71
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP) PDGK 4501 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGI TIGA DAN TABUNG LINGKARAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PERMANA UTAMA, KECAMATAN MADUKARA, KABUPATEN ASTINAPURA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Penyusun: Nama : CITRA RESMI NIM : 817800529 Program Studi : S.1 – PGSD Pokjar : INDRAPRAHASTA Masa Registrasi : 2010.2 1

PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)PDGK 4501

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGI TIGA DAN TABUNG LINGKARAN

MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PERMANA UTAMA, KECAMATAN MADUKARA, KABUPATEN ASTINAPURA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

(PDGK 4501)

Penyusun:Nama : CITRA RESMINIM : 817800529Program Studi : S.1 – PGSD Pokjar : INDRAPRAHASTAMasa Registrasi : 2010.2

UNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ JONGRING SALAKA

2010

1

Page 2: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

ABSTRAK

CITRA RESMI – NIM. 817800529. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura. Laporan PKP. S.1-PGSD. Universitas Terbuka. 2010. UPBJJ – Jongring Salaka.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran dengan menggunakan alat peraga buatan sendiri berbentuk prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan melalui pembelajaran kontekstual fokus pemodelan. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura ini merupakan tempat tugas peneliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan (action research) dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan dan masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Pada siklus I diperoleh fakta bahwa siswa masih canggung dalam penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini yang dilakukan siswa baru sebatas saling menyalin hasil pekerjaan jika memperoleh tugas mengerjakan soal. Hasl perolehan nilai rata-rata pada siklus I penelitian ini adalah 64,80 dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Rata-rata perolehan nilai ini masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimum yang dipersyaratkan, yakni 65, sehingga diperlukan penelitian tindakan siklus II.

Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi perubahan komposisi anggota kelompok, pengarahan atas materi pokok yang lebih jelas, serta latihan-latihan soal pendahuluan. Hasil pembelajaran yang diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Di samping itu, tingkat ketuntasan pembelajaran pada siklus II ini mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal sebesar 85 % Oleh karena itu, tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.

2

Page 3: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ........................................... iii

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM PENYELENGGARAAN PKP ……………………………………………. iv

SURAT PERNYATAAN TEMAN SEJAWAT …………………………... v

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vi

HALAMAN JUDUL PKP EKSAK .............................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................

B. Identifikasi Masalah .....................................................

C. Analisis Masalah ...........................................................

D. Rumusan Masalah .........................................................

E. Tujuan Penelitian ..........................................................

F. Manfaat Penrlitian .........................................................

1

1

3

3

4

4

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......

A. Landasan Teoretis .............................................................

1. Hakikat Belajar .........................................................

2. Hasil Belajar ..................................................................

3. Prinsip-prinsip Mata Pelajaran Matematika ....................

4. Evaluasi Pelajaran Matematika ........................................

5. Alat Peraga .......................................................................

6

6

6

7

11

13

14

3

Page 4: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

6. Materi Pokok Bahasan Menentukan Volume Bangun Ruang .....

B. Kerangka Berpikir ........................................................

C. Hipotesis Tindakan .......................................................

19

20

21

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBELAJARAN ......

A. Subjek Penelitian ...........................................................

1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian ..........................................

2. Waktu Penelitian .....................................................

3. Karakteristik Siswa .................................................

B. Deskripsi Persiklus .......................................................

1. Siklus I ...................................................................

2. Siklus II ..................................................................

C. Sumber Data dan Cara Pengambikan Data ..............................

D. Tolok Ukur Keberhasilan ........................................................

22

22

22

22

22

23

23

25

26

27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................

A. Hasil Penelitian .............................................................

1. Siklus I ...................................................................

2. Siklus II ..................................................................

B. Pembahasan ...................................................................

28

28

28

31

35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................

A. Kesimpulan ....................................................................

B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut ..............................

40

40

41

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 42

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 44

4

Page 5: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar merupakan

mata pelajar-an yang dianggap paling sulit oleh siswa

sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar mata

pelajaran tersebut. Padahal matematika merupakan mata

pelajaran yang wajib diberikan bagi siswa sejak Sekolah Dasar

hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam mata pelajaran

matematika cukup banyak dibandingkan dengan mata

pelajaran IPA dan IPS.

Kemampuan baca tulis dan berhitung bagi siswa SD

merupakan syarat naik ke kelas IV. Tes Kemampuan Dasar

(TKD) menjadi acuan dalam peningkatan mutu pendidikan

khususnya SD kelas III. Persyaratan tersebut dipandang satu

keharusan yang harus dikuasai siswa sebelum memasuki

kelas tinggi (kelas IV-VI).

Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih

anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan

sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu

dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan seharihari.

5

Page 6: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari akan

dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah-

masalah kehidupan dalam berbagai kebutuhan kehidupan.

Karena kondisi yang demikian pentingnya, maka matematika

diberikan sejak anak memasuki bangku sekolah sejak kelas I

sampai kelas XII (SMA). Namun demikian matematika masih

kurang diminati anak didik baik di tingkat SD, SMP maupun

SMA. Hal yang demikian perlu mendapatkan perhatian bagi

guru untuk memperbaiki metode serta pendekatan dalam

belajar mengajar sehingga anak didik merasa senang dan

termotivasi untuk belajar matematika.

Sebagaimana yang terjadi di kelas VI SD Negeri

Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura

di mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

merupakan urutan yang terbawah dari semua mata pelajaran

yang diajarkan di kelas VI. Diketahui bahwa pada kompetensi

dasar ”menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” dari

ulangan harian yang dilakukan selama dua kali, hasilnya baru

mencapai rata-rata kelas 5,6. Hal tersebut masih sangat perlu

diupayakan peningkatannya. Menurut hasil analisis ulangan

harian, diketahui bahwa pada

Tahun Pelajaran 2008/2009 hasil belajar siswa pada

pokok bahasan menentukan volume bangun ruang baru

mencapai rata-rata 56 dan pada tahun 2009/2010 baru

mencapai rata-rata kelas 59. Hal tersebut menunjukkan

bahwa ada kesulitan yang cukup berarti bagi siswa kelas VI

dalam memecah-kan dan menyelesaikan soal kompetensi

dasar ”menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”, maka

perlu upaya peningkatan kemampuan melalui upaya-upaya

yang dapat dilakukan oleh guru.

6

Page 7: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap pokok

bahasan volume bangun ruang antara lain melalui

penggunaan alat peraga. Penggunaan alat peraga dalam

kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep

matematika yang dipelajarinya dengan mudah. Konsep

matematika seperti bangun ruang akan mudah dimengerti

anak didik pada saat pembelajaran berlangsung. Sifat alat

peraga itu sendiri membantu memperjelas konsep-konsep

abstrak agar menjadi konkret.

Alat peraga akan merangsang minat siswa sekaligus

mempercepat proses pemahaman siswa ketika mendapati

hal-hal yang abstrak dan yang sulit dimengerti anak. Kebaikan

alat peraga bagi pembelajaran juga membuat anak lebih

bersemangat karena tidak merasakan kejenuhan.

Pembelajaran dengan alat peraga mudah dicerna anak didik

dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat verbalistik.

