If you can't read please download the document
Upload
vuongkien
View
240
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERAPAN GENIUS LEARNING STRATEGY
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Studi Eksperimen di MI Negeri 16 kelas V Cipayung Jakarta Timur)
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan kuliahjenjang Strata I
11111 11111 .....
Ull I Universitas Islam t:-ieqeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
dari : r:.:.:.:.:cT .. .: .. Tg!. : .. lJ .. D. .. : .. \:?.A ... "91 No. lmluk : 0.1.-:0. .. :-. .Q.:1.:::.9.::(.J:.\ ..... .
Disusun Oleh:
Nama : Siti Aisyah
NIJ\11: 102017023958
. ................ ., ........................... .
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.
PERPUSTA!
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi be1judul "Pengaruh Penerapan Genius Learning Strategy Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa (Studi Eksperimen di MI Negeri 16 kelas V Cipaynng Jakarta Timur)" diajukan kepada Fakultas ILmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN SyarifHidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal I 0 Desember 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S. Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129
Sekretaris Jurusan Pend. Matematika
Otong Suhyanto, M.Si NIP: 150 293 239
Penguji I
R. Bambang Aryan S., M.Pd. NIP: 131 974 684
Penguji II
Otong Suhyanto, M.Si NIP: 150 293 239
Mengetahui: Dekan,
'I )I
Tanggal
2.3-/2.-D8 .............
2.3 -fl. -08
Jakarta, 2008
Tandt Tangan
;\l,\p ~
SURAT P~RNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
: SITI AISY AH
: 102017023958
Jurusan/Semester
Angkatan
: Penc!idikan Matematika I Xlll (Tigabelas)
: 2002
Alam at : JI. SMU 64 Rt 007/03 No, 26 Cipaym1g Jakarta Timur
13840
MENYATAKANDENGANSESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Genius Learning Strategy
Terhadap Hasil Belajar Matematika Sisw" {t11.di Eksperimen di MI Negeri
16 Kelas V Cipaynng Jakarta Timnr) adalah benar basil karya sendiri di bawah
bimbingan dose'.l:
Dosen Pembimbing I
Nama : Dr. Kadir, M.Pd
NIP : 150 265 632
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematilrn
Dosen Pembimbing II
Nama
NIP
Dosen Jurusan
: Ora. Muhlisrarini, M.Pd.
: 150 293 220
: Pendidikan Matematika
Surat pemyataan ini saya buat dengan sesunggulmya dan saya siap menerima
segala konsekuensinya apabila temyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Oktober 2008
SITIAISYAH 'l\IIM: 102011023958
ABSTRAK
Siti Aisyah, Pengaruh Penerapan Genius Learning Strategy Terhadap Hasil Belajar Matematika Siawa (Studi Eksperimen di Ml Negeri 16 Kelas V Cipaynng Jakarta Timur), Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas limo Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Olltober 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Genius Learning Strategy terhadap hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen, dengan mengambil sampel yang dikelompokkan menjadi da, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi Genius Learning pada setiap pembelajaran sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan pembelajaran secara konvensional. Kedua kelompok akan diberikan tes yang samajika materi/pokok bahasan telah selesai dipelajari.
Berdasarkan hasil temuan peneliti dan pengujian hipotesis menggunakau Uji t dengan taraf signifikansi a = 0,05, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberi strategi Genius Learning secara signifikan lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran secara konvensional. Hasil belajar matematika tersebut diperlihatkan oleh nilai rata-rata kelompok siswa yang diberi strategi Genius Learning yaitu sebesar 57,09 sedangkan nilai rata-rata pada kelompok siswa yang diajar secara konvensional sebesar 50,37. SeJain itu juga dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 84 dan nilai terendah sebesar 32, s,ecJangJcan pada kelompok kontrol nilai tertinggi sebesar 76 dan nilai terendah 24. Dengan demikian, dapat disfrnpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan Genius Learning Strategy terhadap hasil belajar matematika siswa
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada guru agar dapat mempertimbangkan penggunaan strategi Genius Learning dalam pembelajaran matematika karena temyata strategi Genius Learning Strategy mempunyai pengaruh yang signifikan terhdap hasil belajar matematika siswa
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
KATA PEKGANTAR '.l\ -0 '.l\ "'111
~.j' LJA"o.j< ?"""'
Alhamdulillahirabbil'alamin, untaian puji serta syukur kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan karunia, inayah dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada keluarga,
para sahabat, serta para pengikutnya yang telah menunjukkan jalan kebenaran dan
kesabaran kepada manusia untuk mencapai ridha-Nya.
Dengan penuh kerendahan hati dan keinsyafan diri, penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak akan terjadi tanpa bantuan pihak-pihak lain baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam bentuk moril maupun materiil. Ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang
membantu, khususnya kepada::
l. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UlN Jakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. !bu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yang
telah memberikan bimbingan, petunjuk, arahan dan dalam penulisan skripsi
ini.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika dan
Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, petunjuk,
arahan dan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing penulis dan dengan sabar serta ikhlas memberikan
bimbingan, nasehat, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. !bu Dra. Muhlisrarini, M.Pd., sebagai Dose.i Pembimbing II yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan dengan ketulusan,
keikhlasan dan kesabarannya pulalah dalam memberikan bimbingan, saran,
masukan, perbaikan dan pengarahannya sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
6. Bapak dan !bu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya para
Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, yang telah memberikan banyak
pengetahuan kepada penulis.
7. Para staf perpustakaan, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs. H. Imam Santosa (Kepala Madrasah Intidaiyah Negeri 16
Cipayung Jakarta Timur) dan Bapak Irwanto, S.Pd (Guru Matematika kelas V
(Lima) Madrasah lbtidaiyah Negeri 16 Cipayung Jakarta Timur), yang telah
memperkenankan penulis untuk penelitian dan memfasilitasi yang dibutuhkan
penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Keluarga tercinta, Ayahanda H. M. Shaleh dan Ibunda Hj. Eno (Alm), yang
selalu mendoakan dan memberikan motivasi dengan tulus dan ikhlas kepada
penulis untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan selalu mengajari
penulis untuk selalu berlaku jujur. Kakak-kakak tercinta Drs. Acih Nasir,
Rodemah, S.Ag., Asmah, Asmih, Asmin, S.Ag., Arsih Saidah, S.Ag., D.
Ubaedillah S.Ag., Asman, Asma!, Ahmad Sanusi, Rosidah, ST., dan saudara-
saudaraku, Anita, Ida Farida dan Muhuji Amin yang selalu mewamai hari-hari
penulis dengan tangis, canda dan tawa, terima kasih banyak atas do'a tulus
dan ikhlas untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita dan
selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga
kebersamaan kita akan abadi di dunia dan di akhirat. Amin.
IO. Sahabat terbaikku, Euis Sri Purwanti, Sri Lestari, Muhammad Arifin dan
Zuriyah yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka dan
selalu memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Mas lqin, yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka dan duka,
memberikan perhatian dan motivasi yang sangat berarti, serta dengan tulus
dan ikhlas memberikan bantuan baik moril maupun materiil. Terima kasih
karena telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi penulis.
12. Kakak Seniorku, Ahmad Romli yang selalu memberikan nasehat, dorongan
dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan terima kasih karena
telah memberikan pelajaran yang sangat berarti dalam hidup penulis.
13. Sahabat seperjuangan angkatan 2001 dan 2002 Jurusan Pendidikan
Matematika, khususnya Faris, Iik, Ikhsan, Aef, Andri, Nurul, Rika, Yulia,
Ratna, Ka'Nur, Tia, Sri dan Ika. Terimakasih banyak atas perhatian dan
motivasi yang sangat berarti. Semoga selalu kompak dan sukses buat kita
semua. Amin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak di
sebutkan satu persatu hingga skripsi ini bisa diselesaikan. Semoga bantuan yang
telah di berikan menjadi amal shaleh yang memperberat timbangan kebaikan kita
di akhirat kelak. Pintu kritik, saran dan ide terkait skripsi ini, akan selalu penulis
buka dengan penuh suka cita.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2008
Penulis
HALAMAN JUDUL
ABTRAKS
DAFTARISI
KAT A PEN GANT AR .........................................................
