22
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Bila Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita bahwa salah satu di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat adalah salam tidak diucapkan kecuali kepada orang-orang yang dikenal saja, dan kaum muslimin telah mengganti kalimat salam tersebut dengan kalimat-kalimat yang sama sekali jauh dari tuntunan sunnah, hari ini kabar beliau tersebut telah semakin nyata kebenarannya. Terbukti pada hari ini, sebagian kaum muslimin mengucapkan salam hanya kepada orang-orang tertentu saja dari kelompoknya, partainya, golongannya, kaumnya, sukunya, atau hanya kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Lebih dari itu, sebagian kaum muslimin yang mengaku dirinya sebagai akademisi muslim, sarjanawan muslim, cendekiawan muslim, dan para ilmuwan muslim yang belajar Islam kepada Barat dan para orientalis telah mengganti kalimat salam dengan kalimat-kalimat yang menurut mereka lebih modern, gaul, dan maju, dan sesuai dengan zaman hari ini, seperti ‘selamat pagi, selamat siang, selamat malam,

Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata kuliah ulumul hadits

Citation preview

Page 1: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

BAB I

PENDAHULAN

A.  Latar Belakang

Bila Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita bahwa salah satu di antara tanda-tanda

telah dekatnya hari kiamat adalah salam tidak diucapkan kecuali kepada orang-orang yang

dikenal saja, dan kaum muslimin telah mengganti kalimat salam tersebut dengan kalimat-

kalimat yang sama sekali jauh dari tuntunan sunnah, hari ini kabar beliau tersebut telah

semakin nyata kebenarannya.

Terbukti pada hari ini, sebagian kaum muslimin mengucapkan salam hanya kepada

orang-orang tertentu saja dari kelompoknya, partainya, golongannya, kaumnya, sukunya, atau

hanya kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Lebih dari itu, sebagian kaum muslimin

yang mengaku dirinya sebagai akademisi muslim, sarjanawan muslim, cendekiawan muslim,

dan para ilmuwan muslim yang belajar Islam kepada Barat dan para orientalis telah

mengganti kalimat salam dengan kalimat-kalimat yang menurut mereka lebih modern, gaul,

dan maju, dan sesuai dengan zaman hari ini, seperti ‘selamat pagi, selamat siang, selamat

malam, dan kalimat-kalimat lainnya’, yang tidak lain hanyalah adopsi dan impor dari Barat

dan orang-orang kafir.

Namun atas nama kemajuan, pluralis, liberalis, mereka katakan ini bagian dari pada

Islam dan bukti bahwa Islam sebagai dari rahmatan lil’alamin.

B.  Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini dilaksanakan oleh para mahasiswa yang memiliki

tujuan dan maksud tertentu. Adapun tujuan kami

1.      Menuntaskan tugas mata kuliah

2.      Mahasiswa dapat mengetahui makna dan hukum menyebarkan salam.

Page 2: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

3.      Mahasiswa dapat memahami makna dari salam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari – hari.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Salam

Secara harfiah salam berasal dari kata salima- Yasiamu-Salaamatan, yang berarti

selamat. Lafad ini dipakai dalam beberapa ayat Al-Quran, misalnya pada QS. Al-An’am:54,

yang artinya ; “ Apabila orang – orang yang beriman kepada ayat – ayat Kami itu datang

kepadamu, maka katakanlah; “ Salaamun’Alaikum ( Mudah – mudahan Allah melimpahkan

keselamatan atas kamu), Tuhan-mu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang.”Kata

salam yang merupakan isim mashdar dari kata salima memiliki makna yang cukup banyak,

diantaranya keselamatan, kedamaian, ketenteraman, penghormatan, ketundukan dan ketaatan.

Inilah makna – makna harfiah yang ada dalam salam. Dari kata salima muncul kata aslama

yang artinya menyelamatkan, mendamaikan, menenudukkan, dan seterusnya.1[1] Dari kata

aslama inilah muncul kata islam yang kemudian menjadi nama dari agama kita .

Al-jarjani mendifinisikan salam sebagai selamatnya seseorang dari bencana baik di

dunia maupun di akhirat (tajarrud al-nafsi’an al-mihnati al-darain).2[2] Dari definisi ini

dijelaskan bahwa salam merupakan tujuan utama dari Islam, yakni selamatnya seorang

Muslim di dunia dan di akhirat. Salam juga merupakan doa yang berisi permohonan kepada

Allah Swt. Agar orang yang diberi salam memperoleh keselamatan di dunia maupun di

akhirat.

