

yang

aka

n m

emon

itorin

g

10 m

enit

Kerta

s fla

no

spid

ol

Mer

ubah

per

ilaku

mas

yara

kat u

ntuk

men

jaga

keb

ersi

han

mak

anan

& m

inum

an (

Tot

al

Food

Saf

ety

)

Page 143: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM135

LEM

BA

R P

RO

SES

UN

TUK

FA

SILI

TATO

RST

BM

( LI

MB

AH

)

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

•Sa

ling

men

gena

l ( a

ntar

m

asya

raka

t den

gan

fasi

litat

or),

•M

aksu

d da

n tu

juan

di

keta

hui o

leh

mas

yara

kat.

1.

Fasi

litat

or m

empe

rken

alka

n di

ri da

n m

enco

ba m

enge

nal b

eber

apa

angg

ota

mas

yara

kat y

ang

hadi

r2.

Fa

silit

ator

men

yam

paik

an m

aksu

d da

n tu

juan

.

5 m

enit

2Bi

na

suas

ana

Mas

yara

kat/p

eser

ta m

eras

a se

nang

, tan

pa b

eban

dal

am

men

giku

ti pe

rtem

uan

Fasi

litat

or m

elak

ukan

bin

a su

asan

a/ic

e br

eaki

ng y

ang

sesu

ai d

enga

n si

tuas

i kon

disi

10 m

enit

3Id

entifi

kasi

lim

bah

cair

rum

ah

tang

ga,

Pem

etaa

an

Hitu

ng

Volu

me

limba

h ca

ir

Men

gaja

k m

asya

raka

t m

enge

nali

perm

asal

ahan

pe

ngam

anan

lim

bah

cairn

ya

send

iri

•Fa

silit

ator

men

yam

paik

an p

erta

nyaa

n ap

a sa

ja y

ang

men

jadi

air

limba

h di

rum

ah?

•Ke

tika

mas

yara

kat t

elah

men

yam

paik

an w

ujud

lim

bah

cair

yang

dih

asilk

an, f

asilit

ator

m

enul

iska

n pa

da k

erta

s m

etap

lan

dan

men

empe

lkan

pad

a ka

in te

mpe

l.•

Fasi

litat

or m

emin

ta p

eser

ta m

emba

gi k

elom

pok

sesu

ai d

enga

n w

ujud

lim

bah

yang

di

sam

paik

an,

kem

udia

n di

min

ta u

ntuk

men

ggam

bark

an b

agai

man

a ai

r lim

bah

itu

disa

lurk

an?

•Fa

silit

ator

men

anya

kan

apak

ah n

ilai p

ositi

f dan

neg

atif

dari

adan

ya li

mba

h ca

ir da

ri se

tiap

jeni

s pe

nyal

uran

?

•Aj

ukan

per

tany

aan

kunc

i: Ba

gaim

ana

pera

saan

kita

kal

au m

elih

at li

ngku

ngan

kita

de

ngan

lim

bah

cair

sepe

rti te

rgam

bark

an d

alam

bag

an id

entifi

kasi

?•

Fasi

litat

or m

enan

yaka

n be

rapa

ban

yak

limba

h ca

ir ya

ng d

ihas

ilkan

set

iap

harin

ya?

25 m

enit

•Ke

rtas

flipc

hart

•Sp

idol

•Ke

rtas

met

apla

n

3Pe

mic

uan:

AAl

ur

kont

amin

asi

Men

gaja

k m

asya

raka

t unt

uk

mel

ihat

bag

aim

ana

koto

ran

man

usia

dap

at d

imak

an o

leh

man

usia

yan

g la

inny

a

•Ta

nyak

an k

epad

a m

asya

raka

t ap

akah

mer

eka

yaki

n ba

hwa

tinja

bis

a m

asuk

ke

dala

m m

ulut

? •

Tany

akan

bag

aim

ana

limba

h ca

ir m

asuk

ke

tubu

h ki

ta?

mel

alui

apa

saj

a? M

inta

m

asya

raka

t un

tuk

men

ggam

bark

an h

al –

hal

yan

g m

enja

di p

eran

tara

lim

bah

cair

sam

pai k

e m

ulut

.•

Anal

isis

has

ilnya

ber

sam

a–sa

ma

deng

an m

asya

raka

t da

n ke

mba

ngka

n di

skus

i (m

isal

nya

FGD

)

10 m

enit

•G

amba

r tin

ja d

an

gam

bar

mul

ut•

Poto

ngan

ke

rtas

•Sp

idol

Page 144: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM136

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

CFG

DBe

rsam

a de

ngan

mas

yara

kat,

men

disk

usik

an k

ondi

si y

ang

ada

dan

men

gana

lisis

nya,

seh

ingg

a di

hara

pkan

den

gan

send

iriny

a m

asya

raka

t dap

at m

erum

uska

n ya

ng s

ebai

knya

dila

kuka

n at

au

tidak

dila

kuka

n

•Aj

ak s

emua

pes

erta

unt

uk b

erja

lan-

jala

n m

enge

liling

i ka

mpu

ng m

erek

a. T

ujua

n pe

rjala

nan

adal

ah l

okas

i-lok

asi

dim

ana

mas

yara

kat

mem

buan

g lim

bah

cair

tidak

pa

da te

mpa

tnya

•Ji

ka m

enem

ukan

loka

si p

embu

anga

n lim

bah

cair,

aju

kan

perta

nyaa

n: s

iapa

yan

g bu

ang

limba

h ca

ir di

sin

i?•

Baga

iman

a pe

rasa

an k

ita d

enga

n m

elih

at k

ondi

si li

ngku

ngan

yan

g se

perti

ini?

15 m

enit

Pene

lusu

ran

Wila

yah

•U

ntuk

mel

ihat

dan

m

enge

tahu

i tem

pat y

ang

palin

g se

ring

dija

dika

n te

mpa

t bua

ng li

mba

h ca

ir.

•D

enga

n m

enga

jak

mas

yara

kat b

erja

lan

ke s

ana

dan

berd

isku

si

di te

mpa

t ter

sebu

t, di

hara

pkan

mas

yara

kat

akan

mer

asa

jijik,

bau

, dsb

•M

emic

u ra

sa m

alu

bagi

ya

ng m

embu

ang

limba

h ca

ir tid

ak p

ada

tem

patn

ya.

•Fa

silit

ator

ber

tany

a: A

paka

h ba

pak/

ibu

mau

teru

s da

lam

kon

disi

sep

erti

ini?

•Ap

a ya

ng a

kan

dila

kuka

n?•

Apak

ah k

ita s

epak

at u

ntuk

mel

akuk

an ti

ndak

an te

rseb

ut?

20 m

enit

Kese

paka

tan

•Fa

silit

ator

m

enga

jak

mas

yara

kat

untu

k m

enul

iska

n re

ncan

anya

da

lam

ra

ngka

m

ewuj

udka

n ke

sepa

kata

n5

men

it •

kerta

s fli

pcha

rt•

spid

ol

RTL

•Fa

silit

ator

m

enga

jak

mas

yara

kat

untu

k m

enul

iska

n re

ncan

anya

da

lam

ra

ngka

m

ewuj

udka

n ke

sepa

kata

n5

men

it •

kerta

s fli

pcha

rt•

spid

ol

Page 145: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM137

LEM

BA

R P

RO

SES

UN

TUK

FA

SILI

TATO

RST

BM

KO

MPO

NEN

4 (

SAM

PAH

RU

MA

H T

AN

GG

A )

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

da

n pe

nyam

paia

n tu

juan

.

Agar

mas

yara

kat d

enga

n fa

silit

ator

sa

ling

men

gena

l,

Agar

mas

yara

kat m

enge

tahu

i mak

sud

keda

tang

an fa

silit

ator

.

Agar

mas

yara

kat m

enge

tahu

i bah

wa

fasi

litat

or ti

dak

mem

baw

a ba

ntua

n ap

apun

.

1.

Fasi

litat

or m

enya

mpa

ikan

mak

sud

dan

tuju

an.

2.

Fasi

lato

r mel

akuk

an b

ina

suas

ana/

ice

brea

king

yan

g se

suai

de

ngan

situ

asi k

ondi

si.

15 m

enit

-

2.Pe

ncai

ran

suas

ana

Agar

mas

yara

kat m

eras

a se

nang

m

engi

kuti

acar

a pe

rtem

uan

Agar

mas

yara

kat t

idak

mer

asa

rend

ah d

iri te

rhad

ap fa

silit

ator

Agar

tida

k ad

a ke

kaku

an s

uasa

na

acar

a pe

rtem

uan

1.

Ajak

mas

yara

kat m

elak

ukan

per

ma-

inan

/gam

e ya

ng m

enim

bulk

an

rasa

lucu

dan

mem

buat

gem

bira

.2.

At

au a

jak

mas

yara

kat b

erny

anyi

ata

u m

embu

at jo

ke/le

luco

n.

15 m

enit

Sesu

ai

kebu

tuha

n

3.Pe

met

aan

Dig

unak

an u

ntuk

ala

t P.R

.A.

Dig

unak

an u

ntuk

men

geta

hui t

empa

t-te

mpa

t mas

y. b

iasa

Bua

ng S

ampa

h.

Dig

unak

an s

bg a

lat b

antu

pem

icua

n

Dig

unak

an s

bg a

lat m

onito

ring

1.

Min

ta b

brp

suka

rela

wan

unt

uk m

eng-

gam

bark

an b

atas

des

a/du

sun/

RW

.2.

M

inta

suk

arel

awan

men

ggam

bark

an te

mpa

t-tem

pat y

ang

mun

gkin

di

paka

i seb

agai

tem

pat b

uang

sam

pah.

3.

Min

ta s

ukar

elaw

an m

enan

dai p

osis

i mel

akuk

an p

erte

mua

n.4.

M

inta

kep

ada

sem

ua p

eser

ta/m

asya

-raka

t yan

g ha

dir m

enan

dai

rum

ah-n

ya m

asin

g-m

asin

g de

ngan

ben

da s

esua

i kes

epak

atan

.

25 m

enit

Baha

n se

tem

pat

4.Pe

mic

uan

deng

an F

GD

:

a.El

emen

Ras

a M

alu

Men

imbu

lkan

rasa

mal

u m

elak

ukan

bu

ang

sam

pah

sem

bara

ngan

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an.

Buat

pos

isi m

asya

raka

t mel

ingk

ar s

atu

lapi

s.

Tany

a ke

pada

pes

erta

per

tem

uan

: sia

pa y

ang

pagi

ini t

adi b

uang

sa

mpa

h di

sun

gai/s

awah

/keb

un d

ll ?

Min

ta u

ntuk

tunj

uk ta

ngan

.

Yang

tunj

uk ta

ngan

pis

ahka

n/m

inta

maj

u sa

tu la

ngka

h da

ri lin

gkar

an (d

ipis

ahka

n da

ri lin

gkar

an d

ihar

ap-k

an s

udah

mun

cul

rasa

mal

u)

Gal

i Ras

a M

alu

mer

eka

deng

an p

er-ta

nyaa

n-pe

rtany

aan

yang

ada

ka

itann

ya d

enga

n ra

sa m

alu.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n m

alu,

tany

akan

: Ap

akah

mau

sep

erti

ini t

erus

?

15 m

enit

-

Page 146: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM138

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an re

war

d/pu

jian.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u.

b.El

emen

Ras

a Ji

jik

Men

imbu

lkan

rasa

jijik

terh

adap

sam

-pa

h ya

ng d

ibua

ng s

emba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

rasa

mal

u, la

njut

kan

deng

an e

lem

en ra

sa ji

jik.

Tany

akan

ber

apa

angg

ota

kelu

arga

dan

ber

apa

kali

setia

p ha

ri m

embu

ang

sam

pah

Min

ta m

erek

a m

embu

at tu

mpu

kan

baha

n m

enye

rupa

i sam

pah

(yan

g su

dah

disi

apka

n) s

ejum

lah

bera

pa k

ali k

elua

rga

mer

eka

buan

g sa

mpa

h.

Min

ta m

erek

a un

tuk

mel

ihat

vis

uali-

sasi

sam

pah

bers

erak

an d

an

tany

akan

per

asaa

n m

erek

a

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n jiji

k, ta

nyak

an :

Apak

ah m

au s

eper

ti in

i te

rus

?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an re

war

d/pu

jian.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, k

ita a

jak

men

ghitu

ng ju

mla

h sa

mpa

h ya

ng

diha

silk

an p

erha

ri/bu

lan

dan

tahu

n.

15 m

enit

Visu

alis

asi

sam

pah

c.El

emen

Ras

a Ta

kut S

akit

Men

imbu

lkan

rasa

taku

t sak

it ka

rena

ta

hu b

ahw

a sa

mpa

h ya

ng d

ibua

ng

sem

bara

ngan

bis

a te

rmak

an d

an

men

gaki

batk

an s

akit.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

rasa

mal

u da

n jiji

k la

njut

kan

deng

an e

lem

en ra

sa ta

kut s

akit.

Sim

ulas

ikan

air

min

um y

ang

terc

e-m

ar k

otor

an d

ari s

ampa

h at

au

gali

peng

etah

uan

mas

yara

kat b

agai

ma-

na k

otor

an d

isam

pah

sese

oran

g bi

sa m

asuk

kem

ulut

.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a se

tela

h m

elih

at p

erag

aan

koto

ran

disa

mpa

h bi

sa m

asuk

mul

ut.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n jiji

k at

au ta

kut s

akit

tany

akan

: Ap

akah

m

au s

eper

ti in

i ter

us ?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

ubah

, ber

ikan

rew

ard/

pujia

n.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, g

unak

an e

lem

en s

elan

jutn

ya.

15 m

enit

Dia

gram

F,

Met

a pl

an

& al

at tu

lis,

Flip

Cha

rt

Page 147: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM139

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

d.El

emen

Ras

a Ta

kut D

osa

Men

imbu

lkan

rasa

taku

t dos

a ka

rena

ta

hu b

ahw

a sa

mpa

h ya

ng d

ibua

ng

sem

bara

ngan

bis

a m

embu

at n

ajis

al

at ib

adah

ata

u or

ang

lain

yan

g m

au

berib

adah

.

Men

imbu

lkan

rasa

taku

t dos

a ka

rena

ta

hu b

ahw

a sa

mpa

h ya

ng d

ibua

ng

sem

bara

ngan

bis

a m

embu

at o

rang

lain

ja

tuh

saki

t.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

rasa

mal

u, j

ijik d

an

rasa

taku

t sak

it la

njut

kan

deng

an e

lem

en ra

sa ta

kut d

osa.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a sa

mpa

h ya

ng m

erek

a bu

ang

bibi

t pen

yaki

t yan

g di

baw

anya

bis

a m

asuk

mul

ut o

rang

lain

da

n m

enim

bulk

an s

akit

atau

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a sa

mpa

h ya

ng m

erek

a bu

ang

(mis

alny

a ke

sun

gai)

bis

a m

embu

at ib

adah

ora

ng la

in ti

dak

dite

rima

Tuha

n ka

rena

ala

t iba

dah

atau

bad

anny

a tid

ak s

uci k

aren

a te

rken

an n

ajis

dar

i sam

pah

? at

au

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a bi

bit p

enya

kit y

ang

ada

disa

mpa

h ya

ng m

erek

a bu

ang

sem

bara

ngan

bis

a m

asuk

mul

ut

oran

g la

in d

an m

enim

bulk

an s

akit.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n ta

kut d

osa

tany

akan

: Ap

akah

mau

se

perti

ini t

erus

?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an re

war

d/pu

jian.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, g

unak

an e

lem

en s

elan

jutn

ya a

tau

guna

kan

hadi

st a

tau

ayat

dar

i Kita

b Su

ci.

15 m

enit

Visu

alis

asi

sam

pah

e.El

emen

Ras

a H

arga

Diri

Men

imbu

lkan

rasa

jatu

h ha

rga

diri

kare

na m

asih

ber

peril

aku

buan

g sa

mpa

h se

mba

rang

an.

Men

umbu

hkan

keb

angg

aan

kare

na

tela

h m

enge

lola

sam

pah

deng

an

baik

seh

ingg

a tid

ak m

enim

bulk

an

efek

neg

atif

bahk

an m

enda

patk

an

peni

ngka

tan

nila

i eko

nom

is..

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an.

Kala

u be

lum

ada

yan

g te

rpic

u de

ngan

ele

men

-ele

men

dia

tas

lanj

ut-k

an d

enga

n el

emen

rasa

har

ga d

iri.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

ada

tam

u ya

ng s

anga

t di

horm

atin

ya ta

u di

seki

tar r

umah

nya

bany

ak s

ampa

h be

rser

akan

. at

au

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a ka

lau

tau

bahw

a ba

nyak

ora

ng y

ang

lebi

h m

iski

n da

rinya

sud

ah m

au b

erub

ah a

tau

suda

h m

enge

lola

sa

mpa

hnya

den

gan

baik

/mem

enuh

i sya

rat k

eseh

atan

? a

tau

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n ja

tuh

harg

a di

ri/ge

ngsi

tan

yaka

n :

Apak

ah m

au s

eper

ti in

i ter

us ?

Bila

mer

eka

men

yata

kan

mau

ber

-uba

h, b

erik

an re

war

d/pu

jian.

Yang

men

yata

kan

mau

ber

ubah

itul

ah m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u.

Bila

bel

um te

rpic

u ju

ga, g

unak

an e

lem

en s

elan

jutn

ya a

tau

guna

kan

hadi

st a

tau

ayat

dar

i Kita

b Su

ci.

15 m

enit

-

f.El

emen

Nila

i Ta

mba

h da

ri sa

mpa

h

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an d

an m

embe

rikan

nila

i ek

onom

i den

gan

3 R

.

Tany

akan

apa

kah

mas

yara

kat t

au b

ahw

a ad

a ke

giat

an

peng

aman

an s

ampa

h ya

ng b

isa

men

data

ngka

n ke

untu

ngan

se

cara

eko

nom

i ?

