11
Model-model dan Pengamalan Pancasila Disusun oleh : Kelompok 5 Achmad Mutohhar (15/382348/GE/08118) Andes Dias (15/382356/GE/08126) Alfi Nur Hidayat (15/382355/GE/08125) Arfin Fajar Ramadhan (15/382358/GE/08128) Arinda Eka Safitri (15/382301/GE/08071) Arlita Prasetyaningrum (15/382302/GE/08072) Hanifah Fitriasani Pratiwi (15/382316/GE/08086)

Model Pengamalan Pancasila

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pancasila, makalah, pengamalan pancasila

Citation preview

Page 1: Model Pengamalan Pancasila

Model-model dan Pengamalan Pancasila

Disusun oleh :

Kelompok 5

Achmad Mutohhar (15/382348/GE/08118)Andes Dias (15/382356/GE/08126)

Alfi Nur Hidayat (15/382355/GE/08125)Arfin Fajar Ramadhan (15/382358/GE/08128)

Arinda Eka Safitri (15/382301/GE/08071)Arlita Prasetyaningrum (15/382302/GE/08072)

Hanifah Fitriasani Pratiwi (15/382316/GE/08086)

Yogyakarta, 2015Kata Pengantar

Page 2: Model Pengamalan Pancasila

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Model-Model dan Pengalaman Pancasila dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila. Adapun isisnya adalah tentang pengalaman Pancasila dalam masyarakat yang selama ini Pancasila telah diabaikan oleh rakyat Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menyadari betapa pentingnya peran Pancasila.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mohon maaf dan menharap kritik dan saran yang membangun. Makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan dorongannya.

PENDAHULUAN

Page 3: Model Pengamalan Pancasila

Latar Belakang

Dewasa ini nilai-nilai Pancasila semakin memudar karena kurangnya perhatian dan kesadaran oleh berbagai elemen masyarakat, terutama para pemuda Indonesia. Para pemuda lebih bersikap bebas dan tanpa aturan. Mereka lebih memilih mengikuti tren yang berkembang dimasyarakat daripada mengamalkan dan melestarikan nilai nilai pancasila. Sepatutnya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa menjadi contoh bagi masyarakat dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila yang telah diwariskan oleh perumus Pancasila, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Yamin, dan Dr. Soepomo.

Semakin maraknya perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila seperti hilangnya rasa ketuhanan, manusia semakin bersikap membeda-bedakan antar agama, suku, ras, dan etnik, semakin maraknya kerusuhan di berbagai daerah, masyarakat Indonesia tidak mengharagai suatu keputusan bersama, dan semakin tinggi kesenjangan sosial. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dari lapisan masyarakat

;

Rumusan Masalah

Dari pernyataan latar belakang tersebut, timbul pertanyaan sebagai berikut :Bagaimana model-model pengamalan Pancasila dalam kehidupan masyarakat?

Page 4: Model Pengamalan Pancasila

PembahasanSaat ini masyarakat di negara kita masih belum menyadari betapa pentingnya

Pancasila itu. Ada beberapa yang tidak mengerti sila-sila Pancasila bahkan tidak sedikit juga yang tidak hafal padahal hanya lima kalimat saja. Ada juga yang mengerti sila-sila Pancasila tetapi kurang begitu peduli. Padahal itu sangat berpengaruh dala kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, butir-butir Pancasila ditanamkan sejak dini, secara formal dimulai sejak Sekolah Dasar dengan mengumandangkan Pancasila setiap hari Senin pada upacara bendera. Itupun belum cukup, tambahannya dalam kegiatan belajar di sekolah maupun di perkuliahan tetap mempelajari Pancasila atau di sekolah terdapat pada pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Namun apa gunanya bila mempelajari teorinya saja. Perlu diamalkan setiap butir-butir Pancasila. Untuk mengamalkan sila-silanya harus dilakukan secara sistematis juga.

Dimulai dari sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”. Negara kita bukan negara ateis sesuai sila pertama. Hal yang paling dasar dan wajib yaitu memeluk agama sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing karena pada dasarnya semua agama itu tujuannya sama, menuju Tuhan yang Maha Esa. Semua agama mengajarkan untuk hidup bersama dan saling membantu dalam kebaikan. Bila tidak menjalankannya dengan baik akan terjadi konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Adat Istiadat) dalam hal ini konflik agama. Semua orang berhak memeluk agama negara juga memberi kebebasan memeluk agama seperti pada Pasal 29 ayat 2 UUD 1945, isinya pasal tersebut, (1)   Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa (2)   Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing  dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya . Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, anti agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya diwujudkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan beragama . Contoh model pengamalan pancasila sila pertama : Kita percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.Kita melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap.Kita harus membina adanya saling menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus membina adanya saling kerjasama dan toleransi antara sesame pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kita mengakui bahwa hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak pribadi yang paling hakiki.Kita mengakui tiap warga Negara bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.Kita tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada orang lain. Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model hidup yang meliputi:

Page 5: Model Pengamalan Pancasila

Dilanjutkan dengan pengamalan sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dengan saling mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan martabat manusia sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa, mengakui persamaan derajat tanpa menbeda – bedakan, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap saling menghormati dan kerjasama. Sebagai contoh bila tidak mengamalkan sila ini dengan baik yaitu terjadi perselisihan antar kelompok. Perselisihan yang sekarang marak terjadi yaitu perselisihan antar wilayah yang terjadi di beberapa daerah seperti di Papua karena perbedaan suku dan adat istiadat.

