15
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. 2.1 Pengertian Belajar Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang

Makalah Teori Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Teori Pembelajaran

Citation preview

Page 1: Makalah Teori Pembelajaran

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3)

mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

2.1 Pengertian Belajar

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengelolaan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan

proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,

yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.Sifat perubahannya

relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada

perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan

sebagainya.

Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of

Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan

tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar

dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu

pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku

yang bersifat naluriah.

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas

mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah

laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

2.2 Faktor – faktor yang berperan dalam kegiatan belajar

Page 2: Makalah Teori Pembelajaran

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses

belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat

memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis

dan psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat

memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan

memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh

karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha

untuk menjaga kesehatan jasmani.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran

fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama

pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar

dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala

informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal

dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan

telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik,

baik secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar

yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara

periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

2) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses

belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri.

Kecerdasan/intelegensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang

Page 3: Makalah Teori Pembelajaran

tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,

tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan,

tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena

fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir

seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar

siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat

inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses

dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit

individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar

dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis

yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman

tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional,

sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.

Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar

siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Selain

itu motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan

terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi

dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

A. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan

memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang

gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena

membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah

menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki

pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak

tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).Menurut Arden N. Frandsen

(Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain

adalah:

a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas,

b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

maju,

Page 4: Makalah Teori Pembelajaran

c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari

orang- orang penting, misal¬kan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman,

dan lain sebagainya,

d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengeta¬huan yang berguna

bagi dirinya, dan lain-lain,

e. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang

baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi,

f. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan

g. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

B. Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi

memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata

tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari

lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi

lemah.

Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003),

minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya

terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan,

motivasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan

motivasi, karena memberi penga¬ruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang

tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau

belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik

lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran

yang akan dipelajarinya.

Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa

digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari

semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain

pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari,

melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga

siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua,

pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau

bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.

Page 5: Makalah Teori Pembelajaran

Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses

belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif

(Syah, 2003).

Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak

senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk

mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha

untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang

dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang

terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru

yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan

pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat

mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa

bidang srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara

umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003).

Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisi¬kan bakat sebagai kemampuan

umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah

kemam¬puan seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam

proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang

dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga

kernungkina besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai

prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga

diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melaku¬kan tugas tertentu tanpa

tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu,

akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubung¬an dengan bakat yang

dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah

mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.

Rasa percaya diri siswa

Page 6: Makalah Teori Pembelajaran

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari

segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari

lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap

pembuktian “ perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin

sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum,

dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat. Begitupun sebaliknya kegagalan yang

berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri

sangat kuat, maka diduga siswa akan menjadi takut belajar.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

faktor yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Faktor eksternal pertama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor

keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :

a) Cara orang tua mendidik. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama. Pendidikan keluarga adalah pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat

menentukan pendidikan bangsa, negara dan dunia. Orang tua yang tidak

memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil

dalam belajarnya.

b) Relasi antar anggota keluarga. Relasi antar anggota keluarga yang terpenting

adalah relasi orang tua dengan anaknya. Relasi ini erat kaitannya dengan cara

orang tua mendidik. Baik atau tidaknya relasi antar anggota dapat dilihat dari cara

orang tua mendidik.

c) Suasana rumah. Suasana rumah adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering

terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Rumah yang tegang,

ribut dan sering terjadi cekcok akan menyebabkan anak menjadi bosan dirumah,

suka keluar rumah, akibatnya belajarnya menjadi kacau. Agar anak dapat belajar

dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam

rumah yang tentram anak akan dapat belajar dengan baik.

d) Keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokok

Page 7: Makalah Teori Pembelajaran

seperti makan dan pakaian juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

belajar, buku, pensil dan lain-lainnya. Fasilitas belajar ini hanya dapat dipenuhi

jika keluarga memiliki cukup uang.

e) Pengertian orang tua. Anak yang belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.

