Author
aku-soeka-biroe
View
114
Download
3
Embed Size (px)
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OLAHRAGA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA “KARDUS” MELALUI MODEL RESPIROKAL PADA SISWA KELAS VII² SEMESTER GANJIL
SMP NEGERI 5 SABANG TP 2012/2013
OLEH:TIM MGMP
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMP/MTs NEGERI DAN SWASTA KOTA SABANG
DINAS PENDIDIKAN KOTA SABANGSMP NEGERI 5 KOTA SABANG
WORKSHOP PENGEMBANGAN KARIR PTK DIKDASTAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengajar merupakan proses dua dimensi, yaitu sebagai proses penyampaian materi
pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Menurut The Ling Gie (1982:6) bahwa belajar adalah segenap
rangkaian kegiatan dan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan
mengakibatkan perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sedikit permanen. Pelaksanaan
suatu keberhasilan belajar mengajar sudah harus dipikirkan faktor-faktor apa saja yang
mampu menghantar materi atau pokok bahasan seperti sarana, media, alat peraga, sehingga
penyampaian pesan pembelajaran itu lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.
Sarana adalah sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
pembelajaran, media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya.
Selaras dengan itu pembelajaran pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
(Penjaskes) SMP, dimana siswa dituntut harus mampu menguasai 3 Aspek domain yaitu
Aspek Psikomotorik, Aspek Kognitif dan Aspek Afektif. Untuk mencapai ketiga Aspek ini
guru sudah seharusnya mencari dan menetukan model, teknik, media pendukung, karena
salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan
menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran Dick
dan Carey (Dalam Lamudji, 2005).
Menciptakan Proses Pembelajaran praktik tidaklah mudah mencapai ketuntasan
mengingat waktu yang tersedia sangatlah terbatas sehingga Penelititan Tindakan Kelas ini
sangatlah tepat untuk mencari upaya penyelesaian permasalahan siswa.
Dengan adanya Model Pembelajaran, Media yang bervariasi diharapkan dapat lebih
membangkitkan aktivitas Praktik dan kompetensi yang diharapkan. Seperti Pembelajaran
Atletik merupakan salah satu materi penjaskes disekolah SMP. Pendidikan Penjaskes
dirancang melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani
siswa, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, aktif
dan sportif, salah satunya Nomor Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok. Olahraga lompat
jauh Gaya Jongkok pada kurikulum KTSP SMP terdapat pada Standar kompetensi pertama
yaitu mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang
terkandung didalamnya. Adapun indikatornya siswa dituntut untuk mampu melakukan
Teknik Dasar melompat tanpa awalan.
Berdasarkan data Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan pengamatan dilapangan,
siswa SMP Negeri 5 Sabang hasil belajar olahraga lompat jauh belum menncapai KKM disisi
lain keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran terlihat kaku dan kurang menyenangkan.
Dasar inilah Peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan judul ”
Upaya meningkatkan hasil belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok menggunakan media
”Kardus” melalui model Resiprokal/timbal balik pada siswa Kelas VII² Semester Ganjil SMP
Negeri 5 Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Sebagai mana kita ketahui bersama, untuk melakukan olahraga Praktik tidak mudah
seperti dibayangkan, karena tanpa ada proses sistematis ini malah akan membahayakan bagi
siswa (cidera). Pelajaran olahraga merupakan Pelajaran yang sangat di senangi oleh siswa,
tetapi berbeda halnya dengan cabang olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok justru siswa
sangat sulit untuk melakukan, alasan yang sering terdengar dominan melakukan gerakan yang
diawali dengan lari dan lompatan yang menguras tenaga serta sangat melelahkan. Oleh
karena itu Peneliti (Tim) mencoba memodifikasi Cabang olahraga Lompat Jauh Gaya
Jongkok ini kedalam bentuk bermain menggunakan Media “Kardus”, dengan tujuan
mengembangkan teknik dasar yaitu Pembedaharaan gerak dasar. Gerak dasar anak apabila
sesering mungkin dilakukan maka dia akan semakin berkembang dan lambat laun gerak
inilah yang nantinya akan mampu menciptakan gerak yang diharapkan. Dengan gerakan yang
sederhana, tidak terlalu terstruktur dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan serta
karakteristik anak (Drs. Soepartono : 2004 : 11).
Media Kardus merupakan Media yang sangat mudah untuk di jumpai ditengah-tengah
masyarakat terlebih media bekas Pembungkus makanan ini sering sekali masyarakat
membuangnya. Kelebihan media ini jika saat digunakan bila terkena atau tersentuh dengan
fisik siswa tidak akan mendatangkan resiko.