DAFT AR ISi .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................... vii
DAFT AR LAMP IRAN .................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN .......................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... ... I
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 7
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah....................... 7
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
E. Kegunaan Hasil Penelitian..................................................... 8
BAB Il : PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ....................... 9
A. Deskripsi Teoritik .................................................................. 9
I. Hasil Bela jar Matematika....... .......................................... 9
a. Pengertian Matematika....... ... .. .... ....... ... . . .. . ... .. . . .. . .. . ..... 9
b. Pengertian Belajar........................................................ 11
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Belajar ......................................................................... 13
d. Has ii Belajar matematika .......... .. ..... .... ... ... . .......... .... ... 15
2. Pengertian Strategi Pembelajaran ..................................... 16
3. Genius Learning Strategy................................................ 18
4. Musik dalam Pembelajaran.............................................. 39
5. Brain Gym ........... .. ................ .. . .. .... ..... .. ..... ... . ... .. .. .. .. ...... 40
6. Pembelajaran Matematika di SD...................................... 41
B. Kerangka Berfikir .......... .... ...... .......... ...... ... ..... .. .. .. ... ... . .. ... . .. 4 2
C~ p . ff . p 1 . . - enga1uan 1potes1s ene 1!tan..... ..... .......... ..... .............. 43
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 45
B. Metode dan Disain Penelitian ............................................... 45
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel............................. 46
D. Tehnik Pengumpulan Data ...................... ., .... .,....................... 44
E. Instrumen Penelitian ............................................................. 47
I. Validitas .......................................................................... 47
2. Reabilitas......................................................................... 47
3. Tingkat Kesukaran........................................................... 48
4. Daya Beda Soal ............................................................... 49
F. Tehnik Analisis Data............................................................. 49
I. Analisis Data Menggunakan Student Deskriptif .............. 49
2. Analisis Inferensial .......................................................... 50
3. Pengujian Hipotesis ......................................................... 51
BAB IV : HASiL PENELITIAN .............................................................. 52
A. Deskripsi Data ...................................................................... 52
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika dengan Strategi
Genius Learning.............................................................. 52
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika dengan
Pembelajaran Konvensional ............................................ 53
3. Rangkuman Data............................................................. 55
B. Pengujian Prasyarat Analisis.................................................. 56
I. Uji Normalitas ..................... ............................................ 56
2. Uji Homogenitas.............................................................. 57
C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 57
D. Analisis dan Interpretasi data................................................. 58
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 60
A. Kesimpulan ................ ..... .. .. ......... ... . ......... .. . .. ... .. .. ... ..... .... ... 60
B. Saran ..................................................................................... 60
DAFfAR PUSTAKA ................................................................................ 61
LAMPIRAN -LAMPIRAN .......................................................... "'........... 63
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran antara Strategi Genius learning dengan
Pembelajaran Konvensional ........................................................ 38
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 45
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa yang
Dia jar dengan Strategi Genius Leaming ...................................... 52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa yang
Diajar Secara Konvensional ........................................................ 54
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Statistika KelasEksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 55
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Lilliefors ......... 56
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Dengan Menggunakan Uji Fisher ............ 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Uji -!. ........................ 57
Gambar4.l
Gambar4.2
DAFTAR GAMBAR
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika yang
Diajar Dengan Strategi Genius Learning............................ 53
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika yang
Diajar Secara Konvensional............... ................................. 54
Lampiran 1
Lampiran2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran IO
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen.......... 63
Kisi-kisi Instrumen ................................................................ 88
Instrumen Uji Coba ............................................................... 89
Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba....................................... 95
Uji Validitas Soal .................................................................. 96
Uji Reliabilitas Soal............................................................... 98
Daya Beda Soal ..................................................................... 99
Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar ..................................... IOO
Instrumen Akhir Penelitian .................................................... I 0 I
Skor Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperinen dan
Ke las Kontrol ........................................................................ 106
Lampiran I I Deskripsi Data Statistika Kelompok Eksperimen ................... 108
Lampiran 12 Deskripsi Data Statistika Kelompok Kontrol ......................... 11 I
Lampiran 13 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ............... 114
Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol ..................... 115
Lampiran 15 Perhitungan Uji Homogenitas ................................................ 116
Lampiran I6 Perhitungan Uji Hipotesis ...................................................... Il7
Lampiran 17 Nilai-nilai r Product Moment.. ............................................... 120
Lampiran 18 Tabel 2 .................................................................................. I21
Lampiran 19 Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors ......................................... 122
Lampiran 20 Nilai-nilai Untuk Distribusi F ................................................ 123
Lampiran 21 Nilai-nilai Dalam Distribusi ( ................................................. 125
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah membawa
perubahan yang sangat signifikan terhadap pelbagai dimensi kehidupan
manusia, baik dari segi ekonomi, sosial budaya maupun dunia pendidikan.
Secara substansial dalam dunia pendidikan, globalisasi juga telah
menimbulkan perubahan-perubahan penting seperti perubahan dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi
mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Guru atau
tenaga pengajar kini tidak lagi merupakan satu-satunya nara sumber dalam
proses pembelajaran. Teknologi komunikasi dan informasi yang kini ada dan
juga akan terus berkembang memungkinkan peserta didik untuk mengakses
sendiri beragam sumber belajar. Karena itu, jika guru atau tenaga pengajar
tetap ingin memainkan peran sentral dalam proses-proses pembelajaran,
mereka harus melakukan perubahan-perubahan atau setidaknya penyesuaian
paradigma, strategi, pendekatan dan teknologi pembelajaran,-Jikatidak; guru
atau tenaga pengajar akan kehilangan makna kehadiran dalam proses-proses
pembelajaran.
Di samping itu, yang juga tidak kalah penting untuk diperhatikan
adalah bagaimana cara atau strategi belajar mengajar dapat memperhatikan
keragaman anak didik. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya tujuan
pendidikan. Karena melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu
pengetahuan yang dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupannya dan dengan
ilmu pengetahuan manusia memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11.
2
0_,t:~ ~ :&\j p.JS _;i~H i)_,i .j..;i)lj ~ i;._:1; .j..;i)I :&\ efl-( :i.l~l.;...J I ) " : ~
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan
berilmu diantara kalian beberapa derajat"
Senada dengan itu, Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits
riwayat Bukhari dan Muslim
'\JW w. .:il)i.J.o_.i r-kl4 '\JW y..\11.:il)i.J.o_.i r-kl4 ~!.,.:ill .:ii) 04 r-Wi~
Artinya: "Barang siapa yang menghendaki kehidupan dur.ia maka
hendaknya ia memiliki ilmu dan barang siapa yang menghendaki kehidupan
akhirat maka hendaknya ia memiliki ilmu dan barang siapa yang
menghendaki kedua-duanya maka hendaknya ia pun harus memiliki ilmu ".
Pendidikan yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar
mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan sebagai arah dari proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat
dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajarnya. 1
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2
Terdapat beberapa ha! yang penting untuk dikritisi dari konsep
pendidikan menurut undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah
usaha sadar yang terencana, ha! ini berarti proses pendidikan di sekolah
bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan, akan tetapi proses yang
1 Nana Sudjana, Peni/aian Hasi/ Ptoses Belajat Mengqjar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Kary a, 200 I), h. 2
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Ce!. 2, h.2
3
bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan
pada pencapaian tujuan. Kedua, proses pendidikan yang terencana itu
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, ha! itu
berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar dan tidak
semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar. Antara proses dan hasil
belajar harus seimbang, sehingga dapat membentuk manusia yang
berkembang secara utuh. Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu
diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti
proses pendidikan harus berorientasi kepada siswa (student active learning).
Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik,
bukan menjejalkan materi pelajaran atau memaksa anak mengtiafal data dan
fakta. Keempat, akhir proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiao, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan
sikap, pengembengan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan
keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan adalah mengembangkan potensi anak didik untuk menciptakan
manusia yang berkualitas, cerdas intelektualnya, terampil, berakhlak mulia,
serta bertakwa kepada Tuhan YME., sebagaimana tertera dalam Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II
pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta berilmu, cakap, kreatif, mandiri,, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab.3
3 UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), Cet. 7, h.5
4
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu
pengetahuan dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Minimal ada
tiga alasan penting. Alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya
perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan
materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, yaitu:4
I. Siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah
organisme yang sedang berkembang. Untuk itu, dibutuhkan orang dewasa
yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan
berkembang secara optimal. Guru bukan hanya dituntut untuk lebih aktif
mencari informasi yang dibutuhkan, akan tetapi ia juga hams mampu
meyeleksi berbagai informasi, sehimgga dapat menunjukkan pada siswa
informasi yang dianggap penting untuk kehidupan mereka. Guru tidak lagi
memosisikan diri sebagai sumber belajar yang bertugas menyampaikan
informasi, tetapi hams berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk
dimanfaatkan siswa itu sendiri.
2. Ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang
tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Begitu hebatnya
perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.
Apa yang
5
potensi seperti yang dikembangkan oleb aliran kognitif holistik. Potensi
itulab yang akan menentukan perilaku manusia.
Dalam setiap proses pembelajaran, selalu akan ada tiga komponen
penting yang saling terkait satu sama lain. Tiga komponan penting itu adalab:
Kurikulum yaitu materi yang akan diajarkan, proses yaitu bagaimana materi
diajarkan dan produk yaitu basil dari proses pembelajaran5
Ketiga aspek ini sama pentingnya karena merupakan satu kesatuan
yang membentuk lingkungan pembelajaran. Satu kesenjangan yang selama ini
dirasakan dan alami adalab kurangnya pendekatan yang benar dan efektif
dalam menjalankan proses pembelajaran. Pembelajaran yang selama ini
dilakukan banya terpaku pada materi dan basil pembelajaran, padahal dalam
suatu pembelajaran dibutuhkan suatu proses tersendiri untuk bisa
menjembatani antara kurikulum dan basil pembelajaran.
Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fimgsi
yang sangat menentukan. Keberbasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan
oleb komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa
dapat diimlementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-
komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian
tujuan. Oleb karena itu setiap guru perlu memabami secara baik peran dan
fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Bila kita mengamati proses pem~elajaran yang terjadi di dalam kelas,
akan terlibat dengan jelas bahwa metode kuno atau konvensional yang telah
digunakan selama ini adalab metode yang tidak menghargai harkat kita
sebagai manusia seutubnya. Seorang manusia tidak hanya terdiri dari tubuh
fisik saja, akan tetapi manusia terdiri dari badan dan batin. Batin sendiri terdiri
dari empat komponen yaitu pikiran, ingatan, perasaan dan kesadaran. 6 Agar
proses pembelajaran bisa berhasil dengan maksimal, maka harus
mengakomodasi kedua aspek ini, yaitu badan dan batin.
' Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006) Cet.3, h.I
6 Adi W. Gunawan, Genius LearningStrategy ................... h.4
6
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang telah diajarkan dari
jenjang pendidikan yang paling rendah sampai perguruan tinggi, matematika
merupakan pelajaran yang banyak mengarah pada asfek kognitif. Karena
dalam belajar matematika tersebut dibutuhkan pemikiran kritis, sistematis,
logis, kreatif dan kemauan bekerjasama yang efektif.
Banyak orang yang menganggap matematika sebagai bidang studi
yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya
karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Matematika sering kali menjadi mata pelajaran yang menakutkan. Sehingga
jangankan meningkatkan kualitas output pendidikan matematika, mengubah
pandangan matematika sebagai ha! yang sulit juga tak mudah untuk
dihasilkan.
Rasa takut dan khawatir ini bisa berasal dari suasana kelas dan keadaan
sekolah yang tidak kondusif, rasa takut terhadap sikap dan perilaku guru, rasa
takut akan hukuman, rasa takut akan kegagalan, rasa takut mendapat malu,
rasa takut dimarahi dan rasa takut mendapatkan hukuman fisik. Untuk
menghilangkan rasa takut pada diri anak didik perlu adanya suatu pendekatan
pembelajaran yang membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan
menyenangkan.
Genius Learning atau lebih tepat disebut sebagai Holistic Learning
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan
praktis untuk meningkatkan basil proses belajar mengajar.7 Pendekatan yang
digunakan dalam Genius Learning membantu anak didik untuk bisa mengerti
kekuatan dan kelebihan mereka masing-masing. Anak didik akan memahami
proses belajar yang benar. Mereka akan belajar yang benar, sesuai dengan
kepribadian dan keunikan mereka masing-masing.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul "Pengaruh Penerapan
Ge11ius Learning Strategy Ter/1adap Hasil Be/ajar matematika Siswa"
7 Adi W. Gunawan, Genius learning Strategy... ... ... ... .. . ... ... h.2
7
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang
masalah di atas antara lain:
I. Masalah apa saja yang dapat mengbambat tercapainya hasil belajar
matematika siswa?
2. Usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah belajar
matematika siswa?
3. Adakah pengaruh penerapan strategi Genius Learning terhadap hasil
belajar matematika siswa?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, peneliti
membatasi masalah yang dibahas sebagai berikut:
I. Strategi Belajar Genius (Genius Learning Strategy)
Genius Learning Strategy adalah strategi yang digunakan untuk
meningkatkan hasil proses pembelajaran. Strategi ini merupakan strategi
yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara
kerja otak, cara kerja memori, motivasi, konsep diri, kepribadian, gaya
belajar, multiple intelligence, dan teknik belajar lainnya. Strategi ini akan
digunakan dalam setiap pertemuan dalam pembelajaran matematika di
sekolah.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar matematika siswa
pada materi sifat-sifat bangun ruang dan bangun datar yang diajarkan pada
siswa kelas V Sekolah Dasar
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Apakah
terdapat pengaruh penerapan Genius Learning Strategy terhadap hasil
belajar matematika siswa?"
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
I. Mendapatkan informasi tentang penerapan strategi Genius Learning.
2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi
Genius Learning.
3. Mengetahui apakah tcrdapat pengaruh strategi Genius Learning terhadap
hasil belajar matematika siswa.
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai sarana dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran
yang berarti dari peneliti, yang diharapkan dapat dipergunakan dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memahami dirinya
sendiri dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. serta
mendorong siswa untuk belajar lebih kreatif.
3. Bagi Guru dan Sekolah
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu putra-putri dalam
mengembangkan potensi diri mereka untuk kemajuan hidupnya serta
mendorong putra-putri mereka untuk berkreatifitas dalam belajar untuk
mencapai prestasi
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari perkataan latin mathematica, yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti
"relating to learning'. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang
serupa, yaitu mathanein yang berarti belajar (berpiki
JO
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang
ruang dan bentuk, dan merupakan pengetahuan tentang penalaran logik yang
berhubungan dengan bilangan dan merupakan logika dan pola berpikir,
Sebenamya banyak muncul definisi atau pengertian matematika yang
beraneka ragam, karena matematika tidak bisa didefinisikan berdasarkan
pada satu segi saja, akan tetapi matematika dapat ditinjau dari segala sudut,
dan matematika itu sendiri bisa memasuki seluruh segi kehidupan manusia,
dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks. Atau
dengan kata lain tidak terdapat satu definisi matematika yang tunggal dan
disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika. Walaupun diberikan
dengan panjang lebar secara tertulis atau secara lisan penjelasannya, tidak
akan memberikan jaawaban secara utuh yang dapat dipahami secara
menyeluruh tentang apa matematika itu. Seperti apa yang dmcapkan oleh
Courant dan Robbin bahwa untuk dapat mengetahui apa matematika itu
sebenamya, seseorang harus mempelajari, mengkaji, dan mengerjakannya.
Termasuk pengkajian sejauh timbulnya matematika dan perkembangannya.5
Walaupun matematika tidak memiliki definisi tunggal yang
disepakati, tetapi matematika memiliki ciri-ciri khusus atau karakteristik
yang dapat merangkum matematika secara umum. Sebagaimana yang
dipaparkan oleh Erman Suherman bahwa matematika memiliki ciri-ciri atau
karakteristik: 6
!. Memiliki objek kajian yang abstrak; Objek dasar matematika yang
dipelajari adalah abstrak, yang meliputi fakta, konsep, operasi ataupun
relasi, dan prinsip.
2. Bertumpu pada kesepakatan; Dalam matematika, kesepakatan
merupakan tumpuan yang amat penting. Kesepakatan yang amat
mendasar adalah aksioma dan konsep primitif.
