45
RMK Tugas Pengauditan Internal PERFORMING THE PRELIMINARY SURVEY & PROGRAM AUDIT Disusun Oleh : MUHAMMAD RIDHO. S PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2015

RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

RMK Tugas Pengauditan Internal

PERFORMING THE PRELIMINARY SURVEY

&

PROGRAM AUDIT

Disusun Oleh :

MUHAMMAD RIDHO. S

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2015

Page 2: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

PERFORMING THE PRELIMINARY SURVEY

1.1.Latar Belakang

Adanya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin

membuat sulit dan frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap dapat mengetahui

kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemudian

mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Survey pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik

bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk

mendukung kesuksesan audit.

            Auditor internal harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survei

pendahuluan bisa produktif . survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit

yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan

atau kegagalan audit bisa jadi sangat tergantung pada survei. Jika survey pendahuluan

direncanakan dan dilaksanakan dengan  baik maka survei tersebut akan menjadi lebih dari

sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif ; melainkan juga menjadi penentu

keberhasilan audit.

2.1. Pengertian Survei Pendahuluan

` Survei pendahuluan dalam audit internal  adalah suatu cara yang digunakan untuk dapat

mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang

kemudian mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Secara sederhana survey pendahuluan

dapat dipahami sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai objek

tertentu tanpa melakukan verifikasi secara rinci.

2.2. Langkah Dasar Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis karyawan dan

system, namun bias juga menjadi sebuah pencarian yang tidak beraturan. Auditor Internal harus

memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survey pendahuluan bias produktif. 

Keberhasilan  atau kegagalan audit bias jadi sangat tergantung pada survey. Auditor sebaiknya

melakukan survey dengan delapan  langkah dasar;

1.  Melakukan Studi Awal

Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun

sebelumnya, temuan audit, bagan organisasi dan dokumen lain yang akan membantu untuk lebih

Page 3: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

memahami subjek audit. Studi awal dilakukan dikator pusat, meskipun banyak auditor internal

saat ini dapat mengakses informasi secara elektronik dari lokasi yang  jauh. Kertas kerja

penugasan sebelumya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukan auditor lain atas penugas

tersebut, meskipun pendekatan ini mingkin tidak lagi layak atau tidak diinginkan untuk di audit

tahun ini.

2 Pendokumentasian

Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan

awal antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal untuk

kertas kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan saat pendokumentasian. Auditor juga

membuat kuesioner yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien

dan lainnya.

3. Bertemu Klien

Pertemuan auditor dengan manajer klien member peluang bagi auditor untuk menjelaskan

tujuan dan pendekatan audit  yang akan dilakukan. Dalam beberapa situasi, auditor justru ingn

membahas keseluruhan peran audit internal dan organisasi. Dalam pembahasan dengan manajer

dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta resiko bawaannya.

Auditor juga ingin mengenali gaya manajemen yang diterapkan.

4.  Mendapatkan Informasi melalui :

Wawancara : Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapan saksama enam langkah

penting; persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, penutupan dan pencatatan.

Mengumpulkan bahan bukti : Survei pendahuluan akan berlangsung lancer dan sistematis jika

auditor internal memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam

kebanyakan audit  informasi penting dapat diklasifikasikan kedalam empat fungsi dasar

manajemen;

Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.

5.  Pengamatan

Pengamatan (observing) akan terus dilakukan selama survey pendahuluan dilakukan.

Manfaat dari pengamatan (observing) adalah sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan, sasaran, dan standart.

Page 4: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Mendapatkan gambaran tujuan aktivitas yang tepat dan kesesuaian misinya

dengan sasaran strategis perusahaan merupakan cerminan professionalism auditor

internal. Jika tujuan tidak dipahami dengan baik maka audit akan kehilangan manfaatnya.

Auditor internal harus dapat mengetahui sarsan aktivitas yang akan mereka

periksa sebelum melakukan apa yang tertera di program audit dan melakukan pekerjaan

lapangan. Untuk hasil program, sasaran biasanya mencerminkan apa yang ingin dicapai

pihak berwenang seperti legislative, dewan komisaris, dan direktur utama. Auditor

internal yang tidak melalaporakan pencapaian tujuan dan sasaran tidak layak disebut

audit berorientasi manajemen yang efektif (effective management oriented audit).

Auditor tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab untuk menetapkan

tujuan, sasaran, atau standart untuk karyawan professional. Pedoman audit menyarankan

bahwa pekerjaan auditor internal harus melibatkan pengidentifikasian sasaran dan

standart dan mengupayakan agar bisa diterima tetapi tidak memaksa. Jika klien

menyetujuinya, maka sasaran dan standart tersebut milik klien. Manajer memiliki

tanggung jawab utnuk menetapkan sasaran dan standart untuk mereka sendiri dan

karyawannya.

Saat melakukan survey, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat

tujuan, sasaran, dan standart yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki

organisasi klien. Auditr harus mencoba untuk menetukan apakah :

a. Pernyataan formal tentang tujuan telah disiapkan untuk klien.

b. Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi suatu

rancangan besar perusahaan.

c. Orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standart berpartisipasi

dalam penetapannya.

d. Tujuan diketahui oleh semua pihak yang akan berpartisipasi dalam

pencapaiannya.

e. Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya bagi

aktivitas.

Page 5: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

f. Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan

kendali eksternal.

g. Sasaran dan standart yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk

mencapai lebih dari apa yang bisa mereka capai

h. Laporan formal dan periodic disiapkan untuk menunjukan tingkat

pencapaian tujuan dan terpenuhinya sasaran dan standart.

i. Tujuan, sasaran, dan standart secara periodic dievaluasi ulang dan

didefinisikan ulang.

b. Kontrol-Kontrol untuk Mencapai Tujuan

Jika tujuan, sasaran, dan standart telah teridentifikasi dan disepakati maka langkah

selanjutnya adalah menentukan control apa yang seharusnya diterapkan untuk

memastikan bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan dicapai. Auditor internal dihadapkan

pada sejumlah control potensial ketika mereka melakukan survey pendahuluan kebijakan

organisasi atau agensi, prosedur, manual, instruksi khusus, laporan daftar, registrasi

formulir, pembagian tugas, system persetujuan, pengawasan, dan lainnya. Terkadang

apabila mencoba untuk menyerap literature mengenai sejumlah control sering kali

membuang waktu, karena membaca relevansinya dengan masalah tertentu semua control

ini kelihatan tidak berkaitan dengan kenyataan.

c. Mengevaluasi Resiko

Auditor Internal harus mendapatkan bukti yang cukup dan tepat untuk menentukan

bahwa tujuan kunci dari proses manajemen risiko telah tercapai dalam memberikan opini

atas kecukupan proses manajemen risiko. Dalam mengumpulkan bukti-bukti tersebut,

auditor internal mungkin mempertimbangkan prosedur audit berikut ini:

a. Melakukan riset dan review perkembangan, tren, dan informasi industri terkini

terkait dengan usaha yang dilakukan oleh organisasi, serta sumber informasi lain

yang sesuai untuk menentukan risiko dan eksposur yang dapat mempengaruhi

organisasi beserta prosedur pengendalian yang relevan.

