26
TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME Dosen Pengampu: Azza Nuzullah Putri, M.Pd Oleh: 1. Riska Atmanegara 150384205017 2. Lolita 150384205012 3. Septryna Rahma Yola 150384205055 4. Jumaira 150384205010 5. Hesty Mirviasari 150384205018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori pembelajaran konstruktivisme

Citation preview

Page 1: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

Dosen Pengampu:

Azza Nuzullah Putri, M.Pd

Oleh:

1. Riska Atmanegara 150384205017

2. Lolita 150384205012

3. Septryna Rahma Yola 150384205055

4. Jumaira 150384205010

5. Hesty Mirviasari 150384205018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi

sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru

sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada

terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

”Teori Belajar Konstruktivisme”.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua

pembaca.

Tanjungpinang, 18 Oktober 2015

Penyusun

ii | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 3: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Perkembangan dan Definisi Konstruktivisme................................................6

2.2 Prinsip dan Karakteristik Konstruktivisme....................................................8

2.3 Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstruktivisme..........................................13

2.4 Langkah-langkah Konstruktivisme..............................................................13

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Teori Konstruktivisme......................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan..................................................................................................16

3.2 Saran.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 4: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad ke XXI ini dunia terus mengalami perubahan terus menerus.

Perubahan terus menerus terjadi untuk membentuk dunia ke arah yang lebih baik.

Perubahan sangat dibutuhkan sekali. Semua yang ada didunia ini saling memiliki

keterkaitan sehingga karena perubahan kecil dapat memberikan pengaruh yang

besar bagi hal lain. Tidak heran ada pepetah mengatakan “Sedikit perubahan dapat

memberikan pengaruh yang besar”. Pesatnya perkembangan zaman sampai

sekarang terjadi karena setiap hari, setiap jam, sertiap detik terjadi berbagai

perubahan. Perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang menyebabkan dunia ini

sangat bervariasi dan terdapat hal-hal yang menarik untuk diketahui. Berbaggia

bidaai bidang yang mengalaimi perkembangan misalnya, bidang IPTEK, Bidang

Penelitian, Bidang Kepemerintahan, Bidang Pendidikan dan berbagai bidang-

bidang lainya.

Pendidikan merupakan kebutuhan semua orang, manusia sejak lahir sudah

di wajibkan untuk menuntut ilmu  bahkan sampai keliang lhad. Hal ini sudah di

tegaskan oleh Rasulullah SAW ratusan tahun yang lalu. Ini sebagai bukti bahwa

pendidikan itu merupakan satu cara bagaimana suapaya manusia dapat hidup

dengan baik, baik di Dunia maupun kelak di kemudian hari. Begitu pentingnya

pendidikan ini sehingga semua Negara di Dunia ini melakukan pendidikan

sebagai wujud keperduliannya terhadap pentingnya  pengembangan pendidikan

untuk peningkatan  ilmu pengetahuan.

Adanya berbagai perubahan ini bermuara pada suatu hal yaitu pada bidang

Pendidikan. Bidang Pendidikn merupakan faktor mendasar dalam berbagai hal,

tidak terkecuali pada perubahan yang terjadi di dunia ini. Terlihat sepele memang

tapi semua bidang tidak akan menngalami perubahan jika pada bidang

Pendidikan sebagai hal yang paling mendasar dan paling pokok tidak mengalami

perubahan. Perubahan yang terjadi dalam Bidang Pendidikan sangat beraneka

ragam sekali. Misal, Perubahan peningkatan kualitas guru sebagai tenaga

pendidik, Perubahan Sistem Pengelolahan Administrasi Pendidikan, Perubahan

4 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 5: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

pada bidang Kurikulum. Kurikulum merupakan pokok terselenggaranya

Pendidikan di Indonesia.

Perubahan Kurikulum terjadi seiring dengan Tuntutan perkembangan zaman.

