30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan perusahaan. Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu komponen dalam neraca, sehingga ketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran penilaiannya dalam laporan keuangan. Kewajaran penilaian aktiva tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2009). Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. 1

Seminar Akuntansi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk

mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar 

tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset)

tertentu guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan perusahaan.

Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi

perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan

salah satu komponen dalam neraca,  sehingga ketelitian dalam pengolahan

aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran penilaiannya dalam

laporan keuangan.

Kewajaran penilaian aktiva tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2009).

Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan

diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun,

sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam

jangka waktu yang relatif lama. Namun, manfaat yang diberikan aktiva tetap

umumnya semakin lama semakin menurun manfaatnya secara terus

menerus, dan menyebabkan terjadi penyusutan (depreciation).

Seiring dengan berlalunya waktu, aktiva tetap akan mengalami

penyusutan (kecuali tanah). Faktor yang mempengaruhi menurun

kemampuan suatu aktiva tetap untuk memberikan jasa/manfaaat yaitu :

Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaan

yang berlebihan dan secara fungsional,  disebabkan oleh ketidakcukupan

kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi).

Sehingga penurunan kemampuan aktiva tetap tersebut dapat dialokasikan

sebagai biaya.

1

Page 2: Seminar Akuntansi

Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting,

karena mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila

menggunakan metode penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

yang berlaku atau kondisi perusahaan tersebut,  maka akan mempengaruhi

pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi.  Selain itu juga

mempengaruhi nilai dari aktiva tetap tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:

1. Apa yang dimaksud dengan depresiasi?

2. Bagaimana klasifikasi aktiva tetap?

3. Bagaimana cara penentuan harga perolehan aktiva tetap?

4. Bagaimana konsep depresiasi ?

5. Apa saja pengeluaran selama masa pemakaian  aktiva ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Menjelaskan pengertian depresiasi,

2. Mengetahui klasifikasi aktiva tetap,

3. Menjelaskan cara penentuan harga peroleh aktiva tetap,

4. Menjelaskan konsep depresiasi,

5. Mengetahui pengeluaran selama masa pemakaian aktiva tetap.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah

menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka

dalam penyusunan makalah ini.

2

Page 3: Seminar Akuntansi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Depresiasi

Definisi depresiasi menurut Smith & Skousen (1997 : 491) adalah

sebagai berikut :

“ Pengalokasian harga perolehan aktiva secara sistematik dan rasional

selama masa manfaat dari aktiva bersangkutan.”

Adapun definisi lain depresiasi yang dikemukakan Cashin &

Feldman (1997 : 201) adalah sebagai berikut :

“ Suatu proses alokasi biaya, bukan penilaian atas aktiva.  Dengan

sasaran aktiva yang berwujud seperti pabrik dan alat-alat, biaya penyusutan

merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva yang

bersangkutan sepanjang umur kegunaannya.”

Menurut definisi di atas jumlah total yang dibebankan terhadap

pendapatan ditetapkan dengan nilai perolehan terlebih dahulu dikurangi

estimasi nilai sisa yang dimanfaatkan atau nilai residu.

2.2 Klasifikasi Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan

penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya

menyangkut jumlah  dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan

tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva

lainnya.

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001: 154) aktiva tetap

adalah :

“Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk

beroperasi dan memiliki masa manfaat di masa yang akan datang lebih dari

satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.”

Adapun definisi lain yang dikemukakan Horngren & Harison (1997:

502) adalah :

3

Page 4: Seminar Akuntansi

“Aktiva yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk

fisiknya memberikan kegunaan dari aktiva tersebut.”

Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap

tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi,

digunakan dalam bentuk operasi perusahaan,  dan tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam kegiatan normal perusahaan.  Aktiva tetap mempunyai usia

yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non moneter dalam

artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa

dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.

Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan

kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud.

Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Smith & Skousen (1997 :

387), adalah sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang berwujud (tangible fixed assets)

Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas

operasi perusahaan,  di dalamnya meliputi; tanah, bangunan, perabot,

mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan

atau memudahkan penjualan barang dan jasa.

2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)

Tidak dapat dibservasi atau dilihat secara langsung, di dalamnya

berbentuk persetujuan, kontrak,  atau paten,  tetapi harta itu sendiri

tidak memiliki eksistensi fisik.  Harta tak berwujud termasuk pos-pos

seperti hak cipta,  paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini

disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan

oleh perusahaan tersebut. Secara umum, menurut Kieso, dkk (2004)

penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari:

4

Page 5: Seminar Akuntansi

a. Aktiva Berwujud (Tangible Assets), merupakan harta berwujud

yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan

yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan

barang dan jasa. Misalnya: lahan, gedung, mesin, dan lain- lain.

b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets) merupakan aktiva tetap

yang secara fisik sulit untuk diidentifikasi. Tidak dapat  dilihat

secara langsung, di dalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau

paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik .

Misalnya: Hak Cipta (Copy Right), Hak Merek (Trade Mark),

Paten (Patent).

2. Dari sudut pandang penyusutannya, terdiri dari:

a. Aktiva Tetap yang Disusutkan (Depreciated Plant Asset)

Misalnya: gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain.

b. Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan (Undepreciated Plant Asset)

Misalnya: Tanah

3. Dari sudut pandang umurnya, terdiri dari:

a. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak

terbatas. Misalnya: tanah, bangunan pabrik, gudang, dan kantor.

b. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas

dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya

telah berakhir.  Misalnya: mesin, perlengkapan pabrik, kendaraan,

dan lain-lain.

c. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan

tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa

kegunaannya sudah habis, seperti hasil tambang atau biasa disebut

aktiva sumber alam.

5

Page 6: Seminar Akuntansi

Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap menurut Suharli (2006; 265), terdiri

dari:

1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat

bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada

lahan yang didirikan bangunan di atasnya,  maka pencatatan antara

bangunan dan lahan harus dipisahkan.  Khusus untuk bangunan yang

dianggap sebagai bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat

meningkatkan nilai lahan itu sendiri, Maka pencatatannya dapat

digabungkan dengan nilai lahan.

2. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di

atas tanah maupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah

disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun

sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya

baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan

menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari

mesin itu.

4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk

mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya, truk, mobil dinas,

kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan

sebagai sarana transportasi.

5. Inventaris,  perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya.

Termasuk perlengkapan pabrik,  kantor,  ataupun alat-alat besar yang

digunakan dalam perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris

pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang.

2.3 Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk

mendapatkan aktiva dan pengeluaran – pengeluaran lain agar aktiva siap

untuk digunakan. Contoh : Harga beli mesin, biaya pengangkutan mesin

6

Page 7: Seminar Akuntansi

yang dibayar pembeli dan biaya pemasangan mesin adalah bagian dari harga

perolehan mesin yang dibeli.

1. TANAH.

Harga perolehan tanah meliputi :

a. Harga beli tunai tanah

b. Biaya balik nama

c. Komisi perantara

d. Pajak atau pungutan lain yang harus dibayar oleh pembeli

Contoh :

Harga tunai tanah adalah Rp. 5.000.000.

Pembeli setuju membayar Pajak Bumi dan bangunan Rp. 100.000

yang belum dibayar oleh pemilik lama.

Jadi harga perolehan tanah adalah Rp.5.000.000 + Rp. 100.000 =

Rp 5.100.000.

Semua pegeluaran lain yang diperlukan agar tanah siap digunakan

yang sifatnya permanen didebet ke rekening Tanah.

Seandainya tanah yang dibeli tidak rata, berbatu – batu atau penuh

tanaman liar, maka harga perolehan tanah akan meliputi juga

pengeluaran – pengeluaran untuk pembersihan dan perataan tanah.

Kadang – kadang di atas tanah yang dibeli terdapat bangunan yang

tidak diperlukan pembeli sehingga harus dibongkar, agar tanah dapat

digunakan sesuai dengan maksud pembeli. Dalam hal ini, pengeluaran

untuk membongkar bangunan dikurangi dengan hasil penjualan sisa

bongkaran, harus juga dibebankan pada rekening tanah.

Contoh :

Sebuah perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga

tunai Rp. 100.000.000,-. Di atas tanah tersebut ada sebuah gedung

tua yang membutuhkan pengeluaran bersih untuk membongkarnya

Rp. 7.500.000,-.

Sisa – sisa pembongkaran dapat dijual Rp. 1.500.000,-

Biaya balik nama Rp. 1.000.000.

7

Page 8: Seminar Akuntansi

Komisi perantara Rp. 8.000.000.

Jadi harga perolehan tanah :

Harga Tunai Tanah                                          Rp.      100.000.000,-

Pembongkaran Gedung tua ( bersih )             Rp. 6.000.000,-

Biaya Balik Nama                                           Rp.          1.000.000,-

Komisi perantara                                             Rp.                 8.000.000, +

Harga Perolehan Tanah                                   Rp.      115.000.000,-

2. PERBAIKAN TANAH

Harga Perolehan Perbaikan Tanah : meliputi semua pengeluaran

yang dilakukan sampai perbaikan siap untuk digunakan sebagaimana

dimaksud dengan perbaikan tersebut.

