Upload
wisnuheripurwanto
View
226
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
wwwww
Citation preview
PEMICU 1 ENDOKRIN
Wisnu hp405090035
Anatomi Pankreas
ORGAN ENDOKRIN
• Bahasa Yunani endokrin “sekresi ke dalam”
• Merupakan organ yang menghasilkan sekresi yang disebut hormon yang dialirkan secara langsung ke dalam aliran darah dan sel-sel glandular
ORGAN ENDOKRIN• Beberapa organ endokrin menghasilkan satu hormon
tunggal , sedangkan yang lainnya dua atau beberapa jenis hormon.
• Organ endokrin antara lain :– Kelenjar hipofisis, lobus anterior & posterior– Kelenjar tiroid & para tiroid– Kelenjar Suprarenal, kortex & medula– Kelenjar thimus & Kelenjar Pankreas– Ovarium & Testis– Plasenta
• Merupakaan kelenjar pencernaan yang berwarna dadu-kelabu• Panjangnya antara 12-15 cm• Beratnya kurang lebih 90 gr• Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin dan eksokrin• Pancreas terletak pada regio epigatrica dan hypochondriaca kiri, di
bagian belakang abdomen di belakang peritoneum parietale, bursa omentalis dan membentuk bagian terbesar dari palung lambung (stomach bed)
• Pancreas terdiri dari :– Caput– Collum– Corpus– Cauda
Pancreas
Bagian-bagian Pankreas
Caput pancreas•Dibawah bidang transpyloricum•Mempunyai penonjolan ke arah atasdan kiri di belakang vasa mesenterica superior & di depan aortaprocessus uncinatus pancreatis
Ductus pancreaticusTerdapat 2 saluran keluar : ductus pancreaticus wirsungi (bergabung dengan duct. Choledochus ampulla hepatopancreatica vater)& duct. Pancreaticus accesorius Sartorini
Corpus pancreas•Bentuknya prisma sisi tiga.•Fascies anterior ditutupi oleh peritonium bursa omentalis ikut membentuk stomach bed.•Fascies posterior tidak mempunyai peritonium.
Cauda pancreas•Setinggi T 12 di atas bidang Transpyloricum,berada diantara lig. Lienorenalis/splenorenalis-lig. Phrenicolienalis•Berhubungan erat dengan a-v Lienalis•Ujungnya terletak dekat hilum dibwh impressio gastrica lienalis
• Pankreas di perdarahi oleh :- A. Pancreaticoduodenalis sup dan inf memberi darah pada caput- cabang-cabang A. Lienalis memberi darah corpus dan caput- V. Pancreatica yang dialirkan ke vena porta, v. Lienalis, dan v. Mesenterica sup.
• Persarafan pancreas : berasal dari nervi vagi dan splanchnici
Histologi Pankreas
Pada preparat histologis, pankreas terbagi menjadi 2 jaringan dasar :• Acini
– Jaringan yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan, berupa lobulus dibagian akhir kelenjar pankreas.
– Sifat serosa & mengandung butir-butir zymogen, suatu proenzim pepsinogen yang bersifat asidofil– Di tengah pars terminal yg acinus itu sering kali terdapat sel centroacini yang memiliki sifat sbb:
• Inti kecil, oval, & aspeknya seperti ductus intercalaris• Letak di llumen & asalnya dari ducus intercalaris yang tersayat• Membran basalisnya tipis & tanpa myoepitel
• Pulau-pulau Langerhans– Adalah jaringan yang di dalamnya tersebar sekelompok sel berbentuk pulau, dan menghasilkan
hormon ke dalam darah.• Sel alpha --> sitoplasma bergranula merah• Sel beta --> sitoplasma bergranula biru
Selain itu terdapat ductus :• D.intercalaris
– Panjang & bentuk sel nya dari gepeng sampai kubis– Letak intralobuler
• D. excretorius :– Letak interlobuler – Bentuk sel dari epitel torak rendah sampai kubus– Pada ductus interlobaris banyak sel goblet
Pulau Langerhans
• Merupakan mikroorgan endokrin multihormonal di pankreas.
• Tampak sebagai kelompok bulat dengan sel-sel yang terpendam
dalam jaringan eksokrin pankreas.
• Setiap pulau terdiri atas sel-sel bulat atau poligonal pucat yang
tersusun berderet dan dipisahkan oleh suatu jalinan kapiler darah.
• Simpai serat retikulin halus mengelilingi setiap pulau dan
memisahkannya dari jaringan eksokrin pankreas yang berdekatan.
Pulau LangerhansTerdiri atas sel-sel pucat dengan banyak pembuluh
darahSel A (alfa): glukagon, ACTH, Endorfin Sel B (beta): insulinSel C (clear): sel cadanganSel D (delta): somatostatin (meghambat sekresi
insulin dan glukagon), vasoactive intestinal peptide(glikogenolisis,motilitas dan aktivitas sekretoris usus)
Sel PP (polipeptida pankreas): merangsang sekresi enzim oleh lambung
Jenis Sel Kuantitas Posisi Hormon yang dihasilkan
Fungsi Hormon
A ~ 20% Biasanya di tepi Glukagon •Menghasilkan energi yang disimpan sebagai
glikogen dan lemak yang didapat melalui
glikogenolisis dan lipolisis
•Me kan kadar glukosa darah
B ~ 70% Daerah pusat Insulin •Memasukkan glukosa ke dalam sel
•Me kan kadar glukosa darah
D < 5% Bervariasi Somatostatin Menghambat pelepasan hormon insulin & glukagon
PP Jarang Bervariasi Polipeptida pankreas
•Stimulasi sekresi enzim lambung & usus
•Inhibisi motilitas usus
Fisiologi Kelenjar Endokrin Pankreas
(Insulin dan Glukagon)
INSULIN
Memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak, protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut
EFEK INSULIN PADA KH
• Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar sel. Molekul glukosa tidak mudah menembus membran sel tanpa adanya insulin.
