21
Bagian Lab. Farmakologi LAPORAN KASUS Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman HIPERTENSI Disusun oleh : ANISA RAMADHANTY NIM 1510029006 LYDEA SYAHNA NIM 1510029001 Instruktur Klinik: dr. Lukas D. Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik pada Laboratorium Farmakologi

Lapsus

  • Upload
    lyds

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapsus

Citation preview

Page 1: Lapsus

Bagian Lab. Farmakologi LAPORAN KASUSFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

HIPERTENSI

Disusun oleh :

ANISA RAMADHANTY NIM 1510029006

LYDEA SYAHNA NIM 1510029001

Instruktur Klinik:

dr. Lukas D. Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik padaLaboratorium Farmakologi

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER UMUMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

2015

Page 2: Lapsus

Bagian Lab. Farmakologi LAPORAN KASUSFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

HIPERTENSI

Disusun oleh :

ANISA RAMADHANTY NIM 1510029006

LYDEA SYAHNA NIM 1510029001

Instruktur Klinik:

dr. Lukas D. Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik padaLaboratorium Farmakologi

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER UMUMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

2015

Page 3: Lapsus

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nyalah kelompok penulis dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai

“Hipertensi” ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini merupakan hasil dari belajar

mandiri selama berada di stase farmakologi di Laboratorium Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Mulawarman.

Dalam pembuatan laporan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Dr.Emil Bachtiar Moerad, Sp.P selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Mulawarman.

2. dr. Sukartini, Sp.A selaku Ketua Program Pendidikan Profesi Pendidikan

Dokter Umum.

3. dr. Lukas D. Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked selaku instruktur klinik di Lab.

Farmakologi yang telah mendidik dan memberi banyak masukan mengenai

bidang farmakologi.

4. Orang tua serta teman-teman yang telah mendukung dan membantu

terselesaikannya laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang

membangun kepada penulis. Sebagai penutup penulis berharap semoga laporan ini

dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Samarinda, 9 Oktober 2015

Anisa Ramadhanty

Lydea Syahna

i

Page 4: Lapsus

LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : Ny. K

Usia : 43 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

No. Rekam Medis : 72.31.65

Masuk Rumah Sakit : 12 September 2015

Pemeriksaan Penunjang

ItemsTanggal Pemeriksaan

07/09/2015 08/09/2015 09/09/2015 10/09/2015 11/09/2015 12/09/2015 14/09/2015 15/09/2015 16/09/2015

HB 5,8           9,5 9,3  

HCT 18,00%           28,7 27,9  

Leu 7700           8100 7000  

Tromb 643000           397000 996000  

GDP 124                

GD2PP 153           118    

GDS 140 130 102 133 605 121 112 167

Alb                

Follow Up

Hari/

TanggalPerjalanan Penyakit Perencanaan Terapi

12-9-15 S: keluhan (-)

O: T:36,6C N:92x RR:20x TD:140/90

Ane(-/-) Ikt(-/-) Rho(-/-) Wh(-/-)

S1S2 tunggal reg (+)

BU(+) NT(-) soefl

Akral hangat(+) Edema tungkai(+/+)

Kulit kaki kering(+/+) Bersisik(+/+)

Sensibilitas(+/+) a.dorsalis pedis(-/-)

a.tibialis post(-/-) a.popliteal(+/+)

A: Ulkus pedis DM tipe 2 post debridement

P:

- IVFD NaCl 15 tpm

- Inj Ranitidin 50 mg 2x1

- Inj Keterolac 1 amp

- Drip Amikasin dlm NaCl 100cc

50mg

- Neurodex 1x1

- Asam Folat 1x1

- Amlodipin 10mg 1-0-0

- Micardis 40mg 0-0-1

14-9-15 S: keluhan susah tidur P:

2

Page 5: Lapsus

O: T:36,2C N:89x/i RR:21x/i

TD:150/100 mmHg

Ane(-/-) Ikt(-/-) Rho(-/-) Wh(-/-)

S1S2 tunggal reg(+)

BU(+) NT(-) soefl

Akral hangat(+/+) Edema tungkai(+/+)

Kulit kaki kering(+) Bersisik(+)

Sensibilitas(+/+) a.dorsalis pedis(-/-)

a.tibialis post(-/-) a.popliteal(+/+)

