Click here to load reader
Upload
faizal-randy-putra
View
298
Download
45
Embed Size (px)
Citation preview
TEORI PROBABILITAS MODUL II
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Keseharian, hampir semua kejadian sifatnya tidak bisa ditebak secara pasti. Artinya
kita tidak bisa mengetahui secara pasti hasil akhir kejadian tersebut. Terlebih lagi jika kejadian
itu menyangkut masa yang akan datang.
Dalam menghadapi keadaaan yang tiadak pasti, biasanya orang hanya mengandalkan
tebakan. Dari tebakan itu, muncul kemungkinan atau peluang atau probabilitas peristiwa yang
terjadi yang selanjutnya menimbilkan sebuah perhitungan peluang. Konsep-konsep peluang
didukung oleh banyak teori, seperti teori permutasi dan kombinasi.
1.2 Batasan Praktikum
Batasan yang digunakan dalam praktikum inbi adalah:
1. Pelemparan anak panah 30 kali, setiap pelemparan menancap pada papan darts.
2. Pengambilan studi kasus harus disekitar kampus Universitas Brawijaya.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami fungsi peluang, permutasi dan kombinasi.
2. Untuk mengetahui cara perhitungan peluang, permutasi dan kombinasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami aplikasi serta studi kasus tentang peluang, permutasi,
dan kombinasi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Praktikan dapat mengetahui perhitungan peluang.
2. Praktikan dapat membedakan permutasi sebagian, keliling dan kelompok.
3. Praktikan dapat membedakan kombinasi menyeluruh dan sebagian.
4. Praktikan dapat membedakan permutasi dan kombinasi.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 22
TEORI PROBABILITAS MODUL II
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peluang
Peluang merupakan ukuran numerik tentang seberapa sering peristiwa itu akan terjadi.
Semakin besar nilai probabilitas menyatakan bahwa peristiwa itu akan sering terjadi. Definisi
mengenai peluang serta ruang sampel akan dijelaskan berikut ini.
2.1.1 Definisi Peluang
Teori probabilitas merupakan cabang ilmu matematika yang dipergunakan dan yang
mempelajari tentang tingkah laku dari faktor-faktor untung-untungan. Faktor untung-untungan
biasanya dihubungkan dengan pengertian tentang kemungkinan atau peluang (probability). Hal
ini disebabkan hasilnya tidak mutlak sehingga hanya dapat dinyatakan kemungkinan atau
tingkat kepastian timbulnya suatu kejadian. Kemungkinan atau tingkat kepastian tersebut tidak
dapat diduga dengan pasti akan tetapi dapat dianalisis atas dasar logika ilmiah.
2.1.2 Ruang Sampel
Sebuah ruang sampel S yang berhubungan dengan suatu percobaan adalah sebuah
kelompok yang mempunyai ketentuan tiap unsur S. Tiap unsur dari S menyatakan satu hasil
percobaan dan tiap hasil percobaan harus sesuai dengan satu dan hanya satu unsur. Jadi ruang
sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan/kejadian. Ruang
sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk diagram pohon atau tabel.
Kumpulan dari semua kejadian dari eksperimen statistik disebut dengan ruang sampel,
dinotasikan dengan S.
2.1.3 Pengolahan Terhadap Kejadian
Berikut ini adalah pembagian dari pengolahan terhadap kejadian yaitu irisan dua kejadian,
kejadian saling terpisah, paduan dua kejadian, dan komplemen suatu kejadian.
2.1.3.1 Irisan Dua Kejadian
Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A∩B adalah kejadian yang mengandung
semua unsur persekutuan kejadian A dan B. Unsur-unsur dalam himpunan A∩B mewakili
terjadinya secara sekaligus kejadian A dan B, oleh karena itu haruslah, merupakan unsur-unsur,
dan hanya unsur-unsur yang termasuk dalam A dan B sekaligus. Unsur-unsur itu dapat diperinci
menurut kaidah A∩B = {x|x ∈ A dan x ∈ B}, sedangkan lambang ∈ berarti “adalah anggota” atau
“termasuk dalam”. Contoh A = {1,2,3,4,5} dan B = {2,4,6,8} maka A∩B = {2,4}.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 23
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Rumus dari irisan dua kejadian adalah
P (A ∩B) = P(A) × P(B A) (2-1)Sumber: Abidin. 2011. http://www.masbied.com/2011/02/19/probabilitas-relationship/
Gambar 2.1 Diagram venn irisan dua kejadianSumber : Farida. 2011. http://farida.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/BAB08-KONSEP-DASAR-
PROBABILITAS
2.1.3.2 Kejadian Saling Terpisah
Dua kejadian A dan B dikatakan saling terpisah nilai A B = ø. Artinya A dan B tidak memiliki
unsur persekutuan. Dengan kedua daerah yang mewakili kejadian A dan B kita melihat bahwa
tidak ada daerah irisan keduanya yang mewakili kejadian A B. Dengan demikian A B kosong.
