Kasus 3 EMG

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    1/24

    LAPORAN KASUS III

    MODUL ORGAN : ENDOKRIN METABOLIK DAN GIZI

    Seorang Laki-Laki yang Merasa Khawatir Mempunyai Penyakit Jantung

    KELOMPOK 2

    Salvia Meirani 030.09.220

    Sekar Dianca 030.09.228

    Senida Ayu Rahmadika 030.09.230

    Sureza Larke Wajendra 030.09.244

    Tasya Rahmani 030.09.251

    Ardy Afrandy 030.09.287

    Sarah Margareth Felicia 030.10.070

    Delima Cheryka 030.10.072

    Ira Nurul Afina 030.10.135

    Kamilah Nasar 030.10.146

    Karamina Maghfirah 030.10.147

    Kartika Hermawan 030.10.149

    Kelly Khesya 030.10.150

    Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

    Jakarta, 22 Maret 2013

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    2/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada diskusi pertama modul organ endokrin, metabolik, dan gizi dengan judul seorang

    laki-laki yang mengeluh sering merasa semutan terbagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama,

    diskusi dibimbing oleh dr. Reza Tandean, MHSc (OM), Sp.OKselaku tutor. Selasa, 19 Maret

    2013 pada pukul 08.00-10.00. Diskusi pada sesi pertama dihadiri oleh seluruh anggota

    kelompok diskusi yang berjumlah 14 orang peserta, dimana diskusi dipimpin oleh Sureza

    Larke Wajendra sebagai ketua dan Karamina Maghfirahselaku sekretaris.

    Pada sesi kedua yang berlangsung pada hari Rabu, 20 Maret 2013, diskusi masih

    tetap dibimbing oleh dr. Reza Tandean, MHSc (OM), Sp.OK selaku tutor. Diskusi sesi

    kedua ini dihadiri oleh seluruh anggota kelompok diskusi yang berjumlah 14 orang peserta,

    dimana diskusi dipimpin oleh Ardy Afrandy sebagai ketua dan Kartika Hermawanselaku

    sekretaris.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    3/24

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Kasus Tn. Cholid (38 tahun) :

    Tn. Cholid berusia 38 tahun datang ke RS untuk melakukan general check up karena ia

    khawatir mempunyai penyakit jantung. Ia menyangkal mempunyai masalah kesehatan dan

    tidak sedang meminum obat apapun. Ia bekerja sebagai pembuat program computer. Ia tidak

    merokok tapi mempunyai kebiasaan minum bir 2 hingga 3 gelas tiap akhir minggu sejak 3

    tahun terakhir.

    Ayahnya mendapat serangan jantung pertama kali pada usia 37 tahun dan akhirnya

    meninggal pada usia 49 tahun. Kakak laki-laki Tn. Cholid beberapa minggu yang lalu sakit

    dan oleh dokternya dikatakan ia menderita kencing manis dan kadar kolesterolnya tinggi.

    Pada pemeriksaan awal didapatkan :

    - TD : 170/100 mmHg

    - Nadi : 92x/m

    - TB : 175 cm

    - BB : 82 kg

    - Gula darah sewaktu : 160 mg/dl

    Pada pemeriksaan fisik lainnya tidak ditemukan kelainan.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    4/24

    Kasus Tn. Cholid (38 tahun) lanjutan :

    Pada pemeriksaan laboratorium ternyata didapatkan :

    Kolesterol total : 362 mg/dl

    Trigliserida : 800 mg/dl

    HDL : 26 mg%

    LDL : 266 mg%

    HbA1C : 7%

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    5/24

    BAB III

    PEMBAHASAN KASUS

    Identitas

    Nama : Tn. Cholid

    Usia : 38 Tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Pekerjaan : Pembuat program komputer

    Status : -

    Alamat : -

    Keluhan Utama

    Mengeluh khawatir mempunyai penyakit jantung.

    Anamnesis

    Riwayat penyakit sekarang :

    Menyangkal mempunyai masalah kesehatan.

    Riwayat kebiasaan :

    Minum bir 2 hingga 3 gelas tiap minggu sejak 3 tahun terakhir.

    Riwayat penyakit keluarga :

    Ayahnya mendapat serangan jantung saat usia 37 tahun dan meninggal pada usia 49

    tahun.

    Kakak laki-lakinya menderita kencing manis dan kadar kolesterol tinggi.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    6/24

    Riwayat pengobatan :

    Tidak sedang minum obat-obatan apapun.

