Upload
ngodieu
View
263
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE,
PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU
ANDRI SETIAWAN
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemanenan
Kelapa Sawit (Elaeis guneensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada,
Minamas Plantation, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Andri Setiawan
NIM A24090057
ABSTRAK
ANDRI SETIAWAN. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau.
Dibimbing oleh SLAMET SUSANTO.
Kegiatan magang memberikan penulis pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman bekerja di perkebunan kelapa sawit. Kegiatan berlangsung dari bulan
Februari hingga Juni 2013 di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas
Plantation, Riau. Metode yang digunakan pada kegiatan magang terbagi menjadi
tiga tahap yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan
pendamping asisten. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap variabel yang
akan dianalasis lebih lanjut. Variabel yang diamati meliputi interval panen, angka
kerapatan panen, manajemen tenaga kerja, pengawasan mutu panen dan
manajemen transportasi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara statistika
menggunakan operasi hitung dan uji t-student. Prestasi kerja penulis selama
pelaksanaan kegiatan magang secara teknis masih di bawah standar perusahaan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara garis besar Divisi 1 Teluk Siak Estate
sudah menerapkan manajemen pemanenan kelapa sawit dengan baik.
Permasalahan pemanenan yang ditemukan di Divisi 1 Teluk Siak Estate yaitu
kekurangan jumlah tenaga kerja dan ketidaktepatan penunasan. Selain itu, tidak
terdapat perbedaan antara lahan gambut dan mineral pada variabel angka
kerapatan panen, sedangkan pada variabel produksi dan bobot janjang rata-rata
berbeda nyata.
Kata kunci: angka kerapatan panen, interval panen, pengawasan, tenaga kerja
ABSTRACT
ANDRI SETIAWAN. Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis
Jacq.) at Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau.
Supervised by SLAMET SUSANTO.
Internship program enhanced knowledge, skill and working experience at
oil palm plantation. This activity was conducted from February to June 2013 at
Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau. The method
used was divided into three stages, employee, co-mandor and co-field assistant.
Moreover, the observation of variables that would be analyzed were conducted
paralelly. Variables observed were harvest interval, harvest density, labour
management, harvest quality control and transportation management. The data
collected was statistically analyzed using sum operation and t-test. The work
achievement during the internship program was technically still under the
standard of the plantation company. The analysis result indicated that Teluk Siak
Estate 1st Division had generally implemented good oil palm harvest
management. Harvesting problems that found at Teluk Siak Estate 1st Division
were lack of labour and inappropiate pruning. Moreover, it is indicated that there
was no difference between peat soil and mineral soil in harvest density,
meanwhile in production and average bunch weight variables was significantly
different.
Keywords: harvest density, harvest interval, labour, supervision
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE,
PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU
ANDRI SETIAWAN
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guneensis Jacq.) di
Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,
Riau
Nama : Andri Setiawan
NIM : A24090057
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Skripsi merupakan
hasil dari kerja dan analisis selama kegiatan magang yang dilaksanakan di Teluk
Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau selama empat bulan.
Terima kasih pernulis ucapkan kepada:
1. Bapak Endang Pahrurodji dan Ibu Euis Nurmawati serta seluruh keluarga
besar (Ai Nuraeni, Dewi Meliana, Linda Handayani, Alm. Asep Komara dan
Dera Budiman) atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis
2. Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc selaku pembimbing skripsi atas bimbingan
dan arahan dalam pembuatan skripsi
3. Dr Ir Supijatno, MSi dan Dr Ir Iskandar Lubis, MS selaku dosen penguji atas
saran untuk perbaikan skripsi
4. Dr Ir Ketty Suketi, MSi selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan
saran-saran selama masa studi
5. Bapak Endang Syarifuddin selaku Manajer Teluk Siak Estate dan seluruh
keluarga besar Teluk Siak Estate yang telah menerima dan membimbing
penulis selama kegiatan magang
6. Keluarga Agronomi dan Hortikultura khususnya angkatan 46 (2009) atas
kebersamaan dan pelajaran selama masa kuliah
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun ke arah yang lebih baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2014
Andri Setiawan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Kelapa Sawit 2
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 2
Pemanenan Kelapa Sawit 3
METODE MAGANG 4
Waktu dan Tempat 4
Metode Pelaksanaan 4
Pengamatan dan Pengumpulan Data 5
Analisis Data dan Informasi 5
KEADAAN UMUM 6
Sejarah dan Perkembangan Kebun 6
Letak Wilayah Administratif 6
Keadaan Iklim dan Tanah 6
Luas Areal dan Tata Guna Lahan 7
Keadaan Tanaman dan Produksi 7
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10
Aspek Teknis 10
Aspek Manajerial 18
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
Prestasi Kerja pada Pelaksanaan Aspek Teknis Magang 20
Interval Panen 20
Angka Kerapatan Panen 21
Tenaga Kerja Panen 22
Pengawasan Mutu Panen 22
Produksi TBS, OER, KER dan FFA 24
KESIMPULAN DAN SARAN 25
Kesimpulan 25
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
RIWAYAT HIDUP 36
DAFTAR TABEL
1 Tata guna lahan Teluk Siak Estate berdasarkan tahun tanam 7 2 Jumlah populasi tanaman kelapa sawit di Divisi 1 Teluk Siak Estate 8 3 Produksi tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate tahun 2007-
2012 8 4 Produktivitas tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate pada
tahun 2007-2012 9 5 Jumlah tenaga kerja Teluk Siak Estate hingga bulan Juni 2013 9 6 Tanda dan nomor dalam leaf sampling unit (LSU) 14 7 Jenis perlengkapan panen yang digunakan dalam kegiatan panen 18 8 Prestasi kerja yang dicapai penulis, karyawan dan standar
perusahaan 20 9 Interval panen Divisi 1 Teluk Siak Estate selama empat bulan 20
10 Perbandingan angka kerapatan panen, produksi aktual dan bobot
janjang rata-rata berdasarkan jenis tanah di Divisi 1 Teluk Siak
Estate 21 11 Mutu buah pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate 23 12 Mutu hancak pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate 24 13 Produksi TBS Divisi 1 Teluk Siak Estate dan ekstraksi di Teluk Siak
Factory lima tahun terakhir 25
DAFTAR GAMBAR
1 Bongkar tumbuhan pengganggu 10 2 Pengendalian gulma secara kimia 11 3 Penyusunan tandan kosong pada areal TM kelapa sawit 12 4 Penyusunan pelepah dengan sistem U Shape 12 5 Metode penaburan pupuk 13 6 Metode pengambilan contoh sensus ulat api 15 7 Kegiatan pemanenan 16
DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di
Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau 27 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Teluk
Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau 28 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Teluk
Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau 29 4 Peta lokasi kebun Teluk Siak Estate 31 5 Data curah hujan lima tahunan Teluk Siak Estate 32 6 Peta areal tata guna lahan Teluk Siak Estate 33 7 Struktur organisasi Teluk Siak Estate 34 8 Rekomendasi dosis pemupukan Divisi 1 Teluk Siak Estate 35
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan.
Tanaman ini menghasilkan minyak dengan produktivitas yang paling tinggi
dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (Pahan 2010).
Minyak yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk
bahan makanan, kosmetik dan obat serta industri yang menggunakan oleokimia.
Minyak kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan mentega,
minyak goreng atau minyak makan dan berbagai jenis asam lemak nabati. Produk
kosmetik dan obat-obatan seperti cream, shampo, lotion serta vitamin dapat
dihasilkan dari minyak ini. Kegunaannya yang banyak akan berbanding lurus
dengan kebutuhan minyak kelapa sawit.
Kebutuhan minyak sawit dapat dipenuhi dengan industri hulu yang baik
yaitu sektor perkebunan kelapa sawit. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia
mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir seiring dengan peningkatan luas
lahan kelapa sawit yaitu: tahun 2010 produksi CPO sebesar 22.5 juta ton dengan
luas 8.55 juta ha, tahun 2011 sebesar 24.0 juta ton dengan luas 9.1 juta ha, tahun
2012 produksi CPO sebesar 24.4 juta ton dengan luas 9.2 juta ha (Badan Pusat
Statistik 2014).
Industri hulu kelapa sawit meliputi seluruh teknik budi daya tanaman kelapa
sawit di lapangan. Teknik budi daya kelapa sawit di perkebunan berawal dari
pembukaan lahan hingga panen dan pasca panen (transportasi). Salah satu teknik
budidaya yang terpenting yaitu pemanenan. Panen merupakan kegiatan
pemotongan tandan buah segar dari pohon kelapa sawit hingga pengangkutan ke
pabrik kelapa sawit. Keberhasilan pemanenan akan meningkatkan pencapaian
produksi dan produktivitas kelapa sawit. Kegagalan dalam pemanenan dapat
mengakibatkan terhambatnya pencapaian tersebut. Pemeliharaan terbaik tidak
berguna jika pemanenan tidak optimal (PPKS 2007).
Kegiatan pemanenan bertujuan menghasilkan produksi yang tinggi dengan
mutu yang baik. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan persiapan panen yang
terencana, pelaksanaan panen yang tepat, pengawasan panen yang baik serta
transportasi hasil panen yang optimal. Fokus utama kegiatan panen adalah
memotong semua tandan matang panen dengan rotasi panen yang tepat waktu
dengan mutu panen sesuai standar, mengutip seluruh brondolan (loose fruit), serta
mengirimkan seluruh tandan buah segar (TBS) yang dipanen ke pabrik kelapa
sawit (PKS) dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
Pemanenan akan mempengaruhi produksi dan kualitas minyak kelapa sawit
yang dihasilkan. TBS kelapa sawit harus dipanen tepat waktu dengan tingkat
kematangan yang sesuai dan segera diangkut menuju PKS. Waktu panen yang
tepat akan menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkualitas baik dengan
kandungan asam lemak bebas (ALB) yang rendah. Keterlambatan pemanenan
akan mengakibatkan meningkatnya kandungan ALB pada kelapa sawit yang
menunjukkan kualitas minyak kelapa sawit yang rendah. Pemanenan buah mentah
akan menghasilkan minyak kelapa sawit dengan kandungan ALB yang rendah
tetapi kandungan minyaknya rendah sehingga produksi minyak menjadi sedikit.
2
Berdasarkan hal tersebut, pemanenan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik
agar tidak ada kehilangan hasil di lapangan serta menghasilkan TBS yang optimal
dan minyak kelapa sawit yang memiliki kualitas baik. Analisis mengenai
manajemen pemanenan perlu dilakukan agar kegiatan pemanenan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menjaga produksi dan kualitas
minyak kelapa sawit.
Tujuan
Kegiatan magang yang dilaksanakan memiliki dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum kegiatan magang adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, melatih keterampilan penulis dan memperoleh
pengalaman bekerja langsung di perkebunan kelapa sawit. Tujuan khusus kegiatan
magang adalah mempelajari manajemen pemanenan secara teknis, pengelolaan
serta menganalisis masalah yang berkaitan dengan produksi yang dihasilkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa
pohon dengan batang lurus dari kelas Angiospermae, ordo Monocotyledonae,
famili Arecaceae, dan genus Elaeis. Nama latin kelapa sawit Elaeis berasal dari
elaion yang berarti minyak, guineensis berasal dari kata guinea berarti Pantai
Barat Afrika. Jacq berasal dari Jacquin, nama seorang botanis Amerika pemberi
nama latin kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan Semangun 2003).