Tany

akan

apa

kah

ada

yang

sud

ah k

enal

den

gan

3 R

dan

apa

m

anfa

at y

ang

dida

patk

anny

a.

15 m

enit

Bara

ng

hasi

l R

euse

&

Rec

ycle

Page 148: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM140

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

g.El

emen

lain

.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an d

an m

embe

rikan

nila

i ek

onom

i den

gan

3 R

.

Tany

akan

per

asaa

n m

erek

a de

ngan

men

ggun

akan

ele

men

-ele

men

pe

mic

u la

in y

ang

sesu

ai d

enga

n si

tuas

i dan

kon

disi

set

empa

t.-

5.Tr

anse

ct

Wal

k

Men

imbu

lkan

rasa

mal

u/jiji

k/ta

kut s

akit/

taku

t dos

a/ja

tuh

harg

a di

ri

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

erub

ah k

ebia

saan

bua

ng s

ampa

h se

mba

rang

an.

Men

imbu

lkan

kei

ngin

an k

uat u

ntuk

m

enge

lola

sam

pah

yang

mem

enuh

i sy

arat

kes

ehat

an d

an m

embe

rikan

nila

i ek

onom

i den

gan

3 R

.

Tran

sect

Wal

k ad

alah

keg

iata

n m

enga

jak

pese

rta p

erte

mua

n un

tuk

men

elus

uri d

esa/

dusu

n/ka

mpu

ng u

ntuk

mel

ihat

dim

ana

mas

yara

kat b

iasa

mel

akuk

an b

uang

sam

pah

sem

bara

ngan

.

Tran

sect

bis

a di

laku

kan

sebe

lum

pem

etaa

n, a

tau

sesu

dah

pem

etaa

n da

n tid

ak a

da y

ang

terp

icu

(set

elah

ada

pem

icua

n)

atau

tida

k us

ah d

ila-k

ukan

bila

den

gan

pem

etaa

n da

n el

emen

pe

mic

unya

sud

ah b

erha

sil a

da y

ang

terp

icu.

Dite

mpa

t yan

g ad

a tu

mpu

kan

sam

-pah

laku

kan

FGD

den

gan

elem

en-e

lem

en p

emic

uan.

Bila

ada

yan

g m

enya

taka

n m

au b

erub

ah, b

erik

an re

war

d/pu

jian.

30 m

enit

-

6.K

esep

akat

an

Mem

bang

un k

omitm

en d

ari m

asya

ra-

kat y

ang

mau

ber

ubah

: ka

pan

akan

m

erea

lisas

ikan

kei

ngin

anny

a un

tuk

beru

bah.

Mem

buat

kes

epak

atan

keb

erad

aan

Kom

ite M

asya

raka

t yan

g ak

an

mem

pelo

pori

Peng

aman

an S

ampa

h R

umah

Tan

gga

Berb

asis

Mas

yara

kat

deng

an 3

R (

Red

uce,

Reu

se &

R

ecyc

le )

di k

omun

itasn

ya.

Min

ta k

epad

a m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u un

tuk

men

ulis

kan

kom

itmen

/ kes

angg

upan

mer

eka

untu

k m

ulai

mel

aksa

naka

n 3

R

dan

mem

bent

uk P

SRT-

BM

Min

ta k

epad

a m

asya

raka

t yan

g te

rpic

u : k

apan

has

il ka

rya

mer

eka

bisa

dilih

at o

leh

......

.... ?

Fasi

litas

i mas

yara

kat y

ang

terp

icu

dala

m m

enyu

sun

Stru

ktur

O

rgan

isas

i PSR

T-BM

30 m

enit

Flip

Cha

rt &

alat

tulis

7.R

TL

Mem

fasi

litas

i mas

yara

kat y

ang

terp

icu

untu

k m

embu

at R

enca

na T

inda

k La

njut

unt

uk m

erea

lisas

ikan

Kom

itmen

m

erek

a m

embe

ntuk

PSR

T-BM

.

Min

ta k

epad

a Ko

mite

PSR

T-BM

unt

uk m

embu

at R

enca

na T

inda

k La

njut

dal

am ra

ngka

unt

uk m

erea

lisas

ikan

kom

itmen

mer

eka

untu

k m

ewuj

udka

n Ka

was

an B

ebas

Sam

pah

(KBS

).

30 m

enit

Flip

Cha

rt &

alat

tulis

Page 149: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM141

LEM

BA

R P

RO

SES

UN

TUK

FA

SILI

TATO

R S

TBM

(L

IMB

AH

)

NO

KEG

IATA

NTU

JUA

NPR

OSE

SW

AK

TU

(DU

RA

SI)

BA

HA

N

ALA

T

1.Pe

rken

alan

•Sa

ling

men

gena

l ( a

ntar

mas

yara

kat

deng

an fa

silit

ator

), •

Mak

sud

dan

tuju

an d

iket

ahui

ole

h m

asya

raka

t.

3.

Fasi

litat

or m

empe

rken

alka

n di

ri da

n m

enco

ba m

enge

nal b

eber

apa

angg

ota

mas

yara

kat y

ang

hadi

r4.

Fa

silit

ator

men

yam

paik

an m

aksu

d da

n tu

juan

.

5 m

enit

2Bi

na s

uasa

naM

asya

raka

t/pes

erta

mer

asa

sena

ng, t

anpa

be

ban

dala

m m

engi

kuti

perte

mua

n Fa

silit

ator

mel

akuk

an b

ina

suas

ana/

ice

brea

king

yan

g se

suai

den

gan

situ

asi k

ondi

si10

men

it

2Id

entifi

kasi

lim

bah

cair

rum

ah ta

ngga

, Pe

met

aaan

H

itung

Vol

ume

limba

h ca

ir

Men

gaja

k m

asya

raka

t men

gena

li pe

rmas

alah

an p

enga

man

an li

mba

h ca

irnya

se

ndiri

•Fa

silit

ator

men

yam

paik

an p

erta

nyaa

n ap

a sa

ja y

ang

men

jadi

air

limba

h di

rum

ah?

•Ke

tika

mas

yara

kat

tela

h m

enya

mpa

ikan

wuj

ud l

imba

h ca

ir ya

ng

diha

silk

an,

fasi

litat

or

men

ulis

kan

pada

ke

rtas

met

apla

n da

n m

enem

pelk

an p

ada

stic

ky c

loth

•Fa

silit

ator

mem

inta

pes

erta

mem

bagi

kel

ompo

k se

suai

den

gan

wuj

ud

limba

h ya

ng

disa

mpa

ikan

, ke

mud

ian

dim

inta

un

tuk

men

ggam

bark

an b

agai

man

a ai

r lim

bah

itu d

isal

urka

n?•

Fasi

litat

or m

enan

yaka

n ap

akah

nila

i pos

itif d

an n

egat

if da

ri ad

anya

lim

bah

cair

dari

setia

p je

nis

peny

alur

an?

Ajuk

an p

erta

nyaa

n ku

nci:

Baga

iman

a pe

rasa

an k

ita k

alau

mel

ihat

lin

gkun

gan

kita

den

gan

limba

h ca

ir se

perti

ter

gam

bark

an d

alam

ba

gan

iden

tifika

si?

•Fa

silit

ator

men

anya

kan

bera

pa b

anya

k lim

bah

cair

yang

dih

asilk

an

setia

p ha

rinya

?

25 m

enit

•Ke

rtas

flipc

hart

•Sp

idol

•Ke

rtas

met

apla

n

3Pe

mic

uan:

aAl

ur

kont

amin

asi

Men

gaja

k m

asya

raka

t unt

uk m

elih

at

baga

iman

a ko

tora

n m

anus

ia d

apat

dim

akan

ol

eh m

anus

ia y

ang

lain

nya

•Ta

nyak

an k

epad

a m

asya

raka

t ap

akah

mer

eka

yaki

n ba

hwa

tinja

bi

sa m

asuk

ke

dala

m m

ulut

? •

Tany

akan

bag

aim

ana

limba

h ca

ir m

asuk

ke

tubu

h ki

ta?

mel

alui

ap

a sa

ja?

Min

ta m

asya

raka

t unt

uk m

engg

amba

rkan

hal

– h

al y

ang

men

jadi

per

anta

ra li

mba

h ca

ir sa

mpa

i ke

mul

ut.

•An

alis

is

hasi

lnya

be

rsam

a–sa

ma

deng

an

mas

yara

kat

dan

kem

bang

kan

disk

usi (

mis

alny

a FG

D)

10 m

enit

•G

amba

r tin

ja d

an

gam

bar

mul

ut•

Poto

ngan

ke

rtas

•Sp

idol

Tab

el 9

: Lem

bar P

rose

s Pe

mic

uan

STBM

Page 150: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM142

e. Komposisi tim pemicuKomposisi tim pemicu yang biasanya digunakan dalam memfasilitasi STBM di komunitas, sebagai berikut:

Lead facilitator : fasilitator utama, yang menjadi motor utama proses fasilitasi, biasanya 1 orang

Co – facilitator : membantu fasilitator utama dalam memfasilitasi proses sesuai dengan kesepakatan awal atau tergantung pada perkembangan situasi

Content recorder : perekam proses, bertugas mencatat proses dan hasil untuk kepentingan dokumentasi/pelaporan program

Process facilitator : penjaga alur proses fasilitasi, bertugas mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu, dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-hal yang perlu dikoreksi.

Environment Setter : penata suasana, menjaga suasana ‘serius’ proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak anak-anak bermain agar tidak mengganggu proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka terlibat dalam kampanye STBM, misalnya dengan: menyanyi bersama, meneriakkan slogan, dsb.), mengajak berdiskusi terpisah partisipan yang mendominasi atau mengganggu proses, dsb.

C. POKOK BAHASAN 3: FASILITASI PASKA PEMICUAN

a. Cara Membangun Ulang KomitmenMembangun ulang komitmen masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatnya motivasi masyarakat untuk melaksanakan rencana kegiatan yang mereka susun pada saat memberikan komitmen mereka di kegiatan pemicuan sebelumnya. Hasil akhir dari tahap ini adalah disepakatinya komitmen semua pihak untuk keberhasilan pencapaian rencana kegiatan masyarakat.

Membangun komitmen ini diawali dengan mempersilahkan kepada wakil masyarakat untuk mempresentasikan kondisi sanitasi di komunitasnya dan rencana mereka ke depan. Selanjutnya kita melakukan penegasan-penegasan untuk meningkatkan motivasi masyarakat, misalnya: mengajak peserta memberi tepuk tangan, menegaskan tentang tanggal bebas dari BAB terbuka untuk setiap komunitas, menunjukkan para natural leader yang akan memotori gerakan masyarakat, dll.

Pada akhir kegiatan berikanlah penegasan-penegasan untuk membangun komitmen bersama semua pihak dalam upaya pencapaian bebas dari BAB terbuka di tingkat yang lebih luas.

Hasil komitmen yang telah disepakati bersama dengan masyarakat, diserahkan oleh perwakilan kelompok masyarkat kepada pejabat yang berwenang di daerah untuk dilakukan tindak lanjut sesuai dengan rencana. Diharapkan pemerintah daerah dapat menindaklanjuti sesuai proses yang telah terjadi dan dapat menghasilkan keluaran yang diharapkan oleh masyarakat.

Page 151: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM143

b. Pilihan Teknologi Sanitasi Untuk 5 Pilar STBMPencapaian Desa/Kelurahan STBM dengan kondisi sanitasi total yang mencakup 5 pilar STBM akan diikuti dengan pencapaian akses sarana dan prasarana sanitasi di masyarakat. Pencapaian sarana sanitasi ini akan ada di masyarakat mulai teknologi yang paling sederhana hingga teknologi yang canggih dan terkelola dengan baik. Pilihan teknologi sanitasi untuk 5 pilar STBM ini berprinsip harus sesuai dengan standar kesehatan, mudah dan terjangkau oleh masyarakat.

Dalam pemilihan opsi teknologi yang ada, masyarakat harus memahami tangga sanitasi. Tangga sanitasi ini akan membantu masyarakat untuk mempraktikkan kebiasan pola hidup bersih dan sehat, dengan bantuan alat yang sederhana hingga alat yang lebih canggih dan permanen. Sebagai contoh, untuk pilar 1, masyarakat naik dari kebiasaan awal yang masih BAB sembarangan hingga mencapai kondisi berperilaku higienis dan saniter dengan BAB di jamban yang sehat dan permanen. Untuk pilar 2, masyarakat berubah perilakunya dari tidak mencuci tangan hingga mencuci tangan pakai air dan sabun, dan naik lagi misalnya dengan melakukannya di wastafel yang permanen. Begitupun dengan pilar-pilar lainnya, yang menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan perilaku menjadi lebih baik.

c. Tangga Sanitasi Untuk 5 Pilar STBMSanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang digunakan masyarakat, dari sarana yang sangat sederhana sampai sarana sanitasi yang sangat layak dilihat dari aspek kesehatan, keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya.

Dalam STBM, masyarakat tidak diminta atau disuruh untuk membuat sarana sanitasi tetapi hanya mengubah perilaku sanitasi mereka. Namun pada tahap selanjutnya ketika masyarakat sudah mau merubah kebiasaan BAB nya, sarana sanitasi menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan.

Seringkali pemikiran masyarakat akan sarana sanitasi adalah sebuah bangunan yang kokoh, permanen, dan membutuhkan biaya yang besar untuk membuatnya. Pemikiran ini sedikit banyak menghambat animo masyarakat untuk membangun sarana sanitasi, seperti jamban, karena alasan ekonomi dan lainnya sehingga kebiasaan masyarakat untuk buang air besar pada tempat yang tidak seharusnya tetap berlanjut.

Pada prinsipnya sebuah jamban yang saniter dan layak terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan letak konstruksi dan kegunaannya. Pertama adalah bangunan bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat pembuangan tinja. Fungsi bangunan bawah tanah adalah untuk melokalisir tinja dan mengubahnya menjadi lumpur stabil. Kedua adalah bangunan di permukaan tanah (landasan). Bangunan di permukaan ini erat kaitannya dengan keamanan saat orang tersebut membuang hajat. Terminologi aman disini dapat diartikan aman dari terperosok kepada lubang kotoran, aman saat membuang hajat (malam hari/saat hujan/ aman digunakan oleh orang jompo). Ketiga adalah bangunan dinding. Bangunan atau dinding penghalang erat kaitannya dengan faktor kenyamanan, psikologis dan estetika.

Page 152: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM144

Definisi jamban sehat (improved latrine) mengacu kepada definisi dalam Joint Monitoring Program (JMP), dengan batasan sebagai berikut:

Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang memenuhi syarat :

Tidak mengkontaminasi badan air.Menjaga agar tidak kontak antara manusia dan tinja.Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau

serangga vektor lainnya termasuk binatang.Menjaga buangan tidak menimbulkan bau. Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna.

d. Tangga Perubahan Perilaku Pilar-Pilar STBMKondisi perilaku masyarakat yang menjadi sasaran intervesi pelaksanaan STBM tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Sasaran perubahan perilaku dalam STBM ada 5 pilar perilaku yaitu :• Menghentikan kebiasaan BAB sembarangan,• Membiasakan cucitangan pakai sabun dengan air yang mengalir,• Mengelola air minum dan makanan secara aman,• Mengelola sampah rumah tangga secara aman,• Mengelola air limbah cair denga aman.

Pencapaian masyarakat pada status sanitasi total adalah “pada kondisi masyarakat yang telah mencapai 5 pillar STBM. Status sanitasi total tentunya tidak dicapai sekaligus, tapi memerlukan tahapan proses. Tangga perubahan perilaku STBM berikut dapat menggambarkan proses pencapaian tahapan status untuk mencapai suatu komunitas masyarakat yang telah bersanitasi total.

e. Desa/Kelurahan mencapai status ODF/Stop BABSParameter desa/kelurahan dikatakan telah mencapai status ODF/SBS adalah

• Semua masyarakat BAB hanya di jamban yang sehat dan buang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat ( termasuk di sekolah),

• Tidak terlihat tinja/kotoran manusia di lingkungan sekitar,• Ada penerapan sangsi, peraturan upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadiaan

BAB di sembarang tempat,• Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat oleh masyarakat untuk mencapai 100% KK

mempunyai jamban sehat,• Ada upaya strategi yang jelas untuk mencapai Sanitasi Total.

Page 153: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM145

f. Desa/kelurahan Mencapai Status Sanitasi TotalIndikator untuk mencapai Sanitasi Total sebagai berikut :

No. Pilar STBM Indikator Keberhasilan terkait dengan perilaku

Indikator Keberhasilan terkait dengan akses

Indikator Keberhasilan

1 Stop Buang Air Besar Sembarangan

Jumlah dan persentase penduduk tidak buang air besar sembarangan

• Jumlah dan persentase rumah tangga menggunakan jamban sehat

• Jumlah desa/kelurahan di kabupaten /kota yang mencapai Stop BABS/ODF, dievaluasi setiap tahun setelah deklarasi ODF

100%

2 Cuci Tangan Pakai Sabun

Setiap anggota keluarga cuci tangan pakai sabun pada waktu kritis

• Jumlah dan persentase rumah tangga memiliki dan menggunakan saran untuk melakukan CTPS

• Setiap institusi pendidikan dan kesehatan mempunyai sarana untuk melakukan CTPS

100%

3 Pengelolaan air minum/ Makanan yang aman ( PAMM RT )

• Jumlah dan persentase rumah tangga yang melakukan pengamanan air dengan aman

• Jumlah dan persentase rumah tangga yang melakukan pengamanan makanan dengan aman

• Jumlah dan persentase rumah tangga yang mempunyai sarana untuk melakukan pengeloaan air minum dengan aman,

• Jumlah dan persentase rumah tangga yang memiliki sarana untuk melakukan pengeloaan makanan dengan aman

100%

4 Pengamanan Sampah Rumah Tangga

Setiap rumah tangga melakukan pengamanan sampah dengan aman

Setiap rumah tangga dapat melakukan akses terhadap sarana pengamanan sampah

100%

5 Pengamanan limba cair rimah tangga

Jumlah dan prosentase rumah tangga yang mengelola limbah cait dengan aman

Jumlah dan prosentase rumah tangga yang mempunyai saran pengelolaa limbah cair yang aman

100%

Tabel 10: Indikator Sanitasi Total

Page 154: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM146

D. OPSI TEKNOLOGI UNTUK 5 PILAR STBMa. Jamban SehatUntuk pilar I STBM: Stop Buang Air Besar Sembarangan, jenis produk STBM yang bisa ditawarkan ke masyarakat adalah jamban sehat.

