42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komponen utama penyusun tubuh hewah adalah air, yang jumlahnya mencapai 60-95% berat tubuh hewan. Air tersebar pada berbagai bagian tubuh, baik di dalam sel maupun diluar sel (cairan ekstra seluler: CES). CES sendiri tersebar pada berbagai bagian tubuh, contohnya plasma darah dan cairan serebrospinal. Dalam CES terlarut berbagai macam zat, meliputi bebagai ion dan sari makanan, sisa obat, hormone, serta zat sisa metabolism seperti urea dan asam urat. Konsentrasi setiap jenis zat dalam cairan tubuh dapat berubah setiap saat, tergantung pada berbagai faktor (Isnaeni, 2006). Sekalipun demikian, hewan harus mampu mempertahankan keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut pada tingkatan yang tepat. Mekanisme untuk mengatur jumlah air dan konsentrasi zat terlarut disebut osmoregulasi. Jadi, osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Proses inti dalam osmoregulasi adalah osmosis. Osmosis adalah pergerakan air dari 1

Laopran Fiswan Yang Lengkap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laopran Fiswan Yang Lengkap

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komponen utama penyusun tubuh hewah adalah air, yang jumlahnya

mencapai 60-95% berat tubuh hewan. Air tersebar pada berbagai bagian tubuh,

baik di dalam sel maupun diluar sel (cairan ekstra seluler: CES). CES sendiri

tersebar pada berbagai bagian tubuh, contohnya plasma darah dan cairan

serebrospinal. Dalam CES terlarut berbagai macam zat, meliputi bebagai ion dan

sari makanan, sisa obat, hormone, serta zat sisa metabolism seperti urea dan

asam urat. Konsentrasi setiap jenis zat dalam cairan tubuh dapat berubah setiap

saat, tergantung pada berbagai faktor (Isnaeni, 2006).

Sekalipun demikian, hewan harus mampu mempertahankan keseimbangan

antara jumlah air dan zat terlarut pada tingkatan yang tepat. Mekanisme untuk

mengatur jumlah air dan konsentrasi zat terlarut disebut osmoregulasi. Jadi,

osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan

zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Proses inti dalam osmoregulasi adalah

osmosis. Osmosis adalah pergerakan air dari cairan yang mempunyai kandungan

air lebih tinggi menuju cairan yang mempunyai kandungan air lebih rendah

(Isnaeni, 2006).

Hewan harus melakukan osmoregulasi karena perubahan keseimbangan

jumlah air dan zat terlarut di dalam tubuh memungkinkan terjadinya perubahan

arah aliran air atau zat terlarut menuju ke arah yang tidak diharapkan. Contoh

untuk melihat proses osmoregulasi terhadap hewan adalah pada hewan-hewan

akuatik. Hewan dapat di katakan sebagai hewan hipoosmotik atau hiperosmotik

berdasarkan sifatnya, dikatakan hipoosmotik karena memiliki konsentrasi

larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan konsentarsi lingkungannya,

1

Page 2: Laopran Fiswan Yang Lengkap

sedangkan dikatakan hiperosmotik karena memiliki konsentrasi larutan yang

lebih tinggi dibandingkan konsentari lingkungannya (Isnaeni, 2006).

Ikan dikelompokan berdasarkan tempat hidupnya dalam mekanisme

mempertahankan tekanan osmotic di dalam tubuhnya menjadi tiga yaitu, ikan

air tawar, ikan air laut dan ikan air payau. Osmoregulasi pada ikan air tawar

dengan cara membatasi pemasukan air (dan kehilangan ion) dengan cara

membentuk permukaan tubuh yang impermeable terhadap air. Pada ikan air

laut osmoregulasi didalam tubuh ikan tersebut dengan caramemperoleh

masukkan ion tertentu dari air laut, apabila konsentrasi ion tersebut di laut lebih

tinggi dari pada yang terdapat di dalam tubuh hewan. Pemasukkan ion tersebut

akan membuat cairan tubuh hewan menjadi hiperosmotik dibandingkan air laut,

dan keadaan tersebut akan meyebabkan terjadinya pemasukkan air ke dalam

tubuh hewan. Dengan demikian hewan osmokonformer dapat memperoleh

masukan berbagai macam zat yang dibutuhkannya. Untuk ikan air payau hewan

ini memiliki tingkat adaptasi yang yang baik terhadap perubahan kadar garam di

habitatnya. Cara yang dilakukan hewan air payau pun dengan menggunakan

insang sebagai tempat pengambilan ataupun pembuangan air dan berbagai zat

terlarut pada hewan tersebut (Isnaeni, 2006).

1.2 Tujuan

Mengetahui sistem osmoregulasi pada ikan air tawar,air laut dan air payau.

Membandingkan mekanisme osmoregulasi pada ikan air tawar, air laut dan

air payau.

1.3 Hipotesis

Ikan air tawar, air laut dan air payau memiliki system osmoregulasi untuk

mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.

2

Page 3: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Terdapat perbedaan mekanisme osmoregulasi pada ikan air tawar, air laut

dan air payau.

3

Page 4: Laopran Fiswan Yang Lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osmoregulasi

Osmoregulasi merupakan upaya yang dilakukan ikan untuk mengontrol

keseimbangan air dan ion-ion antara tubuh ikan dengan lingkungannya.

