Upload
lydieu
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR (PBM) PADA MATA PELAJARAN FISIKA
KELAS XI IPA SMA
(STUDI KASUS DI SMA X YOGYAKARTA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Elisabeth Anindita Arjanggi (111424013)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR (PBM) PADA MATA PELAJARAN FISIKA
KELAS XI IPA SMA
(STUDI KASUS DI SMA X YOGYAKARTA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Elisabeth Anindita Arjanggi (111424013)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun setiap langkahku;
My heroine, my best friend, my everything… she is my beloved MOM ;
Mbah Akung dan Mbah Uti yang sudah sabar mendidik dan selalu menyayangiku;
Keluarga besar di Klaten dan Lampung;
Temen-temen Pendidikan Fisika 2011;
Universitas Sanata Dharma;
Dan semua yang telah membantu penyusunan skripsi ini secara langsung maupun
tidak langsung… .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Elisabeth Anindita Arjanggi. 2015 “Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) pada Mata Pelajaran Fisika Kelas XI
IPA SMA (Studi Kasus di SMA X Yogyakarta)”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi implementasi
pendekatan saintifik berupa aktivitas-aktivitas belajar dalam tahapan-tahapan/
kegiatan-kegiatan PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA X
Yogyakarta; (2) Membandingkan antara teori dengan realitas implementasi
pendekatan saintifik dalam tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan PBM pada mata
pelajaran fisika kelas XI di SMA X Yogyakarta; (3) Menambah wawasan bagi
peneliti sebagai seorang guru di masa depan.
Penelitian dilaksanakan di SMA X Yogyakarta, yang dilaksanakan pada
bulan Maret – Mei 2015. Sampel penelitian adalah guru fisika dan siswa kelas XI
IPA 1 berjumlah 26 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
instrumen pengumpulan data terdiri dari rekaman video observasi dan wawancara,
serta fieldnotes.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) Pendekatan saintifik pada mata
pelajaran fisika kelas XI IPA diimplementasikan di SMA X Yogyakarta; (2)
Terjadi aktivitas-aktivitas belajar yang sesuai dengan implementasi pendekatan
saintifik pada tahap prainstruksional/ kegiatan pendahuluan dalam kegiatan awal
pembelajaran dan pemantapan pemahaman prasyarat; pada tahap instruksional/
kegiatan inti dalam pengamatan atau observasi, mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan informasi, mengolah informasi atau menalar atau
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan; pada tahap evaluasi/ kegiatan penutup
dalam validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah dikonstruksi siswa dan
pengayaan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa; (3) Perbandingan
implementasi pendekatan saintifik antara tahapan/ kegiatan pembelajaran dalam
teori dengan realitas: guru dan siswa dalam PBM Fisika sudah melakukan semua
tahapan/ kegiatan pembelajaran yang ada pada teori.
Kata kunci: pendekatan saintifik, PBM fisika, tahapan/ kegiatan belajar, aktivitas-
aktivitas belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Elisabeth Anindita Arjanggi. 2015 “Implementation of Scientific
Approaches in The Process of Teaching and Learning on Subjects of Physics
Grade XI Science High School (Case Studies in Yogyakarta X High School)”.
Skripsi. Courses of Physical Education. Department of Education Math and
Science. Faculty of Teacher Training and Science Education. Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
This research aims to: (1) Identify the scientific approach in the form of
implementation activities in the learning stages/ learning activities on subjects of
Physics grade XI science in X Yogyakarta High School; (2) Compare between the
theory with the realities of scientific approaches in the implementation of the
learning stages/ learning activities on subjects of Physics grade XI science in X
Yogyakarta High School; (3) Add insight for researchers as a teacher in the
future.
The research was carried out at X Yogyakarta High School, which was
carried out in March – May 2015. Samples of research is the physics teacher and
students at grade XI science 1 amounted to 26 people. This research is qualitative
research, with the instrument of data collection consists of video footage and
interviews, as well as observation fieldnotes.
The results showed: (1) Scientific approach on subjects of physics at grade
XI science implemented in X Yogyakarta High School; (2) Learning activities
occur that fits the scientific approach in the implementation of preinstructional
stages/ preliminary activities in the activity of the early establishment of the
learning and understanding of the prerequisites; at the stage of instructional/ core
activity in the observations, ask questions, gather information, process
information or reasoning or associate, and communicate; at this stage of the
evaluation/ closing activity in the validation concept, law, principles, the princip
that students have been constructed and enrichment subject matter was studied
students; (3) comparison between the scientific approach to implementation of
learning stages/ learning activities in theory with reality: teacher and students
have been doing all of the learning stages/ learning activities in the learning
process of physics.
Keywords: scientific approach, learning process of physics, learning stages/
learning activities, learning activities.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
penyertaan dan tuntunan yang telah dicurahkanNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana di Program Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih, kepada :
1. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu, membimbing, mmemberi masukan dan saran yang bermanfaat bagi
penyusunan skripsi.
3. SMA Pangudi Luhur Sedayu dan Bapak Pur, yang telah memberikan
kesempatan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma, khususnya Program Studi
Pendidikan Fisika yang banyak berperan dalam proses belajar penulis di
Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam atas segala informasi dan pelayanan yang diberikan.
6. Keluarga besar di Klaten dan Lampung : Ibuk Margareta Ariyani, Papa
Andreas Surono, Mbah Akung dan Mbah Uti, Adek Yunan dan Johan,
Kak Angga, Lik Kunik, Lik Gandung, Lik Win dan Mba Nur untuk semua
perhatian dan doanya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
7. Teman-temanku yang penuh dengan keunikannya masing-masing : Lola,
Tutet, Pie, Kha chan, Yo, Fa, Helen, Tengu, Hesti, Dora, Chutit, Niken, Jo
dan Je, Tika, Felby dan semua teman-teman P.Fis 2011, Mas Niko, Mas
Wisnu, William, Kak Eros, Mas Tole, temen-temen KKN, temen-temen
PPL, temen-temen Lektor untuk dorongan semangat dan doanya sehingga
skripsi ini bisa diselesaikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan
dan ilmu pengetahuan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………….….. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……….……. vi
ABSTRAK ……………………………………………………………….….. vii
ABSTRACT ……………………………………………………………….…. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ix
DAFTAR ISI ………………………………….…………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 3
C. Tujuan …………………………………………….…………….. 3
D. Manfaat …………………………………………………...…….. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB 2. LANDASAN TEORI
A. Proses Belajar Mengajar ……………………………………… 5
B. Pembelajaran Fisika ……………………………….…….….… 12
C. Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran ….………. 17
D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran
Fisika …………………………………………………………… 21
E. Kaitan Teori dan Permasalahan ……………………………... 29
BAB 3. METODOLOGI
A. Desain Penelitian ……………………………………………… 30
B. Populasi dan Sampel ………………………………………….. 30
C. Tempat dan Waktu Penelitian .………………………………. 30
D. Instrumen …………………………………..……....………..… 31
E. Pengumpulan Data …………………………………….……… 35
F. Metode Analisis yang Digunakan ………………………....….. 36
G. Waktu Penelitian ………………….…………….………….…. 38
BAB 4. DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Data …………………………..……………………………….. 40
B. Analisis dan Pembahasan .………...…………………………. 43
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………..……………..…………………… 83
B. Saran ..........................................................................................84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR PUSTAKA ……………………..……………………………… 86
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ke Sekolah ……………………………… 87
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah …………. 88
Lampiran 3 Transkip Video Penelitian ……………………………………. 89
Lampiran 4 Transkip Wawancara …………………………………………. 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah adalah pendekatan
disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap
masalah tertentu (KBBI, 1989). Pendekatan saintifik menjadi pendekatan
yang populer untuk diterapkan di semua mata pelajaran di Indonesia sejak
adanya kurikulum 2013, di mana pendekatan ini diwajibkan. Namun
dengan adanya pro kontra dengan kurikulum 2013, maka sekolah
diperbolehkan melanjutkan penggunaan kurikulum 2013 atau kembali ke
kurikulum 2006 (KTSP). Pada kurikulum KTSP tidak mewajibkan
menggunakan pendekatan saintifik. Akan tetapi, KTSP kental dengan
inkuiri. Inkuiri sendiri memiliki unsur-unsur pendekatan saintifik dalam
prosesnya di pembelajaran. Perwujudan pendekatan ini adalah dengan
metode ilmiah.
Mata pelajaran fisika sudah terbiasa dengan metode ilmiah.
Metode ilmiah tersebut salah satunya diharapkan mampu membangun
siswa bersikap dan berpikir secara ilmiah dalam memecahkan suatu
masalah. Sehingga sudah sewajarnya dalam pembelajaran fisika
dipergunakan pendekatan saintifik.
Implementasi pendekatan saintifik dalam PBM mata pelajaran
fisika yang pernah peneliti alami ketika masih sekolah belumlah maksimal,
dikarenakan guru lebih aktif daripada siswa. PBM lebih ke arah guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ceramah – siswa mendengarkan kemudian mengerjakan soal-soal latihan,
jarang sekali ada eksperimen, demonstrasi sederhana, diskusi, maupun
presentasi dari siswa. Kemudian ketika peneliti melakukan PPL,
implementasi pendekatan saintifik dalam PBM sulit diterapkan,
penyebabnya ada beberapa siswa kurang menyukai cara pembelajaran
yang memerlukan proses menanya, mengamati, mencoba, mengelola
informasi, dan menarik kesimpulan. Siswa cenderung ingin langsung
mengetahui rumus, cara, maupun jawaban dari sebuah permasalahan.
Selain itu, calon guru masih kurang memahami tentang pendekatan
saintifik dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang
dipunyai.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengidentifikasi implementasi
pendekatan saintifik dalam PBM berupa aktivitas-aktivitas belajar yang
dilakukan oleh guru dan siswa pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA
SMA dengan mengelompokkannya dalam tahapan-tahapan/ kegiatan-
kegiatan PBM fisika. Penelitian akan dilaksanakan di satu SMA yang
berada di daerah Yogyakarta dengan menggunakan satu kelas XI IPA dan
satu guru fisika sebagai subjek penelitiannya. Dengan demikian, penelitian
ini dilakukan sebagai studi kasus Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) pada Mata Pelajaran Fisika Kelas
XI IPA SMA (Studi Kasus di SMA X Yogyakarta).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pendekatan saintifik diimplementasikan dalam PBM pada
mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA X Yogyakarta?
2. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam tahapan-tahapan/
kegiatan-kegiatan PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA di
SMA X Yogyakarta?
3. Bagaimana perbandingan teori dengan realitas implementasi
pendekatan saintifik dalam tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan PBM
pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA X Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk implementasi pendekatan saintifik
berupa aktivitas-aktivitas belajar dalam tahapan-tahapan/ kegiatan-
kegiatan PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA X
Yogyakarta.
2. Membandingkan antara teori dengan realitas implementasi pendekatan
saintifik dalam tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan PBM pada mata
pelajaran fisika kelas XI di SMA X Yogyakarta.
3. Menambah wawasan bagi peneliti sebagai seorang guru di masa depan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Siswa diharapkan akan lebih memiliki pemikiran ilmiah dalam
PBM fisika.
Siswa diharapkan mampu berpikir secara rasional, kritis, dan
mempunyai rasa ingin tahu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan lebih memahami dalam pengimplementasian
pendekatan saintifik dalam PBM fisika.
Guru diharapkan lebih bijaksana dalam pemilihan dan
pengembangan metode pembelajaran yang selaras dengan
pendekatan saintifik bagi siswa.
3. Bagi Sekolah
Sekolah mendapatkan masukan untuk melihat betapa
pentingnya pengimplementasian pendekatan saintifik dalam
PBM secara tepat.
Sekolah dapat memberdayakan lebih baik fungsinya sebagai
tempat pendidikan dan pembinaan bagi siswa dalam hal
pemikiran ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian
Proses belajar mengajar (PBM) atau sering disebut proses
pembelajaran. Pembelajaran berasal dari kata ajar yang memiliki arti
petunjuk yang diberikan kepada orang agar diketahui. Pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan semua potensi yang ada, baik dari dalam diri siswa
maupun yang dari luar diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Sanjaya, 2010: 26). Jadi, pada hakikatnya proses pembelajaran
merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam usaha mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan dan proses menjadikan orang
mau belajar dan berkompeten dalam belajar melalui berbagai
pengalaman yang telah disusun sedemikian rupa.
2. Faktor yang Berpengaruh terhadap Proses Belajar Mengajar
Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu proses
belajar mengajar di antaranya adalah guru, siswa, sarana, serta
lingkungan. Berikut uraiannya menurut Wina Sanjaya (2010: 15 – 21) :
a. Faktor Guru
Keberhasilan suatu PBM tidak lepas dari peran seorang
guru, disebabkan guru merupakan orang yang terlibat secara
langsung dengan siswa. Dalam pembelajaran guru bisa berperan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sebagai perencana dan desainer pembelajaran yang dituangkan
secara langsung di dalam RPP dan atau secara tidak langsung,
atau implementator, atau bisa keduanya.
Guru sebagai implementator dari rencana dan desain
pembelajaran yang telah dibuat, bukan hanya berperan sebagai
model atau teladan bagi siswa yang diajarnya akan tetapi juga
sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian, efektivitas
dan keberhasilan pembelajaran ada pada guru. Efektivitas dan
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kualitas atau
kemampuan guru.
b. Faktor Siswa
Siswa adalah makhluk yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya. Perkembangan tersebut mencakup
seluruh aspek kepribadiannya, dengan tempo dan irama
perkembangan pada anak berbeda-beda. Hal tersebut dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, di samping karakteristik
lain yang ada pada diri siswa.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar
dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa
meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran dan tempat
tinggal siswa, tingkat sosial siswa, dan lain sebagainya; dan
aspek sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar,
pengetahuan dan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Siswa memiliki aspek sifat yang berbeda-beda. Siswa yang
berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan oleh motivasi yang
tinggi dalam belajar, perhatian dan keseriusan dalam mengikuti
pelajaran. Sedangkan untuk siswa yang berkemampuan rendah
akan menunjukkan hal-hal yang sebaliknya dari siswa yang
berkemampuan tinggi. Perbedaan-perbedaan semacam itu
menuntut perlakuan yang berbeda dalam pengelompokan siswa
maupun perlakuan guru dalam menesuaikan gaya belajar.
Demikian juga dengan tingkat kemampuan siswa, hal tersebut
mempengaruhi proses pembelajaran. Selain itu, sikap dan
penampilan siswa juga berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Sebab apa pun yang terjadi dalam proses pembelajaran, faktor
siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan
dalam interaksi pembelajaran.
c. Faktor Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang secara langsung
mendukung kelancaran proses pembelajaran, di antaranya
adalah sumber belajar, media pembelajaran, alat-alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, dan sebagainya. Kelengkapan sarana
akan membantu penyelanggaran proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
Keuntungan bagi sekolah bila memiliki sarana yang
lengkap adalah pertama dapat menumbuhkan gairah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
motivasi guru mengajar, di mana mengajar dapat dilihat sebagai
proses penyampaian materi pelajaran dengan tersedianya sarana
pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan
pesan secara efektif dan efisien, dan proses pengaturan
lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar dengan
tersedianya sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber
belajar yang mendorong siswa untuk belajar; dan keuntungan
kedua adalah dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa
untuk belaja disebabkan setiap siswa pada dasarnya memiliki
gaya belajarnya masing-masing, misalnya siswa yang tipe visual
akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Dengan demikian,
sarana merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran.
d. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki dua hal yang mempengaruhi
proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor
iklim sosial-psikologis.
Faktor organisasi kelas meliputi seluruh siswa dalam satu
kelas, apabila organisasi kelas terlalu besar maka akan kurang
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan kurang
menguntungkan dalam menciptakan iklim belajar mengajar
yang baik karena akan memiliki beberapa kecenderung seperti
di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1) Sumber daya kelompok akan bertambah luas
sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit.
2) Kelompok belajar kurang mampu memanfaatkan
semua sumber daya yang ada, missal dalam
penggunaan waktu diskusiakan semakin banyak
sehingga sumbangan pikiran akan sulit didapatkan
dari setiap siswa yang ada.
3) Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung
menurun karena perhatian guru akan semakin
terpecah.
4) Perbedaan individu antar siswa akan semakin
tampak sehingga akan sulit mencapai kesepakatan.
Faktor lingkungan lainnya adalah faktor iklim sosial-
psikologis yang juga mempengaruhi proses pembelajaran.
Faktor ini mempunyai arti keharmonisan hubungan antara orang
yang terlibat dalam proses pembelajaran, faktor ini dapat terjadi
secara internal atau eksternal. Faktor iklim sosial-psikologis
secara internal adalah hubungan yang terlibat dalam lingkungan
sekolah, missal antara siswa dengan siswa, giswa dengan guru,
guru dengan guru, dan guru dengan pimpinan sekolah.
Sedangkan secara eksternal adalah keharmonisan hubungan
antara pihak sekolah dengan dunia luar, missal hubungan pihak
sekolah dengan orang tua siswa. Ketika kedua faktor ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berjalan dengan baik maka akan meningkatkan kualitas
pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa,
sehingga proses pembelajaran pun akan berjalan dengan baik.
3. Tahap atau Kegiatan dalam Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar memiliki tahap untuk tatanan praktisnya.
Menurut Wina Sanjaya (2010: 174-178) terdapat tiga tahap dalam
proses belajar mengajar, yaitu: tahap prainstruksional, tahap
instruksional, dan tahap evaluasi. Berikut uraian dari ketiga tahap
tersebut:
a. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahap di mana guru memulai
proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang umum
dilaksanakan dalam tahap ini adalah:
1) Guru mengucapkan salam dan memimpin doa.
2) Guru meriview secara singkat materi pembelajaran
sebelumnya sebagai pemantapan pemahaman bagi siswa
dan mengkaitkannya dengan materi pembelajaran yang
akan dipelajari.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi pembelajaran sebelumnya yang belum
dipahami oleh siswa.
4) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
untuk materi pembelajaran yang akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Tahap Instruksional
Tahap instruksional disebut juga tahap inti. Pelaksanaan
tahap ini sangat tergantung pada strategi dan metode
pembelajaran apa yang akan digunakan oleh guru.
c. Tahap Evaluasi
Tujuan dari tahap evaluasi adalah mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa dan keberhasilan pembelajaran dari
materi yang dipelajari.
Kegiatan proses belajar mengajar terdiri dari 3 kegiatan (Daryanto,
2014 : 81), yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal berisi tentang:
1) Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa, sehingga siswa
semangat dalam mengikuti PBM.
2) Apersepsi
Guru meriview materi sebelumnya dan mengkaitkannya
dengan materi yang akan dipelajari.
3) Menyampaikan tujuan belajar
Guru menyampaikkan tujuan belajar sehingga siswa
mengetahui yang ingin dicapai dari mempelajari materi
pelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti dapat dilakukan demonstrasi sederhana,
tanya jawab, diskusi, melakukan percobaan/mencari informasi,
menganalis data/informasi, membuat kesimpulan, serta
mengkomunikasikan, contohnya dengan presentasi.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup adalah kegiatan akhir dalam PBM. Kegiatan
penutup diisi dengan rangkuman dari PBM yang telah
dilaksanakan dan dapat dilakukan cek pemahaman siswa secara
singkat untuk materi yang baru saja dipelajari, serta siswa dapat
diberi tugas lanjutan.
B. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan ilmu yang sangat memerlukan pemahaman
daripada hafalan. Fisika adalah ilmu yang pembelajarnya diarahkan untuk
mencapai suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Menurut
Suparno (2007: 2), belajar Fisika yang terpenting adalah:
1. Siswa yang belajar.
Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub
bab proses belajar mengajar, maka siswa yang belajar adalah
faktor siswa, di mana siswa merupakan pribadi yang harus aktif
belajar, melakukan PBM fisika dengan prinsip-prinsip dan
metode ilmiah yang memampukan siswa bersikap ilmiah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
siswa bukan objek pasif yang hanya menerima ceramah materi
fisika yang disampaikan oleh guru. Siswa harus dihadapkan
pada banyak hal yang menyangkut pada tindakan melakukan
percobaan daripada hanya membaca buku, karena dengan
mendapatkan pengalaman, siswa akan lebih memahami konsep
fisika daripada siswa sekedar menerima pengetahuan fisika
dengan membaca buku atau mendengarkan ceramah guru.
Dengan menggunakan model doing science, maka hal tersebut
dapat diwujudkan.
2. Guru yang mengajar.
Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub
bab proses belajar mengajar, maka guru yang mengajar adalah
faktor guru, di mana guru harus mampu menjadi siswa aktif
belajar fisika dan memberikan ruang luas bagi siswa dalam
melaksanakan PBM fisika dengan prinsip-prinsip dan metode
ilmiah dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru perlu
mengasah dan meningkatkan beberapa hal di bawah ini:
a. Guru perlu mengerti tujuan pengajaran Fisika, sehingga
guru dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan yang efektif
dan efisien, seperti dengan mengerti tujuan umum
pengajaran Fisika (mengerti dan menggunakan metode
ilmiah, menguasai konsep, mengunakan sikap ilmiah,
memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kesadaran akan karir masa depan), kompetensi Fisika yang
diharapkan dapat dikuasai siswa, dan tuntutan sekolah atau
pemerintah dalam pengajaran Fisika.
b. Guru dapat mengorganisasi pengajaran Fisika, maksudnya
adalah guru Fisika yang baik dapat mempersiapkan
pengajaran sesuai dengan tujuan, tahu cara mengajar
bahan dengan sesuai dan tepat, memilih alat dan sarana
yang sesuai dengaan pembelajaran, dan memilih evaluasi
dan latihan yang akan diberikan pada siswa selama PBM.
c. Guru perlu mengerti situasi siswa. Proses pembelajaran
akan mengena dan siswa akan senang, bila situasi siswa
diperhatikan. Berikut beberapa situasi siswa: konsepsi
awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai,
tinkah laku, perkembangan kognitif, mode, dan situasi
psikologis siswa, dan sebagainya. Guru perlu mengerti
keadaan-keadaan tersebut sehingga dapat membantu
pembelajaran secara lebih kontekstual.
d. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa. Guru yang dapat
berkomunikasi dengan siswa akan mampu membangun
suasana yang akrab, mampu memotiivasi siswa, menegur,
dan menggerakkan siswa. Sehingga PBM akan berjalan
dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Guru menguasai berbagai metode. Oleh karena situasi
siswa berbeda-beda, maka diperlukan keterampilan guru
dalam memilih dan melaksanakan metode pembelajaran
yang sesuai dan tepat selama PBM. Hal tersebut akan
membuat siswa menyukai Fisika yang diajarkan.
3. Bahan Pelajaran.
Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub
bab proses belajar mengajar, maka bahan pelajaran/ materi
pelajaran adalah faktor sarana, di mana bahan pelajaran
tersebut dapat disampaikan melalui media pembelajaran dan
melalui sumber-sumber pembelajaran yang akan dipilih guru.
Kesulitan yang banyak dihadapi oleh sebagian besar siswa
adalah dalam menginterpretasi berbagai konsep dan prisip
Fisika, siswa harus mampu menginterpretasikan secara tepat
dan tidak samar-samar atau tidak mendua arti. Kemampuan
siswa dalam mengidentifikasi dan menginterpretasi konsep-
konsep Fisika jelas merupakan prasyarat penting bagi
penggunaan konsep-konsep untuk pemecahan soal Fisika yang
berkaitan dengan konsep-konsep tersebut. Soal sebenarnya
dapat dipermudah pemahamannya dengan mendeskripsikannya
dalam berbagai cara, seperti menggunakan kata sederhana,
gambar, diagram vektor, atau simbol-simbol matematik.
Namun, siswa perlu mengetahui cara mana yang paling sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
untuk menggambarkan situasi soal yang dihadapi. Oleh karena
itu, dalam hubungannya dengan kemampuan siswa dalam
menggunakan pengetahuan Fisika tergantung pada seberapa
efektif pengetahuan tersebut terorganisasi, karena fisika
merupakan ilmu yang terdiri dari banyak konsep dan prinsip
yang pada umumnya abstrak. Fisika merupakan ilmu
pengetahuan yang terorganisasi, di mana ada kaitan antara satu
materi dengan materi lainnya yang ada pada materi pelajaran
Fisika. Dalam pemecahan soal Fisika akan menjadi semakin
mudah jika banyak tersedia informasi yang diperlukan. Penting
sekali untuk diperhatikan bahwa pengetahuan Fisika yang
terorganisasi secara efektif akan memudahkan dalam
pemecahan soal-soal Fisika. Pada kenyataannya siswa pada
umumnya cenderung mengelompokkan pengetahuan Fisika
yang mereka peroleh menjadi bagian-bagian yang seolah-olah
tidak saling berkaitan. Pemikiran tersebut perlu diubah,
sehingga siswa secara utuh dapat memahami konsep-konsep
fisika. Disinilah faktor guru dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat, memotivasi siswa, serta
menggunakan faktor sarana da faktor sosial-psikologi secara
internal yaitu antara guru dengan siswa dipergunakan dengan
baik dan tepat, sehingga faktor siswa akan mampu
melaksanakan PBM fisika secra baik dan tepat pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Hubungan antara guru dan siswa.
Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub
bab proses belajar mengajar, maka hubungan antara guru dan
siswa termasuk faktor lingkungan pada bagian faktor sosial-
psikologi secara internal, di mana terjalinnya hubungan yang
akrab dan baik akan meningkatkan gairah dan motivasi belajar
fisika siswa dan memacu siswa untuk lebih mandiri dalam
belajar fisika selama PBM fisika berlangsung maupun di luar
PBM. Oleh karena itu, hal penting yang perlu diperhatikan
dalam meningkatkan pemahaman siswa adalah komunikasi di
antara guru dan siswa. Pada kenyataannya, pengajaran klasikal
dengan jumlah siswa yang banyak akan menimbulkan kesulitan
bagi guru untuk membantu semua siswa secara merata dengan
baik dalam belajar Fisika. Selain itu, siswa terkadang malu
untuk bertanya ketika menemukan kesulitan dalam belajar.
C. Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki kata
dasar dekat, dengan arti pendek, tidak jauh, hampir, akrab, dan
menjelang. Sedangkan pendekatan memiliki arti proses, cara, dan
perbuatan mendekati. Sedangkan untuk kata saintifik disebut juga
ilmiah. Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan ilmiah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menggunakan proses berpikir ilmiah dan terwujud dalam metode ilmiah.
Sehingga pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses atau
cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar secara ilmiah
(Daryanto, 2014: 55).
2. Esensi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang
menggunakan proses berpikir ilmiah. Ilmuwan dalam melakukan
penelitian biasa menggunakan penalaran induktif daripada penalaran
deduktif, dimana penalaran induktif adalah penalaran dari suatu
fenomena khusus yang kemudian ditarik kesimpulan secara
keseluruhan/ umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah penalaran
dari fenomena umum yang kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.
Penalaran induktif memerlukan bukti-bukti secara spesifik, seperti
halnya dalam metode ilmiah. Metode ilmiah umumnya menempatkan
fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-
teknik investigasi atas fenomena, gejala, masalah, maupun pengetahuan
baru.
Jadi, pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode ilmiah.
Oleh karena itu, pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik sama artinya menerapkan metode ilmiah, sehingga terbentuk
pula sikap ilmiah pada diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Prinsip Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Prinsip pendekatan saintifik (Daryanto, 2014: 58-59) diantaranya:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran membantu siswa membentuk konsep pengetahuan
siswa sendiri.
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
d. Pembelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk
menggabungkan dan mengakomodasi konsep, prinsip, asas, dan
sebagainya.
e. Pembelajaran mendorong adanya peningkatan kemampuan
berpikir siswa.
f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru.
g. Pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
4. Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dipandu dengan kaidah-
kaidah pendekatan ilmiah yang bercirikan dimensi: pengamatan,
penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang kebenaran.
Sehingga dalam pembelajarannya harus dipandu dengan kriteria ilmiah.
Kriteria ilmiah tersebut sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran berbasis pada fenomena yang logis dan
dapat dinalar, bukan sebuah khayalan, legenda, maupun mitos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Proses pembelajaran terhindar dari sifat-sifat non ilmiah intuisi,
akal sehat, prasangka, penemuan coba-coba, dan asal berpikir
kritis.
5. Langkah-langkah Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013, menurut Permendikbud Nomor 81 A
Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok, yaitu:
a. Pengamatan atau Observasi
Kegiatan mengamati yaitu guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan
membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
pengamatan dan memahami bentuk keterlibatan siswa.
b. Mengajukan Pertanyaan
Kegiatan mengajukan pertanyaan yaitu mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati.
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi yaitu aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kejadian/ aktivitas wawancara dengan narasumber dan lain
sebagainya.
d. Mengolah Informasi atau Menalar atau Mengasosiasikan
Kegiatan pembelajaran ini adalah memproses informasi
yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
e. Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kelima pengalaman belajar pokok tersebut terlaksana
dalam tahapan/ kegiatan pembelajaran, yaitu pada tahapan
instruksional/ kegiatan inti dalam implementasi pendekatan
saintifik dalam proses belajar mengajar.
D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran
Fisika
Implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
mekanisme suatu sistem. Selain itu, implemantasi bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu hal yang terencana dengan matang dan untuk mencapai tujuan
kegiatan (Usman, 2002: 70). Menurut Guntur Setiawan (2004: 39) dalam
bukunya yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan,
implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
interaksi antara tujuan dan ada tindakan untuk mencapainya serta
memerlukan jaringan pelaksana yaitu birokrasi yang efektif.
Dengan demikian, implementasi diartikan sebagai sebuah tindakan,
pelaksanaan dan penerapan dari rencana yang disusun secara matang untuk
mencapai suatu tujuan. Implementasi pendekatan saintifik artinya yang
dilakukan dan diterapkan dalam PBM adalah pendekatan saintifik yang
sebelumnya telah dirancang di dalam Rancangan Proses Pembelajaran
(RPP).
Dalam PBM terdapat tiga tahapan/ kegiatan pembelajaran secara
umum yang juga diterapkan pada PBM Fisika. Ketiga tahapan/ kegiatan
pembelajaran tersebut secara implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran memiliki tujuan masing-masing. Berikut uraiannya:
1. Tujuan utama tahap Prainstruksional/ kegiatan pendahuluan
adalah menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif
yang memungkinkan siswa mengikuti PBM dengan baik melalui
kegiatan awal pembelajaran dan memantapkan pemahaman
siswa akan materi yang telah dipelajari yang berkaitan dengan
materi baru yang akan dipelajari melaluai pemantapan
pemahaman prasyarat.
2. Tujuan utama tahap Instruksional/ kegiatan inti adalah
terkonstruksinya konsep, hukum, asas, prinsip oleh siswa dengan
bantuan guru sebagai fasilitator dalam melakukan langkah-
langkah pendekatan ilmiah, yaitu melalui kegiatan pengamatan/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
observasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi/ menalar/ mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
3. Tahap evaluasi/ kegiatan penutup memiliki dua tujuan utama,
yaitu: validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah
dikontruksi siswa dan pengayaan materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa (Daryanto, 2014: 81).
Selain itu, PBM memiliki beberapa faktor yang mendukung
keberhasilannya, yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, dan faktor
lingkungan khususnya faktor sosial-psikologi secara internal. Keempat
faktor itu sangat penting dan tidak mungkin dihilangkan dalam proses
pembelajaran, sehingga dalam pengimplementasian pendekatan saintifik
dalam PBM mata pelajaran Fisika keempat hal tersebut memiliki peran
penting dan memiliki perannya masing-masing serta mempunyai kaitan
satu dengan yang lain, dan dengan merumuskan peran-peran tersebut dari
sub bab proses belajar mengajar, pembelajaran fisika dan pendekatan
saintifik dalam proses pembelajaran, maka dapat dibuat rumusannya
berupa aktivitas-aktivitas belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa ke
dalam bagian tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan pembelajaran fisika
sesuai dengan tujuan implementasi pendekatan saintifik dalam tiap tahap/
kegiatan pembelajaran tersebut. Berikut uraiannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Tahap Prainstruksional/ kegiatan pendahuluan.
Tahap prainstruksional/ kegiatan pendahuluan adalah tahap
di mana guru memulai proses belajar mengajar yang
mempunyai tujuan menciptakan suasana awal pembelajaran
yang efektif yang memungkinkan siswa mengikuti PBM dengan
baik melalui kegiiatan awal pembelajaran dan memantapkan
pemahaman siswa akan materi yang telah dipelajari yang
berkaitan dengan materi baru yang akan dipelajari melalui
pemantapan pemahaman prasyarat. Berikut uraiannya:
a. Kegiatan awal pembelajaran, aktivitas-aktivitas belajar
sebagai berikut:
1) guru memotivasi siswa dengan memberi
dorongan semangat/ kritik/ saran.
2) guru memberi tahu kompetensi apa saja yang
akan dipelajari pada pertemuan tersebut.
3) guru menyapa siswa dengan ramah.
4) guru melihat kesiapan siswa dalam PBM dan
guru mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran pada hari tersebut.
b. Pemantapan pemahaman prasyarat, aktivitas-aktivitas
belajar sebagai berikut:
1) guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya tentang materi sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) guru meriview materi sebelumnya sebagai
pemantapan pemahaman bagi siswa dan
mengkaitkannya dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Tahap Instruksional/ kegiatan inti.
Tahap instruksional disebut juga kegiatan inti. Pada
pendekatan saintifik, pembelajaran berpusat pada siswa, di
mana siswa yang aktif dan guru menjadi fasilitator, dan
menerapkan kaidah-kaidah ilmiah berupa langkah metode
ilmiah yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan/ observasi,
mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi/ menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Dengan melakukan langkah metode ilmiah tersebut
ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum, asas, prinsip
oleh siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator dalam
melakukan langkah-langkah ilmiah. Berikut uraiannya:
a. Pengamatan atau observasi. Aktivitas-aktivitas belajar,
sebagai berikut:
1) penyediaan objek observasi oleh guru dan objek
tersebut sesuai dengan materi yang dibahas saat
PBM tersebut.
2) siswa dengan aktif melakukan observasi dengan
memanfaatkan panca indra yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) guru dan siswa menyepakati dan menentukan
cara dan prosedur pangamatan.
4) guru mengetahui posisinya beserta posisi siswa
dalam observasi.
b. Mengajukan pertanyaan. Aktivitas-aktivitas belajar,
sebagai berikut:
1) siswa aktif bertanya dan mengajukan pendapat.
2) guru bertanya dengan kualitas pertanyaan yang
baik dan tepat untuk membimbing atau memandu
siswanya belajar dengan baik dan membentuk
interaksi yang baik antara guru dan siswa.
3) guru menjawab pertanyaan siswa untuk
mendorong siswa menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik.
4) guru membuka kesempatan secara luas kepada
siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.
5) guru memberi waktu kepada siswa beberapa saat
sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawab pertanyaan itu.
c. Mengumpulkan informasi. Aktivitas-aktivitas belajar,
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1) siswa aktif dalam mengumpulkan informasi
dapat dari berbagai sumber dan berbagai cara.
2) guru menampung semua pendapat siswa dan
membimbingnya untuk mendapatkan informasi
yang tepat.
3) siswa mencatat fenomena yang terjadi dengan
baik dan tepat.
d. Mengolah informasi atau menalar atau mengasosiasikan.
Aktivitas-aktivitas belajar, sebagai berikut:
1) siswa mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan.
2) siswa menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainya.
3) guru mengetahui posisinya beserta siswa dalam
kegiatan mengelola informasi.
4) siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
observasi sampai mengolah informasi.
e. Mengkomunikasikan. Aktivitas-aktivitas belajar, sebagai
berikut:
1) siswa menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari dan
mengelola informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) siswa menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
3) guru dan siswa menanggapi kesimpulan/ jawaban
yang diberikan siswa.
3. Tahap evaluasi/ kegiatan penutup.
Tahap evaluasi/ kegiatan penutup memiliki dua tujuan utama,
yaitu: validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah
dikontruksi siswa dan pengayaan materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa. Aktivitas-aktivitas belajar, sebagai berikut:
a. Validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah
dikontruksi siswa, aktivitas belajarnya antara lain:
1) guru dan atau siswa memberikan rangkuman dan
atau refleksi dari PBM yang telah dilaksanakan.
2) guru melakukan cek pemahaman siswa, dengan
memberi latihan soal atau sekedar pertanyaan
yang mampu dijawab tanpa perlu ditulis.
3) siswa menjawab soal-soal tersebut menggunakan
pemahaman yang telah siswa dapatkan.
b. Pengayaan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa,
aktivitas belajarnya antara lain:
1) guru memberikan tugas lanjutan pada hari
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) rencana pemberian ulangan pada pertemuan
berikutnya.
Aktivitas-aktivitas belajar pada tiap tahapan/ kegiatan
pembelajaran di atas merupakan tolok ukur/ dasar pandangan bagi peneliti
untuk melakukan penelitian tentang implementasi pendekatan saintifik
pada mata pelajaran fisika.
E. Kaitan Teori dan Permasalahan
Kaitan teori tahapan/ kegiatan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
belajar yang terjadi pada tiap tahapannya, merupakan referensi bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang permasalahan implementasi
pendekatan saintifik dan analisis data yang diperoleh dalam penelitian.
Penelitian ini merupkan studi kasus yang ingin mengetahui
bagaimanakah implementasi pendekatan saintifik dalam PBM pada mata
pelajaran Fisika kelas XI IPA di satu SMA Yogyakarta. Kaitan antara teori
dengan permasalahan akan mempermudah dalam proses menganalisis data
hingga kesimpulan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini secara berurutan dijelaskan tentang desain penelitian,
subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrumen, pengumpulan data,
metode analisis yang digunakan, dan waktu penelitian.
A. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara kualitatif. Menurut Suparno (2010:
153), kualitatif mempunyai seting alamiah sebagai sumber langsung data.
Penelitian dilaksanakan tanpa ada ikut campur dari peneliti. Peneliti
menjadi pengamat selama proses penelitian terjadi. Peneliti melihat dan
memahami keadaan dengan tema tertentu.
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan dengan subjek penelitian adalah guru fisika
dan siswa di kelas XI IPA 1 SMA X dengan jumlah 26 orang. Berikut
perincian jumlah siswa di SMA tersebut:
Tabel 3.1 Data Subjek Penelitian SMA X
Guru Fisika Siswa Kelas XI IPA 1 Jumlah
1 26 27
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : SMA X Yogyakarta
2. Waktu : Maret - Mei 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Instrumen
Instrumen adalah alat pengumpulan data sebagai sarana untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Instrumen yang digunakan berupa
instument observasi, wawancara, dan diperkuat dengan fieldnotes selama
observasi dilaksanakan. Instrumen observasi berupa poin-poin pernyataan
yang disusun dengan memperhatikan dasar teori yang ada yang
mempunyai hubungan dengan hal yang diteliti. Instrumen ini digunakan
selama observasi video yang diambil dari PBM yang berlangsung.