    Anamnesis Tambahan

    1. Riwayat penyakit sekarang

    Apakah ada keluhan sering merasa memiliki penyakit jantung mulai timbul?

    Apakah ada rasa berdebar-debar pada pasien?

    Apakah sering merasa stres?

    Apakah pasien sering buang air kecil?

    Apakah pasien sering makan banyak?

    Apakah pasien sering banyak minum?

    Apakah asupan makanan pasien dalam sehari-hari?

    2. Riwayat penyakit dahulu

    Apakah sebelumnya anda pernah melakukan pemeriksaan kesehatan?

    Apakah anda memiliki riwayat hipertensi sebelumnya?

    Apakah memiliki riwayat penyakit jantung?

    Apakah ada riwayat penyakit DM?

    Apakah ada riwayat pengobatan?

    Pemeriksaan Fisik

    Keadaan umum : -

    Kesadaran : compos mentis

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    7/24

    Tanda Vital

    TD :170/100 hipertensi stage II (JNC VII)

    KLASIFIKASI HIPERTENSI MENURUT JNC

    VII 20031

    Kategori Sistolik (mmHg) Diastole (mmHg)

    Normal < 120 < 80

    Prehipertensi 120139 8089

    Hipertensi

    Derajat 1

    Derajat 2

    140159

    >160

    9099

    >100

    TB : 175 cm BMI= 82: (1,75)2=26,7 (Obesitas 1)

    BB : 82 Kg

    KLASIFIKASI OBESITAS2

    Klasifikasi IMT

    Berat badan kurang < 18.5

    Normal 18.5 -22.9

    Berat Badan Lebih (Overweight) 23.024.9

    Obese I 25.029.9

    Obese II >30.0

    Nadi : 92x/m ; volume sedang ; reguler N

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    8/24

    Inspeksi

    Tidak ditemukan kelainan

    Palpasi

    Tidak ditemukan kelainan

    Auskultasi

    Tidak ditemukan kelainan

    Pemeriksaan Laboratorium3

    Masalah Dasar Masalah Hipotesis Nilai Normal

    Hiperglikemia GDS: 160 mg/dl

    HbA1C: 7%

    Diabetes mellitus GDS: < 150 mg/dl

    HbA1C: < 6,5%

    Hiperlipidemia Kolesterol total: 362 mg/dl

    Trigliserida: 800 mg/dl

    Kolesterol LDL: 266mg/dl

    Kolesterol HDL:26 mg/dl

    Sindroma

    metabolik

    Penyakit

    Cardiovaskular

    Atherosklerosis

    Kolesterol total:

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    9/24

    Hipotesis

    NO MASALAH DASAR HIPOTESIS

    1

    Hipertensi

    Pemeriksaan fisik:

    TD : 170/100 mm/Hg

    (N : 120/80)

    Hipertensi esensial Gangguanvaskuler(atheroskl

    erosis)

    Dyslipidemia

    Diabetes melitus

    Obesitas

    Sindroma Cushing

    Hipertiroidisme

    Sindromametabolik

    Alkoholik

    2

    Peningkatan

    Berat Badan

    Pemeriksaan BMI :

    TB: 175 cm

    BB: 82 Kg

    BMI = 82: (1,75)2=26,7

    (N : 18.5 -22.9)

    Obesitas

    3

    Hiperglikemia

    Pemeriksaan Lab :GDS: 160 mg/dl

    HbA1C: 7%

    Anamnesis :

    Kakak laki-laki Tn. Cholid

    beberapa minggu yang lalu sakit

    dan oleh dokternya dikatakan ia

    menderita kencing manis

    Diabetes Mellitus

    4

    Hiperlipidemia

    Pemeriksaan Lab:

    Kolesterol total: 362 mg/dl

    Trigliserida: 800 mg/dl

    Kolesterol LDL: 266mg/dl

    Kolesterol HDL: 26 mg/dl

    Sindroma metabolik

    Penyakit cardiovaskular

    Gangguanvaskuler(atherosk

    lerosis)

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    10/24

    Anamnesis :

    Kakak laki-laki Tn. Cholid

    beberapa minggu yang lalu sakit

    dan oleh dokternya dikatakan ia

    menderita kadar kolesterol tinggi

    5

    Alkoholism

    Anamnesis:

    Pasien minum bir 2 hingga 3 gelas

    tiap akhir minggu sejak 3 tahun

    terakhir

    Hiperlipidemia

    Hipertensi

    Gangguan hepar

    Diabetes Mellitus

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    11/24

    Patofisiologi Kasus Tn. Cholid

    Diabetes mellitus tipe 2

    Sekresi VLDL

    LDLHDL

    Sintesis TG d liver

    massa jaringanadiposa

    Fatty liver disease

    Alkoholik

    Lipogenesis(TG jaringan)

    Stimulasi kerja LPL

    Produksi insulin

    Kelebihan asupan

    karbohidrat Glukosadarah

    Kelebihan intake kalori

    Kurang olahraga

    FFA

    Resistensi insulin

    Pankreas sudah tidak

    bisa mengkompensasi

    Insulin

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    12/24

    Diagnosis4,5,6,7

    Berdasarkan faktor-faktor risiko yang dimiliki Tn. Cholid, yaitu ayah yang mengalami

    serangan jantung pada usia 37 tahun dan kakaknya yang memiliki penyakit diabetes mellitus

    dan hiperkolesterolemia, maka Tn. Cholidberisiko menderita penyakit diabetes mellitus dan

    aterosklerosis. Hal ini ditunjang juga dengan jenis kelaminnya, BMI 26,7 yang menunjukan

    obesitas kelas 1, pekerjaan Tn. Cholid yang tidak banyak bergerak, juga kebiasaannya

    meminum alkohol.

    Konsumsi makanan berlebih yang dikonsumsi Tn. Cholid yang menimbulkan kondisi

    obesitas merupakan salah satu faktor pemicu yang paling berpengaruh. Dengan banyaknya

    karbohidrat yang dikonsumsi, maka kadar glukosa darah akan meningkat. Kadar glukosa

    darah yang meningkat akan dikompensasi oleh sel beta pankreas dengan cara meningkatkan

    jumlah insulin untuk memindahkan glukosa ke dalam sel agar dirubah menjadi energi.Insulin

    juga berperan sebagai stimulator dari LPL (Lipoprotein Lipase) yang berfungsi untuk

    memasukkan trigliserida ke dalam jaringan.Lama kelamaan trigliserida yang menumpuk di

    jaringan akan mengakitbatkan ekspansi massa jaringan adiposa. Trigliserida di jaringan akan

    dirubah menjadi asam lemak. Asam lemak di darah yang berlebihan akan menginhibisi

    uptake glukosa di jaringan yang dimediasi insulin dan terjadilah resistensi insulin. Insulin

    merupakan hormon antilipolisis yan penting, jadi dengan adanya resistensi insulin, terjadi

    peningkatan lipolisis yang akan meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam darah. Pada

    keadaan resistensi insulin pankreas akan berusaha mengkompensasi untuk membuat insulin

    lebih banyak pada keadaan glukosa darah meningkat, lama kelamaan pankreas tidak dapat

    berkompensasi untuk mengakomodir kebutuhan insulin pada Tn. Cholid, sehingga terjadilah

    penurunan kadar insulin dan peningkatan produksi glukosa di hepar yang menyebabkan

    terjadinya diabetes mellitus.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    13/24

    Peningkatan influx asam lemak ke dalam liver akan menyebabkan terjadinya peningkatan

    sintesis trigliserida dan sekresi VLDL. Hal ini menyebabkan terjadinya fatty liver disease

    yang merupakan keadaan terjadinya penumpukan trigliserida dalam liver, dan terjadinya

    dyslipidemia dimana ditandai dengan peningkatan kadar LDL dan berkurangnya kadar HDL.

    Kebiasaan Tn. Cholid meminum alkohol juga berperanan penting dalam terjadinya penyakit

    fatty liver. Etanol menghambat oksidasi asam lemak sehingga kelebihan asam lemak

    diesterifikasi menjadi trigliserida. Sebagian kelebihan trigliserida ditumpuk dalam hati

    menyebabkan penyakit fatty liver.

    Pada saat terjadinya diabetes mellitus dalam waktu cukup lama, akan timbul

    komplikasi-komplikasi yang terjadi. Tingginya kadar glukosa darah dapat merembes ke

    eritrosit dan akan diikat oleh hemoglobin sehingga membentuk glikohemoglobin, atau yang

    dikenal dengan HbA1C. Ini menjelaskan mengapa kadar HbA1C pada Tn. Cholid meningkat.

