25
1 MAKALAH KELOMPOK III SOPAN, SANTUN DAN TAKWA Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Pendidikan Dosen Pengampu : Novitawati S.Psi Disusun Oleh : Agus Setiawan (A1E 307958) Ahmad Fahriadi (A1E 307931) Feny Norjanah (A1E 307949) Khusnul Qotimah (A1E 307917) Nina Maulidya (A1E 307933) Norlatifah (A1E 307923) Rahmila Sari (A1E 307934) Rusdi (A1E 307912) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI BANJARBARU 2009

Sopan, Santun Dan Takwa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sopan, Santun Dan Takwa

1

MAKALAH KELOMPOK III

SOPAN, SANTUN DAN TAKWA

Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Pendidikan

Dosen Pengampu : Novitawati S.Psi

Disusun Oleh :

Agus Setiawan (A1E 307958)

Ahmad Fahriadi (A1E 307931)

Feny Norjanah (A1E 307949)

Khusnul Qotimah (A1E 307917)

Nina Maulidya (A1E 307933)

Norlatifah (A1E 307923)

Rahmila Sari (A1E 307934)

Rusdi (A1E 307912)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI

BANJARBARU

2009

Page 2: Sopan, Santun Dan Takwa

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbilalamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Sopan, Santun dan Takwa” ini dengan baik

dan benar serta tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tindak lanjut dari tugas yang

diberikan pada mata kuliah profesi pendidikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Profesi

Pendidikan Ibu Novitawati S. Psi atas bantuan dan bimbingannya dalam pembuatan

makalah ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada teman-teman yang telah ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kejanggalan, hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan

dan keterampilan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, demi kesempurnaan laporan

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar

penulis dapat menyempurnakan laporan lainnya dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaat

bagi kita semua baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Banjarbaru, Oktober 2009

Penulis

Page 3: Sopan, Santun Dan Takwa

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan ................................................................................................. 2

D. Metode Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II ISI, SOPAN SANTUN DAN TAKWA ............................................................. 3

A. Pengertian sopan santun ...................................................................................... 3

B. Perbuatan baik dan tidak baik ............................................................................. 8

C. Takwa .................................................................................................................. 10

D. Perbuatan takwa dan tidak takwa ........................................................................ 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 19

A. Kesimpulan . ....................................................................................................... 20

B. Saran ................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Sopan, Santun Dan Takwa

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mempunyai peran

yang unik dalam kehidupan, terlebih yang berkaitan dengan keberadaan dirinya.

Disekitar kehidupan tempay tinggal kita mungkin ada saja orang yang sering menilai

hitram dan putih seseorang berdasarkan perilkau yang ditampilkannya, baik secar

individu maupun sosial. Demikian pula halnya dengan profesi guru masa kini dan

masa lalu juga tentunya masa yang akan datang acap kali mendapat sorotan dari

masyarakat di tempat guru tinggal.

Guru yang kita kenali, mempunyai kedudukan yang khusus dalam

masyarakat. Perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak mewarnai

kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang. Guru banyak disanjung dan

dipuji, tetati adakalanya juga dicemooh dan dicerca. Guru dapat tampil dalam berbagi

wajah, dan diamati dalam berbagai wajah pula. Posisi guru yang khas dihadapan

masyarakat dengan beragam perhatian yang diberikan kepada guru tersebut,

menuntun suatu kompetensi yang lebih dibandingkan dengan profesi lain yang ada di

masyarakat.

Masyarakat menganggap guru sebagai jabatan yang khusus dan telah

mengenal pameo :

1. Guru harus digugu dan ditiru

2. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari

Dalam pameo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari

masyarakat ya sebagai pengajar dikelas, namun darinya diharapkan pula tampil

sebagai pendidik- bukan saja terhadap anak didiknya di kelas, namun juga sebagai

pendidik di masyarakat yang seyogianya memberikan teladan yang baik kepada

seluruh masyarakat.

Bentuk keteladanan ini erat kaitannya dengan kompetensi guru baik sebagai

pribadidalam hal ini dikenal dengan kompetensi kepribadian yang didalamnya

terdapat kesopanan dan ketakwaan maupun sebagai anggota masyarakat yang dikenal

dengan kompetensi sosial serta kompetensi professional yang lebih mengarah pada

dunia profesi yang digelutinya.

Page 5: Sopan, Santun Dan Takwa

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Apakah pengertian dari sopan santun ?