Jamban sehat memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Tidak mencemari air (badan air, air tanah),2. Tidak mencemari tanah permukaan (air resapan),3. Bebas dari serangga,4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan,5. Aman digunakan oleh pemakainya,6. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya,7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.

Berikut deskripsi singkat terkait dengan kriteria diatas: 1. Jamban individual yang tidak mencemari badan air dan air tanah memiliki lobang septiktank

yang dipadatkan dengan plester atau di cor semen dan pasir.

Gambar 7: Jamban Individual

2. Jamban komunal atau jamban individu di daerah padat permukiman, agar tidak mencemari badan air dan air tanah haruslah memiliki dinding septiktank komunal yang kedap air atau memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.

Gambar 8: Jamban Komunal

Page 155: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM147

3. Jamban yang bebas dari serangga memiliki lobang jamban yang tertutup atau berupa jamban leher angsa. Lobang jamban yang terbuka akan memudahkan lalat masuk ke lobang tersebut, sebagai contoh “jamban cubluk” haruslah dibuatkan tutup dari kayu atau benda lain agar serangga atau lalat tidak dapat menembusnya.

Gambar 11: jenis jamban

4. Agar jamban tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan, untuk jamban cemplung harus dibuatkan tutup dari kayu atau benda lain sehingga bau tidak kemana-mana. Septiktank harus dibuatkan lobang buangan atau ventilasi udara ke atas minimal 2 meter untuk membuang bau. Namun, akan lebih baik jika menggunakan kloset leher angsa karena pada permukaan selalu tertutup rapat oleh air. Ruang jamban harus bersih dari genangan air dan tidak licin. Untuk itu perlu dibersihkan secara rutin.

Gambar 11: Septik tank dengan ventilasi

5. Jamban yang aman digunakan sebaiknya memiliki septiktank pada tanah yang tidak mudah longsor, jambannya aman dari hujan dan panas.

Gambar 12: jamban permanen Gambar 13: desain lantai kamar mandi

Page 156: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM148

6. Jamban hendaknya mudah dibersihkan, dimana lantai kamar mandi berada pada posisi miring 1 derajat mengarah ke saluran pembuangan air supaya kamar mandi selalu bersih dan kering. Disana juga dilarang membuang sampah, seperti plastik, puntung rokok atau benda lainnya karena bisa menghambat saluran pembuangan.

7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan sehingga jamban sebaiknya memiliki dinding yang lebih tinggi dari manusia dan memiliki pintu. Sebaiknya jamban

8. juga memiliki atap agar penggunanya aman dari hujan dan panas.

7. 8. 9.

Gambar 14: Jamban Yang Aman

b. Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun

Kriteria sarana cuci yangan yang memenuhi syarat kesehatan adalah: 1. Adanya air bersih yang dapat dialirkan, 2. Adanya sabun, dan3. Adanya penampungan atau saluran air limbah yang aman.

Sarana cuci tangan tidak perlu terdiri dari keran dan wastafel yang mewah atau mahal. Sarana CTPS yang sederhana dan yang tepat guna yaitu dibuat dari bahan/material yang dapat diperoleh dengan mudah, misalnya: dapat dibuat dari ruas bambu, tempat-tempat bekas seperti botol plastik besar, jerigen, gentong, kaleng besar dan lain sebagainya, yang dibolongi sehingga air dapat mengalir dan ditutup kembali.

Page 157: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM149

Contoh-contoh sarana CTPS yang memenuhi persyaratan minimum adalah antara lain:

Sarana CTPS sederhana dari ruas bambu yang dilubangi dan dilengkapi penyumbat dan ember. Sabun dapat dimasukan jala plastik dan digantung. Foto WSP.

Kiri dan bawah: penyimpanan air menggunakan potongan paralon sisa dilengkapi dengan penutup dibagian bawah. Paralon dilubangi dan dilengkapi penutup lubang.

Sarana CTPS ini digantung dekat sarana air bersih dan dilengkapi dengan penampung limbah air. Sabun dimasukkan ke dalam jala plastik dan digantung. Foto: WSP

Sarana CTPS ini ditemukan di restaurant di Yogyakarta, dibuat dari tempat air tradisionil dari keramik .

Sumber foto ESP- USAID Sarana CTPS di sekolah. Sumber foto: ESP- USAID

Page 158: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM150

Sarana CTPS dibuat untuk acara gerakan CTPS serempak pada hari-hari perayaan khusus. Suplai air adalah melalui selang yang disambung ke truk air. Sumber: Hari CTPS Sedunia 15 Oktober 2008/ Unilever

Sarana CTPS (CARE) dibuat dari jerigen dileng-kapi stand dan penampungan air limbah untuk acara gerakan CTPS serempak pada hari-hari perayaan khusus. Sumber: PP&PL,Departemen Kesehatan

Sarana CTPS yang dibuat khusus dengan ukuran tinggi untuk anak-anak sekolah. Sumber foto: WSLIC-2

Sarana CTPS dari gentong plastik ditemukan di Posyandu Subang Cijambe. Foto: ESP-USAID

Page 159: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM151

Tippy-tap – contoh dari Kenya.

Tippy-tap atau “keran miring” dikembang-kan di tempat-tempat yang sulit air seperti Amerika Selatan dan Afrika dengan menggunaan bahan bekas (botol atau jerigen platik). Lihat sketsa Tippy-tap untuk rincian cara membuatnya. Sumber: www.kwaho.org/t-tipitap.html

Sarana CTPS disekolah di Sambak, Magelang dibuat dari bambu, diisi ulang dengan air bersih pakai ember.

Sumber: ESP- USAID

Sarana CTPS sederhana menggunakan botol “gallon” dan ember yang dilubangi untuk mengalirkan air, dilengkapi sumbat dan ember penampungan air limbah. Sumber: Muhammdiyah, Jakarta.

Sarana CTPS menggunakan bak sampah platik dilengkapi keran dan stand kerangka besi ditemukan di sekolah di Jawa Panggung Rejo.

Gambar 9: Contoh Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun yang Layak

Page 160: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM152

c. Sarana Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah TanggaHal penting untuk dilakukan :- Cucilah tangan sebelum menangani air minum dan mengolah makanan siap santap.- Mengolah air minum secukupnya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga.- Gunakan air yang sudah diolah untuk mencuci sayur dan buah siap santap dan mengolah

makan siap santap.- Tidak mencelupkan tangan ke dalam air yang sudah diolah menjadi air minum.- Secara periodik meminta petugas untuk melakukan pemeriksaan air guna pengujian

laboratorium.

(1) Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga• Pengolahan air Baku

Apabila air baku keruh perlu dilakukan pengolahan awal :

1. Pengendapan dengan gravitasi alami.2. Penyaringan dengan kain.3. Pengendapan dengan bahan kimia/tawas.

Gambar 10: Pengamanan Air Baku

• Pengolahan Air Minum Rumah TanggaPengolahan air minum di rumah tangga merupakan kegiatan mengolah air untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. Masyarakat dapat melakukan dengan cara :1. Mengolah air minum2. Menyimpan air minum yang aman.

Page 161: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM153

1. Bagaimana Mengolah Air Minum yang Saniter?Air untuk minum harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan kuman dan penyakit, selain itu wadah air harus bersih dan tertutup, air yang tidak dikelola dengan standar Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAMRT) dapat menimbulkan penyakit.

Gambar 11: Pengolahan Air Minum di Rumah Tangga

(a). Filtrasi/ Penyaringan- Biosan Filter- Keramik Filter

(b). Khlorinasi- Khlorine Cair- Khlorine tablet

(c). Penggumpalan dan Disinfeksi- SODIS (Solar Water Disinfektion)- Merebus

Gambar 12: Pengolahan Air Minum di Rumah Tangga

Page 162: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM154

2. Wadah Penyimpanan Air Minum :- Wadah yang aman adalah bertutup, berleher sempit dan lebih baik juga dilengkapi

dengan keran.- Air minum sebaiknya di simpan di wadah pengolahannya- Air yang sudah diolah sebaiknya disimpan dalam tempat yang bersih dan selalu

tertutup.- Jangan minum air langsung dari mulut/wadah keran, gunakan gelas yang bersih

dan kering.- Letakkan wadah penyimpanan air minum di tempat yang bersih dan sulit

terjangkau oleh binatang.- Wadah air minum sebaiknya dicuci setiah tiga hari atau saat air habis. Gunakan

air yang sudah diolah sebagai air bilasan terakhir.

(2) Pengamanan Makanan Rumah TanggaMakanan harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan dan bermanfaat bagi tubuh. Cara pengamanan makanan yang baik yaitu dengan menerapkan prinsip higienis dan sanitasi makanan. Pengamanan makanan di rumah tangga, walaupun dalam jumlah kecil atau skala rumah tangga juga harus menerapkan prinsip higienis sanitasi makanan. Berbicara tentang higienis sanitasi makanan ada 4 (empat) aspek yang saling berpengaruh satu sama lain yaitu tempat/bangunan, peralatan, orang/penjamah makanan dan bahan makanan, sedangkan prinsip higienis sanitasi makanan adalah :

1. Pemilihan bahan makananPemilihan bahan makanan harus memperhatikan mutu dan kualitas serta memenuhi persyaratan yaitu untuk bahan makanan tidak dikemas harus dalam keadaan segar, tidak busuk,tidak rusak/berjamur, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun serta berasal dari sumber yang resmi atau jelas. Untuk bahan makanan dalam kemasan atau hasil pabrikan, mempunyai label dan merk, komposisi jelas, terdaftar dan tidak kadaluarsa.

2. Penyimpanan bahan makanan Menyimpan bahan makanan baik bahan makanan tidak dikemas maupun dalam kemasan harus memperhatikan tempat penyimpanan, cara penyimpanan, waktu/lama penyimpanan dan suhu penyimpanan. Selama berada dalam penyimpanan harus terhindar dari kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya serta bahan kimia berbahaya dan beracun. Bahan makanan yang disimpan lebih dulu atau masa kadaluarsanya lebih awal dimanfaatkan terlebih dahulu.

Page 163: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM155

3. Pengolahan makananEmpat aspek higienis sanitasi makanan sangat mempengaruhi proses pengolahan makanan, oleh karena itu harus memenuhi persyaratan, yaitu :• Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan teknis

higienis sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan serta dapat mencegah masuknya serangga, binatang pengerat, vektor dan hewan lainnya.

• Peralatan yang digunakan harus tara pangan (food grade) yaitu aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan (lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa dan tidak mengeluarkan bahan berbahaya dan beracun) serta peralatan harus utuh, tidak cacad, tidak retak, tidak gompel dan mudah dibersihkan.

• Bahan makanan memenuhi persyaratan dan diolah sesuai urutan prioritas Perlakukan makanan hasil olahan sesuai persyaratan higienis dan sanitasi makanan, bebas cemaran fisik, kimia dan bakteriologis.

• Penjamah makanan/pengolah makanan berbadan sehat, tidak menderita penyakit menular dan berperilaku hidup bersih dan sehat

4. Penyimpanan makanan matangPenyimpanan makanan yang telah matang harus memperhatikan suhu, pewadahan, tempat penyimpanan dan lama penyimpanan. Penyimpanan pada suhu yang tepat baik suhu dingin, sangat dingin, beku maupun suhu hangat serta lama penyimpanan sangat mempengaruhi kondisi dan cita rasa makanan matang.

5. Pengangkutan makananDalam pengangkutan baik bahan makanan maupun makanan matang harus memperhatikan beberapa hal yaitu alat angkut yang digunakan, teknik/cara pengangkutan, lama pengangkutan dan petugas pengangkut. Hal ini untuk menghindari risiko terjadinya pencemaran baik fisik, kimia maupun bakteriologis.

6. Penyajian makananMakanan dinyatakan laik santap apabila telah dilakukan uji organoleptik atau uji biologis atau uji laboratorium, hal ini dilakukan bila ada kecurigaan terhadap makanan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan :• Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan menggunakan

5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat (penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma), mendengar (bunyi misal telur) menjilat (rasa). Apabila secara organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.

• Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan apabila dalam waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan, makanan tersebut dinyatakan aman.

Page 164: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM156

• Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran makanan baik kimia maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel makanan yang diambil mengikuti standar/prosedur yang benar dan hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah baku.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penyajian makanan yaitu tempat penyajian, waktu penyajian, cara penyajian dan prinsip penyajian. Lamanya waktu tunggu makanan mulai dari selesai proses pengolahan dan menjadi makanan matang sampai dengan disajikan dan dikonsumsi tidak boleh lebih dari 4 (empat) jam dan harus segera dihangatkan kembali terutama makanan yang mengandung protein tinggi, kecuali makanan yang disajikan tetap dalam keadaan suhu hangat. Hal ini untuk menghindari tumbuh dan berkembang biaknya bakteri pada makanan yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan.

(3) Sarana Pengamanan Sampah di Rumah TanggaPengamanan sampah dapat dilakukan di skala rumah tangga dan skala komunitas. Prinsip pengamanan sampah adalah Pilah-Pilih-Kumpul-Jual. Prinsip ini memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energy, kompos, pupuk, ataupun untuk bahan baku industri, dsb.

Pengomposan Takakura (Skala Rumah Tangga)

Gambar 13: Pengomposan Takakura, Sumber ICWMRIP

Pengomposan ini diperkenalkan oleh Mr. Koji Takakura dari Jepang. Langkah-langkah membuat kompos Tatakura: a) Sampah sisa sayur/nasi, sebelum dimasukkan ke dalam keranjang/komposter perlu

dicacah terlebih dahulu, b) Masukkan sisa makanan yang akan dikompos ke dalam keranjang, dan usahakan

sampah yang dimasukkan adalah sampah baru, c) Tekan-tekan atau masukkan sampah ke dalam materi kompos dalam keranjang

atau aduk-aduk sehingga materi sampah tertutup oleh komps dalam keranjang. Tutup dengan bantal sekam hingga rapat untuk mencegah lalat atau binatang lain masuk.

Page 165: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM157

d) Tutup dengan kain hitam. Selain kompos, kita juga bisa mendaur ulang kertas. Berikut alat-alat dan langkah-langkah daur ulang kertas yang bisa dilakukan di skala rumah tangga:

Alat-Alat:

1. Blender, 2. Sceen (Cetak saring), 3. Rekel (dapat dibeli di toko kertas), 4. Papan kayu yang dilapisi kain tipis (disebut sebagai kain hero), 5. Bak besar.

Bahan-Bahan:

1. Kertas bekas (sewarna dan sejenis lebih baik), 2. Lem kertas, 3. Air.

Langkah Pembuatan:

1. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dengan ukuran sekitar 3 x 3 cm. Potongan kertas direndam di dalam bak air selama sekitar tiga jam (tergantung jenis kertasnya). Kertas dilunakkan dengan blender hingga halus hasilnya dan menyerupai bubur kertas (pulp). Masukkan bubur kertas (pulp) ke dalam bak besar lagi. Bubur kertas dan lem kemudian dimasukkan ke dalam bak besar berisi air. Perbandingan antara air, bubur kertas dan lem adalah: 15 liter air : liter bubur kertas :

2 sendok makan lem. Masukkan karakteristik yang dipilih ke dalam bak, lalu aduk hingga merata dengan campuran pulp dan lem.

3. Masukkan screen ke dalam bak. Angkat screen hingga pulp tinggal di atas screen. 4. Basahi papan yang telah dilapisi dengan kain hero. Tempelkan screen ke papan lalu

dirakel sehingga airnya turun. Angkat screen hingga kertas menempel di papan. 5. Ulangi langkah berkali-kali hingga papan dipenuhi oleh kertas secara merata, jemur

papan di tempat panas hingga kertas menjadi kering. 6. Setelah kering, cabut kertas dengan perlahan-lahan.

Pengolahan Sampah Mandiri Berbasis Komunitas

1. Mengurangi sampah mulai dari sumbernya - Mengurangi sampah liar,- Mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

2. Pemilahan sampah; antara sampah basah dan sampah kering 3. Mengolah sampah;

- Sampah basah diolah menjadi kompos, - Sampah kering dijual kepada pemulung atau dijadikan bahan daur ulang.

Page 166: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM158

Berikut adalah beberapa kegiatan pengamanan sampah berbasis komunitas: Pengomposan Skala Kawasan

Pemanfaatan Plastik Kemasan

Pemilahan & Pengomposan dengan Komposter

Gambar 14: Contoh Pengamanan Sampah Berbasis Komunitas

Page 167: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM159

(4) Sarana Pengamanan Limbah CairLimbah cair rumah tangga dapat dibedakan menjadi black water dan grey water.

Black water dihasilkan dari WC sebagai buangan seperti urin, tinja, air guyuran, dan materi pembersih lainnya yang dibuang ke toilet, seperti kain lap, pembalut, dll.

Grey water dihasilkan dari air bekas mandi, mencuci pakaian, dan buangan cair dari dapur. Air seperti ini bisa mencapai 60% dari air yang dihasilkan rumah tangga.

Contoh sarana pengamanan limbah cair adalah bak perangkap lemak. Lemak dan minyak bisa merusak sistem pengolahan, sehingga lemak dan minyak tidak boleh dimasukkan ke dalam tempat cuci (sink). Perangkap lemak adalah metode sederhana yang dipakai dalam sistem pengolahan grey water skala kecil.

