38
BAB I PENDAHULUAN Karsinoma urachus adalah karsinoma primer yang berasal dari sisa-sisa urachus . Sebagian besar karsinoma urakus adalah jenis adenocarcinoma. Karsinoma urothelial, skuamosa dan jenis lainnya juga dapat terjadi pada urachus. 1,2 Adenocarcinoma urakus sangat jarang dibandingkan adenokarsinoma non-urakus dari buli-buli. Insidennya hanya sampai dengan 0,34% karsinoma kandung kemih dan sekitar 0,01% dari semua kanker pada orang dewasa. Kanker ini timbul dari sisa-sisa urachus di persimpangan antara urachus dan kandung kemih , lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dengan rasio sekitar 1.8:1 dan terjadi pada dekade kelima dan keenam, antara 40 dan 70 tahun dan rata-rata pada usia 50,6 tahun. Sebagian besar karsinoma urachus memiliki tipe mucinous adenocarcinoma. 1,3,4,5,6,7,8 Secara embriologi uracus merupakan sisa allantois, turunan dari yolk salk . Selama perkembangan janin, kandung kemih menyatu dengan allantois yang menghubungkan kubah kandung kemih ( dome bladder ) dengan umbilicus antara bulan ke-4 dan ke-5 kehamilan, kandung kemih mulai turun memasuki cavum pelvis, hal tersebut menginduksi terjadinya regresi urachus, yang 1

laporan kasus.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus s d h

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Karsinoma urachus adalah karsinoma primer yang berasal dari sisa-sisa urachus. Sebagian besar karsinoma urakus adalah jenis adenocarcinoma. Karsinoma urothelial, skuamosa dan jenis lainnya juga dapat terjadi pada urachus.1,2

Adenocarcinoma urakus sangat jarang dibandingkan adenokarsinoma non-urakus dari buli-buli. Insidennya hanya sampai dengan 0,34% karsinoma kandung kemih dan sekitar 0,01% dari semua kanker pada orang dewasa. Kanker ini timbul dari sisa-sisa urachus di persimpangan antara urachus dan kandung kemih, lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dengan rasio sekitar 1.8:1 dan terjadi pada dekade kelima dan keenam, antara 40 dan 70 tahun dan rata-rata pada usia 50,6 tahun. Sebagian besar karsinoma urachus memiliki tipe mucinous adenocarcinoma.1,3,4,5,6,7,8

Secara embriologi uracus merupakan sisa allantois, turunan dari yolk salk. Selama perkembangan janin, kandung kemih menyatu dengan allantois yang menghubungkan kubah kandung kemih (dome bladder) dengan umbilicus antara bulan ke-4 dan ke-5 kehamilan, kandung kemih mulai turun memasuki cavum pelvis, hal tersebut menginduksi terjadinya regresi urachus, yang mana akan terjadi epitelisasi korda fibromuskuler dan membentuk ligament median umbilicus.9

Involusi urachus selesai saat lahir. Jika urachus berlanjut setelah kelahiran, maka dapat menimbulkan gangguan congenital maupun yang didapat (acquired). Gangguan congenital terdiri dari:9

1. urachus paten (50% dari semua kelainan urachus),

2. sinus urachus 15%,

3. vesica urachus diverticulum 3-5%,

4. kista urachus 30%, dan

5. sinus umbilicus urachus 15%.

Pada tulisan ini kami akan melaporkan dan membahas sebuah kasus karsinoma urachus dengan menitikberatkan pada diagnosis dan patogenesa mengenai kasus tersebut.BAB II

LAPORAN KASUSANAMNESIS:

Anamnesis dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24 November 2011 di ruang PICU RSUD AW. Sjahranie Samarinda.

Alloanamnesis (orang tua pasien)

Identitas pasien :

Nama

: by. Bachtiar

Umur

: 43 hari

MRS

: 12 November 2011

Identitas Orang Tua Pasien (ayah pasien)Nama

: Tn. BUmur

: 32 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jl. Rui rahayu Samarinda

Suku

: BanjarAgama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta (pengangkat kayu)

Penghasilan per bulan: Rp.500.000 1.000.000Identitas Orang Tua Pasien (Ibu pasien)Nama

: Ny. S

Umur

: 26 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Rui rahayu Samarinda

Suku

: Bugis

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Keluhan Utama Saat di IGD RSUD AWS

Muntah setiap kali menyusuiTelaah

Pasien mengalami muntah-muntah ketika setiap kali menyusui sejak satu hari sebelum dibawa ke IGD RSUD AWS. Awalnya, ketika ibu pasien ingin menyusui anaknya, tiba-tiba anaknya memuntahkannya. Ibu pasien mengaku muntah yang dialami anaknya menyembur. Muntah yang dialami pasien sebelum dibawa ke IGD ialah sebanyak 4-5 kali. Pasien terlihat lemas dan tidak ingin disusui ibunya. Tidak ada batuk, pilek, dan diare sebelumnya. Pasien sempat demam sebelum dibawa ke IGD kira-kira 5 jam sebelumnya. Saat di IGD pasien, menurut pengakuan ayah pasien, pasien terlihat pucat dan dingin saat disentuh badannya. Pasien sempat mengalami kejang sebanyak 2 kali di IGD. Pasien tidak didapatkan riwayat trauma.Riwayat kehamilan dan persalinan1. Tidak didapatkan riwayat perdarahan, cairan ketuban yang banyak, dan tekanan darah tinggi saat masa kehamilan.

