Upload
alex-dino-matri
View
241
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kimia Bahan Makanan
Citation preview
BAHAN MAKANAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1) Tujuan Praktikum : 1) Menentukan dan membandingkan berat jenis air
susu(air susu murni, air susu yang diencerkan 1 kali
dengan aquades, dan fitrat air susu dari percobaan
pengendapan kasein (B3)
2) Menguji reaksi air susu
3) Menguji air susu secara kualitatif dengan
pengendapan kasein
4) Menguji reaksi warna protein dengan menggunakan
beberapa pereaksi
5) Menguji endapan kasein dengan menggunakan
Grease Spot Test (Tes Noda Lemak)
6) Menunjukkan adanya laktalbumin dari pengendapan
kasein
7) Menunjukkan adanya laktosa dari fitrat
pengendapan kasein
2. Waktu Praktikum : Jum’at, 12 Desember 2008
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, UPT MIPA, Universtas
Mataram
B. LANDASAN TEORI
Bahan makanan sering juga disebut bahan pangan dan dalam perdagangan
disebut komoditi pangan, ialah apa yang diproduksi atau perdagangkan, misalnya
daging, sayur, buah dan sebagainya. Yang dibeli, diolah dan disusun menjdi
hidangan adalah bahan makanan dan bukan zat makan. Contoh dari bahan
makanan adalah beras, jagung, daging. Telur dan sebagainya (Soediaoetama,
2004: 18).
Susu merupakan makanan yang hampir sempurna karena kandungan
gizinya yang lengkap. Selain air, susu juga mengandung lemak, protein,
karbohidrat, enzim-enzim serta vitamin A an D dalam jumlah yang memadai.
Manfaat susu merupakan interaksi molekul-molekul yang terkandung didalamnya.
Umumnya susu yang dikandung masyarakat adalah susu olahan baik dalm bentuk
cair (UHT) maupun dalam bentuk bubuk. Susu UHT (ultra high temperature)
merupakan susu yang diolah dengan pemanasan suhu yang tinggi dan dalam
waktu yang singkat selama 2-5 detik dengan suhu 135-145oC (Astawan, 2007).
Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi. Energi yang di
perlukan ini kita peroleh dari bahan makanan itu mengandung tiga kelompok
utama senyawa kimia, yaitu : karbohidrat, protein dan lemak atau lipid.
Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat
dalam darah ( Poedjadi,2007: 8-9 ).
Keberadaan biomolekul protein secara melimpah pada sel hidup erat
hubungannya dengan fungsi biologinya,baik sebagai struktural maupun fungsional
sel. Protein penyimpan protein banyak di temukan pada berbagai biji yang siap
tumbuh sampai kecambah. Protein ini di tumbuhkan untuk pertumbuhan embrio
tumbuhan sebelum tumbuhan tersebut dapat mandiri sebagai contoh, protein
ovalbumin an albumin pada putih telur. Susu atau ASI sebagai makanan bayi
mengandung kasein, yaitu protein susu ( Hawab, 2004 : 30 ).
Salah satu komponen protein susu yang sangat berpengaruh terhadap efek
relaksasi tubuh adalah alfa-laktalbumin. Asam amino penyusun alfa-laktalbumin
yang terbesar adalah sistein dan triptofan. Sistein memiliki peran dalam respons
imunitas tubuh. Triptofan dan metabolit-metabolitnya merupakan komponen
penting dalam sistem saraf. Alfa-laktalbumin dapat meningkatkan rasio triptofan
terhadap asam amino netral lainnya. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas
serotonin otak, menurunkan konsentrasi kortisol dan dapat meningkatkan
ketahanan tubuh terhadap stres (Jelen dan Lutz, 1998).
Susu kedelai adalah cairan hasil ekstrasi protein biji kedelai dengan
menggunakan air panas. Komposisi gizi susu kedelai hampir sama dengan susu
sapi. Karena itu susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu
ini baik di konsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang – orang yang
tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaanya, sehingga
tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Namun susu kedelai kurang
banyak di sukai oleh masyarakat karena mempunyai cita rasa langu yang di
sebabkan oleh adanya aktivitas enzim lipoksiginase. Protein kedelai mempunyai
kandungan asam amino essensial yang paling tinggi. Lemak pada kedelai sebagian
besar terdiri dari asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, dan
asam linonelat. Kedelai merupakan sumber isoflavon. Isoflavon merupakan
subkelas dan flavonoid, yakni kelompok besar antioksidan polifeno. Jenis
isoflavon utama yang ditemukan dalam kedelai adalah geinstain dan daidzein (
Muchtaridi, 2002 ).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-Alat Praktikum
Pikometer
Labu takar 5 ml
Gelas kimia
Gelas ukur
Pengaduk
Penyaring Buchner
Erlenmeyer
Gelas arloji
Tabung reaksi
Penjepit
Penangas air
Kertas lakmus
Pipet tetes
2. Bahan-Bahan Praktikum
Susu murni
Lakmus merah
Lakmus biru
Asam asetat glasial 2%
Kertas saring
H2SO4 pekat
HNO3 Pekat
Amonia
NaOH
Eter
Benedict
Osazon
Fehling
Asam cuka encer
D. Skema kerja
a. Penetapan Berat Jenis
Air susu murni, susu diencerkan, filtrat air susu ( B3 )
Tentukan berat jenisnya
Bandingkan
Hasil
b. Reaksi Air Susu
Air susu
Selidiki dengan lakmus merah dan
lakmus biru
hasil
c. Pengendapan Kasein
20 ml air susu
+20 ml air
+ CH2COOH 2 % ( tetes demi tetes )
saring
filtrate kasein filtrate bening
d. Reaksi – Reaksi Warna Protein
i. Reaksi Biuret ( untuk ikatan peptida )
Air susu ( endapan diencerkan )
+ 1 ml NaOH
amati
lapisan atas lapisan bawah
+ 1 tetes CuSO4 0,5 %
larutan bercampur ( merah muda / ungu )
ii. Reaksi Xantoprotein
Air susu ( endapan diencerkan )
+ 1 ml HNO3 pekat
amati
lapisan bawah lapisan atas
bagi dua
tabung 1 tabung 2
+ amonia
larutan ( kuning / orange )
iii. Reaksi Molisch
Air susu ( endapan diencerkan )
+ 2 ml molisch
larutan
+ 1 ml H2SO4
lapisan bawah lapisan atas
e. Grease Spot Test
Kasein bening
+ sedikit eter
kocok
hasil
tuangka (gelas arloji )
uapkan eter
usap dengan kertas buram
hasil
f. Menunjukan Adanya Laktabumin
Filtrat ( pengendapan kasein )
+ NaOH, pH = 3,35 – 5,4
panaskan
saring
filtrat endapan
g. Menunjukan Adanya Laktosa
filtrat percobaan 6
+5 ml benedict
larutan biru
panaskan 1 menit
hasil
E. Hasil Pengamatan
Susu kedelai Susu murni
1. Penetapan Berat Jenis
Massa volume ρ
Susu murni 50,95 50,249
1,014
Susu encer 50,25 50,080
1,003
Penetapan Berat Jenis
Massa volume ρ
Susu murni 51,34 50,177
1,023
Susu encer 50 49,907
1,001
Filtrat kasein 50,1 49,907
1,004
2. Reaksi Air Susu
Susu segar murni, lakmus biru dan
lakmus merah tetap ( bersifat netral ).
Susu encer, lakmus biru menjadi
kemerahan. Sedangkan lakmus merah
tetap ( bersifat agak asam ).
Reaksi Air Susu
Susu segar murni, lakmus biru dan
lakmus merah tetap ( bersifat netral ).
Susu didiamkan, lakmus biru menjadi
kemerahan. Sedangkan lakmus merah
tetap ( bersifat agak asam ).
3. Pengendapan Kasein
Filtrat bening, endapan putih susu
(kasein).
Pengendapan Kasein
Filtrat bening, endapan putih susu
(kasein).
4. Reaksi Warna Protein (Acara III
No.2)
Reaksi biuret
- Susu murni + NaOH 40% → kuning
+ 1 tetes CuSO4 0,5% → ungu
- Susu encer + NaOH 40% → kuning
keputihan ( keruh ) + 1 tetes CuSO4
0,5% → ungu
Reaksi xantoprotein
- Susu murni + 1 ml HNO3 pekat →
banyak endapan. Bawah bening
kuning, atas putih. + amonia →
larutan kuning endapan putih.
- Susu encer + 1 ml HNO3 pekat →
larutan bening keruh. + amonia →
larutan kuning keruh endapan putih.
Reaksi molisch
- susu murni + 2 ml molisch → coklat
susu keputihan kental. +
H2SO4 pekat 1 ml →
menghasilkan dua fase. Atas
coklat susu putih, bawah ungu.
- susu encer + 2 ml molisch → larutan
keruh coklat susu endapan
Reaksi Warna Protein (Acara III
No.2)
Reaksi biuret
- Susu murni + NaOH 40% →
kuning + 1 tetes CuSO4 0,5% →
ungu
- Susu encer + NaOH 40% → tidak
berubah + 1 tetes CuSO4 0,5% →
ungu
Reaksi xantoprotein
- Susu murni + 1 ml HNO3 pekat →
bawah putih atas kuning + amonia
→ larutan kuning endapan putih.
- Susu encer + 1 ml HNO3 pekat →
larutan bening keruh. + amonia →
larutan putih keruh agak kuning.
Reaksi molisch
- susu murni + 2 ml molisch +
H2SO4 pekat 1 ml →
menghasilkan dua fase. Filtrat
coklat, endapan coklat muda.
- susu encer + 2 ml molisch + H2SO4
pekat 1 ml → menghasilkan
dua fase. Filtrat coklat
kecil putih kecoklatan. +
H2SO4 pekat 1 ml →
menghasilkan dua fase. Atas
coklat susu, endapan merah
bata.
kehijauan, endapan coklat.