Pengamalan sila ketiga “Persatuan Indonesia” pada dasarnya bertumpu pada kerukunan antar masyarakat. Wujudnya yaitu menempatkan kepentingan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi, menyatukan rasa, tekad dan tujuan demi kepentingan bersama, memelihara perdamaian. Namun dalam prakteknya pengamalan sila ini dalam masyarakat masih kurang. Salah satu contohnya yaitu seperti yang terjadi dalam pertandingan sepak bola. Rasa persatuan dan sportifitas sangat kurang. Jika tim yang didukungnya kalah maka mereka tidak terima akhirnya berselisih dengan pendukung tim lawan hingga merusak fasilitas umum milik warga setempat. Hal yang seperti ini perlu ditinggalkan. Dengan rasa persatuan yang tinggi akan tercipta masyarakat yang cinta perdamaian, saling bahu-membahu dalam kepentingan bersama.

Dalam pengamalan sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” isinya tentang bagaimana cara menentukan keputusan dengan musyawarah. Suatu keputusan jika tidak dilakukan dengan musyawarah nantinya masyarakat akan menyangka bahwa keputusan tersebut dibuat untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya saja. Namun yang sekarang ini pengamalan sila ini jelas sekali kurang. Sebagai contohnya dalam sidang DPR kaitanya dengan musyawarah, DPR sebagai para wakil rakyat malah jelas sekali tidak mengamalkan sila ini sehingga sidang berakhir ricuh. Hal yang diapat dari sidang tersebut hanyalah nol. Akhirnya terjadi demo yang dilakkukan masyarakat, bahkan sampai anarkis. Oleh karena itu perlu adanya pengamalan sila keempat untuk semua masyarakat, yang dapat berupa tidak memaksakan kehendak, mengutamakan musyawarah untuk kepentingan bersama daripada pribadi atau golongan, memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercaya untuk melaksanakan permusyawaratan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan.

Pengamalan sila kelima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” ini dapat diwujudkan dengan mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap kekeluargaan, mengembangkan sikap adil tehadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang lain, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama, melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Dalam prakteknya saat ini pengamalan sila ini masih kurang. Masih terjadi kesenjangan sosial yang sangat jauh antara orang mampu dengan orang yang kurang mampu. Sehingga banyak terjadi kasus kriminal yang berlatar belakang ekonomi dan masih banyak hal lain yang terjadi. Dengan mengamalkan sila-sila tersebut bukan tidak

Page 6: Model Pengamalan Pancasila

mungkin bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, dan kebudayaan akan menjadi bangsa yang kuat. Sebagai contoh di suatu kompleks di desa Sitiadi warganya terdiri dari bermacam-macam agama ada yang Isam, Kristen, Budha dan Hindu. Di tempat tersebut juga dibangun tempat peribadatan masing-masing agama. Mereka juga merayakan hari raya mereka masing-masing tanpa mengusik satu sama lain. Saat bulan puasa mereka yang beragama non-muslim menghormati dengan tidak memakan atau minum di tempat umum/terbuka. Walaupun berbeda mereka tetap menjalin persatuan dan saling gotong royong, seperti kerja bakti, suka menolong. Bahkan dari dulu belum pernah terdengar adanya perselisihan diantara mereka. Hal yang seperti ini yang mungkin terjadi juga pada bangsa Indonesia bila mengamalkan kelima sila tersebut.

Page 7: Model Pengamalan Pancasila

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pancasila merupakan dasar negara dan juga jiwa bangsa Indonesia yang perlu ditumbuhkembangkan sejak dini. Pancasila terkandung sila-sila yang mulia didalamnya. Namun kesadaran untuk mengamalkannya masih kurang. Masyarakat saat ini mudah diprovokasi. Sehingga bangsa Indonesia mudah terpecah-belah. Dengan adanya Pancasila sebagai lem perekatnya hal-hal tersebut dapat dihindarkan. B. Saran Dari persoalan diatas kita seharusnya dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan dasar negara dan jiwa bangsa Indonesia. Seharusnya kita menjunjung tinggi Pancasila dan mengamalkannya. Mengamalkan Pancasila dilakukan oleh semua warga, tidak hanya masyarakat saja namun pemerintah juga.

Page 8: Model Pengamalan Pancasila

REFRENSI Thaib, Dahlan.1994.Pancsila: Yuridis Ketatanegaraan.Yogyakarta: AMP YKPN Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta: Gramedia.

http://id.wikipedia.org.com