22
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN SISTEM HORMON Nama : Natalina NIM : J1C108027 Kelompok: 6 (enam) Asisten : Ernawati PROGRAM STUDI BIOLOGI

Lap Fiswan 7-Hormon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan pengamatan pemijahan ikan secara alami maupun buatan

Citation preview

Page 1: Lap Fiswan 7-Hormon

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

SISTEM HORMON

Nama : Natalina

NIM : J1C108027

Kelompok: 6 (enam)

Asisten : Ernawati

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Lap Fiswan 7-Hormon

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali,

pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa

pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau

balau (Wulangi, 1993).

Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol

aktifitas bagian-bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkut

oleh darah ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.

Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau kelenjar

endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler

bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).

Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.

Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang

banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986). Pengaruh hormon dapat

terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa

tahun (Wulangi, 1993).

Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-

alat tubuh dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian,

pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon

mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan

perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari,

minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi

antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut

kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan

tidak dialirkan melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah

(Wulangi, 1993).

Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yang

merupakan seri dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanya

respons spesifik di sel target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairan

Page 3: Lap Fiswan 7-Hormon

interstitial, hormon ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk hormon

tersebut Reseptor ini terdapat di permukaan atau di dalam sel target. Interaksi

antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan seri langkah yang

mempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel

(Sujiranto, 2000).

Hypofisasi adalah suatu metoda untuk mempercepat pematangan gonad

induk ikan agar berovulasi, yaitu dengan menyuntikan cairan kelenjar hypofisa

ikan donor ke dalam tubuh induk ikan yang akan dipijahkan. Sistem ini dikenal

dengan sistem pemijahan buatan, terutama untuk memijahkan jenis-jenis ikan

yang sulit berpijah (seperti: tawes, lele dumbo, grasscarp dll) (IPTEKnet, 2005).

Akan tetapi di dalam sistem hypofisasi selalu diperlukan ikan donor (ikan

mas) yang harus dikorbankan untuk diambil kelenjar hypofisisnya. Oleh karena

itu untuk menghindarkan pengorbanan tersebut di BII Sentral Cangkringan telah

dikembangkan pemijahan ikan dengan "sistem cangkringan", yaitu cara pemijahan

dengan menggunakan ikan mas yang dipijahkan bersamaan di dalam 1 (satu) bak

dengan induk ikan lain yang sulit berpijah. Cara tersebut digunakan untuk

merangsang berpijahnya induk-induk ikan lain yang sulit dipijahkan walaupun

telah matang gonad (IPTEKnet, 2005).

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui fungsi kelenjar hipofisis.

Page 4: Lap Fiswan 7-Hormon

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan pembenihan yang dilakukan yaitu pemijahan secara alami dengan

menggunakan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dan pemijahan secara

buatan (induced spawning ). Hal-hal yang perlu disiapkan baik secara alami

maupun secara buatan adalah : kolam atau bak, kakaban dan induk. Kolam atau

bak untuk pemijahan, penetasan sebelum digunakan dikeringkan terlebih dahulu

dan selanjutnya kolam pendederan diolah, diberi pupuk dan kapur serta bila sudah

dimasukan air, dilakukan penyemprotan dengan pestisida pada kolam

(Mokodongan, 2008).

Induk yang digunakan baik jantan maupun betina adalah yang sudah matang

kelamin. Apabila induk, akaban dan kolam atau bak pemijahan telah siap, maka

induk dimasukan dalam kolam dengan perbandingan 1 : 1,5. Biasanya ikan

memijah pada malam hari sampai pagi hari. Telur yang menempel pada kakaban

akan menetas setelah 2 - 3 hari dibuahi (Mokodongan, 2008).

Pemijahan secara buatan dapat dilakukan dengan membiarkan ikan memijah

sendirinya dan dengan pengurutan (stripping) pada induk yang dipijahkan.

Perbandingan berat resipien dan donor yaitu 1 : 1,5 dan penyuntikan dilakukan

dua kali. Larva atau benih yang dihasilkan dirawat dengan jalan memberikan

makanan buatan dan makan hidup berupa Daphnia, sedangkan makanan bauatan

berupa sari kuning telur (Mokodongan, 2008).