5.Grease Spot Test (tes noda lemak)
- Ada lemak → kertas saring bening
Grease Spot Test (tes noda lemak)
Ada lemak → kertas saring bening
6.Menunjukkan Adanya Laktalbumin
Filtrat + NaOH 40 % → kuning bening
Δ → biru bening
→ kuning bening endapan gel
Menunjukkan Adanya Laktalbumin
Filtrat + NaOH 40 % → kuning bening
Δ → biru bening
7.Menunjukkan Adanya Laktosa
(Fitrat percobaan 6), reaksi
Benedict (karbohidrat)
- Larutan Benedict (5 mL) + filtrate
→ biru
- Dipanaskan 1 menit → coklat teh
dasar tabung hijau tua
Menunjukkan Adanya Laktosa
(Fitrat percobaan 6), reaksi Benedict
(karbohidrat)
- Larutan Benedict (5 mL) + filtrate
→ biru
- Dipanaskan 1 menit → coklat teh
dasar tabung hijau tua
F. ANALISIS DATA
1. Penentuan berat jenis susu murni :
Diketahui : Volume piknometer = 50,177cm3
Berat piknometer = 31,84 gr
Berat susu murni + piknometer = 83,18 gr
Ditanya : berat jenis air susu = ?
Jawaban : BJsusumurni=
piknometervolume
piknometerberatpiknometermurnisusuberat )(
= 3177,50
84,3118,83
cm
= 1,023177 gr/cm3
Volume piknometer = 49,907
Berat piknometer = 32,21
Piknometer + susu = 82,21
BJ susu encer = piknometervolume
piknometerberatpiknometerencersusuberat )(
= 3907,49
21,3221,82
cm
= 1,0018 gr/cm3
Volume Piknometer = 32,21
Berat piknometer = 82,31
Piknometer + susu = 49,907
BJ filtrat susu = piknometervolume
piknometerberatpiknometersusufiltratberat )(
= 3907,49
21,3231,82
cm
= 1,0038 gr/cm3
2. Penentuan berat jenis susu kedelai
Diketahui
Berat piknometer susu murni = 31,84
Berat piknometer susu encer = 31,88
Massa susu murni = 82,79
Massa susu encer = 82,13
Volume piknometer = 50,249 dan 50,080
BJ susu murni = piknometervolume
piknometerberatpiknometermurnisusuberat )(
= 3249,50
84,3179,82
cm
= 1,013 gr/cm3
BJ susu encer = piknometervolume
piknometerberatpiknometerencersusuberat )(
= 3249,50
88.3113,82
cm
= 1,0033 gr/cm3
2. Reaksi pengendapan kasein
[Ca2+] [kaseinat2-] + 2CH3COOH → Ca(CH3COO)2 + kasein
Persamaan Reaksi :
1. Reaksi ksantoprotein
OH CH2 CH COOH
H2N
O2N
OH CH2 CH COOH
H2N
+ HNO3
2. Reaksi benedict
Cu2O
O
R C OH + Cu2+
R
OH CH2 merah bata
3. Reaksi biuret
O C
NH2
NH C NH2NaOH NH3
OO
H2N C NH C NH2 + +
CuSO4 + H2O Cu ( OH )2 + H2SO4
Cu ( OH )2 + NH3 warna ungu
G. PEMBAHASAN
Bahan makanan sering juga di sebut bahan pangan dan dalam perdagangan di
sebut komoditi pangan, misalnya daging, sayur, buah dan sebagainya yang di beli,
diolah, dan disusun menjadi hidangan adalah bahan makanan. Contoh dari bahan
makanan adalah beras, jagung, daging, telur dan seterusnya ( Soediaoetomo, 2004 :
18 ).
Pada praktikum kali ini yaitu pengujian bahan makanan dengan menggunakan
dua jenis susu, yaitu susu UHT ( ultra ) dan susu kedelai. Pada percobaan pertama
yaitu menentukan berat jenis susu dan menguji air susu secara kualitatif. Berdasarkan
hasil perhitungan di peroleh berat jenis susu sapi sebesar 1,023 gr/ mL, dan susu
kedelai sebesar 1,014 gr/ Ml dalam keadaan murni , sedangkan susu kedelai yang
telah diencerkan, untuk susu sapi sebesar 1,0018 gr/mL dan susu kedelai sebesar
1,0033 gr/ mL , dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa penambahan air kedalam
susu akan mengurangi jumlah susu yang terkandung di dalamnya. Kandungan asam
amino dalam air susu kedelai hampir sama dengan susu sapi, perbedaanya terletak
pada kandungan kaseinnya. Susu kedelai tidak mengandung kolestrol namun banyak
mengandung fitokimia. Sedangkan susu sapi mengandung banyak kolestrol dam
lemak.
Percobaan kedua yaitu reaksi air susu. Dalam keadaan segar susu sapi dan
susu kedelai bersifat netral, sedangkan jika sudah di encerkan dan dibiarkan /
didiamkan susu bersifat asam. Pengasaman susu terjadi karena kontak dengan udara
mengakibatkan mikroba pembusuk dalam susu mengalami fermentasi yang
menghasilkan alkohol dan asam – asam organik yang menyebabkan susu menjadi
bersifat asam. Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan dengan
pengujian kertas lakmus. Ketas lakmus yang semula berwarna biru menjadi berwarna
merah.
Percobaan ketiga yaitu pengendapan kasein. Kasein dapat diendapkan fdengan
asam, alkohol, dan logam berat. Asam dapat memindahkan kasein dari kalsium
kaseinat sehingga di peroleh endapan kasein yang terpisah dari kalsium. Dalam
percobaan ini pengendapan kasein dilakukan dengan penambahan asam asetat 20%.
Asam asetat 20% yang ditambahkan ini dimaksudkan karena protein susu telah
terdenaturasi parsial dengan ikatan antar molekulnya agak membuka. Penambahan
asam mengakibatkan penambahan ion H+ yang kemudian akan menetralkan protein
dan menuju tercapainya titik isoelektrik. Pada titik isoelektrik kasein bersifat
hidofobik, kasein akan berikatan antar muatannya sendiri membentuk lipatan kedalam
sehingga, terjadi pengendapan yang relatif cepat ( Suhardi,1991 ). Penambahan susu
menyebabakan kalsium dalam fosfor makin lama makin terhilangkan, kasein sama
sekali tidak mengandung garam, denagn penambahan susu akan terjadi pengendapan
disertai melarutnya garam – garam kalsim dan fosfor yang semula terikat pada protein
secara berangsur- angsur. Berat molekul kasein berkisar antara 12800- 375000. Pada
percobaan yang dilakukan jumlah kasein pada susu kedelai lebih banyak dari pada
susu UHT, hal ini disebabkan karena air susu UHT yang digunakan telah mengalami
beberapa proses penyaringan sehingga kadar kaseinnya berkurang.
Percobaan keempat adalah reaksi warna protein. Pada percobaan ini dilakukan
dengan dua reagen , yaitu reaksi biuret, dan reaksi Molisch. Pada reaksi Biuret( susu +
40% NaOH+ CuSO4 0,5 %) menghasilkan warna ungu sedangkan pada reaksi
Molisch menghasilkan warna coklat susu. Uji Biuret mengandung gugus amida asam
yang berbeda bersama gugus amida lain. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa
susu ditambahkan NaOH + CuSO4 menghasilkan warna ungu. Percobaan ini berhasil
karena memberikan uji positif, campuran NaOH + CuSO4 terhadap protein
memberikan perubahan warna menjadi ungu. Warna yang dihasilkan dari reaksi
tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antar ion Cr2+ dengan pasangan elektron
bebas dari N yang berasal dari kasein dan pasangan elekton bebas dari O molekul air (
Poedajadi, 2007 ).
Untuk reaksi Molisch , peraksi yang digunakan adalah alfa- naftol. Pada dasarnya
reaksi ini memberikan uji positif jika terdapat gugus guanidin, sehingga protein yang
mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah. Kasein dari susu kedelai dan
susu sapi memberikan reaksi positif dengan terbentuknys lapisan merah keunguan
pada kasein susu sapi, sedangkan pada susu kedelai berwarna merah coklat.
Percobaan kelima yaitu tes noda lemak. Percobaan ini berhasil ini karena
terdapat lemak. Hal ini dibuktikan dengan adanya bercak bening pada kertas buram,
dengan teori yang ada juga diketahiu bahwa susu mengandung lemak. Lemak susu
terdapat 60 – 75% lemak yang bersifat jenuh, 25- 30 % lemak tak jenuh, dan 4 %
merupakan asam lemak polyunsaturated.
Percobaan selanjutnya yaitu uji laktalbumin. Salah satu komponen protein
susu sangat berpengaruh terhadap efek relaksasi tubuh adalh alfa laktabumin.
Laktabumin merupakan bagian dari protein serum susu yang larut dalam amonium
sulfat netral setengah jenuh atau dalam larutan magnesium sulfat jenuh. Untuk
menunjukkan adanya laktabumin dilakukan uji pada filtar ketika karena laktabumin
berupa cairan. Filtrat dari pengendapan di buat pHnya 5,4 dan kemudian di panaskan
hingga terbentuk koagulan berwarna putih bening. Untuk membuat pH menjadi 5,4
ditambahkan NaOH, tujuan penambahan NaOH adalah untuk membentuk kaseinat
alkali, karena dalam suasan alkali kasein dapat larut dalam pH netral.