Alat peraga yang tepat untuk menerangkan ”menghitung

volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” di antaranya bentuk

prisma dan tabung lingkaran satuan. Alat peraga tersebut

menjadikan anak akan mampu memecahkan masalah melalui

pengamatan, penganalisisan dan pembuktian secara terpadu

sehingga konsep volume bangun ruang akan mudah

diselesaikan anak didik pada saat mempelajari konsep volume

bangun ruang.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan pembelajaran matematika yang dapat teridentifikasi di

SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten

Astinapura adalah sebagai berikut.

7

Page 8: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

1. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.

2. Hasil belajar matematika pada semua tingkat kelas menempati

urutan terbawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

3. Proses pembelajaran matematika belum dapat menarik perhatian

siswa sehingga motivasi belajar siswa belum terangsang.

4. Kelengkapan media pembelajaran yang ada di sekolah masih

sangat terbatas.

5. Kegiatan pembelajaran masih berlangsung secara konvensional.

C. Analisis Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah dan identifikasi

masalah tersebut di atas maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian tindakan untuk mengkaji lebih

mendalam yang dirumuskan dalam judul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi

Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga

pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura”.

Adapun peneliti tertarik memilih judul tersebut dengan

pertimbangan sebagai berikut.

1.Peneliti sebagai guru kelas VI SD Negeri Permana Utama,

Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura merasa perlu

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi

dasar tersebut yang nilai rata-ratanya baru mencapai 5,6.

2.Sepengetahuan peneliti, judul tersebut belum diangkat dan

diteliti oleh peneliti terdahulu.

3. Peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika dengan mengupayakan pengadaan alat

8

Page 9: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

peraga buatan peneliti bersama siswa serta

menggunakannya dengan tepat dan optimal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah

di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut.

”Apakah penggunaan alat peraga prisma segi tiga dan

tabung lingkaran satuan dapat meningkatkan hasil belajar

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran

pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran

dengan menggunakan alat peraga buatan sendiri berbentuk

prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan melalui

pembelajaran kontekstual fokus pemodelan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan

sekolah.

1. Bagi Siswa

a. Meningkatnya hasil belajar pada kompetensi dasar

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung

lingkaran.

b. Meningkatnya motivasi belajar matematika.

9

Page 10: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

c. Meningkatnya rasa percaya diri.

2. Bagi guru

a. Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar.

b. Merupakan umpan balik keberhasilan siswa dalam

menguasai kompetensi dasar menghitung volume prisma

segi tiga dan tabung lingkaran.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran karena dengan

kegiatan PTK ini guru lebih terampil menggunakan alat

peraga.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dan

kontribusi positif bagi sekolah sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat dijadikan

model pembelajaran oleh guru sekolah dasar lain dalam

pembelajaran kompetensi dasar menghitung volume

prisma segi tiga dan tabung lingkaran.

10

Page 11: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoretis

1. Hakikat Belajar

Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari

seringkali sering diartikan yang kurang tepat, biasanya orang

awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar

identik dengan mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar

seperti tersebut masih sempit. Menghafal tidak dinamakan

belajar.

Loster D. Crow and Crow menyatakan bahwa belajar

adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu

pengetahuan dan berbagai sikap (Kasijan, 1984:16). Sumadi

Suryabrata (1984:249) menyatakan bahwa kegiatan belajar

mencakup tiga hal yaitu: a) membawa perubahan, b) terjadi

karena didapatkan kecakapan baru, dan c) terjadi karena ada

upaya. Belajar pada dasarnya adalah berusaha mendapatkan

sesuatu kepandaian (Poerwadarminta,1988:108). Sedangkan

menurut istilah populer bahwa pengertian belajar adalah

proses perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai

bentuk pengalaman-peng-alaman atau praktik (David R,

1996:2). Menutrut Winkel bahwa belajar diarti-kan sebagai

suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu relatif konstan

dan berbekas (WS Winkel,198:36).

11

Page 12: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Dengan demikian belajar adalah perubahan-perubahan

yang relatif konstan dan berbekas menyangkut pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil

yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri

dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan. Hasil belajar

berasal dari kata hasil dan belajar. Agar tidak menyimpang

dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara

per kata terlebih dahulu. Belajar berasal dari kata “ajar”

mendapat awalan “bel-” yang kemudian menjadi kata jadian

“belajar” mengandung makna proses belajar.

Kata belajar menunjuk arti apa yang harus dilakukan

seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran, bukan

sekedar menghapal, bukan pula se-kedar mengingat

(Sardiman,1998:34). Belajar pada dasarnya merupakan suatu

proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya. Belajar adalah

proses yang aktif, yaitu mereaksi semua situasi yang berada

disekitar individu, yang mengarah pada suatu.

Belajar pada hakikatnya perubahan pada diri seseorang

sebagai subjek didik untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Karena belajar adalah suatu proses merubah

kondisi seseorang yang terwujud dalam tiga ranah, maka

bagaimana agar belajar benar-benar terjadi. Ada beberapa

teori belajar yang akan penulis paparkan dalam pembahasan

12

Page 13: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

ini untuk melihat bagaimana hakikatnya belajar yang

sesungguhnya.

Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar.

Hasil belajar diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat

dicapai (Winkel,1998:162). Hasil belajar merupakan

keberhasilan yang telah dirumuskan guru berupa kemampuan

akademik. Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan

berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti

hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Dalam hasil

belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

(Sunaryo,1983:4).

Dari berbagai kajian definisi hasil belajar di atas maka

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

matematika yang berupa kemampuan akademis siswa dalam

mencapai standar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya dan harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Belajar dipengaruhi pula oleh faktor-faktor baik

dari dalam maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua

kategori yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1) Kesehatan anak

2) Rasa aman

3) Kemampuan dan minat

4) Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan

dipelajari (Rustiyah NK, 1995:123).

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar

adalah sebagai berikut.

13

Page 14: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

1) Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar.

2) Motivasi dari luar (Rustiyah NK,1995:123).

Adapun faktor yang datang dari luar diri anak, yaitu dari

sekolah tempat anak belajar seperti guru, waktu, sarana dan

prasarana belajar, kurikulum, materi, dan suasana belajar.

Selain faktor-faktor yang mempe-ngaruhi hasil belajar, juga

siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar baik itu

bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat

endogen adalah faktor biologis dan faktor psikologis siswa.

Sedangkan faktor eksogen adalah seperti sikap orang tua,

suasana lingkungan, sosial ekonominya, dan sikap

budayanya. Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik

maka guru harus mengenal anak dengan baik pula karena

setiap anak tidak sama persis kesulitan dan permasalahan

yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus mampu

meneliti setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar

siswa.

Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah hasil akademis yaitu hasil yang dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar yang telah dirumuskan

guru baik berupa segi kognitif, afektif maupun dari segi

psikomotornya. Dalam proses belajar dan mengajar seorang

guru wajib menentukan tujuan pembelajaran baik tujuan

pembelajaran umum maupun khusus. Mengukur keberhasilan

belajar siswa atau hasil yang dicapai siswa harus mampu

mengevaluasi belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat

dilihat dari segi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan

belajar maka guru harus menentukan tujuan pembelajaran

khusus yang baik. Ada beberapa kriteria dalam pembuatan

14

Page 15: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu sebagai

berikut.

a) Mengandung satu jenis perbuatan.

b) Dinyatakan dalam kualitas dan kuantitas

penguasaan siswa.

c) Kondisi yang bagaimana yang diinginkan

guru (Surakhmad,1981:28).