Bila anak sedang belajar hendaknya tidak diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

Terkadang anak juga mengalami lemah semangat sehingga orang tua wajib

memberi pengertian dan dorongan.

f) Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu perlu ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak agar anak semangat dalam belajar.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi :

a) Metode mengajar. Metode mengajar adalah cara yang harus dilalui di dalam

mengajar. Dalam megajar, cara-cara mengajar dan serta cara belajar haruslah setepat-

tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin. Guru harus berani mencoba metode-

metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajardan

menungkatkan motivasi belajar siswa.

b) Kurikulum. Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.

Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,

menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Jelaslah bahwa bahan

pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.

c) Relasi guru dengan siswa. Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana

tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak

sehat. Jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.

Oleh karena itu perlu diciptakan suasana yang menunjang timbulnya relasi yang baik

antar siswa, agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa.

d) Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan

guru dalam mengajar, kedisiplinan pegawai serta kedisiplinan kepala sekolah dalam

mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Seluruh staf sekolah yang mengikuti

tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu

juga memberikan pengaruh positif terhadap belajarnya.

Page 8: Makalah Teori Pembelajaran

e) Alat pelajaran. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat

pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk

menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa

mudah menerima dan menguasai pelajaran maka belajarnya akan menjadi lebih giat

dan lebih maju.

f) Waktu sekolah. Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Waktu belajar pagi hari

adalah waktu yang baik karena pikiran masih segar dan jasmani dalam kondisi baik.

Sedangkan waktu sore hari kurang baik karena sore hari adalah waktu dimana siswa

beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. akibatnya siswa menerima pelajaran

sambil mengantuk. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan

pengaruh positif terhadap belajar siswa.

g) Standar pelajaran di atas ukuran. Perkembangan psikis dan kepribadian siswa

berbeda-beda sehingga membuat penguasaan siswa terhadap materi juga berbeda

pula. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa

masing-masing.Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai.

h) Keadan gedung. Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka

masing-masing menuntut keadaan gedung yang memadai dalam setiap kelas. Dengan

kondisi gedung yang baik akan membuat siswa belajar dengan enak dan nyaman.

i) Metode belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Oleh karena itu

guru perlu memberikan bimbingan dan pembinaan agar siswa dapat mengatur waktu

dengan baik dan memilih cara belajar yang tepat. Dengan demikian siswa dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

j) Tugas rumah. Waktu belajar bagi siswa selain disekolah juga di rumah. Tetapi guru

hendaknya tidak memberikan tugas rumah terlalu banyak karena ada kegiatan lain

selain belajar yang juga harus dikerjakan anak-anak

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar

siswa. Pengaruh itu terjadi karena siswa berada dalam masyarakat. Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswayaitu :

Page 9: Makalah Teori Pembelajaran

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat

menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa mengambil

bagian terlalu banyak akan mengganggu belajarnya. Oleh karena itu kegiatan siswa

dalam masyarakat perlu dibatasi agar tidak mengganggu belajarnya.

b) Mass media (Media Masa). Yang termasuk mass media antara lain bioskop, radio, TV

dan surat kabar. Mass media bisa memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa dan

belajarnya . Tetapi mass media juga bisa memberikan pengaruh yang buruk terhadap

siswa. Oleh sebab itu siswa perlu mendapat bimbingan dan kontrol yang cukup

bijaksana dari orang tua dan pendidik baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

c) Teman bergaul. Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk kedalam

jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik

terhadap diri siswa. Begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti

mempengaruhi yang bersifat jelek pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka

perlu diusahakan agar mereka memiliki teman bergaul yang baik. Selain itu juga

diperlukan pembinaan dan pengawasan dari orang tua dan pendidik.

d) Bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi

dan orang-orang yang memiliki kebiasaan tidak baik akan berpengaruh buruk terhadap

siswa yang ada disitu. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar

yang baik maka hal tersebut akan mendorong siswa untuk berbuat baik. Dengan

demikian perlu diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang

positif terhadap siswa sehingga siswa dapat belajar dengan sebaik-baiknya.