5 H. Ennan Suhennan Ar, et. al., Strategi Pembe/ajaran Matematika Kontemporer ... ...... h. !8 6 R.Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konststasi Masa depan, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2000), h.13-18
11
3. Berpola pikir deduktif; Dalam matematika sebagai "ilmu" hanya
diterima pola pikir deduktif yaitu pemikiran "yang berpangkal dari ha!
yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada ha! yang bersifat
khusus".
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti; Dalam matematika terlihat
banyak sekali simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan
huruf yang dapat membentuk suatu model matematika. Simbol-simbol
yang digunakan dalam model matematika tersebut belum tentu
bermakna atau berarti bilangan. Huruf dan tanda dalam model
matematika masih kosong arti, terserah kepada yang akan
memanfaatkan model itu.
5. Memperhatikan semesta pembicaraan; Sehubungan dengan kosongnya
arti simbol-simbol dan tanda-tanda dalam matematika, menunjukkan
dengan jelas bahwa dalam menggunakan matematika diperlukan
kejelasan dalam lingkup pembicaraan apa model itu dipakai. Lingkup
pembicaraan itulah yang disebut semesta pembicaran.
6. Konsisten dalam sistemnya; Dalam matematika memiliki banyak
sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama lain, tetapi ada
sistem yang dapat dipandang terlepas satu sama lain. Di dalam masing-
masing sistem dan strukturnya berlaku ketaatazasan atau konsistensi. Ini
juga dikatakan bahwa dalam setiap sistem dan strukturnya tidak boleh
terdapat kontradiksi.
b. Pengertian Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: "Learning is the
process by wich an activity originates or changed through training
procedures (wether in the laboratory or in the naural environment) as
distinguished from changes by factors not atributable to training." Bagi
Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur
12
latihan, baik latihan di dalam laboratorium mapun dalam lingkungan
alamiah.7
Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan
dua rumusan. Rumusan pertama, belajar adalah perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari pengalaman. Rumusan
kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat dari
adanya latihan khusus. 8
Wittig dalam bukunya Psychology of Leaming mendefinisikan,
belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.9
Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan, secara umum
belajar dapat dipahami sebagai proses perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Gagne, dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsuni; antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep dan aturan.10
Fakta adalah objek matematika seperti lambang bilangan, sudut dan
notasi-notasi matematika lainnya. Keterampilan berupa kemampuan
memberikan jawaban dengan tepat dan cepat. Konsep adalah ide abstrak
yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh
dan non contoh. Aturan adalah objek yang paling abstrak yang dapat berupa
sifat atu teorema.
Jerome Bruner menyatakan bahwa" matematika akan lebih berhasil
jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-
7 Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pen1belajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2, h. 110
8 Muhibbin Syah, Psikiolgi Pendidikan Suatu Pendekatan Rant , (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), h. 89
9 Muhibbin Syah, Psikio/gi Pendidikan Suatu Pendekatan Rant ............. h. 90 10 H. Erman Suherman Ar, et. al., Strategi Pembe/ajaran Matematika Kontemporer ... ..... h. 33
13
str.iktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping
hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur.". 11
Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan
yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasai.
Dalam proses belajar, anak juga sebaiknya diberi kesempatan untuk
memanipulasi benda-benda (alat peraga), supaya mereka melihat langsung
bagaimana keteraturan dan pola terstruktur yang terdapat dalam benda yang
diperhatikannya itu. Dengan demikian, mereka dapat mengaktifkan dirinya
secara penuh.
Pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk memberikan penekanan pada penataan nalar dan
pembentukan sikap siswa , juga memberikan penekanan pada keterampilan
dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya
c. Faktor-faktor yang mempengarnhi belajar
Muhibbin Syah mengemukakan bahwa secara global faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
faktor internal siswa, faktor eksternal siswa, dan faktor pendekatan belajar. 12
I) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisijasmani
dan rohani siswa.
Faktor internal ini meliputi dua aspek yaitu fisiologis dan psikologis.
Aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti
tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga
sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di dalam kelas. Aspek psikologis
11 H. Erman Suherman Ar, et. al.. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer ... ..... h.43
12 Muhibbin Syah, Psikiolgi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru ... .......... h. 132
14
juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas siswa. Faktor psikologis
diantaranya:
a) Inteligensi siswa, diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.
b) Sikap (attitude) siswa, yaitu gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecanderungan untuk mereaksi atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang dan
sebagainya baik secara positif atau negatif.
c) Bakat (aptitude) siswa adalah kemampuan potesial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa akan datang. Pada
perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan.
d) Minat (interest) siswa, berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi siswa, adalah keadaan internal organiqme (baik manusia
ataupun hewan) yang mendoronnya untuk berbuat sesuatu.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa. Faktor ekstrenal ini terdiri atas dua macam, yakni: faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Faktor lingkungan sosial siswa seperti para guru, staf administrasi,
teman-teman sekelas, masyarakat, tetangga, dan teman-teman
sepermainan siswa dapat mempengaruhi semangat dan aktivitas belajar
siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal sekeluarga siswa dan letaknya, alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa
belajar.
15
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelaaran materi-materi pelajaran.
d. Basil Belajar Matematika
Jika belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku,
mal;.a perubahan tingkah laku yang diharapkan disebut hasil belajar. Hal ini
sesuai dengan ungkapan Alisuf Sabri bahwa, hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat pengalaman/latihan, perubahan tersebut dapat
berupa perilaku yang baru atau memperbaiki perilaku yang sudah ada,
perubahan tingkah laku itu juga harus relatif menetap bukan perubahan yang
bersifat sementara13
Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-
cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi
verbal, keterampilan i;-;.~~lektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan
motoris. 14
Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara
garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah afektif, ranah
kognitif dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengansikap yang terdiri dari
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, orgaisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak yang terdiri dari gerakan refkeks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan,
13 H.M.Alisuf Sabri, Psiko/ogi Pendidikon Berdasarkon Kuriku/um Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h.55
14 Nana Sudjana, Penilaian Hasi/ Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. 7, h. 22
16
gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interperatif. Ketiga
ranah tersebut menjadi objek penilaian basil belajar.15
Berdasarkan uraian di atas, basil belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang diperoleb melalui usaha (pengalaman) dengan mendengar,
memperbatikan, mengamati, memikirkan, merasakan, mengbayati dan
sebagainya atau dengan Iatihan (melatib, menirukan).
Perubaban tingkah laku sebagai basil belajar bagi individu
merupakan kemampuan barn dalam bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik, yaitu kemampuan yang betul-betul diperoleb atau sebagai
kemampuan barn basil perbaikan/peningkatan dari kemampuan sebelumnya.
Dan kemampuan basil belajar itu sifatnya relatif menetap tidak segera
I en yap.
Matematika sebagai bahan pelajaran yang objek kajiannya berupa
fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya adalah abstrak. Hasil
belajar matematika siawa adalab basil yang diperoleb setelab siswa
melakukan suatu kegiatan belajar matematika dalam satu waktu tertentu
dimana basil belajar tersebut dapat diukur melalui tes yang mengukur
kompetensi dasar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai titik
tolak pengukuran keberbasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar siswa
sebagian besar dinilai oleb guru pada ranab kognitif.
2. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya
guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telab dirumuskan
dapat tercapai.
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Be/ajar
Mengajar, babwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam
melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan
15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar ......... ...... h. 22-23
17
beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta
evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.16
Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick dan Carey juga menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan basil
belajar pada siswa.17
Menurut Newman dan Logan sebagaimana dikutip Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya strategi meliputi empat masalah yaitu: 18
I. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekl
18
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
pendekatan tertentu.
Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga
istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik
mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang
dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian,
taktik sifatnya lebih individual.
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode
pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan
metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin
berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
3. Genius Learning Strategy
Manusia merupakan makhluk yang paling jenius di dunia. Hal tersebut
dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang berhasil diciptakan dan
dikembangkan oleh manusia. Manusia bisa menciptakan itu semua karena
kesempurnaan pada dirinya yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Allah
SWT. Berfinnan dalam Al-Qur'an:
~
19
Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia (Allah) memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur. " (Surat An-Nahl : 78)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT. menciptakan manusia
dengan memberikan suatu kesempumaan yaitu memiliki indra , hati dan aka!.
