44

Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)
Page 2: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)
Page 3: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Identifikasi TumbuhanIdentifikasi Tumbuhan(Determinasi, Pengenalan)(Determinasi, Pengenalan)

Penentuan nama tbh-an serta Penentuan nama tbh-an serta penempatannya secara benar di dlm penempatannya secara benar di dlm sistem klasifikasi tbh-ansistem klasifikasi tbh-an..

Dua macam identifikasi :Dua macam identifikasi :1.1. Thdp.tbh-an yg belum dikenal di dlm dunia ilmu Thdp.tbh-an yg belum dikenal di dlm dunia ilmu

pengetahuan (belum memiliki nama ilmiah)pengetahuan (belum memiliki nama ilmiah)2.2. Thdp.tbh-an yg sudah dikenal dlm dunia ilmu Thdp.tbh-an yg sudah dikenal dlm dunia ilmu

pengetahuan(namun kita belum tahu namanya)pengetahuan(namun kita belum tahu namanya)

Page 4: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya

(dicocokkan atau dipersamakan).

DETERMINASIDETERMINASI

Page 5: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Teknik identifikasi:

1. Bertanya langsung kepada ahlinya2. Mencocokkan dengan herbarium3. Mencocokkan dengan uraian dan

gambar dalam buku flora atau monografi

4. Menggunakan kunci identifikasi

Page 6: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Beberapa pengertian:Beberapa pengertian: Herbarium:Herbarium:

- Bagian tbh-an atau spesimen yg diawetkan- Bagian tbh-an atau spesimen yg diawetkan

- Tempat penyimpanan spesimen yg telah - Tempat penyimpanan spesimen yg telah

diawetkandiawetkan

Herbarium

Herbarium Bogoriense, Cibinong

Page 7: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Buku Flora: Menguraikan flora suatu wilayah/kawasan Misal: -Flora of Java I – III (1948) by Backer & Van den Brink -Flora of Cibodas -Flora MalesianaMonografi: Menguraikan flora suatu takson tertentu Misal: - Larissey, M.M.1940. Monograph of Genus Baptisia - Monograph of Dipterocarpaceae

Untuk keperluan identifikasi, spesiemen yang kita bawa dari lapangan harus dikeringkan

terlebih dahulu

Page 8: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Kunci Identifikasi :Kunci Identifikasi : Analisis buatan yg berisi ciri-ciri khas Analisis buatan yg berisi ciri-ciri khas

suatu takson tbh-an yang disusun suatu takson tbh-an yang disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu diantara dua pilihan, dan memilih satu diantara dua pilihan, dan akhirnya dapat ditentukan nama atau akhirnya dapat ditentukan nama atau identitas takson tumbuhan tersebutidentitas takson tumbuhan tersebut

Page 9: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Kunci IdentifikasiKunci Identifikasi Ada dua bentuk:Ada dua bentuk:1.1. Bentuk Sejajar (Paralel)Bentuk Sejajar (Paralel)

2.2. Bentuk BertakikBentuk Bertakik

Persyaratan:Persyaratan:1.1. Berisi dua pernyataan bertentanganBerisi dua pernyataan bertentangan

2.2. Dimulai dengan pernyataan ttg sifat atau Dimulai dengan pernyataan ttg sifat atau nama organ tbh-an yg samanama organ tbh-an yg sama

3.3. Hindari pernyatan negatif (kata tidak atau Hindari pernyatan negatif (kata tidak atau bukan)bukan)

4.4. Jumlah nomor (pasangan pernyataan) Jumlah nomor (pasangan pernyataan) adalah n-1, dimana n = jumlah taksonadalah n-1, dimana n = jumlah takson

Page 10: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Contoh:Contoh:

Penyusunan kunci identifikasi utk 5 Penyusunan kunci identifikasi utk 5 spesies berdasarkan pada sifat morfologi spesies berdasarkan pada sifat morfologi daun.daun.

