37
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2014 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Thin Layer Chromatography (TLC)

Kromatografi lapis tipis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kromatografi lapis tipis

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2014

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Thin Layer Chromatography (TLC)

Page 2: Kromatografi lapis tipis

Anggota Kelompok:

1. Luthfi Soni Kurnia (121140034)

2. Yolanda Ester Pandiangan (121140035)

3. Hafis Maulana (121140036)

4. Otis Tan (121140037)

5. Dwi Andriani (121140038)

6. M. Aldi Rahmansyah (121140039)

7. Siti Nuzul Isrizkyah (121140040)

Page 3: Kromatografi lapis tipis

KROMATOGRAFI????

Kromatografi adalah teknikpemisahan campuran didasarkanatas perbedaan distribusi darikomponen-komponen campurantersebut diantara dua fase.

Page 4: Kromatografi lapis tipis

KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen

Page 5: Kromatografi lapis tipis

Sejarah Kromatografi Lapis Tipis

1906: Michael Tswer (ahli botani Rusia) memperkenalkan krpmatografi.

1938: N.A Ismailov dan M.S Shcraiber memperkenalkan teknik KLT, meneteskan alkohol ke ekstrak tanaman medis pada lapisan kering.

1947: digunakan lapis tipis yang disokong dengan kaca berpori

1956: ditemukan metoda fasa diam dan fasa gerak, KLT mulai berkembang.

1958: KLT masih kalah dibanding GC, KLT mulai diperkenalkan kembali dan dilakukan penelitian lebih dalam selama 5 tahun.

1965: lebih dari 45.000 publikasi ilmiah menggunakan KLT

Page 6: Kromatografi lapis tipis

Penggunaan KLT

1. Untuk penentuan jumlah komponen dalamcampuran.2. Untuk penentuan identitas antara dua

campuran. 3. Untuk memonitor perkembangan reaksi. 4. Untuk penentuan keefektifan pemurnian. 5. Untuk menentukan pelarut yang sesuai untuk pemisahan kolom 6. Untuk memantau kemajuan kromatografi kolom .

Page 7: Kromatografi lapis tipis

Pada KLT, identifikasi senyawa dapat dilakukan denganmenghitung harga RfRf pembanding vs Rf sampel

Harga Rf dipengaruhi oleh : 1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan2. Sifat penyerap dan derajad aktivitasnya3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap4. Pelarut (dan derajad kemurniannya) fasa bergerak5. Derajad kejenuhan dalam uap6. Teknik percobaan7. Jumlah cuplikan yang digunakan8. Suhu9. Kesetimbangan

Harga Rx atau Rstd = Jarak yang ditempuh senyawa yang tidak diketahuiJarak yang ditempuh senyawa standart yang diketahui

Page 8: Kromatografi lapis tipis

Prinsip Kerja KLT

Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.

Page 9: Kromatografi lapis tipis

Alat-alat

Page 10: Kromatografi lapis tipis

KLT Reagen Semprot

Page 11: Kromatografi lapis tipis

Lemari Semprot untuk Asam Sulfuric Semprot

Page 12: Kromatografi lapis tipis

Sebuah TLC otomatis Plat Sampler

Page 13: Kromatografi lapis tipis

Plat

Syarat plat yang baik:

Harus bersifat inert

Terbuat dari kaca, aluminium, dan plastik

Pemilihan berdasarkan temperatur operasi dan jenis pelarut

Page 14: Kromatografi lapis tipis

Plat kaca

Page 15: Kromatografi lapis tipis

Plat aluminium

Page 16: Kromatografi lapis tipis

Plat Kertas

Page 17: Kromatografi lapis tipis

Fasa Diam (adsorben/lapisan penyerap)

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya.

Page 18: Kromatografi lapis tipis

Fase diam yang biasa digunakan

•Silika gel

•Alumina

•Magnesium Trisilikat

•Kalsium Sulfat(K2SO4)

•Kieselghur

•Selulosa

Page 19: Kromatografi lapis tipis

SILIKA GEL Sifat polar

Silika gel G

Silika gel GF254

Silika gel H/silika gel N

Silika gel S

Silika gel PF 254 & 366

Silika gel F254

Page 20: Kromatografi lapis tipis

Alumina Kurang polar

Alumina Al2O3

Alumina G

Alumina F

Alumina H

Alumina P

Alumina HF

Page 21: Kromatografi lapis tipis
Page 22: Kromatografi lapis tipis

Sifat-sifat dasar beberapa adsorben untuk TLC

Adsorben Keasaman Aktivitas Efek Pemisahan

Senyawa Yang Dapat Dipisahkan

Silika gel Asam Aktif Adsorbsi + Partisi

Hampir semuazat

Alumina Basis Aktif Adsorbsi + Partisi

Steroid, senyawa bersifat basis

Magnesium Trisilikat

- Lemah Adsorbsi Karetonoid, toko ferol

Kalsium Sulfat (K2SO4)

- Lemah Adsorbsi Asam lemak, gliserida

Kieselghur Netral Inaktif Partisi Gula, farmasetika

Page 23: Kromatografi lapis tipis

Fase Gerak

Petroleum eter

Petroleum dietileter

Metanol

Etil asetat

Kloroform CHCl3 / 119,38

Asetonitril

Benzena C6H6 / 78,11

Karbon tetraklorida CCl4 / 153,82

Page 24: Kromatografi lapis tipis

Bagaimana mendapatkan komposisi fase gerak (eluen)yang baik untuk KLT????