Akal pikiran merupakan kemampan dasar (potensi) manusia yang dapat
dijadikan modal dasar dalam proses pendidikan sehingga manusia dapat
berkembang dengan baik. Sedangkan indra manusia sebagai alat-alat pokok
untuk memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan demi
kemajuan hidupnya.
Adi W. Gunawan menggunakan istilah Genius Learning Strategy untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan basil pembelajaran. Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, multiple intelligence atau kecerdasan jamak, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya.19
Dasar Genius Learning adalah metode accelerated learning atau cara
belajar yang dipercepat. Di luar negeri, metode ini dikenal dengan beragam
nama, seperti Accelerated Learning, Quantum Learning, Quantum Teaching,
Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective Learning. Pada
intinya, tujuan berbagai metode ini sama, yaitu bagaimana membuat proses
pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan.
Metode Genius Learning telah memasukkan dan mempertimbangkan
kondisi masyarakat Indonesia secara umum, kebudayaan bangsa yang sangat
beragam, kondisi sosial dan ekonomi, sistem pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan yang utama, yaitu untuk menyiapkan anak untuk bisa menjalani
hidup dengan berhasil setelah mereka meninggalkan sekolah format.20
19 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet. 3, h. 2-3
20 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy ..................... h. 3
20
Presuposisi atau asumsi dasar yang dipak?i dalam mendefinisikan
kecerdasan dalam metode Genius Learning adalah sebagai berikut: 21
a. Setiap orang dilahirkan jenius. Setiap orang dilahirkan dengan kombinasi
kecerdasan yang beragam. Karena perbedaan dan pengalaman hidup, maka
timbul perbedaan dalam domir.asi dan tingkat perkembangan kecerdasan
yang dimiliki
b. Kecerdasan adalah suatu fenomena yang unik. Ada banyak cara di mana
seseorang melihat dan mengerti dunia di sekelilingnya dan cara
mengungkapkan pengertian yang ia dapatkan
c. Konsep diri seseorang berbanding lurus dengan potensi yang ia gali dan
kembangkan. Semakin baik konsep diri yang berhasil dibangun, semakin
baik pula kemampuan memaksimalkan penggunaan potensi yang ia miliki.
d. IQ tinggi sangat membantu keberhasilan akademik namun bukan satu-
satunya faktor utama.
e. Guru dapat mempengaruhi dan meningkatkan kecerdasan anak didik.
f. Kecerdasan berkembang secara bertahap.
g. Berpikir dapat diajarkan.
Berangkat dari pemahaman barn akan cara kerja otak dan memori,
maka Genius Learning menekankan satu prinsip utama dalam proses
pembelajarannya. Genius Learning mempunyai sembilan prinsip, yaitu: 22
a. Otak akan berkembang secara maksimal dalam lingkungan yang kaya
akan stimulus multi sensori dan tantangan berpikir.
b. Besamya pengharapan/ekspektasi berbanding lurus dengan basil yang
dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu
pembelajaran. Motivasi akan meningkat saat murid menetapkan tujuan
pembelajaran yang positif dan bersifat pribadi.
21 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy..................... h. 7-8 22 Adi W. Gunawan, Genius LearningStrategy ..................... h. 9-10
21
c. Lingkungan belajar yang aman adalah lingkunge.n belajar yang
memberikan tantangan tinggi namun dengan tingkat ancaman yang
rendah.
d. Otak sangat membutuhkan umpan batik yang bersifat segera dan
mempunyai banyak pilihan.
e. Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik
membantu untuk men-charge otak. Kedua, musik membantu merilekskan
otak sehingga otak siap belajar. Dan ketiga, musik dapat digunakan untuk
membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
f. Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda yang ada pada otak.
Dengan menggunakan teknik dan strategi khusus, kemampuan untuk
mengingat dapat ditingkatkan.
g. Kondisi fisik dan emosi sating berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, kedua kondisi ini
harus benar-benar diperhatikan.
h. Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda
berdasarkan pada pengalaman pribadi. Ada bebarapa jenis kecerdasan, dan
kecerdasan tersebut dapat dikembangkan dengan proses pengajaran dan
pembelajaran yang sesuai.
i. Walaupun terdapat perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan, nam un
kedua belah hemisfer ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu
informasi.
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang digunakan dalam Genius
Leaming Strategy, yaitu:
a. Konsep diri
Konsep diri adalah konsep seseorang dalam mengenali dri mereka
sendiri. Selama seseorang memiliki konsep diri yang salah, maka dia akan
sulit sekali untuk berhasil. Dalam setiap upaya untuk mengubah dan
22
meningkatkan diri, yang pertama kali harus diubah adalah k:msep diri.
Konsep diri merupakan pondasi utama keberhasilan proses pembelajaran.
Konsep diri terdiri dari terdiri dari tiga komponen utama yang
saling mempengaruhi, yaitu:
I) Diri Ideal (Self-Ideal)
Diri yang ideal menentukan sebagian besar arah hidup seseorang,
menentukan arah perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta
kepribadian. Diri yang ideal merupakan gabungan dari semua kualitas
serta ciri kepribadian orang yang sangat kita kagumi dan sangat kita
inginkan jika kita menjadi seperti orang itu. Dalam konteks
pendidikan, diri ideal yang sering ditetapkan orang tua bagi anak
mereka adalah anak harus mendapat nilai sempuma (100 atau A)
dalam setiap uj ian.
2) Citra Diri (Self-Image)
Citra diri adalah cara kita melihat diri kita sendiri dan berpikir
mengenai diri kita saat ini/sekarang. Misalnya bila seseorang melihat
dirinya sebagai orang yang percaya diri, tenang, dan mampu belajar
dengan baik, maka setiap kali belajar akan akan merasa percaya diri,
tenang, dan mampu. Ia akan berprestasi dan mendapatkan hasil yang
luar biasa. Jika temyata karena suatu ha! tidak berhasil, ia akan
mengabaikan kegagalan itu dan menganggap itu hanyalah suatu
kondisi yang bersifat sementara karena nantinya pasti akan berhasil.
Perubahan atau peningkatan konsep diri yang paling cepat akan terjadi
bila kita mengubah citra diri kita.
3) Harga Diri (Self-Esteem)
Harga diri didefmisikan sebagai kecanderungan untuk memandang diri
sendiri sebagai pribadi yang mampu dan memiliki daya upaya dalam
menghadapi tantangan-tantangan hidup yang mendasar dan layak
23
untuk hidup bahagia. Harga diri bisa didefinisikan sebagai sebcrapa
suka seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri akan menentukan
semangat, antusiasme dan motivasi diri. Harga diri adalah penentu
prestasi dan keberhasilan, orang denganharga diri
b. Cara Kerja Otak
Menurut beberapa ahli, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu
otak kanan dan otak kiri. Masing-masing belahan otak memiliki
spesialisasi dan kemampuan-kemampuan tertentu.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, skuensial, linier, dan
rasional. Cara berpikimya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal,
menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkaan detail dan fakta,
fenotik serta simbolis. Cara kerja otak kanan bersifat acak, tidak teratur,
intuitif, dan holistic. Cara berpikimya sesuai dengan cara-cara untuk
mengetahui yang bersifat nonverbal seperti perasaan dan emosi, kesadaran
yang berkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk
dan pola, musik, seni, kepekaan wama, kreatifitas, dan visualisasi.
Selama ini kita beranggapan bahwa otak kiri adalah otak yang
bersifat logika dan otak kanan berkaitan erat dengan kreativitas. Hasil
penelitian terakhir membuktikan bahwa pandangan ini salah. Otak kiri
dapat menjadi otak yang kreatif. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya
Edward De Bono yang mencetuskan Lateral Thinking (berpikir lateral)
pada tahun 1970.23
Orang bisa menjadi sangat kreatif dengan menggunakan otak
kirinya. Penyelesaian masalah dengan pendekatan atau metode berurutan
dan dengan menggunakan otak kiri temyata memberikan solusi yang sama
kreatifnya seperti bila menggunakan otak kanan.