1.1. Gmelina arborea Gmelina arborea (Gmelina)(Gmelina)

2.2. Caesalpinia pulcherrima Caesalpinia pulcherrima (Kembang merak)(Kembang merak)

3.3. Chrysophyllum cainito Chrysophyllum cainito (Sawo duren)(Sawo duren)

4.4. Artocarpus heterophyllus Artocarpus heterophyllus (Nangka)(Nangka)

5.5. Swietenia macrophyllaSwietenia macrophylla (Mahoni) (Mahoni)

Langkah 1: uraikan sifat morfologi daun tiap Langkah 1: uraikan sifat morfologi daun tiap

jenis, kemudian buat bagannya, baru ditulis.jenis, kemudian buat bagannya, baru ditulis.

Page 11: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Rincian sifat morfologi daun:Rincian sifat morfologi daun:

1. 1. G. arborea G. arborea : tunggal, opposite: tunggal, opposite

2. 2. C. pulcherrima C. pulcherrima : mjk menyirip ganda 2, : mjk menyirip ganda 2, alternatealternate

33. C. cainito . C. cainito : tunggal, alt.distichous, : tunggal, alt.distichous,

bag. bwh. berwarna bag. bwh. berwarna cokelatcokelat

4. 4. A.heterophyllus A.heterophyllus : tunggal, alternate, : tunggal, alternate,

bag. bwh. hijaubag. bwh. hijau

5. 5. S. macrophylla S. macrophylla : mjk menyirip ganda 1, : mjk menyirip ganda 1, alternatealternate

Page 12: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Langkah 2: Membuat bagan kunci (konsep)Langkah 2: Membuat bagan kunci (konsep)

(1)(1)

D.mjk (2)

D.tgl (3)

Menyirip gd.1

Menyirip gd.2

S. macrophylla

C.pulcherrima

Opposite G. arborea

Alternate, Alt.distich.(4)

Bag.bwh hijau

Bag.bwh cokelat

A.hetero-phyllus

C.cainito

Page 13: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Kunci Identifikasi bentuk SejajarKunci Identifikasi bentuk Sejajar

1. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 21. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 2

b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3

2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. 2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. S. macrophyllaS. macrophylla

b. Menyirip ganda 2 ………………………. b. Menyirip ganda 2 ………………………. C. pulcherrimaC. pulcherrima

3. a. Tata daun opposite ……………………. 3. a. Tata daun opposite ……………………. G. arboreaG. arborea

b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4

4. a. Bag. bawah berwarna hijau…………. 4. a. Bag. bawah berwarna hijau…………. A.heterophyllusA.heterophyllus

b. Bag. Bawah berwarna cokelat ……… b. Bag. Bawah berwarna cokelat ……… C. cainitoC. cainito

Page 14: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Kunci Identifikasi bentuk BertakikKunci Identifikasi bentuk Bertakik

1. a.Komposisi daun majemuk ………………………………….. 21. a.Komposisi daun majemuk ………………………………….. 2

2. a. Menyirip ganda 1 …………………………2. a. Menyirip ganda 1 …………………………S. macrophyllaS. macrophylla

b. Menyirip ganda 2 …………………………b. Menyirip ganda 2 …………………………C. pulcherrimaC. pulcherrima

1. b. Komposisi daun tunggal …………………………………… 31. b. Komposisi daun tunggal …………………………………… 3

3. a. Tata daun opposite …………………………… 3. a. Tata daun opposite …………………………… G. arboreaG. arborea

b.Tata daun alternate atau alternate distichous……… 4b.Tata daun alternate atau alternate distichous……… 4

4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………….4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………….A.heterophyllusA.heterophyllus

b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………..b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………..C. cainitoC. cainito

Page 15: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)
Page 16: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

TATA NAMA (NOMENKLATUR)Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau tatanama.

Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature).

Tujuan utama sistem ini adalah menciptakan satu nama untuk setiap takson

Kode tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang mantap dalam pemberian nama bagi kesatuan-kesatuan taksonomi, menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin menyebabkan kesalahan atau keragu-raguan atau yang menyebabkan timbulnya kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan

Page 17: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

SEJARAH TATANAMA TUMBUHAN SEJARAH TATANAMA TUMBUHAN

Sejak tahun 1753 sistim polynomial digantikan dengan binomial sejak publikasi “systema plantarum” oleh Carolus Linnaeus dan berlaku secara internasional.