• Merangsang glikogenesis, pembentukan glukosa menjadi glikogen di otot dan hati.
• Menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.
• Menghambat glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa oleh hati.
EFEK INSULIN PADA LEMAK• Insulin meningkatkan trasportasi glukosa ke
dalam sel jaringan adiposa. Glukosa merupakan prekursor asam lemak dan gliserol.
• Mengaktifkan enzim-enzim yang mengkatalisasi pembentukan asam lemak dari turunan glukosa
• Meningkatkan masuknya asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan adiposa.
• Menghambat lipolisis
EFEK PADA PROTEIN
• Insulin mendorong transport aktif asam-asam amino dari darah ke dalam otot dan jaringan
• Insulin meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino ke dalam protein dengan merangsang perangkat pembuat protein di dalam sel.
• Menghambat penguraian protein
RESEPTOR GLUKOSA
Mekanisme Sekresi Insulin
Glukosa masuk ke sel beta pankreas melalui GLUT-2
Glukosa mengalami fosforilasi oleh glukokinase ADP ATP
Menutupnya kanal ion K+ yang sensitif ATP
Depolarisasi sel betaAktivasi kanal Ca++
Ion Ca++ masuk ke sel beta
Merangsang sekresi insulin dari granulnya
FAKTOR YANG MENGONTROL SEKRESI INSULIN
Sel β pulau langerhansSel β pulau langerhans
Kontrol utamaKontrol utama
↑ glukosa darah↑ glukosa darah
Sekresi insulinSekresi insulin
•Glukosa darah ↓•Asam lemak darah ↓•Asam amino darah ↓•Sintesis protein ↑•Penyimpanan bahan bakar ↑
•Glukosa darah ↓•Asam lemak darah ↓•Asam amino darah ↓•Sintesis protein ↑•Penyimpanan bahan bakar ↑
Stimulasi simpatis
(dan epinefrin)
Stimulasi simpatis
(dan epinefrin)
Stimulasi parasimpatis
Stimulasi parasimpatis
Asupan makanAsupan makan
Hormon pencernaan↑
Hormon pencernaan↑
+
+
+++
-
Konsentrasi asam amino
darah ↑
Konsentrasi asam amino
darah ↑
+
GLUKAGON
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik yang juga dipengaruhi oleh insulin, tetapi umumnya efek glukagon berlawanan dengan efek insulin
EFEK GLUKAGON PADA KH
• Peningkatan pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati sehingga kadar glukosa ↑
• Menghambat glikogenesis, pembentukan glukosa menjadi glikogen di otot dan hati.
• Merangsang glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.
• Merangsang glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa oleh hati.
EFEK GLUKAGON PADA LEMAK
• Mendorong pengeluaran lemak dan menghambat sintesis trigliserida.
• Meningkatkan pembentukan keton di hati dengan mendorong perubahan asam lemak menjadi bahan keton
EFEK GLUKAGON PADA PROTEIN
• Glukagon menghambat sintesis protein dan meningkatkan penguraian protein di hati.
• Stimulasi glukoneogenesis juga memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme protein di hati.
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
American Diabetes Asosiation (ADA):• Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua – duanya .
WHO 1980:• Suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut/relatif dan gangguan fungsi insulin.
KLASIFIKASI ETIOLOGI DM American Diaebetes Association
I. Diabetes tipe 1 • Autoimun• Idiopatik
II. Diabetes tipe 2 • Dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
• Defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
III. Diabetes tipe lain •Defek genetik fungsi sel beta• Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3• DNA mitokondria
•Defek genetik kerja insulin•Penyakit eksokri pankreas
• Pankreatitis• Tumor/pankreatektomi• Pankreatopati fibrokalkulus
•Endokrinopati : akromegali,sindrom Cushing, feokromositoma, dan hipertiroidisme•Karena obat/zat kimia
• Vacor,pentamidin,asam nikotinat• Glukokortikoid, hormon tiroid• Tiazid, dilantin,interferon α, dan lain-lain
•Infeksi : rubella kongenital, sitomegalovirus•Penyebab imunologi yang jarang : antibodi anti-insulin•Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM: sindrom Down, sindrom Klinefelter,sindrom turner dan lain-lain
IV. Diabetes Melitus Gestasional
DM tipe 1 DM tipe 2Mudah terjadi ketoasidosis Tidak mudah terjdi ketoasidosis
Pengobatan harus dengan insulin Tidak harus dengan insulin
Onset akut Onset lambat
Biasanya kurus Gemuk atau tidak gemuk
Biasanya pada umur muda Biasanya > 45 tahun
Berhubungan dengan HLA-DR3 & DR4
Tidak berhubungan dengan HLA
Didapatkan islet cell antibody (ICA) Tidak ada islet cell antibody (ICA)
Riwayat keluarga diabetes (+) pada 10 %
Riwayat keluarga (+) 30%
30-50% kembar identik terkena ± 100% kembar identik terkena
Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:• Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes
yang timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
• Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
• Kelas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer.