Pandangan umum lainnya yaitu musisi atau seniman adalah orang
yang menggunakan otak kanannya, temyata kurang tepat. Seniman atau
23 Adi. W. Gunawan, Born to be a Genius, (Jakarta: Pt Gramedia Puataka Utama, 2005), h. 27
24
pelukis dalam melakukan kegiatan melukis teryata juga banyak melibatkan
otak kiri mereka. Memang benar bahwa ide-ide kreatif mereka berasal dari
otak kanan, tetapi memilih wama, melukis bentuk gambar yang simetris,
memilih warna, dan memilih bahan baku lainnya ternyata mengikuti suatu
urutan logika dimana itu semua merupakan kegiatan otak kiri.
Demikian juga musisi. Ahli musik bila mendengarkan musik akan
memproses musik itu dengan otak kiri, karena yang pertama kali
dilakukan adalah menganalisa musik tersebut. Sedangkan orang awam bila
mendengarkan musik akan langsung menggunakan otak kanannya.
Sebenarnya manusia tidak bisa bila hanya menggunakan satu
belahan otak saja pada saat berpikir atau mengerjakan sesuatu .. Belajar
yang hanya memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak
untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi "kering
dan hampa". Oleh karena itu, be I ajar berpikir logis dan rasional perlu
didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan
unsur-unsur yang bisa mernpengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui
proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Jadi, untuk bisa
mencapai basil pembelajaran yang maksimal, harus mengoptimalkan
penggunaan kedua belahan otak, yaitu otak kiri dan otak kanan secara
seimbang.
Pendapat lain tentang otak adalah teori Otak Trinue. Menurut teori
Otak Trinue, otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu otak reptil, system
limbik, dan neokortek. 24
Otak reptil adalah otak paling sederhana. Tugas utama otak ini
adalah mempertahankan diri. Otak ini menguasai fungsi otomatis seperti
degupan jantung dan sistem peredaran darah. di sinilah pusat perilaku
naluriah yang cenderung mengikuti contoh dan rutinitas secara membuta.
Otak reptil diyakini sebagai otak hewan yang berfungsi untuk mengejar
24 Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pembe/ajaran ..................... h. 107
25
kekuasaan. Ia akan berbuat apa saja demi mencapai tujuan yang
diinginkannya termasuk untuk mempertahankan diri.
Sistem limbik adalah otak tengah yang memainkan peranan besar
dalam hubungan manusia dan dalam emosi. Fungsi otak ini bersifat sosial
dan emosional. Di otak ini juga mengandung sarana untuk mengingat
jangka panjang.
Neokortek adalah otak paling tinggi tingkatannya. Otak ini
memiliki fungsi tingkat tinggi, misalnya mengembangkan kemampuan
berbahasa, berpikir abstrak, memecahkan masalah, merencanakan ke
depan, dan berkreasi. Otak ini membuat manusia berbeda dengan makhluk
lain ciptaan Tuhan.
Proses pendidikan mestinya mengembangkan setiap bagian otak.
Jika proses pembelajaran mampu mancapai otak neokortek, maka otak
reptil dan sistem limbik akan berkembang; namun demikian pembelajaran
yang hanya menyentuh otak limbik apalagi otak reptil belum tentu
neokortek akan terkembangkan. Dengan demikian, pembelajaran
seharusnya mengembangkan kemampuan-kemampuan yang berhubungan
dengan fungsi neokortek, melalui pengembangan berbahasa, memecahkan
masalah, dan membangun kreasi.
c. Cara kerja memori
Riset terkini di bidang memori menunjukkan bahwa manusia
memiliki lebih dari satu jenis memori. Masing-masing memori memiliki
mekanisme penyimpanan informasi yang unik dan terhubung satu sama
lainnya. Jenis-jenis memori itu antara Iain:25
I) Memorijangka pendekllmmediate memory
Memori jangka pendek berguna menampung informasi yang
masuk ke pikiran kita. Rentang waktu maksimal untuk menyimpan
informasi di memori ini sangat singkat yaitu sekitar 15-30 detik.
25 Adi W. Gunawan, Adi W. Gunawan, Genius LearningStrategy ..................... h.73-78
26
Memori ini hanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
untuk informasi yang akan diolah. Namun bila melakukan cukup
banyak pengulangan, kemungkinan besar informasi akan masuk ke
memori kerja.
2) Memori kerja!Working memory
Jenis memori ini dapat menyimpan informasi selama mulai dari
beberapa menit hingga beberapa jam dan memberikan kita waktu yang
cukup untuk bisa secara sadar memproses, melakukan refleksi, dan
melaksanakan suatu kegiatan berpikir.
Jenis memori ini sering digunakan oleh murid saat melakukan
cara belajar SKS (sistem kebut semalam). Walaupun cara ini dapat
membantu meningkatkan nilai murid, namun tidak bagus untuk
pembentukan memori jangka panjang karena informasi yang
dimasukkan ke dalam memori kerja tidak mempunyai arti yang
penting bagi muricl, informasi ini hany dibutuhkan untuk mengerjakan
tes.
3) Memori jangka panjang
Memori jangka partjang adalah kemampuan untuk menyimpan
informasi secara permanen untuk rentang waktu mulai beberapa bulan,
tahun, bahkan sampai seumur hidup. Namun demikian, terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyimpanan informasi di
memorijangka panjang.
Faktor pertama, informasi yang memiliki nilai penting untuk
keselamatan hidup. Faktor ini pasti akan segera disimpan di memori
jangka partjang sehingga daya ingat seseorang akan sangat tinggi.
Factor kedua yang mempengaruhi memori jangka panjang adalah jika
informasi atau pengalaman tersebut mempunyai muatan emosi yang
kuat. Semakin kuat muatan emosi yang terkandung dalam suatu
27
informasi, akan semakin kuat kemungkinan informasi itu terekam di
memorijangka panjang.
Di kelas, elemen keselamatan hidup dan emosi sangat sulit
ditemukan. Dalam kondisi ini, kmungkinan informasi disimpan di
memori jangka panjang sangat mungkin terjadi bila proses
pembelajaran bersifat masuk aka! dan juga mempunyai arti bagi murid.
Masuk aka/ maksudnya murid dapat memahami materi pelajaran
dengan menghubungkan materi itu dengan pengalaman yang telah
dialami murid sebelumnya. Sedangkan kata berarti maksudnya materi
pelajaran mempunyai relevansi terhadap diri murid.
Saat memori kerja memutuskan bahwa suatu informmasi tidak
masuk aka! atau tidak mempunyai arti, maka kemungkinan informasi
ini disimpan di memorijangka panjang menjadi sangat kecil.
4) Memori perantara
Saat memorJ dikeluarkan dari memori jangka pendek dan
memori kerja, karena telah diproses dan tidak dibutuhkan lagi, seolah-
oleh kita telah lupa dan informasi itu telah hilang. Sebenamya
informasi itu tidak hilang, tetapi masuk ke suatu tempat penampungan
sementara yaitu memori perantara. Pada sat tidur, semua informasi
yang ada di memori perantara ditransfer ke memori jangka panjang.
d. Teknik memori
Teknik memori adalah tenik memasukkan informasi ke dalam otak
yang sesuai dengan cara kerja otak. Karena metode yang digunakan
sejalan dengan cara otak beroperasi dan berfimgsi maka ha! itu akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan
menyimpan nformasi. Otak akan sangat suka dengan ha! yang bersifat:
tidak masuk aka!, seksi, penuh wama, multi sesnori, lucu, melibatkan
emosi, melibatkan irama atau musik, tindakan aktif, gambar tiga dimensi
r F'[~;~~USTAKAi\N UTAM.A ~JN SYAHID JA~(ARTA
28
darr hidup/aktif, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol, serta
nomor dan urutan.
e. Motivasi
Kata motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan,
kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu yang khusus atau
um um.
Mc Donald merumuskan bahwa, motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.26 Motivasi dianggap penting
dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya
atau manfuatnya. Fungsi motivasi yaitu:
1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan
2) sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untul: mencapai
tujuan yang diinginkan
3) sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.27
Guru bertanggung jawab melaksanakan system pembelajaran agar
berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru
membangkitkan motivasi belajar siswanya.
f Gaya be/ajar
Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai seseorang dalam
melakukan kegiatan bepikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
Pendekatan gaya belajar yang paling popular dan sering digunakan
saat ini ada tiga, yaitu:
1) Pendekatan berdasarkan preferensi sensori: visual, auditori dan
kinestetik
26 Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelqjaran ,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Cet.6,h. 106
27 Dr. Oemar Hamalik, Kuriku/um dan Pembelajaran ... .................. h. 108
29
2) Profil kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardner. Menurut
Gardner, manusia mempmiyai delapan kecerdasan yaitu: linguistic,
logika/ matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, naturalis,
spasial dan kinestik.