Sistim binomial yaitu sistim penamaan dimana nama jenis terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama marga dan kata kedua merupakan penunjuk jenis atau spesies epithet. Contoh: Hibiscus tiliaceus

Lahirnya nama ilmiah disebabkan beberapa faktor:1.Beranekaragamnya nama biasa sehingga tidak berlaku umum2.Beragam nama pendek nama panjang Misal : Sambucus Sambucus nigra (sambucus hitam) Sambucus fructu in umbello nigro (sambucus dengan buah berwarna hitam yang tersusun dalam rangkaian seperti payung) Sambucus caule ramoso floribus umbellatus (sambucus dengan batang berkayu yang bercabang-cabang dan bunga yang tersusun sebagai payung) 3.Banyak sinonim (dua nama atau lebih) Misal ketela pohon dalam bahasa jawa: tela pohong, tela kaspa, tela jendral, menyok.4.Banyak homonima misalnya lidah buaya5.Nama lokal sulit diterima oleh dunia internasional

Page 18: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Nama daerah atau nama umum memiliki beberapa kelemahan yaitu:

Tidak bersifat menyeluruh atau hanya terbatas pengertiannya pada orang-orang sebahasa saja. Misalnya “gedang” dalam bahasa Madura berarti pisang, sedangkan dalam bahasa Sunda pepayalah yang dimaksud.

Nama-nama umum biasanya tidak memberikan informasi yang menunjukkan hubungan kekerabatan, tidak bisa digunakan untuk membedakan bangsa, suku, atau taksa lainnya.

Jika suatu tanaman terkenal, kemungkinan mempunyai banyak nama umum.

Kadang-kadang dua atau lebih tanaman yang berbeda mempunyai nama umum yang sama atau sebaliknya

Banyak jenis khususnya yang langka tidak mempunyai nama umum

NAMA UMUM

Page 19: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Nama ilmiah adalah “nama-nama dalam bahasa yang diperlakukan sebagai Nama ilmiah adalah “nama-nama dalam bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya kata yang bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya kata yang digunakan untuk nama tadi”. digunakan untuk nama tadi”.

Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah bahwa penentuan, pemberian Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah bahwa penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk setiap golongan tumbuhan dapat dilakukan atau cara pemakaiannya untuk setiap golongan tumbuhan dapat dilakukan berdasarkan suatu aturan atau sistim tatanama (Rifai, 1973). berdasarkan suatu aturan atau sistim tatanama (Rifai, 1973).

NAMA ILMIAH

Page 20: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Perbandingan Nama Lokal dan Nama IlmiahPerbandingan Nama Lokal dan Nama Ilmiah

Nama Lokal :Nama Lokal :

1.1. Tdk mengikuti Tdk mengikuti ketentuan manapunketentuan manapun

2.2. Dlm bhs.setempatDlm bhs.setempat

3.3. Berlaku lokalBerlaku lokal4.4. Mudah dilafalkanMudah dilafalkan5.5. Tdk jelas utk Tdk jelas utk

kategori takson yg kategori takson yg manamana

6.6. Satu takson dpt Satu takson dpt memiliki lebih dari memiliki lebih dari satu namasatu nama

Nama Ilmiah :Nama Ilmiah :

1.1. Diatur oleh KITTDiatur oleh KITT

2.2. Dlm bhs.Latin atau yg Dlm bhs.Latin atau yg diperlakukan sbg diperlakukan sbg bhs.Latinbhs.Latin

3.3. Berlaku internasionalBerlaku internasional

4.4. Relatif sukar Relatif sukar dilafalkandilafalkan

5.5. Utk kategori takson Utk kategori takson tertentutertentu

6.6. Utk setiap takson Utk setiap takson hanya ada satu nama hanya ada satu nama yg benar (“yg benar (“correct”)correct”)

Page 21: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewan

Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.

Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada publikasi berikutnya.

Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama yang benar.

Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin

Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil. Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai

atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis, aslinya bukan di Cina. Perubahan nama hanya boleh dilakukan bila sudah betul-betul diteliti taksonominya

PRINSIP DAN PERATURAN TATANAMA TUMBUHAN

Page 22: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

1. Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)2. Divisi (divisio -phyta)3. Anak divisi (sub divisio -phytina) 4. Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)5. Anak kelas (subclassis –idea)6. Bangsa (ordo –ales)7. Anak bangsa (subordo –ineae)8. Suku (familia –aceae)9. Anak suku (subfamilia –oideae)10. Puak (tribus –eae)

TINGKAT KESATUAN TAKSONOMI

Tingkat-tingkat kesatuan taksonomi (dalam urutan menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya):

Page 23: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

11. Anak puak (subtribus –inae) 12. Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di

bawahnya tidak diseragamkan akhirannya) 13. Anak marga (subgenus) 14. Seksi (sectio) 15. Anak seksi (subsectio) 16. Deret (series) 17. Anak deret (subseries) 18. Jenis (species) 19. Anak jenis (sub species)20. Varietas (varietas)21. Anak varietas (subvarietas)22. Forma (forma)23. Anak forma (subforma)

Page 24: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Holotipe (= holotypus), ialah suatu spesimen atau unsur lain yang dipakai oleh seorang pengarang atau ditunjuk olehnya sebagai dasar waktu pertama kali mengusulkan nama jenis baru. Selama holotipe masih ada, penerapan nama yang bersangkutan dengannya dapat dipastikan secara otomatis. Kalau pengarang yang mempertelakan suatu takson tidak menentukan holotipe, atau kalau holotipe hilang maka tipe pengganti atau tipe baru dapat ditunjuk untuk menggantikannya.

Tipe pengganti (= Lectotype), ialah suatu spesimen atau unsur lain dari spesimen-spesimen asli (isotipe atau sintipe) yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe tidak ditentukan atau holotipe hilang atau hancur.

TIPE TATANAMA TUMBUHAN

Suatu tipe tatanama adalah salah satu unsur penyusun takson yang selalu dikaitkan dengan nama takson yang bersangkutan untuk selama-lamanya.

Page 25: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

SATU TAKSON SATU NAMA

Salah satu asas penting dalam Kode Tatanama yaitu kesatuan taksonomi hanya boleh mempunyai satu nama ilmiah yang tepat, yaitu nama tertua yang sesuai dengan peraturan-peraturan.

Isotipe (= Isotype), ialah duplikat (bagian dari suatu nomor koleksi yang dikumpulkan dalam waktu yang sama) dari holotipe.

Sintipe (= Syntypus), ialah salah satu daripada beberapa spesimen atau contoh yang disebutkan pengarang kalau holotipe tidak ditentukan, atau slah satu daripada beberapa spesimen yang bersama-sama ditunjuk sebagai tipe.

Tipe baru (= Neotypus), ialah spesimen yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe hilang atau rusak dan tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak adanya isotope atau sintipe.

Page 26: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Tatanama TumbuhanTatanama Tumbuhan : : Pemberian nama tumbuhan yang benar Pemberian nama tumbuhan yang benar

sesuai dgn Kode Internasional Tatanama sesuai dgn Kode Internasional Tatanama tumbuhan.tumbuhan.

Setiap jenis pohon memiliki :Setiap jenis pohon memiliki : 1.Nama lokal1.Nama lokal 2.Nama perdagangan2.Nama perdagangan 3.Nama ilmiah 3.Nama ilmiah

Nama ilmiah diatur oleh : Kode Nama ilmiah diatur oleh : Kode Internasional Tata nama Tumbuhan Internasional Tata nama Tumbuhan ((International Code of Botanical International Code of Botanical Numenclature)Numenclature)

Page 27: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Contoh nama lokal:Contoh nama lokal: PepayaPepaya GedangGedang PisangPisang Meranti Meranti

mengandung informasi pentingmengandung informasi penting

Contoh nama perdagangan:Contoh nama perdagangan:

Meranti (marga Meranti (marga ShoreaShorea)) Kamper (marga Kamper (marga DryobalanopsDryobalanops)) Mahoni (marga Mahoni (marga SwieteniaSwietenia)) Jati (Jati (Tectona grandisTectona grandis))

Page 28: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Tatanama takson menurut tingkatannyaTatanama takson menurut tingkatannya