Contoh :

Harga Perolehan tempat parkir :

Semua pengeluaran untuk pengerasan dan pengaspalan,

saluran air dan pembuatan fasilitas penerangan, serta

pemagaran di seputar wilayah tempat parkir.

Dalam hal ini, pengeluaran – pengeluaran di atas didebet ke

rekening Perbaikan Tanah bukan rekening Tanah.

3. GEDUNG.

Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian atau

pembangunan sebuah gedung harus dibebankan pada rekening gedung.

Apabila gedung dimiliki melalui pembelian, maka harga perolehan

gedung meliputi harga tunai beli, biaya notaris, komisi perantara.

Namun seandainya gedung dibangun sendiri, harga perolehannya

meliputi semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk

pembuatan saluran air dan listrik.

Contoh :

PT FGH membuat bangunan untuk service dan cuci kendaraan,

maka harga perolehan gedung meliputi :

8

Page 9: Seminar Akuntansi

harga kontrak bangunan ditambah biaya perencanaan oleh

arsitek.

Biaya untuk memperoleh IMB.

Pembuatan fasilitas pencucian

Selain itu, biaya bunga selama masa pembangunan juga

harus ditambahkan pada harga perolehan gedung, apabila :

a. Masa pembangunan mencangkup periode waktu yang

panjang.

b. Beban bunga cukup besar jumlahnya.

4. PERALATAN.

Harga perolehan peralatan terdiri dari :

a. Harga beli tunai.

b. Biaya pengangkutan, biaya asuransi selama dalam pengangkutan

yang dibayar oleh pembeli.

c. Biaya perakitan, pemasangan dan pengujian peralatan yang

dibeli.

d. Biaya balik nama.

Biaya pajak kendaraan tahunan dan asuransi kecelakan tidak

termasuk harga perolehan. Pembayaran untuk perbaikan kerusakan

dalam pengankutan dan biaya perakitan atau pemasngan yang

dipandang tidak diperlukan juga tidak termasuk harga perolehan

melainkan sebagai biaya atau kerugian.

Contoh:

PT ABC membeli truk dengan harga tunai Rp 12.000.000,-

Pajak pertambahan nilai Rp. 1.200.000,- Pengecatan dan penulisan

merek pada truk Rp. 500.000,-biaya balik nama Rp. 1.200.000,-

Biaya pengurusan STNK Rp. 250.000,- dan premi asuransi

kecelakan yang dibayar dimuka untuk 3 tahun Rp. 300.000,-

9

Page 10: Seminar Akuntansi

Harga perolehan truk :

Hargai Tunai                           Rp. 12.000.000,-

PPN                                         Rp.   1.200.000,-

Pengecatan dan merk              Rp.      500.000,-

Bea Balik Nama                      Rp.     1.200.000 ,-+

Harga Perolehan Truk             Rp. 14.900.000,-

Pengeluaran untuk pengurusan STNK dan pembayaran asuransi

kecelakan yang dibayar dimuka, tidak termasuk dalam harga

perolehan.

Jurnalnya : Untuk mencatat pembelian truk dan pengeluaran lain

untuk truk.

Truk                           Rp.         14.900.000,-

Pajak kendaraan                           Rp. 250.000,-

Asuransi Dibayar dimuka            Rp. 600.000,- +

Kas                   Rp.           15.750.000,-

Contoh lain.

PT DFG membeli mesin pabrik dengan harga tunai Rp.

50.000.000,-. PPN Rp. 3.000.000,-. Premi asuransi kecelakan

dalam pengangkutan Rp. 500.000,-. Pemasangan dan pengujian Rp.

1.000.000,-. Biaya reparasi karena terjadi kesalahan dalam

pemasangan Rp. 400.000,-

Harga perolehan mesin :

Harga Tunai beli                         Rp. 50.000.000,-

PPN                                      Rp.   3.000.000,-

Asuransi Pengangkutan                     Rp.      500.000,-

Pemasangan dan pengujian            Rp.     1.000.000,- +

Harga perolehan mesin              Rp. 54.500.000,-

Biaya reparasi karena terjadi kesalahan dalam pemasangan tidak

termasuk dalam harga perolehan.

10

Page 11: Seminar Akuntansi

Jadi jurnalnya.  :

Mesin pabrik                     Rp. 54.500.000.