• Ibu hamil perubahan hormonal jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal perubahan kinetika insulin dan resistensi insulin komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi)
• Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi)hiperinsulinemia janin gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya
Patofisiologi Diabetes Mellitus Gestasional I
Peningkatan Kasus DM tipe 2 di Indonesia, disebabkan:1. Faktor keturunan (genetik) 2. Kator kegemukan/ obesitas
– Perubahan lifestyle dari tradisional ke barat– Makan berlebihan– Hidup santai, kurang gerak badan
3. Faktor demografi– Jumlah penduduk meningkat– Urbanisasi– Penduduk berumur diatas 40 tahun
Faktor Resiko (DM Tipe 2)
Faktor Resiko (GDM)Risiko Tinggi DM Gestasional:1. Umur lebih dari 30 tahun2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m23. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram6. Adanya glukosuria7. Riwayat bayi cacat bawaan8. Riwayat bayi lahir mati9. Riwayat keguguran10. Riwayat infertilitas11. Hipertensi
insulin
glukosa
pintu masuk sel
reseptor insulin
NORMAL (INSULIN SENSITIF)
Tenaga
Dibakar
OTOT
bukabuka
Kadar glukosa darah normal
insulin
glukosa
pintu masuk sel
reseptor insulin
Tenaga
pembakaran tidak adaOTOT
tutuptutup
Tidak ada glukosa
DIABETES
Kadar glukosa darah meningkat
Diabetes Mellitus Tipe 1• Diabetes mellitus tipe 1 ( childhood-onset diabetes, juvenile diabetes,
insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM ) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas.
• IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
• Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas.
• Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
EPIDEMIOLOGI• Terutama pada anak-anak dan remaja• 98% DM pada anak dan remaja adalah tipe I. • Karena sifatnya, dulu dikenal sebagai Juvenile
onset diabetes atau Ketosis prone diabetes. • Pada umumnya gejala klinis bersifat akut, dengan
riwayat klasik adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia. Kehilangan berat badan merupakan tanda yang khas.
ETIOLOGI
Faktor genetik
Penderita mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA
Faktor imunologi
Adanya respons otoimun (abnormal) dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen
Faktor lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta
PATOFISIOLOGI
Perjalanan Penyakit• Fase inisial
– Dimulai saat timbulnya gejala sampai diagnosis ditegakkan– Sering didahului infeksi, goncangan emosi, atau trauma fisik
• Fase penyembuhan– Setelah beberapa hari mendapat pengobatan– Keadaan akut penyakit telah teratasi– Terdapat sensistivitas jaringan terhadap insulin
• Fase remisi (honeymoon period)
Periode dimana kadar gula darah pasiem tersebut normal, namun telah terdapat kerusakan sel beta pankreas.
– Khas pada penyandang DM tipe 1– Kebutuhan insulin menurun dapat terjadi hipoglikemia bila dosis insulin tidak disesuaikan– Hentikan pemberian insulin bila dosis 0,1 IU/kgBB masih menyebabkan hipoglikemia– Perlu observasi dan pemeriksaan urine secara teratur– Berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan– Perlu diberikan penyuluhan bahwa fase ini bukan berarti sembuh
• Fase intensifikasi– Timbul 16-18 bulan setelah diagnosis ditegakkan– Terjadi kekurangan insulin endogen
Manifestasi Klinis
Keterangan
Polidipsia peningkatan gula darah air akan tertarik keluar dari sel dehidrasi intraseluler dan stimulasi rasa
haus di hipotalamusPoliuria Hiperglikemia glukosuria menyebabkan diuresis
osmotikPolifagia Sel mengalami starvasi karena cadangan KH, lemak
dan protein berkurang (tidak ada pengisian depot yang biasa dilakukan oleh insulin
Berat badan turun
Cairan tubuh berkurang karena diuresis osmotik, protein dan lemak berkurang karena dipecah sebagai
sumber energi
Lelah Metabolisme tubuh tidak berjalan sebagaimana seharusnya
Diagnosis Diabetes Melitus
Pemeriksaan Laboratorium– Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan > 200
mg/dl– Ketonemia, ketonuria– Glukosuria– Bila hasil meragukan atau asimtomatis uji toleransi
glukosa oral (oral glucosa tolerance test)– Kadar C-peptide membedakan antara DM 1 atau DM 2– Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA (Insulin
auto-antibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase auto-antibody)
Penatalaksanaan• Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera rawat
inap• Pemberian Insulin• Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari.• Dilakukan pemantauan glukosa darah atau reduksi air
kemih.• Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan
insulin berkurang selama fase ”honeymoon” – Pada keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan sampai
kurang dari 0,1 UI/kg BB/hari, tetapi sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.
PenatalaksanaanPEMBERIAN INSULIN
KERJA CEPAT KERJA PENDEK KERJA MENENGAH KERJA PANJANG
Awitan kerja
15-30 min 30-60 min 1-2 jam Ultralente: 4-8 jamAnalog: 2-4 jam
Puncak kerja
1-2 jam 2-4 jam 4-8 jam Ultralente: 12-24 jam
Durasi 3-4 jam 4-7 jam 8-18 jam Ultralente: 20-30 jamAnalog: 24 jam
Waktu pemberian
Saat makan tanpa pemberian suntikan diantara waktu
makan
Saat KAD, operasi, atau episode hiperglikemik
(+) Mengoreksi glukosa darah dengan cepat
Dapat digunakan pada anak dgn kebiasaan makan tidak
teratur, saat sakit dgn hiperglikemia berpotensi
ketosis, dpt dikombinasi dgn insulin kerja panjang
Cocok untuk penggunaan IV
Banyak digunakan untuk anak dan
remajaDapat dikombinasi
dgn insulin kerja cepat atau kerja pendek
Mengurangi kejadian hipoglikemia pada
malam hariKontrol glikemik
sebanding dgn insulin kerja menengah
Intervensi Gizi
• Kalori >50% berasal dari karbohidrat.• 30-35% berasal dari lemak.• 10-15% berasal dari protein.• Makanan dalam bentuk karbohidrat
kompleks, seperti gandum, jagung, kentang atau nasi.