Kategori akhiran ContohKategori akhiran Contoh

Divisio - phyta Divisio - phyta SpermatophytaSpermatophyta

Sub-divisio - phytina Sub-divisio - phytina AngiospermaeAngiospermae

Classis Classis - - opsida opsida Dicotyledoneae Dicotyledoneae

Sub-classis - ideaSub-classis - idea

Ordo - ales Ordo - ales RosalesRosales

Sub-ordo - ineaeSub-ordo - ineae

Familia - aceae Familia - aceae FabaceaeFabaceae

Sub-familia - oideae Sub-familia - oideae MimosoideaeMimosoideae

Tribus - eaeTribus - eae

Sub-tribus - inaeSub-tribus - inae

Genus -- Genus -- AcaciaAcacia

Species -- Species -- Acacia mangiumAcacia mangium

Page 29: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Nama SukuNama Suku Dibentuk dari nama salah satu marganya Dibentuk dari nama salah satu marganya

(marga tipe) dan ditambah akhiran –(marga tipe) dan ditambah akhiran –aceaeaceae Misal:- Meliaceae (dari nama marga Misal:- Meliaceae (dari nama marga MeliaMelia)) - Dipterocarpaceae (dari marga - Dipterocarpaceae (dari marga

DipterocarpusDipterocarpus)) - Anacardiaceae (dari marga - Anacardiaceae (dari marga AnacardiumAnacardium))

Nama MargaNama Marga Dibentuk dari sumber mana saja, bebas Dibentuk dari sumber mana saja, bebas

menurut kehendak si pencipta namamenurut kehendak si pencipta nama

- dari nama orang:- dari nama orang: > > AlstoniaAlstonia (dari nama C. Alston) (dari nama C. Alston) > > CaesalpiniaCaesalpinia (dari nama Caesalpino) (dari nama Caesalpino)

Page 30: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

- - dari nama lokal:dari nama lokal: DurioDurio (dari durian) (dari durian) CanariumCanarium (dari kenari) (dari kenari) SindoraSindora (dari sindur) (dari sindur)

- dari sifat morfologi :- dari sifat morfologi :

> > Pterocarpus Pterocarpus (pteros= sayap, carpus = (pteros= sayap, carpus = buah)buah)

> > Dipterocarpus Dipterocarpus (di = dua)(di = dua)

Page 31: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Nama jenis (spesies)Nama jenis (spesies) Suatu kombinasi ganda yang terdiri atas Suatu kombinasi ganda yang terdiri atas

nama marga yg diikuti oleh penunjuk jenisnama marga yg diikuti oleh penunjuk jenis Dikenal juga dg. Sistem BinomialDikenal juga dg. Sistem Binomial Contoh :Contoh :

> > Tectona grandisTectona grandis

> > Gmelina arboreaGmelina arborea

nama marga penunjuk jenisnama marga penunjuk jenis

Penunjuk jenis, harus:Penunjuk jenis, harus:- Tdk boleh sama dgn nama marganyaTdk boleh sama dgn nama marganya- Disatukan atau diberi tanda hubung bila terdiri dari Disatukan atau diberi tanda hubung bila terdiri dari

dua suku kata, contoh : dua suku kata, contoh : Hibiscus rosasinensisHibiscus rosasinensis, atau, atau- Hibiscus rosa-sinensisHibiscus rosa-sinensis

Page 32: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :

1. Genus

2. Spesies epithet (penunjuk jenis)

3. Author

Contoh : Daucus carota L.

Nicotiana tabacum L.

Nama-nama genera

Penunjuk Jenis

Author

Penamaan cultivar dan varietas

KOMPOSISI NAMA ILMIAH

Page 33: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Sumber penunjuk jenisSumber penunjuk jenis

> > Nama tempat/pulau:Nama tempat/pulau: - - Shorea javanica - Diospyros celebicaShorea javanica - Diospyros celebica - Aleurites moluccana - Agathis borneensis- Aleurites moluccana - Agathis borneensis

> Nama lokal :> Nama lokal :- Stelechocarpus burahol- Stelechocarpus burahol- Carica papaya- Carica papaya

Sifat morfologi :Sifat morfologi : - - Diospyros cauliflora - Mallotus Diospyros cauliflora - Mallotus

oblongifolia oblongifolia - Casuarina equisetifolia - Acacia - Casuarina equisetifolia - Acacia

auriculiformisauriculiformis

Tempat tumbuh (habitat):Tempat tumbuh (habitat): - - Ficus montanaFicus montana - - Heritiera littoralisHeritiera littoralis - - Madhuca vulcanicaMadhuca vulcanica

Page 34: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Manfaat Sistem Binomial:Manfaat Sistem Binomial:

Penulisan dan penyebutan nama jenis/spesies Penulisan dan penyebutan nama jenis/spesies menjadi mudah dan sederhana, sehingga menjadi mudah dan sederhana, sehingga komunikasi lebih efektif.komunikasi lebih efektif.