Percobaan selanjutnya adalah penujian adanya laktosa. Pada percobaan ini
menggunakan reaksi Benedict dan raksi Fehling. Reaksi Benedict akan menghasilkan
larutan berwarna hijau tua. Uji Benedict pada percobaan ini berhasil, hal ini di
buktikan dengan adanya larutan hijau pada dasar tabung setelah di panasi. Di dalam
susu terkandung gula susu yang di sebut laktosa. Laktosa mempunyai tingkat
kemanisan yang rendah di bandingkan dengan di sakarida lainnya. Laktosa inilah
yang memberikan rasa manis pada susu. Reaksi Fehling memberiakn uji positif pada
laktosa dari susu kedelai dan memberikan uji negatif pada laktosa susu sapi. Hal ini
dapat dibuktikan karena pada susu sapi yang dikonsumsi terdapat pemanis buatan
sehingga laktosa pada susu sudah digantikan dengan pemanis buatan.
H. KESIMPULAN
1. Berat jenis susu sapi murni sebesar 1,023 gr/mL,sedangkan berat jenis susu
sapi sebesar 1,0014 gr/ mL
2. Susu sapi dan susu kedelai mengandung kasein
3. Susu segar bersifat netral, sedangakan susu kedelai bersifat asam
4. Penambahan asam pada susu menyebabkan terjadinya pengendapan
5. Dalam susu terdapat lemak
6. Adanya laktabumin ditandai dengan adanya koagulan berwarna bening
7. Pengujian kasein dengan pereaksi Biuret, Xantoprotein, Molish menunjukkan
reaksi positif baik protein dari susu kedelai maupun susu sapi murni
8. Laktosa merupakan karbohidrat yang dominan pada susu yang memilki
tingakat kemanisan yang relatif rendah
9. Pada reaksi Benedict adanya laktosa pada susu sapi dan susu kedelai
memberiakn reaksi positif
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, I Made. 2007. Upaya Penyelamatan Gizi Pada susu.
Muchtariadi, 2002. Pembuatan Susu Kedelai.
Poedjadi, Anna. 2007. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta : UI. Press
Sooediaoetomo,D.A.2004.IlmuGizi untuk Mahasiswa dan
Profesi.Jakarta:Dian Rakyat.
http : // Jurnal. Sttn- batan.ac.id / wp. Content / uploads/ 2009/04/
muchtariadi.pdf
PENENTUAN AMILASE (WOHLGEMUT)
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : Untuk menentukan kadar amilase ( diatase ) dalam air seni
2. Waktu : Sabtu, 21 November 2009
3. Tempat : Laboratorium Kimia, FMIPA, Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalis pada reaksi
metabolisme di dalam dan diluar sel dikatalisis oleh enzim. Enzim kerjanya amat
spesifik dan berdisiplin tinggi. Setiap reaksi metabolisme di mulai dan di pandu oleh
enzim khusus. Sudah diketahui lebih dari 200 enzim yang masing – masing
mengkatalitik reaksi yang berbeda ( Hawab, 2004 : 30 ).
Enzim amilase dapat memecah ikatan- ikatan pada amilum hingga terbentuk
maltosa. Ada 3 macam enzim amilase yaitu alfa amilase, beta amilase dan gama
amilase. Alfa amilase terdapat dalam saliva ( ludah ) dan pangkreas. Enzim ini
memecah ikatan 1,4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endoamilase sebab
enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. Beta amilase
terutama terdapat pada tuumbuhan dan dinamakan ekso amilase sebab memecah dua
unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul amilum secara berurutan sehimgga
pada akhirnya terbentuk maltosa. Gama amilase telah diketahui telah terdapat dalam
hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1,4 dan 1,6 pada glikogen dan menghasilkan
glukosa ( Poedjadi, 2007 : 155 ).
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme, garam
terlarut dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin dari darah atau cairan
intestinal. Komposisi urin akan berubah sepanjang proses rearpsopsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh di serap kembali dalam tubuh melalui molekul pembawa.
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar tubuh melalui pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berpotensi racun akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung dalam urine dalam diketahui melalui
urinalis. Urine merupakan hasil filtarsi darah dari sisa – sisa metabolisme dan
elektrolit tubuh. Fungsi ini disebut fungsi homoestatik tubuh oleh ginjal yang di
jalankan oleh glomelorus dan tubuh (Murai, 2003 )
Sebagian besar enzim memiliki suhu optimum sekitar 37 ° peningkatan suhu
dari 0° - 37 ° meningkatkan kecepatan reaksi karena meningkatkan energi getaran
subtrat. Aktivitas maksimum untuk sebagian besar enzim manusia berlagsung dekat
suhu 37° karena pada suhu yang lebih tinggi terjadi denaturasi ( hilangnya struktur
sekunder dan tersier ) ( Marks, dkk.2000 : 112 ).
Perubahan kadar komponen biokimia dalam serum darah dapat dijadikan
sebagai indikator biologi akibat radiasi seperti amilase dan diamine oksidasi oksidase
( DAO ). Tetapi kedua indikator tyersebut tidak bersifat spesifik untuk radiasi,
ketergantungan dengan metoda penentuannya, serta varibilitas konsentrasi yang tinggi
dari molekul yang di uji. Di samping itu nutrisi, pengobatan sterss dan lainnya juga
sangat mempengaruhi konsentrasi biokimia cairan tubuh. Amilase mengalami
peningkatan sampai 10 kali pada pasien yang menjalani radioterapi di mana kelenjar
parotid termasuk dalam lapangan radiasi. Konsentrasi tertinggi terjadi dalam waktu
24-36 jam setelah perjalanan ( Yanti)
Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernyaatau
unit- unit penyusun seperti glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan
enzim pada suhu, Ph, dan waktu reaksi tertentu. Pemotongan raantai pati oleh enzim
tidak teratur dibandingkan dengan pemotongan rantai pati oleh asam.
Hasil pemotongan oleh asam dalah campuran dektrin, maltosa dan glukosa.
Sementara enzim bekerja secara spesifik sehingga proses hidrolisis dapat di
kendalikan. Enzim yang dapat digunakan dalam proses hidrolisis pati adalah amilase.
Enzim amilase merupakan endoenzim yang menghidrolisis ikatan alfa 1,4- glokosa
scara spesifik ( Trifosa, 2007).
C. ALAT dan BAHAN
1. Alat-alat Praktikum:
o Gelas kimia
o Tabung Reaksi
o Pipet Tetes
o Pipet volum
o Rak tabung Reaksi
o Penangas Air
o Penjepit
o Pengaduk
o Beker
o Stopwatch
2. Bahan-bahan Praktikum:
o Air Urine
o Aquades
o Amilum 0,1% dalam NaCl 0,5 %
o Larutan Iod
o Tisu
o Kertas label
o Es batu
D. Cara Kerja
1. Semua pipet yang dipakai dalam percobaan ini, ujung atas supaya ditutup
dengan kapas untuk mencegah jangan sampai kena ludah.
10 tabung reksi
Diberi tanda 1 – 10,ditempatkan di rak
Ditambahkan air seni sama banyaknya
Di encerkan (1 ml)
Hasil
Ditambahkan larutan amilum 0,1% (2ml)
Tabung 1 – 5 berisi air urine yang di encerkan
Hasil
a. Tabel Kerja
Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urine diencerkan
(1:10) (ml)0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Urine tak diencerkan
(ml)0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Aquades (ml) 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5
Amilum 0,1% (ml) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Hasil campuran
dipanaskan 37ºC (30menit)
Dinginkan 5 menittambahkan air seni sama banyaknya
Ditambahkan 1tetes iod (masing–masingtabung),gojok
Jika waktu di gojok warna hilang (tambahkan 1 – 2 tets iod
pada masing – masing tabung,jangan terlalu banyak)
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
Langkah kerja Pengamatan
Penambahan
larutan amilum 2
mL
5 tabung ( urne
yang diencerkan )
Pengujian dengan
larutan iod
Semakin kecil volume
urine semakin bening
larutan urine yang telah
ditambahkan amilum
Tidak terjadi perubahan
warna dalam uji iod
F. ANALISIS DATA
1. reaksi secara berturut-turut hidrolisisn amilum oleh alfa amilase
amilum (pati) + alfa amilase amilase amilodekstrin
(merah)
Amilodekstrin + alfa amilase yodium eritodestrin (merah
Eritodekstrin + alfa amilase yodium akrodekstrin (tidak
berwarna)
Akrodekstrin + alfa amilase yodium maltosa (tidak
berwarna)
2. kadar amilase dalam urine yang dicobakan tidak cukup banyak sehingga tidak
terjadi perubahan warna pada urine setelah iod.
G. PEMBAHASAN
Amilase adalah enzim golongan glikosidik hidroase yang paling penting.
Enzim pengurai pati ini dapat dipindah ke dalam 2 kelompok ,apa yang disebut enzim
pengawacabangan yang secara khas menghidrolisis ikatan 1,6 antara rantai – rantai
dan enzim yang memutuskan ikatan 1,4 antara satuan glukosa pada rantai lurus.
Golongan terakhir tersdiri atas endoenzim yang memutus ikatan – ikatan pada titik
acak sepanjang rantai dan eksoenzim yang memutaus ikatan khusus dekat ujung rantai
(Deman, 1997: 454).
Percobaan yang bertujuan untuk menentuan kadar amilase dalam urine ini
dilakukan dengan mengamati perubahan warna pada urine yang telah ditambahkan
amilum dan diberikan uji iod. Dari hasil pengamatan percobaan yang diencerkaj
ditambahkan amilum 2 mL warna urine semakin bening, sedangakan uji iod tidak
terjadi perubahan warna. Enzim amilase yang berfungsi sebagai katalis dalam proses
hidolisis amilum, memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa.
Kerja enzim ini dalam tubuh dipengaruhi beberapa faktor diantaranya suhu dan pH,
sekitar 5,6- 7,2. Dalam percobaan ini hanya diperhatikan suhunya saja.