• Lemak tersaturasi <10%, lemak unsaturated <10%, lemak monosaturated >10%.
• Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia.
• Menurut WHO utk Indonesia memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 21,3 juta pada tahun 2030.
EPIDEMIOLOGI
Beta – Cell Failure
Beta – Cell Failure
Glukotoksisitas
Lipotoksisitas
Resistensi insulin
Deposit amiloid
Efek inkretin
Umur
Genetik
Etiologi
Glukotoksisitas Kadar glukosa darah yg berlangsung lama menyebabkan peningkatan stres oksidatif, IL-IB, NF-kB peningkatan apoptosis sel B
Lipotoksisitas Peningkatan asam lemak bebas yg berasal dari jaringan adiposa akan mengalami metabolisme non-oksidatif mjd ceramide toksik bagi sel B apoptosis
Penumpukan amiloid
Saat resistensi insulin, sel B berusaha meningkatkan sekresi insulin yg diikuti dg sekresi amilin shg dpt terbentuk mendesak sel B jmlnya menurun
Resistensi insulin •Obesitas•Krg gerak badan •Genetik
Patogenesis DM tipe 2
Patogenesis DM tipe 2 ditandai dengan :• resistensi insulin perifer•penurunan fungsi sel Beta pankreas•hepatic glucose production
Resistensi insulin
Peningkatan sekresi inuslin Glukosa darah tetap normal
Kelamaan, sel beta tidak sanggup kompensasi
Glukosa darah meningkat
Penurunan progresif fungsi sel beta
Insulin (-) Menyerupai DM tipe 1
kompensasi
PREDIABETES
DIABETES
Mempunyai 2 defek fisiologik:• Sekresi insulin abnormal• Resistensi terhadap kerja insulin pd jaringan sasaran (target cells)
Ada 3 fase:• Fase I
Glukosa plasma tetap normal meskipun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat.
• Fase IIresistensi insulin cenderung memburuk shg meskipun konsentrasi insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia stlh makan.
• Fase IIIresistensi insulin tidak berubah, tapi sekresi insulin menurun, menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yg nyata.
PATOGENESIS
Patofisiologi DM tipe 2• Pada Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Melitus Tidak
Tergantung Insulin (DMTT1) atau DM tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
• Jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Maka glukosa yang masuk sel akan sedikit.
• Sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat.
• DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin.
• Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
• Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain.
• Berarti sel beta pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.
Faktor Resiko
– Keturunan (genetik)– Kegemukan / obesitas
• Perubahan gaya hidup dari tradisional barat• Pola makan yang salah• Sedentary lifestyle
– Obat-obatan– Proses menua– Stres
TANDA DAN GEJALA
TANDA & GEJALA KHAS DM• Poliuri• Polidipsi• Polifagi• Penurunan berat badan
tanpa sebab
TANDA & GEJALA LAIN• Lemah• Kesemutan• Gatal• Mata kabur• Disfungsi ereksi• Pruritus vulvae
DIAGNOSISDIAGNOSIS HARUS DIDASARKAN PADA PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DARAH, TIDAK DAPAT HANYA ATAS DASAR GLUKOSURIA SAJA.
Untuk diagnosis, dianjurkan melakukan pemeriksaan enzimatik dengan bahan darah plasma vena atau kapiler (sesuai kondisi)
VS.UJI DIAGNOSTIK
(DM 2)PEMERIKSAAN
PENYARING (DM 2)
Gejala / tanda (+) Gejala / tanda (-) Salah satu faktor resiko (+)
Langkah2 diagnostik DM dan Gangguan Toleransi Glukosa
≥ 126≥ 126
> 200> 200
Keluhan Klinik DiabetesKeluhan Klinik Diabetes
Keluhan Klinik DiabetesKeluhan Klinik Diabetes Keluhan Klasik (-)Keluhan Klasik (-)
GDP GDP
GDS GDS atau
< 126< 126
< 200< 200≥ 126≥ 126
> 200> 200100 – 125 100 – 125
140 – 199 140 – 199 < 100< 100
< 140< 140GDP GDP
GDS GDS atau
Ulang GDS atau GDPUlang GDS atau GDP
GDP GDP
GDS GDS atau >126>126
≥ 200≥ 200< 126< 126
< 200< 200
TTGOGD 2 jam
TTGOGD 2 jam
> 200> 200 140 – 199 140 – 199 < 140< 140
DIABETES MELITUSDIABETES MELITUS TGT
TGT GDPTGDPT NORMALNORMAL
•Nasihat umum•Perencanaan makanan•Latihan jasmani•Berat idaman•Belum perlu obat penurun glukosa
•Nasihat umum•Perencanaan makanan•Latihan jasmani•Berat idaman•Belum perlu obat penurun glukosa
•Evaluasi status gizi•Evaluasi penyulit DM•Evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
•Evaluasi status gizi•Evaluasi penyulit DM•Evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
Langkah Diagnostik DM dan TGT dari TTGO
TTGOTTGO
GD 2 jam pasca pembebananGD 2 jam pasca pembebanan
>200>200 140-199140-199 140140
DMDM TGTTGT NormalNormal
Cara Penatalaksanaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) :•Tiga hari sebelum pemeriksaan makan seperti biasa (karbohidrat cukup). Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan.•Puasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih diperbolehkan.
