Lapsus Selulitisseluitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

by husul m

Citation preview

Laporan KasusSELULITIS et causa Insect Bite

OLEH:

Hari Subagiyo205.12.1.0005PEMBIMBING: dr. Amukti W, Sp.BKEPANITERAAN KLINIK LABORATORIUM ILMU BEDAH RSUD KANJURUHAN KEPANJENFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANGMALANG

2011KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan hidayah-Nya panulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul Selulitis. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Kepaniteraan Klinik (KKS) di bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang - RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

Penulis menyadari laporan kasus ini masih memiliki kekurangan, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan dalam rangka penyempurnaan penulisan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 16 Oktober 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSelulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Pada anak usia di bawah 2 tahun dapat disebabkan oleh Haemophilus influenzae; keadaan anak tampak sakit berat, sering disertai gangguan pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakteremi dan septikemi (Herry E.J., 2010)Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit (Fitzpatrick, Thomas B, 2008).Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada. (Loretta Davis, MD, 2010).Dari lapsus ini diharapkan agar pembaca dapat mendiagnosis dan memberikan terapi yang sesuai terhadap pasien selulitis yang akan ditemui pada praktik kedokteran.1.2 Batasan MasalahLaporan Kasus ini berisi tentang Anamnesa, pemeriksaan fisik, gejala pasien, serta penatalaksanaan selulitis. Laporan ini juga membahas sedikit mengenai selulitis secara umum.

1.3 Tujuan PenulisanPenulisan Laporan Kasus ini bertujuan untuk:

Melaporkan pasien dengan diagnose selulitis. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.

Memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.

BAB IILAPORAN KASUS2.1IdentitasNama

: Tn. SUmur

: 58 tahun

Jenis kelamin : Laki - lakiAlamat: Pakisaji

Pekerjaan: SwastaPendidikan: tamat SMPAgama : IslamSt.Perkawinan: Menikah Suku

: Jawa Tgl. Berobat: 11 Oktober 2011No. Register:

2.2 AnamnesaKeluhan Utama:

Luka di kaki kanan yang tidak sembuh sembuh.

Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien mengeluhkan luka di kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh sejak 10 hari yang lalu sebelum pasien MRS. Luka diawali saat setelah pulang berkebun pasien menyikat kakinya lalu tiba-tiba muncul kemerahan, terasa panas dan cekot-cekot. Luka tersebut tidak menyembuh tetapi justru membengkak dengan cepat 4 hari. Luka tersebut batasnya tidak jelas bila ditekan atau di pegang terasa nyeri, kaki pasien tampak bengkak kemerahan dan terasa panas. Pasien juga mengeluh badanya terasa sedikit panas dan lemas, luka semakin lama semakin melebar.Pasien tidak memeriksakan ke dokter. Perawatan yang dilakukan oleh pasien adalah pembersihan luka dengan menggunakan betadine, akan tetapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal, luka semakin lama semakin bertambah lebar .Riwayat penyakit dahulu Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kejadian serupa seperti sekarang. Diabetes Melitus: disangkal Hipertensi

: disangkal Alergi

: disangkal

Batuk lama: disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat sakit denga gejala serupa: Tidak diketahui Diabetes Melitus

: Tidak diketahui Hipertensi

: Tidak diketahui Alergi

: Tidak diketahui Riwayat Kebiasaan Makan

: 3 x sehari. Rokok

: (+)

Alkohol

: (-)

Obat tanpa resep dokter: (-)

Jamu

: (-)

Olahraga

: (-)

2.3 Pemeriksaan FisikStatus Present Tidak tampak sakit, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.Tanda VitalTensi

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80 x/menit, isi cukup

Pernafasan: 20x/menit, regular, Kusmaull (-), Cheyne-Stokes (-)

Suhu

: 36,7o C Kepala

Bentuk : normocephali

Rambut : warna hitam, distribusi merata

Mata

Sklera Ikterik

: -/-

Conjuctiva Anemis: -/-

Telinga

Bentuk

: normotia

Secret

: -/-

Hidung

Tidak ada deviasi septum

Sekret

: -/-

Mulut dan tenggorokan

Bibir

: tidak kering dan tidak cyanosis

Tonsil

: T1/T1

Pharing

: tidak hiperemi

Leher

Trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB

Paru

Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen

Inspeksi : abdomen datar, tidak tampak adanya massa

Palpasi : Supel, defence muscular (-)Perkusi : timpani.Auskultasi : bising usus (+) normalStatus lokalisata