A: Ulkus pedis DM tipe 2 post debridement

- IVFD NaCl 15 tpm

- Inj Ranitidin 50 mg 2x1

- Inj Ketorolac 1 amp

- Drip Amikasin dlm NaCl 100cc

50mg

- Neurodex 1x1

- Asam Folat 1x1

- Amlodipin 10mg 1-0-0

- Micardis 40mg 0-0-1

15-9-15 S: demam(-) batuk(-) mual(-) muntah(-)

O: T:36C N:92x/i RR:20x/i

TD:130/90 mmHg

Ane(-/-) Ikt(-/-) Rho(-/-) Wh(-/-)

S1S2 tunggal reg(+)

BU(+) NT(-) soefl

Akral hangat(+/+) Edema tungkai(+/+)

Kulit kaki kering(+) Bersisik(+)

Sensibilitas(-/-) a.dorsalis pedis(-/-)

a.tibialis post(-/-) a.popliteal(+/+)

A: Ulkus pedis DM tipe 2 post debridement

P:

- IVFD NaCl 15 tpm

- Inj Ranitidin 50 mg 2x1

- Inj Ketorolac 1 amp

- Drip Amikasin dlm NaCl 100cc

50mg

- Neurodex 1x1

- Asam Folat 1x1

- Amlodipin 10mg 1-0-0

- Micardis 40mg 0-0-1

16-9-15 S: susah tidur(+) demam mual muntah(-)

O: T:36,6c N:88x/i RR:21x/i

TD: 150/100 mmHg

Ane(-/-) Ikt(-/-) Rho(-/-) Wh(-/-)

S1S2 tunggal reg(+)

BU(+) NT(-) soefl

Akral hangat(+/+) Edema tungkai(+/-)

Sensibilitas(-/-) a.dorsalis pedis(-/-)

a.tibialis post(-/-) a.popliteal(+/+)

A: Ulkus pedis DM tipe 2 post debridement

P:

- IVFD NaCl 15 tpm

- Inj Ranitidin 50 mg 2x1

- Inj Ketorolac 1 amp

- Drip Amikasin dlm NaCl 100cc

50mg

- Neurodex 1x1

- Asam Folat 1x1

- Amlodipin 10mg 1-0-0

- Micardis 40mg 0-0-1

Diagnosis

Ulkus Pedis DM Tipe 2 Post Debridement

Penatalaksanaan

3

Page 6: Lapsus

- IVFD NaCl 15 tpm

- Inj Ranitidin 50 mg 2x1

- Inj Ketorolac 1 amp

- Drip Amikasin dlm NaCl 100cc 50mg

- Neurodex 1x1

- Asam Folat 1x1

- Amlodipin 10mg 1-0-0

- Micardis 40mg 0-0-1

Masalah yang akan dibahas

1. Obat-obatan yang digunakan pada kasus ini adalah

a. Ranitidin

b. Ketorolac

c. Amikasin

d. Neurodex

e. Asam Folat

f. Amlodipin

g. Micardis

2. Rasionalisasi pengobatan pada kasus ini

3. Interaksi dan efek samping obat-obatan

4

Page 7: Lapsus

PEMBAHASAN

Ny. K dirawat di bangsal RSU AWS Samarinda setelah dilakukan tindakan post

debridement DM tipe 2. Diagnosis pasien masuk adalah ulkus pedis DM tipe 2. Berikut

adalah obat-obatan yang digunakan selama dirawat di RSU AWS :

1. Ranitidin

Ranitidin bekerja menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel.

Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga dengan

pemberian obat ini sekresi asam lambung akan menjadi terhambat.

No Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: pasien tukak duodenum, pasien tukak lambung, GERD

- √

Tidak ada

keluhan pada

saluran cerna

2 Peringatan: keganasan lambung, gangguan fungsi ginjal, disfungsi hati, hamil, laktasi

- √

3 Kontraindikasi: hipersensitifitas

- √

4 Dosis: dewasa: Inj IM atau IV dianjurkan 50mg setiap 18-24 jam, dosis tidak melebihi 400mg sehari.

Ranitidin injeksi

50 mg 2x sehari

5 Efek Samping: sakit kepala, pusing, mual, diare atau konstipasi, nyeri abdomen, ruam kulit.

- √

6 Interaksi Obat: menurunkan bersihan warfarin, prokainamid, N-asetilprokainamid. Meningkatkan absorpsi midazolam, menurunkan absorpsi kobalamin.