Mekanisme osmoregulasi ikan dipengaruhi oleh sistem saraf dan sistem

endokrin. Selain itu sistem ini juga berperan sebagai integrasi dan

mengkoordinasikan semua proses biologis.

Definisi osmoregulasi itu sendiri adalah proses pengaturan tekanan osmotik

yang berlangsung di dalam tubuh organisme. Ada dua kategori dalam proses

menghadapi tekanan osmotik air media yaitu osmoregulator dan

osmokonformer. Dalam kondisi perairan yang tidak menentu baik hipertonik

maupun hipotonik, ikan akan berusaha mempertahankan cairan tubuhnya.

Tekanan osmotik lingkungan tergantung dari salinitas. Untuk mengatur ion

tubuhnya dipengaruhi oleh hormon kortiroid, kortisol, artial natriuretic peptide

(ANP), adrenohipofisa, prolaktin (PRL), somatotropin, dan IGFS. Proses

osmoregulasi juga dipengaruhi oleh interaksi antara sistem saraf dan sistem

endokrin (Isnaeni, 2006).

Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis. Osmosis adalah pergerakan air

dari cairan yang mempunyai kandungan air lebih tinggi (yang lebih encer)

menuju ke cairan yang mempunyai kandungan air lebih rendah (yang lebih

pekat). Istilah isotonis sering digunakan untuk menyebut dua macam larutan

yang mempunyai tekanan osmotik sama (isoosmotik). Dalam kajian

osmoregulasi, istilah tersebut sering kali digunakan pada saat membahas

tekanan osmotik yang mencakup dua macam cairan. Misalnya, tekanan osmotik

4

Page 5: Laopran Fiswan Yang Lengkap

pada cairan di dalam dan di luar sel atau antara cairan tubuh dan air laut

(lingkungan hidup hewan). Jika suatu larutan memiliki konsentrasi osmotik lebih

tinggi, tekanan osmotiknya juga pasti lebih tinggi. Larutan yang mempunyai

konsentrasi tinggi daripada larutan yang lain disebut larutan hiperosmotik.

Sebaliknya, larutan yang memiliki konsentrasi osmotik lebih rendah daripada

larutan lainnya dinamakan larutan hipoosmotik (Isnaeni, 2006).

Tidak semua hewan dapat melakukan osmoregulasi dengan baik. Hewan

yang mampu melakukan osmoregulasi dengan baik disebut hewan

osmoregulator. Apabila tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik di

dalam tubuhnya, hewan harus melakukan berbagai penyesuaian (adaptasi) agar

dapat bertahan di tempat hidupnya. Hewan yang memperlihatkan kemampuan

demikian dinamakan hewan osmokonformer. Adaptasi dapat dilakukan oleh

hewan osmokonformer, sepanjang perubahan yang terjadi di lingkungannya

tidak terlalu besar dan masih ada dalam kisaran toleransi yang dapat

diterimanya. Jika perubahan keadaan lingkungan terlalu besar , osmokonformer

kemungkinan tidak mapu bertahan hidup di tempat tersebut dan kemungkinan

akan mati. Dalam keadaan demikian, jika tidak ingin mati, osmokonformer dapat

berpindah tempat (migrasi) untuk mencari lingkungan yang lebih sesuai baginya

(Isnaeni, 2006).

Setiap jenis lingkungan memberikan berbagai faktor pendukung yang khas

bagi hewan yang hidup di dalamnya, sekaligus mengandung ancaman tertentu

yang dapat membahayakan kehidupan hewan. Demikian pula, kemampuan dan

jenis organ tubuh yang dimiliki setiap hewan pun berbeda. Oleh karena itu,

mekanisme osmoregulasi yang dilakukan hewan sepenuhnya tergantung pada

kemampuan dan alat/organ osmoregulasi yang dimiliki, serta keadaan

lingkungan masing-masing.

5

Page 6: Laopran Fiswan Yang Lengkap

2.2 Osmoregulasi Hewan pada Lingkungan Air Laut

Kebanyakan hewan invertebrata laut bersifat osmokonformer , hal tersebut

ditandai dengan adanya konsentrasi osmotik cairan tubuhnya yang sama dengan

air laut tempat hidup mereka. Hal ini berarti bahwa mereka berada dalam

keseimbangan osmotik dengan lingkungannya (tidak ada perolehan ataupun

kehilangan air). Akan tetapi, bukan berarti bahwa mereka berada dalam

keseimbangan ionik. Jadi, antara air laut dan cairan di dalam tubuh hewan

terdapat perbedaan komposisi ion, yang akan menghasilkan gradien konsentrasi.

Dalam keadaan demikian, hewan memiliki peluang untuk memperoleh masukan

ion tertentu dari air laut, apabila konsentrasi ion tersebut di laut lebih tinggi

daripada yang terdapat di dalam tubuh hewan. Pemasukan ion tersebut akan

membuat cairan tubuh hewan menjadi hiperosmotik dibanding air laut, dan

keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya pemasukan air ke dalam tubuh

hewan. Dengan cara demikian, hewan osmokonformer dapat memperoleh

masukan berbagai macam zat yang dibutuhkannya (Isnaeni, 2006).