Instrumen wawancara berupa poin-poin pertanyaan yang disusun dengan
memperhatikan dasar teori yang ada dan fakta di lapangan yang
mempunyai hubungan dengan hal yang diteliti. Instrumen ini dibagi
menjadi dua bagian, yaitu untuk guru dan siswa. Berikut rincian
penjelasan tentang instrumen observasi dan wawancara:
1. Instrumen Observasi
Observasi merupakan salah satu alat pengambilan data
dalam melakukan penelitian. Instrumen observasi akan lebih
efektif jika informasi yang akan diambil berupa kondisi,
tingkah laku, dan hasil kerja responden dalam situasi alami
(Sukardi, 2003: 78-79). Instrumen observasi disusun sesuai
dengan landasan teori yang digunakan di dalam BAB II.
Implementasi pendekatan saintifik dalam PBM pada
mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA dirumuskan dari 3
tahapan/ kegiatan pembelajaran dengan aktivitas-aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
belajarnya. Rumusan tersebut menjadi dasar penyusunan
instrumen observasi yang akan digunakan untuk mendapatkan
data tulisan dari pengtranskipan data observasi video. Oleh
sebab itu, instrumen yang disusun tersebut validitasnya dapat
dikatakan terpenuhi.
Berikut merupakan kisi-kisi instrumen observasi
penelitian tentang implementasi pendekatan saintifik dalam
PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Penelitian tentang
Implementasi Pendekatan Saintifik dalam PBM pada Mata
Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA
Faktor Sub Faktor
Tahapan –tahapan /
Kegiatan
Pembelajaran Fisika
a. Tahap Prainstruksional/
Kegiatan Pendahuluan, meliputi:
kegiatan awal
pembelajaran
pemantapan pemahaman
prasyarat
b. Tahap Instruksional/ Kegiatan
Inti, meliputi:
pengamatan/ observasi
mengajukan pertanyaan
mengumpulkan
informasi
mengolah informasi/
menalar/ mengasosiasi
mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Faktor Sub Faktor
c. Tahap Evaluasi/ Kegiatan
Penutup, meliputi:
validasi konsep, hukum,
asas, prinsip yang telah
dikontruksi siswa
pengayaan materi
pelajaran yang telah
dipelajari siswa
2. Instrumen Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data penelitian
dengan bertatap muka secara langsung dengan respoden yang
diteliti. Peneliti menanyakan hal-hal yang telah dirancang
untuk ditanyakan pada responden. Hasil wawancara dicatat
sebagai informasi yang penting sebagai data penelitian
(Sukardi, 2003: 79). Instrumen wawancara disusun sesuai
dengan landasan teori di dalam bab II. Sehingga instrumen
wawancara dapat dikatakan terpenuhi validasinya.
Narasumber untuk wawancara penelitian adalah guru fisika
dan beberapa siswa kelas XI IPA di SMA X Yogyakarta.
Kisi-kisi instrumen wawancara untuk memperkuat data
observasi sama dengan kisi-kisi instrumen observasi. Berikut
merupakan daftar pertanyaan untuk instrumen wawancara
untuk penelitian tentang implementasi pendekatan saintifik
dalam PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan untuk Instrumen Wawancara
Penelitian tentang Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam PBM pada Mata Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA
Narasumber Daftar Pertanyaan
a. Guru 1) Bagaimana alur penyampaian materi
ajarnya?
2) Bagaimana keterlibatan anda dalam
PBM?
3) Seberapa besar keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran di kelas?
Dan seperti apa keterlibatan siswa
tersebut?
4) Dalam kegiatan pembelajaran terdapat
kegiatan pokok yaitu pendahuluan,
inti, dan penutup. Apakah anda
menerapkan pendekatan saintifik
dalam ketiga kegiatan pokok tersebut
selama PBM?
5) Dari ketiga kegiatan tersebut, mana
yang paling mendukung belajar siswa
selama PBM, mengapa?
6) Apakah anda menyiapkan media objek
untuk diamati siswa?
7) Apakah anda sering memberikan
pertanyaan untuk menggugah
keingintahuan siswa tentang materi
ajar?
8) Apakah anda mengadakan praktikum
untuk beberapa materi yang anda
ajarkan dan seberpa sering diadakan?
9) Apakah anda mengadakan
demonstrasi sederhana/penggunaan
video/diskusi kelompok untuk materi
yang anda ajarkan dan seberpa sering
diadakan?
10) Metode belajar seperti apa yang anda
pilih? Mengapa?
11) Metode pembelajaran apa yang anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Narasumber Daftar Pertanyaan
gunakan untuk memacu keaktifan
siswa dan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir dan bertindak
secara ilmiah pada siswa?
12) Apa pendapat anda tentang
pendekatan saintifik adalah hal yang
lumrah dalam mata pelajaran fisika
dikarenakan fisika berbasis pada
metode ilmiah?
b. Siswa 1) Apakah guru menyajikan media obyek
untuk diobservasi?
2) Apakah ketika kalian melakukan
praktikum atau observasi kalian
diberikan panduan atau arahan dalam
melakukan eksperimen?
3) Apakah guru sering bertanya tentang
materi selama PBM belangsung?
4) Apakah kalian sering bertanya tentang
materi selama PBM belangsung?
5) Bagaimana cara guru menjawab
pertanyaan kalian?
6) Apakah kalian melakukan persiapan
sebelum pelajaran fisika?
7) Bagaimana cara mengajar guru selama
PBM?
8) Apakah kalian sering melakukan
praktikum?
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa data
kualitatif, dimana data dalam riset kualitatif adalah semua hal, barang,
tulisan, dan benda yang dikumpulkan peneliti untuk dapat menjelaskan
persoalan yang sedang didalami (Suparno, 2010:117).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi melalui video
menggunakan alat bantu handycam sambil membuat fieldnote selama 3
kali PBM Fisika. Selain itu, data diperkuat dengan wawancara guru
sebanyak 2 kali, yaitu sekali sebelum pengambilan data observasi dan
sekali sesudah pengambilan data observasi, serta wawancara siswa yang
dilaksanakan 1 kali sesudah pemngambilan data observasi, ketiga
wawancara tersebut dilaksanakan di luar PBM Fisika. Sebelum semua
kegiatan pengambilan data tersebut, sudah dilaksanakan kegiatan
observasi awal sebagai kegiatan pengenalan terhadap situasi dan
lingkungan tempat penelitian.
F. Metode Analisis yang Digunakan
Untuk menganalisis data dari penelitian ini, peneliti menggunakan
dua tahap analisis data kualitatif, yaitu analisis dalam lapangan dan
analisis sesudah pengumpulan data. Analisis dalam lapangan ini adalah
tahap saat melakukan observasi penelitian di lapangan. Analisis ini lebih
pada apa yang diamati peneliti dan lebih pada pemilahan hal-hal penting
bagi penelitian. Sedangkan pada tahap analisis sesudah pengumpulan data
terdapat beberapa tahap yang harus dikerjakan yaitu membuat transkrip
data, kategorisasi coding, dan mekanika mengerjakan data. Selain itu,
metode analisis komperasi juga digunakan untuk membandingkan antara
teori dengan realitas tentang implementasi pendekatan saintifik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA yang terjadi di SMA
X Yogyakarta.
Analisis pada data observasi dan wawancara dengan tahapan
sebagai berikut, beserta informasi yang telah dicatat (fieldnotes). Berikut
proses analisis yang akan dilaksanakan:
1. Mengambil data observasi dan wawancara.
2. Mentranskip data video dan rekaman suara secara umum ke dalam
data tulisan.
3. Dengan panduan kisi-kisi instrumen observasi dan wawancara,
maka transkip data dari video dan rekaman suara yang telah berupa
tulisan dipilah-pilah pada sub faktor dan faktor yang tepat, dengan
mencari kata-kata kunci yang sesuai dengan kisi-kisi.
4. Setelah mengelompokkan ke dalam sub faktor dan faktor, lalu
dianalisis informasi yang didapat.
5. Menarik kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
Kemudian, analisis untuk membandingkan teori dengan realitas
tentang implementasi pendekatan saintifik dalam tahapan-tahapan/
kegiatan-kegiatan PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA di
satu SMA Yogyakarta. Untuk membandingkan teori dengan realitas
tentang implementasi pendekatan saintifik dalam tahapan-tahapan/
kegiatan-kegiatan PBM pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA di
SMA X Yogyakarta, maka dilakukan pembandingan antara teori dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
hasil data yang telah diperoleh dari observasi dan wawancara.
Perbandingan hasil implementasi tersebut dituliskan dalam bentuk tabel
dan uraian.
Tabel 3.4 Tabel Analisis Perbandingan Teori dengan Realitas
tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Tahapan-
tahapan/ Kegiatan-kegiatan PBM pada Mata Pelajaran Fisika Kelas
XI IPA SMA di SMA X Yogyakarta
Sub Faktor Teori Realitas
1. Tahap
Prainstruksional/
Kegiatan Pendahuluan,
meliputi:
…
2. Tahapan
Instruksional/ Kegiatan
Inti, meliputi:
…
3. Tahapan Evaluasi/
Kegiatan Akhir,
meliputi:
…
G. Waktu Penelitian
Berikut merupakan penjadwalan waktu penelitian implementasi
pendekatan saintifik dalam PBM pada Mata Pelajaran Fisika Kelas XI IPA
SMA:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.5 Kegiatan Penelitian di SMA X
No. Tanggal Kegiatan Rincian Kegiatan
1. April 2015
Observasi pendahuluan I di dalam
kelas XI IPA saat berlangsungnya
PBM
2. April 2015
Observasi pendahuluan II di dalam
kelas XI IPA saat berlangsungnya
PBM
3. April 2015 Pengambilan data wawancara awal
dengan guru.
4. April 2015
Pengambilan data I: observasi selama
PBM berlangsung dan melakukan
wawancara.
5. April 2015
Pengambilan data II: observasi
selama PBM berlangsung dan
melakukan wawancara.
6. Mei 2015
Pengambilan data III: observasi
selama PBM berlangsung dan
melakukan wawancara.
7. Mei 2015 Pengambilan data wawancara
konfirmasi dengan guru.
8. Mei 2015 Pengambilan data wawancara dengan
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV. DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Data
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah swasta di Yogyakarta, yaitu
SMA X Yogyakarta. Materi pembelajarannya adalah Fluida dan Teori Kinetik
Gas. Subjek penelitian ini adalah guru Fisika dan siswa kelas XI IPA 1,
sedangkan objeknya adalah implementasi pendekatan saintifik yang
dilaksanakan dalam pelaksanaan pembelajaran fisika.
Penelitian dilakukan di satu sekolah, satu guru Fisika, dan satu kelas XI
IPA, supaya penelitian ini fokus dalam mengetahui implementasi pendekatan
saintifik yang dilakukan guru dan siswa pada PBM Fisika.
Sebelum pengambilan data penelitian melalui observasi dan wawancara,
peneliti melakukan observasi awal sebanyak 2 kali pada bulan April 2015. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui situasi kelas selama PBM Fisika
berlangsung dan membiasakan siswa dengan keberadaan peneliti di dalam
kelas.
Pelaksanaan penelitian untuk mengambil data observasi video dilakukan
pada tanggal 03 Mei 2015, 08 Mei 2015, dan 11 Mei 2015. Sedangkan untuk
data wawancara guru dilakukan pada tanggal 21 April 2015 dan 23 Mei 2015,
serta data wawancara siswa pada tanggal 19 Mei 2015. Penelitian pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
data observasi dilaksanakan di dalam lab pada observasi pertama dan di dalam
kelas XII IPS 3 pada observasi kedua dan ketiga. Wawancara dilakukan di luar
kelas, yaitu wawancara guru dilakukan di ruang tamu sekolah dan wawancara
siswa dilakukan di ruang tamu asrama putri. Wawancara tersebut telah
dilakukan peneliti dan direkam dalam bentuk video dan rekaman suara.
Sementara, fieldnotes dikumpulkan selama kegiatan penelitian berlangsung.
Setelah proses pengambilan data melalui observasi yang
didokumentasikan melalui video, peneliti memutar rekaman video berulang-
ulang kali untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama PBM Fisika berlangsung dan
menemukan bentuk-bentuknya, lalu mentranskipnya. Peneliti mentranskip data
wawancara yang telah didapatkan dengan memutarnya berulang-ulang dan
menuliskannya dengan kata-kata yang sama dengan yang dikatakan selama
proses wawancara berlangsung.
2. Data Penelitian
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pengambilan data video
dan wawancara dalam PBM Fisika yang berlangsung, didapatkan hasil penelitian
sebagai berikut:
a. Data Penelitian
Data video PBM dan wawancara guru, serta wawancara siswa dipaparkan
dalam tabel di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.1 Kegiatan yang Diobservasi/ Direkam
Kegiatan yang Diobservasi/ Direkam
1. Tahap Prainstruksional/
Kegiatan Pendahhuluan
a. Kegiatan Awal Pembelajaran
b. Pemantapan Pemahaman Prasyarat
2. Tahap Instruksional/ Kegiatan
Inti
a. Pengamatan atau Observasi
b. Mengajukan Pertanyaan
c. Mengumpulkan Informasi
d. Mengasosiasikan atau Mengolah
Informasi atau Menalar
e. Mengkomunikasikan
3. Tahap Evaluasi/ Kegiatan
Penutup
a. Validasi Konsep, Hukum, Asas,
Prinsip yang Telah Dikontruksi Siswa
b. Pengayaan Materi Pelajaran yang
Telah Dipelajari Siswa
Guru Fisika yang dijadikan subjek dalam penelitian ini merupakan guru
yang telah berpengalaman mengajar selama 22 tahun dan sudah selama 5 tahun
mengajar di SMA X Yogyakarta, serta siswa-siswa merupakan siswa yang
telah 2 tahun mendapatkan pelajaran Fisika.
b. Transkipsi
Pembuatan transkipsi dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengamati
rekaman video PBM Fisika dan rekaman wawancara guru serta wawancara
siswa. Peneliti mengamati aktivitas dan tutur kata guru dan siswa yang
merupakan bentuk-bentuk implementasi pendekatan saintifik dalam PBM
Fisika. Kemudian video observasi dan wawancara tersebut disalin dalam
bentuk tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Analisis dan Pembahasan
Seperti yang terumuskan dalam BAB 2, implementasi pendekatan
saintifik dalam PBM Fisika oleh guru dan siswa dilaksanakan dalam 3 tahapan/
kegiatan pembelajaran, yaitu: Tahap Prainstruksional/ Kegiatan Pendahuluan,
Tahap Instruksional/ Kegiatan Inti, dan Tahap Evaluasi/ Kegiatan Penutup.
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana seorang guru
melakukan implementasi pendekatan saintifik dan mengarahkan siswa untuk
melakukan implementasi pendekatan saintifik tersebut dalam PBM Fisika.
Penelitian ini tidak memuat penilaian implementasi pendekatan saintifik dari
seorang guru dan para siswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas
belajar yang menunjukkan implementasi pendekatan saintifik dalam PBM
Fisika dan membandingkannya antara teori dengan praktek di lapangan.
Keterangan yang perlu dipahami, sebagai berikut: G = Guru, P = Peneliti,
S = Siswa, S1 = Siswa 1, dan S2 = Siswa 2.
Uraian analisis dan pembahasan untuk implementasi pendekatan saintifik
dalam PBM fisika pada tiap tahapan/ kegiatan pembelajarannya, di mana
pengalaman khusus/ pokok tentang pendekatan saintifik ada di tahap
instruksional/ kegiatan inti, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Tahap Prainstruksional/ Kegiatan Pendahuluan
a. Kegiatan Awal Pembelajaran
Seorang guru pada umumnya dituntut harus mampu membuat
suasana awal pembelajaran yang kondusif melalui kegiatan awal
pembelajaran dengan harapan PBM berjalan dengan efektif. Dalam
implementasi pendekatan saintifik hal tersebut dapat dilaksanakan
oleh guru, dengan cara melaksanakan aktivitas belajar yang
memotivasi siswa dengan memberi dorongan semangat/ kritik/ saran,
bisa juga dengan memberi tahu kompetensi apa saja yang akan
dipelajari pada pertemuan tersebut. Hal lain yang dapat dilakukan
guru adalah menyapa siswa dengan ramah, melihat kesiapan siswa
dalam PBM, serta guru mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran pada hari tersebut.
Selama observasi, guru menunjukkan murah senyum dan nada
suaranya halus, serta sapaan yang ramah. Guru mempersiapkan
perlengkapan untuk pembelajaran. Seperti dalam rekap video pada
pertemuan pertama (Lampiran 3):
Guru telah menyediakan alat dan bahan eksperimen. Lalu
Guru mengambil kertas dari atas meja yang ada di depan
lalu berdiri di depan kelas sambil menjelaskan aktivitas
PBM hari ini.
G : Hari ini kita akan eksperimen. Jarum yang dimasukkan ke
dalam air apakah terapung atau tenggelam. Silahkan anda
baca. Sampai nanti membuat laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a.
b.
Gambar 4.1.a Peralatan Eksperimen yang telah
disediakan oleh guru, b. Guru menjelaskan apa yang
akan dilakukan dalam eksperimen secara singkat.
Dalam rekap video pada pertemuan kedua, guru menunjukkan
tindakan menunggu kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran.
Guru masuk ke ruang kelas XII IPS 3 pukul 10:25 WIB dan siswa
baru beberapa yang masuk karena baru selesai istirahat, dan PBM
dimulai pukul 10:30 WIB. Selama 5 menit tersebut guru
mempersiapkan perlengkapan PBM. Berikut rekap video pertemuan
kedua (Lampiran 3):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4.2 Suasana awal pembelajaran di mana
belum semua siswa masuk kelas dan tampak guru
sedang mempersiapkan perlengkapan PBM.
Namun, selama observasi dan wawancara tidak dijumpai bahwa
guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan
tersebut, mau pun di awal memberi motivasi berupa pertanyaan atau
pernyataan yang menggugah rasa penasaran siswa/ dorongan
semangat/ kritik/ saran.
Dalam wawancara dengan dua siswa didapatkan informasi
bahwa guru memberikan motivasi berupa ceramah ketika PBM
berlangsung. Berikut kutipan wawancara dengan siswa (Lampiran 4):
P : Bapaknya itu pernah gak ngasih kalian motivasi buat
semangat belajar?
S2 : Sebenarnya pernah sih. Misalkan dia ceramah saat
pelajaran, “Saya itu turut sedih, nak. Saya sedih. Kakak-
kakak kalian itu begini-begini. Harusnya kalian itu…”
Nah kasian juga kan orang tua ini. Harusnya aku belajar
gitu. Tapi 1 menit doank mbak mikir kaya gitu, abis itu ya
males lagi. Hahahahaha…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Sementara itu guru merasa bahwa ia memberi semangat dengan
melihat kondisi dan caranya sering mengadakan ulangan, sebagaimana
terungkap dalam hasil wawancara berikut ini (Lampiran 4):
Kalo anak sudah bagus ya sudah , gak perlu dituntut yang
lain. Tetapi menjadi ketika anak sudah mulai apatis sudah
mulai jenuh atau anak nah,,,, ya,,, diberi semangat.