    Dengan adanya seluruh mekanisme yang terjadi pada pasien ini, dapat ditegakkan diagnosis

    pada Tn. Hadi yaitu sindroma metabolik.

    Kriteria diagnosis sindroma metabolik menurut National Cholesterol Education Program,

    Adult Treatment Panel III (NCEP:ATPIII) tahun 2001 (minimal tiga atau lebih dari kondisi

    berikut) :

    Obesitas sentral, lingkar pinggang >90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk wanita.

    Hipertrigliseridemia, kadar trigliserida 150mg/dL

    Rendahnya kadar HDL kolesterol < 40mg/dL

    Hipertensi; tekanan darah 130 mm sistolik atau 85 mm diastolik.

    Glukosa puasa 100 mg/dL atau sebelumnya sudah didiagnosis DM tipe II.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    14/24

    Kriteria diagnosis untuk diabetes mellitus dariAmerican Diabetes Association tahun 2010 :

    HbA1C >= 6,5% atau

    Gejala khas diabetes ditambah dengan gula darah sewaktu >200mg/dl atau

    Gula darah puasa >126mg/dl atau

    Gula darah 2 jam post pradial >200mg/dl sewaktu melakukan tes toleransi glukosa

    oral.

    Tn. Cholid telah memenuhi 4 dari 5 kriteria sindroma metabolik menurut NCEP:ATPIII

    dimana melalui pemeriksaan didapatkan :

    Trigliserida : 800mg/dl

    HDL kolesterol : 26mg/dl

    Tekanan darah : 170/100 mmHg

    Mengalami DM tipe 2 : HbA1C 7%

    Pemeriksaan Tambahan yang Dibutuhkan

    EKG (untuk memeriksa adanya kelainan jantung)

    Foto thorax (untuk memeriksa adanya kelainan jantung)

    SGOT/SGPT (untuk melihat adanya kelainan pada fungsi hati)

    Penatalaksanaan8,9,10

    Untuk rencana tata laksana tindakan terapeutik, prinsip dasarnya adalah harus dapat

    menanggulangi penyebab yang menimbulkan terjadinya sindroma metabolik. Untuk

    menanggulangi hal tersebut, tindakan yang direncanakan akan terbagi dalam 2 kelompok,

    yaitu penatalaksanaan secara medika mentosa dan non-medika mentosa.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    15/24

    Non medikamentosa:

    1. Gizi

    Pengaturan diet, dengan cara mengatur jumlah kalori dan komposisi diet.

    Penentuan kebutuhan kalori per hari:

    BMI:

    (Obese I)

    Berat badan ideal Tn. Cholid:

    (Tinggi badan-100) x 10% = (175-100) - 10%

    = 67,5 kg

    Kalori basal:

    Berat badan ideal (kg) x 30 kalori/kg = 67,5 kg x 30 kalori/kg

    = 2025 kalori

    Koreksi/penyesuaian

    Berat badan ideal = 2025 kalori

    Aktivitas ringan (+10%) = + 202,5 kalori

    Berat badan (Obese I -20%) = - 405 kalori

    Total kebutuhan = 1822,5kalori

    Dalam sehari, Tn. Cholid membutuhkan:

    Karbohidrat :65 % x 1822,5 kalori = 1184,62 kalori

    Protein :15 % x 1822,5 kalori = 273,38 kalori

    Lemak :20 % x 1822,5kalori = 364,5 kalori

    Total = 1822.5 kalori

    Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas dibagi

    dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%),

    serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya. Untuk meningkatkan

    kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesuai dengan

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    16/24

    kebiasaan. Untuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola

    pengaturan makan disesuaikan dengan penyakit penyertanya.

    Jumlah kalori sarapan (20% kalori total):

    Karbohidrat x 20% = 236,92 kalori

    Protein x 20% = 54,68kalori

    Lemak x 20% = 72.9 kalori

    Total = 364.5 kalori

    Jumlah kalori makan siang (30% kalori total):

    Karbohidrat x 30% = 355,38 kalori

    Protein x 30% = 82,01 kalori

    Lemak x 30% = 109,35 kalori

    Total = 546,74 kalori

    Jumlah kalori makan malam (25% kalori total):