Jadi hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar

yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses

belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif,

afektif maupun psikomotorik. Hasil yang dimaksudkan dalam

penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa

hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil akademik ini

berupa angka kuantitas yang dituliskan dalam buku raport.

Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian ini, hasil

belajar adalah peningkatan keberhasilan siswa dalam

mencapai tuju-an pembelajaran yang ditetapkan guru. Hasil

belajar yang dicapai siswa ber-kaitan erat dengan kesulitan

belajar dan keberhasilan belajar. Kesulitan belajar siswa

dalam mata pelajaran matematika dapat diketahui dari ciri-

cirinya. Kesulitan belajar yaitu di mana anak didik atau siswa

tidak mampu belajar sehingga hasil di bawah potensi

intelektualnya (Alan O Ross, 1974:103). Menurut Lerner

(1931:367) dalam buku pendidikan bagi anak berkesulitan

belajar, (Dr. Mulyono Abdurrahman, 1999:262) adalah

kekurang pahaman tentang simbol, nilai tempat, perhitungan

dan penggunaan proses yang keliru dan tulisan yang tidak

terbaca.

15

Page 16: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Menurut Mulyono Abdurrahman (1996:6) bahwa

kesulitan belajar adalah terjemahan dari learning disability.

Terjemahan tersebut diartikan sebagai ketidakmampuan

belajar. Menurut Kuffman dan Lloyd (1985:14) dikutip oleh

Mulyono Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar

adalah gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis

dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa

ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut memungkinkan

menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan,

berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau

berhitung. Learner berpendapat, ada beberapa karakteristik

anak berkesulitan belajar seperti berikut ini.

a. Adanya gangguan dalam hubungan keruangan.

b. Abnormalitas persepsi visual.

c. Assosiasi visual motorik.

d. Perverasi.

e. Kesulitan mengenal dan memahami simbol.

f. Gangguan penghayatan tubuh.

g. Kesulitan dalam bahasa dan membaca

h. Performance IQ jauh lebih rendah daripada sektor verbal IQ

(Abdurrahman, 1999:259).

Jadi kesulitan belajar matematika disebabkan

rendahnya kemampuan intelegensi, banyaknya terkait

dengan kesulitan memahami konsep visual dan adanya

gangguan assosiasi visual motorik.

Gejala adanya kesulitan belajar meliputi :

a. Hasil yang rendah di bawah rata-rata kelompok kelas.

b. Hasil yang dicapai dengan usaha tidak seimbang.

c. Lambat dalam melakukan tugas belajar.

16

Page 17: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

d. Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh,

berpura-pura dusta dan lain-lain.

e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Supriyono,

1991:89).

Jenis kesulitan belajar menurut Erman Amti, (1992:67)

masalah belajar pada dasarnya digolongkan atas: (a) sangat

cepat dalam belajar, b) keterlambatan akademik, (c) lambat

belajar, (d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi dalam

belajar, (f) sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar dan

kehadiran di sekolah sering tidak masuk.

Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat

bantuan dari guru dalam hal ini adalah layanan bimbingan

belajar, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan

belajar secara baik dan terarah.

3. Prinsip-prinsip Mata Pelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika berkaitan dengan

kemampuankemampuan siswa mengenai pemahaman

struktur dasar sistem bilangan daripada mempel-ajari

keterampilan dan fakta-fakta hafalan. Pelajaran matematika

sesuai dengan kurikulum SD tahun 2006 (Standar Isi yang

dikembangkan menjadi KTSP) menekankan mengapa dan

bagaimana matematika melalui penemuan dan eksplorasi.

Mata pelajaran matematika menerapkan prinsip-prinsip basic

skill movement yang mencerminkan beberapa kemampuan

dasar matematika bagi siswa SD yang meliputi hal sebagai

berikut.

a. Menyiapkan anak untuk belajar matematika

b. Maju dari konkret ke abstrak

17

Page 18: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

c. Penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan

mengulang

d. Generalisasi ke dalam situasi baru

e. Bertolak dari kekuatan dan kelemahan siswa

f. Perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep

atau keterampilan matematika

g. Penyediaan program matematika yang seimbang.

(Mulyono, 1999:273).

Oleh karena itu ada beberapa pendekatan dalam

pengajaran mate-matika di SD, yaitu sebagai berikut.

a. Urutan belajar yang bersifat perkembangan

Dalam hal ini guru diharapkan memberikan pelajaran

matematika sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Tidak akan ada manfaatnya mengajarkan anak suatu

konsep atau keterampilan matematika sebelum mencapai

tahap perkembangan tersebut karena tidak akan berhasil.

b. Belajar Tuntas

Dalam pembelajaran matematika guru harus

menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus.

Sasaran tersebut harus dapat diukur dan diamati,

menguraikan langkah-langkah yang sudah dikuasai oleh

siswa dari soal mudah, sedang ke tingkat yang sukar, dan

mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.

c. Strategi belajar

Strategi belajar matematika memusatkan bagaimana

siswa belajar agar dapat mengembangkan stratgi belajar

metakognitif yang mengarah-kan proses mereka dalam

belajar.

d. Pemecahan Masalah (Mulyono, 1999:255)

18

Page 19: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Strategi belajar matematika dengan pemecahan

masalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah kaitannya dengan soal-soal

matematika.

Keempat pendekatan dalam pembelajaran matematika

di SD tersebut, tentunya menuntut kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran, juga dituntut lebih aktif dan

cermat melakukan strategi pembelajaran agar siswa yang

mengalami kesulitan belajar tidak merasa ditinggalkan tetapi

terlayani dengan baik dengan cara kemampuannya sendiri

dan mampu mengikuti setahap demi setahap.

4. Evaluasi Pelajaran Matematika

Evaluasi pembelajaran matematika secara umum sama

dengan evaluasi mata pelajaran lainnya baik jenis evaluasi

maupun bentuk-bentuk soalnya. Evaluasi matematika di

Sekolah Dasar merupakan salah satu cara atau kegiatan

pembelajaran untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dan

pen-capaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi

pelajaran matematika keberhasilan siswa diukur dari proses

pengerjaan dan diukur dari kebenaran dalam jawaban yang

dihasilkan. Dengan demikian bagaimana proses pengerja-

annya dan bagaimana hasil jawabannya.

Dalam hal kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru

mata pelajaran matematika menurut Learner, dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Memutuskan apa yang akan diukur.

19

Page 20: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

b. Memilih atau mengembangkan suatu herarki keterampilan.

c. Memutuskan di mana memulai.

d. Memilih atau mengembangkan instrumen.

e. Melaksanakan tes.

f. Mengadministrasikan tes.

g. Mencatat kekeliruan dan gaya kinerja.

h. Menganalisis temuan dan meringkaskan hasil.

i. Memperkirakan alasan kekeliruan dan menentukan bidang

yang akan diperiksa.

j. Memeriksa.

k. Melengkapi catatan dan rumusan tujuan-tujuan

pembelajaran khusus

(Mulyono, 1999:266).

Ranah yang diungkapkan dalam evaluasi pembelajaran

matematika yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga

ranah tersebut dievaluasi dengan tes hasil belajar yang

menggunakan berbagai ragam bentuk soal tes sesuai dengan

materi yang akan diukur kemajuan dan keberhasilannya.