Mengaktifkan itu menurut saya gini ya liat kondisi
kemudian kalo anak biarkan anak mau belajar fisika ya
harus di paksa,jujur,,,harus dipaksa. Anak kalau tidak
dipaksa untuk belajar maaf ya nanti gak mau belajar, saya
tu sampai jeleh. Fisika tu ulangan paling sering
harapannya ya satu memaksa anak untuk mau belajar. Nah
itulah karena apa ketika tidak pernah ulangan yo yakin
anak tu ya gak belajar.
Dari hasil wawancara dapat dideskripsikan bahwa guru memberi
motivasi dalam bentuk yang berbeda-beda kepada siswa selama PBM
berlangsung, namun bukan di awal PBM yang bertujuan untuk
membangun suasana pembelajaran yang efektif.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa guru telah
melakukan aktivitas belajar dalam implementasi pendekatan saintifik
pada PBM Fisika untuk membangun suasana awal pembelajaran yang
efektif, berupa: pertama, guru telah mempersiapkan perlengkapan
untuk pembelajaran dan menunggu hingga siswa siap memulai
pembelajaran, kedua telah menyapa siswa sebelum pembelajaran
dimulai dengan ramah. Namun demikian guru belum sepenuhnya
melakukan upaya memberikan motivasi kepada siswa sebelum
menuju ke kegiatan inti PBM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Pemantapan Pemahaman Prasyarat
Sebelum berlanjut ke materi pokok, dalam implementasi
pendekatan saintifik dalam PBM Fisika, guru diharapkan mampu
memantapkan pemahaman prasyarat yang dimiliki siswa karena
materi pelajaran fisika memiliki kaitan satu dengan lainnya, yaitu
dengan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
materi sebelumnya dan mereview materi sebelumnya sebagai
pemantapan pemahaman bagi siswa dan mengkaitkannya dengan
materi yang akan dipelajari.
Selama observasi yang dilakukan oleh peneliti, pada pertemuan
ketiga guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
materi sebelumnya. Guru masuk ke kelas XII IPS 3 pukul 12:00 WIB.
Lalu guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dan
membagikan kertas yang berisi latihan soal untuk persiapan ulangan
harian pada pertemuan berikutnya.
Namun, selama observasi nampak bahwa siswa kurang
memanfaatkan hal tersebut. Sehingga siswa kurang mampu
mengkaitkan satu materi dengan materi lainnya dalam pelajaran fisika.
Seperti dalam kutipan wawancara guru yang pertama (Lampiran 4)
berikut :
Loh kadang-kadang setiap anak kan beda-beda ada yang
9.0 ada yang 9,7 da yang 8 ternyata sampai mengamati
anak pengukuran bandul itu tidak tepat. Yang diukur tali,
lupa bandul itu pusat massanya dimana ditengah atau
disepertiganya kan gak tau, kadang anak saya beri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
beberapa ada yang bentuknya segitiga, kalo bunder yakin
ditengah tengah yo? Tetapi ketika segitiga lupa bahwa
sepertiga titik beratnya.
Sedangkan untuk aktivitas guru meriview materi
sebelumnya, guru mengatakan bahwa siswa diberi penjelasan tentang
hal-hal yang belum dimengerti pada pertemuan selanjutnya bukan
disaat pertemuan praktikum tersebut, sebagaiman dalam kutipan
wawancara guru kedua, berikut kutipan tersebut (Lampiran 4) :
P : lalu bapak pada akhirnya menjelaskan …?
G : macam-macam…
P : he’e.
G : Setelah praktek, biarkan selesai. Tapi ketika masuk
kelas, kita mengingatkan lagi bahwa segitiga itu titik
beratnya adalah 1/3 dari tinggi.
Namun, dalam prakteknya di kelas tidak ditemukan fakta tersebut,
guru tidak menjelaskan atau membahas hal mengenai praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwwa aktivitas-
aktivitas belajar yang terlaksana dalam implementasi pendekatan
saintifik dalam hal pemantapan pemahaman siswa di tahap
Prainstruksional/ kegiatan pendahuluan adalah pemberian kesempatan
pada siswa untuk bertanya tentang materi sebelumnya. Namun karena
hal ini kurang dimanfaatkan siswa, siswa kurang mampu mengkaitkan
satu materi dengan materi lainnya yang relevan dan saling terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Tahap Instruksional/ Kegiatan Inti
a. Pengamatan atau Observasi
Kegiatan pengamatan atau observasi dalam implementasi
pendekatan saintifik dilakukan dengan aktivitas-aktivitas belajar,
sebagai berikut : pertama penyediaan objek observasi oleh guru dan
objek tersebut sesuai dengan materi yang dibahas saat PBM tersebut,
kedua siswa dengan aktif melakukan observasi dengan memanfaatkan
panca indra yang dimiliki, ketiga guru dan siswa menyepakati dan
menentukan cara dan prosedur pangamatan, dan keempat guru
mengetahui perannya beserta peran siswa dalam observasi.
Pertama, dalam observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada
pertemuan pertama guru telah menyediakan objek observasi berupa
alat dan bahan eksperimen tegangan permukaan, seperti pada gambar
4.1.a.
Saat guru menjelaskan konsep atau rumus, guru terbiasa
memberikan ilustrasi/ gambar di papan tulis. Dari rekap video
pertemuan kedua menit ke 06:35(Lampiran 3) teramati bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Guru menjelaskan lagi dengan memberi ilustrasi tentang balon untuk
Hukum Boyle.
Gambar 4.3 Guru memberi ilustrasi untuk
mempermudah penjelasan.
Hal pemberian ilustrasi biasa digunakan oleh guru dalam
PBMnya untuk mempermudah memberi penjelasan dan siswa mudah
menangkap maksudnya. Namun, dari wawancara yang pertama
dengan guru diketahui siswa menggambarkan ilustrasi di buku catatan
berbeda dengan yang di papan tulis, sehingga siswa mengalami
kesulitan menangkap maksud materi pelajaran tersebut. Berikut
kutipan wawancara tersebut (Lampiran 4):
Mengajar, yang saya lihat gambar. Ketika gambarnya
benar, kita bisa menjabarkan. Tetapi ketika gambarnya
salah sudah tidak dari awal salah. Ya kalau guru bawa
buku, kan lucu ya. Hal itu saya kira wajar. Gambar diturun
persis. Logikanya. Kelemahan anak, saya mengamati juga,
gambarnya dengan soal saya buat beda, nah misalnya
gambarnya A dan B, di soal 1 dan 2.
P : sudah bingung.
G : sudah bingung.
P : hahaaa…
G : A dan B tak balik, tadi A disebelah kiri jadi sebelah
kanan. Rumusnya sama, padahal penjabaran rumusnya
dari..
P : gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G : gambar. Bernoulli h1 dan h2, h1 yang bawah atau yang
atas ya? Pak Guru ditanya yang mana rumusnya; ya ga
tahu ketika tidak melihat gambarnya. Fisika, dari logika
gambar. Pada selisih tinggi h1 min h2, lhoh h1 dan h2
nya yang mana dulu? Makanya harus lihat gambarnya
dulu. Kok ketemu negatif Pak, ya kalau hafalan
ketemunya negatif.
Kedua, siswa aktif dalam melakukan observasi dengan
memanfaatkan panca indra yang dimilikinya tampak pada pertemuan
pertama dan kedua, sebagai berikut rekap video pertemuan pertama
dan kedua (Lampiran 3):
Guru memberi contoh bagaimana menempatkan jarum ke dalam air
pada satu kelompok siswa yang bertanya.
Gambar 4.4 Siswa mengamati contoh yang diberikan
guru (rekap video pertemuan pertama pada menit
04:23).
Kelompok bertanya bagaimana cara meletakkan jarumnya ke dalam air,
kemudian guru mempraktekkan, di mana kelompok depannya juga ikut
memperhatikan.
Gambar 4.5 Siswa mengamati contoh yang diberikan
guru (rekap video pertemuan pertama pada menit
07:37).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Salah satu aktivitas mencoba dan mengamati yang dilakukan oleh 2
kelompok dari 7 kelompok yang ada.
Gambar 4.6 Siswa mengamati eksperimen tegangan
permukaan pada air biasa dengan seksama (rekap
video pertama pada menit ke 06:33)
Gambar 4.7 Siswa mengamati eksperimen tegangan
permukaan pada air biasa dengan seksama (rekap
video pertama pada menit ke 06:40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Siswa mencoba dan mengamati jarum yang diletakkan ke dalam air
sabun.
Gambar 4.8 Siswa mengamati eksperimen tegangan
permukaan pada air sabun dengan seksama (rekap
video pertama pada menit ke 10:09)
Siswa memperhatikan penjelasan guru, meski pun sambil tiduran, dan
mencatat yang ada di papan tulis.
Gambar 4.9 Siswa menyimak dan mendengarkan
penjelasan guru (rekap video pertemuan kedua pada
menit ke 02:35).
Gambar 4.10 Siswa menyimak dan mendengarkan
penjelasan guru (rekap video pertemuan kedua pada
menit ke 02:40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dari gambar 4.4 sampai 4.10 di atas menandakan siswa aktif dalam
melakukan observasi.
Ketiga, guru dan siswa menyepakati dan menentukan cara dan
prosedur pangamatan. Dalam hal ini, guru yang menentukan prosedur
pengamatan, dan siswa melakukannya. Hal tersebut ditunjukkan
dalam pertemuan pertama dengan guru membagikan LKS ke siswa, di
mana dalam LKS tersebut telah ada prosedur observasi, berikut rekap
video pertemuan pertama:
Guru membagi LKS untuk eksperimen tersebut.
Gambar 4.11 Guru membagikan LKS yang ada
prosedur observasinya (menit ke 00:36).
Keempat, guru mengetahui perannya beserta peran siswa dalam
kegiatan observasi. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan observasi
ditunjukkan dengan guru memberi contoh yang terjadi pada rekap
video pertemuan pertama menit ke 04:23 dan 07:37 seperti di atas.
Kemudian, guru juga menyadari siswa harus aktif dalam posisinya
dalam kegiatan observasi. Seperti yang terjadi pada pertemuan
pertama, pada rekap video terdapat pada menit ke 06:33, 06:40, dan
10:09.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap
observasi dalam pendekatan saintifik yang dilakukan guru dan siswa:
pertama, guru telah menyediakan objek observasi. Kedua, siswa aktif
dalam kegiatan observasi. Ketiga, guru menentukan prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
observasi. Dan keempat, guru mengetahui posisinya beserta siswa
dalam kegiatan observasi.
b. Mengajukan Pertanyaan
Dalam kegiatan mengajukan pertanyaan pada PBM Fisika dalam
implementasi pendekatan saintifik, aktivitas belajar yang dilakukan
yaitu : pertama, siswa aktif bertanya dan mengajukan pendapat;
kedua, guru bertanya dengan kualitas pertanyaan yang baik dan tepat
untuk membimbing atau memandu siswanya belajar dengan baik dan
membentuk interaksi yang baik antara guru dan siswa; ketiga, guru
menjawab pertanyaan siswa untuk mendorong siswa menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik; keempat, guru membuka
kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa
yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat; dan kelima, guru
memberi waktu kepada siswa beberapa saat sebelum meminta atau
menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan itu.
Aktivitas belajar yang menunjukkan siswa aktif bertanya dapat
dilihat dalam rekap video pertemuan pertama, di mana siswa
mengangkat tangan dan memanggil guru, kemudian guru beranjak ke
kelompok yang bertanya tersebut. Kelompok tersebut menanyakan
bagaimana cara meletakkan jarum ke permukaan air dan guru segera
memberi contoh. Selain itu, rekap tersebut menggambarkan guru
menjawab pertanyaan siswa untuk mendorong siswa menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik, juga membangun interaksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
baik antara guru dan siswa. Berikut rekap video tersebut (Lampiran
3):
Gambar 4.12 Siswa mengangkat tangan dan memanggil
guru untuk bertanya (pada menit ke 07:22).
Gambar 4.13 Guru menjawab atau merespon pertanyaan
siswa dengan memberi contoh (pada menit ke 07:37).
Siswa ada yang bertanya tentang yang diamati, karena
berbeda dengan yang ada di teori.
S : melayang, melayang Pak.
Guru melihat eksperimen kelompok tersebut.
G : Coba diperhatikan, melayang atau terapung. Coba ingat
tentang kohesi dan adesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4.14 Siswa bertanya. Guru menjawab
dengan pernyataan dan pertanyaaan yang menuntun
ke jawaban ( rekap video pertemuan pertama pada
menit ke 22:45).
Siswa aktif bertanya, siswa bertanya ke siswa lain dan atau ke
guru.
Gambar 4.15 Siswa bertanya ke teman (menit ke 26:20).
Gambar 4.16 Siswa bertanya pada guru (menit ke 26:36).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Ketika menjawab pertanyaan/ memberi informasi ke siswa, wajah dan
nada suara guru bersahabat dan ramah.
Gambar 4.17 Interaksi yang baik antara guru dan siswa
(rekap video pertemuan pertama pada menit ke 34:57).
Kemudian pada rekap video pertemuan kedua terdapat pula
aktivitas PBM Fisika dalam kegiatan menanya, sebagai berikut
(Lampiran 3) :
Ada siswa bertanya tentang rumus yang dituliskan oleh
guru, lalu guru menjelaskannya.
G : Rumus ini pernah di kelas 1.
Gambar 4.18 Guru menjawab pertanyaan siswa dan
mengingatkan siswa (pada menit ke 01:31).
S : Pak satuannya kenapa K? Kenapa tidak oC?
Guru memberi penjelasan, dan siswa menerima
penjelasan tersebut, serta guru memberi nasihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
G : Jebakan-jebakan itu ada, harus hati-hati.
Gambar 4.19 Guru menjawab pertanyaan siswa dan
meminta siswa hati-hati dengan jebakan yang ada
pada soal fisika (pada menit ke 55:07).
Demikian pula dalam pertemuan ketiga, terdapat aktivitas yang
menggambarkan kegiatan menanya. Berikut rekap video pertemuan
ketiga (Lampiran 3) :
Siswa bertanya pada guru, kemudian guru menanggapinya.
Gambar 4.20 Guru menanggapi siswa yang bertanya
(pada menit ke 22:55, 28:05 dan 28:38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Siswa bertanya, guru menanggapi dengan pertanyaan yang menuntun
ke jawaban.
Gambar 4.21 Guru menjawab dengan pertanyaan
dan atau pernyataan yang menuntun ke jawaban
(pada menit ke 33:15 dan 34:20).
Guru menjelaskan di depan karena guru menemukan pertanyaan yang
sama dari beberapa kelompok diskusi. Siswa memperhatikan.
Gambar 4.22 Guru menemui pertanyaan yang sama
dan menjawab siswa dengan menerangkan di papan
tulis (pada menit ke 40:29 dan 44:46)
Dalam wawancara dengan siswa, terungkap bahwa siswa tidak
menyukai cara guru menjawab dengan pertanyaan atau pernyataan
yang menuntun ke jawaban, tanpa memberi jawaban yang benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
secara pasti. Siswa lebih suka bila guru langsung menjawabnya,
dengan guru langsung menjawabnya siswa merasa akan lebih mudah
paham akan hal yang dipertanyakan oleh siswa. Namun, bagi guru hal
yang disukai siswa tersebut kurang baik bagi diri siswa sebagai
pembelajar yang baik, karena siswa akan terbiasa diberi jawaban
secara langsung tanpa adanya usaha untuk menemukan jawaban dari
diri siswa sendiri. Berikut kutipan wawancara dengan siswa tersebut
(Lampiran 4) :
P : trus kalo misalnya kalian ada yang eee gak tau nih,
trus nanya, respon bapaknya gimana?
S 1 : bapaknya.....
S 2 : dijawab sih dijawab,,
P : dijawab tapi,,
S 2 : dijelaskan tapi,,
S 1 : berbelit-belit lagi mbak dijelaskannya.
S 2 : ho’o. Dengan yang dijelaskannya dia ini, dari awal
itu tuh beda lagi, kayak kok beda lagi gitu loh mbak.
S 1 : gak langsung ini gini, gak ya? “Kalo kamu gini-
gini gimana? Kalo kamu gini-gini gimana?”, gatau
pak? “dicari dulu”. Jadi balik lagi, yaudah gak
ngerjain deh jadinya.
P : berarti kalian tanya, tapi pak X nya itu nanya juga ke
kalian gitu?
S 2 : ho’o
S 1 : iya kayak gitu mbak. Gak pernah ngasih jawaban
pasti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Terdapat kutipan wawancara yang menggambarkan siswa
secara aktif bertanya ke teman. Berikut kutipan wawancara
dengan siswa (Lampiran 4):
P : Terus kalau misalnya kalian gak ngerti itu, kalian
gimana? Apa nanya-nanya…
S2 : Nanya ke teman.
S1 : Iya nanya ke teman.
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
tahap menanya pada pendekatan saintifik yang dilakukan guru, siswa
aktif bertanya dan mengajukan pendapat; guru bertanya dengan tepat
untuk membimbing atau memandu siswanya belajar dengan baik dan
membentuk interaksi yang baik antara guru dan siswa; guru menjawab
pertanyaan siswa untuk mendorong siswa menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik; guru membuka kesempatan secara luas kepada
siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat terbukti guru tidak marah atau memberi batasan
pada siswa yang bertanya; dan kelima, guru memberi waktu kepada
siswa beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawab pertanyaan itu yang tampak pada saat guru melontarkan
pertanyaan atau pernyataan yang membimbing ke jawaban meski
siswa tidak suka dengan cara tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
c. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi dalam implementasi pendekatan
saintifik dapat ditunjukkan dengan melakukan aktivitas belajar
sebagai berikut : siswa aktif dalam mengumpulkan informasi dapat
dari berbagai sumber dan berbagai cara, guru menampung semua
pendapat siswa dan membimbingnya untuk mendapatkan informasi
yang tepat, dan siswa mencatat fenomena yang terjadi dengan baik
dan tepat, sehingga siswa mampu berpikir cermat dan kritis.
Selama observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
menemukan beberapa aktivitas yang mendukung berlangsungnya
kegiatan mencari informasi ini. Berikut rekap video pertemuan
pertama tentang keaktifan siswa dalam mencari informasi dari
berbagai sumber dan cara (Lampiran 3):
Salah satu aktivitas mencoba dan mengamati yang dilakukan oleh 2
kelompok dari 7 kelompok yang ada.
Gambar 4.23 Siswa mencari informasi dengan
melakukan eksperimen (pada menit ke 06:33 dan 10:09)
Terdapat siswa yang bertanya tentang yang diamati, karena berbeda
dengan yang ada di teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.24 Guru memberi informasi yang perlu
siswa tahu dan pahami (pada menit ke 22:45).
Siswa menggunakan buku yang biasa digunakan untuk mendapatkan
informasi.
Gambar 4.25 Siswa mencari informasi dari buku
(pada menit ke 23:45)
Siswa mencari informasi dari internet dan mengkonfirmasikannya ke
guru. Tampak siswa tetap lebih mantap bila guru memberikan
pendapatnya/ jawabannya.