Dalam Kurikulum sendiri terkandung berbagai hal yang terus mengalami inovasi

yaitu Sistem Pengajaran atau Metode Pembelajaran. Dalam Makalah ini akan

dibahas secara lebih spesifik mengenai Metode Pembelajaran dalam dunia

Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perkembangan dan definisi Konstruktivisme?

2. Prinsip dan Karakteristik konstruktivisme?

3. Bagaimana proses dalam penerapan Konstruktivisme?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Perkembangan dan definisi Konstruktivisme

2. Untuk mengetahui Prinsip dan karakteristik Konstruktivisme

3. Sebagai langkah menerapkan sistem konstruktivisme

 

 

5 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 6: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan dan Definisi Konstruktivisme

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu pedagogus (paedagogia), dan

dalam bahasa Latin paedogogus yang berasal dari kata paedos yaitu berarti anak

dan agoge yang berarti saya membimbing atau memimpin. Dari paedagogues,

pedagoga, paedagogogus kemudian muncul istilah pedagog yang berarti

pendidikan. Pedagog yang berarti mendidik, pedagogia yang berati yang berarti

perbutan mendidik, dan paedagogiek yang berarti ilmu pendidikan. Pendidikan

dalam bahasa Inggris adalah pedagog yaitu the study of educational goals and

proceses (study tentang tujuan dan proses pendidikan). Mendidik dalam bahasa

Latin educare yang berasal dari kata e-ducare yang artinya menggiring keluar,

yang dimaksud disini adalah permuliaan manusia.

Dari asal kata yang terkait dengan pendidikan diatas dapat dikelompokan

ke dalam dua kategori yaitu: konsep pedagogic yang memiliki arti cara untuk

mempengaruhi anak agar mencapai tingkat kedewasaan yaitu melalui pendidikan

informal dan yang kedua adalah konsep education yang berarti cara memperoleh

pengetahuan disekolah yaitu dengan pendidikan formal seperti pengajaran.

Pendidikan fungsionalis menurut Poerbakawatja dan Harahap adalah suatu usaha

untuk menentukan struktur dari pendidikan atas dasar fungsi-fungsi hidup dimasa

sekarang dan masa depan. Dalam UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Pendidikan selama ini terus mengalami pembaharuan untuk menciptakan

berbagai metode yang berguna bagi perkembangan zaman untuk memenuhi

tuntutan manusia yang semakin hari semakin bermacam dengan berbagai tipe.

Tingkat kebutuhan ini menjadikan masyarakat melakukan perubahan kearah yang

lebih baik. Pada bidang Pendidikan sendiri mengandung berbagai bidang yang

terus mengalami kemajuan, misalnya dalam bidang Pendidikan mengandung

Kurikulum yang terus berganti mengikuti tuntutan perkembangan zaman

sehingga sistem Pendidikan mengalami Kemajuan, bidang lain misalnya Kualitas

6 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 7: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

seorang Pengajar. Kurikulum yang berlaku sekarang ini merupakan bentuk terbaru

dari pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi yang menekankan pada guru

untuk semakin gencar berupaya menggairahkam kembali dunia Pendidikan

khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Berbagai penelitian

diadakan untuk memajukan dunia Pendidikan. Dalam Penelitian itu digunakan

berbagai metode pendekatan misalnya metode Konstruktivisme.

Paradigama baru lebih menekankan pada peserta didik sebagai manusia

yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam

mencari dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa

yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah peranannya, tidak lagi sebagai

pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi fasilitator

yang membimbing siswa kearah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka

sendiri.

Piaget (1973) dengan Teori Konstrktivismenya menyatakan bahwa setiap

individu menciptakan makna dan pengertian baru, berdasarkan interkasi antara

apa yang telah dimiliki, diketahui,dan dipercayai dengan fenomena, pendapat,

atau informasi baru yang dipelajari. Menurutnya, setiap peserta didik membawa

pengertian dan pengetahuan awal yang sudah dimiliki kedalam proses belajar

yang harus ditambahkan, dimodifikasi, diperbarui, direvisi, dan diubah oleh

informasi baru yang dijumpai dalam proses belajar. Secara umum konstrktivisme

yaitu mendorong kolaborasi, kegiatan pendahuluan dan eksplorasi, dan

menekankan pemecahan masalah otentik.

