30
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA (Studi Kasus Pada Masyarakat RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur) Isti Komaria Ulfa H. Ambo Sakka Hadmar ABSTRAK Dalam persaingan pasar yang kompetetif, masing-masing perusahaan berusaha untuk menjadi yang terbaik di matakonsumen, dengan menawarkan berbagai jenis produk yang memiliki keunggulan masing-masing.Hal ini berlaku juga pada air minum dalam kemasan. Bisnis air minum dalam kemasan semakin menggiurkan,karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh Aqua.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua secara parsial dan simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan menggunakan rumus slovinpada 100 responden yang mengonsumsi air minum dalam kemasan merek aqua.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara simultan kualitas produk, harga dan brand image bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian Kata Kunci : kualitas produk, harga, brand image, keputusan pembelian. PENDAHULUAN Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan. Setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan kualitas, harga dan memiliki citra yang baik. Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan kompetitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA (Studi Kasus Pada Masyarakat RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur)

Isti Komaria Ulfa H. Ambo Sakka Hadmar

ABSTRAK

Dalam persaingan pasar yang kompetetif, masing-masing perusahaan berusaha untuk

menjadi yang terbaik di matakonsumen, dengan menawarkan berbagai jenis produk yang

memiliki keunggulan masing-masing.Hal ini berlaku juga pada air minum dalam kemasan.

Bisnis air minum dalam kemasan semakin menggiurkan,karena kebutuhan akan air minum

terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Membangun kepercayaan

konsumen telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini

dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh Aqua.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan

pembelian air minum dalam kemasan merek aqua secara parsial dan simultan. Populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.

Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan menggunakan rumus slovinpada 100

responden yang mengonsumsi air minum dalam kemasan merek aqua.Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwa secara parsial kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian, harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, Brand

image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara simultan kualitas

produk, harga dan brand image bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian

Kata Kunci : kualitas produk, harga, brand image, keputusan pembelian.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan. Setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan kualitas, harga dan memiliki citra yang baik. Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan kompetitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart

Page 2: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.

Kotler dan Amstrong (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Dari pengertian tersebut nampak bahwa perusahaan menjajaki apa yang diminta dan dibutuhkan oleh konsumen dan kemudian berusaha mengembangkan produk yang akan memuaskan konsumen sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Dalam perkembangan selanjutnya, maka konsumen menjadi faktor kunci penentu atas keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan di dalam memasarkan produknya. Perusahaan harus mampu mengenali secara dini apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun masa yang akan datang. Disinilah dibutuhkan seorang manajer pemasaran yang mempunyai pengetahuan seksama tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar yang baik untuk mengikuti perubahan yang terus-menerus ini, serta untuk merancang bauran pemasaran yang tepat.

Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak. Aqua sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia masih menjadi market leader dalam bisnis AMDK. Tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua.Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh Aqua. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danone untuk peningkatan kualitas dan memperkuat pasar.Berdasarkan dari kesuksesan dan keberhasilan Aqua di pasar, banyak pengikut yang mencoba bergerak di bisnis air minum mineral yang menjadi pengikut (Followers) dalam bisnis tersebut.

Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aquasecara parsial?

2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua secara parsial?

3. Apakah terdapat pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua secara parsial?

4. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian pada air minum dalam kemasan merek aqua secara simultan?

Page 3: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian air

minum dalam kemasan merek aqua 2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian air minum

dalam kemasan merek aqua 3. Untuk menganalisis pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian air

minum dalam kemasan merek aqua 4. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga dan brand image secara

bersama-sama terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Penulis penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan, mengembangkan pengetahuan penulis di bidang pemasaran yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional.

2. Perusahaan Bagi perusahaan dengan adanya penelitian ini diharapkan memperoleh bahan masukan positif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek aqua, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

3. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi referensi dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya dalam manajemen pemasaran.

TELAAH PUSTAKA

Pemasaran

Dalam perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba. Saat ini masih banyak orang yang belum mengerti arti dari pemasaran. Orang-orang masih berfikir bahwa pemasaran itu sama dengan penjualan.

Menurut Kotler,pemasaran adalah kegitan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Kotler dan Amstrong (2008) mengatakan bahwa pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan

Page 4: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

membangun hubungan yang kuat dengan pelanggandengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan” (Kotler dan Keller, 2009).

Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatanuntuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial. Pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen (American Marketing Asociation).Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses perpindahan barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen, atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen.

Sistem pemasaran melibatkan banyak kegiatan pemasaran yang mempengaruhi banyakpihak, seperti pembeli, penjual, maupun kelompok masyarakat yang menginginkan produk-produk bermutu dengan harga wajar serta lokasi atau tempat yang mudah terjangkau. Ada empat alternatif yang menjadi tujuan sistem pemasaran, yaitu:

1. Memaksimalkan konsumsi Kegiatan-kegiatan pemasaran yang telah dijalankan seharusnya dapat merangsang terjadinya konsumsi maksimal yang pada gilirannya akan menciptakan produksi, kesempatan kerja dan kemakmuran maksimal bagi masyarakat.