Gambar 15: Bak Penangkap Lemak

Contoh lain adalah filter anaerobik, yaitu bak kedap air yang terbuat dari beton, fiberglas, PVC atau plastik, untuk penampungan dan pengolahan black water dan grey water. Ini adalah tangki pengendapan, dan proses anaerobic membantu mengurangi padatan serta material organik.

Gambar 16: Bio Filter, Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi

Page 168: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM160

Catatan:

Contoh-contoh yang disampaikan diatas hanya sebagian dari jenis pilihan produk dan jasa sanitasi yang ada. Masih banyak sarana lain yang tersedia. Wirausaha STBM dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat di wilayah kerjanya.

d. Cara membangun jejaring layanan penyediaan sanitasiSetelah masyarakat terpicu dan mau berubah, secara otomatis masyarakat akan membutuhkan sarana sanitasi yang higienis dan layak. Perlu dicatat bahwa tidak semua masyarakat memiliki akses dan kemampuan keuangan untuk menyediakan sarana sanitasi yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, setelah dilakukan pemicuan, wirausaha STBM diundang untuk menyediakan opsi-opsi pilihan sarana sanitasi yang dibutuhkan masyarakat dengan proses pembiayaan yang juga sesuai dengan kemampuan masyarakat.

Disamping itu perlunya membangun jejaring layanan penyediaan sanitasi untuk mensinergikan potensi-potensi yang ada di masyarakat dalam percepatan pencapaian rencana yang sudah disusun oleh masyarakat, hal ini bisa juga dilakukan dan dibantu oleh wirausaha STBM yang ada dan muncul di masyarakat, jika belum muncul para wirausahawan di bidang sanitasi hal ini bisa diawali dan difasilitasi oleh dinas kesehatan setempat yang sudah mendapatkan ketrampilan terkait wirausaha STBM.

Keberadaan wirausaha STBM akan mendekatkan suplai sanitasi kepada masyarakat dan mempermudah perwujudan niat mereka untuk merubah perilaku.

e. Pendampingan dan MonitoringPendampingan dilaksanakan untuk memperkuat keyakinan masyarakat tentang komitmen yang telah dibangun melalui perubahan perilaku secara kolektif yang diaplikasikan dengan upaya individu dalam upaya mewujudkannya. Disamping itu, dalam keadaan tertentu masyarakat membutuhkan mitra untuk melakukan dialog dalam upaya mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Pada saat itu diperlukan pendampingan untuk melakukan dialog dan mewujudkan komitmen masyarakat. Oleh karena itu, fasilitator datang kembali untuk mendampingi masyarakat melakukan monitoring terhadap progress dari rencana tindak lanjut yang mereka buat.

Pendampingan dilakukan berdasarkan komitmen dengan masyarakat dan disesuaikan dengan proses alur pemberdayaan. Alur dan Proses pendampingan masyarakat sebagai contoh untuk perubahan perilaku menghilangkan Buang Air Besar Sembarangan (BABS):

Page 169: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM161

Tabel 11: Alur dan Proses Pendampingan Masyarakat

Proses pemicuan juga perlu diitegrasikan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun. Terutama ditujukan pada ibu-ibu dan anak-anak sekolah sebagai kelompok sasaran sehingga kedua kelompok tersebut dapat berinteraksi melalui kegiatan di sekolah dan di lingkungan rumah. Pentahapan pendampingan dapat dilaksanakan sebagai berikut :

Tabel 12: Tahapan Pendampingan Pilar 1 dan Pilar 2

Keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan apakah mempengaruhi perubahan yang diinginkan atau tidak, tidak akan terjadi apabila kita tidak melakukan monitoring. Informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses dan pendekatan kegiatan, dan bahan perencanaan ke depan.

Monitoring dan evaluasi program STBM melalui Sistem Informasi Monitoring dilaksanakan secara umum melalui tahapan, yaitu pengumpulan data dan informasi, pengolahan dan analisis data

Page 170: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM162

dan informasi, dan pelaporan dan pemberian umpan-balik. Tahapan ini terjadi di masing-masing tingkatan.

Monitoring program STBM sedapat mungkin dapat dilakukan secara mandiri dan partisipatori oleh masyarakat sendiri, dan diharapkan peran aktif dari natural leader yang muncul dan organisasi masyarakat seperti PKK, kelompok dasa wisma, dan lainnya. Namun demikian tetap diharapkan peran aktif dari petugas PUSKESMAS/ sanitarian sebagai fasilitator dan katalisator di tingkat kecamatan/desa dalam mengelola data dan informasi hasil monitoring kegiatan kesehatan lingkungan ini. Bila di tingkat kabupaten terdapat proyek terkait STBM sedang berjalan, fungsi monitoring ini akan diperkuat dengan memanfaatkan sumber daya tenaga konsultan/fasilitator di tingkat kabupaten untuk melakukan alih pengetahuan dan pembinaan, baik terhadap para petugas PUSKESMAS/sanitarian maupun langsung kepada masyarakat (natural leader/ organisasi masyarakat yang berperan aktif). Adapun gambaran sederhana dari pelaksanaan monitoring program STBM seperti pada tabel 13 berikut.

Page 171: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM163

Fasi

litat

orN

atur

al le

ader

/ K

omite

Sta

f Pus

kesm

asD

inas

K

eseh

atan

K

abup

aten

/ Kot

a

DIn

as

Kes

ehat

an

Pro

vins

i

Kem

ente

rian

Kes

ehat

an

Mel

alu i

pem

icua

n m

asya

raka

t ata

upun

se

cara

khu

sus

ada

upay

a un

tuk

mel

akuk

an

peng

umpu

lan

data

da

sar S

TBM

ole

h ka

bupa

ten/

kot

a

Mem

anta

u pe

rkem

bang

an

pem

icua

n di

m

asya

raka

tP

erm

inta

an v

erifi

kasi

S

TBM

Men

gkom

pila

si

upda

te p

rogr

ess

pem

icua

nM

emve

rifika

si k

laim

S

TBM

dan

m

elap

orka

n ha

sil

verifi

kasi

Feed

back

tem

uan

Men

girim

lapo

ran

pem

anta

uan

via

SM

S

Kon

solid

asi d

ata

mel

alui

SM

S

gate

way

Ana

lisis

dat

a:

perb

aika

n ke

giat

an

dan

pere

ncan

aan

kede

pan

Feed

back

kep

ada

staf

pus

kesm

asD

isse

min

a si k

epad

a lin

tas

prog

ram

te

rkai

t da n

sek

tor

AM

PL

Wor

ksho

p re

view

pe

mbe

laja

ran

tahu

nan

dan

anal

isis

ko

mpa

ratif

pe

ncap

aian

has

il an

tar k

abup

aten

/ko

taD

isse

min

asi k

epad

a lin

tas

prog

ram

te

rkai

t dan

sek

tor

AM

PL

Eva

luas

i tah

unan

ko

mpe

titif

mel

alui

m

edia

mas

sa

(con

toh

JPIP

)

Rak

orna

s S

TBM

: re

vie w

tahu

nan

dan

anal

isis

kom

para

tif

penc

apai

an h

asil

anta

r pro

pins

i.

Dis

sem

inas

i kep

ada

linta

s pr

ogra

m

terk

ait d

an s

ekto

r A

MP

L

Des

a/ K

elur

ahan

Keca

mat

anKa

b upa

ten/

Ko

taPr

ovin

siPu

sat

Ting

kata

n

Pela

ku

pem

anta

uan

Aksi

yan

g di

laku

kan

Pela

pora

n

Dat

a da

sar

STB

M (m

isal

m

elal

ui p

eta

sosi

al),

beris

i ak

ses

sani

tasi

di

mas

yara

kat

Men

cata

t ke

maj

uan

dan

mem

perb

ahar

ui

dala

m p

eta

sosi

al

terh

adap

pe

ruba

han

yang

te

rjadi

Pel

apor

an

bula

nan.

Verifi

kasi

STB

M.

Pel

apor

an

bula

nan.

Pel

apor

an

tahu

nan

Bah

an u

ntuk

pu

blik

asi

Peni

laia

n ki

nerja

per

tahu

n (B

ench

mar

king

) pr

ogra

m s

anita

si

kabu

pate

n/ko

ta

Kon

solid

asi u

ntuk

pe

ncap

aian

MD

G.

Peni

laia

n ki

nerja

pe

r tah

un

(Ben

chm

arki

ng)

prog

ram

san

itasi

pr

opin

si.

12

34

56

Taha

p

Tabel 13 : Alur pikir tata laksana monitoring dan pelaporan dari masyarakat hingga tingkat pusat

Page 172: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM164

Peran dan fungsi pelaku dalam pelaksanaan STBM, terlihat sebagai berikut:

Pelaku Peran Penanggung Jawab

Pusat Melakukan pemantauan rutin terhadap pencapaian kinerja kabupaten/provinsi terhadap program sanitasi yang berjalan,

Memberikan umpan balik terhadap hasil analisis data dan informasi monitoring tersebut,

Melakukan sharing informasi antar kabupaten/ provinsi,

Melakukan verifikasi dan sertifikasi terhadap provinsi dan kabupaten yang telah mencapai ODF, hingga Sanitasi Total (5 pilar).

Staf Kemenkes yang membidangi Program STBM

Provinsi Melakukan pemantauan rutin terhadap pencapaian kinerja kabupaten terhadap program sanitasi yang berjalan,

Menganalisis data dan informasi hasil monitoring, dan memberikan umpan balik terhadap hasil analisis data dan informasi monitoring tersebut,

Melakukan sharing informasi antar kabupaten, Melakukan verifikasi dan sertifikasi terhadap

kabupaten yang telah mencapai ODF, hingga Sanitasi Total (5 pilar).

Staf Dinkes yang membidangi Program STBM

Kabupaten Merekam/ entry data dan informasi hasil monitoring kedalam database,

Melakukan pemantauan rutin terhadap indikator-indikator tertentu yang harus dilakukan oleh tim kabupaten1,

Menganalisis data dan informasi hasil monitoring, Memberikan umpan balik terhadap hasil analisis data

dan informasi monitoring, Melakukan verifikasi dan sertifikasi terhadap

kecamatan yang telah mencapai ODF, hingga Sanitasi Total (5 pilar).

Staf Dinkes yang membidangi Program STBM

Resource Agency (RA)

Melakukan bimbingan kepada pelaku di kabupaten, kecamatan dan masyarakat dalam pelaksanaan monitoring keluaran program STBM,

Membantu kecamatan dalam melakukan pengumpulan data dan informasi monitoring di tingkat masyarakat,

Membantu kabupaten dalam menganalisis data dan informasi hasil monitoring,

Memonitor keefektifan kegiatan Program melalui sistem monitoring rutin.

Fasilitator Kabupaten

Page 173: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM165

Kecamatan Melakukan pengumpulan data dan informasi monitoring di tingkat masyarakat,

Melakukan verifikasi dan sertifikasi hasil monitoring yang dilakukan oleh masyarakat, sebelum dikirimkan ke kabupaten untuk direkam/ di-entri dalam database,.

Melakukan verifikasi dan sertifikasi terhadap komunitas yang telah mencapai ODF, hingga Sanitasi Total (5 pilar).

Petugas PUSKESMAS/ Sanitarian

Masyarakat Melakukan monitoring mandiri terhadap hasil perkembangan kegiatan Program STBM.

Natural leader/ Organisasi Masyarakat

Tabel 14: Peran dan Fungsi Pelaku dalam pelaksanaan Monitoring Program STBM

1) Pelaksanaan monitoring di tingkat masyarakat/ desa

Pelaksanaan monitoring di tingkat masyarakat akan lebih bertumpu kepada indikator monitoring yang mudah dilihat dan dirasakan secara langsung oleh masyarakat itu sendiri, antara lain terkait:

1. Pengumpulan data dasar terkait indikator 5 pilar perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu: a) data akses awal jumlah masyarakat yang memiliki dan menggunakan jamban sehat, memiliki dan menggunakan jamban tidak sehat, jumlah masyarakat yang masih numpang ke jamban tetangga atau umum dibedakan menurut jenis jamban sehat dan tidak sehat, dan terakhir masih BAB di sembarang tempat; b) data akses awal jumlah keluarga (termasuk anggota keluarga di dalamnya) yang telah terbiasa cuci tangan pakai sabun pada waktu-waktu kritis; c) data akses awal jumlah keluarga yang telah mengelola air minumnya dengan aman; d) data akses awal jumlah keluarga yang telah mengelola sampahnya dengan aman; e) data akses awal jumlah keluarga yang telah mengelola limbah cair rumah tangganya dengan aman.

2. Proses pemicuan perubahan perilaku Buang Air Besar masyarakat.

Indikator yang direkam antara lain: a) peningkatan akses masyarakat kepada penggunaan sarana jamban sehat; b) kebersihan lingkungan sekitar rumah keluarga; c) peningkatan perubahan perilaku pilar lainnya.

3. Pendataan tukang yang terkait dengan jasa dan layanan sanitasi.

Pendataan ini bertujuan untuk menjaring informasi jumlah tukang yang beredar di desa bersangkutan yang memiliki pengalaman dan/ atau ketrampilan membangun/ memperbaiki sarana jamban.

Page 174: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM166

Berikut dibawah ini disajikan beberapa model pelaksanaan monitoring yang dapat dilakukan di tingkat masyarakat.

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

Monitoring perkembangan perubahan perilaku BAB dan pembuangan kotoran anak batita

Masyarakat Persiapan:

• Pihak kabupaten/ kecamatan/ desa menyediakan kertas spot berwarna (merah, kuning, hijau), dengan yang mudah terlihat dari jarak pandang cukup jauh, misal: bentuk bulat dengan diameter 15 cm; bentuk bujursangkar dengan ukuran 15 cm X 15 cm.

• Menginformasikan penggunaan kertas berwarna kepada masyarakat setelah proses pemicuan awal atau saat monitoring lanjutan. Kertas merah (jamban numpang), kuning (jamban blm sehat), hijau (jamban sehat).

Setiap saat ada perubahan perilaku yang terjadi pada komunitas tersebut.

• Untuk aspek PHBS lain, seperti cuci tangan, pengamanan dan penyimpanan air minum dan makanan, pengamanan limbah RT dapat mengikuti pola monitoring mandiri untuk perilaku BAB di jamban. Untuk efektivitas monitoring dapat menggunakan “kartu sehat”

Pelaksanaan Monitoring:• Masyarakat yang telah berupaya berubah perilaku

untuk tidak BAB di sembarang tempat (termasuk membuang kotoran anak batita tidak sembarangan), menempelkan tanda kertas spot di depan rumah mereka pada tempat yang tampak dari pandangan orang yang berdiri di depan atau melalui rumah tersebut. Warna yang ditempel sesuai kondisi perkembangan upaya perubahan perilaku mereka.

• Pada kertas tersebut dapat dituliskan tanggal mereka melakukan perubahan tersebut.

• Apabila pada keluarga tertentu ada peningkatan perubahan perilaku dengan ditandai perubahan warna kertas spot yang ditempel. Tempel warna baru diatas warna lama, sehingga informasi warna awal masih ada.

• Natural leader atau komite secara berkala memperbaharui informasi tersebut dalam peta masyarakat (tanpa mengganggu informasi baseline)

Table 15: Model Pelaksanaan Monitoring di Masyarakat

Page 175: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM167

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa monitoring di tingkat masyarakat ini menggunakan pendekatan partisipatori dan mengangkat peran aktif masyarakat untuk melakukan monitoring mandiri. Oleh karena itu, penting sekali bahwa selama proses kegiatan STBM, fasilitator kabupaten membantu meningkatkan kapasitas masyarakat untuk melakukan monitoring mandiri melalui on the job training.

2) Pelaksanaan monitoring di tingkat puskesmas/kecamatan

Pelaksanaan monitoring di tingkat puskesmas/ kecamatan akan lebih bertumpu kepada mengumpulkan perkembangan informasi di tingkat desa dan menjaring indikator monitoring yang terjadi di tingkat puskemas/ kecamatan, antara lain sebagai berikut:

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

1. Perekaman monitoring perkembangan perubahan perilaku BAB dan pembuangan kotoran anak batita (kemajuan pemicuan), perilaku cuci tangan pakai sabun, serta pilar lainnya

Fasilitator pemicu (Kecamatan/ Puskesmas)

Persiapan:

• Pihak kecamatan/ puskesmas menyiapkan dan memahami pengisian format monitoring perkembangan perubahan perilaku pilar-pilar STBM (pilar 1 hingga pilar 5).

Contoh Pelaksanaan monitoring:

• Mengacu kepada peta sosial masyarakat, informasi perkembangan hasil pemicuan (akses masyarakat kepada jamban) dipindahkan kedalam format LB-1.

• Melakukan kunjungan ke rumah tangga yang telah melakukan perubahan (berdasarkan perkembangan data pada peta sosial) untuk mengamati kondisi dan pemeliharaan jamban dan lingkungan sekitarnya (lihat panduan transect walk).

Penting: Monitoring perkembangan perubahan perilaku masyarakat terkait kebiasaan BAB, sekaligus sebagai kegiatan verifikasi ODF per rumah tangga, yang digunakan sebagai dasar verifikasi status ODF suatu komunitas.

Perekaman data dasar (baseline) di awal dan kemajuan hasil pemicuan dilakukan bulanan (misal: minggu ke-empat setiap bulannya)

2. Monitoring status ODF yang dicapai suatu komunitas (Verifikasi ODF)

Page 176: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM168

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

Tim kecamatan bersama masyarakat.

Persiapan:

− Masyarakat melalui natural leader atau komite menginformasikan pihak Puskesmas untuk dilakukan verifikasi status ke-ODF-an mereka (akan lebih baik bila penginformasian dilakukan melalui surat pernyataan yang diketahui oleh kepala desa).

− Tim kabupaten menyiapkan stiker atau papan ODF.