Cara Pelaksanaan TTGO (WHO 1994)• 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan spt kebiasaan sehari-hari dan tetap
melakukan kegiatan jasmani spt biasa
• Berpuasa paling sedikit 8 jam sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa
• Diberikan glukosa 75 gram (dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dlm waktu 5 mnt
• Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah u/ pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai
• Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
• Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
Intervensi farmakologis• Obat hipoglikemik oral (OHO)
– Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid– Penambah sensitivitas terhadap insulin:
metformin dan tiazolidindion– Penghambat glukoneogenesis (metformin)– Penghambat absorpsi glukosa: penghambat
glukosidase alfa (acarbose)• Insulin
Farmakologi
Masukan makanan
Pool glukosa ekstraselular
Transpor glukosa
Pemakaian glukosa sel
Diet
Alfa glukosidase inhibitorInsulin malam hari
Produksi glukosa hati ↑
Defisiensi Insulin
Resistensi Insulin
Sulfonilurea
Insulin
Metformin Troglitazone
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat hipoglikemik oral :o Terapi dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan secara
bertahapo Mengetahui bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obato Bila kombinasi dengan obat lain, pikirkan kemungkinan interaksi obato Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakan
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal, baru beralih ke insulin
o Usahakan agar harga obat terjangkau pasien
Nama Obat SULFONILUREA
Farmakokinetik dan Farmakodinamik
• Efek akut obat berbeda dengan efek pada pemakaian hangka panjang• GLIBENKLAMID:
• Akut : T ½ 4 jam• Jangka panjang (>12minggu) : T ½ 12 jam 1x/hari
Mekanisme kerja•Merangsang sel beta pankreas untuk melepas insulin yang tersimpan hanya untuk pasien yang masih mampu mensekresi insulin
Efek
• Berdasarkan lama kerjanya, dibagi menjadi 3 golongan:• gen 1: acetohexamide, tolbutamide, chlorpropamide• gen 2: glibenclamide, glipizide, gliclazide• gen 3: glimepiride
• Dimulai dari dosis rendah untuk menghindari efek hipoglikemia• Obat sebaiknya diberikan ½ jam sebelum makan karena diserap lebih baik
Efek Samping Hipoglikemi, m↑kan BB 4-6 kg, gangguan GIT, fotosensitifitas, gangguan enzim hati, flushing
Kontraindikasi DM tipe 1, hipersensitif terhadap sulfa, hamil dan menyusui
GOLONGAN SEKRETAGOK INSULIN
Nama Obat GLINID
Farmakokinetik danFarmakodinamik
• Mekanisme melalui reseptor SU dan mempunyai struktur yang mirip SU tetapi masa kerjanya lebih pendek (obat prandial)• Repaglinid dan nateglinid diabsorspsi dengan cepat setelah pemberian oral dan cepat dkeluarkan melalui metabolisme dalam hati 2-3 x/hari• Merupakan sekretagok yang khusus menurunkan glukosa postprandial dengan efek hipoglikemik yang minimal
PEMICU SEKRESI INSULIN (INSLUIN SEKRETAGOK)Golongan Sulfonilurea – meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas ; pilihan kedua setelah
metformin untuk pasien dewasa baru
Khlorpropamid Diekskresi melalui ginjalKI : pasien ggg. Ginjal dan pasien geriatri
Glibenklamid Efek hipoglikemik poten! jadwal makan ketat.Dalam batas tertentu boleh untuk pasien dengan ggg. fx hati dan ginjal
Glikasid Efek hipoglikemik sedangDapat diberikan pada ggg.an fx. Hati dan ginjal ringan
Glikuidon Efek hipoglikemik sedangDapat diberikan pada pasien dengan ggg.an fx hati dan ginjal lebih berat (krn diekskresi mll empedu dan usus)
Glipisid Menekan produksi glukosa hatiEfek lebih lama dari glibenklamid, lebih pendek dari khlorpropamid
Glimepirid Onset cepat, durasi panjang. Jarang menyebabkan hipoglikemikPasien usia lanjut, ggg.an ginjal diberikan obat ini.