1[1]munawwir, 1984:699.

2[2]al-Jarjani, 1988: 120

Page 3: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

Betapa pentingnya memberi salam. Karena salam juga merupakan salah satu dari

nama-nama Allah. Banyak menyebarkan salam berarti banyak menyebut nama Allah , yang

dijelaskan dalam :

1.      Al Quran

ع�ظ�يم�ا ا �ج�ر� و�أ ة� م�غ�ف�ر� �ه�م� ل �ه� الل �ع�د� أ ات� �ر� و�الذ�اك ا �ير� �ث ك �ه� الل �ر�ين� و�الذ�اك

“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (mengingat) Allah, Allah telah

menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. AL-Ahzab: 35)

Allah SWT berfirman : “ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memasuki

rumah bukan rumhamu sebelum meminta izin dan member salam kepada penguninya. Yang

demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat” (An Nuur [24]: 27).3[3]

Allah SWT berfirman: “…Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari ) rumah–

rumah (ini) hendaklah kamu member salam kepada dirimu sendiri. Salam yang ditetapkan

dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat–ayat (Nya)

bagimu, agar kamu memahaminya” (An Nuur)

2.      Hadist

(BM: 1559) : ص�ل�ى �ه� �لل ا س�ول� ر� ق�ال� ق�ال� �ه�، ع�ن الله� ض�ي� ر� - م ال� س� �ن� ب �ه� �لل ا �د� ع�ب ع�ن�

! « : ، ح�ام� ر�� �أل� ا �وا و�ص�ل ، م� ال� �لس� ا وا �ف�ش� أ �اس� �لن ا 8ه�ا ي

� أ �ا ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� .» و�ص�ح�ح�ه� >ر�م�ذ�ي: �لت ا خ�ر�ج�ه�

� أ - م �س�ال� �ة�ب �ج�ن �ل �واا �د�خ�ل ت ،Bام� �ي ن �اس� �ل�و�الن �ي �الل 8واب و�ص�ل �لط�ع�ام�، ط�ع�م�واا� و�أ

Dari Abdullah bin Salam ‘anhu, ia berkata: Rasulullah şallaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan laksanakanlah şalat pada saat manusia tertidur niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (Sunan At-Tirmiżiy ĥadīś no. 2409)

3[3]An Nuur [24]: 27

Page 4: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

- الل�ه� ول� س ر� أ�ل� س� ال� ج ر� أ�ن� ر�و ع�م� ب�ن� الل�ه� ع�ب�د� ع�ن�

- تط�ع�م ال� ق� ي�ر# خ� ال�م� اإل�س� ى)أ� وسلم عليه الله صلى

ت�ع�ر�ف� ل�م� و�م�ن� ف�ت� ع�ر� م�ن� ع�ل�ى ال�م� الس� أ ر� ت�ق� و� ، الط�ع�ام�

Dari Abdullah bin Amr, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, "Islam

bagaimanakah yang lebih baik?" Maka beliau menjawab, "Memberi makan dan mengucap

salam kepada orang yang engkau kenal dan tidak engkau kenal." ( HR. Bukhari).

Salah satu hak seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah mengucapkan salam

ketika bertemu. ( H.R. Bukhari dan Muslim )

Rasulullah saw bersabda: “Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika

kalian lakukan akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” ( H.R. Muslim)

“Sebarkanlah salam, niscaya kalian akan selamat.” ( H.R. Ahmad )

“Ibadahilah Ar-Rahman, berikan makanan dan sebarkan salam, niscaya kalian akan

masuk ke dalam surga dengan selamat.” ( HR. At-Tirmidzi )

Rasulullah Saw bersabda:"Demi Dia yang diriku berada di tangan-Nya! Kalian tidak

akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling

berkasih-sayang. Maukah kalian saya tunjukkan suatu perkara yang apabila kalian kerjakan,

maka akan tumbuh rasa kasih-sayang di antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian!"

(HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda:"Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah

makanan,sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia lain tengah tertidur;

niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat sejahtera" (At Tirmidzi).

3.      Sunnah Para Nabi dan Rasul

Page 5: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Ketika Allah telah

menjadikan Adam, maka Allah memerintahkan:"Pergilah kepada para Malaikat dan ucapkan

salam kepada mereka yang tengah duduk. Dengarkanlah jawaban salam mereka, karena itu

akan menjadi ucapan salam bagi kamu dan anak cucumu kelak!" Maka pergilah Nabi Adam

dan mengucapkan:"Asalaamu ‘alaikum!" Para Malaikat

menjawab:"Assalaamu ‘alaika warahmatullaah!" Mereka menambah warahmatullaah"

(HR. Bukhary dan Muslim).