2. Bagaimankah perbuatan baik dan tidak baik itu ?

3. Apakah pengertian taqwa ?

4. Bagaimanakah perbuatan taqwa dan tidak taqwa itu?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini mengacu kepada rumusan masalah yang telah

dibuat yaitu dapat :

1. Menjelaskan pengertian sopan santun

2. Menentukan perbuatan baik dan tidak baik

3. Menjelaskan pengertian taqwa

4. Menentukan perbuatan taqwa dan tidak taqwa

D. Metode Penulisan

Dalam membuat penulisan makalah ini metode yang kami gunakan adalah

metode kepustakaan, pengumpulan berbagai literarur dan beberapa bahan dari

internet.

Page 6: Sopan, Santun Dan Takwa

6

BAB II

ISI

SOPAN SANTUN DAN TAKWA

A. Pengertian Sopan Santun

Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral

yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika sangat menekankan

pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut

serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma

moral itu. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma

moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku manusia, baik

secara pribadi maupun sebagai kelompok.

Menurut Magnis Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Yang

memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas. Sedangkan

etika hanya melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut. Moralitas

adalah petunjuk kongkret tentang bagaimana kita harus hidup. Sedangakan etika adalah

perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral.

Moralitas adalah sebuah “pranata” seperti halnya agama, bahasa, dan sebagainya

yang sudah ada sejak dahulu kala dan diwariskan secara turun temurun. Sebaliknya, etika

adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan

moralitas itu.

Etika memang pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan

moralitas, tetap bukan karena tindakan itu diperintah oleh moralitas, melainkan karena ia

sendiri tahu bahwa hal itu memang baik baginya.

Moralitas berasal dari bahasa latin “mos” ( tunggal ), “mores”( jamak ) dan kata

sifat”moralitas”. Bentuk jamak “mores”berarti : kebiasaan, kelakuan, kesusilaan. Kata

sifat ”moralis” berarti susila . moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus

hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk

petuah – petuah , nasihat, peraturan, perintah yang diwariskan secara turun – temurun

Page 7: Sopan, Santun Dan Takwa

7

melalui agama ataupun kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup

secara baik agar ia benar – benar menjadi manusia yang baik.

Dalam kaitan dengan nilai dan norma ada dua macam etika, yaitu :

1. Etika deskriptif

Yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan

pola perilaku manusia dan apa yang dikerjakan oleh manusia dalam hidup ini

sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif berbicara mengenai kenyataan

penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang

dalam menghadapi hidup dan tentang kondisi – kondisi yang memungkinkan

manusia bertindak secara etis.

2. Etika normatif

Yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal

yang seharusnya dimiliki oleh manusia, atau apa yang seharusnya dijalankan oleh

manusia, dan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk mencapai apa yang

bernilai dalam hidup ini. Etika normatif memberi petunjuk kepada manusia untuk

bertindak yang baik dan menghindari perbuatan yang kurang baik.

Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis

(tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan

mempersoalkan bagaiman manusia harus bertindak. Tindakan manusia itu ditentukan

oleh bermacam-macam norma. Norma itu masih dibagi lagi menjadi norma hukum,

norma moral, norma agama, dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum

dan perundang-undangan, norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral

berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari

sedangkan norma moral berasal dari etika.

Persamaan Etika dan Etiket.

Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa inggris

dikenal sebagai ethics dan etiquette. Antara etika dengan etiket terdapat persamaan, yaitu

:

a) Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebutdipakai mengenal

manusia tidak mengenai binatang, karena binatang tidak mengenal etika dan etiket.

Page 8: Sopan, Santun Dan Takwa

8

b) Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma

bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan

dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normative maka kedua

istilah tersebut sering dicampuradukkan.

Adapun perbedaan antara etika dan etiket ialah :

a) Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang

tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.

Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan mengambil nasi, kalau

sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih dahulu. Etiket tidak terbatas pada

cara melakukan sebuah perbuatan, etiket member norma tentang perbuatan itu sendiri.

b) Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi

mata, maka etiket tidak berlaku.

c) Etiket bersifat relative. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat

saja dianggap sopan dalam kebudaaan lain.

d) Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang

manusia dari segi dalam.