2. Selama kontrol saat hamil, tidak didapatkan kelainan. 3. Persalinan ditolong oleh Bidan secara spontan pervaginam. Berat badan saat lahir 2.700 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak didapatkan penyulit saat proses persalinan.

PEMERIKSAAN FISIK SAAT DI IGDA. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran

: Composmentis, GCS 15

Berat Badan

: 3,3 kg

Tanda Vital :

Nadi: 112 x/menit. Frekuensi napas : 30 kali/ menit

Suhu tubuh : 34,7 0 C aksila

Kepala- leher:

Ubun-ubun tampak tegang, didapatkan konjungtiva anemis pada kedua mata, ikterik -/-, reflex cahaya +/-, pupil anisokor 3mm/4mm, tidak didapatkan tanda kaku kuduk.

Thorax

Paru:pergerakan simetris, retraksi tidak ada, perkusi sonor, suara napas vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada.

Jantung :S1 S2 tunggal regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop.

Abdomen :Flat, soefl, nyeri tekan tidak ada, teraba massa kistik pada abdomen kuadran bawah, tympani, bising usus (+) kesan normal.

Ekstremitas :Akral dingin, edema tidak ada, turgor kulit normal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Darah Lengkap (12 November 2012)

Leukosit: 8.700 sel/mm3

Haemoglobin: 4,1 gr/dl.

Hematokrit: 12,6 %

Trombosit: 284.000 sel/mm3 Darah Lengkap ulang (12 November 2012)

Leukosit: 13.800 sel/mm3

Haemoglobin: 9,9 gr/dl.

Hematokrit: 29,7 %

Trombosit: 284.000 sel/mm3 Serum elektrolit (12 november 2012)

Natrium : 130 mmol/L Kalium : 6,2 mmol/L

Chloride : 102 mmol/L

Gula Darah Sewaktu (12 november 2012)

99 mg/dl

Pemeriksaan malaria : (-) Evaluasi darah tepi (12 november 2012

Eritrosit : normokrom normositik

Leukosit : jumlah normal didominasi netrofil segmen. Sel muda (-), toxic granule (-)

Trombosit : jumlah normal

Kesan : anemia normokrom normositer Pemeriksaan APTT dan PT (12 November 2012)

APTT

Kontrol : 32,5 detik

Pasien : 37,3 detik (nilai normal 28-34 detik) PT

Kontrol : 13,1 detik

Pasien : 23,0 detik

INR : 2,17 % Darah Lengkap (14 November 2012)

Leukosit: 12.800 sel/mm3

Haemoglobin: 9,5 gr/dl.

Hematokrit: 29,1 %

Trombosit: 229.000 sel/mm3 BT : 2

CT :8 Gula Darah Sewaktu (14 November 2012)

102 mg/dl

Darah Lengkap (15 November 2012)

Leukosit: 12.800 sel/mm3

Haemoglobin: 10,1 gr/dl.

Hematokrit: 30,8 %

Trombosit: 249.000 sel/mm3 BT : 2

CT :8 Gula Darah Sewaktu (15 November 2012)

778 mg/dl

Darah Lengkap (19 November 2012)

Leukosit: 10.300 sel/mm3

Haemoglobin: 7,9 gr/dl.

Hematokrit: 25 %

Trombosit: 512.000 sel/mm3 Kimia darah (19 November 2012)

GDS : 87 mg/dl

SGOT : 79 U.I

SGPT : 29 U.I

Billirubin total : 2,3 mg/dl Billirubin direct : 0,8 mg/dl

Billirubin indirect : 1,5 mg/dl

Protein total 5,3 mg/dl

Albumin : 3,2 g/dl

Globulin : 2,1 g/dl

Kolesterol : 159 mg/dl

As. Urat 3 mg/dl

Ureum : 20 mg/dl

Creatinin : 0,5 mg/dl Serum elektrolit (19 november 2012)

Natrium : 138 mmol/L

Kalium : 4,2 mmol/L

Chloride : 109 mmol/L

Darah Lengkap (20 November 2012)

Leukosit: 8.600 sel/mm3

Haemoglobin: 9,5 gr/dl.

Hematokrit: 29,5 %

Trombosit: 331.000 sel/mm3 Gula Darah Sewaktu (20 november 2012)

77 mg/dl

Darah Lengkap (21 November 2012)

Leukosit: 13.000 sel/mm3

Haemoglobin: 11,4 gr/dl.

Hematokrit: 36,1 %

Trombosit: 2676.000 sel/mm3 Gula Darah Sewaktu (21 november 2012) 74 mg/dl

Serum elektrolit (21 november 2012)

Natrium : 136 mmol/L

Kalium : 4,5 mmol/L

Chloride : 109 mmol/L

Radiologis: Head CT-Scan Foto MSCT-Scan abdomen + pelvis dengan ren tgl 24 Agustus 2010

Pada pemeriksaan Head CT-Scan menunjukkan adanya massa yang berhubungan dengan dome buli dan dinding abdomen anterior. Dari hasil tersebut, maka dilakukan operasi ke II tanggal 31 agustus 2010, yaitu laparatomi.

DIAGNOSIS :Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka dapat disimpulkan pasien ini didiagnosa subdural hematom akut temporoparietal sinistraTindakan yang telah dilakukan:

Tindakan operatif oleh dokter ahli bedah saraf.