Contoh: pada awal abad ke 17 Contoh: pada awal abad ke 17 Caspar BauhinCaspar Bauhin (botanist Swiss) memberi nama ilmiah utk (botanist Swiss) memberi nama ilmiah utk tomat tomat adalah : adalah : “ Solanum pemiferum fructo “ Solanum pemiferum fructo rotundorotundo striato molli”striato molli” ((Tbh-an Solanum (terung) Tbh-an Solanum (terung) yg berbuah lebat, buahnya bulat beralur-alur dan yg berbuah lebat, buahnya bulat beralur-alur dan lunaklunak))

Dgn Sistem Binomial yg dikembangkan sejak Dgn Sistem Binomial yg dikembangkan sejak th.1753 oleh th.1753 oleh Carolus LinnaeusCarolus Linnaeus (botanist (botanist Swedia) dlm bukunya Swedia) dlm bukunya Species PlantarumSpecies Plantarum, , nama tomat menjadi nama tomat menjadi “Solanum “Solanum lycopersicum”lycopersicum”

Page 35: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Judul Buku Karya C.Linnaeus

Page 36: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Nama authorNama author (nama pengarang):(nama pengarang):

hendaknya dicantumkan dibelakang nama hendaknya dicantumkan dibelakang nama jenis, terutama dalam karya ilmiah. Nama jenis, terutama dalam karya ilmiah. Nama author tsb dapat disingkat, kecuali bila author tsb dapat disingkat, kecuali bila sangat pendek.sangat pendek.

Misal : Misal : - TusamTusam ( (Pinus merkusiiPinus merkusii Jungh. et De Jungh. et De

VrieseVriese))

- - SengonSengon ( (Paraserianthes falcatariaParaserianthes falcataria (L.) (L.) NielsenNielsen))

Page 37: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Revisi (Perubahan) Nama JenisRevisi (Perubahan) Nama Jenis

Sebagai upaya menemukan nama yg paling Sebagai upaya menemukan nama yg paling benar (benar (correctcorrect))

Misal:- nama ilmiah Misal:- nama ilmiah sengonsengon:: Albizzia falcataAlbizzia falcata Backer Backer Albizia falcatariaAlbizia falcataria Forsberg Forsberg Paraserianthes falcatariaParaserianthes falcataria (L.)Nielsen (L.)Nielsen

- nama ilmiah - nama ilmiah cengkehcengkeh:: Eugenia aromaticaEugenia aromatica (L.)Baill.(L.)Baill.

Eugenia caryophyllusEugenia caryophyllus (Spreng.)Bullock & (Spreng.)Bullock & HarrisonHarrison

Syzygium aromaticumSyzygium aromaticum (L.)Merr. & Perry (L.)Merr. & Perry

Page 38: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)
Page 39: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Perkembangan Sistem KlasifikasiPerkembangan Sistem Klasifikasi1. Sistem Tertua1. Sistem Tertua - Tbh-an penghasil bahan pangan- Tbh-an penghasil bahan pangan - Tbh-an penghasil bahan sandang- Tbh-an penghasil bahan sandang - Tbh-an penghasil obat-obatan- Tbh-an penghasil obat-obatan

2. Sistem Habitus (s.d. abad 17)2. Sistem Habitus (s.d. abad 17) a. Theophrastusa. Theophrastus - Pohon - Pohon - Semak- Semak - Herba- Herba

b. John Ray (1628-1705)b. John Ray (1628-1705) 1.Herba:-Imperfectae1.Herba:-Imperfectae -Perfectae : --Perfectae : -

DicotyledonesDicotyledones --

MonocotyledonesMonocotyledones 2.Arbores (Tbh-an berkayu):2.Arbores (Tbh-an berkayu): -Dicotyledones-Dicotyledones -Monocotyledones-Monocotyledones