Fungsi etika

Etika tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik, itu ajaran moral,

melainkan etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan

berbagai moralitas yang membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan

intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum yang berisi prinsip serta moral

dasar dan etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus. Etika khusus ini masih

dibagi lagi menjadi etika individual dan etika social. Etika social dibagi menjadi ;

1) Sikap terhadap sesama

2) Etika keluarga

3) Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis, pialang

informasi, guru

4) Etika politik

5) Etika lingkungan hidup serta

6) Kritik ideologi

Page 9: Sopan, Santun Dan Takwa

9

Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang ajaran moral sedangkan

moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,

kewajiban, dsb. Etika selalu dikaitkan dengan moral serta harus dipahami perbedaaan

antara etika dengan moralitas.

Moralitas

Ajaran moral memuat pendangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di

antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai

manusia. Norma moral adalah tentang bagimana manusia harus hidup supaya menjadi

baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada

umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan

kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja.Moral

berkaitan denagn moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang

berhubungan dengan etiket tau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi

atau adat, agama atau sebuah ideology atau gabungan dari beberapa sumber.

Etika dan Moralitas

Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang

mereflesikan ajaran moral.

Etika dan Agama

Etika tidak dapat menggantikan agama. Orang yang percaya menemukan orientasi

dasar kehidupan dalam agamanya. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan

orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.

Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi,

bukan sekedar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut :

1) Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar

bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan

memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

2) Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang

saling berbeda dan bahkan bertentangan.

Page 10: Sopan, Santun Dan Takwa

10

3) Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama

menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disnggung-singgung dalam

wahyu.

4) Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada

argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri.

5) Ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka

bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Etika yang mempelajari apa yang baik dan buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun

yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etis artinya

sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita.

Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos

kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misal ethos kerja yang tinggi

artinya dia menarus sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kode etika atau kode

etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh

anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.

Kode etik adalah adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang

secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar bagi

professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa

yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar professional

memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik

akan melindungi perbuatan yang tidak professional. Ketaatan tenaga professional

terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa

dan perilaku tenaga professional.

Dalam kehidupan umat manusia,kita menemukan banyak norma yang memberikan

pedoman bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus

menjadi dasar penilaian mengenai baik dan buruknya perilaku dan tindakan. Secara

umum kita dapat membedakan dua macam norma , yaitu norma khusus dan norma

umum. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan

yang khusus, misalnya aturan dalam bermain dalam olahraga, aturan mengunjungi pasien

di rumah sakit, dan sebagainya. Norma umum mempunyai sifat yang lebih umum dan

universal. Norma umum terdiri dari 3 macam, yaitu :

Page 11: Sopan, Santun Dan Takwa

11

1. Norma sopan santun ( etiket ), yaitu norma yang mengatur pola perilaku dan sikap

lahiriah. Misalnya : tata cara bertamu, tata cara duduk, tata cara makan dan minum,

dan sebagainya.

2. Norma hukum, yaitu norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena

dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Norma hukum tidak

secara mutlak menentukan bermoral tidaknya seseorang. Karena bisa terjadi seseorang

melanggar norma hukum karena menuntut pertimbangan dan alasan yang rasional

itulah yang terbaik baginya dan bagi masyarakat, namun secara hukum ia tetap

dihukum.

3. Norma moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku sebagai manusia. Norma

moral mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Norma moral sebagai

tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik bukruknya manusia

sebagai manusia, dan bukan dalam kaitannya dengan tugas, bukan dalam kaitannya

dengan status sosial dan sebagainya.

Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

rangkaian tindakan sehari – hari. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan

bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita

untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan.

B. Perbuatan Baik Dan Tidak Baik

Pergaulan

Hubungan antar manusia atau kombinasi akan melahirkan pergaulan. Dalam

bergaul, faktor perhatian sangat menentukan. Pergaulan biasanya diawali dengan

perkenalan. Dalam pergaulan , orang perlu mengenal etika dalam pembicaraan tatap

muka serta pembicaraan dengan sarana komunikasi.

Kalau sopan santun berlaku dimana saja dan kapan saja, maka dalam ruang lingkup

komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan merupakan arena yang paling menuntut

jatah diterapkannya tata krama. Karena itu, ada orang yang mengatakan bahwa tata

krama dan komunikasi dalam pergaulan merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.

Dari berbagai ucapan dan tindakan yang tak baik dan tak menyenangkan, berapa

ucapan dan tindakan kita yang rata – rata ditimbulkan oleh kurangnya sopan santun. Ada

beberapa kunci pokok yang mungkin perlu dicamkan pula guna mengatasi masalah

komunikasi itu, diantaranya dalah :

Page 12: Sopan, Santun Dan Takwa

12

1. Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

2. Setiap orang mempunyai perbedaan- perbedaan perseorangan ( individual ), bahkan

tak ada anak kembar yang memiliki kesamaan dal seluruh segi. Jadi, terimalah sifat

tertentu teman kita , yang mungkin agak aneh dirasakan.

3. Kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang. Karena itu, kita perlu membuka

diri agar semakin dikenal. Hal ini banyak membantu cara orang lain bersikap terhadap

diri kita.

4. Banyak masalah komunikasi dengan sesama akan teratasi jika kepercayaan kepada

orang lain , cinta kasih kepada orang lain, dan kesediaan berkorban melandasi

komunikasi dengan sesama.

Berbicara

Hati – hatilah dalam berbicara agar tidak mendatangkan akibat kurang

menyenangkan di kemudian hari. Sekali terlontar kata – kata yang tidak sedap kepada

orang lain, dengan apa kita menangkapnya kembali. Janganlah kita pilih pokok

pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Janganlah kita bicarakan

sesuatu yang ingin dilupakan seseorang. Mempergunjingkan orang lain adalah tindakan

yang dapat merugikan diri sendiri, apalagi dilakukan di banyak orang. Hendaknya kita

hindari kata – kata kotor dalam pembicaraan serta tak perlu kita menanyakan sesuatu

yang dapat memalukan seseorang.

Waktu pembicaraan bersama, biasakan mendengarkan orang lain dan jangan

memotong pembicaraan seseorang yang sedang asyik berbicara. Berbisik – bisik dengan

teman dalam suatu pertemuan dapat mengganggu suasana oleh karena itu hendaknya

dihindarkan.

Waktu berbicara sebaiknya mengarahkan pandangan kepada lawan berbicara. Selalu

menoleh kearah lain dapat menimbulkan kesan kurang menghargai. Berbicara sambil

berkacak pinggang sebaiknya dihindari. Waktu berbicara hendaknya kita mengambil

jarak sesuai dengan orang yang kita ajak berbicara, dalam arti tidak terlalu dekat. Suara

hendaknya jangan terlalu keras. Kalau hendak batuk atau bersin hendaknya mulut

ditutup.

Page 13: Sopan, Santun Dan Takwa

13

Penampilan

Warna, corak busana, dandanan, raut wajah, bentuk tubuh, cara berjalan dan tata

cara makan adalah beberapa unsure penting yang memberikan ciri – ciri khusus terhadap

penampilan lahiriah kita. Penampilan memberikan kesan langsung ke dalam penglihatan

orang lain.

Berbusana dan berdandan

Cara berbusana dan berdandan mencerminkan kepribadian kita. Setiap mahasiswa

hendak berpakaian harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dikampus. Setiap

mahasiswa hendaknya berpakaian sesuai dengan etika kesopanan, rapi dan pantas.

Selain itu, tampak kurang pantas jika seorang mahasiswa putri memakai perhiasan

berlebihan. Hal itu akan menimbulkan kesan seolah – olah kita menjadi “ etalase ”

berjalan.

Mahasiswa yang mengatur rambutnya dengan rapi dan pantas akan memperlihatkan

keserasian. Busana apapun yang dipakai hendaknya tidak bertentangan dengan perasaan

yang dijunjung oleh masyarakat kita. Baju hendaknya penuh, jika tidak akan

menimbulkan kesan acak – acakan. Busana yang dipakai tak perlu mesti berharga mahal,

yang lebih penting adalah kebersihan, kerapian, dan keserasian busana yang dipakai.

Memakai busana yang cocok dengan situasi dan tempat akan memperlihatkan bahwa kita

mengetahui etika.

C. Takwa

Pengertian Takwa

Kata takwa berarti waspada, menjaga diri , dan takut. Menurut istilah syarak takwa

berarti menjaga atau memelihara diri dari murka dan siksa Allah SWT dengan jalan

melaksanakan perintah – perintah-Nya serta menjauhi larangan – larangan_Nya.

Takwa menurut tasawuf adalah menghayati dan mengamalkan amal makruf nahi

munkar. Takwa adalah menjaga diri dari azab Allah SWT dengan menjauhi tindakan

maksiat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan Allah SWT. Dengan

demikian takwa juga mengandung pengertian mengendalikan diri dari dorongan emosi

dan penguasaan diri dari kecenderungan hawa nafsu yang buruk. Takwa menjadi

pengendali dan sekaligus menjadi tolak ukur ketaatan seseorang dalam beribadat kepada

Allah SWT.