3) Preferensi kognitif, dikembangkan oleh Dr. Anthony Gregorc. Gregorc
membagi kemampuan mental meajadi empat kategori yaitu konkret-
sekuensial, abstrak-sekuensial, konkret-acak dan abstrak-acak. 28
Pendekatan yang digunakan dalam Genius Learning adalah
pendekatan preferensi sensori dan profil kecerdasan (multiple
intelligence).
g. Gaya Mengajar
Proses pembelajaran merupakan proses dua arah, untuk bisa
mengajar dengan efektif, yang harus diperhatikan yaitu:
I) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, yang hams diperhatikan adalah murid
karena yang kita inginkan adalah murid bisa belajar dan mengerti apa
yang disampaikan. Jika seorang guru mengajar, bukan berarti murid
akan belajar. Seorang guru hams mengetahui kondisi pikiran muricl,
suasana kelas, apa yang murid ketahui tentang materi yang akan
diajarkan, manfaat materi bagi murid, dan lain sebagainya.
2) Catatan materi dan alur penyajian
Agar penyampaian materi berjalan dengan baik, sebaiknya seorang
guru melakukan hak-hal berikut:
a) Membuat mind-map atau peta pikiran yang berisi poin-poin
penting dan hal-hal yang berhubungan dengan materi.
28 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy ...................... , h. 142
30
b) Membuat suatu penjelasan yang lebih detail pada selembar kertas
atau pada kertas seukuran kartu dan membayangkan diri sedang
berbicara di depan kelas.
c) Membuat suatu out-line atau gambaran umum pada selembar
kertas yang cukup besar yang dapat ditempelkan di tembok kelas
3) Mengenali gaya belajar sendiri
Pada saat kita belajar, kita akan menggunakan gaya belajar dominant
kita, begitu juga pada saat mengajar. Padahal tidak semua murid
mempunyai gaya belajar yang sama dengan kita. Sebagai seorang
guru, kita harus bisa mengenali gaya belajar kita, juga mengenali gaya
belajar murid.
4) Pemilihan kata-kata yang tepat
Pemilihan kata kelihatannya sepele. Namun dalm proses komunikasi di
kelas, guru memainkan peran yang cukup besar. Semakin hati-hati dan
tepat memilih kata yaug digunakan, akan semakin efektif pesan yang
sampai ke murid
5) Pembukaan yang berkesan
Pembukaan yang baik memiliki banyak tujuan dan keuntungan, antara
lain mengarahkan pikiran muricl, melakukan peniajauan umum
terhadap materi yang akan dipelajari, meningkatkan motivasi,
membangkitkan semangat belajar, memberikan inspirasi dan
membangun hubungan dengan murid.
Selain poin-poin di atas, guru juga hams mendapatkan rasa hormat
dari murim melalui upaya sadar dalam bentuk tindakan, perhatian,
penghargaan, kasih sayang, rasa hormat yang harus ditunjukkan oleh guru
kepada muridnya. Guru juga harus berpenampilan yang mewakili sikap,
kepercayaan diri, nilai hidup dan kepribadian serta karakter diri.
31
Oulu guru dipandang sebagai sumber informasi utama. Kini,
karena sedemikian mudahnya murid mendapatkan informasi maka guru
seharusnya berperan sebagai fasilitator dan kasalitator dalam proses
pendidikan.
Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dalam ha! in, muridlah yang
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan peran guru sebagai
kasalitator adalah guru membantu anak didik dalam menentukan kekuatan,
talenta dan kelebihan mereka. Guru bertindak sebagi pembimbing,
membatu mengarahkan dan mengembangkan aspek kepribadian, karakter
dan emosi, serta aspek intelektual murid.
h. Collaborative Learning
Proses belajar secara kolaborasi bukan sekedar bekerja sma dalam
suatu kelompok, tetapi penekanannya lebih kepada suatu proses
pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di
dalam kelas.
Ada lima eleman penting yang harus ada dalam Collaborative
Learning:
a. Interdependen yang positif (perasaan kebersamaan).
b. Interaksiface- to- face atau tatap muka yang saling mendukung.
c. Tanggungjawab individu dan kelompok.
d. Kemampuan berkomunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam suatu
kelompok kecil.
e. Pemrosesan secara kelompok .
Hal-ha! yang harus diperhatikan dalam melakukan proses
pembelajaran secara kolaboratif yaitu:
32
a. Pengelompokan yang dilakukan dengan menggunakan acuan level
kemampuan.
b. Jumlah anggota kelompok harus diusahakan sedikit. Jumlah yang
paling efektif adalah bila dalam satu kelompok berisi 3, 4 dan
maksimal 5 orang murid.
c. Collaborative Learning harus diterapkan secara konsisten dan
sistematik, tetapi tidak boleh digunakan secara berlebihan.
Keuntungan menggunakan Collaborative Learning yaitu:
a. Melatih rasa peduli, perhatian dan kere!aan untuk berbagi.
b. Meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.
c. Melatih kecerdasan emosional.
d. Mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan keperrtingan
pribadi.
e. Mengasah kecerdasan.
f. Melatih kemampuan bekerja sama.
g. Melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain.
h. Manajemen konflik.
i. Kemampuan komunikasi.
j. Murid tidak malu bertaya kepada temannya sendiri.
k. Kecepatan dan hasil belajar meningkat pesat.
I. Peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari.
m. Meningkatkan motivasi dan suasana belajar.
Adapun sisi negatif yang mungkin muncul dalam Collaborative
Learning yaitu:
a. Murid yang lebih pintar, bila belum mengetri tujuan yang
sesungguhnya dari prosess ini, akan merasa sangat dirugikan karena
harus repot-repot membantu temannya.
33
b. Murid yang pintar juga akan merasa keberatan karena nilai yang ia
peroleh ditentukan oleh prestasi atau pencapaian kelompoknya.
c. Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka yang akan
bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan aktif saja.
i. Multiple Intelligence
Menurut Gardner kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap.
Kecerdasan akan lebih tepat kalau digambarkan sebagai suatu kumpulan
kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan. 29
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai:
I) Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah.
2) Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan.
3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.30
Gardner memetakan lingkup kemempuan manusia yang luas
menjadi delapan kategori yang komprehensif atau delapan "kecerdasan
dasar"31 , yaitu:
I) Kecerdasan Linguistik, yaitu kemampuan menggunakan kata secara
efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan dalam bidang bahasa.
2) Kecerdasan Matematis-Logis, yaitu kemampuan menggunakan angka
dengan baik dan melakukan penalaran dengan benar. Kecardasan ini
meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pemyataan dan dalil,
fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain.
3) Kecerdasan Spasial, yaitu kecerdasan yang meliputi kepekaan pada
wama, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut, juga
29 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, ..................... h. 229 30 Adi W. Gunawan, Born To Be a Genius, ...................... h. 106 31 Thomas Annstrong, Sekolah Para Juara; Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia
Pendidikan, (Bandung: Kaifa, 2003), Cet. 2, h. 2
34
meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara
visual atau spasial.
4) Kecerdasan Kinestetis-Jasmani, yaitu keahlian menggunakan seluruh
tubuh untuk mengekspresikan ide atau perasaan dan keterampilan
menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.
Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik.
5) Kecerdasan Musikal, yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk
musical, dengan cara mempersepsi, membedakan, mengubah, dan
mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola
titinada atau melodi, dan warna nada atau warna nada suatu lagu.
6) Kacerdasan Interpersonal, yaitu kemampuan memersepsi dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain
7) Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan memahami diri sendiri
dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
8) Kecerdasan Naturalis, yaitu keahlian mengenali dan mengategorikan
spesies-flora dan fauna-di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan pada fenomena alam lainnya.
Apabila semua kecerdasan tersebut ditumbuhkan, dikembangkan,
dan dilibatkan dalam proses pembelajaran, maka akan sangat
meningkatkan efektivitas dan hasil pembelajaran.