1. Operasi I (14 November 2012, jam 10.55 wita)Diagnosa Pre-Operatif: SDH akut temporoparietal sinistraTelah dilakukan craniotomi12/11/201213/11/201214/11/201215/11/201217/11/1219/11/1222/11/12

SubjectifMuntah 3 kali saat menyusu, anak gelisahKejang 4-5x /jam

SaO2 80% saat kejang

Apneu 10 detikMuntah (-)

Kejang (-)DPO (dibawah pengaruh obat)Demam (-)

ObjectifCM, N:112 x/I, RR 30 x/I, T 34,70C. Anemis (+/+), UUB tegang, RC +/-, pupil anisokor (3mm/4mm), vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-), soefl, NT (-), akral dinginCM, GCS: Sde, N:140x/mnt, RR: 35x/mnt To:35,9 RC (+/-), pupil anisokor (2mm/3mm) GCS: Sde, N:150x/mnt, RR: 35x/mnt To:36,9 RC (+/-), Rh (+/+), wh (-/-)DPON:152x/mnt, RR: 30x/mnt To:36,8GCS 15, SaO2: 97%

UT : 200cc/24 jamUT 370cc/24 jamGCS 15, To:36,5

AssesmentAnemia + Hipotermia + Latargi ec. Susp.Meningitis dd SepsisAnemia + Hipotermia + Latargi ec. Susp.Meningitis dd SepsisSDH akut temporoparietal sinistraPost craniotomy a/I SDH akut temporoparietal sinistraIdemIdemIdem

PlanTx dr. Sp.A :

IVFD D10 0,8 x 300cc, inj cefotaxim 2 x 150mg, PRC 120 cc dan 300 cc, Head CT Scan, Manitol 20% 1,5 mg 3x/hr jika ada TIKTx lanjut.

Dilantin 2x13 mg dan sorbitol 2x8,25 mgPro craniotomiAntrain 3x50 mg IV

Co.dr.Sp.A : PRC 33cc, prelarix 3,3 gr, Ca.Glukonas 0,9Tx lanjut

Semax 2 gtt/hr, ASI 8x5 cc 8x30cc, cefotaxim 3x80mgTx lanjut

CT Scan ulang, PRC 33 ccAff drain, PRC 30cc,

BAB III

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Urachus adalah sebuah pita musculofibrous dari perpanjangan sinus urogenital. Pita ini perpanjangangan dari dome kandung kemih ke umbilicus. Pada masa janin, urachus berhubungan dengan allantois. Urachus terletak di ruang Reitzius.10,11,12,13,14,15 Karsinoma urachus merupakan salah satu tipe keganasan dari karsinoma buli-buli yang jenis histopatologinya berupa adenokarsinoma yaitu tipe yang paling sering muncul. Tumor ini biasa muncul pada kubah kandung kemih atau anterior dari kanding kemih. Karsinoma urachus ini sangat jarang terjadi dilaporkan ada sekitar 0,01 % dari semua keganasan dan 0,34% dari karsinoma buli-buli. Dijumpai lebih banyak pada pria antara umur 40 dan 70 tahun. Beberapa faktor resiko yang mempermudah terjadinya kelainan ini, antara lain: Infeksi saluran kemih yang kronis, perokok, para pekerja yang terpapar oleh obat-obat kemoterapi, kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan seperti opium, fenasetin, obat anti tuberculosis.16,17,18,19,20

Patogenesis terjadinya kelainan ini adalah tidak diketahui dengan pasti, tetapi para peneliti percaya bahwa keganasan ini muncul dari transformasi metaplasia pada 84% pasien. Sekitar 3%, muncul dari metaplasia epitel sel transisional menjadi epitel glandular. Peristiwa genetis yang tepat mengarah ke pengembangan kanker kandung kemih tidak diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan melibatkan aktivasi onkogen dan inaktivasi atau hilangnya tumor suppressor gen (gen penekan tumor). Banyak faktor yang telah dilaporkan untuk dihubungkan dengan kanker kandung kemih. Meskipunbeberapa kelainan genetik telah dikaitkan dengan kanker kandung kemih (p53,Rb, erbB-2, dan lokus pada kromosom 9), tetapi temuan ini belum seragam.Paparan lingkungan tertentu telah terbukti berkorelasi dengan kanker kandung kemih, seperti pada perokok dan paparan bahan-bahan kimia yang terjadi pada pekerja pabrik kimia. Agen penyebabnya kemungkinan adalah alpha-dan beta-naphthylamine, yang disekresikan ke dalam urin perokok. Pekerja di kimia, pewarna, karet, minyak bumi, kulit, dan pencetakan industri akan meningkatkan risiko. Spesifik karsinogen kerja termasuk benzidine, betanaphthylamine, dan 4-aminobiphenyl, dan latensi yang periode antara eksposur dan perkembangan tumor mungkin diperpanjang. Pasien yang telah menerima cyclophosphamide (Cytoxan) untuk pengelolaan berbagai ganas penyakit juga pada peningkatan risiko terkena kanker ini. Hilangnya bahan genetik pada kromosom 9 juga merupakan tahap awal dalam perkembangan kanker kandung kemih. Kehilangan kromosom 9 di beberapa tumor dari seorang individu pasien mendukung konsep bahwa perubahan genetik pada kanker kandung kemih merupakan sebuah "Field defect" yang mungkin terjadi di seluruh urothelium tersebut. Penelitian terbaru menyebutkan terjadinya mutasi dari gen penekan tumor (tumor suppressor gen) p53 juga sebagai faktor penyebab kejadian tumor ini yang juga banyak terdapat pada kanker ganas lainnya. Penambahan perubahan genetik telah diuraikan secara spesifik untuk tumor kandung kemih yang invasif. Kromosom 11p, yang mengandung c-Ha-ras proto-onkogen, telah dilaporkan terhapus pada sekitar 40% dari kanker kandung kemih. Peningkatan ekspresi dari produk protein c-Ha-ras proto-onkogen dan p21, telah ditemukan pada displastik dan tumor-tumor high grade tetapi tidak ditemukan pada low grade. Penghapusan dari kromosom 17p juga telah ditemukan pada lebih dari 60% dari semua kanker kandung kemih yang invasif, tetapi penghapusan 17p tidak ditemukan pada tumor-tumor superfisial. Temuan ini penting karena tumor suppressor gen p53 sebagai penanda untuk kromosom 17p. Perubahan atau mutasi pada gen p53 merupakan hal paling sering diidentifikasi sebagai kelainan genetik pada kanker manusia. Pada literature lain disebutkan bahwa kelainan dari urachus yang didapat selalu didahului dengan kelainan anomali, dimana pada tempat yang mengalami kelainan tersebut akan memudahkan terjadinya infeksi dan lama-kelamaan akan berubah menjadi sel-sel jinak maupun sel-sel malignansi (ganas).15,18,21,22,23