Urine yang telah dicampurkan dengan amilum dimasukkan dalam penangas air
selama 30 menit (370 C). Hal ini dilakukan karena kerja enzim dipengaruhi oleh
suhunya. Ppda suhu rendah aktifitas rendah tetapi kemantapannya tinggi. Sedangkan
pada suhu tinggi aktivitasnya tinggi namun kemamfaatannya rendah
(Wirahadikusumah, 2008). Oleh karena itu suhu optimum (370 C diperlukan pada
percobaan ini agar enzim amilase dapat bekerja secara optimum. Pada praktikum ini
larutan amilum yang digunakan mengandung NaCl 0,5 %. Ion Cl- itu nantinya akan
berfungsi sebagai aktifator, sehingga dapat mendukung kerja maksimum dari enzim
amilase (Poedjadi, 2007).
Amylase, ∆
Tujuan pemanasan adalah untuk mepercepat kerja enzim amilase pada suhu
optimumnya. Setelah dipanaskan, untuk mengetahuin kadar enzim dilakukan suatu
analisis kimia terhadap urine yaitu dengan uji iod. Setelah setiap tabung berisi
campuran urine dan amilum ditambahkan iod, tidak terjadi perubahan warna dari
larutan tersebut (kuning bening). Ini menandakan bahwa dalam urine tersebut kadar
amilasenya sangat sedikit sehingga tidak dapat menunjukkan warna pada pada
larutan sebab amilum yang sudah dihidrolisis oleh enzim alfa amilase secara berturut-
turut akan membentuk dekstrin dan oligosakarida dengan masing-masing tingkat
kemampuan iodium yang berbeda-beda. Amilodekstrin dengan yodium membentuk
warna biru, eritodekstrin dengan yodium akan membentuk warna merah sedangkan
akiodekstrin dan maltosa tidak berwarna (anonim, 2009).
Jumlah amilase yang paling sedikit, diperlukan untuk mangubah 2 ml larutan amilum
terlarut menjadi eritodekstrin merah (anonim, 2009). Berarti berhhbbb
H. KESIMPULAN
1. enzim amilase berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum
memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa.
2. kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, pH dan
adanya kofaktor.
3. enzim bekerja optimum pada suhu optimumnya.
4. setelah dihidrolisis oleh amilase, amilum secara berturut-turut akan
membentuk dekstrin dan oligosakarida dengan tingkat kemampuan yodium
yang berbeda-beda. Amilodekstrin dengan yodium berwarna biru,
eritrodekstrin dengan yodium berwarna merah. Sedangakan akrodekstrin dan
maltosa tidak berwarna.
5. warna larutan yang tidak berubah (kuning bening) setelah dilakukan uji iod.
Menendakan bahwa dalam urine tersebut tidak terdapat enzim amilase atau
sangat sedikit sekali.
6. Enzim amilase dapat memecah ikatan – ikatan pada amilum sehingga
terbentuk maltosa
7. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme garam
terlarut dan materi organik.
DAFTAR PUSTAKA
.
Hawab, M.2004. Pengantar Biokimia. Jatim: Bayumedia Publishing
Lusianti, Yanti. 2001. Penerapan Efek Interaksi Radiasi Dalam Sistem Biologi
Sebagai Dosimeter Biologi.
Matriks, B Down,dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC
Murai, K. Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : EGC
Poedjadi, Anna. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta : UI. Press.
Trifosa, 2007. Proses Produksi Bioetanol Bonggol Pisang ( musa paradica )
Menggunakan Metoda Hidrolisis Asam dan Enzimatis.
ACARA I
KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : - Isolasi Amilum dari Umbi / biji-bijian
- Identifikasi karbohidrat ( monosakarida, disakarida dan
Palisakarida )dengan cara mengetahui sifat sifat reaksi dan
Perubahannya.
2. Waktu : Sabtu, 5 Desember 2009
3. Tempat : Laboratorium KIMIA MIPA Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2 O, misalnya rumus
molekul glukosa ialah C6H12O6 ( enam kali cH2O ). Senyawa ini pernah disangka “
hidrat dan karbon “ sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari
bahwa gagasan “ hidrat dan karbon “ merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat
sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka ( Fessenden,
1982 : 318 ).
Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan empiris ( cH2O )n,
yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lam lagi juga
mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat :
monosakarida, oligosakarida, polisakarida ( Kata “sakarida” diturunkan dari bahasa
yunani yang berarti gula ). Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu
polihidroksi didehida atau keton. Monosakarida yang pang banyak di alam adalah
D_glukosa G_sakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
Diantaranya, yang paling adalah disakarida, yang mempunyai dua unit monosakarida.
Teristimewanya adalah sukuosa atau gula tebu yang terdiri dari D_glukosa G_karbon
dan D_fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen. Kebanyakan oligon
sakarida mempunyai dua atau lebih unit tidak terdapat secara bebas, tetapi
digabungkan sebagai rantai polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan (
lemhinge, 2005 : 313-314 ).
Pada umunya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks
darpada monosakairda atau oligosakarida. Molekul polisakarida terdirai atas satu
macam monosakarida saja disebut homopolisakarida sedangkan yang mengandung
senyawa laindisebut heterpolisakarida. Umunya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat reduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu
hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya ialah amilum,
glikolen, dekstrin, dan selulosa.
Polisakrida banyak terdapat di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan, amilum
atau sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, biji-bijian. Batang
pohon sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan
makanan rakyat didaerah maluku. Umbi yang terdapat pada umbi jalaratau akar pada
keteala pohon atau singkong yang mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela
pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga
digunakan sebagai bahan baku dalampabrik tapioca. Butir-butir pati apabila diamati
dengan mengunakan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya tergantung dari
tumbuhan apa pati tersebut diperoleh. Bentuk butir pati yang berasal dari kentang
berbeda dengan berasal dari terigu atau beras ( Poedjadi, 2007: 35 ).
Larutan pati atau glikogen yang struktur mikromolekulnya heliks, dengan
larutan iodium akan berwarna merah, biru, sampai dengan biru tua. Bila larutan yang
berwarna tersebut dipanaskan maka warna akan hilang. Ada teori yang mengatakan
bahwa larutan akan berwarna merah, biru tuadisebabkan molekul iod terperangkap ke
dalam heliks rantai polimer karbohidrat. Sewaktu dipanaskan, gulungan heliks
mikromolekul polimer melurus ( membuka ) maka molekul iod terlepas, akibatnya
warna hilang. Bula suhu larutan normal kembali, molekul iod terjebak lagi dan
warnanya timbul lagi ( Hawab, 2004: 126 ).
Penggunaan pati sebagai bahan baku sangant luas diabtaranya pada industri
makanan, ekstil, kosmetika, dan lain-lain. Kebutuhan akan pati cenderung meningkat
baik utnuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Mengingat kebutuhan pasar akn
pati yang cukup besar, pemenuhan dalam bentuk pencarian sumber pati selain yang
sudah ada yaitu biji kayu, kentang, kayu, dan jagung peluangny masih terbuka.
Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dari
sisanya amilosa ( Hartati, 2003 ).
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung koprisulfat, natrium
karbonat, natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dan kuprisulfat menjadi
ion Cu+ yang kemudain mengendap sebagai Cu2O. adanya natrium karbonat dan
natrium sulfat membuat pereaksi benedict bersifat lemah. Endapan yang terbentuk
dapat berwarna hiaju, kuning, atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada
konsentrasi karbohidrat yang diperiksa ( Poedjadi , 2004: 40 ).
Pereaksi moliseh terdiri dari larutan noftol dalam alcohol apabila pereaksi
ini ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudan secara hati-hati
ditambahkan asam sulfat pekat, akan membentuk dua lapisan zat cair. Pada bata antar
kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara
fulufural dan noftol. Walaupun reaksi tidak spesifik untuk karbohidrat, namun
dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat.
Hasil negative merupakan suatu bahwa tidak ada karbohidrat ( Poedjaji,2007: 41 )
A. Alat Dan Bahan
1. Alat-alat Praktikum
Blender
Pisau
Parut
Timbangan analitik
Gelas kimia
Pengaduk
Kain
Gelas Ukur 100 ml
Gelas Ukur 10 ml
Corong Buchner
Tabung Reaksi
Penjepit tabung reaksi
Penangas Air
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Botol semprot aquades
2. Bahan-bahan Praktikum
Ubi Kayu
Aquades
Alkohol 95%
Kertas Saring
Larutan 20% Suspensi Ragi Roti
Larutan Buffer Fosfat pH 6,6
Larutan Glukosa
Larutan fruktosa
Larutan laktosa
Larutan 10% alfa nafthol
H2SO4 Pekat
Reagen Molisch
Reagen Benedict
B. Skema Kerja
1.Isolasi Amilum dari Ubi Kayu
100 gr ubi kayu( bersih )
diparut
+200 ml aquadet
blender ± 30 menit
Hasil
Saring ( kain )
Endapan filtrat
+ 200 ml aquadest
aduk
dekantasi
Hasil
+ 200 ml aquadest
aduk
dekantasi
Hasil
+ 100 ml alkohol 95%
saring ( buchner )
endapan pati filtrat
keringkan
Hasil
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Peragian
5 ml karbohidrat
+ 5 ml 20% suspensi ragi roti
+ 5 ml buffer fosfat ( pH 6,6 – 6,8 )
biarkan 1 jam
hasil
b. Reaksi Molisch
2 ml glukosa
masukan ( tabung reaksi )
+ 2 tetes alfa naftol
+ 2 ml H2SO4 pekat
Hasil
c. Reaksi Benedict
2 ml glukosa
masukan ( tabung reaksi )
+ 5 ml reagen Benedict
panaskan ( penangas air ± 5 menit )
panaskan langsung ± 1menit
Hasil
Catatan : untuk reaksi molisct dan Benedict, digunakan juga larutan laktosa dan
fruktosa
E. HASIL PENGAMATAN
a. Isolasi amilum dari umbi / biji-bijian
1. Berat ubi kayu = 100 gr
2. Setelah di blender = endapan kuning
Setelah di Fitrat = Larutan kuning keputihan
3. Fitrat + air = Keruh kuning encer
4. Dekantasi = endapan putih
5. Berat kertas saring = 0,36 gr
6. Saring alas = 1,06 gr
7. Endapan + kertas saring + saring alas = 11,75 gr
8. Berat amilum kering = 11,75-1,06-0,36 = 10,33 gr
9. Kadar alam = %100ker
xbijianijiberatumbib
ingmberatamilu
= %33,10%100100
33,10x
b. Uji kualitatif karbohidrat
Langkah kerja Hasil pengamatan
# Molisch
- Fruktosa + noftol
- Fruktosa + noftol + H2SO4
- Gluokosa + noftol
- Larutan bening, endapan merah / coklat
mengapung di atas permukaan dan
sebagian didasar tabung.