Page 14: Sopan, Santun Dan Takwa

14

Seseorang yang takwa memiliki kepekaan moral batin yang amat jauh dan tajam

sehingga dia dapat menentukan secara pasti apakah Sesutu itu akan dikerjakannya atau

ditinggalkannya. Begitu tinggi dan esensialnya kedudukan takwa dalam islam, maka

takwa itu merupakan rukun khutbah, baik khutbah jum’at, khutbah hari raya dan

seterusnya.

Ajaran Agama islam membina kehidupan manusia diawali dengan tauhid. Dari

tauhid menumbuhkan iman dan akidah yang hak dan darinya membuahkan amal ibadat

dan amal saleh. Dari ibadat dan amal saleh ini, yang dijiwai dengan iman dan dipelihara

secara terus – memerus, akan membuahkan dan menciptakan suatu sikap hidup

seseorang muslim yang bernama takwa. Orang yang bertakwalah yang akan

mendapatkan kemenangan dan paling tinggi kedudukannya pada sisi Allah SWT.

D. Perbuatan Takwa dan Tidak Takwa

Tanda – tanda orang bertakwa dalam Agam Islam :

1. Beriman kepada yang gaib, yakni : zat Allah, malaikat, dan alam barzah, hari bangkit

dari kubur, alam mahsyar, hari perhitungan amal, hari pembalasan, surge, dan neraka.

2. Menyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad saw dan ajarannya yang dibawa.

3. Menyakini bahwa Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada nabi

Muhammad saw dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.

4. Disiplin dalam menunaikan ibadah mahdhah yang hukumnya wajib.

5. Disiplin dalam beramal saleh, yang mendatangkan manfaat, baik bagi dirinya maupun

masyarakat.

6. Mengendalikan diri untuk tidak melakukan perbuatan – perbuatan yang dilarang Allah

SWT.

Manfaat takwa dalam Agama Islam :

1. Memperoleh kedudukan mulia disisi Allah SWT, dan Allah akan memberikan

pertolonagannya kepadanya.

2. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan serta memperoleh rezeki yang tidak diduga –

duga.

3. Memperoleh kegembiraan batin dan kemantapan jiwa.

4. Terbebas dari neraka dan masuk surga.

Page 15: Sopan, Santun Dan Takwa

15

Menjalankan perintah Agama

Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila. Agama – agama yang resmi

boleh hidup dan tumbuh di Indonesia ada lima, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu

dan Budha.

Toleransi umat beragama di Indonesia tergolong baik, hal ini dapat kita lihat umat

beragama di Indonesia dalam menjalankan perintah agamanya masing – masing. Mereka

saling menghargai, tidak saling mengganggu, bahkan saling bekerja sama. Merayakan

hari – hari besar agama, tampak kerjasama atau saling membantu antar umat beragama.

Demikian juga dalam menjalankan ibadah agama, tampak tidak terjadi gangguan

diantara mereka. Pada dasarnya setiap agama mengajarkan keharmonisan, saling

menghormati, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan, dan seperangkat nilai – nilai luhur

lainnya.

Dalam pandangan Islam tentang kehidupan antar umat beragama tidak ada konsep

permusuhan atau kebencian terhadap orang yang bukan beragama Islam. Islam

senantiasa berusah auntuk menegakkan hidup dalam suasana perdamaian, kerukunan dan

saling bekerjasama.

Seorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah harus memiliki

kompetensi yang harus dimiliki diantaranya adalah :

1. Kompetensi pribadi

Kompetensi kepribadian yaitu guru memiliki kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Bakat dan minat menjadi guru merupakan faktor penting untuk memperkokoh

seseorang memilih profesi guru. Guru adalah teladan bagi anak didik, dan masyrakat

sekitarnya. Oleh sebab itu kepribadian yang mantap manjadi syarat pokok bagi guru

agar tidak mudah terombang-ambing secara psikologis oleh situasi-situasi yang terus

berubah secara dinamis (baik positif maupun situasi negative). Dengan kepribadian

seperti ini, guru akan mampu tampil berwibawa, arif dalam menyapa dan mendidik

para siswa, dan cerdas dalam melayani masyarakat dengan segala perbedaannya.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

peserta didik, dan berakhlak mulia.

Page 16: Sopan, Santun Dan Takwa

16

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku

pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga

terrpancar dalam perilaku sehari-hari.

Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-nilai (value),

kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya

dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh

latar belakang pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas

kewenangan mengajar.