Pada umumnya, konsentrasi osmotik berbagai ion dalam tubuh hewan tidak

berbeda secara bermakna dari yang terjadi dalam air laut. Akan tetapi, kita dapat

menemukan beberapa perkecualian. Hewan melakukan pengaturan konsentrasi

ion dengancara menyekresi atau menyerap ion secara aktif. Hewan juga dapat

mengalami perolehan dan pelepasan ion yang tidak diatur dengan cara khusus.

Hal ini dapat terjadi melalui permukaan tubuh, insang, makanan yang ditelan,

dan menghasilkan zat sisa (misalnya urin) (Isnaeni, 2006).

Cara osmoregulasi pada vertebrata laut berbeda dengan osmoregulasi pada

invertebrata. Pada hewan vertebrata laut dapat dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu konformer osmotik dan ionik (osmokonformer) serta regulator

osmotik dan ionik. Contoh vertebrata laut yang membentuk keseimbangan

6

Page 7: Laopran Fiswan Yang Lengkap

osmotik dan ionik dengan air laut adalah siklostoma (hagfish) , yang merupakan

vertebrata primitif. Hewan ini melakukann osmoregulasi dengan cara yang sama

seperti yang dilakukan invertebrata laut. Aktivitas regulasi osmotik dan ionik

pada ikan laut pada umumnya tidak sama dan memperlihatkan adanya

tingkatan. Konsentrasi osmotik plasma ikan laut pada umumnya mendekati

sepertiga dari konsentrasi osmotik air laut. Dengan demikian, mereka adalah

regulator hipoosmotik.

2.2.1 Osmoregulasi pada Ikan Air Laut

Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan

cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang,

dan kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air

laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan

meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan

kelebihan garam harus dihilangkan.

Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air,

volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal

mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung

lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar.

Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang,

sebagian besar berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air

seni masih mengandung sedikit senyawa tersebut.

Kecuali hagfish, vertebrata laut merupakan osmoregulator. Hiu laut dan

sebagian besar ikan bertulang rawan lainnya (Kelas Condrichthyes)

mempertahankan konsentrasi garam internal yang lebih rendah dari konsentrasi

garam air laut. Gijalnya mengekskresikan sebagian garam, dan organ

pengekskresi garam yang disebut kelenjar rektal mengekskresikan natrium

7

Page 8: Laopran Fiswan Yang Lengkap

klorida keluar dari tubuh melalui anus. Akan tetapi, meskipun konsentrasi

garamnya relatif rendah, seekor hiu laut bersifat sedikit hiperosmotik

dibandingkan dengan air laut (Campbell, 2004).

Ikan bertulang sejati (Kelas Osteichthyes) berkembang dari leluhur yang

memasuki habitat air tawar . pada evolusi ikan-ikan itu berikutnya, banyak

kelompok ikan bertulang sejati hidup di laut, namun secara internal masih tetap

lebih mirip dengan ikan air tawar dalam hal osmolaritas. Ikan laut bertulang

sejati secara konstan kehilangan air melalui osmosis ke lingkungannya yang

hiperosmotik itu. Ikan-ikan itu mengkompensasi kehilangan itu dengan cara

minum banyak sekali air laut, lalu memompa keluar kelebihn garam dan

mengekskresikan urin dalam jumlah yang relatif sedikit (Campbell, 2004).

2.3 Osmoregulasi Hewan pada Lingkungan Air Tawar

Masalah yang dihadapi hewan air tawar merupakan kebalikan dari masalah

yang dihadapi hewan laut. Hewan air tawar mempunyai cairan tubuh dan

tekanan osmotik yang lebih tinggi dari lingkungannya (hiperosmotik/hipertonis).

Berarti mereka terancam oleh dua hal utama, yaitu kehilangan garam dan

pemasukan air yang berlebihan (Isnaeni, 2006).

Vertebrata dan invertebrata air tawar membatasi pemasukan air (dan

kehilangan ion) dengan cara membentuk permukaan tubuh yang impermeable

terhadap air. Meskipun demikian, air dan ion tetap dapat bergerak melewati

insang yang relatif terbuka. Air yang masuk ke dalam tubuh vertebrata

dikeluarkan dalam bentuk urin. Laju aliran urin pada invertebrata air tawar jauh

lebih tinggi daripada yang dialami oleh hewan laut (Isnaeni, 2006).

Akan tetapi, pengeluaran urin juga menyebabkan pengeluaran ion. Oleh

karena itu, hewan perlu melakukan transpor aktif untuk memasukkan ion ke

dalam tubuhnya. Vertebrata air tawar melakukan hal yang hampir sama dengan

8

Page 9: Laopran Fiswan Yang Lengkap

invertebrata air tawar, yaitu memasukkan ion dan garam dengan transpor aktif.

Sebenarnya, penggantian ion yang terlepas ke dalam air dapat dilakukan dengan

makan, namun sumber masukan ion yang utama adalah transpor aktif melalui

insang (Isnaeni, 2006).

2.3.1 Osmoregulasi pada Ikan air tawar

Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat

hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya

secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak

dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam

tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat

menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal (Isnaeni, 2006).

Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal

mempunyai glomeruli dalamjumlah banyak dengan diameter besar. Ini

dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar

dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya (Isnaeni, 2006).

Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan

diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada

tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedapair, tidak dapat

ditembus oleh air) Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung

sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti asam urat, creatine, creatinine, amonia

(Campbell, 2004).