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen Pandangan lain mengatakan bahwa tujuan sistem pemasaran adalah memaksimalkan kepuasan konsumen, bukan memaksimalkan konsumsi. Tetapi kepuasan konsumen sulit untuk diukur. Pertama, karena belum adanya tolak ukur kepuasan konsumen terhadap penggunaan suatu produk atau terhadap aktivitas pemasaran. Kedua, kepuasan yang diperoleh terkadang diikuti kondisi yang kurang menyenangkan, seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan. Ketiga, kepuasan sewaktu mengonsumsi produk tertentu (barang bergengsi) sangat relatif, yaitu tergantung pada sedikit banyaknya orang lain yang mengonsumsi barang tersebut.

3. Memaksimalkan pilihan Tujuan lain dari sistem pemasaran adalah memaksimalkan ragam produk dan pilihan konsumen. Meskipun sistem ini memungkinkan konsumen untuk menemukan produk yang dengan tepat dapat memuaskan selera serta memaksimalkan gaya hidup mereka, tetapi kompensasinya adalah peningkatan biaya.

4. Memaksimalkan kualitas hidup Sistem pemasaran dipercaya dapat meningkatkan taraf hidup melalui kualitas, kuantitas, ketersediaan dan harga barang serta jasa, kualitas lingkungan fisik, maupun kualitas lingkungan budaya. Sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa mutu hidup adalah tujuan yang bernilai bagi sistem pemasaran, meskipun tidak mudah mengukurnya karena setiap individu mempunyai penilaian berbeda terhadap suatu produk.

Page 5: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Salah satu konsep utama dalam pemasaran modern adalah merencanakan rincian bauran pemasaran atau marketing mix. Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu Product (produk), Price(Harga), Place (Tempat) dan Promotion (Promosi). Berikut ini penjelasan mengenai komponen bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008):

a. Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran

b. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk

c. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran

d. Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya

Kualitas Produk

Perhatian pada kualitas produk semakin meningkat selama beberapa tahun belakangan ini. Hal ini terjadi karena keluhan konsumen semakin lama semakin terpusat pada kualitas yang buruk dari produk baik pada bahan maupun pekerjaannya. Peningkatan kualitas merupakan keharusan dalam dunia bisnis.

Berbagai ahli mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk digunakan, pemenuhan tuntutan, bebas dari variasi dan seterusnya. Menurut American Society for Quality Control kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kita dapat mengatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Menurut mantan pemimpin GE, John F. Welch Jr., kualitas adalah jaminan terbaik kami atau loyalitas pelanggan, pertahanan terkuat kami menghadapi persaingan luar negeri dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan.Menurut Kotler & Amstrong (2006) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, penggunaan maupun konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau memenuhi kebutuhan konsumen.

Kotler dan Amstrong (2008:347) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Assauri (2004) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan.

Jadi kualitas produk adalah bagaimana produk itu memiliki nilai yang dapat memuaskan konsumen baik secara fisik maupun secara psikologis yang menunjuk pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang atau hasil.

Page 6: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti pada proses konsumsi saja. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk, dapat dipengaruhi oleh harga produk. Konsumen memiliki persepsi apabila semakin tinggi harga produk maka semakin tinggi pula kualitas dari produk tersebut. Konsumen dapat memiliki persepsi seperti itu ketika mereka tidak memiliki petunjuk atau acuan lain dari kualitas produk, selain harga produk.Ketika konsumen akan mengambil suatu keputusan pembelian, variabel produk merupakan pertimbangan paling utama, karna produk adalah tujuan utama bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Jika konsumen merasa cocok dengan suatu produk dan produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut secara terus menerus.

Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M. Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung pada sejumlah besasr kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya. (Feigenbaum,2000):

1. Market (Pasar) Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.

2. Money (Uang) Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan

fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam memproduksi disebabkan oleh barang afkiran dan pengulangkerjaan yang sangat serius. Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.

3. Management (Manajemen). Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara

beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi persyaratan itu. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakan pengukuran kualitas pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk sampai pada konsumen menjadi bagian yang penting dari

Page 7: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

paket produk total. Hal ini telah menambah beban manajemen puncak khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.

4. Men (Manusia). Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan

seluruh bidang baru seperti elektronika komputer menciptakan suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.

5. Motivation (Motivasi). Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa

sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing ke arah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.

6. Material (Bahan) Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli

teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya. Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.

7. Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik) Permintaan perusahaan untuk

mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya dapat digunakan sepenuhnya.

8. Modern Information Metode (Metode Informasi Modern) Evolusi teknologi komputer

membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen. Metode pemprosesan data yang baru dan konstan memberikan kemampuan untuk memanajemeni informasi yang bermanfaat, akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan mendasari keputusan yang membimbing masa depan bisnis

9. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi) Kemajuan yang pesat

dalam perancangan produk, memerlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk. Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan kehandalan produk.