Regio ekstremitas inferior dextra. Terdapat makula eritematous cerah, batas tidak jelas, dengan tepi luka yang tidak rata, nyeri tekan dan bengkak pada daerah sekitar luka. Didapatkan beberapa bagian kulit yang terkelupas. 2.3ResumeLaki- laki, 58 th, luka di kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh sejak 10 hari yang lalu. Luka tersebut tidak menyembuh tetapi justru bertambah luas dengan cepat 4 hari. Luka tersebut batasnya tidak jelas bila ditekan atau di pegang terasa nyeri, kaki pasien tampak bengkak kemerahan dan terasa panas. Pasien juga mengeluh badanya terasa sedikit panas dan lemas, luka semakin lama sekain melebar.

Regio ekstremitas inferior dextra. Terdapat makula eritematous cerah, batas tidak jelas, dengan tepi luka yang tidak rata, nyeri tekan dan bengkak pada daerah sekitar luka. Didapatkan beberapa bagian kulit yang terkelupas.

2.4 DiagnosisDiagnosis Kerja

Selulitis

Diagnosis Banding

Erisipelas 2.5 Pemeriksaan Penunjang-

2.6 PenatalaksanaanMedikamentosa RL:D5

3:2 Cefotaxime3x1 Metronidazole3x1 Ketorolac

3x1 Lasix

1x1BAB IIIPEMBAHASAN SELULITIS3.1 PendahuluanSelulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Pada anak usia di bawah 2 tahun dapat disebabkan oleh Haemophilus influenzae; keadaan anak tampak sakit berat, sering disertai gangguan pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakteremi dan septikemi (Herry E.J., 2010)Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira - kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit (Fitzpatrick, Thomas B, 2008). Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada. (Loretta Davis, MD, 2010).3.2 Patofisiologi SHAPE \* MERGEFORMAT

3.3 Manifestasi KlinisGambaran kliniknya tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren). (Arnold HL, dkk, 2000).3.4 KomplikasiPada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah merupakan indikator dini terjadinya bakterimia stafilokokus betahemolitikus grup A.Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit intra kranial berupa meningitis. (Fitzpatrick, Thomas B, 2008).3.5 PenatalaksanaanPada selulitis karena H. influenza diberikan ampisilin untuk anak (3bln-12thn) 100-200 mg/kg/d (150-300mg), >12 tahun seperti dosis dewasa. Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain G 600.000-2.000.000 IU IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari

Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam) (Fitzpatrick, Thomas B, 2008). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan klindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari.

Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi. (Arnold HL, dkk, 2000)BAB IV

PENUTUP

4.1KesimpulanPasien laki- laki, 58th, luka di kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh sejak 10 hari yang lalu. Luka tersebut tidak menyembuh tetapi justru bertambah luas dengan cepat 4 hari. Luka tersebut batasnya tidak jelas bila ditekan atau di pegang terasa nyeri, kaki bengkak. Pasien juga mengeluh badanya terasa sedikit panas dan lemas, luka semakin lama sekain melebar.

Regio ekstremitas inferior dextra. Terdapat makula eritematous cerah, batas tidak jelas, dengan tepi luka yang tidak rata, nyeri tekan dan bengkak pada daerah sekitar luka. DAFTAR PUSTAKA1. Arnold HL, Odom RB, James WD. 2006. Andrew's Diseases of the Skin, Clinical Dermatology 8th. Philadelphia, London, Toronto: WB Saunders Co, 1990 : 277782. Fitzpatrick, Thomas B. 2008. Dermatology in General Medicine, Seventh Edition. New York: McGrawHill: 3. Herry E.J. Pandaleke, 2010, Selulitis dan erisepelas, Cermin Dunia Kedokteran. UNSRI,1:12.4. Loretta Davis, MD, Professor. Erysipelas. Department of Internal Medicine, Division of Dermatology, Medical College of Georgia. Available at: http://emedicine.medscape.com /article/1052445-overview. Diakses pada tanggal 11 januari 2010.

Bakteri

pathogen

s.aureus ,

streptococcus group A

Menyerang kulit dan

jaringan sub kutan

Meluas kejaringan

yang lebih dalam

E

ritema

local

pada

kulit

M

enyebar

secara

sistemik

T

erjadi

peradangan akut

K

erusakan

integrita

s

kulit

E

dema

dan kemerahan

Nyeri tekan

G

angguan

rasa nyaman

dan nyeri

9