5
Metode oles (smear methods) adalah suatu pembuatan sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dari substansi yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas benda yang bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup. Dalam metode tersebut terdapat langkah penting yang perlu dilakukan. Langkah penting dalam pembuatan sediaan ini yaitu tebal film harus diperhatikan, film difiksasi agar melekat erat pada gelas benda sehingga sel yang ada di dalamnya tetap normal bentuknya, memberi warna dan menutup dengan gelas penutup (Suntoro, 1983). Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Daging ikan mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol yang sangat rendah. Selain itu ikan memiliki kandungan mineral yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah cukup (Adawyah, 2007). Khamir adalah fungi bersel tunggal sederhana, kebanyakan bersifat saprofitik dan biasanya tumbuh pada pangan yang berasal dari tamanan. Sel khamir berbentuk lonjong, bulat atau batang dan berukuran lebih besar dari sel bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal terkecil. Selnya diselimuti dinding sel dan pada beberapa bakteri, dinding selnya dikelilingi oleh

tipus mpp 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MPP LAPORAN

Citation preview

Page 1: tipus mpp 1

Metode oles (smear methods) adalah suatu pembuatan sediaan dengan jalan mengoles

atau membuat selaput (film) dari substansi yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas

benda yang bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan

gelas penutup. Dalam metode tersebut terdapat langkah penting yang perlu dilakukan. Langkah

penting dalam pembuatan sediaan ini yaitu tebal film harus diperhatikan, film difiksasi agar

melekat erat pada gelas benda sehingga sel yang ada di dalamnya tetap normal bentuknya,

memberi warna dan menutup dengan gelas penutup (Suntoro, 1983).

Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam

amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,

dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Daging ikan mengandung asam lemak

tak jenuh dengan kadar kolesterol yang sangat rendah. Selain itu ikan memiliki kandungan

mineral yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma,

Zn, F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah cukup (Adawyah, 2007).

Khamir adalah fungi bersel tunggal sederhana, kebanyakan bersifat saprofitik dan

biasanya tumbuh pada pangan yang berasal dari tamanan. Sel khamir berbentuk lonjong, bulat

atau batang dan berukuran lebih besar dari sel bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme bersel

tunggal terkecil. Selnya diselimuti dinding sel dan pada beberapa bakteri, dinding selnya

dikelilingi oleh kapsula atau lapisan lendir. Sedangkan jamur biasanya bersifat multiseluler dan

setiap pertumbuhan jamur terdiri atas lebih dari satu sel (Gaman dkk, 1992).

Larutan NaCl fisiologis yang berfungsi untuk mempertahankan daya hidup (viabilitas).

Larutan NaCl fisiologis digolongkan sebagai bahan pengencer (extender). Larutan ini sering

digunakan karena dapat memberikan sifat bufer, mempertahankan pH dalam suhu kamar,

bersifat isotonis dengan cairan sel, melindungi terhadap cold shock, dan penyeimbang elektron

yang sesuai (Simbolon dkk, 2013).

Media padat nutrient agar (NA), fungsi media padat NA adalah untuk menumbuhkan

bakteri dan menyimpan biakan bakteri. Sehingga dapat digunakan untuk proses selanjutnya.

Pada nutrient agar sudah mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri

seperti glukosa, yeast, agar, mineral seperti Fe (Luthfia dkk, 2011).

Page 2: tipus mpp 1

Produk roti dianggap sebagai sumber karbohidrat karena pati merupakan penyusun kimia

utama. Produk roti menjadi sasaran masalah pembusukan. Ini termasuk fisik, kimia dan mikroba

pembusuk. Faktor yang paling umum dari produk roti yang mempengaruhi nilai ekonomisnya

adalah aktivitas air, pembusukan mikrobiologi, pertumbuhan jamur tertentu. Mold adalah

masalah utama pembusukan dan sering dijumpai pada roti (Saranraj dkk, 2012).

Mikroorganisme psychrotrophic merupakan persentase yang besar dari bakteri dalam

susu mentah, dengan pseudomonas, Gram-negatif, bakteri berbentuk batang menjadi kelompok

yang dominan. Biasanya, 65-70% dari psychrotrophs diisolasi dari susu mentah adalah spesies

Pseudomonas. Karakteristik penting dari pseudomonas adalah kemampuan mereka untuk

tumbuh pada suhu rendah (3-7 ◦ C) dan untuk menghidrolisis dan menggunakan molekul besar

protein dan lipid untuk pertumbuhan. penting lainnya psychrotrophs terkait dengan susu mentah

termasuk anggota Bacillus, Micrococcus, Aerococcus, dan Lactococcus dan keluarga

Enterobacteriaceae (Ledenbach dkk, 2009).

Semua makanan mentah biasanya mengandung mikroorganisme yang pada akhirnya akan

menyebabkan pembusukan, kecuali mereka dikendalikan atau dihancurkan. Makanan pelestarian

adalah persaingan antara spesies manusia dan mikroorganisme – kita berusaha melestarikan

makanan, mikroorganisme mencoba untuk menghancurkannya (dengan mencegah makanan

untuk dikonsumsi sendiri) untuk bertahan hidup. Banyak dari ribuan mikroorganisme yang telah

ditemukan dan diidentifikasi melakukan beberapa fungsi yang bermanfaat. Tanpa

mikroorganisme, kita tidak akan memiliki makanan yang lezat seperti keju, roti, anggur, bir,

sauerkraut, dan makanan fermentasi lainnya termasuk berbagai macam sosis (Shelfi, 2009).

Pembusukan makanan adalah proses metabolisme yang menyebabkan makanan menjadi

tidak diinginkan atau tidak dapat diterima konsumen karena perubahan sensorik dan

karakteristik. Makanan yang busuk mungkin masih aman untuk dimakan, artinya tidak dapat

menyebabkan penyakit karena tidak ada patogen atau racun, tetapi perubahan tekstur, bau, rasa,

atau penampilan menyebabkan produk tidak diterima. Beberapa ecologist telah menyatakan

bahwa bau busuk tersebut diproduksi oleh mikroba untuk menahan serangan makhluk hidup lain,

dengan demikian mikrobia dapat menjaga sumber daya makanan untuk diri mereka sendiri

(Doyle, 2007).

Page 3: tipus mpp 1

DAPUS

Gaman, dkk. 1992. Ilmu pangan Edisi 2. Yogyakarta: UGM Press

Suntoro, S. Handari. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Jakarta:

Bhratara Karya Aksara.

Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Simbolon, dkk. 2013. Persentase Spermatozoa Hidup Pada Tikus Star Dan Sprague-

Dawley. Jurnal Medika Veterinaria ISSN : 0853-1943

Luthfia, dkk. 2011. Studi Awal Pengaruh Permeabilisasi Sel Zymomonas mobilis dan

Konsentrasi Substrat untuk Pembentukan Etanol secara Enzimatik. Prosiding Skripsi ITS.

Saranraj, dkk. 2012. Microbial Spoilage of Bakery Products and Its Control by

Preservatives. International Journal of Pharmaceutical and Biological Archives 3(1):38-48

Doyle, M. Ellin. 2007. Microbial Food Spoilage, Losses and Control Strategies. Food

Research Institute, University of Wisconsin–Madison.

Ledenbach, dkk. 2009. Microbiological Spoilage of Dairy Products. Journal Food

Microbiology and Food Safety.

Shelfi. 2009. Microbiology of Thermally Processed Commercially Sterile and Shelf-

Stable Meat and Poultry Products .Microbiology of Commercially Sterile and Shelf-Stable

Products Journal No. 5 Vol.20.

Page 4: tipus mpp 1