Al Qur'an menceritakan kisah Ibrahim AS:"(Ingatlah) ketika mereka msuk ke

tempatnya lalu mengucapkan:"Salaaman", Ibrahim menjawab:"Salaamun" ..." (Qs

AdzDzaariyaat).4[4]

4.      Perilaku Para Sahabat

Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab pernah datang ke rumah Abdullah Bin Umar; lalu keduanya

pergi ke pasar. Ketika keduanya sampai di pasar, tidaklah Abdullah Bin Umar menemui

tukang rombeng, penjual toko, orang miskin dan siapa saja melainkan mesti memberi salam

kepada mereka.

Suatu hari, Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab datang lagi ke rumah Abdullah Bin Umar,

dan diajak lagi ke pasar. Maka Thufail bertanya:"Perlu apa kita ke pasar? Kamu sendiri

bukanlah seorang pedagang dan tidak ada kepentingan menanyakan harga barang atau

menawar barang.Lebih baik bila kita duduk bercengkerama di sini". Abdullah Bin Umar

menjawab:"Hai Abu Bathn! Sebenarnya kita pergi ke pasar hanya untuk memasyarakatkan

salam. Kita beri salam kepada siapa saja yang kita temui di sana!" (Imam Malik dalam kitab

Al Muwatha' dengan sanad shahih).

B.  Hukum

1.      Mengucapkan Salam

4[4]AdzDzaariyaat[51]:25

Page 6: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

Hukum mengucapkan salam adalah sunnah yang dikuatkan (sunnah mu'akadah).

Rasulullah SAW bersabda:"Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya,

maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang

pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan

salam kepadanya" (HR. Abu Daud).

Ketika menyampaikan salam, hendaknya seseorang memperdengarkan ucapan

salamnya. Diriwayatkan oleh Tsabit bin ‘Ubaid rahimahullahu :

: الله� �د� ن ع� م�ن� Bة� ي �ح� ت �ه�ا �ن ف�إ م�ع�، س�� ف�أ �م�ت� ل س� �ذ�ا إ ف�ق�ال� ع�م�ر� �ن� ب الله� �د� ع�ب �ه� ف�ي ا ل�س� م�ج� �ت� �ي �ت أ

Bة� >ب ط�ي Bة� ك �ار� م�ب

Aku pernah mendatangi suatu majelis yang di situ ada Abdullah bin Umar RA. Maka

beliau berkata, ‘Apabila engkau mengucapkan salam, perdengarkan ucapanmu. Karena

ucapan salam itu penghormatan dari sisi Allah yang penuh berkah dan kebaikan’.” (HR. Al-

Bukhari).

2.      Menjawab Salam

Sedangkan hukum menjawab salam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah

SWT:"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik

atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu"

(An Nisaa' [4]: 86).

3.      Ucapan Salam

Ucapan salam yang lengkap adalah "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi

wabarakaatuh" yang artinya "semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah Allah

dilimpahkan kepada kalian". Ucapan salam ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW

ketika beliau tengah bersama isterinya, ‘Aisyah RA, beliau bersabda:"Ini Jibril mengucapkan

salam kepada kamu". Maka ‘Aisyah RA menjawab:"Wa ‘alaihissalaam warahmatullaahi

wabarakaatuh" (HR. Bukhary dan Muslim).

Page 7: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

Idealnya seorang Muslim mengucapkan salam dengan lengkap, tetapi tetap

diperkenankan seseorang untuk mengucapkan salam:

a.       Assalamu’alaikum

b.      Assalaamu’alaikum warahmatullaah,

c.       Assalaamu’alaikum warahmatullaah wabarakaatuh (lengkap)

Semakin lengkap ucapan salam seorang, maka semakin banyak pula keutamaan yang

diraihnya. Imran Bin Hushain RA menceritakan tentang seseorang yang mendatangi

Rasulullah SAW dan mengucapkan salam:"Assalaamu ‘alaikum!" Rasulullah SAW

menjawab salam tersebut, dan kemudian memberikan komentar:"Sepuluh!" Kemudian datang

orang lain yang mengucapkan salam:"Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah!" Rasulullah

SAW menjawab dan kemudian memberikan komentar:"Duapuluh!" Dan datanglah orang

ketiga dan mengucapkan salam:"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh!" Maka

Rasulullah SAW menjawab:"Tigapuluh!" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Demikianlah, semakin lengkap ucapan salam seseorang, akan semakin banyak pula

keutamaan yang dia peroleh.