Pada literature dikatakan bahwa manifestasi klinis yang paling umum terjadi pada karsinoma urachus adalah gross hematuria. Persentasi hematuria sebesar 70%, diikuti dengan nyeri sebesar 42%, gejala iritasi 40%, dan umbilical discharge (2%). Karsinoma urachus biasanya menunjukkan tanda massa pada supravesikal dan cenderung terjadi pada hubungan antara urachus dan kandung kemih atau massa pada kubah kandung kemih. Mucusuria terjadi pada sekitar 25% dari kasus, dan kemunculannya harus menimbulkan dugaan adanya mucous carcinoma.1,24,25

Pada kasus ini dari anamnesa didapatkan keluhan utama berupa kencing berwarna merah. Keluhan ini dialami oleh pasien sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, dan disertai rasa nyeri. Nyeri dirasakan hilang timbul pada daerah perut bagian bawah. Keluhan ini pernah dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu namun tidak merasakan nyeri pada saat buang air kecil. Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa di area abdomen bagian bawah dengan konsistensi padat keras disertai dengan nyeri tekan. Berdasarkan literature yang ada, manifestasi tersebut mengarah ke keganasan pada kandung kemih khususnya pada karsinoma urachus seperti: hematuria, nyeri pada perut kanan bawah, gejala iritasi, dan teraba masa pada daerah supravesic. Pada tumor jenis ini juga pernah dilaporkan jika sampai meluas pada peritonium dapat menyebabkan PMP (Pseudomyxoma Peritonei) dengan gejala berupa retensi urin yang kronis yang bisa digambarkan dengan menggunakan MRI.11,24,26,27

Berdasarkan teori untuk menunjang diagnosis kelainan ini dilakukan pemeriksaan tambahan berupa cystoscopy yang merupakan golden standar untuk mengidentifikasi karsinoma pada buli-buli,, ultrasonografi abdomen (USG), CT, serta pemeriksaan histopatologi berupa biopsy. Pada pasien ini, awalnya dilakukan cystoscopy dan biopsy. Dari pemeriksaan cystoscopy Nampak adanya massa di dome buli, kemudian dilakukan TUR buli, dan hasilnya dikirim ke laboratorium patologi anatomi. Hasil pemeriksaan histopatologi berupa cystitis glandularis. Pada saat dilakukan TUR buli , massa yang diambil hanya didaerah intravesika. Alat TUR buli tidak menjangkau area dome buli.20,24,28,29,30

Setelah itu dilakukan pemeriksaan MS-CT yang menunjukkan adanya massa yang berhubungan dengan dome buli dan dinding abdomen anterior. Kemudian dilakukan laparatomi parsial cystectomy dan biopsy, dari hasil patologi anatomi didapakan kesimpulan berupa Mucinous Cystadeno Carcinoma, Matastase. Gambaran histopatologi tersebut sesuai dengan teori, berupa karsinoma musinus ditandai dengan kolam atau danau dari extracellular mucin dengan sel tunggal atau sarang kolumnar atau cincin materai sel mengambang di dalamnya. Jenis enteric mirip jenis adenokarsinoma kolon dan mungkin sulit untuk membedakan dari itu. Murni cincin cap sel karsinoma jarang terjadi di urachus; paling sering, cincin materai sel diferensiasi hadir dalam carcinoma mucinus.1

Kelainan ini bisa mengalami metastase ke organ-organ sekitarnya disekitar ruang reitzius. Bisa juga ditemukan metastase pada limfonodi regional, sub kutis, paru, tulang, liver, dan otak. Kelainan ini bisa menyebabkan perforasi yang menyebabkan peritonitis local dan difus. Pada beberapa kasus kelainan ini bisa menyebabkan omfalitis, cystitis atau abses pada dinding abdomen, serta dilaporkan dapat menyebabkan karsinomatous meningitis. Pada pasien ini tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi tersebut.31,32