- √

5

Page 8: Lapsus

2. Ketorolac

Ketorolac merupakan analgesik dengan efek anti-inflamasi sedang. Ketorolac

merupakan salah satu dari obat AINS yang tersedia untuk diberikan secara parenteral.

Pemberian secara oral dan intramuskular memiliki absorbsi yang cepat mencapai puncak

dalam 30-50 menit.

No Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: pengobatan jangka pendek untuk nyeri berat pasca operasi

- √

2 Peringatan: riwayat pendarahan GI, gangguan pembekuan darah, gagal jantung, hipertensi.

- √

3 Kontraindikasi: tukak peptik aktif, pendarahan GI, gangguan fungsi ginjal, gangguan hemostatik, penggunaan AINS & probesonid, laktasi.

- √

4 Dosis: IM Pengobatan jangka pendek untuk nyeri awal 30-60mg, lalu dapat diberikan dosis 15-30mg tiap 6 jam bila perlu, maks 120 mg/hari. Nyeri derajat sedang pasca op 30mg. Nyeri berat pasca op 90mg. Lama terapi maks 5 hari.

Ketorolac

injeksi 1 amp

5 Efek Samping: nyeri ditempat suntikan, gangguan saluran cerna, mengantuk, pusing dan sakit kepala

- √

6 Interaksi Obat: antikoagulan, digoksin, asam salisilat, furosemid, probenesid, litium, metotreksat, relaksan otot non depolarisasi, ACE inhibitor, antiepilepsi, obat psikoaktif

- √

6

Page 9: Lapsus

3. Amikasin

Amikasin adalah semisintetik kanamisin dan bersifat lebih resisten terhadap

berbagai enzim yang dapat merusak aminoglikoasida lain.

No Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: bakteremia & septikemia termasuk sepsis pada neonatus; infeksi serius pada sal. nafas, tulang dan sendi, SSP, kulit & jar. lunak, intra abdominal; luka bakar & infeksi pasca op; ISK komplikasi & berulang

- √

2 Peringatan: gangguan muskuler, penggunaan jangka panjang. Gangguan fungsi ginjal, monitor fungsi ginjal pada pasien geriatri, ibu hamil

- √

3 Kontraindikasi: hipersensitif terhadap amikasin atau aminoglokosid lain

- √

4 Dosis: Dewasa 15 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis terbagi, setara dengan 500mg 2x/hari. Maks 1,5g. ISK tak komplikasi 7,5 mg/kgBB/hari dlm 2 dosis terbagi, setara dengan 250 mg 2x/hari.

Drip Amikasin

dlm NaCl 100cc

50mg

Amikasin

diberikan 500mg

ke dalam 100-

200 ml NaCl

0,9%

5 Efek Samping: nefrotoksis, ototoksis

- √

6 Interaksi Obat: peningkatan nefrotoksis bila diberikan dengan metoksifluran, sefalosporin, amfoterisin B, siklosporin atau endometasin IV

- √

7

Page 10: Lapsus

4. Amlodipin

Amlodipin adalah salah satu obat penyekat kanal kalsium (Calcium Chanel Blocker)

yang dianjurkan apabila obat-obat yang lain menunjukkan kontraindikasi atau tidak efektif.

No. Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: Hipertensi & iskemia miokard karena obstruksi (angina stabil). Sebagai monoterapi atau kombinasi.

Digunakan terapi

hipertensi dikarenakan

tekanan darah pasien

melebihi batas normal

2 Peringatan: Gangguan fungsi hati, gagal ginjal. Lanjut usia, hamil & laktasi.

- √

3 Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap dihidropiridin

- √

4 Dosis : Hipertensi Awal 5 mg

1x/hr. Maks. 10 mg/hr. Pasien

dalam keadaan lemah,

lanjut usia atau pasien

dengan gang. hati Dosis awal

2,5 mg 1x/hr. Angina stabil

kronik atau angina

vasospastik 5-10 mg/hr

Diberikan Amlodipin 10

gram 1 x sehari

5 Efek samping : Sakit kepala,

edema, lelah, mual, nyeri

perut, rasa panas & kemerahan

pada wajah, pusing, konstipasi

- √

6 Interaksi obat : Efek CCB

ditingkatkan oleh obat

antihipertensi lain dan

antidepresan.