Page 6: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

b. Mereview kebijakan perusahaan dan risalah rapat Dewan untuk menentukan

strategi bisnis organisasi, filosofi dan metodologi manajemen risiko, selera risiko,

serta penerimaan risiko.

c. Mereview laporan evaluasi risiko sebelumnya yang dikeluarkan oleh manajemen,

auditor internal, auditor eksternal, dan/atau sumber lain.

d. Melakukan wawancara dengan manajemen lini dan manajemen senior untuk

menentukan tujuan unit bisnis, risiko yang terkait, serta mitigasi risiko dan

aktivitas pemantauan pengendalian manajemen.

e. Menyerap informasi untuk kemudian secara independen mengevaluasi efektivitas

mitigasi risiko, pemantauan, dan komunikasi risiko beserta kegiatan pengendalian

terkait.

f. Menilai ketepatan garis pelaporan untuk aktivitas pemantauan risiko.

g. Mereview kecukupan dan ketepatan waktu pelaporan hasil manajemen risiko.

h. Review kelengkapan analisis risiko yang dilakukan manajemen serta tindakan

yang diambil untuk mengatasi isu yang diangkat oleh proses manajemen risiko,

dan menyarankan perbaikan.

i. Menentukan efektivitas proses self-assessment yang dilakukan manajemen

melalui pengamatan, tes langsung atas prosedur pengendalian dan pemantauan,

pengujian keakuratan informasi yang digunakan dalam aktivitas pemantauan,

serta teknik lainnya yang sesuai.

j. Mereview isu terkait risiko yang mungkin menunjukkan kelemahan dalam praktik

manajemen risiko dan, jika perlu, diskusikan dengan manajemen senior dan

Dewan. Jika auditor yakin bahwa manajemen telah menerima tingkat risiko yang

tidak sesuai (atau yang dianggap tidak bisa diterima) dengan strategi dan

kebijakan manajemen risiko organisasi, auditor harus mengacu pada standar 2600

dan pedoman audit internal lain terkait.

d. Menentukan pengendalian untuk meminimalkan risiko

Tujuan utama dari audit tersebut adalah untuk memberikan suatu tindakan untuk

berpendapat, apakah atau tidak laporan keuangan yang diaudit menyajikan secara wajar

keuntungan keuangan, posisi/ rugi dan arus kas entitas. Risiko Audit adalah risiko auditor

Page 7: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

memberikan pendapat yang tidak pantas atas laporan keuangan, terutama ketika laporan

keuangan tersebut mengandung salah saji material.

e. Membuat penentuan risiko secara sistematik

Risiko audit (Audit Risk)- risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko

deteksi Mungkin dapat kita sebut bahwa didalam risiko audit itu terdapat beberapa

komponen risiko, komponenrisiko tersebut meliputi risiko bawaan, risiko pengendalian,

dan risiko deteksi. Dalam artikel saya kali ini, saya akan mencoba untuk menjelaskan

tentang risiko audit beserta komponen risiko yang menyertainya tersebut, dan juga

bagaimana model risiko auditnya, serta hubungan antara risiko audit dan bukti audit.

Risiko Audit (AuditRisk)

Bukankah hampir semua yang dilakukan oleh seseorang itu memiliki risiko,

begitu juga dengan proses audit yang dilakukan oleh auditor, tentu saja memiliki risiko

tersendiri. Untuk menjelaskan apa sih risiko audit ini ? Kita sebaiknya melihat dahulu apa

tujuan auditor melakukan proses audit, bukankah tujuan auditor melakukan proses audit

adalah untuk menyatakan pendapatnya secara tepat atas laporan keuangan klien yang

diaudit yang mengandung salah saji material, sesuai dengan keyakinan yang memadai

yang dimiliki oleh auditor, jika tujuan audit seperti diatas, mungkin kita dapat

mengatakan bahwa risiko audit adalah risiko  kemungkinan auditor dalam menyatakan

pendapat atas laporan keuangan  klien yang mengandung salah saji material tanpa sengaja

telah gagal dilakukan dengan tepat.

Risiko Bawaan

Mungkin beberapa hal didalam laporan keuangan rentan untuk salah saji material,

seperti halnya kas yang mungkin rentan untuk salah saji material karena mudahnya kas

untuk disalahgunakan. Berkaitan dengan risiko, kerentanan salah saji material suatu

asersi  itulah yang dimaksud dengan risiko bawaan, bisa kita sebut risiko bawaan

merupakan risiko yang melekat pada suatu akun

Risiko Pengendalian

Pengendalian berkaitan dengan sistem pengendalian internal suatu entitas, tujuan

adanya sistem pengendalian internal adalah untuk  mencegah salah saji material yang

Page 8: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

mungkin terjadi dalam suatu asersi dengan tepat waktu, jika pengendalian internal

bertujuan untuk itu, maka yang dimaksud dengan risiko pengendalian adalah risiko

terjadi kegagalan pengendalian internal yang tidak bisa mencegah salah saji material

yang mungkin terjadi di suatu asersi dengan tepat waktu. Ingat bahwa risiko

pengendalian melibatkan sistem pengendalian internal suatu entitas, ketika sistem

pengendalian internal suatu entitas itu baik (efektif) maka risiko pengendalian akan

rendah, sebaliknya jika sistem pengendalian suatu entitas tersebut tidak bagus atau jelek

(tidak efektif) maka risiko pengendalian akan tinggi.

Risiko Deteksi

Ketika seorang auditor melakukan audit terhadap suatu asersi pun terdapat risiko

tersendiri, auditor melakukan audit terhadap suatu asersi tersebut untuk mendeteksi salah

saji material yang terjadi terhadap asersi tersebut, maka yang dimaksud dengan risiko

deteksi adalah risiko auditor tidak dapat mendeteksinya. Risiko deteksi terbagi menjadi

dua, yaitu risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci.