Batang kelapa sawit tidak memiliki cabang dan kambium dengan tipe
pertumbuhan primer. Titik tumbuhnya berada pada ujung batang. Tinggi
maksimum kelapa sawit yang ditanam di perkebunan mencapai 18 m, sedangkan
yang tumbuh secara liar mencapai 30 m. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi
sebagai penyerap hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Perakarannya sangat
kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder,
tersier, dan kuarter. Akar primer tumbuh hingga perbatasan air tanah, sedangkan
akar sekunder, tersier, kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan
akar tersier dan kuarter menuju lapisan atas yang mengandung banyak zat hara.
Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan
bertulang daun sejajar. Daun membentuk pelepah yang panjangnya mencapai
lebih dari 7.5–9 m dengan jumlah anak daun 250–400 helai pelepah-1
.
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000
mdpl tetapi pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal kelapa sawit
akan tercapai jika ditanam pada lokasi dengan ketinggian maksimum 400 mdpl
(Sukamto 2008). Menurut Pahan (2010), lahan adalah tempat tanaman berada.
Tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial
jika tanpa lahan. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga
3
faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan
tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah latosol,
podsolik, alluvial, dan gambut. Sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur
tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur
tanah ringan serta memiliki pH 4.0 – 6.0. Kelapa sawit tumbuh pada berbagai
jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol,
organosol, dan alluvial. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh baik pada tanah yang
gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan membuat solum yang
tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas (Fauzi et al. 2006).
Lamanya penyinaran matahari dan jumlah curah hujan memiliki korelasi
dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya
tidak kurang dari 6 jam hari-1
. Temperatur optimum tanaman kelapa sawit antara
24–28 °C. Kelembapan optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar
80–90 % dan kecepatan angin 5–6 km jam-1
untuk membantu proses penyerbukan
bunga kelapa sawit. Curah hujan yang ideal untuk tanaman kelapa sawit yaitu
berkisar 2 000–2 500 mm tahun-1
dan tersebar merata sepanjang tahun. Defisit air
pada kelapa sawit tergantung pada keseimbangan air. Tanaman kelapa sawit
umumnya akan mengalami defisit air apabila berada pada kondisi curah hujan
yang rendah atau curah hujan yang cukup tinggi namun memiliki bulan kering
yang panjang (Rahutomo et al. 2007).
Pemanenan Kelapa Sawit
Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah segar (TBS) dari
pohon hinggga pengangkutan ke pabrik. Prinsip kegiatan panen adalah memotong
tandan matang, mengumpulkan dan mengangkut TBS ke pabrik untuk diolah
menjadi minyak kelapa sawit. Menurut Lubis (1992), keberhasilan panen dan
produksi sangat tergantung pada bahan tanaman yang dipergunakan, manusia
(pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang dipergunakan untuk panen,
kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen
yang baik, keadaan areal, insentif yang disediakan dan lain-lain. Panen adalah
pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit karena menjadi sumber pendapatan
bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit.
Sistem panen kelapa sawit yang memenuhi standar tertentu akan
menghasilkan minyak yang bermutu baik. Standar sistem panen yang biasa
digunakan adalah tidak ada buah mentah, tidak meninggalkan buah matang,
semua brondolan dikutip dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dalam
kondisi bersih dan membrondolkan buah yang terlalu matang dan memotong
pendek tangkai buah (Sastrosayono 2005). Faktor pemanenan yang menentukan
dalam mendapatkan kualitas dan kuantitas minyak kelapa sawit (MKS) dan inti
kelapa sawit (IKS) yang tinggi adalah ketepatan rotasi panen. Keterlambatan
rotasi panen dapat mengakibatkan meningkatnya buah lewat matang. Rotasi panen
yang terlalu cepat mengakibatkan banyak buah mentah yang dipanen.
Penyelesaian masalah ketidaktepatan rotasi panen adalah melakukan pemantauan
pada daftar rotasi panen, informasi umur tanaman dan angka kerapatan panen
setiap blok, jumlah tenaga kerja, jumlah borongan, persentase siap borong dan
curah hujan (Pahan 2010).
4
Persiapan panen yang baik diperlukan dalam kegiatan panen. Persiapan
tersebut meliputi penentuan kebutuhan tenaga kerja, penyediaan peralatan
penunjang panen, transportasi pengangkutan hasil panen, pengetahuan kerapatan
panen dan persiapan sarana panen. Kebutuhan tenaga kerja panen dapat
dipengaruhi oleh keadaan luas lahan tanaman menghasilkan (TM), topografi lahan,
kerapatan panen dan umur tanaman. Persiapan sarana panen yang meliputi
pengerasan jalan, pembuatan titi panen, pembuatan jalan pikul dan pembuatan
TPH berpengaruh dalam optimalisasi panen (Fadli et al. 2006).
METODE MAGANG
Waktu dan Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan, dimulai pada bulan
Februari sampai bulan Juni 2013 di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada,
Minamas Plantation, Desa Tualang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak,
Provinsi Riau.
Metode Pelaksanaan
Metode yang dilakukan pada kegiatan magang terbagi menjadi dua bagian
yaitu kegiatan aspek teknis dan aspek manajerial di kebun maupun di kantor.
Pelaksanaan kegiatan tersebut terbagi ke dalam tiga tahap yaitu kegiatan sebagai
karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten divisi.
Kegiatan yang dilakukan sebagai KHL meliputi pengendalian gulma secara
manual maupun kimia, pemupukan organik, replanting, pemanenan, sensus ulat
api dan pelatihan leaf sampling unit (LSU). Setiap kegiatan teknis dicatat dalam
jurnal harian seperti kegiatan yang telah dilakukan pada hari tersebut, prestasi
kerja dan standar kerja yang ditetapkan perusahaan. Jurnal harian tersebut
terlampir pada Lampiran 1.
Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan kedua adalah kegiatan sebagai
pendamping mandor. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan karyawan, membantu dalam
pembuatan laporan harian mandor (buku kegiatan mandor). Pekerjaan yang
dilaksanakan pada tahap ini selain pendamping mandor juga sebagai pendamping
kerani (kerani cek sawit, kerani brondolan, kerani 2 serta kerani 1). Kegiatan
tersebut dilaksanakan selama satu bulan dengan rincian kegiatan yang terlampir
pada Lampiran 2.
Kegiatan manajerial tingkat divisi dilaksanakan pada bulan ketiga dan
keempat sebagai pendamping asisten Divisi 1 Teluk Siak Estate. Tugas sebagai
pendamping asisten adalah mengikuti lingkaran pagi asisten, mempelajari
administrasi dan manajerial tingkat divisi, membantu pengelolaan dan
pengawasan karyawan dan membantu tugas asisten yang lain. Rincian kegiatan
sebagai pendamping asisten yang telah dilaksanakan terlampir pada Lampiran 3.
Selain ketiga kegiatan tersebut dilakukan analisis khusus terhadap manajemen
pemanenan kelapa sawit yang dilaksanakan di Teluk Siak Estate.
5
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan dengan menggunakan
metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung digunakan untuk
mendapatkan data primer melalui kegiatan pengamatan di lapangan, wawancara
dan diskusi langsung dengan karyawan, mandor serta asisten. Data primer yang
dikumpulkan diutamakan pada setiap aspek pemanenan meliputi persiapan panen,
pelaksanaan panen serta transportasi panen. Rincian data primer meliputi:
Tenaga kerja panen. Kebutuhan tenaga kerja panen dilakukan melalui
diskusi bersama mandor dan asisten divisi, pengamatan langsung di lapangan,
serta mengumpulkan data jumlah tenaga panen di Teluk Siak Estate.
Angka kerapatan panen. Pengamatan angka kerapatan panen dilakukan
pada dua blok dengan dua jenis tanah yang berbeda. Setiap blok panen diamati
sebanyak lima kali ulangan. Setiap ulangan diambil tanaman contoh 10% dari
jumlah populasi tiap blok. Metode pengambilan contoh dilaksanakan dengan
mengambil contoh pada tiga tempat yaitu di tepi utara, tepi selatan blok serta di
tengah blok. Angka kerapatan panen didapatkan dari jumlah tandan yang dapat
dipanen besok dengan jumlah pohon yang diperiksa.
Mutu buah pemanen. Pengamatan mutu buah diamati dari enam pemanen
yang berbeda pada hari panen dan blok yang sama. Setiap pemanen diamati
sebanyak empat ulangan dengan jumlah buah yang diamati sebanyak 25 buah
pada TPH pertama dan kedua pemanen. Parameter untuk mutu buah adalah
jumlah tandan matang (ripe), tandan mentah (unripe), tandan kurang matang
(under ripe) serta tandan lewat matang (empty bunch).
Mutu hancak pemanen. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kualitas
hancak dari enam pemanen pada hari panen dan blok yang sama. Setiap
pemanen diamati sebanyak tiga ulangan. Jumlah pohon yang diamati sebanyak
80 pohon pada blok pertama pemanen. Parameter yang diamati meliputi tandan
matang tidak dipanen (unharvesting bunch), dan brondolan tidak dikutip (loose
fruits), serta kondisi penunasan.
Data sekunder didapatkan dari rekapitulasi data kantor kebun Teluk Siak
Estate. Rincian data tersebut meliputi keadaan umum perusahaan, keadaan iklim,
letak geografi, luas areal dan tata guna lahan, serta data historis produksi yang
meliputi data produksi, serta ekstraksi di PKS seperti persentase ekstraksi minyak
(OER), persentase ekstraksi kernel (KER) dan kandungan asam lemak bebas
(FFA). Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka selain dari
rekapitulasi kantor kebun.
Analisis Data dan Informasi
Analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari kegiatan
magang adalah analisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
digunakan untuk mencari jumlah, rata-rata dan presentase hasil pengamatan yang
kemudian dideskripsikan dengan menggunakan pembanding standar yang berlaku
dan literatur yang ditemukan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
analisis statistik sederhana dengan menggunakan uji t-student.
6
KEADAAN UMUM
Sejarah dan Perkembangan Kebun
Teluk Siak Estate (TSE) merupakan salah satu kebun kelapa sawit yang
dikelola oleh PT Aneka Intipersada di bawah PT Minamas Plantation yang
merupakan bagian dari Sime Darby Group. PT Aneka Intipersada merupakan
suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989 dengan
tujuan utama untuk usaha di bidang pertanian dan perkebunan. Perkebunan kelapa
sawit yang dimiliki perusahaan ini merupakan hasil konversi dari hutan sekunder
dengan luas sekitar 12 000 ha di atas cadangan lahan seluas 15 000 ha.
Penanaman kelapa sawit pada areal tersebut dimulai sejak tahun 1989. PT Aneka
Intipersada terdiri dari tiga kebun yaitu Aneka Persada Estate (APE), Teluk Siak
Estate (TSE) dan Pinang Sebatang Estate (PSE) serta satu pabrik kelapa sawit
yaitu Teluk Siak Factory (TSF). Pabrik tersebut dibangun pada tahun 1999 dan
pada tahun 2000, pabrik ini mulai beroperasi dengan kapasitas olah 45 ton jam-1
.
Letak Wilayah Administratif
Teluk Siak Estate terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Wilayah perkebunan ini secara geografis terletak
antara 1°52'30''–2°4'25'' LS dan 103°19'45''–103°27'57'' LU. Kebun ini berbatasan
sebelah barat dengan PT SIR Surya Dumay Grup, sebelah utara dengan Desa
Gasib, Kecamatan Koto Gasib, sebelah selatan dengan Pinang Sebatang Estate
dan sebelah timur dengan Aneka Persada Estate. Jarak dari kebun ini menuju
Pekanbaru yaitu 55.138 km dan jarak menuju Kabupaten Siak yaitu 73.437 km.