Terapi yang dianjurkan untuk tumor ini adalah dengan total urachectomy yaitu mengangkat urachus dan dilanjutkan dengan mengangkat sebagian dari kandung kemih (partial cystectomi) dan en bloc resection dari ligament uracus dengan umbilectomi.. Terapi secara komprehensif juga dilakukan untuk pasien dengan tumor yang recuren atau bermetastase. pada tahun 2006, Kojima, dkk mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode yang lebih aman, nyeri minimal pasca operasi, dan pemulihannya cepat, yaitu metode laparoskopi untuk penatalaksanaan kista, sedangkan pada tahun 2009, Correa, dkk menggunaan metode baru untuk mereseksi tumor, urachus, dan umbilicus dengan metode en bloc excision menggunakan Robotic-assisted partial cystectomy. Pengobatan radioterapi tidak sensitive terhadap tumor ini, dan pengobtan dengan kemoterapi masih terus dikembangkan seperti 5-flourouracil, leucovorin, dan irinotecan.15,17,19,33,34,35,36,37,38,39,40

Diagnosa banding untuk kelainan dengan masa pada kubah kandung kemih termasuk neoplasma dari urachus, kista urachus, tumor primer pada kandung kemih dan ovarium, tumor intra abdomen, dan masa yang terbentuk karena inflamasi.41

Prognosis dari tumor ini buruk, menghasilkan beberapa gejala sampai tingkat lanjut. Sekitar 95% dari pasien tumor ini menginvasi otot atau telah bermetastasis pada saat diagnosis. Biasanya, kanker. menyebar secara lokal ke dinding perut, dan peritoneum. Meskipun analisis secara histologis. mengungkapkan produksi musin pada sekitar 75% kasus, mucinuria terjadi pada sekitar 25% dari pasien. Temuan secara radiografi kalsifikasi supravesical terkait dengan lesi kandung kemih patogpnomoni untuk adenokarsinoma urachus, 5 year survival rate 16-45%, dan 10 tahun sekitar 17%. Pada partial cistectomi 5-year survival antara 43%-51%. Penggunaan TNM dalam staging system dapat juga memprediksi outcome setelah dilakukan operasi.11,15,27,42,43,44 Daftar Pustaka

1. World Health Organisation. Pathology and Genetics of Tumours of the urinary System and Male Genital Organ. Lyon: IARC. 2004. pp. 131

2. Wright JL, et all. Differences in Survival Among Patients with Urachal and Nonurachal Adenocarcinomas of Bladder. 2006. American Cancer Society [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cncr.22059/pdf3. Yiee JH, et all. A Diagnostic Algorithmfor Urachal Anomalies. 2007. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/m7687r2713774535/4. Johansen TEB, Jebsen PW. Carcinoma of the Urachus. 1992. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/p7xx6177lk07k533/5. Pal DK, Chowdhury MK. Urachal adenocarcinoma masquerading as an urachal cyst. 2008. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/d48xm70954405524/6. Ribalta T, et all. Case report 645. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/k88150725v5516q4/7. Bunch PT, et all. Allantoic cyst: a prenatal clue to patent urachus. 2006. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/68072428597t337q/8. Kronthal AJ, et all. Uterine Perforation Simolating Urachal Carcinoma: CT Diagnosis. 1990. Ajronline [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.ajronline.org/cgi/reprint/154/4/7419. Soni CH, et all. Transitional cell carcinoma in urachal cyst. 2009. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/99854p32v257gu13/10. Cappele, et all. A study of the anatomic features of the duct of the urachus. 2001. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/m7687r2713774535/11. Peterson RM, Ollayos C, Merchant D. Urachal Adenocarcinoma: Incidental Finding at tha Time of surgery for Ruptured Appendicitis. 2006. JSLS [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.ingentaconnect.com/content/sls/jsls/2006/12. Han SY, Witten DM. Carcinoma of the Urachus. 1976. Ajronline [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.ajronline.org/cgi/reprint/127/2/35113. Morita T, Tokue A. Patent Urachus. 2000. NEJM [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM20000706343010614. Mengiardi B, et all. Case 44: Adenocarcinoma of the Urachus. 2002. rsna [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://radiology.rsna.org/content/222/3/744.full.pdf+html15. Scabini S, et all. Urachal Tumor: case report of a poorly understood carcinoma. 2009. ncbi [online] (cited November 24th, 2010). Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2781004/?tool=pubmed16. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto. 2009. pp. 170-173

17. Ashley RA, et all. Urachal Carcinoma: Clinicopathologic Features and Long-Term Outcomes of an Aggressive Malignancy. 2006. American Cancer Society [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cncr.22060/pdf18. Mangiacapra FF, et all. Mucinous Colloid Adenocarcinoma of the Urachus. 2001. rsna [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://radiographics.rsna.org/content/21/4/965.full.pdf+html19. Fei CZ, et all. Clinical of 14 cases of Urachal Carcinoma. 2008. Cjcsysu [online] (cited November 24th, 2010). Available from: URL: www.cjcsysu.cn/pdf/2008/9/966.pdf20. Schwab CMT, Woodward PJ, Wagner BJ. Computed tomographic appearance of urachal adenocarcinomas: review 25 cases. 2005. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/nbpv5e7n3r9k6c6d/21. Soni HC, et all. Case Report: Urachal Pathologies. 2005. IJRI [online] (cited November 24th, 2010). Available from: URL: http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=12&ved=0CBYQFjABOAo&url=http%3A%2F%2Fmedind.nic.in%2Fibn%2Ft05%2Fi3%2Fibnt05i3p357.pdf22. Konety BR, Carrol PR. Urothelial Carcinoma: Cancer of the Bladder, Ureter, & Renal Pelvis in Smiths General Urology. 17th Edition. [eds.] Emil A. Tanagho and Jaek W. Mc Anineh. New York: Medical, 2008, pp. 308

23. Bernie JE, Schmidt JD. Bladder Cancer ini. Urological Oncology. [eds.] Nachtseim D. USA: Landes Biosience. 2005, pp. 53-54