6.  Penentuan Resiko

Bagan alir memotret suatu proses. Bagan alir dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor

karena dapat menggambarkan system dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang

kompleks. Pembuatan bagan alir yang formal seharusnya distandarisasikan dengan departemen

audit. Semua auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang

sama. Biasanya akan sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikan dengan auditor eksternal

ataupun auditor independen. Analisis yang tidak selalu bisa dicapai dangan narasi yang rinci.

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua bagan alir terperinci, formal, dan ekstensif.

7. Pembuatan Bagan Alir

Bagan Alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bersifat seni. Pembuangan

bagan alir yang formal seharusnya distandardisasi dalam departemen audit. Semua auditor harus

menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang sama. Tidak semua bagan

alir terperinci, formal atau ektensif.

Page 9: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

8. Pelaporan.

Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan temuan positif dan

negative bias jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien.Estimasi awal untuk waktu dan

kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan

fase pelaporan audit.

2.3. Tujuan, Sasaran, dan Standar

Selama survei pendahuluan, auditor internal harus menentukan tujuan aktivitas yang diatadi

tujuan audit, yang akan ditetapkan selanjutnya, melainkan tujuan aktivitas itu sendiri. Jika tn ini

tidak dipahami dengan baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran

aktivitas yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan

profesionalisme auditor internal.

Gambaran yang dimiliki auditor tidak akan dipengaruhi oleh deskripsi pernyataan

tanggung jawab. Dokumen tersebut bisa jadi usang atau merupakan pernyataan yang dirancang untuk 

meningkatkan status. Akibatnya auditor tidak benar-benar memahami aktivitas tersebut.

Auditor internal harus membedakan tujuan, sasaran, dan standar. Tujuan berasal dari

objectum, yang secara harfiah berarti sesuatu yang dilontarkan sebelum (pikiran). Yaitu ditujukan,

tujuan, atau akhir. Turunan dari istilah ini tidak memiliki makna kuantitatif.

Di sisi lain, sasaran berasal dari bahasa Prancis gaule yang berarti tonggak. Hal ini seperti tcrai

dipancangkan di lapangan bermain, untuk melontarkan suatu objek di antara dua titik. Sasaran memiliki

makna kuantitatif. Di bidang olahraga, tujuannya adalah memenangkan pertandingan adalah

menghadapi rintangan-rintangan yang ada di sepanjang jalan menuju final.

Standar bersifat otoritatif, contoh yang diakui untuk kebenaran, kesempurnaan, kuantitas.

kualitas yang jelas. Standar memberikan tingkat pencapaian, target yang telah ditetapkar atau

ukuran kecukupan untuk beberapa tujuan. Standar kadang-kadang bisa memiliki  sebagai sasaran

yang akan dicapai dan sebagai ukuran keberhasilan.

Tujuan lebih sulit diidentifikasikan dibandingkan sasaran atau standar. Misalnya, sebuah

penn tentang fungsi dan tanggung jawab bisa menyatakan bahwa departemen utang usaha harus

men-, faktur pembayaran. Jika pernyataan tersebut benar, hal itu belum cukup. Yang lebih

penting bahwa faktur tersebut didukung oleh bahan bukti seperti kontrak atau pesanan

pembelian dan bukan bukti penerimaan atau kualitas, melalui nota atau tanda persetujuan

yang ditandatangani.        

Page 10: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Auditor internal harus ingat bahwa mereka adalah staf, tidak memiliki kewenangan dan

tanggung jawab untuk menetapkan tujuan, sasaran, atau standar untuk karyawan operasional.

Tanpa pemahaman yang jelas dan kesepakatan tentang aspek manajerial ini, sebuah audit bisa jadi

Kecermatan profesional mencakup evaluasi standar operasi yang ada dan menentukan apakah standar

tersebut dapat diterima dan dicapai. Jika standar tersebut tidak jelas, harus yang sah. Jika auditor

internal diminta untuk menginterpretasikan atau memilh mereka harus mencari kesepakatan

dengan klien mengenai standar yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja operasi.

Pedoman audit menyarankan bahwa pekerjaan auditor internal harus melibatkan sasaran dan

standar dan mengupayakan agar bisa diterima, daripada memaksakannya. Jika klien

menyetujuinya, maka sasaran dan standar tersebut akan menjadi milik klien dan bukan milik

auditor.

Jika sasaran dan standar belum ditetapkan dan tidak ada kesepakatan yang bisa merupakan

kelemahan. Penetapan sasaran dan standar yang dapat diukur manajemenatau menjadi alat ukur

kinerja manajemen itu sendiri merupakan dasar bagi praktik bisnis yang baik dan bagi prinsip-

prinsip manajemen yang dapat diterima. Manajer memiliki tanggung jawab untuk dan standar

untuk mereka sendiri serta karyawannya.

Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat tujuan, sasara,

dan standar yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki organisasi kilen. Auditor harus

mencoba untuk menentukan apakah:

a. Pernyataan formal tentang tujuan telah disiapkan untuk organisasi ldien.

b. Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi—suatu rancangan besar

perusahaan.

c. Orang-orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standar berpartisipasi

dalam penetapannya.

d. Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam pencapaiannya.

e. Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi

aktivitas.

f. Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali eksternal.

g. Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari

apa yang bisa mereka capai.

Page 11: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

h. Laporan formal dan periodic disiapkan untuk menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan

terpenuhinya sasaran dan standar.

i. Tujuan, sasaran, dan standar secara periodik dievaluasi ulang dan didefinisikan ulang.

2.4. Kontrol-kontrol untuk Mencapai Tujuan

Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan disepakati selama survei pendahuluan,

langkah selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang seharusnya, diterapkan untuk

memastikan bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan dicapai.

Auditor internal dihadapkan pada sejumlah kontrol potensial ketika mereka melakukan

survey pendahuluan kebijakan organisasi atau agensi, prosedur, manual, instruksi-instruksi

khusus, laporan daftar, registrasi formulir, pembagian tugas, sistem persetujuan, pengawasan,

dan lainnya. Mencoba untuk membaca dan memahami semuanya dapat mengaburkan mata dan

melelahkan otak. Mencoba menyerap literatur mengenai sejumlah kontrol sering kali membuang

waktu. Jika kita membaca relevansinya dengan masalah tertentu, semua kontrol ini kelihatan

tidak berkaitan dengan kenyataan.