Pelaksanaan monitoring:

− Tim kecamatan melakukan pengecekan informasi total masyarakat yang sudah berubah perilakunya. Dengan alat bantu peta sosial dan ceklist jamban, tim mengunjungi rumah masyarakat dan mencocokkan warna kertas spot (kaitkan dengan proses monitoring no.1).Rekaman hasil verifikasi dicantumkan dalam format LB-2.

− Tim melakukan penilaian terhadap total akses masyarakat. Hasilnya diinformasikan kepada masyarakat. Bila telah mencapai 100% akses, tim dapat menempelkan stiker atau menempatkan papan ODF dengan diisi tanggal kapan mereka mencapai ODF dan verifikasi dilakukan.

Sebaiknya dilakukan begitu menerima informasi dari masyarakat bersangkutan

3. Monitoring status Desa STBM yang dicapai suatu komunitas (Verifikasi Desa STBM)

Page 177: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM169

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

Tim kecamatan bersama masyarakat.

Persiapan:

− Masyarakat melalui natural leader atau komite menginformasikan pihak Puskesmas untuk dilakukan verifikasi status ke-STBM-an mereka (akan lebih baik bila penginformasian dilakukan melalui surat pernyataan yang diketahui oleh kepala desa).

− Tim kabupaten menyiapkan stiker atau papan pencapaian Desa STBM.

Pelaksanaan monitoring:

− Tim kecamatan melakukan pengecekan informasi total masyarakat yang sudah berubah perilakunya. Dengan alat bantu peta sosial dan ceklist capaian 5 pilar STBM, tim mengunjungi rumah masyarakat dan mencocokkan warna kertas spot (kaitkan dengan proses monitoring no.1).Rekaman hasil verifikasi dicantumkan dalam format rekam pilar-1 sampai pilar-5 STBM.

− Tim melakukan penilaian terhadap total akses masyarakat. Hasilnya diinformasikan kepada masyarakat. Bila telah mencapai 100% akses kelima pilar STBM, tim dapat menempelkan stiker atau menempatkan papan Desa STBM dengan diisi tanggal kapan mereka mencapai status tersebut dan verifikasi dilakukan.

Begitu menerima informasi dari masyarakat bersangkutan

4. Investasi jamban oleh masyarakat

Fasilitator pemicu (Kecamatan/ Puskesmas)

Persiapan:

Menyiapkan dan memahami cara pengisian format LB-3.

Page 178: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM170

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan:

• Kegiatan ini dapat dilaksanakan saat fasilitator pemicu memperbaharui (updating) informasi kemajuan pemicuan.

• Pada saat kunjungan ke rumah tangga, dapat menanyakan kepada keluarga bersangkutan perkiraan biaya untuk membangun jamban. (untuk membantu dapat melakukan perkiraan bahan yang digunakan dan tenaga yang dikeluarkan)

5. Pendataan tukang terkait jasa dan layanan sanitasi

Fasilitator pemicu bekerja sama dengan natural leader (NL)/ komite

Persiapan:

Menyiapkan dan memahami cara pengisian format LT-3.

Pelaksanaan:

• Pendataan awal tentang tukang yang ada di komunitas/ desa tersebut sebagai data dasar, dilakukan selang 1 – 2 minggu setelah pemicuan awal,

• Pembaharuan pendataan tukang dilakukan setiap 3 bulan, baik ada pengurangan (karena pindah atau bekerja diluar) atau penambahan jumlah tukang.

6. Monitoring mandiri terhadap dampak yang dirasakan

Masyarakat bekerja sama dengan pihak puskesmas/ kecamatan/ kabupaten

Persiapan:

• Masyarakat membuat tulisan gambaran kondisi masyarakat sebelum intervensi (pemicuan awal) dilakukan

Minimal 6 bulan setelah ODF

Pelaksanaan monitoring:

• Masyarakat membuat tulisan perubahan kondisi masyarakat yang dirasakan setelah intervensi (pemicuan awal) dilakukan.

• Hasil tulisan masyarakat ini dapat didokumentasi secara elektornik dan dipublikasi dalam media daerah lokal hingga situs AMPL.

Page 179: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM171

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

Tim kecamatan Persiapan:

• Membuat pemberitahuan kepada setiap desa agar mempersiapkan hasil capaian kegiatan program sanitasi di masing-masing wilayah

Pelaksanaan monitoring:

• Kegiatan review dan sharing hasil capaian program sanitasi dapat dilakukan melalui forum komunikasi tingkat kecamatan

• Kegiatan review dan sharing ini dapat diikutkan/ dititipkan dalam kegiatan rutin di tingkat kecamatan yang meng-agenda-kan pertemuan kemajuan desa

Berkala per triwulan

(pada pertemuan regular yang ada di kecamatan)

7. Pendataan toko dan produsen produk sanitasi

Tim puskesmas/ kecamatan

Persiapan:

• Menyiapkan dan memahami cara pengisian format pendataan toko dan produsen produk sanitasi

Pendataan dilakukan secara berkala per triwulan

Pelaksanaan:

• Tim mengidentifikasi dan memetakan toko bangunan dan produsen produk sanitasi yang ada di wilayah kerja Puskesmas/ kecamatan bersangkutan

• Tim membagi tugas kunjungan ke toko bangunan dan/atau produsen produk sanitasi

• Petugas mewawancarai pemiliki toko dan/atau produsen produk sanitasi dan mengisi informasi yang dijaring sesuai dengan format LT-2A dan 2B.

8. Pendataan kegiatan peningkatan kapasitas (capacity building)

Tim Puskesmas/ kecamatan

Persiapan:

• Menyiapkan dan memahami cara pengisian format pendataan kegiatan peningkatan kapasitas (format LT-5)

Page 180: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM172

Pelaku Cara Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

9. Monitoring institusionalisasi sistem monitoring

Tim Puskesmas/ kecamatan

• Pihak Puskesmas/ kecamatan mencatat dan mengkompilasi data komunitas yang menggunakan peta sosial atau instrumen lainnya dalam memonitor pencapaian ODF dan perilaku cuci tangan pakai sabun oleh seluruh masyarakat

Tabel 16: Model Pelaksanaan Monitoring di Tingkat Puskesmas

f. Media promosi untuk perubahan perilaku yang berkelanjutanPerubahan perilaku perlu terus dipromosikan agar masyarakat tetap mempraktikkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat. Biasanya setelah masyarakat terbiasa, masyarakat akan otomatis berubah ke perilaku yang lebih baik tersebut, namun dalam jangka panjang jika perubahan perilaku tidak terus dipromosikan, maka sangat mungkin sekali masyarakat akan lupa dan kembali ke praktik budaya hidup yang tidak sehat.

Promosi bisa dilakukan melalui berbagai cara seperti melalui iklan, penyebaran media komunikasi, ataupun melalui kegiatan-kegiatan formal dan informal di masyarakat.

E. POKOK BAHASAN 4: SIMULASI PEMICUAN STBM DI KOMUNITAS

a. Pembentukan Kelompok dan Tim PemicuSebelum melakukan simulasi pemicuan perlu disusun kelompok-kelompok praktik lapang yang komposisinya mencakup seluruh komponen tim. Komposisi tim pemicu terdiri dari:

o Lead facilitator : fasilitator utama, yang menjadi motor utama proses fasilitasi, biasanya 1 orang.

o Co – facilitator : membantu fasilitator utama dalam memfasilitasi proses sesuai dengan kesepakatan awal atau tergantung pada perkembangan situasi.

o Content recorder : perekam proses, bertugas mencatat proses dan hasil untuk kepentingan dokumentasi /pelaporan program.

o Process facilitator : penjaga alur proses fasilitasi, bertugas mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu, dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-hal yang perlu dikoreksi.

o Environment Setter : penata suasana, menjaga suasana ‘serius’ proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak anak-anak bermain agar tidak mengganggu proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka terlibat dalam kampanye STBM, misalnya dengan: menyanyi bersama, meneriakkan slogan, dsb.), mengajak berdiskusi terpisah partisipan yang mendominasi atau mengganggu proses, dsb.

Page 181: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM173

Peserta akan dibagi menjadi kelompok kecil (catatan: untuk kepentingan praktik kerja lapang idealnya anggota kelompok tidak lebih dari 6 orang). Setiap kelompok diharapkan merupakan gabungan dari individu-individu yang mewakili berbagai komponen yang ada (berdasarkan bidang keahlian, unsur instansi atau lokasi kerja, dan seterusnya), sehingga diharapkan semua kelompok memikili kapasitas yang berimbang.

Proses pembentukan/pembagian kelompok dilakukan dengan cara membentuk barisan memanjang ke belakang sesuai jumlah kelompok yang disepakati. Penting untuk membagi peserta berdasar komposisi (gender) dan unsur peserta. Misalnya, peserta dari bidang kesehatan mengambil tempat dahulu untuk berbaris di kelompok yang berbeda, selanjutnya dari unsur teknis, bidang perenanaan, dan selanjutnya. Perhatikanlah pula aspek gender, sehingga tidak terjadi sebaran tidak merata jenis kelamin tertentu.

Tulislah di papan tulis/ kertas plano daftar nama anggota setiap kelompok.

b. Penyiapan Alat dan Bahan.Peralatan dan bahan yang dibutuhkan pada saat pemicuan:• Bahan-bahan untuk simulasi Pemetaan Sosial,• Kertas potong (metaplan),• Kertas plano,• Spidol besar dan kecil,• Ember berisi air bersih,• Air mineral dalam kemasan gelas (2 gelas),• Bubuk kuning untuk penanda tinja/kotoran manusia,• Bubuk putih untuk penanda batas desa/wilayah,• Bubuk biru/warna lainnya untuk penanda sungai, kebun atau wilayah-wilayah penting lainnya.

c. Pembagian Peran Pada Kelompok Simulasi Pemicuan KelompokKelompok yang sudah membentuk tim pemicu menyusun strategi dan skenario proses pemicuan yang akan dilakukan pada saat praktik lapang.

Masing-masing peserta memerankan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam tim. Skenario dibuat berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan berdasarkan informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan atau dari tokoh pemerintah setempat yang sebelumnya sudah dilakukan kordinasi.

Setelah skenario dan strategi tersusun, masing-masing kelompok melakukan simulasi praktik pemicuan dengan dua kelompok yang berpasangan. Satu kelompok berperan sebagai tim pemicu kelompok yang lain berperan sebagai masyarakat jika sudah selesai bisa bergantian untuk bertukar peran dengan kelompok lainnya.

Page 182: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM174

F. POKOK BAHASAN 5: PRAKTIK PEMICUAN DI LAPANGAN

a. Praktik pemicuan di lapanganPraktik pemicuan di lapangan ini bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menerapkan pendekatan STBM, sehingga kegiatan ini banyak dilakukan dalam diskusi dan praktik di kelompok. Sesi praktik lapang ini diawali dengan persiapan lapang, praktik lapang itu sendiri, refleksi dan review proses dan hasil dari kegiatan praktik lapang tersebut dalam bentuk laporan tertulis

VIII. REFERENSI1. WSP, Film Memicu Perubahan Menuju Sanitasi Total di Maharashta, India, New Delhi: 2004.

2. Depkes RI, Sekretariat STBM, Film Proses Pemicuan di Kenongo, 2005.

3. Depkes RI, Sekretariat STBM, Film Pemicuan di Muara Enim, 2006.

4. Kemenkes RI, Pedoman Teknis Lapangan STBM, Ditjen PP&PL, Jakarta: 2013.

IX. LAMPIRAN

X. LAMPIRANLEMBAR KERJA

a. Panduan Persiapan LapangPersiapan lapang menjadi bagian yang terpisahkan dengan pesiapan penyelenggaran pelatihan. Panitia/pelatih melakukan kunjungan kepada pemerintah daerah yang akan digunakan sebagai lokasi praktik kerja lapangan dan dijelaskan secara rinci kegiatan yang akan dilaksanakan selama kunjungan lapangan termasuk proses pemberdayaan masyarakat.

Komponen yang perlu diketahui oleh pemerintah daerah antara lain :• Tanggal kunjungan lapangan dan jumlah peserta,• Kegiatan di lapangan yang meliputi pemberdayaan masyarakat melalui perubahan perilaku

secara kolektif, keluaran yang diharapkan setelah praktik, dan produk yang akan diserah kepada pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti.

• Peran dan tanggung jawab pemerintah daerah pada waktu kegiatan dan tindak lanjutnya,• Logistik yang disediakan.

b. Panduan Pembentukan Kelompok 1. Jelaskanlah kepada peserta, bahwa akan dilaksanakan Praktik Kerja Lapang Fasilitasi STBM

di masyarakat. Peserta akan dibagi menjadi kelompok kecil (catatan: untuk kepentingan praktik kerja lapang idealnya anggota kelompok tidak lebih dari 6 orang) Setiap kelompok diharapkan merupakan gabungan dari individu-individu yang mewakili berbagai komponen yang ada (berdasarkan bidang keahlian, unsur instansi atau lokasi kerja, dan seterusnya), sehingga diharapkan semua kelompok memiliki kapasitas yang berimbang.

Page 183: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM175

2. Laksanakanlah proses pembentukan/ pembagian kelompok, dengan cara membentuk barisan memanjang ke belakang sesuai jumlah kelompok yang disepakati. Penting untuk membagi peserta berdasarkan komposisi (gender) dan unsur peserta. Misal, peserta dari bidang kesehatan mengambil tempat dahulu untuk berbaris di kelompok yang berbeda, selanjutnya dari unsur teknis, bidang perencanaan, dan selanjutnya. Perhatikanlah pula aspek gender, sehingga tidak terjadi sebaran tidak merata jenis kelamin tertentu.

3. Tulislah di papan tulis/ kertas plano daftar nama anggota setiap kelompok.

c. Panduan Praktik Lapang Dan Simulasi Kelompok

TUJUAN:1. Tersusunnya panduan praktik lapang,2. Peserta siap memfasilitasi proses STBM di masyarakat.

WAKTU:Maksimum 90 menit

METODE:SimulasiPenugasan dan pendampingan.

MATERI: Komposisi tim dalam memfasilitasi STBM di komunitasPanduan Fasilitasi STBM di Komunitas

ALAT BANTU:Bahan-bahan untuk simulasi Pemetaan Sosial:Kertas potong (metaplan), Kertas plano, Spidol besar dan kecil, Flagband,Ember berisi air bersih, Air mineral dalam kemasan gelas (2 gelas),Video camera.

PROSES: 1. Jelaskanlah bahwa peserta akan melaksanakan praktik kerja lapang. Oleh karena itu setiap

kelompok harus mempersiapkan diri (menyusun panduan dan berlatih bila perlu). Berikanlah gambaran tentang komposisi tim fasilitasi yang biasanya digunakan dalam memfasilitasi STBM di komunitas, sebagai berikut:o Lead facilitator : fasilitator utama, yang menjadi motor utama proses fasilitasi,

biasanya 1 orang,o Co – facilitator : membantu fasilitator utama dalam memfasilitasi proses sesuai

dengan kesepakatan awal atau tergantung pada perkembangan situasi,

o Content recorder : perekam proses, bertugas mencatat proses dan hasil untuk kepentingan dokumentasi/pelaporan program,

Page 184: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM176

o Process facilitator : penjaga alur proses fasilitasi, bertugas mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu, dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-hal yang perlu dikoreksi,

o Environment Setter : penata suasana, menjaga suasana ‘serius’ proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak anak-anak bermain agar tidak mengganggu proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka terlibat dalam kampanye STBM, misalnya dengan: menyanyi bersama, meneriakkan slogan, dsb.), mengajak berdiskusi terpisah partisipan yang mendominasi atau mengganggu proses, dsb.

2. Panitia menjelaskan lokasi praktik lapang dan gambaran awal jika tersedia, rencana keberangkatan (waktu, perlengkapan yang harus dibawa, kendaraan, alur perjalanan, dll.),

3. Berikanlah penugasan kepada setiap kelompok untuk mempersiapkan diri dan dampingilah sesuai dengan keperluan. Berpakaian yang bersahaja guna menghidari kesan upper-lower, bia perlu berpakaian seperti yang dikenakan oleh masyarakat yang akan dikunjungi.

4. Bila masih ada cukup waktu, lakukan simulasi fasilitasi STBM di masyarakat. Minta salah satu kelompok untuk menjadi tim fasilitator dan peserta lainnya sebagai masyarakat (10 – 15 orang).

d.

CATATAN PENTING » Dalam fasilitasi sebenarnya, urutan tidaklah dibakukan, namun pemetaan sosial semestinya

dilakukan pertama, » Lokasi pemetaan sosial sebaiknya di lahan terbuka (halaman), namun hasilnya harus

segera dipindahkan ke kertas plano, » Lokasi pemicuan dengan alat-alat seperti alur kontaminasi, menghitung tinja, dll.

tidaklah harus di ruang pertemuan tertutup, tetapi sebaiknya di lokasi-lokasi yang bisa mengoptimalkan rasa jijik, takut penyakit, berdosa, dll.

Panduan Pemicuan Di Masyarakat

TUJUAN:1. Masyarakat memahami permasalahan sanitasi di komunitasnya dan berkomitmen untuk

memecahkannya secara swadaya,2. Tersusunnya rencana kegiatan masyarakat dalam rangka pemecahan masalah sanitasi di

komunitasnya,3. Terpilihnya panitia lokal komunitas yang mengkoordinir kegiatan masyarakat.

WAKTU:4 jam di masyarakat

Page 185: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM177

METODE:Praktik Lapang:1. Pemetaan2. Transect walk3. Fokus group discussion untuk melakukan pemicuan dan rencana tindak lanjut untuk

mendukung individu yang telah terpicu.4. Alur kontaminasi

Pemantauan:Observasi dan asistensi terhadap praktik fasilitasi yang dilakukan peserta.