Kerugian Pemasangan mesin  Rp.      400.000.

Kas                             Rp. 54.900.000.

2.4 Konsep Depresiasi

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap

menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan

sistematik.

Metode – metode Depresiasi :

1. Garis Lurus

2. Saldo Menurun

3. Jumlah angka – angka tahun

4. Satuan Kegiatan

Depresiasi periodik didasarkan pada :

a. Harga perolehan

b. Nilai residu / nilai sisa adalah taksiran nilai tunai aktiva pada

akhir masa manfaat aktiva tersebut.

c. Masa manfaat / umur aktiva adalah jangka waktu pemakaian

aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.

Contoh :

Sebuah truk yang dibeli PT ABC pada tanggal 1 Januari 1990.

Harga perolehan                      Rp. 13.000.000,-

Taksiran nilai residu                Rp.   1.000.000,-

Taksiran masa manfaat                        5 Tahun

Taksiran satuan hasil                      100.000 km

11

Page 12: Seminar Akuntansi

1. METODE GARIS LURUS

Dalam metode ini, beban depresiasi periodik sepanjang masa

pemakaian aktiva sama besarnya.

Rumusnya :

Harga Perolehan didepresiasi  : Masa Manfaat = Biayadepresiasi

 

Harga perolehan yang didepresiasi adalah harga perolehan

dikurangi dengan nilai residu.

Rp 12.000.000,- : 5 = Rp 2.400.000,-

Depresiasi bisa juga dinyatakan dalam bentuk tarif deprsesiasi

pertahun. Dalam contoh di atas, tarif depresiasi per tahun adalah 20 %

( 100 % : 5 ).

                  Perhitungan                                Akhir Tahun

Tahun Harga Perolehan  X Tarif     = Biaya Depresiasi   Akumulasi     Nilai

Didepresiai    Depresiasi     Pertahun     Depresiasi       Buku

1990

1991

1992

1993

1994

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

20 %

20%

20%

20%

20%

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

4.800.000

7.200.000

9.600.000

12.000.000

10.600.000 *)

8.200.000

5.800.000

3.400.000

1.000.000

*) 13.000.000 – 2.400.000 = 10.600.000.

2. METODE SALDO MENURUN

Pada metode ini, biaya depresiasi dari tahun ketahun semakin

menurun, karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada

nilai buku ( harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi )

aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

12

Page 13: Seminar Akuntansi

Biaya depresiasi pertahun dihitung dengan cara mengalikan nilai

buku aktiva pada awal tahun dengan tarif depresiasi.

Tarif depresiasinya adalah tarif metode garis lurus dikalikan dua.

  

                  Perhitungan                                              Akhir Tahun

Tahun Harga Perolehan  X Tarif       = Biaya Depresiasi   Akumulasi     Nilai

Didepresiai       Depresiasi         Pertahun         Depresiasi       Buku

1990

1991

1992

1993

1994

13.000.000

  7.800.000

  4.680.000

  2.808.000

  1.685.000

40 %

40%

40%

40%

40%

5.200.000

3.120.000

1.872.000

1.123.000

685.000 *)

  5.200.000

  8.832.000

10.192.000

11.315.000

12.000.000

7.800.000

4.680.000

2.808.000

1.685.000

1.000.00

0

*) 1.685.000 X 40 % = 674.000 dibulatkan menjadi 685.000.

3. METODE JUMLAH  ANGKA – ANGKA TAHUN

Dalam metode ini tarif depresiasi didasarkan pada suatu pecahan

yang :

a. Pembilangnya adalah tahun – tahun pemakaian aktiva yang

masih tersisa sejak awal tahun

b. Penyebutnya adalah jumlah tahun – tahun sejak tahun pertama

hingga tahun pemakaian terakhir

Untuk aktiva yang ditaksir berumur ekonomis 5 tahun, maka

jumlah angka tahunnya adalah 15 ( 1 + 2 + 3 + 4 + 5 ).

13

Page 14: Seminar Akuntansi

                  Perhitungan                                      Akhir Tahun

Tahun Harga Perolehan  X Tarif       = Biaya Depresiasi   Akumulasi     Nilai

Didepresiai     Depresiasi       Pertahun           Depresiasi       Buku

1990

1991

1992

1993

1994

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

5/15

4/15

3/15

2/15

1/15

4.000.000

3.200.000

2.400.000

1.600.000

   800.000

4.000.000

7.200.000

9.600.000

11.200.000

12.000.000

 9.000.000 *)

 5.800.000

3.400.000

1.800.000

1.000.000

*) 13.000.000 – 4.000.000 = 9.000.000

4. METODE SATUAN HASIL

Dalam metode ini, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan

jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan ( unit ) yang dapat

dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan.