5. Alat Peraga

a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat

peraga yang diguna-kan sebagai alat bantu dalam

pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

Menurut Heinrich (1996) menyatakan bahwa keseluruhan

sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi

pendidikan. Media merupakan jamak dari kata medium adalah

suatu saluruh untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin

yang berarti “antara”. Istilah ini kepada sesuatu yang

membawa informasi ke penerima tercetak, komputer dan

20

Page 21: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

instruktur. Yang demikian ini dipandang sebagai media ketika

mereka membawa pesan dengan suatu maksud

pembelajaran.

Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran

antara lain; (1) media non projektif antara lain fotografi,

diagram, sajian dan model-model, (2) media projektif antara

lain slide, filmstrif, transparansi, dan komputer proyektor, (3)

media dengar seperti radio kaset, (4) media gerak seperti

vidio dan film, (5) komputer, multimedia, (6) serta media yang

digunakan untuk belajar jarak jauh (UPI, 2001:200).

Alat peraga sebagai media pembelajaran dapat

menjadikan materi pelajaran yang disampaikan lebih konkret

sehingga mudah dicerna siswa. Alat peraga menambah

konkretnya materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi

kehidup-an siswa. Karena itulah guru matematika yang dalam

pembelajaran meng-gunakan alat peraga akan memperoleh

keuntungan sebagai berikut.

1. Siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar

mengajar lebih termotivasi. Baik siswa maupun guru,

terutama siswa menjadi tumbuh minatnya terhadap

pelajaran yang sedang diajarkan.

2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk

konkret dan karena itu lebih dipahami dan

dimengerti, dan dapat ditanamkan pada

tingkattingkat yang lebih rendah.

3. Hubungan antara konsep abstrak matematika

dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih

dapat dipahami.

21

Page 22: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam

pembelajaran. Dalam praktik kegiatan pendidikan, alat peraga

sering pula disebut dengan media pembelajaran. Oleh karena

itu dalam hal ini peneliti tidak akan memper-soalkan

penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media

memiliki arti “perantara” atau “pengantar” atau peraga

(Depag RI,2004:11).

Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu:

a. guru sebagai pengendali siswa;

b. guru mengggunakan alat peraga dalam

pembelajaran;

c. guru sebagai sumber bersama dengan sumber

lainnya dalam pembelajaran; dan

d. guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan

manusia atau guru bermedia ( UPI, 2001:200).

Media dan alat peraga memiliki perbedaan yaitu

sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut.

22

Page 23: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Skema 1: Model Pembelajaran yang dilakukan guru (Nana

Sujana,1991:13).

Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas

menunjukkan keragaman bahwa ada guru yang menggunakan

media dan ada guru yang menggunakan alat peraga dalam

kegiatan pembelajaran. Ada empat pola guru dalam

pembelajaran yaitu sebagai berikut.

a. Guru sebagai pengendali siswa, disini tugas guru adalah

melakukan manajemen kelas dan mengukur kemajuan

balajar siswa secara bertahap dan berkelanjutan.

b. Guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan guru sedapat mungkin

diupayakan menggunakan alat peraga, hal ini

dimaksudkan agar materi pelajaran yang disampaikan

dapat dimengerti dan mudah dicerna oleh siswa sehingga

tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara

optimal.

c. Guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya

dalam pembelajaran artinya baik guru maupun media

pembelajaran yang lain dijadikan sumber belajar.

d. Guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia

(guru bermedia).

Meskipun ada perbedaan, pada prinsipnya media dan

alat peraga me-rupakan perantara dalam kegiatan

pembelajaran. Kaitannya dengan pembel-ajaran matematika

maka alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajar-an

sesuai dengan materi yang akan diberikan pada saat itu. Di

antaranya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran

23

Page 24: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

menentukan volume kubus bangun ruang adalah sebagai

berikut.

b. Alat Peraga Model Kubus, Prisma, dan Tabung

Satuan

1) Fungsi

Alat peraga model kubus satuan memiliki fungsi

untuk menunjukkan volum/isi kubus atau balok.

Alat peraga model prisma satuan memiliki fungsi

untuk menunjukkan volum/isi prisma.

Alat peraga model tabung satuan memiliki fungsi

untuk menunjukkan volum/isi tabung atau selinder.

2) Bentuk Alat

Bentuk alat-alat peraga yang dibuat sendiri sebagai

berikut.

Model kubus satuan, prisma segitiga satuan, dan tabung

lingkaran satuan

1) Alat dan bahan

a. Alternatif bahan 1 : karton tebal/karton duplek,

lem, spidol, plastik jilid.

b. Alternatif bahan 2 : Styrofoam, spidol.

c. Perkakas : kuas, gunting,

cutter/pemotong

2) Cara pembuatan alat peraga.

Jika bahan yang dipergunakan karton tebal, karton

duplek, atau styrofoam maka cara membuat alat

24

Page 25: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

peraga yaitu dengan membuat jaring-jaring kubus,

prisma segitiga, dan tabung lingkaran.. Untuk

menghubungkan sisi yang satu dengan yang lain

buatlah lidah pada jaring-jaringnya. Selanjutnya

bentuklah jaring-jaring kubus sebagaimana gambar

berikut.

Model jaring-jaring Kubus

Model jaring-jaring Prisma Segitiga

25

Page 26: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Model Jaring-jaring Tabung Lingkaran

3) Penggunaan Alat dalam Kegiatan Belajar Mengajar

1. KTSP Matematika SD Edisi Tahun 2006

Kelas VI/ Semester I

Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas segi banyak

sederhana, luas lingkaran, dan

volume prisma segitiga.

Kompetensi Dasar : 3.3 Menghitung volume prisma

segitiga dan tabung lingkaran

2. Penggunaan Alat Menghitung Volume Kubus

a. Tunjukkan pada siswa bahwa 1 (satu) buah

kubus didefiniskan sebagai satu satuan isi

b. Siswa diminta menyebutkan banyaknya

kubus satuan pada gambar berikut ini.

26

Page 27: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Siswa disuruh mengisi setiap kotak

transparan yang telah disiapkan dengan kubus

satuan, dan menghitung banyak-nya kubus satuan

yang dapat mengisi masing-masing kotak.

Untuk menghitung volume prisma segi tiga,

siswa ditugaskan untuk mengukur masing-masing

sisi rusuk prisma, tinggi segi tiga kemudian

menghitung luas segi tiga. Sedangkan dalam

menentukan volume tabung lingkaran, siswa

ditugaskan untuk mengukur jari-jari lingkaran

serta panjang rusuk, kemudian menghitung luas

lingkaran.

6. Materi Pokok Bahasan Menentukan Volume Bangun

Ruang

Dalam kegiatan penelitian ini, pokok bahsan yang

dijadikan penelitian yaitu menghitung volume prisma segi

tiga dan tabung lingkaran. Untuk sekedar mengingatkan

siswa, siswa diajak kembali untuk menemu-kan volume

kubus dengan uraian materi sebagai berikut.

a. Menentuan volume kubus

27

Page 28: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Penentuan volume kubus didasarkan pada rumus

volume kubus. Menentukan volume kubus rumusnya

adalah sebagai berikut. sisi x sisi x sisi= volume

Volume dinyatakan dengan satuan kubik (3)

b. Menentukan volume prisma

Penentuan volume prisma segitiga didasarkan pada

rumus volume prisma, yakni:

Volume prisma segitiga = luas alas × tinggi = × a × b × t

c. Menentukan volume tabung

Penentuan volume tabung lingkaran didasarkan kepada

rumus selinder sebagai berikut.