Menurut Glasersfeld (1987) konstruktivisme sebagai ‘teori pengetahuan

dengan akar dalam “filosofi, psychology, dan cybernetics”. Von Glasersfeld

mendefinisikan konstruktivisme radikal selalu membentuk konsepsi Pengetahuan.

Ia melihat Pengetahuan sebagai sesuatu hal yang dengan aktif menerima apapun

melalui pemikiran sehat atau melalui komunikasi. Hal ini secara aktif terutama

membangun pengetahuan. Sedangkan menurut Murpy(1997: 7) kontruktivisme

terdiri dari suatu jaringan sesuatu hal dan berhubungan bahwa kita hidup

bersandar pada hidup kita, and yang lain pun sama terhadapnya, kita percaya,

orang lain juga bersandar juga. Dalam hal ini siswa menginterpretasikan dan

7 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 8: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

membangun suatu kenytaan berdasarkan pada interaksi dan pengalamannya

dengan lingkungannya.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori ini

memberikan keaktifan terhadap seseorang untuk belajar menemukan sendiri

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna

mengembangkan dirinya sendiri.

Adapun tujuan dari teori ini adalah:

a. Adanya motivasi untuk seseorang bahwa belajar adalah tanggung jawab

seseorang itu sendiri.

b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk mengejukan pertanyaan

dan mencari sendiri pertanyaannya.

c. Membantu seseorang untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman

konsep secara lengkap.

d. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk menjadi pemikir yang

mandiri.

e. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

2.2 Prinsip dan Karakteristik Konstruktivisme

Belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan melalui keterlibatan

fisik dan mental seseorang secara aktif, dan juga merupakan proses asimilasi dan

menghubungkan bahan yang dipelajari dengan pengalaman-pengalaman yang

dimiliki seseorang sehingga pengetahuannya mengenai objek tertentu menjadi

lebih kokoh. Semua pelajar benar-benar mengkonstruksikan pengetahuan untuk

dirinya sendiri, dan bukan pengetahuan yang datang dari guru “diserap oleh

murid. Ini berarti bahwa setiap murid akan mempelajari sesuatu yang sedikit

berbeda dengan pelajaran yang diberikan (Muijs dan Reynolds, 2008:97).

Selanjutnya Muijs dan Reynolds (2008:97) mengemukakan bahwa murid adalah

konstruktor pengetahuan aktif yang memiliki sejumlah konsekuensi yaitu :

1. Belajar selalu merupakan sebuah proses aktif.

Pelajar secara aktif mengkonstrusikan belajarnya daru berbagai macam

input yang diterimanya. Ini menyiratkan bahwa belajar harus bersikap aktif agar

dapat belajar secara efektif. belajar adalah tentang membantu murid untuk

8 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 9: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

mengkonstruksikan makna mereka sendiri, bukan tentang “mendapatkan jawaban

yang benar” karena dengan cara seperti ini murid dilatih untuk mendapatkan

jawaban yang benar tanpa benar-benar memahami konsepnya.

2. Anak-anak belajar paling baik dengan menyelesaikan berbagai konflik

kognitif (konflik dengan berbagai ide dan prakonsepsi lain) melalui

pengalaman, refleksi dan metakognisi (Beyer, 1985)

3. Bagi konstruktivis, belajar adalah pencarian makna. murid secara aktif

berusaha mengkonstruksikan makna. Dengan demikian, guru mestinya

berusaha mengkonstruksi berbagai kegiatan belajar di seputar ide-ide besar

eksplorasi yang memungkinkan murid untuk mengkonstruksi makna.

4. Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat individual semata.