Glinid – generasi baru (cara kerja = SU)
Repaglinid Derivat as. Benzoat, diekskresi melalui hati, diabsorpsi cepat pd pemberian oral. ES. : ggg.an GIT
Nateglinid Derivat fenilalanin, diekskresi melalui urin, diabsorpsi cepat pd pemberian oral. ES. : infeksi saluran pernafasan atas
Nama Obat BIGUANID ( metformin ) – sebagai terapi awal diabetes setelah diagnosis ditegakkan
Farmakokinetik dan Farmakodinamik
• Konsentrasi tertinggi di usus dan hati• Dikeluarkan melalui ginjal• Diberikan 2-3x/hari• Kadar tertinggi dalam darah setelah 2 jam
Mekanisme kerja
• M↓kan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat selular• M↓kan produksi glukosa hati• M↑kan pemakaian glukosa oleh sel usus m↓kan glukosa darah & menghambat absorpsi glukosa di usus sesudah makan• M↑kan pemakaian glukosa oleh jaringan peifer yang dipengaruhi AMPK • Stimulasi GLP-1 (Glucagon Like Peptide-1) menekan fungsi sel alfa pankreas mengurangi hiperglikemi saat puasa
Efek
• M↓kan BB, memperbaiki profil lipid dan m↓kan hiperinsulinemia monoterapi pilihan utama pada orang gemuk dengan dislipidemia dan resistensi insulin berat• Bila dengan monoterapi tidak berhasil, dapat dikombinasi dengan obat anti diabetik lain• Kombinasi SU m↓kan glukosa darah >> monoterapi• Kombinasi insulin pasien gemuk dengan hiperglikemia yang sukar dikendalikan
Efek Samping Gangguan GIT, asidosis laktat, anemia
Kontraindikasi Gangguan fungsi ginjal, gangguan hati, infeksi berat, alkoholik, gagal jantung
Pemberian Bersama makanan, dosis optimal 2000mg/hari
GOLONGAN INSULIN SENSITIZING
GOLONGAN INSULIN SENSITIZING
Nama Obat GLITAZONE (Thiazolidinediones)
Farmakokinetik dan Farmakodinamik
• Diabsorpsi • Konsentrasi tertinggi setelah 1-2 jam• T ½ rosiglitazone : 3-4 jam T ½ pioglitazone : 3-7 jam
Mekanisme kerja
• Merupakan agonist peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPRA 78γ) yang selektif dan poten • M↓kan glukotoksisitas & lipotoksisitas m↑kan efisiensi dan respon sel beta pankreas• Merangsang ekspresi GLUT 1, GLUT 4, p85γPI-3K dan UCP 2 memperbaiki sensitivitas insulin dan memperbaiki glikemia• Rosiglitazon m↑kan LDL & HDL, namun tidak pada trigliserida Pioglitazone efek netral pada LDL, m↓kan trigliserida, dan m↑kan HDL• M↓kan TD, m↑kan fibrinolisis dan memperbaiki fungsi endotel
Efek• Dapat sebagai monoterapi atau kombinasi dengan metformin dan sekretagok insulin• Kombinasi insulin m↑kan BB dan retensi cairan tidak disarankan
Efek Samping• M↑kan BB >> SU serta edema• Infeksi sal napas atas, sakit kepaka, anemia dilusional (p↓an Hb)• ALT & AST 3xN HENTIKAN TERAPI
Kontraindikasi Riwayat penyakit hati, gagal jantung kelas 3 & 4, edema
PENGHAMBAT ALFA GLUKOSIDASENama Obat ACARBOSE
Farmakokinetik danFarmakodinamik
• Mengalami metabolisme di sal pencernaan, terutama oleh flora mikrobiologis, hidrolisis intestinal dan aktivitas enzim pencernaan. Diekskresi melalui feses• Bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glukosidase dalam sal cerna m↓kan penyerapan glukosa dan m↓kan hiperglikemia postprandial
Mekanisme kerja
• Hambat enzim alfa glukosidase pada dinding eritrosit di proximal usus halus perlambat pemecahan & penyerapan KH kompleks hambatan pembentukan monosakarida intraluminal, menghambat & perpanjang p↑an glukosa darah pp, dan pengaruhi respon insulin plasma p↓an glukosa darah pp• Efektif untuk pasien dengan diet tinggi KH• Obat hanya mempengaruhi GD pad waktu makan, tidak untuk setelah itu• Monoterapi tidak merangsang sekresi insulin tidak hipoglikemia
Efek• Monoterapi atau kombinasi dengan insulin, metformin, glitazone atau sulfonilurea• Diberikan segera pada saat makanan utama• Terapi kombinasi dapat m↓kan glukosa darah >> monoterapi
Efek Samping Maldigesti karbohidrat: meteorismus, flatulence, diare
Kontraindikasi Irritable bowel syndrome, obstruksi sal cerna, sirosis hati, gangguan fungsi ginjal
Sediaan dan Dosis
• Sediaan : Oral• Dosis awal : 50 mg, dinaikkan bertahap• Dosis : 150 – 300mg/hari•Anjuran : suapan pertama makan langsung diberikan
GOLONGAN INCRETIN
Nama Obat Keterangan
PENGHAMBAT DIPEPTIDYL
PEPTIDASE IV( DPP-IV
INHIBITOR )
• Hambat enzim yang mendegradasi hormon inkretin endogen, hormon GLP-1 dan GIP dari usus meningkatkan sekresi insulin yang dirangsang glukosa, mengurangi sekresi glukagon dan memperlambat pengosongan lambung• Terdapat 2 macam penghambat DPP-IV yaitu sitagliptin dan vildagliptin• Sebagai terapi alternatif bila terdapat intoleransi pada pemakaian metformin atau pada usia lanjut • Tidak mengakibatkan hipoglikemia maupun kenaikan BB• Diberikan dosis tunggal,dapat sebagai monoterapi maupun kombinasi dengan metformin, glitazon atau SU•ES: nasofaringitis, p↑an risiko infeksi sal kemih, sakit kepala
GLP 1 MIMETIK & ANALOG
• Efektif menurunkan GD dengan cara merangsang sekresi inuslin dan menghambat sekresi glukagon• Memiliki ketahanan terhadap degradasi oleh enzim DPP-IV• Diberikan dalam bentuk injeksi subkutan 1-2x/hari• Contoh obat : exenatid beta suatu GLP-1 analog dalam bentuk suntikan
Prinsip pemberian insulin :• emergency beri regular
insulin.• Permulaan pemberian insulin
injeksi tunggal dengan intermediate acting insulin.
• Mulai dengan dosis kecil, dinaikkan perlahan-lahan.
• Untuk merubah dosis, tunggu beberapa hari - 1 minggu.
• Jika kontrol sukar, berikan intermediate acting insulin 2x/hari.