24. Tiao MM, Ko SF, Huang SC. Urchal Inflammatory Mass Mimicking an Intra-Abdominal Tumor Two Years after Excicion of the Urachal Sinus in a Child. 2003. Ncbi [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1460904125. Yan, Sugarbaker, Brun. Pseudomyxoma Peritonei from Mucinous Adenocarcinoma of the Urachus. 2006. jco [online] (cited November 23rd , 2010). Available from: URL: http://jco.ascopubs.org/content/24/30/4944.full.pdf+html?sid=f3de98f2-5756-4bfc-80bb-bdfdf8f8451626. Heney NM, Young RH. Case 39-2003: A 33 Year Old Woman with Gross Hematuria. 2003. NEJM [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.nejm.org/search?q=patent+urachus27. Lamb BW, et all. Mucinous Adenocarcinoma of the Urachal Remnant with Pseudomyxoma Peritonei. 2010. ncbi [online] (cited November 24th , 2010). Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2053570528. Machida H, et all. Computed tomographic appearance of urachal carcinoma associated with urachal diverticulum misdiagnosed by cystoscopy. 2007. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/u80t251033501267/29. Arief MI, et all. Deteksi Sel Transisional Karsinoma Buli-Buli dengan tes NMP-22 dan Sitologi Urine. 2007. urologi [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.urologi.or.id%2Fpdf%2Frevisi%252026%2520maret_1.pdf&rct=j&q=carcinoma%20buli-buli.pdf30. Nimmonrat A, ChiangMai, Muttarak M. Urachal abnormalities: clinical and imagingfeatures. 2008. [online] (cited November 24th, 2010). Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1903756231. Witeska A, Dutkiewicz S. A Rare Case of Adenocarcinoma of the Urachus. 1994. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/41p6583k65h3t543/32. McClelland S, et all. Carcinomatous meningitis from urachal carcinoma: the first report case. 2006. . Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/pw2382244mv533t7/33. Arief MI, et all. Deteksi Sel Transisional Karsinoma Buli-Buli dengan tes NMP-22 dan Sitologi Urine. 2007. urologi [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.urologi.or.id%2Fpdf%2Frevisi%252026%2520maret_1.pdf&rct=j&q=carcinoma%20buli-buli.pdf34. Siefker A, Radtke. Urachal carcinoma: surgical and chemotherapeutic options. 2006. ncbi [online] (cited November 24th, 2010). Available from: URL: http://www.expert-reviews.com/doi/full/10.1586/14737140.6.12.171535. Colombo JR, et all. Laparoscopic Partial Cystectomy for Urachal and Bladder Cancer. 2008. Ncbi [online] (cited November 24th , 2010). Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2664270/?report=abstract36. Kojima Y, et all. Laparoscopic management for urachal cyst in a 9-year-old boy. 2007. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/n164115437lrl472/37. Fei CZ, et all. Clinical of 14 cases of Urachal Carcinoma. 2008. Cjcsysu [online] (cited November 24th, 2010). Available from: URL: www.cjcsysu.cn/pdf/2008/9/966.pdf38. Correa JJ, et all. Robotic-assisted partial cystectomy with en bloc axcision of the urachus and the umbilicus for urachal adenocarcinoma. 2010. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/h745706212754338/39. Ichiyanagi O, et all. Succesful Chemotherapy in a Patient with Recurrent Carcinoma of the Urachus. 1998. Spingerlink [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.springerlink.com/content/j124800352278166/40. Mohile SG, Schleicher L, Petrylak DP. Treatment of metastatic urachal carcinoma in an elderly. 2008. nature [online] (cited October 27th , 2010). Available from: URL: http://www.nature.com/nrclinonc/journal/v5/n1/pdf/ncponc1009.pdf41. Kronthal AJ, et all. Uterine Perforation Simolating Urachal Carcinoma: CT Diagnosis. 1990. Ajronline [online] (cited November 28th , 2010). Available from: URL: http://www.ajronline.org/cgi/reprint/154/4/74142. Molina, et all. Predictors of Survival From Urachal Cancer. 2007. American cancer Society [online] (cited December 7th , 2010). Available from: URL: http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.1002/cncr.23070/asset/23070_ftp.pdf?v=1&t=gh6e28c5&s=14fe512bc4f44cf3a62209c66eeb57f6322ba1f243. Wang JH. Urachal Carcinoma. 2007. JTUA [online] (cited December 7th , 2010). Available from: URL: http://www.tua.org.tw/magazine/FileM/dw2007121410548_5edu7.pdf44. Besarani D, Prdie CA, Townell NH. Recurrent Urachal Adenocarcinoma. 2003. ncbi [online] (cited December 7th , 2010). Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1770102/pdf/jcp05600882.pdfLAMPIRAN 1

Follow Up di ruangan

6/9/2011

S : mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (+), BAB (-) ,kentut (-), BAK (+) N, makan dan minum

NTE (+), NTA (-).

O : CM, N=80x/i, RR=20x/i, T=36.4, TD=120/80.

Anemis (-/-), ikt (-/-).A : sindrom dispepsia

IVFD RL 20 tpm

Cefadroksil tab 2x1

Inj Ondansentron 2x1 amp

Inj Ranitidin 2x1 amp

7/9/2011S : mual (+), muntah (+) cairan, nyeri perut (+), BAB (-), BAK N tidak bisa kentut,

O : CM, anemis (-/-), ikt (-/-), NTE (+), NTA(+), TD = 110/70,. N=60x/i, RR=22x/i

NTE (+), NTA(+).