Volume Tabung = π x r x r x t

= π x r2 x t

B. Kerangka Berpikir

Sebagaimana teori yang dikaji tersebut di atas, bahwa

alat peraga memiliki fungsi untuk mempermudah pemahaman

siswa terhadap materi pel-ajaran yang disampaikan. Alat

peraga berperan penting dalam meningkatkan keberhasilan

siswa karena melalui penggunaan alat peraga siswa dapat

mengamati, menaksir, dan meramalkan berbagai hal baik

melalui indera peng-lihat, peraba maupun pendengar.

Keterlibatan alat-alat indera menggairahkan siswa

dalam belajar sehingga akan mudah terangsang untuk

mencoba melakukan sesuatu hal yang diperlukan.

Penggunaan alat peraga prisma dan tabung buatan

sendiri dalam pembelajaran kompetensi dasar “menghitung

28

Page 29: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”, dapat meningkatkan

perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dan

mengajar. Kemudahan yang akan diperoleh siswa melalui

penggunaan alat peraga tersebut yaitu siswa dapat

mengukur, mengamati, menaksir dan menangkap apa yang

seharusnya kemudian dapat menyelesaikan masalah yang

dihadapi yaitu Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

secara tepat.

Kecepatan dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan

masalah tersebut memungkinkan lebih meningkat hasil

belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan

penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran

satuan maka kemampuan siswa dalam menghitung volume prisma

segitiga dan tabung lingkaran akan meningkat. Sebaliknya jika

pembelajaran matematika kompetensi dasar “menghitung volume

prisma segitiga dan tabung lingkaran” dalam pembelajaran di kelas

tidak menggunakan alat peraga, maka hasil belajar siswa

kurang dapat diterima siswa yang pada akhirnya akan

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kebermaknaan dan kemudahan menyerap materi

pelajaran dapat dilakukan melalui latihan mengukur secara

langsung terhadap benda-benda baik benda langsung

maupun alat peraga sehingga siswa akan memiliki

kemampuan keterampilan dan pemahaman terhadap apa

yang dipelajarinya. Kemampuan inilah yang menjadikan hasil

belajar siswa akan mudah untuk ditingkatkan.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui

penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran

29

Page 30: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

satuan maka hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam

kompetensi dasar menghitung volume prisma segitiga dan tabung

lingkaran dapat ditingkatkan”.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI SD

Negeri Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura

dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-

laki dan 5 siswa perempuan. Kelas VI SD Negeri Permana Utama,

Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura ini merupakan tempat tugas

peneliti.

2. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penelitian terdiri atas dua siklus dengan

masing-masing terdiri atas satu pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran

pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut.

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pada jam

pelajaran ke-4 dan ke-5.

b. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Juli 2010 jam ke-1

dan ke-2.

Penentuan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II tersebut didasarkan

pada jadwal pelajaran mata pelajaran matematika di kelas.

30

Page 31: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

3. Karakteristik Siswa

Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas VI

SDN Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura yang

berjumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan

5 siswa perempuan. Sebagaimana kebanyakan siswa di daerah, prestasi

belajar matematika para siswa kurang begitu menggembirakan sehingga

pada siswa yang berjumlah 19 orang tersebut tidak ada siswa yang

menonjol dalam prestasi belajar matematika. Sementara itu, terdapat 2

siswa yang rata-rata prestasi belajarnya di bawah rata-rata.

B. Deskripsi Per Siklus

1. Siklus I

Sesuai dengan perencanaan bahwa siklus I dilaksanakan pada hari

hari Selasa tanggal 27Agustus 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5.

Langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

1) Dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan materi

“menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”, dan

observasi terhadap pembelajaran matematika yang berlangsung.

2) Identifikasi masalah.

Identifikasi dan klarifikasi semua masalah yang dihadapi oleh

siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Merancang rencana pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Guru menyiapkan rencana pengajaran.

2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.

3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses

pembelajaran.

31

Page 32: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

4) Guru menjelaskan materi tentang kompetensi dasar

“menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”

dilanjutkan dengan memberikan contoh-contoh soalnya.

5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif

dalam proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pen-

dapat, diskusi dan lain sebaginya.

6) Guru memberikan soal-soal latihan setiap akhir pertemuan.

7) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 1.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data

aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran (guru) maupun data

pembelajaran siswa. Peneliti menyiapkan angket observasi yang

dilakukan dengan data pengukur.

d. Refleksi

Data dikumpulkan kemudian direfleksi oleh peneliti. Refleksi

dilakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun

kualitatif. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan

bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru

yang teah dilakukan. Kemudian direfleksikan berupa hasil analisis

yang telah dikerjakan.

1) Apakah terjadi peningkatan kualitas belajar sebelum diterapkan

pembelajaran dengan alat peraga?

2) Apakah alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan hasil

belajar dan pemahaman siswa konsep bangun ruang dalam

kompetensi dasar “menghitung volume prisma segitiga dan

tabung lingkaran”?

3) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar

setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga?

32

Page 33: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

4) Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang

diharapkan guru?

5) Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran matematika yang

baik?

6) Sudahkah guru mengadakan pendekatan kepada siswa dengan baik

dan menggunakan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran

satuan?

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua pertemuan yakni pada hari

Selasa tanggal 31 Agustus 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 dan hari

Jumat tanggal 3 September 2010 jam ke-1 dan ke-2 dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka diadakan perencanaan

sebagai berikut.

1) Identifikasi masalah

Masalah siklus 1 yang belum berhasil pada kompetensi dasar

“menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”.

2) Rencana tindakan

Penerapan pembelajaran dengan meningkatkan efektivitas peng-

gunaan alat peraga harus lebih ditekankan lagi terutama agar lebih

mengoptimalkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

b. Pelaksanaan

1) Guru melakukan semua tindakan sebagaimana pada

siklus I.

2) Guru memberikan soal-soal latihan.

33

Page 34: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

3) Menjelaskan materi lanjutan dengan alat peraga

yang lebih banyak dan variatif.

4) Mengadakan Tes akhir siklus II.

c. Pengamatan

Pelaksanaan atau tindakan siklus 2 sesuai dengan perencanaan yang

diprogramkan yaitu:

1) Atas dasar hasil siklus 1, maka permasalahan dapat

diidentifikasi dan dirumuskan.

2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara

mengadakan pendekatan dan bimbingan khusus.

3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang

dipahami siswa dengan contoh-contoh soalnya secara sistematis.

4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga dalam pembelajaran konsep bangun

ruang dalam kompetensi dasar “menghitung volume prisma

segitiga dan tabung lingkaran”.

5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas

kembali.

6) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 2.

d. Refleksi

Peneliti merefleksi semua tindakan pada siklus 1 dan siklus 2,

kemudian melakukan refleksi terhadap tindakan kelas yang telah

dilaksanakan. Refleksi terhadap keberhasilan siklus II menjadi dasar

pertimbangan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran, apakah

penelitian perbaikan dilaksanakan ke siklus berikutnya ataukah cukup

sampai pada siklus II saja.

C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

34

Page 35: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa kelas VI SDN Jati-

manggung Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura dan guru peneliti

serta guru teman sejawat. Jumlah sumber data siswa sebanyak 19 orang

siswa dan 2 guru (teman sejawat dan kepala sekolah).