    Karbohidrat x 25% = 296,15 kalori

    Protein x 25% = 68,34kalori

    Lemak x 25% = 91,12kalori

    Total = 452,61 kalori

    Sisa kalori digunakan untuk makanan selingan

    2. Latihan Jasmani, yang memenuhi program CRIPE (Continous Rythmical Interval

    Progressive Endurance). Pasien dianjurkan berolahraga untuk membantu menurunkan

    kadar gula darah dalam tubuh. Olahraga sebaiknya dilakukan 3-5 kali setiap minggu,

    dengan intensitas ringan/sedang, durasi 30-60 menit, dengan jenis olahraga aerobik,

    untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan

    bersepeda. Pasien disarankan untuk berolahraga setelah makan.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    17/24

    3. Edukasi

    Pasien dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan mempunyai riwayat keluarga

    dengan penyakit jantung, kencing manis, dan hyperlipidemia perlu diberikan edukasi

    untuk mengubah gaya hidupnya.

    Salah satu cara untuk mengubah gaya hidup ialah dengan mengurangi konsumsi

    alkohol agar tidak terjadi perburukan atas kondisinya. Pasien juga disarankan

    menurunkan berat badan dengan latihan jasmani untuk memperbaiki profil lipid serta

    gula darahnya.

    Medikamentosa

    Hipertensi

    ACE inhibitor (captopril)

    Indikasi untuk hipertensi sedang sampai berat. Obat ini merupakan obat yang

    terpilih untuk diabetes mellitus dengan hipertensi karena memiliki efek

    memperlambat perjalanan penyakit diabetic nephropathy.

    Dosis awal adalah 12,5 mg-25 mg, 2-3 kali sehari.Bila setelah 2 minggu belum

    diperoleh penurunan tekanan darah, maka dosis dapat ditingkatkan sampai 50

    mg, 2-3 kali sehari.Efek samping yang dapat timbul adalah ruam kulit,

    gangguan pengecapan, neutropenia, proteinuria, sakit kepala, lelah/letih dan

    hipotensi.

    Dyslipidemia

    Gol. Statin (HMG- CoA Reduktase Inhibitor) : Simvastatin, dosis 20-40 kg/dl.

    Memiliki efek yang baik terhadap profil lipid secara keseluruhan. Statin

    menurunkan kadarlowdensity lipoprotein (LDL), yang berkaitan dengan resiko

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    18/24

    kardiovaskuler. Selain itu, statin juga menurunkan kadar trigliserida dan kadar

    kolesterol total dalam serum. Statin meningkatkan kadarhighdensity

    lipoprotein (HDL) yang bersifat melindungi kardiovaskular.

    Efek samping yang dapat timbul ialah sakit kepala, konstipasi, nausea, flatulen,

    diare, dispepsia, sakit perut, fatigue, nyeri dada, angina, astenia, miopathy, ruam

    kulit, rhabdomyolisis, dan hepatitis.

    Diabetes mellitus

    Metformin dengan 0,5 gr/ hari dalam 2-3 kali pemberian, maksimal 2g / hari.

    Mekanisme kerja metformin yang tepat tidak jelas, walaupun demikian

    metformin dapat memperbaiki sensitivitas hepatik dan periferal terhadap

    insulin tanpa menstimulasi sekresi insulin serta menurunkan absorpsi glukosa

    dari saluran lambung-usus. Metformin hanya mengurangi kadar glukosa darah

    dalam keadaan hiperglikemia serta tidak menyebabkan hipoglikemia bila

    diberikan sebagai obat tunggal. Metformin tidak menyebabkan pertambahan

    berat badan bahkan cendrung dapat menyebabkan kehilangan berat badan.

    Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia,

    gangguan perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    19/24

    Komplikasi

    Fatty Liver

    PJK

    Prognosis

    Ad vitam : Bonam.

    Pada kasus ini, belum ditemukan kelainan dan komplikasi lebih lanjut, sehingga sindroma

    metabolik pada Tn.Cholid bisa dikatakan belum mengancam nyawa.

    Ad fungsionam : Dubia ad bonam

    Pada Tn.Cholidbelum ditemukan adanya kelainan fisik, Namun diduga adanya resistensi

    insulin. Dengan menjalankan diet, olahraga, serta terapi yang telah dianjurkan, diharapkan

    dapat mecegah komplikasi yang dapat terjadi kepada pasien. Namun bagaimanapun juga,

    kerusakan yang sudah terjadi bersifat irreversibel.

    Ad sanationam : Dubia ad bonam.