1. Cari di pustaka (jika ada)

2. Jika tidak ada, cari yang sifatnya mirip

3. Jika tidak ada yang mirip lakukan percobaan

a. Lakukan eluasi dengan fase gerak paling non polar

b. Lakukan kenaikan kepolaran secara gradien

c. Evaluasi hasil, dan tentukan komposisi yang paling baik

Page 25: Kromatografi lapis tipis

Penampak Bercak kimia, berdasarkan sifatnya:

1. Permanen: Asam sulfat pekat dan ninhidrin

2. Sementara: Uap Iodium

Penampak Bercak kimia, berdasarkan spesifisitasnya:

1. Spesifik:

ninhidrin: untuk zat dengan atom N (protein,Alkaloid dll)

2. Umum:

Uap Iodium, Asam sulfat pekat (hampir semua zat)

Page 26: Kromatografi lapis tipis

1.Menggunakan pendarflourFase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supayamenghasilkan pendaran flour ketikadiberikan sinar ultraviolet (UV).

Pendaran ini ditutupi pada posisi dimanabercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampakberwarna jika dilihat dengan mata. Ketikasinar UV diberikan pada lempengan, akantimbul pendaran dari posisi yang berbedadengan posisi bercak-bercak. Bercaktampak sebagai bidang kecil yang gelap.

Analisis Sampel yang Tidak Berwarna

–Ultraviolet light at 254 nm (shortwave UV).

–Long wave UV (340 nm) is used less commonly.

Page 27: Kromatografi lapis tipis

2. Penunjukkan bercak secara kimia

Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya denganzat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkandari campuran asam amino.

Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan denganlarutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklatatau ungu.

Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dankemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelaskimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristaliodium.

Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak padakromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercakdaripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagaibercak-bercak kecoklatan.

sebelum disemprot ninhidrin

setelah disemprot ninhidrin

Page 28: Kromatografi lapis tipis
Page 29: Kromatografi lapis tipis

Teknik Standard Pemisahan KLT

1. Lapisan tipis adsorben dibuat pada permukaan plat kaca atau plat lain

2. Tebal lapisan adsorben tergantung penggunaan, biasanya 250 mikro

3. Larutan campuran senyawa yang akan dipisahkan diteteskan pada kira-kira 1,5 cm dari bagian bawah plat dengan pipet mikro atau syringe

4. Zat pelarut yang terdapat pada sampel yang diteteskan, kemudian diuapkan lebih dahulu

5. Plat kromatografi dikembangkan dengan mencelupkan pada tangki yang berisi campuran zat pelrut

6. Tinggi permukaan zat pelarut dalam tangki harus lebih rendah dari letak tetesan sampel pada plat kromatografi

7. Masing-masing komponen senyawa dalam sampel akan bergerak ke atas dengan kecepatan yang berbeda

8. Mulai pemilihan adsorben sampai identifikasi masing-masing komponen yang telah terpisah

Page 30: Kromatografi lapis tipis

Metode Pengembangan (Development) padaKLT

Berdasar arah pengembangan

Menaik

Menurun

Berdasarkan Dimensi

Pengembangan 1 dimensi

> 1 tahap

> lebih dari 1 tahap

Pengembangan 2 dimensi

Page 31: Kromatografi lapis tipis

Metode normal Pengembangan plat KLT

Page 32: Kromatografi lapis tipis

peralatan untuk penjenuhan plat KLT

Page 33: Kromatografi lapis tipis

Efek Penjenuhan plat pengembangan plat

Page 34: Kromatografi lapis tipis

Berdasarkan jenis fase, pengembangan dibagi:

•Fase normal adalah istilah yang digunakan ketika fase diam adalah kutub ; untuk gel silika misalnya , dan fase gerak adalah pelarut organik atau campuran pelarut organik yang kurang polar daripada fase diam .

•Fase terbalik adalah istilah yang digunakan ketika fase diam adalah silika terikat dengan substrat organik seperti rantai panjang asam alifatik seperti C - 18 dan fase gerak adalah campuran air dan pelarut organik yang lebih polar daripada fase diam .

Contoh fase normal: KLT dengan fase diam Silikadan fase gerak petroleum eter

Contoh fase terbalik: KLT dengan fase diam C-18 dengan fase gerak metanol

Page 35: Kromatografi lapis tipis

Kelebihan KLT

1. KLT lebih banyak digunakan untuk tujuan analisis.

2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.

3. Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi.

4.Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

5.Hanya membutuhkan sedikit pelarut.

6. Biaya yang dibutuhkan terjangkau.

7. Jumlah perlengkapan sedikit.

8. Preparasi sample yang mudah

9. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan metode kertas tidak bisa (Gandjar dan Rohman, 2007).

10. Waktu analisis singkat

Page 36: Kromatografi lapis tipis

Kekurangan KLT

1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang diharapkan.

2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.

3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun

Page 37: Kromatografi lapis tipis