2.5. Aspek  Manusia

Pegawai merupakan urat nadi perubahan. Kontrol yang baik tidak dengan sendirinya dapat

menjamin bahwa suatu aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat sejumlah orang yang

kompeten untuk melakukannya. Auditor internal berupaya obyektif dalam menyatakan pendapatnya,

namun ketika melakukan survey harus mempertimbangkan orang yang terlibat dalam aktivitas. Untuk

itu, survei pendahuluan harus mencakup, jika layak, penelaahan catatan dan praktik pegawai.

Penelaahan tersebut bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat penentuan yang bisa memberikan

sinyal bahaya dan memprengaruhi program audit.

2.6. Pembuatan Bagan Alir

Bagan alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang

dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bersifat seni. Seperti kebanyakan lain,

pembuatan bagan alir memakan waktu lama. Melalui latihan, bagan alir dapat menjadi alat yang

berguna bagi semua auditor. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk

menganalisis operasi yang kompleks, analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.

Pembuatan bagan alir yang formal seharusnya distandardisasi dalam departemen audit. Semua auditor

harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang sama. Biasanya akan sangat

Page 12: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

membantu bila bagan alir dikoordinasikan dengan auditor eksternal—akuntan independen, sehingga

masing-masing dapat menggunakan hasil pekerjaan satu sama lain.

2.7. Pelaporan

Survei yang dilakukan dengan baik biasanya menghasilkan sejumlah informasi yang

Data yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang

membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.

Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan, dan manajemen yar bisa

menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya audit biasanya kebanyakan

organisasi audit internal memiliki lebih banyak proyek audit dibandingkan auditor yang akan

melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan waktu audit yang berharga hanya untuk 

mengejar pengujian transaksi jika kelihatannya sistem kontrol itu sendiri akan menunjukan semua

transaksi yang memiliki kelemahan material.

Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan audit

walaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi yang dikumpulkan selama survei,

mungkin laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan menjadi lebih bijak untuk secara hati-hati

menguraikan lingkup audit yang terbatas, dengan berkonsentrasi pada kecukupan—bukan pada

efektivitas control dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.

Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan

mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan melaporkannya secara informal ke

manajemen. Kadang-kadang, informasi yang mencukupi akan diperoleh selama survei untuk

merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif dilakukan. Dalam kasus ini,

pengamatar. internal harus dibahas dengan manajer klien sebelum program audit disiapkan. Jika

m puas dengan analisis auditor dan bersedia mengambil tindakan perbaikan, hasil survei final,

tergantung pada tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan yang dilakukan.

Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan positif dam

jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yang internal:

kerja sama yang sehat, objektif, tidak bias terhadap penilaian operasi.

Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya men

langkah audit yang disarankan dan rasional bagi mereka. Auditor juga harus mengiden tifikasi

Page 13: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan

kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan

audit.

2.8. Membuat Anggaran Survei

Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalam survei

pendahuluan. Waktu yang akan dialokasikan akan tergantung pada sejumlah factor. Tujuan

survei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang ada, maka makin

sedikit waktu yang dibutuhkan  untuk melakukan survei. Juga, jika audit bersifat rotasional dan

kertas kerja  sebelumnya memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan, sasaran, standar, dan

kontrol operasi, bersama dengan bagan alir, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen

lainnya, yang dibutuhkan untuk memperbarui informasi tersebut.

Perubahan-perubahan signifikan dalam tujuan, prosedur, sistem operasi, otomatisasi,

organisasi, manajemen dan pegawai  juga akan memengaruhi waktu yang diperlukan untuk

mengenal dan mengidentifikasi masalah. Orang akan lebih nyaman dengan rutinitas;

perubahan signifikan akan membuat mereka kecewa karena perubahan selalu menghadirkan

risiko.

Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei. Tetapi bahkan

jika auditor - iami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah,

yaitu orang dan perilaku mereka. Tidak ada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku

mereka akan tetap sama dari ke tahun. Jadi pemahaman bisa saja hanya ilusi.

Tidak ada alasan untuk menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa survei

pendahuluan, bahkan jika hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak audit

terakhir. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan survei informasi dari

praktisi, estimasi yang wajar mungkin 10 persen hingga 20 persen dari  total anggaran untuk proyek

audit.

Page 14: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

PROGRAM AUDIT

TUJUAN

Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan

dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah

audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti audit dan untuk memungkinkan auditor

internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas aktivitas

yang akan diperiksa. Program tersebut berisi arahan-arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi

yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.

MANFAAT

Program audit yang disusun dengan baik seharusnya bisa memberikan manfaat antara lain.

Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit

Menjadi dasar penugasan auditor

Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit

Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan

dengan apa yang direncanakan

Page 15: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap pelaksanaan

audit

Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan

Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis

pekerjaan audit yang diilakukan dan waktu yang dibutuhkan

Mengurangi waktu supervise

Titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah

dilakukan

Kapan Menyiapkan Program Audit.

KAPAN SEBAIKNYA MENYIAPKAN PROGRAM AUDIT

Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan.

Program yang terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak memadai serta tidak bisa

menetapkan prioritas yang tepat. Namun program audit yang di siapkan dengan baik pun bisa

saja tidak memuat hal – hal penting yang tidak disadari auditor sampai mereka kemudian

melakukan pekerjaan lapangan.Jadi, semua program audi harus dianggap tentatif sampai audit

diselesaikan.

Program pro forma,yang digunakan pada audit berulang atas operasi yang sama, kadang-

kadang berkembang selama periode beberapa tahun dan lambat laun diakomodasikan kemasalah

yang dihadapi dalam pekerjaan lapangan. Program tersebut harus cukup fleksible untuk

mengakomodasi perubahan atau situasi-situasi tidak bisa.

Program-program pro forma baru yang dimaksudkan untuk digunakan di banyak lokasi

harus disiapkan terlebih dahulu sehingga tersedia waktu untuk Menghapus kesalahan, tuntutan

yang tidak wajar,dan langkah-langkah yang tidak perlu.Program pro forma harus diuji coba

untuk menghindari kebingungan.Uji coba tersebut memungkinkan terdeteksi kekurangan yang

ada sejak awal dan bisa diperbaiki sebelum program digunakan secara luas.

Beberapa perusahaan tengah mengembangkan perangkat lunak komputer berisi program

audit sebagai hasil langsung dari penentuan resiko mereka. Program-program ini didasarkan pada

pengalaman lampau, masukan dari manajemen,dan pertimbangan audit di suatu waktu.