Page 40: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

3. Sistem Numerik3. Sistem Numerik Dasar : jumlah stamen, penyatuan Dasar : jumlah stamen, penyatuan dan panjang stamendan panjang stamen

(Dipelopori oleh Carolus Linnaeus, abad (Dipelopori oleh Carolus Linnaeus, abad ke 17)ke 17)

Kelas 1: Kelas 1: MonoandriaMonoandria Kelas 2: Kelas 2: DiandriaDiandria dst.dst. Kelas 10: Kelas 10: DecandriaDecandria dst.dst. Kelas 24: Kelas 24: CryptogamiaCryptogamia (lumut, (lumut,

jamur, jamur, dan ganggang)dan ganggang)

Page 41: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

4. Sistem Alam4. Sistem Alam Tidak sekedar menyederhanakan obyek Tidak sekedar menyederhanakan obyek

studi, namun ingin mencerminkan apa yg studi, namun ingin mencerminkan apa yg sebenarnya dikehendaki oleh alamsebenarnya dikehendaki oleh alam

dipelopori oleh A.L. de Jussieu (1748-dipelopori oleh A.L. de Jussieu (1748-1836)1836)

I. I. AcotyledoneaeAcotyledoneae (terdiri dari: 1 kelas dg. 6 suku: jamur, (terdiri dari: 1 kelas dg. 6 suku: jamur,

paku- paku- pakuan, lumut dan ganggang)pakuan, lumut dan ganggang) II. II. MonocotyledoneaeMonocotyledoneae (terdiri dari 3 kelas dg. 16 suku)(terdiri dari 3 kelas dg. 16 suku)

III. III. DicotyledoneaeDicotyledoneae

Page 42: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

5. Sistem Filogenetika5. Sistem Filogenetika Menciptakan penggolongan tbh-an Menciptakan penggolongan tbh-an

sekaligus juga mencerminkan urut-urutan sekaligus juga mencerminkan urut-urutan golongan itu dlm perkembangan golongan itu dlm perkembangan filogenetiknya yg menunjukkan tingkat filogenetiknya yg menunjukkan tingkat kekerabatankekerabatan

Lahir setelah muncul Teori Evolusi dari Lahir setelah muncul Teori Evolusi dari Charles Darwin (dlm bukunya Charles Darwin (dlm bukunya The Origin The Origin of Speciesof Species) : bahwa “mahluk hidup yg ) : bahwa “mahluk hidup yg ada sekarang merupakan hasil evolusi dari ada sekarang merupakan hasil evolusi dari bentuk yg sederhana menjadi bentuk yg bentuk yg sederhana menjadi bentuk yg kompleks”kompleks”

Contoh : Sistem Klasifikasi ciptaan Engler Contoh : Sistem Klasifikasi ciptaan Engler dan Prantl (abad 19 – kini) yg banyak dan Prantl (abad 19 – kini) yg banyak dianut.dianut.

Page 43: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)

Sistem KlasifikasiSistem Klasifikasi ENGLER & PRANTL ENGLER & PRANTL

Kerajaan Tumbuhan dibagi ke dlm 13 divisiKerajaan Tumbuhan dibagi ke dlm 13 divisi

Divisi I – XI : Divisi I – XI : ThallophytaThallophyta (ganggang dan jamur)(ganggang dan jamur)

Divisi XII : Divisi XII : Embryophyta AsiphonogamaeEmbryophyta Asiphonogamae Sub-divisi : A. Bryophyta (lumut)Sub-divisi : A. Bryophyta (lumut) B. Pteridophyta (paku-B. Pteridophyta (paku-

pakuan)pakuan)

Divisi XIII : Divisi XIII : Embryophyta SiphonogamaeEmbryophyta Siphonogamae (Spermatophyta)(Spermatophyta)

Sub-divisi : A. GymnospermaeSub-divisi : A. Gymnospermae B. AngiospermaeB. Angiospermae Kelas : 1. MonocotyledoneaeKelas : 1. Monocotyledoneae 2. Dicotyledoneae2. Dicotyledoneae

Page 44: Taksonomi tumbuhan 2 (BOTANI)