Seperti telah diketahui bahwa ikan mas selain merupakan donor universal

juga dikenal sebagai ikan yang mudah berpijah. Oleh sebab itu dalam cara ini pun

yang dipergunakan sebagai ikan donor adalah induk ikan mas. Dengan "sistem

cangkringan" ini, ikan mas tidak perlu dikorbankan, bahkan selain induk ikan mas

dapat dipergunakan untuk pemijahan beberapa kali, telur yang dihasilkannya

dapat ditetaskan sebagai hasil sampingan (IPTEKnet, 2005).

Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L.) telah lama berkembang di

Indonesia. Selain mudah juga peluang usaha ikan mas cukup menjanjikan.

Permintaan pasarnya tinggi, namun pasokan rendah. Keadaan ini menjadikan

Page 5: Lap Fiswan 7-Hormon

harga ikan mas cukup menguntungkan. Budidaya ikan mas dilakukan dalam

beberapa tahapan (Jayadi, 2007).

Pematangan gonad ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya,

siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh

bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan

200 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Pematangan

gonad juga bisa dilakukan di kolam air deras. Caranya, siapkan kolam air deras

ukuran 30 m2; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan

secara kontinyu; masukan 150 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3

persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah (Jayadi, 2007).

Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda

induk betina yang matang gonad : perut gendut, gerakan lamban, lubang kelamin

kemerahan dan berukuran 2 – 3 kg. Tanda induk jantan : gerakan lincah, keluar

cairan putih susu bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 0,7 – 1,0 kg

(Jayadi, 2007).

Tak perlu dibahas ikan koi seperti apa. Hampir semua orang sudah

mengenalnya, termasuk jenis-jenisnya. Karena ikan ini banyak dijual di toko-toko

ikan hias dan juga penjual ikan hias di pinggiran jalan, bahkan penjual asongan.

Yang perlu diketahui adalah budidayanya. Karena tidak semua orang tahu,

terutama pembenihannya (Jayadi, 2007).

Jantan dan betina ikan koi dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda pada

tubuhnya. Jantan dicirikan dengan tubuh lebih langsing dari betina dan memiliki

sirip dada yang kasar di bagian belakangnya, dengan bentuk seperti gundukan

pasir. Jantan yang matang kelamin akan keluar cairan berwarna putih susu, bila

dipijit ke arah lubang kelamin. Sedangkan betina bertubuh lebih gendut dan

memiliki sirip dada yang halus di bagian belakangnya. Kemudian betina yang

sudah bertelur dan matang gonad perutnya terasa lembek, bila diraba, berbeda

sekali dengan betina yang belum matang gonad. Induk jantan dan betina harus

sudah berumur 6 bulan (Jayadi, 2007).

Ikan nila adalah ikan yang hanya dapat hidup pada air hangat. Ikan nila ini

berasal dari Afrika dan diperkenalkan di Indonesia sekitar 30 tahun oleh Balai

Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Budidaya ikan nila dapat

Page 6: Lap Fiswan 7-Hormon

dipelihara pada kolam, danau, sungai yang berada di desa atau luar kota yang

airnya bersih. Jenis nila yang masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis

oreochromis niloticus dan nila jenis mozambigue atau lebih dikenal dengan

mujair. Jenis nila ini banyak di sebarkan oleh BBPBAT ke seluruh tanah air

(Arifin, 2009).

Keuntungan dari budidaya nila adalah kemampuan untuk bereproduksi

cukup tinggi. Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan nila sudah dewasa dan dapat

menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan nila yang cepat menghasilkan

anak ikan, menyebabkan kelebihan populasi ikan nila dalam kolam, yang

berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. Hal ini dapat dilihat bada saat

panen ikan nila, ukuran ikan nila terdapat berbagai ukuran dari ikan kecil-kecil,

sedang, dan besar (Arifin, 2009).

Ikan nila jantan akan terlihat lebih besar dari ikan nila betina. Menurut

BBPBAT perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina selisih 40%.

