Upload
muh-nur-islam
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 1/12
BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan involunter (GI) ialah suatu gerakan spontan yang tidak disadari, tidak
bertujuan, tidak dapat diramalkan dan dikendalikan oleh kemauan, bertambah jelas
waktu melakukan gerakan volunter atau dalam keadaan emosi dan menghilang waktu
tidur.
GI yang sering dijumpai pada anak akibat gangguan ganglia basalis dan/atau
serebelum mencakup tremor, korea, atetosis, distonia dan hemibalismus. GI yang
timbul bukan karena gangguan pada inti-inti organ tersebut, misalnya tic, spasmus
dan mioklonia tidak dibicarakan.
!elainan/penyakit berupa gangguan gerak dan sikap yang sering disebut juga
dengan istilah gerakan involunter, adalah gerakan yang timbul sebagai akibat dari
gangguan sistem ekstrapiramidal, bercirikan " terjadinya di luar kehendak, tidak
bertujuan, tidak terkoordinasi dan tidak dapat dikendalikan. !arena itu gerakan
involunter digolongkan sebagai gerakan abnormal, bisa sebagai gejala ataupun
sebagai suatu diagnosis penyakit/sindromm sendiri.
#da tiga komponen yang terlibat dalam sistem motorik (somatomotorik)
taitu "
. $istem piramidal (traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbospinal)
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 2/12
%. Inti-inti basal (nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, dan substansia nigra)
&. $erebelum, sebagai pusat koordinasi gerakan somatomotorik
Gerakan involunter menjadi tanda klinik gangguan pada sistem
ekstrapiramidal, berupa hiperkinesia atau hipokinesia, dan disertai perubahan pada
tonus otot dan sikap tubuh. $ementara itu gangguan pada serebelum menyebabkan
kelainan dalam rentang gerakan, kecepatan dan gaya gerakan (sedangkan kekuatan
tidak tertanggu).
#dapun jenis gerakan involunter meliputi dua hal pokok "
. Gangguan gerakan hiperkinetik (hiperkinesia)
.. 'ics, tremor, dan mioklonus
.%. !horea, atetosis, balismus, dan distonia
.&. Gangguan gerakan karena obat-obatan .
%. Gangguann gerakan hipokinetik (hipokinesia)
%.. $indrom parkinson
%.%. aralisis supranuklear progresi
%.&. gangguan serebelum dan hubungan spinoserebral.%
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 3/12
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
*allismus adalah gangguan pergerakan yang jarang ini disebabkan oleh lesi
nukleus subtalamikus. !erusakan ini menimbulkan gerakan yang
menyentak/melempar beramplitudo-besar pada ekstremitas, yang dimulai disendi
proksimal. ada sebagian besar kasus gangguan ini hanya terjadi satu sisi saja
(hemiballismus), kontralateral terhadap lesi.&
+emiballismus ialah gerakan involunter otot paroksismal anggota gerak dan
paravertebral, sehingga gerakan involunter yang timbul menyerupai gerakan seorang
melemparkan cakram, jika kedua tangan yang melakukan gerakan ini disebut
ballismus.
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 4/12
ETIOLOGI
*erdasarkan laporan jurnal neurologi yang didapatkan bahwa terdapat %&
pasien pasien dengan hemiballismus dan % diantaranya adalah biballismus. Iskemik
dan pendarahan stroke adalah penyebab terbanyak dari kebanyakan pasien tersebut.
enyebab lainnya adalah ensealitis, $ydenhams chorea, systemic lupus
erithematosus, basal ganglia kalsiikasi, hiperglikemia non ketotik, dan tuberous
sclerosis.
Gerakan involunter di atas dapat timbul juga karena obat-obat. penyebab
paling umum adalah stroke atau tumor.