Gambar 4.26 Siswa mencari informasi dari internet
dan mengkonfirmasi kebenarannya dengan guru
(pada menit ke 27:00).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dalam wawancara dengan guru, peneliti mendapatkan bahwa
guru memberikan informasi ke siswa dengan cara mengilustrasikan
dalam gambar dan penjabaran rumus. Hal ini merupakan aktivitas
guru menampung semua pendapat siswa dan membimbingnya untuk
mendapatkan informasi yang tepat. Berikut kutipan wawancara terkait
dengan tindakan guru (Lampiran 4) :
G : pak guru itu kan ada gambar tak gambarke, kemudian tak
jabarke, kemudian rumus terakhir kan tak kotak, anak itu
mintanya yang dikotak.
Setelah mendapat informasi yang diperlukan, siswa mencatat
fenomena yang terjadi dengan baik dan tepat yang kemudian diolah.
Berikut gambaran dalam rekap video pertemuan kedua, di mana siswa
mencatat informasi yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis
(Lampiran 3) :
Guru memberi waktu pada siswa untuk menyelesaikan mencatat apa
yang ada di papan tulis dan memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya.
Gambar 4.27 Siswa mencatat penjelasan yang ada di
papan tulis (pada menit ke 10:22).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hal-hal
yang dilakukan dalam tahap mengumpulkan informasi, yaitu: siswa
aktif dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (seperti
guru dan teman) dan berbagai cara (dengan melakukan eksperimen
dan diskusi), guru menampung pendapat siswa dan membimbingnya
untuk mendapatkan informasi yang tepat, dan siswa mencatat
fenomena yang terjadi dengan baik dan tepat.
d. Mengolah Informasi atau Menalar atau Mengasosiasikan
Dalam mengolah informasi atau menalar atau mengasosiasikan
dalam implementasi pendekatan saintifik dilakukan beberapa aktivitas
belajar berikut: siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
siswa menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,
guru mengetahui perannya beserta siswa dalam kegiatan mengelola
informasi, dan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan observasi
sampai mengolah informasi.
Kelompok mulai menuliskan laporan eksperimen.
Gambar 4.28 Dalam kelompok ada siswa
yang menuliskan laporan eksperimen (rekap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
video pertemuan pertama pada menit ke
24:07).
Rekap video (Lampiran 3) di atas menunjukkan dalam
kelompok mulai mengolah informasi yang didapat dan menuliskannya
dalam laporan eksperimen, di mana ditulis dengan format laporan
eksperimen yang sederhana, yang diakhiri dengan menarik
kesimpulan.
Siswa lemah dalam mengkaitkan satu materi dengan materi lain
dalam PBM Fisika, tampak pada kutipan wawancara yang pertama
dengan guru (Lampiran 4):
Contoh kalo pak guru mengajar ayunan disuruh mentukan
percepatan gravitasi di lab. Loh kadang-kadang setiap
anak kan beda-beda ada yang 9.0 ada yang 9,7 dan yang 8
ternyata sampai mengamati anak pengukuran bandul itu
tidak tepat. Yang diukur tali, lupa bandul itu pusat
massanya dimana ditengah atau disepertiganya kan gak
tau, kadang anak saya beri beberapa ada yang bentuknya
segitiga, kalo bunder yakin ditengah tengah yo? Tetapi
ketika segitiga lupa bahwa sepertiga titik beratnya.
Kemudian dalam kutipan wawancara yang kedua dengan
guru dalam mengungkap pembelajaran tentang miskonsepsi antara
tegangan permukaan dengan mengapung, melayang, dan tenggelam;
sebagai berikut (Lampiran 4):
Saya membaca beberapa anak ternyata adalah sebelum
belajar ke tegangan permukaan massa jenis jarum tu lebih
kecil daripada massa jenis air. Konsep itu masih melekat
pada diri anak-anak ketika bicara benda mengapung,
melayang dan tenggelam. Nah kadang-kadang itu
mengecoh, betul konsep yang sudah diterima mengapung,
melayang dan tenggelam. Ternyata apa, kadang-kadang
pada diri anak bisa terkecoh pada tegangan permukaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Guru dalam kegiatan mengolah informasi ini, juga berperan
membimbing siswa. Tampak pada rekap video pertemuan pertama di
bawah ini :
Siswa mencari informasi dari internet dan mengkonfirmasikannya ke
guru. Tampak siswa tetap lebih mantap bila guru memberikan
pendapatnya/ jawabannya.
Gambar 4.29 Guru membimbing siswa dalam
mencari informasi guna mengolah data yang
dipunyai (menit ke 27:00)
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap
mengolah informasi atau menalar atau mengasosiasikan siswa mampu
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, guru mengetahui
perannya sebagai pembimbing beserta siswa yang aktif dalam
kegiatan mengelola informasi dengan berdiskusi dalam kelompok atau
bertanya kepada guru, dan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
observasi sampai mengolah informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
e. Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan dalam implementasi pendekatan
saintifik dilakukan dengan aktivitas belajar, yaitu : siswa menuliskan
atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari dan
mengelola informasi, siswa menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya, dan guru dan siswa menanggapi kesimpulan/ jawaban yang
diberikan siswa.
Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti kegiatan
mengkomunikasikan dilakukan secara tertulis dalam pertemuan
pertama, yaitu menuliskan informasi yang didapat dalam eksperimen
sampai menarik kesimpulan dalam laporan akhir eksperimen. Dalam
pertemuan kedua siswa mengkomunikasikan jawaban yang siswa
miliki secara tertulis di papan tulis. Berikut rekap videonya (Lampiran
3):
Siswa mengumpulkan laporan eksperimen dan mulai membereskan
peralatan.
Gambar 4.30 Siswa mengumpulkan laporan
eksperimen yang berisi tujuan sampai dengan
menarik kesimpulan (rekap video pertemuan pertama,
pada menit ke 71:54).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Siswa menuliskan jawaban dari soal yang telah dikerjakan di
papan tulis.
Gambar 4.31 Siswa mengerjakan di papan tulis
(rekap video pertemuan kedua, pada menit ke 54:54).
Guru dan siswa menanggapi jawaban yang siswa tulis di papan
tulis dengan melihat apakah sudah betul dalam mengerjakannya, lalu
bila guru sudah bilang benar, maka siswa akan mulai mengecek
pekerjaannya masing-masing dan atau mulai mencatat yang ada di
papan tulis. Tampak pada rekap video pertemuan kedua berikut
(Lampiran 3) :
Siswa mencatat jawaban yang telah dituliskan teman di papan tulis/
mencocokkan dengan jawaban yang siswa miliki.
Gambar 2.32 Siswa mencatat pekerjaan yang tertulis
di papan tulis (menit ke 59:28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap
mengkomunikasikan, siswa mengkomunikasikan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari dan mengelola informasi serta penyampaian
hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dilakukan
secara tertulis (baik berupa laporan maupun menuliskan kembali
hasilnya di papan tulis), serta guru dan siswa menanggapi jawaban
yang diberikan siswa. Namun demikian, guru kurang memberi
kesempatan siswa mengkomunikasikan informasi secara lisan.
3. Tahap Evaluasi/ Kegiatan Penutup
a. Validasi Konsep, Hukum, Asas, Prinsip yang Telah Dikontruksi Siswa
Mengecek kebenaran akan pengetahuan yang didapat oleh siswa
selama PBM Fisika berlangsung dalam implementasi pendekatan
saintifik harus dilaksanakan. Aktivitas belajar yang dilakukan
diantaranya adalah guru dan atau siswa memberikan rangkuman dan
atau refleksi dari PBM yang telah dilaksanakan, guru melakukan cek
pemahaman siswa yaitu dengan memberi latihan soal atau sekedar
pertanyaan yang mampu dijawab, dan siswa menjawab soal-soal
tersebut menggunakan pemahaman yang telah siswa dapatkan.
Aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran yang teramati
yang berhubungan dengan validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang
telah dikontruksi siswa adalah guru melakukan pengecekan
pemahaman siswa yaitu dengan memberi latihan soal atau sekedar
pertanyaan yang mampu dijawab dan siswa menjawab soal-soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tersebut menggunakan pemahaman yang telah siswa dapatkan. Berikut
kutipan atau rekap videonya (Lampiran 3):
G : Nak, buka halaman 259, nomor 4.
Gambar 4.33 Guru memberi latihan soal (rekap
video pertemuan kedua, pada menit ke 25:58).
Suasana saat siswa mengerjakan soal yang diminta dikerjakan oleh
guru. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan soal tersebut.
Gambar 4.34 Siswa mengerjakan latihan soal yang
dieri guru (rekap video pertemuan kedua, pada
menit 32:37).
Guru mengajak siswa untuk membuktikan v = √3P
ρ yang ada pada
nomor 18 di dalam buku paket yang digunakan guru dan siswa. Guru
menawarkan pada siswa untuk mengerjakan di depan, apalagi di buku
ada. Namun tidak ada siswa yang maju. Sehingga guru yang
menuliskan serta menuntun dan siswa berpartisipasi dengan menjawab.
Kemudian siswa mencatat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.35 Guru mengajak siswa untuk
membuktikan sebuah rumus (rekap video
pertemuan kedua, pada menit ke 60:37).
Dari pertemuan ketiga, guru masuk ke kelas XII IPS 3 pukul
12:00 WIB. Lalu guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya dan membagikan kertas yang berisi latihan soal untuk
persiapan ulangan harian pada pertemuan berikutnya. Hal tersebut
menunjukkan guru menyediakan soal latihan persiapan untuk ulangan
harian pada pertemuan berikutnya.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap
terakhir ini guru sering melakukan pengecekan pemahaman siswa
yaitu dengan memberi latihan soal dan siswa telah menjawab soal-soal
tersebut menggunakan pemahaman yang telah siswa dapatkan.
b. Pengayaan Materi Pelajaran yang Telah Dipelajari Siswa
Aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dalam implementasi
pendekatan saintifik adalah guru memberikan tugas lanjutan pada hari
tersebut dan rencana pemberian ulangan pada pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Siswa mengatakan bahwa guru jarang memberikan PR/ tugas
dalam wawancara dengan siswa. Berikut kutipan wawancara tersebut
(Lampiran 4):
P : PR PR gitu?
S 2 : PR di pak X jarang kok ngasih PR mbak.
P : berarti tugas-tugas tuh jarang ya?
S 2 : tugas tuh paling satu nomor dia bacain, abis itu suruh
kerjain, nah udah gitu, paling langsung ulangan ulangan
harian dia sistemnya.
Terdapat bagian pada pertemuan kedua yang membahas tentang
rencana ulangan pada pertemuan selanjutnya pada bagian akhir tahap/
kegiatan PBM Fisika. Berikut rekap video tersebut (Lampiran 3):
G : Senin ada teman yang mengikuti ulangan susulan.
Guru juga menawarkan rencana ulangan.
G : Kapan mau ulangan Teori Kinetik Gas? Besok Jumat?
Siswa ada yang mengeluh dan ada yang mengiyakan.
Ada pula bagian di mana guru mengingatkan bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian, yang terdapat
pada rekap video pertemuan ketiga. Rekap video tersebut seperti
berikut (Lampiran 3) :
Guru mengingatkan akan ulangan harian untuk pertemuan berikutnya.
Guru dan siswa bersiap untuk berdoa tanda mengakhiri PBM pada
hari tersebut dan doa dipimpin secara langsung dari pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahap
tindak lanjut kegiatan pembelajaran guru jarang memberikan tugas
lanjutan pada hari tersebut dalam PBM Fisika dan terdapat
pembahasan tentang rencana pemberian ulangan pada pertemuan
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.2 Perbandingan Implementasi Pendekatan Saintifik dalam PBM Fisika antara Teori dengan Realitas di Lapangan
Implementasi Pendekatan Saintifik
dakam PBM Fisika
Aktivitas yang Terjadi Menurut Teori Aktivitas yang Terjadi di Lapangan
1. Tahap Prainstruksional/ Kegiatan Pendahuluan
a. Kegiatan awal pembelajaran guru memotivasi siswa dengan
memberi dorongan semangat/
kritik/ saran.
guru memberi tahu kompetensi apa
saja yang akan dipelajari pada
pertemuan tersebut.
guru menyapa siswa dengan ramah.
guru melihat kesiapan siswa dalam
PBM dan guru mempersiapkan
perlengkapan yang akan digunakan
untuk pembelajaran pada hari
tersebut.
guru mempersiapkan perlengkapan
untuk pembelajaran dan menunggu
hingga siswa siap memulai
pembelajaran.
guru menyapa siswa sebelum
pembelajaran dimulai dengan
ramah.
b. Pemantapan pemahaman prasyarat guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang
materi sebelumnya.
guru mereview materi sebelumnya
sebagai pemantapan pemahaman
bagi siswa dan mengkaitkannya
guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang materi
sebelumnya.
Implementasi Pendekatan Saintifik Aktivitas yang Terjadi Menurut Teori Aktivitas yang Terjadi di Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dakam PBM Fisika
dengan materi yang akan dipelajari.
2. Tahap Instruksional/ Kegiatan Inti
a. Pengamatan atau observasi penyediaan objek observasi oleh
guru dan objek tersebut sesuai
dengan materi yang dibahas saat
PBM tersebut.
siswa dengan aktif melakukan
observasi dengan memanfaatkan
panca indra yang dimiliki.
guru dan siswa menyepakati dan
menentukan cara dan prosedur
pangamatan.
guru mengetahui perannya beserta
peran siswa dalam observasi.
guru menyediakan objek observasi.
siswa aktif dalam kegiatan
observasi.
guru menentukan prosedur
observasi.
guru mengetahui perannya beserta
siswa dalam kegiatan observasi.
b. Mengajukan pertanyaan siswa aktif bertanya dan
mengajukan pendapat.
guru bertanya dengan kualitas
pertanyaan yang baik dan tepat
untuk membimbing atau memandu
siswanya belajar dengan baik dan
membentuk interaksi yang baik
antara guru dan siswa.
siswa aktif bertanya dan
mengajukan pendapat.
guru bertanya dengan tepat untuk
membimbing atau memandu
siswanya belajar dengan baik dan
membentuk interaksi yang baik
antara guru dan siswa.
guru menjawab pertanyaan siswa
Implementasi Pendekatan Saintifik Aktivitas yang Terjadi Menurut Teori Aktivitas yang Terjadi di Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dakam PBM Fisika
guru menjawab pertanyaan siswa
untuk mendorong siswa menjadi
penyimak dan pembelajar yang
baik.
guru membuka kesempatan secara
luas kepada siswa untuk bertanya
mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau dilihat.
guru memberi waktu kepada siswa
beberapa saat sebelum meminta
atau menunjuk siswa untuk
menjawab pertanyaan itu.
untuk mendorong siswa menjadi
penyimak dan pembelajar yang
baik.
guru membuka kesempatan secara
luas kepada siswa untuk bertanya
mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau dilihat terbukti
guru tidak marah atau memberi
batasan pada siswa yang bertanya.
guru memberi waktu kepada siswa
beberapa saat sebelum meminta
atau menunjuk siswa untuk
menjawab pertanyaan itu yang
tampak pada saat guru melontarkan
pertanyaan atau pernyataan yang
membimbing ke jawaban meski
siswa tidak suka dengan cara
tersebut.
c. Mengumpulkan informasi siswa aktif dalam mengumpulkan
informasi dapat dari berbagai
sumber dan berbagai cara.
guru menampung semua pendapat
siswa aktif dalam mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber
(seperti guru dan teman) dan
berbagai cara (dengan melakukan
Implementasi Pendekatan Saintifik Aktivitas yang Terjadi Menurut Teori Aktivitas yang Terjadi di Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dakam PBM Fisika
siswa dan membimbingnya untuk
mendapatkan informasi yang tepat.
siswa mencatat fenomena yang
terjadi dengan baik dan tepat.
eksperimen dan diskusi).
guru menampung pendapat siswa
dan membimbingnya untuk
mendapatkan informasi yang tepat.
siswa mencatat fenomena yang
terjadi dengan baik dan tepat.
d. Mengolah informasi atau menalar atau
mengasosiasikan
siswa mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan.
siswa menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainya.
guru mengetahui perannya beserta
siswa dalam kegiatan mengelola
informasi.
siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan observasi sampai
mengolah informasi.
siswa mampu mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan.
guru mengetahui perannya sebagai
pembimbing beserta siswa yang
aktif dalam kegiatan mengelola
informasi dengan berdiskusi dalam
kelompok atau bertanya ke guru.
siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan observasi sampai
mengolah informasi.
e. Mengkomunikasikan siswa menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari dan
mengelola informasi.
siswa menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
siswa mengkomunikasikan apa
yang ditemukan dalam kegiatan
mencari dan mengelola informasi
serta penyampaian hasil
pengamatan dan kesimpulan
berdasarkan hasil analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Implementasi Pendekatan Saintifik
dakam PBM Fisika
Aktivitas yang Terjadi Menurut Teori Aktivitas yang Terjadi di Lapangan
berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
guru dan siswa menanggapi
kesimpulan/ jawaban yang
diberikan siswa.
dilakukan secara tertulis.
guru dan siswa menanggapi
jawaban yang diberikan siswa.
3. Tahap Evaluasi/ Kegiatan Penutup
a. Validasi konsep, hukum, asas, prinsip
yang telah dikontruksi siswa
guru dan atau siswa memberikan
rangkuman dan atau refleksi dari
PBM yang telah dilaksanakan.
guru melakukan pengecekan
pemahaman siswa yaitu dengan
memberi latihan soal atau sekedar
pertanyaan yang mampu dijawab.
siswa menjawab soal-soal tersebut
menggunakan pemahaman yang
telah siswa dapatkan.
guru sering melakukan pengecekan
pemahaman siswa yaitu dengan
memberi latihan.
siswa menjawab soal-soal tersebut
menggunakan pemahaman yang
telah siswa dapatkan.
b. Pengayaan materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa
guru memberikan tugas lanjutan
pada hari tersebut.
rencana pemberian ulangan pada
pertemuan berikutnya.
guru jarang memberikan tugas
lanjutan pada hari tersebut dalam
PBM Fisika.
terdapat pembahasan tentang
rencana pemberian ulangan pada
pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa guru dan siswa telah melakukan
tahapan/ kegiatan pembelajaran yang menunjukkan implementasi pendekatan
saintifik dalam PBM Fisika. Dari tiga tahapan/ kegiatan pembelajaran yang
merupakan inti/ pokok tentang implementasi pendekatan saintifik adalah tahap
instruksional/ kegiatan inti.
Aktivitas-aktivitas belajar yang teramati untuk kualitas prosesnya sudah
baik, guru dan siswa melakukan aktivitas-aktivitas belajar dalam tahapan/
kegiatan pembelajaran dalam PBM fisika sesuai dengan arti/ maksud tiap aktivitas
belajarnya. Contohnya dalam tahap instruksional/ kegiatan inti pada pengalaman
belajar mengajukan pertanyaan, yaitu siswa bertanya tentang materi yang
dipelajari/ objek yang diamati.
Pemahaman guru tentang implementasi pendekatan saintifik yang teramati
adalah guru paham bahwa dalam implementasi pendekatan saintifik, pengalaman
belajar pokok/ khusus, yaitu pengamatan atau observasi, mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan informasi, mengolah informasi atau menalar atau
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan terlaksana selama PBM berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari penelitian tentang implementasi
pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar (PBM) pada mata
pelajaran fisika di kelas XI IPA SMA (studi kasus di salah satu SMA
Yogyakarta) yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam tahapan/
kegiatan pembelajaran berupa aktivitas-aktivitas belajar:
1. Dari uraian dalam sub bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
guru dan siswa telah mengimplementasikan pendekatan saintifik
pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA X Yogyakarta.