TANGGUNG JAWAB AUDIT

Page 16: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit.

Perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencakup :

1. Penetapan tujuan audit dan lingkup kerja.

2. Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit

3. Penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit.

4. Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan.

5. Pelaksanaan, jika layak,survei lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol

yang akan diaudit,untuk mengindentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit,dan

untuk mengundang komentar dan saran dari klien.

6. Penulisan program audit

7. Penentuan bagaimana, kapan,dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan.

8. Perolehan pengesahan rencana kerja audit.

LINGKUP AUDIT

Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus

memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Tujuan audit

seharusnya menuntun lingkup pekerjaan. Menurut Standar auditor internal yang profesional

bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi efektivitas sistem kontrol internal

organisasi dan kualitas kinerja dalam pelaksanaan tanggung jawab yang diemban. Tujuan-tujuan

utama dari system kontrol internal ini adalah untuk memastikan :

1. Keandalan dan integritas informasi.

2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur,hukum, dan regulasi.

3. Pengamanan aktiva.

4. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

5. Pencapaian tujuan dan sasaran yang di tetapkan untuk operasi dan program.

Audit internal yang komprehensif dan tidak dibatasi bisa memiliki semua tujuan ini yang

pasti auditor internal harus menyiapkan program audit mereka dengan tanggung jawab ini dalam

pikiran mereka. Namun mereka seharusnya tidak mengabaikan kewenangan audit yang diberikan

kepada mereka oleh para atasannya. Lingkup audit tidak boleh melebihi kewenangan yang

diberikan manajemen seniorkepada auditor.

Page 17: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Mendefinisikan Ekonomis,Efisiensi,Dan Efektivitas

Ekonomis sering digunakan untuk mengartikan penghematan, tetapi sebenarnya artinya

lebih dari itu. Implikasi utamanya adalah adanya “manajemen yang berhati-hati” atau “gunakan

hingga mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa” makna yang juga bisa diterapkan untuk

efisiensi. Istilah tersebut lebih luas diterapkan dibandingkan istilah berhemat, yang hanya

mengacu pada seseorang atau pengeluarannya.

Efisiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan

dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Bila mengacu keseseorang, istilah efisien berarti

menggunakan keahlian, tahan menderita, dan tetap waspada. Dalam beberapa kasus istilah

efisien dapat diterapkan ke orang atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil

yang diinginkan dengan upaya minimum. Webster mendefinisikan operasi yang efisien sebagai,

“operasi yang diukur dari perbandingan hasil aktual dengan tenaga yang dihabiskan untuk

mencapai hasil tersebut.

Efektivitas menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan

dampak tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk

membuat sistem menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.

TUJUAN DAN PROSEDUR 

Tujuan adalah apa yang ingin dicapai seseorang. Prosedur adalah teknik-teknik yang

diterapkan untuk mencapai tujuan. Auditor internal memiliki seperangkat tujuan dan prosedur

yang berbeda dalam pekerjaan mereka. Tercakup tujuan dan prosedur operasi serta tujuan dan

prosedur audit.

Tujuan dan Prosedur Operasi

Tujuan operasi adalah akhir yang akan dicapai oleh manajer operasi dan karyawan-

karyawannya. Salah satu tujuan operasi untuk aktivitas pembelian adalah membeli barang dan

jasa yang tepat, pada harga yang tepat, pada waktu yang tepat,dan pada kualitas yang tepat.

Setiap tujuan ini dicapai melalui prosedur-prosedur atau teknik-teknik. Misalnya, salah satu

prosedur yang digunakan untuk memastikan dibelinya barang yang tepat adalah digunakannya

pesanan pembelian dari departemen pemesan yang menjelaskan dengan tepat barang yang akan

dibeli.

Page 18: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Auditor internal tidak mampu mengevaluasi sebuah operasi jika mereka tidak sepenuhnya

memahamihal yang diharapkan untuk dicapai dari operasi tersebut yaitu tujuan-tujuannya.Oleh

karena itu, semua program audit harus mengindentifikasi tujuan operasi yang pencapaiannya

akan dievaluasi oleh auditor.

Tujuan dan Prosedur Audit

Tujuan audit dapat bersifat umum, bisa juga khusus. Tujuan utama audit diupayakan

tercapai dalam semua penugasan dan dituntun oleh lingkup audit yang diberikan manajemen dan

dewan komisaris ke kepala bagian audit. Misalnya, auditor internal mungkin dibatasi hanya pada

masalah-masalah akuntansi dan keuangan. Dalam kasus ini tujuan umum audit mereka mungkin

diarahkan hanya untuk menentukan kendala dan integritas informasi keuangan, ketaatan dengan

kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan regulasi dan pengamanan aktiva.

Namun jika lingkup audit mereka komprehensif, maka tujuan umum auditnya akan

mencakup juga penelaahan laporan operasi di samping evaluasi penggunaan sumber daya yang

ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk operasi dan

program.

Tujuan khusus audit terkait dengan tujuan operasi. Misalnya,jika tujuan pembelian adalah

membeli barang yang tepat,maka tujuan auditnya adalah menentukan apakah sistem yang

dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi telah dicapai dan apakahbarang yang tepat

memang telah di beli.

Prosedur-prosedur audit adalah teknik-teknik yang di terapkan auditor untuk

menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai. Sebagai contoh, program audit akan

berisi pemeriksaan auditor atas sempel pesanan pembelian dan melihat apakah pesanan

tersebut dilengkapi dengan permintaan pembelian.  

Periklanan. Periklanan biasanya berhubungan dengan agensi periklanan. Agensi tersebut

normalnya akan menagih biaya yang terjadi ditambah komisi berdasarkan biaya tersebut.

Keyakinan terbaik yang dimiliki auditor untuk menentukan apakah apakah biaya-biaya

tersebut dicatat dan jumlahnya wajar. Tujuan audit adalah dengan cara mengaudit catatan

dan prosedur operasi yang dimiliki agensi. Prosedur operasi lainnya seperti pembuatan

anggaran iklan,pemilihan media yang tepat, atau penetapan control keuangan untuk

agensi tersebut jelas berada diluar lingkup audit.