Contoh.

Truk yang dibeli PT ABC diperkirakan akan dapat digunakan

sejauh 100.000 km. Pada tahun pertama truk digunakan 15.000 km,

tahun kedua 30.000 km, tahun ketiga 20.000 km, tahun ke empat

25.000, tahun ke lima 10.000 km.

Rumus :

Harga perolehan didpresiasi : Jumlah Satuan Kegiatan = Biaya

Depresiasi persatuan

12.000.000  :  100    = 120

                  Perhitungan                                Akhir Tahun

14

Page 15: Seminar Akuntansi

Tahun Satuan     X Tarif      = Biaya Depresiasi   Akumulasi     Nilai

Hasil            Depresiasi       Pertahun           Depresiasi       Buku

1990

1991

1992

1993

1994

15.000

30.000

20.000

25.000

10.000

120

120

120

120

120

1.800.000

3.600.000

2.400.000

3.000.000

1.200.000

1.800.000

5.400.000

7.800.000

10.800.000

12.000.000

 11.200.000*)

 7.600.000

5.200.000

2.200.000

1.000.000

*) 13.000.000 – 1.800.000 = 11.200.000

2.5 Pengeluaran Selama Masa Pemakaian Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan

akan memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar

dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut

dapat dikelompokkan menjadi :

1. Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumiahnya kecil jika

reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar.

Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik, biaya seperti ini

adalah biaya pembersihan, pengecatan dan biaya lain yang serupa.

2. Penggantian

Yang dimaksudkan dengan penggantian adalah biaya yang dikeluarkan

untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru

yang tipenya sama. Penggantian biasanya terjadi karena aktiva lama

sudah tidak layak pakai lagi.

3. Perbaikan

Yang dimaksud dengan perbaikan adalah penggantian suatu aktiva

dengan aktiva yang baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar.

Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi

biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat sebagai

15

Page 16: Seminar Akuntansi

aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan akumulasi depresiasinya

dihapuskan dari rekening-rekeningnya.

4. Penambahan

Yang dimaksud dengan penambahan adalah memperbesar atau

memperluas fasilitas suatu aktiva. Apabila alat tambahan itu dipasang

menjadi satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh dan memasang alat itu merupakan suatu penambahan.

Biaya-biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi menambah

harga perolehan aktiva dan didepresiasi selama umur ekonomisnya.

5. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau

perubahan rute produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika

jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan

dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi.

Biaya-biaya semacam itu dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka

atau beban ditangguhkan.

BAB III

16

Page 17: Seminar Akuntansi

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan

penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya

menyangkut jumlah  dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan

tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva

lainnya.

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini

disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan

oleh perusahaan tersebut. Secara umum, menurut Kieso, dkk (2004)

penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari: Aktiva Berwujud

(Tangible Assets) dan  Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)

2. Dari sudut pandang penyusutannya, terdiri dari: Aktiva Tetap yang

Disusutkan (Depreciated Plant Asset) dan Aktiva Tetap yang Tidak

Disusutkan (Undepreciated Plant Asset).

3. Dari sudut pandang umurnya, terdiri dari: Aktiva tetap berwujud yang

umur atau masa kegunaannya tidak terbatas, Aktiva tetap berwujud

yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan

aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir serta Aktiva

berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat

diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis.

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap

menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan

sistematik.

Metode – metode Depresiasi  yaitu metode Garis Lurus, metode Saldo

Menurun, metode Jumlah angka – angka tahun dan metode Satuan

Kegiatan.

17

Page 18: Seminar Akuntansi

Pengeluaran Selama Masa Pemakaian Aktiva Tetap dapat

dikelompokkan menjadi reparasi dan pemeliharaan, penggantian, perbaikan,

penambahan dan penyusunan kembali aktiva tetap.

3.2 Saran

Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting,

karena mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila

menggunakan metode penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

yang berlaku atau kondisi perusahaan tersebut, maka akan mempengaruhi

pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi.  Yang perlu diingat

bahwa manajemen dapat memilih satu atau lebih metode yang dianggap

paling sesuai. Dan bila sudah menetapkan satu metode, harus ditetapkan

secara konsisten, sepanjang masa penggunaan aktiva yang bersangkutan,

sehingga laporan keuangan dari periode ke periode dapat

diperbandingkan.                    

18