2. Jenis Data

Data yang didapatkan dalam PTK ini berupa data kuantitatif dan kualitatif,

yang terdiri dari:

a) Hasil belajar siswa.

b) Data situasi pembelajaran.

c) Data pelaksanaan pembelajaran oleh guru.

3. Cara Pengambilan Data

a) Data Hasil belajar diambil melalui tes setiap akhir siklus.

b) Data situasi kondisi KBM diambil melalui pengamatan kelas.

c) Data refleksi dan perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil

melalui jurnal keberhasilan yang dibuat guru.

d) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru peneliti

oleh guru mitra.

D. Tolok Ukur Keberhasilan

Sebagaimana hasil belajar pada kompetensi dasar “menghitung

volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” pada siswa kelas VI SDN

Permana Utama tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata kelas baru dicapai sebesar

59 dan pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun pelajaran 2008/2009, rata-rata

kelas yang dicapai adalah 56.

Dengan demikian tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini

yang penulis tetapkan apabila siswa pada kompetensi dasar “menghitung

volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” yatu mencapai nilai rata-rata

kelas minimal 65.

35

Page 36: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan

kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume

Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga

pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,

Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” dilaksanakan

dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

dikemukakan pada Bab I, maka penelitian ini akan memfokuskan kepada

peningkatan hasil pembelajaran sebagai tujuan penelitian. Akan tetapi,

deskripsi proses pembelajaran pun akan disinggung jika data yang ditampilkan

memerlukan penjelasan yang rinci.

Data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II penelitian

tindakan ini dapat disajikan dalam uraian berikut ini.

36

Page 37: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

1. Siklus I

Siklus I pembelajaran kompetensi dasar ’menghitung volume

prisma segitiga dan tabung lingkaran’ melalui penggunaan alat peraga

bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011

ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Selasa tanggal 27

Juli 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Pada pelaksanaan tindakan

pembelajaran siklus I ini dilakukan pula pengamatan atas proses pembel-

ajaran dan diperoleh beberapa data temuan sebagai berikut.

a. Proses Pembelajaran

1) Pada awal kegiatan diskusi kelompok, pada

umumnya siswa masih merasa canggung dengan situasi

pembelajaran. Apalagi siswa harus mempelajari sendiri materi

pembelajaran melalui LKS yang dibagikan. Kegiatan menemukan

sendiri (inkuiri) konsep materi ’volume prisma segitiga’ dan

’volume tabung lingkaran’ bagi siswa merupakan hal yang relatif

cukup sulit karena melibat-kan beberapa konsep prasyarat seperti

penguasaan cara menghitung luas segitiga, luas segi empat, dan

luas lingkaran.

2) Hal kedua yang merupakan kegiatan baru bagi para

siswa adalah mempresentasikan konsep yang ditemukannya dalam

presentasi kelas. Penguasaan komunikasi yang relatif masih kurang

menjadi hambatan siswa dalam mengungkapkan gagasannya.

3) Proses diskusi yang berjalan pada setiap kelompok

tampak tidak seimbang. Jalannya proses diskusi banyak didominasi

oleh siswa-siswa yang aktif dan biasa memperoleh prestasi baik.

Hal ini menjadi catatan peneliti bagi perbaikan siklus berikutnya.

37

Page 38: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

4) Alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran

ternyata tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan waktu

untuk pelaksana-an kuis atau tes akhir.

b. Hasil Pembelajaran

Data hasil pembelajaran yang diperoleh adalah dalam bentuk

akumulasi skor dan nilai perolehan siswa. Penilaian hasil pembelajaran

ini dilakukan segera setelah siswa melaksanakan kuis sehingga siswa

mengetahui secara langsung hasilnya serta hal apa saja yang

seharusnya mereka perbaiki.

Data empirik hasil penelitian siklus I ini dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.1

Data empiris hasil pembelajaran menghitung volume prisma dan tabung kelas VI SDN Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten

Astinapura pada siklus I

No NIS Nama SiswaL/P

Jumlah Skor

Nilai Perolehan

Ketuntasan

1 0506.01.001 Aris Munandar L 10 62,50 Belum Tuntas

2 0506.01.002 Abdul Sopyan L 10 62,50 Belum Tuntas

3 0506.01.003 Ari Sutiawan L 14 87,50 Tuntas

4 0506.01.004 Andri L 8 50,00 Belum Tuntas

5 0506.01.005 Cucu Nurmalia P 11 68,75 Tuntas

6 0506.01.006 Detia Fitriani P 11 68,75 Tuntas

7 0506.01.007 Jang Akbar Pamungkas L 9 56,25 Belum Tuntas

8 0506.01.008 Kasman L 9 56,25 Belum Tuntas

9 0506.01.009 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas

10 0506.01.011 Mufti Abdurahman L 9 56,25 Belum Tuntas

11 0506.01.012 Riskawati P 12 75,00 Tuntas

12 0506.01.013 Rudianto L 10 62,50 Belum Tuntas

13 0506.01.014 Syamsul Mukarom L 8 50,00 Belum Tuntas

14 0506.01.015 Sela Astiana P 14 87,50 Tuntas

15 0506.01.016 Ade Nursalam L 8 50,00 Belum Tuntas

16 0506.01.019 Yoga Wijaya L 11 68,75 Tuntas

17 0607.02.037 Saepul Ilham L 12 75,00 Tuntas

38

Page 39: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

No NIS Nama SiswaL/P

Jumlah Skor

Nilai Perolehan

Ketuntasan

18 0708.03.025 Sutisna L 8 50,00 Belum Tuntas

19 0708.03.030 Dewi Novitasari P 11 68,75 Tuntas

JUMLAH SKOR   197 1231,25 9RATA-RATA SKOR   10,37 64,80  SKOR TERTINGGI   14 87,5  SKOR TERENDAH   8 50  

SKOR IDEAL   16 100  KKM     65  

% KETUNTASAN BELAJAR       47,37

Tabel di atas menunjukkan data perolehan hasil belajar siklus I

siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara yang

memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,80 dengan nilai tertinggi sebesar

87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Jumlah siswa yang telah

mencapai ketuntasan (> 65) adalah 9 orang dari jumlah siswa 19 atau

sebesar 47,37 %. Sebagaimana diketahui bahwa batas taraf ketuntasan

pembelajaran di tingkat kelas harus mencapai sekurang-kurangnya 85

%.

Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai

berikut.

39

Page 40: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada

Siklus I

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

siklus I belum mencapai keberhasilan yang diharapkan sehingga perlu

diperbaiki dalam bentuk tindakan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Siklus II tindakan pembelajaran ”Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran

melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura” ini merupa-kan

siklus tindakan tahap kedua dan merupakan perbaikan dari pelaksana-an

siklus tindakan tahap pertama. Pada siklus II ini beberapa hal meng-alami

perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan data temuan yang diperoleh

selama pembelajaran dan hasil pembelajaran siklus I.

a. Proses Pembelajaran

Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan sejumlah perbaikan

dan penyesuaian bagi siswa agar siswa dapat menyerap pembelajaran

dengan baik.

1) Pembagian kelompok siswa diubah dengan cara

menyebar kembali siswa-siswa berkemampuan tinggi ke dalam 4

kelompok baru, demikian juga siswa-siswa yang memiliki

kemampuan menengah dan rendah. Jumlah kelompok belajar di

dalam kelas tetap tidak berubah, hanya anggotanya komposisinya.