B. Identifikasi Masalah
Pelajaran Penjaskes adalah Pelajaran yang sangat di senangi oleh siswa tetapi
berbeda halnya dengan cabang Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa sangat sulit dan
tidak mau melakukannya dengan alasan sangat melelahkan dan menguraskan tenaga. Oleh
sebab itu, dicarilah teknik atau model serta media yang mampu memodifikasi pelajaran
Lompat Jauh Gaya Jongkok ini ke dalam bentuk permainan. Karena dengan pola bermain
siswa lebih menyenangkan, dan disukai.
C. Batasan Masalah
Fokus masalah PTK ini adalah meningkatkan hasil belajar praktik Olahraga
Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui penggunaan Media “Kardus” pada siswa kelas VII²
Semester Ganjil SMP Negeri 5 Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013 di Kota Sabang.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah melalui penggunaan Media ” Kardus ” dapat meningkatkan hasil belajar olahraga
Lompat Jauh Gaya Jongkok.
2. Apakah siswa melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media
”kardus” dan model pembelajaran Resiprokal/ timbal balik mampu membuat daya tarik siswa
sehingga menyenangkan.
3. Apakah hasil belajar siswa secara keseluruhan mampu mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
B. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok melalui
penggunaan media ”kardus” dan Model Pembelajaran Resiprokal/timbale balik.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru, Memberikan masukan dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar materi
olahraga Lompat Jauh gaya jongkok melalui Media ”Kardus” yang termodifikasi serta
mampu menciptakan hasil belajar praktik yang maksimal.
2. Bagi Siswa, Dapat menguasai lebih mudah melakukan teknik dasar olahraga lompat jauh
gaya jongkok dengan pola bermain model Resiprokal/timbal balik menggunakan media
“Kardus”.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam mengelola Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
BAB II
KAJIAN TIORITIS
A. Pengertian Belajar Mengajar
Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar
oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sedikit
permanen. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan yang
jelas. Tujuan belajar yaitu agar terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga perubahan tersebut bermakna dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Mengajar mempunyai makna yaitu memindahkan ilmu dari guru ke siswa yang
dilakukan secara sengaja dengan berbagai proses yang dilakukannya. Berkenaan dengan hal
ini Sadiman (1994:49) mengemukakan bahwa :
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik yang tujuannya agar anak didik mendapatkan dan menguasai pengetahuan, ataupun mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan berhubungan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar dan menanamkan pengetahuan dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman. Dalam hal ini siswa atau anak didik mengenal dan menguasai budaya bangsa untuk kemudian dapat memperkaya atau menciptakan suatu yang baru.
Menurut Sanjaya (2008) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran
adalah:
a. Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu
tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang prajurit di medan pertempuran.
Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat
bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demikian juga dengan guru. Keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam
menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.
b. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya,
akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak
selalu sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak
sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran
proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan
sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak
langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju
sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan
prasarana akan menuntun guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan
memiliki sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran.
d. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang mempengaruhi proses
pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan factor iklim social-psikologi. Faktor
organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek
penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran memengang peranan yang sangat penting. Peran
guru, untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tidak mungkin dapat digantikan oleh perangkat
lain, seperti Televisi, Radio, Komputer dan lain sebagainya. Begitu juga halnya dengan siswa
sebuah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang
dewasa. Jadi proses pembelajaran guru dengan siswa adalah faktor utama dalam menentukan
keberhasilan belajar. Dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak
guru.
Oleh karena itu, Salah satu faktor pendukung perencanaan proses pembelajaran
yaitu media. Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971 :
285) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang dimiliki media Pembelajaran yaitu :
1. Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu
object atau kejadian.
2. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan
berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan dan,
3. Media mempunyai kemampuan-kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian
yang mengandung makna.
B. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Pendidikan Jasmani adalah metode pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dipilih
dan terus dilakukan dengan sepenuhnya memperhatikan nilai-nilai didalam pertumbuhan,
perkembangan dan kelakuan manusia. Perkembangan kelakuan anak akan terwujud seperti
tujuan pendidikan jasmani yaitu meningkatkan kesegaran jasmani anak didik. Bentuk-bentuk
dasar kesegaran jasmani tertuang salah satu pada cabang olahraga Atletik Nomor lompat jauh
gaya jongkok.
Olahraga Lompat jauh adalah Suatu gerakan lompatan yang dilakukan untuk mencapai
lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai jarak lompatan ini terlebih dahulu
harus menguasai teknik-teknik dasar dari lompat jauh itu sendiri antara lain :
1. Awalan yaitu Untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melompat. Awalan itu harus
dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan
melompat.
2. Tolakan yaitu Menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat ke atas
(tinggi dan kedepan).
3. Sikap Melayang diudara yaitu Badan harus di usahakan melayang selama mungkin diudara
serta dalam keadaan seimbang.