4.      Ucapan Balasan Salam

Sedangkan jawaban salam, minimal setara dengan ucapan salam; dan kalau bisa,

malah dilebihkan. Allah Ta'ala berfirman:" Apabila kamu dihormati dengan suatu

penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.

Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisaa' [4]: 86).Sehingga jawaban

salam yang disyari'atkan adalah:

a.    Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum" maka jawaban minimal adalah

"Wa'alaikumussalaam", jawaban lebih adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan

jawaban lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh".

Page 8: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

b.    Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah" maka jawaban minimal

adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan jawaban lengkapnya adalah

"Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh".

c.    Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" maka

jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh"

C.  Adab Salam

Adapun adab (tata cara) mengucapkan dan menjawab salam telah dijelaskan pula

dalam banyak Hadist, secara sistematis sebagai berikut;

1.            Kalimat Salam

Hadist dari Imran Bin Hushain ra, seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan

mengucapkan “ASSALAMU’ALAI-KUM”, maka dijawab oleh Nabi SAW, lalu ia duduk.

Nabi bersabda; “ (Pahalany)Sepuluh.” Kemudian datang lagi seorang yang lain member

salam "Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullaah", Setelah nabi menjawabnya, ia bersabda ; “

Dua Puluh”Kemudian datang orang yang ketiga dan mengucapkan "Assalaamu ‘Alaikum

Warahmatullaahi Wabarakaatuh"maka Nabi SAW menjawabnya dan bersabda ; Tiga

puluh.”

Dari hadist ini, kita bias menyimpulkan, ada tiga kalimat salam dengan masing –

masing keutamaannya. Kemudian jika seseorang menitip salam kepada kita untuk

disampaikna kepada yang lain, maka hal ini juga pernah terjadi, sebagaimana dijelaskan

dalam hadist dari Aisyah RA; Rasullullah SAW memberitahukan saya bahwa Jibril

menyampaikan salam lewat dia untuk saya, maka saya jawab; Wa’alaihissalam

Warahmatullahi Wabarakatuh.”

Dalam Kitab “Zaadul Ma’ad”, Ibnul Qayim menjelaskan; “ Apabila seseorang

menyampaikan salam kepadamu dari orang lain (titip salam), maka jawablah untuk yang

Page 9: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

menitip dan yang menyampaikan salam tersebut.” Jadi kalimatnya, “Wa’alaihi Wa’alaikum

Salam Warahmatullahi Wabarakatuh”

2.            Adab Memberi Salam

Secara umum, mengucapakan atau memberi salam lebih baik dilakukan tanpa

mempertimbangkan waktu dan tempat, berdasarkan sabda Rasulullah SAW; Sebaik-baiknya

manusia di sisi Allah ialah orang yang memulai mengucapkan salam.” Hadist lainnya, “

Seseorang bertanya;” Ya Rasulallah, kalau dua orang yang bertemu, manakah di antara

keduanya yang harus mendahului memeberi salam? Rasulullah SAW menjawab: Ialah orang

yang paling dekat kepada Allah”. Ada beebrapa adab yang harus diperhatikan dalam

menyebarkan salam, yaitu :

1.      Urutan Salam

Sabda Rasulullah SAW :

a. Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan

b.Orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk

c. Rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang lebih banyak

d.  Memberi salam kepada anak kecil

e. Memberi salam antara lelaki dan perempuan

f. Yang meninggalkan tempat member salam kepada yang ditinggal.

g.Ketika pergi meninggalkan atau pulang kerumah, ucapakanlah salam meski tak

seorang pun ada dirumah (malaikat yang akan menjawab).

h.Jika bertemu berulang – ulang maka ucapkanlah salam setiap kali ketemu.

Pengecualian kewajiban menjawab salam:

1.   Ketika sedang salat. Membalas ucapan salam ketika salat membatalkan salatnya.

2.   Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang sedang

mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan kitab-kitab Islam.

Page 10: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

3.   Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi.