2) Dampak pertama yang dapat dilihat dari perubahan

kelompok ini adalah jalannya proses diskusi menjadi lebih dinamis

dan hampir seluruh siswa terlibat dalam diskusi kelas. Di sisi lain,

peneliti dengan dibantu teman sejawat melakukan layanan

40

Page 41: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

individual kepada siswa-siswa tertentu yang sulit memahami

konsep materi yang sedang dipelajari.

3) Alat peraga yang digunakan, yang terdiri atas alat peraga

bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran, diperbanyak

dengan menggunakan kertas manila karton dan dibagikan kepada

masing-masing kelompok. Dengan bantuan alat peraga yang

dipegang oleh setiap anggota dalam kelompok ini, ternyata siswa

lebih mudah memahami konsep materi pembelajaran jika

dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada siklus I.

4) Meskipun proses pembelajaran secara keseluruhan sudah

berjalan lancar dan siswa tidak lagi canggung melaksanakan

kegiatan demi kegiatan, waktu yang tersedia ternyata masih belum

cukup juga. Kuis atau tes akhir pembelajaran terpaksa dilaksanakan

di luar jam pembelajaran selama 20 menit.

b. Hasil Pembelajaran

Siklus II penelitian ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui

Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun

pelajaran 2010-2011” merupakan tahap perbaikan tindakan. Perbaikan

ini dilakukan berdasarkan temuan dan masukan yang diperoleh selama

melaksanakan penelitian tindakan siklus I.

Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Data empirik hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada Siklus II

No NIS Nama SiswaL/P

Jumlah Skor

Nilai Perolehan

Ketuntasan

1 0506.01.001 Aris Munandar L 12 75,00 Tuntas2 0506.01.002 Abdul Sopyan L 12 75,00 Tuntas3 0506.01.003 Ari Sutiawan L 15 93,75 Tuntas

41

Page 42: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

No NIS Nama SiswaL/P

Jumlah Skor

Nilai Perolehan

Ketuntasan

4 0506.01.004 Andri L 12 75,00 Tuntas5 0506.01.005 Cucu Nurmalia P 13 81,25 Tuntas6 0506.01.006 Detia Fitriani P 16 100,00 Tuntas7 0506.01.007 Jang Akbar Pamungkas L 12 75,00 Tuntas8 0506.01.008 Kasman L 12 75,00 Tuntas9 0506.01.009 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas10 0506.01.011 Mufti Abdurahman L 12 75,00 Tuntas11 0506.01.012 Riskawati P 15 93,75 Tuntas12 0506.01.013 Rudianto L 12 75,00 Tuntas13 0506.01.014 Syamsul Mukarom L 12 75,00 Tuntas14 0506.01.015 Sela Astiana P 15 93,75 Tuntas15 0506.01.016 Ade Nursalam L 14 87,50 Tuntas16 0506.01.019 Yoga Wijaya L 14 87,50 Tuntas17 0607.02.037 Saepul Ilham L 14 87,50 Tuntas18 0708.03.025 Sutisna L 11 68,75 Tuntas19 0708.03.030 Dewi Novitasari P 12 75,00 Tuntas

JUMLAH SKOR   247 1543,75 19RATA-RATA SKOR   13,00 81,25  SKOR TERTINGGI   16 100  SKOR TERENDAH   11 68,75  

SKOR IDEAL   16 100  KKM     65  

% KETUNTASAN BELAJAR       100 %

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai

hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100

dan nilai terendah 68,75. Jika nilai tersebut dikomparasikan dengan

kriteria ketuntasan minimum (65,00), maka proses pembelajaran

kompetensi dasar ”menghitung volume prisma segitiga dan tabung

lingkaran” telah dianggap tuntas. Di samping itu, jumlah siswa yang

mencapai ketuntasan pada siklus II ini sebanyak 19 orang dengan

tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 100 % yang ternyata lebih

tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Oleh karena itu,

tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai

berikut.

42

Page 43: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada

Siklus II

B. Pembahasan

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang

sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah

direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pen-

dekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut

Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah

pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang

untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab

guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembel-

ajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk

meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Dengan pemilihan metode,

strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan

dari mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) ke arah berpikir

(thinking) dan pemahaman (understanding), dari model ceramah ke

pendekatan discovery learning atau inquiry learning, dari belajar individual ke

43

Page 44: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

kooperatif, serta dari subject centered ke clearer centered atau terkonstruksi-

nya pengetahuan siswa (Setiawan, 2005).

Pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and

Learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha mengaitkan

ilmu pengetahuan dengan dunia nyata di sekitar kita. Penggunaan alat peraga

pada konsep-konsep abstrak prisma segitiga dan tabung lingkaran pada

faktanya dapat memperjelas konsep pembelajaran sehingga siswa dapat

dengan mudah memahaminya. Alat peraga pada konteks CTL merupakan

model ideal yang menghubungkan konsep keilmuan matematika yang abstrak

dengan pemikiran siswa yang didominasi oleh kemampuan berpikir secara

visual.

Oleh karena itu, penggunaan alat peraga sebagai bentuk pemodelan

pembelajaran kontekstual dalam kompetensi dasar ’menghitung volume

prisma segitiga dan tabung lingkaran’ dapat meningkatkan kemampuan

berpikir siswa yang berakibat meningkatnya kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal penghitungan volume prisma segitiga dan tabung

lingkaran.

Apabila dikomparasikan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II, akan

dapat dilihat terjadinya peningkatan hasil belajar baik secara klasikal maupun

secara individual sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Data perbandingan hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada Siklus I

dan Siklus II

No NIS Nama SiswaL/P

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

Besar Pening-katan

1 0506.01.001 Aris Munandar L 62,50 75,00 12,52 0506.01.002 Abdul Sopyan L 62,50 75,00 12,53 0506.01.003 Ari Sutiawan L 87,50 93,75 6,254 0506.01.004 Andri L 50,00 75,00 255 0506.01.005 Cucu Nurmalia P 68,75 81,25 12,56 0506.01.006 Detia Fitriani P 68,75 100,00 31,257 0506.01.007 Jang Akbar Pamungkas L 56,25 75,00 18,758 0506.01.008 Kasman L 56,25 75,00 18,75

44

Page 45: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

No NIS Nama SiswaL/P

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

Besar Pening-katan9 0506.01.009 Moh. Iqbal Ibduloh L 75,00 75,00 0

10 0506.01.011 Mufti Abdurahman L 56,25 75,00 18,7511 0506.01.012 Riskawati P 75,00 93,75 18,7512 0506.01.013 Rudianto L 62,50 75,00 12,513 0506.01.014 Syamsul Mukarom L 50,00 75,00 2514 0506.01.015 Sela Astiana P 87,50 93,75 6,2515 0506.01.016 Ade Nursalam L 50,00 87,50 37,516 0506.01.019 Yoga Wijaya L 68,75 87,50 18,7517 0607.02.037 Saepul Ilham L 75,00 87,50 12,518 0708.03.025 Sutisna L 50,00 68,75 18,7519 0708.03.030 Dewi Novitasari P 68,75 75,00 6,25

JUMLAH SKOR   1231,25 1543,75 312,5RATA-RATA SKOR   64,80 81,25 16,45SKOR TERTINGGI   87,5 100 12,5SKOR TERENDAH   50 68,75 18,75