    Sindroma metabolik merupakan penyakit yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola

    makan yang tidak baik. Oleh karena itu sindrom metabolik masih dapat terjadi pada di

    kemudian hariapabila Tn.Cholid tidak dapat menjalankan anjuran yang telah diberikan.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    20/24

    BAB IV

    TINJAUAN PUSTAKA

    KRITERIA SINDROM METABOLIK11

    Sindroma metabolik adalah keadaan dimana terdapat kumpulan gejala penyakit

    metabolik.Pada pasien ini faktor resiko yang memungkinkan terjadinya sindroma metabolik

    adalah obesitas, hipertensi, hiperlikemia, hiperlipidima, serta riwayat keturunan.

    Obesitas pada pasien menandakan adanya konsumsi makanan berlebihan. Konsumsi

    makanan berlebih menimbulkan kondisi obesitas yang merupakan salah satu faktor pemicu

    yang paling berpengaruh. Dengan banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi, maka kadar

    glukosa darah akan meningkat. Kadar glukosa darah yang meningkat akan dikompensasi oleh

    sel beta pankreas dengan cara meningkatkan jumlah insulin untuk memindahkan glukosa ke

    dalam sel agar dirubah menjadi energi.Insulin juga berperan sebagai stimulator dari LPL

    (Lipoprotein Lipase) yang berfungsi untuk memasukkan trigliserida ke dalam jaringan.Lama

    kelamaan trigliserida yang menumpuk di jaringan akan mengakitbatkan ekspansi massa

    jaringan adiposa. Trigliserida di jaringan akan dirubah menjadi asam lemak. Asam lemak di

    darah yang berlebihan akan menginhibisi uptake glukosa di jaringan yang dimediasi insulin

    dan terjadilah resistensi insulin. Insulin merupakan hormon antilipolisis yang penting, jadi

    dengan adanya resistensi insulin, terjadi peningkatan lipolisis yang akan meningkatkan kadar

    asam lemak bebas dalam darah. Pada keadaan resistensi insulin pankreas akan berusaha

    mengkompensasi untuk membuat insulin lebih banyak pada keadaan glukosa darah

    meningkat, lama kelamaan pankreas tidak dapat berkompensasi untuk mengakomodir

    kebutuhan insulin, sehingga terjadilah penurunan kadar insulin dan peningkatan produksi

    glukosa di hepar yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    21/24

    Peningkatan influx asam lemak ke dalam liver akan menyebabkan terjadinya peningkatan

    sintesis trigliserida dan sekresi VLDL. Hal ini menyebabkan terjadinya fatty liver disease

    yang merupakan keadaan terjadinya penumpukan trigliserida dalam liver, dan terjadinya

    dyslipidemia dimana ditandai dengan peningkatan kadar LDL dan berkurangnya kadar HDL.

    Kebiasaan meminum alkohol juga berperanan penting dalam terjadinya penyakit fatty

    liver. Etanol menghambat oksidasi asam lemak sehingga kelebihan asam lemak diesterifikasi

    menjadi trigliserida. Sebagian kelebihan trigliserida ditumpuk dalam hati menyebabkan

    penyakit fatty liver.

    Kriteria Sindroma Metabolik :

    Kriteria

    Klinis

    WHO (1998) EGIR ATP III

    (2001)

    AACE

    (2003)

    IDF (2005)

    Resistensi

    insulin

    TGT, GDPT,

    DMT2, atau

    sensitivitas

    menurun

    ditambah 2

    kriteria berikut

    Insulin

    plasma >

    persentil ke-

    75 ditambah

    dua dari

    kriteria

    berikut

    Tidak ada,

    tetapi

    mempunyai

    3 dari 5

    kriteria

    berikut

    TGT atau

    GDPT

    ditambah

    salah satu

    dari kriteria

    berikut

    berdasarkan

    penilaian

    klinis

    Tidak ada

    Berat badan Pria : rasio

    panggul >0,90

    Wanita : rasio

    pinggang panggul

    > 0,85 dan/atau

    IMT 30 kg/m2

    LP 94cm

    pada pria

    atau atau

    80cm pada

    wanita

    LP 102cm

    pada pria

    atau 88cm

    pada wanita

    IMT

    25kg/m2

    LP yang

    meningkat

    (spesifik

    tergantung

    populasi)

    ditambah

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    22/24

    dua kriteria

    berikut

    Lipid TG 150mg/dL

    dan/atau HDL-C

    < 35 mg/dL atau

    < 39 mg/dL pada

    wanita

    TG 150

    mg/dL

    dan/atau

    HDL-C < 39

    mg/dL pada

    pria atau

    wanita

    TG 150

    mg/dL

    HDL-C < 40

    mg/dL pada

    pria atau 88 cm untuk wanita.

