12
BAB I PENDAHULUAN Gerakan involunter (GI) ialah suatu gerakan spontan yang tidak disadari, tidak  bertujuan, tidak dapat diramalkan dan dikendalikan oleh kemauan, bertambah jelas waktu melakukan gerakan volunter atau dalam keadaan emosi dan menghilang waktu tidur. GI yang sering dijumpai pada anak akibat gangguan ganglia basali s dan/atau serebelum mencakup tremor, korea, atetosis, distonia dan hemibalismus. GI yang timbul bukan karena gangguan pada inti-inti organ tersebut, misalnya tic, spasmus dan mioklonia tidak dibicarakan. !elainan/penyakit berupa gangguan gerak dan sikap yang sering disebut juga dengan istilah gerakan involunter, adalah gerakan yang timbul sebagai akibat dari ganggua n si ste m eks tra pir ami dal , ber cir ikan " ter jadi nya di lua r kehe nda k, tid ak  bertujuan, tidak terkoordinasi dan tidak dapat dikendalikan. !arena itu gerakan involunter digolo ngkan sebagai ger aka n abno rma l, bis a sebagai gejala ata upun sebagai suatu diagnosis penyakit/sindromm sendiri. #da tiga kompone n yang ter libat dalam sistem mot ori k (s omat omotorik) taitu " . $istem piramidal (traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbospinal)

Laporan refarat Balismus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 1/12

BAB I

PENDAHULUAN

Gerakan involunter (GI) ialah suatu gerakan spontan yang tidak disadari, tidak 

 bertujuan, tidak dapat diramalkan dan dikendalikan oleh kemauan, bertambah jelas

waktu melakukan gerakan volunter atau dalam keadaan emosi dan menghilang waktu

tidur.

GI yang sering dijumpai pada anak akibat gangguan ganglia basalis dan/atau

serebelum mencakup tremor, korea, atetosis, distonia dan hemibalismus. GI yang

timbul bukan karena gangguan pada inti-inti organ tersebut, misalnya tic, spasmus

dan mioklonia tidak dibicarakan.

!elainan/penyakit berupa gangguan gerak dan sikap yang sering disebut juga

dengan istilah gerakan involunter, adalah gerakan yang timbul sebagai akibat dari

gangguan sistem ekstrapiramidal, bercirikan " terjadinya di luar kehendak, tidak 

 bertujuan, tidak terkoordinasi dan tidak dapat dikendalikan. !arena itu gerakan

involunter digolongkan sebagai gerakan abnormal, bisa sebagai gejala ataupun

sebagai suatu diagnosis penyakit/sindromm sendiri.

#da tiga komponen yang terlibat dalam sistem motorik (somatomotorik)

taitu "

. $istem piramidal (traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbospinal)

Page 2: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 2/12

%. Inti-inti basal (nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, dan substansia nigra)

&. $erebelum, sebagai pusat koordinasi gerakan somatomotorik 

Gerakan involunter menjadi tanda klinik gangguan pada sistem

ekstrapiramidal, berupa hiperkinesia atau hipokinesia, dan disertai perubahan pada

tonus otot dan sikap tubuh. $ementara itu gangguan pada serebelum menyebabkan

kelainan dalam rentang gerakan, kecepatan dan gaya gerakan (sedangkan kekuatan

tidak tertanggu).

#dapun jenis gerakan involunter meliputi dua hal pokok "

. Gangguan gerakan hiperkinetik (hiperkinesia)

.. 'ics, tremor, dan mioklonus

.%. !horea, atetosis, balismus, dan distonia

.&. Gangguan gerakan karena obat-obatan .

%. Gangguann gerakan hipokinetik (hipokinesia)

%.. $indrom parkinson

%.%. aralisis supranuklear progresi

%.&. gangguan serebelum dan hubungan spinoserebral.%

Page 3: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 3/12

BAB II

PEMBAHASAN 

DEFINISI

*allismus adalah gangguan pergerakan yang jarang ini disebabkan oleh lesi

nukleus subtalamikus. !erusakan ini menimbulkan gerakan yang

menyentak/melempar beramplitudo-besar pada ekstremitas, yang dimulai disendi

 proksimal. ada sebagian besar kasus gangguan ini hanya terjadi satu sisi saja

(hemiballismus), kontralateral terhadap lesi.&

+emiballismus ialah gerakan involunter otot paroksismal anggota gerak dan

 paravertebral, sehingga gerakan involunter yang timbul menyerupai gerakan seorang

melemparkan cakram, jika kedua tangan yang melakukan gerakan ini disebut

 ballismus.