Lambatnya pertumbuhan betina di karenakan sifat alaminya untuk menghasilkan

anan-anak ikan. Pada saat nila bertelur, saat itu juga ikan nila betina tidak makan

selama kira-kira kurang dari 10 hari. Yang dilakukan oleh induk nila betina adalah

menjaga larva dalam mulutnya sampai ukuran cukup besar untuk dibiarkan oleh

induknya. Reproduksi ini terjadi pada kolam air tanah atau kolam semen yang

airnya tenang. Budidaya ikan nila di jaring apung dan air deras dapat mengurangi

reproduksi ikan kecil, karena proses pemijahan sulit untuk dilakukan, sehingga

telur-telur ikan nila betina akan hanyut dan tidak adanya tempat yang tenang

untuk jantan membuat sarang dan membuahi telur-telur nila (Arifin, 2009).

Sejak berdiri, tahun 1995 hingga sekarang, BBAT Mandiangin telah

mengembangkan rekayasa teknologi terhadap 34 jenis dan varietas ikan. 14 di

antaranya, jenis dan varietas ikan yang berasal dari luar negeri, yakni ikan mas,

nila dengan tujuh varietas, patin siam, grass corp, lobi lobi Taiwan, lele dumbo,

lele sangkuriang, dan cherax atau yang biasa disebut sebagai lobster air tawar.

Sisanya, tergolong ikan jenis spesifik lokal, yakni ikan jelawat, papuyu atau

betok, gurami, gabus, patin jambal, patin kunyit, baung, sepat siam, belida, lobi

lobi lokal, udang galah, semah, betutu, sanggang atau bulu bulu, dan kelabau.

Setiap ikan yang bernilai ekonomis di masyarakat, di budidayakan di BBAT, dan

Page 7: Lap Fiswan 7-Hormon

masyarakat senang menerimanya. Salah seorang pembudidaya ikan patin di

Kalimantan Selatan dapat memberikan pakan sebesar tiga ton per hari. Bahkan

bisa panen sebesar 700 ton per tahun. Sebuah hasil sangat besar yang bisa

diperoleh dari budidaya ikan air tawar (Nugroho, 2006).

Page 8: Lap Fiswan 7-Hormon

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2010 jam 10.00-23.00 wita

di Balai Budi Daya Air Tawar (BBDAT) Mandiangin, Banjarbaru, Kalimantan

selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu spuit, mangkuk, kolam pemijahan, akaban,

harpa, aerasi, aquarium dan bulu ayam.

Bahan yang digunakan yaitu ikan betina indukan dan ikan jantan, telur,

hormon ovaprim, aquabides, NaCl fisiologis, air.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pemijahan Secara Alami

1. Dipilih ikan betina yang sudah siap pijah

2. Dipilih ikan jantan yang sudah matang gonad

3. Disiapkan kolam pemijahan yang telah diletakan akaban, harpa dan

aerasi

4. Disuntikkan hormon ovaprim (0,5 mL/kg berat badan) dengan

menggunakan spuit yang telah diisi dengan aquabides (1:1) pada ikan

betina

5. Dipindahkan ikan jantan dan betina ke dalam kolam pemijahan yang

sudah disiapkan

6. Dimasukkan telur ke dalam kolam pemijahan melalui aerasi untuk

merangsang pemijahan

7. Diamati

3.3.2 Pemijahan Secara Buatan (Stripping)

1. Dipilih ikan betina yang sudah siap pijah

2. Dipilih ikan jantan yang sudah matang gonad

3. Dipindahkan ke dalam ruang indoor pemijahan

4. Distripping ikan betina untuk mengeluarkan ovum (sel telur) pada

mangkuk yang kering sampai keluar darah

Page 9: Lap Fiswan 7-Hormon

5. Distripping ikan jantan untuk mengeluarkan sperma secukupnya

dengan menggunakan spuit

6. Dipindahkan sperma yang sudah keluar ke dalam mangkuk yang telah

berisi NaCl fisiologis

7. Dicampurkan ovum dan sperma dalam satu wadah, kemudian

ditambahkan air

8. Diaduk campuran ovum dan sperma dengan bulu ayam

9. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam aquarium yang beralaskan