A : Syndrom dispepsia

IVFD RL 20 tpm

Cefadroksil tab 2x1

Inj Ondansentron 2x1 amp

Inj Ranitidin 2x1 amp

Antasida susp 4xc1 ac

Clobazam 3x1 tab

Parasetamol 3x1 tab

8 /9/2011

S : nyeri perut seluruh lapangan perut, BAB (-), kentut (-), mual (+), muntah (+), perut kembung.

O : CM, TD=120/80, N = 80x/i, N=80x/i

An (-/-), ikt (-/-), NTE (+), NTA (+)

A : sindrom dispepsia

IVFD RL 20 tpm

Cefadroksil tab 2x1

Inj Ondansentron 2x1 amp

Inj Ranitidin 2x1 amp

Antasida susp 4xc1 ac

Clobazam 3x1 tab

Parasetamol 3x1 tab

Pangkreoflat 3x1

9/9/2011S : nyeri perut (+), BAB dan kentut (-) 3 hari, mual (-), muntah (+) 3x tadi malam.

O : CM, TD 120/80, N=76x/i, RR=22x/i , ane (-/-), ikt (-/-), NTE (+), NTA (+).

A : sindrom dispepsia + ileus paralitik dd obstruktif.

P : IVFD aminofluid 30 tpm

Ceftriaxone inj 2x1 (hr 1)

Inj Ondansentron 2x1 amp

Inj Ranitidin 2x1 amp

Antasida susp 4xc1 ac

Clobazam 3x1 tab

Parasetamol 3x1 tab

Pangkreoflat 3x1 tab

Metoclopramide inj 3x1

R/ BNO 3 posisi

USG

Cek elektrolit

Puasa NGT

Hasil USG (+) : Obstruksi letak tinggi

BNO : Dilatasi Lambung dan duodenum, usus dbn, gas bebas (-)

10/9/2011

Produksi NGT 800cc/3 jam

Warna kehijauan

Kemaren 1 botol aqua besar. S : nyeri perut (+), BAB dan kentut (-), muntah (-), perut kembung

O : ane (-/-), ikt (-/-)

CM, TD ; 110/70, N : 90x/i, RR : 20x/i, NTE (+), NTA (+),BU (+)

Sindrom dispepsia + Ileus obstruktif dd paralitikP : IVFD Aminofluid 30 tpm

Ceftriaxone inj 2x1 (hr 2)

Metronidazole 3x1 inf (hr 1)

Inj Metoclopramide 3x1

Inj Ranitidin 2x1 amp

Antasida susp 4xc1 ac

Parasetamol 3x1 tab

Pangkreoflat 3x1

Alinamin 3x1

12/9/2011

Prod NGT 300 cc/10 jam

Warna hijauS : Nyeri Perut (+), BAB & kentut (-), mual (+), muntah (-), perut kembung

O : CM, N=86x/i, RR=22x/i, T=36,6, TD = 110/80, NTE(+),

NTA (+), BU (+)

Sindrom dispepsia + Ileus obstruktif dd paralitikP : IVFD Aminofluid 30 tpm.

Ceftriaxone inj 2x1 (hr 3)

Metronidazole 3x1 inf (hr 2)

Inj Metoclopramide 3x1

Inj Ranitidin 2x1 amp

Antasida susp 4xc1 ac

Clobazam 3x1 tab

Parasetamol 3x1 tab

Pangkreoflat 3x1 tab

Alinamin 3x1

Co. Bedah

Cek DL ulang

13/9/11

Prod NGT 400cc/10 jam

Warna hijauS : Nyeri Perut (+), BAB & kentut (-), mual (+), muntah (-), perut kembung , BAK (+)N

O : CM, N=94x/i, RR=20x/i, T=36,6. TD : 110/80.

BU (+) , NTE (+)Sindrom dispepsia + Ileus obstruktif dd paralitik

RT : perineum tidak ditemukan kelainan, mukosa licin, ampula kolaps, nyeri tekan (-), masa (-).

Sarung Tangan : feses (-), lendir (-), darah (-).

X foto Abdomen 3 posisi : dilatasi usus halus minimal, udara kolon .

USG : dilatasi usus halus P : IVFD Aminofluid 30 tpm

Ceftriaxone inj 2x1 (hr 4)

Metronidazole 3x1 inf (hr 3)

Inj Metoclopramide 3x1Inj Ranitidin 2x1 amp

Antasida susp 4xc1 ac

Clobazam 3x1 tab

Parasetamol 3x1 tab

Pangkreoflat 3x1 tab

Alinamin 3x1

Puasa NGT

Jawaban Co.Bedah : ileus obstruktif parsial ec suspec adhesiv band.

Monitor produksi NGT

Antibiotik

Terapi konservatif 2x24 jam jika tidak ada perbaikan dapat dikonsul ulang.

14/09/11

Prod NGT : 300cc/24 jam

Warna hijauS : Nyeri epigastrium (+) terasa panas, mual (+), muntah (-), BAB & kentut (+) sedikit, padat dan keras, perut kembung , BAK N

O : CM,ane(-/-), ikt (-/-) N=78x/i, RR=18x/i, T=36,6, TD 110/70

BU (+) , distensi abdomen (+).