Page 4: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 4/12

ETIOLOGI

*erdasarkan laporan jurnal neurologi yang didapatkan bahwa terdapat %&

 pasien pasien dengan hemiballismus dan % diantaranya adalah biballismus. Iskemik 

dan pendarahan stroke adalah penyebab terbanyak dari kebanyakan pasien tersebut.

enyebab lainnya adalah ensealitis, $ydenhams chorea, systemic lupus

erithematosus, basal ganglia kalsiikasi, hiperglikemia non ketotik, dan tuberous

sclerosis.

Gerakan involunter di atas dapat timbul juga karena obat-obat.  penyebab

 paling umum adalah stroke atau tumor.

 amun secara garis besar, penyebab dari ballismus adalah "

. 0askular causes

a. inark yang mempengaruhi inti subtalamus dan jaringannya

 b. transient insuisiensi vaskuler yang melibatkan sirkulasi anterior 

dan posterior

c. malormasi arteriovenous

d. venous angioma

e. subdural hematoma

%. 'umor otak

Page 5: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 5/12

a. kista glioma dan kista lainnya

 b. tumor otak metastase

&. ineksi dan penyakit post ineksi

a. meningitis '* dengan atau tanpa tuberculoma

 b. khorea sydenham

c. #I1$ dengan cerebral to2oplasma

d. 3ysticercosis

. Iatrogenik

a. kontrasepsi oral

 b. komplikasi bedah dari stereitactic thalamotomy dan pallidotomi

c. transient dari penyakit parkinson

. gangguan autoimun

a. systemik lupus erithematosus

. metabolik

a. +yperglikemia

4. penyakit degenerativ

a. multiple system atrophy

 b. tuberous sclerosis

5. 6iscellaneous

a, 6ultiple sclerois

 b. trauma kepala.4

Page 6: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 6/12

EPIDEMIOLOGI

 balismus biasanya dianggap sebagai bentuk ekstrem dari chorea, sangat jarang

 pada masa bayi dan kanak-kanak. pada usia ini, beberapa reumatic chorea balismus

telah dilaporkan. !asus lain memiliki kasus yang tidak jelas. e2periance saya (78-#)

adalah terbatas pada dua kasus" kasus yang sangat parah chorea rematik di seorang

gadis dari % /% tahun9 dan sindrom keterlibatan vaskular dius pada pasien dengan

hyperlipoproteinemia. ballismus juga dapat bilateral karena lesi vaskular, ineksi, atau

tumor dari tubuh subthalamic atau inti berekor yang merupakan lesi umum dalam

kasus-kasus orang dewasa.:

PATOMEKANISME

$uatu ungsi motorik yang sempurna pada otot rangka memerlukan kerjasama

yang terpadu antara sistem piramidal () dan ekstrapiramidal (7). $istem terutama

untuk gerakan volunter sedang sistem 7 menentukan landasan untuk dapat

terlaksananya suatu gerakan volunter yang-trampii dan mahir. 1engan kata lain,

sistem 7 mengadakan persiapan bagi setiap gerakan volunter berupa pengolahan,

 pengaturan dan pengendalian impuls motorik yang menyangkut tonus otot dan sikap

tubuh yang sesuai dengan gerakan yang akan diwujudkan.

$istem 7 terdiri atas" ). Inti-inti korteks serebri area $, ; 59 %). Inti-inti

subkortikal ganglia- basalis yang meliputi inti kaudatus, putamen, globus palidus,

substansi nigra, korpus subtalamikum dan inti talamus ventrolateralis9 &). Inti ruber 

Page 7: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 7/12

dan ormasio retikularis batang otak dan ). $erebelum. Inti-inti tersebut saling

 berhubungan melalui jalur jalur khusus yang membentuk tiga lintasan lingkaran

(sirkuit). $edangkan sistem , dari korteks serebri area melalui jalur-jalur 

kortikobulbar dan kortikospinal (lintasan piramidal) menuju Ice <lower motor neuron

(=6).

>ntuk mengetahui mekanisme terjadinya GI, terlebih dahulu dijelaskan

 pengertian perihal jalannya impuls motorik yang digunakan ?untuk mempersiapkan

dan membangkitkan gerakan volunter. Impuls motor; 7 sebelum diteruskan ke

=6 akan mengalami pengolahan di berbagai inti ganglia basalis dan korteks

serebelum sehingga telah siap sebagai impuls motorik/pengendali bagi setiap gerakan

yang akin diwujudkan impuls motoric . !eduanya merupakan suatu kesatuan yang

tidak terpisahkan dalam membangkitkan setiap gerakan volunter yang sempuma.

#da & jalur sirkuit untuk pengolahan impuls motorik tersebut "

) $irkuit pertama

=intasan sirkuit pertama akan dilalui oleh impuls motorik yang dicetuskan di

area dan , lalu dihantarkan ke inti basal pons, korteks serebelum, inti dentatus, inti

ruber dan inti ventro-lateralis dan akhimya kembali ke korteks motorik dan 7 area

tersebut.

Page 8: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 8/12

%). $irkuit kedua

6erupakan lintasan yang akan dilalui oleh impuls motorik dari korteks

serebri area , $ dan , menuju ke substansi nigra, putamen, globus palidus, inti

ventrolateralis talami dan kembali ke korteks motorik ; 7 area , $ dan .

&) $irkuit ketiga

Impuls motorik dan area $ dan 5 akan melalui sirkuit ini menuju ke inti

kaudatus, globus palidus dan inti ventrolateralis talami dan selanjutnya kembali ke

korteks motorik area dan 7 area . $ebagian impuls tersebut akan diteruskan ke

inti =uys sebelum kembali ke korteks yang bersangkutan.

*ila ada gangguan pada salah satu jalur sirkuit atau inti ganglia basalis atau

serebelum, maka gangguan umpan balik ke korteks motorik dan 7 akan timbul.

+al ini disebabkan karena impuls motorik yang semula dicetuskan di korteks motorik 

area bersangkutan tidak dapat diteruskan melalui jalur sirkuit atau tidak dapat

dikelola oleh inti-inti ganglia basalis dan serebelum yang terganggu. 1engan

demikian akan bangkit gerakan yang tidak terkendali sistem 7 berupa gerakan

involunter. *ergantung pada lokalisasi lesi maka GI thpat berbentuk tremor bila lesi

 pada serebelum atau substansi nigra, korea pada inti kauthtus dan globus palidus,

Page 9: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 9/12

atetosis path bagian luar putamen dan globus palidus, distonia path bagian dalam

 putamen dan inti kaudatus dan hemibalismus pada inti =uys.

GEJALA KLINIS

Gambaran klinik meliputi gerakan involunter berupa gerakan spontan

melempar bola. Gerakan ini melibatkan otot-otot proksimal dan dapat menguras

tenaga penderita.%

1eisit khas " lesi ganglia basalis dapat menimbulkan gangguan gerakan

kompleks dan berbagai jenis gangguan kogniti tergantung pada lokasi dan luasnya.

Gangguan klinis yang melibatkan ganglia basalia dapat terlihat sebagai deisiensi

 pergerakan (hipokinesia) atau gerakan berlebihan (hiperkinesia, korea, ateotis,

 balismus).&

!horea sebagai maniestasi penyakit ganglia basalis ialah khorea yang

 berkombinasi dengan atetosis, distonia, dan ballismus merupakan @cerebral palsyA.

6aka dari itu maniestasi diskinesia/distonia dapat menyertai hemiplegia, diplegia,

retardasi mental.

Page 10: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 10/12

DIAGNOSIS

Gerakan-gerakan melemparkan sering diperlihatkan oleh pasien, yang

menjatuhkan sesuatu dari tangan mereka atau kerusakan ditempatkan dekat obyek.

cedera diri adalah umum, dan pemeriksaan sering mengungkapkan beberapa memar 

dan lecet. tambahan tanda dan gejala tergantung pada penyebab, lokasi, dan luasnya

lesi, yang biasanya dalam nukleus subthalamic kontralateral dan striatum.B 

transaminase, creatine kinase dan enCim lainnya nyata meningkat bertepatan

dengan aktivitas balistik maksimal, namun kembali ke kisaran normal setelah

gangguan gerakan membaik.:

PENATALAKSANAAN

'erapi pilihan adalah haloperidol dan diaCepam. 1osis disesuaikan dengan

kemajuan klinik yang ada.%

engobatan pilihan pertama untuk ballismus adalah obat untuk mengatur 

dopamin dan Cat lainnya yang berperan dalam proses mengontrol gerakan dan emosi.

!arena gangguan ini hanya sementara, operasi hanya dilakukan jika gangguan ini

terjadi selama % sampai & bulan, atau gangguan gerakan tersebut meguras tenaga

 pasien secara berlebihan dengan menggunakan operasi stereotactic.

Page 11: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 11/12

 euroleptic telah menjadi pengobatan untuk hemiballismus. amun, sekitar 

D dari pasien yang terkena gagal merespon obat ini atau lainnya antidopaminergic

atau clonaCepam, rata-rata keterlambatan respon dalam satu seri adalah hari. Ebat

alternati yang diberikan adalah setraline, setraline ditargetkan untuk mengobati

inkontinensia emosional.5 engobatan dengan setraline untuk haloperidol dengan

cepat dan dengan eek samping yang lebih ringan (eek parkinson atau tardive

dyskinesia), atau bisa memberikan alternati untuk pasien yang mekanisme ballismus

nya membuat gangguan pada aktivitas serotonik 

PROGNOSIS

1i masa lalu, prognosis untuk pasien dengan penyakit ini telah sangat buruk9

dengan banyak pasien yang menderita cacat berat atau kematian. $ekarang, pasien

merespon sangat baik untuk perawatan saat ini dan mayoritas pasien masuk ke remisi

spontan. *agi mereka yang tidak masuk ke remisi, gejala hemiballismus umumnya

dapat dikontrol dengan baik dengan obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKA

1.ro.1F.dr.$.6.=umbantobing.euorologi !linik,emeriksaan 8isik dan

6ental.akarta " 8!>I.

Page 12: Laporan refarat Balismus

7/26/2019 Laporan refarat Balismus

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-refarat-balismus 12/12

%. erhimpunan dokter spesialis sara indonesia, *uku #jar 7>FE=EGI

!=II$, 3etakan kelima " #pril %B, penerbit " Gajdjah mada university

 press.

&. *aehr 6athias, 8rotscher 6ichael, 1iagnosis 'opik eurologi 1>>$,

enerbit buku kedokteran " 7G3, +al " &B, &B.

. $hidarta riguna, 'ata emeriksaan !linis 1alam eurologi, enerbit buku "

1I# F#!H#', +al " :

. 0idakovic #leksandara, dkk, +emiballism " report o % cases, group

 bmj.com, journal neurologi, neurosurgery, dan psykiatri ::.. http"//neurosurgery.ucla.edu/ballism  'anggal % #pril %B hari sabtu pukul

%B.%.

4. *uruma E$, =akke 8 (:5) *allism. In" 0inken , *ruyn G,

!lawans += (eds) +andbook o clinical neurology, vol (:), 7lsevier,

#msterdam.

5. !raus !6undinger 8 8unctional stereotactic surgery or hemiballism. J 

 Neurosurg.::95"%45-%5.

:. 8ernandeC-alvareC 7milio, #icardi ean, 6ovement 1isorders in 3hildren,

3ambridge >niversity ress, an %BB.

B. George bradley alter, eurology in 3linical ractise" rinciples o diagnosis

and management, 0olume , 'aylor ; 8rancis, %BB.

11.ostuma F*, =ang #7 (%BB&). <+emiballism" revisiting a classic

disorder<. Lancet Neurology 2 ()" J5.