Page 19: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Pelepasan aktiva. Dalam audit kontrol atas aktiva-aktiva yang dilepas, auditor umumnya

tidak bisa menentukan sendiri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan

layak.Hanya dengan menelaah persetujuan tertulis yang diberikan orang yang

bertanggung jawab atas pelepasan tersebut, sesuai dengan prosedur yangditetapkan atau

menentukan apakah pelepasan mengikuti prosedur yang ditetapkanakan memenuhi tujuan

audit.

Kontribusi Medis Karyawan. Salah satu tujuan audit bisa berupa penentuan validitas

pengurangan gaji karyawan untuk kontribusi opsi asuransi kesehatan. Apakah kontribusi

karyawan bisa menutupi biaya opsi merupakan pertanyaan yang bagus, tetapi tidak

relevan dengan tujuan audit. Prosedur audit untuk menentukan apakah pengurangan gaji

didukung formulir otorisasi tertulis merupakan prosedur yang cepat dan relevan.

Perlindungan lingkungan dan alat tanda bahaya. Seorang auditor internal ingin

menentukan apakah alat tersebut dipasang dan beroperasi dengan layak. Prosedur audit

yang mungkin menarik, tetapi tidak relevan, adalah memeriksa dokumen spesifikasi alat

tanda bahaya dari arsistek,memeriksa faktur pembayaran alat tersebut, atau melakukan

tanya jawab dengan pegawai keamanan pabrik. Satu-satunya prosedur yang akan

memberikan keyakinan tentang pemasangan dan operasi alat tersebut adalah pengamatan

penempatan alat dan melakukan uji langsung.

Persediaan. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah persediaan dalam jumlah yang

signifikasi telah disajikan dengan benar. Beberapa prosedur audit mungkin relevan tetapi

tidak efektif, seperti mendapatkan pernyataan dari manajemen,atau membuat bagan alir

siklus persediaan,atau melakukan wawancara dengan karyawan. Prosedur yangefektif

adalah melakukan atau menelaah persediaan fisik dan mendapatkanpenilaian dari ahli.

Pembelian tanah. Tujuan auditnya adalah untuk memverifikasi kepemilikan legal atas

tanah yang akan di beli. Pemeriksaan atas akta kepemilikan merupakan prosedur yang

menarik tetapi tidak menyeluruh karena dokumen-dokumen tersebut mungkin sudah di

ganti.Cara yang lebih meyakinkan untuk menentukan kepemilikan sah tanah tersebut

adalah dengan memeriksa catatan terbaru atas tanah di kantor pengadilan lokal.

Aktivitas nonprofit. Banyak tujuan audit yang bisa diterapkan untuk audit atas organisasi

nonprofit. Audit berorientasi manajemen akan menentukan apakah aktivitas sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan.Jadi prosedur tepat untuk hal ini adalah menentukan misi

Page 20: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

organisasi,standar apa yang telah ditetapkan untuk mengukurkinerja guna pencapaian

misi tersebut, dan seberapa jauh standar telah dicapai.

Utang. Misalkan sedang dilakukan audit untuk kemungkinan kelebihan pembayaran

utang. Berdasarkan sistem yang ada, pembayaran dilakukan berdasarkan perbandingan

dokemen pembelian, penerimaan, dan penagihan. Kadang-kadang terjadi pembayaran

persial. Membandingkan catatan setiap pembayaran akan menyulitkan. Lebih produktif

untuk menghindari kelebihan pembayaran. Akhirnya, prosedur yang tepat adalah

mengambil sampel dan membandingkan jumlah yang dibayar dengan batas pesanan

pembelian. Memeriksa mulai dari pesanan pembelian, laporan penerimaan, atau faktur

bukanlah prosedur audit yang menyeluruh.

Gaji. Misalkan tujuan audit adalah memverifikasi pembebanan biaya gaji ke akun-akun

tertentu. Banyak prosedur audit yang bisa diterapkan dalam audit gaji, tetapi tidak relevan

dengan tujuan yang ditetapkan. Misalnya, tidaklah relevan untuk merekonsiliasi total

biaya gaji dengan pembebanannya memeriksa kartu waktu kerja untuk melihat apakah

ada persetujuan supervisor, atau membandingkan pembebanan biaya gaji dengan jam

standar.

Penetapan harga.Untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam variasi tingkat

keuntungan yang diterapkan pada produk di antara masing- masing pelanggan,prosedur

yang tepat untuk itu adalah menentukjan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif

dan diikuti.Analisis biaya tidak akan efektif dalam kasus ini.

Produksi. Tujuan auditnya adalah untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi

efektivitas dan efisiensi proses produksi. Prosedur yang tepat untuk tujuan ini adalah

membandingkan biaya aktual dengan biaya standard.

Pembelian. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah suatu organisasi kelebihan

membeli bahan mentah. Mencari apakah ada standar yang ditetapkan untuk kualitas,

kuantitas, dan sumber bahan mentah tidak akan menjawab kelebihan bahan mentah. Yang

harus diperhatikan untuk kasus ini adalah menentukan apakah anggaran produksi,

pesanan kerja, tingkat persediaan standar, dan jumlah pesanan ekonomis telah dikaitkan

dan digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibeli. Analisis akun surplus juga

dapat membantu.

Page 21: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Kualitas. Jika seorang auditor ingin mengetahui apakah dan mengapa terjadi penolakan

atas produk yang dijual,prosedur audit yang tepat adalah mengevaluasi sejauh mana

departemen penjualan telah mengomunikasikan pengembalian produk ke departemen

produksi.Analisis akun barang sisa dan akumulasinya juga dapat membantu. Mencari

data volume penjualan atau peringkat kredit pelanggan jelas tidak relevan. Tujuan audit

yang bisa di terapkan untuk kasus ini adalah mengevaluasi kelayakan standar kontrol

mutu.

Aktiva yang disewakan. Dalam audit atas organisasi yang memiliki, merawat, dan

mengoperasikan aktiva yang disewakan, tujuan auditnya adalah menentukan kelayakan

beban perawatan. Prosedur audit yang tepat adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentu

dalam akun beban pemeliharaan ke pesanan kerja yang berkaitan.

Penelitian dan pengembangan. Proyek penelitian dan pengembangan harus direncanakan

seperti halnya proyek-proyek lainnya. Rencana tersebut hendaknya mencakup standar

pengukuran kinerja.Tanpa standar yang tepat dan dapat di kuantifikasi, manajemen tidak

memiliki tolak ukur untuk mengukur hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

Penjualan. Salah satu tujuan audit untuk penjualan adalah menentukan apakah komisi

penjualan terlalu besar. Prosedur terbaik untuk menentukan akurasi beban komisi tercatat

untuk setiap tenaga penjualan adalah dengan menghitung ulang sampel kondisi

penjualan. Prosedur-prosedur lainnya seperti menghitung rasio komisi, menggunakan

prosedur analitis, atau menilai keseluruhan kewajarannya, akan tidak bermanfaat untuk

tujuan audit tersebut.

