37
i

NOVIA AS BARU - · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

i

Page 2: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

ii

Page 3: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

iii

Page 4: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

iv

Page 5: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

iii

Page 6: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI PADA NY. S DENGAN DISPEPSIA DI RUANG BOUGENVILE RS

PANTI WALUYO SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan sekaligus

penguji yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes

Kusuma Husada Surakarta dan yang berkenan memberikan masukan-masukan,

saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian sidang serta memfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan, pembimbing, dan penguji yang telah memberikan kesempatan

untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta dan telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan

nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

v

3. Amalia Agustin, S.Kep.Ns, selaku dosen penguji yang berkenan memberikan

masukan-masukan, saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian sidang serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Semua dosen Progam Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang

bermanfaat.

5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

6. dr. Fransisco Ivan Santadista, yang selalu memberikan semangat dan motivasi

untuk menyelesaikan tugas akhir pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 8: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................. 3

C. Manfaat Penulisan ................................................................ 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ...................................................................... 6

B. Pengkajian ............................................................................ 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ....................................... 9

D. Perencanaan ......................................................................... 10

E. Implementasi ........................................................................ 11

F. Evaluasi ................................................................................ 13

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan .......................................................................... 15

B. Simpulan dan Saran ............................................................. 24

Page 9: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 10: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data kunjungan didapatkan 20-40% orang dewasa yang ke

klinik gastroenterologi pernah mengalami penyakit dispepsia, dan juga

merupakan 2-5% dari kunjungan ke fasilitas kesehatan dasar umum. Beragamnya

angka prevaleni ini disebabkan perbedaan persepsi dari definisi dispepsia. Data

survei pada populasi umum biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan data di

rumah sakit/pelayanan kesehatan, karena hanya 20-25% yang akan mencari

pertolongan medis. Berdasarkan penelitian pada populasi umum di Indonesia

didapatkan prevalensi dispepsia berkisar antara 12-45% dengan estimasi rerata

adalah 25%. Insidens dispepsia per tahun diperkirakan antara 1-11,5%. Belum

didapatkan data epidemiologi di Indonesia (Rani, 2011).

Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa. Prevalensi

dispepsia ini dipengaruhi oleh faktor : jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh,

perokok, konsumsi alkohol dan psikis, faktor psikis ini mempunyai korelasi yang

kuat dengan keluhan dispepsia, faktor demografi dan lingkungan korelasinya

lemah. Keluhan dispepsia dialami dalam waktu tertentu dan bersifat kronik dapat

berdampak pada kualitas hidup penderita dan beban ekonomi secara langsung

maupun tidak langsung (Soegondo, 2006).

Page 11: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

2

Berbagai keluhan yang dirasakan pada pasien dispepsia disebabkan oleh

adanya kelainan di saluran makan. Umumnya keluhan yang timbul diasosiasikan

akibat kelainan dari saluran makan bagian atas. Kumpulan gejala tersebut

disebut sindroma dispepsia. Untuk menentukan penyebab yang pasti perlu

dilakukan pemeriksaan dengan berbagai sarana penunjang diagnostik dispepsia

erat kaitannya dengan kelainan di saluran makan sehingga mempengaruhi

pemenuhan nutrisi (Sujono, 2002).

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi

kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan. Lemak

merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K yang

larut dalam lemak. Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam

pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang

cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan

untuk keseimbangan osmotik. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino

diantaranya sembilan asam amino essensial diantaranya threonin, valin, leusin,

isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam

amino nonessensial (Hidayat, 2006).

Kebutuhan nutrisi mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral

dan air. Karbohidrat menjadi sumber energi utama dan sumber erat pangan.

Tersusun dari unsur karbon (C), oksigen (O) dan hidrogen (H). Protein memberi

energi 4 kkal/g, pencernaan protein terjadi di lambung. Protein dicerna dengan

bantuan pepsin yang akan menghidrolisis ikatan peptide diubah menjadi

proteosa, pepton, polypeptide. Tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan

Page 12: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

3

proelastase di usus halus mencerna polipeptide dan protein yang belum tercerna

menjadi polopeptide dan asam amino. Lemak merupakan bentuk penghasil energi

tubuh yang utama. Lemak memberi energi 9 kkal/g, lemak mulai dicerna di

mulut dengan bantuan lipase lingual. Vitamin berfungsi sebagai antioksidan,

yaitu substansi yang menetralisir radikal bebas. Mineral merupakan bahan

makanan anorganik yang berfungsi antara lain menjaga keseimbangan tubuh

serta bahan penyusun tubuh. Air merupakan komponen terbesar penyusun tubuh

manusia. Pemenuhan kebutuhan air dapat berasal dari minuman, makanan dan

sayuran (Saryono, 2010).

Fungsi utama nutrisi adalah memberikan energi bagi aktivitas tubuh,

membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta mengatur berbagai proses

kimiawi tubuh (Nurachmah, 2001). Menurut Wilkinson (2006) status nutrisi

berhubungan dengan sistem gastrointestinal dalam perspektif keperawatan.

Perawat menemukan berbagai masalah keperawatan yang berhubungan dengan

nutrisi pada kondisi klinik gangguan gastrointestinal seperti masalah keperawatan

aktual/risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Ketidak-

seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana

individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

metabolik.

Apabila masalah kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak

ditangani akan memberikan dampak terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan seseorang (Hidayat, 2006). Pengalaman penulis praktek klinik di

ruang Bougenvile pada tanggal 22 April 2013 diperoleh data bahwa ada 2 pasien

dari 13 pasien salah satunya Ny.S yang menderita dispepsia dengan data

Page 13: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

4

subyektif pasien mengatakan tidak nafsu makan dan data obyektif berat badan

menurun, makan kurang lebih 3-5 sendok per hari dan konjungtiva anemis.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan pengelolaan kasus asuhan

keperawatan yang dirangkum penulisan KTI dengan judul “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Ny.S Dengan Dispepsia Diruang Boegenvile

RS Panti Waluyo Surakarta’’

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Ny. S dengan dispepsia

di RS Panti Waluyo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada dispepsia di RS Panti Waluyo Surakarta.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada dispepsia di RS Panti Waluyo

Surakarta.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan Ny. S dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada dispepsia di RS Panti Waluyo

Surakarta.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada dispepsia di RS Panti Waluyo Surakarta.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada dispepsia di RS Panti Waluyo Surakarta.

Page 14: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

5

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada Ny. S dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada dispepsia di RS Panti Waluyo Surakarta.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan menerapkan asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada dispepsia.

2. Bagi Institusi

Sebagai referensi untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa khususnya

yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

dengan dispepsia.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pemenuhan kebutuhan

nutrisi pada dispepsia.

4. Bagi Pembaca

Sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperluas

wawasan tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada dispepsia.

Page 15: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

6

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00

WIB dan pasien masuk rumah sakit tanggal 22 April 2013 jam 08.00 WIB. Dari

pengkajian diperoleh data yaitu, nama Ny. S pasien berjenis kelamin wanita

umur 64 tahun, beragama kristen, alamat Gawanan Colomadu, pendidikan

terakhir adalah SD dan sudah tidak bekerja. Penanggung jawab dari Ny. S

adalah Ny. Su umur 33 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta dengan

pendidikan terakhirnya adalah SMA. Hubungan Ny. S dengan pasien adalah

anak pasien.

B. Pengkajian

Pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yang dirasakan

oleh pasien adalah tidak nafsu makan, mual, dan muntah. Riwayat penyakit

sekarang, keluarga mengatakan tanggal 22 April 2013 jam 07.00 WIB mengeluh

tidak nafsu makan, mual kadang sampai muntah dan badan terasa lemas.

Kemudian oleh keluarga dibawa ke IGD RS Panti Waluyo di IGD jam 08.00

WIB, pasien dipasang infuse RL 20 tpm, kemudian dipindahkan ke Bougenvile

1 kamar 7A dengan diagnosa medis dispepsia. Riwayat kesehatan dahulu, pasien

mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dideritanya saat ini.

Riwayat kesehatan keluarga Ny.S mengatakan dalam keluarganya ada yang

mempunyai riwayat penyakit menurun Diabetes Mellitus yaitu neneknya.

Page 16: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

7

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit dengan hasil antropometri

diketahui berat badan pasien 38 kg, tinggi badan 140 cm, LILA 28 cm,indeks

masa tubuh dengan rumus BB/ (TB)2, TB dalam satuan meter. Didapatkan hasil

19,4 (nilai normal 18-24) biochemical tidak diketahui, clinical dengan hasil

penampilan pasien, untuk rambut hitam ada sedikit uban, kulit normal, mukosa

bibir kering, turgor kulit baik, diet dengan hasil pasien mengatakan makan 3 kali

sehari dengan menu nasi, sayur, lauk dan minum 5 gelas sehari. Sedangkan

selama sakit dengan hasil antropometri berat badan klien 38 kg, tinggi badan

140 cm, LILA 28 cm, indeks masa tubuh 19,4, biochemical dengan hasil

laboratorium, hemoglobin 10,4 g/dl menurun nilai normal (12,0 – 16,0 g/dl),

hematokrit 34 % menurun nilai normal (37 – 48%), albumin 2,7 g/dl menurun

nilai normal (3,2 – 4,6 g/dl), clinical sign dengan hasil penampilan klien, rambut

mudah rontok, mudah dicabut, kulit kering dan pecah-pecah, konjungtiva

anemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit

dan irama teratur, tekanan darah 130/90 mmHg, pasien tampak lemah, diet

dengan hasil klien mengatakan tidak nafsu makan, mual. Makan 3 kali sehari

dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur. Makan pagi hanya 3

sendok, makan siang kurang lebih 5 sendok. Pasien hanya minum air putih 2

gelas.

Pemeriksaan fisik, keadaan umum dari pasien adalah baik, kesadaran

composmentis, untuk pemeriksaan tanda-tanda vitalnya didapatkan hasil tekanan

darah Ny. S 130/90 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit, suhu 36,8 ºC,

frekuensi pernafasan 18 kali per menit. Pemeriksaan fisik, untuk kepala bentuk

Page 17: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

8

mesochepal, rambut lurus dan uban. Mata klien simetris antara kanan dan kiri,

sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, pupil mengecil jika terdapat rangsangan

sinar, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung bersih, tidak terdapat

secret, tidak terpasang oksigen. Telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak

banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran. Mulut tidak terdapat

stomatitis, lidah sedikit kotor. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Pada

pemeriksaan dada paru, untuk inspeksi, pengembangan dada simetris antara

kanan dan kiri, ekspansi dada sama antara kanan dan kiri, palpasi vocal fremitus

antara kanan dan kiri sama, saat perkusi bunyi paru sonor, dan saat auskultasi

suara nafas vesikuler. Pemeriksaan jantung saat inspeksi ictus cordis tidak

tampak dan teraba tidak terlalu kuat di sub intercosta 5 saat di palpasi, bunyi

pekak saat diperkusi, auskultasi bunyi jantung I dan II murni, tidak ada suara

tambahan. Pemeriksaan abdomen inspeksi perut datar, tidak ada jejas, auskultasi

bising usus 30 kali per menit, saat dilakukan perkusi terdengar bunyi timpani

dan saat dilakukan palpasi terdapat nyeri tekan di epigastrik. Pemeriksaan

genetalia dan anus bersih tidak terpasang kateter. Pemeriksaan ekstremitas,

untuk ekstremitas atas kanan dan kiri kekuatan otot 5, tangan kanan terpasang

infus Asering 20 tetes per menit, tidak ada oedema, ektermitas bawah kanan dan

kiri kekuatan otot 5 kanan dapat digerakkan tidak oedema, ektermitas bawah

kiri dapat digerakkan tidak ada oedema.

Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin tanggal 22 April 2013 pukul

05.00 WIB yaitu hemoglobin menurun 10,4 g/dl (nilai normal 12,0-16,0),

hematokrit menurun 34 % (nilai normal 37-48), leukosit meningkat 21 ribu/ul

Page 18: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

9

(nilai normal 4,5-11,0), eritrosit normal 4,35 juta/ul (nilai normal 4,10-5,10),

trombosit menurun 140 ribu/ul (nilai normal 150-450). Pemeriksaan index

eritrosit: MCV menurun 78.5 /um (nilai normal 80,0-96,0), MCH 24,0 pg (nilai

normal 28-33), MCHC menurun 30,5 g/dl (nilai normal 33-36), RDW 16,2%

(nilai normal 11,6-14,6), MPV 6,4 fL (nilai normal 7,2-11). Pemeriksaan kimia

klinik : SGOT 42 u/l (nilai normal 0-35), alkali fosfatase 50 u/l (nilai normal 53-

141), bilirubin total meningkat 1,33 mg/d (nilai normal 0,00-0,30), albumin

menurun 2,7 g/d (nilai normal 3,2-4,6), kreatinin meningkat 1,8 mg/dl (nilai

normal 0,6-1,4), ureum meningkat 131 mg/dl (nilai normal <50), asam urat

meningkat 11,8 mg/dl (nilai normal 2,4-6,1), kolesterol total meningkat 203

mg/dl (nilai normal 50-200), HDL kolesterol 7 mg/dl (nilai normal 33-92),

trigliserida 422 mg/dl (nilai normal <150), kalium 3,1 mmol/L (nilai normal 3,7-

5,4), kalsium ion 1,13 mmol/L (nilai normal 1,17-1,29).

Therapi yang diberikan pada tanggal 22 April 2013 ranitidine 50 mg/12

jam, ceftriaxone 10 mg, RL 20 tpm, vitamin B1 (tiamin).

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Analisa data dilakukan tanggal 22 April 2013 jam 10.00 WIB, didapatkan

data subyektif yaitu pasien mengatakan makan pagi hanya 3 sendok, makan

siang kurang lebih 5 sendok, pasien minum air putih 2 gelas, jika makan terasa

mual dan terkadang muntah. Data obyektif yaitu dengan hasil antropometri

dengan hasil berat badan klien 38 kg, tinggi badan 140 cm, LILA 28 cm, indeks

masa tubuh 19,4, biochemical dengan hasil laboratorium, hemoglobin menurun

10,4 g/dl, hematokrit menurun 34%, albumin menurun 2,7 g/d clinical sign

Page 19: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

10

dengan hasil penampilan klien, untuk rambut lurus dan beruban, mokosa bibir

kering, turgor kulit kering, kulit kering dan pecah-pecah, konjungtiva anemis,

nadi 82 kali per menit dan irama teratur, tekanan darah 130/90 mmHg, pasien

tampak lemah, diet dengan hasil klien mengatakan tidak nafsu makan, mual.

Makan 3 kali sehari dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur.

Makan pagi hanya 3 sendok, makan siang kurang lebih 5 sendok. Pasien hanya

minum air putih 2 gelas.

Berdasarkan analisa data penulis diatas penulis merumuskan masalah

keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan ditegakan diagnosa

keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hilangnya nafsu makan.

D. Perencanaan

Tindakan keperawatan dilakukan pada Ny. S selama 3x24 jam dan

diharapkan asupan nutrisi dapat adekuat dengan kriteria hasil nafsu makan

meningkat,berat badan tidak mengalami penurunan, turgor kulit kering, Hb, Ht

dan albumin dalam batas normal (hemoglobin nilai normal 12,0-16,0, hematokrit

nilai normal 37-48, dan albumin normal 3,2-4,6). Intervensi atau rencana

tindakan yang akan dilakukan yaitu observasi status nutrisi (antropometri,

biochemical, clinical sign, dietary history), dengan rasional untuk menunjukkan

faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi. Beri makan porsi sedikit tapi

sering, dengan rasional dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu

cepat setelah periode puasa, pantau nilai laboratorium khususnya albumin dan

Page 20: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

11

elektrolit, hemoglobin dan hematokrit, dengan rasional kadar albumin serum

menunjukkan status protein tubuh. Beri makanan kesukaan pasien, dengan

rasional untuk memungkinkan variasi sediaan makanan akan memampukan

pasien untuk mempunyai pilihan terhadap makanan yang dapat dinikmati.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ranitidin dan vitamin B1 dalam

program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi, dengan rasional untuk

pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa perbaikan status nutrisi.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan tanggal 22 April 2013 jam 12.00

WIB yaitu mengobservasi status nutrisi (antropometri, biochemical, clinical sign,

dietary history) dengan respon subyektif pasien yaitu klien mengatakan tidak

nafsu makan, makan pagi 3 sendok dan makan siang 5 sendok, minum 2 gelas air

putih. Respon obyektif yaitu dengan hasil antropometri dengan hasil berat badan

klien 38 kg, tinggi badan 140 cm, lingkar lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh

19,3, biochemical dengan hasil laboratorium, hemoglobin 10,4 g/dl, hematokrit

34 %, albumin 2,7 g/dl, clinical sign dengan hasil penampilan klien, untuk

rambut lurus dan beruban dan kering. Kulit kering dan pecah-pecah, konjungtiva

anemis, nadi teratur dan lemah, tekanan darah 130/90 mmHg pasien tampak

lemah, diet dengan hasil pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual. Makan 3

kali sehari dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur. Makan pagi

hanya 3 sendok, makan siang kurang lebih 5 sendok. Pasien hanya minum air

putih 2 gelas. Implementasi pada jam 12.15 WIB adalah menganjurkan keluarga

untuk memberikan makan dengan porsi sedikit tapi sering, perawat

Page 21: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

12

menganjurkan makan sedikit-sedikit supaya tidak terjadi rasa mual bahkan

muntah. Respon subyektifnya yaitu keluarga mengatakan akan memberikan

makanan dengan porsi sedikit tapi sering. Respon obyektif yaitu pasien tampak

makan dengan teratur menghabiskan 2-3 sendok.

Tindakan yang dilakukan tanggal 23 April 2013 pada jam 08.00 WIB

adalah memberikan terapi medis vitamin B1 (tiamin) 100 mg per 8 jam dan

ranitidine 50 mg per 8 jam. Respon subyektif pasien mengatakan bersedia diberi

obat. Respon obyektif yaitu pasien sudah minum obat vitamin B1 100 mg per

oral dan obat injeksi ranitidine masuk 50 mg per 8 jam. Melakukan observasi

nutrisi pada jam 10.00 WIB dengan respon subyektif pasien yaitu klien

mengatakan tidak nafsu makan, makan pagi 5 sendok dan makan siang 8 sendok,

minum 3 gelas air putih. Respon obyektif yaitu dengan hasil antropometri dengan

hasil berat badan klien 38 kg, tinggi badan 140 cm, lingkar lengan atas 28 cm,

indeks masa tubuh 19,4, biochemical dengan hasil laboratorium, hemoglobin

10,4 g/dl, hematokrit 34 %, albumin 2,7 g/dL, clinica sign dengan hasil

penampilan klien, rambut mudah rontok, kulit kering, konjungtiva anemis, nadi

teratur dan lemah, tekanan darah 130/90 mmHg, pasien tampak lemah, diet

dengan hasil pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual. Makan 3 kali sehari

dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur, makan pagi 5 sendok dan

makan siang 8 sendok, minum 3 gelas air putih.

Tindakan yang dilakukan tanggal 24 April 2013 jam 07.30 WIB adalah

memberikan terapi medis vitamin B1 (tiamin) 100 mg per 8 jam dan ranitidine 50

mg per 8 jam. Respon subyektif pasien mengatakan bersedia diberi obat. Respon

Page 22: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

13

obyektif yaitu pasien sudah minum obat vitamin B1 100 mg per oral dan obat

injeksi ranitidine masuk 50 mg per 8 jam. Melakukan observasi nutrisi pada jam

10.00 WIB dengan respon subyektif pasien yaitu klien mengatakan tidak nafsu

makan, makan sehari tiga kali setiap makan menghabiskan setengah porsi dari

rumah sakit, minum 5 gelas air putih per hari. Respon obyektif yaitu dengan hasil

antropometri dengan hasil berat badan klien 38 kg, tinggi badan 140 cm, lingkar

lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh 19,4, biochemical dengan hasil

laboratorium, hemoglobin 10,4 g/dl, hematokrit 34 %, albumin 2,7 g/dL, clinical

sign dengan hasil penampilan klien, rambut mudah rontok, kulit kering,

konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah, tekanan darah 130/90 mmHg pasien

tampak lemah, diet dengan hasil pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual.

Makan 3 kali sehari dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur,

Pengkajian pola nutrisi dan metabolisme pada Ny. S didapatkan data yaitu

antropometri berat badan pasien 38 kg, tinggi badan 140 cm, lingkar lengan atas

28 cm, indeks masa tubuh (19,4), biochemical hemoglobin 10,4 g/dl, hematokrit

34%, albumin 2,7 g/d, clinical sign Pasien tampak lemah, rambut hitam ada

sedikit uban dan kering, kulit kering dan pecah-pecah, konjungtiva anemis, nadi

teratur dan lemah. diit klien tidak nafsu makan, makan 3 kali sehari dengan menu

bubur kurang lebih 3 sampai 5 sendok, minum 2 gelas air putih. Hasil

pemeriksaan laboratorium tanggal 24 April 2013 didapatkan nilai hemoglobin

10,4 g/dl (nilai normal 12,0-16,0), hematokrit 34% (nilai normal 37-48), albumin

2,7 g/d (nilai normal 3,2-4,6). Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesik vitamin B1 jam 11.15 dengan respon subyektif pasien

Page 23: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

14

mengatakan bersedia. Respon obyektif yaitu dengan hasil analgesik vitamin B1

100 mg.

F. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan selama 3 hari, evaluasi

tanggal 22 April 2013 jam 13.55 adalah subyektif, pasien mengatakan tidak nafsu

makan. Obyektif, pasien menghabiskan 3 sendok untuk makan pagi dan 5 sendok

untuk makan siang, berat badan klien 38 kg, tinggi badan 140 cm, lingkar lengan

atas 28 cm, indeks masa tubuh 19,4, hemoglobin 10.4 g/dl, hematokrit 34%,

albumin 2,7 g/d, rambut mudah rontok, kulit kering, konjungtiva anemis, nadi

teratur tapi lemah, tekanan darah 130/ 90 mmHg, nadi 82 kali per menit, respirasi

18 kali per menit, suhu 36,8°C. Analisis, masalah kebutuhan nutrisi belum

teratasi. Rencana, intervensi dilanjutkan yaitu: observasi status nutrisi, beri porsi

makan sedikit tapi sering, pantau hasil laboratorium, berikan makanan kesukaan

klien, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi medis dan dalam

program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi.

Evaluasi tanggal 23 April 2013 jam 14.00 adalah subyektif, pasien masih

mengeluh mual. Obyektif, pasien menghabiskan 5 sendok untuk makan pagi dan

8 sendok untuk makan siang, berat badan klien 38 kg, tinggi badan 140 cm,

lingkar lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh 19,4, hemoglobin 10.4 g/dl,

hematokrit 34 %, albumin 2,7 g/d, rambut mudah rontok, kulit kering,

konjungtiva anemis, nadi teratur tapi lemah, tekanan darah 130/ 90 mmHg, nadi

82 kali per menit, respirasi 18 kali per menit, suhu 36,8°C. Analisis, Masalah

belum teratasi lanjutkan intervensi beri makan dengan porsi sedikit tapi sering

Page 24: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

15

dan berikan makan kesukaan pasien. Rencana, intervensi dilanjutkan yaitu:

observasi status nutrisi, beri porsi makan sedikit tapi sering, pantau hasil

laboratorium, berikan makanan kesukaan klien, kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian terapi medis dan dalam program pengobatan rumah sakit sesuai

indikasi.

Evaluasi tanggal 24 April 2013 jam 14.00 subyektif, pasien masih

mengeluh mual. Obyektif, makan sehari tiga kali setiap makan menghabiskan

setengah porsi dari rumah sakit, berat badan klien 38 kg, tinggi badan 140 cm,

lingkar lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh 19,4, hemoglobin 10.4 g/dl,

hematokrit 34%, albumin 2,7 g/d, rambut mudah rontok, kulit kering,

konjungtiva anemis, nadi teratur tapi lemah, tekanan darah 130/ 90 mmHg, nadi

82 kali per menit, respirasi 18 kali per menit, suhu 36,8°C. Analisis, masalah

belum teratasi lanjutkan intervensi beri makan dengan porsi sedikit tapi sering

dan berikan makan kesukaan pasien. Planing, intervensi dilanjutkan yaitu:

observasi status nutrisi, beri porsi makan sedikit tapi sering, pantau hasil

laboratorium, berikan makanan kesukaan pasien, kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian terapi medis dan dalam program pengobatan rumah sakit sesuai

indikasi.

Page 25: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

16

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan

keperawatan yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 di bangsal

Bougenvile RS Panti Waluyo Surakarta. Prinsip dari pembahasan ini dengan

memperhatikan aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari tahap

pengkajian, diagnosa keperawatan. perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan.

1. Pengkajian

Tahap yang pertama dilakukan penulis adalah pengkajian kepada

pasien. Pengkajian keperawatan pada sistem gastrointestinal adalah salah satu

dari komponen asuhan keperawatan yang merupakan suatu usaha yang

dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari pasien meliputi

usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang pasien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin,

2011).

Keluhan utama pada penderita dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak

nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut

penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada sampai

muntah, tidak nafsu makan. Dinding usus mempunyai berbagai reseptor,

termasuk reseptor kimiawi, reseptor mekanik, dan nociceptor. Dispepsia

Page 26: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

17

mempunyai hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon di gaster atau

duodenum sehingga menyebabkan nyeri, sedangkan rasa tidak nyaman di

abdomen disebabkan oleh peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap

asam. Distensi yang berlebihan atau iritasi pada duodenum menyebabkan

suatu rangsangan khusus yang kuat untuk muntah (Soegondo, 2006). Keluhan

dari Ny. S tidak jauh berbeda dengan teori. Keluhan utama pada penderita

dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,

kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh (Soegondo, 2006).

Pengkajian ABCD yaitu : A (antropometri), meliputi berat badan,

tinggi badan, lingkar lengan atas, indeks masa/tubuh. B (biochemical data),

meliputi hasil laboratorium seperti hemoglobin, hematokrit, albumin. C

(clinical sign), meliputi penampilan umum yaitu lesu, apatis, kakeksia. Berat

badan kurang dari 20% berat badan ideal. Postur yaitu bahu kendur, dada

cekung, punggung bungkuk. Otot yaitu penampilan lemah, tonus buruk, nyeri;

edema, tidak mampu berjalan dengan baik. Kontrol sistem saraf yaitu kurang

perhatian. Fungsi gastrointestinal yaitu anoreksia, tidak dapat mencerna,

konstipasi atau diare. Fungsi kardiovaskuler yaitu nadi diatas 100 kali per

menit, irama tidak normal, tekanan darah meningkat. Rambut yaitu kusam,

kusut, kering, tipis dan kasar, helai rambut mudah terlepas. Kulit yaitu kasar,

kering, bersisik, pucat. Bibir yaitu penampilan kering, bersisik, bengkak. Gusi

yaitu bengkak dan mudah berdarah. Mata yaitu konjungtiva pucat atau

anemis. D (dietary history), meliputi status kesehatan, pemasukan makanan,

kultur dan agama, status sosioekonomi, pilihan pribadi, faktor psikologis,

Page 27: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

18

alkohol dan obat, kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan.

(Perry & Potter, 2005).

Pengkajian pola nutrisi dan metabolisme pada Ny. S didapatkan data

yaitu antropometri berat badan pasien 38 kg, tinggi badan 140 cm, lingkar

lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh (19,4), biochemical hemoglobin10,4

g/dl, hematokrit 34%, albumin 2,7 g/d, clinical. Pasien tampak lemah, rambut

hitam ada sedikit uban dan kering, kulit kering dan pecah-pecah, konjungtiva

anemis, nadi teratur dan lemah. diit klien tidak nafsu makan, makan 3 kali

sehari dengan menu bubur kurang lebih 3 sampai 5 sendok, minum 2 gelas air

putih. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 22 April 2013 didapatkan nilai

hemoglobin 10,4 g/dl (nilai normal 12,0-16,0), hematokrit 34% (nilai normal

37-48), albumin 2,7 g/d (nilai normal 3,2-4,6).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dan perawat

mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Perry & Potter, 2005).

Berdasarkan data yang diperoleh pada pengkajian terhadap Ny. S

dapat diambil kesimpulan bahwa Ny. S mengalami masalah keperawatan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini dapat dilihat dari tanda-tanda

klinis pasien yang mengarah kedalam status nutrisi kurang yaitu anoreksia,

nadi teratur tetapi lemah, konjungtiva anemis, rambut kering, kulit kering dan

pecah-pecah. Dari pemeriksaan antropometri pasien nilai indeks masa tubuh

kurang dari 20, lingkar lengan atas klien 28 normalnya 28,5 cm. (Wahit,

Page 28: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

19

2007). Melihat di pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin 10,4 g/dl

normalnya adalah 12-16 g/dl, hematokrit 34% normalnya adalah 37-48 %,

albumin 2,7 g/d normalnya adalah 3,2-4,6 g/d, indeks masa tubuh 19,4

normalnya adalah 18-24 (Potter & Perry, 2005). Penulis memprioritaskan

diagnosa nutrisi karena merupakan diagnosa prioritas dan aktual, hal ini

didasarkan pada teori hierarki Maslow.

3. Intervensi

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan

kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan

klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam teori intervensi dan NOC

(Nursing Outcomes Classification). Intervensi yang akan dilakukan tuliskan

sesuai dengan kriteria intervensi NIC (Nursing interventions Classification)

oleh penulis disesuaikan dengan kebutuhan dan respon pasien, sehingga

rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan spesifik (jelas), measurable

(dapat diukur), acceptance, rasional dan timing (Perry & Potter, 2005).

Diagnosa keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hilangnya nafsu makan, setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan asupan nutrisi dapat adekuat

dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat, nilai laboratorium dalam

batas normal khususnya albumin 2,7 g/d, melaporkan keadekuatan tingkat

energi. Rencana tindakan keperawatannya yaitu pencegahan dan penanganan

pembatasan diet yang berat dan aktivitas berlebih atau makan dalam satu

waktu dalam jumlah banyak, pemberian asupan diet makanan cairan yang

Page 29: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

20

seimbang, fasilitasi pencapaian kenaikan berat badan, pantau hasil

laboratorium khususnya albumin, transferin, elektrolit, ketahui makanan

kesukaan klien, pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan,

timbang pasien pada interval yang tepat, berikan informasi yang tepat tentang

pentingnya kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya, tentukan dengan

kolaborasi bersama ahli gizi secara tepat jumlah kalori dan jenis gizi yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Wilkinson, 2006).

Rencana tindakan keperawatan yang ingin penulis lakukan pada Ny. S

yang mengalami masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

meliputi: kaji status nutrisi (antropometri, biochemical data, clinical sign,

dietary history), pantau hasil laboratorium khususnya albumin, transferin,

elektrolit, beri makanan kesukaan pasien, beri makan porsi sedikit tapi

sering, berikan informasi yang tepat tentang pentingnya kebutuhan nutrisi

dan bagaimana memenuhinya, kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam

pemberian terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai

indikasi.

Terdapat kesenjangan antara teori dan intervensi terhadap Ny. S yaitu

penulis tidak mencantumkan intervensi fasilitasi pencapaian kenaikan berat

badan karena dalam kasus Ny. S tidak ditemui berat badan kurang dari berat

ideal. Untuk intervensi pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan

asupan juga tidak dicantumkan penulis karena memantau kandungan nutrisi

dan kalori sudah dilakukan oleh ahli gizi.

4. Implementasi

Page 30: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

21

Implementasi jam 12.00 WIB adalah tindakan keperawatan yang

penulis lakukan kepada klien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan

klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Tindakan asuhan keperawatan

diagnosa kekurangan nutrisi, tindakan yang sudah dilakukan penulis adalah

pertama, mengobservasi status nutrisi (antropometri, biochemical data,

clinical sign, dietary history). Respon subyektif yaitu klien mengatakan

masih tidak nafsu makan, klien makan pagi sebanyak 3 sendok dan makan

siang sebanyak setengah porsi. Respon obyektif yaitu berat badan 38 kg,

tinggi badan 140 cm, lingkar lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh 19,4,

konjungtiva anemis, rambut hitam ada sedikit uban dan kering, kulit

kering dan pecah-pecah, nadi teratur yaitu 82 kali per menit tetapi lemah,

tekanan darah 130/90 mmHg. Pengukuran antropometri adalah suatu sistem

pengukuran susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Antropometri terdiri dari

berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, (menunjukkan lemak yang ada

di tubuh), lingkar lengan atas (Strawn Lm et al, 2002).

Kedua, mengajarkan keluarga untuk memberikan makan dengan porsi

sedikit tapi sering karena dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian

makan terlalu cepat. Disfungsi persarafan vagal berperan dalam

hipersensitivitas gastrointestinal pada dispepsia. Adanya neuropati vagal juga

berperan dalam kegagalan relaksasi bagian proksimal lambung waktu

menerima makanan, sehingga menimbulkan akomodasi lambung dan rasa

cepat kenyang (Djojoningrat, 2006).

Page 31: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

22

Ketiga, mengukur tanda-tanda vital,untuk mengetahui keadaan secara

umum pasien. Pemeriksaan nadi diatas 100 kali per menit, irama tidak normal,

tekanan darah meningkat menandakan status nutrisi yang buruk. (Perry &

Potter, 2005). Dalam kasus di lapangan didapatkan pemeriksaan tanda-tanda

vital, tekanan darah Ny. S selalu berubah-ubah yaitu 130/90 mmHg pada

tanggal 22 April 2012, 160/80 mmHg pada tanggal 23 April 2013, 130/90

mmHg pada tanggal 24 April 2013. Dalam pemeriksaan nadi terjadi

kesenjangan antara teori dan fakta yaitu di teori, untuk menunjukkan status

nutrisi buruk frekuensinya nadi harus lebih dari 100 kali per menit tetapi di

kasus yang ditemukkan penulis frekuensi masih dalam batas normal hanya

saja kekuatannya yang lemah.

Keempat, memberikan informasi tentang pentingnya kebutuhan nutrisi

dan bagaimana memenuhinya. Karbohidrat sebagai bahan bakar dan sumber

energi banyak ditemukan di tumbuhan seperti zat tepung. Protein berfungsi

sebagai sumber membangun jaringan otot/organ dan sebagai bahan bangun

sel. Contoh makanan yang mengandung protein yang lengkap adalah daging,

susu, telur. Lemak, sebagai sumber pembangun jaringan lemak khususnya

asam lemak esensial tak jenuh, juga sebagai sumber energi. Lemak hewan

memiliki proporsi asam lemak jenuh yang tinggi, sedangkan lemak sayuran

memiliki jumlah yang tinggi akan asam lemak tidak jenuh dan tidak jenuh

majemuk. Serat berhubungan dengan penurunan insiden divertikulosis, kanker

kolon, penyakit kardiovaskular, dan diabetes mellitus. Serat yang mudah larut

terdapat dalam sayuran dan buah akan menurunkan kadar kolesterol darah.

Page 32: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

23

Vitamin merupakan substansi organik dalam jumlah kecil pada makanan yang

esensial untuk metabolisme normal. Vitamin terdapat pada makanan segar

yang digunakan dengan cepat setelah terpapar panas, udara, dan air yang

minimal (Muttaqin, 2011).

Ranitidine adalah obat untuk saluran cerna yaitu golongan antasida

dan ulkus, antibusa. Indikasi ranitidine adalah pengobatan jangka pendek

tukak di duodenum aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks

esofagitis. Agen ini mempunyai mekanisme sebagai penghambat reseptor

histamine. Histamin mempunyai peran penting dalam sekresi asam lambung.

Penghambat H2 secara efektif akan menekan pengeluaran asam oleh makanan

dari system saraf. Pada dispepsia dapat juga ditemukan dispepsia tukak,

refluks gastroesofageal, ulkus peptic (ISO, 2010: 454).

Vitamin B1 (tiamin) berperan dalam oksidasi nutrient dan pelepasan

energi dalam tubuh. Defisiensi tiamin menyebabkan terhambatnya oksidasi

glukosa dalam tubuh. Bila pemecahan glukosa terhenti akan terjadi

peningkatan asam piruvat dalam darah yang dapat mengakibatkan kelemahan

otot dan degeneratif saraf (Iqbal, 2007). Menurut dari teori diatas untuk itu

vitamin B1 penting untuk penderita dispepsia.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah hasil yang penulis ingin capai dari klien sesuai dengan

diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi

(Wilkinson, 2006).

Page 33: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

24

Penulis dalam melakukan evaluasi sudah sesuai teori yang ada yaitu

sesuai SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning), terdiri dari

subyektif yaitu pernyataan klien atau keluarga, obyektif yaitu hasil dari

pemeriksaan dan observasi, assessment yaitu kesimpulan dari hasil tindakan,

planning yaitu rencana tindakan.

Evaluasi diagnosa keperawatan yang utama yaitu nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan, setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan data subyektif

yaitu pasien mengatakan masih tidak nafsu makan. Data obyektif yaitu indeks

masa tubuh dan lingkar lengan atas masih di bawah normal, nilai hemoglobin

masih di bawah normal, dan klien tampak lemah. Analisa masalah belum

teratasi. Planing, intervensi dilanjutkan yaitu dengan observasi status nutrisi

pasien, pantau hasil laboratorium, berikan makan dalam porsi sedikit tapi

sering, laksanakan terapi dari dokter dalam pemberian obat ranitidine 50 mg,

vitamin BI 100 mg.

Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan penulis selama 3 hari dari

tanggal 22 sampai 24 April 2013 adalah masalah Ny.S belum teratasi karena

menurut kriteria hasil nafsu makan belum meningkat, nilai laboratorium

seperti hemoglobin 10,4 g/dl nilai normal (12,0 – 16,0 g/dl), albumin 2,7 g/dl

nilai normal (3,2 – 4,6 g/dl) belum mencapai batas normal.

Penulis dalam melakukan evaluasi sudah sesuai teori yang ada yaitu

sesuai SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Plaining), terdiri dari subyektif

yaitu pernyataan pasien atau keluarga, obyektif yaitu hasil dari pemeriksaan

Page 34: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

25

dan observasi, assessment yaitu kesimpulan dari hasil tindakan, planning

yaitu rencana tindakan.

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

a. Pengkajian yang dilakukan terhadap Ny. S didapatkan data subyektif

makan pagi hanya 3 sendok, makan siang kurang lebih 5 sendok,

pasien minum air putih 2 gelas. data obyektif berat badan pasien 38 kg,

tinggi badan 140 cm, indeks masa tubuh 19,4, lingkar lengan atas 28 cm.

Pemeriksaan tanggal 22 April 2013 nilai hemoglobin10,4 g/dl, hematokrit

34 %, albumin 2,7 g/d. Pemeriksaan tanggal 23 April 2013, nilai

hemoglobin 10,4 g/dl, hematokrit 34%. Pasien tampak lemah, rambut

hitam ada sedikit uban dan kering, kulit kering dan pecah-pecah,

konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah. Tekanan darah 130/90

mmHg, suhu 36,5ºC, respirasi 16 kali per menit, nadi 82 kali per menit.

b. Diagnosa utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Ny. S

adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

hilangnya nafsu makan.

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan asupan

nutrisi dapat adekuat, dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat, nilai

laboratorium dalam batas normal, melaporkan keadekuatan tingkat energi.

Page 35: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

26

Observasi kaji status nutrisi (antropometri, biochemical data, clinical

sign, dietary history).

d. Implementasi yang dilakukan penulis pada Ny. S tanggal 22 sampai 24

April 2013 adalah mengobservasi status nutrisi, mengukur tanda-tanda

vital, menganjurkan kepada keluarga klien untuk memberi makan porsi

sedikit tapi sering, memberikan informasi tentang pentingnya kebutuhan

nutrisi dan bagaimana memenuhinya, memberikan injeksi, ranitidine 50

mg, vitamin B1 100 mg.

e. Evaluasi tanggal 24 April 2013 jam 12.00 yaitu pasien mengatakan tidak

ingin makan. Makan pagi 3 sendok dan makan siang setengah porsi.

Tekanan darah pasien 130/ 90 mmHg, nadi 82 kali per menit, respirasi 16

kali per menit, suhu 36,5ºC. Berat badan masih tidak berubah yaitu 38 kg,

pasien tampak masih lemas. Masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi

yaitu observasi status nutrisi, beri makanan kesukaan klien, berikan

makanan dalam porsi sedikit tapi sering, pantau hasil laboratorium,

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi medis dan ahli gizi

untuk pemberian terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit

sesuai indikasi.

f. Analisa kondisi pada hari terakhir kelolaan Ny. S yang mengalami

masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

pengkajian antropometri dengan hasil berat badan klien 38 kg, tinggi

badan 140 cm, lingkar lengan atas 28 cm, indeks masa tubuh 19,4,

biochemical dengan hasil laboratorium, hemoglobin 10,4 g/dl, hematokrit

Page 36: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran

27

34 %, albumin 2,7 g/d, Pasien tampak lemah, clinical dengan hasil

penampilan klien, untuk rambut hitam ada sedikit uban dan kering. Kulit

kering dan pecah-pecah, konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah,

tekanan darah 130/90 mmHg, diet dengan hasil klien mengatakan tidak

nafsu makan, mual. Makan 3 kali sehari dengan menu yang disiapkan

rumah sakit yaitu bubur. Makan pagi hanya 3 sendok, makan siang

kurang lebih 5 sendok. Pasien hanya minum air putih 2 gelas.

2. Saran

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal

mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan

prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui

praktek klinik dan pembuatan laporan.

c. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan pengetahuan,

keterampilan, dan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan

asuhan keperawatan pada klien secara optimal.

Page 37: NOVIA AS BARU -  · PDF fileanemis, turgor kulit jelek, mukosa bibir kering, frekuensi nadi 82 kali per menit dan irama teratur, ... banyak serumen, tidak ada gangguan pendengaran