Peta lokasi Teluk Siak Estate terlampir pada lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Teluk Siak Estate memiliki curah hujan tahunan yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Berdasarkan data curah hujan tahunan pada
tahun 2007–2012, curah hujan di Teluk Siak Estate berkisar antara 2 048–2 609
mm. Curah hujan optimum untuk tanaman kelapa sawit yaitu 2 000–2 500 mm.
Teluk Siak Estate termasuk ke dalam tipe iklim A yaitu tipe iklim sangat basah
berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan jumlah rata-rata 1 bulan
kering dan 11 bulan basah. Data curah hujan periode 2007–2012 selengkapnya
terdapat pada Lampiran 5.
Jenis tanah yang terdapat di Teluk Siak Estate yaitu tanah mineral dan tanah
gambut. Tanah mineral seluas 2 169.18 ha atau 75.34% dari luas seluruh lahan.
Tanah gambut seluas 710.02 ha atau 24.66% dari luas seluruh lahan. Keadaan
topografi di Teluk Siak Estate bervariasi dengan keadaan topografi datar,
bergelombang dan berbukit.
Teluk Siak Estate terbagi menjadi tiga divisi yaitu Divisi 1 dengan luas
lahan 1 036.16 ha, Divisi 2 dengan luas lahan 1 116.68 ha dan Divisi 3 dengan
luas lahan 1 141.36 ha. Luas lahan Teluk Siak Estate yang ditanami kelapa sawit
seluas 2 879.20 ha. Areal lainnya digunakan untuk pabrik, perumahan karyawan,
infrastruktur jalan, konservasi dan okupasi.
7
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Teluk Siak Estate memiliki luas areal perkebunan sawit berdasarkan hak
guna usaha (HGU) sebesar 3 321.20 ha. Data tata guna lahan Teluk Siak Estate
berdasarkan tahun tanaman dapat dilihat pada Tabel 1 dan peta tata guna lahan
terlampir pada lampiran 6.
Tabel 1 Tata guna lahan Teluk Siak Estate berdasarkan tahun tanam
Kelompok areal
Luas areal
Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3 Total
.......................(ha).......................
Tanaman menghasilkan (TM)
Tahun tanam 1994 - 292.14 - 292.14
Tahun tanam 1995 67.70 - - 67.70
Tahun tanam 1996 256.54 444.03 176.91 877.48
Tahun tanam 1997 227.37 - 211.83 439.20
Tahun tanam 1998 358.26 - 194.19 552.46
Tahun tanam 1999 - - 69.87 69.87
Tahun tanam 2000 - - 35.43 35.43
Tahun tanam 2001 - - 118.24 118.24
Tahun tanam 2003 - 76.67 76.67
Tahun tanam 2004 - - 51.42 51.42
Tahun tanam 2009 29.00 - - 29.00
Sub total TM : 938.87 736.16 934.57 2 609.60
Tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan replanting
Tahun tanam 2011 - 30.00 - 30.00
Tahun tanam 2013 (replanting) - 239.60 - 239.60
Sub total TBM dan replanting: - 269.60 - 269.60
Lain-lain 124.29 110.92 206.79 442.00
Total 1 063.16 1 116.68 1 141.36 3 321.20
Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang ditanam di Teluk Siak Estate memiliki tipe
Tenera yaitu hasil persilangan antara Dura dan Pisifera. Varietas yang digunakan
adalah Marihat, Socfindo, Lonsum, Rispa dan Guthrie. Jarak tanam yang
digunakan berukuran 9.2 × 9.2 × 9.2 m dengan standar populasi tanaman kelapa
sawit per hektar 136 pohon ha-1
. Jumlah populasi kelapa sawit tersebut terkadang
tidak sesuai karena terdapat pohon yang ditumbang serta pohon ganda. Pohon
yang ditumbang antara lain adalah pohon yang sakit, tidak menghasilkan buah dan
pohon yang terkena petir. Populasi tanaman kelapa sawit di lapangan dapat dilihat
pada Tabel 2.
8
Tabel 2 Jumlah populasi tanaman kelapa sawit di Divisi 1 Teluk Siak Estate
Blok Luas areal Jumlah populasi Populasi per hektar
(ha) (pohon) (pohon ha-1
)
G007 30.85 4 038 131
G008 49.66 6 571 132
G009 37.48 5 154 138
G010 59.72 8 211 138
H007 58.84 7 901 134
H008 87.14 12 008 138
H009 78.48 10 634 135
H010 88.92 11 781 132
H011 51.66 6 734 130
I009 86.81 12 269 141
I010 53.77 6 972 130
I011 39.50 5 215 132
I012 67.70 8 832 130
I013 29.00 3 938 136
J010 54.82 7 490 137
J011 64.53 8 564 133
Total 938.87 126 312 135
Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)
Produksi tandan buah segar (TBS) merupakan salah satu hal terpenting
dalam agribisnis perkebunan kelapa sawit. Pencapaian produksi suatu kebun dapat
menunjukkan tingkat keberhasilan suatu kebun. Setiap kebun memiliki target
produksi tandan buah segar yang harus dicapai setiap tahunnya. Produksi TBS
yang telah dicapai Teluk Siak Estate selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Produksi tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate tahun 2007-2012
Tahun
Tanam
Tahun
2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
.................................................(kg tahun-1
).................................................
1994 12 465 920 11 907 730 10 902 150 12 025 412 12 732 470
1995 1 559 940 1 300 280 1 193 390 1 448 952 1 676 883
1996 16 425 450 15 042 450 15 153 880 18 031 423 18 956 175
1997 8 124 590 7 694 980 7 653 990 8 372 437 9 028 021
1998 10 519 650 8 850 980 8 484 590 9 477 746 10 228 101
1999 933 370 831 050 804 300 849 267 908 487
2000 611 830 527 140 502 980 593 681 599 165
2001 1 336 980 1 245 460 1 248 540 1 522 422 1 548 068
2003 890 720 1 339 240 900 570 1 032 374 1 406 712
2004 251 950 238 680 365 880 223 746 308 868
Total 53 120 400 48 977 990 47 210 270 53 577 460 57 392 950
Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)
Produksi dapat diukur dengan produktivitas yang merupakan hasil
pembagian dari produksi dengan luas lahan yang dipanen. produktivitas kelapa
sawit ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis atau varietas kelapa sawit,
umur tanaman, pemeliharaan tanaman, keadaan iklim, jenis tanah atau kelas
kesesuaian lahan, serangan hama dan penyakit serta tenaga kerja panen.
Produktivitas TBS yang telah dicapai Teluk Siak Estate selama lima tahun dapat
dilihat pada Tabel 3.
9
Tabel 4 Produktivitas tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate pada tahun
2007-2012
Tahun
Tanam
Tahun
2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
.................................................(ton ha-1
tahun-1
).................................................
1994 21,92 23,44 22,39 20,50 22,62 23,95 1995 20,75 23,04 19,21 17,63 21,40 24,77 1996 17,36 18,74 17,17 17,29 20,55 21,60 1997 16,80 18,62 17,64 17,55 18,98 20,56 1998 17,08 19,28 16,22 15,55 17,16 18,51 1999 18,70 19,07 16,98 16,43 12,15 13,00 2000 12,75 17,27 14,88 14,20 16,76 16,91 2001 11,64 13,84 12,89 12,92 12,88 13,09 2003 14,70 16,48 24,78 16,66 13,46 18,35 2004 4,50 7,68 7,27 11,15 4,35 6,01
Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Teluk Siak Estate merupakan salah satu kebun milik Minamas Plantation.
Karyawan di Teluk Siak Estate terbagi menjadi dua golongan yaitu karyawan staf
dan karyawan non staf. Karyawan staf terdiri dari estate manager, senior assistant
(asisten kepala), asisten divisi dan kepala tata usaha (KTU). Karyawan non staf
terdiri dari mandor, kerani dan karyawan divisi. Struktur organisasi Teluk Siak
Estate dapat dilihat pada Lampiran 7.
Jumlah karyawan di Teluk Siak Estate sebanyak 496 orang terdiri dari 5
orang karyawan staf dan 491 orang karyawan non staf (terhitung hingga bulan
Juni 2013). Indeks Tenaga Kerja (ITK) berdasarkan data tersebut sekitar 0.15.
Nilai ITK tersebut masih kurang dari standar nilai ITK perkebunan kelapa sawit
yaitu 0.2–0.3. Jumlah karyawan Teluk Siak Estate dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah tenaga kerja Teluk Siak Estate hingga bulan Juni 2013
Tingkatan karyawan Jumlah
(orang)
Karyawan staf
Estate manager 1
Senior assistant 1
Asisten divisi 2
Kepala tata usaha 1
Karyawan non staf
SKU-B kantor 24
SKU-B traksi 29
SKU-B divisi 49
SKU-B keamanan 15
SKU-harian 374
Jumlah total 496
Indeks tenaga kerja (ITK) 0.15
Standar ITK perkebunan kelapa sawit 0.2–0.3
Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)
10
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pengendalian Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi
yang tidak diinginkan oleh manusia. Pertumbuhan gulma pada perkebunan kelapa
sawit harus dikendalikan karena gulma menyebabkan adanya persaingan sarana
tumbuh dengan tanaman kelapa sawit. Sarana tumbuh yang diperebutkan meliputi
cahaya matahari, unsur hara, air dan ruang.
Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi persaingan sarana tumbuh
yang ada. Menurut Pahan (2010), pengendalian gulma harus memperhatikan
konsep ambang ekonomi dimana kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran
gulma tersebut harus lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk
pengendaliannya. Kegiatan pengendalian gulma yang dilaksanakan di Teluk Siak
Estate terbagi menjadi dua kegiatan yaitu pengendalian secara manual dan
pengendalian secara kimia.
Bongkar Tumbuhan Pengganggu. Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP)
merupakan metode pengendalian gulma secara manual. Metode BTP ini
dilaksanakan dengan membongkar gulma atau mencabut gulma hingga ke akarnya
dengan menggunakan parang atau cados. Standar HK yang ditentukan perusahaan
dalam pelaksanaan BTP adalah 0.5 ha. Karyawan yang melaksanakan BTP harus
dapat menyelesaikan hingga 68 pohon hari-1
. Gulma yang sering ditemukan yaitu
Melastoma malabathricum, Scleria sp., Borreria alata, Clidemia hirta,
Nephrolepis biserrata dan gulma yang lainnya.
Gambar 1 Bongkar tumbuhan pengganggu
Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma ini menggunakan
bahan kimia untuk mengurangi jumlah gulma yang tumbuh. Bahan kimia yang
digunakan yaitu herbisida. Pengendalian gulma secara kimia di Teluk Siak Estate
dilaksanakan dengan menyemprotkan herbisida di pasar pikul, piringan dan TPH.
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah knapsack sprayer dengan
kapasitas 12 liter.
Metode penyemprotan herbisida yang dilakukan di Teluk Siak Estate adalah
block spraying system (BSS). Penyemprotan dilaksanakan dari satu blok ke blok
yang lainnya. BSS merupakan sistem pengendalian gulma yang dilakukan secara
11
terencana dan terorganisir sehingga tercipta pengendalian gulma yang efektif,
efisien dan aman dari blok ke blok lainnya. Pelaksanaan BSS ini diawasi oleh
senior assistant dengan pelaksananya satu tim untuk satu kebun. Tim pelaksana
penyemprotan ini dinamakan tim rayon. Tim ini beranggotakan mandor semprot,
supir rayon, tukang air dan tenaga penyemprot.