2.4. Osmoregulasi Hewan pada Lingkungan Payau

Tidak semua hewan akuatik selamanya menetap di habitat yang tetap (air

laut atau air tawar). Sejumlah hewan laut maupun hewan air tawar pada saat-

saat tertentu masuk ke daerah payau. Lingkungan payau ialah lingkungan akuatik

di daerah pantai, yang merupakan tempat pertemuan antara air sungai dan laut.

9

Page 10: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Pada beberapa jenis ikan seperti lamprey, salmon, dan belut, perpindahan

antara air tawar dan air bergaram merupakan bagian dari siklus hidup yang

normal (Isnaeni, 2006).

Ada juga hewan akuatik yang hidup menetap di daerah perairan payau.

Hewan yang demikian pasti memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap

perubahan kadar garam di habitatnya, mengingat bahwa kadar garam di daerah

payau selalu berubah (Isnaeni, 2006).

10

Page 11: Laopran Fiswan Yang Lengkap

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penenlitian

Praktikum ini dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Untuk penelitian dilakukan di laboratorium biologi di ruang

fisiologi. Waktu praktikumnya pada tanggal 20 Oktober 2010.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun beberapa alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini meliputi,

timbangan presisi, gelas ukur 250mL, pipet tetes, beaker glass 100mL, dan

batang pengaduk.

Sedangkan untuk bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah, NaCl

dengan konsentrasi 0%, 0.5%. 1%, 2% dan 4%, aquadest, ikan air tawar (ikan

mas, lele dan mujahir), ikan air laut (ikan zebra dan ikan hijau), dan ikan air

payau (belut).

3.3 Cara Kerja

Pertama- tama dibuat larutan NaCl dengan konsentrasi 0%, 0.5%, 1%, 2%,

dan 4% dalam beaker glass, kemudian ikan-ikan yang telah disediakan

dimasukkan ke dalam beaker glass tersebut. Pada tiap beaker glass berisi satu

ikan. Kondisi setiap ikan diamati dan dicatat selama lima belas menit. Kondisi

yang diamati meliputi perubahan fisik, kebutuhan oksigen, keadaan operculum,

waktu defekasi dan posisi ikan.

11

Page 12: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Bagan Kerja

NaCl 0% NaCl 0,5% NaCl 1% NaCl 2% NaCl 4%

NaCl 0% NaCl 0,5% NaCl 1% NaCl 2% NaCl4%

12

Kondisi ikan diamati selama 15 menit dan dicatat

perubahan yang terjadi

Page 13: Laopran Fiswan Yang Lengkap

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Pengamatan

Pada praktikum uji osmoregulasi yang diaplikasikan pada ikan air tawar, ikan

air laut, serta hewan air payau, dapat kita ketahui bersama bahwa ketiga jenis

hewan tersebut mempunyai mekanisme osmoregulasi yang berbeda-beda

antara satu dengan yang lainnya. Menurut Gilles dan Jeuniaux (1979),

Osmoregulasi pada organisme akuatik dapat terjadi dalam dua cara yang

berbeda, yaitu :

a) Usaha untuk menjaga konsentrasi osmotik cairan di luar sel

(ekstraseluler). Agar tetap konstan terhadap apapun yang terjadi pada

konsentrasi osmotik medium eksternalnya.

b) Usaha untuk memelihara isoomotik cairan dalm sel (interseluler)

terhadap cairan luar sel (ekstraseluler).

Menurut Affandi dan Usman (2002), ikan bertulang sejati (teleostei), ikan air

tawar maupun ikan laut pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan komposisi ion-ion dan osmolaritas cairan tubuhnya pada

tingkat yang secara signifikan berbeda dari lingkungan eksternalnya. Proses ini

merupakan suatu mekanisme dasar osmotik. Untuk menghadapi masalah

osmoregulasi hewan melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara :

1) Mengurangi gradien osmotik antara cairan tubuh dengan lingkungannya.

2) Mengurangi permeabilitas air dan garam.

3) Melakukan pengambilan garam secara selektif.

13

Page 14: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat

permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan

yang berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air

tawar dengan ikan air laut. Urea merupakan produk metabolisme nitrogen, yang

dikeluarkan dari tubuh ikan berupa urin tetapi jumlahnya sedikit.

Dalam praktikum ini pula dibuatkan larutan NaCl dengan konsentrasi yang

berbeda – beda. Hal tersebut dilakukan untuk menguji spesies ikan, pada

konsentrasi berapakah ikan – ikan tersebut masih bisa bertahan hidup dan pada

konsentrasi berapakah ikan tersebut terkulai lemas yang lama kelamaan dapat

menyebabkan kematian. Adapun fungsi NaCl dalam tubuh hewan adalah sebagai

salah satu zat pengisoosmotik tubuh hewan terhadap lingkungannya.

Osmoregulasi adalah suatu upaya organisme air untuk mengontrol

keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya, atau suatu proses

pengaturan tekanan osmose. Hal ini perlu dilakukan karena harus terjadi

keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan dan membran sel yang

permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak

cepat serta adanya perbedaan antara tekanan osmose antara cairan tubuh

dengan lingkungan.

Toleransi terhadap variasi kadar NaCl tergantung pada umur stadium suatu

ikan, yaitu: telur, larva, ikan muda, dan ikan dewasa. Salinitas air berpengaruh

dalam reproduksi, distribusi, dan lama hidup ikan, serta orientasi migrasi. Variasi

salinitas air jauh dari pantai relati adalah kecil, sedangkan di pantai variasi

salinitas besar. Variasi salinitas mengganggu regulasi osmotik dan menentukan

telur-telur ikan melayang-layang (Brotowidjoyo, dkk., 1995).

14

Page 15: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Table 1. Perbandingan mekanisme osmoregulasi pada ikan air tawar, air payau dan air laut.

Konsentrasi NaCl

Ikan Air Tawar Ikan Air Payau Ikan Air LautIkan Lele

(Clarias gariepinus)Ikan Mas

( Cyprinus carpio )Ikan Mujahir Belut Greenfish Ikan Zebra

Kontrol

Bergerak aktif dibawah dengan posisi horizontal, posisi operculum terbuka dan menutup.

Bergerak sangat aktif, bergerak ke atas untuk mencari O2 pada menit ke-9, defekasi pada menit ke-4

Berada di bagian bawah dan bergerak pasif.

Tidak aktif (diam) Pada menit awal hingga akhir, ikan bergerak di dasar wadah secara normal, operkukumnya pun bergerak normal tapi terkadang hanya diam.

NaCl 0%

Operkulum bergerak, meloncat pada menit ke-4, diam pada menit ke 6-9, tidak terjadi defekasi.

Bergerak aktif, bergerak ke atas untuk mencari O2 pada menit ke-8, 10, 12,dan 14, defekasi pada menit ke-7, operculum bergerak normal.

Bergerak mencari O2 pada menit ke-6,8, 10 dan 14. Defekasi pada menit ke-4, bergerak pasif dan diam pada posisi horizontal di menit ke-13

Pada menit ke-1 & ke-3 terjadi sedikit gerakan, bergerak mencari O2 pada menit ke-2, 5, 6 dan 7. Belu meloncat ke luar pada menit ke-9, ikan belut tersebut diam pada menit ke-8,14 dan 15.

Pada menit awal bergerak loncat-loncat, menit ke 3-5 diam pada posisi horizontal. Pada menit ke 9 terjadi defekasi pada menit ke 15 terkulai lemas pada posisi horizontal

Ikan bergerak aktif dan mulai melemah menit ke-4, laludefekasi pada menit 10, pada menit ke-13 ikan mulai lemas. Pada menit ke-14 ikan terkulai dengan posisi horizontal dan gerak operculum yang aktif mulai melemah.

15

Page 16: Laopran Fiswan Yang Lengkap

NaCl 0.5%

Bergerak aktif , pada menit ke-1,3,5,7,9 dan 12 ikan hanya diam. Pada menit ke-8,13,15. operculum bergerak, pada menit 2,4,10,11,14. ikan bergerak ke permukaan mencari udara.

Operculum terbuka, bergerak cepat, tubuh pucat, agresif

Operculum terbuka, pada menit ke-12 defekasi dan ikan diam dengan posisi vertikal warna pucat.

Pada menit ke-3 s.d 8 pergerakkan ikan mulai melambat, pada menit ke-11 ikan diam dan sedikit bergerak dalam posisi vertikal.

Pada 10 menit pertama ikan diam horizontal di dasar wadah dengan tubuh melengkung dan operculum makin melambat, sedangkan 5 menit terakhir ikan sering berputar-putar dan bergerak masih di dasar serta operculum melambat.

Gerakkan operkulum ikan selalu aktif posisi tubuh horizontal, pergerakkan naik turun ke permukaan pada menit 1,7,10,11,12. pada saat naik mengambil oksigen posisi tubuh horizontal.

NaCl 1%

Ikan bergerak aktif meloncat pada menit k3- 6,8 dan 10. Pada menit ke-7 operkulum bergerak dengan cepat, dan pad menit ke-3,6,11 ikan hanya diam.

Operculum bergerak dengan cepat, ikan bergerak sangat panik dan defekasi pada menit ke-7.

Bergerak lebih cepat dan panik mengambil oksigen ke atas, operculum terbuka cepat pada menit ke 14.

Bergerak cepat aktif dalam keadaan horizontal pada menit ke-10. Bergerak pasif atau diam terjadi di bawah kea rah vertical pada menit ke 11-15

Operculum bergerak aktif, ikan bergerak didasar wadah, pada menit ke-9 defekasi 2 kali,pada menit ke-6 ikan bergerak naik turun dengan cepat.

NaCl 2%

Dari menit 1 posisi tubuh dalam keadaan vertikal, pada menit ke-4 terjadi defekasi, dan

Ikan bergerak panik mengambil udara terus menerus pada menit ke-7

Pada menit ke-14 ikan terus menerus mengambil udara.

Pada menit ke-2 s.d 15 ikan bergerak meloncat ke permukaan. Pada menit ke-10

Menit ke-11 ikan bergerak agresif kebawah dengan posisi vertikal (kepala dibawah),

Operkulum bergerak aktif sampai menit ke 3-6. pergerakkan melingkar ditengah dan terjadi defekasi,

16

Page 17: Laopran Fiswan Yang Lengkap

bergerak melompat terjadi pada menit 9,12,14.

defekasi. gerakkan operkulum cepat, mata redup.

pada menit ke-8 pergerakkan ikan melambat.

NaCl 4%

Pada menit awal ikan bergerak aktif, lalu pada menuit ke-4 diam dipermukaan dalam keadaan horizontal, dan pada menit ke-5 s.d15 derakkan pasif hanya diam pada permukaan dalam posisi vertikal.

Pada menit ke-10 pergerakkan ikan melemah dan pada menit ke-12 tidak bergerak, posisi melayang di permukaan.

Pada menit ke-15 ikan menunjukkan tanda kekurangan udara, diikuti pergerakan operkulum ikan yang semakin cepat.

Pada menit awal ikan bergerak aktif, menit ke-2 gerakkan melambat, dan terlihat ikan menuju ke permukaan untuk mengambil udara, pada menit 8 s.d 15 ikan hanya berdiam diri tanpa bergerak.

Menit 1 s.d 5 posisi ikan berada didasar dengan posisi miring. Pada menit ke-10 ikan bergerak aktif didasar dengan gerak operculum cepat, pada menit 14 s.d 15 ikan meloncat mencari udara.

Posisi tubuh ikan horizontal, pergerakkan operkulum selalu aktif, pergerakkan ikan aktif pada menit 1 s.d 6, dan pada menit 7 s.d 15 ikan hanya diam.

17

Page 18: Laopran Fiswan Yang Lengkap

4.2 Pembahasan

Pada ikan air tawar mempunyai kemampuan untuk mempertahankan

komposisi ion-ion dan osmolaritas cairan tubuhnya pada tingkat yang secara

signifikan berbeda dari lingkungan eksternalnya. Proses ini merupakan suatu

mekanisme dasar osmotik. Untuk menghadapi masalah osmoregulasi hewan

melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara : Mengurangi gradien

osmotik antara cairan tubuh dengan lingkungannya, mengurangi permeabilitas

air dan garam, melakukan pengambilan garam secara selektif. Osmoregulasi

pada ikan air tawar melibatkan pengambilan ion dari lingkungan untuk

membatasi kehilangan ion. Air akan masuk ke tubuh ikan karena kondisi

tubuhnya hipertonik, sehingga ikan banyak mengeksresikan air dan menahan ion

(Boyd, 1990 dalam Arista, 2001).

Pada ikan mas, perubahan yang terjadi pada salinitas atau kadar NaCl yang

berkosentarsi 1%. Perubahan yang terjadi pada ikan mas, operkulum pada ikan

mas terbuka cepat. Terlihat panik dengan warna pucat, dan mengalami defekasi

pada menit ke 7. Ikan mas memang sedikit peka atau sedikit sensitiv. Hal ini

dikarenakan ikan mas hiperosmotik. Yaitu menyebabkan air bergerak masuk

kedalam tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi. Untuk

menjaga kesimbangan cairan tubuh ikan, maka ikan melakukan osmoregulasi

dengan cara minum sedikit atau tidak minum sama sekali. Adanya kromium

didalam asam nukleat pada konsentrasi kadar kromium yang tinggi,

kehadirannya tidak mempunyai fungsi yang jelas pada hewan yang

mengkonsumsinya (Mertz, 1969 dan Bambang Pramono Setyo, 2006).

Pada ikan mujair, di awal pada kosentrasi control 0.5% operkulum pada ikan

mujair terbuka cepat. Mengalami defekasi pada menit ke 12. Terlihat warna kulit

pucat. Hal ini dikarenakan bahwa ikan mujair merupakan ikan tawar. sehingga

sebagian garam yang berdifusi dikeluarkan melaui insang (Wiwi Isnaeni, 1996).

18

Page 19: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Warna yang dihasilkan oleh ikan, menandakan bahwa ikan mengalami

osmoregulasi. Karena ikan mujiar merupakan ikan air tawar, dimasukan kedalam

salinitas yang kadar garamnya lebih tinggi dibanding di tempat awalnya yaitu air

tawar. Sehingga ikan menyesuaikan dengan salinitas yang berbeda. Maka

terjadilah perubahan warna sisik pada ikan. Ikan-ikan air tawar mempunyai

tekanan osmotik cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan tekanan

osmotik cairan media sehingga garam-garam dalam tubuh cendrung keluar,

sedangkan air cendrung masuk kedalam (Institut Pertanian Bogor, Bogor

Agricultural University).

Pada data hasil praktikum diatas didapatkan bahwa, ikan pada air tawar

hanya mampu beradaptasi dan bertahan hidup pada air garam (NaCl)

berkosentrasi 0 %, 0,5%, 1% dan juga pada 2%. Pada air yang berkosentrasi 4 %,

ikan tidak mampu lagi bertahan hidup karna kadar garam yang terlalu tinggi dan

tidak dapat diadaptasikan lagi oleh ikan antara kadar garam lingkungan dan

tubuhnya. Namun pada larutan berkosentrasi tidak terlalu tinggi seperti 2%, Ikan

masih bisa sedikit beradaptasi walaupun akhirnya ikan tetap mengalami

kematian namun dalam waktu yang tidak terlalu singkat seperti pada ikan yang

dimasukkan ke dalam larutan berkosentrasi 4 %.

Penambahan kosentarsi larutan garam membuat ikan tidak mampu lagi

untuk bertahan hidup. Hal ini dikarenakan ikan tidak dapat lagi mengisotonikkan

kondisi tubuhnya dengan lingkungan karna kadar garam yang terlalu tinggi.Ikan

yang berada pada kosentrasi 0,5% bersikap aktif. Overkulum dan mulutnya

bergerak cepat bila dibandingkan dengan ikan kontrol. Hal inilah yang dilakukan

ikan untuk mengisoosmotikkan keadaan tubuhnya dengan lingkungannya,

perlakuan inilah yang disebut dengan usaha osmoregulasi.

19

Page 20: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Menurut Wulangi,kartolo.S (1993). Sebagai hewan yang memiliki cairan

tubuh hiperosmotik terhadap mediumnya,maka invertebrata air tawar

menghadapi dua masalah osmoregulasi yaitu:

1. Tubuhnya cenderung menggembung karena gerakan air masuk ke dalam

tubuhnya mengikuti gradien kadar

2. Hewan menghadapi kehilangan garam tubuhnya, karena medium di

sekitarnya mengandung garam lebih sedikit.

Oleh karena itu invertebrata air tawar sebagai regulator hiperosmotik harus

mengatur jumlah air yang masuk dan jumlah garam yang keluar tubuhnya. Pada

umumnya regulator hiperosmotik memiliki urin yang lebih encer dari cairan

tubuhnya.

Pada tabel hasil di atas, ikan lele mengalami perubahan yang signifikan pada

salinitas yang berkosentrasi 2%. Hal ini terjadi kerena ikan lele memang adalah

ikan air tawar, karena ikan air tawar mempunyai cairan tubuh dengan tekanan

osmotik yang lebih tinggi dari lingkungannya (hiperosmotik/hipertonis). Karena,

terancam oleh dua hal tersebut, yaitu kehilangan garam dan pemasukan air

secara berlebihan. Oleh karena itu, pada salintas yang berkosentrasi 2%

membuat ikan lele mengalami perubahan. Pada menit awal, ikan hanya diam.

Setelah berjalan 4 menit, ikan mengalami defekasi. Hal ini dikarenakan, ikan

mengalami kelebihan cairan didalam tubuh. Sehingga ikan mengeluarkannya

melalui urin ataupun defekasi. Ikan juga berusaha untuk meloncat pada menit ke

9,12 dan 14. Hal ini terjadi karena ikan mengalami kehilangan ion didalam tubuh.

Sehingga, ikan berusaha mencari oksigen agar dapat membalikan osmoregulasi

di dalam tubuh tersebut.

Pada ikan air payau, yaitu belut. Pada kosentersi 2%, ikan mengalami

pergerakan melompat keatas dari menit 2,6,7,8 hingga 15. Belut mengalami

defekasi terjadi pada menit ke 10. Lingkunagn air payau merupakan lingkungan

20

Page 21: Laopran Fiswan Yang Lengkap

air akuatik di daerah pantai, yang merupakan tempat pertemuan antara air

sungai dan air laut. Hewan akuatik yang hidup menetap didaerah perairan

payau. Hewan yang demikian pasti memiliki kemampuan adaptasi yang baik

terhadap perubahan kadar garam di habitattnya, mengingat bahwa kadar garam

didaerah payau selalu berubah. Ketika perpindahan dari air tawar ke air laut,

dalam jangka waktu 10 hari, belut akan kehilangan ais secara osmotic, yang

besarnya mencapai 4% dari berat tubuhnya. Apabila hewan ini diperlikan

sedemikian rupa, sehingga tidak dapat minum air laut (misalnya dengan cara

menempatkan balon pada esofagusnya), belut tersebut akan terus menerus

kehilangan air sehingga akhirnya mengalami dehidrasi, dan segera mati dalam

beberapa hari. Pengambilan atau pembuangan air dan berbagai zat terlarut pada

belut berlangsung memalui insang, denganarah aliran yang berlawanan (Wiwi

Isaneni, 1996).

Pada ikan air laut. Yaitu pada hewan ini diperlukan ikan green fish.

Perubahan yang terjadi pada salinitas yang berkosentarsi 1%, posisis tubuh ikan,

miring. Pada menit 12 dan 13 keatas mengambil oksigen. Pada menit 5 ikan

mengalami defekasi, operkulum ikan terlihat pucat. Mulut tidak bergerak

menunjukan pergerakan pada menit ke 14. Hal ini menunjukan bahwa, ikan

green fish merupakan ikan laut yang habitat aslinya bersalinitas kadar garam

yang lebih tinggi. Sehingga waktu dimasukan kedalam salinitas yang

berkosentrasi lebih rendah, ikan mengalami osmoregulasi. Ikan menyesuaikan

tubuhnya dengan salinitas yang lebih rendah. Sehingga ikan mengalami

pergerakan yang cendrung lebih lambat. Ikan air laut dibedakan kedalam dua

kelompok. Yaitu konformer osmotik dan ionik (osmokonformer). Vertebrata laut

yang membentuk keseimbangan osmotik dan ionik dengan air laut. Sehingga

ikan laut adalah regulator hipoosmotik (Wiwit Isnaeni, 1996).

21

Page 22: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan

kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat

mulutnya. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan

Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang

ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar.

Pada ikan zebra, perubahan terjadi pada kosentrasi 1%. Ikan mengalami

perubahan operkulum yang bergerak aktif, berenang didasar, mengalami

defekasi 2 kali. Pada menit ke 6 ikan bergerak naik turun dengan cepat. Hal ini

disebabkan karena ikan zebra yang merupakan ikan laut yang sama halnya

dengan ikan green fish. Ikan zebra yang merupakan regulasi hipertonik atau

hiperosmotik, yaitu pengaturan secara aktif, konsentrasi cairan tubuh yang lebih

tinggi dari konsentrasi medianya (Bambang Pramono Setyo, 2006). Hal ini berarti

bahwa ikan berada dalam keseimbangan osmotik dengan ikan dalam keadaan

lingkunganya (tidak ada perolehan atuapun kehilangan air) hanya menyesuaikan.

Akan tetapi, bukan berarti ikan berada didalam kedaan ionik.

Jadi, antara air laut dan cairan di dalam tubuh ikan terdapat perbedaan

dengan komposisi ion yang akan menghasilkan gradein kosentarsi. Dengan

demikian, ikan memiliki peluang untuk memperoleh masukan ion tertentu dai air

laut dan salinitas kosentrasi apabila kosentrasi ion tersebut yang berada didalam

air laut lebih tinggi daripada yang terdapat didalam tubuh ikan. Pemasukan ion

tersebut akan membuat cairan di dalam tubuh hewan menjadi hiperosmotik.

22

Page 23: Laopran Fiswan Yang Lengkap

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :

Ikan air tawar melakukan regulasi hiperosmotik untuk mempertahankan

keseimbangan cairan tubuh dengan lingkungannya,

Ikan air laut melakuan regulasi hipoosmotik untuk mempertahankan cairan

tubuhnya.

Hewan air payau, dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubunya

melakukan regulasi hiperosmotik ketika berada di perairan air tawar dan

melakukan regulasi hipoosmotik ketika berada pada konsentrasi garam yang

cukup tinggi.

23

Page 24: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Daftar Pustaka

Affandi, R., 2002. Fisiologi Ikan (Pencernaan dan Penyerapan Makanan).

Manajemen Sumberdaya Perairan. IPB Bogor.

Brotowidjoyo, M.D., Djoko T., dan Eko M. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan

dan Budidaya Air. Liberty, Yogyakarta.

Campbell, N.A., Jane, B.R. dan Lawrence G.M. 2003. Biologi Edisi Lima Jilid 3.

Erlangga,

Isnaeni. W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta.

Soewolo,dkk.1994.Fisiologi Hewan. UT : Jakarta

Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung.

24

Page 25: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Jawaban Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan Osmoregulasi ?

Jawab :

Osmoregulasi adalah suatu upaya organisme air untuk mengontrol

keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya, atau suatu

proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini perlu dilakukan karena harus

terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan dan membran

sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang

bergerak cepat serta adanya perbedaan antara tekanan osmose antara

cairan tubuh dengan lingkungan.

2. Apa yang dimaksud dengan euryhaline dan stenohaline ?

Jawab :

euryhaline, yaitu organisme osmoregulator yang mampu beradaptasi

dengan berbagai kadar garam (toleransinya besar)

contohnya : ikan salmon

stenohaline, yaitu organisme osmoregulator yang toleransinya kecil

terhadap perubahan kadar garam.

3. Jelaskan bahwa perubahan konsentrasi lingkungan perairan berkaitan dengan

perubahan fisiologis organisme ?

Jawab :

Apabila lingkungan dalam perairan hipertonik maka, hewan tersebut akan

melakukan regulasi hipertonik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi

cairan tubuh lebih tinggi dari pada konsentrasi media sehingga hewan akan

beradaptadsi dengan mengurangi minum dan memperbanyak urin pada

25

Page 26: Laopran Fiswan Yang Lengkap

keadaan hipotonik, hewan akan memperbanyak minum dan mengurangi

volume urin dan dalam keadaan isotonis, dengan melakukan sedikit

osmoregulasi.

26

Page 27: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Lampiran :

Gambar hasil pengamatan:

Gambar Keterangan

Ikan Zebra pada NaCl 0% pada menit ke-1

Ikan Zebra pada NaCl 0,5% pada menit ke-1

Ikan Zebra pada NaCl 1% pada menit ke-1

Ikan Zebra pada NaCl 2% pada menit ke-1

27

Page 28: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Ikan Zebra pada NaCl 4% pada menit ke-1

Ikan Mas dan Mujair pada air control pada menit ke-15

Ikan Mas dan Mujair pada NaCl 0% pada menit ke-15

Ikan Mas dan Mujair pada NaCl 0,5% pada menit ke-15

Ikan Mas dan Mujair pada NaCl 1% pada menit ke-15

28

Page 29: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Ikan Mas dan Mujair pada NaCl 2% pada menit ke-15

Ikan Mas dan Mujair pada NaCl 4% pada menit ke-15

Kondisi ikan sebelum perlakuan.

Kondisi ikan pada konsentrasi NaCl

0% (Aquades) pada menit ke-15.

Kondisi ikan pada konsentrasi NaCl

0,5% pada menit ke-15.

29

Page 30: Laopran Fiswan Yang Lengkap

Kondisi ikan pada konsentrasi NaCl

1% (Aquades) pada menit ke-15.

Kondisi ikan pada konsentrasi NaCl

2% (Aquades) pada menit ke-15.

Kondisi ikan pada konsentrasi NaCl

4% (Aquades) pada menit ke-15.

30