SKOR IDEAL   100 100KKM   65 65

% KETUNTASAN BELAJAR   47,37 % 100 % 56,63

Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan selalu terjadi pada setiap

individu siswa. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran

kontekstual dengan memfokuskan pada penggunaan alat peraga sebagai

pemodelan pada kompetensi dasar ’menghitung volume prisma segitiga dan

tabung lingkaran’ dapat berhasil. Hal ini disebabkan karena dalam

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual disertai dengan penggunaan

media mirip aslinya berupa alat peraga bangun ruang prisma segitiga dan

selinder yang terbuat dari bahan karton. Bagi guru media ini dapat memper-

mudah dalam penyampaian materi pembelajaran dan bagi siswa dapat

meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam menelaah materi. Secara

tidak langsung siswa akan aktif berpikir dan berupaya mencari jawaban yang

sesuai untuk setiap permasalahan yang muncul, sehingga sistem pembelajaran

yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan atau minat dan motivasi pada

siswa. Dan juga siswa akan menggunakan pengalaman-pengalaman yang ia

temui di lingkungan sebagai media yang dapat mengantarkan siswa agar lebih

mudah memahami suatu permasalahan yang dimaksud. Hal ini sejalan dengan

pendapat Heinich, Molenda dan Russel dalam Prayitno (1998) yang menyata-

kan bahwa media pengajaran dalam membelajarkan dapat mengkonkritkan

45

Page 46: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalah-

pahaman siswa dalam mempelajari dan memberikan pengalaman-pengalaman

yang nyata yang merangsang aktifitas diri sendiri untuk belajar. Dengan

keaktifan siswa ini akan meningkatkan motivasi pada siswa untuk belajar,

yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa manfaat

media pengajaran adalah menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu

terutama melalui media benda asli, selain itu media juga dapat memberikan

pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di

kalangan siswa. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa

dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang

dicapai. Media benda asli berupa kerangka bangun ruang dan alat peraga

lainnya dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa dalam

memahami sesuatu yang abstrak dan sukar untuk menambah minat,

memperbanyak materi dan merangsang terjadinya perubahan kognitif.

Selain itu di dalam pembelajaran kontekstual siswa dibagi-bagi men-

jadi beberapa kelompok untuk mempermudahkan dalam kegiatan pengamatan

dan diskusi. Dalam hal ini, menurut Fajar (2002) guru dalam pembelajaran

berfungsi sebagai fasilitator (pemberi kemudahan dalam belajar) sehingga

guru harus dapat mengubah pola tindakan peran siswa dalam pembelajaran

dari konsumen gagasan (seperti menyalin, mendengar, menghafal) menjadi

peran produsen gagasan (seperti bertanya, menjawab, meneliti, mengemuka-

kan pendapat).

Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual,

materi tumbuhan biji yang sulit dan mungkin membosankan akan dapat lebih

mudah diterima siswa, karena pembelajaran menjadi lebih menarik disebabkan

di dalam pembelajarannya menggunakan suatu media yang bersifat langsung

dalam bentuk objek nyata (Ibrahim dan Syaodirh, 2000). Cara yang ditempuh

oleh guru dalam proses pembelajaran adalah dengan membawa objek nyata

tersebut ke dalam kelas dan membawa siswa keluar kelas untuk mengamati

46

Page 47: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

benda-benda nyata yang serupa dengan bangun prisma segitiga (bangunan

atap sekolah) dan tabung lingkaran (drum minyak tanah). Dengan kegiatan

tersebut maka dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami

sendiri situasi yang sesungguhnya dan juga di dalam pembelajarannya siswa

dibagi dalam beberapa kelompok untuk mempermudahkan di dalam

pengamatan dan diskusi.

Pendekatan kontekstual dalam penelitian ini mempunyai kelebihan

karena berlangsung secara ilmiah dalam bentuk siswa mengalami atau meng-

amati sendiri, tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekat-

an kontekstual di dalam proses pembelajarannya memanfaatkan berbagai

sumber pembelajaran, setting belajar yang tidak selalu di dalam kelas dan

dapat memanfaatkan media apa saja untuk belajar.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat memperkuat

ingatan siswa pada materi yang telah diberikan guru di kelas yang pada

akhirnya dapat menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi pada siswa dan

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

pembelajaran berjudul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung

Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat

Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011”

telah berhasil. Dengan demikian, hipotesis penelitian “melalui

penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran

satuan maka hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam

kompetensi dasar menghitung volume prisma segitiga dan tabung

lingkaran dapat ditingkatkan” dapat diterima.

47

Page 48: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran

dengan menggunakan alat peraga buatan sendiri berbentuk

prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan melalui

48

Page 49: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

pembelajaran kontekstual fokus pemodelan. Maka, berdasarkan

hasil analisis dan pembahasan atas data hasil penelitian diperoleh fakta

sebagai berikut.

1. Terjadi peningkatan prestasi pembelajaran dari siklus I yang

memperoleh rata-rata nilai sebesar 64,80 menjadi 81,25 pada siklus II

yang berarti terjadi peningkatan sebesar 16,45.

2. Proses pembelajaran pada siklus I yang berlangsung kaku dan

canggung telah berkembang jauh lebih baik pada siklus II dan siswa

menyatakan lebih senang.

Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran

kontekstual dengan fokus pemodelan melalui penggunaan alat peraga bangun

ruang ternyata efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri

Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura semester I

tahun pelajaran 2010-2011 pada kompetensi dasar ”menghitung volume

prisma segitiga dan tabung lingkaran”.

B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut

Saran-saran yang dapat disampaikan pada akhir laporan ini adalah

sebagai berikut.

1. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat

mengait-kan konsep ilmu dengan kenyataan yang terdapat di sekitar siswa.

Oleh karena itu, pembelajaran matematika pada kompetensi dasar

”menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” sebaiknya

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan memfokuskan

pada penggunaan alat peraga sebagai bentuk pemodelan.

49

Page 50: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

2. Penggunaan alat peraga (media pembelajaran) dalam matematika

memiliki nilai strategis bagi peningkatan motivasi dan pemahaman belajar

siswa. Oleh karena itu, pengadaan alat peraga atau media pembelajaran ini

seharusnya menjadi perhatian yang sungguh-sungguh dari guru pengajar

sehingga konsep-konsep abstrak dalam matematika dapat menjadi konkret.

3. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat pula dicoba untuk

diterapkan pada kompetensi dasar lainnya sesuai dengan kebutuhan siswa

dan kebutuhan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono, Kesulitan Belajar Matematika, Jakarta: Gramedia

Dady Permana dan Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

50

Page 51: PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Erman Amti. 1992. Diagnostik Kesulitan Belajar Anak. Jakarta: Gramedia.

Hollands Roy. 1991. Kamus Matematika. Erlangga. Jakarta

Kasijan, 1984. Dasar-dasar Proses Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lisnawati Simanjutak, 1999. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta: Rineka Cipta

Poerwadarminta, 1988. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Rustiyah NK. 1995. Masalah-Masalah Keguruan. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman, 1998. Motivasi dan Interaksi Belajar. Jakarta: Rajawali Pres

Suyitno Amin,dkk.2001. Matematika Sekolah 1. FMIPA UNNES. Semarang

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti P2GSM

Tim MKPBM, 2001. Struktur Pengajaran Matematika, Semarang.

UPI. 2001. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Jurusan MIPA UPI

Winarno Surahmad, 1981. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel. 1998. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Widodo Supriyono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Y.D Sumanto, Heny Kusumawati, Nur Aksin. 2008. Gemar Matematika 5: untuk kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

51