Contoh sebuah dadu dilemparkan. Misal A adalah kejadian munculnya bilangan genap dan B
adalah kejadian munculnya bilangan ganjil. Kejadian A = {2,4,6} dan B = {1,3,5} tidak memiliki
titik persekutuan karena bilangan ganjil dan genap tidak mungkin muncul bersamaan pada satu
kali lemparan sebuah dadu. Jadi A B = ø, yang berarti kejadian A dan B saling terpisah.
2.1.3.3 Paduan Dua Kejadian
Paduan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A ∪ B. A ∪ B adalah kejadian yang
mencakup semua unsur atau anggota A atau B atau keduanya. Unsur-unsur A∪ B dapat
didefinisikan menurut kaidah A ∪ B = {x|x ∈ A atau x ∈ B}. Contoh A = {2,3,5,8} dan B = {3,6,8},
maka A ∪ B = {2,3,5,6,8}. Rumus dari paduan dua kejadian adalah
P (A B∪ ) = P (A) + P (B) - P (A ∩B) (2-2)Sumber: Abidin. 2011. http://www.masbied.com/2011/02/19/probabilitas-relationship/
Gambar 2.2 Diagram venn paduan dua kejadianSumber : Farida. 2011. http://farida.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/BAB08-KONSEP-DASAR-
PROBABILITAS
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 24
TEORI PROBABILITAS MODUL II
2.1.3.4 Komplemen Suatu Kejadian
Komplemen suatu kejadian A relatif terhadap S adalah himpunan semua anggota S yang
bukan A. Dilambangkan dengan A’. Contoh : Ref. Walpole Hal 77. Contoh : ruang contoh S =
{buku, anjing, rokok, uang logam, peta, perang}. Jika A = {anjing, perang, buku, rokok} maka A’ =
{uang logam, peta}.
Gambar 2.3 Diagram venn komplemen suatu kejadianSumber : Anonim. 2012.http://kumpulanrumusmatematika.blogspot.com/
2.1.4 Probabilitas Bersyarat
Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan
peristiwa yang lain akan terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan P(A|B) yaitu
probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa B telah terjadi. Hukum perkalian untuk
probabilitas bersyarat bahwa peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi
dinyatakan sebagai berikut:
P(B|A) = P ( A ∩ B)P (A)
(2-3)
Sumber: Abidin. 2011. http://www.masbied.com/2011/02/19/probabilitas-relationship/
di mana P(B) > 0. Dengan kata lainkejadian B merupakansyaratterjadinyakejadian A.
2.2 Mencacah Titik Contoh
Merupakan pengaruh faktor kebetulan suatu kejadian. Kita dapat memecahkan masalah
peluang dengan mencacah titik dalam ruang contoh tanpa mendaftarkan terlebih dahulu unsur-
unsurnya. Prinsip dasar mencacah yaitu kaidah penggandaan. Bila dalam suatu operasi dapat
dilakukan dalam n1 cara, maka kedua operasi itu secara bersama-sama dapat dilakukan dalam n1,
n2 cara.
2.2.1 Kaidah Penggandaan
Bila dalam suatu operasi dapat dilakukan dalam n1 cara, dan bila untuk setiap cara tersebut
operasi kedua dapat dilakukan dalam n2 cara, maka kedua operasi itu secara bersama-sama
dapat dilakukan dalam n1,n2 cara.
2.2.2 Permutasi
Permutasi adalah penyusunan obyek tersebut dalam suatu urutan yang teratur. Permutasi
dari n unsur yang berbeda X1, X2, ..., Xn adalah pengurutan dari n unsur tersebut.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 25
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Contoh:
Tentukan permutasi dari 3 huruf kecil yang berbeda, misalnya ABC!