Herbisida yang digunakan yaitu campuran dari bahan aktif isopropilamin
glifosat dan metil metsulfuron. Kedua herbisida tersebut termasuk ke dalam
herbisida sistemik. Menurut Sembodo (2010), herbisida sistemik adalah herbisida
yang ditranslokasikan dari tempat terjadinya kontak ke bagian lain, biasanya titik
tumbuh karena metabolisme aktif berlangsung. Konsentrasi isopropilamin glifosat
yang digunakan yaitu sebesar 1%, sedangkan dosis metil metsulfuron yang
digunakan adalah 0.83 g liter-1
untuk penyemprotan pasar pikul, piringan dan TPH.
Gambar 2 Pengendalian gulma secara kimia
Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang memerlukan
perhatian intensif. Menurut Andayani (2008) pemupukan merupakan upaya untuk
menyediakan unsur hara yang cukup untuk mendorong pertumbuhan vegetatif
tanaman dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan ekonomis
serta untuk ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pupuk dibedakan menjadi dua
jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah semua jenis
bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak
menjadi hara tersedia bagi tanaman. Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan
pabrik yang berasal dari mineral dan udara.
Pemupukan Organik. Pemupukan organik yang dilaksanakan di Divisi 1
Teluk Siak Estate meliputi aplikasi tandan kosong serta aplikasi pelepah dengan
penerapan sistem U-Shape. Tandan kosong adalah limbah atau sampah dari
tandan buah sawit yang telah diolah di pabrik kelapa sawit (PKS). Produksi
tandan kosong adalah sekitar 23% dari total TBS yang diolah di PKS. Keuntungan
dalam aplikasi tandan kosong adalah dapat menambah hara tersedia bagi tanaman,
dapat digunakan sebagai bahan mulching, meningkatkan KTK tanah serta
mencegah erosi tanah dan menurunkan potensial run-off pemupukan. Tandan
kosong kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai umpan perangkap hama
pada perkebunan kelapa sawit yaitu kumbang tanduk (Purba et al, 1999). Hara
yang terkandung dalam satu ton tandan kosong setara dengan sekitar 5.0 kg Urea,
1.0 kg TSP, 16.0 kg MOP, dan 4.0 kg Kieserite.
12
Apikasi tandan kosong berbeda pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
dan tanaman menghasilkan (TM). Dosis tandan kosong pada kelapa sawit TBM
yaitu sebanyak 200 kg pohon-1
sedangkan pada tanaman TM sebanyak 250 kg
pada setiap titik aplikasi. Penyusunan tandan kosong pada TBM disusun
melingkari pohon, sedangkan pada TM, tandan kosong disusun satu lapis secara
rapi di dalam baris antar tanaman (Gambar 3). Penyusunan tandan kosong harus
dilaksanakan dengan benar karena tandan kosong yang disusun lebih dari satu
lapis dapat menyebabkan munculnya hama kumbang tanduk.
Gambar 3 Penyusunan tandan kosong pada areal TM kelapa sawit
Pemupukan organik yang kedua adalah aplikasi pelepah dengan penerapan
sistem U-Shape. Pelepah yang diaplikasikan merupakan pelepah yang diturunkan
ketika kegiatan penunasan dan pemanenan. Pelepah yang diturunkan ketika
kegiatan penunasan adalah pelepah yang menyangga buah (pelepah songgo) yang
akan dipanen. Jumlah pelepah songgo ditentukan berdasarkan umur tanaman.
Tanaman yang berumur 5–8 tahun memiliki pelepah songgo sebanyak 3 pelepah,
tanaman berumur 8–14 tahun sebanyak 2 pelepah songgo dan tanaman berumur
lebih dari 14 tahun sebanyak 1 pelepah songgo. Pelepah yang diturunkan tersebut
disusun secara rapi membentuk huruf U dengan menempatkan pelepah pada
gawangan mati dan antar pohon (Gambar 4).
Gambar 4 Penyusunan pelepah dengan sistem U Shape
Manfaat yang didapatkan dalam aplikasi pelepah yaitu meningkatkan hara
tersedia bagi tanaman, meningkatkan kelembaban tanah dan meningkatkan
efisiensi pemupukan anorganik. Kandungan hara pada pelepah antara lain
13
nitrogen, kalium, fosfat, mineral dan lain-lain. Hara tersebut tersedia dari
pelapukan pelepah oleh organisme pengurai sehingga memerlukan waktu yang
lama agar hara tersedia bagi tanaman. Pupuk organik mengandung banyak unsur
hara namun dalam jumlah yang sedikit.
Pemupukan Anorganik. Pemupukan anorganik merupakan salah satu
kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif. Hal ini dikarenakan
biaya pemupukan kelapa sawit tergolong tinggi sekitar 30% dari biaya produksi
atau 40–60 % dari biaya pemeliharaan. Pupuk anorganik memiliki sifat cenderung
cepat tersedia (fast release) bagi tanaman. Prinsip utama dalam aplikasi pupuk di
perkebunan kelapa sawit adalah setiap pohon harus menerima setiap jenis pupuk
sesuai dosis yang telah direkomendasikan. Dosis rekomendasi pemupukan di
Minamas Plantation ditentukan oleh Minamas Research Center. Beberapa pupuk
yang diaplikasikan di Divisi 1 Teluk Siak Estate antara lain Urea, MOP, RP,
HGFB dan Kieserite. Rekomendasi pemupukan di Divisi 1 Teluk Siak Estate
terdapat pada Lampiran 8.
Pemupukan di Divisi 1 Teluk Siak Estate dilaksanakan dengan cara
membagi blok menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh pasar tengah. Pupuk
dilangsir di dua Collection Road yang mengapit blok kemudian pupuk ditabur dari
Collection Road hingga ke pasar tengah. Metode ini digunakan karena di Divisi 1
Teluk Siak Estate tidak menggunakan sistem penguntilan pupuk (pembagian
jumlah pupuk menjadi beberapa bagian kecil dari jumlah pupuk awal sesuai
dengan kelipatan dosis pupuk).
Gambar 5 Metode penaburan pupuk
Metode penaburan pupuk yang digunakan yaitu pupuk ditabur secara tipis di
bibir piringan membentuk huruf U. Penaburan tanaman yang berada di tepi jalan
membentuk huruf L. Pemupukan pada tanaman yang berbatasan dengan parit
tengah, aplikasi pemupukan ditabur membentuk baris ganda (Gambar 5).
Leaf Sampling Unit
Leaf Samping Unit (LSU) adalah suatu metode pengambilan contoh daun
dalam suatu areal yang digunakan untuk menganalisis status hara yang terkandung
pada daun. Identifikasi gejala defisiensi hara juga dilaksanakan ketika
pengambilan contoh daun. Hasil analisis LSU digunakan sebagai langkah awal
dalam penentuan dosis rekomendasi pemupukan tahun yang akan datang.
Pengambilan contoh daun ini dilaksanakan secara rutin setiap satu tahun sekali.
Pengambilan contoh daun dilaksanakan oleh satu tim sensus yang telah
diberikan pelatihan oleh Minamas Research Center (MRC). Tim sensus ini terdiri
dari 3 orang petugas. Petugas pertama memiliki tugas untuk memberikan nomor
dan tanda LSU pada pohon tanaman. Tanda dan nomor dalam LSU dapat dilihat
pada Tabel 6. Petugas kedua bertugas untuk mengamati dan menurunkan pelepah
14
ke 17. Petugas ketiga bertugas untuk memotong daun dan memasukkan ke dalam
plastik serta mengamati dan mencatat gejala defisiensi yang terjadi secara visual.
Tabel 6 Tanda dan nomor dalam leaf sampling unit (LSU)
No Penandaaan No Penomoran
1 Tanda masuk baris pertama 1 Nomor blok LSU untuk
kebun Teluk Siak Estate,
Divisi 1 dan blok 23.
2 Tanda masuk baris
selanjutnya
2 Titik Sampling (TS)
pertama
3
Tanda pindah baris 3 TS selanjutnya
4
Tanda baris terakhir atau
penutup
4 TS terakhir atau penutup
Sumber: Minamas Research Center (2013)
Metode pengambilan contoh daun ini memiliki sistem yang telah ditentukan
oleh MRC. Rumus sistem pengambilan sampel yaitu a × b = c (a adalah tanaman
contoh diambil pada baris ke-a, b adalah tanaman contoh diambil pada pohon ke-b
sedangkan c adalah jumlah tanaman contoh yang harus diambil). Misalnya pada
rumus 10 × 10 = 30, dalam sistem ini jumlah tanaman contoh diambil setiap baris
ke 10 dan pohon ke 10 serta jumlah tanaman contoh yang diambil sebanyak 30
tanaman contoh. Syarat tanaman contoh adalah tanaman yang sehat dan bukan
berada di samping parit dan jalan. Apabila terdapat tanaman contoh yang tidak
sehat atau berada di pinggir parit atau jalan, titik sampel bergeser menjauhi
tanaman contoh tersebut. Gejala defisiensi dominan yang terjadi pada saat
pelaksanaan LSU yaitu defisiensi boron dengan gejala daun mengeriting.
Sensus Ulat Api
Salah satu hama penting pada tanaman kelapa sawit adalah ulat api. Gejala
serangan dari hama ini menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) yang berdampak
pada penurunan produksi kelapa sawit. Tindakan pencegahan terhadap serangan
dari ulat api ini perlu dilakukan agar tidak mempengaruhi produksi secara nyata.
Salah satu tindakan pencegahan tersebut adalah dengan sensus ulat api.
Sensus ulat api berguna untuk mengetahui tingkat serangan ulat api dengan
mengetahui jumlah populasi yang terdapat pada areal tersebut. Tingkat serangan
ulat api dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu serangan ringan,
serangan sedang dan serangan berat. Serangan tingkat ringan terjadi apabila
jumlah populasi ulat api kurang dari 3 ulat pohon-1
, pada tingkat serangan ini tidak
dilaksanakan tindakan pengendalian yang lebih lanjut. Serangan tingkat sedang
terjadi ketika jumlah populasi ulat api sebanyak 3–5 ulat pohon-1
. Aktivitas ulat
api pada tingkat ini harus terus diamati agar jumlah populasi tidak semakin
meningkat. Serangan berat terjadi ketika jumlah populasi ulat api lebih dari 5 ulat
pohon-1
. Tindakan pengendalian wajib dilakukan pada tingkat serangan ini.
Kegiatan sensus ulat api dilaksanakan oleh satu tim sensus yang terdiri dua
orang petugas dan memiliki tugas yang berbeda. Petugas pertama berkewajiban
untuk menurukan pelepah dengan gejala serangan ulat api paling parah. Petugas
kedua berkewajiban untuk mencari, mengambil dan mencatat jumlah ulat api
berserta pupanya. Kedua petugas tersebut diawasi pekerjaannya oleh satu mandor
TSE 123
30
2
1
15
agar pelaksanaan sensus dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan metode
yang ditetapkan.
Metode pengambilan contoh pada sensus ulat api ini ditentukan dengan
menghitung baris dan pohon dengan interval 10. Pohon yang pertama kali diamati
adalah pohon yang terletak pada baris ke 1 dan pohon ke 1. Pohon selanjutnya
ditentukan dengan menentukan pohon pada interval ke 10 dari pohon yang telah
disensus (1, 11, 21, 31). Baris berganti ketika semua pohon yang memenuhi
ketentuan dalam baris tersebut telah disensus. Baris selanjutnya ditentukan dengan
menentukan baris pada interval ke 10 dari baris yang telah disensus (Gambar 6).