- Larutan benig, cincin ungu, endapan
ungu pada tabung dasar.
- Larutan bening, endapan merah / coklat
mengapung di atas permukaan.
- Gluokosa + noftol + H2SO4
- Laktosa + noftol
- Laktosa + H2SO4
# Benedict
- Laktosa + Benedict
- Δ ( penangas )
- Fruktosa + Bendict
- Δ ( penangas )
- Gluokosa + Benedict
- Δ ( penangas )
# Peragian
- Ragi + Amilum + buffer fosict
- CIncin ungu
- Larutan bening, endapan merah / coklat
mengapung di atas permukaan dan
sebagian didasar tabung.
- Terbentuk 3 lapisan :
> Atas = keruh dengan coklat yang
terapung
>Tengah = ungu
> Bawah = merah
- Biru muda
- terbentuk 3 lapisan → atas = hijau
Tengah = cincin
kekuningan
Bawah = biru
- biru berbentuk seperti 2 lapisan seperti
minyak. Lapisan bawah: biru agak tua
dan berbentuk seperti cincin diatasnya
berwarna agak hijau bening.
- Terbentuk 2 lapisan = lapisan atas =
orange, lapisan bawah = biru
- Warna biru = hanya ada nitrat
- Terbentuk 2 lapisan yang diatas hijau
kecoklatan dibawah biru, berarti ( + ).
- Larutan kelamaan memenuhi mulut
tabung dan terdapat gelembung gas
yaitub CO 2
F. ANALISIS DATA
# Perhitungan
Diketauhi = berat endapan + kertas saring + wadah = 11,75 gr
Berat kertas saring = 0,36
Berat wadah = 1,06
Sehingga berat endapan menjadi = 11,75 – 1,06 gr – 0,36
= 10,33 gr
Kadar amilum = berat amilum kerine x 100%
Berat umbi
= 100
%10033,10 x
= 10,33 %
jadi, kadar amilum yang diperoleh sebesar 10,33 %
b. Uji Karbohidrat
1. reaksi molisch
O
OC H +
OH
HOH2C CHOH CHOH CHOH C O
H
H2SO4+
pentosa furufral α-naftol
CH3
O
OC HHOH2C CHOH CHOH CHOH C O
H
+ H2SO4
OH
+
5-hidroksi furfural
CH3O
O
C
SO3H
OH
cincin ungu yanng terbentuk
2. reaksi benedict
Cu2O
O
R C OH + Cu2+
R
O CH2 merah bata+ 2OH- +
1. reaksi peragian
OH
O
HHH
OH
H OH
H
O
OH
O
HHH
OH
H OH
H
OH
O
HHH
OH
H OH
H
O
OH
O
HHH
OH
H OH
H
OO
glukosa dalam amilosa
pati + ragi alcohol + CO2
G. PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan komponen gizi utama bahan makanan yang tergolong
bergizi tinggi. Energi metabolisme biomolekul karbohidrat lebih tinggi, karbohidrat
juga sebagai senyawa pemanis yang tidak ialah pentingnya sebagai komponen gizi,
yaitu sebagai gula ( Hawab, 2004: 101 )
Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk
mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat
dicerna dan tidak dapat dicerna. Karbohidrat dan kelompok yang dapat dicerna, bias
dipecah oleh enzim amylase untuk menghasilkan energi. Monosakarida,
disakarida, dekstrim dan pati adalah kelompok karbohidrat yang dapat dicerna.
Karbohidrat yang tidak dapat dicerna ( juga dikelompokkan sebagai serat makanan /
dictay fiber ) tidak bias dipecah oleh enzim - amylase ( http : // sd. Shvoog. Com /
medicine – and. Health /1759308. karbohidrat ).
Praktikum ini betujuan untuk isolasi amilum dan umbi / biji-bijian dan
identifikasi karbohidrat ( monosakarida, disakarida dan polisakarida ) dengan cara
mengetahui sifat-sifat reaksi dan perubahan warna yaitu dengan reaksi molisch,
benedict dan peregian.
1. Isolasi amilum dari umbi / biji-bijian
Isolasi amilum dan umbi pada percobaan ini menggunakan ubi kayu. Dimana
umbi yang digunakan ini mengandung pati. Pati atau amilum itu sendiri merupakan
karbonhidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan
tidak berbau. Dimana pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk meniympan kelebihan glukosa ( sebagai produk fotosintesis ) dalam jangka
panjang. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa ( kira-kira 20-28 % ) dan sisanya amilopektin.
Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih
dari 1000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila
suspensi dalam air dipanaskan, akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. Larutan
koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru ( poedjadi, 35-36 ).
Ubi kayu terlebih dahulu diblender dan diekstrak dengan menggunakan
aquades. Kemudian didiamkan beberapa saat, maka terdapat endapan berwarna
kuning dengan fitrat berwarna putih keruh. Larutan ini didekantasi sebanyak 2 kali
untuk mendapatkan endapannya karena pati tidak dapat larut dalam air. Endapan
tersebut setelah itu ditambahkan alkohol 95 %. Penambahan ini dilakukan agar
mengendapkan amilum dan menghilangkan kandungan air yang tersisa, karena
amilum tidak larut dalam pelarut polar. Setelah dikeringkan endapannya berwarna
putih dengan berat 10,33 gr, dan didapat kadar amilum sebesar 10,33 %. Dengan
demikian bahwa amilum dapat diisolasi dari ubi kayu.
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
Pada pengujian ini digunakan 3 pereaksi yaitu : reaksi peragian, molisch dan
benedict.
- Reaksi Peregian
Pada reaksi ini lerutan suspensi ragi roti 20 % yang berwarna coklat
ditambahkan larutan karbohidrat dan larutan buffer enghasilkan warna putih ( keruh ).
Dalam peragian, karbonhidrat dioksidasi dalam keadaan anaerob ( tidak ada oksigen )
oleh mikroorganisme. Setelah didiamkan selama satu jam terbentuk gelembung.
Gelembung tersebut marupakan gas CO2 dan terdapat etanol, tujuan didiamkan
selama satu jam adalah agar terjadi fregmentasi pada campuran tersebut. Adapun
persamaan reaksi fregmentasi adalah sebagai berikut :
C6HI2O6 + Ragi → 2CO2 + C2H5OH + Energi
Karbohidrat
- Reaksi Molisch
Pada uji molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. Hal tersebut
dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Pada praktikum ini uji reaksi
molisch digunakan terhadap larutan glukosa, fruktosa, dan laktosa, yang didasarkan
pada penambahan asam pekat yaitu H2SO4. Penambahan asam pekat ini bertujuan
agar karbohidrat terhidrolisis menjadi sakarida. Dari hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa penambahan reaksi molisch terdapat cincin ungu, ini menandakan bahwa
ketiga macam larutan tersebut adalah karbohidrat, terbentuknya cincin ungu ini karena
terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan alfa naftol. Furfural ini terbentuk dari
karbohidrat yang terhidriolisis menjadi monosakarida yang setelah itu tehidrasi oleh
asam organic pekat ( Almatse, 2005 ).
Adapun persamaan reaksi untuk reaksi molisch adalah :
reaksi molisch
O
OC H +
OH
HOH2C CHOH CHOH CHOH C O
H
H2SO4+
pentosa furufral α-naftol
CH3
O
OC HHOH2C CHOH CHOH CHOH C O
H
+ H2SO4
OH
+
5-hidroksi furfural
CH3O
O
C
SO3H
OH
cincin ungu yanng terbentuk
- Reaksi Benedict
Pereaksi merupakan larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat
dan natrium nitrat. Pada larutan glukosa yang dimasukkan dalam reagen benedict dan
dipanaskan akan mereduksi ion Cu dan kupri sulfat menjadi ion Cu yang
kemudian mengendap sebagai Cu2O. Dimana dengan adanya natrium karbonat dan
natrium sitrat membuat reaksi benedict bersifat basa lemah. Dan endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata ( Poedjadi, 2007 : 40 ).
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa glukosa, fruktosa dan laktosa
memperlihatkan warna kehijauan, orange dan kecoklatan. Dengan demikian bahwa
larutan glukosa, fruktosa dan laktosa merupakan karbohidrat. Hal ini dikarenakan
glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung pereduksinya adalah
ujung yang mengandung aldehida. Sedangkan pada laktosa menghasilkan P-Glukosa
dan D – galaktosa, dimana laktosa memiliki gugus karboni yang berpotensi besar paa
residu gula glukosa, sehingga laktosa adalah disakarida pereduksi.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa glukosa, fruktosa dan laktosa
memperlihatkan warna kehijauan, orange dan kecoklatan. Dengan demikian bahwa
larutan glukosa, fruktosa dan laktosa merupakan karbohidrat. Hal ini dikarenakan
glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung pereduksinya adalah
ujung yang mengandung aldehida. Sedangkan pada laktosa menghasilkan P-Glukosa
dan D – galaktosa, dimana laktosa memiliki gugus karboni yang berpotensi besar paa
residu gula glukosa, sehingga laktosa adalah disakarida pereduksi.