Kompetensi kepribadian guru sebagai pembimbing dan suri teladan. Guru adalah

sebagai panutan yang harus digugu dan ditiru dan sebagai contoh pula bagi kehidupan

dan pribadi peserta didiknya.Dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam system

amongnya yaitu guru harus :

Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo mangun karso, sertaTut wuri handayani.

Artinya bahwa Guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar

siswa serta mendorong / memberikan motivasi dari belakang.

Kemampuan pribadi guru menurut Sanusi (1991) mencakup hal-hal sebagi

berikut.

1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluurhan tugasnya sebagai guru, dan

terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

2. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai seyogyanya dianut oleh

seorang guru.

3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para

siswanya.

Dalam hal pengembangan kompetensi pribadi, menurut BP3K (1975) guru harus

memiliki :

1. Pengetahuan tentang tatakrama social dan agamawi ;

2. Pengetahuan tentang kebudayaan dan tradisi ;

3. Hakikat demokrasi dan makna demokrasi Pancasila ;

4. Apresiasi dan ekspresi estetika ;

5. Kesadaran kewarganegaraan dan kesadaran social yang dalam ;

6. Sikap yang tepat tentang ilmu pengetahuan kerja ; dan

7. Menjunjung tinggi martabat manusia

Page 17: Sopan, Santun Dan Takwa

17

Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan

dengan pengembangan kepribadian ( personal competencies ), diantaranya :

a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan

keyakinan agama yang dianutnya.

b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama.

c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang

berlaku di masyarakat.

d. Mengembangkan sifat – sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun

dan tata karma.

e. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut.

1. Guru sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha esa berkewajiban untuk meningkatkan

iman dan ketakwaan kepada Tuhan, sejalan dengan agama dan kepercayaan yang

dianutnya. Dalam hal ini guru mesti beragama dan taat dalam menjalankan

ibadahnya.

2. Guru memiliki kelebihan dibandingkan yang lain. Oleh karena itu perlu

dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia

memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk

menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya.

3. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam

keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk

mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan

yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat.

4. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuhkembangkan budaya

berpikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan

menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama maka dituntut seorang guru

untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan dan menerima gagasan-gagasan

mengenai permasalahan yang ada disekitarnya sehingga guru menjadi terbuka

dan tidak menutup diri dari hal-hal yang berbeda di luar dirinya.

5. Guru diharapkan dapat sabar dalam arti tekun dan ulet melaksanakan proses

pendidikan karena hasil pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi

membutuhkan proses yang panjang.

Page 18: Sopan, Santun Dan Takwa

18

6. Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik dalam

bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya.

7. Guru mampu menghayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional,

kelembagaan, kurikuler sampai tujuan mata pelajaran yang diberikannya

8. Hubungan manusia yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan dengan

orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.

9. Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya baik

yang positif maupun yang negatif. Kepribadian yang efektif akan terwujud

apabila seseorang telah mampu mamahami identitas dirinya, siapakah dirinya,

mengapa ia memilih guru sebagai jabatannya dan kelebihan serta kekurangan apa

saja yang terdapat pada dirinya.

10. Guru mampu melakukan perubahan-perubahan dalam mengembangkan

profesinya sebagai innovator dan kreator.

Dari rincian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian guru

mencakup perilaku manusia secara individu yang dibatasi oleh norma-norma yang

berlaku bersumber kepada falsafah hidupnya, serta nilai-nilai yang berkembang di

tempat guru berbeda.

Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan dan suri

teladan, secara bersama-sama mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motif

belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik.

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan

dengan penyesuaian tugas – tugas keguruan. Kompetensi professional merupakan

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dala Standar Nasional Pendidikan. Guru harus memahami dan mengasai

materi ajar yang ada di kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan

yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antarmata pelajaran

terkait dan menerapkan konsep – konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.

Tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut :

Page 19: Sopan, Santun Dan Takwa

19

a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan

pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan

tujuan pembelajaran.

b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan , misalnya paham tentang tahapan

perkembangan siswa, paham tentang teori – teori belajar.

c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang

diajarakan.

d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi

pembelajaran.

e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran

g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran

h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah,

bimbingan dan penyuluhan.

i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk

meningkatkan kinerja.

3. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan

Kompetensi sosial merupakan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Guru tidak

bisa bekerja sendiri tanpa memperhatikan lingkungannya. Ia harus sadar sebagai

bagian tak terpisahkan bagi diri masyarakat akademik tempat dia mengajar maupun

dengan masyarakat di luar.