Page 8: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Harga

Seorang penjual dapat memilih untuk bersaing dalam harga dan menetapkan harganya lebih rendahdari harga para pesaing. Sebaliknya ia dapat berusaha merebut citra kualitas yang tinggi dan meningkatkan citra ini dengan kebijakan harga yang lebih tinggi. Diskonto dapat digunakan untuk membedakan harga berdasarkan kualitas yang dibeli atau untuk mencapai harga yang berbeda untuk kelas perdagangan yang berbeda pula. Kontrol harga tidaklah mutlak. Pilihan harga yang tesedia dalam perencanaan strategi pemasaran itu dibatasi oleh faktor biaya. Faktor-faktor permintaan atau persaingan juga menentukan apa yang akan diterima oleh pasar.

Menurut Kotler (2003:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. James C. Anderson, James B. L. Thomson and Finn Wynstra (2000) dalam jurnal yang berjudul Combining Value and Price to make purchase decision in business markets mengatakan bahwa harga dalam pasar bisnis adalah apa yang perusahaan pelanggan bayarkan kepada perusahaan penyalur utuk penawaran produknya. Didalam bisnis penjualan, nilai menyajikan hampir seluruh harga pembayaran. (Anderson and Narus:1998)

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, Fandy Tjiptono menjelaskan ada dua peran terpenting (2008:152) yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Metode penetapan harga menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:93-99) dapat dibagi menjadi enam metode yaitu:

1. Harga Mark-up (Marcup pricing), adalah laba yang ingin diperoleh perusahaan dan dikalkulasikan dari biaya perunit.

2. Harga Pengembalian Sasaran (Target - return pricing), Dalam metode ini perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang dibidiknya.

3. Harga Persepsi Nilai (Perceived-value pricing) Perusahaan akan menetapkan harga disesuaikan dengan kelebihan atas perusahaan lain yaitu nilai barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga perusahaan harus memberikan nilai barang atau jasa yang dijanjikan, konsumen tersebut harus menerima nilai tersebut.

Page 9: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

4. Harga Nilai (Value Pricing), Perusahaan menjalankan strategi untuk memperoleh konsumen yang setia dengan memberikan harga yang sedikit lebih rendah untuk barang atau jasa untuk tawaran yang bermutu tinggi.

5. Harga Umum (Going Rate Pricing), Perusahaan menetapkan harga atas dasar yang ditetapkan oleh kompetitor. Perusahaan mungkin akan menetapkan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dari pada perusahaan lawan.

6. Harga tipe Lelang (Auction-type pricing), Internet sekarang semakin merambah seiring dengan majunya dunia teknologi. Perusahaan internet banyak mengambil metode pelelangan ini dalam menjual barang atau jasa.

Harga Harga ditetapkan oleh perusahaan pada dasarnya ditujukan untuk memberi nilai atas produk yang telah diciptakan. Harga ditentukan oleh perusahaan melalui berbagai pertimbangan yang matang atas dasar besarnya biaya produksi dan berbagai faktor dengan tujuan agar perusahaan memperoleh laba. Ada empat tujuan penetapan harga menurut Swastha (2000:148) yaitu:

1. Mencegah atau mengurangi persaingan Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia bisnis, maka diperlukan aturan dan batasan-batasan dalam bersaing, salah satunya adalah dengan penetapan harga. Melalui kebijakan harga para pelaku usaha tidak akan menetapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian harga atas produk barang atau jasa yang memiliki kesamaan akan mempunyai harga yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki perbedaan yang sedikit.

2. Mempertahankan atau memperbaiki market share Dengan adanya penetapan harga, maka market share dapat terjaga. Mempertahankan market share dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar, selain itu kondisi keuangan harus benar-benar baik dan juga adanya kemampuan yang tinggi dalam bidang pemasaran.

3. Mencapai target pengembalian investasi Pada dasarnya penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan sekaligus untuk menutup biaya operasional. Harga yang telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsur-angsur, di mana dana yang digunakan untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan.Dengan adanya investasi tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dan usaha akan bertambah besar.

4. Mencapai laba maksimal Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung/rugi yang akan diderita oleh perusahaan. Dalam penetepan harga, perusahaan tentunya akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli konsumennya. Penetapan harga dengan pertimbangan laba yang bagus disertai daya beli masyarakat yang besar, maka akan mudah bagi pengusaha dalam memperoleh keuntungan yang maksimal.