Pohon yang sesuai dengan kriteria tersebut diturunkan pelepah yang gejala
serangan ulat api paling parah.
Hasil sensus ulat api menunjukkan bahwa Divisi 1 Teluk Siak Estate
mengalami serangan ulat api dengan tingkat serangan ringan. Rata-rata ulat api
per pohon yang ditemukan sebanyak 0.1 ulat api per pohon. Jumlah ulat api yang
ditemukan sebanyak 4 ulat api dengan contoh pohon yang berjumlah 41 pohon.
Spesies ulat api yang ditemukan ketika pelaksanaan sensus di Divisi 1 Teluk Siak
Estate antara lain Setothosea asigna dan Setora nitens. Setothosea asigna
mempunyai ciri khas memiliki corak yang berbentuk seperti pulau pada tubuhnya.
Setora nitens adalah ulat api yang memiliki ciri khas berwarna hijau keputihan
dengan bulu tipis pada tubuhnya.
Gambar 6 Metode pengambilan contoh sensus ulat api
Pemanenan
Panen adalah kegiatan penting di perkebunan kelapa sawit. Kegiatan ini
menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan. Fokus utama kegiatan panen adalah
memotong semua janjang masak panen sesuai dengan rotasi panen yang
ditetapkan dan dengan mutu panen sesuai standar, mengutip brondolan, serta
mengirimkan tandan buah segar (TBS) yang dipanen ke pabrik kelapa sawit
(PKS) dalam waktu kurang dari 24 jam. Keberhasilan panen dapat diketahui dari
tingkat ekstraksi minyak yang tinggi dan kandungan asam lemak bebas (ALB)
yang rendah. Gambar 7 menunjukkan kegiatan pemanenan.
16
(a) (b)
Gambar 7 Kegiatan pemanenan: penurunan tandan buah segar menggunakan
egrek (a), pengutipan brondolan (b)
Sistem panen. Sistem organisasi panen yang dilaksanakan di Divisi 1 Teluk
Siak Estate adalah block harvesting system (BHS). Kegiatan panen dilaksanakan
setiap hari kerja dan terkonsentrasi pada satu seksi panen tetap berdasarkan
interval yang telah ditentukan. Keuntungan dari sistem BHS adalah dapat
mempermudah pengawasan, evaluasi dan transportasi TBS. Ciri khas dari sistem
BHS yang diterapkan di Divisi 1 Teluk Siak Estate, sebagai berikut:
1. Setiap divisi memiliki enam seksi panen yang tiap seksinya harus diselesaikan
pada hari itu juga.
2. Hancak pemanen yang digunakan adalah hancak giring tetap
3. Kegiatan panen terkonsentrasi untuk memudahkan transport TBS
4. Kegiatan panen dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama
5. Pemanenan dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil pemanen (KKP)
Rotasi panen. Rotasi panen adalah interval waktu yang diperlukan untuk
kembali ke seksi atau blok panen sebelumnya. Rumus rotasi panen yang
ditetapkan di Teluk Siak Estate yaitu 6/7. Pemanenan dilaksanakan selama 6 hari
dalam seminggu dan 1 hari untuk tanaman beristirahat tanpa dipanen. Teluk Siak
Estate menetapkan rotasi panen normal yaitu 7 hari dan toleransi keterlambatan
rotasi hingga 9 hari. Rotasi panen merupakan faktor pembatas dalam menentukan
produksi TBS, mutu buah, mutu transport serta biaya produksi.
Seksi panen. Seksi panen adalah luasan areal panen yang terdiri dari
beberapa blok yang harus dipanen pada hari tersebut. Tujuan penerapan seksi
panen yaitu untuk mempermudah pemanenan (pembagian hancak), supervisi dan
pengangkutan TBS. Pembagian seksi panen harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Jumlah rotasi dalam satu tahun dan umur rotasi normal yang dikehendaki.
2. Luas lahan tanaman menghasilkan (TM) unit kebun dan divisi.
3. Jumlah jam kerja dalam satu minggu.
4. Hasil identifikasi blok
Kriteria panen. Kriteria umum untuk buah yang dapat dipanen adalah
berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas dari tandan dan jatuh ke piringan
secara alami. Jumlah brondolan yang ditetapkan oleh Teluk Siak Estate sebagai
17
kriteria panen sebanyak 10 butir tandan-1
. Kriteria ini ditetapkan dalam rapat
SOU-17 (Strategic Operation Unit 17) yang diputuskan berdasarkan diskusi
antara pihak kebun dan PKS. Buah dengan brondolan di piringan kurang dari 10
butir dianggap mentah dan tidak boleh dipanen.
Pelaksanaan panen. Kegiatan pemanenan diawali dengan apel pagi antara
mandor dan pemanen. Mandor panen menjelaskan hancak masing-masing
pemanen dan memberikan evaluasi terhadap kegiatan pemanenan pada kegiatan
panen sebelumnya. Pemanen memotong buah berdasarkan kriteria panen yang
ditetapkan dengan alat panen yang tepat (egreg untuk tanaman tinggi, dodos untuk
tanaman rendah). Pelepah yang menyangga buah (pelepah songgo) wajib
diturunkan, kemudian pelepah tersebut disusun rapi membentuk huruf "U". Buah
yang telah diturunkan dipotong tangkainya hingga panjang tangkai sekitar 2.5 cm
dari pangkal buah.
Tandan buah bersama brondolan yang ada di piringan dilangsir ke tempat
pengumpulan hasil (TPH) menggunakan angkong. Seluruh buah yang berada di
TPH diberikan tanda agar mempermudah pengecekan buah oleh kerani cek sawit
(KCS). Pemuatan dilaksanakan setelah KCS mengecek seluruh buah di TPH
tersebut. Angkutan buah dapat menuju PKS setelah diberikan surat pengantar
buah (SPB) yang dibuat oleh KCS.
Taksasi panen. Taksasi adalah perkiraan seluruh buah yang dapat dipanen
dari seluruh jumlah tanaman dalam satu blok pada satu hari tertentu. Tujuan dari
taksasi panen adalah untuk memperkirakan produksi TBS mempermudah
pengaturan dan pelaksanaan panen, memperkirakan kebutuhan tenaga kerja serta
banyaknya alat transportasi yang diperlukan. Taksasi panen dilaksanakan dengan
memperkirakan angka kerapatan panen (AKP) pada hari yang akan datang. AKP
didapatkan dengan mengamati jumlah janjang yang dapat dipanen. Contoh yang
diamati sebanyak 10% dari populasi blok yang akan dipanen. Rumus taksasi
panen yang dilaksanakan di Divisi 1 Teluk Siak Estate yaitu:
Alat dan perlengkapan panen. Kegiatan pemanenan tidak dapat terlaksana
tanpa didukung dengan alat dan perlengkapan panen yang memadai. Setiap alat
dan perlengkapan panen bagi karyawan disediakan oleh perusahaan. Karyawan
diberikan tanggung jawab penuh terhadap peralatan yang telah mereka dapatkan.
Alat dan perlengkapan panen yang rusak akibat penggunaan yang tidak wajar
akan menjadi tanggung jawab pemanen itu sendiri. Perlengkapan panen yang
digunakan dalam kegiatan panen serta fungsinya dapat dilihat pada Tabel 7.
Transportasi. Buah yang sudah dipanen harus segera mungkin diangkut ke
PKS agar kandungan ALB dalam buah masih dapat terjaga. Jumlah unit angkutan
yang dimiliki Divisi 1 Teluk Siak Estate sebanyak 3 unit dengan kapasitas muatan
yang berbeda (kapasitas muatan sedang dan besar). Unit angkutan tersebut terbagi
menjadi 2 unit kapasitas muatan sedang dan 1 unit kapasitas muatan besar.
Kapasitas unit muatan sedang yaitu 6 ton trip-1, sedangkan unit dengan kapasitas
muatan besar dapat memuat TBS hingga 8 ton trip-1
. Masing-masing unit
angkutan terdapat 4 karyawan yang terbagi 1 orang supir, 1 orang KCS dan 2
orang pemuat (helper).
18
Tabel 7 Jenis perlengkapan panen yang digunakan dalam kegiatan panen
Nama alat Spesifikasi Penggunaan
Dodos kecil Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm,
tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7
cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang
total 18 cm
Pemotongan buah tanaman
umur 3–4 tahun
Dodos besar Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm,
tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7
cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang
total 18 cm
Pemotongan buah tanaman
umur 5–8 tahun
Pisau Egrek Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm,
panjang pisau 45 cm, sudut lengkung
dihitung di sumbu 135°
Pemotongan buah tanaman
yang berumur lebih dari 9
tahun
Gagang egrek Alumunium ukuran 6 m dan 12 m Galah pisau egrek
Clame egrek Besi berbentuk cincin yang dapat diatur
diameternya Menjepit egrek dengan
gagang egrek
Gancu Besi beton, panjang sesuai kebiasaan setempat
Memuat tandan ke angkong
dan memeriksa mutu buah
Kampak - Pemotong tangkai buah
Angkong - Alat transportasi buah ke
tempat pengumpulan hasil
Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2004)
Pengiriman tandan dilakukan jika tandan sudah masuk dalam unit
transportasi dan menyertakan surat pengantar buah (SPB). SPB merupakan surat
yang berisi keterangan unit dan perkiraan jumlah serta bobot tandan yang akan
dikirim ke PKS. Kerani divisi dan KCS akan merekap SPB sebagai bukti
pengiriman dan mengetahui jumlah pengiriman (trip) yang dilakukan oleh Divisi.
Aspek Manajerial
Teluk Siak Estate membagi karyawan di divisi menjadi dua golongan yaitu
tim supervisi dan karyawan harian (pekerja). Tim supervisi termasuk ke dalam
golongan serikat kerja unit bulanan (SKU-B) sedangkan karyawan harian
termasuk ke dalam serikat kerja unit harian (SKU-H). Tim supervisi terdiri atas
mandor 1, mandor panen, mandor perawatan, kerani divisi serta kerani yang
lainnya. Kegiatan manajerial yang dilakukan selama magang yaitu pendamping
mandor dan pendamping asisten divisi dengan rincian sebagai berikut.
Pendamping Mandor
Mandor 1. Setiap divisi memiliki seorang mandor 1 yang membantu asisten
di lapangan. Tugas seorang mandor 1 adalah mengawasi dan mengelola setiap
mandor, menyusun program kerja bersama asisten serta mengawasi transportasi
hasil panen. Seluruh tanggung jawab asisten dipegang oleh mandor 1 ketika
asisten tidak dapat hadir di Divisi. Kegiatan yang dilaksanakan ketika menjadi
19
pendamping mandor 1 adalah memeriksa seluruh kegiatan budidaya di lapangan
serta berdiskusi mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan.
Mandor panen. Salah satu penentu dalam pencapaian produksi di Divisi
yaitu mandor panen. Mandor panen memiliki tugas untuk membagi hancak
pemanen, mengawasi kegiatan pemanenan, melaksanakan taksasi panen serta
berkoordinasi dengan kerani cek sawit dalam pengecekan hasil panen. Kegiatan
yang dilaksanakan ketika menjadi pendamping mandor panen adalah
melaksanakan field check (memeriksa hancak pemanen), taksasi panen, serta
mengawasi kegiatan pemanenan.
Mandor perawatan. Mandor perawatan terdiri atas mandor pemupukan,
mandor penyemprotan dan aplikasi janjang kosong, mandor bongkar tumbuhan
pengganggu serta mandor perawatan jalan. Koordinasi antara mandor perawatan
sangat penting agar alokasi tenaga kerja dapat dialokasikan dengan tepat. Tugas
dari mandor perawatan yaitu mengawasi kegiatan perawatan berdasarkan bidang
masing-masing dan mengelola tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan tersebut.