    Hipertrigliseridemia, kadar trigliserida 150mg/dL

    Rendahnya kadar HDL kolesterol < 40mg/dL

    Hipertensi; tekanan darah 130 mm sistolik atau 85 mm diastolik.

    Glukosa puasa 100 mg/dL atau sebelumnya sudah didiagnosis DM tipe II.

    Dari pemeriksaan fisik diketahui pasien menderita obesitas dan obesitas itu sendiri

    meningkatkan resiko untuk menderita sindroma metabolik. Pasien juga mengaku

    mengkonsumsi alkohol 2 hingga 3 gelas tiap akhir minggu sejak 3 tahun terakhiryang juga

    dapat menjadi faktor resiko sindroma metabolik. Pada pasien juga ditemukan adanya

    hiperglikemi, peningkatan kadar trigliserida, kadar HDL yang rendah serta kadar LDLyang

    tinggi yang menuju pada diagnosis sindroma metabolik. Sindroma metabolik ini juga

    menyebaban ketidakteraturan dalam proses metabolisme dan cenderung mengalami

    gangguan. Penatalaksanaan untuk penyakit ini adalah dengan menurunkan atau menjalani

    diet rendah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat yang dimaksudkan ialah

    golonganmonosakarida khususnya glukosa dan menurunkan asupan yang mengandung lemak tinggi.

    Pasien sebaiknya lebih banyak mengonsumsi makanan yang tinggi serat. Karena serat dapat

    mengikat lemak dan membuangnya lewat feses. Dan untuk terapi fisiknya ialah, pasien harus

    olahraga secara teratur, olahraga yang tidak menyebabkan kelelahan atau golongan olahraga

    kardio seperti berjalan kaki dan bersepeda. Dan tidak sedikitpasien diberikan obat untuk

    menormalkan kadar unsur darah seperti tekanan darah, gula darah,kolesterol, HDL, LDL dan

    trigliserida.

  • 7/29/2019 Kasus 3 EMG

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. U.S. Department of Health and Human Services, National Heart, Lung, and Blood

    Institute. National High Blood Pressure Education Program. Available at:

    http://www.nhlbi.nih.gov/about/nhbpep/index.htm.Accessed March 11, 2013.

    2. Soegondo, Sidartawan, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV.Jakarta:

    Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2006. p. 1921.

    3. Priyana A.Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

    Kompetensi . Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2010.p.7-58.

    4. McCance KL, Huether SE. Patophysiology : The Biologic Basis For Disease in Adults &

    Children . 4th

    ed. USA : Mosby ; 2002.

    5. Diabetic Neuropathy. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1170337-

    overview#showall. Accessed on 11 March 2013.

    6. Type II Diabetes. Available at: http://www.mayoclinic.com/health/type-2-

    diabetes/DS00585. Accessed on 11 March 2013.

    7. Powers AC. Diabetes Mellitus. In : Jameson, JL. Harrisons Endocrinology. 2nd ed. New

    York, NY. 2010. p.270.

    8. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes-2013. In :

    Diabetes Care. Vol 36. ADA : 2013.

    9. American Diabetes Association. Diabetic Nephropathy : Diagnosis, Prevention, and

    Treatment. In : Diabetes Care. Vol 28. ADA : 2005.

    10. Soegondo, Sidartawan, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta:

    Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009. p. 1867.

    11. Eckel, RH. The Metabolic Syndrome. In : JL. Harrisons Endocrinology. 2nd ed. New

    York, NY. 2010. p.264-6.

    http://www.nhlbi.nih.gov/about/nhbpep/index.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/1170337-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1170337-overview#showallhttp://www.mayoclinic.com/health/type-2-diabetes/DS00585http://www.mayoclinic.com/health/type-2-diabetes/DS00585http://www.mayoclinic.com/health/type-2-diabetes/DS00585http://www.mayoclinic.com/health/type-2-diabetes/DS00585http://emedicine.medscape.com/article/1170337-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1170337-overview#showallhttp://www.nhlbi.nih.gov/about/nhbpep/index.htm