Ileus obstruktif parsial ec suspek adhesi

P : P : IVFD Aminofluid 30 tpm

Ceftriaxone 2x1 (hr 5)

Metronidazole 3x1 inf (hr 4)

Ranitidin inj 2x1

Antasida syr 4xc1 ac

Puasa NGT

Pasang DC ( monitor produksinya

15/9/11

Prod NGT 300cc/24 jam

Prod urin 400cc/20 jam., kuning pekatS : Nyeri epigastrium (+) , mual (-), muntah (-), BAB & kentut (-), perut kembung , BAK N

O : CM, N=88x/i, RR=18x/i, T=36,2, TD 110/70

BU (+) , distensi abdomen (+).

Ileus obstruktif parsial ec suspek adhesi

P : D5/RL : Aminofluid = 4:1(30 tpm

Ceftriaxone inj 2x1 (hr 6)

Metronidazole 3x1 inf (hr 5)

Ranitidin inj 2x1

Puasa NGT

Drip KCL 1 fl dalm RL 20 tpm

Minum air putih sedikit-sedikit

Jika produksi NGT < 200 cc, tidak kembung ( diet proten 6x50cc

Mobilisasi

16/9/2011

Prod NGT : 450cc/18 jam

Prod UT :

600 cc/24 jamS : demam (+), Nyeri epigastrium (+), mual (-), muntah (-), BAB (+) banyak & lembek, kentut (+), kembung (+) .

O : CM, N=108x/i, RR=22x/i, T=39,5, TD 110/60.

BU (+) , distensi abdomen (+).

Ileus obstruktif parsial ec suspek adhesi

P : D5/RL : Aminofluid = 4:1(30 tpm

Ceftriaxone inj 2x1 (hr 7)

Metronidazole 3x1 inf (hr 6)

Ranitidin inj 2x1 amp

Cek DL/UL ulang

17/9/2011

Prod NGT 200cc/24 jam, warna kecoklatan

Prod UT : 500cc/24 jamS : demam (-), Nyeri epigastrium (+) , BAB & flatus (+), kembung (+) , mual (-), muntah (-), perut kembung , BAK N

O : CM, N=96x/i, RR=20x/i, T=38,6, TD 110/60

NTA (+), BU (+).

Ileus obstruktif parsial ec suspek adhesiP : D5/RL : Aminofluid = 4:1(30 tpm

Ranitidin inj 2x1 amp

Ceftriaxone inj 2x1 gr (hr 8) ( stop

Metronidazole inf 3x1 (hr 7) ( stop

Meropenem 3x1 gr

KCL drip 1 fl dlm RL 14 tpm

Puasa NGT

Diet Enteral 6x50 cc

Kultur darah

Kultur urin

Foto BNO ulang cito, pro laparotomi eksplorasi.

BNO (+) : dilatasi usus halus, air flid level (+).

18/9/2011

Prod NGT : 50cc/12 jam

Nyeri perut (+), BAB cair (+) 3x 1/3 gelas aqua, ampas (-), darah (-), lendir (-).

N : 100x/i, TD : 90/50, RR : 24x/i.

Anemis (-/-), nyeri tekan (+), distensi (-).

Ileus obstruktif parsial ec suspek adhesiPuasa NGT

Diet Enteral 6x50 cc

Meropenem 3x1 gr

Kultur darah

Kultur urin

D5: Aminofluid = 4:1(30 tpm

Ranitidine inj 2x1 amp

New diatab 3x1

R/op ( keluarga blm setuju

19/9/2011

Nyeri perut (+), BAB cair (+) 3x 1/3 gelas aqua, ampas (-), darah (-), lendir (-). Deman , muntah (-).

N : 82x/i, TD : 100/70, RR : 22x/i, T: 36,5.

Anemis (-/-), nyeri tekan (+), distensi (-). BU (+)

Ileus obstruktif parsial ec suspek adhesi dd abses intraabdomen.D5: Aminofluid = 4:1(30 tpm

Ranitidine inj 2x1 amp

Meropenem 3x1 gr

New diatab 3x1

Diet Enteral 6x50 cc

Setuju di operasi.

Puasa NGT

Kultur darah

Kultur urin

Dr Sp B :

Cek DL, UL

Jika masih kembung usul USG abdomen ulang

Diet cair/lunak

Antibiotik lanjut

Diet cair / susu

6x100 cc

20/9/2011

Prod NGT :200 cc/24 jamDiare (+) hijau, demam (+), nyeri perut (+), kembung , kembung ,mual (-), muntah (-), Demam (+) ,

O : Anemis (-/-), N : 100x/i, TD : 100/70, RR : 24x/i. T : 37,5, BU (+),

nyeri tekan (+), distensi (-).

Ileus obstruktif parsial

Dd abses intraabdomen

Adhesi

Tx penyakit dalam :

IVFD D5 : Aminofluid =

4:1 ( 30tpm

Ranitidin 2x1 amp

Meropenem 3x1 gr (hari III)

Bedah :

Antibiotik lanjut

Diet cair / susu

6x100 cc

New Diatab 3x1 tab

USG abdomen cito

Cek DL

USG (+) ( meteorismus

21/9/11BAB cair (+) 3x, demam (-), nyeri perut (-), kembung .

CM, TD : 100/70, N : 92x/i, RR : 22x/i, T : 37,1

Abd : soefel, BU (+) .

Ileus Obstruktif

dd abses intaabdomen

adhesi IVFD D5 : Aminofluid =

4:1 ( 30tpm

Ranitidin 2x1 amp

Meropenem 3x1 gr (hari IV)

New Diatab 3x1

Diet cair / susu

6x100 cc

AFF NGT

Alih rawat IPD

FOLLOW UP

20