Kerani divisi. Tugas dan tanggung jawab kerani divisi adalah mengurusi
seluruh kegiatan administrasi tingkat divisi. Administrasi tingkat divisi meliputi
laporan produksi, surat permintaan barang, absensi karyawan, catatan lembur serta
memonitoring produksi dan biaya. Kerani divisi dibantu oleh Kerani 2 dalam
melaksanakan tugasnya. Tugas spesifik dari kerani 2 adalah memeriksa kehadiran
seluruh karyawan. Kegiatan selama mengikuti kerani divisi adalah membantu
administrasi tingkat divisi, memeriksa absensi, mengisi monitoring produksi dan
biaya serta administrasi lainnya.
Kerani cek sawit. Kerani cek sawit (KCS) bertugas memeriksa dan
mencatat buah yang ada di TPH dan memastikan seluruh buah telah dikirim ke
PKS. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh KCS meliputi jumlah janjang serta
mutu buah di TPH. KCS berhak memberikan denda kepada pemanen yang
menurunkan buah yang tidak matang. Khusus buah mentah, KCS akan menyuruh
pemanen untuk membelah buah agar buah tidak menjadi contoh grading di PKS.
Kegiatan yang dilaksanakan ketika mengikuti KCS adalah mencatat jumlah
tandan dan memeriksa buah yang diturunkan pemanen serta membantu membuat
laporan potong buah (LPB).
Pendamping Asisten
Asisten divisi bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala dan estate
manager. Seorang asisten divisi dibantu oleh mandor 1, mandor panen, mandor
perawatan dan kerani dalam mengelola seluruh kegiatan di divisi. Tugas asisten
divisi adalah mengelola seluruh kegiatan operasional divisi dan bertanggung
jawab terhadap kehidupan sosial masyarakat pada divisi yang dipimpin. Asisten
divisi harus siap kapan pun bila dibutuhkan.
Kegiatan yang dilaksanakan selama menjadi pendamping asisten adalah
mengawasi kegiatan pada setiap kemandoran, field check dengan asisten
plantation sustainable quality management (PSQM), mengawasi seluruh
pekerjaan Divisi I, mengikuti serangkaian kegiatan dalam Strategic Operating
Unit 17 (SOU-17), menilai kualitas kerja karyawan dan mengawasi kegiatan
sensus ulat api.
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prestasi Kerja pada Pelaksanaan Aspek Teknis Magang
Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan arahan dari manajer kebun
dan asisten divisi. Pelaksanaan magang terbagi menjadi dua aspek kegiatan yaitu
aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis dilaksanakan ketika tahap KHL.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengendalian gulma secara manual maupun
kimiawi, pemupukan organik, replanting, pemanenan, sensus ulat api. Rata-rata
prestasi kerja selama magang yang dapat dicapai penulis pada pelaksanaan aspek
teknis masih di bawah standar yang ditetapkan oleh perusahaan (Tabel 8).
Tabel 8 Prestasi kerja yang dicapai penulis, karyawan dan standar perusahaan
Kegiatan Prestasi kerja penulis Prestasi kerja
karyawan
Standar prestasi kerja
Dongkel anak sawit 1.50 ha HK
-1 1.50 ha HK
-1 -
Penyemprotan herbisida 1.00 ha HK-1
3.00 ha HK-1
4.00 ha HK-1
Aplikasi tandan kosong 1.75 ton HK-1
3.00 ton HK-1
4.00 ton HK-1
Pancang teras 4.00 Teras 4.00 teras -
Pancang tanam 180.00 pancang 180.00 pancang -
Pemanenan 3.67 tandan HK-1
86.67 tandan HK-1
85.00 tandan HK-1
Sensus ulat api 1.00 blok HK-1
1.00 blok HK-1
-
Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)
Interval Panen
Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (hancak) yang berbeda agar
pabrik dapat berjalan tiap hari. Pengaturan hari panen dengan rotasi panen yang
tepat waktu perlu dilaksanakan agar tersedia hari istirahat bagi pabrik dalam
mengolah TBS. Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan
panen berikutnya pada satu hancak panen. Rumus rotasi panen yang ditetapkan di
Teluk Siak Estate yaitu 6/7. Selang waktu dari panen pertama ke panen
selanjutnya (interval panen) adalah 7 hari dan terdapat 6 hari panen selama
interval panen tersebut.
Interval panen menjadi faktor pembatas dalam menentukan produksi TBS,
mutu buah, mutu transpor, pengolahan TBS di pabrik serta biaya produksi.
Standar interval panen yang ditetapkan Divisi 1 Teluk Siak Estate adalah 7 hari
dengan toleransi keterlambatan hingga 9 hari. Interval panen aktual Divisi 1 Teluk
Siak Estate selama bulan Februari hingga Mei terdapat pada Tabel 9.
Tabel 9 Interval panen Divisi 1 Teluk Siak Estate selama empat bulan
Bulan
Interval panen
Standar perusahaan Rata-rata Terpendek Terpanjang
.............................................(hari).............................................
Februari 7 7.08 6 9
Maret 7 7.15 5 11
April 7 7.06 4 10
Mei 7 7.37 5 10
Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)
21
Berdasarkan data interval panen pada Tabel 9 terlihat bahwa rata-rata
interval panen di Divisi 1 Teluk Siak Estate sesuai dengan standar yang ditetapkan
y t ≤ 9 , t t range interval panennya cukup luas. Penyebab
range interval panen yang luas adalah terdapat beberapa pemanen yang tidak
hadir dan tidak tersebarnya jumlah pemanen di setiap kemandoran. Interval panen
yang lambat diakibatkan banyaknya pemanen yang tidak hadir pada kemandoran
tersebut. Interval panen yang panjang akan mengakibatkan banyaknya jumlah
brondolan yang disebabkan banyaknya tandan matang dan lewat matang di pohon
dan memungkinkan kehilangan brondolan. Interval panen yang pendek
diakibatkan jumlah pemanen yang berlebih dan tidak seimbang dengan jumlah
buah yang dapat di panen pada kemandoran tersebut. Interval panen yang pendek
meningkatkan potensi banyak terpanen buah mentah. Menurut Pahan (2010),
kondisi buah yang sedikit sedangkan pemanen dituntut untuk mencapai basis
mengakibatkan pemanen mengambil resiko dengan memanen tandan mentah atau
kurang matang untuk memenuhi basis panen. Tindakan yang dilaksanakan oleh
Divisi 1 Teluk Siak Estate untuk mengatasi rotasi yang tidak standar adalah
mendistribusikan dengan tepat jumlah pemanen pada setiap kemandoran panen.
Angka Kerapatan Panen
Angka kerapatan panen (AKP) adalah persentase sebaran tandan yang dapat
dipanen pada suatu hancak tanaman menghasilkan. AKP dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah produksi, kebutuhan tenaga panen dan kebutuhan unit
transportasi yang diperlukan. Penghitungan AKP dilaksanakan oleh mandor panen
sehari sebelum kegiatan panen. Nilai AKP didapatkan dengan mengambil sampel
sebanyak 10% dari luasan areal yang akan dipanen dengan rumus sebagai berikut:
t t
Persentase nilai AKP tersebut digunakan untuk memperkirakan produksi
yang dapat diraih pada waktu panen berikutnya dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 10 Perbandingan angka kerapatan panen, produksi aktual dan bobot janjang
rata-rata berdasarkan jenis tanah di Divisi 1 Teluk Siak Estate
Jenis tanah Angka kerapatan panen Produksi aktual Bobot janjang rata-rata
(%) ................................(kg).................................
Mineral 19.55 24 354* 15.85
*
Gambut 21.27 18 664* 11.72
*
Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)
Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf uji 5%
Pengamatan persentase AKP dilakukan pada jenis tanah yang berbeda
dengan tahun tanam 1998. Variabel yang diamati meliputi persentase AKP,
produksi aktual dan bobot janjang rata-rata (BJR). Berdasarkan data pengamatan
pada Tabel 10 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada % AKP dan hasil
yang berbeda nyata pada produksi aktual dan BJR antara tanah mineral dan tanah
gambut. Blok dengan jenis tanah mineral lebih baik produksinya dibandingkan
22
dengan blok gambut karena memiliki kerapatan panen yang tidak berbeda nyata
sedangkan BJR di blok gambut lebih kecil dibandingkan dengan blok mineral.
BJR kelapa sawit pada lahan gambut lebih kecil karena ketersedian unsur hara
tidak berimbang. Kelapa sawit di lahan gambut mengalami beberapa defisiensi
seperti P, K, Mg, Cu, Zn dan B (Mangoensoekarjo dan Semangun 2003).
Tenaga Kerja Panen
Pemanenan dalam perkebunan kelapa sawit memerlukan manajemen tenaga
kerja yang baik. Tenaga kerja panen merupakan karyawan yang bertugas untuk
menurunkan tandan buah segar (TBS) sesuai dengan aturan potong buah yang
ditetapkan oleh perusahaan. Tenaga kerja panen akan mempengaruhi produksi
yang dapat dicapai dan jumlah biaya yang perlu dikeluarkan. Penetapan tenaga
kerja panen harus memperhatikan luasan areal yang dapat dipanen, jumlah buah
yang dapat dipanen dan kemampuan para pemanen. Kekurangan tenaga kerja akan
menyebabkan pencapaian produksi tidak sesuai target. Kelebihan tenaga kerja
mengakibatkan biaya produksi yang meningkat karena upah yang harus
dibayarkan bertambah sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang dipakai.
Penetapan tenaga kerja panen di Divisi 1 Teluk Siak Estate tidak ditentukan
dari perhitungan taksasi produksi tetapi dari perhitungan luas tanaman
menghasilkan (TM) dan kapasitas panen karyawan. Penetapan tenaga kerja ini
mengacu pada keputusan perusahaan yang menetapkan bahwa tidak boleh ada
tenaga borongan di perusahan Minamas Plantation. Perhitungan tenaga kerja
panen di Divisi 1 sebagai berikut:
Luas TM : 938.87 ha
Kapasitas panen karyawan per seksi panen : 3 ha
Kapasitas panen karyawan untuk 6 seksi : 6 seksi × 3 ha = 18 ha
t
t y
9
Selanjutnya perhitungan TK panen menggunakan rumus:
TK panen = Kebutuhan TK panen + 10% kebutuhan TK panen
= 52.2 + 5.22
= 57.42 = 58 orang
Berdasarkan perhitungan tenaga kerja panen, standar kebutuhan tenaga
panen Divisi 1 untuk menyelesaikan lahan TM seluas 938.87 ha adalah 53 orang.
Penambahan 10% jumlah tenaga kerja panen digunakan untuk mengantisipasi
adanya permasalahan absensi tenaga panen yang dapat menurunkan produksi.
Permasalah absensi meliputi cuti, sakit, mangkir dan lain-lain. Jumlah tenaga
kerja panen yang dimiliki Divisi 1 Teluk Siak Estate terhitung tanggal 1 Juni 2013
yaitu sebanyak 50 orang. Penambahan tenaga kerja sebanyak 8 orang diperlukan
agar kegiatan pemanenan dapat berjalan lebih optimal.