2. Implementasi pendekatan saintifik dalam tahapan-tahapan/
kegiatan-kegiatan PBM berupa aktivitas-aktivitas belajar. Pada
Tahap Prainstruksional/ Kegiatan Pendahuluan terjadi aktivitas
belajar yang sesuai dengan implementasi pendekatan saintifik
dalam kegiatan awal pembelajaran terjadi dan pemantapan
pemahaman prasyarat. Pada Tahap Instruksional/ Kegiatan Inti
terjadi beberapa aktivitas belajar yang sesuai dengan implementasi
pendekatan saintifik dalam pengamatan atau observasi,
mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi atau menalar atau mengasosiasikan, dan
mengkomunikasikan. Pada Tahap Evaluasi/ Kegiatan Penutup
terjadi beberapa aktivitas belajar yang sesuai dengan implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pendekatan saintifik dalam validasi konsep, hukum, asas, prinsip
yang telah dikontruksi siswa dan pengayaan materi pelajaran yang
telah dipelajari siswa.
3. Perbandingan implementasi pendekatan saintifik dalam PBM fisika
antara tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam
teori dengan realitas: dari tabel perbandingan pada sub bab
pembahasan diketahui guru dan siswa dalam PBM fisika sudah
melakukan tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan pembelajaran
implementasi pendekatan saintifik yang ada pada teori.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sumbangkan sehubungan dengan
penelitian implementasi pendekatan saintifik dalam proses belajar
mengajar (PBM) pada mata pelajaran fisika di kelas XI SMA (studi kasus
di salah satu SMA Yogyakarta) sebagai berikut :
1. Bagi Calon Guru
Calon guru dapat menambah penegetahuan dalam penerapan
pendekatan saintifik dalam PBM Fisika, sehingga PBM akan berjalan
dengan efektif dan efisien bagi siswa dan guru.
2. Bagi Guru
Guru lebih dalam lagi menggali kreatifitasnya dalam
mengembangkan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam PBM fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan tema yang
sama dan memberi penambahan pembahasan data tentang kualitas dari
setiap tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan pembelajran untuk
implementasi pendekatan saintifik yang dilakukan dalam PBM fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013
lampiran IV.
Sani, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2010. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1989. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 3
1. Rekap Observasi Pembelajaran Pertama
Video ini memperlihatkan pertemuan terakhir dari materi Fluida yang
dilaksanakan di Lab Fisika pada hari Senin tanggal 04 Mei 2015 pukul 12:00 –
13:30 WIB. Di bawah ini merupakan rekapitulasi kegiatan guru dan siswa kelas
XI IPA 1 dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) Fisika pada salah satu SMA
swasta Yogyakarta.
Rekapitulasi Aktivitas Proses Belajar Mengajar
Guru dan Siswa melakukan aktivitas PBM seperti di bawah ini:
Guru masuk ke Lab Fisika
pukul 12:00 WIB dan siswa
baru beberapa yang masuk
karena harus berpindah dari
kelas ke Lab Fisika, sehingga
PBM dimulai pukul 12:10
WIB.
Guru telah menyediakan alat
dan bahan eksperimen. Lalu
Guru mengambil kertas dari
atas meja yang ada di depan
lalu berdiri di depan kelas
sambil menjelaskan aktivitas
PBM hari ini.
G : Hari ini kita akan
eksperimen. Jarum yang
dimasukkan ke dalam air
apakah terapung atau
tenggelam. Silahkan anda
baca. Sampai nanti membuat
laporan.
S : Laporannya harus selesai?
G : Dalam dua jam pelajaran
ini ya Nak. Satu kelompok
satu laporan.
Menit ke 00:01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
G : Kelompoknya maksimal 4
orang, 3 orang boleh. Ada
pertanyaan?
Menit ke 00:26
Guru membagi LKS untuk
eksperimen tersebut.
Menit ke 00:36
Siswa mulai mengambil
jarum yang masih ada di meja
guru dan mengambil air.
Menit ke 00:52
Guru memberi contoh
bagaimana menempatkan
jarum ke dalam air pada satu
kelompok siswa yang
bertanya.
Menit ke 04:23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Guru mulai berkeliling untuk
ke kelompok lain. Dalam
kelompok tersebut guru dan
siswa berinteraksi, di mana
siswa bertanya dan guru
mengarahkan siswa menuju
ke jawaban, dengan
pertanyaan maupun
pernyataan.
Menit ke 04:48
Menit ke 05:52
Salah satu aktivitas mencoba
dan mengamati yang
dilakukan oleh 2 kelompok
dari 7 kelompok yang ada.
Menit ke 06:33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Menit ke 06:40
Guru berkeliling untuk ke
kelompok lain. Dalam
kelompok tersebut guru dan
siswa berinteraksi, di mana
siswa bertanya dan guru
mengarahkan siswa menuju
ke jawaban, dengan
pertanyaan maupun
pernyataan.
Menit ke 07:12
Siswa mengangkat tangan dan
memanggil guru.
S : Pak.
Guru segera beranjak dari
kelompok yang lain ke
kelompok yang bertanya ini.
Kelompok bertanya
bagaimana cara meletakkan
jarumnya ke dalam air,
kemudian guru
mempraktekkan, di mana
kelompok depannya juga ikut
memperhatikan.
Menit ke 07:22
Menit ke 07:37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Guru menerangkan untuk
melanjutkan eksperimen
dengan menggunakan air
sabun, karena guru telah
memperhatikan tiap
kelompok telah hampir
selesai mencoba dan
mengamati eksperimen jarum
dengan air biasa. Lalu guru
menyediakan sabun cuci
piring supaya siswa dapat
mengambil dan
menggunakannya.
Menit ke 08:31
Siswa mencatat data
eksperimen.
Menit ke 09:54
Siswa mencoba dan
mengamati jarum yang
diletakkan ke dalam air
sabun. Ada yang mendapat
tugas mencatat informasi
yang didapat dari eksperimen.
Menit ke 10:09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Menit ke 10:16
Guru berkeliling untuk ke
kelompok lain. Dalam
kelompok tersebut guru dan
siswa berinteraksi, di mana
siswa bertanya dan guru
mengarahkan siswa menuju
ke jawaban, dengan
pertanyaan maupun
pernyataan.
Menit ke 10:27
Menit ke 11:24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Menit ke 12:51
Suasana eksperimen, siswa
saling membantu dalam
eksperimen tersebut, tidak ada
yang menganggur.
Menit ke 14:19
Guru berkeliling untuk ke
kelompok lain. Dalam
kelompok tersebut guru dan
siswa berinteraksi, di mana
siswa bertanya dan guru
mengarahkan siswa menuju
ke jawaban, dengan
pertanyaan maupun
pernyataan.
Menit ke 14:33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Suasana kelas terlihat akrab,
siswa ada yang mengobrol di
luar eksperimen.
Menit ke 19:18
Terdapat kelompok yang
mencari sumber informasi
dari internet selain dari buku
yang digunakan.
Menit ke 19:41
Siswa ada yang bertanya
tentang yang diamati, karena
berbeda dengan yang ada di
teori.
S : melayang, melayang Pak.
Guru melihat eksperimen
kelompok tersebut.
G : Coba diperhatikan,
melayang atau terapung. Coba
ingat tentang kohesi dan
adesi.
Menit ke 22:45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Siswa menggunakan buku
yang biasa digunakan untuk
mendapatkan informasi.
Menit ke 23:45
Kelompok mulai menuliskan
laporan eksperimen.
Menit ke 24:07
Siswa bertanya tentang teknis
susunan laporan eksperimen,
guru menjawabnya.
Menit ke 25:54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Siswa aktif bertanya, siswa
bertanya ke siswa lain dan
atau ke guru.
Tampak pula siswa berdiskusi
untuk mengolah data.
Menit ke 26:20
Menit ke 26:36
Siswa mencari informasi dari
internet dan
mengkonfirmasikannya ke
guru. Tampak siswa tetap
lebih mantap bila guru
memberikan pendapatnya/
jawabannya.
Menit ke 27:00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Ketika menjawab pertanyaan/
memberi informasi ke siswa,
wajah dan nada suara guru
bersahabat dan ramah.
Menit ke 34:57
Siswa mengumpulkan laporan
eksperimen dan mulai
membereskan peralatan.
Menit ke 71:54
Guru dan siswa berdoa
bersama yang dipimpin dari
pusat.
Menit ke 84:57
2. Rekap Observasi Pembelajaran Kedua
Video ini memperlihatkan pertemuan pertama dari materi Teori Kinetik
Gas yang dilaksanakan di Kelas XII IPS 3, kelas dipindah supaya lebih efektif dan
efisien serta lebih dekat jangkauan ruangannya ke ruangan lain. Terlaksana pada
hari Jumat tanggal 08 Mei 2015 pukul 10:30 – 12:00 WIB. Di bawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
merupakan rekapitulasi kegiatan guru dan siswa kelas XI IPA 1 dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM) Fisika pada salah satu SMA swasta Yogyakarta.
Rekapitulasi Aktivitas Proses Belajar Mengajar
Guru masuk ke kelas XII IPS 3 pukul 10:25 WIB dan siswa baru beberapa yang
masuk karena habis istirahat, dan PBM dimulai pukul 10:30 WIB. Selama 5 menit
tersebut guru mempersiapkan perlengkapan PBM. Kemudian Guru dan Siswa
melakukan aktivitas PBM seperti di bawah ini:
Guru memberikan kunci
jawaban untuk ulangan harian
sebelumnya.
Menit ke 00:01
Guru menuliskan bab baru,
yaitu Teori Kinetik Gas, sambil
menunggu siswa yang masih
ada di luar dan saat itu guru
juga membiarkan siswa yang
ada di dalam kelas untuk
mengobrol.
Menit ke 00:32
Ada siswa bertanya tentang
rumus yang dituliskan oleh
guru, lalu guru
menjelaskannya.
G : Rumus ini pernah di kelas
1.
Menit ke 01:31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Siswa memperhatikan
penjelasan guru, meski pun
sambil tiduran, dan mencatat
yang ada di papan tulis.
Menit ke 02:35
Menit ke 02:40
Guru menjelaskakan lagi
dengan memberi ilustrasi
tentang balon untuk Hukum
Boyle.
Menit ke 06:35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Guru memberi waktu pada
siswa untuk menyelesaikan
mencatat apa yang ada di papan
tulis dan memberi kesempatan
pada siswa untuk bertanya.
Menit ke 10:22
Guru mulai menjelaskan lagi,
dan siswa menanggapi.
G : Rho sama dengan?
S : m per V.
Lalu rumus tersebut dijabarkan
dan siswa terlibat.
Menit ke 12:20
Penjabaran rumus yang
dituliskan oleh guru dan siswa
terlibat dalam menanggapinya.
Menit ke 12:24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Siswa mencatat.
Menit ke 15:03
G : Nak, buka halaman 259,
nomor 4.
Menit ke 25:38
Suasana saat siswa
mengerjakan soal yang diminta
dikerjakan oleh guru. Siswa
berdiskusi dalam mengerjakan
soal tersebut.
Menit ke 32:37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Siswa maju ke depan
menuliskan jawaban dari soal
yang telah dikerjakan.
Menit ke 54:54
Disaat ada salah satu siswa
yang mengerjakan di papan
tulis, ada siswa yang tidur dan
ada yang masih mencoba
menyelesaikan soal yang
diberikan.
Menit ke 55:03
S : Pak satuannya kenapa K?
Kenapa tidak oC?
Guru memberi penjelasan, dan
siswa menerima penjelasan
tersebut, serta guru memberi
nasihat.
G : Jebakan-jebakan itu ada,
harus hati-hati.
Guru melanjutkan menjelaskan
tentang Energi Gas, lalu guru
meminta siswa mengerjakan
soal no.5. Menit ke 55:07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Ada siswa yang mau maju
mengerjakan setelah mengecek
jawabannya dan dibenarkan
oleh guru.
S : 0,72 bukan Pak?
Menit ke 57:11
Siswa mencatat jawaban yang
telah dituliskan teman di papan
tulis/ mencocokkan dengan
jawaban yang siswa miliki. Ada
siswa yang tidur pula.
Menit ke 59:28
Menit ke 59:45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Guru mengajak siswa untuk
membuktikan v = √3𝑃
𝜌 yang ada
pada nomor 18. Guru
menawarkan pada siswa untuk
mengerjakan di depan, apalagi
di buku ada. Namun tidak ada
siswa yang maju. Sehingga
guru yang menuliskan serata
menuntun dan siswa
berpartisipasi dengan
menjawab. Kemudian siswa
mencatat. Menit ke 60:37
Materi untuk Teori Kinetik Gas
telah selesai. Guru
mengucapkan terimakasih dan
memberitahu rencana
pertemuan selanjutnya.
G : Senin ada teman yang
mengikuti ulangan susulan.
Guru juga menawarkan rencana
ulangan.
G : Kapan mau ulangan Teori
Kinetik Gas? Besok Jumat?
Siswa ada yang mengeluh dan
ada yang mengiyakan.
Guru dan siswa berdoa bersama
yang dipimpin dari pusat.
3. Rekap Observasi Pembelajaran Ketiga
Video ini memperlihatkan pertemuan kedua dari materi Teori Kinetik Gas
yang dilaksanakan di Kelas XII IPS 3. Terlaksana pada hari Senin tanggal 11 Mei
2015 pukul 12:00 – 13:30 WIB. Di bawah ini merupakan rekapitulasi kegiatan
guru dan siswa kelas XI IPA 1 dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) Fisika
pada salah satu SMA swasta Yogyakarta.
Rekapitulasi Aktivitas Proses Belajar Mengajar
Guru masuk ke kelas XII IPS 3 pukul 12:00 WIB. Lalu guru memberi kesempatan
pada siswa untuk bertanya dan membagikan kertas yang berisi latihan soal untuk
persiapan ulangan harian pada pertemuan berikutnya. Kemudian Guru dan Siswa
melakukan aktivitas PBM seperti di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
S : Pak boleh mengerjakan di
luar?
G : Di perpus atau di dalam
kelas saja Nak.
Lalu beberapa siswa keluar dari
dalam kelas. Sementara siswa
yang ada dalam kelas mulai
membentuk kelompok-
kelompok diskusi untuk
mengerjakan latihan soal
tersebut. Siswa tampak aktif.
Menit ke 15:40
Ada siswa yang masih memilih
kelompok diskusinya sendiri.
Tampak siswa yang tadi keluar
dari kelas telah masuk kembali
dengan membawa buku dari
perpustakaan.
Menit ke 17:50
Guru mulai berjalan mendekati
siswa, melihat kemajuan siswa
dalam mengerjakan latihan soal
tersebut.
Menit ke 22:35
Suasana diskusi.
Menit ke 22:40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Menit ke 22:46
Menit ke 22:48
Siswa bertanya pada guru,
kemudian guru menanggapinya.
Menit ke 22:55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Menit ke 28:05
Menit ke 28:38
Guru menghampiri siswa untuk
mengetahui seperti apa siswa
mengerjakan latihan soal
tersebut.
Menit ke 33:09
Siswa bertanya, guru
menanggapi dengan pertanyaan
yang menuntun ke jawaban.
Menit ke 33:15
Menit ke 34:20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Guru menjelaskan di depan
karena guru menemukan
pertanyaan yang sama dari
beberapa kelompok diskusi.
Siswa memperhatikan.
Menit ke 40:29
Menit ke 44:46
Suasana diskusi yang aktif dan
menyenangkan, tampak dari
raut wajah siswa. Guru
menanggapi pertanyaan siswa
dengan ramah. Bila dengan
pertanyaan yang menuntun ke
jawaban masih belum
membantu, maka guru
menjelaskannya di papan tulis.
Menit ke 80:30
Menit ke 85:27
Guru mengingatkan akan
ulangan harian untuk pertemuan
berikutnya.
Guru dan siswa bersiap untuk
berdoa tanda mengakhiri PBM
pada hari tersebut dan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dipimpin secara langsung dari
pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 4
1. Contoh Transkip Wawancara (Wawancara Pertama dengan Guru)
P : kita kan mau wawancara.
G : ha’a
P : kita pingin tau bapak sudah mengajar di sekolah, mengajarlah, g tau di
sekolah mana, itu sudah berapa lama?
G : saya sejak 93. Belum lahir ya anda?
P : itu baru lahir Pak.
P : iya Pak.
P : sudah 22 tahun ya Pak.
P : sejak 93, sudah cukup lama ya Pak.
G : cukup lama ya.
P : iya.
P : sejak awal mengajar sudah di sini ya ak?
G : saya pertama tu di kanisius klepu.
P : kanisius klepu itu?
G : klepu itu dekat rumah sakit klepu itu.
P : yang arah ke mana?
G : arah ke Sendang Jati Ningsih.
P : Ooo..iya..iya..
G : 1 tahun, kemudian di kanisius sleman 1 tahun, kemudian di pangudi
luhur wedi – SMP – 10 tahun.
P : pangudi Luhur wedi?
G : kenal wedi?
P : yang di Klaten..
G : di Klaten.
P : ini dari Klaten
G : dari mana?
P : Ngering Pak.
G : o..Ngering, banyak yang dari sana dulu. Kemudian saya di sini baru
2005. Baru saja. Sepuluh, sepuluh, dua tahun ya, dua puluh dua tahun yo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
P : iya 22 tahun.
G : apalagi?
P : pengalaman bapak gimana Pak, selama mengajar fisika?
G : he’em.
P : kan beda-beda sekolah. Pasti kan karakteristik siswanya berbeda-beda.
G : ha’a beda. Jangankan berbeda sekolah, berbeda angkatan saja juga
sudah berbeda. Yo Dah yo?
P : hehe..iya..
P : hehee..
G : betul. Karena begini, tiap tahun harus berubah dan karakteristik anak
juga ya berubah, ya In yo?
P : he’em.
G : pasti berubah. Tapi saya mengamati dan kemudian membandingkan.
Tahun-tahun yang dulu anak-anak itu belajar betul dan potensinya tinggi.
Sekarang ini, seorang guru fisika – saya - , jika tidak mengajar plek
keluar tes, itu komentarnya tidak ada yang keluar. Artinya, kalo saya
mengajar ya yang dikeluarkan plek itu. Lhah fisika tiap tahun soalnya
pasti berubah, konsepnya mesti sama. Konsepnya saat Indah sampai
sekarang ya belum ada yang berubah. Tapi soalnya ya berubah ya In?
P : hee..iya.
G : maka, menurut anak-anak fisika itu ya sulit sekali. Saya juga melihat,
belajar fisika yo..saya tiap sore memberi les. Dia mengeluhkan fisika
sulit. Ternyata yang mengeluhkan fisika sulit bukan hanya anak kita.
Anak lain juga mengatakan sulit, bahkan – maaf ya – guru-guru fisika di
Bantul mengatakan fisika itu sulit, mengakui; akan terlihat ketika guru
dihadapkan pada soal baru, belum pernah mengerjakan, belum pernah
membaca, yaa..ya sulit.
P : heeeeheeee…
G : tetapi karena guru kok dikatakan mampu fisika, itu kenapa? karena
kebiasaan.
P : iya.
G : oh ya pernah mengerjakan. Tetapi ketika soal itu sungguh baru, belum
pernah mencoba, ya harus berpikir dengan keras, ya Dah ya?
P : he’e.