Permutasi dari huruf ABC adalah ABC, ACB, BAC, CAB, CBA. Sehingga terdapat 6 permutasi dari
huruf ABC.
2.2.2.1 Permutasi Menyeluruh
Permutasi menyeluruh adalah penyusunan semua obyek ke dalam suatu urutan tertentu.
Komposisi yang mungkin dapat dicari dengan menggunakan rumus:
nPn = n! (2-4)Sumber: Oke. 2011. teoriprobabilitas.ppt
2.2.2.2 Permutasi Sebagian
Permutasi sebagian adalah penyusunan sebagian obyek ke dalam suatu urutan tertentu.
Jumlah permutasi suatu kelompok yang terdiri atas n obyek yang berbeda yang kemudian
diambil sekaligus sebanyak r tanpa pengulangan akan sebanyak:
nPr = n!(n-r ) ! (2-5)
Sumber: Oke. 2011. teoriprobabilitas.ppt
2.2.2.3 Permutasi Keliling
Permutasi suatu kelompok obyek yang membentuk suatu lingkaran disebut permutasi
keliling. Apabila suatu kelompok obyek disusun secara teratur dalam sebuah lingkaran,
permutasi obyek yang bersangkutan sebenarnya mempermasalahkan kedudukan relatif obyek-
obyek diatas apabila melintasi lingkaran dalam arti tertentu. Sejumlah n obyek yang berbeda
dapat disusun secara teratur pada sebuah lingkaran dalam:
(n-1)! (2-6)Sumber: Oke. 2011. teoriprobabilitas.ppt
2.2.2.4 Permutasi Data yang Berkelompok
Apabila terdapat suatu kelompok yang terdiri dari n obyek dimana n1 merupakan kumpulan
obyek yang sama (tidak dapat dibedakan), n2 merupakan kumpulan obyek lain yang sama dan
seterusnya hingga n kumpulan obyek yang sama dan n1 + n2 + ... + nk = n, maka jumlah permutasi
dari n obyek yang meliputi seluruh obyek diatas adalah:
(nn1, n2, …nk )=
n!n 1 + n2 …. + nk
(2-7)
Sumber: Oke. 2011. teoriprobabilitas.ppt
2.2.3 Kombinasi
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 26
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Didalam kombinasi urutan tidak diperhatikan, jadi apabila komponennya sama meskipun
urutannya berbeda kombinasi ini tetap dianggap sama, misalnya, AB = BA.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 27
TEORI PROBABILITAS MODUL II
2.2.3.1 Kombinasi Menyeluruh
Kombinasi menyeluruh adalah penyusunan semua obyek ke dalam suatu tempat dengan
urutan yang tidak diperhatikan. Komposisi yang mungkin dicari dengan :
nCn = 1 (2-8)Sumber: Oke. 2011. teoriprobabilitas.ppt
2.2.3.2 Kombinasi Sebagian
Kombinasi sebagian adalah penyusunan sebagian obyek ke dalam suatu tempat dan urutan
tidak diperhatikan. Jumlah kombinasi dari suatu kelompok yang terdiri dari n obyek yang
berbeda yang kemudian diambil sekaligus sebanyak r tanpa pengulangan, maka akan diperoleh
cara sebanyak :
nCr = n !
(n−r )!r ! (2-9)
Sumber: Oke. 2011. teoriprobabilitas.ppt
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 28
TEORI PROBABILITAS MODUL II
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir3.1.1 Diagram Alir Praktikum Peluang
Gambar 3.1 Diagram alir praktikum peluang
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 29
TEORI PROBABILITAS MODUL II
3.1.2 Diagram Alir Praktikum Permutasi dan Kombinasi
Gambar 3.2 Diagram alir praktikum permutasi dan kombinasi
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk praktikum adalah:
1. Papan Darts
2. Anak Panah
3. Lembar Pengamatan
3.3 Prosedur Praktikum
Berikut ini adalah penjelasan tentang prosedur praktikum peluang serta prosedur
praktikum permutasi dan kombinasi.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 30
TEORI PROBABILITAS MODUL II
3.3.1 Prosedur Praktikum Peluang
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan Papan Darts.