4. Sikap Mandarat yaitu Pelompat harus mengusahakan jatuh/mendarat dengan sebaik-baiknya.
Menurut (Engkos Kosasih : 1993: 84) ada beberapa macam gaya lompat jauh di
antaranya :
1. Lompat jauh gaya jongkok (tuck).
2. Lompat jauh gaya berjalan diudara (walking in the air).
3. Lompat jauh gaya Mengantung/melenting (schnapper).
C. Model Pembelajaran olahraga Lompat Jauh.
Dalam pemberian model pembelajaran Lompat Jauh gaya jongkok umumnya dalam
pemberian materi tidak sama dengan kompetensi Dasar yang lain, dari cara melakukan
awalan, tolakan, Melayang diudara, saat mendarat dan gerakan lanjutan. Ternyata
pembelajaran yang selama ini penulis (Tim) berikan walaupun dengan tahap yang sistematis
tidak memberikan hasil belajar yang maksimal.
Tahap berikutnya penulis (Tim) mencoba memasukkan unsur bermain dengan memakai
media ”kardus”. Media kardus adalah upaya mediasi yang membuat siswa-siswi senang akan
melewati rintangan sederhana sambil bermain dengan melakukan gerakan teknik-teknik dasar
seperti gerakan awalan, tolakan, Melayang diudara dan saat mendarat. Permainan adalah
suatu kegiatan yang menarik, menantang dan menimbulkan kesenangan yang unik baik
dilakukan seseorang atau berkelompok.
Model pembelajaran yang penulis (tim) lakukan adalah Resiprokal/timbale balik. Ada
beberapa langkah yang ditempuh diantaranya :
1. Guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan.
2. Guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tangan dan indikator tugas gerak kepada
siswa.
3. Siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya.
4. Siswa melaksanakan tugas gerak, dan bergantian dan bilamana pelaku sudah berhasil
menampilkan gerak sesuai indikator yang telah ditentukan.
5. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
6. Evaluasi.
7. Penutup.
D. Kerangka Berfikir
Dengan menerapkan strategi pembelajaran maka seorang siswa akan selalu terlibat
secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dengan keterlibatan langsung materi
yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya (perencanaan) dan konsep-konsep apa
saja yang harus dikuasai oleh siswa agar mudah diterimanya.
Bertolak dari pemikiran Peneliti (tim) bahwa merencanakan siswa lebih aktif, kreatif
dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa menerima konsep yang harus
dikuasainya, maka secara otomatis langkah-langkah membawa siswa aktif dalam belajar ini
merupakan suatu langkah yang tersusun secara sistematis, efektif untuk menyampaikan suatu
materi yang diajarkan.
E. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah melalui penggunaan
media “kardus” yang dimodifikasi baik secara individu, berpasangan dan kelompok, mampu
menciptakan daya tarik anak dalam mengikuti pembelajaran Lompat jauh gaya jongkok
sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian.
1. Waktu Penelitian.
Waktu Penelitian dilaksanakan selama Dua Bulan yaitu pada bulan Nopember s/d
Desember 2012. Pelaksanaan di bulan ini mengingat sedang berjalannya program Kegiatan
Belajar Mengajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 dan program Dana
Pengembangan Workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan (penjaskes) SMP/MTs Negeri dan Swasta Kota Sabang.
2. Tempat Penelitian.
Penelitian PTK ini bertempat di SMP Negeri 5 Kota Sabang, mengingat pelaksanaan
Workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (penjaskes) SMP/MTs Negeri dan Swasta Kota Sabang sekaligus Guru Penjas
sekolah bersangkutan menemukan keluhan hasil belajar banyak tidak tuntas berdasarkan
pengamatan Kegiatan belajar mengajar selama ini pada Kompetensi Dasar Olahraga lompat
jauh gaya jongkok.
B. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi Subjek Penelitian adalah Siswa kelas VII² (tujuh dua) Semester
Ganjil SMP Negeri 5 Kota Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 orang
terdiri dari 10 Siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan yang menjadi objeknya
adalah Penerapan Media “kardus” melalui Model Resiprokal/timbale balik pada kompetensi
Dasar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok.
C. Sumber Data
Data diperoleh dari siswa-siswi kelas VII² SMP Negeri 5 Kota Sabang dan guru yang di
tunjuk satu orang sebagai observer pada penelitian PTK ini.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik Pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian ini antara lain :
1) Metode Nilai Tes (Hasil Belajar)
Tes dilakukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guna untuk mengukur
hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, bentuk tes yang diberikan
menggunakan 4 Aspek Tes pada Lompat jauh Gaya Jongkok tanpa awalan.
2) Metode Observasi
Tes pengamatan tentang aktivitas siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Observasi oleh Pengamat sejauhmana keterlibatan aktif, kreatif antara guru dengan siswa saat
Proses Belajar Mengajar.
b. Alat Pengumpulan Data
1) Praktik Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok tanpa awalan dengan menggunakan aspek-
aspek indikator yang diharapkan.