• Hindari terjadinya hipoglikemia
Indikasi insulin• DM tipe I• DM tipe II, bila OHO
gagal• Stress berat (infeksi
berat,operasi,stroke)• DM gestasional dan
penyandang DM yang hamil
• Ketoasidosis diabetik • Gangguan fungsi ginjal
atau hati yang berat • KI / alergi OHO
Insulin
Tipe insulin yg diproduksi & dikategorikan berdasarkan puncak & jangka waktu efeknya
• Insulin kerja singkat (Short acting) :– Insulin regular (satu2nya insulin yg cocok u/ pemberian IV)– Merupakan insulin jernih/larutan insulin– Yg beredar di Indonesia Actrapid, Humulin R
• Insulin kerja cepat (rapid acting) :– Cepat diabsorbsi– Insulin analog Novorapid, humalog & Apidra
• Insulin kerja sedang (intermediate acting) :– NPH Monotard, Insulatard & Humulin N– NPH mengandung protamin & sejumlah zink penyebab reaksi imunologik (urtikaria
pdd lokasi suntikan)• Insulin kerja panjang (long acting) :
– Kadar zink tinggi u/ memperpanjang waktu kerja– Yg termasuk jenis ini ultra lente
• Insulin kombinasi :– antara kerja singkat/cepat dng kerja sedang
Yg beredar di Indonesia :• Mixtard 30/70 dan Humulin 30/70• Kombinasi cepat & sedang Novomix 30/70 & Humalog mix 25/75
TIPE – TIPE INSULINInsulin kerja cepat (RAPID)
• cepat diabsorpsi• Novorapid, Humalog, Apidra
Insulin kerja singkat (SHORT)
•insulin reguler merupakan satu-satunya larutan insulin
•insulin reguler satu-satunya produk insulin cocok diberikan IV
• Actrapid, Humulin RInsulin kerja sedang •mengandung protamin dan zink yang
memiliki pengaruh imunologik (urtikaria)• Monotrad, insulatrad, humulin N
Insulin kerja panjang • punya kadar zink tinggi untuk memperpanjang waktu kerja, cth : ultralente• Insulin basal seperti Glargine (lantus), dan Detemivir (Levemir) tidak punya kadar puncak
Kriteria pengendalian DM (konsensus PERKENI 2006)
Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa (mg/dl) 80 – 109 110 – 125 > 126
Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 110 – 144 145 – 179 > 180
A1C % < 6,5 6,5 – 8 > 8
Kolestrol total (mg/dl) < 200 200 – 239 > 240
Kolestrol LDL (mg/dl) <100 100 – 129 > 130
Kolestrol HDL (mg/dl) > 45
Trigliserida (mg/dl) < 150 150 -199 > 200
IMT (kg/m2) 18,5 – 22,9 23 – 25 > 25
Tekanan darah (mmHg) < 130/80 130-140 / 80-90 > 140/90
• TERAPI NUTRISI MEDIS• AKTIVITAS FISIK• MONITORING• EDUKASI• OPERASI
TUJUAN TERAPI NUTRISI MEDIS
• Pertahankan kadar glukosa darah• Capai & pertahankan kadar lipid serum normal• Beri cukup energi u/ pertahankan atau mencapai
berat badan normal• Hindari atau tangani komplikasi akut pasien yg
menggunakan insulin (hipoglikemia), komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalh yg berhub dgn latihan jasmani
• Tingkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,status gizi, umur stres akut dan kegiatan jasmani
KEBUTUHAN KALORI UNTUK DIABETESI
DewasaKalori/kg BB ideal
Kerja santai sedang berat
Gemuk 25 30 35
Normal 35 35 40
Kurus 35 40 45-50
Anak ( 1 – 10 thn ) 75 – 100 Kkal/kgBB
Perhitungan kasar ( 8 + 2n ) n = umur dlm thn Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT):
Berat ideal : BMI 21 untuk wanita, BMI 22,5 untuk pria.
MONITORING • Dikenal jg SMBG (self-monitoring of blood glucose)• Dilakukan 8x/hari (pasien); rekomendasi : 4 atau
>/hari– tipe 1 sebelum makan & pada saat tidur – tipe 2 1-4x/hari sblum sarapan, sebelum atau
sesudah 2 jam menu utama tapi hanya 3 atau 4 hari/minggu
• Hasil ditulis dibuku • Akurasi tergantung alat dan pasien sendiri
MONITORING
• Pemeriksaan kadar glukosa darah• Pemeriksaan kadar glukosa urine• Pemeriksaan hiperglikemia kronik• Pemeriksaan keton urine• Pemantauan kadar glukosa sendiri• Pemantauan glukosa berkesinambungan
(PGB)
Kriteria pengendalian DM (konsensus PERKENI 2006)
Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa (mg/dl) 80 – 109 110 – 125 > 126
Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 110 – 144 145 – 179 > 180
A1C % < 6,5 6,5 – 8 > 8
Kolestrol total (mg/dl) < 200 200 – 239 > 240
Kolestrol LDL (mg/dl) <100 100 – 129 > 130
Kolestrol HDL (mg/dl) > 45
Trigliserida (mg/dl) < 150 150 -199 > 200
IMT (kg/m2) 18,5 – 22,9 23 – 25 > 25
Tekanan darah (mmHg) < 130/80 130-140 / 80-90 > 140/90
EDUKASI
Tujuan :1.Meningkatkan pengetahuan2.Mengubah sikap3.Mengubah perilaku serta meningkatkan
kepatuhan4.Meningkatkan kualitas hidup
EDUKASI
Memberikan edukasi tentang :• Perjalanan penyakit DM• Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan
DM• Penyulit DM dan resikonya• Intervensi farmakologis dan non farmakologis• Interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan
obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat2an lain
Komplikasi Akut DMHipoglikemi glukosa darah < 50mg/dL
TANDA – TANDA HIPOGLIKEMI
Stadium parasimpatik Lapar, mual, tekanan darah menurun
Stadium gangguan otak ringan Lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sederhana
Stadium simpatik Keringat dingin pada muka terutama hidung, bibir atau tangan, berdebar-debar
Stadium gangguan otak berat Koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang
PENGOBATAN HIPOGLIKEMI
Stadium permulaan (sadar) • pemberian gula murni (2 sendok makan) atau sirup, permen dan makanan yang mengandung hidrat arang
• stop obat hipoglikemik, periksa GDS
Stadium lanjut • penanganan harus cepat dan tepat•beri larutan glukosa 40% sebanyak 2 flakon IV setiap 10-20 menit•beri cairan dextrose 10% per infus 6 jam per kolf•bila belum teratasi, beri antagonis insulin (adrenalin, kortison atau glukagon)
Hiperglikemi dan KAD
Tanda KHAS HIPERGLIKEMI : Kesadaran menurun dan dehidrasi beratPada KAD : Hiperglikemi berat dengan ketosis ata asidosis
Dasar pengobatan hiperglikemi : pemberian cairan untuk mengatasi dehidrasi terutama untuk subkelompok HNK
Hiperglikemi non ketotik
HNK ditandai dengan hiperglikemi berat non ketotik atau asidosis ringan.