Pengawasan Mutu Panen
Kegiatan pemanenan sangat dibutuhkan pengawasan agar kegiatan
pemanenan dapat belangsung sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Keuntungan dengan adanya pengawasan mutu panen dapat mengurangi
kehilangan hasil panen serta menjaga kondisi tanaman kelapa sawit. Kehilangan
23
hasil panen yang terjadi ketika pemanenan diantaranya brondolan tidak dikutip,
buah matang tidak dipanen dan memanen buah mentah. Kondisi tanaman akan
terjaga ketika kesalahan dalam kegiatan pemanenan dapat dikurangi. Kesalahan
pemanenan meliputi pelepah terkulai (sengkleh), penunasan berat (over pruning)
dan penunasan ringan (under pruning).
Pelaksanaan pengawasan mutu panen di Divisi 1 Teluk Siak Estate
dilaksanakan oleh mandor panen, kerani cek sawit (KCS), mantri tanaman, asisten
divisi dan asisten plantation sustainable quality management (PSQM).
Banyaknya bagian yang terlibat dalam pengawasan mutu panen bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hasil panen dan mengurangi kehilangan hasil. Pengawasan
mutu panen terbagi menjadi dua bagian yaitu pengawasan mutu buah dan
pengawasan mutu hancak.
Pengawasan mutu buah meliputi buah matang (ripe), buah kurang matang
(under ripe), buah mentah (unripe), buah lewat matang (empty bunch).
Berdasarkan hasil pengamatan mutu buah pemanen (Tabel 11) terlihat bahwa
hanya dua pemanen yaitu pemanen nomor 1 dan nomor 5 yang persentase buah
ripe kurang dari standar perusahaan. Persentase buah under ripe yang kurang dari
standar perusahaan terdapat pada pemanen nomor 1. Buah unripe hanya dipanen
oleh pemanen nomor 1 dan nomor 5 sedangkan buah empty bunch dipanen oleh
pemanen nomor 3 dan nomor 5. Hasil panen dengan mutu buah yang memenuhi
standar perusahaan yaitu pemanen nomor 2, nomor 4 dan nomor 6.
Tabel 11 Mutu buah pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate
Nomor pemanen
Mutu buah
Ripe Under ripe Unripe Empty bunch
.........................................(%).........................................
1 96 3 1 0
2 98 2 0 0
3 99 0 0 1
4 98 2 0 0
5 95 2 2 1
6 99 1 0 0
Standar Perusahaan 98 2 0 0
Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)
Pengawasan mutu hancak meliputi buah matang tidak dipanen, brondolan
tidak dikutip, pelepah terkulai (sengkleh), pelepah tidak disusun rapi, penunasan
berat dan penunasan ringan. Hasil pengamatan mutu hancak pemanen di Divisi 1
Teluk Siak Estate dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 menunjukkan bahwa enam pemanen yang diamati sudah memanen
seluruh buah yang sudah matang. Kehilangan brondolan paling tinggi terdapat
pada pemanen nomor 1 dengan kehilangan brondolan sebesar 1.59 butir pohon-1
,
sedangkan kehilangan brondolan paling rendah terdapat pada pemanen nomor
lima dengan kehilangan brondolan sebesar 0.78 butir pohon-1
. Berdasarkan data
tersebut terlihat bahwa tingkat kehilangan hasil masih dapat ditoleransi karena
tingkat kehilangan hasil berada di bawah batas toleransi kebun yaitu buah matang
tidak dipanen sama dengan 0 tandan atau seluruh buah matang sudah dipanen oleh
t t ≤ t pohon-1
. Kesalahan pemanen
24
terjadi pada bagian penunasan pelepah. Hanya dua pemanen (pemanen nomor 1
dan 6) yang tidak melakukan kesalahan penunasan ringan. Kesalahan penunasan
pelepah yang lain seperti pelepah sengkleh, tidak menyusun pelepah yang sudah
diturunkan dan penunasan berat dilakukan oleh semua pemanen yang diamati
Tabel 12 Mutu hancak pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate
Nomor
pemanen
Buah
matang
tidak
dipanen
Brondolan tidak
dikutip
Pelepah
terkulai
(sengkleh)
Pelepah
tidak
disusun
Penunasan
berat
Penunasan
ringan
(tandan) (butir pohon-1
) ................................(pohon)................................
1 0 1.59 2.00 0.33 0.33 0.00
2 0 1.21 0.67 0.17 0.67 0.33
3 0 1.17 1.00 1.33 1.00 0.33
4 0 1.08 1.33 1.00 1.33 0.67
5 0 0.78 1.33 0.67 1.00 0.67
6 0 1.00 2.00 0.33 0.67 0.00
Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)
Penunasan pelepah berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit yang akan
datang. Menurut Anwar dan Purba (2001), over pruning atau penunasan berat
dapat menurunkan produksi karena tanaman akan menghasilkan bunga jantan
yang lebih banyak. Penunasan yang terlambat akan meningkatkan kelembaban di
sekitar pohon. Pelepah sengkleh akan menjadi sumber penyakit pada tanaman
kelapa sawit.
Produksi TBS, OER, KER dan FFA
Produk utama dari industri kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit (MKS)
dan kernel atau inti kelapa sawit (IKS). MKS dan IKS didapatkan dari pengolahan
TBS di PKS. Istilah ekstraksi digunakan Teluk Siak Factory (TSF) untuk
menyatakan persentase produk yang dihasilkan dari jumlah TBS yang diolah.
Ekstraksi di PKS terbagi menjadi dua yaitu oil extraction rate (OER) dan kernel
extraction rate (KER). OER adalah persentase MKS yang dihasilkan dari
pengolahan TBS di PKS. KER adalah persentase IKS yang dihasilkan dari
pengolahan TBS di PKS.
Parameter keberhasilan panen dapat dinilai melalui pencapaian OER, KER
dan FFA. Minamas Plantation menetapkan target dalam pencapaian OER, KER
dan FFA yang harus dicapai oleh setiap kebun. Target yang ditetapkan perusahaan
meliputi OER > 23.75%, KER > 4.75% dengan kualitas FFA < 3%. Berdasarkan
Tabel 13 terlihat bahwa produksi TBS Divisi 1 TSE mengalami fluktuasi dengan
pencapaian melebihi target pada tahun 2007-2008 dan 2010-2011. Target OER
yang ditetapkan perusahaan belum tercapai selama lima tahun. Pencapaian KER
sesuai target kecuali pada tahun 2010-2011 nilai KER berada di bawah target
yang ditetapkan. Kualitas MKS yang dihasilkan tergolong baik karena FFA < 3%,
hanya pada tahun 2007-2008 perolehan FFA melebihi batas yang ditentukan
perusahaan.
25
Tabel 13 Produksi TBS Divisi 1 Teluk Siak Estate dan ekstraksi di Teluk Siak
Factory lima tahun terakhir
Tahun
Target
produksi TBS
Produksi
TBS
Target
OER OER
Target
KER KER
Target
FFA FFA
(ton) (ton) ..................................... (%).....................................
2007-2008 18 142.03 18 156.80 > 23.75 22.96 > 4.75 4.94 < 3.00 3.47
2008-2009 19 212.00 16 482.74 > 23.75 23.06 > 4.75 5.19 < 3.00 2.57
2009-2010 20 595.00 15 628.54 > 23.75 23.00 > 4.75 4.98 < 3.00 2.49
2010-2011 19 229.67 18 009.91 > 23.75 22.47 > 4.75 4.72 < 3.00 2.68
2011-2012 18 989.16 19 791.29 > 23.75 22.59 > 4.75 4.97 < 3.00 2.55
Sumber : Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kegiatan magang memberikan penulis pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman bekerja di perkebunan kelapa sawit. Manajemen pemanenan kelapa
sawit di Divisi 1 Teluk Siak Estate sudah dilaksanakan dengan baik. Interval
panen yang diterapkan sudah tepat waktu sesuai dengan standar kebun.
Permasalahan manajemen pemanenan yang terdapat di Divisi 1 Teluk Siak Estate
yaitu jumlah tenaga kerja panen yang kurang serta mutu panen yang rendah pada
beberapa pemanen sehingga produksi kurang optimal. Kedua jenis lahan (mineral
dan gambut) yang dimiliki Divisi 1 Teluk Siak Estate memilki produksi yang
berbeda nyata sehingga lahan mineral lebih baik dibandingkan dengan lahan
gambut.
Saran
Perbaikan manajemen pemanenan kelapa sawit yang berkelanjutan perlu
dilakukan oleh Divisi 1 Teluk Siak Estate untuk mengoptimalkan produksi,
melalui:
1. Penambahan jumlah tenaga panen sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
2. Peningkatan sistem pengawasan mutu panen untuk mengurangi kehilangan
hasil yang terjadi di lapangan.
3. Pemberian pemahaman mengenai instruksi kerja dan penerapan sanksi yang
tegas kepada pemanen untuk meningkatkan mutu panen karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar S, Purba P. 2001. Kesenjangan produksi pada tanaman kelapa sawit muda:
suatu tantangan bagi pekebun kelapa sawit. Warta PPKS. 9(2):51-59
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Luas areal tanaman perkebunan rakyat
menurut jenis tanaman, 2000-2012 [internet]. [diacu 2014 Maret 5]. Tersedia
26
dari: http://www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1& id_
subyek=54¬ab=5
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Luas tanaman perkebunan besar menurut jenis
tanaman, Indonesia (000 Ha), 1995 – 2013**
[internet]. [diacu 2014 Maret 5].
Tersedia dari: http://www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar
=1 & id_subyek=54¬ab=1
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi perkebunan besar menurut jenis
tanaman, Indonesia (Ton), 1995 - 2013** [internet]. [diacu 2014 Maret 5].
Tersedia dari: http://www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar
=1&id_subyek=54¬ab=2
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi perkebunan rakyat menurut jenis
tanaman (ribu ton), 2000-2012 [internet]. [diacu 2014 Maret 5]. Tersedia dari:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek
=54¬ab=6
Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Paeru RH. 2006. Kelapa Sawit:
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Bandar
Kuala (ID): Pusat Penelitian Perkebunan Marihat.
Mangoensoekarjo S, Semangun H. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Medan
(ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Purba RY, Prawirosukarto S, Desmier de Chenon R. 1999. Pemanfaatan tandan
kosong kelapa sawit sebagai perangkap Oryctes rhinoceros (L.) di perkebunan
kelapa sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 7(2):105-114
Rahutomo S, Siregar HH, Sutarta ES. 2007. Irigasi pada perkebunan kelapa sawit:
sebuah tinjauan. Warta PPKS. 15(1):7-17
Sastrosayono S. 2005. Budidaya Kelapa Sawit. Tangerang (ID): Agromedia
Pustaka.
Sembodo DRJ. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Yogyakarta (ID): Gaha Ilmu.
Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu
Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,
Riau
Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja (Satuan HK
-1)
Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar
11/02/2013 Tiba di kebun - - - Kantor
12/02/2013 Pengenalan kebun - - - Divisi 1 TSE
13/02/2013 Pancang parit - - - Blok E013
14/02/2013 Pancang teras 4 trs 4 trs - Blok E012, E013 trs = teras
15/02/2013 Pancang teras 4 trs 4 trs - Blok E012
16/02/2013 Pancang tanam 180 pcg 180 pcg - Blok E012 pcg = pancang
18/02/2013 Pemanenan 2 jjg 85 jjg 85 jjg Blok H007, H008 Jjg = janjang
19/02/2013 Pemanenan 5 jjg 85 jjg 85 jjg Blok H008 Jjg = janjang
20/02/2013 Pemanenan 4 jjg 90 jjg 85 jjg Blok H009, H010 Jjg = janjang
21/02/2013 Field day - - - Blok H011
22/02/2013 Field check - - - Blok I011
23/02/2013 Taksasi produksi - - - Blok H010
25/02/2013 Dongkel kentosan (anak sawit) 1.5 ha 1.5 ha - Blok H007
26/02/2013 Aplikasi tandan kosong 1.5 ton 3 ton 4 ton Blok H009
27/02/2013 Aplikasi tandan kosong 2 ton 3 ton 4 ton Blok H009
28/02/2013 Pemeliharaan TPH 8 TPH 8 TPH - Blok H010
01/03/2013 Sensus ulat api - - - Blok G007
02/03/2013 Pangkas pelepah 0.5 km 0.5 km 1 km Blok J010
04/03/2013 Penyemprotan herbisida 1 Ha 3 Ha 4 Ha Blok J010, J011
05/03/2013 Penyemprotan herbisida 1 Ha 3 Ha 4 Ha Blok G009, G010
06/03/2013 Aplikasi tandan kosong 3 ton 5 ton 4 ton Blok H009
07/03/2013 Rapat SOU-17 - - - Kantor Besar TSE
08/03/2013 Grading buah - - - Blok I011
09/03/2013 Training LSU - - - Blok H016
27
Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,
Riau
Tanggal Uraian kegiatan
Prestasi kerja
Lokasi Jumlah karyawan
(Orang)
Luas areal
(Ha)
Lama kegiatan
(Jam)
11 Maret 2013 Panen 3 4.5 7 Blok H007, H008
13 Maret 2013 Panen 3 4.5 7 Blok H008, H009
15 Maret 2013 Panen 16 58.5 6 Blok G010, I012
16 Maret 2013 LSU - - 7 Blok H007
18 Maret 2013 Kerani cek sawit (KCS) - - 6 Blok H007
19 Maret 2013 KCS brondolan - - 5 Blok H007, H008, H009, I009, J009
20 Maret 2013 Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP) 3 1 7 Blok G010
21 Maret 2013 LSU 3 30.27 6 Blok I010
22 Maret 2013 Aplikasi tandan kosong 2 0.2 5 Blok H009, H010
23 Maret 2013 Langsir TBS 3 5 Blok J010
25 Maret 2013 Kerani 2 - - 7 Kantor Divisi 1 TSE
26 Maret 2013 Kerani cek sawit (KCS) - - 7 Blok H009
27 Maret 2013 Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP) 5 2.5 7 Blok I010
28 Maret 2013 Field day - - 5 Blok H016
30 Maret 2013 Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP) 6 2.5 7 Blok I010
1 April 2013 Kerani 2 - - 7 Kantor Divisi 1 TSE
2 April 2013 Penyemprotan herbisida 18 54 7 Blok H007, I009
3 April 2013 Penyemprotan herbisida 16 48 7 Blok H007, H008, H009
4 April 2013 Penyemprotan herbisida 15 45 7 Blok H008, H009
5 April 2013 Field check - - 5 Blok I012, J010
6 April 2013 Sensus black bunches - - 7 Blok I012
8 April 2013 Mandor 1 114 7 Divisi 1 TSE
9 April 2013 Rapat SOU-17 - - 9 Kantor Besar TSE, TSF
10 April 2013 Mandor panen - - 7 Blok J011
28
Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,
Riau
Tanggal Uraian kegiatan
Prestasi kerja
Lokasi Jumlah mandor
yang diawasi
(Orang)
Luas areal
yang diawasi
(Ha)
Lama kegiatan
(Jam)
11 April 2013 Pendamping asisten 8 170.54 7 Divisi 1 TSE
12 April 2013 Pendamping asisten 8 215.28 5 Divisi 1 TSE
13 April 2013 Pengawasan pemupukan 2 141.63 7 Divisi 1 dan Kantor Besar TSE
15 April 2013 Pengawasan pemanenan 4 155.98 7 Divisi 1 TSE
16 April 2013 Field Check mantri tanaman - - 7 Blok H009, H010
17 April 2013 Pengawasan pemanenan 4 143.23 7 Divisi 1 TSE
18 April 2013 Pengawasan pemanenan 4 50 7 Blok H011, J010, J011
19 April 2013 Pengawasan pemanenan - - 5 Blok H007
20 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE
22 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE
23April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE
24 April 2013 Pengawasan alat Berat 1 - 7 Main Road IX
25 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE
26 April 2013 Pelatihan lead auditor ISPO - - 8 Kantor Besar TSE
27 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE
29 April 2013 Pengawasan pemanenan 3 120.2 7 Blok G007, G008, I009, H007, H008
30 April 2013 Pengawasan pemanenan 3 111.98 7 Blok G008, G009, H007, H008, H009
1 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 3 140.64 7 Blok G009, G010, H008, H009, H010
2 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 51 7 Blok G010, I012
3 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 3 130.86 5 Blok H011, I010, I011, I012, I013
4 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 50 7 Blok J011
6 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 41 7 Blok H007
7 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 55.14 7 Blok G008, G009
8 Mei 2013 Rapat SOU-17 - - 7 Pinang Sebatang Estate
10 Mei 2013 Pengawasan pemupukan 1 17.94 5 Blok I010
11 Mei 2013 Pengawasan pemupukan 1 16.15 7 Blok I010
29
Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,
Riau
Tanggal Uraian kegiatan
Prestasi kerja
Lokasi Jumlah mandor
yang diawasi
(Orang)
Luas areal
yang diawasi
(Ha)
Lama kegiatan
(Jam)
13 Mei 2013 Pengawasan BTP 1 3 7 Blok H009
14 Mei 2013 Pengawasan penyemprotan herbisida 2 18.9 7 Blok H010
15 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 35 7 Blok H007
16 Mei 2013 Field Day - - 7 Blok H007
17 Mei 2013 Pengawasan penyemprotan herbisida 2 22 4.5 Blok H010
18 Mei 2013 Pengawasan penyemprotan herbisida 2 36 7 Blok H009, J010
20 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 46.70 7 Blok J012
21 Mei 2013 Pengawasan sensus ulat api 1 29 7 Blok H007
22 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 3 103.5 7 Blok I009, I010, J010
23 Mei 2013 Pemuatan buah - - 7 Blok G007, I009
24 Mei 2013 Pengawasan panen 1 30.84 5 Blok H007, H008
27 Mei 2013 Field Check mantri tanaman 1 - 7 Blok H007
28 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 50 7 Blok H009
29 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 30 7 Blok H010
30 Mei 2013 Field Day - - 7 Divisi 3 TSE
31Mei 2013 Pengawasan penyemprotan dan aplikasi tankos 1 10.5 5 Blok H009, J010
1 Juni 2013 Pengawasan pemupukan 1 22.91 7 Blok H007
3 Juni 2013 Pengawasan pemupukan 1 17.01 7 Blok H007, J010
4 Juni 2013 Pengawasan pemupukan 1 20.04 7 Blok H007
5 Juni 2013 Pengawasan BTP 1 1 7 Blok I009
7 Juni 2013 Administrasi divisi - - 5 Kantor Divisi 1 TSE
8 Juni 2013 Administrasi divisi - - 7 Kantor Divisi 1 TSE
10 Juni 2013 Acara perpisahan - - - Kantor Divisi 1 TSE
30
Lampiran 4 Peta lokasi kebun Teluk Siak Estate
31
Lampiran 5 Data curah hujan lima tahunan Teluk Siak Estate
Bulan
Tahun
2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM
Juli 18 266 11 166 20 236 14 230 6 167
Agustus 8 235 12 157 10 189 14 233 7 170
September 19 565 21 214 19 280 14 256 6 197
Oktober 19 339 17 296 8 153 14 262 19 317
November 6 24 13 223 14 295 16 160 19 292
Desember 7 108 4 78 7 136 8 179 20 286
Januari 8 81 4 88 14 230 18 202 6 100
Februari 9 115 17 201 14 233 6 86 15 154
Maret 10 323 13 196 14 256 14 124 14 208
April 12 211 18 176 14 262 15 141 22 194
Mei 11 267 16 173 16 160 7 110 13 121
Juni 16 209 22 459 8 179 7 65 6 69
Total 143 2 743 168 2 425 158 2 609 147 2 048 153 2 275
Rata-rata 11.92 228.60 14.00 202.10 13.17 217.42 12.25 170.67 14 207
Keterangan: Bulan kering (BK) = MM < 60 mm, Bulan lembab (BL) = MM 60–100 mm, Bulan basah = MM > 100 mm
t t
t t
9
Menurut Schmid Ferguson, tipe iklim Teluk Siak Estate termasuk kelas A (sangat basah)
32
Lampiran 6 Peta areal tata guna lahan Teluk Siak Estate
33
Lampiran 7 Struktur organisasi Teluk Siak Estate
Kepala Tata
Usaha
Asisten Divisi
Kerani
Divisi
Mantri
Tanaman
Kantor
Besar
Kepala
GudangKeamanan
Estate
Manager
Senior
Assistant
Mandor
Traksi
Kerani
Traksi
Kepala
Bengkel
Kepala
Bangunan
Mandor
SemprotMandor 1
34
35
Lampiran 8 Rekomendasi dosis pemupukan Divisi 1 Teluk Siak Estate
Jenis pupuk Dosis
(kg/pohon)
Fungsi
Urea
(N = 46%)
2.00 Merangsang fase vegetatif, sintesis asam amino
dan protein, membentuk: protein dan lemak.
Kekurangan: fase vegetatif terlalu panjang
(waktu panen tertunda)
Rock Phosphat
(P2O5 = 29.73%)
1.25 Pengangkut energi metabolit, merangsang fase
generatif, merangsang pembelahan dan
pembesaran sel, merangsang akar dan bahan
baku protein
MOP
(K2O = 60.56%)
1.50 pengangkutan (asimilat, enzim, mineral dan air),
meningkatkan daya tahan tanaman,
meningkatkan mutu buah dan mengokohkan
tanaman
HGFB
(B2O5 = 45%)
0.04 Transportasi karbohidrat, meningkatkan mutu
buah, pembiakan sel di titik tumbuh,
pembentukan tepung sari dan bunga serta
metabolisme kalium dan kalsium
Kieserit
(Mg = 27%)
1.25 Efektifitas dan efisiensi penyerapan hara lain,
bagian dari klorofil dan enzim
sehingga berperan memproduksi fotosintat dan
membentuk tandan
36
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada
tanggal 11 November 1991. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara
dari Bapak Endang Pahrurodji dan Ibu Euis Nurmawati.
Penulis menjalani pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1997 di SDN 1
Cimacan kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama pada tahun 2003 di
SMP Negeri 1 Cipanas dan sekolah menengah atas pada tahun 2006 di SMA
Negeri 1 Sukaresmi. Tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) sebagai mahasiswa
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Penulis juga aktif di beberapa organisasi dan kepanitiaan. Tahun 2010
penulis aktif di BEM KM IPB sebagai staf Kementrian Kebijakan Daerah. Periode
selanjutnya pada tahun 2011, penulis aktif di BEM Fakultas Pertanian IPB sebagai
staf Departemen Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa. Tahun 2013, penulis
aktif di BEM Fakultas Pertanian IPB sebagai Ketua Bidang Internal dan
Kaderisasi. Kepanitiaan yang pernah diikuti oleh penulis antara lain Festival
Bunga dan Buah Nusantara (FBBN), ketua pelaksana Kuliah Lapang Departemen
Agronomi dan Hortikultura, ketua divisi logistik dan transportasi Agrosportsment,
Gebyar Pertanian, Masa Perkenalan Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Masa Perkenalan Fakultas Pertanian, SERI A dan Farmer Field Day. Penulis juga
menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang proposalnya didanai
oleh DIKTI pada tahun 2011 dan 2012.