MATERI: - Buku catatan- Alat dokumentasi seperti kamera- Spidol- Kertas flipchart

ALAT BANTU:- Tali rafia/plastik- Bubuk/tepung berwarna : 3-4 warna

PROSES: Karena kegiatan praktik kerja lapang yang dilakukan peserta ini merupakan kegiatan riil (bukan simulasi), maka kesalahan proses dan hasil sedapat mungkin diminimalisir. Fungsi pelatih yang melakukan observasi dan asistensi adalah menjamin agar proses dan hasil fasilitasi yang dilakukan peserta benar dan optimal. Langkah-langkah yang bisa ditempuh perlu disepakati dengan para peserta yang memfasilitasi di tingkat komunitas, agar proses dan hasil sesuai yang diharapkan namun eksistensi peserta sebagai fasilitator haruslah dijaga (apalagi akan terus memfasilitasi komunitas tersebut). Bila memungkinkan, setiap kelompok sebaiknya didampingi oleh 1-2 fasilitator yang hanya berkonsentrasi untuk kelompok tersebut.

Page 186: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM178

e.

CATATAN PENTING » Ingatkanlah, bahwa perwakilan masyarakat (6 orang per dusun atau total 12 orang per

desa, dengan perimbangan laki-laki dan perempuan) diundang dan akan dijemput (jam 09.00 pagi) untuk menyampaikan pengalamannya (kondisi sanitasi hingga saat ini) dan rencana ke depan kepada seluruh peserta pelatihan di tempat penyelenggaraan pelatihan, sekaligus makan siang bersama. Wakil masyarakat akan diantar kembali ke dusun/desa sekitar jam 14.00 dari tempat pelatihan.

» Untuk itu, peta lapangan dan rencana kegiatan sebaiknya disalin ke kertas (plano) sebagai bahan presentasi masyarakat.

» Hal ini bisa disesuaikan dengan rencana pelatihan yang akan dilaksanakan.

Panduan Kompilasi Temuan Dan Pelaporan

TUJUAN:1. Tersusunnya item-item pembelajaran dari praktik lapang setiap kelompok,2. Tersusunnya laporan proses dan hasil praktik lapang setiap kelompok.

WAKTU:Maksimum 60 menit

METODE:Diskusi kelompok

MATERI: Hasil praktik lapang.

ALAT BANTU:Kertas plano dan peralatan lain sesuai kreatifitas peserta

PROSES: 1. Jelaskanlah, bahwa esok hari sebelum bertemu dengan masyarakat akan dilakukan

refleksi temuan praktik lapang. Untuk itu setiap kelompok perlu menyusun laporan yang menggambarkan proses dan hasil serta pembelajaran yang diperoleh dari praktik lapang tersebut. Berikan penegasan, bahwa peserta boleh berkreasi dalam menyajikan laporannya. Untuk membantu dalam memetik pembelajaran, berikanlah penjelasan tentang analisis yang bisa membantu menemukan pembelajaran dimaksud, misalnya: analisa SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).

2. Persilahkanlah masing-masing kelompok melaksanakan tugasnya. Fasilitaor pendamping di lapang setiap kelompok, tetaplah mendampingi agar tugas benar-

benar terselesaikan dengan baik.

Page 187: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM179

CATATAN PENTING » Fasilitator pendamping dalam penyusunan laporan sebaiknya adalah fasilitator yang

mendampingi dalam praktik lapang.

f. Panduan Refleksi Temuan Praktik Kerja Lapang

TUJUAN:1. Ditemukannya item-item pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam proses memfasilitasi

STBM selanjutnya,2. Ditemukannya item-item pembelajaran yang spesifik lokal yang perlu dikembangkan dalam

rangka optimalisasi STBM.

WAKTU:Maksimum 60 menit

METODE:Presentasi kelompokDiskusi pleno

MATERI: Laporan praktik lapang masing-masing kelompok

ALAT BANTU:Sesuai keperluan presentasi

PROSES: 1. Jelaskanlah tujuan dari session ini dan tegaskanlah bahwa waktu yang tersedia untuk setiap

kelompok hanya sekitar 15 menit (5 menit presentasi dan 10 menit untuk diskusi penajaman)2. Berikanlah kesempatan kepada kelompok yang ingin memulai presentasi dan tanya jawab

pendalaman khususnya tentang pembelajaran yang diperoleh (total 25 menit), lanjutkan sampai seluruh kelompok mempresentasikan laporannya.

3. Diskusikanlah secara pleno tentang pembelajaran bersama yang diperoleh, khususnya tentang ‘apa yang seharusnya dilakukan’, ‘apa yang seharusnya dihindari’ serta ‘apa yang spesifik bisa dikembangkan di daerah setempat’.

g. Pleno Dengan Masyarakat

PENGANTARDalam rangka memastikan rencana individu/ rumah tangga terkonsolidasi di tingkat RT dan Kelurahan/ Desa, serta Kelurahan/Desa memiliki rencana yang jelas tentang target STBM dalam perubahan perilaku yang lebih luas, maka dipandang perlu melakukan pleno masyarakat.Pleno menjadi ajang kompetisi dan pemicuan ulang antar RT, sehingga akan melahirkan komitmen

Page 188: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM180

kongkrit dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di tingkat kelurahan/desa secara bersama-sama (collective action).

TUJUAN : • Memicu kembali antar RT untuk memastikan target perubahan perilaku yang lebih luas dan kongkrit.

• Mengkonsolidasikan RTL antar RT sehingga menghasilkan RTL di tingkat Kelurahan.

• Meningkatnya motivasi masyarakat dan RT untuk melaksanakan rencana kegiatan yang mereka susun.

WAKTU : Maksimum 120 menit

METODE : • Presentasi masyarakat

• Sharing pengalaman

• Diskusi pleno

• Feedback progresif.

ALAT/TOOLS/MEDIA

: 3. Semua visual hasil pemicuan ditempel di dinding.

4. Matriks kompetisi antar kelompok (benchmark).

INDIKATOR PENCAPAIAN TUJUAN

: Rencana kongkrit dari masing-masing komunitas dalam mewujudkan ODF

PERSIAPAN PENTING FASILITATOR

:

5. Ruangan sudah disetting sedemikian rupa untuk dinamisnya proses pleno

6. Matriks kompetisi antar komunitas sudah disiapkan sebelumnya

7. Audio (sound system)dipastikan sudah berfungsi

PESERTAPeserta pleno dari setiap RT yang dipicu sebanyak 4 orang yang terdiri dari unsure:

1. Natural Leader (Kampium) 3 orang2. Ketua RT atau tokoh formal 1 orang

Peserta adalah mereka-mereka yang kita sebut tamu istimewa, karena mereka adalah pilihan dan leader alami yang diharapkan akan menjadi pemicu lanjutan. Peserta dari Natural Leader atau kampium umumnya mereka yang terpicu lebih awal atau memiliki semangat belajar dan kerelawanan yang kuat. Nama-nya sangat tergantung siapa yang terpicu lebih awal dan muncul tanda-tanda sebagai relawan untuk menjadi leader alami.

Page 189: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM181

Sedangkan peserta dari unsure RT atau tokoh formal, secara otomatis harus diinformasikan oleh Peserta Latih. Peserta dari setiap RT diundang secara lisan oleh Tim Pemicu.

Peserta lainnya adalah perwakilan Dinas Kesehatan Kota Depok dan Unsur Puskemas yang diundang oleh Panitia.

PEMANDU/FASILITATORPleno dipandu atau difasilitasi oleh peserta latih yang dipilih pada saat pelatihan di kelas (sebelum ke lapangan) dan disebut Tim Pemandu. Fasilitator adalah dalam bentuk tim yang terdiri dari:

1. Pembawa Acara/MC (menghantar acara menyambut tamu istimewa dari RT).2. Pemandu Utama, yang akan memandu/memfasilitasi proses pleno dan pemicuan ulang3. Pemandu Pendamping, mendampingi pemandu Utama dalam menjalankan perannya4. Pencatat

Page 190: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM182

Proses:

No Langkah Output

PERSIAPAN

1. Tim Pemandu menata ruangan tempat pertemuan. Ruangan harus dipastikan menarik dan dinamis untuk proses pleno.

Ruangan siap digunakan

2. Tim Pemandu berbagi tugas dan memastikan bahwa rencana pleno benar-benar siap.

Tugas dihapami dengan baik.

3. Perwakilan Tim Pemandu memastikan bahwa pleno akan dimulai jika semua perwakilan RT sudah tiba. Sementara menunggu lengkap, perwakilan RT yang sudah hadir belum diperkenankan masuk ke dalam ruangan, tetapi diajak ngobrol di luar ruangan.

Peserta perwakilan RT berkumpul.

4. Tim pemicu (kelompok lapangan) memastikan kelengkapan bahan presentasi setiap wakil komunitas.

Hasil visual lengkap dan siap dipresentasikan.

PELAKSANAAN PLENO

1. Rombongan peserta dari perwakilan RT diminta masuk ke dalam ruangan secara beriringan oleh MC.

2. MC meminta masing-masing tim pemicu (5 kelompok lapangan) untuk menyambut wakil komunitas dan mengajak masuk ke ruang kelas diiringi dengan musik yang bersemangat dan tepuk tangan dari semua yang hadir. MC mempersilahkan mereka foto bersama fasilitator pemicu yang datang ke wilayahnya secara bergantian (pastikan semua wakil masyarakat dapat foto bersama).

Penghargaan untuk wakil komunitas.

3. MC mengucapkan selamat datang dan menjelaskan tujuan mereka diundang dan membangun komitmen bahwa semua akan menghargai siapapun yang melakukan presentasi.

Pemahaman tujuan pertemuan oleh komunitas.

4. MC menyerahkan kegiatan pleno kepada Pemandu Utama dan Pemandu Pendamping untuk memandu proses pleno.

Pemandu Utama mulai berperan.

Page 191: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM183

No Langkah Output

5. Pemandu utama memfasilitasi/memoderasi masing-masing komunitas RT untuk mempresentasikan hasil diskusi dan RTL pasca pemicuan sementara Pemandu lainnya memasang bagan/matriks untuk bahan penilaian (lihat lampiran di bawah).

Komitmen dan rencana pasca pemicuan.

6. Pencatat/Pemandu Pendamping mengisi matriks selama presentasi setiap RT.

Matriks terisi (sementara).

7. Pemandu Utama memicu kembali komunitas yang belum berkomitmen ODF dan mendorong percepatan bagi komunitas yang sudah mempunyai komitmen.

Pemandu Pendamping/Pencatat bisa merubah nilai/bagan/grafik jika warga RT menyatakan perubahannya dalam pemicuan.

Pemantapan komitmen baru untuk ODF secepatnya dan tidak berharap subsidi.

Kemungkinan setiap matriks akan berubah nilai/ grafiknya.

8. Pemandu Utama meminta komunitas yang mau berubah lebih cepat, maju kedepan kelas untuk diberi applaus dan selamat serta foto bersama sebagai reward. Tanyakan “siapa lagi yang mau menyusul?”.

Reward untuk kampiun

RTL dan PENUTUPAN

9. Pemandu Utama meminta komunitas didampingi tim pemicu memperbaiki strategi dan menyusun rencana tindak lanjut-nya.

Strategi dan RTL pasca pemicuan (pleno).

10. MC memberikan salam, ucapan terima kasih, dan memberikan applaus diiringi musik yang bersemangat.

Semangat mendorong perubahan.

Page 192: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM184

Lampiran: Matriks Aspek Benchmark antar RT (Harus Divisualisasikan ketika pleno)

Aspek KategoriRW – 2

(Kelurahan Pasir Putih)RW – 6

(Kel. Pasir Putih)

RT – 2 RT – 4 RT – 5 RT – 2 RT – 4

1. Mengharap Bantuan dari pihak Luar (Subsidi)

Jika masih ada yang mengharap

nilai-nya 0 dan sebaliknya.

2. Jumah warga yang terpicu

Semakin banyak yang terpicu

semakin tinggi nilainya (%).

3. Adanya Tim Komite

Semakin lengkap nama dan struktur tim-nya semakin besar nilainya.

4. Rencana tindak lanjut dan strategi

Semakin lengkap/ detail RTL-nya semakin tinggi nilainya.

5. Target ODF

Semakin jelas, lebih dekat dari sisi waktu dan semakin terukur, maka semakin tinggi nilainya.

Page 193: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM185

Modul MP.1MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC)

MP.1

M

EM

BA

NG

UN

K

OM

ITME

N B

ELA

JAR

(B

LC)

Page 194: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM186

Modul MP.1 - Membangun Komitmen Belajar (BLC) .................185

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 187II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 187

A. Tujuan Pembelajaran Umum ...................................................................................... 187B. Tujuan Pembelajaran Khusus ..................................................................................... 187

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 187IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 188V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 188VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 188VII. URAIAN MATERI ............................................................................................................ 190

A. POKOK BAHASAN 1 : PERKENALAN ...................................................................... 190B. POKOK BAHASAN 2 : PENCAIRAN ......................................................................... 191C. POKOK BAHASAN 3 : HARAPAN-HARAPAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL YANG INGIN DICAPAI ....................................191D. POKOK BAHASAN 4 : NORMA KELAS DALAM PEMBELAJARAN ........................ 192E. POKOK BAHASAN 5 : KONTROL KOLEKTIF DALAM PELAKSANAAN NORMA KELAS .......................................................................................................... 192F. POKOK BAHASAN 6 : ORGANISASI KELAS ............................................................ 193

VIII. RANGKUMAN ................................................................................................................ 193IX. REFERENSI .................................................................................................................. 193X. LAMPIRAN ..................................................................................................................... 193

a. Permainan untuk Perkenalan dan Pencairan Suasana ....................................... 193

Page 195: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM187

MODUL MP.1.MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC)

I. DESKRIPSI SINGKATDalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas (in class training), akan bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya, dan berasal dari tempat yang berbeda, dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan/ pengetahuan, pengalaman, serta sikap dan perilaku yang berbeda pula. Apabila hal ini tidak diantisipasi sejak awal pelatihan, kemungkinan besar akan dapat mengganggu kesiapan peserta dalam memasuki proses pelatihan yang bisa berakibat pada terganggunya kelancaran dari proses pembelajaran selanjutnya.

Membangun komitmen Belajar (BLC) merupakan salah satu metode atau proses untuk mencairkan kebekuan tersebut. BLC juga mengajak peserta mampu mengemukakan harapan harapan mereka dalam pelatihan ini, serta merumuskan nilai-nilai dan norma yang kemudian disepakati bersama untuk dipatuhi selama proses pembelajaran. Membuat kontol kolektif dan struktur organisasi kelas. Jadi inti dari BLC juga adalah terbangunnya komitmen dari semua peserta untuk berperan serta dalam mencapai harapan dan tujuan pelatihan, serta mentaati norma yang dibangun berdasarkan perbauran nilai-nilai yang dianut dan disepakati.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen belajar dalam rangka menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif selama proses pelatihan berlangsung.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah mengikuti materi ini peserta mampu:1. Mengenal sesama warga pembelajar pada proses pelatihan.2. Menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana yang kondusif.3. Merumuskan harapan- harapan yang ingin dicapai bersama baik dalam proses pembelajaran

maupun hasil yang ingin dicapai di akhir pelatihan.4. Merumuskan kesepakatan norma kelas yang harus dianut oleh seluruh warga pembelajar

selama pelatihan berlangsung selama pelatihan berlangsung.5. Merumuskan kesepakatan bersama tentang kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas6. Membentuk organisasi kelas.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANDalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut :1. Pokok Bahasan 1 : Perkenalan 2. Pokok Bahasan 2 : Pencairan 3. Pokok Bahasan 3 : Harapan-harapan dalam proses pembelajaran dan hasil yang ingin dicapai

Page 196: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM188

4. Pokok bahasan 4.: Norma kelas dalam pembelajaran5. Pokok bahasan 5 : Kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas6. Pokok bahasan 6 : Organisasi kelas

IV. BAHAN BELAJAR1. Modul BLC,2. Flipchart,3. Spidol, 4. Meta plan, 5. Kain tempel, 6. Jadwal dan alur pelatihan, 7. Panduan permainan, 8. Papan tulis.9. Norma / tata tertib standar pelatihan.

V. METODE PEMBELAJARANCTJ, curah pendapat, diskusi kelompok dan permainan.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 3 jam pelajaran (T=1 jp, P=2 jp, PL=0jp) @45 menit. Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif dan mempermudah proses pembelajaran serta kegiatan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran (15 menit)

1. Kegiatan Fasilitatora. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas.b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan memperkenalkan diri.

Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.

d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang building learning commitment (blc) dengan metode curah pendapat (brainstorming).

e. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam BLC dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari BLC.

f. Menyampaikan alur proses pelatihan.yang akan dilalui selama pelatihan.2. Kegiatan Peserta

a. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan.b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.c. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.

Page 197: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM189

Langkah 2 : Review kegiatan BLC (20 menit)1. Kegiatan Fasilitator

a. Menjelaskan petunjuk kegiatan-kegiatan (games) yang akan dimainkan.b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih belum

jelas.c. Memberikan jawaban / menjelaskan lebih detil jika ada pertanyaan yang diajukan oleh

peserta.2. Kegiatan Peserta

a. Mendengar, mencatat dan mempersiapkan diri mengikuti games yang akan dimainkan.b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila masih ada yang belum dipahami.c. Melakukan tugas yang diberikan oleh fasilitator.

Langkah 3 : Pendalaman kegiatan BLC. (60 menit)1. Kegiatan Fasilitator

a. Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (4 kelompok) dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi kelompok, yaitu membahas harapan, kekhawatiran dan solusi nya di masing-masing kelompok.

b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji.c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk dipresentasikan. d. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi.

2. Kegiatan Pesertaa. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji.b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang masih belum jelas kepada

fasilitator.c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan masalah yang ditugaskan oleh fasilitator dan

menuliskan hasil dikusi pada kertas flipchart untuk dipresentasikan.

Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil diskusi kelompok (30 menit)1. Kegiatan Fasilitator

a. Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya.

b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)c. Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi.d. Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum dimengerti jawabannyae. Merangkum hasil diskusi.f. Meminta perwakilan kelas untuk menunjuk seorang ketua kelas dan sekretarisnya,yang

akan memimpin proses membuat komitmen pembelajaran melalui norma-norma kelas yang disepakati bersama-sama beserta pembuatan kontrol kolekifnya.