Sikap dasar seorang Muslim adalah mencoba memaklumi orang lain dan tidak

meminta untuk dimaklumi. Urutan salam inipun tidak harus menjadikan kita minta untuk

dimaklumi. Misal orang tua sama sekali tidak mau memberi salam kepada yang lebih muda,

dan menuntut supaya anak-anak muda itu yang harus terlebih dahulu mengucapkan salam

kepadanya. Sikap tuntutan seperti ini tentu saja berlebih-lebihan.Mestinya seorang Muslim

tidak terjebak dengan sikap kekanak-kanakan seperti ini.

2.      Mendahului Salam

Terlepas dari urutan dalam memberi salam, Rasulullah SAW mengajarkan untuk

mendahului dalam memberi salam. Diharapkan kita tidak pasif dalam mengucapkan salam,

yaitu sekedar menanti datangnya ucapan salam dari orang lain. Diharapkan pula kita tidak

menjadi orang yang suka menuntut orang lain untuk mengucapkan salam duluan. Rasulullah

SAW mengajarkan, justru yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia.

Sabdanya:"Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam (HR.

Abu Daud dan Tirmidzi).

Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:"Ya Rasulullah, jika dua orang

bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu memberi salam?"

Rasulullah SAW menjawab:"Yang lebih dekat kepada Allah (yang berhak terlebih dahulu

memberi salam)" (HR. tirmidzi).

3.      Menjawab Setara atau Lebih

Apabila ada seseorang yang memberi salam kepada kita, maka idealnya kita

memberikan jawaban yang sama (setara). Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada

kita:"Assalaamu ‘alaikum warahmatuulaah!" Minimal kita harus

menjawab:"Wa'alaikumussalaam warahmatullaah!"

Page 11: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

Lebih utama lagi, apabila kita memberikan jawaban yang lebih daripada ucapan salam

tersebut. Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada kita:"Assalaamu ‘alaikum

warahmatuulaah!" Maka akan lebih baik apabila kita menjawab:"Wa'alaikumussalaam

warahmatullaahi wabaraakatuh!"

Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala:"Apabila kamu dihormati dengan suatu

penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.

Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu".5[5]

Jawaban salam masih kurang setara apabila kita memberi jawaban:"Wa'alaikum

salaam ...!" Harusnya, jawaban itu adalah:"Wa ‘alaikumus salaam ...!" Perbedaan antara

keduanya adalah: salaam dan as salaam. Kata salaam berarti keselamatan, sedangkan kata as

salaam memiliki makna seluruh keselamatan.Tentu saja tidak setara antara keselamatan dan

seluruh keselamatan.Jawaban "Wa'alaikum salaam ..." mempunyai makna keselamatan atas

kalian; sedangkan jawaban "wa ‘alaikumus salaam ..." mempunyai makna seluruh

keselamatan atas kalian. Tentu saja jawaban "Wa'alaikum salaam (keselamatan atas

kalian)..." tidak setara apabila pemberi salam megucapkan:"Assalaamu ‘alaikum (Seluruh

keselamatan atas kalian).

D.  Keutamaan Salam

a.    Mengucapkan salam merupakan salah satu perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala

dan Rasul-Nya Shallallaahu alaihi wa Sallam, sebagaimana dalam hadits Barra’ bin Azib, ia

berkata: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam memerintahkan kami untuk melakukan

tujuh perkara, yaitu; menjenguk orang yang sakit, mengikuti jenazah, mendo’akan orang

bersin yang mengucapkan alhamdulillah, membantu orang yang lemah, menolong orang yang

dizhalimi, mengucapkan salam dan memenuhi sumpah.” (Muttafaq alaih).

5[5]An Nisaa' [4]: 86

Page 12: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

b.    Menimbulkan kasih sayang antar sesama, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu

Hurairah ra Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan tidak beriman sehingga kamu

saling mencintai. Dan maukah aku tunjukkan suatu perbuatan yang bisa membuatmu saling

mencintai; yaitu tebarkan salam antar sesamamu.” (HR. al Bukhari - Muslim).

c.    Merupakan amalan yang terbaik dalam Islam. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra,

seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam: “Apakah amalan

yang paling baik dalam Islam?” Beliau menjawab:

“Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang telah kamu kenal

maupun yang belum kamu kenal”. (HR. al Bukhari - Muslim).

d.   Mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah, sebagaimana firmanNya:

“Maka ketika kamu masuk rumah, ucapkan salam untuk dirimu sebagai penghormatan dari

Allah yang berisi berkat dan kebaikan.” 6[6]

e.    Termasuk di antara perbuatan yang bisa memasukkan pelakunya ke dalam surga.