saringan

10. Diamati

Page 10: Lap Fiswan 7-Hormon

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil pemijahan secara alami

Hasil Keterangan

dosis hormon 1,5 mL ovaprim

1,5 mL aquabides

waktu penyuntikan pukul 10.00 wita

waktu pemijahan pukul 22.00 wita

tingkah laku ikan ikan jantan mengejar ikan

betina

hasil pemijahan telur berwarna putih kecoklatan

menempel di harpa

terbentuknya larva Jumat, 14 Mei 2010

4.1.2 Hasil pemijahan secara buatan

Hasil keterangan

warna sperma putih susu

warna ovum putih kekuningan dan coklat

warna telah dibuahi kuning pekat

terbentuknya larva Jumat, 14 Mei 2010

Gambar 1. Memilih Indukan Ikan Betina

Page 11: Lap Fiswan 7-Hormon

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pemijahan secara

alami pada ikan. Ikan yang gunakan pada praktikum ini adalah ikan mas dan ikan

koi. Dalam melakukan pemijahan banyak hal-hal yang dilakukan selain kondisi

ikan, faktor lingkungan juga penting diperhatikan. Kolam pemijahan yang

digunakan harus dikondisikan dengan baik, dalam kolam tersebut harus terdapat

akaban, harpa, dan aerasi air yang baik sebisa mungkin harus ada suara percikan

air.

Ikan yang digunakan untuk pemijahan harus matang gonad agar hasil

pemijahan yang dilakukan maksimal. Cara untuk mengetahui ikan betina siap

pijah (matang gonad) adalah jika dilihat dari atas bentuk perut ikan bulat tidak

rata, dipegang bagian ventral dari daerah perut ke dubur ada bagian yang

menonjol, dan jika ikan digoyang maka bagian ventral akan ikut bergoyang. Ciri-

ciri tersebut menandakan bahwa ikan tersebut mempunyai sel telur pada

gonadnya.

Sedangkan cara-cara untuk mengetahui ikan jantan yang matang gonad

adalah jika ditekan bagian ventral dari arah perut ke lubang kelamin akan keluar

Gambar 2. Memilih Indukan Ikan Jantan

Gambar 3. Menyuntikkan Hormon Ovaprim

Page 12: Lap Fiswan 7-Hormon

cairan berwarna putih, cairan tersebut merupakan sperma dan cara yang lain

adalah jika dipegang bagian pipi sampai ujung akan terasa kasar. Ciri-ciri tersebut

menunjukan bahwa ikan sudah sudah matang gonad dan dapat dikawinkan.

Setelah dilakukan pemilihan indukan, kemudian indukan betina disuntikkan

hormon ovaprim. Hormon tersebut dapat disuntikkan di ujung sirip, ujung sirip

merupakan tempat yang dekat ke otak sehingga dapat langsung bekerja menuju

otak dan mempengaruhi hipofisis menstimulus pituitari, dan tempat penyuntikkan

yang lain adalah di dekat ketiak, di dekat ketiak terdapat sirip ikan yang terus

bergerak saat ikan berenang sehingga hormon akan cepat disalurkan oleh darah

menuju otak.

Fungsi dari hormon tersebut adalah perangsang bagi ikan untuk memijah,

ovaprim merupakan hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon

gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis

anti dopamin. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa

dan hormon mamalia. kandungan sGnRHa akan menstimulus pituitari untuk

mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat

hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari

menghentikan sekresi GtH I dan GtH II. Masih banyak kegunaan hormon ini yaitu

antara lain : menekan musim pemijahan, mengatur kematangan gonad selama

musim pemijahan normal, merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode

waktu yang lama dan volume yang lebih banyak, merangsang pematangan gonad

sebelum musim pemijahan, memaksimalkan potensi reproduksi, mempertahankan

materi genetik pada beberapa ikan yang terancam punah, dan mempersingkat

periode pemijahan.

Sebelum ikan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, telur ayam atau

bebek mentah di salurkan ke dalam aerasi kolam. Penambahan telur tersebut

berfungsi untuk merangsang terjadinya pemijahan sehingga ikan akan melakukan

pembuahan. Telur tersebut akan menimbulkan bau amis seperti bau amis jika

terjadi pembuahan pada ikan. Ikan yang digunakan 2:1 yaitu 2 ikan jantan dan 1

ikan betina, ini dilakukan berdasarkan pemijahan berdasarkan pembanding berat

agar berat badan betina sama dengan berat badan jantan.