2. Kegiatan Pesertaa. Mengikuti proses penyajian kelas.b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator.

Page 198: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM190

c. Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari masing–masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan dengan baik.

d. Ketua dan sekretaris kelas secara bersama dengan peserta membuat kesepakatan (norma) kelas sebagai bentuk komitmen pembelajaran beserta kontrol kolektif yang disepakati bersama.

Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil BLC (10 menit)1. Kegiatan Fasilitator

a. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses kegiatan membangun komitmen pembelajaran.

b. Menyimpulkan dan memperjelas norma-norma kelas yang sudah disepakati bersama peserta..

c. Mengakhiri kegiatan BLC dengan mengucapkan salam dan permohonan maaf serta memberikan apresiasi dengan ucapan terima kasih kepada peserta.

2. Kegiatan Pesertaa. Bersama fasilitator merangkum poin-poin penting dari hasil proses kegiatan membangun

komitmen pembelajaran.b. Mendengar dan menyepakati hasil dari norma kelas yang telah dibuat.c. Membalas salam fasilitator.

VII. URAIAN MATERIA. POKOK BAHASAN 1 : PERKENALAN Pada awal memasuki suatu pelatihan, sering para peserta menunjukkan suasana kebekuan (freezing), karena belum tentu pelatihan yang diikuti merupakan pilihan prioritas dalam kehidupannya. Mungkin saja kehadirannya di pelatihan karena terpaksa, tidak ada pilihan lain, harus menuruti ketentuan / persyaratan. Mungkin juga terjadi, pada saat pertama hadir sudah memiliki anggapan merasa sudah tahu semua yang akan dipelajari atau membayangkan kejenuhan yang akan dihadapi. Untuk mengantisipasi semua itu, perlu dilakukan suatu proses pencairan(unfreezing).

Proses BLC adalah proses melalui tahapan dari mulai saling mengenal antar pribadi, mengidentifikasi dan merumuskan harapan dari pelatihan ini, sampai terbentuknya norma kelas yang disepakati bersama serta kontrol kolektifnya. Pada proses BLC setiap peserta harus berpartisipasi aktif dan dinamis. Keberhasilan atau ketidakberhasilan proses BLC akan berpengaruh pada proses pembelajaran selanjutnya.

Pada tahap perkenalan fasilitator memperkenalkan diri dan asal usul institusinya dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian mengajak peserta untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam memandu peserta untuk proses perkenalan dengan menggunakan metode yaitu : dalam 5 menit pertama setiap peserta diminta berkenalan dengan peserta lain sebanyak-banyaknya. Meminta peserta yang berkenalan dengan jumlah peserta

Page 199: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM191

terbanyak, dan dengan jumlah peserta paling sedikit untuk memperkenalkan teman-temannya. Meminta peserta yang belum disebut namanya untuk memperkenalkan diri, sehingga seluruh peserta saling berkenalan, diikuti juga oleh panitia untuk memperkenalkan dirinya.

B. POKOK BAHASAN 2 : PENCAIRANFasilitator menyiapkan kursi sejumlah peserta dan disusun melingkar. Fasilitator meminta semua peserta duduk di kursi dan satu diantaranya duduk di tengah lingkaran. Peserta yang duduk di tengah lingkaran diminta memberi aba-aba, agar peserta yang disebut identitasnya pindah duduk, misalnya dengan menyeru: ”Semua peserta berbaju merah pindah” Pada keadaan tersebut akan terjadi pertukaran tempat duduk dan saling berebut antar peserta. Hal tersebut menggambarkan suasana “storming”, atau seperti “badai” yang merupakan tahap awal dari suatu pembentukan kelompok.

Ulangi lagi, setiap peserta yang duduk di tengah lingkaran untuk menyerukan identitas yang berbeda, misalnya peserta yang berkaca mata atau yang berbaju batik dan lain-lain. Lakukan permainan tersebut selama 10 – 15 menit, tergantung situasi dan kondisi.

Fasilitator memandu peserta untuk merefleksikan perasaannya dalam permainan tersebut serta pengalaman belajar apa yang diperolehnya. Fasilitator membuat rangkuman bersama-sama peserta, agar terjadi proses yang dinamis.

C. POKOK BAHASAN 3 : HARAPAN-HARAPAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL YANG INGIN DICAPAI

Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kecil @ 5 – 6 orang, kemudian menjelaskan tugas kelompok tersebut. Masing-masing kelompok akan menentukan harapan terhadap pelatihan ini serta kekhawatiran dalam mencapai harapan tersebut. Juga didiskusikan bagaimana solusi (pemecahan masalah) untuk mencapai harapan tersebut serta menghilangkan kekhawatiran yang akan terjadi selama pelatihan. Mula-mula secara individu, kemudian hasil setiap individu dibahas dan dilakukan kesepakatan sehingga menjadi harapan kelompok.

Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dan peserta dari kelompok lainnya diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan bila ada. Fasilitator memandu peserta untuk membahas harapan dan kekhawatiran dari setiap kelompok tersebut sehingga menjadi harapan kelas yang disepakati bersama. Berdasarkan hasil pemaparan diskusi seluruh kelompok maka disepakati bersama fasilitator untuk menentukan ketua kelas dan sekretaris yang akan memandu peserta secara bersama-sama untuk merumuskan norma-norma kelas yang akan disepakati bersama. Peserta difasilitasi sedemikian rupa agar semua berperan aktif dan memberikan komitmennya untuk metaati norma kelas tersebut.

Komitmen merupakan keterikatan, keterpanggilan seseorang terhadap apa yang dijanjikan atau yang menjadi tujuan dirinya atau kelompoknya yang telah disepakati dan terdorong berupaya sekuat tenaga untuk mengaktualisasinya dengan berbagai macam cara yang baik, efektif dan efisien. Komitmen belajar/pembelajaran, adalah keterpanggilan seseorang/ kelompok/ kelas

Page 200: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM192

(peserta pelatihan) untuk berupaya dengan penuh kesungguhan mengaktualisasikan apa yang menjadi tujuan pelatihan/pembelajaran. Keadaan ini sangat menguntungkan dalam mencapai keberhasilan individu/ kelompok/ kelas, karena dalam diri setiap orang yang memiliki komitmen tersebut akan terjadi niat baik dan tulus untuk memberikan yang terbaik kepada individu lain, kelompok dan kelas secara keseluruhan.

Dengan membangun komitmen belajar maka para peserta akan berupaya untuk mencapai harapan yang diinginkannya dalam setiap proses pembelajaran. Dalam hal ini harapan peserta adalah kehendak/ keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Dalam pelatihan berarti keinginan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang diinginkan sebagai hasil proses pembelajaran. Dalam menetukan harapan harus realistis dan rasional sehingga kemungkinan untuk mencapainya menjadi besar. Harapan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah. Harapan juga harus menimbulkan tantangan atau dorongan untuk mencapainya, dan bukan sesuatu yang diucapkan secara asal-asalan. Dengan demikian dinamika pembelajaran akan terus terpelihara sampai proses pembelajaran berakhir.

D. POKOK BAHASAN 4 : NORMA KELAS DALAM PEMBELAJARANDalam sesi BLC, lebih banyak menggunakan metode games/ permainan, penugasan individu dan diskusi kelompok, yang pada intinya adalah untuk mendapatkan komitmen belajar, harapan, norma kelas dan kontrol kolektif. Proses BLC sendiri adalah proses melalui tahapan dari mulai saling mengenal antar pribadi, mengidentifikasi dan merumuskan harapan dari pelatihan ini, sampai terbentuknya norma kelas yang disepakati bersama serta kontrol kolektifnya. Pada proses BLC setiap peserta harus berpartisipasi aktif dan dinamis. Keberhasilan atau ketidak berhasilan proses BLC akan berpengaruh pada proses pembelajaran selanjutnya.

Pada kesempatan ini juga fasilitator akan merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan membangun komitmen belajar, sehingga dengan demikian para peserta dengan sendirinya sadar akan peran dan tanggung jawabnya dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan pada pelatihan tersebut.

Norma kelas merupakan nilai yang diyakini oleh suatu kelompok atau masyarakat, kemudian menjadi kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan dalam perilaku kehidupan sehari hari kelompok/ masyarakat tersebut. Norma adalah gagasan, kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi oleh suatu kelompok. Norma dalam suatu pelatihan,adalah gagasan, kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang diterima oleh kelompok pelatihan, untuk dipatuhi oleh semua anggota kelompok (peserta, pelatih/ fasilitator dan panitia).

E. POKOK BAHASAN 5 : KONTROL KOLEKTIF DALAM PELAKSANAAN NORMA KELAS

Ketua kelas dan sekretaris beserta fasilitator memandu brainstorming tentang sanksi apa yang harus diberlakukan bagi orang yang tidak mematuhi atau melanggar norma yang telah disepakati agar komitmen yang dibangun menjadi lebih kuat. Tuliskan hasil brainstorming di papan flipchart

Page 201: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM193

agar bisa dibaca oleh semua peserta. Peserta difasilitasi sedemikian rupa sehingga aktif dalam melakukan brainstorming, sehingga dapat dirumuskan sanksi yang disepakati kelas. Kontrol kolektif merupakan kesepakatan bersama tentang memelihara agar kesepakatan terhadap norma kelas ditaati. Biasanya ditentukan dalam bentuk sanksi apa yang harus diberlakukan apabila norma tidak ditaati atau dilanggar.

F. POKOK BAHASAN 6 : ORGANISASI KELASDengan terbangunnya BLC, juga akan mendukung terwujudnya saling percaya, saling kerja sama, saling membantu, saling memberi dan menerima, sehingga tercipta suasana/ lingkungan pembelajaran yang kondusif.

Fasilitator memandu peserta membuat rangkuman dari semua proses dan hasil pembelajaran selama sesi ini. Fasilitator memberi ulasan singkat tentang materi yang terkait dengan BLC. Fasilitator meminta peserta untuk berdiri membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan, dan mengucapkan ikrar bersama untuk mencapai harapan kelas dan mematuhi norma yang telah disepakati. Dan untuk mengakhiri sesi diminta kepada peserta secara bersama-sama untuk bertepuk tangan. Fasilitator mengucapkan salam dan mengajak semua peserta saling bersalaman.

VIII. RANGKUMANDengan melakukan building learning commitment (BLC) yang didahului dengan proses perkenalan dan dilanjutkan proses pencairan (unfreezing / ice breaking) maka akan didapatkan komitmen peserta dalam melaksanakan proses pembelajaran selanjutnya dengan baik berdasarkan dari norma-norma kelas yang dibuat oleh peserta sendiri. Adapun untuk keberhasilan proses BLC ini diperlukan adanya partisipasi aktif dari seluruh peserta pelatihan.

IX. REFERENSI • Munir, Baderal, Dinamika Kelompok, Penerapannya Dalam Laboratorium Ilmu

Perilaku, Jakarta: 2001.• Depkes RI,Pusdiklat Kesehatan, Kumpulan Games dan Energizer,Jakarta: 2004.• LAN dan Pusdiklat Aparatur Kemenkes RI, Buku Panduan Dinamika Kelompok,

Jakarta: 2010.

X. LAMPIRAN LEMBAR KERJA a. Permainan untuk Perkenalan dan Pencairan Suasana

Perkenalan dan Pencairan Suasana

(Masuk kedalam dinamika kelompok untuk perkenalan) Untuk memfasilitasi proses perkenalan dan pencairan suasana, fasilitator dapat melakukan kegiatan interaktif melalui berbagai cara, seperti pada contoh berikut:

Page 202: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM194

Deskripsi singkat:Perkenalan merupakan proses yang sangat penting dalam suasana pelatihan untuk menciptakan suasana akrab dan dinamika positif. Fasilitator harus menyiapkan suasana agar para peserta, termasuk fasilitator, dapat saling mengenal satu sama lain. Proses perkenalan yang dinamis dapat mencairkan suasana, menciptakan kondisi belajar yang mendukung dimana para peserta dapat dengan leluasa mengungkapkan gagasan, ide dan pengalamannya, serta berbagi untuk memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan masalah kesehatan secara umum. Proses belajar akan lebih kaya dengan pembuktian yang ada di masyarakat.

Metode: Permainan Kreatif

Waktu: 20 menit

Tujuano Mencairkan situasi kaku dan saling mengenal antar peserta sehingga mudah untuk

bekerjasama,o Terjadinya interaksi antar individu dalam kelompok secara lebih mendalam dan dinamis,o Terbentuknya sikap kesetiakawanan, keterbukaan dan kebersamaan antar seluruh peserta.

Alat Bantu (tergantung kepada permainan yang digunakan). Misalnya: 1. Spidol,2. Kertas Plano,3. Kertas metaplan,4. Bola Plastik/bola yang terbuat dari kertas Koran,

Langkah-langkah:Acara perkenalan bisa dilakukan dengan beberapa cara, berikut ini 2 alternatif yang bisa digunakan:

o Alternatif 1: Bagilah seluruh partisipan (peserta, fasilitator dan panitia) menjadi beberapa kelompok (5-6 kelompok). Pada setiap kelompok, setiap individu memperkenalkan dirinya kepada anggota kelompok lainnya (nama lengkap, nama panggilan dan lembaga asalnya serta bisa ditambahkan hal-hal lain seperti: tanggal lahir, status perkawinan, jumlah anak, hobi, bintang film yang disukai, dll.). Perkenalan bisa dilanjutkan ke tingkat pleno, misalnya dengan cara meminta kesediaan perwakilan kelompok untuk memperkenalkan seluruh anggota kelompoknya. Jika seluruh anggota kelompok telah diperkenalkan, cobalah bersama dengan seluruh partisipan untuk menghafal bersama nama seluruh partisipan pelatihan. Puncak acara perkenalan dapat dilakukan dengan menanyakan: siapa yang paling banyak hafal nama partisipan? Untuk itu, mintalah kepada partisipan yang mengatakan paling banyak hafal nama partisipan untuk membuktikan kemampuannya menghafal nama partisipan dengan cara menyebut nama dan menunjuk orangnya satu per satu.

Page 203: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM195

o Alternatif 2: Mintalah partisipan berpasang-pasangan. Disarankan untuk berpasangan dengan partisipan lain yang belum/ kurang dikenal dan saling memperkenalkan diri (nama lengkap, nama panggilan, lembaga asal, tanggal lahir, status perkawinan, jumlah anak, dsb.). Setelah setiap pasangan selesai saling memperkenalkan diri, mintalah mereka untuk memperkenalkan ke tingkat pleno dengan cara setiap orang memperkenalkan secara rinci tentang pasangannya. Jika seluruh pasangan telah diperkenalkan, cobalah bersama dengan seluruh partisipan untuk menghafal bersama nama seluruh partisipan pelatihan. Puncak acara perkenalan dapat dilakukan dengan menanyakan: siapa yang paling banyak hafal nama partisipan? Untuk itu, mintalah kepada partisipan yang mengatakan paling banyak hafal nama partisipan untuk membuktikan kemampuannya menghafal nama partisipan dengan cara menyebut nama dan menunjuk orangnya satu per satu.

Pencairan suasana ditujukan untuk membangun hubungan antar partisipan yang kondusif (suasana kesetaraan: tidak kaku, tidak formal, tidak ada sekat-sekat) untuk mencapai tujuan pelatihan dalam tingkat optimal. Pada akhir session ini, pastikanlah bahwa seluruh partisipan sudah saling mengenal dan memiliki hubungan yang akrab.

CATATAN:

Ada kemungkinan beberapa partisipan tidak mau terlibat dalam perkenalan dan pencairan suasana ini. Ajaklah mereka secara persuasif (dengan melibatkan partisipan lainnya) agar mereka mau terlibat. Jangan paksa mereka, tetapi jangan pula membatalkan proses karena beberapa individu tidak bersedia terlibat. Untuk mempercepat perkenalan, peserta diminta menulis nama panggilan dan asal instansi pada secarik kertas dengan spidol dan ditempelkan pada dada sebelah kiri.

Untuk membangun komitmen belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat juga dikombinasikan dengan langkah-langkah yang biasa digunakan dalam pelatihan-pelatihan STBM. Khusus langkah 4 (30 menit), dapat dilakukan dengan cara: o Fasilitator membuat gambar telapak tangan raksasa di lantai,o Fasilitator menanyakan kepada peserta berapa besar tingkat pemahamannya terhadap

materi,o Fasilitator meminta para peserta menempatkan dirinya pada salah satu jari yang dipilih

sesuai penilaian terhadap diri sendiri terkait materi yang ditanya.