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat

dan sebagai makhluk sosial, meliputi :

a. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk

meningkatkan kemampuan professional.

b. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi – fungsi setiap lembaga

kemasyarakatan.

c. Kemampuan untuk menjalain kerja sama baik secara individual maupun secara

kelompok.

Page 20: Sopan, Santun Dan Takwa

20

Adab – adab/ sopan santun bagi guru ada sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas beban yang dipikulnya. Dia sadar bahwa ia sebagai guru

tidak hanya menagjar tetapi juga mendidik, memberi contoh dan tauladan yang baik.

2. Bersabar dalam segala hal.

3. Bertindak atau bersikap arif , bijaksana, tidak angkuh terhadap sesama dan

mempunyai sikap merendah diri.

4. Tidak boleh takabur terhadap siapapun, kecuali terhadap orang yang zholim yang

harus diselesaikan dengan jalan di takkaburi.

5. Bersikap tawadhu’ dalan setiap majlis dan perkumpulan, dan menampakkan rasa cinta

kepada sesama dan merendah diri.

6. Meninggalkan atau menjauhi banyak bercanda, senda gurau, omongan yang carut

marut dan sembrono.

7. Menaruh dan menampakkan rasa cinta kasih, bijak terhadap anak didiknya dan

bijaksana dalam membimbing baik terhadap murid yang sok pintar atau murid yang

bodoh.

8. Tidak memarahi murid yang bodoh/benal, keras kepala sehingga menampakkan

keengganan mendidik.

9. Memperhatikan pendapat alasan orang lain, menerima pendapat seseorang bila benar

dan mau mengakui kekhilafannya.

10. Mencegah murid- muridnya untuk menuntut ilmu yang membahayakan bagi dirinya.

11. Mencegah atau melarang murid – muridnya yang mempergunakan ilmunya untuk hal

– hal yang tidak di ridhoi Allah SWT.

12. Memberikan pengarahan kepada murid – muridnya untuk mempelajari ilmu yang

wajib’ain dulu sebelum mempelajari ilmu yang wajib kifayah,

13. Harus memperbaiki dan menata dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum memperbaiki

dan menata anak didiknya.

Pendidikan Moral

Proses pendidikan selama ini menghasilkan generasi yang kurang peka terhadap

permasalahan – permasalahan sosial, padahal hampir setiap kurikulum yang pernah

digunakan dalam pendidikan di Indonesia selalu ada mata pelajaran yang berbasis

moral/akhlak/karakter seperti Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan Sejarah Perjuangan

Bangsa ( PSPB ) Pendidikan Agama, dan Pendidikan Moral Pancasila ( sekarang

Page 21: Sopan, Santun Dan Takwa

21

Pendidikan Kewarganegaraan) keteladanan dan pembiasaan orang tua di rumah dan guru

di sekolah adalah metode yang paling efektif untuk menumbuhkan akhlaqul karimah

pada anak – anak. Guru harus menjadi model dalam pembelajaran pendidikan moral,

baik pada pendidikan moral kebangsaan ( nasionalisme ) maupun pendidikan moral

agama (akhlak). Kegiatan pembiasaan dapat di integrasikan pada proses pembelajaran di

sekolah misalnya : gotong royong. Bakti sosial, shalat berjamaah , dan lain –

lain.kegiatan tersebut wajib diikuti oleh warga sekolah termasuk guru, tidak hanya

sebagai penganjur yang baik kepada anak didiknya.

Kepribadian Guru

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepribadian guru yang “kurang hidup” saat ini,

antara lain :

1. Proses rekrutmen guru yang mengedepankan kemampuan teknis tanpa memperhatikan

kemampuan non teknis seperti kemampuan manajemen diri dan orang lain malahan

tidak sedikit lembaga pendidikan merekrut guru dengan tidak memperhatikan kedua

keterampilan tersebut.

2. Pendidikan dan pelatihan guru yang menekankan pada kemampuan guru menguasai

kurikulum.

3. Tidak dipahaminya profesi guru sebagai profesi panggilan hidup ( call to teach ),

artinya guru merupakan pekerjaan yang membantu mengembangkan orang lain dan

mengembangkan guru tersebut sebagai pribadi.

Page 22: Sopan, Santun Dan Takwa

22

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kompetensi kepribadian guru adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku

pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar

dalam perilaku sehari-hari.

2. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang mencakup sikap sopan

santun dan takwa.

3. Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral

yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

4. Menurut Magnis Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Yang

memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas. Moralitas

adalah petunjuk kongkret tentang bagaiman kita harus hidup. Sedangkan etika hanya

melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut.

