Upload
jo-jo
View
24
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS 1 THERMODINAMIKA II
SIKLUS TENAGA UAP DENGAN PEMANASAN ULANG
Oleh :
M. Hery Saputra (111032191)
Budi Cahyono (121032047)
Julianto (121032014)
Andi Irawan (111031170)
Prasetyo Guntoro (111031173)
Agustinus (111036201)
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang (reheat) adalah modifikasi dari Siklus
Rankine Ideal, dimana seluruh uap dikeluarkan dari turbin sesudah ekspansi sebagian
dan dikembalikan ke ketel dimana sejumlah panas ditambahkan kedalam uap ini. Pada
tekanan konstan dalam bagian ketel yang digunakan untuk pemanasan ulang.
Penggunaan tekanan yang lebih tinggi menaikkan efisiensi panas siklus, jika siklus
tersebut adalah siklus sederhana. Siklus pemanasan ulang mungkin efisien dan mungkin
juga tidak. siklus sederhana jika beroperasi pad tekanan temperature yang sama. selama
tekanan pemanasan ulang diatas 80% tekanan maksimum sistem, efisiensi panasnya
biasanya melebihi siklus sederhana.
Salah satu contoh penerapan siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang ini
adalah pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai siklus tenaga uap dengan
pemanasan ulang yang diaplikasikan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian dari Siklus Rankine Ideal?
2. Pengertian dari siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang?
3. Aplikasi siklus tenaga uap dengan pemansan ulang?
1.3 Tinjauan penulis
1. Pembaca mengetahui pengertian dari Siklus Rankine Ideal.
2. Pembaca memahami tentang siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang.
3. Pembaca mengetahui tentang aplikasi siklus tenaga uap dengan pemaanasan ulang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siklus Rankine Ideal
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi
kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup. Siklus ini menghasilkan 80%
dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk
mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine Ideal merupakan siklus teoritis paling sederhana yang
menggunakan uap sebagai medium kerjanya. Siklus Rankine ideal terdiri dari proses
kompresi isentropik pada pompa, penambahan kalor pada tekanan konstan di
boiler/ketel, ekspansi isentropik pada turbin, dan pelepasan kalor pada tekanan tetap di
kondensor. Gambar 2.1 merupakan skema sederhana dari Siklus Rankine.
Gambar 2.1
Sedangkan pernyataan prosesnya pada diagram T-s ditunjukan pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2
Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida (tekanan
dan/atau wujud).
Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair.
Proses ini membutuhkan sedikit input energi.
Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan
hingga menjad uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.
Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini
mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi.
Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekanan
dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.
Pekerjaan Keluaran siklus ( Turbin uap), W1 dan masukan pekerjaan kepada siklus
(Pompa), W2 adalah:
W1 = m (h1-h2)
W2 = m (h4-h3)
di mana m adalah aliran massa siklus. Panas menyediakan kepada siklus ( ketel uap), Q1
dan panas menolak dari siklus ( pemadat), Q2 adalah:
Q1 = m (h1-h4)
Q2 = m (h2-h3)
kerja keluaran siklus adalah:
W = W1 - W2
Turbine:
- Energi dalam pada tekanan uap tinggi bekerja
- Tekanan menurunkan Pboiler ke Pcondenser
Condensor:
- Memadatkan uap air.
- Tekananya tetap.
- Ciptakan ruang hampa atau tekanan rendah pada Pcondenser
- Cairan keluar sebagai SATURATED LIQUID
Pompa ( Feedwater Pompa):
- Tekanan uap air meningkat dari Pcondenser ke Pboiler
- Konsumsi tenaga.
Ketel uap (boiler)
- Energi Masuk ke tekanan tinggi memberi air untuk uap air
- Tekanan konstat pada tekanan tinggi, Pboiler.
Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti
pompa dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam
siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak
isentropic. Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama
proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi
energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh
terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini
menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi
turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada
temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika dalam Siklus Rankine ini bisa didapatkan dengan
meningkatkan temperatur input dari siklus. Terdapat dua cara dalam meningkatkan
efisiensi siklus Rankine, yaitu :
1. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang
Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap
dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk
ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan
lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap
berkondensasi selama ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan
meningkatkan efisiensi turbin.
2. Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya
adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan
sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam
tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan
mengefisiensikan pemanasan primer.
Di sini penulis akan coba membahas mengenai salah satu bentuk efisiensi Siklus Rankine
yaitu dengan cara pemanasan ulang dan aplikasinya.
2.2 Siklus Tenaga Uap Dengan Pemanasan Ulang (Reheat) dan Aplikasinya
Siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang adalah perbaikan siklus tenaga uap
sederhana yang dilakukan dengan jalan pemanasan ulang (reheat), dimana setelah uap
berekspansi didalam turbin, uap tersebut keluar dari turbin dan dialirkan kedalam alat
pemanas lanjut (reheater) yang berada didalam ketel/boiler untuk dipanaskan kembali,
kemudian baru uap itu dimasukkan kedalam turbin berikutnya. Dengan demikian uap
yang dialirkan ke turbin energinya telah diperbesar dan setelah berekspansi di turbin uap,
kondisi akhir uap tekanannya menjadi berkurang (kurang dari 1 atmosfir) didalam
kondensor dengan kebasahan yang tertentu. Dengan pemanasan ulang (reheat), suatu
pembangkit tenaga uap dapat memanfaatkan peningkatan efisiensi yang dihasilkan
tekanan boiler yang lebih tinggi sekaligus menghindari kualitas rendah uap pada bagian
keluar turbin. Skema siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang (reheat) ditunjukkan
pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3
Pada siklus diatas dapat dilihat uap yang masuk ke turbin dikembalikan lagi ke boiler.