Page 10: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Brand Image

Produk mudah sekali ditiru tetapi merek khususnya citra merek yang terekam dibenak konsumen, tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka membayar dengan harga yang lebih tinggi (Susanto dan Wijanarko, 2004:80). Pada umumnya asosiasi merek (terutama yang membentuk citra merek) menjadi pijakan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang diharapkan berlanjut pada pembelian ulang. Menurut Tjiptono (2002:49) brand image (brand description) merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang merek tertentu. Sedangkan asosiasi merupakan atribut yang ada didalam merek dan memiliki suatu tingkat kekuatan. Selain itu menurut Rangkuti (2002:43) brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image, hal ini sering juga disebut dengan kepribadian merek (brand personality).

Menurut Kartajaya (2006:373) Citra merek yang terjadi dibenak konsumen tidak selalu sama dengan pesan yang dibawakan iklan bahkan positioning yang diinginkan. Sebab berbagai asosiasi yang tertanam dibenak konsumen tidaklah hanya berasal dari periklanan. Pengalaman ketika membeli,menggunakan, bahkan menjual kembali produk tersebut juga akan menghasilkan berbagai asumsi. Kalau asumsi yang terbentuk itu memperkuat positioning yang dikomunikasikan lewat periklanan dan menguntungkan. Namun juga pengalaman membentuk asosiasi yangtidak diinginkan maka hal ini akan menimbulkan masalah.

Menurut Durianto (2001:69) asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang lekat dengan ingatannya mengenai suatu merek.Sedangkan menurut Aaker dalam Rangkuti (2002:43) asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Dari kedua pendapat para ahli diatas maka dapat di simpulkan bahwa asoasiasi adalah segala sesuatu yang melekat dibenak konsumen mengenai merek tersebut. Jadi keterikatan suatu merek akan lebih kuat bila diiringi dengan pembelian dan akan berlanjut pada keputusan pembelian ulang terhadap merek tersebut. Dengan begitu diharapkan berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangsang sehingga membentuk citra tentang merek (brand image) dalam benak konsumen. MenurutDurianto (2001:69) berbagai fungsi asosiasi tersebut adalah Membantu proses penyusunan informasi, membedakan, suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya perbedaan suatu merek dengan merek yang lain.

Alasan pembelian, asosiasi merek memerlukan berbagi atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang dapat meberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk mebeli dan menggunakan merek tersebut.Menciptakan sikap atau perasaan positif, beberapa asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif terhadap merek yang bersangkutan. Sedangkan menurut Kotler (2002:225) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap suatu produk tertentu. Suatu merek yang telah mapan memiliki posisi penjualan yang lebih tinggi dalam persaingan bila didukung oleh berbagai

Page 11: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi yang paling berhubungan akan menambah suatu rangkaian yang disebut brand image (Durianto, 2001:69).

Tujuan digunakannya merek menurut Tjiptono (2008 : 104) yaitu:

1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk 3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta

prestise tertentu kepada konsumen. 4. Untuk mengendalikan pasar

Syarat merek menurut Tjiptono (2008 : 106), agar merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Merek harus khas atau unik 2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya. 3. Merek harus menggambarkan kualitas produk 4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat 5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain 6. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang

mungkinditambahkan kedalam lini produk

Keputusan Pembelian

Menurut Assuari (1996 : 130) mendefinisikan bahwa keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencangkup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Menurut Kotler dan Keller (2009) keputusan pembelian adalah suatu tahapan proses keputusan pembelian dimana konsumen pada akhirnya membeli suatu produk atas pemenuhan dan keinginan. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap. Lima tahap proses keputusan pembelian tersebut adalah: 1. Pengenalan masalah

Merupakan tahap pertama diproses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan

2. Pencari informasi Pada tahap ini konsumen digerakkan untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen bisa lebih mudah melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak informasi diperoleh maka kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang atau jasa akan semakin meningkat.

3. Penilaian alternatif Konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran.

Page 12: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

4. Keputusan pembelian Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli, banyak dipengaruhi oleh pandangan risiko seseorang. Besar kecilnya resiko yang ditanggapi seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar uang yang dibelanjakan, banyak ciri yang tidak pasti dan tingkat kepercayaan diri konsumen. Seorang konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi resiko, seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman dan memilih sebuah merek nasional dan memiliki jaminan.

5. Perilaku pasca pembelian Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen akan puas. Jika melebihi harapan, maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam memutuskan akan membeli produk dan jasa telah diseleksi dari berbagai alternatif yang ada. Agar pada akhirnya pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat, maka menurut Flippo dalam Sulistiono (2010), ketika kita melakukan pengambilan keputusan, kita harus memperhatikan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1. Mengenal dan merumuskan masalah yang memerlukan tindakan 2. Menentukan alternatif pemecahan. 3. Mengumpulkan dan menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah 4. Memutuskan suatu pemecahan Kerangka Pikir dan Hipotesis

Kerangka pikir

Kerangka pikir ini menggambarkan pengaruh tiga variabel independen yaitu kualitas produk, harga dan brand image terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merek aqua.