G : betul. Maka saya mengamati ketika anak-anak tidak mau mencoba,
hanya sebatas yang diberikan guru, itu ya sangat amat kurang. Padahal
yang diberikan guru itu hanya seberapa ya Dah? Sedikit. Maka, belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
paling banyak tu: anak mencoba, kekurangannya yang tidak tahu baru
ditanyakan, tapi sebaliknya. Belum pernah mencoba, bahkan – maaf ya –
diberi soal sedikit berbeda, soal mudah anak mau mengerjaakan, tetapi
ketika sulit sedikit anak tidak mau mencoba. Nah, kelemahannya di situ.
Tidak mau mencoba. kalau yang dulu-dulu tu pada angkatannya Indah,
kalau ada yang sulit tu adalah tantangan. Ngotak-atik ngotak-atik.
Sekarang enggak. Di tinggal, rame. Begitu pula dengan soal ulangan,
padahal untuk mencari nilai. Ketika mudah dikerjakan, tetapi ketika sulit
ya tidak dikerjakan. Padahal, begini.. fisika itu ada 2 kesulitannya,
mencerna kalimat fisika menjadi matematika. Yang kedua adalah
matematikanya sendiri, menghitungnya. Padahal saya tu sudah berusaha
membuat soal itu bagaimana tidak sulit di matematikanya. Artinya apa?
Angkanya itu ya, tanpa kalkulator bisa. Jangan sampai fisika itu terjebak
ke ranah matematikanya. Tetapi selama ini kan anak-anak “Pak
rumusnya banyak.” (P: heheee). Lha, saya juga heran. Ketika fisika, anak
tidak hafal rumus – ya maaf ya – sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Sungguh.
P : mereka sistemnya menghafal gitu ya Pak?
G : rumus itu sebenarnya tidak dihafal, tetapi ketika sering latihan, anak
hafal dengan sendirinya. Pengalaman: nak, buatlah rumus sesuai dengan
SKL. Pernah ya In? zaman Indah pernah?
P : pernah, kayaknya.
G : jadi SKL 40 itu, UN, dan kemudian silahkan buat rumus. Misalkan
nomor 1 mengenai GLBB, kita rumuskan, sudah ada satu, dua, tiga,
empat, lima. Tetapi ketika ada soal, ga hafal. Ternyata yang membuat
hafal, sebenaranya bukan rumusnya, tetapi ya itu karena apa? Latihan.
Sering menggunakan. Ketika anak jarang menggunakan, rumus paling
sederhana pun kesulitan. Seperti anak kelas 3 kemarin. Saya mengamati,
guru saja tidak hafal rumus. Pak guru itu ga hafal rumus. Mengajar, yang
saya lihat gambar. Ketika gambarnya benar, kita bisa menjabarkan.
Tetapi ketika gambarnya salah sudah tidak dari awal salah. Ya kalau
guru bawa buku, kan lucu ya. Hal itu saya kira wajar. Gambar diturun
persis. Logikanya. Kelemahan anak, saya mengamati juga, gambarnya
dengan soal saya buat beda, nah misalnya gambarnya A dan B, di soal 1
dan 2.
P : sudah bingung.
G : sudah bingung.
P :hahaaa…
G : A dan B tak balik, tadi A disebelah kiri jadi sebelah kanan. Rumusnya
sama, padahal penjabaran rumusnya dari..
P : gambar.
G : gambar. Bernoulli h1 dan h2, h1 yang bawah atau yang atas ya? Pak
guru ditanya yang mana rumusnya; ya ga tahu ketika tidak melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
gambarnya. Fisika, dari logika gambar. Pada selisih tinggi h1 min h2,
lhoh h1 dan h2 nya yang mana dulu? Makanya harus lihat gambarnya
dulu. Kok ketemu negatif Pak, ya kalau hafalan ketemunya negatif. Saya
menyadari fisika memang sulit, tidak hanya saya saja banyak teman kalu
mau jujur. Cuma, fisika iu asyik. Karena banyak jebakannya. Soal UN
itu banyak jebakannya. Sebenarnya tidak perlu dihitung. Oh ini tidak
mungkin, tidak mungkin. Soal itu dari tahun ke tahun hamper sama.
Kalau kita mau jujur, yang layak masuk IPA itu berapa anak? Tes
psikologi dari sanata dharma, psikologi dari sugiya mana itu? Ukdw yang
di jogja itu..
P : UKSW.
G : anak itu cocoknya ke SMK. Sangat sedikit yang cocok masuk IPS,
apalagi yang masuk IPA. Kemudian di sini kan harus ada yang masuk
IPA dan IPS. Sebenarnya kemampuan anak masuknya ke kejuruan.
Kalau kita lihat dari tes, kemampuan yang tadi itu lho, psikotes. Di dalam
perjalanan ya, terseok-seok. Apalagi kalau anda melihat – maaf – anak
masuk kelas c atau d. Seperti itu. Itu nyata. Kemudian dari pihak guru,
menjadi beban sangat tinggi. Mau diajak cepat ga bisa.
P : heeehee…
G : lho betul, Pak guru mengajar di IPA 1, kalian liat sendiri. anak-anak
pilihan, sudah dipilih saja seperti itu. Saya pernah bilang, ini anak SD
kelas 5 bisa. Logikanya, untuk anak SMA logikanya begitu. Ya itu
memalukan. Kemudian kalau sulit anak-anak mintanya itu yang mudah.
Saat jadi mahasiswa dulu, fisika itu diajarin dosennya tidak ada yang
menarik, betul. Lhoh betul ya? (P: heheeee). Tanpa membaca sendiri, ra
dong, betul. Pernah merasakan yo?
P : iya, pernah.
G : bisa, karena belajar sendiri. Karena latihan. Dan buku-buku di perGan
tinggi itu, saya merasakan di belakang itu ada kuncinya.
P : he’em, iya..
G : saya mencoba mengerjakan, pengalaman saya dulu. Anak zaman
sekarang tidak, bila diberi soal langsung minta dicek, kalau diberi cara
panjang ga mau, Pak ada cara cepat. Lha yang diminta itu, mungkin
mereka pernah ikut bimbingan belajar atau les, anak mendapat cara
cepatnya. Ya beda, Nak. Kalau di SMP dulu, tekanan P = F/A, semua
sudah diketahui, tinggal dihitung. Ga mungkin anak SMA, F dan A
diketahui.
P : iyaa..
G : ya In?
P : he’em.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
G : yakin ga akan keluar, mesti ada unsur lain yang harus dicari dulu. Lha
anak, Pak kalau gitu harus dihitung semua? Ya cetho, ketika diketahui
semua dan tinggal menghitung, itu bukan fisika, tapi tinggal
matematikanya. Di SMA ga mungkin keluar yang seperti itu. ga mungkin,
apalagi mahasiswa, ga mungkin. Maka dari tahun ke tahun, anak ya
seperti itu.
P : kemudian, untuk KBM untuk materi yang sulit. Bapak melakukan
persiapan.
G : ya, betul.
P : itu bagaimana persiapan bapak?
G : persiapan yang saya lakukan seperti, bagaimana materi ini bisa diterima
anak. Seperti yang saya katakan, anak itu bertanya ketika ada penjabaran
hokum Bernoulli misalnya, tidak mungkin Pak guru memberikan rumus
P1, tetapi penjabarannya didapatkan dari gambar. Pak guru ya belajar
dulu, pasti malemnya belajar. Meski pun sudah hafal. Lhoh, dari gambar
hafal lhoh ya. Tetapi, belajarnya itu ketika anak bertanya, Pak guru
mengajarkan, satu langkah saja anak jadi bingung. Kemudian, kesan
anak tu gini “Pak X, ketika latihan mudah. Kalau ulangan sulit.” Lhoh
gambarnya berasal dari situ, kalau latihan bisa, karena baru saja
diberikan. Lhoh, logikanya baru saja diberikan, masih satu rumus. Masih
enak. Tetapi ketika ulangan, sudah banyak rumus. Karena satu KD harus
ulangan, makanya sulit. Kemudian, Pak guru sebenarnya hanya bermain
angka, konsep biasa. tak rubah kecepatannya, atau tak rubah tingginya,
ya itu. Kemudian yang kedua, kalau agak sulit, saya mengkondisikan
anak untuk memperhatikan. Apa pun yang terjadi. Kalau meleng sedikit
ya..ya ga bisa. Karena apa? Ketika anak perhatiaannya tidak bagus, buyar.
Missal dari tekanan ga bisa, nanti mundur-mundurnya juga sulit. Akan
bisa ketika bab baru. Lhoh, kok begitu? Itu lah kalau di depan ga bisa,
yaa kebelakangnya makin sulit. Bernoulli tidak hafal rumusnya, yaa…
lainnya pasti lebih sulit lagi. Tetapi, sebenarnya anak akan kesulitan,
fisika itu runtut, ketika mandheg satu bab ya anak akan kesulitan ketika
bab baru. Ketika anak sudah menemui kesulitan yang luar biasa, ada dua
kemungkinan: malah memperhatikan, seperti arjuna; yang kedua malah
tidak memperhatikan sama sekali. Hanya ada dua kemungkinan. Jadi
tidak untung bagi guru, jika anak sudah seperti itu. kalau sulit,
kemungkinan aksinya dua, kalau mudah anak asik mengerjakan, tapi kan
ga mungkin, semua dibuat mudah.
P : oh, ya.. lalu, walau pun bapak sudah memiliki pengalaman yang sangat
lama. Bapak kan masih belajar.
G : betul, tiap hari belajar.
P : nah,
G : jam kosong begini juga untuk belajar.
P : oh, gitu ya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
G : lhah, iya..
P : naa, selain itu bapak juga membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
G : nah, RPP itu kan begini. Di buat kan di awal tahun.
P : iya..
G : lhoh kan di awal tahun, kadang ya RPP itu digunakan atau tidak. Nah,
itu fakta di lapangan lhoh ya. Tahu mengajar yang baik, mengajar yang
baik itu pakai RPP. Tapi, sering RPP itu ditinggalkan. Kadang Rpp itu
hanya seperti untuk melayani.
P : jadi RPP itu dibuat dari yayasan?
G : bukan..guru.
P : oo guru..
G : tetapi di awal tahun.
P : secara bersama-sama? guru wilayah atau bukan..
G : engga, dibuat sendiri-sendiri. Nah, karena dibuat di awal tahun, untuk
membayangkan untuk ke depan sulit. Yaa, kalau saya mengajar hari ini,
RPP seharusnya dibuat minggu kemarin. Tetapi sekolah diminta di awal
tahun. Sebenarnya paling baik, menurut saya adalah seminggu sebelum.
Artinya apa? Gambaran itu mendekati valid. Akan mengajar bulan Juni,
Rpp di buat Juli. (sambil tertawa sedikit).
P : Kondisinya kan bisa berubah-ubah gitu ya.
G : paling ideal, dibuat seminggu sebelumnya. RPP dibuat seperlunya. Dan
tidak usah yang komplit seperti teori. Apa yang akan disampaikan, itulah
yang diuraikan. Kelemahan saya dalam hal tulis menulis, menulis di
papan juga lama ya Dah ya? (P tertawa sedikit dan B mengiyakan). Kalo
uda satu rumus, wah lah lah lah… kalau ada soal, saya kerjakan dulu.
Sebenarnya, mengerjakan dulu itu adalah bukan untuk menguji. Bisa gak
anak diberikan soal yang seperti ini. kadang-kadang kan begini, soal
yang saya berikan pada anak-anak itu terjebak begitu juga memprediksi
moga-moga besok UN ada yang keluar. Toh jujur misal mau tidak mau
anak itu yang dikejar nanti akhirnya itu (maksudnya UN). Maka kadang-
kadang konsep tuh maaf ya tidak pernah dikuasai. Padahal menurut saya
belajar fisika itu yang penting ya, ya konsep. Konsepnya dipegang, ketika
konsepnya dipegang, sebenarnya untuk mengerjakan fisika itu agak enak.
Tetapi ketika konsep tidak dikuasai, yakin fisika itu menjadi sangat sulit,
bahkan membaca soal dituangkan dalam kalimat matematika gak tau kok.
Ya in yo?
P : iya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
G : anda tau, loh saya juga punya pengalaman ketika saya mahasiswa
membaca soal-soal SMA itu keliatan mudah ya? Ketika sudah menjadi
Mahasiswa.. (P tertawa sedikit).
G : betul. Listrik dinamis itu sulit sekali menentukan loop, ketika menjadi
mahasiswa, kita sudah belajar listrik, ya mudah. Alat optik, ketika di
SMA sulit tetapi ketika kuliah kita sudah belajar alat optik, optik fisis dan
optik geometris, ya mudah iya toh? Memandang buku SMA, tetapi
pelajaran kuliah dulu ya berat, merasakan to ya? Karena apa? Sama
dengan anak-anak, ketika melihat pelajaran di SMP ya mudah. “Pak di
SMP mudah-mudah ya?” (kata siswanya). Ya betul, karena anda sudah di
SMA. Ketika di SMA, sebentar lagi kuliah, akan memandang, oh fisika
di SMA
P :mudah.
G :Mudah. Merasakan to ya? Bahkan waktu SMA dulu juga ya ...
P : sulit.
G :sulit.
P :e, memang pas bapak ngajar kan gak sesuai RPP,
G :o, ho’o betul.
P :tapi, mungkin dari RPP itu kan bapak pasti sudah mengkonsepkan “saya
akan melakukan pendekatan apa gitu” ?
G :Nah, he’e..
P :kemaren kan saya sudah diberi RPP sama bapak, disitu ada pendekatan
keterampilan proses, nah dari situ mungkin apa yang bapak harapkan
kepada siswa, dengan pendekatan tersebut itu gitu loh pak?
G :Misale materi apa di RPP?
P :kayaknya kemaren yang fluida.
G : oh ho’o.
P :Nah itu apa yang bapak harapkan ketika bapak menulis pendekatan
keterampilan proses?
G : yang dimaksud dengan keterampilan proses itu gimana?
P :ya jadi menurut saya, ya berpikir secara ilmiah, jadi di dalam kelas ya
mengamati, dia, pertama dia mengamati, trus dia mengasosiasikan,
sebenernya ini prosesnya seperti, strukturnya seperti pendekatan saintifik
di kurikulum 2013, gitu pak.
P :lebih mengutamakan ke prosesnya itu membentuk pengetahuan.
G :kadang begini ya, menuangkan dalam RPP pendekatan-pendekatan itu
kadang apakah ini cocok apa tidak itu kan? Loh kadang kita mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
model gak cocok pendekatannya. Misalkan kita belajar fluida keseharian,
melihat keran air mancur tapi anak sudah diajak untuk membayangkan
“oh itu belajar fluida”, tapi kan sebenernya gak penah memperhatikan,
memperhatikan kalo ternyata keran lubangnya kecil padahal yang dari
bak itu kan besar. Itu kan sebenarnya juga fluida. Sederhana sekali.
Tetapi..... anak pertama kan diajak untuk membayangkan itu. Tetapi ya
sulit betul. Yang ideal sebenarnya saya juga tau yang ideal, anak tak ajak
ke keran sumur sana, ....haaaa ... Sebenarnya pendekatan saintifik yang
dulu kan modelnya seperti itu. Anak diajak untuk mengamati, mengamati
pipa yang yang disalurkan, kok yang disalurkan hanya kecil-kecil. Anak
disuruh mengamati, itu model yang dulu. Sebenarnya itu di fisika bagus
sekali. Saya juga mengakui itu. Tetapi kadang-kadang berpikiran begini
“ kalau anak-anak diajak mengamati, yang pertama kadang anak-anak
menganggap sepele, yang kedua apa ya butuh waktu untuk mengamati itu,
dan saya kadang berpikiran untuk mengamati mungkin dilakukan baru
sampai proses mengamati padahal untuk yang pendekatan saintifik yang
baik itu adalah dalam satu tatap muka, sejak anak mengamati sampai
menyimpulkan itu harus satu pertemuan harus utuh. Logika to ya kan gak
mungkin. Betul, mungkin kalo sepaket sampai mengamati kemudian
anak sampai bertanya. Nah kurikulum 2013 kesulitannya dulu adalah
kalau anak dituntut harus sampai menyimpulkan, mengkomunikasikan ya
sulit. Itu nyata, dalam satu dua jam pelajaran. Apa ketika itu kadang
sebenernya kehidupan sehari-hari digunakan, tetapi kadang-kadang
banyak ke teori. Bahkan anak bertanya, “pak saya belajar fisika untuk
apa?” loh betul to? Seperti anak kelas satu menghitung kecepatan pada
tikungan supaya tidak jatuh. Kalau diitung dengan fisika lebih gak pernah
jatuh, karena apa? logikanya, ketika tahu tikungan harus berhenti,
mengukur. Anak kan pertanyaannya itu. Logika fisikannya adalah saat
dekat tikungan kecepatan harus dikurangi. Kalau kecepatannya sama
mesti selip yo? Tapi kadang-kadang kan anak gak memperharikan. Anak
bisa berjalan itu kan ya konsep fisika sebenarnya. Tapi kan gak pernah
memperhatikan. Gitu. Kadang pada waktu pendekatan saintifik yang dulu,
kurikulum 2013 memang target fisika mau dipaksa untuk selesai. nah
kembali ke kurikulum 2006 lah kembali ke topik semula iyo to?
Sebenernya kalo saya ketika UN tidak ada penentuan UN kurikulum
2013 bagus, guru juga tidak dibayang-bayangi untuk mencapai nilai UN.
Maka kalau tidak dibayang-bayangi itu adalah saintifik menurut saya bisa
tepat. Woh anak tak ajak melihat peralon dulu kalau disini adalah keran
yang kecil. Untuk menentukan kecepatan gerak GLBB, anak saya ajak
keluar pas kereta lewat kan kecepatanya stabil kereta itu. Logikanya
sudah ada gambaran seperti itu, tapi ya butuh waktu lama. Loh itu pada
belajar GLB kan logis sekali. Dengan menggunakan bendera dari sana
sudah melihat, oh ya jarak bisa diukur berapa meter itu kan bisa dilihat.
Pada pelajaran saintisik yang dulu kerangka pikirnya gak seperti itu, tapi
itu nanti 4 jam pelajaran hanya menerangkan GLB. Yakin. Pastikan guru-
guru dikejar untuk UN. Kadang-kadang betul, maka guru-guru yang
mengajar kelas 3, harus cepat menyelesaikan materi, kita jujur saja nak,
materi kelas 3 semester 1 harus selesai di bulan Desember atau Januari.
Harus selessai. Mengapa harus selesai? Karena januari sudah ada try out
dari POMDA. Padahal materi semester 1,2,3,4,5,6. Kalau kelas 3, tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
kelas 1, 2, ya itu. Kadang-kadang pendekatan yang saya terapkan tidak
dibutuhkan kadang ya juga melihat situasi kelas. Misalkan saja kelasnya
rame, mungkin ya sudah lain. Yakin. Benar tho ya? ketika anak rame
suasananya kan jadi lain, yakin. Mesti berubah situasinya. (kereta lewat).
Untuk membuat suasana tenang itu butuh waktu setengah jam. Kemudian
saya juga mengalami adalah apa guyon seperti teman-teman. Ya intinya
fisika itu kadang-kadang sulit ya. Pernah merasakan to? Otak kita kadang
sulit untuk diajak berpikir logis, kadang kalo gak logis (guyon) - saya gak,
hanya membuang-buang waktu. Kadang-kadang gitu e. Wah eman-eman
waktune. Kita yang biasa diajak untuk berpikiran di fisika kayak gitu.
Anak untuk misalkan logika saya selesai, anak belum. Hanya kadang-
kadang lama sekali. Merasakan to ya? Gitu mbak.
P :iya kalo dalam segi penggunakaan buku ajar, itu kan dari bumi aksara.
