22
9.1 PSAK 14 : PERSEDIAAN 9.1.1 Tujuan Tujuan dari PSAK No 14 ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan diakui. Pernyataan ini menyediakan dalam menentukan biaya, pengakuan biaya, nilai realisasi neto dan rumus biaya. 9.1.2 Ruang Lingkup 1. Pernyataan ini diterapkan untuk semua persediaan kecuali: a. Pekerjaan yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk dalam kontrak jasa yang terkait langsung (PSAK 34: Kontrak Konstruksi) b. Instrumen Keuangan (PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran) 2. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh: a. Produsen produk agrikultur dan kehutanan, hasil agrikultur setelah panen, dan mineral produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan praktik dalam industri tersebut. Jika persediaan diukur dalam nilai realisasi neto, maka perubahan nilai tersebut diakui dalam laba rugi dalam periode terjadinya.

TA RMK SAP9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PSAK 14 dan 16

Citation preview

Page 1: TA RMK SAP9

9.1 PSAK 14 : PERSEDIAAN

9.1.1 Tujuan

Tujuan dari PSAK No 14 ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk

persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya

yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai

pendapatan diakui. Pernyataan ini menyediakan dalam menentukan biaya, pengakuan biaya,

nilai realisasi neto dan rumus biaya.

9.1.2 Ruang Lingkup

1. Pernyataan ini diterapkan untuk semua persediaan kecuali:

a. Pekerjaan yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk dalam kontrak jasa yang

terkait langsung (PSAK 34: Kontrak Konstruksi)

b. Instrumen Keuangan (PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55:  

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)

2. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:

a. Produsen produk agrikultur dan kehutanan, hasil agrikultur setelah panen, dan mineral

produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai

dengan praktik dalam industri tersebut. Jika persediaan diukur dalam nilai realisasi

neto, maka perubahan nilai tersebut diakui dalam laba rugi dalam periode terjadinya.

b. Pialang pedagang komoditi yang mengukur persediannya pada nilai wajar dikurangi

biaya untuk menjual. Jika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual, maka perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui

dalam laba rugi pada periode terjadinya.

3. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:

a. Persediaan adalah aset:

Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan

Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa

b. Nilai realisasi neto

Adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya

penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

c. Nilai wajar

Page 2: TA RMK SAP9

Adalah jumlah suatu aset dipertukarkan, atau liabilitas diselesaikan, antara pihak-

pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi

yang wajar.

9.1.3 Pengukuran Persediaan

Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih

rendah.

1. Biaya Persediaan

Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain

yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk

dijual atau dipakai (present location and condition)

2. Biaya Pembelian

Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali yang

dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.

3. Biaya Konversi

Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang

diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis

overhead produksi tetap dan variable. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi

tidak langsung yang relatif konstan tanpa memperhatikan volume produksi yang

dihasilkan. Overhead produksi variable adalah biaya produksi tidak langsung yang

berubah secara langsung mengikuti perubahan volume produksi. Pengalokasian

overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas

produksi normal. Overhead produksi variable dialokasikan pada unit produksi atas

dasar penggunaan aktual fasilitas produksi.

4. Biaya yang dikeluarkan dari persediaan

Hanya dimasukkan agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Contoh

biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam

periode terjadinya adalah:

a. Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak

normal

b. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi

sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya

c. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat

persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini

Page 3: TA RMK SAP9

d. Biaya penjualan

5. Teknik Pengukuran Biaya

Metode biaya standar atau metode eceran atau metode laba kotor, demi kemudahan

dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar harus di review yang

mana memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga

kerja, efisiensi dan utilitas kapasitas. Metode eceran seringkali digunakan dalam

industri eceran untuk mengukur persediaan yang variasinya demikian banyak dan

cepat berubah, serta memiliki marjin yang sehingga tidak praktis menggunakan

metode penetapan biaya lainnya. Metode eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya

mendekati biaya historis.

6. Rumus Biaya

Biaya persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain dan

barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan

berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing. Biaya persediaan,

kecuali yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, harus dihitung dengan menggunakan

rumus biaya masuk pertama keluar pertama (FIFO) atau rata-rata tertimbang. Entitas

menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat

dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang

berbeda, rumus biaya yang berbeda diperkenankan. Formula FIFO mengasumsikan

unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu

sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau

diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap unit

ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal

periode dan biaya unit yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode.

7. Nilai Realisasi Bersih

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal

dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk

melaksanakan penjualan. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk

dijual kembali, misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali,

atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga

mencakupi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang

sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan

digunakan dalam proses produksi.

Page 4: TA RMK SAP9

9.1.4 Pengakuan Sebagai Beban

Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat prsediaan tersebut diakui sebagai beban

pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan

dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui

sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan

kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto. Diakui

sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan

tersebut. Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lainnya.