2) Lembar Observasi.
Observasi yang dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan teknik dasar
lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media ”kardus” model Resiprokal/timbal
balik.
E. Analisis Data
Data hasil Penelitian diolah dengan menggunakan Analisis deskriptif digunakan untuk
memperoleh jawaban tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung peneliti menggunakan rumus dari suharsimi arikunto (2006) yaitu:
Keterangan :
P = persentase jawaban responden
f = frekuensi / jumlah responden
n = Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang terdiri dari:
1. Hasil belajar dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan membandingkan nilai tes
antar siklus.
2. Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa dan observasi
Proses Belajar Mengajar guru serta refleksi.
F. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui indikator ketuntasan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok
pada siswa kelas VII² SMP Negeri 5 Sabang selama penelitian berlangsung, maka dianalisa
ketuntasan secara individual. Pembelajaran akan tuntas apabila siswa dari suatu kelas
mendapat nilai minimal 70 (sesuai KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 5 Sabang, yaitu ≥
70), Secara Klasikal Minimal 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai minimal 70.
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri
dari Dua Siklus. Fokus permasalahan Perencanaan Tindakan, dan Pelaksanaan tindakan yang
diikuti dengan kegiatan observasi, Analisis, serta Refleksi disebut satu siklus. Langkah-
langkah pokok yang ditempuh pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan.
2) Pelaksanaan Tindakan.
3) Pengumpulan Data (pengamatan /observasi).
4) Refleksi (Analisis dan Interprestasi).
5) Perencanaan Tindak Lanjut.
Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 1. Model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto,
Suharsimi, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus.
Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari:
SIKLUS I
1. Perencanaan (planning).
Rincian kegiatan yang dilakukan pada Tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Membuat skenario model Resiprokal/timbal balik pembelajaran penjaskes yang
diprioritaskan pada olahraga lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan berupa Rencana
Pelaksanaan Pembekajaran (RPP).
b) Menyiapkan Media berupa alat bantu yaitu ”kardus” dan perlatan modifikasi yang di anggap
perlu.
c) Membuat instrumen observasi kegiatan siswa dan instrument observasi proses belajar
mengajar.
2. Pelaksanaan (acting).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan sebagai berikut :
a) Guru mengabsen dan mengecek kehadiran siswa sesuai dengan pembagian kelompok yang
telah pada pertemuan atau pada pertemuan sebelumya.
b) Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu.
c) Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
d) Guru menjelaskan tahap-tahap penggunaan Media ”karsus”.
e) Guru menjelaskan kelebihan metode dengan menggunakan media ”kardus”.
f) Melakukan praktik aspek-aspek yang telah diberikan oleh guru.
g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perlombaan.
h) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar pembelajaran.
i) Guru melakukan tes untuk melihat pemahaman siswa.
3. Pengamatan (observasing).
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan
observer mengamati hasil belajar siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam melakukan
olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan Media ”kardus”. Pengamatan
dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap proses belajar mengajar berlangsung.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi digunakan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung, untuk
mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari
refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti (tim) untuk melakukan apakah
hasil belajar menunjukkan peningkatan sesuai penetapan dari KKM, indikator, bila belum
maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.
SIKLUS II
Langkah pelaksanaan PTK pada siklus kedua ini meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Rincian kegiatan yang dilakukan pada Tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Membuat skenario model Resiprokal/timbal balik pembelajaran penjaskes yang
diprioritaskan pada olahraga lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan berupa Rencana
Pelaksanaan Pembekajaran (RPP) Lanjutan.
b) Menyiapkan Media berupa alat bantu yaitu ”kardus” dengan jumlah media di sesuaikan.
c) Membuat instrumen observasi kegiatan siswa dan instrument observasi proses belajar
mengajar.
2. Pelaksanaan (acting)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan sebagai berikut :
a) Guru mengabsen dan mengecek kehadiran siswa sesuai dengan pembagian kelompok yang
telah pada pertemuan sebelumya.
b) Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu.
c) Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran lanjutan.
d) Guru menjelaskan tahap-tahap penggunaan Media ”kardus” dengan modifikasi peningkatan
dari yang sebelumnya.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri dan kelompok
perlombaan.
f) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran.
g) Guru melakukan tes untuk melihat pemahaman siswa.
3. Pengamatan (observasing).
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan
observer mengamati hasil belajar siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam melakukan
olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan Media ”kardus”. Pengamatan
dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap proses belajar mengajar berlangsung.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi digunakan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung, untuk
mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari
refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti (tim) untuk melakukan apakah
hasil belajar menunjukkan peningkatan 75 % dari jumlah siswa kelas yang bersangkutan
sesuai penetapan dari KKM, indikator, bila belum maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.