Adapun lingkaran sukses pembelajaran Genius Learning terdiri
dari: suasana kondusif, hubungkan, gambaran besar, tetapkan tujuan,
pemasukan informasi, aktivasi, demonstrasi, dan ulangi (review) dan
jangkarkan.32
32 Adi W. Gunawan.2006. Genius Learning Strategy, .................. h. 334
35
a. Suasana Kondusif
Inti dari Genius Leaming adalah strategi pembelajaran yang
membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif
dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung, strategi apa pun yang
diterapkan di dalam kelas akan sia-sia.
Murid hams terbebas dari rasa takut dan tekanan psikologis.
Untuk menciptakan suasana awal yang kondusif, dapat menggunakan
musik dan Brain Gym. Hal itu dilakukan agar murid berada dalam kondisi
fisik yang nyaman dan mendukung. Kondisi yang kondusif merupakan
syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal.
b. Hubungkan
Setiap proses pembelajaran dimulai dengan memastikan bahwa
apa yang akan diajarkan pada murid saat ini selalu dapat dihubungkan
dengan apa yang telah diketahui oleh murid, baik itu melalui pengalaman
murid itu maupun melalui proses pembelajaran yang telah berlangsung
sebelumnya, dan berhubungan juga dengan apa yang akan dialami murid
pada masa yang akan datang.
Murid diminta untuk menghubungkan (memikirkan) materi yang
akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah mereka ketahui
sebelumnya. Selain itu, murid perlu mengerti aplikasi dari apa yang ia
pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Proses menghubungkan akan sangat efektif dan kuat
pengaruhnya jika berhasil melibatkan emosi. Guru hams bisa melakukan
aktivitas yang melibatkan murid baik secara fisik maupun secara mental
dan emosional.
36
c. Gambaran besar
Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru hams memberikan
gambaran besar (big picture) dari keseluruhan materi untuk lebih
membantu menyiapkan pikiran murid dalam menyerap materi yang
diajarkan.
Memberi gambaran besar berfungsi sebagai perintah pikiran
untuk menciptakan "folder". Folder ini akan diisi dengan informasi yang
sejalan pada saat proses pemasukan informasi.
d. Tetapkan tujuan
Menetapkan tujuan maksudnya adalah bahwa basil apa yang
akan dicapai pada akhir sesi setiap pembelajaran hams dijelaskan dan
dinyatakan kepada murid. Hasil yang akan dicapai dapat dijelaskan
langsung kepada seluruh kelas, per kelompok atau kepada murid secara
pribadi.
e. Pemasukan informasi
Informasi yang akan diajarkan hams disampaikan dengan
melibatkan berbagai gaya belajar.metode penyampaian harus bisa
mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Pada tahap
ini, memori jangka panjang akan dapat diakses apabila proses pemasukan
informasi bersifat unik dan menarik. Strategi yang digunakan hams sesuai
dengan situasi pada saat pembelajaran, misalnya active concert,
menggunakan poster, menggunakan pendekatan mendengar secara aktif
memberikan waktu untuk melakukan refkeksi, asimilasi, dan review atau
pengulangan.
37
f. Aktivasi
Saat murid menerima informasi melalui proses pembelajaran,
informasi ini masih bersifat pasif. Murid masih belum merasa memiliki
informasi yang ia terima karena proses penyampaian berlangsung satu
arah, yaitu dari guru ke murid. Untuk lebih meyakinkan bahwa murid
benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati murid
bahwa informasi yang telah diajarkan adalah benar-benar milik mereka,
maka guru perlu melakukan aktivasi.
Proses aktivasi merupakan proses yang membawa murid kepada
satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan.
g. Demonstrasi
Tahap ini sebenamya sama dengan proses guru menguji
pemahaman murid dengan memberikan ujian. Hanya bedanya, dalam
Genius Learning, guru langsung menguji pemahaman murid pada setiap
selesai pembelajaran. Hal ini bertujuan agar guru benar-benar mengetahui
sampai di mana pemahaman murid dan sekaligus mcrupakan saat yang
sangat tepat untuk melakukan umpan balik/ feedback.
Pada tahap ini jika murid melakukan demonstrasi, maka berarti
murid menunjukkan dan membuktikan bahwa mereka telah mengerti apa
yang dipelajari. Demonstrasi meliputi praktek langsung, membuat tes dan
mengerti jawabannya, mengajar, mengerti aplikasi pengetahuan yang telah
diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan umpan balik yang
bersifat segera, mendidik serta membangun dan mendorong murid untuk
melakukan pemikiran lebih lanjut atas proses yang digunakan dalam
pembelajaran.
38
h. Tinjau Ulang d.m jangkarkan
Pada akhir setiap sesi, sebaiknya melakukan pengulangan dan
penjangkaran, sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat dan
meningkatkan efektivitas dari proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat perbedaan karakteristik
pembelajaran antara strategi Genius Leaming dengan pembelajaran
Konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabet 2.1.
Tabet 2.1
Perbedaan pembelajaran antara Strategi Genius Leaming dan pembelajaran Konvensional
Genius Leaming Strategy Pembelajaran Konvensional
Pendahuluan Pendahuluan
a. Apersepsi: Salam, menanyakan a. Apersepsi: Salam, mengabser
keadaan siswa, mengabsen, brain siswa
gym diiringi musik, mereview b. Motivasi: Menyampaikan
materi sebelumnya
b. Motivasi: menyampaikan manfaat
materi pembelajaran, memberikan
gambaran besar materi,
menetapkan tujuan
Kegiatan Inti
a. Melakukan kegiatan pembelajaran
dengan Collaborative Leaming,
active concert, passive concert
atau dengan menggunakan poster.
b. Siswa mengerjakan latihan soal
manfaat materi pelajaran
Kegiatan Inti
a. Melakukan kegiatan
pembelajaran dengan metode
ceramah atau ekspositori
b. Siswa mengerjakan latihar
so al
diiringi dengan musik
c. Rileksasi, dengan mendengarkan
musik atau melakukan brain gym
diiringi musik
d. Aktivasi atau demonstrasi
Penutup
a. Menyimpulkan kembali materi,
c. Membahas soal
Penutup
dan memberikan PR a. Menyimpulkan materi
b. Rileksasi, dengan melakukan brain b. Memberikan PR
gym atau mendengarkan musik
4. Musik dalam Pembelajaran
39
Mengenalkan dan memasukkan musik ke dalam kurikulum sejak
usia dini tidak hanya akan meningkatkan apresiasi anak terhadap musik,
tetapi juga meningkatkan kecerdasan musiknya. Keuntungan lain adalah
membantu meningkatkan anak dalam bidang matematika, membaca dan
sains.
Keuntungan mengunakan musik dalam proses pembelajaran yaitu:
I. membuat murid rileks dan mengurangi stres
2. mengurangi masalah disiplin
3. merangsang kreatifitas dan kemampuan berpikir
4. membantu kreativitas dengan membawa otak pada gelombang tertentu
5. merangsang minat baca, keterampilan motrik dan perbendaharaan kata
6. sangat efektif untuk proses pembelajaran yang melibatkan pikiran
sadar maupun pikiran bawah sadar
40
Untuk bisa tercipta suasam. yang mendukung proses pembelajaran,
otak perlu mendapat rangsangan yang sesuai sehingga otak dapat dengan
mudah menyerap dan mengerti informasi dan mengembangkan
keterampilan berpikir. Musik, khususnya musik Baroque, dapat membantu
otak untuk beroperasi secara seimbang, baik secara intelektual maupun
secara imajinatif.
5. Brain Gym
Brain gym merupakan hasil kerja dari Paul E. Dennison dan Gail
E. Dennison. Dennison mendasari penemuannya pada pengertian bahwa
terdapat keterkaitan yang sangat erat antara perkembangan tubuh,
penguasaan bahasa, dan prestasi akademik.33 Brain gym sangat baik
dilakukan pada awal proses pembelajaran, terlebih lagi bila diiringi dengan
lagu atau musik yang bersifat riang dan gembira, brain gym juga bisa
dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pik:iran murid setelah menjalani
proses pembelajaran yuang membutuhkan konsentrasi tinggi yang
mengakibatkan kelelahan pada otak.