2. Melemparkan anak panah ke papan darts sampai menghasilkan 30 titik.
3. Melihat angka yang muncul.
4. Melakukan pengolahan data.
3.3.2 Prosedur Praktikum Permutasi dan Kombinasi
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut:
1. Mencari studi kasus tentang permutasi dan kombinasi yang berada di lingkungan sekitar.
2. Melakukan pengolahan data.
3. Menarik kesimpulan dan saran.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 31
TEORI PROBABILITAS MODUL II
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Pada praktikum modul II ini akan dipelajari tentang peluang kejadian, permutasi, dan
kombinasi. Pengumpulan data dalam modul II didapatkan dari hasil praktikum dengan
melemparkan anak panah ke papan Darts sampai menghasilkan 30 titik dan melihat angka yang
muncul, sedangkan data untuk permutasi dan kombinasi adalah data dari hasil pengamatan di
lingkungan sekitar Universitas Brawijaya.
4.1.1 Data Peluang
Data peluang diperoleh dari pelemparan anak panah ke papan darts sampai menghasilkan
30 titik yang menancap pada papan darts. Kemudian data diolah secara manual untuk
mengetahui paduan dan irisan 2 kejadian dari jumlah masing-masing daerah baik dari daerah
genap maupun daerah ganjil.
Tabel 4.1 Data Peluang
Daerah Titik
1 6
2 5
3 16
4 2
5 1
30
4.1.2 Data Permutasi Sebagian
Data permutasi sebagian diambil dalam lingkup Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, data
yang diambil adalah data anggota BEM TEKNIK periode 2011-2012 yang terdiri dari 9 orang.
Dari 9 orang itu akan dipilih 2 orang sebagai koordinator komisi Internal dan Eksternal. Nama
anggota BEM TEKNIK tersebut adalah Dirham Nuriawangsa, Titin T. Mulia, M. Rifqi Rozi,
Andhika Ventausa, Ariyo Anindito, Nelza M. Iqbal, Yoga Adhitya, Rizal Undityo, M. Firsada Putra.
Pemilihannya akan diatur sesuai dengan urutannya.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 32
TEORI PROBABILITAS MODUL II
4.1.3 Data Permutasi Menyeluruh
Data permutasi menyeluruh diambil dalam lingkup Teknik Industri Universitas Brawijaya,
data yang diambil adalah data kepemilikan loker yang berada di Himpunan Mahasiswa Teknik
Industri (HMTI). Di HMTI terdapat 5 loker dengan nama kepemilikian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nama Kepemilikan Loker di HMTI
Urutan Nama
A Departemen Eksternal
B Departemen Internal
C Departemen Administrasi
D Departemen Kewirausahaan
E Departemen Keilmuan
4.1.4 Data Permutasi Keliling
Data permutasi keliling diambil dalam lingkup Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, data
yang diambil adalah data piket harian staff BEM TEKNIK yang terdiri dari 82 orang. Setiap
harinya dibagi 11 orang dalam 1 shift untuk piket harian. Jumlah shift selama 1 minggu yaitu 7
shift. Untuk setiap bulannya dalam 1 periode ini piket harian tersebut akan diganti sesuai
dengan shift berikutnya. Dan akan begitu seterusnya sesuai dengan urutannya. Berikut ini
adalah daftar shift untuk piket harian:
Tabel 4.2 Daftar Shift Piket Harian BEM TEKNIK Periode 2011-2012
Urutan Nama Shift
A Shift 1
B Shift 2
C Shift 3
D Shift 4
E Shift 5
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 33
TEORI PROBABILITAS MODUL II
F Shift 6
G Shift 7
4.1.5 Data Permutasi Kelompok
Data permutasi kelompok diambil dalam lingkup Teknik Industri Universitas Brawijaya,
data yang diambil adalah berupa data skripsi yang terdapat di ruang baca Teknik Industri
Universitas Brawijaya. Di dalam ruang baca Teknik Industri Universitas Brawijaya terdapat 114
skripsi dari berbagai tahun yang berbeda. Skripsi tersebut akan dikelompokkan sesuai dengan
tahunnya masing-masing sesuai dengan urutan tahun terkecil hingga tahun terbesar. Berikut ini
adalah data skripsi yang ada di ruang baca Teknik Industri Universitas Brawijaya:
Tabel 4.3 Data Skripsi di Ruang Baca Teknik Industri
Urutan Tahun Jumlah
A 2009 6
B 2010 4
C 2011 7
D 2012 3
*)Jumlah skripsi dibatasi hingga 20 karena data rill terlalu banyak
4.1.6 Data Kombinasi Sebagian
Data kombinasi sebagian diambil dalam lingkup Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
data yang diambil adalah data mahasiswa Teknik yang menjadi anggota tim basket putri
Fakultas Teknik. Anggota tim basket putri Fakultas Teknik terdiri dari 11 orang. Dari 11 orang
tersebut akan dipilih 5 orang untuk mewakili Fakultas Teknik dalam perlombaan di Universitas
Brawijaya. Pemilihannya tidak akan mengikuti urutan yang ada.