Pasien diberikan obat

hipertensi lain yaitu

Micardis

5. Micardis

8

Page 11: Lapsus

Micardis (generic: Telmisartan) adalah salah satu obat Angiotensin receptor blocker

(ARB). Pemberian obat ini akan menghambat semua efek angiotensin II seperti

vasokontriksi, sekresi aldosteron dan rangsangan saraf simpatis. ARB ini menimbulkan efek

yang mirip dengan pemberian ACE-inhibitor.

No. Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: Hipertensi esensial Digunakan untuk terapi

hipertensi

2 Peringatan: Gangguan fungsi ginjal, transplantasi ginjal, gagal jantung kongestif.

- √

3 Kontraindikasi : Obstruksi saluran empedu, gangguan fungsi hati atau ginjal berat. Hamil dan laktasi

4 Dosis : Dewasa 40 mg 1x/hr.

Maks. 80 mg 1x/hr.

Diberikan Micardis 40 mg

1 x sehari

5 Efek samping : Gangguan GI

tract, infeksi saluran nafas

atas, berkeringat banyak,

vertigo, kram atau nyeri

tungkai, nyeri dada &

punggung.

- √

6 Interaksi obat : Obat

antihipertensi; digoxin,

warfarin, hidroklorotiazid,

glibenklamid, ibuprofen,

parasetamol, simvastatin,,

amlodipin; antagonis reseptor

angiotensin II

Pasien juga diberi obat

antihipertensi lain yaitu

Amlodipin

9

Page 12: Lapsus

6. Neurodex

Merupakan vit. B1, vit. B6, vit B12

No. Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: polineuritis, neuralgia trigeminal, neuropati diabetik, kekurangan vit. B

Pasien DM mengalami

neuropati diabetik

2 Peringatan: Pasien yang sedang menerima terapi lepodova

- √

3 Kontraindikasi : Pada pasien yang sedang mendapat terapi dengan levodopa.

- √

4 Dosis : 1 tab/hr Pasien diberikan Neurodex

1 kali/hari

5 Efek samping : Penggunaan

vit. B6 dosis tinggi dan jangka

panjang mengakibatkan

neuropati.

- √

6 Interaksi obat: Levodopa - √

7. Asam Folat

Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk dalam kelompok vit. B, merupakan salah

satu unsur penting dalam sintesis DNA

No. Teori KasusRasional

Ya Tidak

1 Indikasi: Desifiensi asam folat, suplemen selama masa hamil & laktasi, kondisi dimana kebutuhan asam folat meningkat, anemia megaloblastik karena defisiensi asam folat.

Hb pada pasien dibawah

batas normal <12 gr/dL

(↓Asam folat mengganggu

pembentukan sel darah

merah)

2 Peringatan: Individu dengan defisiensi vitamin B12 atau kanker.

- √

10

Page 13: Lapsus

3 Kontraindikasi : Anemia pernisiosa.

- √

4 Dosis : 250-1000 mcg/hari Pasien diberi asam folat 1

x 1 hari

5 Efek samping : reaksi alergi,

penurunan nafsu makan, mual,

kembung

- √

6 Interaksi obat: - √

Di dalam kasus ini pemberian obat pada pasien ditemukan:

1. Ranitidin : Diberikan tidak sesuai dengan indikasi. Karena pasien tidak memiliki

keluhan pada saluran cerna.

2. Amikasin : Dosis yang diberikan tidak sesuai. Dosis pada amikasin adalah 500 mg

dalam 100-200 ml NaCl 0,9% tetapi pada pasien diberikan 50 mg dalam 100 NaCl.

11

Page 14: Lapsus

DAFTAR PUSTAKA

1. ISO Indonesia. (2010). Volume 46. Jakarta: PT. ISFI

2. MIMS Indonesia. (2014). Edisi 15 2014. Jakarta: PT. Infomaster Lisensi dari MIMS

Pte Ltd.

3. Mycek, Mary J. (2001). Farmakologi: ulasan bergambar. Jakarta: Widya Medika.

4. Gunawan, S.G. (2008). Farmakologi dan Terapi, Edisi Lima. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

12