Page 13: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara yang untuk sementara waktu dianggap benar dan mungkin tanpa keyakinan, yang dapat ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini pengujian kebenarannya dengan menggunakan data empiris hasil penelitian. Dari masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

1:diduga kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum dalamkemasan merek aqua

2:diduga harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua

3 : diduga brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua

4 : diduga kualitas produk, harga dan brand image bersama-sama berpengaruh terhadapkeputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua

Kualitas Produk

(X1)

Harga (X2)

Brand Image (X3)

Keputusan

Pembelian (Y)

Page 14: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

METODE PENELITIAN

Populasi

Menurut (M. Iqbal Hasan 2002 : 58) populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen populasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen air minum dalam kemasan merek aqua di RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Dalam penelitian ini faktor peneliti menentukan populasi diambil dari wilayah RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur dikarenakan banyaknya penjual yang menyediakan air minum dalam kemasan merek aqua. Faktor ini menjadi menarik untuk saya sebagai peneliti mengambil masyarakat yang mengonsumsi air minum dalam kemasan merek aqua. Karena banyaknya penjual air minum dalam kemasan merek aqua diwilayah tersebut bisa dikatakan populasi masyarakat cukup banyak untuk dijadikan sampel.

TabelPopulasi Warga RW 01

Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur

No RT Jumlah Populasi

1 RT 001 103

2 RT 002 415

3 RT 003 569

4 RT 004 333

5 RT 005 295

6 RT 006 386

7 RT 007 329

8 RT 008 285

9 RT 009 309

10 RT 010 293

11 RT 011 430

12 RT 013 166

13 RT 015 163

JUMLAH 4076

Sumber : Kantor RW 01 Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur

Page 15: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Sampel

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada, sehingga dibentuk sebuah perwakilan populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan menggunakan rumus slovin. Perwakilan populasi yang dijadikan sampel adalah masyarakat RW 01, Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur yang mengonsumsi air minum dalam kemasan merek Aqua.Dengan menggunakan rumus slovin dalam bukunya umar (2003 : 120) mengatakan bahwa ukuran sampel adalah

� =�

1 + ��²

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = toleransi presisi ketepatan rata-rata yang diharapkan tidak menyimpang dari 10 %

ukuran sampel yang dapat di ambil berdasarkan rumus slovin di atas adalah:

� =�

1 + ��²

=4076

1 + 4076(0,1)�

=4076

1 + 4076(0,01)

=4076

1 + 40,76

=4076

41,76

= 97,6 (di bulatkan menjadi 100)

Jadi, berdasarkan rumus di atas dapat di ambil sample dari populasi yang besar sebanyak 100 responden.

Pada masyarakat RW 01 memiliki jumlah penduduk yang beranekaragam jumlahnya (heterogen), maka untuk membantu penyebaran kuesioner dalam penelitian ini digunakan proporsionate to size untuk menghitung banyaknya sampel yang akan di tarik dari masing-masing RT yang berada dalam RW 01 tersebut. Penulis akan menarik 100 sampel (berdasarkan rumus slovin) dari populasi seluruhnya 4.076. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Page 16: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

1) ��001 =���

����× 100 = 2,52�����������������3

2) ��002 =���

����× 100 = 10,18�����������������10

3) ��003 =���

����× 100 = 13,95�����������������14

4) ��004 =���

����× 100 = 8,16�����������������8

5) ��005 =���

����× 100 = 7,23�����������������7

6) ��006 =���

����× 100 = 9,47�����������������9

7) ��007 =���

����× 100 = 8,07�����������������8

8) ��008 =���

����× 100 = 6,99�����������������7

9) ��009 =���

����× 100 = 7,58�����������������8

10) ��010 =���

����× 100 = 7,18�����������������7

11) ��011 =���

����× 100 = 10,54�����������������11

12) ��013 =���

����× 100 = 4,07�����������������4

13) ��015 =���

����× 100 = 3,99�����������������4

Pembulatan dilakukan mengingat jumlah orang memiliki ciri variable diskret. Sehingga dari keseluruhan sampel kelas tersebut adalah :

3 + 10 + 14 + 8 + 7 + 9 + 8 + 7 + 8 + 7 + 11 + 4 + 4 = 100 sampel.