9.1.5 Pengungkapan

Laporan keuangan mengungkapkan:

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus

biaya yang digunakan

2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai

bagi entitas

3. Jumlah tercatat persediaan dan jumlah dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual

4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan

5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang

diakui sebagai beban dalam periode berjalan

6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai

pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan

7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang

diturunkan

8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas

Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang

diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang

bersangkutan. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban

untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama

dengan perubahan jumlah neto persediaan pada periode tersebut.

9.2 PSAK 16 : ASET TETAP

 9.2.1 Pengertian Aset Tetap

Page 5: TA RMK SAP9

Aset tetap seringkali  merupakan komponen yang signifikan dalam Neraca

Perusahaan. Aset Tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang.

Dalam PSAK 16 definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Berdasarkan definisi di atas, pengertian aset tetap mencakup :

1. Tujuan penggunaan

2. Lama digunakan.

9.2.2 Pengakuan

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut

akan mengalir ke entitas

2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai

persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang

utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan

akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku

cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap

tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap.

Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu aset tetap. Oleh

karena itu, diperlukan pertimbangan dalam penerapan kriteria pengakuan yang sesuai dengan

kondisi tertentu entitas. Pertimbangan tersebut tepat terhadap agregasi unit-unit yang secara

individual tidak signifikan, seperti cetakan dan perkakas, kemudian menerapkan kriteria atas

nilai agregrat tersebut.

Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya

perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk

memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk

menambah, mengganti, atau memperbaikinya.

Kriteria pengakuan

untuk :Biaya Perolehan Awal

Biaya setelah

Perolehan Awal

Page 6: TA RMK SAP9

Lama Kriteria

Berbeda

Besar kemungkinan

manfaat ekonomis di

masa depan berkenaan

dengan aset tersebut

kan mengalir ke entitas

Biaya perolehan aset

dapat diukur secara

andal.

Menambah masa

manfaat

Menambah kapasitas

Sekarang Kriteria Sama Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa

depan berkenaan dengan aset tersebut kan

mengalir ke entitas

Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Biaya yang tidak memenuhi kriteria masuk ke laporan laba rugi

9.2.3 Pengukuran Awal

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada

awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari:

1. Purchase Price Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak

boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;

2. Directly Attributable Cost, biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung

untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan

sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Contoh biaya yang dapat

didistribusikan secara langsung adalah:

a. Biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010) : Imbalan

Kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap

b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik

c. Biaya handling dan penyerahan awal

d. Biaya perakitan dan instalasi

e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil

bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut

(misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji)

f. komisi profesional.

3. Dismantling Cost

Page 7: TA RMK SAP9

Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi

aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul

a. Ketika aset tersebut diperoleh

b. Karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan

selain untuk menghasilkan persediaan.

Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:

a. Biaya pembukaan fasilitas baru

b. Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi)

c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru

(termasuk biaya pelatihan staf)

d. Administrasi dan biaya overhead umum lainnya.

Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan

ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan

sesuai dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset

tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut

ini tidak termasuk di dalam jumlah tercatat suatu aset tetap:

1. Biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan

intensi manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah kapasitas

penuhnya;

2. Kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output) masih

rendah; dan

3. Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.

9.2.4 Pengukuran Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang  diakui pada saat

terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit

normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga

selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya

Pinjaman.

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali:

Page 8: TA RMK SAP9

Commercial SubstanceTransaksi pertukaran tidak

memiliki substansi komersial, atau

Fair Value of Exchanged AssetNilai wajar aset yang diterima dan

diserahkantidak dapat diukur secara andal

Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak

dapat dengan segera menghentikan pengakuan asset yang diserahkan. Jika aset

yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya

diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial

atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan dapat

berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi

komersial jika:

1. konfigurasi (contohnya risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas asset yang diterima

berbeda dari konfigurasi dari aset yang diserahkan

2. nilai spesifik    entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh perubahan

transaksi sebagai akibat dari pertukaran

3. selisih  di (a)   atau (b) adalah relatif  signifikan terhadap nilai wajar dari asset yang

dipertukarkan.

Untuk tujuan menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi

komersial,   nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi

mencerminkan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas

melakukan perhitungan lebih rinci.

Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar yang

sejenis, jika:

1. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk asset tersebut

tidak signifikan

2. probabilitas dari  berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara

rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.

Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima

atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya

perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

9.2.5 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Page 9: TA RMK SAP9

Entitas memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya

dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

1. Model Biaya (Cost Model)

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

2. Model Revaluasi (Revaluation Model)

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal

harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi

dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi

setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup

reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari

jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode

pelaporan.

9.2.6 Nilai Wajar

Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban

diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar

(arm’s length transaction). Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam

suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan

keuangan.

Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara

pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi

dengan wajar (arm’s length transaction).

Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang

khusus dan jarang diperjualbelikan, maka entitas perlu mengestimasi nilai wajar

menggunakan pendekatan penghasilan atau ndepreciated replacement cost.

9.2.6.1 Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan

oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik

dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai. Jika tidak ada

pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari aset tetap yang

khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan,

maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan

atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach).

Page 10: TA RMK SAP9

9.2.6.2 Frekuensi Penilaian

Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap yang

direvaluasi. Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah

tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa asset tetap mengalami

perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara

tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar

tidak signifikan. Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau

lima tahun sekali.

9.2.6.3 Revaluation Model

Revaluasi harus dilakukan secara regular untuk  memastikan jumlah tercatat tidak

berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Jika suatu aset tetap

direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah

satu cara berikut ini:

1. disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto

aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah

revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara

memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.

2. dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah

eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini

sering digunakan untuk bangunan.

3. Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba

pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.

4. Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset

oleh entitas. (partially realized)

5. Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan

dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)

9.2.6.4 Penyusutan (Depresiasi)

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable

amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). Setiap bagian dari aset tetap

yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset

harus disusutkan secara terpisah. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada

bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut.

Misalnya, adalah tepat untuk menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin

pada pesawat terbang, baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa pembiayaan.

Page 11: TA RMK SAP9

Suatu bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan

metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian

signifikan lainnya dari aset tersebut Bagian-bagian tersebut dapat dikelompokkan menjadi

satu dalam menentukan beban penyusutan.

Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap, maka

entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa terdiri atas

bagian yang tidak signifikan secara individual. Jika entitas memiliki ekspektasi bervariasi

untuk bagian tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk menentukan

penyusutan bagian yang tersisa sehingga mampu mencerminkan pola penggunaan dan atau

umur manfaat dari bagian tersebut. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara

terpisah bagian dari aset yang biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total biaya

perolehan aset tersebut. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi

kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.

1. Jumlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan

Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang

umur manfaatnya. Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum

setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi

sebelumnya maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi

akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009):Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut

siap digunakan pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset

siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penyusutan

aset dihentikan lebih awal ketika diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual

dan aset dihentikan pengakuannya.

Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun asset sedang tidak

digunakan atau dihentikan penggunaannya. Tanah dan bangunan diperlakukan

sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Manfaat ekonomi masa depan

melekat pada aset yang dikonsumsi oleh entitas terutama melalui penggunaan aset itu

sendiri. Namun, beberapa faktor lain seperti keusangan teknis, keusangan komersial

dan keausan selama aset tersebut tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnya

manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Berkaitan dengan halhal

tersebut di atas, seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dalam menentukan umur

manfaat dari setiap aset:

Page 12: TA RMK SAP9

a. ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut dinilai

dengan merujuk pada ekspektasi kapasitas aset atau keluaran fisik dari asset

b. ekspektasi tingkat keausan fisik, yang tergantung pada faktor pengoperasian

aset tersebut seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program

pemeliharaan aset dan perawatannya, serta perawatan dan pemeliharaan aset

pada saat aset tersebut tidak digunakan (menganggur)

c. keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan

atau peningkatan produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atas

produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut

d. pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu,

seperti berakhirnya waktu penggunaan sehubungan dengan sewa.

Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh

entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang

bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah

proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh

karena itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari

aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan

pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.

2. Metode Penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan

atas aset oleh entitas.

b. Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan

c. Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi.

Metode Penyusutan Keterangan

Garis LurusMenghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur

manfaat selagi nilai residu tidak berubah

Saldo MenurunMenghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang

umur manfaat

Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan

9.2.7 Pengungkapan

Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:

Page 13: TA RMK SAP9

1. dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto

2. metode penyusutan yang digunakan

3. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

4. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi

penurunan nilai) pada awal dan akhir periode

5. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

a. penambahan

b. aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok

lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi

2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikandan pelepasan lainnya

c. akuisisi melalui kombinasi bisnis

d. peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40

serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan

komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset

e. rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48

f. rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48

g. penyusutan

h. selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata

uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran

dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas

pelaporan

i. perubahan lain.

Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:

1. tanggal efektif revaluasi

2. apakah penilai independen dilibatkan

3. metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar asset

4. penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan

harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar

terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya

5. untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat

dengan model biaya

6. surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan pembatasan-

pembatasan distribusi kepada pemegang saham.

Page 14: TA RMK SAP9

REFERENSI

http://muliaristy.blogspot.co.id/2015/03/resume-psak-14-tentang-persediaan.html

http://ekaksmart.blogspot.co.id/2012/03/psak-16-aset-tetap.html