amun secara garis besar, penyebab dari ballismus adalah "
. 0askular causes
a. inark yang mempengaruhi inti subtalamus dan jaringannya
b. transient insuisiensi vaskuler yang melibatkan sirkulasi anterior
dan posterior
c. malormasi arteriovenous
d. venous angioma
e. subdural hematoma
%. 'umor otak
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 5/12
a. kista glioma dan kista lainnya
b. tumor otak metastase
&. ineksi dan penyakit post ineksi
a. meningitis '* dengan atau tanpa tuberculoma
b. khorea sydenham
c. #I1$ dengan cerebral to2oplasma
d. 3ysticercosis
. Iatrogenik
a. kontrasepsi oral
b. komplikasi bedah dari stereitactic thalamotomy dan pallidotomi
c. transient dari penyakit parkinson
. gangguan autoimun
a. systemik lupus erithematosus
. metabolik
a. +yperglikemia
4. penyakit degenerativ
a. multiple system atrophy
b. tuberous sclerosis
5. 6iscellaneous
a, 6ultiple sclerois
b. trauma kepala.4
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 6/12
EPIDEMIOLOGI
balismus biasanya dianggap sebagai bentuk ekstrem dari chorea, sangat jarang
pada masa bayi dan kanak-kanak. pada usia ini, beberapa reumatic chorea balismus
telah dilaporkan. !asus lain memiliki kasus yang tidak jelas. e2periance saya (78-#)
adalah terbatas pada dua kasus" kasus yang sangat parah chorea rematik di seorang
gadis dari % /% tahun9 dan sindrom keterlibatan vaskular dius pada pasien dengan
hyperlipoproteinemia. ballismus juga dapat bilateral karena lesi vaskular, ineksi, atau
tumor dari tubuh subthalamic atau inti berekor yang merupakan lesi umum dalam
kasus-kasus orang dewasa.:
PATOMEKANISME
$uatu ungsi motorik yang sempurna pada otot rangka memerlukan kerjasama
yang terpadu antara sistem piramidal () dan ekstrapiramidal (7). $istem terutama
untuk gerakan volunter sedang sistem 7 menentukan landasan untuk dapat
terlaksananya suatu gerakan volunter yang-trampii dan mahir. 1engan kata lain,
sistem 7 mengadakan persiapan bagi setiap gerakan volunter berupa pengolahan,
pengaturan dan pengendalian impuls motorik yang menyangkut tonus otot dan sikap
tubuh yang sesuai dengan gerakan yang akan diwujudkan.
$istem 7 terdiri atas" ). Inti-inti korteks serebri area $, ; 59 %). Inti-inti
subkortikal ganglia- basalis yang meliputi inti kaudatus, putamen, globus palidus,
substansi nigra, korpus subtalamikum dan inti talamus ventrolateralis9 &). Inti ruber
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 7/12
dan ormasio retikularis batang otak dan ). $erebelum. Inti-inti tersebut saling
berhubungan melalui jalur jalur khusus yang membentuk tiga lintasan lingkaran
(sirkuit). $edangkan sistem , dari korteks serebri area melalui jalur-jalur
kortikobulbar dan kortikospinal (lintasan piramidal) menuju Ice <lower motor neuron
(=6).
>ntuk mengetahui mekanisme terjadinya GI, terlebih dahulu dijelaskan
pengertian perihal jalannya impuls motorik yang digunakan ?untuk mempersiapkan
dan membangkitkan gerakan volunter. Impuls motor; 7 sebelum diteruskan ke
=6 akan mengalami pengolahan di berbagai inti ganglia basalis dan korteks
serebelum sehingga telah siap sebagai impuls motorik/pengendali bagi setiap gerakan
yang akin diwujudkan impuls motoric . !eduanya merupakan suatu kesatuan yang
tidak terpisahkan dalam membangkitkan setiap gerakan volunter yang sempuma.
#da & jalur sirkuit untuk pengolahan impuls motorik tersebut "
) $irkuit pertama
=intasan sirkuit pertama akan dilalui oleh impuls motorik yang dicetuskan di
area dan , lalu dihantarkan ke inti basal pons, korteks serebelum, inti dentatus, inti
ruber dan inti ventro-lateralis dan akhimya kembali ke korteks motorik dan 7 area
tersebut.
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 8/12
%). $irkuit kedua
6erupakan lintasan yang akan dilalui oleh impuls motorik dari korteks
serebri area , $ dan , menuju ke substansi nigra, putamen, globus palidus, inti
ventrolateralis talami dan kembali ke korteks motorik ; 7 area , $ dan .
&) $irkuit ketiga
Impuls motorik dan area $ dan 5 akan melalui sirkuit ini menuju ke inti
kaudatus, globus palidus dan inti ventrolateralis talami dan selanjutnya kembali ke
korteks motorik area dan 7 area . $ebagian impuls tersebut akan diteruskan ke
inti =uys sebelum kembali ke korteks yang bersangkutan.
*ila ada gangguan pada salah satu jalur sirkuit atau inti ganglia basalis atau
serebelum, maka gangguan umpan balik ke korteks motorik dan 7 akan timbul.
+al ini disebabkan karena impuls motorik yang semula dicetuskan di korteks motorik
area bersangkutan tidak dapat diteruskan melalui jalur sirkuit atau tidak dapat
dikelola oleh inti-inti ganglia basalis dan serebelum yang terganggu. 1engan
demikian akan bangkit gerakan yang tidak terkendali sistem 7 berupa gerakan
involunter. *ergantung pada lokalisasi lesi maka GI thpat berbentuk tremor bila lesi
pada serebelum atau substansi nigra, korea pada inti kauthtus dan globus palidus,
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 9/12
atetosis path bagian luar putamen dan globus palidus, distonia path bagian dalam
putamen dan inti kaudatus dan hemibalismus pada inti =uys.
GEJALA KLINIS
Gambaran klinik meliputi gerakan involunter berupa gerakan spontan
melempar bola. Gerakan ini melibatkan otot-otot proksimal dan dapat menguras
tenaga penderita.%
1eisit khas " lesi ganglia basalis dapat menimbulkan gangguan gerakan
kompleks dan berbagai jenis gangguan kogniti tergantung pada lokasi dan luasnya.