Nah kenapa bapak memilih buku tersebut? pertimbangannya itu seperti
apa?
G :oh ya, kita memilih itu kan harus sesuai dengan kemampuan anak. dari
banyak buku, bumi aksara paling mudah. Kalau kita pelajari dari buku
erlangga, dari buku erlangga itu sulit-sulit. Tingkat kesulitannya tinggi.
Soalnya variasinya tinggi. Dan sekarang kadang-kadang kepikiran yang
sederhana saja sulit, apalagi yang sulit. Kalu anda belajar dari buku
erlangga, erlangga itu sudah bagus betul, tetapi bagi ukuran sekolah
mana dulu. Diakan mencantumkan soal lama ujian, kadang soal
olimpiade. UN dengan olimpiade kan rentangnya jauh sekali. Soal UN
itu soalnya sederhana. Bahkan penggunaan buku itu adalah diukur
dengan ya kemampuan anak. Mengapa sekolah-sekolah, sebenarnya
kalau hanya satu buku maaf ya tidak ada ilmu baru. Satu buku. oh ya,
pasti ada kelebihan dan kekurangan. Pasti ada. Cuma kadang-kadang
guru menggunakan, oh ini sederhana.
P :dan penggunaan buku ajar sudah lama belum pak?
G :kalo dari bumi aksara sudah dari dulu. Cuma ada perubahan-perubahan.
He’e. Dulu 2010 kalau gak salah, tapi dulu kan bumi aksara A dan B,
sama, Cuma kalau yang dulu soal UN ga pernah dicantumkan, Cuma
sekarang dicantumkan. Tetapi sebenarnya semua buku yang beda kan
hanya latihan soal, gambar, teorinya ya konsepnya sama. Sebenernya
buku fisika menggunakan apa saja gak masalah.
P :disesuaikan dengan kondisi siswanya?
G :betul. Kalau saya ambil soal latihan itu yang sederhana. Kalo di gramed
itu banyak buku pilihan ya? Uh banyak sekali buku fisika disana, ah
kadang-kadang bedanya disitu. Kan kalo, maaf yo mbak yo saya juga
ngeles. Anak itu kalau dapat fisika senang, kemudian mengapa kalau
anak les kadang-kadang mengatakan kalau fisika itu mudah ya? Kenapa?
Karena dia semangat. Lain dengan di kelas. Loh begitu menariknya
karana apa dia punya semangat untuk belajar fisika. Tetapi ketika di
kelas harus belajar fisika, ya menjadi sulit. Beda ya? Karena ada
kemauan dari anak. menyenangkan to? Artinya anak, dia keinginannya
tinggi. Ketika tidak belajar ini ya menjadi beban yang sangat sulit. Saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
mengamati, maaf, untuk pelajaran akademik itu tidak begitu beban, tetapi
untuk kegiatan lain anak lebih mengandalkan itu apalagi hari jumat,
pelajaran fisika itu anak sudah sibuk memikirkan kegiatan. Betul. Sudah
sibuk dengan kegiatan, dan anak-anak rata-rata takut dengan kegiatan
ekstra. Saya heran. Kenapa? Karena dia kalau melanggar dihukum,
disuruh push up dan sebagainya. Mungkin loh yo, tapi kalau pelajaran
pagi kan ya gak mungkin. Maka kalau buku mengapa buku yang
digunakan adalah bumi aksara, adalah ya karena apa ya kita sesuaikan
dengan kemampuan anak. Kalau saya yo buku erlangga yo punya, buku
yudhistira yo punya. Tapi kadang-kadang buku di perpus itu bervariasi.
Teorinya sama cuman latian soalnya yang beda. Cuma itu kan yang
membedakan. Kelebihan dari buku erlangga itu dari soal yang mudah
sampai soal yang sulit. Anak juga diajak berpikir dari yang sederhana ke
yang sulit. Akan lebih baik jika anak mengerjakannya di rumah. Tetapi
jika pak guru hanya mengajar fisika bernoulli, tak beri rumus ini, latihan
soal 1 atau 2 selesai. Anak tidak mencoba sendiri yang lain. Ya mandek.
Beda dengan mahasiswa, dulu jika dosen seperti itu, hal ini sudah
dikeluarkan, gak mungkin ujian itu keluar. Loh iyo to? Gak mungkin,
mesti harus mengerjakan soal yang lain. Bedanya kan disitu. Anak SMA
lain juga kadang-kadang mengerjakan ini, ini dari sekolah sudah
dikeluarkan mintanya yang lain. Lha bedanya disitu. Kalau kita kan tidak.
Apalagi ya XI IPA 1, IPA 2 soalnya mintanya yang persis plek, angkanya
pun persis sama gak mau dirubah. Saya sampai, maaf, berat sekali ya nak
ya, saya beri 12 soal, besoknya saya keluarkan 5, hanya saya rubah
angkanya, sudah mengeluh kok. Loh kalau di fisika kan variasinya kan
banyak ya, dari 12 soal sudah dibahas, sudah dikerjakan, dikeluarkan 5,
pak guru hanya merubah angka, angka sebenernya sudah gak fisika lagi
sebenernya hanya bermain angka, itu saja sudah murung. Maka kalau
buku itu, sesuai dengan kemampuan anak.dengan kondisi anak.
P : berarti siswanya itu lebih pada menerapkan rumus ya pak ya? Daripada
konsep?
G :ho’o betul. Bukan konsep berarti, kan saya mengamati ya, anak itu,
beberapa anak tapi ya gak semua, penjabaran itu ya kadang anak
mengeluh. Penjabaran kadang itu gak penting yang penting rumus yang
terakhir yang di kotak’i.
P :hahahahhaha
G :pak guru itu kan ada gambar tak gambarke, kemudian tak jabarke,
kemudian rumus terakhir kan tak kotak, anak itu mintanya yang dikotak.
Nah kalau mintanya gak dikotak, saya yakin gak bisa mengerjakan soal
variasi. Anak bisa mengerjakan soal yang diketahuinya persis plek gtu.
G : yang penting ditulis dipapan tulis, nah itu yang salah. Sebenarnya setiap
langkah itu akan menjadi apatis, tapi anak, pak guru selesai dia juga selesai
menulis. Karena apa penjabaran tu kadang-kadang bisa salah kita. Lohhh
bisa salah lo ya? bisa salah..kok gak ketemu di akhir, ohh ada yang salah.
Ketika di soroti bareng-bareng dengan anak tu enak. Ketika GLBB bisa
menghasilkan rumus (vt) kuadrat sama dengan (vo) kuadrat plus minus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
dua a s. Kan saya jabarkan dari gambar, anak nggak mau yang ditulis
hanya rumus yang paling akhir. Dan mesti saya sudah berpikiran kalo yang
ditulis rumus akhir mesti mandek untuk soal yang bervariasi. Dikelas tiga
anak terpaksa menghafalkan rumus, mengapa? Karena apa? rumus yang
sederhana saja tidak apal, logikanya kalau sudah kelas tiga rumus tu ya
sudah menjadi hapal dari rumus kelas 1 dan kelas 2. Apal rumus belum
tentu bisa memasukkan. Lo kan gitu,,fisika itu apal rumus belum tentu bisa
memasukkan. Misalnya vt kuadrat sama dengan vo kuadrat plus dua a s,
yang a yang mana? Sudah menjadi masalah lagi makanya saya menyadari.
Rata-rata saya, sebagai anak SMA, mengapa dulu kok memandang seperti
ini tidak bisa, pak guru kan 10 tahun hanya mempelajari itu terus angkanya
sampe apal yo. Lo iya apalagi,,,bahkan membuat soal, kalau membuat soal
fisika ngawur tu kadang-kadang nggak layak, .....itungannya betul tapi kan
kadang-kadang tidak layak. Maka anak itu ya proses itu lebih penting
menurut saya, daripada menulis rumus yang akhir. Tapi anak kan kalau
saat ini sulit untuk memahami ooo proses itu lebih penting, yang penting
paham, catat rumus yang dikotak dibawah. Beda dengan mahasiswa,
mahasiswa itu adalah buktikan yo to kok isa rumus seperti ini yo to?,,ada
pembuktian. Kalo disini caranya yo rumus ketemu ini dijabarkan dulu
bagaimana kalau mahasiswa tidak kok bisa ketemu ini silahkan buktikan
kan gituu. Sama too?(bertanya kepada P, P menanggapi dengan
tersenyum) disuruh membuktikan maka buku-buku perGan tinggi itu ya
pendek-pendek banget ya rumus-rumus itu wong disuruh membuktikan
dewe. Ujian kan ngitungnya kan buktikan waktu saya dulu kalau sudah
buktikan tu ya ........(jeda)
P : Kira-kira kegiatan bapak, untuk mengaktifkan siswa bagaimana caranya
bapak ?
G : Cara mengaktifkan siswa itu ya ketika anak tidak apatis sulit betul tetapi
ketika anak memang punya keinginan untuk maju itu lebih enak.
P :Lalu bagaimana cara bapak untuk mengaktifkan siswa?
G : loh kita liat bagaimana mengaktifkan kan situasional menurut saya lo ya,
tidak bisa misalkan harus menjadi sama semua caranya. Topiknya tadi
seperti apakah anak-anak ini. Kalo anak sudah bagus ya sudah , gak perlu
dituntut yang lain. Tetapi menjadi ketika anak sudah mulai apatis sudah
mulai jenuh atau anak nah,,,, ya,,, diberi semangat. Mengaktifkan itu
menurut saya gini ya liat kondisi kemudian kalo anak biarkan anak mau
belajar fisika ya harus di paksa,jujur,,,harus dipaksa. Anak kalau tidak
dipaksa untuk belajar maaf ya nanti gak mau belajar saya tu sampe jelek.
Fisika tu ulangan paling sering harapannya ya satu memaksa anak untuk
mau belajar. Nah itulah karena apa ketika tidak pernah ulangan yo yakin
anak tu ya gak belajar. Karena apa? konsennya guru dengan anak beda
kalo anak itu yang di kejar adalah nilai baik. Sebenarnya kalo guru kan
yang penting dikuasai dengan baik, maka biar bisa terpake itu adalah anak
dipaksa untuk belajar, caranya memaksa belajar mau tidak mau apa ya
dengan ulangan sesering mungkin. Kalo saya lebih baik ulangan ato yang
kedua pak guru juga menghormati tugas anak, artinya apa ada tugas ya kita
hormati. Ketika tugas tidak pernah dihormati atau tidak pernah dinilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
yakinnnn,,,tidak bakal dikerjakan anak. Kadang malah menjadi...ketika
mengerjakan apapun ya harus dihormati, bahkan harus dinilai anak yang
majupun saya beri nilai tetapi lama kelamaan gak praktis. Karena yang
mau maju itu ya anak-anak yang pintar, ya hanya itu-itu saja. Dulu pernah
saya lakukan tipe eee model itu anak yang maju saya nilai tapi itu saya beri
kesepakatan awal, anak yang maju saya hormati saya beri nilai benar saya
beri nilai 100, banyak cara,,, tapi ya mau tidak mau ya dipaksa untuk
belajar. Sebenarnya yang paling bagus adalah menggugah anak supaya
mau belajar kan ada bagaimana anak mau belajar. Kadang-kadang kalo
istilahnya dipaksa untuk belajar itu jelek, anak diberi diajak untuk ulangan
itu kan sebenernya ya dipaksa kalo untuk belajar. Gak mungkin besok pagi
ulangan kok anak gak mau belajar, sama aja bunuh diri ya to. Loh,,malu
jujur saja mesti malu, maka kalo pak ada teman ya mungkin anak itu mau
belajar tapi bagaimana caranya mau belajar ya dipaksa dengan adanya
ulangan, harus itu kalo saya. Karena apa, anak kalo tidak seperti itu ya
yakin buku fisika itu ya gak mau dibuka dan yang kedua adalah begini,
kadang-kadang dengan adanya ulangan ini anak mesti yakin mesti mau
belajar,yakin. Bahkan saya kadang-kadang kalo ulangan tu saya, kadang
kan saya buat beda artinya apa IPA satu dan IPA 2, harapannya,,,,pernah
saya keluarkan anak tu sebenarnya kalo setelah IPA 2 sudah ulangan IPA1
belum harapan bapak, IPA1 mau bertanya di IPA2 kalo itu langsung
bertanya bukan mendapat bocoran tapi adalah oo materinya sama Cuma
angkanya beda. Logikanya anak yang ulangan terakhir kan lebih baik,
wong ceto sebelah-sebelahan gini lo kok gak tanya materinya sama yakin
hanya berbeda angka. Kan anak harusnya enak sekali oo ternyata beda
karena beda atau mungkin dia tanya kelas sebelah ya dipaksa untuk belajar.
Anda pun belajar karena apa karena dipaksa untuk lulus, ya
gak?yakin,,saya juga dulu waktu kuliah la kenapa belajar karena ditarget
harus lulus 3 tahun karena saya D3 waktu itu, maka kalo gak lulus
kuliahnya di gunung merapi, dulu kan di kelud dekat kayat itu sekarang
kan digunung merapi. Wah ya menderita ya gak mau harus lulus. Loh
karena apa kan sudah ada penjelasan yang lulus pindah gunung merapi
tahun 1991 woh kalo gak lulus kan berarti harus pindah. Lo kan
gitu,,karena sudah tau ya harus dipaksa belajar . lohh anak itu segera
dipaksa daripada mendapat nilai dua malu to, ya mesti belajar. Tetapi
kadang-kadang yang paling hebat adalah menurut saya bagaimana anak
mau belajar menurut saya mau belajar fisika tidak harus banyak tetapi mau
belajar fisika dulu.
P : minatnya ya pak?
G : Nahh betul dari dalam, kalo sudah seperti itu sumbernya tidak hanya
guru bahkan teman pun sudah bisa menjadi sumber. Nah beda kalo kelas 3
karena sudah mau ujian yang menjadi sumber adalah teman-temannya dia
sudah cukup untuk sudah mencari referensi dimana-mana. Nah tapi itu
munculnya dikelas 3 mendekati ujian. Lohhh,,,, betul to? Harusnya kan
sejak kelas 2 anak itu sudah mau belajar kalo sudah mau belajar dikelas 2
banyak dikelas 3 tidak begitu berat. Tapi anak kan gak mendengarkan itu
yang didengarkan ya nanti di kelas selanjutnya. Bagaimana memotivasi
anak belajar ya anak itu mau belajar. Bahkan saya tu ya di anak kelas 3
kemaren selalu jelek, sudah silahkan semua dikuasai yang mudah jangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
yang sulit. Loh beda lo ya 22 yang mudah bukan yang sulit. Beda dengan
anak-anak pandai, anak pandai kalo mudah sudah ditinggal lalu
mengerjakan yang sulit lo beda beda jauh. Karena apa? ada satu soal yang
tidak terpecahkan saja nilainya jelekk. Dulu pernah ada nilai kayak gitu 4,
o dan itu 3,75. 3,75 tidak lulus 4,0 bisa lulus. Makanya kalo saya sebagai
guru itu ya prinsipnya bagaimana bisa menumbuhkan bagaimana anak itu
mau belajar,udah itu aja . Tidak harus pandai tapi anak mau belajar.
Termasuk tugas anda besok bagaimana menumbuhkan anak mau belajar.
Paling sulit ya bagaimana anak mau belajar. Beda dengan mahasiswa kalo
mahasiswa gak belajar yakin gak lulus. Dan fisika itu enak kok soal 5
mengerjakan benar 2 yakin keluar E udah yakin. Gak bakal protes.
P : Bapak apakah kemauan belajar bisa ditingkatkan melalui metode belajar
yang bapak gunakan?
G : Ya bisa sekali, mungkin dengan metode ini anak gak mau belajar dikelas
dengan metode yang lain anak mau belajar, tapi kadang metode itu kan ya
tidak metode. Tidak semua metode kan bisa ditunjukkan dengan
keterampilan proses kita nanti belajar termodinamika sebentar lagi ya
hanya membayangkan ya In ya? Bagi mahasiswa pun ya sulit
termodinamika itu.
P :Bapak menggunakan metode ilmiahnya pada materi fluida?
G : Fluida, eksperimen? Gak pernah . Pak guru bisa aja membayangkan
fluida kita belajar fluida contohnya diawal penggunaan keran air,
kemudian kapal kok tidak karena rasanya membayangkan itu dulu.
Sebenernya ya kalo kita diajak melihat nyata, ada kolam kapal-kapal
kecil tidak tenggelam. Kemudian baru diletakkan nah itu baru dibagi
secara praktek ya, misalkan jarum diletakkan diatas air kok tidak
tenggelam. Tapi anak itu kadang-kadang....jarum diletakkan diatas air
kok tidak tenggelam mengapa? Sebenernya mengapanya itu harus
dianalisis bukan berhasil atau tidaknya meletakkan jarum diatas air.
Lohhh jujur lo ya, fisika kan begitu, ketika gelas kimia diisi air dan diberi
jarum kok tidak tenggelam mengapa itu kan harusnya mengapanya itu.
Kemudian saya meletakkan jarum miring kok tenggelam mengapa kan
harusnya yang diketahui itu. Tapi anak kan mandeknya setelah selesai ya
sudah pak sudah selesai jarumnya tenggelam. Sebenarnya itu kan
diperbatas(suara kereta). Sebenernya kalo aktif kalo dimasukkan miring
tenggelam sebenernya tidak berguna mengapanya itu lo.
P : Untuk itu apakah bapak menyediakan LKS atau menggunakan ...?
G : yang mana? Ooo yang itu saya beri kalo itu nanti. Kalo LKS untuk ujian
untuk tantangan anak. Tetapi kadang-kadang pas diberi seperti itu berapa
persen ya anak mengerjakan LKS selesai.
P : yang di LKS nya itu kira-kira mengarahkan anak untuk praktikum
sendiri atau memikirkan sendiri atau gimana?
G : Nah kalo LKS kalo praktik seperti itu anak kan nyata dialami anak,
disuruh untuk mencoba mengerjakan sendiri. Contoh kalo pak guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
mengajar ayunan disuruh mentukan percepatan gravitasi di lab. Loh
kadang-kadang setiap anak kan beda-beda ada yang 9.0 ada yang 9,7 da
yang 8 ternyata sampai mengamati anak pengukuran bandul itu tidak
tepat. Yang diukur tali, lupa bandul itu pusat massanya dimana ditengah
atau disepertiganya kan gak tau, kadang anak saya beri beberapa ada
yang bentuknya segitiga, kalo bunder yakin ditengah tengah yo? Tetapi
ketika segitiga lupa bahwa sepertiga titik beratnya. Lohh kadang-kadang
anak kan tidak sekritis dalam pengukuran kok salah ya , tidak pernah
berpikiran kok punya saya berbeda ya. Cuman anak itu gini ketika dia
mengerjakan dihitung sudah selesai sudah titik. Tidak penasaran kok pak
X memberi ini segitiga, ini balok, ini bandul. Loh bandul yang buner ada
yang kotak ada yang segitigakok diberi seperti ini maksudnya .
Sebenernya kalo dari pihak guru kan penegn penasaran anak yang selesai
dengan bola itu kan idealnya wah aku kok tak pengen pake kalo begini
mesti anak ingin tahunya tinggi. Tapi pak guru sederhana ketika sudah
praktik ya sudah titik pak guru sebenarnya ingin ow brati keingintahuan
anak itu tidak ada. nah anak yang keingintahunya tinggi ingin coba-coba,
yang lain kok beda-beda ya pak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI