4
IMROATUS SHOLIKHAH / S1 TEKNOBIOMEDIK / 081211731007 Resume Jurnal Analisa Efek Terapi Panas Terhadap Kelelahan Otot Endang Dian Setioningsih, Ir. Joko Purwanto, M.Eng, P.h.D dan DR. Tri Arief Sardjono, ST, MT 1. Pendahuluan Kontraksi serabut otot (muscle fibre contraction) selalu diikuti dengan aktifitas listrik (electrical activity). Elektromiografi (electromyography) adalah sebuah metode untuk pengukuran, menampilkan dan menganalisa setiap sinyal listrik (electrical signal) dengan menggunakan bermacam-macam elektroda. Sebuah sinyal elektromiogram berasal dari sinyal serabut otot pada jarak tertentu dari elektroda. Dari kelelahan otot dapat diobservasi dengan mengamati perubahan amplitudo dari sinyal sEMG dalam level microvolt atau dengan mengamati perubahan aktifitas spectral dari sinya. Pada power frekuensi nilai yang dihasilkan akan sedikit demi sedikit menuju kearah level minimum, hal ini menandakan bahwa ada indikasi kelelahan. 2. Tinjauan Pustaka Otot manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu otot skaletal atau striated yang berhubungan dengan gaya luar,otot jantung , dan otot polos. Otot sadar memerlukan potensial aksi (action potensials) dari serabut syaraf untuk dapat berkontraksi. Hasil akhir dari proses ini adalah sebuah kontraksi serabut otot Elektromiografi adalah sebuah metode untuk pengukuran, menampilkan, dan penganalisaan setiap signal listrik dengan menggunakan bermacam- macam electrode. Signal listrik atau signal EMG timbul melalui beberapa proses, yaitu: resting membrane potential, muscle fiber action potential, potensial aksi unit motor, dan pengukuran signal EMG. Untuk keperluan aplikasi efek terapi panas maka elektrode yang sering digunakan adalah surface electrodes. Hal ini dikarenakan surface electrodes mudah pemasangannya juga tidak terlalu mengganggu aktivitas dari orang yang diteliti. Berikut adalah Gambar 1 surface electrodes. Energi panas diganakan dalam terapi. Analisa dilakukan dengan mengambil sinyal elektromiogram dari otot yang diberi latihan sekaligus diberi terapi panas. Terapi panas yang diberikan adalah panas melalui diathermy. Sedangkan rangkaian elektrik yang digunakan terdiri dari Rangkaian differential Rangkaian Filter, Non Inverting adder amplifier, Analog to Digital Converter, Rangkaian IC Mikrokontroler (AT89S51), Rangkaian Serial Port (Komunikasi Serial), Fast fourier transform.

Resume Jurnal Emg (Imroatus Sholikhah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paper ini dibuat untuk memenuhi tugas sistem instrumentasi medis resume jurnal EMG (elektromyograph), jurnal yang di resume adalah jurnal EMG

Citation preview

Page 1: Resume Jurnal Emg (Imroatus Sholikhah)

IMROATUS SHOLIKHAH / S1 TEKNOBIOMEDIK / 081211731007

Resume Jurnal

Analisa Efek Terapi Panas Terhadap Kelelahan OtotEndang Dian Setioningsih, Ir. Joko Purwanto, M.Eng, P.h.D dan DR.

Tri Arief Sardjono, ST, MT

1. PendahuluanKontraksi serabut otot (muscle fibre contraction) selalu diikuti dengan aktifitas

listrik (electrical activity). Elektromiografi (electromyography) adalah sebuahmetode untuk pengukuran, menampilkan dan menganalisa setiap sinyal listrik(electrical signal) dengan menggunakan bermacam-macam elektroda. Sebuahsinyal elektromiogram berasal dari sinyal serabut otot pada jarak tertentu darielektroda. Dari kelelahan otot dapat diobservasi dengan mengamati perubahanamplitudo dari sinyal sEMG dalam level microvolt atau dengan mengamatiperubahan aktifitas spectral dari sinya. Pada power frekuensi nilai yang dihasilkanakan sedikit demi sedikit menuju kearah level minimum, hal ini menandakan bahwaada indikasi kelelahan.