Belajar juga dikonstruksikan secara sosial, melalui interaksi dengan teman

sebaya, guru, orang tua, dan sebagainya. Dengan demikian yang terbaik

adalah mengkonstruksikan siatuasi belajar secara sosial, dengan

mendorong kerja dan diskusi kelompok

5. Elemen lain yang berakar pada fakta bahwa murid secara individual dan

kolektif mengkonstruksikan pengetahuan. Agar efektif guru harus

memiliki pengetahuan yang baik tentang perkembangan anak dan teori

belajar, sehinggga mereka dapat menilai secara akurat belajar seperti apa

yang dapat terjadi

6. Belajar selalu dikonseptualisasikan. Kita tidak mempelajari fakta-fakta

secara abstrak, tetapi sealalu dalam hubungannya dengan apa yang telah

kita ketahui.

Belajar secara betul-betul mendalam berarti mengkonstruksikan pengetahuan

secara menyeluruh, dengan mengeksplorasi dan menengok kembali materi yang

kita pelajari dan bukan dengan cepat pindah satu topik ke topik lain. Murid hanya

dapat mengkonstruksikan makna bila mereka dapat melihat keseluruhannya,

bukan hanya bagian-bagiannya

Mengajar adalah tentang memberdayakan pelajar, dan memungkinkan pelajar

untuk menemukakan dan melakukan refleksi terhadap pengalaman-pengelaman

realistis. Ini akan menghasilkan pembelajaran yang otentik/asli dan pemahaman

9 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 10: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

yang lebih dalam dibandingkan dengan memorisasi permukaan yang sering

menjadi ciri pendekatan-pendekatan mengajar lainnya (Von Glaserfelt, 1989). Ini

juga membuat kaum konstruktivis percaya bahwa lebih baik menggunakan bahan-

bahan hands-on daripada tekxbook.

Suparno (1997) mengidentifikasi 3 prinsip kontruktivisme dalam belajar yakni

sebagai berikut:

a. pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun

sosial,

b. pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pengajar kepada pebelajar,

kecuali dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar,

c. pengajar sekedar membantu pebelajar dengan menyediakan sarana dan

situasi agar proses konstruksi pebelajar berlangsung secara efektif dan

efisien.

Sedangkan Jacqueline Grennon Brooks dan Martin G. Brooks dalam The case

for constructivist classrooms. (1993) menawarkan lima prinsip kunci

konstruktivist teori belajar. Menurutnya terdapat lima panduan prinsip

konstruktivisme:

Prinsip 1: Permasalahan yang muncul sebagai hal yang relevan dengan siswa.

Dalam banyak contoh, masalah style Anda mengajar mungkin akan

menjadi relevan dengan selera untuk para siswa, dan mereka akan mendekatinya,

merasakan keterkaitannya kepada kehidupan mereka.

Prinsip 2 : Struktur belajar di sekitar konsep-konsep utama.

Mendorong para siswa untuk membuat makna dari bagian-bagian yang

menyeluruh/utuh ke dalam bagian-bagian yang terpisah-pisah. Hindari mulai

dengan bagian-bagian dahulu untuk membangun kemudian sesuatu yang

"menyeluruh/utuh."

Prinsip 3 : Carikan dan hargai poin-poin pandangan siswa sebagai jendela

memberi alasan mereka.

Tantangan gagasan dan pencarian elaborasi yang tepat ditangkap siswa,

sering mengancam banyak siswa. Maksudnya adalah bahwa sering para siswa di

dalam kelas yang secara tradisional mereka tidak bisa menduga serta

menghubungkan apa yang guru maksudkan untuk jawaban yang benar dan cepat,

10 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 11: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

agar ia tidak berada di luar topik dari diskusi kelas yang diadakan. Mereka harus

betul-betul "masuk" dan ”sibuk” ikut mengkaji tugas-tugas dalam belajar sebagai

konstruktivis lingkungan melalui petanyaan-peranyaan, sanggahan, ataupun

jawaban yang diajukan.

Prinsip 4 : Sesuaikan pembelajaran dengan perkiraan menuju pengembangan

siswa.

Memperkenalkan topik kajian pengembangan dengan tepat atau sesuai,

adalah suatu awal yang baik untuk dapat dipahami pengembangan konsep

berikutnya

Prinsip 5 : Nilai hasil belajar siswa dalam konteks pembelajaran.