5. Etika secara umum dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika khusus ini

masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika social. Etika social dibagi

menjadi :

Sikap terhadap sesama

Etika keluarga

Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis, pialang

informasi, guru

Etika politik

Etika lingkungan hidup serta

Kritik ideologi

6. Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Etika mempelajari apa yang

baik dan buruk.

7. Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau

berkelompok dengan manusia lain.

Page 23: Sopan, Santun Dan Takwa

23

8. Kode etik adalah adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang

secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar bagi

professional.

9. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan

yang khusus, misalnya aturan dalam bermain dalam olahraga, aturan mengunjungi

pasien di rumah sakit, dan sebagainya. Norma umum mempunyai sifat yang lebih

umum dan universal.

10. Takwa adalah menjaga diri dari azab Allah SWT dengan menjauhi tindakan maksiat

dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan Allah SWT.Kata takwa berarti

waspada, menjaga diri , dan takut.

11. Adab – adab/ sopan santun bagi guru ada sebagai berikut :

Bertanggung jawab atas beban yang dipikulnya. Dia sadar bahwa ia sebagai guru

tidak hanya menagjar tetapi juga mendidik, memberi contoh dan tauladan yang

baik.

Bersabar dalam segala hal.

Bertindak atau bersikap arif , bijaksana, tidak angkuh terhadap sesama dan

mempunyai sikap merendah diri.

Tidak boleh takabur terhadap siapapun, kecuali terhadap orang yang zholim yang

harus diselesaikan dengan jalan di takkaburi.

Bersikap tawadhu’ dalan setiap majlis dan perkumpulan, dan menampakkan rasa

cinta kepada sesama dan merendah diri.

Meninggalkan atau menjauhi banyak bercanda, senda gurau, omongan yang carut

marut dan sembrono.

Menaruh dan menampakkan rasa cinta kasih, bijak terhadap anak didiknya dan

bijaksana dalam membimbing baik terhadap murid yang sok pintar atau murid

yang bodoh.

Tidak memarahi murid yang bodoh/benal, keras kepala sehingga menampakkan

keengganan mendidik.

Memperhatikan pendapat alasan orang lain, menerima pendapat seseorang bila

benar dan mau mengakui kekhilafannya.

Mencegah murid- muridnya untuk menuntut ilmu yang membahayakan bagi

dirinya.

Page 24: Sopan, Santun Dan Takwa

24

Mencegah atau melarang murid – muridnya yang mempergunakan ilmunya untuk

hal – hal yang tidak di ridhoi Allah SWT.

Memberikan pengarahan kepada murid – muridnya untuk mempelajari ilmu yang

wajib’ain dulu sebelum mempelajari ilmu yang wajib kifayah,

Harus memperbaiki dan menata dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum

memperbaiki dan menata anak didiknya.

B. Saran

Guru merupakan factor yang sangat domianan dan penting dalam pendidikan formal pada

umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan ( balikan menjadi

tokoh identifikasi diri, oleh karena itu guru seyogianya memiliki perilaku dan kempetensi

yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk melaksanakan

tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai

hal terutama kompetensi kepribadian, sosial dan professional.

Page 25: Sopan, Santun Dan Takwa

25

DAFTAR PUSTAKA

Djumiran, dkk.2009. Profesi Keguruan. Dirjen Dikti Depdiknas.

Satori, Djam’an dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas terbuka.

Sujanto, Bedjo. 2007. Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum. Jakarta: Sagung Seto.

http://kimia.upi.edu/isiberita.php?kode=15%20May%202007,%20Pukul%2011:31:42

http://74.125.153.132/search?q=cache:di_A5-TU5n4J:118.98.213.19/klubguru-

jogja/seminar_14juni2009/03_guru-pedagogik-pendek-yogya-

14juni.ppt+KOMPETENSI+KEPRIBADIAN+GURU&cd=9&hl=id&ct=clnk&gl=id

http://jufrisyahruddin.wordpress.com/2007/07/18/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-

guru/

http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/

http://www.kakikukaku.co.cc/2009/07/adabsopan-santun-seorang-guru-alim.html

http://saifuladi.wordpress.com/2007/01/06/kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru/

http://armanbelajar.multiply.com/journal/item/182

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1857

http://www.idonbiu.com/2009/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html

http://ardhenkwingko.blogspot.com/2009/08/apakah-aku-seorang-guru-profesional.html

http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12