Tabel 4.4 Data Anggota Tim Basket Putri Fakultas Teknik
Urutan Nama
A Lia
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 34
TEORI PROBABILITAS MODUL II
B Manda
C Isti
D Nisa
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 35
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Tabel 4.4 Data Anggota Tim Basket Putri Fakultas Teknik (Lanjutan)
Urutan Nama
E Antha
F Windha
G Icha
H Sinta
I Yoshiko
J Ririd
K Nurlia
4.2 Pengolahan Data
Pada subbab ini, data yang didapat akan diolah dengan menggunakan metode pengolahan
data dengan perhitungan manual.
4.2.1 Data Peluang
Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Data Peluang
Daerah Titik Peluang
1 6 6/30
2 5 5/30
3 16 16/30
4 2 2/30
5 1 1/30
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 36
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Jumlah 30 1
Ada 30 titik hasil pelemparan anak panah ke papan darts. Pada daerah 1 terdapat 6 buah
titik dari pelemparan anak panah. Pada daerah 2 terdapat 5 titik, pada daerah 3 terdapay 16
titik, pada daerah 4 terdapat 2 titik sedang pada daerah 5 terdapat 1 titik. Dan dari hasil
pelemperan anak panah terdapat beberapa peluang tiap daerah. Untuk daerah 1 6/30 = 1/5
peluang, daerah 2 5/30 = 1/5 peluang, daerah 3 16/30 = 8/15 peluang, daerah 4 2/30 = 1/15
peluang sedangkan untuk daerah 5 1/30 peluang yang ada.
Tabel 4.6 Pengolahan Data Terhadap Kejadian
Daerah
C DTota
ljumlah pelemparan ganjil jumlah pelemparan genap
A (ganjil) 2 5 7
B (genap) 6 ; 16 1 23
Total 24 6 30
Ket. Tabel: a = daerah ganjil (1,3,5) , b = daerah genap (2,4)
Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa A = Bilangan Genap, B = Bilangan Ganjil, C = daerah
Genap yang bilangannya genap, D = Daerah Ganjil yang angkanya Ganjil. Dan bisa diketahui hasil
tiap-tiap daerah tersebut. Dan apabila terdapat beberapa kasus maka terdapat beberapa
probabilitas yang muncul yaitu ,
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 37
TEORI PROBABILITAS MODUL II
A. Irisan Dua Kejadian
1. Probabilitas daerah genap dan titik pelemparan berjumlah ganjil (B ∩C)
P (B∩C) = P(B) × P(C ϲ B) =2330
×2223
= 0,73
2. Probabilitas daerah genap dan titik pelemparan berjumlah genap (B∩D)
P (B∩D) = P(B) × P(D ϲ B) =2330
×1
23 = 0,033
3. Probabilitas daerah ganjil dan titik pelemparan berjumlah ganjil (A ∩C)
P (A ∩C) = P(A) × P(C ϲ A) =7
30×
27
= 0,067
4. Probabilitas daerah ganjil dan titik pelemparan berjumlah genap (A ∩D)
P (A ∩D) = P(A) × P(D ϲ A) =7
30×
57
= 0,166
B. Paduan Dua Kejadian
1. Probabilitas daerah ganjil atau titik pelemparan berjumlah ganjil (A C∪ )
P (A C∪ ) = P (A) + P (C) - P (A ∩C) = 7