Gangguan klinis yang melibatkan ganglia basalia dapat terlihat sebagai deisiensi
pergerakan (hipokinesia) atau gerakan berlebihan (hiperkinesia, korea, ateotis,
balismus).&
!horea sebagai maniestasi penyakit ganglia basalis ialah khorea yang
berkombinasi dengan atetosis, distonia, dan ballismus merupakan @cerebral palsyA.
6aka dari itu maniestasi diskinesia/distonia dapat menyertai hemiplegia, diplegia,
retardasi mental.
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 10/12
DIAGNOSIS
Gerakan-gerakan melemparkan sering diperlihatkan oleh pasien, yang
menjatuhkan sesuatu dari tangan mereka atau kerusakan ditempatkan dekat obyek.
cedera diri adalah umum, dan pemeriksaan sering mengungkapkan beberapa memar
dan lecet. tambahan tanda dan gejala tergantung pada penyebab, lokasi, dan luasnya
lesi, yang biasanya dalam nukleus subthalamic kontralateral dan striatum.B
transaminase, creatine kinase dan enCim lainnya nyata meningkat bertepatan
dengan aktivitas balistik maksimal, namun kembali ke kisaran normal setelah
gangguan gerakan membaik.:
PENATALAKSANAAN
'erapi pilihan adalah haloperidol dan diaCepam. 1osis disesuaikan dengan
kemajuan klinik yang ada.%
engobatan pilihan pertama untuk ballismus adalah obat untuk mengatur
dopamin dan Cat lainnya yang berperan dalam proses mengontrol gerakan dan emosi.
!arena gangguan ini hanya sementara, operasi hanya dilakukan jika gangguan ini
terjadi selama % sampai & bulan, atau gangguan gerakan tersebut meguras tenaga
pasien secara berlebihan dengan menggunakan operasi stereotactic.
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 11/12
euroleptic telah menjadi pengobatan untuk hemiballismus. amun, sekitar
D dari pasien yang terkena gagal merespon obat ini atau lainnya antidopaminergic
atau clonaCepam, rata-rata keterlambatan respon dalam satu seri adalah hari. Ebat
alternati yang diberikan adalah setraline, setraline ditargetkan untuk mengobati
inkontinensia emosional.5 engobatan dengan setraline untuk haloperidol dengan
cepat dan dengan eek samping yang lebih ringan (eek parkinson atau tardive
dyskinesia), atau bisa memberikan alternati untuk pasien yang mekanisme ballismus
nya membuat gangguan pada aktivitas serotonik
PROGNOSIS
1i masa lalu, prognosis untuk pasien dengan penyakit ini telah sangat buruk9
dengan banyak pasien yang menderita cacat berat atau kematian. $ekarang, pasien
merespon sangat baik untuk perawatan saat ini dan mayoritas pasien masuk ke remisi
spontan. *agi mereka yang tidak masuk ke remisi, gejala hemiballismus umumnya
dapat dikontrol dengan baik dengan obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA
1.ro.1F.dr.$.6.=umbantobing.euorologi !linik,emeriksaan 8isik dan
6ental.akarta " 8!>I.
7/26/2019 Laporan refarat Balismus
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 12/12
%. erhimpunan dokter spesialis sara indonesia, *uku #jar 7>FE=EGI
!=II$, 3etakan kelima " #pril %B, penerbit " Gajdjah mada university
press.
&. *aehr 6athias, 8rotscher 6ichael, 1iagnosis 'opik eurologi 1>>$,
enerbit buku kedokteran " 7G3, +al " &B, &B.
. $hidarta riguna, 'ata emeriksaan !linis 1alam eurologi, enerbit buku "
1I# F#!H#', +al " :
. 0idakovic #leksandara, dkk, +emiballism " report o % cases, group
bmj.com, journal neurologi, neurosurgery, dan psykiatri ::.. http"//neurosurgery.ucla.edu/ballism 'anggal % #pril %B hari sabtu pukul
%B.%.
4. *uruma E$, =akke 8 (:5) *allism. In" 0inken , *ruyn G,
!lawans += (eds) +andbook o clinical neurology, vol (:), 7lsevier,
#msterdam.
5. !raus !6undinger 8 8unctional stereotactic surgery or hemiballism. J
Neurosurg.::95"%45-%5.
:. 8ernandeC-alvareC 7milio, #icardi ean, 6ovement 1isorders in 3hildren,
3ambridge >niversity ress, an %BB.
B. George bradley alter, eurology in 3linical ractise" rinciples o diagnosis
and management, 0olume , 'aylor ; 8rancis, %BB.
11.ostuma F*, =ang #7 (%BB&). <+emiballism" revisiting a classic
disorder<. Lancet Neurology 2 ()" J5.