2. Tinjauan PustakaOtot manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu otot skaletal

atau striated yang berhubungan dengan gaya luar,otot jantung , dan otot polos. Ototsadar memerlukan potensial aksi (action potensials) dari serabut syaraf untukdapat berkontraksi. Hasil akhir dari proses ini adalah sebuah kontraksi serabut otot

Elektromiografi adalah sebuah metode untuk pengukuran, menampilkan, danpenganalisaan setiap signal listrik dengan menggunakan bermacam- macamelectrode. Signal listrik atau signal EMG timbul melalui beberapa proses, yaitu:resting membrane potential, muscle fiber action potential, potensial aksi unit motor,dan pengukuran signal EMG. Untuk keperluan aplikasi efek terapi panas makaelektrode yang sering digunakan adalah surface electrodes. Hal ini dikarenakansurface electrodes mudah pemasangannya juga tidak terlalu mengganggu aktivitasdari orang yang diteliti. Berikut adalah Gambar 1 surface electrodes.

Energi panas diganakan dalam terapi. Analisa dilakukan dengan mengambilsinyal elektromiogram dari otot yang diberi latihan sekaligus diberi terapi panas.Terapi panas yang diberikan adalah panas melalui diathermy. Sedangkan rangkaianelektrik yang digunakan terdiri dari Rangkaian differential Rangkaian Filter, NonInverting adder amplifier, Analog to Digital Converter, Rangkaian IC Mikrokontroler(AT89S51), Rangkaian Serial Port (Komunikasi Serial), Fast fourier transform.

Page 2: Resume Jurnal Emg (Imroatus Sholikhah)

IMROATUS SHOLIKHAH / S1 TEKNOBIOMEDIK / 081211731007

3. Metodologi Penelitian

Perancangan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perancanganhardware yang mana blok diagramnya terlihat pada gambar 2 dan perancangansoftware. Hardware digunakan untuk menangkap sinyal sEMG yang berasal dariotot terukur, kemudian oleh software ditampilkan melalui komputer melaluiprogram delphi.

Dalam penelitian ini EMG digunakan untuk mengukur aktifitas listrik otot biceps.Pengukuran dilakukan dengan memberikan beban seberat 3 Kg digenggam dandiangkat, kemudian akan dipertahankan oleh otot biceps selama 10 menit. Pada saatotot bíceps mempertahankan gaya yang diberikan kepadanya, maka aktifitas ototakan direkam, perekaman sinyal elektromiogram ini akan ditampilkan dalam bentuksinyal elektromiogram dalam domain waktu kemudian juga untuk mempermudahanalisa akan ditampilkan dalam domain frekuensi. Bahasa pemrograman Delphidigunakan untuk membantu menampilkan sinyal sEMG, baik dalam domain waktumaupun dalam domain frekuensi. Peletakan elektroda pada otot bíceps dapat dilihatdalam gambar 3.

Gambar 3. Penempatan elektroda pada otot bicepsPengukuran pada otot tersebut memerlukan dua buah elektroda (elektroda aktif),

dan satu buah elektroda pasif, sehingga total pemasangan elektroda sebanyak 3buah. Elektroda. Elektroda aktif yang digunakan adalah elektroda disposable,karena selain nyaman terhadap pasien, sinyal yang dihasilkan juga lebih teratur .Untuk elektroda pasif, digunakan jenis elektroda kering, yang dipasang padabagian netral dari jaringan ketiga otot tersebut yaitu pada bagian pergelangan tangan.