30+ 24
30−( 7
30×
27 )=0,96
2. Probabilitas daerah ganjil atau titik pelemparan berjumlah genap (A D∪ )
P (A D∪ ) = P (A) + P (D) - P (A ∩D ) = 730
+ 630
−( 730
×57 )=0,267
3. Probabilitas daerah genap atau titik pelemparan berjumlah genap (B C∪ )
P (B C∪ ) = P (B) + P (C) - P (B ∩C) = 2330
+ 1430
−( 2330
×2223 )=0,5
4. Probabilitas daerah genap atau titik pelemparan berjumlah genap (B D∪ )
P (B∪D) = P (B) + P (D) - P (B ∩D ) = 2330
+ 630
−(2330
×1
23 )=0,933
C. Kejadian Bersyarat
1. Probabilitas A dengan syarat C
P (A|C) = P (A∩C)P (C)
=
730
×27
2430
=0,083
2. Probabilitas A dengan syarat D
P (A|D) = P (A∩D)P (D)
=
730
×57
630
=0,833
3. Probabilitas B dengan syarat C
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 38
TEORI PROBABILITAS MODUL II
P (B|C) = P (B∩C)P (C)
=
2330
×2223
2430
=0,916
4. Probabilitas B dengan syarat D
P (B|D) = P (B∩D)P (D)
=
2330
×123
630
=0,166
5. Probabilitas C dengan syarat A
P (C|A) = P (C∩A)P (A)
=
730
×27
730
=0,285
6. Probabilitas C dengan syarat B
P (C|B) = P (C∩B)P (B)
=
2330
×2223
2330
=0,956
7. Probabilitas D dengan syarat A
P (D|A) = P (D∩A )P (A)
=
730
×57
730
=0,714
8. Probabilitas D dengan syarat B
P (D|B) = P (D∩B)P (B)
=
2330
×123
2330
=0,043
4.2.2 Data Permutasi Sebagian
Kemungkinan cara pemilihan 2 orang dari 9 mahasiswa tersebut adalah sebagai berikut. 9P2
=9!( 9-2)!
=9!7!
= 72 cara penyusunan. Berikut beberapa contoh kemungkinan pemilihannya.
Tabel 4.7 Kemungkinan Pemilihan Koordinator Komisi Internal dan Eksternal
Kemungkinan Ke- Koordinator Komisi Internal Koordinator Komisi Eksternal
1 Dirham Nuriawangsa Titin T. Mulia
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 39
TEORI PROBABILITAS MODUL II
2 M. Rifqi Rozi Andhika Ventausa
3 Ariyo Anindito Nelza M. Iqbal
4 Yoga Adhitya Rizal Undityo
5 M. Firsada Putra Dirham Nuriawangsa
6 Titin T. Mulia M. Rifqi Rozi
7 Andhika Ventausa Ariyo Anindito
8 Nelza M. Iqbal Yoga Adhitya
9 Rizal Undityo M. Firsada Putra
10 Titin T. Mulia Dirham Nuriawangsa
11 Andhika Ventausa M. Rifqi Rozi
12 Nelza M. Iqbal Ariyo Anindito
13 Rizal Undityo Yoga Adhitya
14 Dirham Nuriawangsa M. Firsada Putra
15 M. Rifqi Rozi Titin T. Mulia
16 Ariyo Anindito Andhika Ventausa
17 Yoga Adhitya Nelza M. Iqbal
18 M. Firsada Putra Rizal Undityo
19 Dirham Nuriawangsa Andhika Ventausa
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 40
TEORI PROBABILITAS MODUL II
20 Titin T. Mulia M. Rifqi Rozi
4.2.3 Data Permutasi Menyeluruh
Kemungkinan cara penyusunan kepemilikan loker adalah 5P5¿5 !=5x 4 x 3 x2 x1=120
cara penyusunan. Berikut beberapa contoh kemungkinan penyusunannya.
Tabel 4.8 Kemungkinan Penyusunan Kepemilikan Loker di HMTI
Penyusunan
Loker 1 Loker 2 Loker 3 Loker 4 Loker 5
Ke-1 A B C D E
Ke-2 E A B C D
Ke-3 D E A B C
Ke-4 C D E A B
Ke-5 B C D E A
Ke-6 B A C D E
Ke-7 E B A C D
Ke-8 D E B A C
Ke-9 C D E B A
Ke-10 A C D E B
Ke-11 B C A D E
Ke-12 E B C A D
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 41
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Ke-13 D E B C A
Ke-14 A D E B C
Ke-15 C A D E B
Ke-16 B C D A E
Ke-17 E B C D A
Ke-18 A E B C D
Ke-19 D A E B C
Ke-20 C D A E B
4.2.4 Data Permutasi Keliling
Kemungkinan pergantian 7 shift piket harian bem tiap bulannya dalam 1 periode (1 periode
= 6 bulan) adalah (7−1 )!=6 !=720 cara penyusunan.
Cara 1 Cara 2
Cara 3 Cara 4
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 42
BC
D
EF
G
AA
B
C
DE
F
G
GA
B
CD
E
FF
G
A
BC
D
E
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Cara 5 Cara 6
Gambar 4.1 Cara penyusunan shift piket harian staff BEM TEKNIK periode 2011-2012
Cara 7 Cara 8
Cara 9 Cara 10
Cara 11 Cara 12
Cara 13 Cara 14
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 43
EF
G
AB
C
DD
E
F
GA
B
C
CD
E
FG
A
BA
C
D
EF
G
B
BA
C
DE
F
GG
B
A
CD
E
F
FG
B
AC
D
EE
F
G
BA
C
D
DE
F
GB
A
CC
D
E
FG
B
A
CA
D
EF
G
BB
C
A
DE
F
G
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Cara 15 Cara 16
Cara 17 Cara 18
Cara 19 Cara 20
Gambar 4.1 Cara penyusunan shift piket harian staff BEM TEKNIK periode 2011-2012 (lanjutan)
4.2.5 Data Permutasi Kelompok
Kemungkinan penyusunan skripsi sesuai dengan tahun pengumpulannya adalah 20P(6, 4, 7, 3)
=20!6 ! 4 ! 7 ! 3 !
=¿ 4.655.851.200 cara. Berikut beberapa contoh kemungkinan penyusunannya.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 44
GB
C
AD
E
FF
G
B
CA
D
E
EF
G
BC
A
DD
E
F
GB
C
A
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Tabel 4.9 Kemungkinan Penyusunan Skripsi Menurut Tahun Pengumpulannya
Penyusunan Ke-
Urutan Skripsi
Penyusunan Ke-
Urutan Skripsi
1 A1 B1 C1 D1 11 C1 A1 B1 D1
2 A1 C1 B1 D1 12 C1 B1 A1 D1
3 A1 C1 D1 B1 13 C1 B1 D1 A1
4 A1 D1 C1 B1 14 C1 D1 B1 A1
5 A1 D1 B1 C1 15 C1 D1 A1 B1
6 B1 A1 C1 D1 16 D1 A1 B1 C1
7 B1 C1 A1 D1 17 D1 B1 A1 C1
8 B1 C1 D1 A1 18 D1 B1 C1 A1
9 B1 D1 C1 A1 19 D1 C1 B1 A1
10 B1 D1 A1 C1 20 D1 C1 A1 B1
4.2.6 Data Kombinasi Sebagian
Kemungkinan dari 11 orang anggota tim basket putri Fakultas Teknik yang akan terpilih 5
orang untuk mewakili Fakultas Teknik dalam perlombaan di Universitas Brawijaya adalah 11C5
¿ 11!6 ! x5 !
=11 x10 x 9x 8 x7 x 6 !6 ! x 5 x 4 x3 x2 x1
=11 x 10 x9 x 8x 75 x 4 x3 x 2x 1
= 462 cara pemilihan. Berikut beberapa
contoh kemungkinan pemilihannya.
Tabel 4.10 Kemungkinan Pemilihan Anggota Tim Basket Putri Fakultas Teknik
Pemilihan 1 A B C D E
Pemilihan 2 F G H I J
Pemilihan 3 K A B C D
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 45
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Pemilihan 4 E F G H I
Pemilihan 5 J K A B C
Pemilihan 6 D E F G H
Pemilihan 7 I J K A B
Pemilihan 8 C D E F G
Pemilihan 9 H I J K A
Pemilihan 10 B C D E F
Pemilihan 11 G H I J K
Pemilihan 12 F B C D E
Pemilihan 13 A G H I J
Pemilihan 14 K F B C D
Pemilihan 15 E A G H I
Pemilihan 16 J K F B C
Pemilihan 17 D E A G H
Pemilihan 18 I J K F B
Pemilihan 19 C D E A G
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 46
TEORI PROBABILITAS MODUL II
Pemilihan 20 H I J K F
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 47
TEORI PROBABILITAS MODUL II
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum modul 2 adalah:
1. Praktikum modul II terdiri dari Praktikum Peluang dan Praktikum Permutasi Kombinasi.
Pada praktikum peluang, data didapatkan dari pelemparan anak panah ke papan darts dan
menghasilkan 30 titik. Dengan hasil:
a. Probabilitas daerah genap dan titik pelemparan berjumlah ganjil (B ∩C) = 0,73
b. Probabilitas daerah genap dan titik pelemparan berjumlah genap (B ∩D ) = 0,033
c. Probabilitas daerah ganjil dan titik pelemparan berjumlah ganjil (A ∩C) = 0,067
d. Probabilitas daerah ganjil dan titik pelemparan berjumlah genap (A ∩D) = 0,166
e. Probabilitas daerah ganjil atau titik pelemparan berjumlah ganjil (A C∪ ) = 0,96
f. Probabilitas daerah ganjil atau titik pelemparan berjumlah genap (A D∪ )= 0,267
g. Probabilitas daerah ganjil atau titik pelemparan berjumlah genap (B C∪ ) = 0,5
h. Probabilitas daerah genap atau titik pelemparan berjumlah genap (B D∪ ) = 0,933
i. Probabilitas A dengan syarat C = 0,083
j. Probabilitas A dengan syarat D = 0,833
k. Probabilitas B dengan syarat C = 0,916
l. Probabilitas B dengan syarat D = 0,166
m. Probabilitas C dengan syarat A = 0,285
n. Probabilitas C dengan syarat B = 0,956
o. Probabilitas D dengan syarat A = 0,714
p. Probabilitas D dengan syarat B = 0,043
2. Sementara Praktikum permutasi dan kombinasi, data didapatkan melalui studi kasus. Pada
paktikum permutasi dan kombinasi, pengolahan data dibagi menjadi 5 yaitu pengolahan
data permutasi sebagian, menyeluruh, keliling, data berkelompok dan kombinasi sebagian.
3. Pada permutasi sebagian, studi kasus kelompok kami adalah tentang berapa banyak cara
pemilihan 2 orang dari 9 orang mahasiswa anggota BEM TEKNIK periode 2011-2012 untuk
menjadi koordinator komisi internal dan eksternal. Hasilnya terdapat 72 cara penyusunan.
4. Pada permutasi menyeluruh, studi kasus kelompok kami adalah tentang cara penyusunan
kepemilikan loker yang ada di Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Brawijaya.
Hasilnya terdapat 120 cara penyusunan.
5. Pada permutasi keliling, studi kasus kelompok kami adalah tentang cara penyusunan
pergantian 7 shift piket harian staff BEM TEKNIK Universitas Brawijaya. Hasilnya terdapat
720 cara penyusunan.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 48
TEORI PROBABILITAS MODUL II
6. Pada permutasi data berkelompok, studi kasus kelompok kami adalah tentang cara
penyusunan skripsi di ruang baca Teknik Industri Universitas Brawijaya sesuai dengan
tahun pengumpulannya. Hasilnya terdapat 4.655.851.200 cara.
7. Pada kombinasi sebagian, studi kasus kelompok kami adalah tentang cara pemilihan 5
orang dari 11 orang anggota tim basket putri Fakultas Teknik untuk mewakili Fakultas
Teknik dalam perlombaan di Universitas Brawijaya. Hasilnya terdapat 462 cara.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat kami berikan dalam praktikum modul 2:
1. Praktikan diharapkan dapat memahami tentang teori probabilitas terlebih dahulu sebelum
melaksanakan pratikum, sehingga pratikum berjalan dengan lancar.
2. Diharapkan untuk laboratorium agar memperlengkap sarana kenyamanan yang ada, seperti
AC, karena dapat mempengaruhi produktivitas asisten dan praktikan yang berada di dalam
laboratorium.
LABORATORIUM STATISTIK & REKAYASA KUALITAS 49