Pada keadaan lanjut dapat menjadi koma (sindrom hiperglikemik berat, hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa ketoasidosis
disertai menurunnya keasadaran)
Pengobatan utama : rehidrasi
KETOASIDOSIS DIABETIK
Glukagon ↑Insulin ↓
Jaringan lemak Hati Hati Jaringan tepi
Lipolisis ↑ Ketogenesis ↑ Glukoneogenesis ↑ Pengunaan glukosa ↓
Asidosis (ketosis)Asidosis (ketosis) Asidosis (ketosis)Asidosis (ketosis)
Dehidrasi
Diuresis osmotik
Hipovolemia
Ketoasidosis Diabetik
TAHAPAN PENGOBATAN KAD
PENGOBATAN HNK
Somogyi Effect• Is a unique combination of
hypoglycemia followed by rebound hyperglycemia.
• More common in individuals with type 1 diabetes.
• PathophysiologyHypoglycemia stimulates glucose counterregulation + excessive carbohydrate intake hyperglycemia.
• Clinical Manifestation Symptoms of hypoglycemia Ketonuria
Dawn Phenomenon• Is an early morning rise in
blood glucose concentration with no hypoglycemia during the night.
• Related to nocturnal elevations of GH.
• Altering the time and dose of insulin manages the problem.
Komplikasi Kronik• KOMPLIKASI MAKROVASKULAR
– (3 jenis komplikasi makrovaskular yg umum berkembang pada penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD)
– Kombinasi komplikasi makrovaskuler disebut sebagai : Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Syndrome, atau Insulin Resistance Syndrome
• KOMPLIKASI MIKROVASKULAR – retinopati – nefropati – neuropati
Pembuluh darah• Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau
sedang di jantung, otak, tungkai & penis.Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran
• Sirkulasi yg jelek menyebabkan penyembuhan luka yg jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, gangren kaki & tangan, impoten & infeksi
Ginjal• Penebalan pembuluh darah ginjal • Protein bocor ke dalam air kemih • Darah tidak disaring secara normal• Fungsi ginjal yg buruk
Gagal ginjal
Mata• Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina• Gangguan penglihatan & pada akhirnya bisa terjadi kebutaan
Stadium Retinopati Diabetikum• Stadium secara umum :
– Proliferatif dengan mikroaneurisma, perdarahan retina, eksudat, shunt, kelainan vena
– Proliferatif dg neovaskularisasi
• Stadium menurut Daniel Vaughan dkk :Stadium 1 Mikroaneurisma
Perdarahan bulat kecil di papil dan makulaVena sedikit melebar
Stadium 2 Vena melebarEksudat kecil, keras spt lilin, tersebar seperti bunga ( circinair )
Stadium 3 Std 2 + cotton wool patches akibat iskemi arteriola terminal
Stadium 4 Vena melebar, sianosis seperti sosis disertai sheating p.d. Perdarahan pada semua retina dan preretina
Stadium 5 Perdarahan besar di retina, preretina dan badan kaca Proliferasi retinitis ablasi retina kebutaan total
• Stadium Retinopati Diabetikum menurut FK UI :– Derajat I : mikroaneurisma tanpa fatty exudate pada
fundus okuli– Derajat II : mikroaneurisma, perdarahan bintik, bercak
dg / tanpa fatty exudat pd fundus okuli– Derajat III : mikroaneurisma, perdarahan bintik dan
bercak, neovaskularisasi, proliferasi pd fundus okuli
• Gejala :– Penurunan ketajaman penglihatan sentral yg
berlangsung perlahan bergantung lokaisasi, luas dan beratnya kelainan.
Saraf• Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisir secara normal & karena aliran darah
berkurang• Kelemahan tungkai yg terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan • Berkurangnya rasa, kesemutan & nyeri di tangan & kaki • Kerusakan saraf menahun
Sistem saraf otonom• Kerusakan pada saraf yg mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan• Tekanan darah yg naik-turun • Kesulitan menelan & perubahan fungsi pencernaan disertai serangan diare
Kulit• Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yg menyebabkan cedera berulang• Luka, infeksi dalam (ulkus diabetikum) • Penyembuhan luka yg jelek
Darah• Gangguan fungsi sel darah putih• Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih & kulit
Jaringan ikat• Gluka tidak dimetabolisir secara normal sehingga jaringan menebal atau berkontraksi• Sindroma terowongan karpal Kontraktur Dupuytren
PENCEGAHAN DM