TabelSampel (Proporsionate To Size) Warga RW 01Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur

No RT Jumlah Populasi Jumlah sampel

(proporsionate to size)

1 RT 001 103 3

2 RT 002 415 10

3 RT 003 569 14

4 RT 004 333 8

5 RT 005 295 7

6 RT 006 386 9

7 RT 007 329 8

8 RT 008 285 7

9 RT 009 309 8

Page 17: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

10 RT 010 293 7

11 RT 011 430 11

12 RT 013 166 4

13 RT 015 163 4

JUMLAH 4076 100

Metode Analisis

Uji Regresi Linier Berganda

Metode analisis untuk mengetahui variabel independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua dan komponen yaitu kualitas produk, harga dan brand image adalah dengan menggunakan persamaan Multiple Regression (regresi linier berganda) untuk menganalisis 3 variabel independen terhadap variabel dependen. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, data diolah menggunakan software komputer yaitu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20. Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah Kualitas Produk (X1), Harga (X2) dan Brand Image (X3). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y). Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan: Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta β1 = Koefisien regresi dari Kualitas Produk X1 = Kualitas Produk β2 = Koefisien regresi dari Harga X2 = Harga β3 = Koefisien regresi dari Brand Image X3 = Brand Image e = Error

Skala Likert

Alat analisis yang berupa suatu skala yang paling banyak digunakan dalam riset penelitian dimana pada umumnya digunakan dalam kuesioner. Dimana untuk dapat menguji setiap pertanyaan digunakan rumus tingkat kesesuaian. Dengan menggunakan skala likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemuadian variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen yang berupa pertanyaan atau

Page 18: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Bentuk kuesioner ini adalah semi tertutup yaitu berdasarkan pilihan yang disediakan. Bobot yang diberikan adalah:

1. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS).

2. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S).

3. Skor 3 untuk jawabn Netral (N).

4. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS).

5. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

Uji Validitas

Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2, dimana (n) adalah jumlah sampel penelitian. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005).

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20, yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.60 (Ghozali, 2006).

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.Untuk mendeteksi gejala multi kolinearitas dilakukan dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Pada perhitungan ini tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, maka data ini bebas dari

Page 19: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Multikolinearitas. Sedangkan berdasarkan nilai tolerance tidak ada satupun variabel independen yang memiliki tolerance kurang dari 0,1.Nilai VIF untuk masing-masing variabel independen dalam persamaan memiliki nilai kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka semua variabel dalam model tidak terkena Multikolinieritas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dari scarplots terlihat titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (Uji t) dan penyajian secara simultan (Uji F).

1. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji t merupakan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial.

a. Bila t hitung < t tabel, maka tidak signifikan b. Bila t hitung > t tabel maka signifikan

Untuk menilai t hitung digunakan rumus:� =�√���

√���²

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi

R2 = Koefisien Determinasi

n = Banyaknya Sampel

Page 20: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

2. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabelbebas berpengaruh secara signifikansi atau tidak terhadap variabel terikat (Ghozali,

2006).Perhitungan besarnya F hitung menggunakan rumus: � =

(���)

(����)(���)

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

n = Banyaknya Sampel

k = Banyaknya Variabel Bebas

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:

Dengan membandingkan F hitung dan F tebel.

a. Apabila F hitung < F tabel. Artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Apabila F hitung > F tabel. Artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan alat ukur yang menunjukkan berapa variasi atau proporsi dalam data yang dapat dijelaskan oleh model regresi. Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui besarnya presentase pegaruh variabel independen dengan variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,114 2,250

X1 = Kualitas Produk ,199 ,129 ,166

X2 = Harga ,222 ,107 ,191

X3 = Brand Image ,492 ,124 ,407

a. Dependent Variable: Y = Keputusan Pembelian

Page 21: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Nilai koefisien dapat dilihat pada tabel Coefficients dan dimasukkan pada persamaan berikut: Y = 1,114 + 0,199 X1 + 0,222 X2+ 0,492 X3

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 1,114 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kualitas produk, harga dan brand image maka tingkat keputusan pembeliansebesar 1,114.

2. Koefisien Regresi Variabel Kualitas Produk (X1) Besarnya nilai koefisien regresi kualitas produk sebesar 0199, nilai koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel kualitas produk dengan keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik persepsi pelanggan atas kualitas produk air minum dalam kemasan merek aqua, maka keputusan pembelian tersebut semakin meningkat.

3. Koefisien Regresi Variabel Harga (X2) Besarnya nilai koefisien regresi harga sebesar 0,222, nilai koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubunganyang searah antara variabel harga dengan keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua. Hal inimengindikasikan bahwa semakin kompetitif harga yang ditawarkan perusahaan dimatakonsumen, maka keputusan pembelian semakin meningkat.

4. Koefisien Regresi Variabel Brand Image (X3) Besarnya nilai koefisien regresi citra merek sebesar 0,492, nilai koefisienregresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabelBrand Image dengan keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek aqua. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik brand image aqua di masyarakat maka keputusan pembelian akan semakin meningkat.