Geser atau ubah peniaian itu harus benar-benar sedang menilai apa yang

benar-benar sedang terjadi saat penilaian itu. Berlangsung, dan jangan sekali-kai

menilai itu dalam kebiasaan skor yang diperoleh seseorang dari waktu ke waktu.

Ekspresi Anda bisa bervariasi, kadang-kadang optimis, periang, namun sesekali

bisa pesimis, sedih, maupun marah. Namun peru diingat marahnya seorang guru

dalam kerangka sedang mendidik, dalam konteks pembelajaran, bukan marah

mengekspresikan kekesalan.

Ketiga prinsip di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan

anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian

ilmu pengetahuan melalui lingkungannya. Dalam hal ini, Funston (1996) lebih

spesifik mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila

belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu,

untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari

seseorang akan mempengaruhi proses belajar tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka secara umum ada empat prinsip dasar

konstruktivisme dalam pembelajaran :

1. Pengetahuan terdiri atas konstruksi masa silam

2. Pengkonstruksian pengetahuan terjadi melalui proses asimilasi dan

akomodasi.

3. Belajar merupakan suatu proses organic penemuan lebih dari proses

mekanik yang akumulatif.

11 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 12: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

4. Mengacu pada mekanisme yang memungkinkan terjadinya perkembangan

struktur kognitif. Belajar bermakna, akan terjadi melalui proses refleksi

dan resolusi konflik.

Implikasi prinsip-prinsip belajar tersebut dalam proses pembelajaran

diantaranya bahwa mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari

pembelajar kepada pebelajar, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan

pembelajar membangun sendiri pengetahuannya sendiri, mengajar berarti

berpartisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,

mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Dasar pemikiran

seperti ini menjadikan teori konstruktivistik sebagai landasan teori-teori belajar

yang pernah ada, seperti teoru perubahan konsep, teori belajar bermakna dan teori

skema. Dari penjelasan ini tergambar bahwa konstruktivisme merupakan teori

yang berlandaskan pada pembelajaran siswa dalam membentuk pengetahuannya

sendiri dan guru sebagai mediator dan fasilitator yang relevan.

Oleh karena itu, paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi

yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu.

Kemampuam awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Untuk itu, guru dituntut untuk memahami jalan pikiran

atau cara pandang siswa dalam belajar. guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-

satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemampuannya

Karakteristik belajar dengan pendekatan konstruktivisme menurut Slavin (1997)

ada 4 yaitu:

1. Proses Top-Down, yang berarti bahwa siswa mulai dengan masalah-

masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan

atau menemukan (dengan bantuan guru) ketrampilan-ketrampilan dasar

yang diperlukan. Sebagai contoh siswa dapat diminta untuk menuliskan

suatu susunan kalimat, dan baru kemudian belajar tentang mengeja, tata

bahasa, dan tanda baca.

2. Pembelajaran kooperatif yaitu siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan

masalah tersebut dengan temanya.

12 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 13: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

3. Generative learning (pembelajaran generatif) yaitu belajar itu ditemukan

meskipun apabila kita menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka harus

melakukan operasi mental dengan informasi itu untuk membuat informasi

masuk kedalam pemahaman mereka.

4. Pembelajaran dengan penemuan yaitu, siswa didorong untuk belajar

sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki

pengalaman dan melakukan percobaan yang mmungkinkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

2.3 Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstruktivisme

Adapun ciri – ciri pembelajaran secara kontruktivisme adalah :

1. Memberi peluang kepada murid untuk mendapatkan pengetahuan baru

melalui proses terlibat secara langsung.

2. Menggunakan idea yang dimiliki setiap siswa untuk bisa mengembangkan

dirinya sendiri.

3. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan minat siswa.

4. Idea siwa merupakan proses belajar siswa untuk mencapai tujuan.

5. Mengembangkan potensi dan kreatifitas siswa.

6. Dalam proses pembelajaran siwa berinteraksi aktif dengan guru.

7. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang penting sehingga

sesuai dengan hasil pembelajaran.

8. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

2.4 Langkah-langkah Konstruktivisme

Pada bagian ini akan dibahas proses belajar dari pandangan kontruktifistik

dan dari aspek-aspek siswa, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar.

1. Proses belajar kontruktivistik secara konseptual proses belajar jika

dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi

yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada

pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara

pada pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang

13 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 14: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

dari segi rosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari pada fakta-

fakta yang terlepas-lepas.

2. Peranan siswa. Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si

belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun

konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru

memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan

yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang

akhirnya paling menentukan adalah terwujudnya gejala belajar adalah niat

belajar siswa itu sendiri.

3. Peranan guru. Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan

membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan

lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya,

melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sebdiri.

4. Sarana belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa peranan utama dalam

kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkontruksi

pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan,

lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu

pembentukan tersebut.

5. Evaluasi. Pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat

mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap

realitas, kontruksi pengetahuan, serta aktifitas-aktifitas lain yang

didasarkan pada pengalaman.

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Teori Konstruktivisme

1. Kelebihan

a. Menjadikan siswa berfikir tentang pengetahuan baru, bias menyeesaikan

masalah, dan bias berfikir dan membuat keputusan

b. Menjadikan siswa paham dengan materi yang disampaikan

c. Siswa mempunyai nilai tambah yang lebih yaitu bisa mengingat materi

yang disampaikan karena siswa sendiri yang aktif

d. Meletih untuk berinteraksi social seperti dengan teman kelompok, dan

guru

14 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 15: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

e. Karena siswa terlibat secara terus, mereka akan paham, ingat, yakin dan

berinteraksi dengan lingkungannya, maka mereka akan berasa

meningkatkan belajar untuk membina pengetahuan baru.

2. Kelemahan

Kekurangan atau kelemahan dalam suatu penerapan metode pembelajaran

tergantung pada guru sebagai pelaksana metode. Pada metode kontruktivisme

guru berperan hanya sebagai pendukung bukan sebagai hal utama. Fokus

konstruktivisme hanya ketika proses pembelajaran itu terjadi.

 

15 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 16: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Memberikan keaktifan terhadap seseorang untuk belajar menemukan sendiri

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna

mengembangkan dirinya sendiri.

Ada empat prinsip dasar konstruktivisme dalam pembelajaran :

a. Pengetahuan terdiri atas konstruksi masa silam

b. Pengkonstruksian pengetahuan terjadi melalui proses asimilasi dan

akomodasi.

c. Belajar merupakan suatu proses organic penemuan lebih dari proses

mekanik yang akumulatif.

d. Mengacu pada mekanisme yang memungkinkan terjadinya perkembangan

struktur kognitif. Belajar bermakna, akan terjadi melalui proses refleksi

dan resolusi konflik.

Dalam menerapkan metode konstruktivisme ada 7 langkah

3.2 Saran

Dalam dunia pendidikan proses lebih diutamakan dari pada hasil walaupun

nantinya kita akan menuju puncak dari suatu hasil. Seharusnya model

pembelajaran konstruktivisme diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia

supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan agar lebih baik.

 

16 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e

Page 17: Makalah Teori Pembelajaran Konstruktivisme

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Gerson.R.Tanwey 2002.Belajar dan Pembelajaran.Ambon: FKIP Universitas

Pattimura Ambon

Gino, dkk. 1997. Belajar Dan Pembelajaran. Surakarta : UNS Press. Disadur dari :

Sarlito W. Sarwono, 2002, Berkenalan dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-

tokoh Psikologi, (PT Bulan Bintang: Jakarta)

Pranita, Tya. 2010. Teori Konstruktivisme. Kompasiana.com; diakses online pada

tanggal 17 Oktober 2015.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jogjakarta:

Kanisi

Trianto.2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

17 | T e o r i P e m b e l a j a r a n K o n s t r u k t i v i s m e