4. Analisa DataUntuk mempermudah analisa data maka data yang dimbil adalah data ke 10, data

ke 20, data ke 30 dan data ke 40. Dengan demikian kita dapat mengetahui waktuuntuk masing-masing pengambilan data yaitu, pada data ke 10 diambil setelah gaya

Page 3: Resume Jurnal Emg (Imroatus Sholikhah)

IMROATUS SHOLIKHAH / S1 TEKNOBIOMEDIK / 081211731007

diberikan selama 145 detik, pada data ke 20, diambil pada saat pengukuranmencapai 295 detik, untuk pengukuran ke 30 pengambilan data pada waktu 445detik dan untuk pengukuran terakhir diambil pada waktu pengukuran mencapai waktu595 detik.

Pengolahan data akan dibagi menjadi beberapa tahap, yaiu;1. Melihat data koefisien fourier transform sinyal sEMG pada pengukuran ke 10,

20, 30 dan 40 untuk masing-masing pasien yang diambil saat pengukurantanpa terapi, untuk kemudian hasilnya dianalisa.

2. Membandingkan data koefisien fourier transform sinyal sEMG padapengukuran ke 10, 20, 30 dan 40 antara pasien yang satu dengan pasien yanglain, data diambil saat pengukuran tanpa terapi, untuk kemudian hasilnyadianalisa.

3. Melihat data koefisien fourier transform sinyal sEMG pada pengukuran ke 10,20, 30 dan 40 untuk masing-masing pasien yang diambil saat pengukurandengan terapi, untuk kemudian hasilnya dianalisa.

4. Membandingkan data koefisien fourier transform sinyal sEMG padapengukuran ke 10, 20, 30 dan 40 antara pasien yang satu dengan pasien yanglain, data diambil saat pengukuran dengan terapi, untuk kemudian hasilnyadianalisa.

5. Membandingkan rerata data koefisien fourier transform sinyal sEMG padapengukuran ke 10, ke 20, ke 30 dan ke 40 antara pasien saat pengukurandengan terapi dan pengukuran tanpa terapi.

6. PembahasanPelatihan dilakukan selama 10 menit, dalam kurun waktu tersebut terdapat 40

kali pengambilan data, kemudian diubah dalam kofisien fouriertransform. Setelahdidapat data berupa koefisien fourier transform kemudian hasil tersebut dianalisa.Gambar 4 dan 5 adalah hasil perekaman dari sinyal elektromiogram pada salahsatu pasien.

Gambar 4 Hasil pengukuran sinyal sEMG pada saat latihan tanpa pemberian terapi panas

Pada gambar 4 sebelah kiri adalah gambar sinyal EMG dalam domain waktu,sedangkan gambar kanan adalah gambar pengolahan sinyal dalam domain frekuensi.

Page 4: Resume Jurnal Emg (Imroatus Sholikhah)

IMROATUS SHOLIKHAH / S1 TEKNOBIOMEDIK / 081211731007

Gambar 4 Hasil pengukuran sinyal sEMG pada saat latihan tanpa pemberian terapi panas

7. KesimpulanDari hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa hampir semua pasien memiliki

waktu kelelahan yang hampir sama yaitu pada saat pengukuran mencapai 295detik hingga mencapai 445 detik. Sedangkan apabila latihan dibarengidengan terapi panas maka kelelahan akan muncul antara 445 detik sampaidengan 595 detik.

Dari hasil pengamatan pada data pengukuran saat latihan dengan menggunakanterapi panas dapat dilihat bahwa kenaikan nilai magnitudo tidak terlalu tinggiuntuk masing-masing pasien dibandingkan tanpa terapi pans dan padafrekuensi antara 50 HZ sampai dengan 100 HZ masih terdapat kenaikan-kenaikan nilai amplitudo untuk masing-masing pasien sedangkan apabilatanpa terapi panas frekuensi hanya berkisar 50 Hz saja, hal ini menandakanbahwa tingkat kelelahan dapat direduksi atau berkurang karena adanya terapipanas.

Dengan menggunakan SPSS kita dapat membandingkan nilai maksimum darimagnitudo saat latihan dengan menggunakan terapi dan latihan tanpamenggunakan terapi. Hal ini menandakan bahwa dengan pemberian terapipanas dapat mengurangi tingkat kelelahan pada otot.