Uji Validitas

Variabel Indikator Corrected Item-Total Correlation R tabel Kesimpulan

X1 X1.1 0,521 0.1966 Valid

X1.2 0,518 0.1966 Valid

X1.3 0,610 0.1966 Valid

X1.4 0,526 0.1966 Valid

X2 X2.1 0,263 0.1966 Valid

X2.2 0,282 0.1966 Valid

X2.3 0,556 0.1966 Valid

X2.4 0,487 0.1966 Valid

Page 22: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

X2.5 0,258 0.1966 Valid

X3 X3.1 0,348 0.1966 Valid

X3.2 0,319 0.1966 Valid

X3.3 0,440 0.1966 Valid

X3.4 0,411 0.1966 Valid

X3.5 0,390 0.1966 Valid

Y Y.1 0,299 0.1966 Valid

Y.2 0,424 0.1966 Valid

Y.3 0,498 0.1966 Valid

Y.4 0,384 0.1966 Valid

Y.5 0,566 0.1966 Valid

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwanilai korelasi dari setiap pernyataanpada variabel kualitas produk, harga, brand image, dan keputusan pembelian dari r tabel sebesar 0,1966 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk setiap variabel penelitian telah valid.

Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Nilai Reliabel Kesimpulan

X1 0,741 0.6 Reliabel

X2 0,609 0.6 Reliabel

X3 0,625 0.6 Reliabel

Y 0,674 0.6 Reliabel

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa seluruh variabel yang terdiri dari Kualitas Produk, Harga, Brand Image dan Keputusan Pembelian terbukti reliabel karena seluruh nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.6.

Page 23: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas Model Collonearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Kualitas Produk 0,527 1,898

Harga 0,729 1,372

Brand Image 0,582 1,720

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF yang tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0.10, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terdapat atau terbebas dari Multikolinieritas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik uji heteroskedastisitas diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Page 24: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

3. Uji Normalitas Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas yaitu analisis grafik dan

analisis dan analisis statistik.

Analisis Grafik

Dari grafik diatas terlihat titik-titik menyebar mengikuti arah garis diagonal. Hal ini dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan untuk melakukan penelitian pengaruh kualitas produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua memenuhi asumsi normalitas.

Analisis Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 2,11784906

Most Extreme Differences

Absolute ,097

Positive ,057

Negative -,097

Kolmogorov-Smirnov Z ,967

Asymp. Sig. (2-tailed) ,307

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 25: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Berdasarkan hasil tabel diaas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,307 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model t Sig.

1

(Constant) ,495 ,622

X1 = Kualitas Produk 1,542 ,126

X2 = Harga 2,083 ,040

X3 = Brand Image 3,972 ,000

a. Dependent Variable: Y = Keputusan Pembelian

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara parsial variabel Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) dari hasil analisis didapatkan nilai t hitung bernilai positif sebesar 1,542dengan tingkat signifikan 0,126. Karena t-hitung < t-tabel yaitu 1,542< 1,660 dan nilai signifikansi 0,126> 0,05. Dapat disimpulkan bahwa “Kualitas Produk (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y)”.

2. Secara parsial variabel Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) dari hasil analisis didapatkan nilai t hitung bernilai positif sebesar 2,083dengan tingkat signifikan 0,040. Karena t-hitung > t-tabel yaitu 2,083> 1,660 dan nilai signifikansi 0,040< 0,05. Dapat disimpulkan bahwa “Harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y)”.

3. Secara parsial variabel Brand Image (X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y) dari hasil analisis didapatkan nilai t hitung bernilai positif sebesar 3,972 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena t-hitung >t-tabel yaitu 3,972> 1,660 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa “Brand Image (X3) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y)”

Uji F (Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 312,707 3 104,236 22,535 ,000b

Residual 444,043 96 4,625 Total 756,750 99 a. Dependent Variable: Y = Keputusan Pembelian b. Predictors: (Constant), X3 = Brand Image, X2 = Harga, X1 = Kualitas Produk

Page 26: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Pada tabeldiperoleh nilai F hitung sebesar 22,535 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. F tabel yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

a. df1 (jumlah variabel – 1) = (3 – 1) = 2 b. df2 (n – k – 1) = (100 – 3 – 1) = 96. c. df1 = 2 dan df2 = 96 diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,09 dengan nilai siginifikansi 0,05.

Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 22,535 dan nilai signifikansi 0,000. Hasil

tersebut berarti 22,535> 3,09 (F-hitung > Ftabel) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan kualitas produk, harga dan brand image (X) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,643a ,413 ,395 2,151

a. Predictors: (Constant), X3 = Brand Image, X2 = Harga, X1 = Kualitas Produk b. Dependent Variable: Y = Keputusan Pembelian

1. R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Jika nilainya mendekati 1, maka hubungan semakin erat. Sebaliknya, jika mendekati 0, maka hubungannya semakin lemah. Angka R yang didapat 0,643 artinya korelasi antara kedua variabel X terhadap variabel Y sebesar 0.643. Hal ini berarti terjadi hubungan yang sangat erat karena nilai mendekati 1.

2. Adjusted R Square menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 sebesar 0,395 artinya persentase sumbangan pengaruh variabel X terhadap Y sebesar 39,5% sedangkan sisanya 60,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Kemudian terlihat pada Standard Error of Estimated (standar deviasi) adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksi nilai Y, dari hasil regresi di dapat nilai 2,151. hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam prediksi keputusan pembelian sebesar 2.151.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah diuraikan pada bab pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Page 27: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

1. Kualitas Produk tidak berpengaruhsecaraparsialterhadapkeputusanpembelian Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua

2. Hargaberpengaruhsecaraparsialterhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam KemasanMerek Aqua

3. Brand Image berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua

4. Kualitas Produk, Harga dan Brand Imageberpengaruhsecarasimultan terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil perhitungan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti menajukan saran sebagai berikut:

1. PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI seharusnya lebih menjaga dan meningkatkan merek yang sudah tertanam pada konsumen Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua, melalui meningkatkan kualitas Aqua lebih baik di bandingkan dengan Air Minum Dalam Kemasan Merek lain, meningkatkan daya tahan kemasan Aqua dengan sangat menarik, meningkatkan kesehatan dan kehigeinisan Aqua.

2. PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI harus menjaga kestabilan harga Aqua, dengan cara harga Aqua terjangkau bagi konsumen, harga Aqua sebanding dengan produk pesaing dan harga Aqua lebih murah dari harga pesaing.

3. Disarankan Brand Image Aqua dapat ditingkatkan lagi dengan cara menjadikan Aqua sebagai minuman yang baik untuk kesehatan, halal dan harga Aqua sesuai dengan manfaat yang di peroleh.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah.T., Tantri, F. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja GafindoPersada. Alma, Buchari. 2004.Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan Keenam.

Bandung: Alfabeta. Amrullah, Artika Romal. 2016. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek

Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 7, Juli 2016 (ISSN : 2461-0593)

Babin, Zikmund. 2011. Menjelajahi Riset Pemasaran. Edisi Kesepuluh. Penerbit Salemba

empat. Jakarta.

Page 28: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Bagaskara, Abraham Mahendra. 2014. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Di Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Skripsi.

Basu Swastha dan Irawan. 2007. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: FE UGM Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Husein, Umar. 1997.Metode Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta. Kotler, dkk. 2000. Manajemen Pemasaran, Perspektif Asia. Yogyakarta : Andi Kotler, Philip & Kevin, Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas,

Jilid Satu. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Gramedia. Mowen, John C, dan Minor, Michael 2002. Prilaku konsumen. Terjemahan Oleh Lina

Salim. Jakarta : PT. Erlangga Mursid, M. 2006. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Keeempat. Jakarta:

Bumi Aksara. Rangkuti, Freddy, 2002. The Power of Brand. Teknik Mengelola Brand Equity dan

Starategi Pengembangan Merek. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum Rangkuti, Freddy. 2000. Riset Pemasaran, Cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Rangkuti, Freddy. 2013. Riset Pemasaran, Cetakan Kesebelas. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Saladin, D. (2008). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan

Pengendalian. Bandung: Linda Karya. Sangadji, Eta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Dengan

Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: CV ANDI.

Page 29: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Schiffman, Leon.G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Ke-7. Diterjemahkan oleh Zoelkifli Kasip. PT. Indeks, Jakarta

Soewito, Yudhi. 2013. Kualitas Produk, Merek dan Desain Pengaruhnya Terhadap

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 218-229 (ISSN 2303-1174)

Stanton, W. 2006. Prinsip Pemasaran, terjemahan Y. Lamarto. Erlangga. Jakarta. Sudaryono. 2014. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Pemasaran, Cetakan Pertama.

Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia. Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Penerbit CAPS,

Yogyakarta. Sunyoto, Danang. 2015. Strategi Pemasaran, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Center for

Academic Publishing Service. Supranto, J., Limakrisna, H.N. (2011). Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran.Jakarta: Mitra Wacana Media. Susanto, AB dan Wijanarko. 2004. Power Branding, Membangun Merek Unggul dan

Organisasi Pendukungnya. Jakarta: PT Mizan Publika. Swastha, B, dan T. Handoko. 2008. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen.

Edisi Pertama. Cetakan Keempat. BPFE. Yogyakarta. Tjiptono, F., & Chandra, G. 2009. Pemasaran Strategik. ANDI Offset. Yogyakarta Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta. Utami, Vera Agusta Mei. 2016.Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek

Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 7, Juli 2016(ISSN : 2461-0593).

Weenas, Jackson R.S. 2013. Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan

Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta. JurnalEMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 607-618 (ISSN 2303-1174)

Wijaya, Mohamad H.P. 2013. Promosi, Citra Merek, dan Saluran Distribusi Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Terminix di Kota Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 105-114 (ISSN 2303-1174)

www.aqua.com

Page 30: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN TERHADAP …

Zulaicha, Santri dan Rusda Irawati. 2016. Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Morning Bakery Batam. Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 125-136 (ISSN 2338-4840)

Zulfadly, Edo. 2013. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Brand Image Terhadap

Keputusan Pembelian Ulang Produk Yakult Di Kota Padang. Universitas Negeri Padang. Jurnal Skripsi.