Biasanya turbin ini bertekanan tinggi dan turbin kedua merupakan turbin tekanan rendah.
Untuk diagram T-s siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang ditunjukkan pada gambar
2.4 di bawah ini.
Gambar 2.4
Pada diagram di atas dapat dilihat bahwa terjadi pemanasan ulang yaitu pada (4-5).
Keuntungan pemanasan ulang adalah meningkatkan kualitas uap di bagian luar turbin.
Aplikasi siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang (reheat) memang tidak
sesederhana seperti gambar di atas. Gambar 2.5 di bawah ini menunjukan salah satu
instalasi pembangkit listrik tenaga uap.
Gambar 2.5
Air laut yang jumlahnya melimpah ruah dipompa oleh CWP (Circulating Water Pump)
(1) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condenser (6) dan sebagian
lagi dijadikan air tawar di Desalination Evaporator (2). Setelah air menjadi tawar,
kemudian dipompa oleh Distillate Pump (3) untuk kemudian dimasukkan ke dalam Make
Up Water Tank (4) yang kemudian dipompa lagi masuk ke sistem pemurnian air
(Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan ke dalam Demin Water Tank (5). Dari sini
air dipompa lagi untuk dimasukkan ke dalam Condenser bersatu dengan air kondensat
sebagai air benam ban. Air kondensat yang kondisinya sudah dalam keadaan murni
dipompa lagi dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian dimasukkan ke dalam 2
buah pemanas Low Pressure Heater (7) dan kemudian diteruskan ke Deaerator (8) untuk
mengeluarkan atau membebaskan unsur O2 yang terkandung dalam air tadi. Selanjutnya
air tersebut dipompa lagi dengan bantuan Boiler Feed Pump (9) dipanaskan lagi ke
dalam 2 buah High Pressure Heater (10) untuk diteruskan ke dalam boiler yang terlebih
dahulu dipanaskan lagi dengan Economizer (11) baru kemudian masuk ke dalam Steam
Drum (12). Proses pemanasan di ruang bakar menghasilkan uap jenuh dalam steam
drum, dipanaskan lagi oleh Superheater (14) untuk kemudian dialirkan dan memutar
Turbin Uap (15). Uap bekas yang keluar turbin diembunkan dalam condenser dengan
bantuan pendinginan air laut kemudian air kondensat ditampung di hot well.
Bahan bakar berupa residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang (16) ke dalam Pumping
House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank (18). Dari sini dipompa lagi
dengan fuel oil pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel Oil Heater (19) untuk dikabutkan
di dalam Burner (20) sebagai alat proses pembakaran bahan bakar dalam Boiler.
Udara di luar dihisap oleh FDF (Forced Draught Fan) (21) yang kemudian dialirkan ke
dalam pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai gas bekas sisa pembakaran
bahan bakar di dalam Boiler (13) sebelum dibuang ke udara luar melalui Cerobong/Stack
(23). Perputaran Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang oleh
penguat/exciter tegangan mencapai 11,5 kV, kemudian oleh Trafo Utama/Main
Transformater (25) tegangan dinaikkan menjadi 150 kV. Energi listrik itu lalu dibagi
melalui Switch Yard (26) untuk kemudian dikirim ke Gardu Induk melalui Transmisi
Tegangan Tinggi (27). Kemudian, tenaga listrik itu dialirkan lagi pada para konsumen.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang adalah perbaikan dari siklus tenaga
uap sederhana (Siklus Rankine Ideal) dengan jalan pemanasan ulang (reheat), dimana
setelah uap berekspansi didalam turbin, uap tersebut keluar dari turbin dan dialirkan
kedalam alat pemanas lanjut (reheater) yang berada didalam ketel/boiler untuk
dipanaskan kembali, kemudian baru uap itu dimasukkan kedalam turbin berikutnya.
Keuntungan pemanasan ulang adalah meningkatkan kualitas uap di bagian luar turbin.
Aplikasi dari siklus tenaga uap dengan pemanasan ulang (reheat) salah satunya adalah
pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Daftar Pustaka
1. http://tutorialteknik.blogspot.com/2011/05/siklus-rankine-ideal.html
2. http://vanbigbro.wordpress.com/2008/10/29/steam-power-plant/
3. http://books.google.co.id/books?
id=M2WupzYAW2MC&pg=PA15&lpg=PA15&dq=Siklus+Rankine+dengan+pema
nasan+ulang&source=bl&ots=EYxCvLUttP&sig=NcGS1itDI7fbM7_GpaS8_9_giRo
&hl=en&sa=X&ei=7AVhUa7gJomQrge3g4F4&redir_esc=y#v=onepage&q=Siklus
%20Rankine%20dengan%20pemanasan%20ulang&f=true
4. http://pelajarannihitarintopangrib.blogspot.com/2013/02/prinsip-kerja-pltu.html