Page 13: Lap Fiswan 7-Hormon

Pembuahan terjadi sekitar pukul 22.00 wita. Ikan jantan mengejar ikan

betina sampai ikan betina mengeluarkan sel telurnya, lalu ikan jantan segera

mengeluarkan sperma. Setelah terjadi pembuahan, telur hasil pembuahan yang

berwarna putih kecoklatan menempel di sekitar akaban. Pembuahan yang terjadi

berlangsung sampai sel telur pada ikan betina habis.

Pembuahan ikan juga dapat secara buatan atau sering disebut stripping.

NaCl fisiologis yang digunakan berfungsi agar sperma seperti pada keadaan saat

di dalam gonad jantan sehingga keadaan sperma tidak rusak. Sedangkan sel telur

yang sudah distripping tidak boleh terkena air, agar lubang mikropil untuk

masukknya sperma tidak tertutup oleh air. Sel telur yang dihasilkan oleh ikan mas

berbeda pada saat stripping pertama dan kedua, warna telur yang berbeda

dikarenakan pengaruh suhu. Sel telur berwarna putih kekuningan terjadi jika saat

pembentukan sel telur pada waktu suhu sedang dingin, sedangkan yang berwarna

coklat terjadi jika saat pembentukan sel telur terjadi pada suhu yang panas.

Pengadukan campuran sel telur dan sperma digunakan bulu ayam, hal ini

dilakukan karena bulu ayam lembut sehingga kemungkinan sel telur dan sperma

rusak sangat kecil. Setelah dicampurkan dengan air, sperma dan sel telur dengan

alami penggadakan pembuahan. Hal ini terjadi karena sperma sudah tidak berada

dalam kondisi seperti di dalam gonad sehingga sperma bergerak dan masuk ke

dalam lubang makropil sel telur.

Page 14: Lap Fiswan 7-Hormon

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kolam pemijahan yang digunakan harus terdapat akaban, harpa, dan aerasi

air yang baik.

2. Ciri-ciri ikan betina matang gonad : dilihat dari atas bentuk perut bulat,

dipegang bagian ventral dari daerah perut ke dubur ada bagian yang

menonjol, dan bagian ventral akan ikut bergoyang jika badan ikan

digoyangkan.

3. Ciri-ciri ikan jantan matang gonad : ditekan bagian ventral dari arah perut

ke lubang kelamin keluar cairan berwarna putih, dan bagian pipi sampai

ujung akan terasa kasar.

4. Fungsi hormon ovaprim : sebagai perangsang bagi ikan untuk memijah,

mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal,

merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan,

memaksimalkan potensi reproduksi, dan mempersingkat periode

pemijahan.

5. Penambahan telur ayam berfungsi untuk merangsang terjadinya pemijahan

sehingga ikan akan melakukan pembuahan.

6. NaCl fisiologis yang digunakan berfungsi agar sperma seperti pada

keadaan saat di dalam gonad jantan sehingga keadaan sperma tidak rusak.

7. Sel telur yang sudah distripping tidak boleh terkena air, agar lubang

mikropil untuk masukknya sperma tidak tertutup oleh air.

8. Sel telur berwarna putih kekuningan terjadi jika saat pembentukan sel telur

pada waktu suhu sedang dingin, sedangkan yang berwarna coklat terjadi

jika saat pembentukan sel telur terjadi pada suhu yang panas.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum ini selanjutnya dilaksanakan saat awal-awal

praktikum agar tidak mengganggu kelancaran kuliah untuk mata kuliah lain.

Page 15: Lap Fiswan 7-Hormon

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad. 2009. Budidaya Ikan Nila.http://www.google.co.id/Bagaimana Membudidaya Ikan Nila.htm/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010

IPTEKnet. 2005. Pemijahan Ikan Air Tawar.http://www.google.co.id/Sentra Informasi IPTEK.htm/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010

Jatmika, S. 1986. Dasar-dasar Fisiologi Hewan. Gitamedia Press. Surabaya.

Jayadi, Agus. 2007. Ikan Koi.http://www.google.co.id/teknik pemijahan ikan koi.html/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010

Mokodongan, Djakia A. 2008. Pembenihan Ikan Pada Budidaya Air Tawar.http://www.google.co.id/pembenihan ikan pada budidaya air tawar.html/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010

Nugroho, Setiadi. 2006. Sekilas Tentang BBAT.http://www.google.co.id/203.130.198.30//artikel/40802.html/Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2010

Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.