Pendapatan pajak untuk pemerintah. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah para

pembayar pajak sudah tepat dalam melaporkan pajak penjualan mereka. Dari berbagai

pilihan yang tersedia bagi auditor internal, prosedur yang paling mungkin dilakukan

untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemeriksaan langsung ke beberapa pembayaran

pajak. Prosedur lain yang bisa dilakukan adalah menguji perhitungan beberapa restitusi

pajak penjualan.

MENYIAPKAN PROGRAM AUDIT

Latar Belakang informasi

Page 22: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu

mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak

keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk

memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis

memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.

Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka

dalam memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan

tanggung jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan

tanggung jawab manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Jika terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode

dan prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk

mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program

audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif hanya

menekannkan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan

kontrol yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.

a. Program audit Pembelian

tujuan-tujuan manajemen operasi pembelian yang paling umum berlaku adalah

mendapatkan barang atau jasa yang tepat:

1. Dengan harga yang tepat

2. Dengan waktu yang tepat

3. Dengan kuantitas yang tepat

4. Dari pemasok yang tepat

Risiko-risiko administratif yang bisa ditemukan dalam survey pendahuluan adalah:

Bagan organisasi departemen pembelian tidak disiapkan. (bisa mengakibatkan

kebingungan dalam hal siapa yang bertanggung jawab untuk membeli barang atau

jasa tertentu)

Kurangnya arahan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab departemen

pembelian. (organisasi-organisasi lainnya[unit-unit lini] bisa dibebani wewenang

untuk berhubungan langsung dengan pemasok)

Page 23: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Kurangnya petunjuk operasi departemen pembelian. (karyawan bisa bertindak sesuai

keinginannya, tidak berdasarkan cara yang konsisten dan disetujui).

Tidak ada prosedur yang mengatur wewenang untuk menandatangani penerimaan

barang dan jasa. (pesanan bisa dikeluarkan untuk kepentingan sendiri atau untuk

membeli barang yang salah atau jumlah yang tidak tepat).

b. Program audit Pemasaran

Beberapa tujuan penting organisasi pemasaran adalah

1. Menentukan potensi pasar untuk barang dan jasa organisasi (riset pasar)

2. Menyebabkan informasi, mengembangkan perilaku yang ramah pelanggan, dan

mendorong tindakan yang bermanfaat bagi organisasi (periklanan)

3. Mendorong distributor memberikan perhatian lebih ke penjualan produk organisasi

dan membujuk pelanggan membeli produk-produk tersebut (promosi penjualan)

c. Program Audit yang Kompherensif

Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit kompherensif

atas suatu operasi. Mungkin audit pertama kali untuk operasi membutuhkan audit untuk

semua aktivitas, baik yang berisiko tinggi ataupun tidak. Atau auditor mungkin ingin

mendokumentasikan keseluruhan sistem untuk menenntukan kesesuaiannya dengan

ketentuan kontrol akuntansi internal dari U.S.Foreign Corrupt Practices Act 1977 atau

aturan lainnya yang telah ditetapkan. Program audit sesuai kondisi mungkin masih yang

terbaik, tetapi fokusnya adalah pada kontrol karena risiko tidak menjadi dsar utama untuk

menentukan luas dan pendekatan audit.

d. Program Pro Forma

Program Pro Forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh

auditor-auditor yang kurang berpengalaman yang pekerjaanya harus diawasi. Program

tersebut juga bermanfaat jika :

1. Jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlag lokasi yang berbeda

2. Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap loaksi

3. Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan

Page 24: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

4. Operasi yang audit relatif serupa

Program tersebut berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor latar

belakang informasi yang menunjukan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol. Program

tersebut sangat bermanfaat dan membantu auditor serta mampu menghasilkan semua

informasi yang diperlukan untuk evaluasi komprehensif dari aktivitas yang diperiksa.

AMBIGUITAS

Informasi yang tepat akan menghasilkan informasi audit yang tepat pula. Kata-kata

seperti memadai, mencukupi, dan menyeluruh memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.

Meminta auditor untuk “menentukan apakah persaingan yang memadai memang terjadi” tidak

berarti apa-apa dan mengundang respons yang berbeda dari auditor yang berbeda. Daripada

membuat prosedur umum yang ambigu tentang ‘sistem penggajian yang memadai’, program

tersebut membutuhkan langkah-langkah khusus berikut:

Tentukan apakah pembayaran ke karyawan sesuai dengan kartu waktu yang sudah disetujui.

Tentukan apakah karyawan dibayar dalam jumlah yang benar

Tentukan apakah total gaji dan upah dibayar sesuai dengan pembebanan biaya tenaga kerja

langsung dan tidak langsung ke kontrak dan akun yang tepat

Kebanyakan auditor akan langsung memahami langkah-langkah program tersebut tanpa

membutuhkan instruksi lanjutan, dan mereka masih akan memiliki banyak keleluasaan untuk

memutuskan tujuan-tujuan program audit ini. Ambiguitas (ambiguities) akan berkurang bila

aktivitas audit internal menerapkan makna seragam untuk berbagai istilah yang digunakan dalam

program audit. Berikut ini beberapa definisi yang dapat membantu menghilangkan kebingungan

dan menjembatani pembuat program dengan staf audit.

Menganalisis, memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan sifatnya

Mengecek, mebandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk mengetahui

akurasi atau kewajarannya

Mengonfirmasi, membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya jawab tertulis

atau melalui inspeksi

Mengevaluasi, mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau kegunaan

Page 25: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Memeriksa, melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai akuarasi,

kelayakan, dan opini yang sesuai.

Menginspeksi, memeriksa secara fisik

Menginvestigasi, memastikan fakta kondisi-kondisi yang dicurigai atau yang dituduhkan

Menelaah, mempelajari secara kritis

Memeriksa cepat, mempelajari cepat dengan tujuan menguji kecenderungan umum,

mengetahui penyimpangan yang muncul, hal-hal yang tidak biasa, atau kondisi-kondisi lain

yang membutuhkan studi lanjut.