Page 204: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM196

Masing-masing Jari dapat diartikan: 1. Jempol: sudah tahu CLTS dan sudah trampil dalam memicu, dan mampu untuk

menularkan pengetahuan CLTS kepada orang lain.2. Telunjuk: sudah pernah melakukan pemicuan, program STBM pendekatannya

CLTS3. Jari Tengah: Tahu tentang prinsip-prinsip CLTS, tahu tentang instrumennya,

dan juga tahu tentang elemen-elemennya, dan apa saja yang membuat orang mau berubah

4. Jari manis: Tahu (dari membaca) dan pernah mendengar (dari teman), tahu prinsip-prinsipnya, tetapi tidak tahu tentang elemen-elemennya

5. Kelingking: baru dengar, tau kepanjangan, belum tahu sama sekali

Page 205: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM197

Modul MP.2RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

MP.2

RE

NC

AN

A TIND

AK

LA

NJU

T (RTL)

Page 206: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM198

Modul MP.2 - Rencana Tindak Lanjut (RTL) ...............................197

I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................... 199II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................... 199

A. Tujuan Pembelajaran Umum ...................................................................................... 199B. Tujuan Pembelajaran Khusus ..................................................................................... 199

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 199A. Pokok Bahasan 1 : RTL .............................................................................................. 199B. Pokok Bahasan 2 : Langkah-langkah penyusunan RTL ............................................. 199C. Pokok Bahasan 3 : Evaluasi pelaksanaan STBM dan Penyusunan RTL ................... 199

IV. BAHAN BELAJAR .......................................................................................................... 199V. METODE PEMBELAJARAN .......................................................................................... 199VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................. 200

A. Langkah 1 : Pengkondisian (15 menit) ....................................................................... 200B. Langkah 2: Penyampaian materi dan penyusunan RTL (30 menit) ........................... 200C. Langkah 3: Penyajian RTL (45 menit) ....................................................................... 200

VII. URAIAN MATERI ............................................................................................................ 200A. POKOK BAHASAN 1 : RENCANA TINDAK LANJUT ................................................. 200

a. Pengertian Rencana Tindak Lanjut .................................................................... 200b. Ruang Lingkup Rencana Tindak Lanjut (RTL) ................................................... 201

B. POKOK BAHASAN 2. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RTL. ........................ 201a. Kegiatan .............................................................................................................. 202b. Tujuan .................................................................................................................. 202c. Sasaran ............................................................................................................... 202d. Cara Metode ........................................................................................................ 202e. Waktu dan Tempat ............................................................................................... 202f. Biaya .................................................................................................................... 202g. Pelaksana / penanggung jawab .......................................................................... 203h. Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 203

C. POKOK BAHASAN 3 : EVALUASI PELAKSANAAN STBM DAN PENYUSUNAN RTL ................................................................................................. 203

a. Evaluasi Pelaksanan STBM ................................................................................ 203b. Penyusunan RTL ................................................................................................. 203c. Gantt Chart .......................................................................................................... 204

VIII. REFERENSI ................................................................................................................... 205IX. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 205

a. Pedoman Penyusunan RTL................................................................................. 205

Page 207: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM199

MODUL MP-2RENCANA TINDAK LANJUT

I. DESKRIPSI SINGKATRencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan suatu dokumen tentang rencana yang akan dilakukan setelah mengikuti suatu kegiatan atau merupakan tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Dalam suatu pelatihan, RTL merupakan dokumen rencana yang memuat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah peserta kembali ketempat tugas untuk menerapkan hasil pelatihan.

Modul RTL ini disusun dalam rangka untuk membekali para fasilitator STBM agar mampu memahami rincian kegiatan dan dapat menyusun RTL yang akan dilaksanakan di tempat tugasnya masing-masing.

II. TUJUAN PEMBELAJARANA. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUMSetelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut proses belajar mengajar dan mengevaluasi kegiatan STBM.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah mengikuti materi ini peserta mampu: 1. Menjelaskan RTL,2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RTL,3. Melakukan evaluasi pelaksanaan STBM dan menyusun RTL

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANA. POKOK BAHASAN 1 : RTL

1. Pengertian2. Ruang Lingkup

B. POKOK BAHASAN 2 : LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RTL

C. POKOK BAHASAN 3 : EVALUASI PELAKSANAAN STBM DAN PENYUSUNAN RTL

IV. BAHAN BELAJAR• Flipchart • LCD• Spidol • Presentasi power point• Meta plan • Lembar/Format RTL. • Kain tempel

V. METODE PEMBELAJARAN• Ceramah Tanya Jawab • Diskusi kelompok• Latihan

Page 208: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM200

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANJumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 3 jam pelajaran (T: 0 jp; P: 3 jp; PL: 0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

A. LANGKAH 1 : PENGKONDISIAN (15 MENIT)1. Fasilitator memperkenalkan diri,2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus,3. Menggali pendapat peserta tentang pengertian dan ruang lingkup dan langkah-langkah RTL,4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan pentingnya RTL,5. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

dan fasilitator menjawab pertanyaan peserta tersebut.

B. LANGKAH 2: PENYAMPAIAN MATERI DAN PENYUSUNAN RTL (30 MENIT)1. Peserta dibagi kelompok berdasarkan tempat kerja,2. Masing-masing kelompok menyusun RTL,

C. LANGKAH 3: PENYAJIAN RTL (45 MENIT) 1. Fasilitator memilih wakil kelompok untuk menyajikan RTLnya, diupayakan seluruh kelompok

mendapatkan kesempatan untuk menyajikan RTLnya secara bergantian,2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta lainnya untuk menanggapi penyajian RTL

yang disajikan, 3. Fasilitator menyampaikan simpulani tentang RTL yang telah disusun peserta,4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memastikan TPU dan TPK sesi telah tercapai. 5. Fasilitator memberikan apresiasi pada peserta.

VII. URAIAN MATERIA. POKOK BAHASAN 1 : RENCANA TINDAK LANJUTProses diklat merupakan suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan. Kegiatan tersebut dimulai dengan Analisis Kebutuhan Pelatihan, Penentuan Tujuan Pelatihan, Rancang Bangun Program Pelatihan, Pelaksanaan Pelatihan serta Evaluasi Pelatihan. Oleh karena itu seorang pengelola (fasilitator) pelatihan dituntut memiliki kompetensi dalam bidang tersebut. Disamping itu pengelola pelatihan dituntut selalu mengembangkan organisasinya agar mencapai visi dan misi organisasi secara optimal. Untuk itu maka wawasan dan pengetahuan serta ketrampilan dalam bidang membuat perencanaan tindak lanjut perlu mendapat prioritas. Hal ini dimaksudkan agar peserta memahami dengan jelas arah dan tujuan pelatihan yang telah dijalaninya.

a. Pengertian Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut (RTL) merupakan suatu dokumen yang menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, setibanya peserta di wilayah kerja masing -masing dengan memperhitungkan hal-hal yang telah ditetapkan berdasarkan potensi dan sumber daya yang ada.

RTL merupakan sebuah rencana kerja yang dibuat secara individual oleh peserta diklat yang

Page 209: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM201

berisi tentang rencana kerja yang menjadi tugas dan wewenangnya. Rencana ini dibuat setelah peserta pelatihan mengikuti seluruh mata diklat yang telah diberikan.

b. Ruang Lingkup Rencana Tindak Lanjut (RTL) Penyusunan Rencana Tindak Lanjut ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah diberikan dalam pelatihan ini dengan pengalaman peserta latih. Perpaduan antara teori dan pengalaman ini merupakan salah satu metode untuk lebih meningkatkan tingkat pemahaman peserta diklat akan teori-teori yang telah diberikan selama pelatihan, sehingga tujuan pembelajaran khusus akan tercapai secara maksimal

Rencana tindak lanjut sangat diperlukan bagi Peserta pelatihan, Widyaiswara dan penyelenggara Diklat. Hal ini disebabkan Rencana Tindak Lanjut merupakan sebuah rencana kerja yang dibuat oleh individual yang berisi tentang rencana unit organisasi diklat yang menjadi tugas dan wewenangnya.

Didalam membuat rencana tindak lanjut perlu mengacu pada struktur / sistematika rencana tindak lanjut tertentu seperti yang telah disepakati dalam proses pembelajaran.Oleh karena itu RTL memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• TerarahSetiap kegiatan yang dicantumkan dalam RTL hendaknya terarah untuk mencapai tujuan.

• JelasIsi rencana mudah dimengerti dan ada pembagian tugas yang jelas antara orang-orang yang terlibat didalam masing-masing kegiatan.

• FleksibelMudah disesuaikan dengan perkembangan situasi. Oleh karena itu RTL mempunyai kurun waktu relatif singkat.

Tujuan RTL adalah agar peserta latih / institusi memiliki acuan dalam menindak lanjuti suatu kegiatan pelatihan.Ruang lingkup Rencana Tindak lanjut (RTL) sebaiknya minimal :

• Menetapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan,• Menetapkan tujuan setiap kegiatan yang ingin dicapai,• Menetapkan sasaran dari setiap kegiatan,• Menetapkan metode yang akan digunakan pada setiap kegiatan,• Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan,• Menetapkan siapa pelaksana atau penanggung jawab dari setiap kegiatan,• Menetapkan besar biaya dan sumbernya.

B. POKOK BAHASAN 2. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RTL. Berdasarkan hasil analisis kemudian disusun RTL dengan langkah-langkah sebagai berikut :

• Identifikasi dan buat perumusan yang jelas dari semua kegiatan yang akan dilaksanakan (apa/what). Pada saat menentukan kegiatan hendaknya mereview modul Pelatihan Fasilitator STBM.

Page 210: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM202

• Tentukan apa tujuan dari masing-masing kegiatan yang telah ditentukan.• Tentukan sasaran dari masing-masing kegiatan yang telah ditentukan.• Tetapkan cara atau metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan setiap kegiatan

(bagaimana/how).• Perkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan (kapan/when), dan tentukan

lokasi yang akan digunakan dalam melakukan kegiatan (tempat/where).• Perkirakan besar dan sumber biaya yang diperlukan pada setiap kegiatan. (How much)• Tetapkan siapa mengerjakan apa pada setiap kegiatan dan bertanggung jawab kepada

siapa (siapa/who).

Oleh karena itu dalam menyusun RTL harus mencakup unsur-unsur sebagai berikut:a. Kegiatanyaitu uraian kegiatan yang akan dilakukan, didapat melalui identifikasi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar hal ini terealisasi maka di identifikasi kegiatan kegiatan apa yang diperlukan.

b. Tujuanadalah membuat ketetapan ketetapan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang direncanakan pada unsur nomor 1. Penetapan tujuan yang baik adalah di rumuskan secara konkrit dan terukur.

c. Sasaranyaitu seseorang atau kelompok tertentu yang menjadi target kegiatan yang direncanakan.

d. Cara Metodeyaitu cara yang akan dilakukan dalam melakukan kegiatan agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

e. Waktu dan TempatDalam penentuan waktu sebaiknya menunjukkan kapan suatu kegiatan dimulai sampai kapan berakhir. Apabila dimungkinkan sudah dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan. Hal ini untuk mempermudah dalam persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta dalam melakukan evaluasi. Sedangkan dalam menetapkan tempat, seyogyanya menunjukkan lokasi atau alamat kegiatan akan dilaksanakan

f. BiayaAgar RTL dapat dilaksanakan perlu direncanakan anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut.Akan tetapi perencanaan anggaran harus realistis untuk kegiatan yang benar-benar membutuhkan dana, artinya tidak mengada-ada. Perhatikan/pertimbangkan juga kegiatan yang memerlukan dana tetapi dapat digabung pelaksanaannya dengan kegiatan lain yang dananya telah tersedia. Rencana anggaran adalah uraian tentang biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari awal sampai selesai.

Page 211: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM203

g. Pelaksana / penanggung jawabyaitu personal / tim yang akan melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Hal ini penting karena personal/tim yang terlibat dalam kegiatan tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.

h. Indikator Keberhasilanmerupakan bentuk kegiatan/sesuatu yang menjadi tolok ukur dari keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan.

C. POKOK BAHASAN 3 : EVALUASI PELAKSANAAN STBM DAN PENYUSUNAN RTL a. Evaluasi Pelaksanan STBMPelaksanaan kegiatan STBM oleh para pelaksana STBM harus dilakukan evaluasi untuk melihat seberapa jauh kegiatan tersebut memiliki dampak yang berarti bagi kesehatan masyarakat khususnya dibidang sanitasi.

Pelaksanaan evaluasi kegiatan STBM perlu dilakukan dalam waktu 6 bulan sekali untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Penyusunan RTLDalam menyusun RTL dapat menggunakan format isian sebagai berikut:

Format Isian Rencana Tindak Lanjut

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN CARA/METODE

WAKTU & TEMPAT BIAYA

PELAKSANA/PENANGGUNG

JAWAB

INDIKATORKEBERHASILAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1.

2.

3.

4.

5.

6.

dst

Penjelasan cara pengisian :

Kolom 1 : Kolom nomorPada kolom ini dicantumkan nomor kegiatan secara berurutan, mulai dari nomor 1, 2, 3 dan seterusnya sesuai dengan jumlah kegiatan yang direncanakan bedasarkan hasil identifikasi kegiatan.

Page 212: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM204

Kolom 2 : Kolom kegiatanPada kolom ini dicantumkan rincian kegiatan yang akan dilakukan, mulai dari persiapan, sampai seluruh pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan selesai.

Kolom 3 : Kolom tujuanPada kolom ini dicantumkan tujuan dari setiap kegiatan, yaitu hasil yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Kolom 4 : Kolom sasaranPada kolom ini diisi dengan apa/ siapa yang menjadi sasaran atau target dari setiap kegiatan, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kolom 5 : Kolom cara/metodePada kolom ini dicantumkan cara-cara/ metode/ teknik pelaksanaan setiap kegiatan.

Kolom 6 : Kolom waktu dan tempatKolom ini diisi dengan tanggal, bulan, tahun serta jam pelaksanaan kegiatan, kapan dimulai dan sampai kapan berakhir, serta dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.

Kolom 7 : Kolom pelaksana/penanggungjawabKolom ini diisi dengan nama pelaksana atau anggota tim yang ditugaskan melaksanakan kegiatan sesuai dengan keahliannya.

Kolom 8 : Kolom indikator keberhasilanKolom ini mencantumkan tentang apa yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.

c. Gantt ChartGantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk kegiatan-kegiatan dengan jumlah anggota tim yang sedikit, kegiatan yang mendekati penyelesaian dan beberapa kendala kegiatan.

Karakteristik Gantt ChartGantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer kegiatan untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari suatu kegiatan.

Semakin banyak tugas-tugas dalam kegiatan dan semakin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.

Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.

Keuntungan menggunakan Gantt chart :• Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi

dalam penyelenggaraan proyek.

Page 213: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM205

• Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan

• Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan

Kelemahan Gantt Chart :• Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan

dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan kegiatan.

• Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.

VIII. REFERENSI1. Kemenkes RI, Pusdiklat Aparatur, Rencana Tindak Lanjut, Kurmod Surveillance, Jakarta:

2008. 2. BPPSDM Kesehatan, Rencana Tindak Lanjut, Modul TOT NAPZA, Jakarta: 2009. 3. Kemenkes RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta:

2010, 4. Kemenkes RI, Second Decentralized Health Services Project, Model Pelatihan Pemberdayaan

Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta: 2010.

IX. LAMPIRANLEMBAR KERJA a. Pedoman Penyusunan RTLPeserta dibagi kelompok menurut asal tempat tugas masing-masingMasing-masing kelompok menyusun RTL, yang mencakup aspek:

1. Jenis kegiatan2. Tujuan3. Sasaran (orang dan lokasi)4. Cara / metode5. Waktu dan tempat6. Sumber dana7. Penanggung Jawab8. Indikator keberhasilan

Page 214: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM206

Penyusunan RTL dapat menggunakan format sebagai berikut:

Format Isian Rencana Tindak Lanjut

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN CARA/METODE

WAKTU & TEMPAT

SUMBERDANA / BIAYA

PELAKSANA/PENANGGUNG

JAWAB

INDIKATORKEBERHASILAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1.

2.

3.

4.

5.

6.

dst

Page 215: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM207

TIM PENYUSUNKURMOD FASILITATOR STBM

Kementerian KesehatanDirektorat Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL :F. Eko Saputro, SKM, MKM - Kasubdit PASDSitiNurAyu -KasieStandarisasiPASDKristinDarundiyah -KasieBimbingandanEvaluasiPASDYulitaSuprihatin,SKM,M.Kes -StafPASD(KoordinatorSekretariatSTBMNasional)Nugroho -StafPASDIndahHidayat -StafPASDZakiahDiana -StafPASDDewiMulyani -StafPASD

Sekretariat STBM NasionalCaturAdiNugroho -AsistenStafAhliBidangCapacityBuildingParamitaDau -AsistenStafAhliBidangKnowlwdgeManagementRaniRahmafuri -SekretarisBilingualRahma -AsistenStafBidangPengembanganMediaEdukasi

Air dan Sanitasi

Badan Pusat Pengembangan Sumber Daya ManusiaDra.OosfatimahRosyati,M.Kes -Kabid.II,PusdiklatnakesEkaJusufSingka,Dr,M.Sc, -Kabid.III,PusdiklatAparaturVermonaMarbun,SKP,MKM -KasubbitPelatihan,PusdiklatnakesHaryatiRahman,SKM -StafSubbitPelatihan,PusdiklatnakesMujayanto,SKM,MKM -StafSubbitPelatihan,PusdiklatnakesYan Bani Luza Prima Wangsa, Dr, MKM - Widyaiswara BBPK CilotoRamini, SKM, M.Kes - Widayaiswara, Bapelkes Cikarang

Mitra STBMINyomanOka -WaterandSanitationProgram,BankDuniaRahmiKasri -WaterandSanitationProgram,BankDuniaRoniePrasetyo -WaterandSanitationProgram,BankDuniaOntoseno Mahartodjo Oepojo - WASH, UNICEFLilik Trimaya - WASH, UNICEFNur Apriatman - WaspolaYusmaidi - SHAW, SIMAVIAsepM.Mulyana -HighFive

Page 216: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Modul Pelatihan Fasilitator STBM208

Andre K - IUWASHKuwat Karyadi - IUWASHTethyTafuli -PLANIndonesiaHerniSuwartini -USDPSujono - HAKLIMitaSirait -WorldVisionInternationalMargarethaSiregar -WorldVisionInternationalAgustini -YayasanPembangunanCintaInsanIndonesia(YPCII)Purwadidi -YayasanPembangunanCintaInsanIndonesia(YPCII)

Page 217: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses
Page 218: KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN … Fasilitator.pdf · untuk menjaga kualitas pelatihan melalui proses akreditasi kurikulum ... Sumber: Buku Opsi Teknologi Sanitasi ... Alur dan Proses

Informasi lebih lanjut hubungi :Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan LingkunganDirektorat Penyehatan Lingkungan

Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta - 10560Telp. (021) 424 7608 Ext. 127

Fax. (021) 424 5778

ISBN 978 - 602 - 235 - 525 - 0

978 602 235 525 0