Abu Yusuf Abdullah bin Salam Radhiallaahu anhu berkata; saya pernah mendengar

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

”Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, lakukan silaturrahim, dan

shalatlah ketika orang lain tidur malam, maka engkau akan masuk ke surga dengan selamat.”

(HR. At Tirmidzi, dia berkata: “hasan shahih”).Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW

bersabda :

�م�و�ه� �ت ف�ع�ل �ذ�ا إ ي�ء- ش� ع�ل�ى �م� 8ك �د�ل أ � و�ال� أ 8وا، اب �ح� ت �ى ح�ت �وا �ؤ�م�ن ت � و�ال �وا، �ؤ�م�ن ت �ى ح�ت �ة� ن �ج� ال ل�ون� �د�خ� ت � ال

�م� �ك �ن �ي ب �م� ال الس� وا �ف�ش� أ ؟ �م� �ت �ب اب �ح� ت

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan

beriman hingga kalian bisa saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan terhadap satu

6[6]An-Nur: 61

Page 13: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

amalan yang bila kalian mengerjakannya kalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah

salam di antara kalian.” (HR. Muslim)7[7]

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Demikian yang semestinya dilakukan oleh setiap orang tua dan kaummuslimindalam

menanamkan kebiasaan ini. Begitu pula hendaknya yang ditempuh oleh seorang pengajar yang

mendidik anak-anak. Dinasihatkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu: “Seorang pengajar

apabila memasuki kelas hendaknya mengucapkan salam dengan mengatakan ح�م�ة� و�ر� �م� �ك �ي ع�ل �م� ال الس�

�ه� �ات ك �ر� و�ب ,الله� dan hendaknya dia mengetahui bahwa ini adalah perilaku Islami yang agung, yang

memperkuat ikatan cinta dan kepercayaan di antara murid, maupun antara pengajar dengan

muridnya.”

Beliau menambahkan: “Tidak sepantasnya salam yang diucapkan itu berupa kalimat ‘selamat

pagi’ atau ‘selamat sore’. Namun tidak mengapa bila setelah mengucapkan salam dia ucapkan

perkataan itu dengan sedikit perubahan, seperti misalnya ‘Semoga Allah berikan kebaikan padamu

pagi ini’, sehingga ucapan itu mengandung makna doa….”

Inilah tuntunan Islam dalam mempererat hubungan persaudaraan di antara kaum muslimin.

Tentunya, harus kita tinggalkan kebiasaan-kebiasaan yang jauh dari tuntunan Rasulullah SAW.

Sebagai gantinya, menghidupkan sunnah yang demikian benderang ini dalam kehidupan kita dan

anak-anak kita. Wallahu A’lam.

B.     Saran

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama yaitu mendapatkan keridhoan dari Tuhan Yang

Maha Esa dan dapat terjalin tali persaudaraan sesama umat khususnya muslim, maka seharusnya

1.    Diharapkan semua kalangan dapat mengerti yang terkandung dalam makalah kami, agar

kita bisa memahami tentang ajaran islam yaitu meyebarkan salam.

7[7]HR. Muslim no. 192

Page 14: Hadits tentang salam,Rifki Aminuddin

2.    Dengan membaca makalah ini tentang menyebarkan salam, seharusnya kita dapat

menerapkan dalam kehidupan sehari – hari sesuai dengan sunnah Rasulallah SAW Karena secara

tidak langsung kita dtelah menyebarkan kebaikan dengan mendoakan keselamatan orang lain dan diri

kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

HR at-Tirmidzi (2694), Kitab Permohonan Izin dan Adab dari Rasulullah, Pasal Dalil

tentang Keutamaan Orang yang Memulai Memberi Salam.

HR Abu Dawud (5197), Kitab Adab, Pasal Tentang Keutamaan Orang yang Memulai

Memberi Salam. Dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah (VII: 3382), Takhrij al-Misykah

(III: 4646), Shahih at-Targhib (III: 2703), dan Shahih al-Jami (I: 2011).

http://suarakomunitas.net/baca/5123/keutamaan--menyebarkan--salam.html

rahmathttp://blog.re.or.id/menyebarkan-salam.htm

http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/tebarkan-salam.html

Masyhuri, ʻAbdul ʻAziz. Masalah keagamaan: hasil muktamar dan munas ulama

Nahdhatul Ulama kesatu-1928 s/d ketiga puluh, 2000. Agromedia Pustaka, 2004. hlm. 106.

ISBN 9793762098 .ISBN 9789793762098