Membuktikan, mencari bukti yang meyakinkan

Menguji, memeriksa sampel yang represntatif dengan tujuan mencapai kesimpulan mengenai

poulasinya.

Memverifikasi, menetapkan akurasi

Hubungan Program dengan Laporan Audit Akhir

Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan

dilaporkan.Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan program

audit.beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar dalam bentuk ringkas untuk

menunjukkan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir. Hal ini memberikan disiplin yang

bermanfaat dan semacam arahan saat melakukan penelaahan dan menghilangkan pekerjaan audit

yang tidak perlu.Walaupun tidak ada kerangka yang disiapkan, auditor tetap harus memikirkan

struktur umum laporan dan lingkup audit yang direncanakan. Keekonomisan dan efisiensi juga

hal-hal yang diharapkan dalam audit internal.

Beberapa auditor intenal merasa efisien dan akan sangat membantu bila bagian-bagian dari

laporan audit mereka ditulis sesuai kemajuan audit. Dalam penugasan audit berskala besar,

laporan kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan membuat penyusunan laporan

audit akhir lebih mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan saat program ditulis, format

program itus endiri akan membuat kerangka laporan resmi lebih mudah disiapkan.

Mekanisme Program

Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap

segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung

Page 26: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja. Estimasi juga

membantu menentukan berapa staf yang harus ditugaskan untuk audit guna menyelesaikan

pekerjaan dalam waktu yang wajar. Penyesuaian-penyesuaian terhadap stimasi mungkin

diperlukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.

Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit.mereka juga harus

menyetujui semua perubahan signifikan.program audit cenderung mengalami evolusi. Jarang

sekali terjadi pembuat program audit bisa mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan

dihadapi selama audit.

Dalam praktiknya, audit terus berkembang sejak program awal. Program audit

seharusnya diperbarui secara periodik sesuai kemajuan audit. Program audit harus

mendokumentasikan kemajuan pekerjaan audit.

Penugasan Staf untuk Audit Berskala Kecil

Staf audit yang terdiri atas satu atau dua auditor mungkin merasa kebertan untuk

menyiapkan program audit. Namun hal ini tidaklah beralasan. Sebuah laporan audit biasanya

ditulis oleh satu orang. Seorang penulis laporan yang baik menyiapkan kerangka sebelum

menulis laporan. Kerangka tersebut merupakan program untuk laporan tertulis.

Disamping itu, organisasi yang kecil sekali pun menginginkan auditor eksternal

memanfaatkan hasil pekerjaan auditor internal mereka guna mengurangi biaya audit internal.

Namun auditor ekstrenal tidak cukupmenghargai auditor internal yang pekerjaan auditnya tidak

terprogram dan lingkup serta tujuan auditnya tidak didefinisikan dengan baik.

PEDOMAN PENYIAPAN PROGRAM  AUDIT

Pedoman penyiapan program akan mempertimbangkan hasil-hasil dari langkah-langkah

yang dilakukan selama survey. Berikut ini beberapa pedoman untuk melaksanakan langkah-

langkah tersebut dan alasan-alasannya

Pedoman Alasan

Telaah laporan, program audit dan kertas

kerja, serta dokumen-dokumen lainnya

untuk mendapatkan latar belakang dan

menentukan apakah hasil-hasil penelaahan

Page 27: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

dari audit terdahulu, dan buat daftar

masalah-masalah yang membutuhkan

tindakan perbaikan

sebelumnya untuk memutuskan lingkup audit

sekarang dengan lebih baik.

Lakukan survey pendahuluan Untuk menentukan tujuan aktivitas yang

akan diperiksa, risiko-risiko yang

aktual/potensial, dan sistem kontrol yang ada

Telaah kebijakan dan prosedur fungsi

yang telah diaudit, manual operasinya,

bagan wewenang, tujuan dan sasaran

jangka panjang dan jangka pendek

untuk menentukan hal-hal yang bisa diukur

dan dinilai, dan apakah fungsi tersebut

beroperasi sesuai dengan keinginan

manajemen

Siapkan bagan alir operasi-operasi kunci

dari fungsi yang diaudit

untuk mengidentifikasikan kelemahan

kontrol dan mendapatkan analisis visual

aliran transaksi

Telaah standar kinerja yang telah

ditetapkan oleh manajemen, dan jika

mungkin, dibandingkan dengan standar

industri

untuk memperoleh tolok ukur

Tanya jawab dengan klien dan diskusikan

lingkup audit dan tujuan yang ingin

dicapai auditor

untuk mendapatkan kesepakatan dari klien

dan untuk menghindari salah paham

mengenai tujuan dan lingkup audit

Siapkan anggaran yang merinci sumber

daya yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan penugasan audit

untuk membuat estimasi jumlah auditor dan

waktu yang dibutuhkan guna memastikan

efisiensi proses audit

Wawancara dengan karyawan kunci yang

memiliki keterkaitan dengan fungsi audit

untuk memahami operasi dan efisiensi serta

efektivitas operasi dan mengidentifikasikan

masalah-masalah dalam kerja sama dan

koordinasi

Data semua risiko material yang harus

dipertimbangkan

untuk memastikan bahwa masalah-masalah

rawan telah diketahui dan mendapatkan

perhatian yang layak

Untuk setiap risiko yang diidentifikasi, untuk mengetahui apakah kontrol yang ada

Page 28: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

tentukan kontrol yang diterapkan dan

apakah sudah mencukupi

bisa mengurangi atau menghilangkan risiko-

risiko yang diidentifikasi

Tentukan substansi masalah-masalah

utama dan peluang-peluang yang ada

untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan

utama dan menentukan penyebab serta

perbaikan yang mungkin dilakukan.

Page 29: RMK, MUHAMMAD RIDHO.S.docx

Kriteria-Kriteria Program audit

Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan tertentu untuk

mencapai tujuan departemen audit internal. Misalnya :

Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan setujui klien

Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang

mengharuskan sebaliknya

Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi

dan kontrol yang akan diuji.

Langkah-langkah kerja harus mencukupi instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan.

Jika memungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas relatif dari langkah-

langkah kerja. Jadi, bagian yang lebih penting dalam program audit akan diselesaikan

dalam waktu dan batas lain yang ditentukan.

Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif

dan pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah

ditentukan

Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif

dan pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah

ditetapkan atau untuk memperluas cakupan kerja. Tetapi supervisor audit harus

diinformasikan segera.

Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi

staf.

informasi yang tidak perlu harus dihindari.

Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.