Adapun persamaan reaksi untuk reaksi benedict :
R – C – H + Cu 2 + 2OH → R – C – OH + Cu2O + H2O
Gula pereduksi Endapan merah bata
H. KESIMPULAN
1. Karbohidrat adalah komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan
sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama yaitu C, H
dan O
2. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
3. Pati tersusun atas 2 macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilopektin.
4. Amilum dapat diisolasi dari ubi kayu dengan kadar amilum sebesar 10,33 gr
5. Terbentuknya gelembung gas CO 2 menunjukkan adanya reaksi peregian.
6. Penggunaan H2SO4 pekat untuk menghidrolisis karbohidrat menjadi
7. Pereaksi molisch ditandai dengan adanya cincin ungu.
8. Pereaksi benedict ditandai dengan adanya endapan berwarna hijau, kuning dan
merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Almotsier, Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik 2. Jakarta: Erlangga
Hartati, Sri. 2003. Analisis Kadar Pati dan Serat Kasar Tepung, beberapa kuitivar
talas ( Colocasia Erculante 1 schoot ). Jurnal Natur Indonesia 6 (1): 29-33
(2003). Pusat Penelitian Bioteknologi. LIPI
Hawab. 2004. Pengantar Biokimia. Malang: Bayu media publishing
Lehinger, Δ. L. 1995. Dasar-dasar Biokima. Jakarta: Erlangga
Poedjadi, Anna.2007 Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press
http : // sd. Shvoog. Com / medicine – and. Health /1759308. karbohidrat
UJI KUALITATIF PROTEIN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : Mengaendalikan protein secara kimia dengan mengenal
sifat pengendapan dan perubahan warna yang terjadi bila
ditambahkan dengan senyawa kimia tertentu..
2. Waktu : Sabtu, 5 Desember 2009
3. Tempat : Laboratorium KIMIA MIPA Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi dari 5000 hingga satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda-beda,
protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut
dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu
protein yang tidak larut dalam air dana tidak mudah bereaksi, sendangkan protein
protein yang terdapat pada bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah
bereaksi ( Poedjadi, 2005: 109 ).
Makromolekul protein ditata dan direkayasa oleh residu asam amino untuk
membayangkan struktur 3 dimensi makromolekul protein. Perlu melihat dulu struktur
3 dimensi atau struktur yang artinya berbeda yaitu berikut ini :
1. Konfigurasi, yaitu bentuk atau susunan dalam ruang suatu molekul yang bersifat
kaku dalam arti tidak berubah.
2. Konformasi, bentuk atau susunan dalam ruang suatu molekul dimana radikal atuau
gugus atas subsituen dan molekul tersebut dapat dipertukarkan atau dapat berputar
bebas pada ikatan yang sesuai dengan bentuk ikatan kimianya ( Hawab, 2004: 66-
67 )
Bila suatu protein hidrolisis dengan asam, alkali atau enzim akan dihasilkan
campuran asam-asam amino, sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugus asam
amino, sebuah gugus karborsil, sebuah atom hydrogen serta gugus R yang terikat pada
sebuah atom C yang dikenal sebagai karbon , serta gugus R yang merupakan rantai
cabang ( Winarno, 2004: 52 ).
Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hydrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang menguntuhkan
molekul itu. Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein
itu. ( Fessenden dan fessenden , 1986: 395 ).
Proses pengendapan protein dapat dilakukan dengan menggunakan
amoniumsulfut berkonsentrasi tinggi atau larutan jenuh beberapa protein berbeda
kelarutannya dalam konsentrasi garam yang berbeda. Cara ini digunakan terutama bila
diinginkan satu macam protein saja, selain dengan garam proses pengendapan protein
dapat dilakukan dengan menyesuaikan pH titik isolistrik protein yang diinginkan.
Pada titik isolistrik kelarutan protein berkurang hingga minimum, dan protein yang
diinginkan akan mengendap, sedangkan protein yang lain tidak diinginkan tetapi
dalam larutan. Penggunaan pelarut organic untuk mengendapkan protein juga dapat
dilakukan, namun untuk menghindari terjadinya proses denaturasi proses
pengendapan dengan cara ini harus dilakukan pada suhu yang rendah. Reaksi-reaksi
khas protein reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins cole, reaksi milon, reaksi
Nitroprusida, reaksi sakaguchi ( Poedjadi, 2007: 121-124 ).
Pada reaksi Xantoprotein, larutan alam pekat ditambahkan dengan hati-hati ke
dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah
menjadi kuning apabila dipanaskan reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada ina benzene
yang terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tirosin, femalamin dan taptofan ( Poedjadi, 2007: 121 ).
Telur merupakan sumber protein yang berkualitas tinggi, protein yang tinggi
ini berasal dari putih telurnya yang mengandung air, protein, karbohidrat, dan mineral
( Syamin, dkk, 1994: 34 ).
Protein adalah molekul penyusun tubuh yang terbesar selain air. Hal ini
mengidentifikasikan peran protein dalam menopang seluruh kehidupan dalam tubuh (
Witarto, 2001 ).
C. ALAT dan BAHAN
1. Alat – alat
- pipet tetes
- timbangan
- Penangas air
- Penjepit
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Gelas kimia
2. Bahan-bahan:
- Putih telur ( larutan protein )
- ZnSO4 encer
- HNO3 pekat
- NaOH 40%
- CuSO4 0,5%
- Aquades
- HgCl2
- Alpha naftol
- Amonia
- Air ledeng
- CH3COOH 1 N
- H2SO4 pekat
D. SKEMA KERJA
1. Uji Protein dengan pengendapan
a. Pengendapan dengan logam berat
Protein Encer
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- 1 tetes 2nSO4
Endapan Fitrat
Tb1 Tb II
+ 2nSO4 berlebihan
Nb : diulangi percobaan dengan penambahan CuSO4 dan HgCl2
pengendapan
b. Pengendapan oleh asam
3 ml larutan protein
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- + 3 ml larutan protein ( tabung
dimiringkan, dimasukkan lewat
dinding )
Hasil
5 ml Larutan Protein
- Dimasukkan ( tabung reaksi )
- + 2 tetes asam Cuka 1N
- Δ dengan penangas air, 5 menit
Hasil
2. Uji Warna Protein
a. Reaksi Bioret ( untuk ikatan pepuda )
3 ml larutan protein
- 1 ml larutan NaOH 40 %.
- 1 tetes CuSO4 0,5 % hingga
terbentuk warna merah muda atau
ungu
Hasil
b. Reaksi Xantoprotein
3 ml larutan protein
- 1 ml asam nitrat peka
- Δ ( penangas air ) terbentuk larutan
kuning
Hasil
- Didinginkan ( suhu kamar )
Tabung Tabung II
+ HNO3 ( terbentuk warna
kuning / orange )
Hasil
c. Reaksi Molisch
1 ml larutan protein
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- + ml larutan alfa – noftol
- di kocok
Hasil
- 1 ml H2SO4
Hasil
E. Hasil pengamatan
1. Pengendapan dengan Logam Berat
Langkah kerjaPengamatan
(perubahan warna)
a. Larutan protein + 1 tetes larutan
ZnSO4 encer (bagi dalam 2 tabung)
b. Dibagi 2 tabung: 1. Filtrat; 2. endapan +
larutan ZnSO4 berlebih
c. Larutan protein + 1 tetes larutan
CuSO4 encer (bagi dalam 2 tabung)
d. Dibagi 2 tabung: 1. Filtrat; 2. endapan +
larutan CuSO4 berlebih
e. Larutan protein + 1 tetes larutan
HgCl2
- terdapat dua lapisan. Atas putih
keruh, bawah agak kuning.
- terdapat dua lapisan. Atas filtrat
lebih benign, bawah endapan
agak kuning.
- Endapan mengapung diatas filtrat
dan warna endapan tidak bercam
pur. Endapan putih kebiruan,
filtrat kuning bening.
- terbentuk 3 lapisan. Atas lebih
putih, tengah putih biru sangat
kental, bawah agak kuning
bening.
Terdapat dua lapisan, terdapan
endapan warna putih keruh.
Larutan semakin putih keruh.
2. Pengendapan oleh asam
Langkah kerjaPengamatan
(perubahan warna)
a. 3 ml larutan asam nitrat + 3 ml larutan
protein lewat dinding tabung dengan
memiringkan tabung
b. 5 ml larutan protein + 2 tetes larutan 1 N
asam cuka. Panaskan tabung tersebut dalam
penangas air (5 menit)
- Endapan putih susu dan ada
endapan kuning dibawah
endapan putih tadi. Tabung
reaksi menjadi hangat
- Larutan putih susu mengental
Uji warna protein
Langkah kerjaPengamatan
(perubahan warna)
a. Reaksi biuret
3 ml larutan protein + 1 ml larutan NaOH
40%. Tambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0,5%
b. Reaksi ksantoprotein
3 ml larutan protein dan 1 ml larutan
asam nitrat pekat dipanaskan dengan
penangas.
Dinginkan, dibagi dalam 2 tabung
Tabung dua ditambahkan ammonia
Tabung satu tanpa ammonia
c. Reaksi molisch
1 ml larutan protein + 2 larutan alpa
naftol dan kocok
alirkan ke dalam tabung reaksi 1 ml
a. Terbentuk 2 lapisan ( bawah
bening, atas kuning muda ).
Penambahan CuSO4 terbentuk
lapisan ungu diantara kedua
lapisan tersebut.
b. Endapan kuning keputihan.
Terbentuk larutan kuning
bening didasar tabung.
Larutan tetap kuning tapi keruh
dan agak putih.
c. Diatasnya menggumpal
warna cokelat dan larutan
berwarna bening agak keruh
dan agak kuning.
- Warna cokelat agak hijau diatas
cairan dan ada terdapat cincin
H2SO4 pekat perlahan-lahan melalui
dinding tabung
putih kental dibawahnya larutan
keruh.
F. Analisis Data
Reaksi ksantoprotein
OH CHCH2
NH
C=O+ HNO3 H2OOH CHCH2
NH
C=O+
tirosin dalm protein tirosin ternitrasi ( kuning )
Reaksi biuret
+NH2 - C - H + OH-
R
COO-
R
COO
+:NH - C - H H2O(larut)
2NaOH + CuSO4 NO2SO4 + Cu ( OH )2 ungu
Pengendapan logam berat
NH3 – CH – COOH + H2O NH2 – CH – COO- + H+ NH3+ - CH –
COO-
R R R
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn ( OH ) ( endapan putih )
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu ( OH )2 CuSO4 + NH4
+ ( kuning )
2Hg+ + NH3 + H2O HgOHgNH2 + 2Hg + 3 NH4+ ( koloid putih )
Pengendapan oleh asam
NH3+ - CH
COO-
R+ H+ NH3
+ - CH
R
COOH
H
penguraian NHO3 pekat
2HNO3 2NO2 + H2O + ½ O2 ( kuning )
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui atau mengidentifikasi protein
secara kimia dengan mengenal sifat pengendapan logam berat ( Zn, Cu, Hg ) dan
perubahan warna yang terjadi dengan penambahan senyawa kimia tertentu protein
yang digunakan pada praktikum ini adalah putih telur.
Putih telur mengandung air, protein, karbohidrat dan mineral. Protein terdiri
dari 5 bentuk yang berbeda-beda yaitu ovalbumin, ovomokoid, ovokonalbumin dan
ovomugin serta ovoglubumin ( syamsin, dkk: 1994: 34 ).
Percobaan pertama yaitu pengendapan protein dengan logam berat. Logam
berat yang digunakan yaitu Zn , Cu , dan Hg , logam berat dapat merusak ikatan
disulfide karena afinitasnya yang tinggi dan kemampuannya menarik sulfur sehingga
mengakibatkan denaturasi protein ( Ophart, CE, 2003 ).
Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak
menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi suatu proses. Proses ini
kadang-kadang dapat berlangsung secara pevenbel, kadang-kadang tidak
mengumpulkan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung
dengan baik pada titik isolistrik protein ( Poedjadi, 2007: 118-119 ).
pH isolistrik ( titil isolistrik ) untuk protein albumin dan putih telur adalah
sekitar 4,55-4,90, pH asam sehingga protein mudah mengendap jika direaksikan
dengan asam ( Winarno 2004 ).
Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isolistrik
yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama. Protein dapat
bereaksi dengan logam berat karena mengandung gugus –COOH dan NH2 yang
masih bebas, dimana gugus inilah yang akan bereaksi ion logam berat. Protein akan
mengalami presiptasi bila bereaksi dengan ion logam. Pengendapan oleh ion positif (
logam ) diperlukan pH larutan diatas pi karena protein bermuatan negative,
pengendapan oleh ion negative diperlukan Ph dibawah pi karena protein bermuatan
positif ( Ophart C.E,2003 ).
Dari hasil pengamatan ketika putih telur di tambahkan dengan masing – masing
logam hasilnya sama yaitu terbentuk endapan putih, namun agak sedikit berbeda pada
ion tembaga yang memebentuk gumpalan agak kebiruan. Warna biru ini diperoleh
karena warna biru merupakan warna khas dari tembaga itu sendiri.
Percobaan kedua yaitu pengendapan protein dengan asam. Sama halnya
dengan protein pada logam berat,pengendapan protein dengan asam terbentuk
endapan putih juga. Hal ini dsebabkan karena kelarutan protein menurun akibat
penambahan ion negative ke dalam larutan protein yang ditandai dengan adanya
endapan.
Dari hasil pengamatan pada dinding tabung reaksi terasa hangat, hal ini menunjukkan
reaksi yang terjadi bersifat eksotermis. Lain halnya dengan penambahan asam cuka
endapannya lebih bening. Hal ini disebabkan karena tingkat keasamaanya berbeda,
semakin tinggi keasamannya reaksi yang dihasilkan semakin hebat. Kemudian
dipanaskan larutannya menjadi jernih dan gumpalannya semakin banyak. Hal ini
disebabkan karena pada temperature tingi kelarutan protein semakin berkurang (
Winarno, 1992 ).
Percobaan selanjutnya adalah identifikasi protein melalui uji warna.
Identifikasi ini dilakukan dengan beberapa reaksi khas dari protein. Reaksi –reaksi itu
adalah reaksi Biuret, reaksio Xantoprotein, reaksi Molisch.
1. Reaksi Biuret
Biuret terdiri dari campuran larutan NaOH dan campuran larutan CuSO4. Larutan uji
tersebut digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptide pada suatu senyawa. Pada
uji Biuret larutan protein ditambahkan dengan NaOH 40 % menghasilkan serat putih.
Hal ini disebabkan karena reaksi Biuret mempunyai dua ikatan peptide yang dapat
bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu kompleks
berwarna biru ungu ( Poedjadi, 2007 ).
2. Reaksi Xantoprotein
Pada reaksi ini larutan protein di tambahkan dengan asam nitrat pekat yang
dipanaskan menghasilkan endapan putih dan larutan kekuningan. Hal ini terbukti
karena reaksi xantoprotein adalah reaksi nitrasi oleh asam nitrat pekat pada inti
benzene yang terdapat pada molekul protein, hasil reaksinya terbentuk endapan putih.
Setelah itu larutan kemudian ditambahkan ammonia yang menghasilkan endapan
kuning. Reaksi positif pada reaksi xantoprotein untuk uji warna protein memberikan
warna kuning ( Poedjadi, 2007 ).
3. Reaksi Molisch
Pada reaksi ini larutan protein ditambahkan dengan alfa naftol terdapat endapan coklat
susu dan setelah ditambahkan H2SO4 terbentuk cincin merah bata. Terbentuknya
warna merah menandakan reaksi positif karena pereaksi Molisch yang terdiri.
H. KESIMPULAN
1. Sifat pengendapan protein erat dengan denaturasi.
2. Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai titik
isolistrik.
3. Uji kualitatif protein dapat dilakukan dengan uji xancoprotein, uji molisch,
dan uji biurec.
4. Protein yang di endapkan dengan logam Zn , Cu , dan Hg membentuk
gumpalan putih
5. putih telur memiliki Ph isolistrik 4,5 – 4,9
6. Pada protein tinggi kelarutan protein berkurang.
7. Reaksi biuret digunakan untuk menunjukan adanya ikatan pepoda yang
ditandai dengan warna ungu.
8. Reaksi xantoprotein memberikan uji positif pada endapan kuning.
9. Reaksi molisch menandakan uji positif dengan terbentuknya endapan cincin
merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp O dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Opiart, C E. 2003 Virtual Chembook. Elmhost College.
Poedjadi, Anna.2007 Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press
Syamsir, Elvira. Dkk. 1994. studi komparatif Sifat Mutu dan Fungional Telur Puyuh
dan Telur Ayam Ras. Jurnal Tekhnologi dan Industri Pangan: 5 (3): 34.
Winarno, F.G.1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramelia
Witarto, A.B. 2001. Protein Engineering Peranannya dalam Prospeknya di Indonesia.
Departemen of Biotechnology, Tokyo University of Agriculture and technology.
KIMIA LIPIDA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : 1) identifikasi senyawa dengan menggunakan Grease spot
test (tes noda lemak),
2) identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan
penyabunan,
3) identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan
asam.
2. Waktu Praktikum : Selasa, 22 Desember 2009
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, FMIPA, Universtas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organic yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang senyawanya dapat larut dalam pelaru- pelarut organic tetapi sukar
larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organic yan g di maksud adalah pelarut non polar,
misalnya benzene, pentena, dietil eter dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut – pelarut
tersebut lipid dapat diekstrasi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan. Untuk
memudahkan pengkajian golongan lipid, para kimiawan mengklasifikasikan golongan lipid
menjadi dua kelompok yaitu kelompok lipod sederhana ( simple lipid ) kelompok lipid
kompleks ( kompleks lipid ). Lipid sederhana menyakup senyawa – senyawa yang tidak
mudah terhidrolisis oleh asam atau basa dalm air dan terdiri dari subkelompok- subkelompok
yang mudah terhidrolosis menjadi zat- zat penyusu yang lebih sederhana, yaitu lilin ( water )
dan gliserida ( Wahjudi,2005 : 75 ).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triglisero, kedua istilah ini berarti “
trimester dan gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pda hewan adalah suatu lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak. Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau
minyak yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan
tidak bercabang ( Fessenden, 1986 : 407- 408 ).
Asam lemak adala bagian integral dari biomoleku lipid, jarang ditemukan bebas di
alam karena selalu terikat sebagai ester. Suatu molekul asa lemak dengan BM tinggi
memperlihatkan sifat lipid, Karena itu kadang – kadang suatu asam lemak disamakan dengan
lipid. Asam lemak adalah asam karboksilat, suatu asam organic ( Hawab, 2004 : 133 ).
Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung dari panjang
rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itu panjang, jumlah mol asam
lemak kecil. Jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak die
but bilangan penabunan. Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada
panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya
bilanga penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut ( Poedjadi, 2007 : 60 ).
Bilangan asam menunjukkan banyak asam lemak bebas dalam minyak dan
dinyatakan dengan mg, basa per 1 gram minyak. Bilangan asam merupakan parameter yang
penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan banyakanya asam
lemak bebas yang adadalam minyak akibat reaksi hidrolisis, reaksi kimia, pemanasan, proses
fisika atau reaksi nzimatis ( Admin, 2009 ).
Bilangan peroksida didefinisikan sebagai jumlah Meq peroksida dalam setiap 1000 gr
minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukkan tingkat kerusakan lemak atau
minyak ( Saifudin, 2008 ).
Dalam penggunaannya, minyak goring mengalami perubahan kimia akibat oksidasi
dan hidrolisis, sehingga menyebabkan kerusakan pada minyak goreng tersebut. Melalui
proses-proses tersebut trigliserida akan terurai menjadi senyawa-senyawa lain salah astunya
Free Fatty Acid ( FFA ) atau asam lemak bebas. ( Suirta, 2009 ).
Reaksi hidrolisis minyak dengan memakai katalisator asam secara umum
dapat dituliskan sebagai berikut ( Jurnal. Khairat, 2003 )
O
CH2 – OH – C – R1 CH2OH HCOOK
O
CH2 – OH – C – R1 1. KOH, Δ CHOH + HCOOK
2. H+
O
CH2 – OH – C – R1 CH2OH HCOOK
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat - alat
Kaca arloji
Erlenmeyer 250 ml
Penangas uap
Alat refluks
Timbangan analitik
Hot plate
Alat titrasi
Pipet tetes
Corong
Stirrer
2. Bahan – bahan
Minyak goreng
Eter
Kertas saring
KOH 0,5 N
Etanol
Indikator PP
HCl 0,5 N
Alkohaol 95%
KOH 0,1 N
Aquades
Indikator amilum
D. SKEMA KERJA
Grease Spot Test ( tes noda lemak )
Sampel
Kocok dengan eter
Tuangkan ( gelas arloji )
Uapkan eternya
Usap kertas dengan kertas buram
Hasil
Penentuan Bilangan Penyabunan
4 gram minyak ( erlenmayer )
+ 50 ml KOH 0,5 N ( etanol )
didihkan dengan pendingin tegak
dinginkan
+ indikator PP
titrasi ( HCl 0,5 N )
tentukan untuk blako
Hasil
Penentuan Bilangan Asam
20 gram minyak + 50 ml alkohol ( erlenmayer )
panaskan sampai mendidih dan
digojog
titrasi dengan KOH 0,1 N
menggunakan indikator PP
tentukan untuk 3 macam contoh
minyak
Hasil
Penentuan Bilangan Peroksida
0,5 gram minyak + 30 ml kloroform dan asam asetat glasial ( 2 : 3 )
+ 0,5 larutan KI jenuh ( kocok )
+ 30 ml aquades
titrasi dengan natrium tiosufat 0,1
N dengan indikator amilum
tenyukan untuk 3 contoh minyak
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Great Spot Test ( tes noda lemak )
Langkah kerja Minyak baru Minyak jelatah
Lemak / minyak
dikocok dengan eter
Tuang dalam kaca
arloji, uapkan eter
Usap kaca arloji
dengan kertas buram
Kuning + eter = agak
bening
Tes dengan kertas
buram, kertas jadi bening
( + ) mengandung lemak
Tes kertas dengan
kertas buram, kertas
menjadi lebih bening,
tapi lebih banyak di
minya baru
2. Penentuan Bilangan Penyabunan
Langkah kerja Minyak baru Minyak jelatah
4 gram minyak
( erlenmayer ) + 50 ml
KOH dalam etanol
erlenmayer
dihubungkan dengan
pendingin tegak dan
minyak dididihkan
dengan penangas
sampai minyak
tersabunkan
dinginkan + 5 tetes
indikator PP
titrasi dengan HCl 0,5 N
tidak melarut tapi
membentuk gumpalan
gelembung kuning dan
larutan bening.
Mengeluarkan gelembung,
warna tambah pekat
homogen ( melarut )
Warna pink dengan
gumpalan putih
( endapan ) pekat.
Timbul endapan ungu
Vawal = 14,2 ml
Tidak larut, memisah
antara lapisan coklat
( gumpalan coklat )
atau gelembung
coklat.
Lapisan bawah putih
( larutan bening putih )
saat dipanaskan warna
larutan tambah pekat
Warna pink
kecoklatan, homogen
pekat
Ungu lebih tua
Vawal = 4,8 ml
Penentuan Bilangan Asam
Langkah kerja Minyak baru Minyak jelatah
20 gram minyak
( erlenmayer ) + 50 ml
alkohol 95%
Erlenmayer ditutup
dengan pendingin balik,
Melarut semakin encer.
Pekat kuning
Melarut semakin encer
Coklat pekat
panaskan sampai
mendidih dan gojog
kuat – kuat.
Dinginkan, larutan
dititrasi dengn KOH 0,1
N dengn indikator PP
Tentukan juga tiga
macam minyak lainnya.
Kuning bening
V = 0,6 ml
Warna Tetap warna pink
Tetap jadi coklat pekat
V = 0,7 ml
Warna tetap warna pink
3. Penentuan Bilangan Peroksida
Langkah kerja Minyak baru Minyak jelatah
0,5 gram minyak
( erlenmayer ) + 30 ml
pelarut kloroform :
asam asetat glasial
( 2:3 ) kocok.
+ 0,5 ml KI jenuh dan
kocok + 30 ml aquades
iodium yang dibebaska
oleh peroksida dititrasi
dengan larutan standar
Na2SO4
Tentukan juga tiga
macam minyak lainnya.
minyak tambah bening
larutan tambah bening
warna larutan tetap dan
semakin bening setiap
penambahan, karena
peroksidanya berkurang.
Warna tetap warna hilang
V = 0,4 ml
Coklat hitam menjadi
coklat bening
Terbentuk dua fase,
fase minyak coklat
muda, fase air
berwarna bening
coklat
V Na2S2O3 = 25 ml
Warna tetap warna
agak hilang
V = 10,9 ml
F. ANALISIS DATA
Titrasi
KOH + HCL → H2O +KCL
Asam lemak + etanol → larut
Minyak + kloroform – asam asetat glacial → larut
I3 + amilum → Kompleks I 3 - amilum
I2 + 2S2O3 2 → 2I + 3S4O62
1. Penentuan Bilangan Penyabunan.
a . Minyak Baru
Diketahui : V1 = 42 ml → V
V2 = 14,2 ml → V
M = 4 gram
Bilangan Penyabunan = M
XVV 5,28)( 21
= 4
5,28)2,1442( X
= 158, 075 gram
b . Minyak Bekas
Diketahui : V1 = 4,8 ml → V
Bilangan penyabunan =M
XVV 5,28)( 21
= 4
5,28)8,442( X
= 265,05 gram
c . Reaksi
O
CH2 – OH – C – R1 CH2OH HCOOK
O
CH2 – OH – C – R1 1. KOH, Δ CHOH + HCOOK
2. H+
O
CH2 – OH – C – R1 CH2OH HCOOK
2. Penentuan Bilangan Asam
a. Minyak Baru
Diketahui : N = 0,1 N
m = 20 gr
V = 0,6 ml
Bilangan asam = m
KOHxmlKOHxNorm )1,56(
= 20
)1,561,06,0( xx
= 0,168 mg ek / kg
b. Minyak Bekas
V = 0,7 ml
Bilangan asam = 20
)1,561,07,0( xx
= 0,196 mg ek / kg
c. Reaksi
O
CH2 – OH – C – R1 CH2OH R1COOH
O
CH2 – OH – C – R1 H+ CHOH + R2COOH
O
CH2 – OH – C – R1 CH2OH R3COOH
2. Penentuan Bilangan Peroksida
Diketahui : V Na2S2O3 ( untuk minyak baru )
V Na2S2O3 ( untuk minyak jelatah )
a. Minyak Baru
Bilangan Peroksida = V Na2S2O3 x N Na2S2O3 x 1000
Berat minyak
= 0,4 x 0,1 x 1000
0,5
= 80 mgek / kg
b. Minyak Bekas
Bilangan Peroksida = V Na2S2O3 x N Na2S2O3 x 1000
Berat minyak
= 10,9 x 0,1 x 1000
0,5
= 2,180 mgek / kg
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk menguji identifikasi senyawa dengan
menggunakan Grease Spot Test ( test noda emas ), identifikasi kualitas minyak
melalui penentuan bilangan penyebunan, asam dan peroksida dan juga Grease Spot
Test. Grease Spot Test merupakan test standar sederhana untuk lipid dimana akan
diberikan test positif dengan adanya aliserol ( Milio, 2009 ).
Percobaan pertama yaitu melihat noda yang ditinggalkan oleh suatu sample lipida
pada kertas buram. Disini digunakan minyak segar dan minyak bekas yang dilarutkan
dalam eter karena lipida hanya larut dalam pelarut organic non polar ( Lehsinger,
2008 ).
Pada percobaan test noda lemak, adanay lemak ditandai oleh perubahan kertas saring
menjadi transparan, namun pada minyak bekas warna transparannya lebih gelap.pada
minyak goreng bekas pakai terjadi hidrolisis akibat penggorengan ( pemanasan )
sehingga trigliseridanya akan berkurang, dimana kadar gliserola dan asam lemak
bebasnya akan bertambah. Hal ini akan menurunkan kualitas minyak.
Percobaan selanjutnya adalah identifikasi minyak melalui penentuan bilangan
penyebunan. Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan 1 gram lemak. ( Poedjadi, 2007 ).
Minyak akan terhidrolisis dengan pendidihan dengan basa ( KOH ). KOH akan
bereaksi dengan minyak membentuk oliserol dan garam asam lemak atau sabun (
Anonim, 2009 ).
RI – COO – CH2 H2C – OH R1 – COOK
R2 – COO – CH +3KOH→ HC – OH + R2 – COOK
R3 – COO – CH H2C – OH R3– COOK
Lemak atan Basa Basa Gliserol Garam asam lemak atau basa
Kemudian ditambahkan indikator PP. untuk